Balita
Anak
Gizi
Sekolah
Kurang Ibu Hamil
dan
dan Gizi Remaja Kurang
Remaja
Buruk, Putri Energi
Gizi
Kurus Anemia Kronik
Lebih
dan (KEK)
dan
Sangat
Gemuk
Kurus
Definisi
Tujuan
Cara
Tidak Naik
Naik
K
menentukan tingkat kesehatan masyarakat
on
Pemantauan
f ir
m
Pertumbuhan
as
Penilaian status gizi pada balita dilakukan
i
dengan cara membandingkan hasil Status
penimbangan dengan standar antropometri Gizi
berdarkan indeks BB/U, TB/U, BB/TB.
Bila ditemukan balita gizi kurang, gizi buruk, kurus dan sangat kurus yang
dirujuk ke Puskesmas, maka dilakukan Proses Asuhan Gizi perorangan
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 7
Batasan Masalah Kesehatan untuk Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk
Berdasarkan Indikator BB/U
Balita Gemuk /
Obes 10
RENCANA INTERVENSI STUNTING
INTERVENSI GIZI SPESIFIK INTERVENSI GIZI SENSITIF
KEMENDIKBUD
•PAUD dengan muatan pendidikan
gizi dan kesehatan KEMENKEU
•Pendidikan Kesehatan •Dana Insentif Daerah
Reproduksi dan gizi untuk anak
sekolah dan Remaja
KEMENTAN
KEMENPUPR •Ketahanan pangan
•Sarana air bersih dan sanitasi •Pemanfaatan Pekarangan Rumah Tangga
11
Proses Asuhan Gizi pada Balita Gizi Kurang dan Gizi Untuk
Buruk melihat besaran masalah
serta Kurus dan
kesehatan dapat merujuk pada cut off
Sangat Kurus di Tingkat Masyarakat point masalah kesmas
Prevalensi/ proporsi balita gizi kurang, gizi buruk, balita
Antropometri kurus, balita sangat kurus, BGM, 2T, N/D
Sumber data: laporan rutin dan data indikator keluarga sehat
Bila setelah dikonfirmasi didapatkan hasil
status gizinya normal, maka intervensi
promotif preventif berfokus pada edukasi dan
P
konseling.
12
Proses Asuhan Gizi pada Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk serta
Kurus dan Sangat Kurus di Tingkat Masyarakat
Tingginya prevalensi / proporsi balita kurus dan sangat kurus di
Problem wilayah kerja Puskesmas Maju Jaya Tahun 2017
Kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian makan anak
Kurangnya akses terhadap fasyankes termasuk keterbatasan PMT
Etiologi Kondisi sosial ekonomi dan budaya, rendahnya daya beli
Kurangnya penerapan PHBS
D
Kurang dukungan kebijakan pemerintah setempat
Asupan energi dan protein < 70% AKG, Praktek PMBA tidak sesuai,
Rendahnya cakupan D/S dan N/D , tingginya angka kesakitan pada
Sign/ Symptom balita, Rendahnya cakupan pemberian Vitamin A dan Imunisasi, Tidak
ada sumber air bersih / sanitasi buruk terkait pengolahan makanan
I
hari (pangan lokal/pabrikan), pemberian
multimikronutrien (taburia) jika tersedia
Pemberian Balita sangat kurus dengan komplikasi, rawat inap di
Makan TFC pemberian F75, F100 sesuai TAGB
Balita sangat kurus tanpa komplikasi, pemberian
RUTF (jika tersedia)
Pemberian kapsul vitamin A bagi kasus gizi buruk
I Melakukan koordinasi:
Lintas program (Dokter, Tim Asuhan Gizi, Pengelola
Program KIA, Kesling, Imunisasi)
Koordinasi Lintas sektor (Kepala Desa, Camat, PKK, Kemendes,
Asuhan Gizi Pertanian, Perindustrian, Perikanan, Perternakan, dll)
Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 15
Proses Asuhan Gizi pada Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk serta
Kurus dan Sangat Kurus di Tingkat Masyarakat
Monitoring dan Evaluasi secara berkala untuk
memantau:
Terselenggaranya penyuluhan PMBA, dll
Tersedianya PMT, Vitamin A, sarana dan media KIE
Pemantauan kenaikan berat badan selama diberikan PMT,
P
18
Proses Asuhan Gizi
pada Balita Gizi Buruk (BB/U) dan Kurus (BB/TB) di Tingkat Individu
P
Formulir asuhan gizi yang dilakukan pada anak dapat dilihat
pada Lampiran 3.
