Anda di halaman 1dari 84

PEMANTAUAN PERTUMBUHAN,

STATUS GIZI DAN


PENYAKIT TIDAK MENULAR
DALAM PROSES ASUHAN GIZI
Ruang Lingkup
PROSES ASUHAN GIZI PADA :

Balita
Anak
Gizi
Sekolah Dewasa
Kurang Ibu Hamil Dewasa
dan dan
dan Gizi Remaja Ibu Kurang dan
Remaja Lansia
Buruk, Putri Hamil Energi Lansia
Gizi dengan
Kurus Anemia Anemia Kronik dengan
Lebih PTM
dan (KEK) Malnutrisi
dan
Sangat
Gemuk
Kurus

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 2


1.Balita Gizi Kurang dan Gizi
Buruk, Kurus dan Sangat
Kurus

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 3


PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA

Mengikuti pertumbuhan balita Status pertumbuhan


Definisi secara terus menerus dan teratur seorang anak dapat
melalui pengukuran antropometri. diketahui dengan cara
melihat kenaikan BB pada
grafik pertumbuhan yang
Mengetahui status pertumbuhan terdapat pada KMS atau
Tujuan dan mendeteksi secara dini bila Buku KIA
terjadi gangguan pertumbuhan

PP pada balita dilakukan melalui


Cara penimbangan Berat Badan (BB)
setiap bulan di Posyandu atau
Fasyankes
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 4
Grafik Berat Badan Mengikuti Garis
Pertumbuhan

Tidak Naik

Naik

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 5


STATUS GIZI BALITA

Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan


izi adalah keadaan
oleh yang diakibatka Kaitan
keseimbangan antara jumlah asupan zat gizi Pemantauan
dengan kebutuhan tubuh. Pertumbuhan
dan Status
Status gizi merupakan salah satu indikator Gizi
kualitas sumber daya manusia yang
menentukan tingkat kesehatan masyarakat
Pemantauan
Pertumbuhan
Penilaian status gizi pada balita dilakukan
dengan cara membandingkan hasil Status
penimbangan dengan standar antropometri Gizi
berdarkan indeks BB/U, TB/U, BB/TB.

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 6


INDEKS ANTROPOMETRI BALITA
(KEPMENKES RI NO 1995/ MENKES/ SK/ XII/ 2010)

Ambang Batas BB/U TB/U BB/TB IMT/U

< - 3 SD Gizi Buruk Sangat Pendek Sangat Kurus Sangat Kurus


- 3 SD sd < - 2 SD Gizi Kurang Pendek Kurus Kurus
- 2 SD sd + 2 SD Gizi Baik Normal Normal Normal
> + 2 SD Gizi Lebih Tinggi Gemuk Gemuk

Bila ditemukan balita gizi kurang, gizi buruk, kurus dan sangat kurus yang
dirujuk ke Puskesmas, maka dilakukan Proses Asuhan Gizi perorangan
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 7
Balita Pendek / Stunting
Ketika ditemukan
• Balita dengan status gizi berdasarkan indikator
TB/U dengan kategori pendek dan sangat balita dengan
pendek merupakan salah satu prioritas masalah gizi lebih
masalah gizi untuk diatasi di Indonesia.
dan atau pendek
• Penanggulangan stunting melalui pendekatan
sensitif dan spesifik sesuai dengan Konsep maka perlu
Rencana Aksi Menangani Masalah Stunting dirujuk ke fasilitas
(Sumber: Ratas Menteri yang dipimpin oleh
Wapres, 9 Agustus 2017) pelayanan
kesehatan yang
lebih tinggi
Balita Gemuk / Obes
10
RENCANA INTERVENSI STUNTING
INTERVENSI GIZI SPESIFIK INTERVENSI GIZI SENSITIF
KEMENDIKBUD
• PAUD dengan muatan pendidikan
gizi dan kesehatan KEMENKEU
• Pendidikan Kesehatan • Dana Insentif Daerah
Reproduksi dan gizi untuk anak
sekolah dan Remaja
KEMENTAN
KEMENPUPR • Ketahanan pangan
• Sarana air bersih dan sanitasi • Pemanfaatan Pekarangan Rumah Tangga

KEMEN. PERINDUSTRIAN KEMENAG


• Pemberian Tablet Tambah Darah • Pembinaan iodidasi industri • Pendidikan gizi dan kesehatan kepada calon
untuk remaja putri, calon pengantin, garam rakyat pengantin melalui KUA
ibu hamil • Pengawasan fortifikasi garam • Pendidikan Kesehatan dan
• Promosi ASI Eksklusif beryodium gizi untukdi madrasah dan pondok pesantren
• Promosi Makanan Pendamping-ASI • Mendorong peran serta ulama untuk
• Promosi makanan berfortifikasi pendidikan gizi dan kesehatan
KEMENSOS
termasuk garam beryodium
• Bantuan Pangan Non-Tunai
• Promosi dan kampanye Tablet dengan sumber protein (telur)
Tambah Darah • PKH, pemanfaatan fasilitator BPOM
• Suplemen gizi mikro (Taburia) untuk pendidikan gizi dan • Keamanan pangan
• Suplemen gizi makro (PMT) pemantauan kepatuhan layanan • Monitoring pangan terfortifikasi di lapangan
• Kelas Ibu Hamil kesehatan secara berkala
• Promosi dan kampanye gizi seimbang
dan perubahan perilaku
KEMENDAGRI BKKBN
• Pemberian obat cacing • Nomor Induk Kependudukan • Pendidikan Kesehatan Reproduksi untuk
• Tata Laksana Gizi Kurang/Buruk • Akta kelahiran Remaja termasuk madrasah dan pondok
• Suplementasi vitamin A • Fasilitasi program dan kegiatan pesantren
• Jaminan Kesehatan Nasional gizi dalam APBD • Bina Keluarga Balita untuk peningkatan
pengetahuan dan keterampilan orang tua
dan anggota kelurga lain dalam pembinaan
KEMENDESPDTT tumbuh kembang anak sejak dalam
• Pengangaran Dana Desa untuk kandungan
kegiatan gizi

