Anda di halaman 1dari 107

PEMANTAUAN PERTUMBUHAN,

STATUS GIZI DAN


PENYAKIT TIDAK MENULAR
DALAM PROSES ASUHAN GIZI

Direktorat Gizi Masyarakat


Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Kementerian Kesehatan RI
Ruang Lingkup
PROSES ASUHAN GIZI PADA :

Balita
Anak
Gizi
Sekolah
Kurang Ibu Hamil
dan
dan Gizi Remaja Kurang
Remaja
Buruk, Putri Energi
Gizi
Kurus Anemia Kronik
Lebih
dan (KEK)
dan
Sangat
Gemuk
Kurus

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 2


1.Balita Gizi Kurang dan Gizi
Buruk, Kurus dan Sangat
Kurus

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 3


PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA

Definisi

Tujuan

Cara

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 4


Grafik Berat Badan Mengikuti Garis
Pertumbuhan

Tidak Naik

Naik

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 5


STATUS GIZI BALITA

Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh


keseimbangan antara jumlah asupan zat gizi Kaitan
dengan kebutuhan tubuh. Pemantauan
Pertumbuhan
dan Status
Status gizi merupakan salah satu indikator Gizi
kualitas sumber daya manusia yang

K
menentukan tingkat kesehatan masyarakat

on
Pemantauan

f ir
m
Pertumbuhan

as
Penilaian status gizi pada balita dilakukan

i
dengan cara membandingkan hasil Status
penimbangan dengan standar antropometri Gizi
berdarkan indeks BB/U, TB/U, BB/TB.

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 6


INDEKS ANTROPOMETRI BALITA
(KEPMENKES RI NO 1995/ MENKES/ SK/ XII/ 2010)

Ambang Batas BB/U TB/U BB/TB IMT/U

< - 3 SD Gizi Buruk Sangat Pendek Sangat Kurus Sangat Kurus


- 3 SD sd < - 2 SD Gizi Kurang Pendek Kurus Kurus
- 2 SD sd + 2 SD Gizi Baik Normal Normal Normal
> + 2 SD Gizi Lebih Tinggi Gemuk Gemuk

Bila ditemukan balita gizi kurang, gizi buruk, kurus dan sangat kurus yang
dirujuk ke Puskesmas, maka dilakukan Proses Asuhan Gizi perorangan
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 7
Batasan Masalah Kesehatan untuk Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk
Berdasarkan Indikator BB/U

Nilai batas prevalensi untuk Kategori


signifikansi masalah kesehatan
masyarakat
< 10 % Prevalensi rendah
10 - 19 % Prevalensi sedang
20 - 29 % Prevalensi tinggi
> 30 % Prevalensi sangat tinggi
Sumber : WHO, 1995

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 8


Batasan Masalah Kesehatan untuk Balita Kurus dan Sangat Kurus (Wasting)
Berdasarkan Indikator BB/TB

Nilai batas prevalensi untuk Kategori


signifikansi masalah kesehatan
masyarakat
<5% Dapat diterima (Acceptable)
5-9 % Buruk (Poor)
10-14 % Serius (Serious)
> 15 % Bahaya/kritis (Critical)
Sumber : WHO, 1995

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 9


Balita Pendek / Stunting
• Balita dengan status gizi berdasarkan indikator
TB/U dengan kategori pendek dan sangat
pendek merupakan salah satu prioritas
masalah gizi untuk diatasi di Indonesia.
• Penanggulangan stunting melalui pendekatan
sensitif dan spesifik sesuai dengan Konsep
Rencana Aksi Menangani Masalah Stunting
(Sumber: Ratas Menteri yang dipimpin oleh
Wapres, 9 Agustus 2017)

Balita Gemuk /
Obes 10
RENCANA INTERVENSI STUNTING
INTERVENSI GIZI SPESIFIK INTERVENSI GIZI SENSITIF
KEMENDIKBUD
•PAUD dengan muatan pendidikan
gizi dan kesehatan KEMENKEU
•Pendidikan Kesehatan •Dana Insentif Daerah
Reproduksi dan gizi untuk anak
sekolah dan Remaja
KEMENTAN
KEMENPUPR •Ketahanan pangan
•Sarana air bersih dan sanitasi •Pemanfaatan Pekarangan Rumah Tangga

KEMEN. PERINDUSTRIAN KEMENAG


• Pemberian Tablet Tambah Darah •Pembinaan iodidasi industri garam •Pendidikan gizi dan kesehatan kepada calon
untuk remaja putri, calon pengantin, rakyat pengantin melalui KUA
ibu hamil •Pengawasan fortifikasi garam •Pendidikan Kesehatan dan
• Promosi ASI Eksklusif beryodium gizi untukdi madrasah dan pondok pesantren
• Promosi Makanan Pendamping-ASI •Mendorong peran serta ulama untuk pendidikan
• Promosi makanan berfortifikasi gizi dan kesehatan
KEMENSOS
termasuk garam beryodium •Bantuan Pangan Non-Tunai dengan
• Promosi dan kampanye Tablet sumber protein (telur)
Tambah Darah •PKH, pemanfaatan fasilitator untuk BPOM
• Suplemen gizi mikro (Taburia) pendidikan gizi dan pemantauan •Keamanan pangan
• Suplemen gizi makro (PMT) kepatuhan layanan kesehatan •Monitoring pangan terfortifikasi di lapangan
• Kelas Ibu Hamil secara berkala
• Promosi dan kampanye gizi
seimbang dan perubahan perilaku KEMENDAGRI BKKBN
• Pemberian obat cacing •Nomor Induk Kependudukan •Pendidikan Kesehatan Reproduksi untuk
• Tata Laksana Gizi Kurang/Buruk •Akta kelahiran Remaja termasuk madrasah dan pondok
• Suplementasi vitamin A •Fasilitasi program dan kegiatan gizi pesantren
• Jaminan Kesehatan Nasional dalam APBD •Bina Keluarga Balita untuk peningkatan
pengetahuan dan keterampilan orang tua dan
anggota kelurga lain dalam pembinaan tumbuh
KEMENDESPDTT kembang anak sejak dalam kandungan
•Pengangaran Dana Desa untuk
kegiatan gizi