D Etiologi
Kurangnya penerapan PHBS di keluarga
Kurangnya akses terhadap fasyankes
Keterbatasan akses pemenuhan makanan (termasuk PMT)
Kurangnya dukungan nakes, keluarga, kebijakan pemerintah
Riwayat kehamilan, persalinan ibu, riwayat penyakit balita
Kondisi sosial ekonomi dan budaya yang tidak mendukung
Sign/ Sesuai data dari pengkajian yang menjadi tanda dan gejala
Symptom 20
CONTOH DIAGNOSIS GIZI PADA BALITA
No. Problem (P) Etiologi (E) Sign/Symptom (S)
1. Balita kurus berkaitan dengan kurangnya yang ditandai oleh BB/TB <
pengetahuan ibu tentang pola - 2 SD, asupan makanan
asuh yang baik serta hanya 50% dari kebutuhan,
keterbatasan daya beli variasi makanan kurang,
makanan anak terlihat lesu
2. Gizi Buruk berkaitan dengan kurangnya yang ditandai oleh BB/U <
pengetahuan ibu tentang pola - 3 SD, kurang mendapat
asuh yang baik serta asupan makanan dengan
keterbatasan daya beli frekuensi dan jumlah yang
makanan adekuat
I
•Usia 0-12 bulan = BBI x 110 sampai 120 kkal
•Usia 1-3 tahun = BBI x 100 kkal
•Usia 4-5 tahun = BBI x 90 kkal
I
Meningkatkan motivasi dan kepatuhan terhadap
Konseling
Gizi
anjuran pemberian makan bayi dan anak serta
konsumsi PMT
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 25
Proses Asuhan Gizi
pada Balita Gizi Buruk (BB/U) dan Kurus (BB/TB) di Tingkat Individu
I
Kunjungan rumah 1 bulan setelah balita ke Puskesmas untuk:
26
Bila ditemukan kasus balita gizi buruk (sangat kurus) maka penanganan
Proses Asuhan Gizi perseorangan di puskesmas adalah sebagai berikut:
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB) di Tingkat Individu
P
27
Selanjutnya dapat dilihat pada pedoman TAGB.
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB) di Tingkat Individu
P
Formulir asuhan gizi yang dilakukan pada anak dapat dilihat
pada Lampiran 3.
D Etiologi
Kurangnya penerapan PHBS di keluarga
Kurangnya akses terhadap fasyankes
Keterbatasan akses pemenuhan makanan (termasuk PMT)
Kurangnya dukungan nakes, keluarga, kebijakan
pemerintah
Riwayat kehamilan, persalinan ibu, riwayat penyakit balita
Kondisi sosial ekonomi dan budaya yang tidak mendukung
29
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB) di Tingkat Individu
Sesuai data dari pengkajian yang menjadi tanda dan gejala
Contoh :
•BB/TB <-3 SD, LiLA < 11,5 cm
Sign/
•Asupan energi pada balita (recall ) < 60% kebutuhan
Symptom
•Praktek PMBA tidak sesuai (jumlah, porsi, frekuensi,
D tekstur, variasi)
•Riwayat penyakit berulang pada balita
Contoh diagnosis gizi (1) :
Contoh diagnosis gizi (2) :
• Kasus Balita Gizi Buruk (P) berkaitan dengan kurangnya asupan
• Kasus Balita Gizi Buruk (P) berkaitan dengan riwayat berat badan lahir
makanan, rendahnya tingkat ekonomi dan pengetahuan ibu (E) yang
rendah dan penyakit TB (E) yang ditandai dengan BB/TB-PB < -3 SD,
ditandai BB/TB < - 3 SD, LiLA < 11,5 cm, jarang mengonsumsi sumber
asupan hanya 40% dari kebutuhan, adanya gangguan pertumbuhan
protein hewani (kurang dari 1 x/minggu), serta lebih sering memberi
dan batuk lama (S).
bubur/nasi dengan kuah sayuran, tahu, tempe (3-4 x/minggu) (S). 30
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB) di Tingkat Individu
Memberikan asupan makanan yang adekuat secara bertahap
Tujuan
untuk mencapai Berat Badan Ideal.
Kasus Balita Gizi Buruk Tanpa Komplikasi (Rawat
Jalan)
Mendapat formula 100, Ready to Use Therapeutic Food (RUTF)
I
(jika tersedia) atau berbasis pangan lokal hingga status gizinya
menjadi gizi kurang (BB/TB antara -3 SD s.d. < -2 SD).
