Anda di halaman 1dari 9

BIOKIMIA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Biokimia

Disusun Oleh :

NAMA : FANIA AYU LESTARI

NIM : P07131120011

SEMESTER : 1/A

MATKUL : BIOKIMIA

PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA JURUSAN GIZI POLITEKNIK


KESEHATAN KMENKES MATARAM
1. Metabolisme Air Dalam Tubuh
Air badan dan distribusinya :
Total air badan kurang lebih 45 – 60% dari berat badan. Rata-rata 55% untuk
laki-laki dewasa normal dan 50% untuk wanita dewasa normal. Air badan ini
dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
1) Bagian yang terdapat intraseluler
2) Bagian yang terdapat extraseluler, yang dibagi lagi menjadi :
a. Plasma, cairan yang terdapat dalam pembuluh darah dan jantung
b. Cairan iterstisial dan lymphe, yaitu cairan yang sebenarnya terdapat
diluar sel
c. Cairan jarigan pengikat padat, tulang dan kartilago karena sangat
berbeda strukturnya. Cairan dan elektrolitnya tidak banyak mengadakan
pertukaran dengan cairan yang lainnya pada badan, maka itu sering
cairan ini tidak dimasukkan kedalam cairan extraseluler
d. Cairan trans-seluler, yaitu cairan extraseluler yang terkumpul yang
dibentuk oleh aktifitas transport dan secretory dari sel-sel, contohnya :
cairan yang terdapat dalam kelenjar saliva, pancreas, saluran hepar dan
empedu, thyroid, gonade, kulit, membran mucosa respiratorius dan
gastrointensial, ren, mata, cerebrospinal dan dalam lumen gastrointestinal

 Sumber Air
Sumber air dapat digolongkan 2 macam yaitu :
1) Sumber air dari makanan dan minuman
2) Sumber air dari oksidasi disebut pula ―air metabolik‖ yang berasal dari
bahan makanan yang dibakar dalam badan. Oksidasi 100 gram fat
menghasilkan 107 gram air; 100 gra karbohidrat, 55 gram air; 100 gram
protein; 41 gram air. Intake air tergantung dari banyak faktor.

Pada orang sehat pengaruh yang terpenting ialah temperatur luar, sebab air
berhubungan dengan pengaturan temperatur badan. Rasa haur terjadi pada
orang normal bila air dalam badan kekurangan. Sedang penyebab yang
sebenarnya mengenai haur itu, tidak diketahui; mungkin tergantung dari
kekurangan air dan meningkatnya tekanan osmotis dari sel. Umumnya semua itu
akan dapat diperbaiki dengan minum air. Manusia tidak dapat membedakan
antara haur garam (pada dehydrasi) dengan haus air, tetapi binatang bisa. Oleh
karena itulah penting dalam keadaan tertentu untuk menambah garam pada
minuman untuk memenuhi kebutuhan elektrolit cairan extraseluler.

Hilangnya air dan garam adalah melalui kulit, paru-paru, ginjal dan saluran
usus, diatur oleh kebutuhan physiologis. Exresi melalui kulit dan paru-paru
berguna untuk mengatur panas badan dan sangat sedikit hubungannya dengan
intake air. Exresi melalui kulit dan paru-paru ―insensible perspiration‖. Sexresi
air melalui usus adalah larutan untuk hasil-hasil yang dibuang dan perlu untuk
menghasilkan konsistensi tertentu dari feces. Secresi melalui ginjal dalam
keadaan normal sangat fleksible. Bila air dalam jumlah yang banyak diminum
atau dihasilkan, maka ginjal akan mengeluarkan urine kental sehingga sedikit air
yang keluar dari badan. Menguapnya iar dari paru-paru adalah salah satu dari
cara badan untuk membuang panas yang berlebihan.

Berkeringat adalah pentig artinya untuk membuang panas badan, karena


untuk penguapan diperlukan panas. Dalam temperatur udara yang sedang terjadi
juga keringat tetapi tidak terlihat adanya tetesan aor. Bila temperatur luar
meninggi maka kelenjar keringat lebih aktif dan penguapan lebih cepat (kecuali
bila kelembaban udara tinggi). Keringat juga akan meningkat untuk membuang
panas, bila terjadi aktifitas otot. Dengan demikian secresi perspirasi normal
tergantung temperatur, kelembaban realtif dari udara dan aktifitas otot. Insensible
perspirasi berkisar antara 300 – 700 ml/hari; perspirasi sensible jumlahnya lebih
besar. Keringat mengandung beberapa macam garam, seperti NaCl dan garam
K, Ca, Mg, P, Fe, Cu, Mn. Disamping garam-garam, keringat juga mengandung
glukosa, urea dan beberapa asam amino bebas antara lain arginine dan
histidine.