11
Proses Asuhan Gizi pada Balita Gizi Kurang dan Gizi Untuk
Buruk melihat besaran masalah
serta Kurus dan
kesehatan dapat merujuk pada cut off
Sangat Kurus di Tingkat Masyarakat point masalah kesmas
Prevalensi/ proporsi balita gizi kurang, gizi buruk, balita
Antropometri kurus, balita sangat kurus, BGM, 2T, N/D
Sumber data: laporan rutin dan data indikator keluarga sehat
Bila setelah dikonfirmasi didapatkan hasil
status gizinya normal, maka intervensi 
promotif preventif  berfokus pada edukasi dan

P
konseling.

12
Proses Asuhan Gizi pada Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk serta
Kurus dan Sangat Kurus di Tingkat Masyarakat
Tingginya prevalensi / proporsi balita kurus dan sangat kurus di
Problem wilayah kerja Puskesmas Maju Jaya Tahun 2017
 Kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian makan anak
 Kurangnya akses terhadap fasyankes termasuk keterbatasan PMT
Etiologi  Kondisi sosial ekonomi dan budaya, rendahnya daya beli
 Kurangnya penerapan PHBS

D
 Kurang dukungan kebijakan pemerintah setempat

Asupan energi dan protein < 70% AKG, Praktek PMBA tidak sesuai,
Rendahnya cakupan D/S dan N/D , tingginya angka kesakitan pada
Sign/ Symptom balita, Rendahnya cakupan pemberian Vitamin A dan Imunisasi, Tidak
ada sumber air bersih / sanitasi buruk terkait pengolahan makanan

Contoh diagnosis gizi:


Tingginya proporsi balita kurus di wilayah kerja Puskesmas Maju Jaya Tahun 2017 (P)
berkaitan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian makan anak dan
rendahnya daya beli (E) ditandai dengan asupan energi pada balita <70% AKG sebesar 60 %
13
(S).
Proses Asuhan Gizi pada Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk serta
Kurus dan Sangat Kurus di Tingkat Masyarakat

 Menurunkan proporsi balita kurus dari 21 % menjadi


Tujuan
16 % selama 1 tahun

 Balita kurus : Pemberian PMT pemulihan selama 90

I
hari (pangan lokal/pabrikan), pemberian
multimikronutrien (taburia) jika tersedia
Pemberian  Balita sangat kurus dengan komplikasi, rawat inap di
Makan TFC pemberian F75, F100 sesuai TAGB
 Balita sangat kurus tanpa komplikasi, pemberian
RUTF (jika tersedia)
 Pemberian kapsul vitamin A bagi kasus gizi buruk

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 14


Proses Asuhan Gizi pada Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk serta
Kurus dan Sangat Kurus di Tingkat Masyarakat
Penyuluhan kepada ibu balita tentang PMBA,
manfaat PMT, vitamin A, PHBS, Pemantauan
Edukasi pertumbuhan balita secara rutin di Posyandu,
Gizi PAUD/TK (diusulkan dalam RPK)
Penyediaan sarana dan media KIE

I Melakukan koordinasi:
Lintas program (Dokter, Tim Asuhan Gizi, Pengelola
Program KIA, Kesling, Imunisasi)
Koordinasi Lintas sektor (Kepala Desa, Camat, PKK, Kemendes,
Asuhan Gizi Pertanian, Perindustrian, Perikanan, Perternakan, dll)
Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 15
Proses Asuhan Gizi pada Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk serta
Kurus dan Sangat Kurus di Tingkat Masyarakat
Monitoring dan Evaluasi secara berkala untuk
memantau:
 Terselenggaranya penyuluhan PMBA, dll
 Tersedianya PMT, Vitamin A, sarana dan media KIE
Pemantauan kenaikan berat badan selama diberikan PMT,

ME laporan asupan makan


Cakupan balita kurus yang mendapat PMT (lokal/pabrikan)
Cakupan balita sangat kurus dengan komplikasi mendapat
perawatan TAGB
Cakupan balita sangat kurus tanpa komplikasi mendapat
perawatan di Pos PGBM
 Turunnya proporsi balita kurus dan sangat kurus
Jika setelah intervensi tidak terjadi perbaikan status gizi, dilakukan pengkajian
ulang dan bila perlu balita dirujuk kembali ke puskesmas/fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih tinggi. 16
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 17
Bila ditemukan balita gizi buruk dan kurus yang dirujuk ke
puskesmas, maka dilakukan Proses Asuhan Gizi perseorangan
sebagai berikut:
Proses Asuhan Gizi
pada Balita Gizi Buruk (BB/U) dan Kurus (BB/TB) di Tingkat Individu

Hasil pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan dan


Antropometri Lingkar Lengan Atas merujuk pada Standar Antropometri
yang berlaku

P
18
Proses Asuhan Gizi
pada Balita Gizi Buruk (BB/U) dan Kurus (BB/TB) di Tingkat Individu

P
Formulir asuhan gizi yang dilakukan pada anak dapat dilihat
pada Lampiran 3.

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 19


Proses Asuhan Gizi
pada Balita Gizi Buruk (BB/U) dan Kurus (BB/TB) di Tingkat Individu

Balita Gizi Buruk


Problem
Balita Kurus
 Kurangnya kesadaran dan pengetahuan keluarga
 Pemberian makan yang kurang tepat,
 Pola asuh kurang optimal : orangtua tunggal, ibu bekerja,

D Etiologi
 Kurangnya penerapan PHBS di keluarga
 Kurangnya akses terhadap fasyankes
 Keterbatasan akses pemenuhan makanan (termasuk PMT)
 Kurangnya dukungan nakes, keluarga, kebijakan pemerintah
 Riwayat kehamilan, persalinan ibu, riwayat penyakit balita
 Kondisi sosial ekonomi dan budaya yang tidak mendukung

Sign/ Sesuai data dari pengkajian yang menjadi tanda dan gejala
Symptom 20
CONTOH DIAGNOSIS GIZI PADA BALITA
No. Problem (P) Etiologi (E) Sign/Symptom (S)

1. Balita kurus berkaitan dengan kurangnya yang ditandai oleh BB/TB <
pengetahuan ibu tentang pola - 2 SD, asupan makanan
asuh yang baik serta hanya 50% dari kebutuhan,
keterbatasan daya beli variasi makanan kurang,
makanan anak terlihat lesu
2. Gizi Buruk berkaitan dengan kurangnya yang ditandai oleh BB/U <
pengetahuan ibu tentang pola - 3 SD, kurang mendapat
asuh yang baik serta asupan makanan dengan
keterbatasan daya beli frekuensi dan jumlah yang
makanan adekuat

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 21


CONTOH DIAGNOSIS GIZI PADA BALITA

No. Problem (P) Etiologi (E) Sign/Symptom (S)

3. Pertumbuhan berkaitan dengan yang ditandai oleh BB/TB


yang kurang peningkatan kebutuhan gizi atau BB/U - 2 SD sampai
optimal karena gangguan dengan - 3 SD, kurang
pencernaan (malabsorbsi) mendapat asupan makanan
dengan frekuensi dan
jumlah yang adekuat

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 22


Proses Asuhan Gizi
pada Balita Gizi Buruk (BB/U) dan Kurus (BB/TB) di Tingkat Individu

Memberikan asupan zat gizi sesuai kebutuhan untuk


Tujuan
meningkatkan BB sesuai BB Ideal
 Preskripsi Gizi
BBI = BB berdasarkan PB/TB aktual pada median WHO 2005

Kebutuhan energi anak (kkal) berdasarkan rumus:

I
•Usia 0-12 bulan = BBI x 110 sampai 120 kkal
•Usia 1-3 tahun = BBI x 100 kkal
•Usia 4-5 tahun = BBI x 90 kkal

Pemberian Kebutuhan energi tersebut dijabarkan :


Makan • Karbohidrat (55-65%),
• Protein (10-15%),
• Lemak: bayi (45-50% mengacu pada ASI), batita (30-35%), dan
> 3 tahun (25-30%).

 PMT bagi balita kurus minimal 90 hari (PMT pemulihan), berupa


PMT lokal padat kalori yang diolah di rumah tangga atau pabrikan
23
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 24
Proses Asuhan Gizi
pada Balita Gizi Buruk (BB/U) dan Kurus (BB/TB) di Tingkat Individu

I
Meningkatkan motivasi dan kepatuhan terhadap
Konseling
Gizi
anjuran pemberian makan bayi dan anak serta
konsumsi PMT
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 25
Proses Asuhan Gizi
pada Balita Gizi Buruk (BB/U) dan Kurus (BB/TB) di Tingkat Individu

I
Kunjungan rumah 1 bulan setelah balita ke Puskesmas untuk:

ME Melihat perubahan pengetahuan dan perilaku ibu balita


Melihat perubahan jumlah asupan makanan balita
Melihat kenaikan berat badan balita

26
Bila ditemukan kasus balita gizi buruk (sangat kurus) maka penanganan
Proses Asuhan Gizi perseorangan di puskesmas adalah sebagai berikut:
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB) di Tingkat Individu

Hasil pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan (BB/TB < -3


Antropometri SD) dan LiLA < 11,5 cm, disertai dengan atau tanpa gejala
klinis

P
27
Selanjutnya dapat dilihat pada pedoman TAGB.
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB) di Tingkat Individu

P
Formulir asuhan gizi yang dilakukan pada anak dapat dilihat
pada Lampiran 3.

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 28


Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB) di Tingkat Individu

Problem Balita Gizi Buruk (BB/TB)


 Kurangnya kesadaran dan pengetahuan keluarga
 Pemberian makan yang kurang tepat,
 Pola asuh kurang optimal : orang tua tunggal, ibu bekerja,

D Etiologi
 Kurangnya penerapan PHBS di keluarga
 Kurangnya akses terhadap fasyankes
 Keterbatasan akses pemenuhan makanan (termasuk PMT)
 Kurangnya dukungan nakes, keluarga, kebijakan
pemerintah
 Riwayat kehamilan, persalinan ibu, riwayat penyakit balita
 Kondisi sosial ekonomi dan budaya yang tidak mendukung
29
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB) di Tingkat Individu
Sesuai data dari pengkajian yang menjadi tanda dan gejala
Contoh :
•BB/TB <-3 SD, LiLA < 11,5 cm
Sign/
•Asupan energi pada balita (recall ) < 60% kebutuhan
Symptom
•Praktek PMBA tidak sesuai (jumlah, porsi, frekuensi,

D tekstur, variasi)
•Riwayat penyakit berulang pada balita
Contoh diagnosis gizi (1) :
Contoh diagnosis gizi (2) :
• Kasus Balita Gizi Buruk (P) berkaitan dengan kurangnya asupan
• Kasus Balita Gizi Buruk (P) berkaitan dengan riwayat berat badan lahir
makanan, rendahnya tingkat ekonomi dan pengetahuan ibu (E) yang
rendah dan penyakit TB (E) yang ditandai dengan BB/TB-PB < -3 SD,
ditandai BB/TB < - 3 SD, LiLA < 11,5 cm, jarang mengonsumsi sumber
asupan hanya 40% dari kebutuhan, adanya gangguan pertumbuhan
protein hewani (kurang dari 1 x/minggu), serta lebih sering memberi
dan batuk lama (S).
bubur/nasi dengan kuah sayuran, tahu, tempe (3-4 x/minggu) (S). 30
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB) di Tingkat Individu
Memberikan asupan makanan yang adekuat secara bertahap
Tujuan
untuk mencapai Berat Badan Ideal.
 Kasus Balita Gizi Buruk Tanpa Komplikasi (Rawat
Jalan)
Mendapat formula 100, Ready to Use Therapeutic Food (RUTF)

I
(jika tersedia) atau berbasis pangan lokal hingga status gizinya
menjadi gizi kurang (BB/TB antara -3 SD s.d. < -2 SD).
Pemberian 1)F100 diberikan bertahap : fase rehab awal(150 kkal/kgBB/hari),
Makan fase rehab lanjutan 200-220 kkal/kgBB/hari Jika
tanpa tanda klinis langsung fase rehab lanjutan
2)Makanan Lokal : 200 kkal/kgBB/hari dikombinasikan dengan
formula
F100/RUTF : Setelah ASI, sebelum makanan keluarga
31
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB) di Tingkat Individu
 Kasus Balita Gizi Buruk dengan Komplikasi (Rawat Inap)
Perlu mendapatkan perawatan sesuai TAGB baik di Puskesmas rawat
inap maupun Rumah Sakit.
Tahapan pemberian makan kasus gizi buruk:
Pemberian Fase stabilisasi : F 75 (80-100 kkal/kgBB/hari, protein 1-1,5 g/kgBB/hr
Makan Fase transisi : F 100 (100-150 kkal/kgBB/har, protein 2-3 g/kgBB/hari

I Fase rehabilitasi : F100 + makanan. Asupan 150-220 kkal/kgBB/hari,


protein 4-6 g/kgBB/hari
Fase tindak lanjut : pemulihan dirumah, kontrol teratur

 Memberi pengetahuan dan keterampilan ortu tentang :


Edukasi Cara membuat F100, PMBA, memantau berat badan, manfaat
Gizi vitamin A, makanan tinggi kalori dan protein, gizi seimbang
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 32
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB) di Tingkat Individu
Meningkatkan motivasi kepada
Konseling
orangtua/pengasuh untuk pemberian makanan
Gizi
(formula 75, 100, dan gizi seimbang).

I
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 33
Proses Asuhan Gizi
pada Kasus Balita Gizi Buruk (BB/TB) di Tingkat Individu
Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan melihat:
•Ada atau tidak adanya tanda-tanda komplikasi

ME •Kenaikan berat badan balita dengan target sekitar 50


gram/kgBB/minggu selama 2 minggu berturut-turut
•Kesehatan anak (keaktifan, selera makan anak serta
apakah makanan yang diberikan dapat dihabiskan)

Selanjutnya dapat dilihat pada pedoman TAGB.

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 34


2. Anak Sekolah dan
3. Remaja Putri
Remaja Gemuk dan
Anemia
Obesitas

Tingkat Masyarakat Tingkat Masyarakat


Tingkat Individu Tingkat Individu

Pelajari Pedoman Asuhan Gizinya…….. 35


PROSES ASUHAN GIZI
Tujuan Pemantauan Pertumbuhan
• Mencegah
terjadinya
masalah gizi
• Bila terjadi cepat
diketahui dan
diatasi

LINGKUP

PAG

• Pengemudi
• BBM
• Mesin OK
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 36
PRINSIP TERJADINYA MASALAH GIZI
(Keseimbangan antara Asupan dan Kebutuhan)

• Internal (umur,
• Ketersediaan jenis kelamin,
• Perilaku konsumsi fisiologis, status
• Sosial ekonomi Asupan Kebu gizi)
tuhan • Eksternal
• Aktivitas fisik
(aktivitas fisik,
lingkungan)

 Bila asupan > kebutuhan  MASALAH GIZI TERKAIT DGN KELEBIHAN


 Bila asupan < kebutuhan  MASALAH GIZI TERKAIT DGN KEKURANGAN

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 37


PAG 2, 3, dan 4
Tingkat masyarakat

Tingkat individu

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 38


STATUS GIZI PADA REMAJA

Dampak Anemia

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 39


4. Ibu Hamil Anemia

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 40


Pemantauan Pertumbuhan dan Status Gizi dalam Proses Asuhan Gizi
ANEMIA
Pengertian Anemia :
Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
lebih rendah dari normal (WHO, 2011).
Diagnosis Anemia
Melalui pemeriksaan laboratorium (Cyanmet). Khusus untuk survei di lapangan
digunakan metode yang sama dengan alat HemoCue. Klasifikasi anemia
sesuai dengan standar WHO 2011.

Setiap ibu hamil yang


memeriksakan
kehamilan di
pelayanan kesehatan
HARUS periksa
kadar Hemoglobin

41
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Masyarakat
 Proporsi Ibu hamil trimester I dengan status gizi berdasarkan
IMT pra hamil : Gizi kurang/KEK, normal, kelebihan BB dan
obes
Antropometri  Proporsi Ibu hamil dengan penambahan berat badan tidak
sesuai standar (kohor)
 Proporsi Ibu hamil Risiko KEK, Bayi dengan BBLR
Untuk melihat besaran

P
Laboratorium  Proporsi Ibu hamil anemia (Hb < 11g/ dl)
masalah kesehatan dapat
merujuk pada cut off point
-
Fisik/ Klinis masalah kesmas

 Survei konsumsi terutama makanan sumber protein dan Fe


 Hasil recall pada 10 RT ibu hamil
Riwayat  Cakupan pemberian dan kepatuhan konsumsi TTD
 Akses ketersediaan dan keamanan pangan
Gizi  Pengetahuan ibu tentang makanan sebelum dan saat hamil
 Perilaku makan terkait budaya (pantangan makan, dll)
42
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Masyarakat
 Jumlah/proporsi ibu hamil melakukan ANC (K1, K4)
 Proporsi ibu hamil ikut kelas ibu
 Proporsi ibu hamil dengan riwayat penyakit berkaitan
dengan kelainan darah dan kecacingan

P
 Proporsi keluarga dengan PHBS
Riwayat
 Catatan dari kantong-kantong daerah yang bermasalah
Klien
(misalnya jumlah AKI)
 Geografis, akses ke pelayanan kesehatan
 Daya beli masyarakat
 Dukungan sosiobudaya, psikologis, agama, kebijakan
 Data ketersediaan dan distribusi TTD ibu hamil
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 43
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Masyarakat
 Tingginya prevalensi/ proporsi ibu hamil anemia di
Problem wilayah kerja Puskesmas Tanjung Kelor Tahun 2017

 Rendahnya asupan yang disebabkan ketersediaan


pangan di tingkat rumah tangga yang kurang
 Konsumsi makanan atau minuman yang membantu/

D Etiologi
menghambat penyerapan zat besi
 Tingginya angka kesakitan ibu hamil
 Rendahnya cakupan K1 dan K4
 Rendahnya cakupan pemberian dan konsumsi TTD
 Kurangnya penerapan PHBS di keluarga
 Kurangnya dukungan keluarga pada ibu hamil
 Akses yang kurang terhadap fasyankes
 Kurangnya pengetahuan 44
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Masyarakat
 Rendahnya asupan protein pada ibu hamil ( < 70%
Sign/ AKG)
Symptom  Rendahnya cakupan pemberian dan konsumsi TTD
pada ibu hamil

D Contoh diagnosis gizi:


Tingginya prevalensi anemia pada ibu hamil di wilayah Puskesmas
Tanjung Kelor Tahun 2016 (P) dikaitkan dengan rendahnya asupan
protein hewani dan kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi TTD (E)
ditandai dengan proporsi ibu hamil dengan asupan protein < 70% AKG
sebanyak 70 % dan cakupan konsumsi TTD sebesar < 60 % (S).

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 45


Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Masyarakat
 Menurunkan proporsi anemia pada ibu hamil di
Tujuan wilayah Puskesmas Tanjung Kelor dari 30% menjadi
20 % selama 3 tahun
 Konsumsi TTD sesuai anjuran
Pemberian Makan

I Edukasi Gizi
 Penyuluhan tentang gizi ibu hamil saat kunjungan di
puskesmas, posyandu, pada pertemuan kelompok
pendukung, kelas ibu balita, dll
 Penyediaan sarana KIE berupa poster, leaflet dan
brosur
Konseling Gizi -

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 46


Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Masyarakat
Merujuk ibu hamil anemia ke Fasyankes
Koordinasi dengan dokter utk
penanggulangan penyakit terkait kelainan
darah, kecacingan
Koordinasi dengan program KIA dalam

I Koordinasi
Asuhan Gizi
pendistribusian TTD
Meningkatkan ketersediaan pangan bekerja
sama dengan penyuluh pertanian, termasuk
ketersediaan sumber protein hewani
Menjaga kebersihan perumahan dan sanitasi
lingkungan dengan lintas program dan
camat/kades 47
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Masyarakat
 Jumlah ibu hamil anemia setelah intervensi
 Cakupan ibu hamil anemia yang mendapat TTD
 Kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi TTD
 Prevalensi/proporsi anemia pada ibu hamil pasca
intervensi

ME  Cakupan ANC
 Perencanaan kebutuhan dan distribusi TTD ibu
hamil
 Terselenggaranya penyuluhan tentang anemia pada
ibu hamil serta manfaat TTD pada saat kelas ibu
atau kunjungan ANC

Bila tujuan intervensi tidak tercapai, maka perlu dilakukan pengkajian ulang
48
Bila ditemukan kasus ibu hamil anemia gizi besi, maka penanganan Proses
Asuhan Gizi perorangan di puskesmas adalah sebagai berikut:

Proses Asuhan Gizi


pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Individu

Antropometri BB, TB dan Lingkar lengan Atas (LiLA)

 Jika kadar Hb ibu < 11 g/dl maka ibu hamil dikategorikan

P
anemia
Laboratorium  Data hasil laboratorium lainnya : kemungkinan penyakit
penyerta lainnya yang menyebabkan anemia (lihat data
rujukan dan keterangan dari dokter yang memeriksa)

Wajah, kuku dan kelopak mata pucat, dan ibu hamil


Fisik/ Klinis mengalami 5 L
49
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Individu

Riwayat Pola makan ibu hamil, food recall asupan protein dan zat
besi, kepatuhan konsumsi TTD

P
Gizi

Riwayat Usia, etnis, faktor lingkungan (sanitasi), riwayat medis pada


Klien pasien atau keluarga serta sosial ekonomi pasien

Formulir skrining gizi yang dilakukan pada ibu hamil dapat dilihat pada lampiran 4.

50
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Individu

Contoh diagnosis gizi:


Asupan protein dan zat besi tidak adekuat (P)

D
berkaitan dengan kurangnya pengetahuan dan tingkat
kepatuhan mengonsumsi TTD (E) yang ditandai
dengan Kadar HB < 11 g/dl, asupan protein dan zat
besi < AKG dan TTD yang tidak dikonsumsi sesuai
anjuran (S).

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 51


Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi di Tingkat Individu
Meningkatkan asupan protein dan zat besi yang
Tujuan
adekuat pada ibu hamil anemia

Preskripsi Gizi: mencakup jumlah zat gizi yang


dibutuhkan (sumber zat besi, protein hewani)
Pemberian

I Makan serta makanan yang meningkatkan penyerapan


zat besi (sumber vitamin C).
Konsumsi TTD sesuai anjuran
 Penyuluhan tentang gizi ibu hamil termasuk manfaat
Edukasi dan tatacara konsumsi TTD saat kunjungan di
Gizi puskesmas, posyandu, kelas ibu balita, dll
 Penyediaan sarana KIE (poster, leaflet dan brosur)
52
Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi
Memberikan motivasi kepada ibu hamil anemia
untuk mengonsumsi makanan sumber protein
Konseling Gizi dan zat besi serta TTD

I Koordinasi
Koordinasi dengan dokter bila ada penyakit
penyerta
Asuhan Gizi Koordinasi dengan program KIA dalam
pendistribusian TTD

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 53


Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk:
•Melihat kenaikan kadar Hb setelah 1 bulan intervensi pada
ibu hamil anemia trimester I
•Memeriksa kadar Hb setelah 15 hari intervensi ( trimester II)

ME •Memantau asupan protein dan zat besi ibu hamil dengan


melihat food recall dan kartu suplementasi TTD

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 54


Proses Asuhan Gizi
pada Ibu Hamil Anemia Gizi Besi

• Jika pada pemeriksaan selanjutnya kadar Hb tidak


berubah  rujuk ke pelayanan kesehatan yang lebih
tinggi.
• Bila anemia disebabkan oleh defisiensi zat besi, maka
dengan konsumsi TTD secara teratur akan
meningkatkan kadar Hb, namun jika kadar Hb tidak
meningkat setelah konsumsi TTD secara,
kemungkinan anemia disebabkan oleh faktor lain.
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 55
5. Ibu Hamil Kurang
Energi Kronik
(KEK)

Tingkat Masyarakat
Tingkat Individu

Pelajari Pedoman Asuhan Gizinya…….. 56


Pemantauan Pertumbuhan dan Status Gizi dalam Proses Asuhan Gizi

STATUS GIZI PADA IBU HAMIL

Penilaian status gizi pada ibu Kenaikan BB Selama Hamil berdasarkan


hamil dapat dilakukan dengan IMT Pra Hamil
cara pengukuran LiLA. ibu Status Gizi/ IMT Pra Kenaikan BB
hamil berisiko KEK apabila < Hamil (kg/m2) Selama Hamil
23.5 cm.
Gizi Kurang/KEK (< 18,5) 12,71 – 18,16
Pada kehamilan trimester I,
Normal (18,5- 24,9) 11,35 – 15,89
KEK pada ibu hamil
ditentukan melalui Indeks Kelebihan BB (25,0 –
6,81 – 11,35
Massa Tubuh IMT). 29,9)

Ibu hamil dikatakan KEK Obes (> 30,0) 4,99 – 9,08


apabila IMT < 18,5.
Sumber : Institute of Medicine (IOM, 2009)

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 57


5. Dewasa dan
Lansia dengan
Malnutrisi

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 58


Empat langkah dasar untuk Asuhan Gizi Di Puskesmas
Mengumpulkan, verifikasi,

g
interpretasi data tersedia yang

l an
jia n
ka k a
nu
relevan untuk identifikasi

ng k u
problem gizi

Pe La Menyimpulkan dengan pernyataan PES


Problem (P) : penamaan masalah gizi
sesuai terminologi masalah gizi
Etiologi (E) : akar penyebab masalah
Sign/Symptom (S) : data yang
menunjukan adanya problem dan dapat
diukur secara kuantitatif dan kualitatif
Melaksanakan pemantauan dan
pengawasan dengan acuan ukuran
keberhasilan sesuai sign/symptom (S)

Melaksanakan intervensi
sesuai etiologi (E)
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 59
Dewasa dan Lansia
Malnutrisi
masalah yang
sering ditemuai

