Disusun oleh :
0
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Disusun oleh :
1
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Rizky Maulidina
NIM G4217126
Tim penilai
Penguji I ( Pembimbing PKL ) Penguji II / Pembimbing Lapang
Mengetahui
Ketua Jurusan Kesehatan
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................3
DAFTAR TABEL.........................................................................................................-
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................-
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................-
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................5
A. Latar Belakang....................................................................................................5
B. Perumusan Masalah.............................................................................................5
C. Tujuan..................................................................................................................6
1. Tujuan Umum.....................................................................................................6
2. Tujuan Khusus.....................................................................................................6
D. Manfaat................................................................................................................7
1. Bagi Lahan PKL..................................................................................................7
2. Bagi Program Studi Gizi Klinik..........................................................................7
3. Bagi Mahasiswa..................................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................8
BAB III METODE PELAKSANAAN KEGIATAN.................................................21
A. Tempat dan Waktu............................................................................................21
B. Jenis dan Metode...............................................................................................21
C. Populasi dan Sampel.........................................................................................21
D. Instrumen...........................................................................................................21
E. Pengumpulan Data............................................................................................22
F. Pengolahan Data................................................................................................22
G. Analisis Data.....................................................................................................22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................32
H. Perencanaan Program Intervensi Gizi...............................................................32
1. Analisis Situasi..................................................................................................32
2. Penentuan Prioritas Masalah.............................................................................33
3. Penentuan Penyebab Masalah...........................................................................35
4. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah........................................................37
I. INTERVENSI.....................................................................................................40
1. Perencanaan Intervensi.......................................................................................40
2. hasil intervensi...................................................................................................43
J. Monitoring dan Evaluasi....................................................................................68
3
BAB V PENUTUP................................................................................................69
1. Kesimpulan........................................................................................................69
2. saran...................................................................................................................69
J. Daftar Pustaka...................................................................................................70
K. Lampiran...........................................................................................................72
4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zat Gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta
mengatur proses-proses kehidupan. Secara klasik, gizi hanya dihubungkan dengan
kesehatan tubuh, tetapi sekarang kata gizi mempunyai pengertian lebih luas
disamping untuk kesehatan, gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang,
karena gizi berkaitan dengan perkembanan otak, kemampuan belajar, dan
produktivitas kerja. Oleh karena itu, faktor gizi di samping faktor-faktor lain
dianggap penting untuk pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas
(Almatsier, 2009).
Syafrizar dan Welis (2008) mengemukakan bahwa jenis zat gizi yang
terkandung dalam makanan kita antara lain karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral dan air. Karbohidrat merupakan jenis zat gizi yang memegang peranan
penting dalam kehidupan karena merupakan sumber energi utama, selain
karbohidratm lemak juga penghasil energi yang memberikan kontribusi terhadap
tubuh. Sebagai zat yang membangun sel-sel tubuh, protein merupakan zay gizi
penting lain yang harus terdapat dalam konsumsi makanan sehari-hari, di samping
vitamin dan mineral yang berperan dalam zat pengatur metabolisme. Air
merupakan bagian utama tubuh yaitu 55,60 persen dari berat badan orang dewasa.
Semua proses kehidupan berlangsung di dalam cairan tubuh yang mengandung
mineral.
Masalah gizi di Indonesia pada hakikatnya merupakan masalah kesehatan
masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan
medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi dapat
disebabkan oleh berbagai faktor. Pendekatan penanggulangannya harus benar-
benar memperhatikan berbagai faktor dan melibatkan berbagai sector yang terkait
seperti ahli gizi dan tenaga medis lainnya sehingga prevalensi masalah gizi benar-
benar menurun.
Permasalahan terkait gizi yang kerap timbul di masyarakat adalah
kurangnya cakupan pemberian vitamin A pada balita, kurangnya konsumsi tablet
5
tambah darah selama hamil, penimbangan balita secara tidak rutin, balita
mengalami stunting, obesitas dan lain-lain. Salah satu faktor penyebab dari
masalah tersebut antara lain kurangnya kesadaran akan pentingnya melakukan
pemantauan status gizi secara rutin.
Stunting adalah keadaan paling umum dari bentuk kekurangan gizi (PE /
mikronutrien), yang mempengaruhi bayi sebelum lahir dan awal setelah lahir,
terkait dengan ukuran ibu, gizi selama ibu hamil, dan pertumbuhan janin. stunting
pada anak balita merupakan salah satu indikator status gizi kronis yang dapat
memberikan gambaran gangguan keadaan sosial ekonomi secara keseluruhan di
masa lampau dan pada 2 tahun awal kehidupan anak dapat memberikan dampak
yang sulit diperbaiki.
Stunting menjadi permasalahan karena berhubungan dengan meningkatnya
risiko terjadinya kesakitan, kematian, daya tahan tubuh yang rendah, kurangnya
kecerdasan, produktivitas yang rendah dan perkembangan otak suboptimal
sehingga perkembangan motorik terlambat dan terhambatnya pertumbuhan
mental.
Stunting yang terjadi pada di Desa Tukum mempunyai nilai sebesar 26, 5 %
hal ini termasuk dalam kategori berat. Menurut bidan desa banyaknya balita
stunting diakibatkan karena kondisi sosial ekonomi pada keluarga, serta
kurangnya pengetahuan mengenai gizi seimbang.
Praktik Kerja Lapangan ini merupakan upaya yang dilakukan oleh
mahasiswa untuk melaksanakan pelayanan gizi sehingga masalah gizi yang ada di
lingkungan sekitar dapat tertasi secara optimal. Mahasiswa secara langsung
terlibat dalam situasi lingkungan sekitar yang sesungguhnya sehingga mahasiswa
mengetahui secara langsung tentang masalah-masalah gizi serta upaya
penanggulangannya yang dilakukan oleh mahasiswa.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana karateristik keluarga, perilaku keluarga, status gizi, serta
program keluarga sadar gizi (KADARZI) yang akan dilakukan pada masing-
masing keluarga di Desa Tukum Kabupaten Lumajang.
6
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui capaian program keluarga sadar gizi (kadarzi) pada masing-
masing keluarga di Desa Tukum Kabupaten Lumajang.
2. Tujuan khusus
7
D. Manfaat
1. Bagi lahan PKL
3. Bagi mahasiswa
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Balita
Balita merupakan kelompk anak yang berada pada rentan usia 0-5 tahun.
Pada masa balita merupakan masa penting dalam proses tumbuh kembang
manusia dikarenakan tumbuh kembangnya berlangsung cepat. Pada masa ini
merupakan masa penentu untuk menjadi faktor keberhasilan pertumbuhan dan
perkembangan anak di masa pendatang (Prasetyawati, 2011).
Menurut Irianto (2014) Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif,
artinya anak akan menerima makanan apa saja yang disediakan oleh ibunya. Laju
pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia pra-sekolah sehingga
diperlukan jumlah makanan yang relatif besar. Namun perut yang masih lebih
kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali
makan lebih kecil dari anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan
yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.
Pada usia pra-sekolah anak menjadi konsumen aktif. Mereka sudah dapat
memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini anak mulai bergaul dengan
lingkungannya atau bersekolah di playgroup sehingga anak mengalami beberapa
perubahan dalam perilaku. Pada masa ini anak akan mencapai fase gemar
memprotes sehingga mereka akan mengatakan “tidak” terhadap setiap ajakan.
Pada masa ini berat badan anak cenderung mengalami penurunan, akibat dari
aktivitas yang mulai banyak dan pemilihan maupun penolakan terhadap makanan.
Diperkirakan pula bahwa anak perempuan relative lebih banyak mengalami
gangguan status gizi bila dibandingkan dengan anak laki-laki (BPS, 1999)
9
2.1.3 tumbuh kembang
10
jumlahnya dapat mencukupi kebutuhan. Jika zat gizi di dalam tubuh tidak
terpenuhi maka dapat menyebabkan beberapa dampak yang serius, seperti halnya
terjadi gagal dalam pertumbuhan fisik serta perkembangan yang tidak optimal
(Waryana, 2016).
Pada masa balita merupakan masa kehidupan yang sangat penting dan
perlu diperhatikan yang serius. Pada masa ini balita perlu memperoleh gizi dari
makanan sehari-hari dalam jumlah yang tepat dengan kualitas yang baik (Adriani
dan Bambang 2014).
Antara asupan zat gizi dan pengeluarnnya harus ada keseimbangan hingga
diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau menggunakan
penimbangan anak setiap bulan dan dicocokan dengan Kartu Menuju Sehat
(KMS) (Proverawati dan Erna, 2010).
1. energi
Kebutuhan energi pada tahun pertama 100-200 Kkal/kg BB. Untuk setiap
tiga tahun pertambahan umur, kebutuhan energi turun 10 kkal/kg BB (Adriani dan
Bambang, 2014).
2. Protein
3. lemak
4. karbohidrat
11
Kebutuhan karbohidrat WHO (1990) menganjurkan agar 50-65 %
konsumsi energi total berasal dari karbohidrat kompleks dan paling banyak hanya
10 % berasal dari gula sederhana (Almatsier, 2009).
a. Faktor external
Faktor external yang mempengaruhi status gizi antara lain (Marmi, 2013):
b. Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi status gizi anatara lain (Marmi, 2013):
12
3) Infeksi Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu
makan atau menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan.
Teknik yang digunakan untuk menilai status gizi ada 2 yaitu penilaian status gizi
secara tidak langsung dan langsung
2) Statistik vital
3) Faktor ekologi
1) Antropmetri
13
Ketidak seimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi
jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh (Supariasa I.
D., 2016) Menurut Sandjaya, 2009 dalam kamus gizi menyatakan bahwa
antropometri adalah ilmu yang mempelajari berbagai ukuran tubuh
manusia. dalam bidang ilmu gizi, antropometri digunakan untuk menilai
status gizi. Parameter yang sering digunakan adalah berat badan menurut
umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), lingkar lengan atas
(LILA), rasio lingkar pinggang pinggul (RLPP), indeks masa tubuh (IMT).
14
parameter yang labil, dapat berubah-uabah dengan cepat. Oleh karea itu
lingkar lengan atas merupakan indeks status gizi saat ini (Supariasa I.
D., 2016).
15
Gizi Seimbang yang biasanya digambarkan dengan bentuk Piramida
Makanan adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan
prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan dan
berat badan ideal (Dickson, 2013).
1. Tingkat Pertama
Tingkat Pertama atau tingkat dasar adalah dalam piramida makanan sehat
adalah menjaga berat badan ideal dan rutin berolahraga. Kedua unsur tersebut
sangat mempengaruhi kualitas hidup sehat. Salah satu alasan akan pentingnya
olahraga adalah dengan menggunakan aturan sederhana seperti dibawah ini :
“Perubahan Berat Badan sama dengan Kalori yang masuk dikurangi dengan
Kalori yang keluar” Dengan berolahraga dapat membakar kalori yang dikonsumsi
dan menjaga tubuh tetap berada di berat badan yang ideal. Makan lebih banyak
daripada yang dibakar akan menyebabkan pertambahan lemak dan berat badan
16
sehingga menimbulkan penyakit-penyakit yang berkaitan dengan kelebihan berat
badan tersebut.
2. Tingkat Kedua
3. Tingkat Ketiga
4. Tingkat Keempat
5. Tingkat Kelima
17
Tingkat Tertinggi atau posisi Puncak merupakan makanan-makanan yang
tingkat konsumsinya harus dibatasi. Hal ini dikarenakan tingkat kebutuhan butuh
akan makanan-makanan tersebut sangat rendah. Makanan-makanan tersebut
diantaranya adalah Garam, Gula dan Minyak.
Konsep gizi seimbang menetapkan tiga belas pesan dasar sebagai pedoman
praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang seimbang dan aman. Tujuannya
agar status gizi serta kesehatan yang optimal dapat tercapai serta dipertahankan.
Adapun 13 Pedoman Umum Gizi Seimbang adalah sebagai berikut :
1) Makanlah Aneka Ragam Makanan
4) Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi
7) Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI
sesudahnya
18
kritis, maka pertumbuhan nutrisi bagi balita harus seimbang. Gizi seimbang
didapat dari asupan makanan yang memenuhi kebutuhan gizi sesuai usia dan
kegiatan sehingga tercapai berat badan normal. Gizi balita harus seimbang,
mencakup gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Balita
membutuhkan asupan karbohidrat sebesar 75-90℅. Protein sebesar 10-20℅ dan
lemak sebesar 15-20℅ (Yanti Anggraini, 2010).