Air yang keluar melalui usus jumlahnya sedikit pada keadaan biasa karena
air dari cairan pencernaan banyak yang diabsorbsi bersama-sama air dalam
makanan dan minuman. Beberapa bahan disecresi secara aktif dan harus
membentuk larutan dan feces tidak boleh terlalu keras ataupun kering. Bila
terjadi diarrhae atau muntahmuntah banyak air dan elektrolit yang keluar,
terutama Na, K, H, Cl dan HCO3. Secresi gastrointensial mengandung K dalam
kadar lebih tinggi dari cairan extraseluler. Akibatnya kehilangan K dengan jalan
ini adalah sangat cepat dan bisa menyebabkan kekurangan K.

Distribusi air badan selalu berubah-ubah, tetapi air dalam badan tertahan
dalam jumlah yang tetap. Kekuatan osmotis adalah faktor utama yang mengatur
lokalisasi dan jumlah cairan dalam berbagai bagian badan. Kekuatan osmotis ini
dipertahankan oleh larutan, bahan yang larut dalam air badan.

2. Kebutuhan dan penggunaan air dalam tubuh


Sekitar 60% dari berat badan manusia adalah cairan. Tak heran bila
setiap sistem di dalam tubuh memerlukan air untuk menjalankan fungsinya.
Yakni untuk melembapkan tenggorokan, hidung, dan telinga, membawa nutrisi
dari sel ke sel, dan sebagainya. Setiap hari Anda kehilangan cairan tersebut
melalui proses berkeringat, bernapas, berkemih, dan pergerakan usus. Jika
dibiarkan, kekurangan cairan dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi dapat
bersifat ringan hingga berat, bahkan mengancam nyawa. Gejala paling ringan
yang ditimbulkan saat dehidrasi adalah mudah lelah dan lemas.

Kebutuhan Cairan Tubuh

Dalam menunjang kesehatan tubuh, dibutuhkan sekitar 2,5 L air putih per
hari untuk pria. Sedangkan untuk wanita dewasa sekitar 2,3 L air putih per hari.
Takaran 8 gelas air per hari pun ternyata hanya asumsi kebutuhan cairan pada
orang dewasa. Hal ini dikarenakan ada banyak faktor yang memengaruhi jumlah
kebutuhan cairan dalam tubuh manusia.

Cara paling mudah untuk menghitung kebutuhan cairan adalah dengan


menggunakan berat badan. Untuk 10 kilogram pertama berat badan, butuh 1 liter
air. Untuk 10 kilogram kedua, membutuhkan 500 mililiter air. Sisanya, untuk
setiap kilogram berat badan membutuhkan 20 mililiter air.
Misalnya: Berat badan Anda 50 kg maka 10 kg pertama membutuhkan 1
liter, 10 kg kedua membutuhkan 500 ml, dan 30 kg berikutnya membutuhkan 600
ml. Jadi, total kebutuhan cairan orang dengan berat badan 50 kg adalah 2.1 liter
per hari.

Faktor-Faktor Pengaruh Kebutuhan Cairan Tubuh

1. Olahraga
Jika berolahraga atau melakukan kegiatan yang membuat Anda berkeringat
lebih, maka Anda membutuhkan konsumsi air ekstra sekitar 1.5 sampai 2.5
gelas untuk menggantikan cairan yang hilang.
2. Lingkungan
Asupan cairan ekstra dibutuhkan bila Anda berada di lingkungan yang panas
dan lembap. Begitu pula jika Anda berada di ketinggian lebih dari 2.500 meter,
karena hal tersebut dapat memicu peningkatan napas.
3. Kondisi Medis
Ketika Anda demam, diare, atau muntah, tubuh akan kehilangan cairan. Pada
kasus ini, Anda harus mengonsumsi air lebih banyak dari biasanya. Dokter juga
akan menyarankan Anda untuk mengonsumsi cairan rehidrasi, seperti oralit.
4. Kehamilan dan Menyusui
Wanita yang hamil atau sedang menyusui membutuhkan tambahan cairan. The
Institute of Medicinemerekomendasikan wanita hamil untuk mengonsumsi 10
gelas air per hari dan wanita menyusui sebanyak 13 gelas air per hari.

Penggunaan air dalam tubuh

Volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65% dari total berat badannya, dan
volume tersebut sangat bervariasi pada masing-masing orang, bahkan juga bervariasi
antara bagian-bagian tubuh seseorang. Beberapa organ tubuh manusia yang
mengandung banyak air, antara lain, otak 74,5%, tulang 22%, ginjal 82,7%, otot 75,6%,
dan darah 83%. Setiap hari kurang lebih 2.272 liter darah dibersihkan oleh ginjal dan
sekitar 2,3 liter diproduksi menjadi urine. Selebihnya diserap kembali masuk ke aliran
darah. Dalam kehidupan sehari-hari, air dipergunakan antara lain untuk keperluan
minum, mandi, memasak, mencuci, membersihkan rumah, pelarut obat, dan pembawa
bahan buangan industri.

3. Mineral yang dibutuhkan tubuh

Secara garis besar, mineral yang dibutuhkan tubuh terbagi menjadi dua
jenis, yaitu makro mineral dan mikro mineral. Makro mineral merupakan jenis
mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar, sedangkan mikro mineral
merupakan jenis mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit.

Jenis-Jenis Makro Mineral

1) Fosfor. Fosfor merupakan satu dari empat jenis makro mineral. Dalam
tubuh, zat ini memiliki fungsi penting sebagai komponen pembentuk enzim
dan sel. Selain itu, mineral ini juga berperan penting dalam menjaga
kesehatan tulang dan mengoptimalkan metabolisme tubuh. Idealnya, tubuh
membutuhkan asupan fosfor tidak kurang dari 700 mg per hari.eberapa
makanan yang menjadi sumber fosfor di antaranya daging ayam, ikan, dan
sapi.
2) Kalsium. Kalsium merupakan mineral yang memiliki banyak peranan
penting dalam kesehatan tubuh. Selain menjaga kepadatan tulang, kalsium
juga berperan dalam pembekuan darah saat luka, mengaktifkan berbagai
enzim penting dalam tubuh, dan bahkan dapat mencegah preeklampsia.
Beberapa contoh makanan yang kaya akan kalsium adalah susu, yoghurt,
keju, dan makanan laut. Umumnya, tubuh membutuhkan asupan kalsium
sebanyak 1200 mg per hari. Kebutuhan ini bisa berbeda-beda sesuai usia
atau kondisi kesehatan seseorang.
3) Magnesium. Mineral lain yang juga termasuk ke dalam jenis makro mineral
adalah magnesium. Magnesium diperlukan dalam pengaturan tekanan
darah, gula darah, dan kontraksi otot. Mineral ini juga berperan dalam
menghantarkan sinyal pada saraf, mengaktifkan beberapa enzim dalam
tubuh, serta menjaga keseimbangan elektrolit. Magnesium banyak
terkandung dalam beberapa jenis makanan, seperti sayuran hijau, alpukat,
kacang-kacangan, dan cokelat hitam. Dalam sehari, tubuh memerlukan
320-420 mg asupan magnesium.
4) Natrium. Mineral yang satu ini sangat populer di khalayak karena banyak
terkandung dalam garam dan bahan penguat rasa. Walau sering dikaitkan
dengan penyakit hipertensi dan dijadikan “musuh” bagi penderitanya,
tubuh sebenarnya tetap membutuhkan asupan natrium untuk membantu
menjaga keseimbangan kadar air dalam tubuh. Asupan natrium yang ideal
dalam sehari adalah tidak lebih dari 1500 mg atau sekitar setengah sendok
teh garam dapur. Jika kamu merasa kesulitan mengurangi garam dalam
masakanmu, kamu bisa mencoba mengurangi konsumsi makanan instan
seperti makanan kaleng atau saus-saus yang tinggi akan sodium.

Jenis-Jenis Mikro Mineral

1) Yodium. Yodium merupakan bagian penting dari hormon tiroid yang


berperan dalam mengatur seluruh proses metabolisme dalam
tubuh. Kekurangan yodium dapat menyebabkan gejala hipotiroid, seperti
kenaikan berat badan dan munculnya gondok. Umumnya, tubuh
memerlukan sekitar 150 mcg asupan yodium per hari. Yodium banyak
ditemukan dalam makanan laut, seperti ikan, udang, dan rumput laut.
Namun, menggunakan garam dapur beryodium pada masakan rumah
sebenarnya sudah mencukupi kebutuhan mineral ini.
2) Mangan. Mangan memainkan peranan penting dalam tubuh, yaitu
regenerasi sel darah merah, pembentukan tulang, dan melancarkan
siklus reproduksi. Mineral ini banyak ditemukan dalam udang, gandum,
serta beberapa jenis biji-bijian. Idealnya, tubuh orang dewasa
memerlukan sekitar 2 mg asupan mangan per hari.
3) Selenium. Selenium diperlukan tubuh untuk metabolisme hormon tiroid,
pembentukan DNA, serta mencegah kerusakan sel-sel dalam tubuh.
Selenium banyak terdapat dalam daging ayam, ikan, telur ikan, kacang-
kacangan, jamur, misalnya jamur shitake, dan biji-bijian. Sesuai dengan
jenisnya yang merupakan mikro mineral, tubuh hanya membutuhkan
asupan selenium sekitar 55 mcg per hari.
4) Kromium. Kromium juga termasuk ke dalam jenis mikro mineral. Tubuh
membutuhkan asupan mineral ini untuk membantu menjaga dan
mengatur kadar glukosa dalam darah, serta untuk mengaktifkan hormon
insulin. Bukan cuma itu, kromium juga berperan dalam mengoptimalkan
metabolisme tubuh.

4. Jelaskan tentang Na dan K


Kalium dan Natrium tergolong sebagai mineral makro karena dibutuhkan
dalam jumlah lebih dari 100mg per hari. Natrium dan kalium bersama-sama
memegang peran dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta
keseimbangan asam basa. Sebagian besar kalium terdapat di dalam sel,
sedangkan natrium banyak terdapat di luar sel. Natrium mengatur tekanan
osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari darah dan masuk ke dalam sel-
sel. Di dalam sel tekanan osmosis diatur oleh kalium agar tidak keluar dari sel.
Umumnya kekurangan kalium jarang terjadi, namun kebanyakan kalium
hilang melalui ginjal akibat pemberian obat-obatan diuretik terutama untuk
pengobatan hipertensi dan sakit jantung. Kekurangan kalium dapat
menyebabkan lemah, lesu, kehilangan nafsu makan, konstipasi, jantung akan
berdebar dan menurunkan kemampuannya untuk memompa darah. Kekurangan
natrium menyebabkan kejang, apatis, dan kehilangan nafsu makan. Tekanan
darah yang normal memerlukan perbandingan antara natrium dan kalium yang
sesuai di dalam tubuh. Saat seseorang kehilangan natrium air akan memasuki
sel untuk mengencerkan natrium dalam sel, sehingga cairan ekstraselular akan
menurun. Perubahan ini dapat menurunkan tekanan darah (Sunita Almatsier,
2009).
Sumber Kalium : pisang, kentang, ubi, tomat, kacang merah alpukat,
makanan laut dan susu. Sedangkan sumber natrium adalah : udang, puding
instan, jus, keju, daging olahan dll
5. Jelaskan tentang iodium dan Fe
Iodium Sebagai nutrisi yang penting bagi tubuh, yodium berperan untuk:
Menjaga fungsi tiroid tetap stabil. Mendukung pertumbuhan otak janin, bayi, dan
anak-anak. Mencegah penyakit tiroid, seperti penyakit gondok dan hipotiroidisme
sedangkan Zat besi (Fe) berperan sebagai sebuah komponen yang membentuk
mioglobin, yakni protein yang mendistribusikan oksigen menuju otot, membentuk
enzim, dan kolagen. Selain itu, zat besi juga berperan bagi ketahanan tubuh.
Sumber iodium : rumput laut, susu, keju, udang, serta garam beryodium.
Sedangkan sumber fe adalah Selain daging, jeroan daging seperti hati, otak,
ginjal, dan jantung merupakan sumber makanan mengandung zat besi yang baik
untuk mencegah kekurangan zat besi

Anda mungkin juga menyukai