KESEHATAN JAKARTA II
2020
LAPORANKEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
BIDANG PELAYANAN GIZI MASYARAKAT (BPGM)
PUSKESMAS KECAMATAN SETIABUDI
JAKARTA SELATAN
Disusun Oleh:
KESEHATAN JAKARTA II
2020
LEMBAR PERSETUJUAN
Mengetahui, Menyetujui,
Kepala Puskesmas Kecamatan Setiabudi Pembimbing Lapangan
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, kemudahan
dan kelancaran sehingga penulis dapat menyusun laporan dengan judul: “Laporan
Praktik Kerja Lapangan Bidang Pelayanan Gizi Masyarakat (BPGM) di
Puskesmas Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan” tepat pada waktunya. Laporan
ini disusun sebagai bentuk pertanggung jawaban dan pelaporan mahasiswa
setelah melaksanakan praktik kerja lapangan di Puskesmas Kecamatan Setiabudi,
Jakarta Selatan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang ikut membantu
dan memberikan masukan dalam penyusunan laporan ini, yaitu.
ii
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.
Jakarta, September2020
Tim penulis
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan .............................................................................................................. 4
E. Manfaat ............................................................................................................ 5
4. Tugas Organisasi....................................................................................... 9
b. Biokimia ............................................................................................ 28
c. Klinis/Fisik ........................................................................................ 28
1) LB-3 ............................................................................................. 31
2) e-PPGBM ..................................................................................... 31
1) Stunting ........................................................................................ 45
vi
3) Gizi Buruk .................................................................................... 46
1) Plan Of Action Pada WUS, Ibu Hamil dan Ibu Balita di Posyandu 55
A. Kesimpulan ...................................................................................................120
B. Saran .............................................................................................................120
LAMPIRAN .............................................................................................................124
Lampiran 2. Asuhan Gizi Kasus Balita di Puskesmas Kecamatan Setia Budi ........142
viii
DAFTAR TABEL
ix
Tabel 22 Distribusi Balita Gizi Kurang yang Mendapat PMT pada Bulan Februari di
Kelurahan Karet Semanggi .................................................................................................. 41
Tabel 23 Distribusi Penatalaksanaan Gizi Buruk Balita pada Bulan Februari di Kelurahan
Karet Semanggi ................................................................................................................... 41
Tabel 24 Distribusi Balita yang Mendapat Kapsul Vitamin A pada Bulan Februari di
Kelurahan Karet Semanggi .................................................................................................. 42
Tabel 25 Analisis Hasil Kegiatan Penimbangan Balita Usia 0 – 59 Bulan Di Posyandu Pada
Periode Februari 2020 di Kelurahan Karet Semanggi ......................................................... 43
Tabel 26 Distribusi Permasalahan Gizi pada Bulan Februari di Kelurahan Karet Semanggi 47
Tabel 27 Cara Menentukan Prioritas Masalah ...................................................................... 49
Tabel 28 Analisis Masalah dan Rencana Intervensi ............................................................. 51
Tabel 29 Plan Of Action Pada WUS Ibu Hamil & Ibu Balita di Posyandu Tentang
STUNTING ........................................................................................................................ 55
Tabel 30 Plan Of Action Pada WUS Ibu Hamil & Ibu Balita di Posyandu Tentang KEK ..... 57
Tabel 31 Plan Of Action Pada WUS Ibu Hamil & Ibu Balita di Posyandu Tentang 10 PESAN
GIZI SEIMBANG ............................................................................................................... 59
Tabel 32 Plan Of Action Pada WUS Ibu Hamil & Ibu Balita di Posyandu Tentang ASI
EKSLUSIF .......................................................................................................................... 61
Tabel 33 Plan Of Action Pada WUS Ibu Hamil & Ibu Balita di Posyandu Tentang ASI
EKSLUSIF .......................................................................................................................... 63
Tabel 34 Plan Of Action Pada WUS Ibu Hamil & Ibu Balita di Posyandu Tentang BUKU
KIA ..................................................................................................................................... 65
Tabel 35 Plan Of Action Pada WUS Ibu Hamil & Ibu Balita di Posyandu Tentang
Pengukuran Antropometri BB & TB Serta Pengukuran LILA.............................................. 67
Tabel 36 Plan Of Action Pada Kader Posyandu Tentang STUNTING ................................ 69
Tabel 37 Plan Of Action Pada Kader Posyandu Tentang KEK ............................................ 71
Tabel 38 Plan Of Action Pada Kader Posyandu Tentang 10 Pesan Gizi Seimbang .............. 72
Tabel 39 Plan Of Action Pada Kader Posyandu Tentang ASI Eksklusif .............................. 74
Tabel 40 Plan Of Action Pada Kader Posyandu Tentang 1000 HPK ................................... 76
Tabel 41 Plan Of Action Pada Kader Posyandu Tentang Buku KIA.................................... 79
Tabel 42 Plan Of Action Pada Kader Posyandu Tentang Pengukuran Antropometri BB Dan
TB Pada Balita Dan Ibu Hamil Serta Pengukuran LILA Pada Ibu Hamil ............................. 81
Tabel 43 Plan Of Action Materi Anemia dan Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri
SMPN 57 Jakarta ................................................................................................................ 83
x
Tabel 44 Plan Of Action Materi Gizi Seimbang Pada Remaja Putri SMPN 57 Jakarta ........ 85
Tabel 45 Plan Of Action Materi Isi Piringku Pada Remaja Putri SMPN 57 Jakarta ............. 87
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR DIAGRAM
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan aset bangsa di masa yang akan datang. Namun, saat ini
Indonesia masih menghadapi masalah gizi yang akan berdampak pada anak
sehingga menganggu kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa yang
akan datang. Salah satu masalah gizi yang masih cukup tinggi di Indonesia
yaitu pendek (stunting) pada anak balita masalah kurang energi kronik
(KEK), anemia pada ibu hamil. Stunting pada anak dapat disebabkan oleh
masalah kekurangan gizi pada saat ibu hamil. Stunting dapat terjadi akibat
kekurangan gizi, terutama pada saat 1000 HPK. 1000 HPK adalah masa kritis
bahwa pada masa janin sampai anak usia dua tahun tumbuh kembang anak
berlangsung sangat cepat. Pemenuhan asupan gizi yang cukup sangat penting
pada 1000 HPK (Kemenkes RI, 2018)
1
mengalami KEK memiliki resiko lebih besar terhadap kejadian stunting
dibandingkan dengan status gizi ibu selama kehamilannya yang tidak KEK,
yang ditandai dengan LILA normal. Selain KEK, ibu hamil yang memiliki
usia kehamilan terlalu muda beresiko melahirkan bayi dengan berat lahir
rendah (BBLR). Bayi BBLR mempengaruhi sekitar 20% dari terjadinya
stunting.
Salah satu pelayanan gizi yang ada dimasyarakat yaitu Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas). Puskesmas adalah organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta
aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah
2
dan masyarakat. Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang
berinteraksi langsung kepada masyarakat yang bersifat komprehensif dengan
kegiatannya yang terdiri dari upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif (Depkes RI, 1997).
3
pembangunan nasional secara keseluruhan. Peningkatan pelaksanaan
program gizi yang di dukung oleh adanya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan dalam hal pengenalan masalah secara mendalam, perencanaan,
alternatif dari pemecahan masalah, pengelolaan dan penilaian program.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. TujuanUmum
Mahasiswa mampu melaksanakan manajemen program intervensi gizi
masyarakat di Puskesmas Kecamatan Setiabudi
2. TujuanKhusus
a. Mahasiswa mampu menunjukkan nilai sikap dan perilaku yang tepat
dalam pengelolaan pelayanan gizi.
b. Mahasiswa memahami fungsi, struktur organisasi, tugas, dan
tanggung jawab puskesmas dalam upaya pembangunan kesehatan
4
gizi dan masyarakat.
c. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan gizi untuk klien sesuai
kebudayaan dan kepercayaan dari berbagai golongan umur.
d. Mahasiswa mampu menerapkan prinsip-prinsip manajemen dan
sistem dalam penyediakan pelayanan gizi dan klinis (bagi pasien,
individu, dan organisasi).
e. Mahasiswa mampu memahami dan melakukan perencanaan program
gizi.
f. Mahasiswa mampu menggunakan teknologi terbaru dalam kegiatan
informasi dan komunikasi.
g. Mahasiswa mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru
dalam kegiatan pelayanan gizi. Mahasiswa mampu berpartisipasi
dalam program promosi kesehatan dan atau pencegahan penyakit
dimasyarakat secara daring.
E. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
a. Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan baik secara teori
maupun praktik dalam kegiatan puskesmas dilapangan.
b. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pelaporan serta
pengelolaan data dan analisis situasi kesehatan masyarakat dengan
memanfaat kemajuan teknologi (secara online) di Puskesmas.
c. Mahasiswa dapat terjun langsung ke lapangan dan belajar
melakukan asuhan gizi pada klien serta membuat dan melakukan
perencanaan program gizi.
5
2. Bagi Institusi dan Lokasi PKL
6
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN WILAYAH PUSKESMAS
A. Gambaran Wilayah
1. Keadaan Geografis
Kecamatan Setiabudi berada di Wilayah Kota Administrasi Jakarta
Selatan dengan luas wilayah 884.93 Ha atau 8.85 km2 dan terdiri dari
498 RT dan 50 RW serta mempunyai batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kali Malang Kecamatan Menteng Jakarta Pusat.
Sebelah Timur : Jalan Dr.Saharjo dan Kali Cideng Kecamatan
Tebet.
Sebelah Selatan : Jalan Jendral Gatot Subroto Kecamatan Mampang.
Sebelah Barat : Jalan Jendral Sudirman Kecamatan Tanah Abang.
Gambar 1
Wilayah Geografis Puskesmas Kecamatan Setiabudi
Sumber : Laporan Tahunan Tahun 2017 Puskesmas Kecamatan Setiabudi
7
(delapan) kelurahan yaitu:
a. Kelurahan Setiabudi.
b. Kelurahan Guntur.
c. Kelurahan Karet.
2. Keadaan Demografis
8
3. Kondisi Sosial Budaya dan Ekonomi
4. Tugas Organisasi
9
berencana yang bersifat UKM dan UKP;
t. Pemeriksaan jenazah;
10
x. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang Puskesmas
Kecamatan.
y. Pengelolaan ketatausahaan dan kerumah-tanggaan Puskesmas
Kecamatan.
z. Pengelolaan kearsipan data dan informasi Puskesmas Kecamatan;
aa. Pelaksanaan pengelolaan teknologi informasi Puskesmas
Kecamatan.
bb. Pengelolaan prasarana dan sarana Puskesmas Kecamatan.
cc. Pelaksanaan publikasi kegiatan dan pengaturan acara Puskesmas
Kecamatan.
dd. Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
Puskesmas Kecamatan.
11
Kecamatan Setiabudi Kota Administrasi Jakarta Selatan sebagai Unit
Kerja Dinas Kesehatan yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) secara penuh.
Tabel 1
Daftar Nama Kepala Puskesmas Kecamatan Setiabudi
12
No. Nama Kepala Puskesmas Masa Tugas
Tabel 2
Jumlah dan Jenis Fasyankes Berdasarkan Kelurahan
di Kecamatan Setiabudi
13
Klinik Klinik Jum-
No. Kelurahan DPM
Utama Pratama lah
7. Menteng Atas - 1 3 4
8. Guntur 2 1 3 6
Total 23 37 26 86
Tabel 3
Daftar Rumah Sakit di Kecamatan Setiabudi
14
merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari, dan bersama
masyarakat untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu,
bayi, dan anak anak balita.
Tabel 4
Sarana Posyandu di Kecamatan Setiabudi
Tingkatan Posyandu
Kelurahan Posyandu Prata- Mad- Purn-
Balita Mandiri
ma ya ma
Menteng Atas 24 0 0 0 24
Pasar Manggis 21 0 0 0 21
Karet 6 0 0 0 6
Setiabudi 3 0 0 0 3
Karet Kuningan 12 0 0 0 12
Kuningan Timur 4 0 0 0 4
Guntur 2 0 0 0 2
Karet Semanggi 3 0 0 1 2
TOTAL 75 0 0 1 74
15
Tabel berikut menjabarkan jumlah posbindu, posyandu lansia,
kelompok pendukung ibu, dan TOGA di wilayah Kecamatan
Setiabudi.
Tabel 5
Jumlah posbindu, posyandu lansia, kelompok pendukung ibu, dan
TOGA di Kecamatan Setiabudi
Tabel 6
Sarana dan Prasarana di Puskesmas Kecamatan Setiabudi
16
Administrasi ruang bersalin
Toilet ruang bersalin
Ruang perawatan melahirkan
Ruang Rapat
Dapur pengadaan makanan (untuk inap
1x24 jam)
Toilet umum (pasien)
Lantai II Ruang tunggu lantai 2 (terdapat buku
bacaan dan poster-poster untuk promosi
kesehatan)
Klinik umum (klinik non infeksius (batuk,
pilek, demam)
Loket non infeksius
Poli umum
Poli PTM
Poli Lansia
Ruang Nifas dan Gizi
Ruang ganti APD
Ruang laktasi
Ruang MTBS untuk anak-anak
Ruang imunisasi
Ruang KB
Ruang KIA
Ruang BPJS center
Papan untuk jadwal dokter dan perawat
yang jaga
Gudang PMT balita
Gudang obat
Toilet pegawai dan pasien
Lantai III Ruang kepala puskesmas
Ruang TU
17
Ruang kepegawaian
Ruang UKM
Ruang konseling (psikolog, sanitasi)
Klinik gigi dan mulut
Klinik ARSA
Laboratorium
Gudang alat kesehatan
Pantry
Toilet pegawai
Toilet pasien
Lantai IV Ruang kendali mutu
Ruang kesling
Aula
Mushola
Toilet pegawai
Loteng Gudang penyimpanan barang-barang
18
d. Fasilitas Penunjang Operasional
Tabel 7
Kondisi Kendaraan Dinas di Puskesmas
Jenis No.
No. Kendaraan Merk Type Tahun Polisi Posisi
Panther
B
Mobil TBR 54 Pkm Kec.
1. Isuzu 2009 7468
Ambulance PU Setiabudi
IO
Turbo
COLT B
Mobil Pkm Kec.
2. Mitsu- L-300 2003 7942
Ambulance Setiabudi
bishi DB EQ
APV
B
Mobil GC Pkm Kec.
3. Suzuki 2005 1048
Operasional 415V Setiabudi
VQ
DLX
B
Mobil Pkm Kec.
4. Suzuki APV 2016 1781
Operasional Setiabudi
PQS
Kijang B
Mobil Pkm Kec.
5. Toyota KF 60 2003 7645
Operasional Setiabudi
Long EQ
B
NF 100 Pkm Kel.
6. Motor Honda 2006 6934
SLD Setiabudi
SQJ
B Pkm Kel.
NF 100
7. Motor Honda 2006 6925 Karet
SLD
SQJ Kuningan
B Pkm Kel.
NF 100
8. Motor Honda 2006 6648 Menteng
SLD
SQH Atas
B
NF 100 Pkm Kel.
9. Motor Honda 2006 6662
SLD Karet
SQH
Vega B Pkm Kel.
10. Motor Yama- RT 105 2005 6780 Kuningan
ha ERD SRQ Timur
19
Jenis No.
No. Kendaraan Merk Type Tahun Polisi Posisi
B Pkm Kel.
VR
11. Motor Viar 2013 6439 Pasar
100 Z
PXQ Manggis
b. Misi
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, Puskesmas
Kecamatan Setiabudi mempunyai misi sebagai berikut:
20
4. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Setiabudi
Struktur organisasi Puskesmas Kecamatan Setiabudi tahun 2020
adalah sebagai berikut:
a. Kepala Puskesmas : dr. Gafar Hartatyanto, MARS.,M.H.
b. Penanggung Jawab Mutu : drg. Grace Razkya
c. Ketua Satuan Pengawas : drg. Linda Rakhmawati
Internal
d. Tim Audit Internal : dr. Prisyana Kusumawardhani
e. Kasatpel UKP : dr. Dahlia Manurung
f. Tim PMKP : drg. Nurmikani
g. Tim PPI : dr. Nadya Rieski
h. Tim K3 : dr. I Made Raditya
i. Ka Sub Bagian TU : Hanawati, S.H.
j. Kasatpel UKM : dr. Khoirul Ahmada Putra
Bagan Struktur Organisasi terlampir.
Tabel 8
Tenaga Pelaksana Gizi di wilayah Puskesmas Kecamatan Setiabudi
21
SPM Kesehatan merupakan acuan bagi pemerintah daerah provinsi serta
kabupaten/kota dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berhak
diperoleh setiap warga secara minimal pada pelayanan kesehatan primer dan
sekunder. Perbaikan gizi merupakan hal kunci dalam upaya mencapai target
indikator SPM Kesehatan. Berikut merupakan capaian Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Gizi di Puskesmas Kecamatan Setiabudi Tahun 2020, yang
tertera pada tabel di bawah ini :
22
Tabel 9
Capaian SPM Gizi Puskesmas Kecamatan Setiabudi Periode Agustus Tahun 2020
23
Capaian per Kelurahan
Indikator Capaian
No. Target Setia Karet Karet Kungingan Menteng Pasar
Guntur Karet Kecamatan
budi Semanggi Kuningan Timur Atas Manggis
Tablet Tambah Darah
(TTD) minimal 90
0tablet selama masa
Kehamilan
Persentase Ibu hamil
Kurang Energi
6. Kronik (KEK) yang 95% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100 100% 100%
mendapat makanan
Tambahan
Persentase ibu balita
7. kurus yang mendapat 90% - 100% 100% 100% 100% - 100% 100% 100%
makanan tambahan
Persentase remaja
8. puteri yang mendapat 30% 0% 0% 0% - 0% 0% 0% 0% 0%
TTD
Persentase ibu nifas
9. mendapat kapsul 98% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
vitamin A
10. Persentase bayi yang 50% 100% - 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
24
Capaian per Kelurahan
Capaian
No. Indikator Target Setia Karet Karet Kuningan Menteng Pasar
Guntur Karet Kecamatan
budi Semanggi Kuningann Timur Atas Manggis
baru lahir mendapat
IMD
Persentase bayi
dengan berat badan
11. 8% - - - - - - - - -
lahir rendah (berat
badan <2500 gram)
Persentase balita
12. mempunyai buku 80% 100% 98% 100% 100% 100% 100% 100% 82% 94%
KIA/ KMS
Persentase balita
13. ditimbang yang naik 76% 0% 4% 20% 17% 0% 18% 0% 0% 3%
berat badannya
Persentase balita
ditimbang yang tidak
14. 4% 0% 4% 0% 0% 0% 2% 0% 0% 0%
naik berat badannya
(T)
Persentase balita
15. ditimbang yang tidak 4% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
naik berat badannya
25
Capaian per Kelurahan
Capaian
No. Indikator Target Setia Karet Karet Kuningan Menteng Pasar
Guntur Karet Kecamatan
budi Semanggi Kuningan Timur Atas Manggis
dua kali berturut-turut
Persentase balita di
16. Bawah Garis Merah 0% 0% 4% 0% 1% 0% 0% 0% 0% 0%
(BGM)
Persentase Ibu hamil
17. 28% 50% 0% 11% 0% 20% 0% 6% 12% 10%
Anemia
26
BAB III
PELAYANAN GIZI DI PUSKESMAS
1. Assesment Gizi
Assesment merupakan pengkajian gizi yang dikelompokan dalam
lima kategori yaitu antropometri, biokimia, klinis, riwayat makan,
riwayat personal.
a. Antropometri
Pengukuran dan pengkajian data antropometri merupakan hasil
pengukuran fisik pada individu, antara lain tinggi badan (TB) atau
27
panjang badan (PB), berat badan (BB), tinggi lutut, lingkar lengan
atas (LILA), tebal lemak, lingkar pinggang, lingkar panggul, dan
sebagainya. Hasil pengukuran ini dapat digunakan untuk
menginterpretasikan status gizi seseorang (Konseling Gizi, 2013).
b. Biokimia
Biokimia merupakan bentuk hasil pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan yang berkaitan dengan status gizi, status metabolik
dan gambaran fungsi organ yang berpengaruh terhadap timbulnya
masalah gizi. Pengambilan kesimpulan dari data laboratorium
terkait masalah gizi harus sesuai dengan assesmen gizi yang
lainnya seperti riwayat gizi yang lengkap, termasuk penggunaan
suplemen, pemeriksaan fisik (Kementrian Kesehatan RI, 2013).
Beberapa parameter biokimia, antara lain kadar albumin, profil
lemak, asam urat, Hb,GDS (Konseling Gizi, 2013).
c. Klinis/Fisik
Pemeriksaan Fisik/Klinis dilakukan untuk mendeteksi adanya
kelainan klinis yang berkaitan dengan gangguan gizi atau hal yang
dapat menimbulkan masalah gizi. Pemeriksaan terkait gizi
merupakan data antropometri yang dapat didapatkan pada cacatan
medik pasien serta wawancara (Kementrian Kesehatan RI, 2014).
Beberapa contoh pemeriksaan klinis terkait gizi, yaitu pengukuran
tekanan darah, suhu tubuh, nadi, respirasi, adanya edema, mual,
muntah, kondisi gigi, massa otot ataupun lemak yang menumpuk
(Permenkes, 2013).
d. Riwayat Makan
Riwayat makan merupakan cara mengukur konsumsi makanan
secara kualitatif dengan cara menanyakan jenis dan jumlah pangan
yang dikonsumsi. Kajian data riwayat makan merupakan
pengkajian kebiasaan makan klien secara kualitatif (FFQ) dan
28
kuantitatif (food recall). Dari hasilnya dapat diketahui seberapa
sering seseorang mengonsumsi bahan makanan sumber zat gizi
tertentu serta berapa besar pencapaian asupan energi dan zat gizi
seseorang terhadap angka kebutuhan atau angka kecukupan energi
serta zat gizi tertentu (Konseling Gizi, 2013).
e. Riwayat Personal
Data riwayat personal meliputi data yang berkaitan dengan
pasien. Terdapat empat area dalam mengkaji riwayat pasien
seperti, riwayat obat-obatan yang digunakan dan suplemen yang
sering dikonsumsi, sosial budaya, riwayat penyakit data umum
pasien (PGRS, 2013).
2. Diagnosis Gizi
Diagnosis gizi adalah kegiatan yang meliputi penulisan diagnosis
gizi yang terstruktur dengan mengikuti konsep PES yaitu masalah gizi
(Problem), penyebab masalah gizi (Etioligi), dan tanda serta gejala
adanya masalah gizi (Signs and Symptoms) (PGRS,2013). Pembuatan
diagnosis gizi berdasarkan pada hasil assesmen gizi yang dilakukan
oleh nutrisionis. Komponen assesmen gizi meliputi antropometri,
biokimia, fisik-klinis, riwayat gizi, riwayat personal. Disamping itu,
dalam membuat diagnosis gizi, nutrisionis juga melihat dari faktor
penyebab timbulnya masalah (etiologi) (Penuntun Diet, 2019).
3. Intervensi Gizi
Intervensi gizi dibuat merujuk pada diagnosis gizi yang
ditegakkan. Perencanaan intervensi meliputi penetapan tujuan
intervensi dan preskripsi diet. Preskripsi diet secara singkat
menggambarkan rekomendasi mengenai kebutuhan energi dan zat gizi
individual, jenis diet, bentuk makanan, komposisi zat gizi, dan
frekuensi makan (Permenkes, 2013). Implementasi adalah kegiatan
melaksanakan dan mengkomunikasikan rencana asuhan kepada pasien
29
dan tenaga kesehatan atau tenaga lain yang terkait. Terdapat empat
domain implementasi yakni pemberian makanan dan/zat gizi, edukasi
gizi, konseling gizi, dan koordinasi asuhan gizi (Penuntun Diet, 2019)
30
Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas digunakan Formulir standar
yang terdiri dari 6 jenis laporan sebagai berikut yaitu:
- Laporan LB-1 : Laporan Bulanan mengenai Data Kesakitan
- Laporan LB-3 : Laporan Bulanan Program KIA/KB, Gizi,
dan Pemberantasan Pencegahan Penyakit
- Laporan LB-4 : Laporan Bulanan Kegiatan Puskesmas
- Laporan LSD-1 : Laporan Tahunan Sumber Daya mengenai
data fasilitas dan data kesehatan lainnya serta data lingkungan
kedinasan Puskesmas dan Jejaringnya
- Laporan LSD-2 : Laporan Tahunan Sumber Daya mengenai
tenaga di Puskesmas baik dengan perawatan maupun tanpa
perawatan dan Puskesmas Pembantu.
- Laporan LSD-3 : Laporan Tahunan Sumber Daya mengenai
Jumlah dan Jenis Peralatan di Puskesmas baik dengan
perawatan maupun tanpa perawatan, Puskesmas Pembantu dan
lain-lain.
1) LB-3
Laporan bulanan kegiatan Puskesmas (LB 3) merupakan
laporan bulanan Program KIA/KB, Gizi, dan Pemberantasan
Pencegahan Penyakit, termasuk pelayanan baik di dalam
gedung maupun luar gedung Puskesmas dan Jejaring
Puskesmas yang berada diwilayah kerja Puskesmas.
2) e-PPGBM
a) Penjelasan e-PPGBM
Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis
Masyarakat atau yang disebut e-PPGBM merupakan
bagian dari Sigizi Terpadu yang dapat digunakan untuk
mencatat data sasaran individu dan penimbangan atau
pengukurannya yang dapat memberikan feedback secara
langsung status gizi sasaran tersebut.
31
b) Tujuan e-PPGBM
Tujuan dari e-PPGBM adalah untuk memperoleh
informasi status gizi individu baik balita maupun ibu
hamil secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan
untuk penyusunan perencanaan dan perumusan
kebijakan gizi.
c) Ruang Lingkup e-PPGBM
Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis
Masyarakat mancakup data sebagai berikut :
- Identitasi sasaran individu.
- Pengukuran yang meliputi penimbangan, tinggi
badan dan pengukuran Lingkar Lengan Atas
(LILA).
- Kinerja individu baik ASI Eksklusif, Vitamin A,
Tablet Tambah Darah serta Pemberian Makanan
Tambahan (PMT).
d) Manfaat dari e-PPGBM
Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis
Masyarakat sangat membantu dalam penentuan status
gizi, manfaat dari e-PPGBM antara lain, adalah, sebagai
berikut:
- Memperoleh data sasaran individu.
- Mengetahui status gizi individu secara cepat dan
akurat.
- Mengetahui secara cepat balita gizi buruk yang
harus dirujuk atau dilakukan tindakan.
- Mengetahui pertumbuhan balita.
- Memantau pemberian makanan tambahan (PMT).
32
b. Hasil Analisis Laporan LB-3
Berdasarkan data LB-3 Kelurahan Karet Semanggi, maka
didapatkan hasil analisis sebagai berikut:
1) Analisis Persentase Masalah Gizi
a) Persentase Ibu Hamil KEK
Tabel 10
Distribusi Ibu Hamil KEK pada Bulan Februari
di Kelurahan Karet Semanggi
Persentase
Jumlah ibu Jumlah ibu
No. RW ibu hamil
hamil hamil KEK
(%)
1. 02 2 0 0
2. 03 2 0 0
3. 04 2 2 100
Jumlah
6 2 33,3
Tabel 11
Distribusi Ibu Hamil KEK yang Mendapat PMT pada Bulan
Februari di Kelurahan Karet Semanggi
33
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pada bulan
Februari rata-rata ibu hamil KEK yang mendapatkan PMT di
kelurahan Karet Semanggi yaitu sebesar 33,3% (2 orang)
dengan persentase paling banyak berada di RW 04 yaitu
sebesar 100% (2 orang). Dari data di atas hanya satu RW saja
yang mencapai target 95% yaitu pada RW 04 dikarenakan pada
RW tersebut terdapat 2 ibu hamil KEK, sementara pada RW 02
dan RW 03 tidak terdapat ibu hamil KEK.
Tabel 12
Distribusi Ibu Hamil Anemia pada bulan Februari
di Kelurahan Karet Semanggi
Persentase
Jumlah ibu Jumlah ibu
No. RW ibu hamil
hamil hamil Anemia
(%)
1. 02 2 0 0
2. 03 2 1 0,5
3. 04 2 0 0
Jumlah 6 1 0,166
34
d) Persentase Ibu Hamil yang Mendapat TTD
Tabel 13
Distribusi Ibu Hamil yang Mendapat TTD pada Bulan Februari
di Kelurahan Karet Semanggi
Jumlah ibu
Jumlah mendapatkan 90 Pencapaian
No. RW
ibu hamil TTD selama (%)
kehamilan
1. 02 2 2 100
2. 03 2 2 100
3. 04 2 2 100
Jumlah 6 6 100
Tabel 14
Distribusi Ibu Nifas yang Mendapat Vitamin A pada Bulan
Februari di Kelurahan Karet Semanggi
35
Dari data tersebut angka rata-rata berada di bawah target yaitu
98%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dari tiga RW di
Kelurahan Karet Semanggi tidak terdapat ibu nifas pada bulan
Februari.
Tabel 15
Distribusi Bayi dengan Berat Kahir Rendah (<2500 gram)
pada Bulan Februari di Kelurahan Karet Semanggi
Jumlah
Jumlah Persentase
Bayi Berat
No. RW Bayi Baru Bayi Baru
Lahir
Lahir Lahir (%)
Rendah
1 02 0 0 0
2 03 0 0 0
3 04 0 0 0
Jumlah 0 0 0
36
g) Persentase Bayi Baru Lahir yang Mendapat IMD
Tabel 16
Distribusi Bayi Baru Lahir yang Mnedapat IMD pada Bulan
Februari di Kelurahan Karet Semanggi
Jumlah Persentase
Jumlah
Bayi (%)
No. RW Bayi Baru
Mendapat
Lahir
IMD
1 02 0 0 0
2 03 0 0 0
3 04 0 0 0
Jumlah 0 0 0
Jumlah Jumlah
Bayi Bayi
No. RW Kurang Mendapat Persentase
dari 6 ASI
Bulan Eksklusif (%)
1 02 3 1 33,3
2 03 3 3 100
3 04 3 0 0
Jumlah 9 4 44,4
37
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada
bulan Februari, besar persentase bayi kurang dari 6 bulan
yang mendapat ASI Eksklusif yaitu sebesar 44,4% dengan
persentase paling tinggi berada di RW 03, yaitu sebesar
100%.
Jumlah
Bayi Jumlah Bayi diberi
Persentase
No. RW Kurang makanan/minuman
(%)
dari 6 selain ASI
Bulan
1 02 3 1 33,3
2 03 3 0 100
3 04 3 0 100
Jumlah 9 1 11,1
38
j) Persentase Balita Pendek dan Sangat Pendek (Stunting)
Tabel 19
Distribusi Balita Pendek dan Sangat Pendek (Stunting) pada
Bulan Februari di Kelurahan Karet Semanggi
Jumlah Persentase
Jumlah
No. RW Balita
Balita (%)
Stunting
1 02 21 1 4,8
2 03 40 3 7,5
3 04 35 4 11,4
Jumlah 96 8 8.3
Tabel 20
Distribusi Balita Kurus (Wasting) pada Bulan Februari di
Kelurahan Karet Semanggi
Jumlah Persentase
Jumlah
No. RW Balita
Balita (%)
Wasting
1 02 21 1 4,8
2 03 40 1 2,5
3 04 35 1 2,9
Jumlah 96 3 3,1
39
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada
bulan Februari, besar kejadian balita kurus di Kelurahan
Karet Semanggi yaitu sebesar 3,1% (3 orang) dengan
jumlah yang sama pada setiap RW, yaitu terjadi hanya
pada 1 orang.
Tabel 21
Distribusi Balita Gemuk pada Bulan Februari
di Kelurahan Karet Semanggi
Jumlah Persentase
Jumlah
No. RW Balita
Balita (%)
Gemuk
1 02 21 1 4,8
2 03 40 4 10
3 04 35 2 5,7
Jumlah 96 7 7,3
40
m) Persentase Balita Gizi Kurang yang Mendapat PMT
Tabel 22
Distribusi Balita Gizi Kurang yang Mendapat PMT pada
Bulan Februari di Kelurahan Karet Semanggi
1 02 21 0 0
2 03 40 0 0
3 04 35 1 2,9
Jumlah 96 1 2,9
Tabel 23
Distribusi Penatalaksanaan Gizi Buruk Balita pada Bulan
Februari di Kelurahan Karet Semanggi
1 02 21 0 0
2 03 40 0 0
3 04 35 0 0
Jumlah 96 0 0
41
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada
bulan Februari, tidak ditemukan Balita yang mengalami
Gizi Buruk di Kelurahan Karet Semanggi.
Tabel 24
Distribusi Balita yang Mendapat Kapsul Vitamin A pada
Bulan Februari di Kelurahan Karet Semanggi
Jumlah Balita
Jumlah Mendapat Persentase
No RW
Balita Kapsul (%)
Vitamin A
1 02 21 0 0
2 03 40 0 0
3 04 35 0 0
Jumlah 96 0 0
42
2) Analisis SKDN
Tabel 25
Analisis Hasil Kegiatan Penimbangan Balita Usia 0 – 59 Bulan
Di Posyandu Pada Periode Februari 2020
di Kelurahan Karet Semanggi
b) Kesinambungan Program
Hasil analisis kegiatan penimbangan balita untuk D/K
(kesinambungan program) didapatkan hasil berupa rata-rata
pencapaian sebesar 78,97%.
c) Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat yang diukur dalam D/S
merupakan indikator keberhasilan program UPGK.
Berdasarkan hasil analisis kegiatan penimbangan balita
untuk D/S (partisipasimasyarakat) didapatkan hasil berupa
rata-rata pencapaian sebesar 78,97 %. Angka tersebut lebih
43
dari target yang diharapkan yaitu sebesar 78%. Hal ini
dikarenakan masyarakat sudah sadar akan pentingnya
membawa balita untuk melakukan penimbangan dan
pengukuran di posyandu. D/S tertinggi adalah RW 03
sebesar 95% dan yang terendah RW 04 sebesar 65,7%
e) Efektivitas Program
N/S (Efektivitas Program) Efektivitas program yang
diukur dalam N/S merupakan indikator keberhasilan
program gizi yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil
analisis kegiatan penimbangan balita untuk N/S (efektivitas
program) didapatkan hasil berupa rata-rata pencapaian
sebesar 38,8.
44
g) Cakupan Balita yang Tidak Naik Berat Badannya Dua Kali
Berturut-Turut.
Berdasarkan hasil analisis kegiatan penimbangan
baduta untuk 2T/D didapatkan hasil berupa rata-rata
pencapaian sebesar 8,18 %. Angka tersebut masih di atas
target yang diharapkan yaitu sebesar 4% sehingga dapat
dikatakan bahwa program posyandu belum berjalan dengan
baik.
45
2) Balita Garis Merah
BGM adalah balita yang berdasarkan pemantauan berat
badannya menurut umur pada KMS berada di kurva
pertumbuhan bawah garis merah. Penyebab yang menjadi dasar
terjadinya hal tersebut adalah kurangnya ketersedian atau akses
pangan baik ditingkat masyarakat ataupun kelurga.Balita.
Jumlah Balita BGM pada bulan Februari 2020 di
Kelurahan Karet Semanggi sebanyak 2 balita, 1 balita dari RW
03 dan 1 balita dari RW 04
3) Gizi Buruk
Gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks
berat badan menurut umur (BB/U) yang merupakan padanan
istilah underweight (gizi kurang) dan severely underweight
(gizi buruk). Balita disebut gizi buruk apabila indeks Berat
Badan menurut Umur (BB/U) kurang dari -3 SD. Gizi buruk
adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi
menahun.
Jumlah Balita Gizi Buruk pada bulan Februari 2020 di
Kelurahan Karet Semanggi sebanyak 3 balita, 1 balita dari RW
02, 1 balita dari RW 03 dan 1 balita dari RW 04.
46
5) Bumil KEK
Kurang energi kronis adalah suatu keadaan dimana status
gizi seseorang buruk disebabkan karena kurangnya konsumsi
pangan sumber energi yang mengandung zat gizi makro yang
berlangsung lama atau menahun.Ambang batas LILA WUS
dengan resiko KEK adalah 23,5 cm, Apabila LILA kurang dari
23,5 cm dapat disimpulkan wanita tersebut mempunyai resiko
KEK dan diperkirakan akan melahirkan BBLR.
Jumlah Bumil KEK pada bulan Februari 2020 di Kelurahan
Karet Semanggi sebanyak 2 orang pada ibu hamil di RW 04.
6) Bumil Anemia
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin dibawah 11 gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar
< 10.5 gr % pada trimester 2. Anemia pada ibu hamil terjadi
karena volume darah ibu yang meningkat hingga kurang lebih
150 % dari normal namun sel darah merah hanya meningkat
sebesar 20-30 %. Anemia defisiensi besi pada ibu hamil terjadi
karena asupan zat besi yang kurang dan penyerapan zat besi
yang meningkat pada ibu sehingga menyebabkan produksi
eritrosit menurun dan menipisnya cadangan zat besi di dalam
tubuh.
Jumlah Bumil Anemia pada bulan Februari 2020 di
Kelurahan Karet Semanggi sebanyak 1 orang pada ibu hamil di
RW 02.
Tabel 26
Distribusi Permasalahan Gizi pada Bulan Februari
di Kelurahan Karet Semanggi
Masalah Gizi
No. Kelurahan Karet RW 02 RW 03 RW 04 Total
Semanggi
1. Stunting 9
3 4 2
orang
47
Masalah Gizi
No. Kelurahan Karet RW 02 RW 03 RW 04 Total
Semanggi
2. BGM 2
- 1 1
orang
3. Gizi Buruk 3
1 1 1
orang
4. Balita Tidak
2
Naik 2 Kali 1 - 1
orang
Berturut-Turut
5. Bumil KEK 2
- - 2
orang
6. Bumil Anemia 1
1 - -
orang
48
Tabel 27
Cara Menentukan Prioritas Masalah
Keterangan :
1 = sangat kecil, 2 = kecil, 3 = sedang, 4 = besar, 5 = sangat besar
a. Pengertian
Intervensi Gizi merupakan suatu tindakan yang didalamnya
mencakup perencanaan dan implementasi untuk mengatasi masalah
gizi yang sudah diidentifikasi.
49
memberikan yang terbaik untuk masyarakat, pasien dan klien yang
berkaitan dengan kesehatan dan gizi.
Kegiatan Intervensi yang dilakukan oleh mahasiswa bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan merubah perilaku terkait gizi
yang dilakukan pada wanita usia subur, ibu balita, ibu hamil, kader,
dan Remaja Putri di kelurahan Karet Semanggi Kecamatan
Setiabudi.
c. Manfaat Intervensi
Manfaat intervensi yang dilakukan terhadap masalah gizi yaitu :
1) Bagi masyarakat
Dapat meningkatkan pengetahuan dan merubah perilaku
yang berkaitan dengan gizi dan kesehatan, serta lebih peduli
mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan status gizi
sehingga dapat menghindari masalah gizi untuk wanita usia
subur, ibu hamil dan kader serta masyarakat lainnya.
2) Bagi puskesmas
3) Bagi Mahasiswa
Dapat meningkatkan pengetahuan dan dijadikan sebagai
pembelajaran di masa yang akan datang tentang cara
memberikan intervensi kepada masyarakat dengan baik dan
benar. Serta belajar manfaatkan kemajuan teknologi yang dapat
digunakan untuk intervensi di masa pandemi serta dapat
mengenal dan dapat berkomunikasi langsung dengan Ibu-Ibu
Posyandu serta Kader yang ada di Keluarahan Karet Semanggi
Kecamatan Setiabudi.
50
d. Metode Intervensi
Metode yang digunakan untuk intervensi yaitu penyuluhan.
Penyuluhan dilakukan melalui aplikasi yang memudahkan
masyarakat dalam berkomunikasi pada masa pandemi COVID-19.
Sehingga dipilihlah aplikasi pesan pintar seperti Whatsapp ataupun
aplikasi zoom yang dimengerti dan dimiliki oleh masyarakat saat
ini.
Tabel 28
Analisis Masalah dan Rencana Intervensi
51
MASALAH RENCANA TUJUAN MEDIA SASARAN TEMPAT
INTERVENSI
Stunting Kader dan cara Via Zoom
mencegah
Stunting
Penyuluhan Meningkatkan Poster dan WUS, Ibu Ibu
mengenai KEK pengetahuan Video Posyandu Posyandu
pada WUS, Ibu WUS, Ibu pengukuran dan Kader : Via Grup
Balita, Ibu Balita, Ibu LILA Whatsapp
Hamil dan Hamil dan
Kader Kader Kader :
mengenai Via Zoom
pengertian
KEK, faktor
penyebab,
dampak dan
cara mencegah
KEK
Penyuluhan Meningkatkan Poster WUS, Ibu Ibu
mengenai 1000 pengetahuan Posyandu Posyandu
HPK untuk WUS, Ibu dan Kader : Via Grup
mencegah Balita, Ibu Whatsapp
terjadinya Hamil dan
Stunting yang Kader Kader :
dilakukan pada mengenai Via Zoom
WUS, Ibu pengasuhan
Balita, Ibu selama
Hamil dan kehamilan pada
Kader 1000 HPK
Penyuluhan Meningkatkan Poster dan WUS, Ibu Ibu
mengenai pengetahuan Video Isi Hamil dan Posyandu
Gizi WUS, Ibu Piringku Kader : Via Grup
52
MASALAH RENCANA TUJUAN MEDIA SASARAN TEMPAT
INTERVENSI
Seimbang Balita, Ibu Whatsapp
dan 10 Hamil dan
PUGS, Isi Kader Kader :
Piringku mengenai pesan Via Zoom
yang Gizi Seimbang,
dilakukan 10 PUGS dan
pada WUS, Isi Piringku
Ibu Balita,
Ibu Hamil
dan Kader
Penyuluhan Meningkatkan Poster dan WUS, Ibu Ibu
mengenai ASI pengetahuan Video Posyandu Posyandu
Ekslusif dan WUS, Ibu menyusui dan Kader : Via Grup
MP-ASI yang Balita, Ibu yang baik Whatsapp
dilakukan pada Hamil dan dan benar
WUS, Ibu Kader Kader :
Balita, Ibu mengenai Via Zoom
Hamil dan pemberian ASI
Kader Ekslusif dan
MP-ASI
Masalah Penyuluhan Meningkatkan Poster Remaja Melalui
yang mengenai pemahaman Putri Grup
diangkat Anemia dan danpengetahuan Whatsapp
untuk Tablet Tambah Remaja Putri
Edukasi Darah yang mengenai
Remaja dilakukan pada Anemia dan
Putri yaitu Remaja Putri Tablet Tambah
Anemia Darah
dikarenakan Penyuluhan Meningkatkan Poster dan Remaja Melalui
prevalensi mengenai Gizi pemahaman Video Isi Putri Grup
53
MASALAH RENCANA TUJUAN MEDIA SASARAN TEMPAT
INTERVENSI
Anemia gizi Seimbang dan danpengetahuan Piringku Whatsapp
besi di 10 PUGS dan Remaja Putri
Indonesia Isi Piringku mengenai Gizi
sebanyak yang dilakukan Seimbang dan
72.3% pada Remaja 10 PUGS dan
Putri Isi Piringku
54
d. Plan Of Action
1). Plan Of Action Pada WUS, Ibu Hamil dan Ibu Balita di Posyandu
Tabel 29
Plan Of Action Pada WUS Ibu Hamil & Ibu Balita di Posyandu Tentang STUNTING
Deskripsi Personil/instansi
Tujuan Target Rincian kegiatan Waktu Jenis Asal
Intervensi terkait Sasaran Tempat
/lama
langsung kegiatan
Tidak kegiatan
Langsung
langsung
Mahasiswa Tujuan umum: Wanita A. Persiapan Sasaran : Pegawai Wanita Via Grup Terlampir Alat : Mahasiswa
memberikan Usia 1. Mempersiapkan puskesmas Usia Whatsapp
penyuluhan Subur Materi Wanita Subur 1. Melalui
Wanita Usia Subur
dan Ibu Usia Subur, dan Ibu media
tentang dan Ibu hamil 2. Menyiapkan media
Hamil Ibu Hamil Hamil poster
stunting mampu memahami dan alat pendukung dan Ibu mengenai
tentang kejadian 3. Melakukan Balita stunting
STUNTING pendataan mengenai 2. Di dukung
jumlah wanita usia Penyuluh:
oleh
subur dan ibu hamil Mahasiswa whatsapp
Tujuan Khusus :
di kelurahan karet grup
semanggi 3. Didukung
1. Memahami
4. Koordinasi dengan oleh
tentang
pegawai puskesmas gambar
pengertian stunting
Stunting dan Wanita Usia
2. Memahami Subur + Ibu Hamil
tentang faktor 5. Membuat grup dan
penyebab dan Membuat jadwal
gejalaStunting kegiatan
.
3. Memahami
55
Strategi Kegiatan Sumber daya
Deskripsi Personil/instansi
Tujuan Target Rincian kegiatan Waktu Jenis Asal
Intervensi terkait Sasaran Tempat
/lama
langsung kegiatan
Tidak kegiatan
Langsung
langsung
tentang B. Pelaksanaan
dampak 1. Perkenalan
stunting mahasiswa dengan
untuk anak Wanita UsiaSubur +
4. Memahami Ibu Hamil
bagaimana 2. Memberikan Pre- Test
upaya 3. Pemberian materi
pencegahan tentang (pengertian,
Stunting faktor, gejala dan
dampak ) stunting
4. Menjelaskan
bagaimana cara
mencegah stunting
5. Mengadakan tanya
jawab mengenai
materi stunting
6. Memberikan Pos-
Test
7. Penutupan
56
Tabel 30
Plan Of Action Pada WUS Ibu Hamil & Ibu Balita di Posyandu Tentang KEK
Deskripsi Personil/instansi
Tujuan Target Rincian kegiatan Waktu Jenis Asal
Intervensi terkait Sasaran Tempat
/lama
langsung kegiatan
Tidak kegiatan
Langsung
langsung
Mahasiswa Tujuan umum: Wanita A. Persiapan Sasaran : Pegawai Wanita Via Grup Terlampir Alat : Mahasiswa
memberikan Usia 1. Mempersiapkan puskesmas Usia Whatsapp
penyuluhan Subur Wanita Usia Subur dan 1. Melalui
Wanita Usia Subur Materi
tentang KEK dan Ibu Subur dan Ibu Hamil poster
dan Ibu hamil Hamil 2. Menyiapkan media Ibu Hamil mengenai
mampu memahami dan alat pendukung Penyuluh:
KEK
tentang kejadian 3. Melakukan Mahasiswa
2. Di dukung
KEK pendataan mengenai
oleh gambar
jumlah wanita usia
ibu hamil
subur dan ibu hamil
Tujuan Khusus : mengalami
di kelurahan karet
KEK
1. Memahami semanggi
3. Video tentang
tentang 4. Koordinasi dengan
penimbangan
pengertianKEK pegawai puskesmas
BB, TB dan
2. Memahami dan Wanita Usia
pengukuran
tentang faktor Subur + Ibu Hamil
LILA
penyebab dan 5. Membuat grup dan
gejala dari KEK Membuat jadwal
pada ibu hamil kegiatan
57
Strategi Kegiatan Sumber daya
Deskripsi
Tujuan Target Rincian kegiatan Waktu
Intervensi Personil/instansi Sasaran Tempat
/lama Jenis Asal
terkait langsung kegiatan
kegiatan
3. Memahami A. Pelaksanaan
tentang dampak 1. Perkenalan
KEK pada ibu mahasiswa dengan
hamil Wanita UsiaSubur +
4. Memahami Ibu Hamil
mengenai 2. Pemberian Pre-Test
bagaimana 3. Pemberian materi
upaya untuk tentang (pengertian,
mencegah KEK faktor penyebab,
pada ibu hamil gejala, dampak )
KEK
4. Menjelaskan
bagaimana cara
mencegah KEK.
5. Mengadakan tanya
jawab mengenai
materi KEK
6. Pemberian Pos-Tes
7. Penutup
58
Tabel 31
Plan Of Action Pada WUS Ibu Hamil & Ibu Balita di Posyandu Tentang 10 PESAN GIZI SEIMBANG
Deskripsi Personil/instansi
Tujuan Target Rincian kegiatan Waktu Jenis Asal
Intervensi terkait Sasaran Tempat
/lama
langsung kegiatan
Tidak kegiatan
Langsung
langsung
Mahasiswa Tujuan umum: Wanita A.Persiapan Sasaran : Pegawai Wanita Via Grup Terlampir Alat : Mahasiswa
memberikan Usia 1. Mempersiapkan puskesmas Usia Whatsapp
penyuluhan Subur Wanita Subur 1. Melalui
Wanita Usia Subur Materi
dan Usia Subur dan poster
tentang 10 dan Ibu hamil 2. Menyiapkan media
Ibu dan Ibu Ibu mengenai
Pesan Gizi mampu memahami Hamil dan alatpendukung Hamil Hamil 10 Pesan
Seimbang tentang kejadian 3. Melakukan pendataan Gizi
10 Pesan Gizi mengenai jumlah Penyuluh: Seimbang,
Seimbang wanita usia subur dan 2. Melalui
Mahasiswa
ibu hamil di kelurahan poster
karet semanggi mengenai
Tujuan Khusus : Isi Piringku
4. Koordinasi dengan
pegawai puskesmas 3. Di dukung
1. Memahami oleh
tentang dan Wanita Usia Subur
whatsapp
pengertian 10 + Ibu Hamil
grup
Pesan Gizi 5. Membuat grup dan
4. Didukung
Simbang Membuat jadwal oleh
2. Memahami kegiatan gambar 10
tentang dampak pesan gizi
apabila tidak B.Pelaksanaan seimbang
mengkonsumsi 1. Perkenalan mahasiswa
makanan Gizi dengan Wanita Usia
Seimbang Subur + IbuHami
3. Memahami dan 2. Memberikan Pre-
dapat melakukan Test
10 Pesan 3. Pemberian materi
59
Strategi Kegiatan Sumber daya
Deskripsi Personil/instansi
Tujuan Target Rincian kegiatan Waktu Jenis Asal
Intervensi terkait Sasaran Tempat
/lama
langsung kegiatan
Tidak kegiatan
Langsung
langsung
GiziSeimbang tentang 10 Pesan
dalam kehidupan Gizi Seimbang
sehari– hari 4. Mengadakan tanya
jawab mengenai
materi gizi seimbang
5. Memberikan Pos-
Test
6. Penutupan
60
Tabel 32
Plan Of Action Pada WUS Ibu Hamil & Ibu Balita di Posyandu Tentang ASI EKSLUSIF
Deskripsi Personil/instansi
Tujuan Target Rincian kegiatan Waktu Jenis Asal
Intervensi terkait Sasaran Tempat
/lama
langsung kegiatan
Tidak kegiatan
Langsung
langsung
Mahasiswa Tujuan umum: Ibu A.Persiapan Sasaran : Pegawai Wanita Via Grup Terlampir Alat : Mahasiswa
memberikan Hamil 1. Mempersiapkan puskesmas Usia Whatsapp
penyuluhan Materi Wanita Subur 1. Melalui
Ibu hamil mampu
Usia Subur dan Ibu poster ASI
tentang ASI memahami 2. Menyiapkan media
dan Ibu Hamil Eksklusi
EKSLUSIF pentingnya dan alat pendukung Hamil 2. Di dukung
pemberian ASI 3. Melakukan pendataan oleh
Eksklusif mengenai jumlah Penyuluh:
whatsapp
wanita usia subur dan grup
Mahasiswa
ibu hamil di kelurahan 3. Didukung
Tujuan Khusus :
karet semanggi oleh
4. Koordinasi dengan gambar
1. Memahami
pegawai puskesmas cara
tentang
dan Wanita Usia menyusui
pengertian ASI yang
Eksklusif Subur + Ibu Hamil
benar
2. Memahami 5. Membuat grup dan
tentang Membuat jadwal
dampak kegiatan
apabila tidak
memberi ASI B.Pelaksanaan
Eksklusif 1. Perkenalan
3. Memahami mahasiswa dengan
dan dapat Ibu Hamil
memberikanA 2. Memberikan Pre-
SI Eksklusif Test
dalam 3. Memberian materi
61
Strategi Kegiatan Sumber daya
Deskripsi Personil/instansi
Tujuan Target Rincian kegiatan Waktu Jenis Asal
Intervensi terkait Sasaran Tempat
/lama
langsung kegiatan
Tidak kegiatan
Langsung
langsung
kehidupan tentang pengertian
sehari –hari ASI Eksklusif
4. Mengadakan tanya
jawab mengenai materi
ASI Eksklusif
5. Memberikan Pos-
Test
6. Penutupan
62
Tabel 33
Plan Of Action Pada WUS Ibu Hamil & Ibu Balita di Posyandu Tentang ASI EKSLUSIF
63
Strategi Kegiatan Sumber daya
64
Tabel 34
Plan Of Action Pada WUS Ibu Hamil & Ibu Balita di Posyandu Tentang BUKU KIA
Deskripsi Personil/instansi
Tujuan Target Rincian kegiatan Waktu Jenis Asal
Intervensi terkait Sasaran Tempat
/lama
langsung kegiatan
Tidak kegiatan
Langsung
langsung
Mahasiswa Tujuan umum: Ibu A. Persiapan Sasaran : Pegawai Ibu Via Grup Terlampir Alat : Mahasiswa
memberikan Hamil 1. Mempersiapkan puskesmas Hamil Whatsapp 1. Melalui
penyuluhan dan Ibu Ibu Hamil & dan Ibu
Materi video
Ibu hamil & Ibu Ibu Balita
tentang buku Balita 2. Menyiapkan media Balita mengenai
balita mengetahui
KIA dan alat pendukung Penyuluh: buku KIA
tentang buku KIA
3. Melakukan pendataan Mahasiswa dan cara
dan memahami cara
mengenai jumlah pengisian
pengisian KMS
wanita usia subur dan KMS
secara mandiri di
ibu hamil di kelurahan 2. Di dukung
rumah
karet semanggi oleh
Tujuan Khusus : 4. Koordinasi dengan whatsapp
1. Memahami pegawai puskesmas grup
tentang apa itu dan Wanita Usia Subur 3. Didukung
buku KIA + Ibu Hamil oleh
2. Memahami 5. Membuat grup dan sticker
tentang manfaat Membuat jadwal whatsapp
buku KIA kegiatan
3. Mengetahui
tentang isi pada B. Pelaksanaan
buku KIA 1. Perkenalan
mahasiswa dengan
Ibu hamil dan Ibu
balita
65
Strategi Kegiatan Sumber daya
Deskripsi Personil/instansi
Tujuan Target Rincian kegiatan Waktu Jenis Asal
Intervensi terkait Sasaran Tempat
/lama
langsung kegiatan
Tidak kegiatan
Langsung
langsung
4. Memahami 2. Memberikan Pre-Test
tentang 3. Pemberian materi
penggunaan KMS tentang buku KIA
dan cara 4. Mengadakan tanya
pengisiannya jawab mengenai
materi
5. Memberikan Post-Test
6. Penutupan
66
Tabel 35
Plan Of Action Pada WUS Ibu Hamil & Ibu Balita di Posyandu Tentang Pengukuran Antropometri BB & TB Serta Pengukuran LILA
68
2). Plan Of Action Pada Kader Posyandu
Tabel 36
Plan Of Action Pada Kader Posyandu Tentang STUNTING
Deskripsi Personil/instansi
Tujuan Target Rincian kegiatan Waktu Jenis Asal
Intervensi terkait Sasaran Tempat
/lama
langsung kegiatan
Tidak kegiatan
Langsung
langsung
Mahasiswa Tujuan umum: Kader A. Persiapan Sasaran : Pegawai Kader Via Grup Terlampir Alat : Mahasiswa
memberikan 1. Mempersiapkan puskesmas Whatsapp
penyuluhan Kader mampu Materi Kader 1. Melalui
tentang memahami tentang 2. Menyiapkan media media
Penyuluh:
stunting kejadian stunting dan alat pendukung poster
3. Koordinasi dengan Mahasiswa mengenai
Tujuan Khusus : stunting
pegawai puskesmas
dankader 2. Di dukung
1. Memahami
4. Membuat grup dan oleh
tentang
Membuat jadwal whatsapp
pengertian
grup
Stunting
B. Pelaksanaan 3. Didukung
2. Memahami
1. Perkenalan oleh
tentang faktor
mahasiswa dengan gambar
penyebab dan
kader stunting
gejalaStunting.
3. Memahami 2. Memberikan Pre-
tentang dampak Test
stunting untuk 3. Pemberian materi
anak tentang (pengertian,
faktor, gejala dan
dampak ) stunting
4. Memahami
69
Strategi Kegiatan Sumber daya
Deskripsi Personil/instansi
Tujuan Target Rincian kegiatan Waktu Jenis Asal
Intervensi terkait Sasaran Tempat
/lama
langsung kegiatan
Tidak kegiatan
Langsung
langsung
bagaimana upaya 4. Menjelaskan
pencegahan bagaimana cara
stunting mencegah stunting.
5. Mengadakan tanya
jawab mengenai
materi stunting.
6. Memberikan Pos-
Test
7. Penutupan
70
Tabel 37
Plan Of Action Pada Kader Posyandu Tentang KEK
71
Tabel 38
Plan Of Action Pada Kader Posyandu Tentang 10 Pesan Gizi Seimbang
73
Tabel 39
Plan Of Action Pada Kader Posyandu Tentang ASI Eksklusif
74
Strategi Kegiatan Sumber daya
Deskripsi Personil/ instansi
Waktu/ Jenis Asal
Tujuan Target Rincian kegiatan terkait Sasaran Tempat
Intervensi lama
Tidak langsung kegiatan
Langsung kegiatan
langsung
4. Mengadakan tanya
jawab mengenai
ASI Eksklusif
5. Memberikan Pos-
Test
6. Penutupan
75
Tabel 40
Plan Of Action Pada Kader Posyandu Tentang 1000 HPK
76
Deskripsi Tujuan Target Rincian kegiatan Strategi Kegiatan Sumber daya
Intervensi Personil/instansi Sasaran Tempat Waktu/ Jenis Asal
terkait langsung kegiatan lama
Langsung Tidak kegiatan
langsung
a. Mulai dari 4. Mengadakan tanya
perkembangan jawab mengenai
janin 0-6 materi 1000HPK
bulan, gizi dan 5. Memberikan Pos-
stimulasinya Test
b. Hal yang
6. Penutupan
dianjurkan dan
dihindari
terkait gizi
selama
kehamilan
c. Tahap
perkembangan
janin usia
7-9 bulan dan
stimulasinya,
persiapan IMD
(Inisiasi
Menyusui
Dini)
4. Menjelaskan
dampak negatif
apabila tidak
melaksanakan
program 100
HPK
77
Deskripsi Tujuan Target Rincian kegiatan Strategi Kegiatan Sumber daya
Intervensi Personil/instansi Sasaran Tempat Waktu/ Jenis Asal
terkait langsung kegiatan lama
Langsung Tidak kegiatan
langsung
5. Membuat
kesimpulan
tentang program
1000 HPK
selama kehamilan
78
Tabel 41
Plan Of Action Pada Kader Posyandu Tentang Buku KIA
80
Tabel 42
Plan Of Action Pada Kader Posyandu Tentang Pengukuran Antropometri BB Dan TB Pada Balita Dan Ibu Hamil Serta Pengukuran LILA Pada Ibu Hamil
81
Deskripsi Tujuan Target Rincian kegiatan Strategi Kegiatan Sumber daya
Intervensi Personil/instansi Sasaran Tempat Waktu/ Jenis Asal
terkait langsung kegiatan lama
Langsung Tidak kegiatan
langsung
3. Memahami 4. Mengadakan tanya
tentang cara jawab materi
pengukuran 5. Memberikan PosTest
BB dan TB 6. Penutupan
secara
mandiri pada
balita dan ibu
hamil
4. Memahami
tentang cara
pengukuran
LILA pada ibu
hamil
82
3). Plan Of Action Pada Remaja Putri
Tabel 43
Plan Of Action Materi Anemia dan Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri SMPN 57 Jakarta
84
Tabel 44
Plan Of Action Materi Gizi Seimbang Pada Remaja Putri SMPN 57 Jakarta
86
Tabel 45
Plan Of Action Materi Isi Piringku Pada Remaja Putri SMPN 57 Jakarta
87
Strategi Kegiatan Sumber daya
Deskripsi
Tujuan Target Rincian kegiatan Personil/ instansi terkait Waktu/
Intervensi Sasaran Tempat
lama Jenis Asal
Tidak langsung kegiatan
Langsung kegiatan
langsung
piringku
4. Sesi tanya jawab
mengenai materi
isi piringku
5. Memberikan
Post-Test
6. Penutupan
88
4. Monitoring dan Evaluasi
1) Hasil Intervensi
89
Ibu Posyandu mengisi pre-
test
kabar
Diagram 3
Distribusi Hasil Poin Total Pengisian Pre-Test
Ibu Posyandu
90
6 responden memiliki rata- rata nilai 66.67 dengan
rentang nilai 50-90 poin.
91
Diagram 4
D <22.5 2
C >22 1
B <23.5 2
A >23.5 1
Diagram 5
Soal Yang Banyak Tidak Terjawab Pada Materi
1000 HPK
92
Diagram 6
0 1 2 3 4
93
Diagram 8
Diagram 9
Distribusi Hasil Poin Total Pengisian Post-Test Ibu
Posyandu
94
Diagram 10
95
2) Tindak Lanjut Intervensi Ibu Posyandu
Kegiatan Tindak Lanjut Intervensi dilakukan pada hari
selasa, 08 September 2020. Kegiatan tindak lanjut
intervensi dilakukan melalui personal chat kepada masing-
masing ibu posyandu yang melakukan pengisian Post-Test.
Intervensi tindak lanjut dilakukan pada 5 ibu posyandu dari
6 Ibu Posyandu yang mengisi postest evaluasi sebelumnya.
Setelah kegiatan tindak lanjut intervensi ibu posyandu
diminta untuk mengisi soal post-test kembali, soal Post-
Test Ibu Posyandu (Ibu Hamil, Wanita Usia Subur (WUS),
Ibu Balita) dapat dilihat pada lampiran 10
Diagram 11
Distribusi Pengisian Post-Test Tindak Lanjut Ibu Posyandu
96
Diagram 12
Distribusi Poin Total Pengisian Post-Test Tindak Lanjut
Ibu Posyandu
3) Evaluasi Intervensi
- Evaluasi Kegiatan Intervensi
1) Hasil Intervensi
99
- Hasil Pre-Test Ibu Kader Posyandu
Pengisian Pre-test hanya dilakukan oleh 13 responden
dari 19 responden yang berasal dari ibu kader Posyandu
dengan distribusi sebagai berikut.
Diagram 13
Distribusi Hasil Pre-Test Ibu Kader Posyandu
Diagram 14
100
Diagram 15
0 1 2 3 4 5 6 7
Diagram 16
Soal Yang Banyak Tidak Terjawab Pada Materi
1000 HPK
0 1 2 3 4 5
101
Diagram 17
1.7 cm 6
0.7 cm 4
1.07 cm 3
0.007 cm 0
0 1 2 3 4 5 6 7
Diagram 18
Soal Yang Banyak Tidak Terjawab Pada Materi KEK
0 1 2 3 4 5
Diagram 19
Distribusi Pengisian Post-test Ibu Kader Posyandu
Diagram 20
Distribusi Hasil Poin Total Pengisian Post-Test
103
Diagram 21
0 1 2 3 4 5 6 7
104
Terdapat penurunan responden yang mengikuti Pre-
test dan Post-Test yaitu dari 13 responden menjadi
11 responden.
Terdapat peningkatan nilai rata-rata pada Pre-Test
dan Post-Test yaitu dari 61,85 menjadi 77,45.
Terdapat peningkatan nilai terendah pada Pre-test
dan Post-test yaitu dari 36 menjadi 60.
Berdasarkan cut off point, pengetahuan seseorang
dikatakan baik, jika persentase 76-100%, cukup jika
persentase 56-75% dan kurang jika persentase <56%.
Sehingga dapat disimpulkan jika rata-rata pengetahuan
dari 13 responden sebelum penyuluhan dikatakan cukup
dan 11 responden sesudah penyuluhan pengetahuannya
meningkat menjadi baik (Arikunto,2010).
105
Diagram 22
Diagram 23
Distribusi Hasil Poin Total Pengisian Post-Test
Tindak Lanjut Ibu Kader Posyandu
106
Terdapat peningkatan nilai terendah yaitu dari 60
menjadi 78.
Berdasarkan cut off point, pengetahuan seseorang
dikatakan baik, jika persentase 76-100%, cukup jika
persentase 56-75% dan kurang jika persentase <56%.
Sehingga dapat disimpulkan jika rata-rata pengetahuan
dari 11 responden sesudah diberikan intervensi tindak
lanjut masih baik dengan nilai rata-rata yang meningkat
(Arikunto,2010).
1) Hasil Intervensi
Diagram 24
Distribusi Hasil Pre-Test Remaja Putri
110
Pengisian Pre-Test hanya dilakukan oleh 88 remaja
putri dari 125 remaja putri kelas 9A-9F SMPN 57
Jakarta.
Sehingga Didapatkan Hasil Pengisian Pre-Test:
x 100 = 70,4 % remaja putri yang mengisi
Pre-Test
x 100 = 20 % remaja putri yang tidak membalas
chat
x 100 = 4 % remaja putri sedang mengerjakan
tugas
x 100 = 5, 6% remaja putri menggunakan HP
Diagram 25
Distribusi Hasil Post-Test Remaja Putri
Test
111
x 100 = 4,5% Remaja putri tidak membuka link
(kendala sinyal)
x 100 = 11,4 % Remaja putri tidak merespon
di luar
Diagram 26
Hasil Pre-Test dan Post-Test Remaja Putri
Test
Remaja Putri Sedang Sakit
114
Diagram 28
116
memahami pengertian, gejala, dampak dan cara
mencegah Anemia.
Materi Tablet Tambah darah remaja putri sudah
memahami mengenai pentingnya konsumsi Tablet
Tambah Darah namun belum memahami akibat jika
tidak konsumsi tablet tambah darah. Terdapat
remaja putri yang rutin mengkonsumsi tablet
tambah darah yang diberikan pihak sekolah dan
dijual dipasaran, namun terdapat remaja putri
mengeluhkan mengenai gejala setelah konsumsi
tablet tambah darah. Pada saat diberikan intervensi
diberikan juga tips konsumsi tablet tambah darah.
Remaja putri sudah memahami materi dan sudah
mengetahui manfaat dari masing-masing poin 10
pesan umum gizi seimbang. Namun, masih terdapat
remaja putri yang belum menerapkannya dalam
kehidupan sehari – hari dengan alasan tidak sempat.
Materi isi piringku remaja putri dari kelas 9A
sampai 9F belum memahami mengenai porsi
masing-masing bahan makanan yang terdapat pada
isi piringku. Dilihat dari jawaban yang salah saat
pengisian Pre-Test dan Post-Test.
117
respon pada saat diberikannya intervensi dan
membalas pesan Whatsapp.
Kendala terjadi dikarenakan banyak anak yang
tidak membalas pesan dengan alasan ketiduran,
sibuk, handphone yang digunakan milik orang
tuanya, dan ada urusan sehingga tidak dapat
merespon intervensi yang telah diberikan dan tidak
dapat melakukan pengisian tindak lanjut intervensi
yang kami berikan
Evaluasi Materi Tindak Lanjut Intervensi
Materi Anemia dan Tablet Tambah Darah,
Setelah diberikan Tindak Lanjut Intervensi materi
anemia dan Tablet Tambah Darah melalui personal
chat, remaja putri mengaku lebih memahami materi
yang disampaikan dibandingkan dengan pemberian
materi melalui WhatsApp Grup. Hasil Post-Test
tindak lanjut intervensi tentang materi anemia dan
tablet tambah darah yang sebelumnya dijawab salah,
setelah tindak lanjut intervensi dijawab benar oleh
remaja putri.
Materi Gizi Seimbang dam Isi Piringku, Setelah
diberikan tindak lanjut intervensi mengenai materi
isi piringku, terdapat 19 remaja putri yang menjawab
salah dan 31 remaja putri yang menjawab dengan
benar mengenai empat soal dengan materi
pembagian porsi isi piringku. Sehingga dapat
dikatakan bahwa pemberian intervensi melalui
personal chat akan lebih mudah dipahami oleh
remaja putri, karena remaja putri mengaku lebih
memahami materi yang disampaikan serta lebih aktif
bertanya dibandingkan saat pemberian materi
melalui Grup Whatsapp.
118
4) Saran intervensi
- Jika ada yang ingin melanjutkan kegiatan intervensi
kembali pada remaja putri SMPN 57 Jakarta, sebaiknya
ikut sertakan guru atau wali kelas dalam grup intervensi
sehingga remaja putri yang lainnya dapat lebih aktif
dalam kegiatan intervensi. Jika kondisi masih belum
stabil sehingga kegiatan intervensi dilakukan melalui
daring dapat gunakan aplikasi zoom atau Google Meet
sehingga memudahkan dalam berkomunikasi dengan
remaja putri.
waktu.
119
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mahasiswa sudah mampu menunjukan nilai, sikap dan perilaku yang tepat
dalam melakukan pengelolaan pelayanan gizi.
2. Mahasiswa mampu memahami fungsi, tugas dan tanggung jawab dalam
upaya pembangunan kesehatan gizi masyarakat.
3. Mahasiswa sudah mampu melaksanakan kegiatan asuhan gizi untuk
masyarakat atau klien sesuai dengan kebudayaan dan kepercayaan dari
berbagai golongan umur yaitu pada remaja putri, wanita usia subur, ibu
hamil, ibu balita dan kader di Kelurahan Karet Semanggi.
4. Mahasiswa sudah mampu menerapkan prisip manajemen dan sistem
dalam pelayanan gizi masyarakat.
5. Mahasiswa memahami dan dapat melakukan kegiatan perencanaan
program gizi.
6. Mahasiswa mampu menggunakan teknologi dalam kegiatan informasi dan
komunikasi, dilihat dalam melakukan kegiatan intervensi gizi di
masyarakat menggunakan teknologi dan media yang mempermudah
dalam komunikasi.
7. Mahasiswa mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru
dalam kegiatan pelayanan gizi.
8. Mahasiswa mampu berpartisipasi dalam program promosi kesehatan dan
atau pencegahan penyakit di masyarakat secara daring.
B. Saran
1. Bagi mahasiswa yang melakukan PKL dipuskesmas selama masa
pandemic berlangsung, mahasiswa sebelum melakukan kegiatan PKL
harus bisa menguasai dan memanfaatkan kecanggihan teknologi yang
dapat mempermudah proses komunikasi sehingga dapat melakukan tatap
muka via daring oleh ahli gizi puskesmas.
2. Mahasiswa yang melakukan PKL dipuskesmas selama masa pandemic
berlangsung, mahasiswa harus 120
bisa memanfaatkan teknologi untuk
kegiatan perencanaan program gizi yang dapat disebar luaskan kepada
masyarakat.
121
DAFTAR PUSTAKA
123
LAMPIRAN
LAMPIRAN
124
Lampiran 1. Notulensi
NOTULENSI
PKL PUSKESMAS KECAMATAN SETIABUDI
HARI,TANGGAL : SELASA, 11 AGUSTUS 2020
A. Absensi
B. Materi
1. Pemaparan mengenai agenda kegiatan PKL
c. Rencana kegiatanPKL
125
- 11-13 Agustus 2020, mengerjakan kasus balita membuat video
tutorial pengukuran status gizibalita.
- 14 Agustus 2020, persentasi video dan kasus. Diberikan
Laporan bulanan Kelurahan Karet Semanggi kemudian lakukan:
- Analisis masalah (identifikasi hingga penyelesaiannya)
- Membuat Perencanaan Program Gizi
- Membuat intervensi
- 18 Agustus 2020, persentasi revisi video dan kasus.
- 19 Agustus 2020, mengikuti Webinar PERSAGI Jakarta Selatan.
- 20-23 Agustus 2020, terus berproses dalam penyusunan
Perencanaan Program hingga ke advokasinya. Sasarannya bisa
remaja ibu hamil wanita usia subur dan lain-lain.
- 24 Agustus 2020, Persentasi Perencanaan Program Gizi
- 25 Agustus 2020, Persentasi revisi Perencanaan Program Gizi
- 26-30 Agustus 2020, Penyusunan Intervensi Gizi, bisa
menggunakan video,poster, podcast dan lain-lain, penyebaran
undangan dan menghubungi kader masuk dalam fase persiapan.
- 31-6 September 2020, melakukan intervensi
- 7 September 2020, Persentasi dan evaluasi hasil intervensi
menggunakan PDCA.
- 8-13 September 2020, Penyusunan laporan
- 14 September 2020, Persentasi akhir.
126
CATATAN :
127
NOTULENSI
PKL PUSKESMAS KECAMATAN SETIABUDI
HARI,TANGGAL : JUMAT, 14 AGUSTUS 2020
A. Absensi
B. Materi
CATATAN :
1. Pelajari tentang pengisian grafik pada buku KIA terbaru
Tahun2020
131
NOTULENSI
PKL PUSKESMAS KECAMATAN SETIABUDI
HARI,TANGGAL : SELASA, 18 AGUSTUS 2020
A. Absensi
B. Materi
1. Pemaparan Video Konseling Individu
Saran yang diberikan:
Sebaiknya video konseling gizi individu ini dibuat seragam agar enak
dilihat, dengan urutan sebagai berikut:
- Pada pembukaan video disetiap masing-masih mahasiswa terdapat
tulisan Judul: edukasi konseling, nama, dan NPM
- Pasien memasuki ruang
- Mempersilahkan pasien duduk
- Meminta pasien memakai handsanitizer
- Perkenalan diri (Saya … mahasiswa Poltekkes Jakarta 2 yang
sedang melakukan PKL di Puskesmas Setiabudi)
- Menanyakan nama pasien
- Menanyakan apakah ada yang bisa dibantu
- Menanyakan apakah sudah pernah melakukan konseling
sebelumnya atau belum. Jika belum, maka jelaskan tujuan dan proses
132
konseling seperti apa
- Meminta persetujuan pasien mengenai waktu yang dibutuhkan
dalam proses konseling
- Menyebutkan data personal dan meminta ibu mengklarifikasi jika
ada kesalahan data
- Jelasin tentang recall (recall itu apa), menyebutkan data personal
dan meminta ibu mengklarifikasi jika ada kesalahan data
- Menyebutkan diagnose
- Jelaskan preskripsi, syarat diet, jelaskan pakai leaflet
- Jelaskan monitoringnya misalnya: memantau berat badan secara
berkala supaya kita tahu ada kenaikan atau tidak, diharapkan
kenaikannya … kg/minggu
- Menanyakan ke pasien apakah ada pertanyaan
- Mendiskusikan hambatan yang mungkin muncul dalam anjuran diet
- Meminta pasien untuk membuat kesimpulan dari edukasi yang telah
diberikan supaya pasien tidak lupa, paham, dan tidak ada kekeliruan
- Menganjurkan kunjungan ulang untuk konseling lanjutan
- Mengucapkan terimakasih dan salam
CATATAN :
1. Membuat 1 folder google drive yg didalammya ada sub folder
dengan judul “video konseling” “video konseling pada balita”
dan “presentasi kasus”. Upload tugas ke google drive dan share
link ke grup pembimbing.
2. Membuat folder logbook di Google drive yang berisikan sub
folder (Sub folder berisikan nama mahasiswa dan logbook pada
minggu 1, minggu 2, dan minggu 3)
3. Jangan lupa disetiap pertemuan zoom direcord
134
NOTULENSI
PKL PUSKESMAS KECAMATAN SETIABUDI
HARI,TANGGAL : SENIN, 24 AGUSTUS 2020
A. Absensi
B. Materi
Saran yang diberikan:
- Rencana kegiatannya bagaimana seperti apa? Hari apa mau ngapain?
- Silahkan wa ka pricil, selaku penanggung jwb puskes karet semanggi
- Grupnya ada apa saja? Tanya ka pricil (grup posyandu misalnya,
minta data WUS dan Ibu Hamil) (grup Kader), butuh data apa saja
Tanya ka pricil
- Edukasi terkait stunting belum ada
- Masukin untuk sasaran kepada ibu balita, karena baru ada WUS, Ibu
Hamil dan Kader
- Masukin materi cara mengunakan buku KIA, medianya mau seperti
apa untuk memudahkan ibu balita
- Berikan video pengukuran BB dan TB kepada ibu balita
- Masukin remaja putri (tentang Anemia dan TTD), ibu menyusui
sebagai sasaran
- Untuk grup 1 POSYANDU ( ibu hamil, ibu menyusui, ibu balita).
Grup 2 KADER. Grup 3 REMAJAPUTRI
135
- Tambahin slide perencanaan kegiatan
- Tambahin slide media intervensi apa saja yang digunakan, buat sendiri
atau internet, media diberikan melalui apa WA ATAU GMEET
CATATAN :
1. Persentasikan hasil revisi hari rabu, 26 agustus 2020. Dan
memberikan media yang sudah jadi
2. Membuat media selasa, 25 agustus 2020
136
NOTULENSI
PKL PUSKESMAS KECAMATAN SETIABUDI
HARI,TANGGAL : RABU, 26 AGUSTUS 2020
A. Absensi
B. Materi
1. Pemaparan tentang rencana intervensi kepada Kader Posyandu, Ibu
Posyandu,dan Remaja Putri
Saran yang diberikan:
- Intervensi di grup ibu posyandu umumnya peserta ibu-ibu slow
respon, jadi tidak bisa diberi rentang waktu, sehingga perlu
dihubungi lewat pc.
- Untuk pre-test dan post test jika ingin diberikan lewat google form
baiknya ditanya dulu pada sasaran, dikhawatirkan tidak paham,
karena umumnya masih menengah kebawah.
- Pada materi isi piringku, buat visualisasi piring makananku untuk
balita secara umum dengan porsi dan gambar yang jelas dan nyata
agar lebih mudah dipahami. Misalnya nasi 2 centong, dsb.
- Untuk video tentang buku KIA boleh menggunakan yang lama.
- Buat grup khusus untuk kader posyandu yang digabung dari 3
posyandu, kurang lebih 15 orang. Setelah buat grup bisa ditanyakan
kader ingin intervensi lewat zoom atau chat grup.
CATATAN:
138
NOTULENSI
PKL PUSKESMAS KECAMATAN SETIABUDI
HARI,TANGGAL : RABU, 7 SEPTEMBER 2020
A. Absensi
B. Materi
1. Pemaparan tentang hasil intervensi pada Remaja Putri, Ibu Posyandu,
dan Ibu Kader
Saran yang diberikan:
a. Remaja
- Untuk Remaja dibuat pie Chart agar pretest dan post testnya
terlihat berapa banyak yang ikut
- Untuk yang tidak mengisi pretest dan posttest quiziz
ditanyapersonal chat alasannya apa mengapa tidak mengisi
- Karena banyak yang salah materi isi piringku maka
langsungdilakukan personal chat di beri materi isi piringku
melalui personal chat agar intervensinya kelihatan
b. Ibu Posyandu
- Untuk ibu posyandu hasil chart pretestnya terlalu kecil
- Tambahkan slide selanjutnya yang berisi pertanyaan nomor
2,4,5, dan8
- Dibuat pie Chart agar pretest dan posttestnya terlihat berapa
139
banyak yang mengisi dan tidak mengisi
- Untuk yang tidak mengisi pretest dan posttest di gform ditanya
personal chat alasannya apa mengapa tidak mengisi
- Bagi ibu posyandu yang masih mengisi salah di edukasi
ulangagar tindak lanjutnya nyata
- Bagi ibu yang paling banyak salah diberi materi ulang
- Cari referensi cutoff
c. Kader
- Untuk yang tidak mengisi pretest dan posttest di gform ditanya
personal chat alasannya apa mengapa tidak mengisi
- Bagi kader yang masih mengisi salah di edukasi ulang agar
tindak lanjutnya nyata
CATATAN:
1. Beri saran menu
140
NOTULENSI
A. Absensi
No Nama Mahasiswa Waktu Hadir
1. Reza Regita Pramesty 07.30
2. Munadiya Ulfa 07.32
3. Riska Pratiwi 07.32
4 Siti Ainia Prihatini 07.32
5 Fiiliyah Karimah 07.41
6 Yasmin Zahra Al-Zammy 07.43
7 Sakha Ukta Betania 07.46
8 Devi Anggrainy 08.01
B. Materi
c. Kader
CATATAN:
139
NOTULENSI
A. Absensi
B. Materi
1. Pemaparan laporan akhir PKL BAB I,II, dan III
Saran yang diberikan:
- Perlu ada saran perbaikan untuk kedepannya di tindak lanjut, di
slide tambahan (bisa digunakan untuk siswa pkl tahun selanjutnya)
- Menurut arikunto (tahun) diperbaiki…jadi diperbaiki penulisannya
- Dibuat slide yang lebih sistematis (intervensi misalnya yang isi
post test brp pre test brp kemudian hasil berapa langsung tindak
lanjut dan saran perbaikan) jangan dipisah jadi satu persatu sasaran
nya jelas
- Untuk bab 3, dari LB3 yang diambil jumlah nya saja misal gizi
kurang ada berapa anak
- Dimasukkan mengenai eppgbm di bab 3
- LB3 dulu baru eppgbm
- List data apa saja yang dibutuhkan pada kegiatan pelayanan luar
gedung dan pelayanan dalam gedung (rawat jalan dan rawat inap)
- Pelayanan gizi rawat jalan di bab 3 dimasukin adime
- Penulisan sumber teori tolong dibenarkan
- Manfaat di laporan tidak perlu menjelaskan kegiatan nya seperti
apa
- Tambahkan toilet umum atau pasien, ruang rapat di lantai 1, Lantai
2 toilet pasien, Lantai 3 klinik arsa, Lantai 4 toilet pegawai
140
CATATAN:
1. Perlu ada saran perbaikan untuk kedepannya di tindak lanjut, di
slide tambahan (bisa digunakan untuk siswa pkl tahun
selanjutnya)
2. Menurut arikunto (tahun) diperbaiki…jadi diperbaiki
penulisannya
3. Dibuat slide yang lebih sistematis (intervensi misalnya yang isi
post test brp pre test brp kemudian hasil berapa langsung tindak
lanjut dan saran perbaikan) jangan dipisah jadi satu persatu
sasaran nya jelas
4. Untuk bab 3, dari LB3 yang diambil jumlah nya saja misal gizi
kurang ada berapa anak
5. Dimasukkan mengenai eppgbm di bab 3
6. LB3 dulu baru eppgbm
7. List data apa saja yang dibutuhkan pada kegiatan pelayanan luar
gedung dan pelayanan dalam gedung (rawat jalan dan rawat
inap)
8. Pelayanan gizi rawat jalan di bab 3 dimasukin adime
9. Penulisan sumber teori tolong dibenarkan
10. Manfaat di laporan tidak perlu menjelaskan kegiatan nya seperti
apa
11. Tambahkan toilet umum atau pasien, ruang rapat di lantai 1,
Lantai 2 toilet pasien, Lantai 3 klinik arsa, Lantai 4 toilet
pegawai
141
Lampiran 2. Asuhan Gizi Kasus Balita di Puskesmas Kecamatan Setia Budi
Disusun Oleh:
Devi Anggrainy Sangeang P2.31.31.1.17.010
Filiyah Karimah P2.31.31.1.17.015
Munadiya Ulfa P2.31.31.1.17.064
Reza Regita Pramesty P2.31.31.1.17.073
Riska Pratiwi P2.31.31.1.17.074
Sakha Ukta Betania P2.31.31.1.17.034
Siti Ainia Prihatini P2.31.31.1.17.079
Yasmin Zahra AlZammy P2.31.31.1.17.043
142
Nama : Devi Anggrainy Sangeang
NPM : P2.31.31.1.17.010
KASUS BALITA N
Assesment
a. Riwayat Personal
- Nama : Balita N
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Umur : 19 bulan
- Pekerjaan ibu : Kader
- Pekerjaan Ayah : Karyawan Swasta
- Anak keempat dari 4 bersaudara
- Selama 2 bulan BB tidak naik berturut-turut
b. Antropometri
- BB Lahir : 3,4 kg
- PB Lahir : 50 cm
- BB aktual : 8 kg
- PB aktual : 76 cm
- BBI : 10 kg
c. Biokimia :-
d. Klinis :-
Dietary History
Pagi : Nasi Tim (ayam+brokoli+tempe) 5 suap
143
Siang : Nasi Tim (ayam+brokoli+tempe) 5 suap
Sore : Biskuit bayi 2 buah
144
- KH x 100% = 38,5% (Kurang)
Diagnosis Gizi
a. Domain Asupan
Asupan zat gizi tidak adekuat berkaitan dengan rendahnya
asupan makan anak ditandai oleh persentase pemenuhan zat gizi
dibawah 80% yaitu energi 35,71%, protein 63,75%, lemak 16,77%
dan karbohidrat 38,5%
b. Domain Perilaku
Pengetahuan yang kurang tepat berkaitan dengan
pemahaman informasi yang tidak akurat terkait gizi seimbang
ditandai oleh tidak mengonsumsi buah sama sekali dan
memberikan menu makanan yang kurang bervariasi.
Intervensi
a. Prinsip Diet : TKTP
b. Bentuk Makanan : Makanan Biasa
c. Cara Pemberian : Oral
d. Preskripsi Diet:
- Makanan diberikan secara PKTS (porsi kecil tapi sering)
- ASI tidak dibatasi
e. Tujuan Intervensi
- Meningkatkan dan melengkapi asupan makan anak secara
bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan dan prinsip gizi
seimbang
- Meningkatkan dan meluruskan pengetahuan orang tua melalui
edukasi terkait pola makan yang baik dan bervariasi
berdasarkan prinsip gizi seimbang
f. Syarat Diet
- Energi diberikan sebesar 805 kkal
- Protein diberikan sebesar 20 gr
- Lemak diberikan sebesar 26,83 gr
- Karbohidrat diberikan sebesar 120,75 gr
145
Edukasi
a. Memberikan edukasi kepada orang tua tentang pola makan gizi
seimbang yang tepat
b. Menjelaskan kepada orang tua tentang konsep isi piringku
c. Menjelaskan kepada orang tua terkait diet TKTP yang diberikan
termasuk jenis, porsi, dan contoh menunya
d. Mengingatkan orang tua untuk selalu memantau tumbuh kembang
balita dengan melakukan penimbangan dan pengukuran secara
berkala
Media Edukasi
Monitoring Evaluasi
Memantau asupan anak Asupan anak memenuhi
apakah sudah sesuai dengan minimal 80% dari kebutuhan
diet yang diberikan atau
belum
146
tua tentang pola makan gizi kembali terkait edukasi yang
seimbang telah diberikan
147
Menu Sehari Balita N
149
Master Menu
Waktu Jenis I URT Gr II URT Gr III URT Gr IV URT Gr V UR Gr
T
08.00 M.Pokok Beras ½ Gls 25 Beras ½ Gls 25 Beras ½ Gls 25 Roti 1 Lbr 35 Beras ½ 25
Gls
Ayam
Hewani ½ Ptg 20 Ayam ½ Ptg 20 Ikan 1 Ptg 40 Telur 1 Btr 50 Cumi ½ 25
Sdg Banden Ayam Eko
g r
Nabati Tempe 1 Ptg 25 Tahu 1 Ptg 25 Tahu ½ Bh 50 Kc.Edam 2 20 Tempe 1 50
ame Sdm Ptg
Sayur Wortel ½ Gls 50 Wortel, ½ Gls 50 Bayam ½ Gls 50 Tomat, ¼ 30 Brokoli ½ 50
Kol Selada Gls Gls
Air
Buah Jeruk 1 Bh 50 Pepaya ½ Ptg 85 Jeruk 1 Bh 50 Mangga ½ Bh 50 Melon ½ 100
Sdg Sdg Bh
10.00 Selingan Pisang ½ Bh 25 Maizenn 1 Sdm 15 Pisang, ½ Gls 50 Pisang ½ Bh 25 Roti 1 35
a Stoberi Lbr
12.00 M.Pokok Mie ½ Gls 25 Beras ½ Gls 25 Beras ½ Gls 25 Beras ½ 25 Spaghetti ½ 25
Telur Gls Gls
Hewani Telur 1 Btr 50 Ikan Lele ½ 40 Udang 1 Sdm 15 Ikan ½ 20 Daging ½ 20
Ayam Ekor Rebon Salmon Ptg Sapi Ptg
Nabati Tahu ½ Bh 50 Kacang 2 Sdm 20 Tempe 1 Ptg 25 Jamur ¼ 25 Jamur ¼ 25
150
Merah Tiram Gls Gls
151
Beras Melon Gls Naga Bh
152
Siklus Menu
Waktu Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5
08.00 M.Pokok nasi tim nasi nasi roti bakar nasi
Hewani ayam ayam bandeng telur mata cumi saus
kecap rebus presto sapi mentega
Nabati tempe bb perkedel rolade kc.edamame tempe
pesmol tahu tahu rebus bakar
Sayur setup sayur sop bening tomat, sup
wortel bayam selada air brokoli
buah jeruk papaya sari jeruk mangga melon
10.00 Selingan kolak pudding smoothies pisang pudding
pisang maizena pisang bakar susu roti
stoberi
12.00 M.Pokok mie nasi nasi nasi spaghetti
goreng bakar
Hewani telur ekado udang ikan salmon daging
urak-arik ikan lele rebon panggang cincang
bb tomat
Nabati tahu sup tempe bb tumis jamur tumis
asam kacang kuning jamur
manis merah
Sayur brokoli sup bening tumis kc. tumis
asam buncis labu siam Panjang labu siam
manis
buah mangga melon papaya mangga buah
naga
15.00 Selingan pudding bubur garlic bola ubi isi
biskuit kc.hijau bread coklat
18.00 M.Pokok nasi nasi nasi tim nasi mashed
potato
Hewani semur sate telur sate ati sate lilit steak
daging puyuh ayam ayam
Nabati perkedel tahu bb bumbu tempe kacang
153
tempe bali kacang bacem polong
rebus
Sayur tumis capcay acar cah sayur wotel,
buncis tomat buncis
margarin
buah semangka jus jambu apel semangka jus
stoberi
20.00 Selingan jus bubur biskuit salad buah pudding
alpukat sumsum saus vla buah
naga
154
Nama : Filiyah Karimah
NPM : P2.31.31.1.17.015
KASUS BALITA M
a. Assesment
Nama : Balita M
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia: 2 tahun 1 bulan
Anak ke 3 dari 3 bersaudara
Antropometri
BB lahir: 3.0 kg
PB lahir : 49 cm
BB : 8.7 kg
TB: 83 cm
IMT/U = -2,99 (kurus)
Riwayat Sosial
• Tinggal di rumah kontrakan dan kurang bersih
• Anak sudah dapat duduk namun belum bisa berdiri dan berjalan, bicara belum
lancar
• Bapak bekerja sebagai pedagang keliling (menjual gorengan), dan ibu sebagai Ibu
Rumah Tangga
Biokimia = -
Klinis = -
155
Dietary history :
Analisa Kualitatif
• Diberikan susu formula 1x (malam hari sebelum tidur)
• Diberi PMT biskuit namun jarang habis oleh balita dengan alasan anak bosan
• Makan 3x sehari :
nasi 1 centong dan 1 lauk misal telur/
ayam dengan sedikit sayur, dan tidak
diberikan makanan selingan
Analisa Kualitatif
BM Pagi Siang Malam Porsi E (kkal) P (g) L (g) KH (g)
Nasi ½p ½p ½p 1½p 262,5 6 - 60
P. Hewni ½p ½ p ½ p 1½p 112,5 10,5 7,5 -
Sayur ½p ½p ½p 1½p 37,5 1,5 - 7,5
Minyak ½p ½p ½p 1½p 75 - 7,5 -
Susu 1p 1p 75 7 - 10
Total 562,5 25 15 77,5
Lemak = = 40 gr
Karbohidrat = = 180 gr
156
b.Kecukupan zat gizi
Energi =
= 46,8 %
Protein =
= 83%
Lemak =
= 37,5%
Karbohidrat =
= 43 %
b. Diagnosa gizi
Domain klinis
NI-5.2 Berat badan kurang berkaitan dengan asupan makanan yang tidak adekuat
dikarenakan kondisi ekonomi keluarga ditandai dengan IMT/U -2,99 (Kurus).
Domain Perilaku
NB-1.1 Kurang pengetahuan terkait zat gizi dan asupan yang seimbang
dikarenakan orang tua balita kurang edukasi yang berhubungan dengan gizi
ditandai dengan makanan yang diberikan biasanya kurang bervariasi, jarang
makan buah , dan tidak ada makanan selingan.
Domain Asupan
NI 2.1 Asupan tidak adekuat berkaitan dengan turunnya nafsu makan ditandai
asupan energi, lemak dan karbohidrat kurang yaitu hanya 46.8%, 37.5% dan 43%
dari kebutuhan.
157
c. Intervensi gizi
a) Prinsip dan syarat diet
Jenis diet : TKTP
Bentuk Makanan : Biasa
Diberikan secara : PKTS
Frekuensi : 3x makanan utama, 3x selingan.
Cara pemberian : oral
Diberikan secara bertahap mulai 80% dari kebutuhan.
Syarat diet
Energi diberikan sesuai kebutuhan yaitu 1200 kkal
Protein diberikan 10% dari kebutuhan yaitu 30 gr
Lemak diberikan 30% dari kebutuhan yaitu 40 gr
Karbohidrat diberikan cukup yaitu 180 gr
Diberikan secara bertahap mulai 80% dari kebutuhan.
b) Tujuan
o Meningkatkan asupan makan balita secara bertahap hingga mencapai
kebutuhan.
o Meningkatkan pengetahuan keluarga balita mengenai pola makanan yang
bervariasi serta yang dapat membantu meningkatkan berat badan balita.
d. Edukasi gizi
1. Memberikan edukasi kepada orang tua mengenai pentingnya
pola makan gizi seimbang.
2. Memberikan edukasi kepada orang tua mengenai prinsip diet
TKTP.
3. Memberikan edukasi kepada orang tua mengenai pemilihan
bahan makanan yang bervariasi dan sesuai dengan prinsip diet TKTP.
4. Mengingatkan orangtua untuk selalu memantau pertumbuhan
dan perkembangan balita melalui BB dan TB balita
158
Media Edukasi
159
Menu sehari balita M
Waktu Hidangan Bahan Berat g Kalori Protein Lemak Kh (g) Ca Fe Vit A Vit B1 Serat
makanan (kkal) Ng Hg (g) (mg) (mg) (SI) (mg) (g)
Pagi Nasi Tim Ayam Beras 30 108.3 2 0.2 23.9 2.4 0.2 0 0.2 0
Ayam 25 71.2 4.7 4.7 0 2.8 0.3 5.8 0 0
Wortel 30 7.7 0.3 0.1 0.79 4.5 0.17 49 0.5 0.5
Steak Tempe Tempe 35 69.7 4.7 2.7 5.9 32.5 0.1 0 0 1.8
asam manis
Tomat 15 2.9 0.2 0 0.4 2.4 0.1 14.1 0.2 2.3
Minyak 5 43.1 0 5 0 0.3 0 250 0.15 0
Selingan Puding susu Agar- agar 2 46.9 0.9 0.1 10.3 1 0.1 0 1 0
Pagi
Mangga 50 32.5 0.3 0.2 8.5 5 0.1 0 20.4
Gula 8 31 0 0 8 0.1 0 0 0.1 0
160
Minyak 5 43.1 0 5 0 0.3 0 250 0.2 0
Sayur sop Buncis 15 5.2 0.3 0 1.2 6.9 0.2 10.1 0.5 1.5
Wortel 15 5.2 0.2 0 1 8.2 0.4 4.3 0 1.4
1.6
Selingan Smoothie Strawbery 30 9.6 0.2 0.1 1.6 7.5 0.3 0 19.5
Siang
Pisang 25 27.6 0.3 0.2 7 1.8 0.1 0 0 2.7
Total 329.4 6.6 6.2 13.86 50.39 81.15 24.6 278.1 0.004 29.7
0.2
Malam Nasi beras 30 108.3 2 0.2 23.9 2.4 0.2 0 0
Bola – bola ayam Ayam 25 71.2 4.4 4.7 3.3 0.3 0.1 9.8 1.8 0
putih telur 15 7.5 1.4 0 0.2 0.9 0 0 0 0
minyak 7 60.3 0 7 0 0.3 0 250 0 0
Sayur bayam Bayam 20 3 0.4 0.1 0.5 31.5 1.6 0 0 1.3
Jagung pipil 15 10.8 0.3 0.1 2.5 0.2 0.1 1.3 0.6
Tempe bb.kuning Tempe 30 106.2 4.1 8.1 4.6 14.8 0.6 0.3 0.2 0
Pisang pisang 50 55.2 0.6 0 3.4 13.8 0.4 20.2 0 3
Selingan Susu 250 ml 90 8.75 0.25 20.75 307.5 0.25 0 0 2.5
Total 512 7.4 14.75 12.45 34.7 371.5 3.25 251 0.1 7.4
Total Keseluruhan 1254 23 23.5 39.2 156 236.2 7.3 269.1 0.4 62.1
161
Master Menu
162
Hewa Ikan 1 ptg 30 Ayam 30 Telur ½p 30 Ayam Ayam 1p 35
1p ½p 20
ni
Tempe 1 bg 35 Kacang 1,5 25 Tahu 1p 25 Tahu Jamur 1 sdm 25
Nabati ½p 25
bdn panjang sdm
Buncis 1 20 Tahu 25 Kangku 2 sdm 30 Toge Baby 2 sdm 25
Sayur 1p ½p 50
sdm ng corn
½ bh ½ ptg 60 Semang 1ptg 60 Semang Semang 1ptg 60
Buah Pisang 50 Pepaya 1p 100
bsr bsr ka bsr ka ka bsr
1 1 1 1
1 kotak
Susu kotak 125 Susu 125 Susu kotak 125 Susu kotak 125 Susu kotak 125
kcl
kcl kcl kcl kecil
163
Siklus Menu 5 hari
Waktu Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4 Hari ke 5
Bubur Nasi Bubur Sandwich Nasi
ayam manado
Pepaya Sup telur Daging Nugget Pepes ikan
panggang tempe
07.30
164
Nasi Nasi Nasi Nasi Nasi
Sayur Sup ayam Sate tahu Sayur Sate lilit
kacang bening labu
polong + + toge
buncis
Tempe Tumis Cah Ayam saus Sayur
19.00 panggang kacang kangkung asam manis kacang
panjang polong +
babycorn
Ikan saus Tahu bacem Telur bb. Tahu Tumis jamur
merah Tomat panggang
madu
Pisang Pepaya Jeruk Semangka Mangga
Selingan Susu Susu Susu Susu Susu
165
Nama : Munadiya Ulfa
NPM : P2.31.31.1.17.064
KASUS BALITA R
Nama :Balita R
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 4 Tahun 2 bulan
Berat lahir : 2.3 kg
BB : 9.3 kg
TB : 94.3 cm
- Memiliki Riwayat TB, sudah selesai pengobatan 1 tahun yang lalu
- Tidak bisa duduk, tidak bisa berdiri, tidak bisa menggenggam makanan, belum bisa
bicara
- Bapak bekerja sebagai PPSU di kelurahan
- 3 bersaudara, 1 kakak sudah SMP, dan 1 adik kembar
- Ibu tidak bekerja, riwayat pendidikan tamat SMP
- Suka konsumsi susu kental manis 4 kali sehari
- Tinggal di kontrakan ukuran 2x2 meter
- Ibu terbiasa beli makanan di warung
- PMT biskuit balita diberi oleh Puskesmas namun hanya konsumsi 1 kali sehari, PMT
F100 diberi oleh Puskesmas namun tidak diberikan ibu karena BAB balita menjadi
keras
A. ASSESMENT
DATA PERSONAL
Nama : Balita R
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 4 tahun 2 bulan
Role in Family : 3 bersaudara
ANTROPOMETRI
166
TB : 94,3 cm
BB : 9,3 kg
Berat lahir : 2.3 kg
BB Ideal : 2n+8
: (4,2 x 2) + 8
: 16,4 kg
BB/U : - 4,41 (BB Sangat Kurang)
TB/U : - 2,38 (Sangat Pendek)
BB/TB : - 5,00 (Gizi Buruk)
IMT/U : - 4,67 (Gizi Buruk)
Data Klinis : Susah BAB (3 hari sekali BABnya keras)
Data Biokimia : Tidak Ada
Riwayat Penyakit Balita : Riwayat TB, sudah selesai pengobatan 1 tahun yang lalu
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak Ada
Aktivitas Fisik : Tidak bisa menggenggam makanan
Tidak bisa duduk
Tidak bisa berdiri
Belum bisa bicara
DIETARY HISTORY
1. Mengonsumsi susu kental manis 4 kali sehari
2. PMT biskuit balita yang diberi oleh Puskesmas hanya konsumsi 1 kali sehari, PMT F100
diberi oleh Puskesmas tidak diberikan ibu
3. Mengonsumsi buncis dan wortel setiap hari
167
Perhitungan Kebutuhan Tatalaksana Gizi Buruk (Fase Rehabilitasi)
Bb Aktual : 9.3 kg (≥7 kg)
a. Energi : 150 kkal x BBA
: 150 kkal x 9,3 kg
: 1395 kkal
b. Protein : 4 g x BBA
: 4 g x 9,3
: 37,2 g
c. Lemak :
: 38,75 g
d. Karbohidrat :
: 223,2 g
e. Serat : 19 g
Dietary History
Bahan Makanan Berat (g) Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)
Susu Kental Manis 160 520 4 16 92
PMT Biskuit Balita 40 175 4 - 40
Buncis 25 6,25 0,25 - 1,25
Wortel 25 6,25 0,25 - 1,25
Total 707,5 8,5 16 134,5
Kebutuhan 1395 37,2 38,75 223,2
Persentase (%) 50,7 22,8 41,3 60,3
Keterangan Kurang Kurang Kurang Kurang
168
B. DIAGNOSA GIZI
1. NI. 2.1 Asupan tidak adekuat berkaitan dengan kebiasaan makan balita yang kurang
baik ditandai dengan persentase asupan untuk kebutuhan sebelum masuk
Puskesmas yaitu energi energi 50,7 %, protein 22,8 %, lemak 41,3 % dan
karbohidrat 60,3%.
2. NC.4.1 Malnutrisi berkaitan dengan pola makan tidak seimbang dan riwayat
penyakit penyerta ditandai dengan nilai z-score BB/U yaitu -4,41(BB Sangat
Kurang), TB/U yaitu - 2,38 (Sangat Pendek), BB/TB yaitu - 5,00 (Gizi Buruk), dan
IMT/U yaitu - 4,67 (Gizi Buruk)
3. NB.1.6 Kurang patuh mengikuti rekomendasi gizi berkaitan dengan jumlah dan
jenis makanan yang diberikan ditandai dengan pemberian PMT biskuit balita yang
hanya konsumsi satu kali sehari
C. INTERVENSI
1. Tujuan:
a. Untuk memenuhi asupan sesuai kebutuhan balita
b. Untuk mengedukasi keluarga balita agar memberikan makanan yang adekuat
untuk tumbuh kejar
c. Memberikan informasi kepada keluarga balita mengenai pentingnya
mengonsumsi PMT
2. Preskripsi Diet
Diberikan diet Anak Gizi Buruk per-oral 80% yaitu 1116 kkal, porsi kecil tapi
sering. Bentuk makanan lunak dan diberikan Modisco Formula WHO (M III)
169
3. Syarat Diet Tatalaksana Gizi Buruk (Pemenuhan 80%)
a. Energi yang diberikan 1116 kkal
b. Protein 28,76 g
c. Lemak 31 g
d. Karbohidrat 178,56 g
e. Cairan 150-200 ml/BB
f. Makanan mudah dicerna
4. Edukasi
a. Memberikan pengetahuan mengenai gizi buruk
b. Memberikan informasi cara untuk menyajikan mineral mix
c. Memberikan informasi cara untuk membuat formula gizi buruk
d. Memberikan edukasi mengenai PMBA (Pemberian Makanan Bayi dan Anak
e. Menjelaskan dampak jika tidak mengikuti anjuran diet
f. Memberikan motivasi kepada keluarga pasien agar dapat menerapkan anjuran
diet yang diberikan
Media Edukasi
170
D. MONITORING DAN EVALUASI
171
Menu Sehari Balita R
Waktu Hidangan Bahan Berat g Kalori Protein Lemak Kh (g) Ca Fe Vit A Vit B1 Vit C Serat
makanan (kkal) Ng Hg (g) (mg) (mg) (SI) (mg) (mg) (g)
Nasi Tim Ayam Beras 25 90. 2 1.7 0.2 19.9 2 0.2 0 0 0 0.2
Ayam 15 42.7 4 2.8 0 2 0.2 5.8 0 0 0
Tempe bacem Tempe 35 69.7 6.7 2.7 5.9 32.5 0.8 0.3 0 0 0.5
08.00 kecap 3 0.5 0 0.3 1 0.1 0 0 0 0
Bening bayam Bayam 25 9.3 0.9 0.1 1.8 52.8 0.8 129.8 0 0 0.2
Wortel 15 5.4 1 0.6 1.18 6.75 0.15 0 0.006 2.7 0.15
Pepaya Pepaya 55 21.4 0.3 0.1 5.4 13.2 0.1 0 0 34.1 1
Pudding Pepaya Pepaya 100 39 0.6 0.1 9.8 24 0.1 135 0 62 1.8
tepung 5 19 0 0 4.6 0.1 0 0 0 0 0
16:30 maizena
gula 10 38.7 0 0 10 0.1 0 0 0 0 0
susu 100 66 3.2 3.9 4.8 15 0.1 55 0 1 0
173
Total 553.9 5.9 15.3 21.9 81.2 221.7 3.8 531.7 0.112 109.6 5.1
174
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5
Wakt Pors Pors Bera Bera Pors Bera
BM Berat BM BM Porsi Berat BM Porsi BM
u i i t t i t
Makanan
Beras ¼P 25 Beras ½P 50 Beras ½P 50 Beras ½P 50 Beras ½P 50
Pokok
Ayam
Hewani Ayam ½P 20 Telur 1P 55 ½P 20 Telur 1P 55 Daging ½P 17.5
Goreng
08.00
Nabati Tahu ½P 55 Tahu ½P 55 Tempe ½P 25 Tahu ½P 55
Labu
Sayur Bayam ½P 50 Brokoli ½P 50 ½P 50 Kangkung ½P 50
Siam
Buah Jeruk ½P 55 Buah ½P 45 Pisang 1P 50 Pepaya ½P 55 Mangga ½P 45
Makanan
Beras ½P 50 Beras ½P 50 Mie ½P 50 Beras ½P 50 Beras ½P 50
Pokok
12.30 Cumi-
Hewani Ikan ½P 25 ½P 25 Telur 1P 55 Udang ½P 17.5 Hati Ayam ½P 15
cumi
Nabati Tahu ½P 55 Tempe 1P 50 Kacang ½P 10 Tahu ½P 55 Tempe ½P 25
175
polong
Kacang
Sayur Bayam ½P 50 ½P 50 Timun ¼P 12.5 Buncis ½P 50 Bayam ½P 50
Panjang
Buah
Buah Pepaya 1P 110 Melon 1P 110 Pir 1P 85 1P 100 Jambu Biji 1P 100
Naga
Minyak Minyak 1P 5 Minyak 1P 5 Minyak 1P 5 Minyak 1P 5 Minyak 1P 5
176
Pokok Terigu Beras
Buah Mangga 1P 90 Gula 1P 5 Alpukat ½P 45
Susu
Susu 1P 200 Minyak 1P 5 Susu 1P 200
Cair
Gula
Gula Gula 1P 5 1P 15 Gula 1P 5 Nangka ½P 17.5
Merah
Makanan
Beras ½ 50 Beras ½ 50 Beras ½ 50 Beras ½P 50 Beras ½P 50
Pokok
Ikan
Hewani Daging 1P 50 Kembun 1P 40 Ikan mas ½P 25 Ayam ½P 20 Telur ½P 55
g
19.00
Nabati Tempe ½P 25 Tahu ½P 55 Tempe 1P 50 Tahu ½P 55 Tempe 1P 50
Kacang
Sayur Wortel ½P 50 Sawi ½P 50 Wortel ½ 50 Bayam ½ 50 ¼P 25
Panjang
Semangk Jambu
Buah 1P 180 1P 100 Jeruk ½P 55 Melon 1P 110 Pisang 1P 50
a biji
177
Siklus Menu 5 hari
Waktu Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4 Hari ke 5
Makanan
Bubur Nasi Nasi Tim Nasi Tim Nasi Tim Nasi Tim
Pokok
Ayam Bola-bola
Hewani Ayam Suwir Tamagoyaki Daging teriyaki
Goreng telur puyuh
07.30 Tempe
Tahu bumbu
Nabati Pepes Tahu bumbu Semur Tahu
bali
teriyaki
Bening bayam Tumis Cah labu
Sayur Cah Kangkung
jagung Brokoli siam
Buah Jeruk Apel Pisang Pepaya Mangga
Susu
Formula Formula Formula Formula Formula Modisco
10.00 Gula
Modisco 3 Modisco 3 Modisco 3 Modisco 3 3
Minyak
Makanan
Nasi Tim Nasi Tim Nasi Tim Nasi Tim
Pokok
Udang
Ikan Goreng Cumi asam Sambal goreng
Hewani goreng
Tepung manis hati rempela
tepung
Mie Goreng
12.30 Bola-bola Perkedel
Nabati Tempe bacem Bola-bola tempe
tahu tahu
Tumis
Bening Tumis kacang Bening bayam
Sayur buncis
bayam panjang jamur jagung
wortel
Buah Pepaya Melon Pir Buah Naga Jus Jambu
178
Makanan
Pokok
Bubur
Hewani Formula
Formula Dadar kacang
14.00 Nabati Kacang Kroket kentang
Modisco 3 Gulung merah dan
Gula Hijau
hijau
Minyak
goreng
Buah
Puding buah Bubur Formula Puding Serabi saus
15.30
Susu mangga Sumsum Modisco 3 Alpukat nangka
Gula
Makanan
Nasi Tim Nasi Tim Nasi Tim Nasi Tim Nasi Tim
Pokok
Daging Pindang ikan Pesmol ikan
Hewani Gulai ayam Telur pindang
Teriyaki kembung mas
Tempe
19.00 Tempe asam Tahu bumbu Nugget
Nabati bumbu Bistik Tempe
manis kuning Tempe
kecap
Tumis sawi Bening Tumis kacang
Sayur Sup Wotel Capcay
wortel bayam panjang jamur
Buah Pisang Jus jambu biji Jeruk Melon Pisang
179
Nama : Reza Regita Pramesty
NPM : P2.31.31.1.17.073
KASUS BALITA A
Nama : Balita A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Lahir : September 2017
Berat Badan Lahir : 2,7 kg
Panjang Badan Lahir : 47 cm
Riwayat Pengukuran
BB : 9,9 kg
TB : 84,2 cm
- Anak susah makan hanya mau jajan
- Ibu mengandung anak ke 3
- Recall 24 jam
a. Pagi : Lontong 1
b. 11.00 : Susu UHT 200 ml
c. Siang : Oreo 3 bungkus + Yuppy 2
d. Sore : nasi ½ centong + telur ceplok
A. ASSESMENT
DATA PERSONAL
Nama : Balita A
Tanggal Lahir : September 2017
Umur : 35 Bulan
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Role in Family : 3 bersaudara
ANTROPOMETRI
Saat Lahir Riwayat Pengukuran
Juli 2020
180
Berat Badan Lahir : 2,7 kg Berat Badan : 9,9 kg
Panjang Lahir : 47 cm Tinggi Badan :84,2 cm
BB/U : - 1,5 ( Normal ) BB/U : -2,99 ( Berat
PB/U : - 1,5 ( Normal ) Badan Kurang )
BB/PB : - 0,3 ( Normal ) TB/U : - 3.26 ( Sangat
Pendek )
BB/TB : - 1,66 (Gizi
Baik, Normal)
IMT/U : - 1,23 (Gizi
Baik, Normal)
BBI : 2 n + 8 = 13 kg
- Data Klinis : Tidak Ada
- Data Biokimia : Tidak Ada
- Data Fisik
a. Mual Muntah : Tidak Ada
b. Nafsu Makan : Anak Susah Makan
c. Diare :Tidak Ada
d. Muka Pucat : Tidak Ada
- Riwayat Penyakit Balita dan : Tidak Ada
Riwayat Penyakit Keluarga
Dietary History Pagi : lontong 1
11.00 : Susu UHT 200 ml
Siang : biscuit oreo 3 bungkus
+ yupi 2
Sore : nasi ½ centong + telur
ceplok
Kualitatif : Susah makan
hanya mau jajan
181
Kuantitatif
JENIS
WAKTU MAKANAN PORSI Gr ENERGI PROTEIN LEMAK KH
(Kkal) (gr) (gr) (gr)
PAGI Lontong 1 40 43,75 1 - 10
Isi Sayuran 1/2 sdm 5 2,5 0,1 - 0,5
11.00 Susu UHT 1 bks 200 ml 160 6 4 24
SIANG Oreo 3 3 bks 87 420 3 18 60
bungkus
Yuppy 2 2 buah 8 26,6 0,5 - 6,4
SORE Nasi ½ 35 61,25 1,4 - 14
centong
Telur ceplok 1 buah 60 75 7 5 -
Minyak 1p 5 50 - 5 -
TOTAL 839,1 19 34 100,9
; gram
- Serat : 19 gram
- Vitamin A : 400
- Vit C : 40
- Kalsium : 650
- Besi : 7
182
b. Kecukupan Energi dan Zat Gizi Makro
- % Energi : x 100% = 64,5% (KURANG)
B. DIAGNOSA GIZI
1. Domain Asupan
NI 2.1 Asupan tidak adekuat berkaitan dengan kebiasaan makan balita senang
konsumsi makanan jajanan dan susah makan ditandai dengan persentase asupan
energi 69%, Protein 63% dan karbohidrat 51,7% Persentase dibawah 70%
2. Domain Klinis
NC. 3.1 Berat badan kurang (Underweight) anak susah makan dan makanan yang
dikonsumsi tidak sesuai dengan gizi seimbang ditandai dengan dengan BB/U yaitu -
2,99 (Berat badan kurang), TB/U yaitu -3,26 ( Sangat pendek) dan BB actual 9,9 kg
3. Domain Perilaku & Lingkungan
NB.1.1. Kurang Pengetahuan Terkait Makanan dan Gizi Seimbang, berkaitan dengan
orang tua kurang mendapatkan edukasi dan motivasi yang berhubungan dengan gizi
ditandai dengan menu kurang bervariasi, tidak mengandung gizi seimbang dan sering
mengkonsumsi makanan jajanan
4. INTERVENSI GIZI
a. Tujuan
- Meningkatkan asupan balita secara bertahap mencapai 80%
- Meningkatkan BB anak 500 gram dalam seminggu
- Meningkatkan pengetahuan dan motivasi dengan memberikan edukasi tentang
gizi seimbang serta edukasi tentang bahaya konsumsi makanan jajanan kepada ibu
balita
b. Prinsip dan Syarat diet :
Preskripsi diet :
- Makanan TKTP
183
- Diberikan secara PKTS
- Bentuk makanan : Biasa
- Frekuensi makanan : 4x makan selingan dan 3x makanan utama
Syarat Diet 80%
- Energi : 1040 kkal
- Protein : 26gram
- Lemak : 29 gram
- Karbohidrat : 169gram
c. Edukasi :
- Memberikan edukasi kepada ibu balita tentang pentingnya ajuran menu gizi
seimbang
- Memberikan edukasi terkait jenis diet TKTP meliputi (pengertian,tujuan,syarat
diet, bahan makanan yang dianjurkan)
- Memberikan Edukasi tentang pemilihan bahan makanan yang bervariasi, cara
memberikan makanan dengan porsi kecil dan sering sesuai dengan anjuran diet
- Memberikan edukasi kepada ibu balita tentang PMBA dan seribu HPK
- Memberikan edukasi kepada ibu balita pentingnya melakukan pengukuran BB dan
TB anak secara rutin
- Memberikan edukasi kepada ibu balita tentang bahaya konsumsi makanan jajanan
terlalu sering
- Memberikan motivasi kepada ibu agar ingin menjalankan saran diet yang
dianjurkan untuk anak
Media Edukasi
184
Indikator d. MONITORING e. EVALUASI
Asupan Memantau kembali asupan makan Asupan makan balita energi dan zat
Makan balita gizi maro sudah mencapai 80% dari
kebutuhan
Berat Badan Memantau pekembangan berat badan Adanya kenaikan berat badan secara
balita dengan melakukan penimbangan bertahap yaitu BB 0,5 kg/ minggu
secara berkala / seminggu sekali untuk
melihat pertambahan BB
Pengetahuan Menanyakan pengetahuan orang tua Orang tua mampu menjelaskan dan
dan perilaku tentang Diet TKTP dan makanan gizi menerapkan anjuran makan sesuai
seimbang yang dapat meningkatkan dengan Diet TKTP dan makanan
asupan makan anak. gizi seimbang
Menanyakan kembali mengenai Anak sudah mengurangi kebiasaan
bahaya konsumsi makanan jajanan jajan
185
POLA MENU
- Syarat Diet 80%
- Energi : 1040 kkal
- Protein : 26gram
- Lemak : 29 gram
- Karbohidrat : 169gram
BM P E P L KH
(Kakal) (gr) (gr) (gr)
M. pokok 2P 370 8 - 90
P. Hewani 1½p 100 10,5 2 -
P. Nabati 1½p 112,5 7,5 4,5 10,5
Sayur 1p 25 1 - 5
Buah 2p 150 - - 24
Gula 1p 50 - - 12
Susu 1p 125 7 6 10
Minyak 2p 150 - 15 -
TOTAL 1082,5 kkal 36,5 gram 27,5 gram 156,2
186
MENU SEHARI
Hidangan Protein
Waktu Bahan Berat g Kalori Lemak Kh Ca Fe Vit.a B1 C Serat
makanann Ng Hg
Pagi
07.00 Bubur Beras 25 87,5 2 0 20 12,5 0,2 0 0 0 0,2
Ayam bb Ayam
Semur dadu 20 59.6 3.64 5 0 2.8 0.3 49 0.016 0 0
Pepes
Tahu Tahu 15 11,4 1,2 0,7 1,08 15,8 0,8 0 0 0 0,2
Minyak 5 44.2 0 5 0 0 0 0 0 0 0
Sayur Labu
Asem siam 10 3,6 0,1 0,6 0,79 4,5 0,1 0 0,004 1,8 0,1
wortel 10 3,6 0,1 0,6 0,79 4,5 0,1 0 0,004 1,8 0,1
Minyak 5 44,2 0 5 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL 254,1 3,4 3,64 16,9 22,7 40,1 1,5 49 0,024 3,6 0,6
Selingan Jus
09.00 Jambu Jambu 100 50,6 0,6 0,3 12 3,3 0,2 4,4 0 4,9 1,3
Gula 7 27,1 0 0 7,0 0,1 0 0 0 0 0
TOTAL 50,6 0,6 0,3 19,9 3,4 0,2 4,4 0 4,9 1,3
TOTAL PAGI + SELINGAN 327,5 4 3,64 17,2 42,6 43,2 1,7 53,4 0,024 8,5 1,9
Siang
11.00 Nasi Beras 25 87,5 2 0 20 12,5 0,2 0 0 0 0,2
187
Ikan
panggang Ikan
madu patin 20 20 2,74 0,3 1,6 18,4 0,34 36,2 0,07 0 0
Madu 5 7 0 0 0 7 7,0 0,1 0 0 0 0
Telur 10 15,4 1,24 0,58 0,7 8,6 0,3 6,1 0,012 0 0
Bola-bola
tempe bb
bali Tempe 15 22,8 2,4 0,2 1,2 31,5 1,06 0 0 0 0,4
Minyak 5 44.2 0 5 0 0 0 0 0 0 0
Sup
kimlo Wortel 10 3,6 0,1 0,6 0,79 4,5 0,1 0 0,004 1,8 0,1
buncis 10 3,6 0,1 0,6 0,79 4,5 0,1 0 0,004 1,8 0,1
Sari jeruk Jeruk 55 25,9 0,5 0,1 6,5 22 0,1 4,4 0 29,1 1,3
TOTAL 230 5,2 3,98 6,3 39,6 109,2 2,3 46,7 0,09 32,7 2,1
Selingan Puding Agar-
14.00 buah agar 2 7,1 0 1,7 0 0 0 0 0 0
Mangga 45 29,3 0,2 0,1 7,7 4,5 0 4,5 0 19,4 0,8
Gula 7 27,1 0 0 7,0 0,1 0 0 0 0 0
Susu 25 16,5 0,8 1,0 2,5 28,8 0 13,8 0 0,3 0
TOTAL 80 1 1,1 18,9 33,3 0 18,3 0 19,7 0,8
TOTAL SIANG + SELINGAN 310 6,2 3,98 7,4 58,5 142,5 0 65 0 52,4 2,9
Sore Nasi Beras 25 87,5 2 0 20 12,5 0,2 0 0 0 0,2
188
16.00
Telur
Orak-arik Telur 20 30,8 2,48 1,16 0,14 17,2 0,6 12,2 0,024 0 0
Tempe
bacem Tempe 20 15 2,5 1,2 1.7 0,3 15,8 0,8 0 0 0
Minyak 5 44,2 0 5 0 0 0 0 0 0 0
Capcai
kuah Wortel 10 3,6 0.1 0,06 0,79 4,5 0,1 0 0,004 1,8 0,1
Jagung
Pipil 10 3,6 0.1 0,06 0,79 4,5 0,1 0 0,004 1,8 0,1
Jamur 5 1,05 0.19 0,03 0,045 0,15 0,085 0 0,005 0.25 0
TOTAL 185,7 5,1 3,68 6,31 23,5 39,15 16,8 13 0,037 3,85 0,4
Selingan
17.00 Biskuit Biskuit 20 43,75 2 0 0 20 0 0 0 0 0 0
Selingan
19.000 Susu Susu 200 131,9 6,4 7,8 10 230 0,2 110 0,1 2 0
TOTAL 175,65 2 6,4 27,8 30 230 0,2 110 0,1 2 0
TOTAL SORE + 2x SELINGAN 361,35 7,1 10,08 33,11 53,5 269,15 17,2 123 0,137 5,85 0,4
TOTAL SELURUH 998,95 34,2 28,6 159,6 454,8 18,9 241,4 0,161 66,45 5,2
189
MASTER MENU 5 HARI
MENU
Waktu
Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke-3 Hari Ke-4 Hari Ke-5
Bahan Porsi Berat Bahan Porsi Bera Bahan Porsi Berat Bahan Porsi Berat Bahan Porsi Berat
makanan makanan t makanan makanan makanan
07.00 M.
Pokok Beras ¼ 25 Beras ¼ 12 Beras ¼ 25 Roti ¼ 17 Beras ¼ 25
Hewani Telur Daging Ikan
Ayam ½ 20 Ikan ½ 20 puyuh ½ 25 cincang ½ 20 tongkol ½ 20
kakap
Nabati Tahu ¼ 25 Tofu ¼ 25 Tahu ¼ 25 Tahu ½ 20
Sayur Wortel Bayam Wortel
Buncis ¼ 25 Brokoli ¼ 25 Jagung ¼ 25 Jagung ¼ 25
susu Keju ½ 17,5
09.00 Buah Jeruk ½ 55 Buah ½ 25 Apel ½ 55 Jambu ½ 55 Alpukat ½ 42,5
Selingan Naga,
Pisang ½ 25
Susu Susu ¼ 50
Gula Gula ½ 7
11.00 M. Beras ¼ 25 Beras ¼ 25 Beras ¼ 25 Beras ¼ 25 Beras ¼ 20
Makan Pokok Tepung 5
Siang Hewani Telur ½ 25 Daging ½ 17.5 Ayam ½ 20 Ikan ½ 7,5 Hati ½ 15
puyuh Teri ayam
Nabati Tempe ½ 25 Tofu ¼ 25 Tempe ½ 25 Tahu ½ 25 Tempe ½ 25
Sayur Bayam ¼ 15 Buncis ¼ 25 Labu ½ 25 Bayam ¼ 25 Oyong ¼ 25
Jagung 10 Wortel siam Wortel Jagung
Jagung
14.00 M. Biskuit ¼ 10 Ubi ungu ¼ 25 Maka- ¼ 12,5 Tepung ¼ 12,5
Selingn Pokok roni
Kentang ¼ 52,5
Hewani Daging ¼ 8,75 Ikan ½ 20
tenggiri
190
Buah Mangga ½
Gula Gula ½ 5 Gula ½ 6,5
Susu Susu ¼ 50 Susu ¼ 25 Susu ¼ 50 Susu ¼ 50 Susu ¼ 50
Keju ¼ 8,75
16.00 M. Beras ¼ 25 Beras ¼ 25 Beras ¼ 25 Beras ¼ 25 Beras ¼ 25
Pokok
Hewani Ikan ½ 20 Hati ½ 15 Ikan ½ 20 Telur ½ 25 Daging ½ 17.5
tongkol Ayam kakap
Nabati Kc ¼ 10 Tempe ½ 25 Tahu ¼ 25 Tempe ½ 25 Tahu ¼ 25
merah
Sayur Labu ¼ 25 Oyong ¼ 25 Kc ¼ 25 Katuk + ¼ 25 Buncis ¼ 25
siam Jagung panjang Jagung Jagung
+ Labu putren
siam
17.00 wortel ¼ 25
Selingan Bsikuit ½ 20 Jambu ½ 55 Biskuit ½ 20 Krekers ¼ 15 jeruk ½ 55
19.00 Susu 1 200 Susu 1 200 Susu 1 200 Susu 1 200 Susu 1 200
Selingan
191
WAKTU SIKLUS MENU 5 HARI
HARI KE – 1 HARI- 2 HARI – 3 HARI – 4 HARI -5
Nasi Tim Bubur Nasi uduk Roti Nasi
07.00 Bakar keju
Ayam Teriyaki Ikan kakap bb kuning Sate telur bb kuning Daging cicang Pesmol ikan tongkol
Orak arik tahu bb kuning Tofu Gadon Tahu Perkedel Tahu
Sup Wortel buncis + Bening bayam + Sop wortel + jagung
Capcai brokoli cincang jagung
09.00Selingan Sari Jeruk Sate buah Naga pisang Sari apel Jus Jambu Pure Alpukat + Susu
Nasi putih Nasi Kuning Nasi putih Nasi Kuning Nasi Putih
11.00 Bacem Sate Telur puyuh Rolade daging Ayam suir bb Pepes teri Hati ayam teriyaki
kuning
Perkedel Sup kimlo sapo Tofu Nugget tempe Rolade Tahu Katsu Tempe
Tempe Putren + wortel
Bening bayam + jagung Sup labu siam + Bobor Bayam Bening oyong + jagung
Jagung bb kuning Wortel +
14.00 Selingan Puding Biskuit Bola-Bola ubi ungu Macaroni kukus + Puding mangga Sosis solo ikan tenggiri
kukus (isi susu, keju) Tumis Daging Fla susu
Cincang
Nasi Putih Nasi Tim Nasi Putih Nasi Tim Nasi Putih
16.00 Bola-bola ikan bb kuning Semur hati ayam Pepes ikan Telur Orak-arik bb Bola-bola daging
192
teriyaki Bb semur
Sup kacang merah Steak tempe pangang Tahu Bacem Perkedel tempe Pepes Tahu
+ bb kuning
labu siam Bening Oyong + Sayur asem kc Bening katuk + Capcai kuah Putren +
Jagung panjang + labu siam Jagung wortel
17.00 Selingan Bsikuit Jus Jambu Biskuit Krekes Jus wortel + jeruk
19.00 Selingan Susu Susu Susu Susu Susu
193
Nama : Riska Pratiwi
NPM : P2.31.31.1.17.074
KASUS BALITA P
• Balita P, kembaran balita R lahir pada tanggal 28 Februari 2016.
• Ibu mengaku anak BB terakhir 13.5 padahal saat pengukuran tanggal 27
juli 2020 dengan kunjungan ke rumah berat hanya 11.4 dan TB 94,5 cm.
• Ibu mengaku anak makan banyak. BAB lancar
• Bapak bekerja sebagai PPSU di kelurahan
• 3 bersaudara, 1 kakak sudah SMP, dan 1 kakak kembar
• Ibu tidak bekerja, riwayat pendidikan tamat SMP
• Tinggal di kontrakan ukuran 2x2 meter
• Ibu terbiasa beli makanan di warung
• Riwayat makan: Sufor coklat 3x sehari @150 ml, Nasi 1 centong, telur
ceplok 1 utk sarapan. Makan siang: nasi dan sop (balita hanya suka kuah
dan wortel). Makan malam: sering makan bersama ortu, tapi jarang makan
porsi sendiri
A. ASSESTMENT
Assess- Data
ment
Anthro- Tinggi badan: 94.5 cm
pometri
Berat badan aktual: 11,4 kg
Data (AD)
BBI: 2n + 8 = 2 (4,4) + 8 = 16,8 kg
Sumber: PMK No. 2 Tahun 2020 Tentang Standar
Antropometri Anak)
194
Biokimia Tidak ada
Klinis BAB lancar
Riwayat • Bapak bekerja sebagai PPSU di kelurahan
Personal • Ibu tidak bekerja, riwayat pendidikan tamat SMP
• 3 bersaudara, 1 kakak sudah SMP, dan 1 kakak kembar
• Tinggal di kontrakan ukuran 2x2 meter
• Ibu terbiasa beli makanan di warung
• Tidak memiliki riwayat penyakit dan riwayat
penyakit turunan apapun
Food - Sufor coklat 3x sehari @150 ml
History - Makan pagi : nasi 1 centong, telur ceplok 1 utk sarapan
(FH) - Makan siang : nasi dan sop (balita hanya suka kuah dan
wortel)
- Makan malam : sering makan bersama ortu, tapi jarang
makan porsi sendiri
Dietary History
Porsi Energi Protein Lemak Karbohidrat
(kkal) (gram) (gram) (gram)
Nasi 1 175 4 40
Protein Hewani 1 75 7 5
Sayur ½ 12,5 0,5 2,5
195
Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Makro
Energi : BBI × RDA (sesuai usia tinggi)
: 16,8 × 90 = 1.512 kkal
Protein :
: = 37,8 gram
Lemak :
: = 42 gram
Karbohidrat :
: = 245,7 gram
196
Analisa Kuantitatif
Asupan Kebutuhan % Pemenuhan Keterangan
Analisa Kualitatif
Balita P sering makan bersama orang tuanya, tetapi jarang makan dengan
porsi sendiri
B. Diagnosis Gizi
1. NI. 2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan kebiasaan makan
balita ditandai dengan pemenuhan asupan < 80% seperti asupan energi
(50,76%), protein (70,1%), lemak (66,6%), karbohidrat (49,04%) serta
pola makan yang tidak bergizi seimbang
2. NC.3.1 BB kurang/ underweight berkaitan dengan pola makan yang
tidak seimbang ditandai dengan z-score BB/ U (-2,45), TB/ U (-2,38)
3. NB. 1.1 Kurangnya pengetahuan orang tua tentang gizi seimbang
berkaitan dengan kurangnya informasi ditandai dengan pola makan
yang tidak bergizi seimbang seperti balita jarang makan sesuai dengan
porsinya.
C. Intervensi
Tujuan
a. Meningkatkan asupan oral sesuai kebutuhan
b. Menaikkan berat badan balita mencapai berat badan normal secara
bertahap (500 gr/ minggu)
c. Meningkatkan pengetahuan orang tua balita dengan cara memberikan
edukasi terkait pola makan balita yang sesuai dengan gizi seimbang
197
Syarat Makan
Syarat diet (80% dari kebutuhan)
a. Energi : 1209,6 kkal
b. Protein : 30,24 gram
c. Lemak : 33,6 gram
d. Karbohidrat: 196,56 gram
Preskripsi Diet
a. Bentuk makanan : Biasa
b. Jenis diet : TKTP dengan prinsip pemberian secara PKTS (Porsi Kecil
Tetapi Sering)
c. Frekuensi makanan : 3x makanan utama dan 3x selingan secara oral
Edukasi
1. Memberikan edukasi kepada orang tua tentang pentingnya anjuran
konsumsi makanan dengan pola menu gizi seimbang pada balita
2. Menjelaskan kepada orang tua balita terkait jenis diet TKTP meliputi
pengertian, tujuan, prinsip diet
3. Membantu orang tua balita dalam memilih jenis bahan makanan atau
makanan yang bervariasi sesuai dengan prinsip TKTP dengan
memberikan contoh ataupun saran menu
198
D. Monitoring dan evaluasi
Berat badan Memantau berat badan Terdapat kenaikan berat badan (500
balita dengan melakukan gram/ minggu) pada balita
penimbangan berat badan
balita setiap minggunya
199
Contoh Media Yang Akan Digunakan
Sumber: http://promkes.kemkes.go.id/category/flyer/10
200
Menu Sehari Balita P
Waktu Hidangan Bahan Berat Kalori Protein Lemak KH Ca Fe Vit A Vit B1 Vit C Serat
makanan (gr) Ng Hg (g) (g) (mg) (mg) (SI) (mg) (mg) (g)
Nasi 50 87,5 2 20 12,5 0,2 0 0,025 0 0,1
telur
Semur 25 37,5 3,5 2,5 43 1,5 30,5 0,12 0 0
ayam
telur
minyak 2 12,5 1,25
Pagi Pepes
tahu 50 37,5 2,5 1,5 3,5 111,5 1,7 0,005 0,005
tahu
wortel 25 6,25 0,25 1,25 11,25 0,25 0 0,01 4,5 0,25
Sayur
buncis 25 6,25 0,25 1,25 25,25 0,175 0,0125 2,75 0,475
sop
kentang 50 43,75 1 10 15,75 0,175 0,0225 5,25 0,125
Buah Pisang 50 50 12 20 0,2 0,11 9 1,9
telur 43 1,5 30,5 0,12
25 37,5 3,5 2,5
ayam
Selingan Puding
gula
caramel 8 25 6 2,5 0,05
pasir
susu 25 50 2,8 2,4 4 57,2 0,68 15,6 0,012 0,4
Total 393,75 6 9,8 10,15 58 341,95 6,43 76,6 0,437 21,9 2,855
Nasi 50 87,5 2 20 12,5 0,2 0 0,025 0 0,1
Siang
Cawan telur 25 37,5 3,5 2,5 43 1,5 30,5 0,12 0 0
201
mushi ayam
bayam 12,5 3,125 0,125 0,625 41,5 0,875 64,9 0,01 10,25 0,175
wortel 12,5 3,125 0,125 0,625 5,625 0,125 0 0,005 2,25 0,125
Tempe
bacem tempe 50 37,5 2,5 1,5 3,5 258,5 0,75 0 0,085 0,7
kukus
Bobor bayam 50 12,5 0,5 2,5 83 1,75 129,8 0,02 20,5 0,35
bayam santan 20 25 2,5 7 0,95 0,01 1
Selingan Sari
jeruk 50 50 12 33 0,4 0,08 49 1,4
jeruk
tepung
12 43,75 1 10 1,25 0,2 0,3 0,6
Bubur beras
sumsum gula
8 25 6 37,5 1,5
merah
Total 350 6,25 3,5 9 55,25 522,875 8,25 225,2 0,655 82 4,45
Nasi 50 87,5 2 20 12,5 0,2 0 0,025 0 0,1
Gadon hati
15 37,5 3,5 2,5 59 7,9 0,32
hati ayam
Malam
ayam santan 10 12,5 1,25 3,5 0,475 0 0,005 0 0,5
Tahu tahu 110 75 5 3 7 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
kukus isi wortel 12,5 3,125 0,125 0,625 5,625 0,125 0 0,005 2,25 0,125
202
sayuran buncis' 12,5 3,125 0,125 0,625 25,25 0,175 0,0125 2,75 0,475
brokoli 25 6,25 0,25 1,25 28 0,65
Tumis
wortel 25 6,25 0,25 1,25 11,25 0,25 0 0,01 4,5 0,25
sayuran
minyak 3 25 2,5
Buah pepaya 100 50 12 23 1,7 0,04 78 1,6
38 gr
susu @
Selingan Susu 160 5 7 26 343,52 0,228 0,11 2,28
formula 150
cc
Total 466,25 7,75 8,5 16,25 68,75 511,655 11,063 0,01 0,5375 89,79 3,71
TOTAL KESELURUHAN 1210 41,8 35,4 182 1376,48 25,743 301,81 1,6295 193,69 11,015
203
Master Menu 5 Hari
Besar Bera Besar Berat Besar Bera Besar Bera Besar Bera
Waktu I II III IV V
porsi t (gr) porsi (gr) porsi t (gr) porsi t (gr) porsi t (gr)
M.
Beras ½p 50 Mie ½p 50 Roti ½p 50 Beras ½p 50 Beras ½p 50
Pokok
Hewan
Cumi ½p 17,5 Telur ½p 27,5 Ayam ½p 20 Kakap ½p 20 Daging ½p 17,5
i
PAGI Jamur Kc
Nabati Tahu ½p 50 Kc. Tanah ½p 10 ½p 20 Tahu ½p 50 ½p 20
tiram merah
Kangkun
Sayur Bayam ½p 50 Sawi ½p 50 Wortel ½p 50 Bayam ½p 50 ½p 50
g
Buah Pisang 1p 50 Melon 1p 100 Pepaya 1p 100 Jeruk 1p 50 Pisang 1p 50
Tp beras
½ p 25 Tp ketan ½p 25 Tp terigu ½p 25 Ubi ½p 105 Tp ketan ½p 25
10.00 Snack
Susu 2/5 p 25 Susu 2/5 p 25 Susu 2/5 p 25 Susu 2/5 p 25 Susu 2/5 p 25
M.
Beras ½p 50 Beras ½p 50 Beras ½p 50 Beras ½p 50 Beras ½p 50
Pokok
Hewan
Ayam ½p 20 kakap ½p 20 Udang ½p 13,5 Telur ½p 27,5 Telur ½p 27,5
i
SIANG Nabati Tempe ½p 25 Tahu ½p 50 Tempe ½p 25 Jamur ½p 10 Tahu
Labu
Sayur Wortel ½p 50 Kangkung ½p 50 Bayam ½p 50 ½p 50 Buncis ½p 50
siam
Buah
Buah Pepaya 1p 100 Jeruk 1p 50 Pisang 1p 50 1p 60 Apel 1p 85
naga
Sari Sari
Kacang
16.00 Snack ½p 10 kedele ½p 12,5 Tempe ½p 25 Kc. Hijau ½p 10 Kedele ½p 10
Hijau
bubuk bubuk
M.
MALAM Beras ½p 50 Beras ½p 50 Beras ½p 50 Mie ½p 50 Beras ½p 50
Pokok
204
Hewan Ikan
½p 20 Daging ½p 20 Tongkol ½p 20 Ayam ½p 20 Cumi ½p 17,5
i kembung
Nabati Jamur ½p 20 Tempe ½p 25 Tahu ½p 20 Tempe ½p 25 Tempe ½p 25
Kc Kembang
Sayur Labu siam ½p 50 Buncis ½p 50 ½p 50 Brokoli ½p 50 ½p 50
panjang kol
Semangk Semangk
Buah Apel 1p 85 Mangga 1p 80 1p 100 Pepaya 1p 100 1p 100
a a
Susu Susu Susu Susu Susu
1p 38 1p 38 1p 38 1p 38 1p 38
formula formula formula formula formula
205
Siklus Menu 5 hari
Waktu I II III IV V
M. Pokok Nasi Mie goreng (sawi) Roti sandwich Nasi Nasi
Ayam panggang Daging tumis
Hewani Cumi asam manis Telur mata sapi Pindang Kakap
madu kacang merah
PAGI Nabati Pepes tahu Saus kacang tanah Oseng2 jamur Tahu bacem
Sayur bayam Sayur bobor
Sayur Setup wortel Cah kangkung
bening bayam
Buah Pisang Melon Pepaya Jeruk Pisang
10.00 Snack Bubur sumsum Candil tp. Ketan Onde onde ketawa Bola bola ubi Klepon
M. Pokok Nasi Nasi Nasi Nasi Nasi
Hewani Ayam kecap Kakap bakar Udang saus tiram Semur telur Telur balado
Tumis jamur
Nabati Oseng tempe Semur tahu Tempe bumbu bali Perkedel tahu
SIANG tiram
Sayur bening Asem-asem
Sayur Sayur sop Plecing kangkung Sayur bayam
labu siam buncis
Buah Pepaya Jeruk Pisang Buah naga Apel
Es krim vanilla
Bakpia kacang
16.00 Snack Kacang hijau Cawan mushi Stik tempe kedelai
hijau
206
M. Pokok Nasi Nasi Nasi Mie ayam : Nasi
Ayam suwir Cumi saos
Hewani Woku kembung Soto daging Pepes tongkol
madu padang
MALAM Nabati Tumis jamur tiram Tempe balado Bola-bola tahu Orek tempe Bola-bola tempe
Sayur bening labu
Sayur Tumis buncis Kc panjang Setup brokoli Sayur sop
siam
Buah Apel Mangga Semangka Pepaya Semangka
21.00 Susu formula Susu formula Susu formula Susu formula Susu formula
207
Nama : Sakha Ukta Betania
NPM : P2.31.31.1.17.034
KASUS BALITA Z
ASSESMENT
a. Riwayat Klien
- Balita Z, lahir pada 17 September 2018
- Berjenis kelamin laki-laki
- Umur 1 tahun 11 bulan (23 bulan)
- Anak ke 3 dari 3 bersaudara
b. Riwayat Penyakit
- TB paru
c. Riwayat Obat
- Pyravit sirup, obat anti TB yang digunakan untuk pencegahan dan teraapi
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Tuberkolosis.
- Efek samping obat
1. Mual dan muntah.
2. Efek saluran pencernaan, hipersensitifitas.
3. Kerusakan hati.
4. Kelainan darah.
5. Reaksi kulit
6. Otot terasa lemas.
7. Tubuh terasa seperti kesemutan.
d. Antropometri
- Saat lahir
1. BBL : 3.1 kg
2. PBL : 49 cm
3. Z score : BB/U -0.5 (Berat Badan Normal)
PB/U -0.47 (Normal)
BB/PB -0.33 (Gizi Baik)
IMT/U -0.40 (Gizi Baik)
208
- Sekarang
1. BB actual : 9.1 kg
2. PB actual : 79.0 cm
3. BBI : 2n+8 = (2x2.11)+8
=11 kg
4. Z score : BB/U - 2.38 (Berat Badan Kurang)
PB/U - 2.61 (Pendek)
BB/PB - 1.48 (Gizi Baik)
IMT/U - 1.05 (Gizi Baik)
e. Biokimia :
f. Klinis
- Tidak demam
- Tidak diare
g. Dietory History
- Analisa Kualitatif
1. Nafsu makan menurun
2. ASI Eksklusif
3. Recall 24 jam:
• Asi 30 menit per 3 jam,
• Makan utama dengan menu yg sama 2x sehari(nasi 3sdm, tempe 1
p, sayur sop 3sdm)
• Selingan pagi (biskuit pmt 2 bungkus )
• Selingan sore (pisang 1bh)
- Analisa Kuantitatif
BM URT Energi Protein Lemak Karbohidrat
(kkal) (g) (g) (g)
Gol. I 2.5P 437.5 10 - 100
Gol. II - - - - -
Gol. III 2P 150 10 6 14
Gol. IV 1P 25 1 - 5
Gol. V 1P 50 - - 12
Gol. VI - - - - -
Gol. VII 3P 150 - 15 -
Jumlah 812.5 20 21 131
209
h. Kebutuhan energi dan zat gizi makro
- Energi : BBI x RDA (sesuai umur)
11 x 100 = 1100 kkal
- Protein : 10% x 1100 = 27.5 gram
4
- Lemak : 30% dari Energi total
30% x 1100 = 36.7 gram
9
- Karbohidrat : 100% - (10 + 30) % dari Energi total
60% x 1100 = 165 gr
4
i. Kecukupan energi dan zat gizi makro
- % Energi : 812.5 x 100% = 73.9%
1100
- % Protein :20 x 100% = 72.7%
27.5
- % Lemak :21 x 100% = 65.6%
36.7
- % Karbohidrat :131 x 100% = 90.7%
165
DIAGNOSA GIZI
a. Domain asupan
- NI 2.1 Asupan tidak adekuat berkaitan dengan turunnya nafsu makan
ditandai asupan energi, protein dan lemak kurang yaitu hanya 73.9% ,
72.7% dan 65.5% dari kebutuhan.
b. Domain klinis
- NC 2.1 Berat badan kurang berkaitan dengan asupan makan tidak adekuat
ditandai dengan BB/U sebesar – 2.38 SD.
c. Domain Perilaku
- NB 1.1 Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai pola makan gizi
seimbang berkaitan dengan kurangnya terpapar infomasi ditandai dengan
pola makan yang kurang bervariasi.
210
INTERVENSI GIZI
a. Tujuan:
- Meningkatkan asupan energi dan zat gizi makro sesuai kebutuhan.
- Meningkatkan berat badan hingga mendekati/mencapai berat badan
normal.
- Meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai pola makan gizi seimbang,
pemilihan variasi makanan yang tepat serta pemantauan status gizi balita.
b. Preskripsi diet
- Jenis diet : TKTP
- Bentuk Makanan : Biasa
- Diberikan secara : PKTS
- Frekuensi : 4x makanan utama, 3x selingan.
- Cara pemberian : oral
- Diberikan secara bertahap mulai 80% dari kebutuhan.
c. Syarat diet
- Energi tinggi yaitu 1100 kkal.
- Protein tinggi diberikan sebesar 10% dari total energi, yaitu 27,5 gr.
- Lemak cukup diberikan sebesar 30% dari total energiyaitu 36,7 gr.
- Karbohidrat cukup diberikan 60% dari total energi yaitu 165 gr.
- ASI tetap diberikan sesuai kebutuhan.
d. Rencana Edukasi
- Memberikan edukasi kepada orang tua mengenai pentingnya pola makan
gizi seimbang.
- Memberikan edukasi kepada orang tua mengenai prinsip diet TKTP.
- Memberikan edukasi kepada orang tua mengenai pemilihan bahan
makanan yang bervariasi dan sesuai dengan prinsip diet TKTP.
- Memberikan edukasi kepada orang tua mengenai pentingnya pemantauan
status gizi balita dengan memantau berat dan tinggi badan balita.
211
MONITORING DAN EVALUASI
Indikator Monitoring Evaluasi
Asupan makan Memantau kembali hasil Asupan energi dan zat gizi
tingkat kecukupan asupan makro balita terpenuhi.
enegi dan zat gizi makro
balita.
212
PERENCANAAN MENU
Menu Sehari
Hidangan Protein
Waktu Bahan Berat g Kalori Lemak Kh Ca Fe Vit.a B1 C Serat
makanann Ng Hg
Pagi Nasi tim Beras 30 107.1 2.52 0.51 23.13 44.1 0.54 0 0.06 0 0.06
Ayam 20 59.6 3.64 5 0 2.8 0.3 49 0.016 0 0
Jamur 10 2.1 0.38 0.06 0.09 0.3 0.17 0 0.01 0.5 0
Wartel 10 3.6 0.1 0.06 0.79 4.5 0.1 0 0.004 1.8 0.1
Minyak 5 44.2 0 5 0 0 0 0 0 0 0
Total Pagi 216.6 3 3.64 10.63 24.01 51.7 1.11 49 0.09 2.3 0.16
Selingan Buah Jeruk 100 45 0.9 0.2 11.2 33 0.4 0 0.08 49 0
Teh manis Gula 13 51.22 0 0 0 12.22 0.65 0.013 0 0 0
Total Selingan 96.22 0.9 0 0.2 23.42 33.65 0.413 0 0.08 49 0
Total Pagi+Selingan 312.82 3.9 3.64 10.83 47.43 85.35 1.523 49 0.17 51.3 0.16
Siang Nasi Beras 30 107.1 2.52 0.51 23.13 44.1 0.54 0 0.06 0 0.06
Tumis
ikan Tongkol 20 20 2.74 0.3 1.6 18.4 0.34 36.2 0.07 0 0
Labu
siam 20 6 0.12 0.02 1.34 2.8 0.1 0 0.004 3.6 0
Minyak 5 44.2 0 5 0 0 0 0 0 0 0
Tempe
goreng Tempe 20 30.8 2.48 1.16 0.14 17.2 0.6 12.2 0.024 0
213
Minyak 5 44.2 0 5 0 0 0 0 0 0 0
Total Siang 252.3 5.12 2.74 11.99 26.21 82.5 1.58 48.4 0.158 3.6 0.06
Selingan Smoothies Pisang 50 54 0.5 0.4 12.15 10 0.1 0 0.025 0.05 0.8
Buah
naga 25 12.75 0.275 0.1 2.75 2.125 0.04 0 0.01 0 0.425
Gula 13 51.22 0 0 0 12.22 0.65 0.013 0 0 0 0
Total Selingan 117.97 0.775 0 0.5 27.12 12.775 0.153 0 0.035 0.05 1.225
Total Siang+Selingan 370.27 5.895 2.74 12.49 53.33 95.275 1.733 48.4 0.193 3.65 1.285
Sup
Malem jagung Jagung 30 109.8 3.94 2.19 20.73 9 0.69 0 0.036 0.9 0.66
Telur 20 30.8 2.48 1.16 0.14 17.2 0.6 12.2 0.024 0 0
Tahu 10 8 0.89 0.47 0.08 22.3 0.34 0 0.001 0 0.01
Wartel 10 3.6 0.1 0.06 0.79 4.5 0.1 0 0.004 1.8 0.1
Minyak 5 44.2 0 5 0 0 0 0 0 0 0
Total Malam 196.4 4.93 2.48 8.88 21.74 53 1.73 12.2 0.065 2.7 0.77
Selingan Buah Semangka 100 28 0.5 0.2 6.9 0.3 14 0.6 0.05 6 0
Total Selingan 28 0.5 0.2 6.9 0.3 14 0.6 0.05 6 0
Total Malam+Selingan 224.4 5.43 2.48 9.08 28.64 53.3 15.73 12.8 0.115 8.7 0.77
233.92
Total Keseluruhan 907.49 24.085 32.4 129.4 5 18.986 110.2 0.478 63.65 2.215
214
Master Menu
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5
Waktu Bahan Berat Bahan Berat Bahan Berat Bahan Berat Bahan Berat
Porsi Porsi Porsi Porsi Porsi
Makanan (gr) Makanan (gr) Makanan (gr) Makanan (gr) Makanan (gr)
Beras ¼ 25 Beras ½ 25 Beras ½ 25 Beras ½ 25 Beras ½ 25
Daging
Ikan Ayam Telur
Ayam ½ 20 ½ 20 ½ 20 ½ 25 Kentang ½ 20
Kembung T. Terigu Puyuh
Telur
Tempe
Tahu Tahu Tahu
Telur
Pagi Telur T.Terigu Santan
¼ 27.5 Tahu ¼ 25 T. Terigu ½ 25 ¼ 25 ¼ 25
T.Tapioka
Jamur
Brokoli
Oyong ¼ 25 Kangkung ¼ 25 ¼ 25 Bayam ¼ 25 Wartel ¼ 25
Wortel
Buncis
T. Beras
T. Beras Mangga
Selingan Kelapa Santan
T.Tapioka Gula
siang Gula 1 15 Pepaya ½ 27.5 ½ 20 ½ 25 ½ 50
Buah Gula
Naga
215
T.
Tapioka
Tahu Tahu Tempe
Tempe ½ 25 ¼ 27.5 Tahu ¼ 27.5 ¼ 25 ½ 20
Gula Jawa Telur Telur
Labu
Wartel Bayam Labu siam
Siam
Jamur
¼ 25 ¼ 25 Kol ¼ 25 ¼ 25 ¼ 25
Kol Santan Tiram Jagung
Jagung
Buncis santan Kol
Kacang
Alpukat Aga-agar T. Beras
Hijau
Susu
Selingan Gula Santan T.Tapioka
½ 30 1 20 Susu ½ 100 Cokalat ¼ 25 ¼ 25
sore
Gula Jawa Gula
Santan
Beras ½ 25 Beras ½ 25 Beras ½ 25 Beras ½ 25 Beras ½ 25
Ikan
Daging Udang Ikan Teri
Tenggiri
½ 20 Tepung ½ 20 ½ 20 Ayam ½ 20
Malam Wartel Kelapa T.Tapioka
Maizena
Kentang Telur
Kembang
Tahu ¼ 27.5 Tempe ½ 25 ¼ 25 Tempe ½ 25 Tahu ¼ 27.5
Tahu
216
Telur Gula Jawa Wartel T.Terigu
Buncis Telur
Kacang Labu
Jagung Wartel
Panjang Siam
Brokoli ¼ 25 Telur ¼ 25 Toge ¼ 25 Sawi ¼ 25 Wartel ¼ 25
Kembang
Ayam Buncis
Kol
Mangga ½ 50 Jeruk ¼ 27.5 Pisang ½ 25 Pepaya ¼ 27.5 Apel ¼ 25
Tepung
Alpukat
ketan
Selingan Gula
¼ 25 Susu ½ 100 Apel ¼ 25 Susu ½ 100 SKM ½ 25
malam Jawa
Kelapa
Parut
217
Siklus Menu 5 Hari
Menu
Waktu Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5
Pagi Nasi Nasi Nasi Nasi Nasi
Sup Bola-Bola Telur Puyuh Bumbu Perkedel Daging
Ayam Kecap Pindang Ikan Ayam Kuning Cincang
Rolade Tahu Pepes Tahu Nugget Tempe Bistik Tahu Gulai Tahu
Cah Oyong Tumis Kangkung Cah Brokoli Wortel Bening Bayam Sup Jamur
Selingan siang Puding Kelapa Bubur Sumsum Talam Hijau
Pepaya Jus Mangga
Buah Naga
Siang Nasi Nasi Nasi Nasi Nasi
Tumis Orak-Arik
Nugget Ikan Ayam Bumbu Bali Telur Opor Ayam Udang Saus Tiram
Bola-Bola Tempe Tahu Bacem Tahu Balado Bola-Bola Tahu Perkedel Tempe
Sup Sayuran Bobor Bayam Sayur Lodeh Jamur Saus Tiram Sayur Asem
Pisang Semangka Pepaya Melon Jeruk
Selingan sore Jus Alpukat Bubur Kacang Hijau Susu Puding Coklat Nagasari
Malam Nasi Nasi Nasi Nasi Nasi
Ayam Suir Saus
Sup Daging Udang asam manis Botok Ikan Teri Sup Bakso Ikan Tiram
Perkedel Tahu Semur Tempe Sup Kembang Tahu Sate Tempe Bakwan Tahu
218
Tumis Kacang
Brokoli Saus Tiram Sup Jagung Panjang Capcay Kuah Gulai Sayuran
Mangga Jeruk Pisang Pepaya Apel
Selingan malam Klepon Susu Apel Susu Alpukat Kerok
219
Nama : Siti Ainia Prihatini
NPM : P2.31.31.1.17.079
KASUS BALITA F
Recall 24 Jam :
Pagi : Nasi Uduk 1 bungkus + Perkedel Kentang ½ P + Tempe
Orek 1 sdm +Bihun 1 sdm
11.00 : Susu UHT 200 ml
Siang : Nasi 1 centong + Sayur Sop (isi wortel) ½ mangkuk
Sore : Nasi 1 centong + Ikan Lele Goreng ½ ekor
Sudah pernah diberikan PMT biscuit dan F100 namun balita lama lama
bosan
220
A. ASSESMENT
DATA PERSONAL
Nama : An. F
Tanggal lahir : 27 Mei 2016
Umur : 50 bulan
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Anak Ketiga dari 3 bersaudara
Pekerjaan orang tua : Ibu bekerja sebagai tukang cuci, ayah supir.
ANTROPOMETRI
Saat Lahir (27 mei 2016) Riwayat Pengukuran Maret
2020
BBL : 2.1 Kg BB 10.8 kg
PBL : 47 cm TB : 90 cm
BB/ PB: - 3.22 (Gizi buruk) BB/ TB : - 2.27 (Gizi kurang)
BB/ U : - 2.95 (Berat badan BB/ U : - 3.17 (Berat badan
kurang/underweight) sangat kurang)
PB/ U : - 1.52 (Normal) TB/ U : - 2.96 (Pendek)
IMT/ U: - 3.71 (Gizi buruk) IMT/ U : - 1.78 (Gizi baik/
normal)
Riwayat Pengukuran April 2020 Riwayat Pengukuran Mei 2020
BB 11 kg BB 10.6 kg
TB : 90 cm TB : 90 cm
BB/ TB : - 2.03 (Gizi kurang) BB/ TB : - 2.52 (Gizi kurang)
BB/ U : - 3.10 (Berat badan sangat BB/ U : - 3.43 (Berat badan
kurang) sangat kurang)
TB/ U : - 3.07 (Sangat pendek) TB/ U : - 3.18 (Sangat pendek)
IMT/ U : - 1.52 (Gizi baik/ normal) IMT/ U : - 1.98 (Gizi baik/
normal)
BBI : 2n + 8 = 2(4.2)+8= 16.4
kg
Grafik Pertumbuhan Balita
221
- Data Klinis : Tidak Ada
- Data Biokimia : Tidak Ada
- Data Fisik : Tidak Ada
- Riwayat Penyakit Balita dan : Tidak Ada
Riwayat Penyakit Keluarga
Dietary History Pagi : Nasi Uduk 1 bungkus
+ Perkedel Kentang ½ P +
Tempe Orek 1 sdm + Bihun
1 sdm
11.00 : Susu UHT 200 ml
Siang : Nasi 1 centong +
Sayur Sop (isi wortel) ½
mangkuk
Sore : Nasi 1 centong + Ikan
Lele Goreng ½ ekor
Sudah pernah diberikan PMT
biscuit dan F100 namun
balita lama lama bosan
222
Perhitungan Asupan Makan
Hidangan Bahan Protein
Waktu Berat Energi Lemak KH
makanan makanan N H
Nasi
Pagi Nasi Uduk Uduk 100 118.1 2.1 0 1.5 23.5
Perkedel
Kentang Kentang 25 20.75 0.4 0 0 4.18
0.6
Telur 5 6.81 0 4 0.45 0
Minyak 5 50 0 0 5 0
Tempe Orek Tempe 15 22.5 1.5 0 0.9 2.1
Bihun Bihun 15 52.5 1.2 0 0 12
Minyak 5 50 0 0 5 0
Jam Susu
11 Susu UHT UHT 200 130 0 6 6 10
223
42.4 × 4 / 1590 × 100 = 10.6%
Kebutuhan Lemak : 25% × 1590 / 9 = 44.1 gr
Kebutuhan KH : 64.4% × 1590 / 4 = 255.9 gr
d. Analisa Kuantitatif
Energi Protein Karbohidrat
Lemak (gr)
(kkal) (gr) (gr)
Asupan 743.81 22.01 24.65 100.53
makan
Kebutuhan 1590 42.4 44.1 255.9
Pencapaian 46.7% 51.9% 55.8% 39.3%
Keterangan Kurang Kurang Kurang Kurang
e. Analisa Kualitatif
Bedasrkan keterangan yang didapat anak susah makan
Anak suka minum minuman manis seperti teh gelas
B. DIAGNOSA GIZI
- Domain Asupan
NI 2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan anak susah makan
ditandai dengan pencapaian kebutuhan dibawah 80% (Energi 46.7%,
Protein 51.9%, Lemak 55.8%, dan Karbohidrat 39.3%)
- Domain Klinis
NC. 3.1 Berat badan kurang (Underweight) berkaitan dengan susah
makan, asupan makan yang kurang, dan tidak sesuai dengan gizi
seimbang ditandai dengan BB actual 10.6kg dan BB/ TB : -2.52 (Gizi
kurang) dan BB/ U -3.43 (Berat badan sangat kurang)
224
dengan anak suka mengkonsumsi minuman kemasan, konsumsi makanan
tidak semibang, dan jarang mengkonsumsi sayur dan buah
C. INTERVENSI GIZI
a. Tujuan
1. Meningkatkan asupan maka balita secara bertahap hingga mencapai
80%
2. Meningkatkan berat badan secara bertahap hingga mencapai BBI
16.4 kg
3. Memberikan edukasi gizi tentang gizi seimbang, diet TKTP, dan
pemilihan makanan yang tepat untuk balita kepada orang tua/
keluarga
c. Edukasi :
1. Memberikan edukasi tentang gizi seimbang kepada ibu balita.
2. Memberikan edukasi tentang prinisp diet TKTP.
225
3. Memberikan edukasi kepada ibu balita tentang pemilihan makanan
yang tepat untuk balita.
4. Memberikan edukasi kepada ibu balita tentang bahaya
mengkonsumsi minuman kemasan terlalu seiring pada balita.
5. Memberikan informasi kepada ibu balita cara membuat formula
modisco 3.
6. Memberikan informasi kepada ibu balita tentang pentingnya
pemantauan tinggi badan dan berat badan balita secara rutin.
MEDIA EDUKASI
226
Indikator MONITORING EVALUASI
Asupan Makan 1. Memantau Asupan 1. Peningkatan asupan
makan balita hingga makan balita
mencapai 80% dari mencapai 80%
kebutuhan
Berat Badan 2. Memantau 2. Adanya kenaikan
pekembangan berat berat badan secara
badan balita dengan bertahap yaitu BB
melakukan 0,5 kg/ minggu dan
penimbangan secara mencapai BBI
berkala / seminggu
sekali untuk melihat
pertambahan BB
Pengetahuan 3. Memonitor 3. Orang tua/ keluarga
227
Indikator MONITORING EVALUASI
dan perilaku pengetahuan orang tua/ balita dapat
keluarga balita menjelaskan kembali
mengenai edukasi yang tentang gizi
diberikan seimbang dan
pemilihan makanan
yang tepat untuk
balita
228
Menu Sehari
Waktu Hidangan Makanan Bahan Makanan Berat Kalori Protein Lemak KH Ca Fe Vit B1 Vit. C Serat
Makan
Pagi Nasi tim Nasi 100 175 4 0 40 25 0.4 0.05 0 0.2
Ayam 40 50 7 2 0 5.6 0.6 0.032 0 0
Pepes tahu Tahu 70 47.7 3.18 1.9 4.45 156.1 2.38 0.007 0 0.07
Bening oyong Oyong 25 6.25 0.25 0 1.25 4.75 0.225 0.007 2 0.325
Wortel 25 6.25 0.25 0 1.25 11.25 0.25 0.01 4.5 0.25
Tomat 15 3.2 0.1 0 0.7 1.2 0.09 0.009 5.1 0.225
Minyak 5 50 0 5 0 0 0 0 0 0
Buah Pisang 50 50 0 0 12 10 0.1 0.025 4.5 4.5
229
Waktu Hidangan Makanan Bahan Makanan Berat Kalori Protein Lemak KH Ca Fe Vit B1 Vit. C Serat
230
Waktu Hidangan Makanan Bahan Makanan Berat Kalori Protein Lemak KH Ca Fe Vit B1 Vit. C Serat
TOTAL SELURUHNYA 1265.85 51.03 36.7 175.1 649.65 13.105 7.12 84.1 9.545
231
Waktu Hari I P Gr Hari II P Gr Hari III P Gr Hari IV P Gr Hari V P Gr
Hewani Ikan 1 40 Ayam 1 40 Telur 1 55 Ikan mas 1 40 Ayam 1 40
tongkol
Nabati Tempe 1 50 Kc.merah 1 20 kacang tolo 1 20 Tempe 1 50 Tahu 1 110
Sayur Bayam 1/3 33 Brokoli 1/2 50 Gambas 1/3 33 Buncis 1/3 33 Labu siam 1/3 33
Buah Mangg 1 90 Jeruk 1 110 Pepaya 1 110 Pisang 1 85 Apel 1 50
Selingan F. a 100 cc Bahan F.M3 100 cc Bahan F.M3 100 cc 100 cc Bahan F.M3 100 cc
Bahan F.M3
Modisco
Bahan
3
F.M3
17. M.Poko Beras ¼ 25 Beras ¼ 25 Beras ½ 50 Beras ¼ 25 Beras ¼ 25
k
00
Hewani Ayam 1 40 Telur 1 55 Ikan nila 1 40 Ayam 1 40 Ikan mas 1 40
Nabati Kc. tolo 1 20 Tempe 1 50 Tahu 1 110 Kc. merah 1 20 Tahu 1 110
Sayur Labu 1/3 33 Bayam 1/3 33 Sawi 1/3 33 Brokoli 1 50 Wortel ½ 50
siam
Selingan Buah Pepaya 1 110 Pisang 1 50 Mangga 1 90 Jeruk 1 110 Apel 1 85
Susu Susu 1 200 Susu ½ 100
Gula Gula 1 13 Gula 1 13
232
Sikus menu 5 hari
Waktu Hari I Hari II Hari III Hari IV Hari V
Selingan F. Modisco 3 F. Modisco 3 F. Modisco 3 F. Modisco 3 F. Modisco 3 F. Modisco 3
09.00 M.Pokok Bubur Mie goreng Nasi tim Roti bakar Nasi
Hewani Ayam semur Ikan tongkol Ayam teriyaki Telur ceplok Pepes Ikan nila
Nabati Sup Kc. Merah Rolade tahu Tempe goreng Perkedel Kc. tolo Tempe goreng
233
Nama : Yasmin Zahra AlZammy
NPM : P2.31.31.1.17.043
KASUS BALITA S
Assessment
a. Riwayat Personal
Nama : Balita S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 2 tahun 9 bulan
Pekerjaan Ayah : Pedagang minuman keliling
Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga
b. Antropometri
BB Lahir : 2.5 kg
PB Lahir :-
BB Aktual : 9.3 kg
PB Aktual : 83.5 cm
BBI : 13.8 kg
c. Biokimia : -
d. Klinis :-
234
Dietary History
Kebutuhan protein
BBI x Kebutuhan Protein berdasarkan AKG sesuai usia tinggi (1 – 3 tahun)
13.8 x 2.6 gr = 35.8 gr
% Protein = 35.8 x 4 x 100 / 1.193 = 12 %
Kebutuhan lemak
30 – 35 % dari energi total
30% x 1.193 kkal = 358/9 = 39.7 gr
Kebutuhan karbohidrat
(100% - 12% - 30%) = 58%
58% x 1.193 / 4 = 173 gr
235
b. Perhitungan Kecukupan Zat Gizi
Kecukupan zat gizi (perbandingan antara kebutuhan gizi dengan asupan
Energi : 1400 kkal / 1193 kkal x 100% = 117%
Protein : 37 gr / 35.8 gr x 100% = 103%
Lemak : 5 gr / 39.7 gr x 100% = 12.6%
Karbohidrat : 122 gr / 173 gr x 100% = 70%
Diagnosa Gizi
a. Domain Asupan
Asupan lemak dan karbohidrat kurang berkaitan dengan asupan makan yang
kurang, balita S hanya diberikan makanan utama 3x dalam sehari dengan
takaran nasi 1 centong dan kuah ceker serta susu formula 3x dalam sehari dan
biscuit jarang sekali dihabiskan. Hal ini ditandai dengan asupan lemak = 12.6%
(kurang) dan karbohidrat = 70% (kurang)
b. Domain Klinis
Underweight yang berkaitan dengan asupan makan yang kurang dan tidak
memenuhi kebutuhan zat gizi balita. Hal ini ditandai dengan BB/U = - 2.96
(Gizi kurang) dan BB saat ini hanya 9.3 kg sedangkan BBI adalah 13.8 kg.
c. Domain Perilaku
Kurangnya pengetahuan mengenai makanan dan gizi oleh orangtua berkaitan
dengan kurangnya edukasi terkait gizi ditandai dengan menu makanan balita S
belum memenuhi gizi seimbang, makanan yang kurang bervariasi, tidak
ditemukannya sayur dan buah-buahan. Kemudian balita S hanya diberikan nasi
236
1 centong dengan kuah ceker dalam sehari tanpa diberikan lauk nabari atau
lauk hewani. PMT pada balita S jarang sekali dihabiskan dan lebih sering
dihabiskan oleh kakak dan ibunya.
Intervensi
237
Mengingatkan orangtua untuk selalu memantau pertumbuhan dan
perkembangan balita melalui BB dan TB balita
Media Edukasi
238
MENU SEHARI
239
Sari Jeruk 100 1P 47.1 0.9 0.1 11.8 40 0.1 8 0.1 53
jeruk manis gr
Total makan siang + selingan
1
19.00 Nasi Beras 30 gr /4 P 108.3 2 0.2 23.9 2.4 0.2 0 0 0
Ikan Ikan 45 gr 1P 50.4 9.6 1 0 21.6 0.4 19.4 0 0
goreng selar
Minyak 10 gr 2P 86.2 0 10 0 0.6 0 500 0 0
1
Sayur Labu 30 gr /4 P 6 0.3 0.1 1.3 8 0.1 8.7 0 1.8
bening siam
1
Wortel 20 gr /5 P 3.8 0.2 0 0.8 7.4 0.2 157 0 0.6
21.00 Susu Susu 250 2.5 P 164.9 8 9.8 12 287.5 0.3 137.5 0 2.5
UHT gr
Total makan malam + selingan
Total sehari 1210.9 48.6 39.7 172.3 849.8 6.8 1710.9 0.7 94
240
MASTER MENU 5 HARI
Waktu Jenis I P Gr II P Gr III P Gr IV P Gr V P Gr
Bahan
Makanan
Pagi Makanan Beras ¼P 30 Beras ¼P 40 Beras ¼P 30 Beras ¼P 30 Roti 2 23
pokok lapis
Hewani Ikan ½P 20 Ayam 1P 45 Hati ayam 1P 40 Daging 1P 40 Telur 1P 45
teri sapi ayam
Nabati Tahu ½P 30 Tempe ½P 30 Tahu ½P 30 Kc. merah 2 30 Jamur ¼P 30
SDM tiram
Sayur Bayam ½P 40 Wortel ¼P 30 Toge ½P 40 Brokoli ¼ P 30 Buncis ¼P 30
Buah Pisang 1P 100 Jeruk 1P 100 Mangga 1P 100 Semangka 1 P 100 Melon 1P 100
241
16.00 Snack Kue Kue Kue Kue Kue
20.00 Snack Susu 2P 200 Biscuit 2 20 Susu 2P 200 Biscuit 2 20 Susu 2P 200
buah buah
242
SIKLUS MENU 5 HARI
Waktu Jenis I II III IV V
Bahan
Makanan
Pagi Makanan Nasi Tim Bubur Nasi sandwich
pokok
Hewani Ikan teri Ayam suir Hati ayam Daging Telur ayam
goreng goreng teriyaki ceplok
lengkuas
Nabati Pepes tahu Tempe orek Rollade Tahu Sup Tumis
Sayur Sayur bayam Sup Wortel Tumis Toge kc.mereah jamur
brokoli buncis
Buah Pisang Jeruk Mangga Semangka Melon
10.00 Snack Lemper Bubur jagung Bubur Bola-bola Bubur kc.
manis sumsum ubi Ijo
Siang Makanan Nasi Nasi Nasi Nasi Nasi
pokok
Hewani Soto ayam Semur Telur Daging Ayam Ikan
ayam bumbu bali bumbu tongkol
kecap goreng
Nabati Tempe Peper Tahu Tumis jamur Tempe Tumis tahu
goreng kc.panjang bumbu toge
kuning
Sayur Kukusan Tumis Sawi Sup Wortel
labu siam
Buah Sari jeruk Mangga Semangka Melon Pisang
16.00 Snack Sus coklat Pudding Serabi saus Omelet mini Sus isi
strawberry coklat ragout
Malam Makanan Nasi Nasi Nasi Nasi Nasi
243
pokok
Hewani Hati ayam Tumis daging Telur dadar Ikan bumbu Sup ayam
bumbu kecap kuning kc. merah
Nabati Tumis Jamur Tahu goreng Tumis tempe Tahu goreng wortel
tiram tepung
Sayur Tumis Buncis Sayur bening Ayur bening
Brokoli katuk oyong
Buah Mangga Semangka Melon Pisang Jeruk
20.00 Snack Susu Biscuit Susu Biscuit Susu
244
Lampiran 3. Resume Live Instagram
Disusun Oleh:
Devi Anggrainy Sangeang P2.31.31.1.17.010
Filiyah Karimah P2.31.31.1.17.015
Munadiya Ulfa P2.31.31.1.17.064
Reza Regita Pramesty P2.31.31.1.17.073
Riska Pratiwi P2.31.31.1.17.074
Sakha Ukta Betania P2.31.31.1.17.034
Siti Ainia Prihatini P2.31.31.1.17.079
Yasmin Zahra AlZammy P2.31.31.1.17.043
245
Nama : Devi Anggrainy Sangeang
NPM : P2.31.31.1.17.010
246
5. Ramah lingkungan, dikarenakan tidak menggunakan wadah apapun
6. Membantu menunda kehamilan dan mempercepat pemulihan kesehatan
7. Lebih praktis
Pemberian ASI sebaiknya dilakukan secara langsung agar produksi ASI tetap
terjaga, selain itu pemberian ASI secara langsung dilakukan agar anak terbiasa
dan berlatih untuk menghisap susu. Sedangkan untuk ASI perah sebaiknya
diberikan ketika ibu tidak ada dirumah atau sedang bekerja dimana ibu tidak
dapat memberikan ASI secara langsung.
247
Nama : Filiyah Karimah
NPM : P2.31.31.1.17.015
ASI ekslusif adalah bayi yang hanya diberikan asi saja tanpa tambahan
makanan yang lainnya selama 6 bulan.
ASI memiliki manfaat untuk bayi yaitu :
6. Sebagai nutrisi yang lengkap
7. Menghindari bayi terkena penyakit infeksi, diare, dan stunting
8. Meningkatkan kecerdasan bayi dan diikuti dengan pertumbuhan
serta perkembangan yang baik
9. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi
10. Meningkatkan kesehatan pada bayi
ASI memiliki manfaat untuk ibu, yaitu :
8. Terjalinnya kasih sayang dari ibu kepada anak
9. Meningkatkan produksi ASI pada ibu
10. Lebih ekonomis dan praktis
11. Ramah lingkungan
12. Membantu menunda kehamilan dan mempercepat pemulihan
kesehatan
248
Bagaimana kesadaran ibu terhadap pemberian asi: Sudah banyak ibu yang
mulai sdar memberikan ASI, seperti ibu yang bekerja memeras asinya terlebih
dahulu yang selanjutnya diberikan kepada anak nya setelah pulang kantor .
Faktor pendukung pemberian asi yaitu keluarga (Orang tua dan suami) berperan
penting serta tempat kerja
Keunggulan asi :
249
Jika ibu sedang sakit dan tidak bisa memberikan ASI, ASI dapat diberikan dengan
cara :
1. Jika ASI ibu tidak keluar, ASI dapat diperah dan memberikannya
menggunakan gelas kecil cangkir, atau sendok
2. Jika ada keluarga yang menyusui bisa meminta tolong untuk
mendonorkan ASI, namun bisa juga mencari pendonor asi dari luar
Pemberian susu formula sebagai alternative terakhir jika ibu tidak bisa
memberikan asi dan sebelum memberikan bisa melakukan konsultasi
dahulu
250
Nama : Munadiya Ulfa
NPM : P2.31.31.1.17.064
Saat ini sudah banyak ibu yang memilik kesadaran untuk memberikan
ASI Eksklusif bisa telihat dengan banyaknya ibu bekerja yang masih berusaha
untuk memberikan ASI. Cakupan pemberian ASI Eksklusif di Jakarta menurut
Riskesdas tahun 2018 sebanyak 30,3% ibu yang tinggal di kota lebih banyak
memberikan ASI dikarenakan lebih mudah untuk mendapatkan informasi.
Berdasarkan Profil data kesehatan DKI tahun 2018 cakupan ASI sebesar 81,3%
yang mengalami peningkatan dari tahun 2017. Dalam memberikan ASI bukan
hanya tanggung jawab ibunya sendiri tetapi petugas kesehatan juga berperan
penting untuk mengedukasi, adanya dukungan keluarga, dan lingkungan kerja
yang mendukung
251
Mengonsumsi ASI dapat mengurangi penyakit infeksi, resiko obesitas
pada anak, kegiatan menyusui dapat mencegah kanker payudara dan ovarium,
akan meningkatkan ikatan antara ibu dan anak, menyusui tidak memerlukan
waktu untuk membuat susu, membersihkan dot, dan mensterilkan dot, menyusui
dapat menghemat air, listik dan menghemat pengeluaran rumah tangga sebesar
450.000 -1.700.000, dengan memberikan ASI juga menjadi ramah lingkungan
karena dapat mengurangi sampah plastik, kaleng, dan kardus yang dihasilkan dari
susu formula
Dampak negatif jika ibu tidak memberikan ASI dari sisi kesehatan lingkungan
1. Dari proses pemerahannya menggunakan sapi, sapi ini menghasilkan
kotoran, kotoran dari sapi dapat menghasilkan gas metana 2 kali lebih
besar untuk emisi rumah kaca
2. Ketika mengantar susu yang sudah diperah ke pabrik yang menggunakan
mobil akan menyebabkan polusi udara
3. Ketika sampai pabrik susu diolah menggunakan energi yang cukup tinggi,
dalam 1kg susu formula membutuhkan lebih dari 4000 liter air, itu artinya
sudah terjadi pemborosan,
4. Data penggunaan susu formula setara 720 ton atau setara 2,5 juta ton
emisi rumah kaca
5. Sampah plastik membutuhkan waktu selama 200 tahun untuk terurai
6. Sampah kardus membutuhkan waktu selama 5 tahun untuk terurai
7. Kaleng membutuhkan waktu selama 200 tahun untuk terurai
Pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan, menurut WHO ada 4 poin penting dari
PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak)
1. Diberikan IMD segera setalah anak lahir
2. Memberikan ASI Eksklusif selama 0-6 bulan
3. Bayi usia 6 bulan ke atas mulai diberikan MP-ASI
4. Pemberian ASI hingga anak berusia dua tahun
252
Pemberian ASI perah diberikan saat ibu tidak ada di rumah, disarankan untuk
penggunaannya menggunakan sendok, cangkir dan tidak mengunakan botol susu
karena ditakutkan si bayi ini akan bingung puting. Ketika memerah ASI tidak
disarankan menggunakan pumping yang terbuat dari plastik karena dapat menjadi
sampah dianjurkan menggunakan yang terbuat dari kaca. Lemak pada ASI yang
tersimpan dalam botol kaca lebih mudah tercampur daripada yang ada plastik,
dapat disimpan di suhu ruang (19-26 ) dengan lama 4-6 jam, cooler bag (-15-
4 ) selama 24 jam, kulkas (-4 ) selama 4-8 hari, idealnya hanya 3 hari, kulkas
satu pintu suhu (-15 ), kulkas dua pintu (-18 ) dapat disimpan selama 3-6
bulan. Dan di freezer khusus pada suhu (-20 ) dapat disimpan selama 6-12
bulan. Sebelum disimpan jangan lupa di catat tanggal pemerhannya dan
melakukan First in First outtidak disarankan untuk disimpan terlalu lama karena
setiap bulan kebutuahan bayi sudah berubah
Dukungan yang dapat dilakukan oleh suami terhadap istri yang sedang menyusui
adalah
1. Membantu membereskan pekerjaan rumah
2. Membuat istri selalu bahagia sehingga tidak stress
3. Ketika istri ingin makan bisa bergantian menjaga anak
4. Ketika melakukan konsul laktasi suami ikut menemani untuk mendukung
pemberian ASI
5. Memberikan semangat bahwa istrinya dapat memberikan ASI
Tanda bayi yang sedang lapar
1. Menoleh-nolehkan kepala
2. Membuka mulut sambil mencari makanan
3. Gerakannya menjadi lebih aktif
4. Memasukkan tangan ke dalam mulut
5. Biasanya setelah itu bayi akan nangis, Jika bayi nangis ditenangkan dulu
baru disusui kembali
253
Pemberian ASI dikatakan cukup jika
1. Berat badannya mengalami peningkatan setiap bulan
2. Buang air besar dan air kecilnya teratur
3. Anak tidak rewel
Penyebab payudara pada ibu menyusui menjadi kendur
1. BMInya besar sehingga jaringannya besar
2. Frekuensi hamil yang sering
3. Seiring pertambahan usia, payudara ibu menyusui akan menjadi kendur
254
menyusui bisa disebabkan karena posisi menyusui yang kurang tepat dan
pelekatannya juga kurang tepat.
Cara memotivasi agar ibu bekerja dapat memberikan ASI : Saat ibu saat hamil harus
sering melakukan kosultasi ASI dengan konselor laktasi, Who menganjurkan 7 kontak
plus yang terdiri dari :
1. Saat usia kehamilan 28 minggu
2. Saat usia kehamilan 36 minggu
3. Ketika melakukan inisiasi menyusui dini
4. Perawatan pada hari ke satu, dua, dan tiga kelahiran
5. Nifas hari ke 7
6. Nifas pada hari ke 14
7. Nifas pada hari ke 40
255
256
Nama : Reza Regita Pramesty
NPM : P2.31.31.1.17.073
257
Ibu, pemberian ASI dapat mencegah terjadinya kanker payudara dan ovarium,
mencegah terjadinya obesitas pada ibu. Dengan memberikan ASI ekslusif, akan
memberikan dampak kedekatan tersendiri pada ibu dan anak. Pemberian ASI
yang diberikan bagi skala rumah tangga akan lebih menghemat keuangan
keluarga, kesehatan serta kebersihan ASI akan lebih lebih terjaga dibandingkan
dengan susu formula.
Saran pemberian ASI ekslusif yaitu selama 6 bulan. Namun berdasarkan
UNICEF dan WHO, didalamnya terdapat strategi dalam pemberiannya, terdapat 4
poin penting dalam PMBA, pertama setelah bayi lahir dilakukan IMD
yaituinisiasi menyusu dini usaha aktif bayi untuk menyusu dalam satu jam
pertama kelahiran, kedua 0-6 bulan tanpa pemberian makanan atau minuman
apapun setelah 6 bulan keatas mulai diberikan MPASI makanan pendamping ASI,
dilanjutkan kembali dalam pemberian asi sampai dua tahun.
Disarankan saat anak bertemu langsung dengan ibu, pemberian ASI dilakukan
secara langsung agar produksi ASI tetap terjaga, selain itu pemberian ASI secara
langsung diperlukan agar anak berlatih untuk menghisap susu. Sedangkan untuk
ASI yang memang sudah diperah sebaiknya diberikan ketika sang ibu tidak ada
dirumah atau ketika sang ibu bekerja sehingga tidak dapat memberikan ASI
secara langsung.
Penyimpanan ASI lebih baik di botol karena lebih ramah lingkungan.
Penyimpanan ASI bisa disimpan di cooler bag atau box dengan suhu 〖-15〗^o C
s/d 4^o C dengan waktu 24 jam wadah harus menempel konstant pada ice jell
dengan wadah dan jangan sering dibuka, namun pada suhu ruang 〖19〗^o C s/d
〖26〗^o C hanya bertahan 4 - 6 jam, lemari pendingin 4^o C ideal penyimpanan 3
hari. Kulkas 1 pintu 〖-15〗^o C bertahan 2 munggu.Freezer khusus dengan suhu 〖-
20〗^o C 6-12 bulan. Jangan lupa untuk menuliskan tanggal pemerahan susu dan
terapkan first in first out. Lebih baik menyimpan ASI jangan terlalu banyak
karena komposisi akan menyesuaikan dengan umur bayi, jika umur bayi berubah
maka kandungan yang terkandung akan berubah sehingga tidak mencukupi
kebutuhan gizi anak
258
Sanitarian kesehatan lingkungan :Kak Arfia Fridianti, S.Tr.KI
Dari sisi kesehatan lingkungan, jika ibu tidak memberikan ASI ekslusif akan
menyebabkan dampak negatif pada lingkungan. Dimana proses pemerahan susu
formula menggunakan sapi sebagai hewan ternak penghasil susu, sapi akan
menghasilkan kotoran, kotoran yang dihasilkan mengandung gas metana dua kali
lebih besar untuk emisi gas rumah kaca. Transportasi yang digunakan
menyebabkan emisi rumah kaca yang dapat menimbulkan cemaran. Data
penggunaan susu formula di enam negara termasuk Indonesia sekitar 720 ton
setara dengan emisi gas rumah kaca sekitar 2,9 juta. Sehingga banyak dampak
negatif yang dihasilkan dari pembuatan susu formula.
Penggunaan susu formula akan menghasilkan limbah kardus, kaleng, dan juga
plastik. Plastik dan kaleng terurai di alam membutuhkan waktu yang sangat lama
yaitu 200 tahun, kardus lebih cepat terurai yaitu 5 tahun, namun perlu diketauhi
bahwa kardus dibuat menggunakan pohon, jika kita menggunakan kardus dengan
banyak, membutuhkan pohon untuk pembuatan kardus, sehingga akan dilakukan
penebangan pohon secara sering yang akan menimbulkan kerusakan lingkungan.
Jadi tidak disarankan penggunaan kemasan plastik, kardus dan kaleng.
Pumping plastik digunakan sekali pakai, plastik pumping tidak disarankan
karena akan menimbulkan cemaran, lebih disarankan untuk menggunakan botol
kaca dikarenakan lebih ramah lingkungan dan hemat biaya karena bisa digunakan
berkali - kali dibandingkan dengan menggunakan pumping plastik yang hanya
beberapa kali saja.
Jangan khawatir jika memberikan ASI dapat menyebabkan payudara kendur,
karena dapat diatasi dengan cara menggunakan bra yang kencang, melakukan
olahraga secara teratur, melakukan pijat payudara secara teratur
Jika ibu mengalami sakit dah tidak dapat memberikan asi
1. Jika ASI ibu tidak bisa keluar saat ibu sakit, ibu dapat memerah ASI
dengan memberikan ASI perah menggunakan cangkir, gelas kecil,
atau sendok
259
2. Jika memang keluarga ada yang menyusui bisa minta tolong untuk
donorkan ASI, namun bisa juga mencari pendonor ASI
3. Pemberian susu formula sebagai alternatif terakhir jika ibu tidka
bisamemberikan asi dan sebelum memberikan bisa melakukan
konsultasi terlebih dahulu
260
Nama : Riska Pratiwi
NPM : P2.31.31.1.17.074
Narasumber :
1. Priccillia Fazha, S.Gz ( konselor menyusui Puskesmas Kecamatan
Setiabudi)
2. Arfia Fridianti, S.Tr.Kl (sanitarian Puskesmas Kecamatan Kebayoran
Baru)
261
Kandungan pada ASI tidak sama dengan susu yang lainnya. Pemberian ASI
pada anak memiliki lebih banyak keuntungan dibandingkan dengan
pemberian susu formula diantaranya:
1. Mengonsumsi ASI dapat cegah obesitas dan malnutrisi pada anak,
karena zat gizi pada ASI sudah sesuai dengan kebutuhan anak
2. Mencegah infeksi, diare atau alergi pada anak
3. Kegiatan menyusui atau pemberian ASI pada anak juga dapat
mencegah kanker payudara dan ovarium pada ibu
4. Membuat ikatan atau bonding antara anak dan ibu semakin kuat
5. Lebih steril
6. Lebih murah dan dapat menghemat pengeluaran rumah tangga kurang
lebih sebesar 400.000-1.700.000
7. Menghemat waktu karena ibu tidak perlu membuat susu terlebih
dahulu mulai dari membersihkan dan mensterilkan botol susu atau dot.
8. Menjaga keramahan lingkungan karena dapat mengurangi limbah dari
sampah plastik, kaleng, dan kardus dari susu formula.
9. Mencegah kematian anak 800 tahun, ibu 20.000 tahun
262
- Sampah kardus membutuhkan waktu untuk terurai yaitu sekitar 5
tahun
- Sampah plastik membutuhkan waktu untuk terurai sekitar 200
tahun
- Sampah kaleng membutuhkan waktu untuk terurai sekitar 200
tahun
d. Penggunaan susu formula setara 720 ton atau 2,5 juta ton emisi rumah
kaca
Menurut WHO dan UNICEF terdapat empat tahapan dalam pemberian
PMBA pada anak:
1) Segera memberikan IMD setelah anak lahir
2) Pemberian ASI ekslusif pada bayi selama 0-6 bulan tanpa ada
pendamping makanan lainnya
3) Pemberian MP-ASI untuk bayi umur 6 bulan ke atas
4) Dilanjutkan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun
Untuk pemberian ASI sebaiknya lebih baik diberikan kepada anak
secara langsung. Namun, jika diberikan ASI perah sebaiknya diberikan
melalui sendok atau gelas kecil, tidak disarankan menggunakan botol
karena dikhawatirkan bayi tidak mengenal puting ibunya.
263
3. Jika ASI disimpan di kulkas dengan temperatur -4°C maka daya tahan
simpannya selama 3-8 hari
4. Jika ASI disimpan di lemari dingin dengan temperatur -15°C maka
daya tahan simpannya selama 2 minggu
5. Jika ASI disimpan di kulkas 2 pintu dengan temperatur -18°C maka
daya tahan simpannya selama 3-6 bulan
6. Jika ASI disimpan di kulkas khusus maka daya tahan simpannya
selama 6-12 bulan
Motivasi ibu yang bekerja untuk tetap memberikan ASI dari sisi
konselor laktasi:Usahakan calon ibu yang sedang hamil paham dan selalu
berkontak dengan 7 kontak plus untuk menuju keberhasilan menyusui yang
disarankan oleh WHO, diantaranya yaitu:
1) Saat usia kehamilan 28 minggu
2) Saat usia kehamilan 36 minggu,
3) IMD segera satu jam pertama setelah bayi lahir
4) Setelah melahirkan saat masih berada di tempat bersalin
264
5) Nifas hari ke 7
6) Nifas hari ke 14
7) Nifas hari ke 40
265
Kesimpulan: ASI merupakan makanan terbaik untuk anak dilihat dari sisi
kandungan yang memiliki manfaat besar bagi tumbuh kembang bayi dan
dilihat dari kemasan, ASI membantu kurangi pencemaran lingkungan, karena
mengasihi solusi terbaik dalam melindungi bumi
266
Nama : Sakha Ukta Betania
NPM : P2.31.31.1.17.034
267
3. Energi yang dibutuhkan tinggi, 1 kg susu formula bubuk
membutuhkan lebih dari 40.000 liter air. Sedangkan menurut data
penggunaan susu formula di enam negara termasuk Indonesia sekitar
720 ton dan setara dengan emisi rumah kaca sekitar 2.9 juta.
4. Pembuatan susu formula menghasilkan sampah seperti:
- Plastik, dapat terurai sangat yaitu 200 tahun.
- Kardus, hanya terurai 5 tahun namun menggunakan bahan baku
pohon sehingga jika kita mengkonsumsi banyak kardus maka
semakin banyak juga pohon yang di tebang.
- Kaleng, dapat terurai 200 tahun.
Walaupun plastik yang digunakan ibu untuk pumping yang biasanya lucu,
menggemaskan, dan berwarna warni namun tetap saja merupakan plastik
sekali pakai dan terurai lama sehingga tidak disarankan untuk memakai plastic
pumping. Oleh karena itu, lebih disarankan menggunakan botol kaca karena
dari segi ekonomis nya lebih murah juga ramah lingkungan kemudian
biasanya ASI yang disimpan akan membeku lemak-lemaknya sehingga
terlihat seperti memisah dan menempel dilangit langit atau atas kemasan, hal
ini lebih mudah bercampur lagi jika menggunakan botol.
Penyimpanan ASI
1. Suhu ruang, suhu 19˚-26˚C dapat bertahan selama 4-6 jam
2. Cooler bag/box, suhu -15˚- 4˚C dapat bertahan 24 jam kalo bisa
wadahnya harus menempel konstan antara ice gel dan wadahnya serta
tidak boleh seringsering dibuka
268
3. Kulkas, suhu <4˚ C dapat bertahan 3-8 hari.
4. Lemari pendingin 1 pintu , suhu -15˚C dapat bertahan 2 minggu
5. 2 pintu yg freezer terpisah, suhu -18˚C daapat bertahan 3-6 bulan
6. Freezer khusus, suhu -20˚C dapat bertahan 6-12 bulan tapi perlu
diperhatikan saat penyimpanananya harus dicatat tanggal berapa ASI
tersebut diperah kemudian sebisa mungkin terapkan first In First Out,
Tapi alangkah baiknya jika tidak perlu mmenyetok ASI terlalu banyak hingga
berkulkas-kulkas karena ASi ini kandungannya menyesuaikan umur bayi
jangan sampai kita memberikanASI perah saat bayinya usia 1 bulan saat
bayinya berusia 3 bulan karena ditakutkan zat gizi yang didapat tidak cukup.
ASI perah yang disimpan dikulkas jauh lebih ekonomis daripada
menggunakan susu formula walaupun diharuskan memiliki kulkas terlebih
dahulu dan diperlukan listrik, kemudian jika dilihat dari dampak proses
pembuatan susu formula sendiri, cara tersebut lebih ramah lingkungan.
Hal-hal yang dapat dilakukan ayah ASI agar ibu bisa semangat untuk meberi
ASI kepada bayi yaitu:
1. Ayah bisa mendukung dangan membantu pekerjaan rumah ibu, jadi
jika ibu sedang repot ayah bisa membantu pekerjaan rumah yang
lainnya,, atau jika ibu sedang ingin sesuatu ayah bisa membantu
kemauan si ibu.
2. Jangan membuat ibu stress.
3. Damping ibu saat sedang menyusui dengan ada disampingnya untuk
menemani.
Dukungan orang tua dan mertua juga dibutuhkn karna biasanya ibu punya
tekad yang sangat kuat namun duukungan dari orang tua atau ketika ia tinggan
bersama ibu atau adiknya saat bayi rewel sedikit dikira laper padahal belum
tentu bayi menangis karena lapar. Sehingga jika ada tekad ingin menyusui
harus dibicarakan dahulu pada keluarga atau saat mendatangi konsleor laktasi
minimal suami atau satu orang keluarga harus hadir untuk mendukung
269
kegiatan menyusui ibu.
ASI yang bisa berkulkas-kulkas bukan indikator untuk menentukan ASI
seorang ibu banyak atau tidak. Indikator sebenarnya ASI cukup atau tidak
yaitu ibu bisa melihat dari berat badan atau pertumbuhan daan perkembangan
bayi setiap bulan apakah sesuai dengan indikator pertumbuhan atau tidak,
kemudian bisa dilihat dari buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK)
bayi, jika selama 1 bulan anak naik berat badannya sesuai dengan
indikatorkesehatannya berarti tidak masalah.
Namun jika ibu merasa ASI nya kosong maka ibu bisa dapat ke konselor
laktasi di fasilitas kesehatan setempat untuk di assessment lagi apa yang
membuat ibu merasa seperti itu karena mungkin saja karena posisi menyusui
kurang tepat, peletakkan menyusuinya kurang tapat sehingga produksi ASI
nya itu menjadi tidak maksimal.
Tanda bayi lapar buka hanya dengan menangis tapi bayi bisa menoleh-
nolehkan kepalanya kemudian membuka mulut sambil mencari sumber
makanannya jika ibu tidak sadar maka bayi akan memberi tanda lain dengan
lebih aktif memasukkan tangannya ke hidungnya jika ibu belum sadar juga
maka bayi akan nangis dan mukanya merah.
Payudara kendor bukan faktor dari ibu memberi ASI bisa saja karena IMTnya
besar, frekuensi ibu hamil, seiriring bertambhnya usia payudara ibu akan
kendur, adanya gaya gravitasi otomatis payudara kebwah sehingga kendor.
Cara memberi motivasi bagi ibu pekerja untuk memberi ASI:
a. Dari Segi Konselor ASI
Saat hamil ibu harus lebih sering berkontak dengan petugas kesehatan
atau konselor laktasi, seprti yang WHO yang anjurkan yaitu 7 kontak
plus.
1. Saat ibu hamil usia 28 minggu
2. Saat ibu hamil usia 36 minggu
3. Saat melakukan IMD
4. Perawatan hari ke-1,2, dan 3.
270
5. Nifas hari ke-7
6. Nifas hari ke-14
7. Nifas hari ke-40
Jangan menghakimi ibu, namun kita harus memberi informasi yang
relevan sebelumnya kita dengarkan dahulu apa mau ibu dan apa
kendalanya serta apa yang membuat ibu jadi panic dan menyerah
menyusui. Setalah itu kita bisa control dengan melakukan kunjungan
ulang untuk ibu ini melakukan ASI Eksklusif selama 6 bulan atau
tidak. Kita juga memberi penyuluhan atau edukasi di Posyandu atau
kelompok pendukung ibu. Saat ini di Puskesmas, bagi ibu hamil yang
baru pertama kali datang akan di konsultasikan ke gizi dan bisa
memberikan edukasi mengapa kita harus memberikan ASI kepada
bayi. Jika ibu nantinya ingin bekerja maka harus di konsultasikan ke
konselor laktasinya di fasilitas kesehatan setempat dan kalau bisa
keluarga harus diajak agar tidak menjadi beban untuk ibu sendiri.
Hal yang dapat dilakukan jika ibu sakit sehingga tidak dapat meberikan ASI
dan harus memberikan susu formula.
b. Dari Segi Sanitarian
Jika terpaksa memberi anak susu formula, otomatis kita akan
menghasilkan sampah plastic, kardus dan kaleng susu formula. Jika
kita tidak ada waktu untuk mendaur ulang saampah tersebut, kita bisa
buang ke bank sampah, namun jika ibu merupakan orang yang kreatif
271
bisa didaur ulang, sampah kardus bisa dibuat menjadi tepat untuk foto,
kaleng bisa dibuat menjadi mobil-mobilan atau mainan dan plastiknya
dapat dibuat menajdi tas. Sehingga banyak cara yang bisa kita lakukan
untuk mendaur ulang sampah yang kita gunakan,
272
Kesimpulan
1. ASI adalah makanan terbaik untuk bayi dari segi manapun.
2. Dengan ASI kita bisa membantu pencemaran lingkungan.
3. mengASIhi adalah solusi terbaik untuk menyayangi dan melindungi
bumi.
273
Nama : Siti Ainia Prihatini
NPM : P2.31.31.1.17.079
274
8. Dapat mengurangi limbah sampah pelastik, kardus dan kaleng susu
formul
Dapat negatif jika ibu tidak memberikan ASI
1. Susu Formula berasal dari hewan ternak sapi, sapi mengahsilkan
kotoran dan dapat menghasilkan gas metana 2 kali lebih besar untuk
emisi rumah kaca
2. Air susu sapi dibawa ke pabrik menggunakan alat transportasi, alat
transportasi menggunakan bensin dan menghasilkan asap kendaraan
hal tersebut dapat menyumbang gas emisi
3. Satu kg bubuk sufor membutuhkan lebih dari 4rb Liter air. Dengan
memberikan ASI dapat menghemat penggunaan air
4. Pembuatan susu formula menghasilkan sampah plastik, sampah plastik
terurai di alam membutuhkan waktu yang cukup lama
5. Kemasan susu formula menggunakan kardus, jika kita mengonsumsi
banyak kardus juga akan menghasbiskan pohon
6. Kaleng dapat terurai di alam sekitar 200 tahun
Menurut WHO dan Unicef ada dalam PMBA 4 poin penting yaitu :
1. Setelah bayi lahir dilakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini)
2. Pemberian ASI eksklusif dimulai dari bayi lahir 0 sampai 6 bulan
3. Pemberian MPASI (Makanan Pendamping ASI)
4. Setelah 6 bulan keatas diberikan MPASI dilanjutkan kembali
pemberian ASI sampai 2 tahun
ASI perah bisa disimpan di kulkas, tetapi jika ibu bertemu dengan bayi
disarankan memberikan secara langsung agar produksi ASI tetap terjaga
ASI perah diberikan pada bayi saat ibu kerja. Pemberiannya tidak
disarankan menggunakan botol susu karena membuat bayi tidak
mengenal puting
Pumping menggunakan plastic sekali pakai tidak disarankan, lebih baik
menggunakan botol ASI yang terbuat dari kaca, jika menggunakan botol
275
kaca ketika lemak ASI yang beku menempel pada dinding botol akan
lebih mudah untuk dicmapur lagi
Penyimpanan ASI pumping
Tempat penyimpanan Suhu Bertahan hingga
sushu ruang 19-26º C 4-6 jam
cooler bag/ box* -15-4º C 24 jam
Kulkas < 4º C 3-8 hari
Kulkas 1 pintu -15º C 2 minggu
Kulkas 2 pintu (freezer terpisah) -18º C 3- 6 bulan
Freezer khusus -20º C 6-12 bulan
*Pastikan wadah menempel konstan antara ice gel dan wadah dan tidak
boleh terlalu sering membuka cooler bag
Dalam menyimpan harus dicatata tanggal berapa diperah dan terapkan
sistim FIFO (First In and First Out)
ASI perah ideal penyimpanannya hanya 4 hari saja
Sebaiknya tidak perlu nyetok ASI terlalu banyak. Karena kandungan ASI
yang dikeluarkan ibu menyesuaikan dengan umur bayi
Dukungan ayah asi kepada ibu asi sangat diperlukan, misalmya membantu
pekerjaan rumah ibu, jangan membuat stress ibu, dan ayah asi dapat
menemani ibu menyusui
Dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk mengsuport ibu
mengASIhi
Indikator bayi cukup ASI atau tidak bisa dilihat dari pertumbuhan dan
perkembangan, kenaikan berat badan dan tinggi badan. Dapat dilihat juga
melalui buang air besar dan buang air kecilnya
Jika ibu merasa ASI nya tidak mencukupi untuk bayi, namun berat badan
dan tinggi badan bayi ada perkembangan dan terus meningkat hal tersebut
tidak masalah, mungkin itu hanya perasaan ibu, jadi lanjutkan saja
pemberian ASI nya
276
WHO menganjurkan 7 kontak plus
Memotivasi ibu untuk mengASIhi dengan cara tidak boleh menghakimi
ibu, dengarkan keluhan dan kedalanya terlebih dahulu, apa yang
membuatnya panic dan menyerah menyusui
Sebaiknya ibu melakukan control untuk tahu perkembangan pemberian
ASI ibu
Peran petugas kesehatan dalam mensuport ibu mengASIhi dengan
memberikan Penyuluhan dan edukasi mengenai ASI di posyandu atau
kelompok pendukung ibu, dan di puskesmas
Jika ibu sakit dan tidak bisa memberikan ASI
1. Berikan ASI ibu perah menggunakan cangkir, gelas kecil atau sendok
2. Tidak bisa diperah bisa memanfaatkan ASI donor atau ibu ASI lain
3. Kalau benar-benar tidak bisa harus dikonsultasikan ke petugas
kesehatan untuk pengguanaan SUFOR
Manfaat ASI untuk bayi
1. Zat gizi sesuai dengan kebutuhan bayi
2. Mencegah penyakit infeksi, alergi, diare
3. Mencegah kematian anak sampai 800 ribu/tahun dan kematian ibu
22ribu/tahun
4. Tidak menyusui akan berdampak pada ekonomi
Menyusui bayi sampai payudara benar-benar kosong
Proklatin dan oksitosin dapat mempengaruhi produksi ASI
277
Nama : Yasmin Zahra AlZammy
NPM : P2.31.31.1.17.043
ASI merupakan makanan yang sangat sempurna dan terbaik bagi bayi
khususnya bayi umur 0-6 bulan karena mengandung unsur-unsur gizi yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI ekslusif adalah
bayi yang hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan lainnya selama
6 bulan.
278
ASI memiliki manfaat untuk ibu, diantaranya adalah :
Terjalinnya kasih sayang dari ibu ke anak
Memiliki efek perilaku ibu sebagai ikatan ibu dengan bayi
Meningkatkan produksi ASI
Lebih ekonomis dan hemat
Ramah lingkungan, dikarenakan tidak menggunakan susu formula
Membantu menunda kehamilan dan mempercepat pemulihan
kesehatan
Mengapa dengan memberikan ASI dikaitkan dengan “sayangi bumi?” ,
karena apabila seorang ibu memberikan ASI ekslusif kepada bayi maka
ekonomi keluarga akan lebih hemat dengan tidak menggunakan susu formula
yang dapat mengakibatkan adanya sampah rumah tangga seperti kardus susu,
plastic susu dan lainnya. Dengan adanya sampah tersebut, maka semakin
meningkat pula jumlah limbah di bumi ini, maka dari itu sebaiknya ibu hanya
memberikan ASI ekslusif kepada bayi agar bumipun terpelihara dengan baik.
Namun, apabila bayi mengalami penyakit tertentu dan mendapatkan saran
dari dokter untuk menggunakan susu formula, maka caranya adalah ibu dapat
mengolah plastic tersebut menjadi kerajinan tangan atau membuang sampah
yang tepat pada tempatnya.
Susu formula bukan salah satu solusi ketika ibu sibuk kerja diluar dan
tidak bisa memberikan ASI kepada anaknya, sebaiknya ibu menyiapkan
perahan ASI agar sebelum kerja ibu sudah menyediakan ASI untuk bayi dan
tetap diletakkan ditempat yang layak sehingga ASI dapat awet hingga ibu
pulang kerja. Dan banyak sekali pada saat ini ibu yang bilang ASI tidak bisa
keluar, hal tersebut kemungkinan karena ibu sangat jarang memberikan ASI
kepada bayi, karena apabila ibu sering memberikan ASI kepada bayi maka
akan meningkatkan produksi ASI tersebut.
Peran keluarga dan suami sangatlah penting untuk membantu proses
menyusui ibu kepada bayi, mengapa? Karena dalam kondisi seperti ini ibu
diharuskan untuk tetap memiliki mood yang bagus pada saat menyusui. Suami
279
harus memahami kondisi istri agar proses menyusui dapat berjalan dengan
baik, mislanya dengan membantu pekerjaan rumah dan yang lainnya.
Jadi, ASI adalah makanan yang paling baik untuk bayi yang dapat dilihat
dari kandungan gizinya yang sangat lengkap dengan kebutuhan bayi. Dengan
memberikan ASI maka dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan
mengASIhi adalah solusi terbaik dari menyayangi bumi kita ini.
280
Lampiran 4. Resume Webinar Gizi dan Kesehatan
Disusun Oleh:
Devi Anggrainy Sangeang P2.31.31.1.17.010
Filiyah Karimah P2.31.31.1.17.015
Munadiya Ulfa P2.31.31.1.17.064
Reza Regita Pramesty P2.31.31.1.17.073
Riska Pratiwi P2.31.31.1.17.074
Sakha Ukta Betania P2.31.31.1.17.034
Siti Ainia Prihatini P2.31.31.1.17.079
Yasmin Zahra AlZammy P2.31.31.1.17.043
281
Nama : Devi Anggrainy Sangeang
NPM : P2.31.31.1.17.010
Hari/Tanggal : 19 Agustus 2020
Pukul : 13.00
282
asupan dan infeksi berulang karena kandungan ASI yang
menyesuaikan kebutuhan bayi dan daya tahan tubuh bayi tinggi.
283
6. Jaga jarak dengan orang lain minimal 2meter
7. Lebih sering dirawat ibu danayah
284
1000 Hari Pertama Kehidupan adalah periode percepatan
tumbuh kembang yang dimulai sejak terbentuknya janin dalam
kandungan hingga anak berusia 2 tahun.Dampak malnutrisi yang
ditimbulkan pada periode ini bersifat permanen dan berjangka
panjang.Jendela kritis pertumbuhan janin terjadi pada 8 minggu
pertama dimana semua cikal bakal organ tubuh manusia
berkembang.
285
Pemberian MP-ASi dapat diberikan pada anak dengan ciri
fisiologis antara lain anak sudah bisa mengontrol kepala dan leher
dengan baik, serta mampu duduk tegak dan menelan makanan
tanpa tersedak. MP-ASI diberikan dengan konsistensi yang
bertahap mulai dari makanan cair dan diberikan sedikit demi
sedikit secara bertahap.
286
Nama : Filiyah Karimah
NPM : P2.31.31.1.17.015
Hari/Tanggal : 19 Agustus 2020
Pukul : 13.00
1. Inisiasi meyusui dini (dilakukan sekitar 1 jam) dengan cara meletakan bayi
didadaibu
2. ASI Ekslusif 6bulan
3. Tetap menyusui sampai dengan usia 2thn/lebih
287
Menyusui hak Ibu, kewajiban ayah. Ayah harus membuat nyaman ibu.
Anak formula 2x lebih sering mencret daripada anak yang diberikan ASI, anak
formula untuk resiko kematian karena infeksi seperti mencret lebih besar 11%
dan radang paru 16,7% tapi kematian 15% lebih. sering . Dalam satu tetes asi
bukan hanya mengandung makanan, protein, lemak, lipase tetapi juga
mengandung antibody. ASI mengandung imun booster yang membuat bayi
akan tetap terjaga, dan juga ditemukan anti kanker pada ASI. Anak yang diberi
ASI selama 2 tahun atau lebih akan terhindar dari anemia. Komposisi ASI tiap
harinya tidak sama bukan hanya karena makanan dari ibunya. Asi bukan hanya
makanan tetapi faksinasi dan juga obat .
Untuk pasien covid atau PDP menurut WHO- UNICEF ibu boleh
menyusui anaknya, tetapi untuk di Indonesia tidak
direkomendasikan untuk pasien (ibu menyusui) memberikan ASI
kepada anaknya secara langsung tetapi melewati ASI perah.
Manfaat IMD yaitu untuk bayi dapat menstabilkan laju napas dan
denyut jantung dan untuk ibu meredakan stress.
ASIperah
Manual/ pompa ASI diberikanketat
Wadah ASI ditandai, disimpan tersendiri
Pendampingsehat
288
Jika hasil SWAB negatif, bisa diberikan menyusuilangsung
1000 hari pertama kehidupan adalah cetak biru seorang manusia, yaitu
sebagai penetu kesehatan seumur hidup manusia. Rentang usia -9bulan
hingga 2 tahun terjadi percepatan tumbuh kembang yang
menakjubkan.
1. Dampak jangkapendek
a. Perkembangan otak tidakoptimal
b. Pertumbuhan fisik tidakoptimal
c. Perkembangan metabolik tidakoptimal
2. Dampak jangkapanjang
a. Menurunnya kemampuan kognitif &pendidikan
b. Stunting/pendek
c. Hipertensi, diabetes, obesitas, penyakit jantung, danstroke
Penyebab stunting :
1. Praktek pengasuhan yang kurangbaik
289
2. Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC ( Ante
NatalCare)
3. Maih kurangnya akses rumah tangga/ keluarga ke makananbergizi
4. Kurangnya air bersi dansanitasi
290
suami). 7 kontak ASI Plus menurut WHO yaitu :
1. Usia kandungan 28 dan 36 minggu ibu dan keluarga
disarankan untuk mengunjungi konselormenyusui
2. Disarankan untukIMD
3. Setelah melahirkan selama masih di rawat di RS 3 hari
pertama pasca dilahirkan jika tidak ada kendala medis
jangan diberi susu formula hanya perlu susui bayi karena
bayi mempunyai cadanganmakanan
4. Nifas hari ke 7 hari ibu dan keluarga disarankan untuk mengunjungi
konselormenyusui
5. 14 hari ibu dan keluarga disarankan untuk mengunjungi
konselormenyusui
6. 39 hari ibu dan keluarga disarankan untuk mengunjungi
konselormenyusui
7. Kapanpun ibu dan keluarga membutuhkan info dan
dukungan untuk menyusui datangi konselor
Tingkat kesuksesan ibu menyusui yang mendapat dukungan
suami dan keluarga inti. Kesalahan umum ibu pekerja :
1. Sibuk kerja, lupawaktu
2. Meremehkan pentingnya Edukasi diri dan keluarga inti tentangASI
3. Kurang pengetahuan sehingga tidak siap menghadapi proses menyusui
b. Faktorinternal
1. Stresskerjaan
2. Tidak sempatpumping
3. Nature pekerjaan (harus berjauhan denganbayi)
4. Tidak ada rolemodel
5. Penggunaan dot saat berjauhan denganbayi
291
untuk dapat memompa ASI per 2-3jam
2. Bayi yang ditinggal bekerja agar dapat diberikan ASI perah
dengan Media arsipminim resiko bingungputting
3. Susui bayi saat bersama denganbayi
Upaya relaktasi
1. Relaktasimandiri
2. Relaktasi dibantu oleh konselormenyusui
292
Nama : Munadiya Ulfa
NPM : P2.31.31.1.17.064
Hari/Tanggal : 19 Agustus 2020
Pukul : 13.00
B. Dampak ibu tidak memberikan asi yaitu : Kanker payudara, Kanker rahum,
tekanan darah tinggi, stres dan depresi, kegemukan, kencing manis, keropos
tulang, rematik, lebih cepat hamil lagi, dan menyiksa anak
C. Dalam asi terdapat imunbooster yang meningkatkan sistem imun pada anak,
sehingga kandungan asi dapat menghasilkan bakteri yang menguntungkan
untuk bayi ASI adalah makanan satu-satunya bagi bayi yang mengandung
komposisi lengkap. Kandungan asi setiap harinya berubah sesuai dengan
293
kebutuhan bayi yang dapat meningkatkan perkembangan dan
pertumbuhannya. Ketika lahir bayi memiliki IgG yang tinggi sebagai daya
tahan tubuh, Anak yang konsumsi ASI memiliki daya tahan tubuh yang lebih
baik karena dalam ASI terkandung IgA yang tinggi, namun IgA yang
diberikan oleh ibu hanya dapat bertahan 6 bulan. Dampak jika anak tidak
diberikan ASI ekslusif
1. Sakit & di rawat di RS
2. Alergi dan asma
3. IQ lebih rendah
4. Penyakit Menahun
5. Kematian
6. Susu formula terkontaminasi bakteri berbahaya
7. Dampak jangka panjang yaitu
Internal: Menarik diri, gangguan pychosomatrik, gelisah gangguan
bersosialisasi.
Eksternal: Lebih agresif dan kenakalan remaja
294
menyatakan bahwa pemberian asi akan menyebabkan penularan covid-19
pada bayi. Penelitian yang dilakukan dalam LancetChildAdol menyatakan
bahwa 120 bayi yang dilahirkan oleh ibu penderita covid-19 tidak menular
pada bayi, selain itu pemberian asi yang dilakukan oleh ibu yang terinfeksi
covid selama dua minggu pada saat bayi yang baru lahir tidak menyebabkan
terjadinya penularan namun tetap menerapkan protokol kesehatan. 80% dari
asi yang diperah pada hari ke 14-30 bebas dari gejala Covid 19, di temukan
antibodi corona virus
F. Rekomendasi IDAI
Positif Covid 19 PDP ODP OTG
Bayi termasuk kontak erat Bayi termasuk kontak
risiko tinggi erat risiko rendah
Swab hari satu dan dua Swab hari satu dan dua
Rawat terpisah, Bayi tidak diberikan IMD, Bayi dapat rawat gabung,
mendapatkan asi perah dari ibunya. Bayi dapat menyusu bayi dapat tetap
langsung jika hasil tes swab ibu negatif menyusui dengan
memperhatikan protokol
kesehatan
295
d. Cuci tangan
e. Bersihkan area permukaan
2. Ibu PDP
a. ASI perah
b. Manual/pompa ASI dibersihkan
c. Wadah ASI ditandai
d. Pendamping sehat
e. Jika hasil swab negatif, dapat menyusui langsung
f. Jika terkontaminasi, 14 hari setelah hasil swab kedua negatif
I. Dalam keadaan new normal tetap memperhatikan protokol kesehatan
dalam pemberian ASI dilakukan dengan cara yaitu :
1. Cuci tangan pakai sabun dilakukan sesering mungkin sebelum
bersentuhan dengan bayi
2. Membatasi keluarga yang ingin menjenguk bayi, sebisa mungkin hanya
keluarga saja
3. Pastikan untuk menggunakan masker terutama orang lain yang ingin
berdekatan dengan bayi
4. Hindari menyentuh wajah bayi dan jangan mencium pada bagian wajah.
Jika ingin mencium hanya bisa dilakukan pada telapak kaki saja
5. Saat sakit hindari berdekatan dengan bayi
6. Saat bersin dan batuk menggunakan tisu dan segera cuci tangan
7. Bayi lebih sering dirawat dengan ibu dan ayah
J. Manfaat IMD
1. Bagi Ibu
a. Meredakan stress
b. Mengurangi pendarahan rahim
c. Ikatan antara bayi dan ibu akan semakin berkualitas
2. Bagi Bayi
a. Stabilitas laju napas
b. Stabilitas denyut Jantung
296
c. Stabilitas kolostrum dari asi yang dijadikan sebagai imunisasi awal
297
panjangnya akan berpengaruh pada organ-organ tubuh yang menyertainya.
Penyebab Stunting
1. Pengasuhan yang kurang baik
2. Pelayanan kesehatan ibu selama hamil masih terbatas
3. Kurangnya akses rumah tangga terhadap makanan bergizi
4. Kurangnya akses air bersih dan sanitasi
Baduta Balita
ASI Eksklusif 6 bulan dan melanjutkan Pemberian makan gizi seimbang
hingga 2 tahun
Pemberian MP ASI setelah usia 6 bulan Suplementasi Vitamin A
Suplementasi Zn Suplementasi Fe
Suplementasi Fe
Suplementasi Vitamin A
298
E. Peran K/L
1. Intervensi Gizi Spesifik
a. Kementerian Kesehatan : Pemberian TTD, Promosi ASI Eksklusif,
Promosi MP ASI, Promosi makanan fortifikasi, Kampanye TTD,
Suplemen gizi mikro, Suplemen gizi makro, Kelas ibu hamil, Kampanye
gizi seimbang, Pemberian obat cacing, Tata laksana gizi buruk/kurang,
Suplemetasi vitamin A, Jaminan kesehatan nasional
299
2. ASI + MP ASI
3. Makanan keluarga
300
2. Pendidikan : disiplin, pembinaan selera, memilih makanan bergizi, sarana
edukasi makan
3. Kepuasaan
Peran ASI Eksklusif dalam 1000 HPK, Strategi Jitu Cegah Stunting di Tengah
Pandemi Covid 19
Pembicara : Citra Ayu Mustika
A. Tantangan Menyusui Selama Pandemi
1. Sulit tatap muka dengan konseling menyusui
2. Faskes tidak melakukan IMD dengan alasan keamanan
3. Ibu takut bayi tertular
4. Promosi pengganti ASI , dengan alasan ibu rentan menularkan virus
kepada bayi
B. Peran Keluarga dalam Memberi Dukungan Bagi Ibu Menyusui
Ibu menyusui memiliki insting untuk memberikan ASI tetapi yang belum
dia punya yaitu pengetahuan, dukungan suami karena suami sebagai
“owner of milk”,dan peran tenaga kesehatan
WHO menganjurkan 7 kontak plus yang terdiridari :
1. Saat usia kehamilan 28 minggu
2. Saat usia kehamilan 36 minggu
3. Ketika melakukan inisiasi menyusui dini
4. Perawatan pada hari ke satu, dua, dan tiga kelahiran
5. Nifas hari ke 7
6. Nifas pada hari ke 14
7. Nifas pada hari ke 40
301
C. Manajemen ASI Ibu Pekerja
1. Selama berjauhan dengan bayi dierekomendasi memompa ASI 2-3 jam
2. Bayi yang ditinggal bekerja agar dapat diberi ASI Perah
3. Susui bayi saat bersama dengan bayi
Anak yang tinggal di daerah rawan penyakit memiliki risiko antara 6-25
kali lebih tinggi untuk meninggal karena diare dibanding anak yang
disusui
302
7. Melaksanakan rawat gabung
8. Membantu ibu menyusui sesering mungkin dan semau bayi
9. Tidak memberikan dot dan atau kempeng
10. Membina Kelompok Pendukung ASI
303
Nama : Reza Regita Pramesty
NPM : P2.31.31.1.17.073
Hari/Tanggal : 19 Agustus 2020
Pukul : 13.00
304
Terdapat beberapa dampak yang dapat ditimbulkan akibat ibu tidak memberikan
ASI kepada bayi, diantaranya adalah : Kanker payudara, Kanker rahim, tekanan darah
tinggi, stress dan depresi, kegemukan, serta lebih cepat hamil lagi.
Dalam ASI terdapat imunbooster yang berfungsi sebagai peningkat sistem imun
pada anak, sehingga kandungan ASI dapat menghasilkan bakteri yang
menguntungkan untuk bayi. Berikut adalah beberapa dampak yang timbul
diakibatkan jika anak tidak diberikan ASI eksklusif, yaitu :
1. Anak mengalami mencret 2 kali lebih sering dibandingkan dengan anak yang
diberi ASI eksklusif.
2. Susu formula memiliki kemungkinan lebih tinggi terkontaminasi oleh bakteri
berbahaya dibandingkan ASI.
3. Anak alergi pada susu sapi.
4. Anak lebih memiliki kemungkinan memiliki penyakit Asma 40-50% lebih
tinggi dibandingkan anak yang diberikan ASI eksklusif.
5. Resiko anak dengan kematian akibat penyakit infeksi akan lebih tinggi.
6. IQ anak akan lebih rendah dibandingkan dengan anak yang mengkonsumsi
ASI.
7. Dampak jangka panjang yaitu :
Internal : gangguan pychosomatrik, gelisah gangguan bersosialisasai.
Eksternal : lebih agresif dan kenakalan remaja.
ASI merupakan satu - satunya makanan bayi yang mengandung komposisi
lengkap.Kandungan ASI setiap harinya berubah sesuai dengan kebutuhan bayi yang
dapat meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan bayi.Sebenarnya saat lahir bayi
dibekali IgA yang tinggi dari tubuh ibu, namun IgA yang diberikan oleh ibu hanya
dapat bertahan dalam jangka waktu sebentar, yaitu hanya 6 bulan. Menyusui yang
benar akan mencegah kurangnya asupan dan penyakit infeksi berulang dikarenakan
daya tahan tubuh yang kuat.
305
PENYEBAB TERJADINYA STUNTING
Kesehatan dan gizi ibu kurang terjamin dikarenakan persalinan terlalu rapat
dimana tidak ada jarak antara anak satu dengan yang lainnya, dan terjadi
kehamilan pada remaja.
Pemberian makanan bayi yang kurang dimana bayi tidak mendapatkan
inisiasi menyusui dini, tidak disusui ekslusif.
Pemberian MPASI tidak memenuhi kuantitas dan variasi.
Infeksi pada 1000 hari pertama kehidupan yang disebabkan karena pola asuh,
lingkungan dan kebersihan lingkungan yang buruk.
Minimnya pelayanan kesehatan.
306
REKOMENDASI I UNICEF
Ibu yang mengalami COVID-19 tetap bisa memberikan ASI kepada anaknya.
Karena resiko pemberian asi dengan ibu yang mengalami penyakit COVID-19 lebih
rendah penularannya pada bayi dibandingkan dengan bayi yang tidak diberikan ASI
oleh ibu dampak negatifnya akan lebih banyak kedepannya.
REKOMENDASI IDAI
IBU POSITIF IBU PDP
Bayi tidak diberikan IMD dan tidak Bayi dapat tetap menyusu, dapat
diberikan ASI secara langsung rawat gabung dengan
melainkan mendapatkan ASI perah memperhatikan protokol kesehatan.
dari ibunya karena kontak erat
memberikan resiko tinggi pada bayi.
307
4. Hindari menyentuh wajah bayi dan jangan mencium pada bagian wajah. Jika
ingin mencium hanya bisa dilakukan pada telapak kaki saja.
5. Saat sakit, hindari berdekatan dengan bayi.
6. Saat bersin atau batuk, wajib menggunakan tisu dan segera cuci tangan.
7. Bayi lebih sering dirawat dengan ibu dan ayah.
MANFAAT IMD
IBU BAYI
Meredakan stres Stabilitas laju napas
Namun jika ibu positif covid, ibu melakukan isolasi selama 14 hari, tidak dilakukan
IMD, rawat terpisah sementara, bayi mendapatkan ASI perah.
308
Perkembangan fisik tidak optimal Stunting/Pendek
Perkembangan organ metabolik tidak Hipertensi,Diabetes, Obesitas, Penyakit
optimal Jantung, troke
309
Memperhatikan kondisi Suplementasi yodium Sulementasi vitamin A
psikososial
Berhenti merokok Perawatan metode
kangguru
Baduta Balita
ASI Eksklusif 6 bulan dan melanjutkan Pemberian makan gizi seimbang
hingga 2 tahun
Pemberian MP-ASI setelah usia 6 bulan Suplementasi Vitamin A
Suplementasi Zn Suplementasi Fe
Suplementasi Fe
Suplementasi Vitamin A
O. Peran K/L
310
Jaminan kesehatan nasional beryodium
Kementerian Sosial :
Bantuan pangan sumber protein non
tunai
Pemantauan kepatuhan layanan
kesehatan
311
Pemenuhan kebutuhan gizi pada bayi dan anak memiliki 3 periode yang perlu
diperhatihan: ASI Eksklusif, ASI dan MP-ASI serta makanan keluarga.
Kandungan gizi air susu ibu : Lemak 30-50 g/l, Prebiotik : 10-1 g/l, Protein : 8-10
g/l, Laktosa : 53-61 g/l. Komposisi dalam ASI, Zat imunologi (sIgAM laktoferin),
Asam lemak tak jenuh ganda, Hormon dan faktor pertumbuhan, Oligosakarida,
Bakteri yang menguntungkan. Asi memiliki manfaat untuk memberikan kualitas pada
anak
Manfaat ASI bagi ibu
1. Mengurangi risiko kanker rahim dan payudara, diabetes tipe 2, dan penyakit
jantung
2. Membantu ibu kembali ke BB sebelumnya
3. Mengurangi risiko ibu terkena penyakit metabolik
312
3. Melakukan kontak IMD
4. Susui bayi 3 hari pasca dilahirkan
5. Dukungan keluarga dan orang terdekat, terutama sang suami
6. Pada saat nifas, datang ke konselor menyusui
7. Kapanpun saat ibu butuh konselor menyusui, datanglah untuk konseling
Managemen ASI pada ibu pekerja, saking sibuk ibu akan lupa mengenai edukasi
mengenai ASI sehigga ibu tidak siap. Manajemen ASI pada ibu pekerja.
Eksternal Internal
Cuti melahirkan tidak sesuai UU Stress kerjaan
Peraturan perusahaan tidak untuk busui Tidak sempat pumping
friendly
Kurang support rekan kerja Pekerjaan mengharuskan untuk jauh
dengan bayi
Minim fasilitas menyusui di kantor Tidak ada role model
Minim support keluarga Penggunaan dot saat berjauhan dengan
bayi
Setelah melahirkan merupakan fase laktogenesis ketiga, maka :
1. Selama berjauhan dengan bayi, ibu direkomendasika dapat memompa ASI per
2 - 3 jam sekali
2. Bayi yang ditinggal bekerja agar tetap dapat diberikan ASI perah dengan
media asip minim resiko bingung putting
3. Susui bayi saat bersama dengan bayi
313
Menyusui bayi secara ekslusif sangat menguntungkan karena aman dan produksinya
terjamin serta tidak terpapar oleh air yang terkontaminasi parasit yang dapat
menyebabkan penyakit.
314
Nama : Riska Pratiwi
NPM : P2.31.31.1.17.074
Hari/Tanggal : 19 Agustus 2020
Pukul : 13.00
1. IMD dimulai segera setelah lahir dengan cara meletakkan bayi pada dada ibu
sehingga kulit ibu melekat pada kulit bayi dengan waktu minimal 1 jam.
3. Tetap menyusui sampai dengan usia 2 tahun atau lebih dengan MP-ASI yang
memenuhi gizi seimbang.
Resiko pemberian formula pada ibu akan meningkatkan resiko ibu seperti: kanker
(payudara, indung telur, rahim), keropos tulang, rematik, PJK, tekanan darah tinggi,
kegemukan, lebih cepat hamil lagi, stress, menelantarkan dan menyiksa anak,
hiperkolesterol.
3. Kematian pada bayi infeksi karena mencret akibat pemberian formula 11%
lebih tinggi tingkat kematiannya
Anak yang mendapat formula dan terkena radang paru-paru Covid 19 maka
315
penyakit yang diderita akan lebih berat.
Pemberian ASI dengan cara yang benar akan mencegah kurangnya asupan pada anak
sehingga anak akan terhindar dari diabetes, obesitas, kurang gizi, marasmus
kwarshirkorbahkan stunting. Selain itu juga dapat mencegah infeksi berulang pada
anak.
Dalam 1 tetes ASI terkandung: protein, lemak, lipase, antibodi humoral dan seluler
(IgG, Ig A atau leukosit), immun booster dimana terdapat zat yang membuat imunitas
bayi menjadi lebih terjaga. ASI juga mengandung anti kanker (humlet) bagi ibu,
mengandung anti bakteri. Selain itu, anak yang diberikan ASI selama 2 tahun atau
lebih akan terhindar dari leukimia.
Tidak ada komposisi ASI yang sama setiap harinya. ASI merupakan zat hidup yang
berubah setiap saat sesuai dgn kebutuhan bayi. ASI yang diberikan secara langsung
lebih baik dibandingkan ASI perah. Menyusui secara langsung memiliki 3
keuntungan, sedangkan ASI perah hanya 1 keuntungan.
Anak yang mendapatkan ASI dengan benar akan lebih sehat karena mendapat Ig G
yang lebih banyak yang bereperan sebagai antibodi yang merupakan imunisasi pasif.
1 dari 3 anak Indonesia alami stunting dimana akan memiliki dampak dalam jangka
panjang dan pendek.
a) Jangka panjang
- Kematian dini
- Perawakan pendek
b) Jangka pendek
- IQ rendah
- Imunitas lemah
316
- Perkembangan otak terganggu
Intervensi pada 1000 HPK mulai dari kehamilan, kelahiran, pertumbuhan mulai dari
0-6 bulan dan 6 bulan- 2 tahun dapat mencegah sindroma stunting.
1. Penyebab dasar
2. Penyebab tidak langsung
3. Penyebab langsung kurangnya asupan gizi dan penyakit infeksi
Dengan menyusui yang benar dapat mencegah stunting dengan mencegah
kurangnya asupan gizi dan cegah penyakit infeksi
ASI bukan hanya sebagai makanan namun juga sebagai vaksin dan obat anti covid.
Sampai saat ini dari beberapa penelitian belum ada bukti ilmiah yang mengatakan
bahwa adanya penularan Covid 19 melalui ASI. Bahkan penelitian dari Lancet
mengatakan bahwa dari 120 studi kohort bayi yang lahir dari ibu yang positif Covid
pada waktu dilahirkan tidak ada satupun yang tertular covid. Bahkan, setelah 2
minggu disusui dan skin to skin bersama ibunya tetapi tetap dengan syarat protokol
kesehatan tetap dari 120 bayi ini tidak ada yang tertular. Terdapat juga satu penelitian
yang mengatakan adanya antibodi dari 80% ibu yang positif covid sudah sehat dan
sembuh dalam ASI nya ditemukan 80% dari ASI ibu merupakan obat dan imunisasi
covidnya.
317
Menurut Global WHO-UNICEF- ABM mengatakan bahwa ibu yang positif covid
dapat terus menyusui dan memberikan ASI kepada bayinya. WHO menyadari bahwa
rekomendasi untuk ibu yang terinfeksi Covid 19 harus selalu dekat dengan bayinya
karena pada bayi, risiko infeksi Covid-19 rendah, infeksi biasanya ringan atau tanpa
gejala, dan konsekuensi dari tidak menyusui atau pemisahan ibu dan anak justru
sangat signifikan.
Namun, IDAI dan juga Kemenkes RI tidak menyarankan untuk ibu yang positif covid
19 atau berstatus PDP untuk menyusui bayinya, jadi hanya diberikan melalui ASI
perah dan tidak ada IMD, dan untuk ibu ODP atau OTG dirawat gabung di ruang
isolasi yang artinya bayi masih dapat menyusu dari ibunya tetapi harus tetap sesuai
dengan protokol kesehatan.
1. Cuci tangan dengan sabun selama 20 detik terutama saat memegang bayi
2. Membatasi pengunjung dan jumlah pengunjung
3. Gunakan masker bila menggendong atau merawat bayi
4. Hindari menyentuh dan mencium wajah bayi
5. Jaga jarak 2 meter dengan orang lain
6. Lebih sering dirawat ibu dan ayah bukan orang lain
318
2) Meningkatkan daya tahan tubuh ibu dan bayi
3) Jarang menderita penyakit infeksi lain
4) Oksitosin – hormon kasih sayang meningkat, ibu nyaman sehingga daya tahan
dan immunitas ibu meningkat
5) Potensial kekurangan dana untuk membeli formula dan bahaya formula
4 pesan utama dari WHO untuk ibu yang ingin menyusui tetapi khawatir menularkan
Covid 19 pada bayinya:
IMD tetap dilakukan pada ibu yang berstatus ODP dan OTG karena dengan
melakukan IMD yang benar memiliki manfaat seperti:
a. Inisiasi 14 hari
b. Tidak dilakukan IMD
c. Rawat terpisah dengan bayi
d. Bayi mendapat ASI perah
Ibu dengan covid 19 WHO menyatakan boleh menyusui jika menggunakan masker,
cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi, dan membersihkan serta disinfeksi
permukaaan yang dipegang ibu secara rutin
319
Narasumber 2 : (Pafitri, S. K. M, RD)
“ Strategi Penanggulangan Masalah Gizi Pada Masa 1000 HPK dalam upaya
pencegahan stunting”
1000 HPK merupakan periode percepatan tumbuh kembang yang dimulai sejak
terbentuknya janin dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Periode ini
merupakan penentu kualitas kesehatan seumur hidup seorang manusia.
Penyebab stunting:
320
c. Kebutuhan gizi harus diperhatikan
d. Jumlah asupan makanan, diperhatikan kualitasnya
1. Wanita harus konsumsi suplemen as. Folat sebelum kehamilan dan pada
trimester pertama untuk mencegah cacat tabung saraf seperti spina bifida
2. Konsumsi suplemen vitamin D
3. Kebutuhan Fe, yodium, asam lemak omega 3 (DHA) meningkat.
4. Asupan lemak omega 3 (DHA) untuk ibu hamil agar terpenuhi setiap hari
a) ASI eksklusif
b) ASI + MP-ASI
c) Makanan keluarga
Komponen ASI yang unik terdiri dari fat & LCPUFA, prebiotik, protein, dan laktosa
dengan manfaat yaitu sebagai zat imunologi, asam lemak tak jenuh ganda, hormon
dan faktor pertumbuhan, oligosakarida, bakteri yang menguntungkan.
Tujuan pemberian makan kepada anak tidak hanya untuk kenyang saja namun juga
untuk pemenuhan kebutuhan zat gizi.
MP-ASI diberikan kepada anak karena setelah 2 tahun kebutuhan zat gizi bayi
meningkat sehingga diperlukan makanan pendamping ASI.
321
Kesimpulan:
Seorang ibu sebenarnya sudah memiliki insting untuk menyusui namun biasanya
yang belum ibu miliki adalah pengetahuan, dan dukungan keluarga khususnya suami.
Peran suami sangat strategis.
Seorang ibu yang sedang mengandung dan menyusui harus memahami 7 kontak ASI
plus. Menurut WHO 7 kontak ASI plus terdiri dari:
322
4. 3 hari pasca bayi dilahirkan
5. Nifas hari ke 7 disarankan untuk datang kembali ke konselor laktasi
6. Nifas hari ke 14
7. Nifas hari ke 39
Lalu kapanpun jika ibu dan keluarga membutuhkan info menyusui
1) Relaktasi mandiri
2) Jika ibu butuh bantuan relaktasi maka dipersilahkan untuk menemui konselor
laktasi
Upaya meningkatkan kesadaran masyarakat umum agar tetap memberikan ASI, yaitu
berdasarkan 10 langkah keberhasilan menyusui:
323
Nama : Sakha Ukta Betania
NPM : P2.31.31.1.17.034
Hari/Tanggal : 19 Agustus 2020
Pukul : 13.00
Narasumber 1:
dr. Utami Roesli, SpA, MBA, IBCLC, FABM (Dokter Spesialis Anak,
Pakar ASI)
Topik: "ASI Eksklusif dan Peranannya Cegah Stunting di Tengah
Pandemi COVID-19"
ASI Eksklsif tidak dapat mencegah angka stunting turun karena ASI
Eksklusif hanya ¼ dari golden standard rekomendasi makanan bayi dan
anak oleh WHO. Menyusui yang benar terdiri dari 3 poin yaitu;
1. Prosesmenyusui harus dilakukan segera setelah lahir (IMD),
dengan cara letakkan bayi di dada ibunya dan didiamkan selama 1
jam.
2. Menyusuiesklusif selama 6 bulan
3. Tetap menyusui hingga 2 tahun atau lebih dengan tambahan
MPASI atau makanan keluarga yang sesuai gizi seimbang.
324
9. Lebih cepar hamil lagi
10. Stress-depresi
11. Menelantarkan anak
12. Menyiksa anak
13. Hypercolesterol
14. Kegemukan
325
memberikan ancaman baik jangka pendek maupun jangka panjang.
1. Jangka pendek
- IQ rendah
- Kelemahan sistem imunitas
- Gangguan perkembangan otak
2. Jangka panjang
- Kehilangan produktivitas dan meningkatkan biaya kesehatan
- Kematian dini
- Perawakan pendek
- Resiko tinggi diabetes dan kanker
326
Rekomendasi IDIA untuk:
1. Ibu ODP
- Menyusui langsung
- Prosedur pencegahan
- Ibu masker bedah
- Cuci tangan
- Bersihkan area permukaan
2. Ibu PDP
- ASI perah
- Pompa dibersihkan secara ketat
- Wadah ASI ditandaai dan disimpan tersendiri
- Pendaamping sehat
- Jika hasil swab negative, bisa menyusui langsung
3. Konfirmasi positif
- Hasil negartif setalah 2 kali swaab
Narasumber 2:
Pafitri, S.K.M, RD (Nutrisionist)
Topik: “Strategi Penanggulangan Masalah Gizi di 1000 HPK dalam
Upaya Pencegahan Stunting”
Dari gen yang diturunkan masih terbentang luas peluang untuk
menciptakan jalan masing-masing agar dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal yang disebut dengan 1000 Hari Pertama Kelahiran. 1000
HPK adalah periode percepatan tumbuh kembang yang dimulai sejak
terbentuknya janin dalam kandungan hingga usia 2 tahun sehingga apabila
terjadi kondisi malnutrisi pada periode ini akan berdampak permanen dan
jangka panjang.1000 HPK juga disebut cetak biru seorang manusia karena
merupakan periode kritis tumbuh kembang daan penentu kualitas
kesehatan seumur hidup karena pertumbuhannya sangat luar biasa.
Gizi pada 1000 HPK memiliki dampak kesehatan yaitu:
327
1. Perkembangan otak tidak optimal sehingga menurunkan
kemampuan kognitif
2. Pertumbuhan fisik tidak optimal sehingga mengalami stunting atau
pendek
3. Perkembangan organ metabolic tidak optimal yang meningkatkan
resiko hipertensi, stroke,diabetes, penyakit jantung dll
328
1. Status gizi wanita sebelum hamil, dapat menentukan awal
perkembangan plasenta dan embrio.
2. Berat badan ibu saat pembuahan, kurus gemuknya dapat
mengakibatkan kehamilan beresiko dan berdampak pada kesehatan
anak dikemudian hari.
3. Kebutuhan gizi, yaitu meningkatnya kebutuhan zat gizi.
4. Jumlah asupan makan,ibu harus memperhatikan kualitas
makanannya bukan kuantitasnya.
Narasumber 3:
Citra Ayu Mustika (Influencer, Konselor Menyusui)
Topik: “Manajemen pemberian ASI Eksklusif di Tengah Pandemi
COVID-19”
Selama pandemic banyak tantangan yang muncul dalam menyusui seperti
sulit bertatap muka dengan konselor menyusui, faskes tidak melakukan
IMD dengan alasan faktor keamanan, ibu takut bayi tertular dan promosi
pengganti ASI jadi menyebar luas sehingga menyebabkan ibu ragu daan
khawatir untuk menyusui anaknya. Ibu dan keluarga perlu mengedukasi
diri mengenai ASI mulai dari kehamilan sesuai dengan anjuran WHO
yang biasa disebut 7 kontak plus dengan mengunjungi konselor menyusui
pada fase–fase berikut.
1. Saat ibu hamil usia 28 minggu
2. Saat ibu hamil usia 36 minggu
329
3. Saat melakukan IMD
4. Perawatan hari ke-1,2, dan 3 pasca melahirkan.
5. Nifas hari ke-7
6. Nifas hari ke-14
7. Nifas hari ke-39 lalu kapanpun ibu dan keluarga butuh info
tentang menyusui.
Peran ayah ASI, suami adalah pemilik ASI karena ASI ada karena
kehamilan yang merupakan akibat dari pembuahan. Sehingga ayah sangat
bertanggung jawab untuk menfkahi bayinya dengan memastikan ibu selalu
bahagia, nyaman, dan kebutuhannya terpenuhi. Kesaalahan umum ibu
pekerja dapat terjadi dikarenakan sibuk hingga lupa waktu dan
meremehkan edukasi diri dan keluarga inti tentang ASI sehingga
mengakibatkan kurangnya pengetahuan sehingga tidak siap menghadapi
proses menyusui.
330
Nama : Siti Ainia Prihatini
NPM : P2.31.31.1.17.079
Hari/Tanggal : 19 Agustus 2020
Pukul : 13.00
MATERI 1 (Ibu dr. Utami Roesli, Sp.A, MBA, IBCLC, FABM) Dokter Spesialis
Anak, Pakar ASI
“ASI Eksklusif dan Perannya Cegah Stunting di Tengah Pandemi COVID-19”
Diperbaiki menjadi “Peran Menyusui dalam Mencegah Stunting di Tengah Pandemi
Covid 19”a
ASI Eksklusif lebih baik diganti menjadi Menyusui Eksklusif
ASI eksklusif sebenarnya tidak mungkin bisa membuat stunting turun. Karena
ASI eksklusif hanya ¼ dari rekomendasi makanan bayi dan anak yang
direkomendasikan oleh WHO.
Menyusui yang benar dengan 3 cara yaitu:
1. Begitu lahir dilakukannya IMD (Inisiasi Menyusui Dini) dengan cara
meletakkan bayi di dada ibu, kulit bayi menempel pada kulit ibu dan
dibiarkan pada posisi seperti ini selama minimal 1 jam.
2. ASI eksklusif 6 bulan. Mentri kesehatan mengatakan angka ASI eksklusif
52% di Indonesia hanya rata-rata eksklusifnya hanya 3 bulan bukan 6
bulan.
3. Tetap menyusui s.d usia 2 tahun atau lebih dengan MPASI.
Resiko Pemberian Formula pada Ibu yaitu:
1. Kanker payu dara
2. Kanker indung telur
3. Kanker rahim
4. Kencing manis
331
5. Keropos tulang
6. Rematik
7. Penyakit Jantung Coroner
8. Tekanan darah tinggi
9. Lebih cepat hamil lagi
10. Kegemukan
11. Stress atau depresi
12. Melantarkan anak
13. Menyiksa anak
14. Hypercholrsterol
Resiko pemberian formula pada anak yaitu:
1. Sakit & dirawat di RS. Anak yang meminum susu formula 2 x lebih sering
mencret dibandingkan dnegan anak ASI.
2. Alergi & asma.
3. IQ lebih rendah.
4. Penyakit Menahun seperti diabetes, kurang gizi, obesitas 40%, dan
stunting.
5. Kematian mendadak. Resiko kematian karena infeksi seperti mencret dan
radang paru lebih tinggi 11% dan 15%.
Dalam 1 tetes ASI bukan hanya mengandung makanan, protein, lipase, lemak,
dsb tetapi juga mengandung antibodi yaitu baik humoral maupun seluler (IgG,
IgA, IgM, atau leukosit sel darah putih). Di dalam ASI juga mengandung
imun booster jadi terdapat zat yang membuat imunitas bayi akan lebih cepat
terbentuk, ASI juga mengandung bakteri baik, dan ditemukan adanya anti
kanker didalam ASI. Kandungan ASI tersebut menyebabkan ibu yang
menyusui hingga anak berusia 2 tahun atau lebih terhindar dari kanker, setiap
1 tahun menyusui 6% resiko kanker payu dara turun. Anak yang diiberikan
ASI selama 2 tahun atau lebih akan terhindar dari leukemia/ kanker darah,
karena anti kankernya selama 2 tahun akan menutup kemungkinan si kanker
darah keluar.
332
ASI tidak ada bandingnya, ia satu-satunya makanan bayi. Dalam hari yang
berbeda, komposisi asi juga berbeda.
Pada waktu lahir bayi dibekali sama ibunya IgG yang tinggi, tetapi daya tahan
tubuh dari ibu ini turunnya cepat sekali yaitu pada saat 9 bulan sudah tidak
ada. Sedangkan daya tahan tubuh bayi timbulnya lambat sekali. Saat bayi
berada diantara 2-6 bulan samasekali kosong tidak ada daya tahan tubuh,
bekal IgG dari ibu sudah turun dan antibody anak belum ada. Jika bayi
mendapat ASI maka antara rentang waktu 2-6 bulan dimana daya tahan tubuh
bayi belum terbentuk akan diisi dengan daya tahan tubuh dari ASI. Maka,
anak yang mendapat ASI dengan benar akan lebih sehat karena memiliki daya
tahan tubuh yang lebih banyak.
Menyusui yang benar dapat mencegah kurang asupan dan infeksi berulang.
1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting. Terdapat 3 Faktor penyebab
stunting yaitu kesehatan dan gizi ibu yang kurang terjamin, praktik pemberian
makanan bayi dan anak yang tidak adekuat (tidak mendapat IMD, tidak
dususui eksklusif, pemberian MPASI yang tidak memenuhi kuantitas,
kualitas, dan variasi), dan infeksi dalam 1000 hari pertama kehidupan (terkait
pola asuh, lingkungan, hyginitas yang buruk, kemiskinan dan minimnya
layanan kesehatan).
Penyebab langsung stunting yaitu kurang tepat asupan gizinya dan penyakit
infeksi, dua hal ini bisa diatasi dengan pemberian ASI/ menyusui yang benar.
Jadi menyusui yang benar bisa mencegah stunting dengan mencegah
kurangnya asupan gizi dan mencegah terkena penyakit terutama infeksi.
Mencegah penularan covid 19 dengan cara mengokonsumsi makanan gizi
seimbang, meningkatkan daya tahan tubuh, dan menerapkan protokol
kesehatan.
ASI bukan hanya makanan tetapi vaksinasi, makanan gizi seimbang,
imunisasi pasif & aktif dan obat.
Dalam beberapa penelitian sampai saat ini belum terdapat bukti ilmiah adanya
ketularan covid 19 melalui ASI ibu. Penelitian dari Lancet Child
333
menerangkan dari 120 kohort study bahwa bayi yang lahir dari ibu yang
positif covid pada waktu bayi lahir tidak ada satupun yang tertular covid,
bahkan setelah 2 minggu di susui di dekatkan dengan ibu dengan menerapkan
protokol kesehatan tetap tidak ada yang tertular. Pada penelitian lainnya
menerangkan 80% dari ASI yang diperah pada hari ke 14-30 setelah ibu
sembuh dari gejala covid-19 menunjukan peningkatan IgA anti-SARS-CoV-2.
Menurut WHO ibu yang terinfeksi covid-19 masih bisa memberi ASI atau
menyusui kepada bayinya, tetapi menurut IDAI dan MENKES jika ibu positif
covid-19/ PDP cukup memberikan ASI perah kepada bayinya, tidak IMD, dan
tidak rawat gabung.
Nutrisi pada bayi baru lahir jika ibu ODP dapat menyusui secara langsung
dengan menerapkan protokol kesehatan. Pada ibu PDP memberikan ASI
perah dengan pompa ASI dibersihkan secara benar.
New normal menyusui dilakukan dengan cara menerapkan protokol kesehatan
seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi, membatasi
jumlah pengunjung, menggunakan masker, menghindari menyentuh wajah
bayi atau menciumnya, bersin batuk di dekat bayi.
Manfaat menyusui jika diteruskan dalam pandemic covid-19 akan berdampak
baik bagi bayi diantaranya akan tercukupinya kebutuhan asupan dan
keamanan, meningkatkan daya tahan tubuh, jarang menderita penyakit infeksi
lain, imunitas ibu meningkat, menghemat dana.
Melakukan IMD dengan benar akan mengurangi 22% kematian bayi baru
lahir, laju napas bayi akan stabil, mengurangi stress sang ibu.
Menyusui melindungi bayi di kondisi pandemik dan mencegah stunting.
334
1000 HPK adalah periode percepatan tumbuh kembang yang dimulai
sejak terbentuknya janin dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun.
Jendela kritis perkembangan janin dimulai pada 8 minggu pertama sejak
pembuahan terjadi pembentukan semua cikal bakal organ tubuh manusia. Fase
awal ini sangat penting dan menentukan karena sudah terbentuk, keudian akan
berlanjut lagi sampai akhir kehamilan dan hal ini akan terus berjalan sekitar 2
tahun yang dikatakan periode yang bersifat permanen apabila terjadi
malnutrisi.
1000 HPK merupakan Periode kritis tumbuh kembang dan penentu kualitas
kesehatan seumur hidup
Gangguan gizi yang terjadi pada 1000 HPK terdapat beberapa dampak yang
akan dirasakan dialami oleh anak terebut diantaranya pada jangka pendek jika
perkembangan otak tidak optimal akan berdampak pada jangka panjang anak
yaitu menurunkan kemampuan kognitif dan pendidikan anak tersebut, pada
jangka pendek pertumbuhan fisik tidak optimal jangka panjangnya anak akan
mengalami stunting/ pendek, dan jika perkembangan organ metabolic tidak
optimal pada jangka panjang akan menyebabkan resiko anak terkena penyakit
PTM
Stunting disebabkan karena praktek pengasuhan anak yang kurang baik,
bedasarkan data 60% anak tidak mendapatkan ASI eksklusif, 2 dari 3 anak
tidak mendapat MPASI yang bergizi seimbang, masih terbatasnya layanan
kesehatan, masih kurangnya akses keluarga ke makanan bergizi, kurangnya
akses ke air bersih dan sanitasi
Gizi salah satu yang berperan mencegah stunting
Setiap pertumbuhan janin pada trimester 1, 2, dan 3 merupakan tahap yang
penting dan kritis. Pada trimester 1 embryo mulai berkembang, plasenta serta
organ lainnya mulai terbentuk. Pada trimester 2 jantung mulai berdetak diikuti
organ lainnya yang berkembang pesat. Pada trimester 3 otak dan seluruh
organ tubuh janin mulai terbentuk sempurna
335
Status gizi seorang wanita sebelum hamil akan menentukan awal
perkembangan plasenta dan embryo. Berat badan ibu pada saat pembuahan
(kurus atau kegemukan) dapat mengakibatkan kehamilan beresiko dan
berdampak pada kesehatan anak dikemudian hari. Kebutuhan gizi meningkat
selama kehamilan khususnya energi, protein, serta beberapa vitamin dan
mineral. Jumlah asupan makanan ibu tidak perlu ‘makan untuk berdua’,
melainkan harus ‘berpikir untuk berdua’ kuncinya adalah kualitas makanan.
Kebutuhan gizi selama kehamilan yakni wanita harus memiliki suplemen
asam folat sebelum kehamilan dan pada trimester 1 untuk mencegah cacat
tabung saraf seperti spinabifida, sumplemen vitamin D dianjurkan, kebutuhan
zat besi, yodium, dan asam lemak omega 3 (DHA) meningkat serta terpenuhi
setiap hari
Pemenuhan kebutuhan gizi pada bayi dan anak terdapat 3 periode yang harus
diperhatikan yakni pemberian ASI eksklusif, pemberian ASI + MPASI, dan
pemberian makanan keluarga
Kandungan gizi ASI
1. Lemak & LCPUFA 30-50 g/l
2. Prebiotik 10-1 g/l
3. Protein 8-10 g/l
4. Laktosa 53-61 g/l
Manfaat ASI yaitu:
1. Zat imunologi (sIgA, laktoferin, dll)
2. Asam lemak tak jenuh ganda
3. Hormon dan faktor pertumbuhan
4. Oligosakarida
5. Bakteri yang menguntungkan
Tujuan pemberian makan pada anak tidak sekedar membuat anak kenyang
saja, tetapi ada 3 faktor yaitu:
1. Fisiologis yang memang untuk pemenuhan kebutuhan zat gizi
336
2. Faktor pendidikan ini akan membuat anak disiplin, membina selera anak,
mengajak anak memilih makanan yang bergizi, dan sarana edukasi makan
3. Psikologis merupakan kepuasan tersendiri
Bayi diatas 6 bulam perlu diberikan makanan tambahan karena menyusui saja
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi yang meningkat pada bayi yang
berkembang pesat dan juga untuk melatih bayi mengenal dengan makanan
yang sehat
ASI tidak ada efek samping, bahkan bisa menjadi obat jika anak diare. ASI
membersihkan usus anak, biasanya membuat anak mencret tetapi tidak
masalah selama berat badan anak tidak turun, jadi ibu tidak usah khawatir
bahkan sampai menggantinya ke SUFOR hal terbeut tidak dianjurkan
337
6. Nifas hari ke 34 bertemu konselor menyusui
7. Nifas hari ke 39 bertemu konselor menyusui
8. Kapanpun ibu dan keluarga butuh info/ dukungan menyusui
Peran ayah sangat diperlukan untuk memotivasi ibu dalam menyusui. Ayah
adalah owner of the milk
Menyusui adalah hak ibu dan kewajiban ayah. Peran ayah ASI disinggung
dalam QS: al-baqarah ayat 233 “hendaklah ibu menyusui sampai 2 tahun dan
kewajiban ayahlah untuk menafkahi, memberikan makan dan pakaian”
Manajemen ASI ibu pekerja yaitu dilakukan selama berjauhan dengan bayi,
ibu direkomendasikan untuk dapat memompa ASI per 2-3 jam, bayi yang
ditinggal bekerja agar dapat diberika ASI perah dengan media asip minim
risiko bingung putting, dan susui bayi saat bersama dengan bayi.
Upaya relaktasi di masa pandemi sangat dibutuhkan di masa pandemi seperti
ini karena justru anti covid nya terlebih dahulu diprodukasi pada payu dara
ibu melalui aktifitas menyusui.
Upaya Fasilitas Kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat umum
agar tetap memberikan ASI dilakukan dengan 10 langkah keberhasilan
menyusui menurut WHO yaitu:
1. Mematuhi sepenuhnya kode internasional pemasaran pengganti ASI dan
resolusi majelis kesehatan dunia.
2. Memiliki kebijakan tertulis terkait pemberia makan bayi yang secara rutin
dikomunikasikan kepada staf fasilitas kesehatan dan orangtua.
3. Menetapkan sistem pemantauan dan pengelolaan.
4. Memastikan staff pelayanan kesehatan memiliki pengetahuan,
kompetensi, dan keterampilan yang memadai untuk mendukung
pemberian ASI.
5. Mendiskusikan pentingnya manajemen menyusui dengan ibu hamil dan
keluarga.
6. Memfasilitasi IMD segera setelah melahirkan tanpa gangguan.
338
7. Mendukung ibu untuk memulai dan mempertahankan menyusui serta
mengatasi kesulitannya.
8. Tidak memberikan bayi yang di susui makanan atau cairan selain ASI
kecuali atas edukasi medis.
9. Membuat ibu dan bayinya untuk bisa tetap bersama dan melaksanakan
rawat gabung.
10. Mendukung ibu untuk mengenali dan menanggapi syarat baik untuk
menyusui.
Peran lintas Sektoral, terdapat 4 pilar dalam perencanaan strategis terkait
menyusui
1. Kebijakan pemerintah yang melindungi hak ibu dan bayi untuk menyusui
dan menyusu. Sangat penting untuk memiliki kebijakan yang berpihak
pada ibu dan bayi serta bebas dari konflik kepentingan
2. Komitmen pemerintah dalam menjalankan proram yang mendukung
menyusui. Pemerintah harus segera mengatur promosi formula
pertumbuhan untuk usia 36 bulan, karena banyak penelitian yang
menunjukan bahwa hal ini merupakan faktor penghalang menyusui.
Karena selepas ASI 2 tahun tidak perlu diberikan SUFOR cukup makan
gizi seimbang saja.
3. Meningkatkan kemampuan dan pemahaman tenaga kesehatan terhadap
kegiatan menyusui. Meningkatkan pemahaman tenaga kesehatan
mengenai manajemen menyusui yang lengkap serta bebas dari pesan
sponsor.
4. Dukungan masyarakat dan keluarga. Selain pemerintah, dukungan dari
pemuka agama, penegak hukum, tenaga kesehatan, dan orang-orang
terdekat ibu dan bayi sangat menentukankeberhasilan menyusui seorang
ibu.
339
Proses produksi ASI ada 3 tahap yaitu:
1. Lactogenesis 1 terjadi pada usia kehamilan ibu 4 bulan pada tahap ini ASI
sudah ada tetapi belum bisa keluar karena masih tertahan oleh hormon
kehamilan.
2. Lactogenesis 2 terjadi pada 72 jam pasca melahirkan pada saat plasenta
ibu terlepas dari tubuh ibu, tubuh ibu sedang berada di fase transisi
merubah hormon dari hormon kehamilan ke hormon menyusui. Pada masa
transisi membutuhkan waktu sekitar 3 hari dan disinilah ibu mengeluh
ASI tidak keluar padahal memang begitu. Hal yang diperlukan pada 3
hari ini adalah IMD karena akan sangat merangsang keaktifan anak untuk
menyusu dan sangat dibutuhkan untuk memancing ASI ibu keluar. Pada 3
hari bayi dan ibu di rawat pada satu ruangan yang sama, dekatkan dengan
ibu dengan tujuan memberikan akses payudara ke bayi semudah-
mudahnya agar bayi aktif nenen. Susui bayi sesering mungkin, disarankan
2-3jam atau pada saat bayi menunjukan ingin menyusu dengan
memperhatikan kecukupan bayi asi, dan lactogenesis 3
2 macam ASI booster:
1. Kimiawi, diberikan kepada ibu yang adopsi anak. Harus
memperhitungkan komplikasinya juga
2. Tradisional, pemebriannya tergantung dari masing-masing setiap ibu. Dan
jika memang ia percaya maka lanjutkan saja. Tetapi sangat tidak
dianjurkan Nakes merekomendasikan asi booster dari bahan kimia. Jauh
lebih aman.
Tetapi dilihat dulu apa penyebab ASI tersebut tidak lancar. Psikologis juga
berpengaruh terhadap hormon yang diproduksi dan dikeluarkan oleh ASI itu.
Ibu harus yakin bahwa ibu dapat menyesui bayinya dengan baik karena hal
tersebut juga bepengaruh terhadap produksi ASI ibu.
340
Nama : Yasmin Zahra AlZammy
NPM : P2.31.31.1.17.043
Hari/Tanggal : 19 Agustus 2020
Pukul : 13.00
Materi informasi :
1. Dr. Utami Roesli, Sp.A, MBA, IBCLC, FABM
2. Pafitri, S.K.M, RD
3. Cita Ayu Mustika
Stunting merupakan masalah gizi kronis pada anak yang ditandai dengan tinggi badan
yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya pada umumnya. Anak yang
mengalami stunting mempunyai daya tahan tubuh yang lebih rendah, sehingga lebih mudah
terkena penyakit dan ketika dewasa akan lebih berisiko menderita penyakit degeratif. Namun,
bukan hanya mempengaruhi kesehatan anak saja stunting juga dapat mengakibatkan
perkembangan otak anak tidak maksimal yang berakibat penurunan kecerdasan anak.
Susu ibu (ASI) memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik bagi tumbuh kembang baik,
didalam ASI terdapat karbohidrat protein vitamin juga mineral yang dapat membantu
meningkatkan sistem imunitas pada bayi baru lahir. Itu sebabnya ASI dapat menangkal virus
yang dapat menginfeksi tubuh, termasuk virus corona penyebab covid-19. Sangat disarankan
untuk para ibu agar memberikan ASI ekslusif kepada bayi agar bayi terpenuhi kebutuhan zat
gizinya dikarenakan ASI memiliki manfaat yang sangat baik untuk bayi terutama pada 1000
hari pertama kehidupan bayi menjadi periode yang sangat menentukan kedepannya.ASI
memiliki banyak manfaat untuk bayi, diantaranya adalah :
Sebagai nutrisi yang lengkap
Meningkatkan daya tahan tubuh bayi
Menghindari bayi dari penyakit infeksi, diare, stunting, dll
Meningkatkan kecerdasan bayi dan diikuti dengan pertumbuhan dan perkembangan yang baik
Meningkatkan kesehatan pada bayi
1000 hari pertama kehidupan termasuk dalam fase yang sangat penting dalam pencegahan
stunting. Karenanya, seorang ibu harus mendapatkan asupan makanan yang bergizi dari masa
kehamilan hingga kelahiran anak agar dapat memiliki kuantitas maupun kualitas ASI yang
341
baik untuk bayi
342
Lampiran 5. Pengerjaan Kasus Gizi Rawat Jalan di Puskesmas Kecamatan
Setiabudi
KUMPULAN TUGAS PKL
Disusun Oleh:
Devi Anggrainy Sangeang P2.31.31.1.17.010
Filiyah Karimah P2.31.31.1.17.015
Munadiya Ulfa P2.31.31.1.17.064
Reza Regita Pramesty P2.31.31.1.17.073
Riska Pratiwi P2.31.31.1.17.074
Sakha Ukta Betania P2.31.31.1.17.034
Siti Ainia Prihatini P2.31.31.1.17.079
Yasmin Zahra AlZammy P2.31.31.1.17.043
343
Nama : Devi Anggrainy Sangeang
NPM : P2.31.31.1.17.010
Assesment
a. Riwayat Personal
- Nama : Sky Abigail Axella
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Umur : 16 bulan
- Pekerjaan ibu : Ibu rumah tangga
- Pekerjaan Ayah : Driver ojek online
- Riwayat obat : Suplemen scoot’s emulsion setiap hari
b. Antropometri
- BB : 9,3 kg
- PB : 80,6 cm
- BBI : 10,2 kg
c. Biokimia :-
d. Klinis :-
Dietary History
Pagi :
02.00 : susu formula 150 ml
05.00 : susu formula 150 ml
08.00 : 1/2 porsi bubur ayam
10.00 : susu formula 150 ml
Siang :
12.00 : 1 centong nasi + nugget ayam
13.30 : 150 ml susu formula
17.00 : 1 centong nasi + sayur asam + tempe goreng
Malam :
344
19.00 : yakult + sosis 1 buah
20.00 : susu formula 150ml
Jenis BM Porsi Energi Protein Lemak KH
Makanan 2¼p 218,75 5 0 50
Pokok
Hewani 2¼p 237,5 15,75 18,5 0
Nabati ½p 37,5 2,5 1,5 3,5
Sayur ½p 25 1 0 5
Minyak 3p 150 0 15 0
Susu 7,5 p 1200 59,5 75 85
Total 1868,75 83,75 110 143,5
345
Diagnosis Gizi
a. Domain Asupan
Asupan zat gizi tidak adekuat berkaitan dengan rendahnya
asupan makan anak namun terlalu sering mengonsumsi susu
formula ditandai oleh persentase pemenuhan zat gizi yaitu energi
211,8%, protein 410,5%, lemak 374% dan karbohidrat 107,2%
b. Domain Perilaku
Pengetahuan yang kurang berkaitan dengan kurangnya
pemahaman tentang gizi seimbang ditandai oleh pola makan anak
yang tidak sesuai (hanya memberikan anak sayur 1 kali, tidak
memberikan buah sama sekali, dan memberikan susu formula
terlalu sering)
c. Domain Klinis
Berat badan kurang (Underweight) berkaitan dengan
asupan makan adekuat dan makan tidak sesuai gizi seimbang
ditandai dengan dengan IMT/U = - 3,9 (Kurus)
Intervensi
a. Prinsip Diet : Gizi Seimbang
b. Bentuk Makanan : Makanan Biasa
c. Cara Pemberian : Oral
d. Preskripsi Diet:
- Makanan diberikan secara PKTS (porsi kecil tapi sering)
e. Tujuan Intervensi
- Meningkatkan dan melengkapi asupan makan anak secara
bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan dan prinsip gizi
seimbang
- Meningkatkan pengetahuan orang tua melalui edukasi terkait
pola makan yang baik dan benar berdasarkan prinsip gizi
seimbang serta tips agar anak mau makan
f. Syarat Diet
- Energi diberikan sebesar 882,3 kkal
- Protein diberikan sebesar 20,4 gr
- Lemak diberikan sebesar 29,41 gr
- Karbohidrat diberikan sebesar 107,2 gr
Edukasi
a. Memberikan edukasi kepada orang tua tentang cara pengukuran PB
pada anak balita secara mandiri
b. Mengingatkan orang tua untuk selalu memantau tumbuh kembang
balita dengan melakukan penimbangan dan pengukuran secara
berkala
346
c. Memberikan edukasi kepada orang tua tentang pentingnya masa
1000 HPK
d. Memberikan edukasi kepada orang tua tentang pola makan gizi
seimbang yang tepat
e. Memberikan tips agar anak yang susah makan menjadi mau makan
f. Memberikan edukasi kepada orang tua tentang isi piringku
Media Edukasi
347
diberikan
Memantau pemahaman orang tua Orang tua menjelaskan kembali
tentang pola makan gizi seimbang da terkait edukasi yang telah diberikan
nisi piringku dan melakukan tanya jawab
348
Laporan Intervensi Khusus Selama Satu Minggu
Pekerjaan ayah:
Swasta (ojek
online)
Jenis kelamin:
perempuan
Usia: 16 bulan
Waktu terakhir
penimbangan: 25
agustus 2020
Tinggi badan: -
Waktu terakhir
pengukuran: -
349
2020 02.00 : susu formula
150 ml
Siang :
Malam :
- Makanan kadang
350
dihabiskan dan kadang
tidak
351
7 Sabtu, 1. Memberikan 1. Susu formula
edukasi untuk diberikan terlalu sering
12 September mengurangi karena balita sky yang
2020 konsumsi susu memintanya
formula, dampak 2. Makanan yang
dari pemberian diberikan sekarang
susu formula lebih sering dihabiskan
yang berlebihan, 3. Konsumsi sayur
dan tips untuk meningkat ditambah
mensiasati dengan ikan
kondisi tersebut
2. Melakukan
evaluasi terkait
perubahan pola
makan balita sky
3. Menjelaskan
beberapa contoh
modifikasi
makananan
352
Nama : Filiyah Karimah
NPM : P2.31.31.1.17.015
Assesment
Nama : Raina
Tanggal lahir : 16 agustus 2017
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 3 tahun 11 hari
Role in family : Anak ke 3 dari 3 bersaudara
353
Riwayat Penyakit Balita - Penyakit Paru –paru
dan - untuk keluarga Tidakada
Riwayat Penyakit Keluarga
Dietaryhistory
- Makan pagi : nasi 1 centong (4 suap), sayur asem ½ mangkuk
(kuahsaja), ayam ½potong
- Makan Siang : nasi 1 centong (4 suap), sayur asem ½ mangkuk
(kuah saja), ayam ½ potong, semangka 1 ptg(tk.rujak)
- Makan malam : nasi 1 centong (4 suap), sayur asem ½ mangkuk
(kuahsaja), ayam ½potong
- Cemilan malam : ciki &biskuit
354
Perhitungan KebutuhanGizi
= 14 KG X 86.5
= 1,211 kkal
Kecukupangizi
Diagnosis gizi
a. Domain asupan
Asupan zat gizi tidak adekuat berkaitan dengan rendahnya asupan makan dan
sedikitnya porsi makan anak ditandai oleh persentase pemenuhan zat gizi yaitu
energi 60,3%, protein 37,1%, dan karbohidrat 69%.
b.Domain Perilaku
Pengetahuan orang tua yang kurang berkaitan dengan kurangnya pemahaman tentang
gizi seimbang ditandai oleh pola makan anak yang tidak sesuai (hanya memberikan
anak sayur 1 kali, jarang memberikan buah hanya 1 buah yaitu yang disukai saja ).
355
c.Domain Klinis
Berat badan kurang (Underweight) berkaitan dengan asupan makan yang tidak
adekuat dan makan tidak sesuai dengan gizi seimbang ditandai dengan dengan
IMT/U -4,58 (Gizi buruk).
Intervensi
PrinsipDiet: Gizi Seimbang
Bentuk Makanan : Makanan Biasa
Cara Pemberian :Oral
Preskripsi Diet:
- Makanan diberikan secara PKTS (porsi kecil tapi sering)
TujuanIntervensi
- Meningkatkan asupan makan anak yang beragam secara
bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan dan prinsip gizi
seimbang
SyaratDiet
- Energi diberikan sebesar 1211,0kkal
- Protein diberikan sebesar 60,5gr
- Lemak diberikan sebesar 33,6gr
- Karbohidrat diberikan sebesar 166,5gr
Edukasi
a. Mengingatkan orang tua untuk selalu memantau tumbuh
kembang balita dengan melakukan penimbangan dan
pengukuran secara berkala
b. Memberikan edukasi kepada orang tua tentang 10 pesan umum gizi
seimbang
c. Memberikan tips agar anak yang susah makan menjadi
356
mau makan dengan memberikan bentuk yang menarik
d. Memberikan edukasi kepada orang tua tentang isi piringku
357
Media Edukasi
Monitoring danevaluasi
Monitoring Evaluasi
Memantau asupan anak apakah sudah Terjadinya perubahan dan peningkatan
sesuai dengan diet dan edukasi yang asupan makan anak sesuai dengan diet
diberikan atau belum dan edukasi yang diberikan
Memantau pemahaman orang tua Orang tua dapat menjelaskan kembali
tentang pola makan gizi seimbang dan terkait edukasi yang telah diberikan
isi piringku dan melakukan tanya jawab terkait
asupan makan yang diberikan kepada
358
anaknya
359
HARI KE-3 Jumat, 4 September 2020
360
HARI KE-6 Selasa , 8 September 2020
361
- Tidak
mengonsumsi
obat hanya
vitamin curcuma
plus, tidak
ditunjukan oleh
ibu
- Suka buah
dikonsumsi
secara langsung,
tetapi untuk
alpukat suka
yang di jus juga
- Baik bu
362
Nama : Munadiya Ulfa
NPM : P2.31.31.1.17.064
DATA PERSONAL
Nama : Ajwa Mega Putri
Usia : 4 tahun 6 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Role in Family : Anak ke-2 dari 3 bersaudara
A. ANTROPOMETRI
Riwayat Pengukuran Agustus 2020
Berat Badan : 13 kg
Tinggi Badan : 94,5 cm
BB/U :-2,01 (underweight)
TB/U : -1,94 ( normal)
BB/TB : -1,22 (gizi baik)
IMT/U : -1,14 (gizi baik)
BBI : 2n+8
: 2 (4,6) + 8
: 17,2 kg
B. KLINIS
Data Fisik
a. Mual Muntah : Tidak Ada
b. Nafsu Makan : Susah Makan
c. Diare : Tidak Ada
d. Muka Pucat : Tidak Ada
363
a. Makan pagi : minum susu 1 gelas, bubur ayam 1 mangkuk
b. Makan Siang : nasi 1 ½ centong, sayur ½ mangkuk, ikan 1 potong, tahu 1 potong dan
tempe 1 potong
c. Makan malam : nasi 1 ½ centong, sayur ½ mangkuk, ikan 1 potong, tahu 1 potong, dan
tempe 1 potong
d. Cemilan malam : Wafer Tanggo
JENIS
BM Berat ENERGI PROTEIN LEMAK KH
WAKTU MAKANAN P
(g) (kkal) (g) (g) (g)
Susu Susu 1 gls 43 140 - 4,5 23
Pagi Bubur ayam Bubur ½p 200 87,5 2 - 20
Ayam ¼p 10 12,5 1,75 0,5 -
Nasi Nasi ¾p 75 131,25 3 - 30
Ikan Ikan 1p 40 50 7 2 -
Tahu goreng Tahu 1/3p 40 25 1,67 1 2,3
Tempe goreng Tempe ½p 25 37,5 2,5 1,5 3,5
Siang
Minyak 1p 5 50 - 9 -
Sup Wortel ¼p 25 6,25 0,25 - 1,25
Brokoli ¼p 25 6,25 0,25 - 1,25
Buah Pepaya ½p 55 12,5 0,5 - 2,5
Nasi Nasi ¾p 75 131,25 3 - 30
Ikan Ikan 1p 40 50 7 2 -
Tahu goreng Tahu 1/3p 40 25 1,67 1 2,3
Tempe goreng Tempe ½p 25 37,5 2,5 1,5 3,5
Malam
Minyak 1p 5 50 - 9 -
Sup Wortel ¼p 25 6,25 0,25 - 1,25
Brokoli ¼p 25 6,25 0,25 - 1,25
Buah Pepaya ½p 55 12,5 0,5 - 2,5
Selingan Susu SKM 1 bks 42 140 - 4,5 2,3
364
Malam cokelat
Biskuit Tango Tango 1 bks 7 35 - 1,5 5
TOTAL 1227,5 34,09 38 152,6
Perhitungan Kebutuhan
a. Kebutuhan Energi dan zat gizi makro
1) Energi : BBI x RDA (sesuai umur)
: 17,2 x 90
:1548 Kkal
: 38,79 gram
: 43 gram
: 251,59 gram
365
Dietary History (10 September 2020)
a Makan Pagi : bubur ayam1/4 mangkuk
JENIS
MAKAN BM Berat ENERGI PROTEIN LEMAK KH (g)
WAKTU P
AN (g) (kkal) (g) (g)
Bubur Bubur ½p 200 87,5 2 - 20
Pagi
ayam Ayam ¼p 10 12,5 1,75 0,5 -
Tepung
23 80,5 1,84 - 18,4
Terigu
Snack
Brownies Gula Pasir 10 19,2 0,76 - 3,8
Pagi
Telur Ayam 1 1,36 0,13 0,09 -
Coklat 7 21,7 0,5 0,28 3,4
Nasi Nasi ½ p 50 131,25 3 - 30
Siang Ayam Ayam ½P 17,5 75 3,5 6,5 -
Goreng Minyak 1p 5 50 - 9 -
366
Wortel 1/8 p 12,5 3,12 0,12 - 0,62
Sup
Buncis 1/8 p 12,5 3,12 0,12 - 0,62
Buah Pepaya ½p 55 12,5 0,5 - 2,5
TOTAL 497,75 14,22 16,37 79,34
B. DIAGNOSIS GIZI
1. NI 2.1 Asupan tidak adekuat berkaitan dengan kebiasaan makan balita yang
kurang baik ditandai dengan presentase asupan energi 79,3%, karbohidrat
60,6%, presentase dibawah 80%
C. INTERVENSI GIZI
1. Tujuan:
a. Meningkatkan asupan oral sesuai kebutuhan
b. Menaikkan berat badan balita mencapai berat badan normal secara
bertahap (0,5 kg/ minggu)
c. Meningkatkan pengetahuan orang tua balita dengan cara memberikan
edukasi terkait pola makan balita yang sesuai dengan gizi seimbang
d. Memberikan informasi kepada keluarga balita mengenai pentingnya
mengonsumsi PMT
367
2. Preskripsi diet
a. Bentuk makanan : Biasa
b. Jenis diet : TKTP dengan prinsip pemberian secara PKTS (Porsi Kecil
Tetapi Sering)
c. Frekuensi makanan : 3x makanan utama dan 4x selingan secara oral
4. Edukasi
a. Memberikan edukasi kepada orang tua tentang pentingnya anjuran
konsumsi makanan dengan pola menu gizi seimbang pada balita
b. Menjelaskan kepada orang tua balita terkait jenis diet TKTP meliputi
pengertian, tujuan, prinsip diet
c. Membantu orang tua balita dalam memilih jenis bahan makanan atau
makanan yang bervariasi sesuai dengan prinsip TKTP dengan memberikan
contoh ataupun saran menu
d. Menjelaskan kepada orang tua tentang porsi pemberian asupan makanan
balita secara PKTS (porsi kecil tetapi sering) namun tetap bergizi
seimbang dan tetap sesuai dengan prinsip diet TKTP
e. Mengingatkan orang tua balita untuk selalu memantau tumbuh kembang
balita dengan memantau berat badan dan tinggi badan balita
368
Media Edukasi
369
D. MONITORING DAN EVALUASI
c. Riwayat pengukuran BB c. BB
dan TB - Royan : 9,6 kg
- Ajwa : 13 kg
TB ( lupa)
370
senang konsumsi susu coklat dan
suka nyemil wafer.Namun ajwa
lebih senang nyemil saat nafsu
makan turun
e. Pantangan/alergi e. Pantangan/alergi :
Keduanya tidak memiliki alergi
371
Jumat, 4 September 1. Menanyakan recall pada hari 1. Recall :
2020 kamis Dijelaskan makanan yang dikonsumsi
selama satu hari beserta, porsi dengan
skala rumah tangga
Bangun tidur konsumsi susu satu gelas,
sarapan bubur ayam satu mangkuk,
siang makan nasi dengan ikan, tahu dan
tempe 1 potong, makan sore sama
seperti makan siang ditambah buah
pepaya. Malam minum susu coklat 1
gelas dan nyemil wafer
372
konsumsi buah jeruk dan pisang makan
sore sama seperti makan siang
Senin, 7 September 1. Memberikan edukasi tentang isi 1. Tidak ada jawaban hanya dibaca
2020 piringku untuk anak balita saja, dikarenakan hp digunakan oleh
menggunakan penjelasan melalui kakaknya untuk PJJ
Chat Whatsapp grup
Selasa,8 September 1. Menanyakan mengenai 1. Royan dan ajwa sudah pernah
2020 konsumsi obat cacing dan diberikan obat cacing sebelumnya
meminta izin untuk melihat isi (namun ibu balita lupa diberikan
piring balita royan dan ajwa rutin atau tidak )
2. Menanyakan mengenai riwayat 2. Royan : memiliki riwayat Flek (Tb)
penyakit yang dialami royan dan sejak usia 9 bulan namun sudah
ajwa dinyatakan sembuh
Ajwa : Tidak ada
3. Menanyakan mengenai Obat 3. Saat ini usia 4 tahun 6 bulan tidak
yang dikonsumsi royan dan ajwa ada obat-obatan yang dikonsumsi
4. Menanyakan mengenai PMT, 4. Royan dan ajwa sudah pernah
apakah dikonsumsi balita royan diberikan oleh pihak puskesmas
dan ajwa atau tidak namun ibu balita menceritakan
bahwa PMT tidak dikonsumsi dan
tidak pernah habis dikarenakan
balita royan dan ajwa bosan
sehingga masih ada.
5. Menanyakan merek susu yang 5. Mengkonsumsi susu dancow rasa
dikonsumsi rutin oleh royan dan coklat dalam satu hari dua gelas susu
ajwa
6. Menanyakan Porsi makan 6. Porsi makan royan dan ajwa sama
royan dan ajwa namun kadang berbeda tergantung
selera anak
Rabu, 09 September 1. Meminta izin untuk memfotokan 1. Tidak diberikan dikarenakan anak
2020 isi piring makan royan dan ajwa sudah makan siang dan ibu balita
pada jam makan siang baru membaca pesan
373
2. Meminta izin untuk memfotokan 2. Tidak diberikan, pesan whatsapp
isi piring makan royan dan ajwa hanya dibaca saja
pada jam makan sore
Kamis, 10 1. Memberikan Leaflet contoh 1. Ibu sudah mengerti tetapi tidak bisa
September menu makanan sehari beserta membuat bentuk makanan yang
2020 porsinya menarik
2. Memberikan foto makan pagi,
2. Meminta izin untuk memfotokan makan siang, dan buah
isi piring makan royan dan ajwa 3. Menyukai semua buah tetapi yang
3. Menanyakan buah kesukaan tersedia hanya pepaya
royan dan ajwa
KESIMPULAN :
1. Berdasarkan dari data recall yang diberikan oleh ibu balita Royan dan Ajwa
asupan makan dalam satu hari pada hari kamis, 3 september 2020 asupan yang
dikonsumsi dalam satu hari untuk energi 79,3% (kurang),Protein dan lemak
mencapai 80% (cukup), energi 60% (kurang) namun Makanan yang dilaporkan
sudah mengandung gizi seimbang dan terdapat cemilan dan susu. Ibu balita
menceritakan bahwa setiap makan piring yang disajikan dengan porsi sama dan
makan sendiri-sendiri
2. Namun pada hari kamis 10 september 2020 foto isi piring, makanan balita
Royan dan Ajwa pada jam makan pagi dan makan siang diberikan satu
mangkuk bersamaan dengan porsi yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan
Recall pada hari kamis, 3 september 2020
3. Ibu balita sudah paham mengenai makanan yang mengandung gizi seimbang
dan pentingnya konsumsi sayur dan buah untuk anaknya. Namun untuk porsi
makan yang diberikan masih sangat kurang dibandingkan dengan kebutuhan
374
Nama : Reza Regita Pramesty
NPM : P2.31.31.1.17.073
A. ASSESMENT
DATA PERSONAL
Nama : Royan Nur Putra
Usia : 4 tahun 6 bulan
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Role in Family : Anak ke-3 dari 3 bersaudara
1. ANTROPOMETRI
Riwayat Pengukuran Agustus 2020
Berat Badan : 9,6 kg
Tinggi Badan : 98 cm
BB/U : -4,39 ( BB Sangat Kurang )
TB/U : -2,11 ( Pendek )
BB/TB : -5,17 ( Gizi Buruk )
IMT/U : -4,96 ( Gizi Buruk )
BBI : 2n+8
: 2 (4,6) + 8
: 17,2 kg
2. KLINIS
Data Fisik
a. Mual Muntah : Tidak Ada
b. Nafsu Makan : Tidak Ada
c. Diare : Tidak Ada
d. Muka Pucat : Tidak Ada
375
e. Makan pagi : minum susu 1 gelas, bubur ayam1 mangkuk
f. Makan Siang : nasi 1 ½ centong, sayur ½ mangkuk, ikan 1 potong, tahu 1 potong dan tempe
1 potong
g. Makan malam : nasi 1 ½ centong, sayur ½ mangkuk, ikan 1 potong, tahu 1 potong, dan
tempe 1 potong
h. Cemilan malam : Wafer Tanggo
376
Perhitungan Kebutuhan
f. Kebutuhan Energi dan zat gizi makro
1) Energi : BBI x RDA (sesuai umur)
: 17,2 x 90= 1548 Kkal
: gram
377
porsi
Dietary History makan pagi dan siang balita Royan (10 September 2020)
WAKTU JENIS BM
MAKANAN P Gr ENERGI PROTEIN LEMAK KH
Pagi Bubur ayam Bubur ½p 200 87,5 2 - 20
Ayam ¼p 10 12,5 1,75 0,5 -
Snack Pagi Brownies Tepung 23 80,5 1,84 - 18,4
Terigu
Gula 10 19,2 0,76 - 3,8
Pasir
Telur 1 1,36 0,13 0,09 -
Ayam
Coklat 7 21,7 0,5 0,28 3,4
Siang Nasi Nasi ½ p 50 131,25 3 - 30
Ayam Ayam ½P 17,5 75 3,5 6,5 -
Goreng Minyak 1p 5 50 - 9 -
Sup Wortel 1/8 12,5 3,12 0,12 - 0,62
p
Buncis 1/8 12,5 3,12 0,12 - 0,62
p
Buah Pepaya ½p 55 12,5 0,5 - 2,5
Pepaya
TOTAL 497,75 14,22 16,37 79,34
B. DIAGNOSIS GIZI
1. NI 2.1 Asupan tidak adekuat berkaitan dengan kebiasaan makan balita yang
kurang baik ditandai dengan presentase asupan energi 79,3%, karbohidrat
60,6%, presentase dibawah 80%
2. NI 3.1 Berat badan kurang (underweight) berkaitan dengan makanan yang
dikonsumsi tidak sesuai dengan gizi seimbang ditandai dengan BB/U -4,39
( BB sangat Kurang), TB/U yaitu -2,11 (pendek), BB/TB -5,17 (gizi buruk)
dan bb aktual 9,6 kg
378
3. NB 1.1 kurangnya pengetahuan ibu balita tentang gizi seimbang berkaitan
dengan kurangnya informasi ditandai dengan pola makan yang tidak
mengandung gizi seimbang seperti balita jarang makan sesuai dengan
porsinya
4. NB.1.6 Kurang patuh mengikuti rekomendasi gizi berkaitan dengan jumlah
dan jenis makanan yang diberikan ditandai dengan pemberian PMT biskuit
balita yang tidak dikonsumsi
C. INTERVENSI GIZI
a. Tujuan Diet :
1) Untuk memenuhi asupan sesuai dengan kebutuhan balita
2) Untuk mengedukasi keluarga balita agar memberikan makanan yang
sesuai dengan kebutuhan anak untuk tumbuh kejar
3) Memberikan informasi kepada keluarga balita mengenai pentingnya
konusmi PMT
b. Preskripsi Diet :
Diberikan diet Anak Gizi Buruk per-oral 80% yaitu : 1238,4 kkal dengan diet
TKTP, Porsi kecil tapi sering 3 kali makan utama 4 kali selingan. Dapat
diberikan modisco formula WHO
c. Syarat diet tatalaksana Gizi Buruk ( Pemenuhan 80% )
1) Energi yang diberikan 1238,4 kkal
2) Protein 31,83 gram
3) Lemak 34,4 gram
4) Karbohidrat 201,27 gram
5) Serat 15,2 gram
6) Cairan 150-200 ml BB
7) Makanan mudah dicerna
8) Makanan Tinggi Serat
d. Edukasi
1) Memberikan informasi mengenai PMBA (Pemberian Makanan Bayi dan
Anak) yang bervariasi
2) Menjelaskan kepada ibu balita mengenai gizi seimbang dan porsi makan
anak balita sesuai dengan usianya
379
3) Menjelaskan kepada ibu balita pentingnya pemantauan BB dan TB anak
dan mengingatkan ibu balita untuk selalu memantau tumbuh kembang
balita melalui pengukuran BB dan TB
4) Memberikan informasi mengenai pentingnya konsumsi PMT untuk balita
5) Memberikan informasi mengenai bahan makanan dan makanan yang
memiliki tinggi serat untuk melancarkan BB
6) Memberikan motivasi kepada ibu balita agar dapat menerapkan anjuran
diet yang diberikan
7) Membantu orang tua balita dalam memilih jenis bahan makanan atau
makanan yang bervariasi sesuai dengan prinsip Gizi Seimbang dengan
memberikan contoh ataupun saran
380
D. MONITORING DAN EVALUASI
Indikator Monitoring Evaluasi
Asupan makan Memantau asupan makan balita apakah Asupan makan balita sudah mencapai
sudah sesuai dengan kebutuhan 80% dari kebutuhan
Berat badan Memantau berat badan balita dengan Terdapat kenaikan berat badan (0,5 kg/
melakukan penimbangan berat badan minggu) pada balita
balita setiap minggunya
Pengetahuan Memantau dan meninjau Kembali Setelah diberikan edukasi tentang pola
pengetahuan orang tua balita terkait makan gizi seimbang terdapat
edukasi yang telah diberikan peningkatan pengetahuan, sikap dan
perilaku pada orang tua balita.
381
wafer.Namun ajwa lebih senang
nyemil saat nafsu makan turun
g. Pantangan/alergi :
Keduanya tidak memiliki alergi
h. Keluhan yang dialami tentang
anaknya :
Kadang anak susah makan dan
belum BAB sejak 1 hari yang
lalu sehingga
i. Edukasi yang diberikan
memberikan penjelasan
mengenai makanan yang dapat
melancarkan BAB, konsumsi air
putih yang cukup dan melakukan
aktivitas fisik
j. Kegiatan anak dirumah :
Bermain bersama kakaknya,
Ajwa lebih aktif dibandingkan
Royan Royan masih harus
digendong saat keluar rumah
Kamis, 3 September 1. Memberikan edukasi tentang Ibu balita Berterimakasih atas info
2020 gizi seimbang menggunakan yang telah diberikan dan tidak
poster dan sedikit penjelasan mengajukan pertanyaan
2. Menanyakan apakah ada
pertanyaan atau tidak
Jumat, 4 September 1. Menanyakan recall pada hari 1. Recall :
2020 kamis Dijelaskan makanan yang dikonsumsi
2. Menanyakan porsi makan selama satu hari beserta, porsi dengan
3. Menanyakan bagaimana nafsu skala rumah tangga
makannya saat ini Bangun tidur konsumsi susu satu
gelas, sarapan bubur ayam satu
mangkuk, siang makan nasi dengan
382
ikan, tahu dan tempe 1 potong, makan
sore sama seperti makan siang
ditambah buah pepaya. Malam minum
susu coklat 1 gelas dan nyemil wafer
2. Porsi makan
a. Dalam satu hari konsumsi susu
2-3 kali
b. Semua makanan dimakan dan
dihabiskan sendiri
c. Makanan dikonsumsi habis,
namun kadang jika anak tidak
nafsu makan tidak dihabiskan
d. Ibu terkadang mengolah sendiri
dirumah dan kadang membeli
di warung
Sabtu, 5 September Menanyakan Nafsu Makan Ajwa Tidak Ada Jawaban
2020 dan kelancaran BAB Royan
Minggu, 6 September 1. Menanyakan recall pada 1. Recall :
2020 hari Sabtu Dijelaskan makanan yang dikonsumsi
2. Menanyakan porsi makan selama satu hari, Bangun tidur
Ajwa dan Royan konsumsi susu satu gelas, sarapan
3. Memberikan Poster Isi bubur ayam siang makan nasi dengan
Piringku ayam goreng, tahu dan tempe goreng,
sayur bening sawi + wortel, dan
konsumsi buah jeruk dan pisang
makan sore sama seperti makan siang
Senin, 7 September 1. Memberikan edukasi tentang 1. Tidak ada jawaban hanya dibaca
2020 isi piringku untuk anak balita saja, dikarenakan hp digunakan
menggunakan penjelasan oleh kakaknya untuk PJJ
melalui Chat Whatsapp grup
Selasa,8 September 1. Menanyakan mengenai 1. Royan dan ajwa sudah pernah
2020 konsumsi obat cacing dan diberikan obat cacing sebelumnya
383
meminta izin untuk melihat (namun ibu balita lupa diberikan
isi piring balita royan dan rutin atau tidak )
ajwa 2. Royan : memiliki riwayat Flek
2. Menanyakan mengenai (Tb) sejak usia 9 bulan namun
riwayat penyakit yang sudah dinyatakan sembuh
dialami royan dan ajwa Ajwa : Tidak ada
3. Menanyakan mengenai Obat 3. Saat ini usia 4 tahun 6 bulan tidak
yang dikonsumsi royan dan ada obat-obatan yang dikonsumsi
ajwa
4. Royan dan ajwa sudah pernah
4. Menanyakan mengenai PMT,
diberikan oleh pihak puskesmas
apakah dikonsumsi balita
namun ibu balita menceritakan
royan dan ajwa atau tidak
bahwa PMT tidak dikonsumsi
5. Menanyakan merek susu
dan tidak pernah habis
yang dikonsumsi rutin oleh
dikarenakan balita royan dan
royan dan ajwa
ajwa bosan sehingga masih ada.
6. Menanyakan Porsi makan
royan dan ajwa 5. Mengkonsumsi susu dancow rasa
coklat dalam satu hari dua gelas
susu
384
2020 menu makanan sehari beserta bisa membuat bentuk makanan
porsinya yang menarik
2. Meminta izin untuk 2. Memberikan foto makan pagi,
memfotokan isi piring makan makan siang, dan buah
royan dan ajwa 3. Menyukai semua buah tetapi
3. Menanyakan buah kesukaan yang tersedia hanya pepaya
royan dan ajwa
KESIMPULAN
Berdasarkan dari data recall yang diberikan oleh ibu balita Royan dan Ajwa asupan
makan dalam satu hari pada hari kamis, 3 september 2020 asupan yang dikonsumsi
dalam satu hari untuk energi 79,3% (kurang),Protein dan lemak mencapai 80% (cukup),
energi 60% (kurang) namun Makanan yang dilaporkan sudah mengandung gizi seimbang
dan terdapat cemilan dan susu. Ibu balita menceritakan bahwa setiap makan piring yang
disajikan dengan porsi sama dan makan sendiri-sendiri
Namun pada hari kamis 10 september 2020 foto isi piring, makanan balita Royan dan
Ajwa pada jam makan pagi dan makan siang diberikan satu mangkuk bersamaan dengan
porsi yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Recall tanpa bukti foto yang
dilakukan pada hari kamis, 3 september 2020.
Ibu balita sudah paham mengenai makanan yang mengandung gizi seimbang dan
pentingnya konsumsi sayur dan buah untuk anaknya. Namun untuk porsi makan yang
diberikan masih sangat kurang dibandingkan dengan kebutuhannya.
385
Nama : Riska Pratiwi
NPM : P2.31.31.1.17.074
Usia 22 bulan dari awal MPASI sampe usia 17 bulan nafsu makan kurang,
dibuatkan oleh ibunya MPASI instan tetep GTM. Diberikan buah tidak mau,
dan dalam bentuk jus pun tetap tidak mau. Hanya diberikan ASI. Terkadang
ngemil biskuit regal. Semenjak ibunya sakit tipes 1 bln BB anak turun drastis
dari 10 kg menjadi 7 kg. Hanya ASI tidak mau makan. Namun, sekarang BB
sudah naik menjadi 8 kg. PB saat ini 81 cm. Saat ini sudah mau ngemil dan
makan walaupun hanya sedikit. Mendapatkan PMT dari puskesmas namun
jarang dikonsumsi karena balita tidak mau sehingga dikonsumsi oleh ibunya.
Data personal:
- Nama : Khoirina
- Umur : 22 Bulan
- Jenis Kelamin : Perempuan
PB 81 cm
BB 8 kg
Aktual
BBI 2n + 8 = 2 (1,10) + 8 = 10,2 kg
Antropometri
BB/U -2,3 (Underweight)
A. Assesment PB/U 1,16 ( Normal)
BB/ PB -2,55 (Gizi kurang)
Data
Tidak ada
Biokimia
386
Ibu balita sebelumnya menderita penyakit
Riwayat
tifus selama sebulan. Namun, balita tidak
Penyakit
memiliki riwayat penyakit apapun
Dietary History
Pagi : nasi 1 centong, telor ceplok, mie kriuk
Siang : biskuit regal 3 keping, ASI
Sore : nasi 1 centong, sayur sop (kuah + wortel), tempe ½ potong
Malam : Jajanan (Momogi)
Porsi Energi Protein Lemak Karbohidrat
(kkal) (gram) (gram) (gram)
KH 2 350 8 80
Protein Hewani 1 75 7 5
Protein Nabati ½ 37,5 2,5 1,5
Sayur ½ 12,5 0,5 2,5
ASI 1x @ 25 15,5 0,375 0,8 1,75
ml
Minyak 1½ 75 7,5
TOTAL 565,5 18,375 13,3 85,75
Protein :
: = 25,5 gram
Lemak :
: = 28,33 gram
Karbohidrat :
: = 165,75 gram
387
Analisa Kuantitatif
Analisa Kualitatif
B. Diagnosis Gizi
a. NI. 2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan nafsu makan yang
kurang ditandai dengan pemenuhan asupan <80% seperti asupan
energi (55,39%), protein (72,05%), lemak (46,94%), karbohidrat
(51,73%)
b. NC.3.1 BB urang/ underweight berkaitan dengan pola makan yang
tidak bergizi seimbang ditandai dengan z-score BB/ U yaitu -2,3
(Underweight), BB/TB yaitu -2,55 (Gizi kurang)
c. NB. 1.1 Kurangnya pengetahuan orang tua tentang gizi seimbang pada
balita berkaitan dengan kurangnya informasi ditandai dengan pola
makan yang tidak bergizi seimbang
d. NB. 1.6 Kurang patuh mengikuti rekomendasi gizi yang diberikan
berkaitan dengan kurangnya pengetahuan ibu ditandai dengan biskuit
PMT balita yang diberikan oleh puskesmas jarang dikonsumsi
melainkan dihabiskan oleh ibunya
e. NB. 1.7 Pemilihan makanan untuk balita umur 22 bulan yang tidak
tepat berkaitan dengan pengetahuan ibu yang kurang ditandai dengan
pemberian jajanan yang memiliki rasa cenderung asin seperti mie
kriuk dan momogi
388
C. Intervensi Gizi
Tujuan
a. Meningkatkan asupan oral sesuai kebutuhan
b. Menaikkan berat badan balita mencapai berat badan normal secara
bertahap (500 gr/ minggu) dan meningkatkan status gizi balita.
c. Meningkatkan pengetahuan orang tua balita dengan cara memberikan
edukasi terkait pola makan balita yang sesuai dengan gizi seimbang
(cara membentuk pola makan anak menjadi pola makan sehat dan
bergizi seimbang), (solusi mengatasi GTM pada anak), memberikan
edukasi mengenai pemantauan BB pada anak, memberikan edukasi
mengenai makanan tinggi energi dan protein untuk meningkatkan berat
badan anak, pentingnya konsumsi biskuit PMT balita pada anak balita
dengan BB kurang, PHBS.
Syarat Makan
Syarat diet (80% dari kebutuhan)
a. Energi : 816 kkal
b. Protein : 20,4 gram
c. Lemak : 22,66 gram
d. Karbohidrat : 132,6 gram
Preskripsi Diet
• Bentuk makanan : Biasa
• Jenis diet : TKTP dengan prinsip pemberian secara PKTS (Porsi Kecil
Tetapi Sering)
• Frekuensi makanan : 3x makanan utama dan 3x selingan + ASI
• Meminimalisir makanan yang merangsang (terlalu pedas/terlalu
asin/terlalu manis/terlalu gurih)
• Mudah dicerna
389
Edukasi
1. Memberikan edukasi kepada orang tua mengenai GTM pada anak dan
solusinya
3. Menjelaskan kepada orang tua balita terkait jenis diet TKTP meliputi
pengertian, tujuan, prinsip diet
4. Membantu orang tua balita dalam memilih jenis bahan makanan atau
makanan yang bervariasi sesuai dengan prinsip TKTP dengan
memberikan contoh ataupun saran menu dan resep pembuatan
makanan
5. Menjelaskan kepada orang tua tentang porsi pemberian asupan
makanan balita secara PKTS (porsi kecil tetapi sering) namun tetap
bergizi seimbang dan tetap sesuai dengan prinsip diet TKTP
Berat badan Memantau berat badan Terdapat kenaikan berat badan (500
balita dengan gram/ minggu) pada balita
melakukan
penimbangan berat
badan balita setiap
minggunya
390
Pengetahuan Memantau dan Setelah diberikan edukasi tentang
meninjau Kembali pola gizi seimbang, isi piringku dan
pengetahuan orang tua diet TKTP untuk anak balita,
balita terkait edukasi pentingnya konsumsi biskuit PMT
yang telah diberikan serta PHBS terdapat peningkatan
pengetahuan, sikap dan perilaku
pada orang tua balita.
Sumber: https://youtu.be/WvHqnh4c3qg
391
Sumber: Mahasiswi PKL
Sumber: http://promkes.kemkes.go.id/category/flyer/10
392
LAPORAN INTERVENSI KHUSUS BALITA KHOIRINA SELAMA SATU
MINGGU
393
Hari Waktu KEGIATAN INFORMASI YANG
ke DIDAPATKAN
2 Kamis, 3 • Menanyakan • “Dek Khoirina sarapan
September perkembangan menggunakan telur
2020 terkait pola makan mintanya itu di kasih
balita hari ini. sayuran belum mau”
Bagaimana menu
• Ibu balita mengucapkan
sarapan di pagi hari,
terimakasih saat diberikan
apakah dihabiskan
tips agar anak mau
atau tidak
konsumsi sayur dan buah
• Memberikan poster
• Recall 24 jam =
tips agar anak mau
konsumsi buah dan Pagi : nasi 1 centong, telor
sayur ceplok, mie kriuk
Siang : biskuit regal 3
• Melakukan recall 24
keping, ASI
jam
Sore : nasi 1 centong, sayur
• Menanyakan sop (kuah + wortel), tempe ½
cemilan jajanan potong
yang biasanya Malam : Jajanan (Momogi)
diberikan
• Contoh cemilan jajanan
• Memberikan
yang biasa diberikan:
edukasi terkait
terkadang dibuatkan jajan
meminimalisir
sendiri pake kentang ayam
pemberian cemilan
keju tepung maezena
jajanan yang
pengganti nasi namun
cenderung
hanya dimakan sedikit.
merangsang (terlalu
Sehingga lebih sering
manis/ terlalu asin)
diberikan mie kriuk
ataupun momogi.
• Ibu balita mengucapkan
terimakasih atas info yang
diberikan dan informasi
sangat bermanfaat.
394
Hari Waktu KEGIATAN INFORMASI YANG
ke DIDAPATKAN
395
Hari Waktu KEGIATAN INFORMASI YANG
ke DIDAPATKAN
• Memberikan edukasi
kepada ibu balita
untuk tetap terus
memantau BB anak
secara berkala
396
Nama : Sakha Ukta Betania
NPM : P2.31.31.1.17.034
ASSESMENT
a. Riwayat Klien
- Ibu E, lahir pada 9 September 1985.
- Umur 35 tahun.
- Sedang hamil 35 minggu (trimester 3).
- Tinggal bersama suami dan dua orang anaknya.
- Berperan sebagai ibu rumah tangga.
- Suaminya bekerja sebagai satpam.
- Berasal dari Jawa.
b. Riwayat Penyakit :-
c. Riwayat Obat :-
d. Antropometri
- TB actual : 159 cm
- BB sebelum hamil : 42 kg
- BB actual : 51 kg
- BBI : (159 - 100) – 10% (159 – 100)
: 53.1 kg
- IMT : 16, 61 (Gizi Kurang)
e. Biokimia :-
f. Klinis
- Pada usia kehamilan 25 minggu bagian bawah perut terasa
sedikit sakit ketika ingin duduk.
g. Dietory History
- Analisa Kualitatif
Recall 24 jam:
Selingan : energen (1 gelas/bungkus) , biskuit hamil
(2 keping)
397
Sarapan : nasi (2 centong), tumis wartel kembang
kol dan buncis (3sdm), tempe orek (2sdm)
Selingan : jagung rebus ( ½ buah) , pisang rebus (2
buah)
Siang : nasi (1 ½ centong), sayur bayam (3 sendok
sayur), ikan lele goreng (1 ekor), tempe goreng (2 buah)
Selingan : susu SGM (1 gls/ 2sdm susu)
Malam : nasi (2 centong), telor ceplok (1 buah),
tahu semur (2 buah)
Selingan : wafer bengbeng (2 bungkus)
- Analisa Kuantitatif
BM URT Energi Protein Lemak Karbohidrat
(kkal) (g) (g) (g)
Gol. I 5P 875 20 - 200
Gol. II 2P 125 14 7 -
Gol. III 2½ P 187.5 12.5 7.5 17.5
Gol. IV 3P 75 3 - 15
Gol. V 5P 125 5 - 25
Gol. VI 1P 150 7 6 -
Gol. VII 7P 350 - 63 -
Jumlah 1887.5 61.5 83.5 257.5
398
- Protein : 15% dari Energi total
: 15% x 2440 = 91.5 gram
4
- Lemak : 25% dari Energi total
: 25% x 2440 = 67.78 gram
9
- Karbohidrat : 60% dari Energi total
: 60% x 2440 = 366 gr
4
i. Kecukupan energi dan zat gizi makro
- % Energi : 1887.5 x 100% =
77.35%
2440
- % Protein : 61.5 x 100% = 67.21%
91.5
- % Lemak : 83.5 x 100% = 123%
67.78
- % Karbohidrat : 257.5 x 100% = 70.35%
366
DIAGNOSA GIZI
a. Domain asupan
- NI 2.1 Asupan tidak adekuat berkaitan dengan jumlah porsi
makan yang kurangditandai asupan energi, protein dan
karbohidrat kurang yaitu hanya 77.35% , 67.21% dan 70.35%
dari kebutuhan.
b. Domain klinis
- NC 2.1 Berat badan kurang/KEK berkaitan dengan asupan
makan tidak adekuat ditandai dengan IMT hanya sebesar 16,61
c. Domain Perilaku
- NB 1.1 Kurangnya pengetahuan ibu mengenai pola makan gizi
seimbang berkaitan dengan kurangnya terpapar infomasi
ditandai dengan pola makan yang kurang bervariasi.
399
INTERVENSI GIZI
a. Tujuan:
- Meningkatkan asupan energi dan zat gizi makro sesuai
kebutuhan.
- Meningkatkan berat badan hingga mendekati/mencapai berat
badan normal.
- Meningkatkan pengetahuan ibu mengenai pola makan gizi
seimbang.
b. Preskripsi diet
- Jenis diet : TKTP
- Bentuk Makanan : Biasa
- Diberikan secara : PKTS
- Frekuensi : 3x makanan utama, 4x selingan.
- Cara pemberian : oral
c. Syarat diet
- Energi tinggi yaitu 2440 kkal.
- Protein tinggi diberikan sebesar 15% dari total energi, yaitu
91.5 gr.
- Lemak cukup diberikan sebesar 25% dari total energiyaitu
67.78 gr.
- Karbohidrat cukup diberikan 60% dari total energi yaitu 366 gr.
d. Rencana Edukasi
- Memberikan edukasi kepada ibu mengenai pentingnya pola
makan gizi seimbang.
- Memberikan edukasi kepada ibu mengenai prinsip diet TKTP.
- Memberikan edukasi kepada ibu mengenai pemilihan bahan
makanan yang bervariasi dan sesuai dengan prinsip diet TKTP.
- Memberikan edukasi kepada ibu mengenai sumber makanan
yang kaya zat besi dan asam folat.
- Memberikan edukasi kepada ibu mengenai besarkenaikan berat
badan yang normal saat kehamilan.
400
e. Rencana Media
401
MONITORING DAN EVALUASI
Indikator Monitoring Evaluasi
Asupan makan Memantau kembali hasil Asupan energi dan zat gizi
tingkat kecukupan asupan makro ibu terpenuhi.
enegi dan zat gizi makro
balita.
Berat badan Memantau berat badan ibu Berat badan ibu mendekati
secara berkala setiap atau mencapai normal.
seminggu sekali.
402
- Pekerjaan ibu 5. Riwayat Obat :-
- Pekerjaan suami 6. Antropometri
- Asal - TB actual : 159 cm
2. Riwayat penyakit - BB sebelum hamil : 42 kg
3. Riwayat obat - BB actual : 51 kg
4. Riwayat antropometri 7. Biokimia : -
- TB sekarang 8. Klinis
- BB sebelum hamil Pada usia kehamilan 25 minggu bagian
- BB sekarang bawah perut terasa sedikit sakit ketika
5. Data biokimia ingin duduk.
6. Keluhan klinis selama 9. Pantangan/alergi : -
kehamilan
7. Pantangan/alergi
403
(1 buah), tahu semur (2 buah)
- Selingan : wafer bengbeng (2
bungkus)
2. Apel, pepaya dan pisang
3. Ganti-ganti setiap hari agar tidak bosan.
4 Sabtu, Menanyakan apakah ibu ada Tidak Ada Jawaban, hanya dibaca.
5 September 2020 waktu untuk diberikan edukasi
404
7 Selasa, 4. Menanyakan pada ibu Tidak Ada Jawaban, hanya dibaca.
8 September apakah ada yang ingin
2020 ditanyakan mengenai
materi kemarin.
5. Memberikan contoh menu
yang baik dengan siklus
menu.
405
Nama : Siti Ainia Prihatini
NPM : P2.31.31.1.17.079
A. ASSESMENT
DATA PERSONAL
Nama : A.
Tanggal lahir : 22 Januari 2018
Usia : 2 Tahun 7 Bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Role in Family : Anak ke-3 dari 3 bersaudara
ANTROPOMETRI
Riwayat Pengukuran terakhir
Berat Badan : 9,8 kg
Tinggi Badan : 86.7
BBI : 2n + 8 = 2(2.7)+8= 13.4 kg
Nilai Z-Score
BB/U : -2.32 (Berat Badan Kurang/ Underweight)
TB/U : -1.40 (Normal)
BB/TB : -2.19 (Gizi kurang)
IMT/U : -2.15 (Gizi Kurang (Wasted)
406
- Data Klinis : Tidak Ada
- Data Biokimia : Tidak Ada
- Data Fisik : Tidak Ada
- Riwayat Penyakit Balita dan : Tidak Ada
Riwayat Penyakit Keluarga
- Nafsu makan : Baik
Dietary History Jam 9 : Makan roti dengan
susu coklat botol kecil
Jam 11: Nasi 1 centong, ayam
goreng bagian dada dan paha,
tempe goreng 1 potong,
pisang 1 buah kecil
Jam 6 Sore : Nasi 1 centong,
telor cepolok
Jam 7 Malam : Roti dan susu
coklat kotak kecil
Perhitungan Asupan
Waktu Berat Energi Protein Lemak KH
Jam sembilan Roti 36 160 2.5 5 20
Susu coklat 125 100 4 2.5 15
407
a. Perhitungan Kebutuhan Energi dan zat gizi makro
Kebutuhan Energi : BBI × RDA (sesuasi usia tinggi)
: 13.4 × 100 = 1340 kkal
Kebutuhan Protein :
Kebutuhan Lemak :
Kebutuhan KH :
b. Analisa Kuantitatif
Energi Protein Lemak Karbohidrat
(kkal) (gr) (gr) (gr)
Asupan
1102.5 41.3 40.5 123.9
makan
Kebutuhan 1340 50.25 44.6 184.25
Pencapaian 82.2% 82.1% 90.8% 67.24%
Keterangan Cukup Cukup Cukup Kurang
c. Analisa Kualitatif
Pada makan sehari belum bergizi seimbang karena tidak ada sayur
B. DIAGNOSA GIZI
- Domain Asupan
NI. 5.8.1 Asupan Karbohidrat tidak adekuat berkaitan dengan
kebiasaan makan balita hanya 2 kali makan utama ditandai dengan
pemenuhan asupan karbohidrat < 80% dari kebutuhann (Karbohidrat
67.24%)
- Domain Klinis
NC. 3.1 BB Kurang/ Underweight berkaitan dengan pola makan yang
tidak seimbang ditandi dengan z-score BB/TB -2.19, BB/U -2.32, dan
BBA 9.8 kg
- Domain Perilaku & Lingkungan
408
NB. 1.1Kurangnya pengetahuan orangtua tentang Gizi seimbang
berkaitan dengan kurangnya informasi ditandai dengan pola makan
yang tidak bergizi seimbang seperti tidak ditemukannya sayur pada
makan sehari dengan keterangan sengaja tidak diberikan sayur agar
balita tidak bosan
C. INTERVENSI GIZI
a. Tujuan
1. Meningkatkan Asupan oral sesuai kebutuhan
2. Menaikkan berat badan balita mencapai berat badan normal secara
bertahap (500 gr/ minggu)
3. Meningkatkan pengetahuan orangtua balita dengan cara
memberikan edukasi terkait pola makan yang sesuai dengan gizi
seimbang
c. Edukasi :
1. Memberikan edukasi kepada orangtua tentang gizi seimbang
2. Memberikan edukasi kepada orangtua tentang diet TKTP meliputi
pengertian, tujuan, dan syarat diet
409
3. Menjelaskan kepada orangtua tentang pengaturan agar teratur
dengan 3 kali makan utama dan 3 kali selingan sesuai dengan gizi
seimbang dan diet TKTP
4. Membantu orangtua balita dalam memilih jenis bahan makanan
yang bervariasi sesuai dengan TKTP dan gizi seimbang, serta
memberikan saran menu
5. Menginformasikan orangtua balita tentang entingnya pemantauan
tumbuh kembang balita seperti memantau BB dan TB, serta
mengingatkan untuk memantaunya
MEDIA EDUKASI
Su
mber: Kemenkes RI, 2011
Sumber : makanbener_id
410
Indikator MONITORING EVALUASI
Asupan 1. Memantau Asupan 1. Peningkatan asupan
Makan makan balita terutama makanbalita
karbohidrat hingga terutama
mencapai 80% dari karbohidrat
kebutuhan mencapai 80%
Berat Badan 2. Memantau pekembangan 2. Adanya kenaikan
berat badan balita berat badan secara
dengan melakukan bertahap yaitu BB
penimbangan secara 0,5 kg/ minggu dan
berkala / seminggu sekali mencapai BBI
untuk melihat
pertambahan BB
Pengetahuan 3. Memonitor pengetahuan 3. Orang tua/ keluarga
dan perilaku orang tua/ keluarga balita balita dapat
mengenai edukasi yang menjelaskan
diberikan kembali tentang gizi
seimbang dan
pemilihan makanan
yang tepat untuk
balita, serta prinsip
diet tktp
411
Saran Menu Sehari untuk Balita A
Bahan Energi Protein Lemak KH
Waktu Nama Masakan URT Berat
Makanan (kkal) (gram) (gram) (gram)
Roti bakar Roti 2 Lmbr 48 gr 120 2.7 0 27.4
Jm 9 Telur 1 Btr 55 gr 75 7 5 0
Pagi Mentega 2 sdt 5 gr 50 0 5 0
Buah potong Pepaya 1 ptg bsr 100 gr 50 0 0 12
Selingan Bola-Bola Tempe 1 ptg sdg 25 gr 37.5 2.5 1.5 3.5
Wortel 1 ptg sdg 30 gr 7.5 0.3 0 1.5
Telur 10 gr 13.5 1.25 0.9 0
Minyak 5 gr 50 0 5 0
Susu Susu Formula 189ml 35 gr (3sdm) 160 5 6 21
1
Nasi Nasi centong 60 gr 105 2.4 0 24
Pepes Ikan Ikan Mas 1 potong 40 gr 50 7 5 0
Jm 1 Tempe Semur Tempe 1 [tg sdg 50 gr 75 5 3 7
Siang Bening Bayam Bayam 5 sdm 30 gr 7.5 0.3 0 1.5
Jagung Manis 2 sdm 20 gr 30.8 0.76 0.7 5.68
Buah Jeruk 1 Buah 110 gr 50 0 0 12
Bubur Kacang
Hijau Kacang Hijau 3 sdm 30 gr 112.5 7.5 4.5 10.5
Selingan Santan 20 gr 25 0 2.5 0
Gula merah 15 gr 55.2 0 0 13.8
Gula putih 1/2 sdm 5 gr 19 0 0 4.6
412
Nasi Nasi 1 ctg B 60 gr 105 2.4 0 24
1 ptg
Opor Ayam Ayam ayam 40 gr 50 5 3 7
Santan 5 gr 6.25 0 0.625 0
Malam 1 ptg
Sayur Oyong tahu Tahu besar 55 gr 37.5 2.5 0 3.5
Oyong 2-3 sdm 50 gr 12.5 0.5 0 2.5
Buah Pisang 2-3 Kecil 50 gr 50 0 0 12
17.5 gr
Selingan Susu Susu Formula 94.5ml (1.5sdm) 80 2.5 3 10.5
TOTAL SEHARI 1434.75 54.61 45.725 203.98
PEMENUHAN KEBUTUHAN 107% 108% 102% 110%
413
Laporan Intervensi Khusus Selama Satu Minggu
Hari
Waktu Kegiatan Informasi yang Didapat
ke
1. Senin, 31 Perkenalan oleh Data Personal
Agustus 2020 mahasiswi Nama : Anjani
Menanyakan data Usia :2 Tahun 7 bulan
personal (Nama, Usia, BB (lupa)
TB ( lupa)
BB, dan TB)
Balita tidak sedang
Menjawab pertanyaan
sakit dan tidak ada
Ibu balita terkait BB
riwayat penyakit
balita yang tak kunjung
Hasil recall 24 jam
naik lalu menayakan
apakah sedang sakit
atau ada riwayat
penyakit
Melakukan recall 24
jam
2. Selasa, 1 Menanyakan aktifitas Balita aktif bermain
September 2020 Balita sehari-hari bersama kakaknya,
Menanyakan apakah lari-larian dirumah.
ada yang ingin Waktu tidur balita
ditanyakan sangat malam yaitu
Menjawab pertanyaan sekitar jam 10
ibu balita Ibu balita
Memberi leaflet menanyakan saran
makanan anak balita vitamin untuk
menaikan berat badan
balita
3. Rabu, 2 Menjelaskan Asupan Ibu balita menerima
September 2020 informasi dan saran
makan balita sudah
yang diberikan. Serta
cukup dan bagus ,
ingin mencoba
hanya saja menerapkan waktu
karbohidratnya belum makan yang diberikan
memenuhi kebutuhan
Menyarankan waktu
makannya harus teratur
3 kali makan utama dan
3 kali selingan, dan
414
memberikan saran jam
makan
4. Kamis, 3 Menayakan apakah ada Balita masih susah
September 2020 kendala dengan waktu untuk bangun pagi
makan yang diberikan Ibu balita menerima
Menyemangati ibu informasi dan saran
balita untuk merubah yang diberikan. Serta
jam tidur balita menayakan beberapa
Memberikan materi gizi hal seperti
seimbang, dan gambar (bagaimana jika pagi
isi piringku balita 2-5 sarapan dengan nasi
tahun) dan telor dadar saja
Lalu menginformasikan dengan alasan tidak
pentingnya sempat menyiapkan)
mengkonsumsi sayur Respon saya :
pada setiap makan, serta menyarankan untuk
menyarankan selingan membuat
pengolahan dan bola-bola tempe isi
penyajian sayur agar sayuran serta biah
balita tidak bosan. potong. Karena untuk
melengkapi
kebutuhan protein
hewani, sayur, dan
buah yang belum
tercukupi pada waktu
sarapan.
5. Jum’at, 4 Menanyakan apakah Terdapat kendala,
September 2020 ada kendala dengan karena balita belum
waktu dan pemberian bangun pagi sehingga
makan 3 kali makan melewatkan sarapan,
utama dan 3 kali lalu solusi dari ibu
selingan? berinisiatif
Menayakan apakah menambah waktu
makanannya dihabiskan makan balita
dan menayakan kendala Tidak ada kendala
lain lain. Makan balita
pun dihabiskan
6. Sabtu, 5 Menginformasikan Belum ada yang ingin
September 2020 kepada ibu balita, selain ditanyakan, dan ibu
menerapkan gizi balita akan
seimbang perlu juga mempelajari dahulu
415
menerapkan diet TKTP isi leaflet diet TKTP
untuk balita supaya
berat badannnya naik
Memberikan leaflet diet
TKTP
7. Minggu, 6 Menanyakan ibu balita Tidak ada respon
September 2020 apakah ada yang ingin
ditanyakan tentang diet
TKTP
8. Senin, 7 Izin menjelaskan materi Ibu balita menerima
September 2020 diet TKTP yang ada di informasinya dan
leaflet (Tujuan, syarat, tidak ada pertanyaan
dan cara mengatur diet)
9. Kamis, 10 Memberikan saran Ibu balita menerima
September 2020 menu pagi dan selingan saran dan ingin
yang bergizi seimbang mencobanya
dengan prinsip TKTP
kepada ibu balita
Memberikan resep
membuat selingan Bola
tempe sayuran
10. Jum’at, 11 Memberikan saran Ibu balita menerima
September 2020 menu siang selingan dan ingin
yang bergizi seimbang mencobanya
dengan prinsip TKTP
kepada ibu balita
Memberikan resep
membuat selingan
Jasuke, dan bubur
kacang hijau.
11. Sabtu, 12 Memberikan saran Ibu balita menerima
September 2020 menu malamyang dan ingin
bergizi seimbang mencobanya
dengan prinsip TKTP
kepada ibu balita
12. Minggu, 13 Menginformasikan Ibu balita dan
September 2020 kepada ibu balita selain tetangga tidak ada
menerapkan gizi yang mempunyai
seimbang dan prinsip timbangan. Maka,
diet TKTP perlu juga disarankan membawa
memantau berat badan balitanya ke
416
balita secara teratur puskesmas keliling
terdekat
417
Nama : Yasmin Zahra AlZammy
NPM : P2.31.31.1.17.043
Assessment
e. Riwayat Personal
Nama : Balita Aidan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 2 tahun 3 bulan
f. Antropometri
BB Lahir : 2.5 kg
PB Lahir :-
BB Aktual : 11 kg
PB Aktual : - (belum pernah diukur)
BBI : 12.6 kg
g. Biokimia :-
h. Klinis : nafsu makan tidak baik
Dietary History
Bangun tidur : minum susu 3 sdm
Jam 09.00 : telur ayam ¼ porsi + kecap
Siang : tidak makan, karena tidur
Jam 16.00 : sari jeruk ½ gelas + buah semangka 1 potong
kecil
Malam : nasi ½ centong + tumis kacang pangang tempe
1 sdm
418
c. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
Kebutuhan energy
BBI x Kebutuhan Energi berdasarkan AKG sesuai usia
tinggi (1 – 3 tahun)
12.6 x 86.5 kkal = 1.089 kkal
Kebutuhan protein
BBI x Kebutuhan Protein berdasarkan AKG sesuai usia
tinggi (1 – 3 tahun)
12.6 x 2.6 gr = 32.76 gr
% Protein = 32.76 x 4 x 100 / 1.089 = 12 %
Kebutuhan lemak
30 – 35 % dari energi total
30% x 1.089 kkal = 326.7/9 = 36.3 gr
Kebutuhan karbohidrat
(100% - 12% - 30%) = 58%
58% x 1.089 / 4 = 158 gr
419
Diagnose Gizi
Domain Asupan
Asupan zat gizi yang kurang berkaitan dengan asupan makan yang
kurang. Balita Aidan hanya diberikan susu 3 sdm, telur ¼ porsi
dengan kecap, sari jeruk ½ gelas, buah semangka 1 potong kecil,
dan nasi ½ centong dengan tumis kacang panjang tempe 1 sdm. Dan
Asupan makan yang kurang ditandai dengan nafsu makan yang
kurang
Domain Perilaku
Pengetahuan ibu yang kurang berkaitan dengan kurangnya
pemahaman ibu tentang gizi seimbang ditandai oleh pola makan
balita aidan yang tidak sesuai (dalam sehari nasi yanga ½ centong,
minum susu hanya 3 sdm, telur hanya ¼ porsi dan kurangnya supan
sayur buah dan lauk nabati)
Intervensi
a. Prinsip Diet : TKTP
b. Bentuk Makanan : Biasa
c. Cara Pemberian : PKTS
d. Tujuan Intervensi :
Membantu menaikan nafsu makan balita
Meningkatkan asupan makan balita yang sesuai dengan
kebutuhan zat gizi
e. Syarat Diet :
Kebutuhan Energi : 1089 kkal
Kebutuhan Protein : 32.76 gr
Kebutuhan Lemak : 36.3 gr
Kebutuhan Karbohidrat : 158 gr
Edukasi
Memberikan edukasi kepada ibu balita mengenai pentingnya
memberikan asupan yang cukup dan menjaga kesehatan untuk
anak agar membantu proses pertumbuhan dan
perkembangannya
Memberikan motivasi kepada ibu balita agar tetap semangat
dan bersabar untuk membantu anak agar mau makan
Memberikan edukasi kepada ibu balita mengenai jajanan sehat
Memberikan edukasi kepada ibu balita mengenai diet TKTP
(tinggi kalori tinggi protein)
420
Membantu ibu balita untuk memilih jenis bahan makanan yang
sesuai dengan diet TKTP dengan memberikan contoh menu
yang sesuai dengan kebutuhan zat gizi balita
Memberikan edukasi mengenai cara pengukuran tinggi badan
balita dirumah
Mengingatkan orangtua untuk selalu memantau pertumbuhan
dan perkembangan balita melalui BB dan TB balita
Media Edukasi
421
Contoh Menu Sehari Untuk Balita Aidan
422
mengenai pentingnya
memberikan asupan
yang cukup untuk
balita
4. Memberikan solusi
kepada ibu balita
mengenai menu yang
pas untuk balita
5. Menanyakan apakah
ibu balita sudah
mengetahui alasan
dari tidak adanya
nafsu makan pada
balita
5 03 September 1. Menanyakan
2020 makanan yang
dikonsumsi balita
diluar makanan
dirumah (jajanan
diluar)
423
2. Memberikan edukasi
sedikit mengenai
jajanan sehat
3. Memberikan anjuran
syarat diet TKTP
dengan pemberian
sering namun porsi
kecil
4. Memberikan edukasi
mengenai diet TKTP
5. Memberikan contoh
menu dalam 1 hari
yang sesuai dengan
anjuran diet
424
makan balita aidan nafsu makannya dan
apakah sudah ada mau memnghabiskan
peningkatan atau makanan yang
belum diberikan oleh ibunya
2. Memberikan
motivasi kepada ibu
balita agar tetap
semangat dan
bersabar dalam
mengurus balita agar
balita tetap mau
makan
3. Memberikan edukasi
tentang pengukuran
TB dirumah dan
diberikan video cara
pengukuran
425
Lampiran 6. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Setiabudi
Kepala
Puskesmas
Kecamatan
Penanggung
Setiabudi
JawabMutu Ketua
Tim Audit
Satuan
Internal
Pejabar Pengawas
Pengendali Internal
Dokumen
Sekretaris ADMEN UKM UKP
426
Lampiran 7. Dokumentasi Kegiatan PKL
DOKUMENTASI KEGIATAN
427
Lampiran 8. Media Edukasi
MEDIA EDUKASI
1. Poster
428
2. Sticker whatsApp dan video
429
Lampiran 9. Soal pretest dan post-test Ibu Kader
430
Lampiran 10. Soal pretest dan post-test Ibu Posyandu
431
Lampiran 11. Soal pretest dan post-test Remaja Putri
432
Lampiran 12. Dokumentasi pelaksanaan penyuluhan
PELAKSANAAN PENYULUHAN
433
Lampiran 13. Dokumentasi mahasiswa
DOKUMENTASI MAHASISWA
434