Makanan pada anak harus serasi, selaras, dan seimbang. Artinya sesuai
dengan tingkat tumbuh kembang anak dan nilai gizinya harus sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan usia serta beragam jenis bahan makanan. Kualitas makan
anak sangat ditentukan oleh kualitas menu yang disediakan di lingkungan
keluarga. Tingginya kualitas dan kuantitas konsumsi balita juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu, faktor ekonomi orang tua, pendidikan orang tua, dan
kebiasaan makan dari segi jenis dan jumlah porsi makanan yang dihidangkan.
Menu gizi seimbang artinya susunan makanan yang mengandung zat-zat gizi
dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan
prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan dan
berat badan ideal (Kurniasih, Hilmansyah, Astutidan Iman 2010).
2.4 Stunting
2.4.1 Definisi Stunting
19
Stunting/pendek merupakan kondisi kronis yang menggambarkan
terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi dalam jangka waktu yang lama.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010
tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, pengertian pendek dan
sangat pendek adalah status gizi yang didasarkan pada Indeks Panjang Badan
menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) yang merupakan
istilah stunted (pendek) dan severely stunted (sangat pendek). Balita pendek
adalah balita dengan status gizi berdasarkan panjang atau tinggi badan menurut
umur bila dibandingkan dengan standar baku WHO, nilai Z- scorenya kurang dari
-2SD dan dikategorikan sangat pendek jika nilai Z- scorenya kurang dari -3SD
(Kemenkes,RI 2016).
2.4.2 Indikator Stunting
Stunting merupakan kondisi kronis yang menggambarkan terhambatnya
pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang. Stunting menurut WHO Child
Growth Standard didasarkan pada indeks panjang badan menurut umur (PB/U)
atau tinggi badan menurut umur (TB/U) dengan batas (z-score) <-2
SD (WHO, 2010) Indikator TB/U menggambarkan status gizi yang
sifatnya kronis, artinya muncul sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung
lama seperti kemiskinan, perilaku pola asuh yang tidak tepat, seringmenderita
penyakit secara berulang karena higiene dan sanitasi yang kurang baik (DepKes
RI, 2007).
2.4.3 Faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting
WHO (2013) membagi penyebab terjadinya stunting pada anak menjadi 4
kategori besar yaitu faktor keluarga dan rumah tangga, makanan tambahan dan
komplementer yang tidak adekuat, menyusui dan infeksi.
1. Faktor keluarga dan rumah tangga
Faktor keluarga dan rumah tangga dibagi lagi menjadi faktor maternal dan
faktor lingkungan rumah. Faktor maternal berupa nutrisi yang kurang pada saat
prekonsepsi, kehamilan dan laktasi, tinggi badan ibu yang rendah, infeksi,
kehamilan pada usia remaja, kesehatan mental, Intrauterine Growth
Retardation (IUGR) dan kelahiran preterm, jarak kelahiran yang pendek dan
hipertensi. Faktor lingkungan rumah berupa stimulasi dan aktivitas anak yang
20
tidak adekuat, perawatan yang kurang, sanitasi dan pasokan air yang tidak
adekuat, akses dan ketersediaan pangan yang kurang, alokasi dalam rumah tangga
yang tidak sesuai dan edukasi pengasuh yang rendah.
2. Wanita Usia Subur dengan LILA <23,5 cm
Asupan energi dan protein yang tidak mencukupi pada ibu hamil dapat
menyebabkan Kurang Energi Kronis (KEK). Wanita hamil berisiko mengalami
KEK jika memiliki Lingkar Lengan Atas (LILA) <23,5cm. Ibu hamil KEK
berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) yang jika tidak tertangani
dengan baik akan berisiko mengalami stunting (Kemenkes,RI 2016).
3. Anemia pada Ibu Hamil
Kondisi yang banyak terjadi pada ibu hamil adalah anemia, terutama
anemia defisiensi besi. Hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin/bayi saat kehamilan maupun setelah dilahirkan. Diperkirakan
41,8% ibu hamil di seluruh dunia mengalami anemia. Paling tidak setengahnya
disebabkan kekurangan zat besi. Ibu hamil dinyatakan anemia jika hemoglobin
kurang dari 11 mg/dl (Kemenkes RI, 2015).
21
BAB III METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tempat dan waktu
1. Tempat kegiatan
Kegiatan ini dilakukan di Desa Tukum Kabu[aten Lumajang.
2. Waktu kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan mulai bulan Oktober s.d November
2020.
B. Jenis dan Metode
Jenis penelitian yang dilakukan selama kegiatan praktik kerja lapangan
adalah eskperimental dikarenakan adanya intervensi yang akan dilakukan atau
perlakuan yang akan diberikan oleh peneliti setelah mengumpulkan data. Metode
penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Cross sectional adalah metode
yang mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan efek yang akan timbul
melalui suatu pendekatan/observasi ataupun pengumpulan data melalui kuisioner
(Notoadmodjo, 2002).
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dari kegiatan ini adalah keluarga berada di Kabupaten Lumajang.
2. Sampel
Sampel yan digunakan dalam kegiatan ini adalah keluarga yang berada di
Desa Tukum berjumlah 38 Responden .
D. Instrumen
Instrumen pada kegiatan yang dilakukan adalah sebegai berikut :
1. Google Formulir
E. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data
kuantitatif merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka atau
jumlah dan dapat diukur besar kecilnya serta bersifat obyektif. Data kuantitatif
dalam penelitian ini adalah berat badan, tinggi badan. Data kualitatif adalah data
yang berhubungan dengan kategorisasi atau karakteristik dalam bentuk sifat
(Bukan Angka) yang tidak dapat diukur besar kecilnya. Data kualitatif dalam
22
penelitian ini adalah pola konsumsi keluarga, jenis kelamin, dan pendidikan
terakhir. Sumber data dilakukan secara primer dikarenakan peneliti memperoleh
data secara langsung melalui link kuisioner yang diberikan kepada responden.
1) Persiapan
F. Pengoalahan Data
1. Cara pengolahan data
a. Menyebarkan kuisioner google form melalui personal chat maupun
grup.
b. Selanjutnya dari hasil dari penyebaran kuisioner google form dianalisis
menggunakan aplikasi who anthroplus untuk mengetahui status gizi
balita.
c. Memasukkan data dalam bentuk tabel terhadap hasil kuisioner yang
telah diisi oleh responden.