Ambang Batas IMT untuk Indonesia


Status Gizi Kategori IMT
Sangat Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kurus Kekurangan berat badan tingkat ringan 17 - < 18,5
Normal 18,5 – 25,0
Gemuk (Overweight) Kelebihan berat badan tingkat ringan > 25,0 – 27,0
61
Obese Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
Pengkajian pada lansia

Saat Aku
Lanjut Usia

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 62


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Malnutrisi

Prevalensi/Proporsi:
Dewasa dan lansia gizi kurang/gizi buruk/gizi lebih

P Prevalensi/Proporsi:
Dewasa dan lansia gula darah tinggi/ kolesterol tinggi

Prevalensi/Proporsi:
Dewasa dan lansia kesulitan mengunyah/ tekanan
darah tinggi

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 63


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Malnutrisi
Prevalensi/Proporsi Dewasa dan Lansia yang:
•Konsumsi energi, protein, lemak < 80% AKG
•Konsumsi energi, protein, lemak > 110% AKG
•Konsumsi serat rendah < 25 g/ hari
Pengetahuan tentang gizi seimbang
Perilaku makan terkait budaya
Gambaran aktivitas fisik dewasa dan lansia

P
Akses ketersediaan dan keamanan pangan

•Proporsi Dewasa dan Lansia mendapatkan pelayanan Posbindu


/ Posyandu lansia
•Data Riwayat Penyakit
•Proporsi keluarga dengan PHBS
•Daya beli masyarakat
•Kondisi Geografis, Akses ke Fasyankes
•Dukungan keluarga
•Dukungan sosek, budaya, psikologis, spiritual, kebijakan
64
• Formulir skrining gizi, formulir riwayat gizi dan formulir asuhan gizi
yang dilakukan pada dewasa dapat dilihat pada Lampiran 5, 6, dan 7,
sedangkan formulir Mini Nutritional Assessment (MNA) pada lansia
dapat dilihat pada Lampiran 8.

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 65


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Malnutrisi
Contoh diagnosis gizi :
Tingginya proporsi dewasa dan
lansia gizi lebih di PKM A Thn
2016 (P) dikaitkan dengan tingginya
asupan karbohidrat dan lemak tinggi
(E) yang ditandai dengan asupan
karbohidrat dan lemak > 100 AKG,

D
proporsi status gizi lebih … % (S)

Tingginya proporsi dewasa dan


lansia gizi kurang di PKM A Thn
2016(P) dikaitkan dengan sulitnya
akses terhadap fasyankes (E) yang
ditandai dengan rendahnya
cakupan kunjungan ke Posbindu
dan Puskesmas (S).
66
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Malnutrisi
Menurunkan prevalensi/proporsi malnutrisi pada
Tujuan Dewasa dan Lansia di wilayah kerja Puskesmas A
dari 15 % menjadi 10 % pada tahun 2019.

Pemberian Makan -

I
 Gizi seimbang, Konsumsi buah dan sayur
 Teknik mengolah makan
Edukasi Gizi  Menerapkan perilaku CERDIK, PHBS, GERMAS
 Penyediaan sarana KIE

Konseling Gizi -

Koordinasi Merujuk, Koordinasi LS, keikutsertaan JKN


Asuhan Gizi
67
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Malnutrisi
Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala untuk
memantau:
 Prevalensi/proporsi gizi kurang dan buruk pada lansia

ME
 Prevalensi/proporsi lansia dengan konsumsi energi,
protein, lemak < 80% AKG
 Data penurunan/ peningkatan konsumsi makanan berlemak,
gula, garam
 Data penerapan gizi seimbang
 Data perbaikan status gizi lansia

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 68


Contoh Soal Studi Kasus Gizi Kurang pada Lansia
di Tingkat Masyarakat
• Hasil rekap laporan rutin bulan tahun 2016 Puskesmas Mekar Sari diketahui:
sebanyak 20% lansia dengan status gizi kurang, posbindu di wilayah ini kurang aktif
• Hasil survey konsumsi pada kelompok lansia Prevalensi jumlah lansia dengan
konsumsi energi dan protein < 80% sebesar 35%
• Daya beli kurang terhadap makanan sumber protein hewani maupun nabati, buah
dan sayur yang diambil dari data gambaran konsumsi makanan dan minuman
• Di wilayah kecamatan Mekar sari ini terdapat pasar dengan jenis makanan yang
cukup beragam
• Usia rata – rata 60 – 70 tahun dan masih bisa beraktifitas ringan misalnya kegiatan
sosial masyarakat, kegiatan ibadah dan lainnya, rata – rata tinggal sendiri sehingga
mempengaruhi motivasi makan lansia hal ini disebabkan anak–anaknya bekerja di
kota.

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 69


Asuhan Gizi pada Kelompok Lansia Gizi Kurang

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 70


Asuhan Gizi pada Kelompok Lansia Gizi Kurang

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 71


5. Dewasa dan
Lansia dengan
PTM

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 72


Pendahuluan
• Penyakit Tidak Menular yang sering
dijumpai pada dewasa dan lansia
diantaranya adalah Hipertensi dan
Diabetes Melitus.
• Berdasarkan hasil Riskesdas Tahun 2013
untuk usia 18 tahun ke atas prevalensi
Hipertensi sebesar 25,8% (hasil
pengukuran) dan 9,4 (hasil wawancara).
• Sedangkan untuk Diabetes Melitus
berdasarkan wawancara juga terjadi
peningkatan dari 1,1 persen (2007)
menjadi 2,1 persen (2013).
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 73
DIABETES MELITUS

Klasifikasi Diabetes Mellitus


Diabetes Melitus  Suatu kumpulan gejala yang adalah sebagai berikut:
timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena
adanya peningkatan kadar gula (glukosa)
darah akibat kekurangan insulin baik absolut
maupun relatif.

