Anda di halaman 1dari 88

EVALUASI PROGRAM UPAYA MENINGKATKAN SKRINING

FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR


DI POSBINDU KELURAHAN PELA MAMPANG

Disusun Oleh:
Chika Dhia Salsabila (030.14.037)
Nadia Sani Amalia (030.14.135)
Nur Dwi Hayati Mahmud (030.14.148)

Pembimbing :
dr. Novia Indriani, M.Epid
dr. Chitra Rasjmi Cara
dr. Ali
dr. Fany Azhar

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PUSKESMAS KELURAHAN PELA MAMPANG
PERIODE 19 AGUSTUS 2019 – 26 OKTOBER 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahuwata’ala karena


atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal tugas evaluasi
program yang berjudul Upaya Meningkatkan Skrining Faktor Risiko Penyakit Tidak
Menular di Posbindu Kelurahan Pela Mampang. Tugas ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Jakarta.
Dalam kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini, terutama
kepada:
1. dr. Chitra Rasjmi Cara, selaku kepala Puskesmas kelurahan pela mampang sekaligus
selaku dokter pembimbing di Puskesmas Kelurahan Pela Mampang.
2. dr. Fani Azhar selaku pembimbing di Puskesmas kelurahan pela mampang.
Penulis menyadari dalam pembuatan tugas ini masih banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun guna
menyempurnakan tugas ini sangat penulis harapkan.
Demikian yang penulis dapat sampaikan, semoga tugas ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan dapat membuka wawasan serta ilmu pengetahuan kita.

Jakarta, September 2019

Tim Penulis

i
LEMBAR PENGESAHAN

EVALUASI PROGRAM UPAYA MENINGKATKAN SKRINING


FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR
DI POSBINDU KELURAHAN PELA MAMPANG

Diajukan untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan


Masyarakat Universitas Trisakti
Periode 19 Agustus 2019 – 29 Oktober 2019
Di Puskesmas Kelurahan Pela Mampang, Mampang, Jakarta Selatan

Disusun oleh:
Chika Dhia Salsabila (030.14.037)
Nadia Sani Amalia (030.14.135)
Nur Dwi Hayati Mahmud (030.14.148)

Jakarta, September 2019

Pembimbing Fakultas, Pembimbing Puskesmas,

dr. Novia Indriani, M.Epid dr. Chitra Asjmi Cara

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar belakang ......................................................................................... 1
1.2 Perumusan masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan evaluasi program ......................................................................... 3
1.4 Manfaat evaluasi program ....................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………4
2.1 Pengertian PTM ........................................................................................ 4
2.2 Epidemologi Penyakit Tidak Menular .................................................... 4
2.3 Skrining Penyakit Tidak Menular ............................................................ 4
2.4 Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular .................................................... 5
2.5 Jenis Penyakit Tidak Menular .................................................................. 6
2.6 Pencegahan Jenis Penyakit Tidak Menular .............................................. 7
2.7 Strategi Penanggulangan Penyakit Tidak Menular .................................. 8
BAB III DATA UMUM DAN DATA KHUSUS PUSKESMAS KELURAHAN
PELA MAMPANG ..................................................................................................... 10
3.1 Data umum Puskesmas Kelurahan Pela Mampang .............................. 10
3.1.1 Data wilayah kerja Puskesmas Kelurahan PelaMampang................. 10
3.1.2 Data demografi Puskesmas Kelurahan Pela Mampang ........... 11
3.1.3 Gambaran umum Puskesmas Kelurahan Pela Mampang......... 13
3.1.4 Program Pelayanan Kesehatan Kelurahan Pela Mampang ...... 15
3.1.5 Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas dan Pengembangan ........ 21
3.1.6 Data 10 Penyakit Terbanyak .................................................... 21
3.1.7 Visi dan Misi puskesmas Kelurahan Pela Mampang ............... 22
3.1.8 Struktur Organisasi dan Deskripsi ........................................... 22
3.1.2 Data khusus program ..................................................................... 24

iii
BAB IV ANALISIS MASALAH, PEMECAHAN MASALAH, DAN
METODE DIAGNOSIS KOMUNITAS .................................................................... 28
4.1 Alur pemecahan masalah ................................................................. 28
4.2 Identifikasi cakupan program .......................................................... 30
4.3 Penentuan prioritas masalah ............................................................ 31
4.4 Kerangka pikir masalah ................................................................... 35
4.5 Penentuan prioritas masalah ............................................................ 36
4.6 Urutan prioritas masalah .................................................................. 37
4.7 Konfirmasi kemungkinan penyebab masalah .................................. 37
4.8 Penentuan alternatif pemecahan masalah ........................................ 41
4.9 Penentuan prioritas pemecahan masalah kriteria matriks ................ 43
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 46

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas
Kelurahan Pela Mampang I Tahun 2017…………………………………………..11
Tabel 2. Data Pemeluk Agama di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Pela
MampangTahun 2017……………………………………………………………...13
Tabel 3. Keadaan Sosial Ekonomi dan Budaya……………………………………13
Tabel 4. Hasil Kegiatan Pelayanan KIA Tahun 2018……………………………...16
Tabel 5. Pencapaian Peserta KB Tahun 2018……………………………………..16
Tabel 6. Jumlah Bayi yang di Imunisasi Selama Tahun 2018…………………….17
Tabel 7. Indikator Gizi SelamaTahun 2018……………………………………….18
Tabel 8. Program Promosi Kesehatan……………………………………………..18
Tabel 9. Sarana dan Prasarana…………………………………………………….22
Tabel 10 Rekapitulasi Data Pegawai Menurut Agama……………………………23
Tabel 11. Rekapitulasi Data Pegawai Menurut JenisKelamin…………………….23
Tabel 12. Rekapitulasi Data Pegawai Menurut Jenjang Pendidikan……………...23
Tabel 13. Rekapitulasi Ketenagaan Puskesmas Kelurahan Pela Mampang………23
Tabel 14. Indikator Tingkat Indvidu ……………………………………………..27
Tabel 15. Daftar Pencapaian Program Pengembangan Puskesmas Kelurahan Pela
Mampang 2018 ………………………………………………………………...….30
Tabel 16. Besarnya Masalah……………………………………………………….31
Tabel 17. Pembagian Interval Kelas…………………………………………….…32
Tabel 18. Masalah Berdasarkan Kelas……………………………………………..33
Tabel 19. Penilaian Masalah Berdasarkan Kegawatan…………………………….34
Tabel 20. Penilaian Masalah Berdasarkan Kemudahan Dalam
Penanggulangan………..………………………………………………………..…34
Tabel 21. Faktor PEARL……………………………………………………..……35
Tabel 22.Urutan Prioritas Berdasarkan Perhitungan Hanlon
Kuantitatif……………………………………………………………………….…36
Tabel 23. Urutan Prioritas Masalah……………………………………….……….37
Tabel 24. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah dari faktor
Input……………………………………………………………………….………37

v
Tabel 25. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah dari Faktor Proses dan
Lingkungan………………………………………………………………………... 39
Tabel 26. Penentuan Alternatif Pemacahan Masalah…………………….………...41
Tabel 27 Prioritas Altrnatif Pemcahan Masalah……………………………………43

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Faktor Risiko PTM………………………………………………......6


Gambar 2. Peta Wilayah Kelurahan Pela Mampang………………….….…….10
Gambar 3. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Pela Mampang…..….....11
Gambar 4. Piramida Penduduk…………………………………………...….....12
Gambar 5. Alur Pemecahan Masalah……………………………………..……28
Gambar 6. Kerangka Pemikiran Pendekatan Sistem...........................................35
Gambar 7. Fishbone…………………………………………..………...….…..40

vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahun 2016, sekitar 71 persen penyebab kematian di dunia adalah
penyakit tidak menular (PTM) yang membunuh 36 juta jiwa per tahun. Sekitar 80
% kematian tersebut terjadi di Negara berpenghasilan menengah dan rendah. Tujuh
puluh tiga persen kematian saat ini disebabkan oleh penyakit tidak menular.
Pada saat ini, pola kesakitan menunjukkan bahwa Indonesia mengalami
beban ganda dimana penyakit menular masih menjadi tantangan (walaupun sudah
menurun) dan terjadi peningkatan tajam pada penyakit tidak menular (PTM). Pada
tingkat global, 63% penyebab kematian di dunia adalah penyakit tidak menular, dan
80% diantaranya terjadi di negara berpenghasilan menengah dan rendah.1
Prevalensi PTM di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2013
mendapatkan Hipertensi pada golongan usia >18 tahun (25,8%), Obesitas >18
tahun (15,4%), Stroke >15 tahun (12,1%), Diabetes Mellitus >15 tahun (6,9%),
Asma (4,5 %), PPOK >30 tahun (3,7%), Penyakit Jantung Koroner (1,5%), kanker
(1,4%).2 Sebagian besar jenis PTM menjadi beban jangka panjang bagi penderita
dan cenderung tidak dapat disembuhkan kembali. Saat ini PTM tidak hanya terjadi
pada usia lanjut saja, di era globalisasi seperti sekarang ini PTM diketahui banyak
dialami masyarakat dengan usia yang lebih muda atau usia produktif. Di negara
berkembang didapatkan 29% kematian pada orang-orang berusia dibawah 60 tahun
adalah karena PTM.3
PTM terjadi akibat berbagai faktor risiko, seperti kebiasaan merokok,
kebiasaan minum alkohol, jarang makan buah dan sayur, jarang melakukan
aktivitas fisik, konsumsi gula dan garam berlebih. Faktor-faktor tersebut akan
menyebabkan peningkatan tekanan darah, kadar gula darah ataupun kolesterol.4
Akibat terus meningkatnya angka penyakit tidak menular maka pada tahun 2008,
World Health Organization (WHO) meresmikan 2008-2013 Action Plan for the
Global Strategy for the Prevention and Control of Noncommunicable Diseases,
dengan perhatian utama pada negara berkembang, dan rencana tersebut diteruskan
untuk program tahun 2013-2020. Menyikapi rencana WHO tersebut, kementerian

1
kesehatan Republik Indonesia pun telah menyusun rencana aksi pencegahan dan
penanggulangan penyakit tidak menular tahun 2015-2019.1 Strategi pencegahan
PTM harus dilakukan secara komprehensif yang melibatkan pemerintah, tenaga
kesehatan dan masyarakat.
Salah satu strategi pemerintah di tingkat komunitas dengan mengadakan
program Pos Binaan Terpadu (Posbindu) PTM sebagai wujud nyata bentuk
pencegahan dan pengendalian PTM melalui kegiatan masyarakat. Pelaksanaan
Posbindu PTM berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun
2015 tentang Penanggulangan Penyakit Tidak Menular Pasal 20 ayat 3
menyebutkan bahwa setidaknya terdapat kegiatan deteksi dini, monitoring dan
tindak lanjut dini PTM secara mandiri sasaran masyarakat usia diatas 15 tahun baik
yang sehat, berisiko ataupun masyarakat dengan kasus PTM.5
Pada tahun 2018 jumlah posbindu di kelurahan Pela Mampang sebanyak
13 posbindu. Namun berdasarkan data yang ada pada tahun 2018 angka capaian
masyarakat kategori usia produktif (15-59 tahun) yang datang untuk skrining
kesehatan hanya 4,7 % dari target 100%, sedangkan penderita hipertensi
mendapatkan pelayanan kesehatan hanya 5.6% dari target 100%, dan setiap
penderita diabetes mellitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar hanya
6.5% dari target 100%. Berdasarkan data yang mendapati tidak tercapainya target
dari program tersebut, maka penulis ingin mengevaluasi lebih lanjut mengenai
program tersebut.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dengan demikian perumusan masalah
pada evaluasi program ini yaitu:
1. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya program
skrining PTM pada kategori usia produktif di posbindu kelurahan Pela
Mampang
2. Apa saja upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran seluruh
masyarakat yang termasuk kategori usia produktif untuk melakukan skrining
PTM di kelurahan Pela Mampang

2
1.3 Tujuan Evaluasi Program
1.3.1. Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran masyarakat yang termasuk dalam kategori usia
produktif untuk melakukan skrining PTM di Posbindu kelurahan Pela Mampang

1.3.2. Tujuan Khusus


1. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab masyarakat kategori
usia produktif tidak melakukan skrining PTM di Posbindu di
kelurahan Pela Mampang
2. Membuat rencana kegiatan untuk meningkatkan cakupan masyarakat
kategori usia produktif datang ke Posbindu di kelurahan Pela
Mampang

1.4 Manfaat Kegiatan


1.4.1 Bagi Mahasiswa
a. Mengetahui pentingnya peran puskesmas dalam pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular
b. Melatih kemampuan dalam memahami program yang ada di puskesmas
terkait penyakit tidak menular
c. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang
ditemukan di dalam program puskesmas.

1.4.2 Bagi Puskesmas


a. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan program
Posbindu PTM disertai dengan usulan atau saran sebagai pemecahan
masalah untuk memenuhi target
1.4.3 Bagi Masyarakat

a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit tidak menular


b. Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya deteksi dini
penyakit tidak menular

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Penyakit Tidak Menular


Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan No. 71 tahun 2015 tentang
penanggulangan penyakit tidak menular definisi Penyakit Tidak Menular adalah
penyakit yang tidak bisa ditularkan dari orang ke orang, yang perkembangannya
berjalan perlahan dalam jangka waktu yang panjang (kronis).6

2.2 Epidemiologi Penyakit Tidak Menular


Estimasi penyebab kematian terkait penyakit tidak menular yang dikembangkan
oleh WHO menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular merupakan penyebab
kematian tertinggi di negara-negara Asia Tenggara, termasuk di Indonesia yaitu sebesar
37 persen. Lebih dari 80 persen kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler dan
diabetes serta 90 persen dari kematian akibat penyakit paru obstruktif kronik terjadi di
negara-negara berpendapatan menengah ke bawah. Disamping itu dua per tiga dari
kematian karena penyakit kanker terjadi di negara-negara berpendapatan menengah ke
bawah.6
Analisis awal Sample Registration Survey (SRS) 2014 yang diselenggarakan
oleh Badan Litbangkes menunjukkan pola yang serupa. Secara nasional sepuluh
penyebab kematian yang tertinggi adalah: penyakit pembuluh darah otak (21%),
penyakit jantung iskemik (12.9%), diabetes mellitus (6.7%),TBC (5.7%), hipertensi
dengan komplikasinya (5.3%), penyakit saluran napas bawah kronik (4.9%), penyakit
hati (2.7%), kecelakaan transportasi (2.6%), pneumonia (2.1%) dan diare (1.9%)
(Litbangkes, 2015). Dengan demikian, penyebab kematian tertinggi didominasi oleh
stroke, penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes mellitus dan hipertensi dengan
komplikasinya. 6

4
2.3 Skrining Penyakit Tidak Menular
Pelayanan skrining kesehatan usia 14– 17 tahun meliputi :
1. Deteksi kemungkinan obesitas dilakukan dengan memeriksa tinggi badan dan
berat badan serta lingkar perut.
2. Deteksi hipertensi dengan memeriksa tekanan darah sebagai pencegahan primer.
3. Deteksi kemungkinan diabetes melitus menggunakan tes cepat gula darah.
4. Pemeriksaan ketajaman penglihatan
5. Pemeriksaan ketajaman pendengaran
6. Deteksi dini kanker dilakukan melalui pemeriksaan payudara klinis dan
pemeriksaan IVA khusus untuk wanita usia 30–59 tahun
Target Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam pelayanan
skrining kesehatan sesuai standar pada warga negara yang berusia 15–59 tahun yang
membutuhkan pelayanan skrining di wilayah kerja adalah 100 persen.6

2.4 Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular


RISKESDAS 2013 mengumpulkan informasi tentang beberapa faktor risiko
perilaku yang terkait penyakit tidak menular utama di Indonesia seperti merokok,
kurang aktifitas fisik serta kurang konsumsi sayur dan buah menggunakan definisi
operasional sebagai berikut: 7
1. Merokok: termasuk konsumsi rokok yang dihisap dan atau konsumsi tembakau
kunyah dalam satu bulan terakhir untuk perokok setiap hari dan kadang-kadang
2. Aktifitas fisik kurang: Melakukan aktifitas fisik selama kurang dari 150 menit
dalam seminggu, atau tidak melalukan akfititas sedang atau berat. Aktivitas fisik
berat misalnya menimba air, mendaki gunung, lari cepat, menebang pohon,
mencangkul, dll. Aktivitas fisik sedang misalnya menyapu, mengepel,
membersihkan perabot, jalan kaki, dan lain-lain)
3. Kurang konsumsi sayur dan buah: komsumsi sayur atau buah kurang dari 5 porsi
dalam sehari. Satu porsi buah misalnya alpukat setengan buah besar, satu buah
belimbing, satu buah jeruk manis, 10 buah duku, dll. Satu porsi sayuran
misalnya: lima sendok makan daun bayam rebus, dua sendok sayur labu siam
rebus, dan lain-lain.

5
4. Obesitas: Indeks Massa Tubuh/IMT >255.Obesitas sentral: Lingkar perut > 90
cm (laki-laki) dan >80 cm (perempuan) 6.Konsumsi alkohol berbahaya : >=5
standard per hari. Satu standard adalah setara dengan 1 gelas bir (285 ml)

Gambar 1. Faktor Risiko PTM


2.5 Kelompok dan Jenis Penyakit Tidak Menular
Kelompok PTM berdasarkan sistem dan organ tubuh meliputi: 7
a. Penyakit keganasan
b. Penyakit endokrin, nutrisi, dan metabolik
c. Penyakit sistem saraf
d. Penyakit sistem pernapasan
e. Penyakit sistem sirkulasi
f. Penyakit mata dan adnexa
g. Penyakit telinga dan mastoid
h. Penyakit kulit dan jaringan subkutanius
i. Penyakit sistem musculoskeletal dan jaringan penyambung
j. Penyakit sistem genitourinaria
k. Penyakit gangguan mental dan perilaku
l. Penyakit kelainan darah dan gangguan pembentukan organ darah

6
2.6 Pencegahan Penyakit Tidak Menular
WHO dalam mengatasi dan mengendalikan penyakit tidak menular mendukung
negara-negara anggota untuk mengembangkan dan melaksanakan kebijakan yang
komprehensif dan terpadu.Komponen program pengendalian dan pencegahan
penyakit tidak menular tersebut adalah:8
a. Pencegahan dan pengendalian penyakit kardiovaskuler. Solusi untuk
penyakit kardiovaskuler adalah dengan diet makanan yang sehat dan
meningkatkan aktifitas fisik, menghentikan merokok, dan mengetahui
kemungkinan risiko
b. Pencegahan dan pengendalian kanker. Strategi kunci untuk pencegahan
kanker adalah dengan mengontrol merokok, promosi makanan sehat dan
aktivitas fisik yang cukup, proteksi terhadap agen infeksi seperti dengan
melakukan vaksinasi, mencegah konsumsi alkohol yang berlebihan, dan
menggurangi paparan terahap radiasi dan agen karsinogenik lain, serta
proteksi diri.
c. Pencegahan dan pengendalian penyakit pernapasan kronis. Fokus
pencegahan pada penyakit pernapasan kronis adalah pencegahan merokok,
deteksi dini penyakit paru yang berhubungan dengan paparan, pengaturan
diet dan nutrisi, memperhatikan kualitas udara yang dihirup, dan
memperhatikan kualitas pernapasan pada awal-awal kehidupan.
d. Kontrol diabetes mellitus. Untuk membantu mencegah diabetes mellitus
tipe 2 dan komplikasinya, dilakukan dengan cara mencapai dan
mempertahankan berat badan yang ideal, melakukan aktivitas fisik yang
cukup, deteksi dini, pengobatan, dan menghentikan rokok. Pengendalian
diabetes dilakukan dengan memberikan insulin, mengontrol tekanan darah,
merawat kaki apabila telah terjadi komplikasi, skrining dan pengobatan
retinopati, mengontrol kadar lipid darah.

7
2.7 Strategi Penanggulangan Penyakit Tidak Menular

Pendekatan intervensi penanggulangan penyakit tidak menular di


Indonesia, mengacu pada kesepakatan global dan regional yang menerapkan
beberapa prinsip dasar sebagai berikut:9

1) Berfokus Pada Kesetaraan (Equity): Kebijakan dan program penanggulangan


penyakit tidak menular harus ditujukan untuk mengurangi kesenjangan dalam
penyediaan layanan penyakit tidak menular terkait determinan sosial seperti
pendidikan, gender, status sosial ekonomi, dan etnis.
2) Keterlibatan Lintas Sektor dan Para Pemangku Kepentingan Untuk
mengendalikan penyakit tidak menular dan faktor risikonya diperlukan kerja
sama di dalam sektor kesehatan dan juga dengan sektor lain, seperti pertanian,
pendidikan, agama, dalam negeri, lingkungan hidup, keuangan, kominfo, olah
raga, perdagangan, perindustrian dan perhubungan. Hal ini perlu diperkuat
dengan keterlibatan para pemangku kepentingan termasuk pemerintah,
organisasi masyarakat sipil, akademia, swasta, dunia usaha dan organisasi
internasional. Peran lintas sektor sangat penting dan mempunyai peran kunci
dalam menentukan keberhasilan upaya penanggulangan penyakit tidak menular,
terutama terkait faktor risiko bersama. Untuk itu pemerintah sudah
mencanangkan penguatan paradigma sehat dengan medorong promotif preventif
melalui pendekatan multisektor “Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)”
3) Pendekatan Pada Setiap Tahap Kehidupan Pendekatan pada setiap tahapan
kehidupan (life-course approach) merupakan kunci dalam penanggulangan
penyakit tidak menular, yang dimulai dari kesehatan ibu, sebelum kehamilan,
ante-natal, dan post natal, dan gizi ibu; yang berlanjut dengan pemberian
makanan pada bayi secara benar, termasuk pemberian air susu ibu dan kesehatan
bagi anak remaja; diikuti dengan promosi kesehatan agar tercapai kelompok usia
kerja yang sehat, usia lanjut yang sehat dan dilengkapi dengan pelayanan dan
rehabilitasi bagi penderita penyakit tidak menular. Pendekatan pada setiap tahap
kehidupan harus bersinergi dan terintegrasi dengan lintas program melalui
pendekatan keluarga.

8
4) Keseimbangan Antara Pendekatan Pada Tingkat Populasi Dan IndividuStrategi
penanggulangan penyakit tidak menularyang komprehensif membutuhkan
keseimbangan antara pendekatan/ intervensi yang ditujukan untuk mengurangi
tingkat faktor risiko populasi secara keseluruhan dengan pendekatan yang
ditujukan secara khusus bagi individu-individu berisiko tinggi.
5) Pemberdayaan Masyarakat Penduduk dan masyarakat harus diberdayakan untuk
meningkatkan kesehatannya dan menjadi mitra pemerintah yang aktif dalam
penanggulangan penyakit.
6) Penguatan Sistem Kesehatan Revitalisasi dan reorientasi pelayanan kesehatan
terutama pada fasilitas pelayanan kesehatan primer terhadap upaya-upaya
promosi kesehatan, pencegahan penyakit, deteksi dini dan pelayanan penyakit
tidak menular yang terintegrasi.
7) Cakupan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage) Seluruh penduduk,
terutama keluarga miskin dan rentan harus memiliki akses pelayanan kesehatan
yang terstandar secara nasional yang meliputi pelayanan promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif dan paliatif serta akses terhadap obat-obatan yang esensial,
aman, terjangkau, efektif dan berkualitas tanpa hambatan pembiayaan.
8) Strategi Berbasis Bukti (Evidence Based Strategies)Pengembangan kebijakan
dan program harus berdasarkan bukti ilmiah, best practices, cost-effectiveness,
keterjangkauan, dan prinsip-prinsip kesehatan masyarakat serta kebutuhan di
masyarakat.
9) Pengelolaan Conflicts of Interest. Kebijakan kesehatan publik untuk
penanggulangan penyakit tidak menular harus terbebas dari adanya vested
interest pihak-pihak tertentu. Oleh karena itu, conflict of interest harus dikenali
dan dikelola sebaik-baiknya.

9
BAB III

DATA UMUM DAN DATA KHUSUS PUSKESMAS


KELURAHAN PELA MAMPANG

3.1 Data Umum Puskesmas Kelurahan Pela Mampang


3.1.1 Data Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Pela Mampang
Wilayah Kelurahan Pela Mampang I, termasuk satu diantara lima
kelurahan lainnya di wilayah Kecamatan Mampang, dengan luas 1.62 Km2
dibagi menjadi 13 RW.

Gambar 2. Peta Wilayah Kelurahan Pela Mampang

Puskesmas Kelurahan Pela Mampang I wilayah kerjanya adalah sebagian dari


wilayah Kelurahan Pela Mampang Kecamatan Mampang Prapatan, yaitu RW 04, 06,
07, 08, 09, 10 dan 12. Batas-batas Puskesmas Kelurahan Pela Mampang I:
Sebelah Utara : Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Pela Mampang II, RW 13
Sebelah Selatan : Jalan Bangka IX, Kelurahan Bangka.
Sebelah Timur : KelurahanTegal Parang.
Sebelah Barat : Kali Krukut

10
Gambar 3. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Pela Mampang

3.1.2 Data Demografi Puskesmas Kelurahan Pela Mampang


Menurut data demografi tahun 2017 didapatkan jumlah penduduk di Pela
Mampang I terdapat 23.350 jiwa. Dengan jumlah Kartu Keluarga (KK) sebanyak 8.614
KK, 13 RW dan 150 RT.

Tabel 1. Data penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas


Kelurahan Pela Mampang I Tahun 2017
No Umur JenisKelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 0-4 Thn 2.246 2.075 4.321
2 5-9 Thn 2.240 2.172 4.412
3 10-14 Thn 2.260 2.079 4.339
4 15-19 Thn 1.974 1.926 3.900
5 20-24 Thn 1.821 1.770 3.591
6 25-29 Thn 1.952 1.991 3.943
7 30-34 Thn 2.424 2.460 4.884
8 35-39 Thn 2.473 2.310 4.783
9 40-44 Thn 2.318 2.189 4.507
10 45-49 Thn 2.052 1.814 3.866
11 50-54 Thn 1.498 1.496 2.994
12 55-59 Thn 1.158 1.119 2.277
13 60-64 Thn 739 709 1.448
14 65-69 Thn 412 427 839
15 70-74 Thn 311 273 584
16 >75 195 264 459
Total 26.073 25.074 51.147

11
jumlah penduduk laki − laki
𝑆𝑒𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100
jumlah penduduk perempuan

26.073
= × 100
25.074
= 103 %
𝑆𝑒𝑥 𝑟atio : 26.073 / 25.074 x 100 = 103 %

Berdasarkan tabel diatas jumlah penduduk di Kelurahan Pela Mampang yang


berjenis kelamin laki-laki adalah 26.073 dan yang berjenis kelamin perempuan adalah
25.073. Maka didapatkan sex ratio yaitu perbandingan antara penduduk laki-laki dengan
jumlah penduduk perempuan sebesar 103 persen. Artinya pada tahun 2017 setiap 100
penduduk perempuan di Kelurahan Pela Mampang terdapat 103 penduduk laki-laki.

Gambar 4. Piramida Penduduk

12
Tabel 2. Data Pemeluk Agama di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Pela
MampangTahun 2017
No Agama Jumlah
1 Islam 44.613
2 Kristen Protestan 5.260
3 Katolik 1.160
4 Budha 62
5 Hindu 52
Total 51.147

Di Kelurahan Pela Mampang I terdapat 5 jenis agama yang dianut oleh


penduduknya. Penduduk agama islam merupakan penduduk terbanyak dengan jumlah
44.613 orang, kemudian Kristen Protestan 5.260 orang, Katolik 1.160 orang, Budha 62
orang dan Hindu 52orang.
Tabel 3. Keadaan Sosial Ekonomi dan Budaya
No. Pekerjaan Jumlah
1 TNI/POLRI 1.600
2 PNS 2.500
3 Karyawan Swasta 16.007
4 Pengusaha/Wiraswasta 9.000
5 Buruh 4.400
6 Pensiunan 1.650
7 Pertukangan 7.950
8 Pemulung 2.000
9 Jasa/Lain-lain 6.000

Pekerjaan terbanyak pada kelurahan Pela Mampang I adalah karyawan Swasta


dengan jumlah 16.007.

