Lemak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan
tubuh manusia. Lemak memiliki beberapa fungsi dalam tubuh, yaitu sebagai sumber energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi paling tinggi yang menghasilkan 9 kkal untuk tiap gramnya, yaitu 2,5 kali energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah yang sama (Almatsier, 2000 dalam Gifari, 2011). Menurut Koswara (2006), lemak akan menghasilkan asam-asam lemak dan kolestrol yang dibutuhkan untuk membentuk membranesel pada semua organ. Akan tetapi, konsumsi lemak yang berlebihan akan menimbulkan kegemukan, meningkatkan resiko terkena penyakit jantung koroner dan penyakit degeneratif lainnya. Lemak dan minyak merupakan salah satu sumber energi yang penting bagi tubuh untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Lemak dan minyak digolongkan menjadi dua, yaitu lemak siap konsumsi seperti margarin dan mentega, serta lemak yang dimasak bersama dengan bahan pangan yaitu minyak goreng (Ketaren, 2008). Minyak goreng berfungsi sebagai media penghantar panas untuk mempercepat proses pematangan. Penggunaan minyak untuk pengolahan bahan pangan dapat memberikan tambahan kalori, memperbaiki tekstur pangan, memberikan tampilan fisik kecoklatan dan meningkatkan citarasa bahan pangan (Winarno, 2004; Aladedunye, 2009). Minyak goreng termasuk dalam salah satu bahan pangan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Namun, pemakaiannya tentu ada batasnya. Pemanfaatan minyak goreng baik untuk industri maupun rumah tangga, menghasilkan minyak bekas yang masih mengandung asam lemak yang cukup tinggi karena digunakan berulang kali. Kerusakan minyak goreng bekas sebanding dengan interval penggorengan. Indikator kerusakan minyak antara lain angka peroksida dan asam lemak bebas. Asam lemak bebas menunjukkan sejumlah asam lemak bebas yang dikandung olehminyak yang rusak, terutama karena peristiwa oksidasi dan hidrolisis (Sudarmadji, 1982). Adapun standar mutu minyak goreng di Indonesia telah dirumuskan dan ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia 01-3741-2002, menjelaskan bahwa nilai maksimal angka peroksida 1%mg 02/gr, asam lemak bebas 0.3%, kadar air 0.3%, dan arsen 1% b/b.
1.2 TUJUAN
Melakukan pengukuran kadar asam lemak bebas dan bilangan peroksida
DAPUS :
Almatsier, Sunita. (2011). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama
Koswara, 2006, Teknologi Modifikasi Pati. Ebook Pangan
Ketaren, S. 2008. Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia Press,
Jakarta.
Winarno F.G. 2004.Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Slamet sudarmadji, 1982, “Analisa Bahan Makanan dan Pertanian”, Edisi I,