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 74


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus
Pengkajian Gizi

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 75


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus
Pengkajian Gizi

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 76


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus
Pengkajian Gizi

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 77


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus

Pengkajian Gizi

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 78


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus

Pengkajian Gizi

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 79


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus
Diagnosis Gizi

80
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus

Diagnosis Gizi

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 81


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus

Diagnosis Gizi

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 82


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus

Contoh diagnosis gizi yang sering ditemukan pada kasus diabetes melitus
adalah :

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 83


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus
Contoh diagnosis gizi yang sering ditemukan pada kasus diabetes melitus
adalah :

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 84


Intervensi Gizi
Intervensi gizi pada diabetes melitus diberikan untuk mengatasi
masalah gizi dengan mempertimbangkan :
•Penyebab masalah gizi (etiologi)
•Syarat dan prinsip diet pada diabetes melitus
•Sumber daya yang dapat digunakan untuk menjalankan anjuran atau
nasehat gizi, misalnya kemampuan pengadaan makanan di rumah

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 85


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus
Intervensi Gizi

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 86


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus
Intervensi Gizi

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 87


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Diabetes Melitus
Indikator yang ditetapkan untuk dilakukan monitoring dan evaluasi tergantung
kepada target indikator yang akan dirubah, misalnya :

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 88


HIPERTENSI

• Hipertensi adalah peningkatan Klasifikasi Pengukuran Tekanan Darah


tekanan darah sistolik dan
diastolik yang menetap. Klasifikasi Tekanan Darah TDS (mmHg) TDD
(mmHg)
• Menurut WHO batasan hipertensi
Optimal < 120 < 80
untuk orang dewasa (di atas 18
tahun) yaitu tekanan darah di Normal 120 -129 84 – 90
atas 140/90 mmHg. High Normal 130 -139 85 – 89
• Jika terjadi kenaikan salah satu Hipertensi Ringan (grade I) 140 - 159 90 – 99
dari ukuran tekanan darah Hipertensi Sedang (grade II) 160 - 179 100 – 109
tersebut (atau dua-duanya,
Hipertensi Berat (grade III) >180 >110
sistolik dan diastolik), sudah
dapat dikatakan terjadi hipertensi Isolated systolic hypertension >140 < 90

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 89


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi

Pengkajian Gizi

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 90


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi

Pengkajian Gizi

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 91


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi

Pengkajian Gizi

92
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi

Pengkajian Gizi

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 93


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi

Pengkajian Gizi

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 94


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi

Diagnosis Gizi

95
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi

Diagnosis Gizi

96
Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi

Diagnosis Gizi

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 97


Penetapan Diagnosis Gizi
Contoh diagnosis gizi yang sering ditemukan pada kasus hipertensi adalah :

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 98


Intervensi Gizi
Intervensi gizi pada hipertensi diberikan untuk mengatasi masalah gizi
degan mempertimbangkan :
•Penyebab masalah gizi (etiologi)
•Syarat dan prinsip diet pada hipertensi sesuai dengan pedoman atau
reverensi yang berlaku
•Sumber daya yang dapat digunakan untuk menjalankan anjuran atau
nasehat gizi, misalnya kemampuan pengadaan makanan di rumah

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 99


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi

Intervensi Gizi

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 100


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi

Intervensi Gizi

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 101


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi

Intervensi Gizi

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 102


Proses Asuhan Gizi pada Dewasa dan Lansia
dengan Hipertensi
Indikator yang ditetapkan untuk dilakukan monitoring dan evaluasi
tergantung kepada target indikator yang akan dirubah, misalnya :

103
Contoh Soal Studi Kasus Hipertensi pada Tingkat
Individu
• Seorang wanita bernama Ny. A usia 52 tahundatang berobat ke Puskesmas
Mentari dengan keluhan sering mengeluh sakit kepala. Setelah dilakukan
pemeriksaan didapatkan hasil tekanan darah 150/100 mmHg
• Dari hasil pengukuran antropometri di dapatkan BB = 78 kg dan TB = 160 cm
• Ny. A tampak gemuk
• Dari hasil anamnesa pola makan Ny. A memiliki pola makan 3 kali makanan
pokok dengan porsi nasi yang besar, makan selalu menggunakan kerupuk aci
1 mangkok dan gorengan. Ny. A gemar mengkonsumsi makanan selingan
berupa snack kerupuk atau gorengan. Dalam makanannya jarang terdapat
sayur dan jarang mengkonsumsi buah – buahan.
• Saat ini Ny A diberikan dokter terapi hipertensinya obat captopril 25 mg
• Aktifitas sehari - hari Ny A adalah kegiatan rumah tangga dan tidak ada
aktifitas tambahan, untuk mengisi waktu Ny A biasanya berkumpul dangan
tetangga yang kadang diisi dengan makan2 snack gorengan
Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 104
Asuhan Gizi pada Individu dengan Hipertensi

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 105


Asuhan Gizi pada Individu dengan Hipertensi

Pemantauan Pertumbuhan, Status Gizi dan PTM dalam PAG 106


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai