Disusun oleh :
0
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Disusun oleh :
1
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NIM : G42171268
Tim penilai
Penguji I ( Pembimbing PKL ) Penguji II / Pembimbing Lapang
Mengetahui
Ketua Jurusan Kesehatan
2
HALAMAN PRAKATA
Saya panjatkan puji syukur kami ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan hidayahnya dan memberi saya kesempatan dalam
menyelesaikan laporan PKL (Praktek Kerja Lapangan) yang saya buat ini.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah PKL
(Praktek Kerja Lapangan) di Program Studi Gizi Klinik Jurusan Kesehatan
Politeknik Negeri Jember. Tujuan dibuatnya laporan magang ini yaitu untuk
melaporkan sebagai dokumentasi dan juga bentuk evaluasi kegiatan praktek kerja
lapangan.
Dalam penyusunan laporan magang ini, tentu tak lepas dari pengarahan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Maka penulis ucapkan rasa hormat dan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Pihak-pihak yang terkait itu
diantaranya sebagai berikut :
1. Ibu Dahlia Indah Amareta, S.KM, M.Gizi selaku dosen pembimbing
Praktek Kerja Lapangan yang dengan tulus memberi pengarahan pada
penulis selama penulis laporan kegiatan ini.
2. Bapak Richo Hendriyanto, S.ST selaku pembimbing lapangan selama
kegiatan penelitian ini berlangsung.
3. Ibu-Ibu Desa Tukum Kabupaten Lumajang yang telah bersedia dan
memberikan informasi untuk mendukung data dari penulis.
4. Orang Tua dan teman-teman penulis terima kasih banyak atas dukungannya.
Karena kebaikan semua pihak yang telah penulis sebutkan tadi maka penulis
bisa menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan ini dengan sebaik-baiknya.
Penulis menyadari atas ketidaksempurnaan penyusunan laporan kegiatan Praktek
Kerja Lapangan ini, namun penulis tetap berharap laporan ini akan memberikan
manfaat bagi para pembaca. Demi kemajuan penulis, penulis juga mengharapkan
adanya masukan berupa kritik atau saran yang berguna. Terima kasih.
3
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................ii
HALAMAN PRAKATA.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................9
A. Latar Belakang....................................................................................................9
B. Perumusan Masalah.............................................................................................9
C. Tujuan................................................................................................................10
1. Tujuan Umum...................................................................................................10
2. Tujuan Khusus...................................................................................................10
D. Manfaat..............................................................................................................11
1. Bagi Lahan PKL................................................................................................11
2. Bagi Program Studi Gizi Klinik........................................................................11
3. Bagi Mahasiswa................................................................................................11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................13
A. Tempat dan Waktu............................................................................................26
B. Jenis dan Metode...............................................................................................26
C. Populasi dan Sampel.........................................................................................26
D. Instrumen...........................................................................................................26
E. Pengumpulan Data............................................................................................26
F. Pengolahan Data................................................................................................27
G. Analisis Data.....................................................................................................27
H. Jadwal Kegiatan................................................................................................28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................31
A. Analisis Situasi (Gambaran Umum Lokasi)......................................................31
B. Penentuan Prioritas Masalah.............................................................................31
C. Penentuan Penyebab Masalah...........................................................................32
D. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah........................................................35
4
1. Intervensi...........................................................................................................38
2. Hasil Intervensi.................................................................................................40
F. Rencana Monitoring dan Evaluasi (beserta tabel Plan of Action)....................56
BAB V SIMPULAN DAN SARAN...........................................................................58
A. Simpulan............................................................................................................58
B. Saran..................................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................60
LAMPIRAN...............................................................................................................61
5
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Hasil intervensi....................................................................................40
Gambar 2. Puding Kelor.............................................................................................55
7
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Keuesioner..............................................................................................61
Lampiran 2. Rekapitulasi Data...................................................................................61
Lampiran 3. Satuan Acara Penyuluhan......................................................................82
Lampiran 4. Hasil Responden...............................................................................75
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan...........................................................................85
8
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zat Gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta
mengatur proses-proses kehidupan. Secara klasik, gizi hanya dihubungkan dengan
kesehatan tubuh, tetapi sekarang kata gizi mempunyai pengertian lebih luas
disamping untuk kesehatan, gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang,
karena gizi berkaitan dengan perkembanan otak, kemampuan belajar, dan
produktivitas kerja. Oleh karena itu, faktor gizi di samping faktor-faktor lain
dianggap penting untuk pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas
(Almatsier, 2009).
Syafrizar dan Welis (2008) mengemukakan bahwa jenis zat gizi yang
terkandung dalam makanan kita antara lain karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral dan air. Karbohidrat merupakan jenis zat gizi yang memegang peranan
penting dalam kehidupan karena merupakan sumber energi utama, selain
karbohidratm lemak juga penghasil energi yang memberikan kontribusi terhadap
tubuh. Sebagai zat yang membangun sel-sel tubuh, protein merupakan zay gizi
penting lain yang harus terdapat dalam konsumsi makanan sehari-hari, di samping
vitamin dan mineral yang berperan dalam zat pengatur metabolisme. Air
merupakan bagian utama tubuh yaitu 55,60 persen dari berat badan orang dewasa.
Semua proses kehidupan berlangsung di dalam cairan tubuh yang mengandung
mineral.
Masalah gizi di Indonesia pada hakikatnya merupakan masalah kesehatan
masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan
medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi dapat
disebabkan oleh berbagai faktor. Pendekatan penanggulangannya harus benar-
benar memperhatikan berbagai faktor dan melibatkan berbagai sector yang terkait
seperti ahli gizi dan tenaga medis lainnya sehingga prevalensi masalah gizi benar-
benar menurun.
Permasalahan terkait gizi yang kerap timbul di masyarakat adalah
kurangnya cakupan pemberian vitamin A pada balita, kurangnya konsumsi tablet
9
tambah darah selama hamil, penimbangan balita secara tidak rutin, balita
mengalami stunting, obesitas dan lain-lain. Salah satu faktor penyebab dari
masalah tersebut antara lain kurangnya kesadaran akan pentingnya melakukan
pemantauan status gizi secara rutin.
Stunting adalah keadaan paling umum dari bentuk kekurangan gizi (PE /
mikronutrien), yang mempengaruhi bayi sebelum lahir dan awal setelah lahir,
terkait dengan ukuran ibu, gizi selama ibu hamil, dan pertumbuhan janin. stunting
pada anak balita merupakan salah satu indikator status gizi kronis yang dapat
memberikan gambaran gangguan keadaan sosial ekonomi secara keseluruhan di
masa lampau dan pada 2 tahun awal kehidupan anak dapat memberikan dampak
yang sulit diperbaiki.
Stunting menjadi permasalahan karena berhubungan dengan meningkatnya
risiko terjadinya kesakitan, kematian, daya tahan tubuh yang rendah, kurangnya
kecerdasan, produktivitas yang rendah dan perkembangan otak suboptimal
sehingga perkembangan motorik terlambat dan terhambatnya pertumbuhan
mental.
Stunting yang terjadi pada di Desa Tukum mempunyai nilai sebesar 26, 5 %
hal ini termasuk dalam kategori berat. Menurut bidan desa banyaknya balita
stunting diakibatkan karena kondisi sosial ekonomi pada keluarga, serta
kurangnya pengetahuan mengenai gizi seimbang.
Praktik Kerja Lapangan ini merupakan upaya yang dilakukan oleh
mahasiswa untuk melaksanakan pelayanan gizi sehingga masalah gizi yang ada di
lingkungan sekitar dapat tertasi secara optimal. Mahasiswa secara langsung
terlibat dalam situasi lingkungan sekitar yang sesungguhnya sehingga mahasiswa
mengetahui secara langsung tentang masalah-masalah gizi serta upaya
penanggulangannya yang dilakukan oleh mahasiswa.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana karateristik keluarga, perilaku keluarga, status gizi, serta
program keluarga sadar gizi (KADARZI) yang akan dilakukan pada masing-
masing keluarga di Desa Tukum Kabupaten Lumajang.
10
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui capaian program keluarga sadar gizi (kadarzi) pada masing-
masing keluarga di Desa Tukum Kabupaten Lumajang.
2. Tujuan khusus
11
D. Manfaat
1. Bagi lahan PKL
3. Bagi mahasiswa
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Balita
Balita merupakan kelompk anak yang berada pada rentan usia 0-5 tahun.
Pada masa balita merupakan masa penting dalam proses tumbuh kembang
manusia dikarenakan tumbuh kembangnya berlangsung cepat. Pada masa ini
merupakan masa penentu untuk menjadi faktor keberhasilan pertumbuhan dan
perkembangan anak di masa pendatang (Prasetyawati, 2011).
Menurut Irianto (2014) Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif,
artinya anak akan menerima makanan apa saja yang disediakan oleh ibunya. Laju
pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia pra-sekolah sehingga
diperlukan jumlah makanan yang relatif besar. Namun perut yang masih lebih
kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali
makan lebih kecil dari anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan
yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.
Pada usia pra-sekolah anak menjadi konsumen aktif. Mereka sudah dapat
memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini anak mulai bergaul dengan
lingkungannya atau bersekolah di playgroup sehingga anak mengalami beberapa
perubahan dalam perilaku. Pada masa ini anak akan mencapai fase gemar
memprotes sehingga mereka akan mengatakan “tidak” terhadap setiap ajakan.
Pada masa ini berat badan anak cenderung mengalami penurunan, akibat dari
aktivitas yang mulai banyak dan pemilihan maupun penolakan terhadap makanan.
Diperkirakan pula bahwa anak perempuan relative lebih banyak mengalami
gangguan status gizi bila dibandingkan dengan anak laki-laki (BPS, 1999)
13
2.1.3 tumbuh kembang
14
jumlahnya dapat mencukupi kebutuhan. Jika zat gizi di dalam tubuh tidak
terpenuhi maka dapat menyebabkan beberapa dampak yang serius, seperti halnya
terjadi gagal dalam pertumbuhan fisik serta perkembangan yang tidak optimal
(Waryana, 2016).
Pada masa balita merupakan masa kehidupan yang sangat penting dan
perlu diperhatikan yang serius. Pada masa ini balita perlu memperoleh gizi dari
makanan sehari-hari dalam jumlah yang tepat dengan kualitas yang baik (Adriani
dan Bambang 2014).
Antara asupan zat gizi dan pengeluarnnya harus ada keseimbangan hingga
diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau menggunakan
penimbangan anak setiap bulan dan dicocokan dengan Kartu Menuju Sehat
(KMS) (Proverawati dan Erna, 2010).
1. energi
Kebutuhan energi pada tahun pertama 100-200 Kkal/kg BB. Untuk setiap
tiga tahun pertambahan umur, kebutuhan energi turun 10 kkal/kg BB (Adriani dan
Bambang, 2014).
2. Protein
3. lemak
4. karbohidrat
15
Kebutuhan karbohidrat WHO (1990) menganjurkan agar 50-65 %
konsumsi energi total berasal dari karbohidrat kompleks dan paling banyak hanya
10 % berasal dari gula sederhana (Almatsier, 2009).
a. Faktor external
Faktor external yang mempengaruhi status gizi antara lain (Marmi, 2013):
b. Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi status gizi anatara lain (Marmi, 2013):
16
Teknik yang digunakan untuk menilai status gizi ada 2 yaitu penilaian status gizi
secara tidak langsung dan langsung
2) Statistik vital
3) Faktor ekologi
1) Antropmetri
17
D., 2016) Menurut Sandjaya, 2009 dalam kamus gizi menyatakan bahwa
antropometri adalah ilmu yang mempelajari berbagai ukuran tubuh
manusia. dalam bidang ilmu gizi, antropometri digunakan untuk menilai
status gizi. Parameter yang sering digunakan adalah berat badan menurut
umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), lingkar lengan atas
(LILA), rasio lingkar pinggang pinggul (RLPP), indeks masa tubuh (IMT).
18
lingkar lengan atas merupakan indeks status gizi saat ini (Supariasa I.
D., 2016).
19
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan
prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan dan
berat badan ideal (Dickson, 2013).
1. Tingkat Pertama
Tingkat Pertama atau tingkat dasar adalah dalam piramida makanan sehat
adalah menjaga berat badan ideal dan rutin berolahraga. Kedua unsur tersebut
sangat mempengaruhi kualitas hidup sehat. Salah satu alasan akan pentingnya
olahraga adalah dengan menggunakan aturan sederhana seperti dibawah ini :
“Perubahan Berat Badan sama dengan Kalori yang masuk dikurangi dengan
Kalori yang keluar” Dengan berolahraga dapat membakar kalori yang dikonsumsi
dan menjaga tubuh tetap berada di berat badan yang ideal. Makan lebih banyak
daripada yang dibakar akan menyebabkan pertambahan lemak dan berat badan
sehingga menimbulkan penyakit-penyakit yang berkaitan dengan kelebihan berat
badan tersebut.
20
2. Tingkat Kedua
3. Tingkat Ketiga
4. Tingkat Keempat
5. Tingkat Kelima
21
2.3.4 Konsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbang menetapkan tiga belas pesan dasar sebagai pedoman
praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang seimbang dan aman. Tujuannya
agar status gizi serta kesehatan yang optimal dapat tercapai serta dipertahankan.
Adapun 13 Pedoman Umum Gizi Seimbang adalah sebagai berikut :
1) Makanlah Aneka Ragam Makanan
4) Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi
7) Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI
sesudahnya
22
membutuhkan asupan karbohidrat sebesar 75-90℅. Protein sebesar 10-20℅ dan
lemak sebesar 15-20℅ (Yanti Anggraini, 2010).
Makanan pada anak harus serasi, selaras, dan seimbang. Artinya sesuai
dengan tingkat tumbuh kembang anak dan nilai gizinya harus sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan usia serta beragam jenis bahan makanan. Kualitas makan
anak sangat ditentukan oleh kualitas menu yang disediakan di lingkungan
keluarga. Tingginya kualitas dan kuantitas konsumsi balita juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu, faktor ekonomi orang tua, pendidikan orang tua, dan
kebiasaan makan dari segi jenis dan jumlah porsi makanan yang dihidangkan.
Menu gizi seimbang artinya susunan makanan yang mengandung zat-zat gizi
dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan
prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan dan
berat badan ideal (Kurniasih, Hilmansyah, Astutidan Iman 2010).
2.4 Stunting
2.4.1 Definisi Stunting
Stunting/pendek merupakan kondisi kronis yang menggambarkan
terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi dalam jangka waktu yang lama.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010
tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, pengertian pendek dan
sangat pendek adalah status gizi yang didasarkan pada Indeks Panjang Badan
23
menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) yang merupakan
istilah stunted (pendek) dan severely stunted (sangat pendek). Balita pendek
adalah balita dengan status gizi berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut
umur bila dibandingkan dengan standar baku WHO, nilai Z- scorenya kurang dari
-2SD dan dikategorikan sangat pendek jika nilai Z- scorenya kurang dari -3SD
(Kemenkes,RI 2016).
2.4.2 Indikator Stunting
Stunting merupakan kondisi kronis yang menggambarkan terhambatnya
pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang. Stunting menurut WHO Child
Growth Standard didasarkan pada indeks panjang badan menurut umur (PB/U)
atau tinggi badan menurut umur (TB/U) dengan batas (z-score) <-2
SD (WHO, 2010) Indikator TB/U menggambarkan status gizi yang
sifatnya kronis, artinya muncul sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung
lama seperti kemiskinan, perilaku pola asuh yang tidak tepat, seringmenderita
penyakit secara berulang karena higiene dan sanitasi yang kurang baik (DepKes
RI, 2007).
2.4.3 Faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting
WHO (2013) membagi penyebab terjadinya stunting pada anak menjadi 4
kategori besar yaitu faktor keluarga dan rumah tangga, makanan tambahan dan
komplementer yang tidak adekuat, menyusui dan infeksi.
1. Faktor keluarga dan rumah tangga
Faktor keluarga dan rumah tangga dibagi lagi menjadi faktor maternal dan
faktor lingkungan rumah. Faktor maternal berupa nutrisi yang kurang pada saat
prekonsepsi, kehamilan dan laktasi, tinggi badan ibu yang rendah, infeksi,
kehamilan pada usia remaja, kesehatan mental, Intrauterine Growth
Retardation (IUGR) dan kelahiran preterm, jarak kelahiran yang pendek dan
hipertensi. Faktor lingkungan rumah berupa stimulasi dan aktivitas anak yang
tidak adekuat, perawatan yang kurang, sanitasi dan pasokan air yang tidak
adekuat, akses dan ketersediaan pangan yang kurang, alokasi dalam rumah tangga
yang tidak sesuai dan edukasi pengasuh yang rendah.
2. Wanita Usia Subur dengan LILA <23,5 cm
24
Asupan energi dan protein yang tidak mencukupi pada ibu hamil dapat
menyebabkan Kurang Energi Kronis (KEK). Wanita hamil berisiko mengalami
KEK jika memiliki Lingkar Lengan Atas (LILA) <23,5cm. Ibu hamil KEK
berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) yang jika tidak tertangani
dengan baik akan berisiko mengalami stunting (Kemenkes,RI 2016).
3. Anemia pada Ibu Hamil
Kondisi yang banyak terjadi pada ibu hamil adalah anemia, terutama
anemia defisiensi besi. Hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin/bayi saat kehamilan maupun setelah dilahirkan. Diperkirakan
41,8% ibu hamil di seluruh dunia mengalami anemia. Paling tidak setengahnya
disebabkan kekurangan zat besi. Ibu hamil dinyatakan anemia jika hemoglobin
kurang dari 11 mg/dl (Kemenkes RI, 2015).
25
BAB III METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tempat dan waktu
1. Tempat kegiatan
Kegiatan ini dilakukan di Desa Tukum Kabu[aten Lumajang.
2. Waktu kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan mulai bulan Oktober s.d November
2020.
B. Jenis dan Metode
Jenis penelitian yang dilakukan selama kegiatan praktik kerja lapangan
adalah eskperimental dikarenakan adanya intervensi yang akan dilakukan atau
perlakuan yang akan diberikan oleh peneliti setelah mengumpulkan data. Metode
penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Cross sectional adalah metode
yang mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan efek yang akan timbul
melalui suatu pendekatan/observasi ataupun pengumpulan data melalui kuisioner
(Notoadmodjo, 2002).
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dari kegiatan ini adalah keluarga berada di Kabupaten Lumajang.
2. Sampel
Sampel yan digunakan dalam kegiatan ini adalah keluarga yang berada di
Desa Tukum berjumlah 38 Responden .
D. Instrumen
Instrumen pada kegiatan yang dilakukan adalah sebegai berikut :
1. Google Formulir
E. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data
kuantitatif merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka atau
jumlah dan dapat diukur besar kecilnya serta bersifat obyektif. Data kuantitatif
dalam penelitian ini adalah berat badan, tinggi badan. Data kualitatif adalah data
yang berhubungan dengan kategorisasi atau karakteristik dalam bentuk sifat
(Bukan Angka) yang tidak dapat diukur besar kecilnya. Data kualitatif dalam
26
penelitian ini adalah pola konsumsi keluarga, jenis kelamin, dan pendidikan
terakhir. Sumber data dilakukan secara primer dikarenakan peneliti memperoleh
data secara langsung melalui link kuisioner yang diberikan kepada responden.
1) Persiapan
F. Pengoalahan Data
1. Cara pengolahan data
a. Menyebarkan kuisioner google form melalui personal chat maupun
grup.
b. Selanjutnya dari hasil dari penyebaran kuisioner google form dianalisis
menggunakan aplikasi who anthroplus untuk mengetahui status gizi
balita.
c. Memasukkan data dalam bentuk tabel terhadap hasil kuisioner yang
telah diisi oleh responden.
27
analisis deskriptif atau statistik deskriptif yang beryujuan menggambarkan kondisi
fenomena yang dikaji. Model analisis univariat dapat berupa menampilkan hasil
pengukuran dalam bentuk angka atau sudah diolah menjadi prosentase, ratio,
prevalensi
H. Jadwal Kegiatan
Tabel 1. Jadwal Kegiatan PKL Manajemen Intervensi Gizi
no Kegiatan pelaksanaan Oktober November
1 2 3 4 5 1 2 3
1 Penyebaran kuisioner
2 Mengumpulkan hasil data
3 Menganalisis data
4 Presentasi
5 Konseling pribadi
6 Penyuluhan dengan grup
7 Pengembangan teknologi
tepat guna
8 Presentasi
28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Situasi
A. Gambaran umum geografi Desa Tukum
29
B. Penentuan Prioritas Masalah
Tabel 2. Tabel Indikator Masalah
No Masalah Jumlah Prevalensi Target Keterangan
1. Tidak menimbang 19 50 %
BB minimal 3
bulan
2. Ibu hamil 20 95, 2 % Target tahun Masalah
mendapatkan tablet 2019 jumlah
Fe 98 % (sc :
sakip gizi
2018)
3. Mengkonsumsi 8 40% 90 % (sc : Masalah,
tablet Fe <90 tablet Depkes ) konsumsi
pada masa tablet Fe
kehamilan tidak rutin
5. a. memberikan ASI 6 30% Target tahun Masalah :
saja pada saat usia 2019 jumlah
1. ASI tidak
<6 bulan 50% (sc :
cukup (35,
sakip gizi
7%)
2018)
4 20%
b. Memberikan ASI 2. ASI tidak
dan makanan lain keluar
pada saat usia <6 (28,6%)
bulan 4 20%
c. memberikan
Sufor dan makanan 4 20%
lain pada saat usia
<6 bulan
d. memberikan
ASI, Sufor, dan
makanan lain pada
saat usia <6 bulan
6. Setiap hari keluarga 19 50 %
mengkonsumsi lauk
hewani
30
Indonesia)
8. Dalam rumah 37 97,4 % 90 % (sc : Bukan
tangga WHO) masalah
menggunakan
garam halus
6. Konsumsi kapsul 10 76, 9 % Target Masalah
vitamin A biru konsumsi vit
dalam 1 tahun (usia A >80 % (sc
6-11 bulan) : Kemenkes)
7. Konsumsi kapsul 12 92,3 % Target Bukan
vitamin A merah konsumsi vit masalah
dalam 1 tahun (usia A >80 %
12-59 bulan)
8. Tidak menimbang 2: 12, 6% 54, 6 % Masalah
balita usia >6 bulan
24 bulan
dalam 6 bulan
(3x)
terakhir
42 bulan
(1x)
31
• I = Importancy atau kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas
dan mortalitas serta kecenderunagn dari waktu ke waktu
• V = Vulnerability yaitu ada atau tidaknya metode pemecahan masalah
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
• C = Cost yaitu biaya atau dana yang dipergunakan untuk melaksanakan
pemecahan masalah. Semakin besar biaya semakin kecil skornya.
• P = Prioritas atau pemecahan masalah.
Tabel 3. Penentuan Prioritas Masalah
No Daftar masalah M I V C Total Urutan
1. Penimbangan berat badan 4 2 2 2 8 5
2. Pemberian tablet Fe 4 4 3 3 16 4
3. KVA 2 3 3 4 4,5 6
4. Dewasa Overweight 4 5 4 4 20 2
5. Stunting 4 5 5 4 25 1
6. Wasting 3 5 3 3 15 3
Prioritas masalah yang ditemukan yaitu balita stunting, karena pada
responden ditemukan balita yang mengalami pendek dan sangat pendek. Masalah
stunting dapat mengakibatkan timbulnya beberapa masalah kesehatan fisik dan
psikologi.
a. faktor penyebab
Informasi yang saya dapatkan dari Bidan di Polindes desa Tukum, karena banyak
Balita yang mengalami stunting disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
32
5. Kurangnya sanitasi lingkungan
Kurangnya kesadaran
masyarakat mengenai Tingkat kemiskinan tinggi
hygen sanitasi
33
D. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah
34
E. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah Dengan Menggunakan Alternatif
Analisis
Tabel 5. Pohon Alternative
Goal Menurunkan prevalensi stunting
Kriteria Alternatif 1 Alternatif 2
Meningkatkan asupan zat Meningkatkan kesadaran
gizi melalui konsumsi imunisasi
makanan beragam
1. sumberdaya
a. manusia 3 2
b. dana 2 3
c. sarana 3 3
d. prasarana 3 3
e. waktu 4 2
2. dukungan kebijakan 4 3
3. dukungan masyarakat 3 3
4. keberlangsungan 3 3
Total skor 25 22
Keterangan skor: 1-5
Paling tidak favorable: 1
Paling favorable: 5
Tujuan dari analisis masalah ini adalah untuk menurunkan angka prevalensi
stunting di desa tukum. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan sebuah alternatif
yaitu :
Sumber daya seperti masyarkat, dana, sarana dan prasarana, serta waktu
merupakan mudah atau tidaknya masyarakat dalam mengikuti kegiatan yang akan
35
dilakukan. Dukungan kebijakan merupakan dukungan dari pemerintah setempat ada
atau tidaknya program pemerintah dalam menangani kasus tersebut. Dukungan
masyarakat merupakan bentuk pastisipasi dalam kegiatan tersebut. Dan
keberlangsungan merupakan berapa lama setelah kegiatan diberikan intervensi
kemungkinan dapat terus dijalankan atau diterapkan oleh responden atau sudah
diterapkanolehmasyarakat.
36
F. Intervensi
1. Perencanaan Intervensi
37
dalam sehari
2. Penyulu Memberik Whatsapp grup Perwak 3 60 Power Rp. Sabtu, Maha Melakukan Evaluasi
han gizi an ilan orang menit point, 20.00 20 siswa, komunikasi dilakuka
seimban penyuluha Keluarg pretes 0 oktober perwa melalui whatssap n melalui
g n a dan dan sampai kilan grup untuk hasil
mengenai ibu post 22 keluar memantau pola pretest
gizi yang test oktober ga gizi seimbang dan post
seimbang, mempu dan yang diterapkan test serta
serta nyai ibu dalam kehidupan hasil dari
mengenal balita yang sehari-hari komunik
kan memp asi
kepada ibu unyai
untuk balita
mengkons
umsi
makanan
beragam
dalam
sehari
serta
mengenal
kan porsi
piring
makan ku
3. Pengemb Memberik Whatsapp Ibu dan 3 15 video Rp.10 26 Maha Mahasiswa Evaluasi
angan an video oktober membuat video dilakuka
38
teknolog berupa balita orang menit 0.000 2020 siswa yang berisi n pada
i tepat cara sampai pembuatan saat
guna pembuata 30 produk berupa selesai
n makanan Oktobe makanan selingan kegiatan
selingan r 2020 menggunakan
(Pudding bahan produk
Kelor) lokal untuk
mengunak mengatasi
an bahan masalah kejadian
lokal stunting
untuk
mengatasi
kejadian
stunting
G. Hasil Intervensi
39
Tabel 7. Hasil Recall Resepondne
No Waktu makan Nama makanan Bahan makanan Keterangan
Pokok Lauk Sayur Buah
1. Makan pagi (17- Nasi Nasi Daging - -
10-2020) kambing
Daging
Makan sore Nasi Nasi Daging Sayur
kambing bayam
Daging
sayur
40
2. Makan pagi (18- Nasi kuning Nasi kuning Sosis - -
10-2020)
Mie Mie
Sosis
41
3. Makan pagi (19- Nasi Nasi Sayur
10-2020) bening
Tongkol Ikan
pindang
Tempe
Tempe
Sayur
Selingan siang Buah pepaya pepaya
Makan siang Nasi Nasi Ikan Sayur -
tongkol bening
Ikan mujair
Sayur
42
Kartu kendali pencatatan konsumsi dengan menggunakan metode Recall 24 jam makanan anak responden (konseling )
Nama : Fifi
Usia : 8 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Tabel 8. Hasil Recall Responden 2
No Waktu makan Nama makanan Bahan makanan Keterangan
Pokok Lauk Sayur Buah
1. Makan pagi Nasi Nasi - Sayur -
bayam
(17-10-2020) Sayur bayam
43
Tahu
2. Makan pagi (18- Nasi Nasi - Sayur -
10-2020) bayam
Sayur bayam
Diberikan intervensi dan konseling mengenai gizi seimbang dan pola makan
44
Makan malam Nasi bakso Nasi Pentol
daging
45
Dari informasi yang di dapatkan oleh responden pertama. Balita bernama
Raden Algifahri usia 24 bulan, dan berjenis kelamin Laki-laki. Dari usia 2 bulan
sudah diberi susu formula dikarenakan Ibu sibuk bekerja dan ASI tidak lancar. Sehari
makan 2x sehari makanan pokok, dikarenakan malamnya minum susu formula.
MPASI dimulai dari usia 6 bulan. Diperoleh dari informasi BB/U dengan hasil -1,69
termasuk dalam kategori BB normal. Hasil dari PB/U -7,55 termasuk dalam kategori
Sangat Pendek. Dan BMI/U dengan hasil 5,10 termasuk dalam kategori Gizi Lebih.
Pada responden yang kedua didapatkan informasi yaitu balita berama Fifi
Indah usia 8 bulan, dan berjenis kelamin perempuan. Dari bayi sudah minum susu
forumla dan belum pernah diberi ASI karena ASI dari ibu tidak keluar. Waktu
pemberian MPASI pada usia 5 bulan dengan keterangan awal makan berupa
makanan yang di blender yang terdiri dari nasi, sayur, ikan (tetapi jarang). Lalu
memasuki usia 6 bulan balita diberi makan nasi tim dengan sayur (setiap hari) dan
lauk nabati, sedangkan lauk hewani (jarang). Balita dalam sehari makan 3x sehari
dan selingan berupa biskuit dan pernah diberi cilok. Diperoleh informasi dari BB/U
dengan hasil -1,97 termasuk kategori BB normal. Hasil dari PB/U dengan hasil 0,36
termasuk dalam kategori normal. Hasil dari BMI/U dengan hasil -2,95 termasuk
dalam Gizi kurang.
46
Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih
zat esensial. Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat gizi dalam jumlah
berlebih, sehingga menimbulkan efek toksik atau membehayakan. Baik pada status
gizi kurang maupun status gizi lebih terjadi gangguan gizi. Gangguan gizi
disebabkan oleh factor primer atau sekunder. Faktor primer adalah apabila susunan
makanan seseorang salah dalam kuantitas dan atau kualitas yang disebabkan oleh
kurangnya penyediaan pangan, kurang baiknya distribusi pangan, kemiskinan,
ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah, dan sebagainya. Faktor sekunder
meliputi semua faktor yang menyebabkan zat-zat gizi tidak sampai di sel-sel tubuh
setelah makanan dikonsumsi (Setyawati B, 2015).
Menurut Depkes (2011) Gizi Balita Usia 1 – 3 Tahun Pemberian zat gizi yang
tepat pada usia ini akan membantu pertumbuhan fisik dan juga mentalnya. Berikut
zat – zat gizi penting yang harus diberikan pada usia 1 – 3 tahun :
a. karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat yang digunakan untuk aktivitas dan energi bagi
tubuh. Sumber makanan yang mengandung karbohidrat diperlukan anak untuk
aktivitasnya mempertahankan panas tubuh dan pertumbuhannya. Kebutuhan energi
dari karbohidrat harus memenuhi sekitar 50 % dari jumlah total kalori yang
dibutuhkan sehari.
b. protein
Sejak dini, asupan lemak bagi anak sebaiknya sekitar 20 – 25 % dari total
kalori yang dibutuhkan. Asam lemak esensial sangat penting untuk perkembangan
otak dan retina mata pada anak. Pertumbuhan sel-sel otak berlangsung sangat cepat
pada usia 0 – 1 tahun, terutama 6 bulan pertama usia kehidupan dan berhenti pada
47
usia anak 6 bulan. 17 Pertumbuhan otak akan disempurnakan hingga usia 2 – 3
tahun, dimana pada masa ini berat dan besar sel – sel otak yang akan bertambah.
48
B. Intervensi Dan Penyuluhan Secara Kelompok
hasil kuisioner
post test
pre test
49
makanan pokok 3x dalam sehari. Konsumsi buah dan sayur tidak rutin setiap hari, dan
mengkonsumsi lauk hewani dan nabati rutin setiap hari.
Gizi Seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan
prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan
mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi. (Kemenkes RI,
2014).
PUGS merupakan susunan makanan yang menjamin keseimbangan zat -zat gizi.
Hal ini dapat dicapai dengan mengkonsumsi beraneka ragam makanan tiap hari. Tiap
makanan dapat saling melengkapi dalam zat -zat zat gizi yang dikandungnya.
Pengelompokan bahan makanan disederhan akan, yaitu didasarkan pada tiga fungsi
utama zat-zat zat gizi, yaitu sebagai : (1) sumber energi/tenaga tenaga; (2) sumber zat
pembangun; dan (3)) sumber zat pengatur. Sumber energi diperlukan tubuh dalam
jumlah yang lebih besar dibandingkan kebutuhan zat pembangun d an zat pengatur,
sedang kebutuhan zat pengatur diperlukan dalam jumlah yang lebih besar dari pada
kebutuhan zat pembangun (Almatsier (2011). Tujuan Pedoman Gizi Seimbang (PGS)
bertujuan untuk menyediakan pedoman makan dan berperilaku sehat bagi seluruh
lapisan masyarakat berdasarkan prinsip konsumsi anekaragam pangan, perilaku hidup
bersih, aktivitas fisik dan mempertahankan berat badan normal.
50
makan hanya satu gelas, bisa saja disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya segelas
sebelum makan dan segelas lagi setelah makan (Kemenkes, 2014).
51
C. Teknologi Tepat Guna menggunakan pangan lokal
Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat pudding antara lain :
52
8. wadah / mangkuk
9. panci
10. saringan
11. kompor
Cara membuat :
1. Cuci bersih daun kelor, lalu potong daun dari tangkainya. Selanjutnya masukan
kedalam blender dan tambahkan air, lalu di blender sampai halus.
2. Saring daun kelor. Ambil air sari dan tuangkan kedalam gelas.
3. Masukkan sari kelor kedalam panci, lalu tambahkan bubuk kelor aduk sampai rata,
kemudian tambahkan santan. Aduk sampai rata. Masukkan gula
4. Selanjutnya letakkan diatas kompor dengan api kecil, kemudian aduk sampai rata.
Jika sudah mulai keliatan ada gelembung tambahkan susu cair. Aduk hingga
tercampur rata
7. Siap disajikan
Pemberian makanan tambahan (PMT) pada anak gizi kurang berupa puding
daun kelor. Puding daun kelor ini merupakan racikan dari puding yang ditambahkan
dengan campuran daun kelor. Sebab, daun kelor banyak tumbuh di daerah tropis
seperti di Indonesia. Konsumsi daun kelor merupakan salah satu alternatif untuk
menanggulangi kasus kekurangan gizi di Indonesia (Widowati, dkk, 2014). Hasil
53
Penelitian Zakaria, dkk. 2012 menunjukkan bahwa penambahan tepung daun kelor 3
- 5 gram sehari pada makanan anak balita gizi kurang dapat meningkatkan napsu
makan anak dan berat badan anak pada umumnya naik setiap bulan.
Tanaman Kelor (Moringa oleifera) merupakan salah satu jenis tanaman tropis
yang mudah tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia. Salah satu yang paling
menonjol dari kandungan tanaman kelor adalah antioksidan, terutama pada daunnya
yang mengandung antioksidan yang tinggi. Berdasarkan uji fitokimia, daun kelor
(Moringa oleifera) mengandung tanin, steroid dan tritierpenoid, flavonoid, saponin,
antarquinon, dan alkaloid, dimana semuanya merupakan antioksidan (Kasolo, et, al,
2010).
Kandungan gizi tepung daun kelor yaitu: 9,57% kadar air, 7,85% kadar abu,
4,03% kadar serat, 2,52% kadar lemak, 26,02% kadar protein, 1,92% kadar vitamin
C dan 51,91% kadar karbohidrat. kandungan nutrisi yang cukup kompleks, senyawa
organik yang terkandung dalam 100 g tepung daun kelor diantaranya adalah tinggi
kandungan protein 6,8 g, ß-karoten 6,78 mg, mineral terutama zat bezi 7 mg, fosfor
70 mg, dan vitamin C 220 mg (Krisnadi, A. D. (2015).
54
F. Monitoring dan Evaluasi (beserta tabel Plan of Action)
Tabel 11. Monitoring dan Evaluasi (beserta tabel Plan of Actition)
Komponen
Indikator Penanggung
Project yang MoV Frq Metode
Monitoring Jawab
akan dipantau
Input
Sumber daya Kualitas dari ● Penguasaan 3x Membaca Mahasiswa
Manusia pemateri materi yang dan
(mahasiswa itu akan memahami
sendiri) terhadap dijelaskan materi secara
penguasaan materi berulang-
tentang gizi ulang
seimbang
Proses
Pemantauan Memastikan Ibu ● Contoh balita 3 hari Komunikasi Mahasiswa
pola konsumsi memberi makanan dengan melalui
makan anak dengan kekurangan whatsapp
makanan yang gizi secara rutin
beragam dan
mencukupi status
gizi balita
55
Output
Prevalensi ● Jumlah balita Kartu pencatatan 3 hari Kartu Mahasiswa
stunting dengan konsumsi pencatatan
menurun prevalensi konsumsi
stunting
menurun
● Konsumsi
makan
beragam
● Status gizi
balita
tercukupi
Peningkatan Pengingkatan Pree test dan post Sebel Pree test dan Mahasiswa
pengetahuan pengetahuan test um Post test
setelah diberikan dan
penyuluhan sesud
ah
penyu
luhan
56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Dari hasil pretest dan postest yang sudah didapatkan, hasil pretest
responden menjawab pertanyaan benar sebesar 40 % sedangkan pada hasil posttest
responden menjawab pertanyaan benar hingga 100 % hal tersebut terjadi adanya
peningkatan pengetahuin responden mengenai Gizi Seimbang dan bisa menerapkan
ke dalam kehidupan sehari-hari
B. Saran
Masyarakat desa tukum terutama ibu yang mempunyai balita baiknya aktif
membawa anaknya ke Posyandu terdekat, mendapat vitamin dan vaksin. Serta
keluarga dirumah memanfaatkan ragam pangan lokal untuk memenuhi Gizi
Seimbang dan bisa mengurangi gizi kurang dan gizi lebih.
57
DAFTAR PUSTAKA
Adriani M, Bambang W (2014). Gizi dan Kesehatan Balita (Peranan Mikro Zinc
pada pertumbuhan balita).Jakarta : Kencana
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Almatsier, Sunita. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Kasolo, J.N. et al. 2010. Phytochemicals and Uses of Moringa oleifera Leaves in
Ugandan Rural Communities. Journal of Medical Plant Research. Vol. 4(9): 753-757
Kemenkes RI, dirjen bina gizi. Pedoman gizi seimbang. Kemenkes RI.2014
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta : Kemenkes RI; 2015.
58
Musfidasari, dkk. 2015. Pondok Kelor Berbagai Produk Super Zat Gizi Olahan Kelor
(Moringa oleifera). Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Proverawati, Atikah. 2010. Obesitas dan Gangguan Perilaku Makan pada Remaja.
Yogyakarta : Nuha Medika
Sulistyoningsih, H. (2012). Gizi untuk kesehatan ibu dan anak . Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Widowati, I., dkk. 2014. Universitas Negeri Yogyakarta. Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera) Terhadap Bakteri Pembusuk Ikan Segar
(Pseudoonas Aeruginosa). Tanggal Akses 19 Oktober 2018.
Zakaria, dkk. 2012. Penambahan Tepung Daun Kelor Pada Menu Makanan Sehari-
hari dalam Upaya Penanggulangan Gizi Kurang pada Anak Balita. Media Gizi
Pangan, Volume XIII, Edisi 1, Januari-Des 2012.
59
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner
60
Banyaknya tablet Fe dikonsumsi selama masa kehamilan
Jumlah tablet Fe Jumlah Responden Presentase
<90 12 60%
9 8 40%
3. konsumsi keluarga
Konsumsi Lauk Hewani Dalam 3 Hari Terakhir
Kategori Jumlah Responden Presentase
38 100%
Konsumsi Buah atau Sayur dalam 3 Hari Terakhir
Kategori Jumlah Responden Presentase
38 100%
Garam curah - -
ASI saja 6 30 %
61
ASI dan sufor 1 5%
Susu formula 1 5%
8 1 0
10 1 1
24 1 1
24 1 1
24 0 3
27 2 2
29 1 1
31 1 1
36 1 1
36 0 2
42 0 2
62
Frekuensi Pemberian
Jumlah Responden Presentase
Vitamin A biru
0 3 23,1 %
1 9 69,2 %
2 1 7,7%
Frekuensi Pemberian Jumlah Responden Presentase
Vitamin A merah
0 1 7,7 %
1 7 53, 8 %
2 4 30,8 %
3 1 7,7 %
Usia Frekuensi
7 6
8 6
9 7
10 7
24 6
24 3
24 6
27 8
31 6
36 6
36 6
36 6
63
42 1
64
-0,45 BB
13. Nilam P 42 14 KMS
SD normal
-1,28 BB
14. Shameera P 2 4 -
SD normal
-0,77 BB
15. Rizki L 24 11 KMS
SD normal
-0,14 BB
16. Hanun P 9 6,5 -
SD normal
-1,46 BB
17. Asyifa P P 36 11,3 KMS
SD normal
-0,85 BB
18. Nailul author L 12 10 KMS
SD normal
-1,43 BB
19. Aleena P 24 10,4 KMS
SD normal
65
Indeks PB/U
Usia
N PB Sumber
Nama L/P (bulan PB/U Kategori
O (kg) Informasi
)
-7, 55 Sangat
20. Raden algifari L 24 64 KMS
SD pendek
-0,12
21. Gibran L 9 71 KMS Normal
SD
-2,23
22. El Ghazai L 24 81 KMS Pendek
SD
-0,16
23. Rhaesa P 36 96 - Normal
SD
-1,67
24. Fitri aida P 24 83 - Normal
SD
0,36
25. Fifi indah P 0 63 - Normal
SD
-0,23
26. Asyifa P 24 85 - Normal
SD
0,26
27. Azmi L 36 96 KMS Normal
SD
1,87
28. Fira P 36 90 - Normal
SD
-2,43
29. Davin L 36 85 - Pendek
SD
1,28
30. Dava L 12 79,5 - Normal
SD
-1,98
31. Reza L 24 93 KMS Normal
SD
-1,64
32. Nilam P 42 92 KMS Normal
SD
33. Shameera P 2 55,3 - -3, 36 Sangat
66
SD pendek
0,06
34. Rizki L 24 80 KMS Normal
SD
-0,14
35. Hanun P 9 10 - Normal
SD
-1,85
36. Asyifa P P 36 87 KMS Normal
SD
3,45
37. Nailul author L 12 81 KMS Tinggi
SD
-2,43
38. Aleena P 24 81 KMS Pendek
SD
67
Indeks BMI/U
Usia
NO Nama L/P (bulan BMI/U Kategori
)
5,10 Gizi
39. Raden algifari L 24
SD lebih
0,90
40. Gibran L 9 Gizi baik
SD
0,61
41. El Ghazai L 24 Gizi baik
SD
-1,01
42. Rhaesa P 36 Gizi baik
SD
0,28
43. Fitri aida P 24 Gizi baik
SD
-2,95 Gizi
44. Fifi indah P 8
SD kurang
-1,41
45. Asyifa P 24 Gizi baik
SD
-1,33
46. Azmi L 36 Gizi baik
SD
0,25
47. Fira P 36 Gizi baik
SD
-3,01 Gizi
48. Davin L 36
SD kurang
-0,88
49. Dava L 12 Gizi baik
SD
-0,67
50. Reza L 24 Gizi baik
SD
0,86
51. Nilam P 42 Gizi baik
SD
52. Shameera P 2 0,58 Gizi baik
68
SD
0,26
53. Rizki L 24 Gizi baik
SD
0,58
54. Hanun P 9 Gizi baik
SD
0,39
55. Asyifa P P 36 Gizi baik
SD
-1,61
56. Nailul author L 12 Gizi baik
SD
0,21
57. Aleena P 24 Gizi baik
SD
69
Lampiran 3. Hasil kuisioner responden
70
porsi penyesuaian apa saja
yang diperlukan untuk
keperluan konsumsi
pemenuhan gizi yang baik.
Tidak tahu
71
2. Mbak Hamida A. Apakah pengertian dari Gizi untuk memenuhi
gizi seimbang? kebutuhan tubuh
Usia : 42 tahun
B. Sebutkan tujuan dari Supaya sehat
gizi seimbang!
72
2. Mbak Yashinta A. Apakah pengertian dari gizi seimbang adalah
gizi seimbang? makanan yang
Usia : 35 tahun
mengandung zat gizi yang
jumlahnya sesuai dengan
kebutuhan tubuh.
bentuknya seperti
C. Apa yang anda ketahui piramida berisi gambaran Makan siang responden
mengenai tumpeng gizi empat sehat lima
seimbang? sempurna.
73
kebutuhan energi, gunakan
garam beryodium, sumber
zat besi, biasakan sarapan
74
B. Post Test Penyuluhan
75
yang diperlukan untuk
keperluan konsumsi
pemenuhan gizi yang baik.
1. Makanlah makanan
sumber karbohidrat
E. Sebutkan minimal 5 isi
setengah dari kebutuhan
dari pedoman gizi
energi.
seimbang!
2. Pilihlah makanan
berkadar lemak sedang
dan rendah lemak jenuh.
3. Gunakan garam
beriodioum.
4. Makanlah makanan
76
sumber zat besi. 5.
Minumlah air bersih dan
aman yang cukup
jumlahnya.
2. Mbak Hamida A. Apakah pengertian dari Asupan sehari-hari yang
gizi seimbang? jenis dan jumlah zat
Usia : 42 tahun
gizinya sesuai dengan
kebutuhan.
Pemenuhan kebutuhan
B. Sebutkan tujuan dari gizi guna mencegah
gizi seimbang! terjadinya gizi kurang dan
gizi lebih.
77
E. Sebutkan minimal 5 isi
dari pedoman gizi
1. cuci tangan sebelum
seimbang!
makan
2. melakukan olahraga
3. sarapan pagi
5. membatasi konsumsi
manis, dan asin.
78
2. Mbak Yashinta A. Apakah pengertian dari gizi seimbang adalah
gizi seimbang? makanan yang
Usia : 35 tahun
mengandung zat gizi yang
jumlahnya sesuai dengan
kebutuhan tubuh.
79
E. Sebutkan minimal 5 isi
dari pedoman gizi
1. makanlah aneka ragam
seimbang!
makanan.
2. gunakan garam
beryodium, sumber zat
besi,
3. biasakan sarapan.
80
Lampiran 4. Satuan Acara Penyuluhan
Masalah : Tingginya Prevalensi Kejadian Stunting
Pokok Bahasan : Menambah Asupan Gizi Dengan Memperkenalkan Gizi
Seimbang
Sasaran : Ibu Dan Balita
Tempat : Rumah Masing-Masing Melalui Zoom Meeting Atau
Whatsapp
Hari/Tanggal : 17-20 Oktober 2020
Waktu : 20 Menit
Penyuluh : Mahasiswa
A. Tujuan :
1. Tujuan Umum
Sasaran memahami tentang pedoman gizi seimbang
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, tanpa membaca sasaran dapat :
a. Menyebutkan kembali pengertian Gizi Seimbang.
b. Menyebutkan kembali tujuan Gizi Seimbang.
c. Menyebutkan kembali apa itu Tumpeng Gizi.
d. Menyebutkan kembali Isi Piring Makan Ku.
e. Menyebutkan kembali isi PUGS
B. Materi
1. Pengertian Gizi Seimbang.
2. Tujuan tujuan gizi Seimbang.
3. Tumpeng Gizi
4. Isi Piring Makanku
5. 10 isi PUGS
C. Media
1. Pre test
2. Powerpoint
3. Post test
D. Metode
1. Ceramah
81
2. Tanya jawab/Diskusi
E. Tahapan Kegiatan
Tabel 1. Satuan Acara Penyuluhan
Tahap
No Rincian Kegiatan Waktu
Penyuluhan
1. Pendahuluan a. Memberikan salam 15 menit
b. Memperkenalkan diri
c. Menyampaikan maksud
dan tujuan
d. Memberikan pre test
2. Inti a. Menjelaskan materi 30 menit
penyuluhan dengan
ceramah mengenai
pengertian gizi seimbang,
tujuan gizi seimbang,
memperkenalkan tumpeng
gizi, memperkenalkan isi
piring makanku, dan 10
PUGS dengan
menggunakan media
powerpoint
b. Memberi kesempatan
sasaran untuk bertanya
tentang materi yang belum
jelas.
c. Menjawab pertanyaan dari
sasaran.
d. Memberikan pertanyaan
singkat untuk megecek
tingkat pemahaman
82
3. Penutup a. Menyimpulkan hasil 15 menit
penyuluhan.
b. Harapan penyuluh.
c. Menutup penyuluhan
d. Memberikan post test
e. Mengucapkan salam.
F. Evaluasi
Prosedur : Pemberian pretest dan postest
Bentuk evaluasi : google form
Tipe : essay
Soal :
1. Apakah pengertian dari Gizi seimbang ?
2. Apa tujuan dari Gizi seimbang ?
3. Sebutkan isi dari tumpeng gizi mulai dari bawah sampai atas !
4. Sebutkan porsi bagian yang ada di piring makan ku!
5. Sebutkan minimal 5 isi dari PUGS !
83
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan
Menyebarkan kuisioner
kepada grup
84
Menganalisis data balita
dengan menggunakan
aplikasi WHO anthroplus
Menganalisis data
responden, dan dimasukkan
ke dalam tabel
85
Konsultasi pribadi responden Konsultasi pribadi responden
1 1
86
vMakanan balita responden
Makanan balita responden
sesudah intervensi
sebelum intervensi
87
Penyuluhan intervensi gizi Penyuluhan intervensi gizi
secara kelompok secara kelompok melalui
zoom
88