Pemberian 1)F100 diberikan bertahap : fase rehab awal(150 kkal/kgBB/hari),
Makan fase rehab lanjutan 200-220 kkal/kgBB/hari Jika
tanpa tanda klinis langsung fase rehab lanjutan
2)Makanan Lokal : 200 kkal/kgBB/hari dikombinasikan dengan
formula
F100/RUTF : Setelah ASI, sebelum makanan keluarga
31
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB) di Tingkat Individu
Kasus Balita Gizi Buruk dengan Komplikasi (Rawat Inap)
Perlu mendapatkan perawatan sesuai TAGB baik di Puskesmas rawat
inap maupun Rumah Sakit.
Tahapan pemberian makan kasus gizi buruk:
Pemberian Fase stabilisasi : F 75 (80-100 kkal/kgBB/hari, protein 1-1,5 g/kgBB/hr
Makan Fase transisi : F 100 (100-150 kkal/kgBB/har, protein 2-3 g/kgBB/hari
I
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 33
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB) di Tingkat Individu
Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan melihat:
•Ada atau tidak adanya tanda-tanda komplikasi
LINGKUP
PAG
• Pengemudi
• BBM
• Mesin OK
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 36
PRINSIP TERJADINYA MASALAH GIZI
(Keseimbangan antara Asupan dan Kebutuhan)
• Internal (umur,
• Ketersediaan jenis kelamin,
• Perilaku konsumsi fisiologis, status
• Sosial ekonomi Asupan Kebu gizi)
tuhan • Eksternal
• Aktivitas fisik
(aktivitas fisik,
lingkungan)
Tingkat individu
Dampak Anemia
41
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Masyarakat
Proporsi Ibu hamil trimester I dengan status gizi berdasarkan
IMT pra hamil : Gizi kurang/KEK, normal, kelebihan BB dan
obes
Antropometri Proporsi Ibu hamil dengan penambahan berat badan tidak
sesuai standar (kohor)
Proporsi Ibu hamil Risiko KEK, Bayi dengan BBLR
Untuk melihat besaran
P
Laboratorium Proporsi Ibu hamil anemia (Hb < 11g/ dl)
masalah kesehatan dapat
merujuk pada cut off point
-
Fisik/ Klinis masalah kesmas
P
Proporsi keluarga dengan PHBS
Riwayat
Catatan dari kantong-kantong daerah yang bermasalah
Klien
(misalnya jumlah AKI)
Geografis, akses ke pelayanan kesehatan
Daya beli masyarakat
Dukungan sosiobudaya, psikologis, agama, kebijakan
Data ketersediaan dan distribusi TTD ibu hamil
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 43
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Masyarakat
Tingginya prevalensi/ proporsi ibu hamil anemia di
Problem wilayah kerja Puskesmas Tanjung Kelor Tahun 2017
D Etiologi
menghambat penyerapan zat besi
Tingginya angka kesakitan ibu hamil
Rendahnya cakupan K1 dan K4
Rendahnya cakupan pemberian dan konsumsi TTD
Kurangnya penerapan PHBS di keluarga
Kurangnya dukungan keluarga pada ibu hamil
Akses yang kurang terhadap fasyankes
Kurangnya pengetahuan 44
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Masyarakat
Rendahnya asupan protein pada ibu hamil ( < 70%
Sign/ AKG)
Symptom Rendahnya cakupan pemberian dan konsumsi TTD
pada ibu hamil
I Edukasi Gizi
Penyuluhan tentang gizi ibu hamil saat kunjungan di
puskesmas, posyandu, pada pertemuan kelompok
pendukung, kelas ibu balita, dll
Penyediaan sarana KIE berupa poster, leaflet dan
brosur
Konseling Gizi -
I Koordinasi
Asuhan Gizi
pendistribusian TTD
Meningkatkan ketersediaan pangan bekerja
sama dengan penyuluh pertanian, termasuk
ketersediaan sumber protein hewani
Menjaga kebersihan perumahan dan sanitasi
lingkungan dengan lintas program dan
camat/kades 47
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Masyarakat
Jumlah ibu hamil anemia setelah intervensi
Cakupan ibu hamil anemia yang mendapat TTD
Kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi TTD
Prevalensi/proporsi anemia pada ibu hamil pasca
intervensi
ME Cakupan ANC
Perencanaan kebutuhan dan distribusi TTD ibu
hamil
Terselenggaranya penyuluhan tentang anemia pada
ibu hamil serta manfaat TTD pada saat kelas ibu
atau kunjungan ANC
Bila tujuan intervensi tidak tercapai, maka perlu dilakukan pengkajian ulang
48
Bila ditemukan kasus ibu hamil anemia gizi besi, maka penanganan Proses
Asuhan Gizi perorangan di puskesmas adalah sebagai berikut:
P
anemia
Laboratorium Data hasil laboratorium lainnya : kemungkinan penyakit
penyerta lainnya yang menyebabkan anemia (lihat data
rujukan dan keterangan dari dokter yang memeriksa)
Riwayat Pola makan ibu hamil, food recall asupan protein dan zat
besi, kepatuhan konsumsi TTD
P
Gizi
Formulir skrining gizi yang dilakukan pada ibu hamil dapat dilihat pada lampiran 4.
50
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Individu
D
berkaitan dengan kurangnya pengetahuan dan tingkat
kepatuhan mengonsumsi TTD (E) yang ditandai
dengan Kadar HB < 11 g/dl, asupan protein dan zat
besi < AKG dan TTD yang tidak dikonsumsi sesuai
anjuran (S).
I Koordinasi
Koordinasi dengan dokter bila ada penyakit
penyerta
Asuhan Gizi Koordinasi dengan program KIA dalam
pendistribusian TTD
Tingkat Masyarakat
Tingkat Individu
g
interpretasi data tersedia yang
l an
jia n
ka k a
nu
relevan untuk identifikasi
ng k u
problem gizi
Melaksanakan intervensi
sesuai etiologi (E)
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 59
Dewasa dan Lansia
Malnutrisi
masalah yang
sering ditemuai
Saat Aku
Lanjut Usia
Prevalensi/Proporsi:
Dewasa dan lansia gizi kurang/gizi buruk/gizi lebih
P Prevalensi/Proporsi:
Dewasa dan lansia gula darah tinggi/ kolesterol tinggi
Prevalensi/Proporsi:
Dewasa dan lansia kesulitan mengunyah/ tekanan
darah tinggi
P
Akses ketersediaan dan keamanan pangan
D
proporsi status gizi lebih … % (S)
Pemberian Makan -
I
Gizi seimbang, Konsumsi buah dan sayur
Teknik mengolah makan
Edukasi Gizi Menerapkan perilaku CERDIK, PHBS, GERMAS
Penyediaan sarana KIE
Konseling Gizi -
ME
Prevalensi/proporsi lansia dengan konsumsi energi,
protein, lemak < 80% AKG
Data penurunan/ peningkatan konsumsi makanan berlemak,
gula, garam
Data penerapan gizi seimbang
Data perbaikan status gizi lansia
Pengkajian Gizi
Pengkajian Gizi
80
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus
Diagnosis Gizi
Diagnosis Gizi
Contoh diagnosis gizi yang sering ditemukan pada kasus diabetes melitus
adalah :
Pengkajian Gizi
Pengkajian Gizi
Pengkajian Gizi
92
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi
Pengkajian Gizi
Pengkajian Gizi
Diagnosis Gizi
95
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi
Diagnosis Gizi
96
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi
Diagnosis Gizi
Intervensi Gizi
Intervensi Gizi
Intervensi Gizi
103
Contoh Soal Studi Kasus Hipertensi pada Tingkat
Individu
• Seorang wanita bernama Ny. A usia 52 tahundatang berobat ke Puskesmas
Mentari dengan keluhan sering mengeluh sakit kepala. Setelah dilakukan
pemeriksaan didapatkan hasil tekanan darah 150/100 mmHg
• Dari hasil pengukuran antropometri di dapatkan BB = 78 kg dan TB = 160 cm
• Ny. A tampak gemuk
• Dari hasil anamnesa pola makan Ny. A memiliki pola makan 3 kali makanan
pokok dengan porsi nasi yang besar, makan selalu menggunakan kerupuk aci
1 mangkok dan gorengan. Ny. A gemar mengkonsumsi makanan selingan
berupa snack kerupuk atau gorengan. Dalam makanannya jarang terdapat
sayur dan jarang mengkonsumsi buah – buahan.
• Saat ini Ny A diberikan dokter terapi hipertensinya obat captopril 25 mg
• Aktifitas sehari - hari Ny A adalah kegiatan rumah tangga dan tidak ada
aktifitas tambahan, untuk mengisi waktu Ny A biasanya berkumpul dangan
tetangga yang kadang diisi dengan makan2 snack gorengan
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 104
Asuhan Gizi pada Individu dengan Hipertensi