23
Analisis univariat digunakan untuk memperoleh gambaran masing-masing
variabel penelitian. Data yang diperoleh kemudian di analisis univariat
ditampilkan berupa tabel distribusi.
38 100%
Konsumsi Buah atau Sayur dalam 3 Hari Terakhir
38 100%
24
Garam curah - -
ASI saja 6 30 %
Susu formula 1 5%
8 1 0
10 1 1
24 1 1
24 1 1
25
24 0 3
27 2 2
29 1 1
31 1 1
36 1 1
36 0 2
42 0 2
Frekuensi Pemberian
Jumlah Responden Presentase
Vitamin A biru
0 3 23,1 %
1 9 69,2 %
2 1 7,7%
Frekuensi Pemberian Jumlah Responden Presentase
Vitamin A merah
0 1 7,7 %
1 7 53, 8 %
2 4 30,8 %
3 1 7,7 %
Usia Frekuensi
7 6
8 6
9 7
10 7
24 6
26
24 3
24 6
27 8
31 6
36 6
36 6
36 6
42 1
27
0,09 BB
11. Dava L 12 10 -
SD normal
-1,85 BB
12. Reza L 24 13 KMS
SD normal
-0,45 BB
13. Nilam P 42 14 KMS
SD normal
-1,28 BB
14. Shameera P 2 4 -
SD normal
-0,77 BB
15. Rizki L 24 11 KMS
SD normal
-0,14 BB
16. Hanun P 9 6,5 -
SD normal
-1,46 BB
17. Asyifa P P 36 11,3 KMS
SD normal
-0,85 BB
18. Nailul author L 12 10 KMS
SD normal
-1,43 BB
19. Aleena P 24 10,4 KMS
SD normal
28
Indeks PB/U
Usia
PB Sumber
NO Nama L/P (bulan PB/U Kategori
(kg) Informasi
)
-7, 55 Sangat
20. Raden algifari L 24 64 KMS
SD pendek
-0,12
21. Gibran L 9 71 KMS Normal
SD
-2,23
22. El Ghazai L 24 81 KMS Pendek
SD
-0,16
23. Rhaesa P 36 96 - Normal
SD
-1,67
24. Fitri aida P 24 83 - Normal
SD
0,36
25. Fifi indah P 0 63 - Normal
SD
-0,23
26. Asyifa P 24 85 - Normal
SD
0,26
27. Azmi L 36 96 KMS Normal
SD
1,87
28. Fira P 36 90 - Normal
SD
-2,43
29. Davin L 36 85 - Pendek
SD
1,28
30. Dava L 12 79,5 - Normal
SD
-1,98
31. Reza L 24 93 KMS Normal
SD
-1,64
32. Nilam P 42 92 KMS Normal
SD
-3, 36 Sangat
33. Shameera P 2 55,3 -
SD pendek
0,06
34. Rizki L 24 80 KMS Normal
SD
-0,14
35. Hanun P 9 10 - Normal
SD
36. Asyifa P P 36 87 KMS -1,85 Normal
29
SD
3,45
37. Nailul author L 12 81 KMS Tinggi
SD
-2,43
38. Aleena P 24 81 KMS Pendek
SD
30
Indeks BMI/U
Usia
NO Nama L/P (bulan BMI/U Kategori
)
5,10 Gizi
39. Raden algifari L 24
SD lebih
0,90
40. Gibran L 9 Gizi baik
SD
0,61
41. El Ghazai L 24 Gizi baik
SD
-1,01
42. Rhaesa P 36 Gizi baik
SD
0,28
43. Fitri aida P 24 Gizi baik
SD
-2,95 Gizi
44. Fifi indah P 8
SD kurang
-1,41
45. Asyifa P 24 Gizi baik
SD
-1,33
46. Azmi L 36 Gizi baik
SD
0,25
47. Fira P 36 Gizi baik
SD
-3,01 Gizi
48. Davin L 36
SD kurang
-0,88
49. Dava L 12 Gizi baik
SD
-0,67
50. Reza L 24 Gizi baik
SD
0,86
51. Nilam P 42 Gizi baik
SD
0,58
52. Shameera P 2 Gizi baik
SD
0,26
53. Rizki L 24 Gizi baik
SD
0,58
54. Hanun P 9 Gizi baik
SD
55. Asyifa P P 36 0,39 Gizi baik
31
SD
-1,61
56. Nailul author L 12 Gizi baik
SD
0,21
57. Aleena P 24 Gizi baik
SD
H. Jadwal Kegiatan
no Kegiatan pelaksanaan Oktober November
1 2 3 4 5 1 2 3
1 Penyebaran kuisioner
2 Mengumpulkan hasil data
3 Menganalisis data
4 Presentasi
5 Konseling pribadi
6 Penyuluhan dengan grup
7 Pengembangan teknologi
tepat guna
8 Presentasi
32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Situasi
A. Gambaran umum geografi desa tukum
Fasilitas kesehatan yang ada di desa tukum yaitu terdapat polindes tukum.
Polindes ini melayani berbagai masalah kesehatan seperti periksa kesahatan
(check up), serta posyandu untuk balita, rumah bersalin untuk ibu dan lain-lain.
Polindes ini dapat menjadi salah satu pilihan warga masyarakat des tukum untuk
memenuhi kebutuhan terkait masalah kesehatan yang sedang dialami. Selain
fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan berupa sekolah dari tingkat pendidikan
anak usia dini (paud) hingga sekolah dasar (sd). Serta fasilitas untuk pemenuhan
kebutuhan rumah tangga seperti swalayan atau minimarket.
33
B. Penentuan Prioritas Masalah
Tabel Indikator Gizi
No Masalah Jumlah Prevalensi Target Keterangan
1. Tidak menimbang 19 50 %
BB minimal 3
bulan
2. Ibu hamil 20 95, 2 % Target tahun Masalah
mendapatkan tablet 2019 jumlah
Fe 98 % (sc :
sakip gizi
2018)
3. Mengkonsumsi 8 40% 90 % (sc : Masalah,
tablet Fe <90 tablet Depkes ) konsumsi
pada masa tablet Fe
kehamilan tidak rutin
5. a. memberikan ASI 6 30% Target tahun Masalah :
saja pada saat usia 2019 jumlah 1. ASI tidak
<6 bulan 50% (sc : cukup (35,
4 20% sakip gizi 7%)
b. Memberikan ASI 2018) 2. ASI tidak
dan makanan lain 4 20% keluar
pada saat usia <6 (28,6%)
bulan 4 20%
c. memberikan
Sufor dan makanan
lain pada saat usia
<6 bulan
d. memberikan
ASI, Sufor, dan
makanan lain pada
saat usia <6 bulan
6. Setiap hari keluarga 19 50 %
mengkonsumsi lauk
hewani
34
7. Konsumsi kapsul 12 92,3 % Target Bukan
vitamin A merah konsumsi vit masalah
dalam 1 tahun (usia A >80 %
12-59 bulan)
8. Tidak menimbang 2: 12, 6% 54, 6 % Masalah
balita usia >6 bulan 24 bulan
dalam 6 bulan (3x)
terakhir 42 bulan
(1x)
35
Prioritas masalah yang ditemukan yaitu balita stunting, karena pada
responden ditemukan balita yang mengalami pendek dan sangat pendek. Masalah
stunting dapat mengakibatkan timbulnya beberapa masalah kesehatan fisik dan
psikologi.
a. faktor penyebab
Informasi yang saya dapatkan dari Bidan di Polindes desa Tukum, karena banyak
Balita yang mengalami stunting disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
36
Kurangnya kesadaran
masyarakat mengenai Tingkat kemiskinan tinggi
hygen sanitasi
D. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah
37
E. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah Dengan Menggunakan Alternatif
Analisis
Goal Menurunkan prevalensi stunting
Kriteria Alternatif 1 Alternatif 2
Meningkatkan asupan zat Meningkatkan kesadaran
gizi melalui konsumsi imunisasi
makanan beragam
1. sumberdaya
a. manusia 3 2
b. dana 2 3
c. sarana 3 3
d. prasarana 3 3
e. waktu 4 2
2. dukungan kebijakan 4 3
3. dukungan masyarakat 3 3
4. keberlangsungan 3 3
Total skor 25 22
Keterangan skor: 1-5
Paling tidak favorable: 1
Paling favorable: 5
Tujuan dari analisis masalah ini adalah untuk menurunkan angka prevalensi
stunting di desa tukum. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan sebuah alternatif
yaitu :
Sumber daya seperti masyarkat, dana, sarana dan prasarana, serta waktu
merupakan mudah atau tidaknya masyarakat dalam mengikuti kegiatan yang akan
dilakukan. Dukungan kebijakan merupakan dukungan dari pemerintah setempat ada
atau tidaknya program pemerintah dalam menangani kasus tersebut. Dukungan
masyarakat merupakan bentuk pastisipasi dalam kegiatan tersebut. Dan
keberlangsungan merupakan berapa lama setelah kegiatan diberikan intervensi
kemungkinan dapat terus dijalankan atau diterapkan oleh responden atau sudah
diterapkanolehmasyarakat.
38
F. Intervensi
1. Perencanaan Intervensi
39
melakukan
komunikasi
dengan ibu
mengenai
pola makan
balita dalam
sehari
2. Penyuluhan Memberikan Whats Perwak 3 60 Power Rp. Sabtu, Mahasiswa, Melakukan Evaluasi
gizi seimbang penyuluhan app ilan orang menit point, 20.00 20 perwakilan komunikasi dilakuka
mengenai gizi grup Keluarg pretes 0 oktober keluarga melalui n melalui
seimbang, a dan dan sampai dan ibu whatssap hasil
serta ibu post 22 yang grup untuk pretest
mengenalkan yang test oktober mempunyai memantau dan post
kepada ibu mempu balita pola gizi test serta
untuk nyai seimbang hasil dari
mengkonsumsi balita yang komunik
makanan diterapkan asi
beragam dalam dalam
sehari serta kehidupan
mengenalkan sehari-hari
porsi piring
makan ku
3. Pengembang Memberikan whats Ibu dan 3 15 video Rp.10 26 Mahasiswa Mahasiswa Evaluasi
an teknologi video berupa app balita orang menit 0.000 oktober membuat dilakuka
tepat guna cara 2020 video yang n pada
pembuatan sampai berisi saat
makanan 30 pembuatan selesai
selingan Oktobe produk kegiatan
(Pudding r 2020 berupa
40
Kelor) makanan
mengunakan selingan
bahan lokal menggunak
untuk an bahan
mengatasi produk
kejadian lokal untuk
stunting mengatasi
masalah
kejadian
stunting
G. Hasil Intervensi
41
No Waktu makan Nama makanan Bahan makanan Keterangan
Pokok Lauk Sayur Buah
1. Makan pagi (17- Nasi Nasi Daging - -
10-2020) Daging kambing
Makan sore Nasi Nasi Daging Sayur
Daging kambing bayam
sayur
Selingan malam Susu formula
2. Makan pagi (18- Nasi kuning Nasi kuning Sosis - -
10-2020) Mie Mie
Sosis
42
Konseling mengenai gizi seimbang
43
Makan malam Nasi goreng Nasi Ayam
Telur Telur
Buah pisang Pisang
44
Kartu kendali pencatatan konsumsi makanan anak responden (konseling )
Nama : Fifi
Usia : 8 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
No Waktu makan Nama makanan Bahan makanan Keterangan
Pokok Lauk Sayur Buah
1. Makan pagi Nasi Nasi - Sayur -
(17-10-2020) Sayur bayam bayam
45
Diberikan intervensi dan konseling mengenai gizi seimbang dan pola makan
46
Dari informasi yang di dapatkan oleh responden pertama. Balita bernama
Raden Algifahri usia 24 bulan, dan berjenis kelamin Laki-laki. Dari usia 2 bulan
sudah diberi susu formula dikarenakan Ibu sibuk bekerja dan ASI tidak lancar. Sehari
makan 2x sehari makanan pokok, dikarenakan malamnya minum susu formula.
MPASI dimulai dari usia 6 bulan. Diperoleh dari informasi BB/U dengan hasil -1,69
termasuk dalam kategori BB normal. Hasil dari PB/U -7,55 termasuk dalam kategori
Sangat Pendek. Dan BMI/U dengan hasil 5,10 termasuk dalam kategori Gizi Lebih.
Pada responden yang kedua didapatkan informasi yaitu balita berama Fifi
Indah usia 8 bulan, dan berjenis kelamin perempuan. Dari bayi sudah minum susu
forumla dan belum pernah diberi ASI karena ASI dari ibu tidak keluar. Waktu
pemberian MPASI pada usia 5 bulan dengan keterangan awal makan berupa
makanan yang di blender yang terdiri dari nasi, sayur, ikan (tetapi jarang). Lalu
memasuki usia 6 bulan balita diberi makan nasi tim dengan sayur (setiap hari) dan
lauk nabati, sedangkan lauk hewani (jarang). Balita dalam sehari makan 3x sehari
dan selingan berupa biskuit dan pernah diberi cilok. Diperoleh informasi dari BB/U
dengan hasil -1,97 termasuk kategori BB normal. Hasil dari PB/U dengan hasil 0,36
termasuk dalam kategori normal. Hasil dari BMI/U dengan hasil -2,95 termasuk
dalam Gizi kurang.
47
Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih
zat esensial. Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat gizi dalam jumlah
berlebih, sehingga menimbulkan efek toksik atau membehayakan. Baik pada status
gizi kurang maupun status gizi lebih terjadi gangguan gizi. Gangguan gizi
disebabkan oleh factor primer atau sekunder. Faktor primer adalah apabila susunan
makanan seseorang salah dalam kuantitas dan atau kualitas yang disebabkan oleh
kurangnya penyediaan pangan, kurang baiknya distribusi pangan, kemiskinan,
ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah, dan sebagainya. Faktor sekunder
meliputi semua faktor yang menyebabkan zat-zat gizi tidak sampai di sel-sel tubuh
setelah makanan dikonsumsi (Setyawati B, 2015).
Menurut Depkes (2011) Gizi Balita Usia 1 – 3 Tahun Pemberian zat gizi yang
tepat pada usia ini akan membantu pertumbuhan fisik dan juga mentalnya. Berikut
zat – zat gizi penting yang harus diberikan pada usia 1 – 3 tahun :
a. karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat yang digunakan untuk aktivitas dan energi bagi
tubuh. Sumber makanan yang mengandung karbohidrat diperlukan anak untuk
aktivitasnya mempertahankan panas tubuh dan pertumbuhannya. Kebutuhan energi
dari karbohidrat harus memenuhi sekitar 50 % dari jumlah total kalori yang
dibutuhkan sehari.
b. protein
Sejak dini, asupan lemak bagi anak sebaiknya sekitar 20 – 25 % dari total
kalori yang dibutuhkan. Asam lemak esensial sangat penting untuk perkembangan
otak dan retina mata pada anak. Pertumbuhan sel-sel otak berlangsung sangat cepat
pada usia 0 – 1 tahun, terutama 6 bulan pertama usia kehidupan dan berhenti pada
48
usia anak 6 bulan. 17 Pertumbuhan otak akan disempurnakan hingga usia 2 – 3
tahun, dimana pada masa ini berat dan besar sel – sel otak yang akan bertambah.
49
B. Intervensi Dan Penyuluhan Secara Kelompok
Penyuluhan dilakukan secara kelompok dengan 3 responden melalui grup whatsapp. Penyuluhan ini mengenai Gizi Seimbang dan
Pola makan. Penyuluhan dilakukan selama 3 hari pada waktu malam hari, dikarenakan responden jika siang sibuk bekerja. Output yang
diharapkan dari penyuluhan ini dalah responden dapat mengetahui, mengerti, serta mempraktikannya dirumah masing-masing. Dilihat dari
hasil kuisioner post test dan pre test yang diberikan hasilnya dapat dilihat sebagai berikut
50
makanan yang harus
dipenuhi saat konsumsi.
Jadi di dalamnya terdapat
porsi penyesuaian apa
saja yang diperlukan
D. Apa saja makanan yang untuk keperluan
terdapat dalam porsi piring konsumsi pemenuhan gizi
makanku? yang baik.
Tidak tahu
51
2. Mbak Hamida A. Apakah pengertian dari Gizi untuk memenuhi
Usia : 42 tahun gizi seimbang? kebutuhan tubuh
B. Sebutkan tujuan dari Supaya sehat
gizi seimbang!
C. Apa yang anda ketahui Tidak tahu
mengenai tumpeng gizi
seimbang?
D. Apa saja makanan yang Nasi, lauk, sayur
terdapat dalam porsi piring
makanku? Tidak tahu Makan siang responden
E. Sebutkan minimal 5 isi
dari pedoman gizi
seimbang!
52
2. Mbak Yashinta A. Apakah pengertian dari gizi seimbang adalah
Usia : 35 tahun gizi seimbang? makanan yang
mengandung zat gizi yang
jumlahnya sesuai dengan
B. Sebutkan tujuan dari kebutuhan tubuh.
gizi seimbang! agar tubuh tetap sehat,
imun agar tetap terjaga.
C. Apa yang anda ketahui bentuknya seperti
mengenai tumpeng gizi piramida berisi gambaran
Makan siang responden
seimbang? empat sehat lima
D. Apa saja makanan yang sempurna.
terdapat dalam porsi piring nasi, sayur, lauk hewani,
makanku? lauk nabati.
53
besi, biasakan sarapan
54
B. Pree Test Penyuluhan
55
yang terdapat dalam porsi konsumsi pemenuhan gizi
piring makanku? yang baik.
Protein nabati dan hewani
E. Sebutkan minimal 5 isi (Lauk pauk), karbohidrat
dari pedoman gizi (nasi, kentang, jagung,
seimbang! dsb), vitamin (sayur dan
buah).
1. Makanlah makanan
sumber karbohidrat
setengah dari kebutuhan
energi.
2. Pilihlah makanan
berkadar lemak sedang
dan rendah lemak jenuh.
3. Gunakan garam
beriodioum.
4. Makanlah makanan
sumber zat besi. 5.
Minumlah air bersih dan
aman yang cukup
56
jumlahnya.
2. Mbak Hamida A. Apakah pengertian dari Asupan sehari-hari yang
Usia : 42 tahun gizi seimbang? jenis dan jumlah zat
gizinya sesuai dengan
kebutuhan.
B. Sebutkan tujuan dari Pemenuhan kebutuhan
gizi seimbang! gizi guna mencegah
terjadinya gizi kurang dan
C. Apa yang anda ketahui gizi lebih.
mengenai tumpeng gizi
seimbang? Pedoman untuk pola Makan siang responden
D. Apa saja komponen makan hidup sehat.
yang terdapat dalam porsi Makanan pokok, sayur,
piring makanku? lauk, dan buah.
E. Sebutkan minimal 5 isi
dari pedoman gizi 1. cuci tangan sebelum
seimbang! makan
2. melakukan olahraga
3. sarapan pagi
4. banyak makan sayur
57
dan buah-buahan
5. membatasi konsumsi
manis, dan asin.
2. Mbak Yashinta A. Apakah pengertian dari gizi seimbang adalah
Usia : 35 tahun gizi seimbang? makanan yang
mengandung zat gizi yang
jumlahnya sesuai dengan
B. Sebutkan tujuan dari kebutuhan tubuh.
gizi seimbang! pemenuhan gizi agar
tubuh tetap sehat, imun
agar tetap terjaga serta
mencegah terjadinya gizi
C. Apa yang anda ketahui kurang dan lebih. Makan siang responden
mengenai tumpeng gizi
seimbang? Piramida berisi tentang
D. Apa saja komponen pedoman melakukan pola
yang terdapat dalam porsi hidup sehat.
piring makanku? nasi, sayur, lauk hewani,
lauk nabati, dan buah
E. Sebutkan minimal 5 isi
58
dari pedoman gizi
seimbang! 1. makanlah aneka ragam
makanan.
2. gunakan garam
beryodium, sumber zat
besi,
3. biasakan sarapan.
4. syukuri aneka ragam
makanan
5. minum air putih
59
Berdasarkan hasil dari post test dan pree test, responden sudah memahami
dan mampu menerapkan kedalam kehidupan sehari-hari mengenai konsep dari Gizi
seimbang, Tujuan, dan lain-lain. Terlihat bahwa hasil porsi makan responden sudah
hampir mendekati dengan anjuran Piring Makan-Ku. Berdasarkan informasi dari
responden pertama bahwa dalam keluarga mereka mengkonsumsi makanan pokok 3x
dalam sehari disertai dengan selingan buah. Rutin mengkonsumsi sayur, serta lauk
hewani dan nabati. Pada responden kedua didapatkan informasi yakni bahwa dalam
keluarga mereka mengkonsumsi makanan pokok 2x dalam sehari. Setiap hari rutin
mengkonsumsi sayur dan lauk nabati, sedangkan untuk lauk hewani tidak rutin.
Sedangkan pada responden ketiga didapatkan informasi yakni bahwa dalam keluarga
mereka mengkonsumsi makanan pokok 3x dalam sehari. Konsumsi buah dan sayur
tidak rutin setiap hari, dan mengkonsumsi lauk hewani dan nabati rutin setiap hari.
60
C. Teknologi Tepat Guna menggunakan pangan lokal
Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat pudding antara lain :
61
9. panci
10. saringan
11. kompor
Cara membuat :
1. Cuci bersih daun kelor, lalu potong daun dari tangkainya. Selanjutnya masukan
kedalam blender dan tambahkan air, lalu di blender sampai halus.
2. Saring daun kelor. Ambil air sari dan tuangkan kedalam gelas.
3. Masukkan sari kelor kedalam panci, lalu tambahkan bubuk kelor aduk sampai rata,
kemudian tambahkan santan. Aduk sampai rata. Masukkan gula
4. Selanjutnya letakkan diatas kompor dengan api kecil, kemudian aduk sampai rata.
Jika sudah mulai keliatan ada gelembung tambahkan susu cair. Aduk hingga
tercampur rata
7. Siap disajikan
Pemberian makanan tambahan (PMT) pada anak gizi kurang berupa puding
daun kelor. Puding daun kelor ini merupakan racikan dari puding yang ditambahkan
dengan campuran daun kelor. Sebab, daun kelor banyak tumbuh di daerah tropis
seperti di Indonesia. Konsumsi daun kelor merupakan salah satu alternatif untuk
menanggulangi kasus kekurangan gizi di Indonesia (Widowati, dkk, 2014). Hasil
Penelitian Zakaria, dkk. 2012 menunjukkan bahwa penambahan tepung daun kelor 3
- 5 gram sehari pada makanan anak balita gizi kurang dapat meningkatkan napsu
makan anak dan berat badan anak pada umumnya naik setiap bulan.
Kandungan gizi tepung daun kelor yaitu: 9,57% kadar air, 7,85% kadar abu,
4,03% kadar serat, 2,52% kadar lemak, 26,02% kadar protein, 1,92% kadar vitamin
C dan 51,91% kadar karbohidrat. kandungan nutrisi yang cukup kompleks, senyawa
organik yang terkandung dalam 100 g tepung daun kelor diantaranya adalah tinggi
62
kandungan protein 6,8 g, ß-karoten 6,78 mg, mineral terutama zat bezi 7 mg, fosfor
70 mg, dan vitamin C 220 mg (Krisnadi, A. D. (2015).
63
F. Monitoring dan Evaluasi (beserta tabel Plan of Action)
Komponen
Indikator Penanggung
Project yang MoV Frq Metode
Monitoring Jawab
akan dipantau
Input
Sumber daya Kualitas dari Penguasaan 3x Membaca Mahasiswa
Manusia pemateri materi yang dan
(mahasiswa itu akan memahami
sendiri) terhadap dijelaskan materi secara
penguasaan materi berulang-
tentang gizi ulang
seimbang
Proses
Konseling dan Memastikan Ibu Penguasaan 3 kali Komunikasi Mahasiswa
Intervensi Gizi memberi makanan materi yang melalui
anak dengan dijelaskan whatsapp
makanan yang secara rutin
beragam dan
mencukupi status
gizi balita
Output
Prevalensi Jumlah balita Kartu pencatatan 3 hari Kartu Mahasiswa
stunting dengan konsumsi pencatatan
menurun prevalensi konsumsi
64
stunting
menurun
Konsumsi
makan
beragam
Status gizi
balita
tercukupi
65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Masyarakat desa tukum terutama ibu yang mempunyai balita baiknya aktif
membawa anaknya ke Posyandu terdekat, mendapat vitamin dan vaksin. Serta
keluarga dirumah memanfaatkan ragam pangan lokal untuk memenuhi Gizi
Seimbang dan bisa mengurangi gizi kurang dan gizi lebih.
66
DAFTAR PUSTAKA
Adriani M, Bambang W (2014). Gizi dan Kesehatan Balita (Peranan Mikro Zinc
pada pertumbuhan balita).Jakarta : Kencana
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta : Kemenkes RI; 2015.
Proverawati, Atikah. 2010. Obesitas dan Gangguan Perilaku Makan pada Remaja.
Yogyakarta : Nuha Medika
Sulistyoningsih, H. (2012). Gizi untuk kesehatan ibu dan anak . Yogyakarta : Graha
Ilmu.
67
Supariasa. 2016. Penilaian Status Gizi. Jakarta: ECG.
Widowati, I., dkk. 2014. Universitas Negeri Yogyakarta. Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera) Terhadap Bakteri Pembusuk Ikan Segar
(Pseudoonas Aeruginosa). Tanggal Akses 19 Oktober 2018.
Zakaria, dkk. 2012. Penambahan Tepung Daun Kelor Pada Menu Makanan Sehari-
hari dalam Upaya Penanggulangan Gizi Kurang pada Anak Balita. Media Gizi
Pangan, Volume XIII, Edisi 1, Januari-Des 2012.
68
LAMPIRAN
A. Kuisioner
B. Rekapitulasi data
69
9 8 40%
3. konsumsi keluarga
Konsumsi Lauk Hewani Dalam 3 Hari Terakhir
38 100%
Konsumsi Buah atau Sayur dalam 3 Hari Terakhir
38 100%
Garam curah - -
ASI saja 6 30 %
Susu formula 1 5%
70
Konsumsi Lauk Hewani Dalam Seminggu Terakhir
8 1 0
10 1 1
24 1 1
24 1 1
24 0 3
27 2 2
29 1 1
31 1 1
36 1 1
36 0 2
42 0 2
Frekuensi Pemberian
Jumlah Responden Presentase
Vitamin A biru
0 3 23,1 %
1 9 69,2 %
71
2 1 7,7%
Frekuensi Pemberian Jumlah Responden Presentase
Vitamin A merah
0 1 7,7 %
1 7 53, 8 %
2 4 30,8 %
3 1 7,7 %
Usia Frekuensi
7 6
8 6
9 7
10 7
24 6
24 3
24 6
27 8
31 6
36 6
36 6
36 6
42 1
72
(bulan
(kg) Informasi
)
-1, 69 BB
58. Raden algifari L 24 10 KMS
SD normal
0,60 BB
59. Gibran L 9 9,5 KMS
SD normal
-1,01 BB
60. El Ghazai L 24 11 KMS
SD normal
0,73 BB
61. Rhaesa P 36 13 -
SD normal
-0,84 BB
62. Fitri aida P 24 11 -
SD normal
-1,97 BB
63. Fifi indah P 8 5 -
SD normal
-1,05 BB
64. Asyifa P 24 10,1 -
SD normal
-0,67 BB
65. Azmi L 36 13 KMS
SD normal
1,24 BB
66. Fira P 36 13 -
SD normal
-3,08 BB
67. Davin L 36 10 -
SD kurang
0,09 BB
68. Dava L 12 10 -
SD normal
-1,85 BB
69. Reza L 24 13 KMS
SD normal
-0,45 BB
70. Nilam P 42 14 KMS
SD normal
-1,28 BB
71. Shameera P 2 4 -
SD normal
-0,77 BB
72. Rizki L 24 11 KMS
SD normal
-0,14 BB
73. Hanun P 9 6,5 -
SD normal
-1,46 BB
74. Asyifa P P 36 11,3 KMS
SD normal
-0,85 BB
75. Nailul author L 12 10 KMS
SD normal
73
-1,43 BB
76. Aleena P 24 10,4 KMS
SD normal
74
Indeks PB/U
Usia
PB Sumber
NO Nama L/P (bulan PB/U Kategori
(kg) Informasi
)
-7, 55 Sangat
77. Raden algifari L 24 64 KMS
SD pendek
-0,12
78. Gibran L 9 71 KMS Normal
SD
-2,23
79. El Ghazai L 24 81 KMS Pendek
SD
-0,16
80. Rhaesa P 36 96 - Normal
SD
-1,67
81. Fitri aida P 24 83 - Normal
SD
0,36
82. Fifi indah P 0 63 - Normal
SD
-0,23
83. Asyifa P 24 85 - Normal
SD
0,26
84. Azmi L 36 96 KMS Normal
SD
1,87
85. Fira P 36 90 - Normal
SD
-2,43
86. Davin L 36 85 - Pendek
SD
1,28
87. Dava L 12 79,5 - Normal
SD
-1,98
88. Reza L 24 93 KMS Normal
SD
-1,64
89. Nilam P 42 92 KMS Normal
SD
-3, 36 Sangat
90. Shameera P 2 55,3 -
SD pendek
0,06
91. Rizki L 24 80 KMS Normal
SD
-0,14
92. Hanun P 9 10 - Normal
SD
93. Asyifa P P 36 87 KMS -1,85 Normal
75
SD
3,45
94. Nailul author L 12 81 KMS Tinggi
SD
-2,43
95. Aleena P 24 81 KMS Pendek
SD
76
Indeks BMI/U
Usia
NO Nama L/P (bulan BMI/U Kategori
)
5,10 Gizi
96. Raden algifari L 24
SD lebih
0,90
97. Gibran L 9 Gizi baik
SD
0,61
98. El Ghazai L 24 Gizi baik
SD
-1,01
99. Rhaesa P 36 Gizi baik
SD
0,28
100. Fitri aida P 24 Gizi baik
SD
-2,95 Gizi
101. Fifi indah P 8
SD kurang
-1,41
102. Asyifa P 24 Gizi baik
SD
-1,33
103. Azmi L 36 Gizi baik
SD
0,25
104. Fira P 36 Gizi baik
SD
-3,01 Gizi
105. Davin L 36
SD kurang
-0,88
106. Dava L 12 Gizi baik
SD
-0,67
107. Reza L 24 Gizi baik
SD
0,86
108. Nilam P 42 Gizi baik
SD
0,58
109. Shameera P 2 Gizi baik
SD
0,26
110. Rizki L 24 Gizi baik
SD
0,58
111. Hanun P 9 Gizi baik
SD
112. Asyifa P P 36 0,39 Gizi baik
77
SD
-1,61
113. Nailul author L 12 Gizi baik
SD
0,21
114. Aleena P 24 Gizi baik
SD
C. Dokumentasi
78
79
80