Anda di halaman 1dari 49

KONSEP PEMENUHAN

KEBUTUHAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT

DEWI PUSPA RIANDA, SST., MPH
Agar dapat tetap sehat dan tetap
hidup
Dibutuhkan Keseimbangan cairan dan elektrolIt yang
berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total
dan elektrolit kedalam seluruh bagian tubuh.

Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung


satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka
akan berpengaruh pada yang lainnya.
Sirkulasi cairan dan elektrolit
(terjadi dalam 3 fase) :


1. Plasma darah bergerak diseluruh
tubuh dengan system sirkulasi, nutrient dan cairan
diambil dari paru-paru dan GI tract.
2. Cairan interstitial dan komponen-komponennya
bergerak diantara kapiler darah dan sel
3. Cairan dan substansi selanjutnya bergerak dari cairan
interstitial kedalam sel
KESEIMBANGAN CAIRAN
Keseimbangan cairan adalah

keseimbangan antara intake dan output
Pemasukan cairan pada orang dewasa antara 1500- 3500 ml
Pengaturan pemasukan cairan tubuh dilakukan dengan
mekanisme haus
Yang mentriger munculnya rasa haus adalah adanya
dehidrasi sel, kelebihan angiotensin II pada cairan tubuh,
perdarahan dan rendahnya cardiac output
Pengeluaran cairan pada orang dewasa adalah 2300
ml/hari
Organ utama yang mengeluarkan cairan adalah ginjal, yaitu
1500 ml/hari pada orang dewasa
TIGA CARA PENGELUARAN CAIRAN


 INSENSIBEL WATER LOSS
Yaitu proses penguapan melalui paru-paru

 NOTICCABEL WATER LOSS


Yaitu melalui kulit dan keringat

 KEHILANGAN CAIRAN MELALUI FESES (sangat sedikit)

 OBLIGATORY LOSS :
Adalah : kehilangan cairan yang harus terjadi untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh.
Misal : melalui keringat
Mekanisme homeostatis cairan diatur
oleh seluruh organ didalam tubuh

@. Sistem Perkemihan (Ginjal)
@. Kardiovaskuler (Jantung dan pembuluh darah)
@. Sistem Endokrin (Kel. pituitari, Kel.Adrenal,
Kel.Paratiroid)
@. Sistem Pernafasan (Paru-paru)
@. Sistem Pencernaan (GI Tract)
PENGATURAN CAIRAN TUBUH
.
1 Intake cairan


Diatur melalui mekanis me rasa haus oleh pusat
rasa haus di hipotalamus akibat
hemokonsentrasi dan penurunan volume darah
Faktor lain yang mempengaruhi pusat rasa haus
adalah keringnya membran mukosa faring dan
mulut, angiotensin II, kehilangan kalium dan
faktor-faktor psikologis.
Metabolisme Oksidatif


• Proses oksidasi terhadap karbohidrat, protein dan
lemak yang dapat menghasilkan air kira-kira 300 ml.
Namun jumlah air ini belum cukup untuk
mengkompensasi kehilangan cairan yang harus
dikeluarkan oleh tubuh, sehingga masih memerlukan
tambahan dari oral, parenteral atau enteral.

• Di klinis air metabolisme diperkirakan sebesar 5 % X


Berat badan
Cairan oral

Intake cairan per oral setiap hari kira-kira
1100-1400 ml.

Masukan cairan sangat bervariasi yang


salah satunya akan diatur oleh mekanisme
rasa haus.
Makanan padat


Intake makanan setiap hari mengandung cairan kira-
kira 800-1000 ml.

Contoh, daging kira-kira kandungannya airnya 70%,


buah-buahan dan sayur kandungan airnya lebih dari
90%.
Output cairan


Ginjal
 Ginjal merupakan regulator utama keseimbangan
cairan dan elektrolit.

 Pada orang dewasa, ginjal setiap menit menerima


sekitar 125 ml plasma untuk disaring dan
memproduksi urine sekitar 60 ml (40 sampai 80 ml)
dalam setiap jam atau 1,5 liter dalam sehari.
Pada anak-anak ginjal akan memproduksi
urine kira-kira 0,5 ml/kgBB/jam.

Jumlah urine yang diproduksi ginjal
dipengaruhi oleh hormon antideuretik dan
aldosteron.

Volume, komposisi dan konsentrasi urine


sangat bervariasi dan akan tergantung
pada penambahan dan kehilangan cairan.
Kulit


Kehilangan air melalui kulit terutama
diatur oleh system saraf simpatis, yang
mengaktifkan kelenjar keringat.

Stimulasi kelenjar keringat dapat


dihasilkan dari olahraga otot,
peningkatan suhu lingkungan, dan
peningkatan aktifitas metabolic
Cairan tak kasat mata
(DARI KULIT)


Kehilangan evaporatif dari kulit dan terjadi
tanpa kesadaran individu. Rata-rata
hilangnya air yang tidak terasa dari kulit
orang dewasa sekitar 6 ml/kg/24 jam

Kehilangan cairan tak kasat mata dapat


meningkat pada keadaan tertentu misalnya
demam, bayi dengan BBLR dan lain-lain.
Cairan kasat mata

• Pengeluaran cairan melalui keringan yang berlebihan
dan dapat dirasakan oleh individu.

• Jumlah pengeluaran keringat yang dapat dirasakan ini


berhubungan dengan banyaknya olah raga, suhu
lingkungan, dan aktivitas metabolic.

• Cairan kasat mata, tidak mengandung elektrolit dalam


jumlah yang bermakna. Pengeluaran cairan kasat mata
dapat mencapai 1000 ml atau lebih dalam 24 jam.
Paru-Paru


Paru-paru juga dapat mengalami kehilangan
air yang tidak dapat dirasakan dengan
jumlah-rata-rata 400 ml per hari.

Jumlah ini dapat meningkat sebagai respons


terhadap adanya perubahan frekuensi dan
kedalaman pernafasan.
Saluran Gastro intestinal


Rata-rata kehilangan cairan dari saluran
pencernaan adalah sekitar 100 ml/hari.

Muntah atau diare akan meningkakan


kehilangan cairan karena hal tersebut
mencegah absorbsi normal air dan elektrolit
yang telah disekresi melalui proses
pencernaan.
Dalam keadaan biasa/normal, tubuh akan selalu
kehilangan air (berikut elektrolit) melalui :
@. Urine
@. Feses
@. Perpiratio insensibilis (paru dan kulit)
Kehilangan tersebut akan diganti oleh tubuh
melalui :
@. Makanan
@. Minuman
@. Hasil oksidasi proses metabolisme
Intake dan Output dalam 1 hari :

MASUK KELUAR
Cairan yang diminum + 1300 Urine + 1500
Makanan + 1000 Keringat + 600
Metabolisme + 300 Nafas + 300
2600 Tinja + 200
2600
Gangguan akibat ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit dalam tubuh akan menyebabkan

1. DEHIDRASI

Suatu keadaan kekurangan/kehilangan cairan tubuh yang berlebihan
2. OVERHIDRASI/OEDEMA
keadaan dimana tubuh kelebihan cairan
3. ASIDOSIS
keadaan yang menunjukkan banyaknya kadar NaCl dalam getah lambung,
air kemih dan darah
4. Alkalosis
Keadaan kelebihan alkali dalam darah
5. Hyper dan Hypo kalemia
Keadaan yang menunjukkan kelebihan/kekurangan jumlah kalium dalam
cairan intraseluler
6. Hyper dan Hypo Kalsemia
Keadaan yang menunjukkan kelebihan/kekurangan jumlah kalsium di
dalam cairan intra dan ekstraseluler
Tanda dan Gejala Umum ketidakseimbangan
cairan dan elektrolit


Karateristik Cairan :
@. Keringnya kulit dan selaput lendir
@. Mukosa mulut dan bibir tertutup lapisan keputih-
putihan atau bibir pecah-pecah
@. Getah lendir yang dikeluarkan menjadi lebih
pekat
@. Mata tampak cekung
@. Pada bayi, ubun-ubun mencekung
@. Turgor kulit kering
Factor-faktor yang mempengaruhi
kebutuhan/keseimbangan
cairan dan elektrolit

2. Jenis
1. Usia kelamin

7. Temperatur 3. Sel-sel
Lingkungan 6. Diet Lemak

5. Sakit 4. Stres
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEIMBANGAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
1. USIA
 INFANT
@. Banyak intake dan banyak out put
@. Karena metabolisme yang tinggi 
@. Masalah yang muncul karena imaturitas ginjal
@. Pengeluaran melalui ginjal, paru-paru dan
penguapan
 LANSIA :
@. Gangguan dihubungkan dengan masalah ginjal
dan jantung karena ginjal tidak mampu
mengatur konsentrasi urine

2. SEL-SEL LEMAK:
Sel-sel lemak mengandung sedikit air. Sehingga air tubuh menurun dengan
peningkatan lemak tubuh.

3. JENIS KELAMIN
Jenis kelamin wanita mempunyai air tubuh yang kurang, karena lebih banyak
mengandung lemak tubuh.
4. TEMPERATUR LINGKUNGAN
@Lingkungan yang panas menstimulasi system saraf
simpatis yang menyebabkan orang berkeringat
@Pada cuaca yang sangat panas seseorang akan
kehilangan :
700 ml – 2000 ml air/jam
15 gram – 30 gram garam/hari

5. DIET
@Diet akan mempengaruhi intake cairan dan
elektrolit
@Intake nutrisi yang tidak adekuat mempengaruhi
serum albumin sehingga albumin menurun
menyebabkan cairan intertititial tidak ke
pembuluh darah, biasa disebut dengan oedema
6. SITUASI STRESS
@Mempengaruhi metabolisme sel, konsentrasi
glukosa drag dan glycolisis otot
@Stress dapat juga mencetuskan munculnya anti
diuretic hormone sehingga produksi urine
menurun
7. TINGKAT KESEHATAN/KEADAAN SAKIT
@Luka bakar
@Gagal ginjal
@Payah jantung
ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN
KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

PENGKAJIAN

Pengakajian keperawatan ditujukan/difokuskan pada :
a. Pola Intake dan Output
@. Gambarkan/uraikan jumlah dan tipe cairan yang
biasa dikomsumsi
b. Pola Eliminasi
@. Gambarkan kebiasaan berkemih
@. Apakah ada perubahan baik dalam jumlah maupun
frekuensi
@. Bagaimana karateristik urine
@. Apakah tubuh banyak mengeluarkan cairan, bila ya ! melalui apa,
misalnya : muntah, diare,berkeringat,
dll
c. Evaluasi Status Hydrasi Klien
@. Apakah ada tanda- tanda :
Oedema
Rasa haus yang berlebihan
Membran mukosa kering

d. Apakah klien sedang dalam proses penyakit


yang dapat menganggu keseimbangan cairan,
misalnya : DM, Kanker, Luka baker,dsb
e. Riwayat pengobatan yang dapat mengancam
gangguan keseimbangan cairan, misalnya :
Steroid, Diuretik, Dialisis
2. PEMERIKSAAN FISIK

Parameter yang dapat mengetahui adanya gangguan



keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :
@. Intake dan output cairan tidak seimbang
@. Volume dan BJ urine
@. Turgor kulit jelek
@. BB turun dengan tiba-tiba
@. Temperatur tubuh yang sangat tinggi
@. Oedema
@. Vital sign yang abnormal
@. Nilai centra venus pressure (CVP) yang
abnormal
3. PEMERIKSAAN LABORATORIUM


A. Pemeriksaan darah lengkap (jumlah sel darah
merah, Hb, hematokrit)
@. Ht naik : adanya dehidrasi berat dan syok
@. Ht turun : adanya perdarahan akut, masiv,
reaksi hemolitik
@. Hb naik : hemokonsentrasi
@. Hb turun : adanya perdarahan hebat, reaksi hemolitik
B. Pemeriksan serum elektrolit
@. Sodium
@. Potasium
@. Clorida
@. Ion bicarbonate
C. PH dan berat jenis urine
Berat jenis menunjukkan kemampuan ginjal untuk mengatur
konsentrasi urine
D. Analisa gas darah
@. Untuk mengetahui keadekuatan oksigenisasi,
ventilasi dan asam-basa
@. Biasanya diperiksa : PH, PO2, HCO3, PCO2 dan
saturasi O2
@. PCO2 normal : 35 – 40 mmhg
@. PO2 normal : 80 – 100 mmhg
@. HCO3 normal : 25 – 29 meq/lt
@. Saturasi O2 : perbandingan oksigen didalam darah
dengan jumlah oksigen yang dapat dibawa darah.
@. Normal : - 95 % - 98% = Arteri
- 60 % - 85 % = Vena
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. LINGKUP DIAGNOSA UTAMA : 
Perubahan volume cairan : Kelebihan

Perubahan volume cairan : Resiko kekurangan

Perubahan volume cairan : Aktual kekurangan

B. CONTOH DIAGNOSA KEPERAWATAN :


Intolenransi aktifitas b/d dyspnae dan ekresi yang berlebihan
Cemas b/d oedema paru
Tidak efektifnya pola pernafasan b/d mekanisme kompensasi paru
Gangguan rasa nyaman b/d oedema
Berkurangnya cardiac output b/d berkurangnya volume cairan
Potensial injuri b/d iritabilitas nouromuskular
Kurang pengetahuan tentang efek penggunaan alcohol, diuretic,
laksatif dan oedema
 Perubahan membrane mukosa mulut b/d dehidrasi
 Gangguan integritas kulit b/d oedema, dehidrasi
 Perubahan perfusi jaringan b/d berkurangnya cardiac output
 Perubahan proses piker b/d oedema serebri
 Perubahan pola eliminasi b/d berkurangnya perfusi ginjal
sekunder terhadap berkurangnya volume plasma
5. PLANNING
TUJUAN KLIEN AKAN :
1. Mempertahankan keseimbangan intake dan output
2. Mempertahankan berat jenis urine dalam batas normal
3. Menunjukkan perilaku yang dapat meningkatkan
keseimbangan cairan, elektrolit dan asam-basa
4. Mempertahankan intake cairan dan elektrolit yang adekuat
Tindakan untuk mengatasi masalah
/gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit.


Pemberian cairan melalui per-oral (enteral)atau
intravena/infus (parenteral)

Untuk pemberian cairan melalui parenteral maupun


enteral dapat di hitung sesuai dengan jumlah yang
sudah ditentukan.
 Tindakan keperawatan ini dilakukan pada klien yang memerlukan
masukan cairan melalui intravena (infus).

 Pemberian infus dapat diberikan pada :


 Pasien yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi yang
berat.
 Pasien schock, intoksikasi berat, pra dan pasca bedah, sebelum
tranfusi darah atau pasien yang membutuhkan pengobatan
tertentu.

 Tindakan ini memerlukan kesterilan mengingat langsung


berhubungan dengan pembuluh darah.

 Pemberian melalui infus dengan memasukan kedalam vena


(pembuluh darah pasien)
LOKASI PEMASANGAN INFUS


1. ORANG DEWASA :
LENGAN : @. . Vena Basilika Mediana cubiti
@. Vena Radial
@. Vena Capalika
TELAPAK TANGAN : @. Vena Metakarpal
@. Vena cephalika
KAKI : @. Vena spenous
@. Vena Dorsal Flexus
@. Vena Archialis
2. BAYI DAN ANAK : tempatnya sama hanya biasa di vena
temporal
BAHAYA YANG MUNGKIN TIMBUL DAN
TINDAKANNYA


A. Emboli Udara
@. Tanda dan gejala :
1. Denyut nadi cepat dan lemah
2. Tachipnoe
3. Tekanan Darah menurun
4. Sesak nafas
5. Sianosis
6. Keringat dingin
@. Tindakan :
1. Hentikan infus
2. Miringkan penderita kesebelah kiri dengan posisi kepala lebih
rendah
3. Beri O2
4. Kontrol vital sign
5. Lapor pada penanggungjawab

B. Reaksi Alergi
@. Gejala : kulit kemerah-merahan dan mengigil
@. Tindakan :
@. Hentikan infus
@. Perhatikan vital sign
@. Lapor pada yang bertanggungjawab
C. Infeksi/Plebitis
@. Tanda dan gejala :
a. Suhu dan nadi meningkat
b. Demam/mengigil
@. Tindakan :
a. Cari sumber infeksi
b. Infus dipindah ketempat lain
c. Jarum diganti, jika perlu infus set diganti
D. Edema paru-paru
@. Tanda dan gejala :
a. Penderita sesak nafas
b. Atur posisi penderita
c. Pemberian oksigen
d. Kontrol tanda vital
e. Lapor pada yang bertanggungjawab
CARA MENGHITUNG TETESAN INFUS


 PENGERTIAN
Menghitung jumlah tetesan infus dalam satu menit
sesuai dengan instruksi/program pengobatan
 TUJUAN
 Mencegah terlalu lambatnya/terlalu cepatnya cairan
yang masuk
 Menjaga keseimbangan cairan, elektrolit dalam tubuh
 INDIKASI
Pada setiap klien yang menggunakan infus
WAKTU PELAKSANAAN
1. Saat mengganti infus
2. Saat memberikan obat per infus
3. Saat terjadi perubahan intruksi dokter
4. Jika terdapt udara pada selang infus
5. Jika terdapt darah pada selang infus
PERALATAN
Set infus yang ada pada klien
Jam tangan yang ada jarum detiknya
Alat tulis
PROSEDUR
Perawat cuci tangan
Menjelaskan tujuan menghitung tetesan infuse pada
klien
Mengatur dan melihat posisi jarum infus, apakah
tetesan infuse lancar/tidak
Meletakkan jam tangan dekat jarum infuse dan
mengitung jumlah tetesan dalam 1 menit
FAKTOR-FAKTOR TETESAN :
Dalam 1 cc =………tts
Makro :
1. Transfusi set : 15 tts/mnt
2. Terumo : 15 tts/mnt atau 20 tts/mnt
3. Abbotlab : 15 tts/mnt
4. Tranvenol : 10 tts/mnt
5. Mc. Graun : 15 tts/mnt
6. Otsuka : 15 tts/mnt
7. Mikrodips : 60 tts/mnt
8. makrodrips : 15 tts/mnt
Menghitung Kecepatan Cairan Intra
Vena

Jumlah tetesan : Volume cairan (ml) x faktor tetesan
Waktu yang diperlukan x 60 menit
CONTOH-CONTOH SOAL UNTUK MENGHITUNG
TETESAN INFUS :
 
1. Dengan menggunakan set infus terumo seorang klien mendapat terapi infus
dexstose 5% dengan 32 tts/menit. Jumlah yang dibutuhkan 500 ml.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan ?
Jawab :
Tetes/menit = Jumlah cairan yang dibutuhkan x faktor tetesan
Waktu yang dibutuhkan x 60 menit
JADI
32 = 500 x 20
X x 60
32 = 10000
60 X
10000 = 1920 X
X = 10000
1920
X = 50,208
X = 5 jam
Dengan menggunakan set infuse otsuka, seorang klien
mendapat terapi infuse RL 10 jam. Jumlah cairan yang
dibutuhkan 500 ml. Berapa tts cairan yang dibutuhkan
dalam satu menit ?
Jawab :
Tetes/menit = Jumlah cairan yang dibutuhkan x faktor tetesan
Waktu yang dibutuhkan x 60 menit
JADI
X = 500 x 15
10 x 60
X = 50
4
X = 12,5
X = 13 tts/mnt
JUMLAH KEB UTUHAN CAIRAN SESUAI UMUR

UMUR KEBUTUHAN CAIRAN

1. TRIWULAN I
 (CC/KG BB/HARI)
150 - 175
2. TRIWULAN II 140 – 150
3. TRIWULAN III 125 – 140
4. TRIWULAN IV 110 – 125
5. 1 – 3 TAHUN 100
6. 4 – 6 TAHUN 90
7. 7 – 9 TAHUN 80
8. 10 -12 TAHUN 70
9. 13 – 15 TAHUN 60
10. > 16 TAHUN 30 – 50
RUMUS MENGHITUNG KEBUTUHAN
CAIRAN

A. DEWASA
BB 10 kg (1) =1000 cc
BB 10 kg (2) = 500 cc
Sisa BB = 20cc x sisa BB
Contoh: BB Tn S 40 kg
10 kg (1) =1000 cc
10 kg (2) = 500 cc
Sisa 20 kg=20x20 sisa BB=400
= 1900 cc atau 1,9 liter
A. ANAK
4x 10 kg (1)
2x 10 kg (2)
1x sisa BB

Contoh: BB An B 25 kg
4x10 kg (1) = 40cc
2x10 kg (2) =20 cc
1x5 kg = 5 cc
= 65 cc/jam
65 cc x 24=1560cc atau 1,56 liter

Anda mungkin juga menyukai