3.1.3. Gambaran Umum Puskesmas Kelurahan Pela Mampang


3.1.3.1 Manajemen Puskesmas Kelurahan Pela Mampang
a. Perencanaan
Penyusunan rencana tahunan bertujuan untuk meningkatkan cakupan
seluruh program prioritas yang sesuai dengan masalah yang ditemukan serta
untuk mengantisipasi hal-hal yang dapat menghambat peningkatan pelayanan di
Puskesmas pengumpulan data semua program diperoleh dari masing-masing

13
pelaksana program. Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU) dibuat setiap
tahun sesuai dengan kebutuhan dan anggaran yang diajukan Puskesmas
Kelurahan. Pertemuan bulanan baik lintas program yaitu dengan seluruh staf
Puskesmas kelurahan maupun lintas sektoral yang terkait dilakukan rutin setiap
bulannya, ini dilakukan untuk mengevaluasi hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan agar dapat mengetahui apakah program-program yang sudah
dijalankan sudah mencapai target yang direncanakan.

b. Pelaksanaan
Kegiatan semua program diupayakan agar pelaksanaannya sesuai
dengan periode yang telah ditetapkan, yaitu:
1. Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan secara harian, mingguan,
bulanan, triwulan, semesteran dan tahunan sesuai dengan kebutuhan
dan permintaan pusat.

2. Pengamatan dan pembinaan meliputi kegiatan dalam dan luar gedung


dilakukan setiap bulan.

3. Pengelolaan obat-obatan dan vaksin dilaksanakan dengan sangat


terkontrol.

4. Pemanfatan dan perawatan alat kesehatan dan non alat kesehatan serta
kebersihan dilaksanakan secara harian, mingguan, bulanan, triwulan,
semester dan tahunan.

c. Evaluasi
1. Evaluasi kegiatan dilaksanakan pada saat mini-lokakarya (MINLOK) di
Puskesmas yang dihadiri oleh seluruh staf Puskesmas kelurahan untuk
merumuskan masalah dan mencari pemecahan masalah serta penetuan
rencana kerja dan target yang akan diupayakan pada saat mendatang.
2. Evaluasi kegiatan juga dilaksanakan ditingkat Puskesmas Kecamatan yang
dihadiri oleh seluruh kepala Puskesmas kelurahan dan seluruh koordinator
untuk mengevaluasi hasil kegiatan yang sudah dijalankan.

14
3. Penilaian pencapain target dilaksanakan setiap satu semester.
4. Hasil kegiatan selama satu tahun dari semua program disusun sebagai
laporan tahunan pada akhir tahun kalender.

3.1.4 Program Pelayanan Kesehatan


a. Kegiatan Prioritas
Untuk Program Pelayanan kesehatan di Prioritaskan pada pelayanan Unit
Pelayanan kesehatan yang di laksanakan setiap hari kerja, Selain kegiatan
langsung kepada penderita yang memerlukan penanganan lebih lanjut.
b. RincianKegiatan
Kegiatan yang berjalan dalam pelayanan Kesehatan di fokuskan di Unit
Pelayanan, Loket, BPU, KIA, KB, Imunisasi, MTBS, TB Paru,Pemeriksaan
Keterangan Berbadan Sehat dan Rujukan.
c. Anggaran
Untuk anggaran Pelayanan kesehatan berasal dari Puskesmas Kecamatan dan
subsidi APBD mulai perlengkapan, peralatan pemeliharaan dan penunjang
kesehatan.

3.1.4.1 Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas


1. Kesehatan Ibu dan Anak
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak merupakan upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi
dan anak balita serta anak prasekolah. Tujuan dari program kesehatan ibu dan anak
adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang
optimal bagi ibu menuju NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) serta
meningkatkan derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal
yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Prinsip
pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan jangkauan serta mutu
pelayanan KIA secara efektif dan efisien.

15
Tabel 4. Hasil Kegiatan Pelayanan KIA Tahun 2018
Indikator Target (%) Pencapaian (%)
Kunjungan K1 100 99,2
Kunjungan K4 100 98,4
Kunjungan nifas 100 89,5
Kunjungan neonates 60 76,57
Kunjungan bayi 90 99,62
Kunjungan balita 92 92,02
Kunjungan balita 100 95,07

3. Keluarga Berencana
Keluarga Berencana (KB) merupakan perencanaan kehamilan, jarak antara
kehamilan diperpanjang dan kelahiran selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak
telah mencapai yang dikehendaki.
Tujuan KB dapat dibagi 2, yaitu:
a. Tujuan Umum:
Untuk lebih meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak serta
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan
keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS).
b. Tujuan khusus:

Untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan anak dan untuk
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu akan pentingnya memelihara
kesehatan ibu dan bayi selama kehamilan.

Tabel 5. PencapaianPeserta KB Tahun 2018

Indikator Target (%) Pencapaian (%)


KB Aktif 100 88,2
Di Puskesmas Kelurahan Pela Mampang, peserta KB aktif sudah mencapai 88,2%

16
3. Imunisasi
Imunisasi adalah pembentukan imunitas dengan pemberian antigen untuk
menimbulkan sistem kekebalan tubuh. Pemberian imunisasi merupakan salah satu
kegiatan yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I). PD3I merupakan penyakit-
penyakit menular yang sangat potensial untuk menimbulkan wabah dan kematian
terutama pada bayi seperti, penyakit polio, campak, pertusis, dan difteri yang dapat
berakibat kecacatan dan kematian

Tabel 6. Jumlah Bayi yang di Imunisasi Selama Tahun 2018


Indikator Target (%) Pencapaian (%)
HBO 100 95,5
BCG 100 83,3
DPT/HB (1) 100 82,6
DPT/HB-Hib (2) 90 75,2
DPT/HB-Hib (3) 90 87,6
Polio 1 95 83,3
Polio 4 90 87,6
Campak 90 85,1
Sumber: Data puskesmas 2018
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Pelayanan gizi dikelola nutritionis di bagian gizi. Tujuan dari program perbaikan
gizi adalah untuk menurunkan angka penyakit akibat kurang gizi yang umumnya
diderita oleh masyarakat berpenghasilan rendah, terutama balita dan wanita. Kegiatan
gizi terdiri dari; konseling gizi, pemberian vitamin A dosis tinggi pada balita dan ibu
hamil, pemberian tablet Fe pada ibu hamil. Kegiatan yang dilakukan dalam program
gizi masyarakat meliputi pelacakan kasus (BGM dan Gizi Buruk) di masyarakat,
pemberian Vitamin A di TK dan Posyandu, sweeping Vitamin A, peningkatan cakupan
ASI ekslusif, distribusi tablet tambah darah (anemia gizi) pada pelajar perempuan SMP
dan SMA, pemberian PMT pemulihan balita gizi buruk, pemberian MP ASI
Badutagakin, pemberian PMT pemulihan bumil KEK, pos gizi dan Pemberian Makanan
Tambahan.

17
Tabel 7. Indikator Gizi Selama Tahun 2018
Indikator Target (%) Pencapaian (%)
Penimbangan balita 85 77,5
Bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI 100 64
ekslusif
Ibu hamil yang mendapat 90 tablet 100 100
Fe

Tujuan dari program perbaikan gizi adalah untuk menurunkan angka penyakit
akibat kurang gizi yang umumnya diderita oleh masyarakat berpenghasilan rendah,
terutama balita dan wanita. Kegiatan gizi terdiri dari konseling gizi, pemberian vitamin
A dosis tinggi pada balita dan ibu hamil, pemberian tablet Fe pada ibu hamil.

5. Upaya Promosi Kesehatan


Pelayanan promosi kesehatan merupakan upaya di bidang kesehatan yang menitik
beratkan pada peningkatan kesehatan taraf hidup masyarakat melalui upaya-upaya
pembinaan dan pengembangan peran aktif masyarakat melalui media penyuluhan.
Tujuannya ialah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan jalan menanamkan
pengertian tentang kebiasaan hidup sehat, membudayakan perilaku untuk hidup sehat
kepada masyarakat melalui penyuluhan kesehatan. kegiatan :
a. Melakukan penyuluhan kesehatan kelompok dengan sasaran masyarakat umum
dan posyandu.
b. Mengikut sertakan masyarakat untuk berperan aktif dalam program kesehatan
khususnya dalam kegiatan promosi posyandu.

18
Tabel 8. Program Promosi Kesehatan

Program Dalam Gedung Frekuensi Luar Gedung Frekuensi


KIA 36 -
KB 24 -
Gizi 21 12
Imunusasi 33 -
Diare 2 6
Demam Berdarah 12 28
HIV/Aids 1 -
Hepatitis 1 -
Rokok dan Narkoba - -
Keganasan Kanker - -
Penyakit Degeneratif 6 -
Air dan kes. Lingkungan - -
TBC 4 -
Kusta - -
Kes. GI & Mulut 3 12
Kesehatan Mata - -
ISPA 4 -
Kesehatan Jiwa - -
Program Dalam Gedung Frekuensi Luar Gedung Frekuensi
Kesehatan Kerja - -
Lain-lain (Lansia) - -
PHBS/RW siaga - -
Kesehatan Reproduksi - -
Konselor Sebaya - -
Waspada Flu Singapura - -
Lain-lain 3 6

6. Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


1. Penyakit Tidak Menular (PTM)
a. Sosialisasi PTM dalam dan luar gedung
b. Sosialisasi dan Pembinaan Posbindu di wilayah Kelurahan Pela Mampang
c. PROLANIS dilakukan pelaksanaan 1 bulan sekali
2. Penyakit Menular
A. DBD
a. Penyelidikan Epidemiologi
b. Penyuluhan mengenai DBD
c. Penyediaan tenaga kesehatan khusus pada bidang DBD

19
d. Penyediaan penggunaan insektisida
e. Penyediaan Penggunaan Ovitrap
f. PSN dilakukan setiap hari Jumat bersama lintas sektoral, masyarakat dan kader
terkait
g. Pembentukan Jumantik Sekolah dan Jumantik Mandiri
B. Tuberkulosis
a. Penyuluhan luar gedung setiap 1 tahun dan penyuluhan dalam gedung
b. Kunjungan rumah penderita TB baru dan mendeteksi kontak TB di keluarga
pasien.

6. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)


Upaya pengobatan adalah upaya untuk menghilangkan penyakit dan gejalanya,
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara dan teknologi yang khusus untuk
keperluan tersebut. Tujuan dari upaya pengobatan dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a. Tujuan Umum, yaitu meningkatkan kesehatan masyarakat
b. Tujuan Khusus, yang terdiridari 3 komponen, yaitu:
i. Menghentikan proses perjalanan penyakit yang diderita seseorang.
ii. Mengurangi penderitaan seseorang karena sakit.
iii. Meneruskan penderita kefasilitas yang lebih baik.
Pelayanan pengobatan di Puskesmas Kelurahan Pela Mampang terdiri dari
pelayanan rawat jalan di poliklinik umum dengan 2 orang dokter umum dan poliklinik
gigi dengan 1 orang dokter gigi. Pelayanan pengobatan dibuka setiap hari Senin – Jumat
pukul 08.00-16.00 WIB.

3.1.4.2 Sarana dan Prasarana


Puskesmas Kelurahan Pela Mampang I memiliki sarana pelayanan sebagai
berikut Puskesmas Kelurahan Pela Mampang I terdiridari luas tanah seluas 374 m2dan
luas bangunan 200 m2. Bangunan puskesmas dibangun pada tahun 1985 dengan jumlah
daya listrik sebesar 2.200 watt. Di Puskesmas kelurahan Pela Mampang I terdapat
sarana 2 buah sepeda motor, 1 jaringan telepon, 2 buah televisi, dan 1 buah pompa air
tenaga listrik.

20
Tabel 9. Sarana dan Prasarana
No Nama Ruangan Jumlah
1 Loket 1
2 Tata Usaha 1
3 Tunggu Pasien 1
4 Periksa Gigi (BPU) 1
5 Periksa Umum (BPU) 1
6 Tindakan/Suntik 1
7 Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 1
8 Keluarga Berencana (KB) 1
9 Obat 1
10 Konsultasi Gizi 1
11 Pertemuan/Rapat 1
12 Gudang 1
13 Dapur 1
14 Kamar Mandi Karyawan 1
15 Kamar Pasien 1

3.1.5 Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas dan Pengembangan


3.1.5.1 Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional, dan global, serta yang mempunyai daya tingkat tinggi
untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan
wajib tersebut adalah:
a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)
b. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
c. Upaya Kesehatan Lingkungan
d. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)
e. Promosi Kesehatan
f. Upaya Pengobatan

21
3.1.5.2 Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih
dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yakni:
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Jiwa/ Napza
c. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
d. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

3.1.6 Data 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas


Berikut daftar 10 besar penyakit terbanyak di Puskesmas Kelurahan Pela
Mampang tahun 2017 :
1. Infeksi Saluran Nafas Atas
2. Hipertensi
3. Penyakit Lain Pada Saluran Pernapasan Atas
4. Penyakit Sistem otot & jaringan ikat
5. Penyakit Pulpa & Jaringan Periapikal
6. Penyakit Kulit Alergi
7. Karies Gigi
8. Diare
9. Ginggivitis & penyakit periodontal
10. Penyakit Kulit Infeksi, dan Gangguan Gigi

3.1.7 Visi dan Misi Puskesmas Kelurahan Pela Mampang


Visi
Menuju Masyarakat Berbudaya Sehat dan Mandiri Di Lingkungan Kelurahan Pela
Mampang I.

22
Misi :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu
baik promotif dan preventif.
2. Memberdayakan sumber daya manusia yang professional secara
berkesinambungan.
3. Mengembangkan kerja sama lintas program, lintas sektor dan sarana
pelayanan kesehatan lain.
4. Meningkatkan perilaku masyarakat yang mandiri dan berbudaya sehat.

3.1.8 Struktur Organisasi Dan Deskripsi


3.1.8.1 Struktur Organisasi
3.1.8.2 Kepegawaian
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Kepegawaian, lebih banyak disampaikan
dalam bentuk tabel, selengkapnya adalah :
1. Rekapitulasi data pegawai menurut agama
2. Rekapitulasi data pegawai menurut jenis kelamin
3. Rekapitulasi data pegawai menurut golongan
4. Rekapitulasi data pegawai menurut jenjang pendidikan

Tabel 10. Rekapitulasi Data Pegawai Menurut Agama


Unit Kerja Agama Jumlah
Puskesmas Islam Kristen Budha Hindu
Kel. Pela 10 - - - 10
Mampang I

Tabel 11. Rekapitulasi Data Pegawai Menurut Jenis Kelamin


Unit Kerja Jenis Kelamin Jumlah
Puskesmas Pria Wanita
Kel. Pela Mampang 4 6 10
I

23
Tabel 12. Rekapitulasi Data Pegawai Menurut Jenjang Pendidikan
Unit kerja Golongan Jumlah
Puskesmas S2 S1 D3 D1 SMA SMP SD
Kel. Pela - 4 6 - - - - 10
Mampang

Tabel 13. Rekapitulasi Ketenagaan Puskesmas Kelurahan Pela Mampang I


No Nama Pendidikan Status Tupoksi
1. Dr. Chitra S1 Dokter Umum PNS Kepala Puskesmas
2 Dr. Fany S1 Dokter Umum PNS Penjab UPU, MTBS,
Tim UKP
3. Drg. Aqsa S1 Dokter Gigi Non PNS Dokter Gigi
4. Supiana, Am. Kg D3 Keperawatan PNS Terapis Gigi dan Mulut,
Promkes
5. Nurleyla Balqis, D3 Kebidanan PNS Penjab KIA, KB, UKS,
A.Md, Keb Tim IKM
6. Sanwani, A.MK D3 Keperawatan Non PNS Jiwa Penjab Operasional,
Barang, Staff TU, Pejab
5R
7. Nurul Bahqomah, D3 Farmasi Non PNS Bagian kefarmasian
A.Md
8. DewiEndah Pratiwi D3 Keperawatan Non PNS Penjab UPU, WMM,
PTM, MTBS, Tim
Admen
9 Asayifaul Karimah, D 3 Gizi Non PNS Gizi
A. MG Non
10 Heri Prihadi S1 PNS Pelayanan Loket

3.2 Data Khusus Program


3.2.1 Definisi Posbindu PTM
Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam melakukan
kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara
mandiri dan berkesinambungan.10 Kegiatan ini dikembangkan sebagai bentuk
kewaspadaan dini terhadap PTM karena sebagian besar faktor risiko PTM pada awalnya
tidak memberikan gejala dan juga keluhan. Biasanya ditemukan dalam tahap lanjut
sehingga sulit disembuhkan dan berakhir dengan kecacatan atau kematian.11
Posbindu PTM merupakan salah satu upaya kesehatan masyarakat (UKM) yang
berorientasi kepada upaya promotif dan preventif dalam pengendalian PTM dengan
melibatkan masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi.

24
Masyarakat diperankan sebagai sasaran kegiatan, target perubahan, agen pengubah
sekaligus sebagai sumber daya.
Faktor risiko PTM meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola
makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi,
hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan melalui
penyuluhan individu, kelompok atau konseling secara perorangan sesuai dengan
kebutuhan. Selanjutnya bagi yang memerlukan penanganan lebih lanjut dapat dirujuk ke
fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP).12 Kelompok PTM Utama adalah diabetes
melitus (DM), kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD), penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.12

3.2.2 Tujuan dan Sasaran Posbindu PTM


Tujuan umum dari kegiatan Posbindu PTM adalah terlaksanakannya pencegahan
dan pengendalian faktor risiko PTM serta masyarakat secara terpadu, rutin dan
periodik.10 Tujuan khusus dari Posbindu PTM yaitu terlaksananya deteksi dini faktor
risiko PTM, pemantauan faktor risiko PTM dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM.
Sasaran dalam penyelenggaraan Posbindu PTM dibagi menjadi 3 kelompok:10
a. Sasaran Utama
Sasaran utama merupakan sasaran penerima langsung manfaat pelayanan yang
diberikan, yaitu masyarakat sehat, masyarakat berisiko dan masyarakat dengan PTM
berusia 15 tahun – 59 tahun.
b. Sasaran Antara
Sasaran antara merupakan sasaran individu/ kelompok masyarakat yang dapat
berperan sebagai agen pengubah terhadap faktor risiko PTM, dan lingkungan yang lebih
kondusif untuk penerapan gaya hidup sehat. Sasaran antara tersebut adalah petugas
kesehatan baik pemerintah maupun swasta, tokoh panutan masyarakat, anggota
organisasi masyarakat yang peduli PTM.
c. Sasaran Penunjang
Sasaran penunjang merupakan sasaran individu, kelompok/ organisasi/ Lembaga
masyarakat dan profesi, lembaga pendidikan dan Lembaga pemerintah yang berperan
memberi dukungan baik dukungan kebijakan, tekhnologi dan ilmu pengetahuan,

25
material maupun dana, untuk terlaksananya Posbindu PTM dan keberlanjutannya.
Mereka antara lain adalah pimpinan daerah/ wilayah, perusahaan, Lembaga Pendidikan,
Organisai Profesi, dan Penyandang Dana.
Pendekatan terhadap ketiga sasaran tersebut tidak dilakukan satu persatu
berurutan namun harus dilakukan secara terintegrasi atau bersama-sama selama proses
pelaksanaan.

3.2.3 Program Posbindu PTM

Posbindu PTM meliputi 10 (sepuluh) kegiatan yaitu:10


1. Kegiatan penggalian informasi faktor risiko dengan wawancara sederhana
tentang riwayat PTM pada keluarga dan diri peserta, aktifitas fisik,
merokok, kurang makan sayur dan buah, potensi terjadinya cedera dan
kekerasan dalam rumah tangga, serta informasi lainnya yang dibutuhkan
untuk identifikasi masalah kesehatan berkaitan dengan terjadinya PTM.
Aktifitas ini dilakukan saat pertama kali kunjungan dan berkala sebulan
sekali.
2. Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh
(IMT), lingkar perut, analisis lemak tubuh, dan tekanan darah sebaiknya
diselenggarakan 1 bulan sekali. Analisa lemak tubuh hanya dapat
dilakukan pada usia 10 tahun ke atas. Untuk anak, pengukuran tekanan
darah disesuaikan ukuran mansetnya dengan ukuran lengan atas.
3. Kegiatan pemeriksaan fungsi paru sederhana diselenggarakan 1 tahun
sekali bagi yang sehat, sementara yang berisiko 3 bulan sekali dan
penderita gangguan paru-paru dianjurkan 1 bulan sekali. Pemeriksaan
Arus Puncak Ekspirasi dengan peak flow meter pada anak dimulai usia 13
tahun. Pemeriksaan fungsi paru sederhana sebaiknya dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang telah terlatih.
4. Kegiatan pemeriksaan gula darah bagi individu sehat paling sedikit
diselenggarakan 3 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor
risiko PTM atau penyandang diabetes melitus paling sedikit 1 tahun sekali.

26
Untuk pemeriksaan glukosa darah dilakukan oleh tenaga kesehatan
(dokter, perawat/bidan/analis laboratorium dan lainnya).
5. Kegiatan pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida, bagi individu sehat
disarankan 5 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor risiko
PTM 6 bulan sekali dan penderita dislipidemia/gangguan lemak dalam
darah minimal 3 bulan sekali. Untuk pemeriksaan Gula darah dan
Kolesterol darah dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ada di lingkungan
kelompok masyarakat tersebut.
6. Kegiatan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dilakukan
sebaiknya minimal 5 tahun sekali bagi individu sehat, setelah hasil IVA
positif, dilakukan tindakan pengobatan krioterapi, diulangi setelah 6 bulan,
jika hasil IVA negatif dilakukan pemeriksaan ulang 5 tahun, namun bila
hasil IVA positif dilakukan tindakan pengobatan krioterapi kembali.
Pemeriksaan IVA dilakukan oleh bidan/dokter yang telah terlatih dan
tatalaksana lanjutan dilakukan oleh dokter terlatih di Puskesmas.
7. Kegiatan pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tes amfemin urin bagi
kelompok pengemudi umum yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
(dokter, perawat/bidan/analis laboratorium dan lainnya).
8. Kegiatan konseling dan penyuluhan, harus dilakukan setiap pelaksanaan
Posbindu PTM. Hal ini penting dilakukan karena pemantauan faktor risiko
kurang bermanfaat bila masyarakat tidak tahu cara mengendalikannya.
9. Kegiatan aktifitas fisik dan atau olah raga bersama, sebaiknya tidak hanya
dilakukan jika ada penyelenggaraan Posbindu PTM namun perlu dilakukan
rutin setiap minggu.
10. Kegiatan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar di wilayahnya
dengan pemanfaatan sumber daya tersedia termasuk upaya respon cepat
sederhana dalam penanganan pra-rujukan.

27
3.1.4 Indikator Program Posbindu PTM
Indikator tingkat individu
Tabel 14. Indikator tingkat individu
NO Faktor Risiko Cut Of Point
1 Tekanan Darah Systole > 140
Diastole > 90
2 Kurangnya makan buah dan sayur Ya, tidak
3 Kurang aktivitas fisik Ya, tidak
4 Merokok Ya, tidak
5 Stress Ya, tidak
6 Konsumsi minum alkohol Ya, tidak
7 IMT >30 obesitas
8 Lingkar Perut Laki – laki >90 cm
Perempuan >80 cm

Indikator dalam Pencegahan dan Penanggulangan PTM


PERMENKES RI No. 39 tahun 2016 tentang PSI-PK
1. Penyandang hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
2. Anggota keluarga tidak ada yang merokok

28
3.1.5 Data Kehadiran POSBINDU PTM di Kelurahan Pela Mampang
Bulan Agustus 2019

GOLONGAN UMUR
NAMA JUMLAH TOTAL
NO 15-19 20-44 45-54 55-59 ≥ 60
POSBINDU KUNJUNGAN
L P L P L P L P L P L P
1 RW 01 0 0 1 1 0 8 0 0 3 11 24 4 20

2 RW 02 0 0 0 0 0 7 2 3 2 11 25 4 21

3 RW 03 0 0 1 0 0 2 0 2 10 30 45 11 34

4 RW 04 0 0 0 0 0 3 2 4 3 9 21 5 16

5 RW 05 0 0 0 0 0 4 2 7 1 4 18 3 15

6 RW 06 0 0 2 3 3 12 0 5 0 1 26 5 21

7 RW 07 0 2 5 7 2 14 3 10 3 14 60 13 47

8 RW 08 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 RW 09 0 0 0 0 0 2 0 3 5 7 17 5 12

10 RW 10 0 0 1 16 1 12 1 14 2 17 64 5 59

11 RW 11 0 0 0 5 0 4 1 1 2 6 19 3 16

12 RW 12 0 0 1 6 1 21 2 10 3 15 59 7 52

13 RW 13 0 0 0 2 0 1 2 3 2 4 14 4 10

2
Bulan September 2019

GOLONGAN UMUR
JUMLAH TOTAL
NO NAMA POSBINDU 15-19 20-44 45-54 55-59 ≥ 60 KUNJUNGAN
L P L P L P L P L P L P
1 RW 01 0 0 1 2 0 7 0 1 5 10 26 6 20

2 RW 02 0 0 0 0 0 5 2 2 2 9 20 4 16

3 RW 03 0 0 1 0 0 2 1 3 3 13 23 5 18

4 RW 04 0 0 0 2 0 3 2 5 3 7 22 5 17

5 RW 05 0 0 0 0 0 3 1 4 3 6 17 4 13

6 RW 06 0 0 3 5 2 3 2 8 2 18 43 9 34

7 RW 07 0 0 0 5 0 13 5 10 10 26 69 15 54

8 RW 08 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 RW 09 0 0 0 1 0 3 0 2 2 6 14 2 12

10 RW 10 0 0 0 25 1 19 1 12 0 16 74 2 72

11 RW 11 0 0 0 2 1 3 0 2 0 2 10 1 9

12 RW 12 0 0 0 3 0 10 1 10 0 18 42 1 41

13 RW 13 0 0 0 1 0 0 2 2 2 5 12 4 8

3
Berdasarkan data diatas pada bulan Agustus 2019, didapatkan jumlah partisipasi
warga pada kehadiran Posbindu PTM yang terbanyak terdapat di RW 07 sebanyak 60
peserta dan yang terendah terdapat di RW 13 sebanyak 14 peserta dan untuk RW 08
didapatkan hasil 0 karena belum ada data yang dikumpulkan. Sedangkan pada bulan
September 2019, didapatkan jumlah partisipasi warga pada kehadiran Posbindu PTM
yang terbanyak terdapat di RW 07 sebanyak 69 peserta dan yang terendah terdapat di
RW 13 sebanyak 12 peserta dan untuk RW 08 didapatkan hasil 0 karena belum ada data
yang dikumpulkan.

2
BAB IV
EVALUASI PROGRAM

4.1 Alur Pemecahan Masalah

Gambar 5. Alur Pemecahan Masalah

Siklus pemecahan masalah diawali dengan identifikasi atau inventarisasi masalah


yang ada, setelah itu ditentukan masalah apa saja yang ada juga berbagai penyebabnya,
setelah ditemukan penyebab yang paling mungkin baru ditentukan dan ditetapkan
alternative pemecahan masalahnya, selanjutnya ditetapkan rencana penerapan, dan yang
terakhir baru dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala. Siklus pemecahan
masalah adalah sebagai berikut:

3
1. Identifikasi/ Inventarisasi masalah
Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan dan yang ingin dicapai, kemudian
menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja. Untuk hal ini
digunakan format atau blanko SPM. Setelah itu adalah membandingkan antara hasil
kegiatan pelaksanaan pelayanan kesehatan dengan sasaran dan target yang sudah
ditentukan.
2. Penentuan prioritas masalah
Untuk mengetahui permasalahan, dapat dilakukan berbagai cara. Diantaranya
melakukan penelitian, mempelajari laporan, dan berdiskusi dengan para ahli.
Namun dalam penentuan masalah ini, metode yang kami gunakan adalah metode
Hanlon.
3. Penentuan penyebab masalah
Analisis penyebab masalah merupakan kegiatan untuk mengaitkan masalah dengan
faktor-faktor penyebabnya. Beberapa metode untuk menganalisis penyebab
masalah antara lain fish bone analysis system (diagram tulang ikan), analisis sistem,
pendekatan H.L. Blum, analisis epidemiologi, dan pohon masalah. Dalam hal ini,
kami menggunakan metode fish bone analysis untuk menentukan penyebab
masalahnya.
4. Memilih penyebab yang paling mungkin
Bertujuan untuk mengurangi faktor-faktor penyebab yang ada, antara lain dengan
cara:
1. Menetapkan tujuan dan sasaran
2. Mencari alternative pemecahan masalah
Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang
didukung oleh data atau konfirmasi
5. Menentukan alternative pemecahan masalah
Sering kali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab yang
sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada
alternative pemecahan.

4
6. Penetapan pemecahan masalah terpilih
Setelah alternative pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan
pemecahan terpilih. Apabila diketemukan beberapa alternative maka digunakan
Hanlon kualitatif untuk menentukan atau memilih pemecahan terbaik.
7. Penyusunan rencana penerapan
Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan of Action
atau Rencana Kegiatan).
8. Monitoring dan evaluasi
Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan masalah
yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan menyangkut masalah
itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.
4.2 Identifikasi Cakupan Program
Berdasarkan yang diperoleh dari hasil analisis data Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Triwulan III Puskesmas Kelurahan Pela Mampang tahun 2018, didapatkan
beberapa belum mencapai hasil yang di targetkan. Komponen-komponen program
tersebut yaitu:
Tabel 15. Daftar Pencapaian Program Pengembangan Puskesmas Kelurahan Pela
Mampang yang tidak mencapai target 2018

Indikator Target Sasaran 1 Bulan Pencapaian


(%) tahun berjalan (%)

Penduduk usia produktif yang di 100 1000 47 4,7


skrining faktor risiko PTM

Pelayanan Kesehatan sesuai 100 3000 768 25,6


standar untuk pasien hipertensi
Pelayanan Kesehatan sesuai 100 1500 562 37,5
standar untuk pasien Diabetes
Melitus

Penduduk usia 60 keatas 100 2000 906 45,3


mendapatkan skrining sesuai
standar

5
4.3 Penentuan Prioritas Masalah Berdasarkan Hanlon Kuantitatif
Untuk penentuan prioritas masalah digunakan metode Hanlon Kuantitatif. Kriteria
dalam Hanlon Kuantitatif adalah sebagai berikut:
a. Kriteria A: Besarnya masalah
b. Kriteria B: Kegawatan masalah
c. Kriteria C: Kemudahan dalam penanggulangan
d. Kriteria D: Faktor PEARL

Kriteria A: Besarnya masalah: Besarnya masalah dapat ditentukan melalui langkah-


langkah berikut
Langkah 1:
Menentukan besaran masalah dengan cara menghitung selisih presentasi
pencapaian dengan target 100%.

Tabel 16. Besarnya Masalah


No Program Target Pencapaian Besarnya
Masalah

1 Penduduk usia produktif yang di 100% 4,7 % 95.3 %


skrining faktor risiko PTM

2 Pelayanan Kesehatan sesuai standar 100% 25,6 % 74.4 %


untuk pasien hipertensi
3 Pelayanan Kesehatan sesuai standar 100% 37,5 % 62.5 %
untuk pasien Diabetes Melitus

4 Penduduk usia 60 keatas mendapatkan 100% 45,3 % 54.7 %


skrining sesuai standard

6
Langkah 2:
Menentukan kolom/kelas interval dengan Rumus Sturgess:
K = 1 + 3,3 Log n
Keterangan:
k = jumlah kolom/kelas
n = jumlah masalah
Masukkan ke rumus
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 4
= 1+ 3,3 (0,60) = 2,98 dibulatkan menjadi 3

Langkah 3:
Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besarnya masalah terbesar
dengan terkecil kemudian di bagi kelas atau kolom.
Nilai besar masalah : terbesar 95,3%
terkecil 54.7 %
Interval : Nilai terbesar – nilai terkecil
K
: 95,3 – 54.7
3
: 13,5 dibulatkan menjadi 13
Langkah 4:
Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah kolom atau kelas:
Tabel 17. Pembagian Interval Kelas
Kolom/Kelas Skala Interval Nilai
Skala 1 54.7 – 67.7 1
Skala 2 67.8 – 80.8 2
Skala 3 93.8 – 106.8 3

7
Langkah 5:
Menentukan nilai tiap masalah sesuai dengan kelasnya.
Tabel 18. Masalah Berdasarkan Kelas
No Program 54.7 67,8 93.8 Nilai
- - -
67.7 80.8 106.8
1 Penduduk usia produktif yang di X 3
skrining faktor risiko PTM
2 Pelayanan Kesehatan sesuai standar X 2
untuk pasien hipertensi
3 Pelayanan Kesehatan sesuai standar X 1
untuk pasien Diabetes Melitus

4 Penduduk usia 60 keatas mendapatkan X 1


skrining sesuai standard

Kriteria B: Kegawatan masalah


Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan tingkat urgensi (U), besarnya
masalah (S), tingkat penyebaran /meluasnya (G), dan sumber daya (P) yang dimiliki
untuk mengatasi tiap masalah dengan sistem scoring dengan skor 1-5.
1. Tingkat urgensi dinilai sebagai berikut:
a. Sangat mendesak :5
b. Mendesak :4
c. Cukup mendesak :3
d. Kurang mendesak : 2
e. Tidak mendesak :1
2. Tingkat besar kecilnya masalah (seriousness) dinilai sebagai berikut:
a. Sangat gawat :5
b. Gawat :4
c. Cukup gawat :3
d. Kurang gawat :2
e. Tidak gawat :1

8
3. Tingkat penyebaran/meluasnya masalah (growth) dinilai sebagai berikut:
a. Sangat mudah menyebar/meluas :5
b. Mudah menyebar/meluas :4
c. Cukup menyebar/meluas :3
d. Suli tmenyebar/meluas :2
e. Tidak menyebar/meluas :1
4. Sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan (potency) dinilai
sebagai berikut:
a. Tidak banyak :5
b. Kurang banyak :4
c.Cukup banyak :3
d. Banyak :2
e. Sangat banyak :1

Tabel 19. Penilaian Masalah Berdasarkan Kegawatan


No Masalah U S G P Jumlah
1. Penduduk usia produktif yang di skrining faktor 3 3 3 5 14
risiko PTM
2. Pelayanan Kesehatan sesuai standar untuk pasien 4 3 2 3 12
hipertensi
3. Pelayanan Kesehatan sesuai standar untuk pasien 3 2 2 3 10
Diabetes Melitus

4. Penduduk usia 60 keatas mendapatkan skrining 3 3 1 2 9


sesuai standard

Kriteria C: Kemudahan dalam Penanggulangan


Kemudahan penganggulangan masalah diukur dengan scoring dengan nilai 1 – 5
dimana:
a. Sangat mudah : 5
b. Mudah :4
c. Cukup mudah : 3
d. Sulit :2
e. Sangat sulit :1

9
Tabel 20. Penilaian Masalah Berdasarkan Kemudahan Dalam Penanggulangan
No Masalah Nilai
1. Penduduk usia produktif yang di skrining faktor risiko PTM 3
2. Pelayanan Kesehatan sesuai standar untuk pasien hipertensi 3
3. Pelayanan Kesehatan sesuai standar untuk pasien Diabetes Melitus 2

4. Penduduk usia 60 keatas mendapatkan skrining sesuai standard 2

Kriteria D: PEARL Faktor


Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan dapat
atau tidaknya suatu program dilaksanakan, faktor-faktor tersebut adalah:
a. Kesesuaian (Propriety)
b. Secara Ekonomis murah (Economic)
c. Dapat diterima (Acceptability)
d. Tersedianya sumber (Resources availability)
e. Legalitas terjamin (Legality)
Tabel 21. Faktor PEARL
No Masalah P E A R L Hasil
Kali
1. Penduduk usia produktif yang di skrining faktor 1 1 1 1 1 1
risiko PTM
2. Pelayanan Kesehatan sesuai standar untuk pasien 1 1 1 1 1 1
hipertensi
3. Pelayanan Kesehatan sesuai standar untuk pasien 1 1 1 1 1 1
Diabetes Melitus

4. Penduduk usia 60 keatas mendapatkan skrining sesuai 1 1 1 1 1 1


standard

10
4.4 Kerangka Pikir Masalah

OUTCOME
OUTPUT
PROSES
INPUT • P1
• Man • P2
• Money • P3
• Method
• Material
• Market

LINGKUNGAN
Fisik, Kependudukan, Sosial
Budaya, Sosial Ekonomi,
Kebijakan
Gambar 6. Kerangka Pemikiran Pendekatan Sistem

Masalah yang didapatkan di Puskesmas Kelurahan Pela Mampang adalah


rendahnya tingkat kehadiran masyarakat dalam skirining fakto resiko penyakit tidak
menular di POSBINDU. Untuk memecah kan masalah tersebut digunakan kerangka
pendekatan sistem yang terdiri dari input, proses, output dan lingkungan yang
mempengaruhi input dan proses. Input terdiri dari Man (Tenaga Kerja), Money
(Pembiayaan), Material (Perlengkapan), Method (Metode), Machine (Mesin) dan
Market (Pasaran). Sedangkan dari proses terdiri dari P1 (Perencanaan), P2
(Penggerakan & Pelaksanaan.), P3 (Penilaian, Pengawasan Pengendalian).
Setelah ditentukan penyebab masalah, maka selanjutnya menentukan alternative
pemecahan masalah dan menentukan prioritas pemecahan masalah yang terbaik melalui
rumus M x I x V/C. Kemudian membuat rencana penerapan pemecahan masalah yang
dibuat dalam bentuk POA (plan of action). Kegiatan tersebut dipantau apakah
penerapannya sudah baik dan apakah masalah tersebut sudah dapat dipecahkan.

11
4.5 Penentuan prioritas masalah
Setelah didapatkan nilai dari kriteria A, B, C, dan D, hasil tersebut dimasukkan
dalam formula Nilai Prioritas Dasar (NPD) serta Nilai Prioritas Total (NPT) untuk
menentukan prioritas masalah yang dihadapi:
NPD = (A + B) x C
NPT = (A + B) x C x D

Tabel 22.Urutan Prioritas Berdasarkan Perhitungan Hanlon Kuantitatif


No Masalah A B C D NPD NPT Urutan
Prioritas
1 Penduduk usia produktif yang di 3 14 3 1 51 51 I
skrining faktor risiko PTM
2 Pelayanan Kesehatan sesuai standar 2 12 3 1 42 42 II
untuk pasien hipertensi
3 Pelayanan Kesehatan sesuai standar 1 10 2 1 22 22 III
untuk pasien Diabetes Melitus

4 Penduduk usia 60 keatas mendapatkan 1 9 2 1 20 20 VI


skrining sesuai standard

4.6 Urutan Prioritas Masalah


Tabel 23. Urutan Prioritas Masalah
Masalah Urutan Prioritas Masalah
Penduduk usia produktif yang di skrining faktor I
risiko PTM
Pelayanan Kesehatan sesuai standar untuk pasien II
hipertensi
Pelayanan Kesehatan sesuai standar untuk pasien III
Diabetes Melitus
Penduduk usia 60 keatas mendapatkan skrining IV
sesuai standard

12
4.7 Konfirmasi Kemungkinan Penyebab Masalah
Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kesenjangan antara target yang
ditetapkan dengan hasil yang dicapai. Untuk memudahkan menentukan kemungkinan
penyebab masalah dapat digunakan diagram fishbone yang berdasarkan pada kerangka
pendekatan sistem meliputi input, proses,output, outcome dan lingkungan, sehingga
dapat ditemukan hal-hal yang dapat menyebabkan munculnya suatu masalah.

Tabel 24. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah dari faktor Input.


Input Kelebihan Kekurangan
Man - Kader PTM sudah terbentuk setiap Pemegang program dan kader
(Petugas) RW merangkap beberapa program
- Terdapatnya tenaga kesehatan lainnya
(dokter, perawat)
- Terdapatnya pemegang program
yang sudah terlatih

Money Pembiayaan berasal dari swadaya Dana yang berasal dari swadaya
(Pembiayaan) masyarakat masyarakat belum dapat menunjang
kebutuhan kegiatan di Posbindu
Method Posbindu sudah memiliki tempat - Sistem 5 meja belum berjalan
(Metode) dan jadwal yang rutin tiap bulan di sesuai dengan Juknis Posbindu
setiap RW
- Penyebaran informasi tentang
pentingnya posbindu yang masih
kurang

Material Sudah tersedianya surat rujukan ke Masih kurangnya media promosi dan
(Perlengkapan) puskesmas dan alat skrining informasi mengenai Posbindu dan
Penyakit Tidak Menular

13
Tabel 25. Analisis Penyebab Masalah Dari Faktor Proses dan Lingkungan

PROSES KELEBIHAN KEKURANGAN


P1 Koordinasi pelaksanaan -Kurangnya inovasi program baru
(Perencanaan) posbindu antara yang dapat meningkatkan minat
pemegang program di masyarakat untuk melakukan skrining
puskesmas, kader dan kesehatan di posbindu
kelurahan sudah
berjalan baik

P2 Pelaksanaan posbindu - Pelaksanaan sistem 5 meja belum


(Penggerakan telah dilaksanakan berjalan dengan baik
&Pelaksanaan) sesuai dengan jadwal

P3 Metode pencatatan -Pelaporan kegiatan posbindu ke pihak


(Penilaian, kegiatan posbindu puskesmas belum berjalan baik
Pengawasan sudah ada - Kurangnya evaluasi berkala kegiatan
Pengendalian) posbindu

Lingkungan Adanya kader untuk - Saat kegiatan posbindu berjalan,


melaksanakan posbindu banyak masyarakat yang sekolah atau
setiap bulan di setiap bekerja sehingga tidak dapat
RW bekerja sama mengikuti kegiatan posbindu
dengan lintas sektor - Kurangnya kesadaran masyarakat
terkait. usia 15-59 tahun untuk melakukan
skrining faktor risiko PTM di
posbindu
- Belum dilakukan survey
pengetahuan masyarakat mengenai
posbindu

14
-Sistem 5 meja belum berjalan
sesuai dengan Juknis Posbindu
Dana yang berasal
dari swadaya Penyebaran informasi tentang
masyarakat belum pentingnya posbindu yang masih
Pemegang program dan
kurang
kader merangkap dapat menunjang Masih kurangnya media
beberapa program kebutuhan kegiatan promosi dan informasi
lainnya di Posbindu METHOD
mengenai posbindu

MAN MONEY
MATERIAL

Pencapaian
program skrining
khususnya P2TM,
mencapai 4,7%

P2
P1 P3
Saat kegiatan posbindu berjalan, banyak
masyarakat yang sekolah atau bekerja
Kurangnya inovasi Pelaksanaan sistem 5 meja Pelaporan kegiatan posbindu ke sehingga tidak dapat mengikuti kegiatan
program baru yang belum berjalan dengan baik pihak puskesmas belum berjalan posbindu
dapat meningkatkan baik
Kurangnya kesadaran masyarakat usia 15-59
minat masyarakat tahun untuk melakukan skrining faktor risiko
untuk melakukan Kurangnya evaluasi berkala
kegiatan posbindu PTM di posbindu
skrining kesehatan di
posbindu

PROSES LINGKUNGAN
Gambar 6. Fishbone

15
4.8 Konfirmasi Kemungkinan Penyebab Masalah
Setelah dilakukan konfirmasi kepada pihak puskesmas (koordinator
program) mengenai program yang belum mencapai target, dari kemungkinan
penyebab masalah di atas maka didapatkan penyebab masalah yang paling mungkin
yaitu:
 Posbindu dilaksanakan saat hari kerja dan sekolah, sehingga masyarakat
yang berkerja dan bersekolah tidak dapat mengikuti kegiatan posbindu
 Walaupun sudah pernah dicoba untuk pelaksanaan posbindu di hari libur,
namun masih banyak masyarakat yang tidak hadir dikarenakan kesadaran
yang masih kurang

 Masih kurangnya media promosi dan informasi mengenai posbindu.

4.8 Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah


Tabel 26. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah
No Penyebab Masalah Alternatif pemecahan masalah
Input
Pemegang program dan kader Pembagian jobdesk antara program
Man merangkap beberapa program
1 lainnya

Money 2 Dana yang berasal dari Meninjau kembali kegiatan P2PTM


swadaya masyarakat belum yang membutuhkan dana dan
dapat menunjang kebutuhan mengalokasikannya sesuai dengan
kegiatan di Posbindu kebutuhan.

Method 3  Sistem 5 meja belum  Melaksanakan penyuluhan kepada


berjalan sesuai dengan kader mengenai sistem 5 meja
Juknis Posbindu posbindu
 Penyebaran informasi  Melakukan penyuluhan dan
tentang pentingnya pengarahan peran serta masyarakat
posbindu yang masih dalam penyebaran informasi
posbindu secara rutin
kurang

16
No Penyebab Masalah Alternatif pemecahan masalah
Proses
Material 4 Masih kurangnya media Memberikan media promosi dan
promosi dan informasi informasi kepada masyarakat
mengenai posbindu
P1 5 Kurangnya inovasi program Melakukan inovasi baru berupa
baru yang dapat membuat rapor binaan terpadu keluarga
meningkatakan minat
masyarakat untuk melakukan
skrining di posbindu
P2 6 Pelaksanaan sistem 5 meja Melaksanakan pelatihan simulasi
belum berjalan dengan baik mengenai sistem 5 meja posbindu
kepada kader
P3 7  Pelaporan kegiatan  Mengadakan pembinaan kepada
posbindu ke puskesmas kader mengenai pelaporan hasil
belum berjalan baik posbindu
 Kurangnya evaluasi berkala
 Melakukan koordinasi dengan kepala
kegiatan posbindu
puskesmas pemegang program serta
para kader untuk mengevaluasi
kegiatan posbindu setiap bulan
Lingkungan 8  Saat kegiatan posbindu  Melakukan posbindu pada hari libur
berjalan banyak serta bekerja sama dengan RW
masyarakat yang sekolah setempat untuk melaksanakan
atau bekerja sehingga tidak kegiatan seperti olahraga, bersih
dapat mengikuti kegiatan bersih lingkungan kemudian
posbindu masyarakat di ajak untuk
 Kurangnya kesadaran melakukan skrining faktor risiko
masyarakat usia 15-59
penyakit tidak menular
tahun untuk melakukan
skrining PTM di posbindu  Melakukan penyuluhan terhadap
masyarakat usia 15-59 tahun
 Belum dilakukan survey tentang pentingnya melakukan
pengetahuan masyarakat skrining PTM di posbindu
mengenai posbindu  Melakukan survey dengan
memberikan beberapa pertanyaan
mengenai posbindu kepada
masyarakat

17
4.9 Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah Kriteria Matriks
Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya
dilakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas
alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria
matriks dengan rumus (M x I x V)/C.
Masing-masing cara penyelesaian masalah diberi nilai berdasar kriteria:
1 Magnitude: Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan
Dengan nilai 1-5 dimana semakin mudah masalah yang dapat diselesaikan
maka nilainya mendekati angka 5.
2 Importancy: Pentingnya cara penyelesaian masalah
Dengan nilai 1-5 dimana semakin pentingnya masalah untuk diselesaikan maka
nilainya mendekati angka 5.
3 Vulnerability: Sensitifitas cara penyelesaian masalah
Dengan nilai 1-5 dimana semakin sensitifnya cara penyelesaian masalah maka
nilainya mendekati angka 5.
4 Cost: Biaya (sumber daya) yang digunakan
Dengan nilai 1-5 dimana semakin kecil biaya yang dikeluarkan nilainya
mendekati angka 1.
Dari analisis pemecahan masalah didapatkan alternatif pemecahan masalah
sebagai berikut :
A. Pembagian jobdesk antara program
B. Melaksanakan penyuluhan kepada kader mengenai sistem 5 meja posbindu
C. Melakukan penyuluhan dan pengarahan peran serta masyarakat dalam
penyebaran informasi posbindu secara rutin.
D. Memberikan media promosi dan informasi kepada masyarakat
E. Melakukan inovasi baru berupa membuat rapor binaan terpadu keluarga
F. Melaksanakan pelatihan simulasi mengenai sistem 5 meja posbindu kepada
kader
G. Mengadakan pembinaan kepada kader mengenai pelaporan hasil posbindu
H. Melakukan koordinasi dengan kepala puskesmas pemegang program serta
para kader untuk mengevaluasi kegiatan posbindu setiap bulan
I. Melakukan posbindu pada saat hari libur
J. Melakukan penyuluhan terhadap masyarakat usia 15-59 tahun tentang
pentingnya melakukan skrining PTM di posbindu
K. Melakukan survey dengan memberikan beberapa pertanyaan mengenai
posbindu kepada masyarakat

18
Tabel 27. Prioritas Alternatif Penyelesaian Masalah
Penyelesaian Nilai Kriteria Hasil akhir Urutan
Masalah M I V C (MxIxV)
/C
A 3 2 3 1 18 V
B 3 2 2 2 6 X
C 5 4 3 3 20 IV
D 5 5 3 3 25 III
E 3 2 3 1 18 VI
F 3 1 3 1 9 VII
G 3 1 3 1 9 VIII
H 1 3 3 1 9 IX
I 4 5 3 2 30 II
J 4 5 3 2 30 I
K 3 2 2 2 6 XI

Setelah penentuan prioritas alternatif pemecahan penyebab masalah dengan


menggunakan kriteria matriks, maka didapatkan urutan prioritas alternatif pemecahan
penyebab kendala yang dihadapi oleh kader kesehatan dan petugas kesehatan di Puskesmas
Kelurahan Pela Mampang adalah sebagai berikut:
I. Melakukan penyuluhan terhadap masyarakat usia 15-59 tahun tentang
pentingnya melakukan skrining PTM di posbindu
II. Melakukan posbindu pada saat hari libur
III. Memberikan media promosi dan informasi kepada masyarakat
IV. Melakukan penyuluhan dan pengarahan peran serta masyarakat dalam
penyebaran informasi posbindu secara rutin.
V. Pembagian jobdesk antara program
VI. Melakukan inovasi baru berupa membuat rapor binaan terpadu keluarga
VII. Melaksanakan pelatihan simulasi mengenai sistem 5 meja posbindu kepada
kader
VIII. Mengadakan pembinaan kepada kader mengenai pelaporan hasil posbindu
IX. Melakukan koordinasi dengan kepala puskesmas pemegang program serta
para kader untuk mengevaluasi kegiatan posbindu setiap bulan
X. Melaksanakan penyuluhan kepada kader mengenai sistem 5 meja posbindu
XI. Melakukan survey dengan memberikan beberapa pertanyaan mengenai
posbindu kepada masyarakat

19
BAB V
METODE DIAGNOSTIK KOMUNITAS

5.1 Rancangan Diagnostik Komunitas


Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, dimana penelitian
dilakukan dengan mendeskripsikan serta menganalisis data dengan tujuan utama untuk
memberikan gambaran mengenai suatu keadaan secara objektif yang bersifat aktual.
Rancangan penelitian yang digunakan berupa wawancara mendalam dengan tujuan
membuat penilaian terhadap suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu program dan
hasilnya digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut.

5.1.2 Besar dan Cara Pengambilan Sampel


Perhitungan jumlah sampel tunggal yang dibutuhkan dengan prevalensi
menggunakan rumus:
𝑛0
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝐹𝑖𝑛𝑖𝑡𝑒 → 𝑛 = 𝑛0
(1 + )
𝑁

𝑍𝛼 2 × 𝑝 × 𝑞
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝐼𝑛𝑓𝑖𝑛𝑖𝑡𝑒 → 𝑛0 =
𝑑2
Keterangan
1. 𝑛: Jumlah sampel minimal yang dibutuhkan
2. 𝑍𝛼: Tingkat kemaknaan, dengan nilai 1.96 pada 𝛼 = 0.05
3. 𝑝: Prevalensi, persentase kunjungan ke Posbindu 26%
4. 𝑞: 1 − 𝑝, pada studi ini didapatkan 0,74
5. 𝑑: Kesalahan absolut yang dapat diterima yang pada studi ini digunakan 10%
6. N: Jumlah populasi, pada studi ini 2289 orang (penduduk total RW 13 usia 15-59
tahun)

20
Maka perhitungan jumlah sampel tersebut adalah:
1,962 ×0,26×0,74
1. Populasi Infinte →n0 = = 295,6 → 296
0,052

296
2. Populasi Finite → n= 296 = 262 orang
1+2289

Untuk penelitian kualitatif maka diambil sampel 20% dari total sehingga sampel yang
dibutuhkan adalah sebanyak 52 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
consecutive non random sampling. Selanjutnya kami mengunjungi sampel yang memenuhi
kriteria inklusi untuk dilakukan penyuluhan mengenai pentingnya skrining penyakit tidak
menular dan melakukan wawancara tentang penyakit tidak menular dan posbindu.

5.2 Indikator Keberhasilan


Meningkatnya penduduk usia 15-59 tahun untuk melakukan skrining penyakit tidak
menular (PTM) di posbindu, serta meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai PTM
dan pentingnya melakukan skrining PTM sedini mungkin.

5.2.1 Jenis Data


Jenis data pada evaluasi program ini adalah menggunakan data kualitatif. Data ini diperoleh
dari wawancara dengan kepala puskesmas kelurahan, penanggung jawab pemegang program
penyakit tidak menular dan masyarakat

5.3 Lokasi dan Waktu


5.3.1 Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Pela Mampang (RW 13
Kelurahan Pela Mampang )

5.3.2 Waktu
Survey dilakukan pada bulan September - Oktober 2019.

21
5.4 Target Sasaran Evaluasi Program
5.4.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria Inklusi:
a) Merupakan penduduk tetap di RW 013 Kelurahan Pela Mampang
b) Penduduk berusia 15-59 tahun
Kriteria Eksklusi:
a) Tidak bersedia untuk diwawancarai
b) Penduduk berusia <15 tahun atau >59 tahun

5.5 Analisis Komunitas dan Table Plan Of Actions


Data hasil kegiatan diperoleh dari Puskesmas Kelurahan Pela Mampang,
kemudian dianalisis berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Masalah pada
evaluasi program ini merupakan hasil kegiatan dengan pencapaian yang kurang dari
100% berdasarkan SPM. Dari beberapa masalah tersebut dilakukan upaya pemecahan
dengan menerapkan metode algoritma problem solving cycle, yaitu setelah dilakukan
identifikasi masalah, maka selanjutnya ditentukan prioritas masalah dengan
menggunakan metode Hanlon Kuantitatif. Dari beberapa masalah tersebut, kemudian
diambil salah satu program bermasalah dengan prioritas utama yang akan dipecahkan.
Langkah selanjutnya dilakukan survey secara kualitatif dengan pendekatan
sistem yang diawali dari input yang meliputi 5M, yaitu man, money, method, material,
machine, kemudian dilanjutkan dengan proses yang meliputi fungsi manajeman (P1, P2,
P3) dan manajemen mutu yang semua terangkum dalam Fish Bone Analysis, sehingga
didapatkan output. Input dan proses dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Data kemudian
diolah untuk mengidentifikasi dan mencari penyebab masalah, lalu ditentukan alternatif
pemecahan masalah. Metode kriteria matriks (M x I x V/C) digunakan untuk membantu
menentukan prioritas pemecahan masalah. Setelah pemecahan masalah terpilih, dibuat
rencana kegiatan dalam bentuk POA (Plan of Action) dan diaplikasikan pada subjek
penelitian.

22
Tabel 36. Plan Of Actions

No. Upaya Indikator Kegiatan Tujuan Anggaran & Target Penanggung Mitra Waktu Lokasi
Kerja sumber sasaran Jawab & Kerja Pelaks Pelaksan
pembiayaan kebutuhan anaan aan
sumber daya
1. Melakukan Pemahaman Promosi Meningkatnya Dokter Masyarakat Puskesmas - 3-13 RW 013
Penyuluhan masyarakat kesehatan pemahaman muda, terutama usia dan Dokter Oktob
terhadap tentang masyarakat puskesmas 15-59 tahun Muda er
masyarakat 2019
pentingnya tentang
usia 15-59 melakukan pentingnya
tahun tentang skrining melakukan
pentingnya PTM skrining PTM
melakukan
skrining PTM
di posbindu

2. Melakukan Pengetahuan Pemberian Mengevaluasi Dokter Masyarakat Pemegang - 10 - 13 RW 013


survey dengan masyarakat daftar kegiatan muda, terutama usia program Oktob
memberikan mengenai posbindu Puskesmas 15-59 tahun PTM, kader er
pertanyaan berdasarkan
beberapa posbindu tentang dan dokter 2019
pandangan
pertanyaan masyarakat muda
posbindu
mengenai
posbindu
kepada
masyarakat

23
No. Upaya Indikator Kerja Kegiatan Tujuan Anggaran Target Penanggung Mitra Waktu Lokasi
& sumber sasaran Jawab & Kerja Pelaksanaan Pelaksanaan
pembiaya kebutuhan
an sumber daya
3. Melakukan Semua anggota Seluruh Meningkatkan Dokter Masyarakat Pemegang - 06 Oktober RW 013
inovasi baru 2019
keluarga yang anggota usia minat muda, terutama program
berupa
membuat termasuk dalam 15-59 masyarakat puskesmas usia PTM dan
rapor binaan
usia 15-59 tahun melakukan untuk produktif dokter muda
terpadu
keluarga terdata dalam skrining di melakukan (15-59
rapor posbindu dan skrining PTM tahun)
nama serta di posbindu
waktu ‘
pemeriksaan
dicatat di
rapor

4. Memberikan Pengetahuan Promosi Meningkatkan Dokter Masyarakat Pemegang - 10 - 13 RW 013


media masyarakat Oktober
kesehatan minat muda, terutama program
promosi dan tentang 2019
informasi pentingnya dengan masyarakat puskesmas usia PTM dan
kepada melakukan media buku untuk produktif dokter muda
masyarakat skrining PTM
melakukan (15-59
skrining PTM tahun)
di posbindu

24
BAB VI

HASIL DIAGNOSTIK KOMUNITAS

6.1 Evaluasi Intervensi Kegiatan

Intervensi kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:


Tabel 37. Kegiatan Intervensi
No. Tanggal Kegiatan
Melakukan diskusi dengan Kepala Puskesmas dan pemegang program
1. 20 September 2019 PTM Puskesmas Kelurahan Cipete Selatan mengenai PTM dan
Posbindu
Melakukan advokasi dengan kader Posbindu di RW 13 Pela
2. 30 September 2019 Mampang tentang pelaksanaan Penyuluhan door to door dan
Posbindu di hari libur
- Melakukan sosialisasi tentang pentingnya skirining Penyakit tidak
3. 3 Oktober 2019 menular di balai temu RW 13

- Pembuatan media informasi berupa buku informasi/rapor binaan


4. 06 Oktober 2019 terpadu keluarga tentang PTM dan hasil skrining PTM di Posbindu

- Penyuluhan, pembagian selembaran undangan pelaksanaan


5. 07 Oktober 2019
Posbindu di hari libur dan skrining PTM
- Melakukan sosialisasi ke rumah-rumah warga tentang buku rapor
binaan terpadu keluarga dan pelaksanaan posbindu tambahan serta
5. 10 Oktober 2019 memberikan edukasi tentang pentingnya melakukan skrining PTM
- Pembagian buku rapor binaan terpadu kepada warga RW 13
- Melakukan wawancara mengenai pengetahuan masyarakat tentang
PTM dan Posbindu
6.
- Melakukan penyuluhan ke rumah-rumah warga tentang edukasi
pentingnya melakukan skrining PTM sedini mungkin
11 Oktober 2019 - Melakukan wawancara mengenai pengetahuan masyarakat tentang
PTM dan Posbindu

7.
- Melakukan senam bersama warga RW 13
13 Oktober 2019 - Melakukan penyuluhan dan sosialisasai tentang penyakit tidak
menular dan sosialisasi tentang PTM ke warga RW 13
- Melakukan wawancara mengenai pengetahuan masyarakat tentang
PTM dan Posbindu
- Melakukan Posbindu PTM di hari libur
- Pembagian buku rapor binaan terpadu keluarga ke warga RW 13

25
6.1.1 Diskusi dengan kepala puskesmas dan pemegang program PTM
Setelah topik ditentukan, selanjutnya dilakukan diskusi dengan kepala
puskesmas dan pemegang program PTM di puskesmas kelurahan Pela Mampang.
Dalam diskusi tersebut membahas mengenai kegiatan yang sudah berjalan, target
pencapaian, dan kendala yang ada. Salah satu kendala yang ditemukan yaitu
mengenai kurangnya kesadaran dari masyarakat itu sendiri untuk melakukan
skrining PTM di Posbindu.

6.1.2 Melakukan advokasi dengan kader Posbindu


Advokasi ini diadakan di rumah kader kesehaatan RW 13 Kelurahan Pela
Mampang pada tanggal 30 september 2019, yang dihadiri oleh Ibu kader, ibu
RW 13 dan dokter muda. Dimana rangkaian acara terdiri dari pemberian materi
mengenai PTM, upaya untuk meningkatkan cakupan peserta posbindu serta
membahas kendala dan masalah dalam pelaksanaannya. Kemudian diadakan
diskusi terbuka untuk membahas masalah serta memberikan pendapat untuk hal
tersebut. Kegiatan ini bertujuan agar kader dapat memahami pentingnya skrining
PTM terutama pada masyarakat usia 15-59 tahun dan dapat melaksanakan
skrining dan penyuluhan tentang PTM door to door dan Posindu di hari libur pada
bulan Oktober ini untuk meningkatkan cakupan peserta posbindu.

6.1.3 Pembuatan rapor binaan terpadu keluarga


Pembuatan buku rapor binaan terpadu keluarga bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan keluarga dan meningkatkan minat keluarga yang
sudah berusia diatas 15 tahun untuk melakukan skrining PTM di Posbindu. Rapor
binaan terpadu keluarga dalam bentuk buku yang berisi informasi mengenai PTM,
serta terdapat lembar pemantauan skrining PTM di Posbindu, sehingga kader
Posbindu dan dokter pemeriksa dapat mengetahui perkembangan pasien.

26
6.1.4 Melakukan sosialisasi ke rumah warga

Sosialisasi kepada masyarakat yang berusia 15-59 tahun, kegiatan ini


dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai
PTM dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya melakukan
skrining PTM. Sosialisasi PTM ini disertai dengan sosialisasi buku rapor binaan
terpadu keluarga untuk memantau kondisi kesehatan keluarga yang berusia diatas
15 tahun.
Sosialisasi dilakukan dengan mengunjungi rumah-rumah warga di
beberapa RT di RW 13 Kelurahan Pela Mampang pada tanggal 10 dan 11Oktober
2019 yang dibantu oleh ketua RT dan ibu kader pada RT tersebut.

6.2 Evaluasi Data Kualitatif/Wawancara Sasaran


6.2.1 Wawancara Dengan Kepala Puskesmas dan Pemegang Program

Evaluasi Intervensi kegiatan yang dilakukan pada evaluasi program


skrining PTM di Pobsindu Kelurahan Pela Mampang terdiri dari kepala
puskesmas, pemegang program di puskesmas kelurahan dan pembimbing bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. Langkah
pertama yang digunakan adalah meminta data pencapaian seluruh kegiatan di
Puskesmas Kelurahan Pela Mampang, setelah itu data diolah dengan menghitung
persentase pencapaian selama tahun 2018. Dari hasil tersebut didapatkan
beberapa program yang pencapaiannya belum mencapai target yang sudah
ditentukan. Setelah itu, dilakukan diskusi dengan seluruh pemegang program
untuk menentukan prioritas masalah yang dianggap paling sulit penyelesaiannya.
Didapatkan masalah tersebut adalah pemeriksaan skrining PTM pada usia 15-59
tahun yang pencapaian selama 1 tahun 4,7 % dari target 100%. Maka topik
evaluasi program yang dipilih adalah upaya untuk meningkatkan kehadiran
masyarakat terutama usia 15-59 tahun untuk melakukan skrining PTM di
Posbindu.
Setelah topik ditentukan, selanjutnya dilakukan wawancara dengan kepala
puskesmas, pemegang program di puskesmas kelurahan di wilayah kelurahan
Pela Mampang. Wawancara pertama kali dilakukan dengan pemegang program

27
PTM di Puskesmas Kelurahan Pela Mampang, pemegang program tersebut
menjelaskan mengenai pelayanan yang sudah berjalan di Puskesmas, target
pencapaian, dan kendala yang ada di Puskesmas Kelurahan Pela Mampang
mengenai pelayanan kesehatan PTM. Kendala yang disampaikan oleh pemegang
program adalah kurangnya kesadaran masyarakat dan yang datang ke Posbindu
hanya masyarakat yang sudah pernah rutin berkunjung ke Posbindu saja.
Wawancara juga dilakukan dengan koordiantor Posbindu di Puskesmas Kelurahan
Pela Mampang, wawancara mengenai kegiatan Posbindu yang telah berjalan.
Dikatakan bahwa masyarakat usia 15-40 tahun jarang datang ke Posbindu karena
harus sekolah dan bekerja sehingga untuk mencakup usia-usia tersebut sulit
dilakukan.
Selanjutnya, dilakukan wawancara dengan kepala puskesmas mengenai
kendala yang timbul dalam pelaksanaan Posbindu. Kemudian dilakukan diskusi
dengan pembimbing bagian Ilmu Kesehatan Masyarkat Fakultas Kedokteran
Trisakti, pembimbing menyarankan adanya inovasi baru selain penyuluhan untuk
meningkatkan minat masyarakat melakukan skrining PTM di Posbindu dan
melakukan survey berupa wawancara mengenai pengetahuan masyarkat tentang
PTM dan posbindu serta alasan apabila tidak pernah mengikuti kegiatan posbindu
sebelumnya. Setelah diskusi dengan pembimbing, selanjutnya dilakukan diskusi
dengan pemegang program sdan kepala puskesmas kelurahan Pela Mampang,
Kepala Puskesmas dan pemegang program menyetujui usulan mengenai
pembuatan rapor binaan terpadu keluarga dan survey wawancara ke masyarakat.

6.2.2 Wawancara Sasaran


Wawancara sasaran dilakukan selama kegiatan sosialisasi ke rumah-rumah
warga. Wawancara yang dilakukan menanyakan beberapa pertanyaan. Pertanyaan
pertama seputar pengetahuan masyarakat tentang PTM, seperti PTM apa yang
paling diketahui, kemudian gejala dan cara mencegahnya. Kemudian di
pertanyaan kedua menanyakan tentang pengetahuan Posbindu, sepeti apa itu
kepanjangan Posbindu, Kapan waktu pelaksaan dan dimana tempat pelaksanaan
Pobsindu di RW tersebut, serta apa tujuan dari Posbindu. Pertanyaan ketiga

28
berisikan tentang alasan apabila belum pernah melakukan skrining PTM di
Posbindu dan pertanyaan keempat adalah saran dan masukan yang bisa diberikan
oleh masyarakat untuk pelaksanaan Pobsindu kedepannya.

6.2.3 Karakteristik Responden


Sampel di ambil dari RW 13 Kelurahan Pela Mampang. Pengambilan
sampel dilakukan pada saat sosialisasi kunjungan ke rumah warga yang
didampingi oleh kader dan ibu RT setempat.
Dimana kegiatan yang dilakukan berupa wawancara kemudian
memberikan edukasi mengenai PTM dan melakukan Pemeriksaan Skrining Faktor
Risiko. Sebelum melakukan wawancara diberikan informed consent kepada
responden dalam bentuk lisan, setelah responden setuju maka akan diwawancarai.
Penelitian dilakukan terhadap 52 sampel di Kelurahan Pela Mampang.
Hasil penelitian di dapat dari data primer melalui wawancara pada bulan Oktober
2019 yang bertempat di RW 13 Kelurahan Pela Mampang, Jakarta Selatan.
Berikut adalah penjabaran hasil penelitian yang didapatkan:

Tabel 38. Karekteristik Responden Berdasarkan Usia


Usia Jumlah responden Persentase (%)
17-22 tahun 8 15,4%
23-28 tahun 4 7,7%
29-34 tahun 2 3,8%
35-40 tahun 6 11,5%
41-46 tahun 9 17,3%
47-52 tahun 12 23,1%
53-58 tahun 11 21,2%
Total 52 100%

29
Tabel 39. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah responden Persentase (%)


SD 25 48,1%
SMP 6 11,6%
SMA/K 18 35%
S1 3 3,8%
Total 52 100%

Berdasarkan data usia responden, maka evaluasi program ini didominasi


oleh kelompok usia 47-52 tahun sebanyak 12 orang (23,1%), lalu kelompok 41-46
tahun sebanyak 9 orang (17,3%) lalu kelompok usia 17-22 tahun sebanyak 8
orang (15,4%), usia 35-40 tahun sebanyak 6 orang (11,5%), usia 23-28 tahun
sebanyak 4 orang (7,7%) dan yang terakhir dengan presentasi terkecil adalah
kelompok usia 29-34 tahun sebanyak 2 orang (3,8%).
Berdasarkan data tingkat pendidikan responden, maka evaluasi program
ini didominasi dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 25 orang (48,1%), diikuti
oleh SMA/K sebanyak 18 orang (35%), lalu SMP sebanyak 6 orang (11,6%), dan
yang terakhir S1 sebanyak 3 orang (3,8%).

30
BAB VII

HASIL INTERVENSI KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

7.1. Hasil Intervensi Kegiatan


Kunjungan Posbindu pada tanggal 06, 10, 11, dan 13 Oktober 2019 di
RW 013
Tabel 40. Data Kunjungan Posbindu Berdasarkan Usia
Usia Jumlah responden Persentase (%)
17-22 tahun 8 15,4%
23-28 tahun 4 7,7%
29-34 tahun 2 3,8%
35-40 tahun 6 11,5%
41-46 tahun 9 17,3%
47-52 tahun 12 23,1%
53-58 tahun 11 21,2%
Total 52 100%

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa dari total


sejumlah pengunjung sebanyak 52 orang, yang terbanyak merupakan
kalangan usia 47-52 tahun (23,1%) dan yang paling sedikit adalah
masyarakat berusia >29-34 tahun (3,8%)

7.1.1. Hasil Intervensi: Melakukan advokasi dengan kader Posbindu


di RW 13
Advokasi dilakukan pada saat sedang diadakan Posbindu di RW 13.
Advokasi dilakukan dengan para kader Posbindu RW 13 yang bertujuan
untuk meminta izin untuk diadakannya Posbindu di hari libur pada bulan
Oktober dalam rangka menilai hasil intervensi. Dari hasil advokasi dan
diskusi dengan para kader Posbindu RW 13, para kader setuju untuk
dibukanya Posbindu untuk melaksanakan intervensi pada hari Minggu, 13
Oktober 2019 di Balai Temu Warga RW 13.

31
7.1.2. Hasil Intervensi: Membuat buku Rapor Binaan Terpadu
Pembuatan buku rapor binaan terpadu bertujuan agar masalah
kesehatan bukan menjadi masalah tiap individu saja melainkan masalah
seluruh keluarga. Buku Rapor Binaan Terpadu diberikan kepada setiap
keluarga dan dalam buku rapor ditulis identitas kepala keluarga dan
anggota keluarga yang berusia 15-59 tahun. Dalam buku ini juga berisikan
edukasi tentang penyakit PTM terbanyak di Indonesia yaitu mengenai
hipertensi, diabetes mellitus dan pencegahan dengan metode CERDIK.
Untuk buku hasil pemeriksaan tetap digunakan untuk pencatatan hasil
skrining. Buku rapor disebar pada saat melakukan sosialiasi ke rumah
warga, tempat usaha dan beberapa instansi lain seperti pemadam
kebakaran. Pada saat Posbindu diadakan, beberapa warga yang
disosialisasi datang membawa buku rapor binaan keluarga dan anggota
keluarga yang tercatat dalam rapor.

7.1.3. Hasil Intervensi: Sosialisasi buku Rapor Binaan Terpadu ke


warga RW 13
Sosialisasi buku rapor binaan terpadu dan penyakit PTM dilakukan
dengan mengunjungi beberapa rumah warga (door to door) di RW 13
Kelurahan Pela mampang pada tanggal 06, 10 dan 11 Oktober 2019 yang
dibantu ketua RT dan kader Posbindu. Selain sosialisasi, sebanyak 52
orang juga diwawancarai mengenai pengetahuan tentang PTM dan
Posbindu. Sosialisasi juga dilakukan untuk mengajak warga untuk datang
ke Posbindu RW 13 yang akan d adakan di Balai Temu Warga RW 13
pada hari Minggu 13 oktober 2019. Sosialisasi mengenai Posbindu juga
dibantu oleh para kader dengan broadcasting pesan ke warganya melalui
selembaran.

32
7.2. Hasil Evaluasi Data Kualitatif/Indepth Interview
7.2.1. Hasil wawancara dengan sasaran
Wawancara sasaran dilakukan selama kegiatan sosialisasi ke rumah
warga. Dari hasil wawancara mengenai penyakit PTM yang diketahui,
sebagian besar menjawab hipertensi dengan gejala pusing dan untuk
mencegah hipertensi adalah dengan mengurangi makanan yang asin. Pada
saat ditanyakan mengenai Posbindu sebagian besar mengetahui tentang
Posbindu, namun jika ditanyakan tentang kepanjangan posbindu banyak
yang tidak mengetahui. Untuk kegiatan apa yang dilakukan di Posbindu,
rata-rata menjawab untuk pemeriksaan tensi, timbang dan cek darah.
Lokasi Posbindu rata-rata sudah mengetahui tempat dilaksanakannya
Posbindu RW 02. Untuk waktu pelaksanaanya rata-rata hanya mengetahui
bahwa Posbindu dilakukan satu bulan sekali, namun tidak mengetahui
tanggal pasti jadwal pelaksanaan Posbindu RW 02.

Tujuan dari posbindu sebagian besar menjawab untuk meningkatkan


kesehatan. Alasan tidak mengikuti Posbindu karena beberapa kendala
berupa sibuk mengurus kegiatan rumah tangga seperti mengantar anak
sekolah ataupun harus bekerja, serta terdapat kendala seperti lokasi
Posbindu yang sulit dijangkau untuk beberapa warga, kemudian ada yang
mengatakan bahwa merasa dirinya sehat sehingga tidak merasa perlu
untuk melakukan skrining PTM atau menganggap bahwa Posbindu hanya
untuk masyarakat usia lanjut sehingga banyak usia muda yang tidak
mengikuti kegiatan Posbindu. Beberapa warga juga menyarankan agar
informasi mengenai PTM dan Posbindu ditingkatkan.

33
BAB VIII
REKAPITULASI HASIL
Tabel 41. Rekapitulasi Hasil
No Upaya Indikator kerja Kegiatan Waktu Lokasi pelaksanaan Hasil
pelaksanaan
INPUT
1. Method
Melakukan Diselenggarakannya Pemaparan 30 September Rumah kader Kader Posbindu setuju untuk buka Posbindu
advokasi dengan Posbindu hari libur tentang alasan 2019 kesehatan Rw 13 pada Hari Libur di Balai Temu Warga RW 13
kader Posbindu di untuk menilai mengambil kelurahan Pela
RW 13 Pela intervensi yang evaluasi Mampang
Mampang tentang dilakukan program
pelaksanaan Posbindu di
Posbindu hari libur RW 13 dan
diskusi

2 Material Pengetahuan Promosi 06 Oktober 2019 RW 13 Pengetahuan masyarakat tentang PTM


masyarakat tentang kesehatan bertambah
Memberikan media
pentingnya dengan media
promosi dan
melakukan skrining buku
informasi kepada
PTM
masyarakat

34
No Upaya Indikator kerja Kegiatan Waktu Lokasi pelaksanaan Hasil
pelaksanaan
PROSES
3. P1 Semua anggota Seluruh anggota 06 Oktober 2019 Kerumah –rumah Keluarga yang mendapat buku Rapor Binaan
usia produktif warga RW 13 serta di Terpadu datang untuk skrining PTM di
Membuat buku keluarga yang
melakukan Posbindu tambahan Posbindu dengan membawa anggota keluarga
Rapor Binaan termasuk dalam skrining di yang masih berusia produktif.
Terpadu dan posbindu serta
usia produktif
mencantumkan nama yang
informasi tentang terdata dalam diperiksa dan
PTM waktu
Rapor
pemeriksaan
dicatatat di
Rapor

LINGKUNGAN

4. Melakukan Pemahaman Promosi 06, 10, dan 11 RW 13 kelurahan Pela Warga paham tentang Posbindu dan
sosialisasi ke rumah masyarakat tentang Kesehatan Oktober 2019 Mampang menambah pengetahuan tentang penyakit PTM
warga tentang buku pentingnya
rapor Posbindu dan melakukan skrining
mengenai Posbindu PTM
tambahan serta
memberikan
edukasi tentang
pentingnya
melakukan skrining
PTM

35
No Upaya Indikator kerja Kegiatan Waktu Lokasi pelaksanaan Hasil
pelaksanaan
5 Melakukan Pengetahuan Menanyakan 06,10, 11 dan 13 RW 13 kelurahan Pengetahuan warga tentang PTM dan Posbindu
wawancara masyarakat beberapa Oktober 2019 Pela Mampang masih kurang
mengenai mengenai Posbindu pertanyaan
pengetahuan lewat
masyarakat tentang wawancara
PTM dan Posbindu tentang PTM
dan Posbindu

36
BAB IX
KESIMPULAN DAN SARAN

9.1 Kesimpulan
Berdasarkan delapan alternatif masalah yang sudah ditetapkan, empat
diantaranya kegiatan intervensi dapat dilakukan. Intervensi pertama yang telah
dilakukan adalah Melakukan survey wawancara dengan masyarakat terutama usia 15-
59 tahun dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang
PTM dan pengetahuan seputar Posbindu serta menegtahui alasan mengapa tidak
mengikuti kegiatan Posbindu. Intervensi kedua adalah melakukan sosialisasi dan
penyuluhan dengan berkunjung ke rumah-rumah warga tentang PTM, diharapkan
dengan kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang PTM dan
mengenai pentingnya melakukan skrining PTM sejak usia muda.
Selanjutnya, intervensi ketiga adalah membuat buku rapor binaan terpadu
keluarga, dengan buku rapor yang berisikan materi mengenai PTM serta pendataan
skrining keluarga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
hipertensi dan DM serta saling mengingatkan keluarganya untuk melakukan skrining
PTM. Intervensi keempat yaitu dengan melakukan advokasi kepada kader Posbindu
RW 13 untuk mengadakan Posbindu hari libur di RW 13 di tempat yang berbeda
dengan harapan adanya peningkatan masyarakat yang terskrining PTM di RW tersebut.

9.2 Saran
 Mengusulkan adanya pelatihan penyegaran pada kader Posbindu agar kegiatan
Posbindu tetap berjalan sesuai dengan petunjuk teknis.
 Mengusulkan adanya evaluasi berkala tentang pelaksanaan Posbindu agar dapat
mengidentifikasi kendala yang ada dalam pelaksanaan kegiatan dan dapat mencari
solusinya

38
DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 5 tahun 2017. Rencana Aksi Penaggulangan


Penyakit Tidak Menular tahun 2015-2019.
2. Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan:
Kementerian Kesehatan RI; 2013.
3. Kroll M. Challenges to the Surveillance of Non-Communicable Diseases – a
Review of Selected Approaches. J BMC Public Heal. 2015;vol 15(1):1243.
4. Thakur JS, Jeet G, Pal A, Singh S, Singh A, Deepti SS, et al. Profile of risk
factors for non-communicable diseases in Punjab, Northern India: Results of a
state-wide STEPS survey. PLoS One. 2016;11(7):1–16.
5. Kementerian Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2015
tentang Penanggulangan Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI; 2015.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017 Tentang
rencana Aksi Nasional Penanggulangan Penyakit Tidak Menular Tahun 2015-
2019.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2015
Tentang Penanggulangan Penyakit Tidak Menular.
8. Efrida Warganegara1, Nida Nabilah Nur. Faktor risiko perilaku penyakit tidak
menular. Majority:5(2); 2016
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017
Tentangrencana Aksi Nasional Penanggulangan Penyakit Tidak Menular Tahun
2015-2019.
10. Kemenkes RI. Pedoman Umum Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Jakarta. 2014:18-
57.
11. Fuadah DZ, Rahayu NF. Pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
Penyakit Tidak Menular (PTM) pada Penderita Hipertensi. Jurnal Ners dan
Kebidanan. 2018; 5(1): 21.
12. Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Jakarta. 2012: 6-
38.

39
Lampiran 1. Survey Wawancara

EVALUASI PROGRAM POSBINDU

Nama : Pekerjaan :

Usia : No KTP :

Jenis Kelamin : Alamat :

Pendidikan :

1. Apakah anda mengetahui tentang penyakit tidak menular (PTM)? (YA/TIDAK)


Jika YA silakan isi pertanyaan dibawah ini:
 Sebutkan 1 contoh PTM yang anda ketahui?
______________________________________________________
 Sebutkan gejala dari penyakit tersebut yang anda ketahui?
__________________________________________________________
__________________________________________________________
______________________________________________
 Bagaimana pencegahan dari penyakit tersebut yang anda
ketahui?____________________________________________________
__________________________________________________________
_____________________________________________
2. Apakah anda mengetahui tentang Posbindu? (YA/TIDAK)
Jika YA silakan isi pertanyaan dibawah ini:
 Apa kepanjangan dari Posbindu?
______________________________________________________
 Apa saja kegiatan di Posbindu yang anda ketahui?
__________________________________________________________
__________________________________________________

40
 Dimanakah lokasi Posbindu di RW anda diadakan?
__________________________________________________________
__________________________________________________
 Kapan Posbindu di RW anda diadakan?
__________________________________________________________
__________________________________________________
 Apa tujuan dari Posbindu yang anda ketahui?
__________________________________________________________
__________________________________________________
3. Apakah anda pernah mengikuti kegiatan Posbindu di wilayah kerja puskesmas
Pela Mampang sejak 6 bulan terakhir? (YA/TIDAK) Jika TIDAK berikan alasan
mengapa anda tidak mengikuti Posbindu!
________________________________________________________________
________________________________________________________
4. Jenis pelayanan apa saja yang Anda dapatkan di Posbindu PTM ?
□ Pengukuran berat badan □ Pengukuran tinggi badan
□ Pengukuran lingkar perut □ Pemeriksaan tekanan darah
□ Pemeriksaan gula darah □ Pemeriksaan kolesterol
□ Pengukuran Arus Puncak Ekspirasi (APE)
5. Apakah Anda merasakan Posbindu PTM bermanfaat ?
a. Ya b. Tidak
6. Apakah Anda merasakan perubahan dalam kesehatan setelah mengikuti
Posbindu PTM ?
a. Ya b. Tidak

41
SKRINING KESEHATAN

NAMA : GOLONGAN DARAH :


TANGGAL LAHIR : SUKU :
UMUR : NO KTP :
JENIS KELAMIN : PEKERJAAN :
ALAMAT : PENDIDIKAN :

BB : TB :
LP :
TD : GDS :
AS.URAT : CHOLESTROL :

FAKTOR RISIKO DIRI SENDIRI KELUARGA (orangtua keluarga


kandung )
Diabetes
Hipertensi
Jantung
Stroke
Asma
Kolestrol
Kanker

KEBIASAAN YA TIDAK
Kurang olaraga
Kurang aktivitas
Kurang konsumsi buah dan sayur
Merokok
Minum alkohol
Makanan cepat saji
Minuman instan

DIAGNOSA :
SARAN :

42
Lampiran 2. Undangan

43
Lampiran 3. Buku Rapor Binaan Posbindu

44
45
46
47
48
Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan

49
50
51

Anda mungkin juga menyukai