11
Proses Asuhan Gizi pada Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk serta Kurus dan
Sangat Kurus di Tingkat Masyarakat
Prevalensi/ proporsi balita gizi kurang, gizi buruk, balita
Antropometri kurus, balita sangat kurus, BGM, 2T, N/D
Sumber data: laporan rutin dan data indikator keluarga sehat

Laboratorium -

Fisik/ Klinis -

P Riwayat Gizi




Hasil survei konsumsi (Jika ada), gambaran food recall 10 RT
Akses ketersediaan dan keamanan pangan
Cakupan balita mendapat PMT dan kapsul vitamin A
Pola asuh/budaya/keyakinan (cth: pantangan makanan)
 Pengetahuan dan perilaku ibu dalam PMBA
 Cakupan D/S, imunisasi balita, PHBS, SDIDTK
 Prevalensi penyakit , wabah
Riwayat Klien  Daya beli masyarakat
 Geografis, akses ke Posyandu dan pelayanan kesehata1n2
Proses Asuhan Gizi pada Balita Gizi Kurang dan G Unitzuik B
meli
u rhuatkbessearaan
m e rujuk pada cut off point
Sangat Kurus di Tingkat at mKau sarlu
ahskd
esaen
hatan
d a pat masalah
Masy ar
Prevalensi/ proporsi balita gizi kurang, gizi buruk,kesmasbalita

Antropometri kurus, balita sangat kurus, BGM, 2T, N/D


Sumber data: laporan rutin dan data indikator keluarga sehat

Laboratorium - Bila setelah dikonfirmasi didapatkan hasil statu


status
gizinya normal, maka intervensi  promotif
Fisik/ Klinis - preventif  berfokus pada edukasi dan konseling .

P Riwayat Gizi




Hasil survei konsumsi (Jika ada), gambaran food recall 10 RT
Akses ketersediaan dan keamanan pangan
Cakupan balita mendapat PMT dan kapsul vitamin A
Pola asuh/budaya/keyakinan (cth: pantangan makanan)
 Pengetahuan dan perilaku ibu dalam PMBA
 Cakupan D/S, imunisasi balita, PHBS, SDIDTK
 Prevalensi penyakit , wabah
Riwayat Klien  Daya beli masyarakat
 Geografis, akses ke Posyandu dan pelayanan kesehata1n3
Proses Asuhan Gizi pada Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk serta
Kurus dan Sangat Kurus di Tingkat Masyarakat
Tingginya prevalensi / proporsi balita kurus dan sangat kurus di
Problem wilayah kerja Puskesmas Maju Jaya Tahun 2017
 Kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian makan anak
 Kurangnya akses terhadap fasyankes termasuk keterbatasan PMT
Etiologi  Kondisi sosial ekonomi dan budaya, rendahnya daya beli
 Kurangnya penerapan PHBS
 Kurang dukungan kebijakan pemerintah setempat

D Sign/ Symptom
Asupan energi dan protein < 70% AKG, Praktek PMBA tidak sesuai,
Rendahnya cakupan D/S dan N/D , tingginya angka kesakitan pada
balita, Rendahnya cakupan pemberian Vitamin A dan Imunisasi, Tidak
ada sumber air bersih / sanitasi buruk terkait pengolahan makanan

Contoh diagnosis gizi:


Tingginya proporsi balita kurus di wilayah kerja Puskesmas Maju Jaya Tahun 2017 (P)
berkaitan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian makan anak dan rendahnya
daya beli (E) ditandai dengan asupan energi pada balita <70% AKG sebesar 60 % (S).
14
Proses Asuhan Gizi pada Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk serta
Kurus dan Sangat Kurus di Tingkat Masyarakat
 Menurunkan proporsi balita kurus dari 21 % menjadi
Tujuan
16 % selama 1 tahun

 Balita kurus : Pemberian PMT pemulihan selama 90


hari (pangan lokal/pabrikan), pemberian

I Pemberian
Makan
multimikronutrien (taburia) jika tersedia
 Balita sangat kurus dengan komplikasi, rawat inap di
TFC pemberian F75, F100 sesuai TAGB
 Balita sangat kurus tanpa komplikasi, rawat jalan di
Pos PGBM, pemberian RUTF (jika tersedia)
 Pemberian kapsul vitamin A bagi kasus gizi buruk

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 15


Proses Asuhan Gizi pada Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk serta
Kurus dan Sangat Kurus di Tingkat Masyarakat
Penyuluhan kepada ibu balita tentang PMBA,
manfaat PMT, vitamin A, PHBS, Pemantauan
Edukasi pertumbuhan balita secara rutin di Posyandu,
Gizi PAUD/TK (diusulkan dalam RPK)
Penyediaan sarana dan media KIE

I Melakukan koordinasi:
 Lintas program (Dokter, Tim Asuhan Gizi, Pengelola
Program KIA, Kesling, Imunisasi)
Koordinasi  Lintas sektor (Kepala Desa, Camat, PKK, Kemendes,
Asuhan Gizi Pertanian, Perindustrian, Perikanan, Perternakan, dll)
 Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 16
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 25
PRINSIP TERJADINYA MASALAH GIZI
(Keseimbangan antara Asupan dan Kebutuhan)

• Internal (umur,
• Ketersediaan jenis kelamin,
• Perilaku konsumsi fisiologis, status
• Sosial ekonomi Asupan Kebu gizi)
tuhan • Eksternal
• Aktivitas fisik
(aktivitas fisik,
lingkungan)

 Bila asupan > kebutuhan  MASALAH GIZI TERKAIT DGN KELEBIHAN


 Bila asupan < kebutuhan  MASALAH GIZI TERKAIT DGN KEKURANGAN

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 39


4. Ibu Hamil Anemia

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 42


Pemantauan Pertumbuhan dan Status Gizi dalam Proses Asuhan Gizi
ANEMIA
Pengertian Anemia :
Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
lebih rendah dari normal (WHO, 2011).
Diagnosis Anemia
Melalui pemeriksaan laboratorium (Cyanmet). Khusus untuk survei di lapangan
digunakan metode yang sama dengan alat HemoCue. Klasifikasi anemia sesuai
dengan standar WHO 2011.

Setiap ibu hamil yang


memeriksakan
kehamilan di
pelayanan kesehatan
HARUS periksa
kadar Hemoglobin

43
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Masyarakat
 Proporsi Ibu hamil trimester I dengan status gizi berdasarkan
IMT pra hamil : Gizi kurang/KEK, normal, kelebihan BB dan
obes
Antropometri  Proporsi Ibu hamil dengan penambahan berat badan tidak
sesuai standar (kohor)
 Proporsi Ibu hamil Risiko KEK, Bayi dengan BBLR
Untuk melihat besaran
Laboratorium 
 Proporsi Ibu hamil
Proporsi Ibu hamil anemia
anemia (Hb
(Hb <
< 11g/
11g/ d
dmml)l)asalah
asalahkesehatan
kesehatan

P Fisik/ Klinis -
merujuk pada cut off
dapat

 Survei konsumsi terutama makanan sumber protein dan Fe


 Hasil recall pada 10 RT ibu hamil
off point
masalah kesmas

Riwayat  Cakupan pemberian dan kepatuhan konsumsi TTD


 Akses ketersediaan dan keamanan pangan
Gizi  Pengetahuan ibu tentang makanan sebelum dan saat hamil
 Perilaku makan terkait budaya (pantangan makan, dll)
44
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Masyarakat
Jumlah/proporsi ibu hamil melakukan ANC (K1, K4)
Proporsi ibu hamil ikut kelas ibu
Proporsi ibu hamil dengan riwayat penyakit berkaitan
dengan kelainan darah dan kecacingan
Proporsi keluarga dengan PHBS

P Riwayat Catatan dari kantong-kantong daerah yang bermasalah


Klien
(misalnya jumlah AKI)
Geografis, akses ke pelayanan kesehatan
Daya beli masyarakat
Dukungan sosiobudaya, psikologis, agama, kebijakan
Data ketersediaan dan distribusi TTD ibu hamil
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 45
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Masyarakat
 Tingginya prevalensi/ proporsi ibu hamil anemia di
Problem wilayah kerja Puskesmas Tanjung Kelor Tahun 2017

 Rendahnya asupan yang disebabkan ketersediaan


pangan di tingkat rumah tangga yang kurang
 Konsumsi makanan atau minuman yang membantu/

D Etiologi
menghambat penyerapan zat besi
 Tingginya angka kesakitan ibu hamil
 Rendahnya cakupan K1 dan K4
 Rendahnya cakupan pemberian dan konsumsi TTD
 Kurangnya penerapan PHBS di keluarga
 Kurangnya dukungan keluarga pada ibu hamil
 Akses yang kurang terhadap fasyankes
 Kurangnya pengetahuan
46
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Masyarakat
 Rendahnya asupan protein pada ibu hamil ( < 70%
AKG)
Sign/
Symptom  Rendahnya cakupan pemberian dan konsumsi TTD
pada ibu hamil

D Contoh diagnosis gizi:


Tingginya prevalensi anemia pada ibu hamil di wilayah Puskesmas
Tanjung Kelor Tahun 2016 (P) dikaitkan dengan rendahnya asupan
protein hewani dan kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi TTD (E)
ditandai dengan proporsi ibu hamil dengan asupan protein < 70% AKG
sebanyak 70 % dan cakupan konsumsi TTD sebesar < 60 % (S).

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 47


Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Masyarakat
 Menurunkan proporsi anemia pada ibu hamil di
Tujuan wilayah Puskesmas Tanjung Kelor dari 30% menjadi
20 % selama 3 tahun
 Konsumsi TTD sesuai anjuran
Pemberian Makan

I Edukasi Gizi
 Penyuluhan tentang gizi ibu hamil saat kunjungan di
puskesmas, posyandu, pada pertemuan kelompok
pendukung, kelas ibu balita, dll
 Penyediaan sarana KIE berupa poster, leaflet dan
brosur

Konseling Gizi -

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 48


Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Masyarakat
Merujuk ibu hamil anemia ke Fasyankes
Koordinasi dengan dokter utk
penanggulangan penyakit terkait kelainan
darah, kecacingan
Koordinasi dengan program KIA dalam

I Koordinasi
Asuhan Gizi
pendistribusian TTD
Meningkatkan ketersediaan pangan bekerja
sama dengan penyuluh pertanian, termasuk
ketersediaan sumber protein hewani
Menjaga kebersihan perumahan dan sanitasi
lingkungan dengan lintas program dan
camat/kades 49
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Masyarakat
 Jumlah ibu hamil anemia setelah intervensi
 Cakupan ibu hamil anemia yang mendapat TTD
 Kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi TTD
 Prevalensi/proporsi anemia pada ibu hamil pasca
intervensi

ME  Cakupan ANC
 Perencanaan kebutuhan dan distribusi TTD ibu
hamil
 Terselenggaranya penyuluhan tentang anemia pada
ibu hamil serta manfaat TTD pada saat kelas ibu
atau kunjungan ANC
Bila tujuan intervensi tidak tercapai, maka perlu dilakukan pengkajian ulan
50 g
Bila ditemukan kasus ibu hamil anemia gizi besi, maka penanganan Proses
Asuhan Gizi perorangan di puskesmas adalah sebagai berikut:

Proses Asuhan Gizi


pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Individu

Antropometri
BB, TB dan Lingkar lengan Atas (LiLA)

 Jika kadar Hb ibu < 11 g/dl maka ibu hamil dikategorikan


anemia

P Laboratorium  Data hasil laboratorium lainnya : kemungkinan penyakit


penyerta lainnya yang menyebabkan anemia (lihat data
rujukan dan keterangan dari dokter yang memeriksa)

Wajah, kuku dan kelopak mata pucat, dan ibu hamil


Fisik/ Klinis mengalami 5 L
51
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Individu

Riwayat Pola makan ibu hamil, food recall asupan protein dan zat
Gizi besi, kepatuhan konsumsi TTD

P Riwayat Usia, etnis, faktor lingkungan (sanitasi), riwayat medis pada


Klien pasien atau keluarga serta sosial ekonomi pasien

Formulir skrining gizi yang dilakukan pada ibu hamil dapat dilihat pada lampiran 4.

52
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Individu

Contoh diagnosis gizi:


Asupan protein dan zat besi tidak adekuat (P)
berkaitan dengan kurangnya pengetahuan dan tingkat
D kepatuhan mengonsumsi TTD (E) yang ditandai
dengan Kadar HB < 11 g/dl, asupan protein dan zat
besi < AKG dan TTD yang tidak dikonsumsi sesuai
anjuran (S).

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 53


Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Individu
Meningkatkan asupan protein dan zat besi yang
Tujuan
adekuat pada ibu hamil anemia

Preskripsi Gizi: mencakup jumlah zat gizi yang


dibutuhkan (sumber zat besi, protein hewani)
Pemberian
serta makanan yang meningkatkan penyerapan
I Makan
zat besi (sumber vitamin C).
Konsumsi TTD sesuai anjuran
Penyuluhan tentang gizi ibu hamil termasuk manfaat
Edukasi dan tatacara konsumsi TTD saat kunjungan di
Gizi puskesmas, posyandu, kelas ibu balita, dll
Penyediaan sarana KIE (poster, leaflet dan brosu54r)
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi
Memberikan motivasi kepada ibu hamil anemia
untuk mengonsumsi makanan sumber protein
Konseling Gizi dan zat besi serta TTD

I Koordinasi dengan dokter bila ada penyakit


penyerta
Koordinasi
Asuhan Gizi Koordinasi dengan program KIA dalam
pendistribusian TTD

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 55


Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk:
• Melihat kenaikan kadar Hb setelah 1 bulan intervensi pada
ibu hamil anemia trimester I
• Memeriksa kadar Hb setelah 15 hari intervensi ( trimester II)

ME • Memantau asupan protein dan zat besi ibu hamil dengan


melihat food recall dan kartu suplementasi TTD

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 56


Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi

• Jika pada pemeriksaan selanjutnya kadar Hb tidak


berubah  rujuk ke pelayanan kesehatan yang lebih
tinggi.
• Bila anemia disebabkan oleh defisiensi zat besi, maka
dengan konsumsi TTD secara teratur akan
meningkatkan kadar Hb, namun jika kadar Hb tidak
meningkat setelah konsumsi TTD secara, kemungkinan
anemia disebabkan oleh faktor lain.
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 57
5. Ibu Hamil Kurang
Energi Kronik
(KEK)

Tingkat Masyarakat
Tingkat Individu

Pelajari Pedoman Asuhan Gizinya……..


58
Pemantauan Pertumbuhan dan Status Gizi dalam Proses Asuhan Gizi

STATUS GIZI PADA IBU HAMIL

Penilaian status gizi pada ibu Kenaikan BB Sela ma berdasarkan


Hamil dengan
hamil dapat dilakukan IMT Pra Hamil
cara pengukuran LiLA. ibu Status Gizi/ IMT Pra Kenaikan BB
hamil berisiko KEK apabila < Hamil (kg/m2) Selama Hamil
23.5 cm.
Gizi Kurang/KEK (< 18,5) 12,71 – 18,16
Pada kehamilan trimester I, 11,35 – 15,89
Normal (18,5- 24,9)
KEK pada ibu hamil
ditentukan melalui Indeks Kelebihan BB (25,0 –
6,81 – 11,35
Massa Tubuh IMT). 29,9)

Ibu hamil dikatakan KEK Obes (> 30,0) 4,99 – 9,08


apabila IMT < 18,5.
Sumber : Institute of Medicine (IOM, 2009)

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 59


5. Dewasa dan
Lansia dengan
Malnutrisi

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 60


Empat langkah dasar untuk Asuhan Gizi Di Puskesmas
Mengumpulkan, verifikasi,
interpretasi data tersedia yang
relevan untuk identifikasi
problem gizi
Pengkajian

Menyimpulkan dengan pernyataan PES


Problem (P) : penamaan masalah gizi
sesuai terminologi masalah gizi
Etiologi (E) : akar penyebab masalah
Monitoring dan Sign/Symptom (S) : data yang
Diagnosa Gizi menunjukan adanya problem dan dapat
Evaluasi
diukur secara kuantitatif dan kualitatif
Melaksanakan pemantauan dan
pengawasan dengan acuan ukuran
keberhasilan sesuai sign/symptom (S)

Intervensi

Melaksanakan intervensi
sesuai etiologi (E)
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 61
Dewasa dan Lansia
Malnutrisi
masalah yang
sering ditemuai

Ambang Batas IMT untuk Indonesia


Status Gizi Kategori IMT
Sangat Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kurus Kekurangan berat badan tingkat ringan 17 - < 18,5
Normal 18,5 – 25,0
Gemuk (Overweight) Kelebihan berat badan tingkat ringan > 25,0 – 27,0
63
Obese Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
Pengkajian pada lansia

Saat Aku
Lanjut Usia

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 64


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Malnutrisi

Prevalensi/Proporsi:
Antropometri Dewasa dan lansia gizi kurang/gizi buruk/gizi lebih

P Laboratorium
Prevalensi/Proporsi:
Dewasa dan lansia gula darah tinggi/ kolesterol tinggi

Prevalensi/Proporsi:
Klinis/Fisik Dewasa dan lansia kesulitan mengunyah/ tekanan
darah tinggi

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 65


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Malnutrisi
Prevalensi/Proporsi Dewasa dan Lansia yang:
• Konsumsi energi, protein, lemak < 80% AKG
• Konsumsi energi, protein, lemak > 110% AKG
• Konsumsi serat rendah < 25 g/ hari
Riwayat  Pengetahuan tentang gizi seimbang
Gizi Perilaku makan terkait budaya
 Gambaran aktivitas fisik dewasa dan lansia

P Riwayat
Klien
 Akses ketersediaan dan keamanan pangan

• Proporsi Dewasa dan Lansia mendapatkan pelayanan


Posbindu / Posyandu lansia
• Data Riwayat Penyakit
• Proporsi keluarga dengan PHBS
• Daya beli masyarakat
• Kondisi Geografis, Akses ke Fasyankes
• Dukungan keluarga
• Dukungan sosek, budaya, psikologis, spiritual, kebijakan
66
• Formulir skrining gizi, formulir riwayat gizi dan formulir asuhan gizi
yang dilakukan pada dewasa dapat dilihat pada Lampiran 5, 6, dan 7,
sedangkan formulir Mini Nutritional Assessment (MNA) pada lansia
dapat dilihat pada Lampiran 8.

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 67


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Malnutrisi
Contoh diagnosis gizi :
Problem
• Tingginya prevalensi/proporsi Tingginya proporsi dewasa dan
lansia gizi lebih di PKM A Thn 2016
malnutrisi pada dewasa dan lansia
(P) dikaitkan dengan tingginya
di wilayah kerja Puskesmas … asupan karbohidrat dan lemak tinggi
Tahun….. (E) yang ditandai dengan asupan
Etiologi karbohidrat dan lemak > 100 AKG,
proporsi status gizi lebih … % (S)

D •



Asupan Makan
Kurang Aktivitas Fisik
Rendah Daya Beli
Keterbatasan akses terhadap makanan
Tingginya proporsi dewasa dan
lansia gizi kurang di PKM A Thn
2016(P) dikaitkan dengan sulitnya
Sign/Symptom akses terhadap fasyankes (E) yang
• Rendahnya asupan energi (< 80 % AKG) ditandai dengan rendahnya
cakupan kunjungan ke Posbindu
• Tingginya asupan energi (> 110 AKG)
dan Puskesmas (S).
68
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Malnutrisi
Menurunkan prevalensi/proporsi malnutrisi pada
Tujuan Dewasa dan Lansia di wilayah kerja Puskesmas A
dari 15 % menjadi 10 % pada tahun 2019.

Pemberian Makan -

I Edukasi Gizi
 Gizi seimbang, Konsumsi buah dan sayur
 Teknik mengolah makan
 Menerapkan perilaku CERDIK, PHBS, GERMAS
 Penyediaan sarana KIE

Konseling Gizi -

Koordinasi Merujuk, Koordinasi LS, keikutsertaan JKN


Asuhan Gizi
69
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Malnutrisi
Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala untuk
memantau:
 Prevalensi/proporsi gizi kurang dan buruk pada lansia
 Prevalensi/proporsi lansia dengan konsumsi energi,

ME protein, lemak < 80% AKG


 Data penurunan/ peningkatan konsumsi makanan berlemak,
gula, garam
 Data penerapan gizi seimbang
 Data perbaikan status gizi lansia

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 70


Contoh Soal Studi Kasus Gizi Kurang pada Lansia
di Tingkat Masyarakat
• Hasil rekap laporan rutin bulan tahun 2016 Puskesmas Mekar Sari diketahui:
sebanyak 20% lansia dengan status gizi kurang, posbindu di wilayah ini kurang
aktif
• Hasil survey konsumsi pada kelompok lansia Prevalensi jumlah lansia dengan
konsumsi energi dan protein < 80% sebesar 35%
• Daya beli kurang terhadap makanan sumber protein hewani maupun nabati,
buah dan sayur yang diambil dari data gambaran konsumsi makanan dan
minuman
• Di wilayah kecamatan Mekar sari ini terdapat pasar dengan jenis makanan
yang cukup beragam
• Usia rata – rata 60 – 70 tahun dan masih bisa beraktifitas ringan misalnya
kegiatan sosial masyarakat, kegiatan ibadah dan lainnya, rata – rata tinggal
sendiri sehingga mempengaruhi motivasi makan lansia hal ini disebabkan
anak–anaknya bekerja di kota.
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 71
Asuhan Gizi pada Kelompok Lansia Gizi Kurang
Di wilayah puskesmas A Kurangnya konsumsi makanan

Diagnosis gizi
ditemukan sebanyak 20% lansia
Pengkajian Gizi sesuai dengan kebutuhan (P)
mengalami gizi kurang.
berkaitan dengan kurangnya
Prevalensi jumlah lansia dengan
konsumsi energi dan protein < motivasi memenuhi asupan
80% sebesar 35% energi dan protein, daya beli
daya beli kurang terhadap yang rendah (E) ditandai oleh
makanan sumber protein, buah 20% lansia mengalami status
dan sayur menurut data survey
gizi kurang dan prevalensi
Lansia usia rata – rata 60 – 70 asupan energi dan protein <
tahun dan masih bisa beraktifitas
ringan, rata – rata tinggal sendiri 80% sebesar 35%(S)
sehingga mempengaruhi motivasi
makan lansia

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 72


Asuhan Gizi pada Kelompok Lansia Gizi Kurang
Tujuan Monitoring
Intervensi

Monev
Meningkatkan asupan energi dan IMT lansia dan pelaksanaan program
protein sehingga dapat mengurangi masak dan makan bersama lansia
jumlah lansia dengan status gizi
kurang
Evaluasi
Implementasi
penurunan angka status gizi lansia
Mengaktifkan posbindu dan prevalensi lansia asupan energi
Mengadakan kegiatan masak dan dan protein < 80%
makan bersama dangan dana
bantuan bagi lansia setiap hari selasa
dan jumat
Mengadakan penyuluhan gizi berkala
Advokasi pemanfaatan dana desa
peduli lansia
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 73
5. Dewasa dan
Lansia dengan
PTM

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 74


Pendahuluan
• Penyakit Tidak Menular yang sering
dijumpai pada dewasa dan lansia
diantaranya adalah Hipertensi dan
Diabetes Melitus.
• Berdasarkan hasil Riskesdas Tahun 2013
untuk usia 18 tahun ke atas prevalensi
Hipertensi sebesar 25,8% (hasil
pengukuran) dan 9,4 (hasil wawancara).
• Sedangkan untuk Diabetes Melitus
berdasarkan wawancara juga terjadi
peningkatan dari 1,1 persen (2007)
menjadi 2,1 persen (2013).
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 75
DIABETES MELITUS

Klasifikasi Diabetes Mellitus


Diabetes Melitus  Suatu kumpulan gejala yang adalah sebagai berikut:
timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena
adanya peningkatan kadar gula (glukosa) a. Diabetes Mellitus tipe 1: destruksi sel β
(autoimun, idiopati)
darah akibat kekurangan insulin baik absolut
b. Diabetes Mellitus tipe 2: Predominan
maupun relatif. resistensi insulin dengan defisiensi
insulin - resistensi insulin
c. Diabetes Mellitus tipe lain seperti:
Diabetes Melitus merupakan penyakit metabolik yang Defek genetik dari sel β, Defek genetik
biasanya herediter, dengan tanda-tanda : kerja insulin, Penyakit eksokrin
hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau pancreas, Endokrinopati, Imbas obat
tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik sebagai atau zat kimia, Infeksi, diperantarai imun,
akibat dari kurangnya insulin efektif; gangguan primer Sindrom genetik lainnya
terletak pada metabolisme karbohidrat yang disertai d. Diabetes Mellitus Gestasional
gangguan metabolisme lemak dan protein.

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 76


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus
Pengkajian Gizi

Berat Badan

Tinggi Badan, Tinggi lutut, Pandang Depa (untuk


lansia)

Indeks Massa Tubuh (IMT)

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 77


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus
Pengkajian Gizi

Gula Darah Puasa

Gula Darah Sewaktu

Gula darah 2 jam PP

Tes Toleransi Glukosa

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 78


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus
Pengkajian Gizi

Gejala yang
sering • mudah lelah, haus, sering BAK
ditemukan

• Nafsu makan menurun, gangguan


Gejala Kronis penglihatan, kesemutan, mudah lelah,
gigi mudah goyah dan lepas

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 79


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus

Pengkajian Gizi

Pola Makan

Asupan Gizi

Kebiasaan Makan

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 80


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus

Pengkajian Gizi

Usia
Jenis Kelamin
Kondisi Lingkungan
Sosial Ekonomi
Aktifitas Fisik
Penggunaan Obat
Riwayat Penyakit
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 81
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus
Diagnosis Gizi

Kelebihan asupan energi

Kelebihan asupan karbohidrat

Kelebihan asupan lemak

Kelebihan berat badan

Penurunan berat badan yang tidak direncanakan

Perubahan nilai laboratorium spesifik (gula darah)

Pola makan tidak seimbang

Ketidaksiapan perubahan pola makan


82
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus

Diagnosis Gizi

Kebiasaan makan berlebihan

Kurangnya aktifitas
Kebiasaan makanan tinggi energi,
karbohidrat dan lemak yang berlebihan
Gula darah belum terkontrol

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 83


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus

Diagnosis Gizi

Kadar gula darah


Berat badan
IMT
Asupan gizi
Pola makan
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 84
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus

Contoh diagnosis gizi yang sering ditemukan pada kasus diabetes melitus
adalah :

Problem
• Kelebihan berat badan
(P)

1 Etiologi
• Berterkaitan dengan pola makanan yang tinggi energi,
karbohidrat dan lemak serta aktifitas kurang
(E)

• Ditandai dengan IMT > 27, asupan energi dan lemak >
Sign &
Symptom
100% kebutuhan, gula darah sewaktu > 120 mg/dl
(S)
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 85
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus
Contoh diagnosis gizi yang sering ditemukan pada kasus diabetes melitus
adalah :

Problem
• Ketidaksiapan perubahan pola makan
(P)

• Berkaitan dengan Kurangnya kepatuhan mengikuti


2 Etiologi
(E)
rekomendasi diet, kurangnya motivasi dan kesiapan untuk
berubah

• Ditandai dengan, asupan karbohidrat 120% dari kebutuhan,


Sign &
Symptom
masih sering mengkonsumsi kue dan minuman manis
(S)
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 86
Intervensi Gizi
Intervensi gizi pada diabetes melitus diberikan untuk mengatasi
masalah gizi dengan mempertimbangkan :
• Penyebab masalah gizi (etiologi)
• Syarat dan prinsip diet pada diabetes melitus
• Sumber daya yang dapat digunakan untuk menjalankan anjuran atau
nasehat gizi, misalnya kemampuan pengadaan makanan di rumah

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 87


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus

Intervensi Gizi

Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal

Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal;

Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai


berat badan normal;

Menghindari atau menangani komplikasi

Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang


optimal.
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 88
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus

Intervensi Gizi

Pemberian Makanan, misalnya berupa bantuan makan atau


pemberian makanan di PKM rawat inap

Edukasi Gizi untuk memberikan pengetahuan mengenai


anjuran makan dan pola makan

Konseling gizi untuk memberikan pemecahan masalah


dan motivasi

Koordinasi tim kesehatan, yaitu dengan tenaga kesehatan yang


terlibat misalnya dokter dan perawat
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 89
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus
Indikator yang ditetapkan untuk dilakukan monitoring dan evaluasi tergantung
kepada target indikator yang akan dirubah, misalnya :

Pengetahuan,

Perilaku dan pola makan

Kadar gula darah,

Berat badan,

Faktor risiko serta tanda dan gejala klinis


Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 90
HIPERTENSI

• Hipertensi adalah peningkatan Klasifikasi Pengukuran Tekanan Darah


tekanan darah sistolik dan
Klasifikasi Tekanan Darah TDS (mmHg) TDD
diastolik yang menetap.
(mmHg)
• Menurut WHO batasan hipertensi Optimal < 120 < 80
untuk orang dewasa (di atas 18
Normal 120 -129 84 – 90
tahun) yaitu tekanan darah di
atas 140/90 mmHg. High Normal 130 -139 85 – 89
• Jika terjadi kenaikan salah satu Hipertensi Ringan (grade I) 140 - 159 90 – 99
dari ukuran tekanan darah Hipertensi Sedang (grade II) 160 - 179 100 – 109
tersebut (atau dua-duanya, Hipertensi Berat (grade III) >180 >110
sistolik dan diastolik), sudah
Isolated systolic hypertension >140 < 90
dapat dikatakan terjadi hipertensi

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 91


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi

Pengkajian Gizi

Berat Badan

Tinggi Badan

Indeks Massa Tubuh (IMT)


Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 92
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi

Pengkajian Gizi

Gula Darah Puasa

Kadar Kolesterol Darah

Profil Mineral
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 93
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi

Pengkajian Gizi

Tekanan Darah diatas Normal

Gejala sakit kepala di daerah tengkuk dan


berlangsung terus menerus

Penglihatan kabur, sesak nafas, sukar tidur

Kadang disertai mual muntah


94
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi

Pengkajian Gizi

Pola Makan, misalnya kebiasaan


mengkonsumsi makanan tinggi natrium

Gaya Hidup berkaitan dengan asupan


gizi, misalnya kebiasaan mengkonsumsi
alkohol
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 95
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi

Pengkajian Gizi
Usia
Jenis kelamin
Kurangnya aktifitas fisik
Riwayat penyakit personal dan keluarga
Penggunaan obat-obatan
Faktor lingkungan dan sosio budaya

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 96


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi

Diagnosis Gizi
Kelebihan konsumsi natrium

Kelebihan berat badan

Asupan energi berlebih

Pola makan yang salah

Ketidaksiapan perubahan pola makan 97


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi

Diagnosis Gizi
Asupan Garam (Natrium) dan energi berlebih

Kurang aktivitas fisik

Kurangnya pengetahuan gizi seimbang

Kelebihan berat badan

Minum alkohol

Merokok

Stres berkepanjangan 98
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi

Diagnosis Gizi
Tekanan darah di atas normal

pola makan yang tidak sesuai

asupan gizi

IMT
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 99
Penetapan Diagnosis Gizi
Contoh diagnosis gizi yang sering ditemukan pada kasus hipertensi adalah :

Problem
• Kelebihan konsumsi natrium
(P)

• Berkaitan dengan kurangnya pengetahuan mengenai makanan


Etiologi yang baik dan tidak baik dikonsumsi pada hipertensi
(E)

• Tekanan darah 150/100 mmHg, sering mengkonsumsi snack


Sign & kemasan yang asin, gemar mengkonsumsi ikan asin, jarang
symptom mengkonsumsi sayur
(S)
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 100
Intervensi Gizi
Intervensi gizi pada hipertensi diberikan untuk mengatasi masalah gizi
degan mempertimbangkan :
• Penyebab masalah gizi (etiologi)
• Syarat dan prinsip diet pada hipertensi sesuai dengan pedoman atau
reverensi yang berlaku
• Sumber daya yang dapat digunakan untuk menjalankan anjuran atau
nasehat gizi, misalnya kemampuan pengadaan makanan di rumah

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 101


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi

Intervensi Gizi

Menurunkan asupan makanan tinggi garam/ natrium

Meningkatkan aktivitas fisik

Menurunkan berat badan

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 102


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi

Intervensi Gizi

Pemberian diet rendah garam .

Prinsip diet hipertensi : makanan beraneka ragam mengikuti pola


gizi seimbang; jumlah garam disesuaikan dengan berat ringannya
penyakit dan obat yang diberikan.

Perhatikan bahan makanan yang dianjurkan, dibatasi dan


dihindari sesuai dengan diet hipertensi
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 103
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi

Intervensi Gizi

Edukasi gizi, memberikan pengetahuan


mengenai makanan yang baik dikonsumsi .

Konseling Gizi, memberikan alternatif


pemecahan masalah dan motivasi dalam
penerapan diet pada hipertensi

Koordinasi Asuhan Gizi, misalnya koordinasi


dengan dokter dan perawat

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 104


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi
Indikator yang ditetapkan untuk dilakukan monitoring dan evaluasi
tergantung kepada target indikator yang akan dirubah, misalnya :

Prilaku dan pola makan

Tekanan Darah

Berat Badan

Faktor risiko serta tanda dan gejala klinis


105
Contoh Soal Studi Kasus Hipertensi pada Tingkat
Individu
• Seorang wanita bernama Ny. A usia 52 tahundatang berobat ke Puskesmas
Mentari dengan keluhan sering mengeluh sakit kepala. Setelah dilakukan
pemeriksaan didapatkan hasil tekanan darah 150/100 mmHg
• Dari hasil pengukuran antropometri di dapatkan BB = 78 kg dan TB = 160 cm
• Ny. A tampak gemuk
• Dari hasil anamnesa pola makan Ny. A memiliki pola makan 3 kali makanan
pokok dengan porsi nasi yang besar, makan selalu menggunakan kerupuk aci
1 mangkok dan gorengan. Ny. A gemar mengkonsumsi makanan selingan
berupa snack kerupuk atau gorengan. Dalam makanannya jarang terdapat
sayur dan jarang mengkonsumsi buah – buahan.
• Saat ini Ny A diberikan dokter terapi hipertensinya obat captopril 25 mg
• Aktifitas sehari - hari Ny A adalah kegiatan rumah tangga dan tidak ada
aktifitas tambahan, untuk mengisi waktu Ny A biasanya berkumpul dangan
tetangga yang kadang diisi dengan makan2 snack gorengan
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 106
Asuhan Gizi pada Individu dengan Hipertensi

Diagnosis gizi
Pengkajian Gizi
IMT = 30 kg/m2 (obesitas)
TD = 150/100 mmHg Kelebihan berat badan (P)
Asupan = tinggi energi, lemak, berkaitan dengan pola makanan
karbohidrat, sering gorengan, yang tidak seimbang dan
jarang konsumsi buah berlebihan serta kurangnya
aktifitas (E)
Riw. Personal = obat captopril 25
mg, kurang aktifitas ditandai oleh IMT 30 kg/m2 dan
asupan > 100% kebutuhan (S)
Jenis kelamin wanita, usia 52
tahun

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 107


Asuhan Gizi pada Individu dengan Hipertensi

Tujuan
Intervensi Monitoring

Monev
menurunkan berat badan 0,5 IMT satu bulan berikutnya
kg/minggu dan memperbaiki
Asupan gizi
pola makanan
Implementasi
Edukasi gizi : memberikan Evaluasi
pengetahuan gizi mengenai. perubahan IMT dan asupan gizi
Diet rendah garam dengan
jumlah sesuai kebutuhan, pola
makanan gizi seimbang,
anjuran meningkatkan
aktifitas fisik

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 108


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai