Anda di halaman 1dari 51

CAIRAN || ELEKTROLIT

Pendahuluan
• Dengan minum dan makan, tubuh kita
mendapatkan: air, trace element, vitamin dan
nutrient-nutrien lain (protein, karbohidrat,
lemak).
• Zat ini digunakan sebagai sumber energi,
• Dalam jumlah yang kira-kira sama, air dan
elektrolit yang masuk kedalam tubuh kita
akan dikeluarkan melalui urine, keringat dan
pernafasan.
• Fenomena fisiologis dimana tubuh
memelihara keseimbangan ini dikenal dengan
nama homeostasis.
KONSEP DASAR
• Cairan dan elektrolit diperlukan untuk menjaga keseimbangan
tubuh
• Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang
normal dr air tubuh total dn elektrolit ke dlm seluruh bag tubuh
• Cairan tubuh adalah:
Larutan yang terdiri dari AIR sebagai (pelarut/solven) dan zat
terlarut (solut)
Elektrolit adalah :
• Zat kimia yang menghasilksan partikel partikel bermuatan listrik
yang disebut ION

• Cairan dan elektolit masuk ke dlm tubuh melalui ma/mi dan


cairan intra vena
Keseimbangan cairan
• Istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keseimbangan
antara intake dan output cairan
dalam tubuh untuk mendukung
proses metabolisme (Welch, 2010)
• Menilai status
hidrasi dan
mengukur
keseimbangan
cairan dapat
memastikan hidrasi
yang optimal
DISTRIBUSI CAIRAN TUBUH
FUNGSI CAIRAN
• Intraseluler; terlibat dalam proses-
proses metabolik yang mengubah
nutrien menjadi nutrisi.

• Ekstraseluler; mempertahankan sistem


sirkulasi, mengangkut nutrien ke
dalam sel dan membuang zat sisa.
Cairan ektraseluler di bagi 3 bagian :

• 1. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan


dalam system vaskuler
• 2. Cairan interstitial adalah cairan yg terletak
diantara sel
• 3. Cairan transeluler adalah cairan husus spt :
cairan cerebrospinal,cairan intra okuler, dan
sekresi saluran cerna.
PENGATURAN KESEIMBANGAN CAIRAN
(Sistem Endokrin)

1. ADH (peningkatan reabsorbsi air)


2. ALDOSTERON (absorbsi natrium)
3. PROSTAGLANDIN (merespon radang, pengendali TD,
kontraksi uterus)
4. GLUKOKORTIKOID (reabsorbsi air dan natrium)

5. MEKANISME RASA HAUS (merangsang


pelepasan renin produksi angiotensin II hipotalamus
untuk rasa haus)
KOMPOSISI ELEKTROLIT MENCAKUP

• Natrium : 135 – 145 mEq/lt


• Kalium : 3,5 - 5,3 mEq/lt
• Kalsium : 4-5 mEq/lt
• Magnesium : 1,5 – 2,5 mEq/lt
• Klorida : 100 – 106 mEq/lt
• Bikarbonat : 22 – 26 mEq/lt
• Fosfat : 2,5 – 4,5 mg/100 ml

Equivalen merupakan kombinasi kekuatan zat kimia atau


kekuatan kation dan anion dalam molekul
KOMPOSISI non ELEKTROLIT
• Portein
• Urea
• Glokosa
• Oksigen
• Karbon dioksida
• Dan Asam
Kebutuhan Cairan
(Behran, RE, dkk, 1996)

Umur Kebutuhan air


jumlah air dalam 24 ml/kgbb
jam
3 hari 250 – 300 80 – 100
1 tahun 1150 – 1300 120 – 135
2 tahun 1350 – 1500 115 – 125
4 tahun 1600 – 1800 100 – 110
10 tahun 2000 – 2500 70 – 85
14 tahun 2200 – 2700 50 – 60
18 tahun 2200 – 2700 40 – 50
Dewasa 2400 – 2600 20 – 30
SISTEM YANG BERPERAN DALAM KEBUTUHAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT

1. Ginjal
Pengatur air, konsentrasi garam dalam darah,
keseimbangan asam basa darah, ekskresi bahan
buangan atau kelebihan garam.

Cairan disaring glumerolus filtrat glumerolus sel-


sel tubuli renalis
menyerap semua bahan yang dibutuhkan.

Jumlah urine yang keluar ± 1 ml/kgbb/jam


(dipengaruhi oleh ADH and Aldosteron)
SISTEM YANG BERPERAN DALAM KEBUTUHAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
2. Kulit
Pusat pengatur panas yg disarafi oleh vasomotorik,
mengendalikan arteriol kutan dgn cr vasokontriksi
dan vasodilatasi.

Pelepasan panas dilakukan dgn cara penguapan,


konduksi (benda yang disentuk), konveksi
(pengalira udara ke permukaan dingin)

Jumlah air yang dapat dilepaskan ± 500 ml/hari


SISTEM YANG BERPERAN DALAM KEBUTUHAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT

3. Paru
Proses pengeluaran cairan terkait respons
akibat perubahan upaya kemampuan
bernapas.

INSENSIBLE WATER LOSS ± 400 cc /


hari
SISTEM YANG BERPERAN DALAM KEBUTUHAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT

4. Gastrointestinal
Mengeluarkan cairan melalui proses
penyerapan dan pengeluaran air dlm
mukosa usus besar.

100 – 200 ml / hari.


MASALAH
KEBUTUHAN ELEKTROLIT
1. Hiponatremia ( < 135 mEq / lt)
2. Hipernatremia ( > 145 mEq / lt)
3. Hipokalemia (< 3,5 mEq / lt)
4. Hiperkalemia ( > 5 mEq / lt)
5. Hipokalsemia ( < 4,3 mEq / lt)
6. Hiperkalsemia ( > 4,3 mEq / lt)
7. Hipomagnesia ( < 1,3 mEq / lt)
8. Hipermagnesia ( > 2,3 mEq / lt)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
1. Usia;
2. Temperatur tubuh;
3. Diet;
4. Stres;
5. Sakit,
6. Pengobatan,
7. Pembedahan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
1. Usia. Perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh serta
aktivitas organ sehingga dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan
cairan dan elektrolit
2. Temperature. Temperature ayng tinggi menyebabkan proses
pengeluaran cairan melalui keringat cukup banyak, sehingga
tubuh akan banyak kehilangan cairan.
3. Diet. Apabila kekurangan nutrient, tubuh akan memecah
cadangan makanan yang tersimpan di dalamnya sehingga dalam
tubuh terjadi pergerakan cairan dari interstisial ke interseluler,
yang dapat berpengaruh pada jumlah pemenuhan kebutuhan
cairan.
4. Stress. Stress dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan
dan elektrolit melalui proses peningkatan produksi ADH
5. sakit. Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak,
sehingga untuk memperbaiki sel yang rusak tersebut dibutuhkan
adanya proses pemenuhan kebutuhan cairan yang cukup.
MASALAH KETIDAK SEIMBANGAN CAIRAN

1. Kekurangan vol cairan ekstraseluler HIPOVOLUME didepinisikan


sbg kehilangan natrium dan garam dgn jumlah relatip
sama(DEHIDRASI; RINGAN, SEDANG, BERAT)
Membutuhkan cairan isotonic,hipertonis,hipotonis.
2. HIPERVOLUME (OVERHIDRASI) DIDEPINISIKAN AIR DAN
NATRIUMTERTAHAN DGN PROPORSI SAMA.
#AKIBAT KELEBIHAN CAIRAN; HIPERVOLUME, EDEMA
JENIS CAIRAN ELEKTROLIT
Cairan elektrolit; cairan saline / cairan yang
memiliki sifat bertegangan tetap dengan berbagai
macam elektrolit.
1.Isotonik;kepekatannya sama dgn cairan
tubuh,contoh:NaCL0,9%,RL
2.Hipotonik;Kepekatannya kurang,contoh Glukosa
2,5%,NaCL 0,45%,NaCL 0,33%
3.Hipertonik;kepekatannya melebihi cairan
tubuh,contoh:dektrose 5%,
Dehidrasi
• 1% atau lebih kehilangan BB
merupakan akibat dari
kehilangan cairan (Madden,
2000)
• Tanda dan gejala fisik pada
dehidrasi : (Welch, 2010)
– Gangguan kognitif;
– Penurunan kemampuan fisik;
– Sakit kepala;
– Kelelahan; • Jika dehidrasi tetap ada,
– Mata cekung; sirkulasi volume darah akan
– Turgor kulit tidak elastis. turun ditunjukan dengan
adanya : (Large, 2005)
– Hipotensi;
– Tachicardi;
– Nadi lemah;
– Akral dingin;
– Oliguria (penurunan urine
output).
Penyebab-penyebab Dehidrasi

• Berdasarkan McMillen dan Pitcher


(2010), penyebab utama dehidrasi
adalah asupan cairan yang tidak
adekuat, kehilangan cairan
berlebih atau keduanya.
Macam dehidrasi berdasarkan derajatnya:
a. Dehidrasi berat, dengan ciri-ciri: pengeluaran/
kehilangan cairan sebanyak 4-6 lt; serum natrium mencapai
159-166 mEq/lt; hipotensi; turgor kulit buruk; oliguria; nadi
dan pernapadan meningkat serta kehilangan cairan
mencapai > 10 % BB.
b. Dehidrasi sedang, dengan ciri-ciri; kehilangan cairan 2-4 lt
atau antara 5-10% BB; serum natrium mencapai 152-158
mEq/lt serta mata cekung.
c. Dehidrasi ringan, dengan ciri-ciri; kehilangan cairan
mencapai 5% BB atau 1,5-2 lt.
d. Hipervolume atau Overhidrasi. Terdapat 2 manifestasi
yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan yaitu hipervolume
(peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan cairan
pada interstisial).
Asupan cairan yang tidak adekuat

• Menolak untuk minum karena takut


inkontinensia atau beser.
• Demensia, penyakit Alzheimer atau gangguan
kognitif
• Ketergantungan pada tenaga kesehatan untuk
memberikan cairan yang adequate
• Kelemahan fisik atau meningkatnya kelemahan
fisik
• Puasa sebelum operasi

• Pengobatan, seperti penggunaan laxative atau


diuretic
• Sakit yang menyebabkan stress fisik dan mental
• Nausea
• Penurunan sensasi haus pada lansia
• Pembatasan cairan pada kondisi tertentu seperti
gangguan jantung atau gangguan ginjal
Kehilangan cairan
• Penyebab lain kehilangan cairan
meliputi, perdarahan,
berkeringat, demam dan luka
bakar (Mooney, 2007)
Penilaian keseimbangan cairan

• Scales dan Pilsworth


(2008) mengidentifikasi 3
elemen untuk menilai
keseimbangan cairan dan
status hidrasi:
– Penilaian klinis;
– Pemeriksaan diagram
keseimbangan cairan;
– Pemeriksaan kimia
darah

• Penilaian klinis
• Dehidrasi menyebabkan mulut
dan membrane mukosa
menjadi kering, dan bibir
menjadi pecah-pecah, jadi
penilaian oral dan mukosa
mulut dapat digunakan dalam
pemeriksaan klinis (McMillen
and Pitcher, 2010; Scales and
Pilsworth, 2008).
Urine output
• Ketika mencatat urine output pada diagram keseimbangan cairan, tidak
diperbolehkan mencatat “urine kurang lebih” atau “ke toilet” atau “1x BAK”.
• Catatan seperti ini tidak informative dan tidak memberikan indikasi yang jelas dari
jumlah urine yang keluar (Mooney, 2007).
• Pemeriksaan kimia darah

• Wolfson (2009) Natrium, potassium, chloride, bicarbonate, urea


nitrogen darah/Blood Urea Nitrogen (BUN), membantu elektrolit
darah dalam pengukuran dan pemeriksaan status hidrasi.
• Wolfson mengusulkan bahwa jika beberapa elektrolit ditemukan
diluar parameter normal, maka nilai tersebut harus digunakan
untuk menentukan resep cairan intravena yang diperlukan untuk
mengembalikan homeostasis keseimbangan cairan.
3 KUNCI UTAMA

1. Keseimbangan cairan merupakan keseimbangan antara intake


dan output cairan dalam tubuh untuk mendukung proses
metabolism
2. Dehidrasi digambarkan dengan kehilangan 1% atau lebih dari
berat badan sebagai akibat dari kehilangan cairan.
3. 3 elemen untuk menilai keseimbangan cairan dan status hidrasi
adalah : penilaian klinis (berat badan dan urine output),
pemeriksaan diagram keseimbangan cairan dan pemeriksaan
kimia darah.
• Kekurangan Volume Cairan
Dikenal Dengan Balance Cairan
Negative, Jika Asupan Cairan
Lebih Besar Dari Output, Maka
Tubuh Berada Pada Balance
Cairan Positif (Scales And
Pillsworth, 2008)
Perhitungan cairan parenteral
Cara Cepat Menghitung
Intake Cairan Parenteral
Tujuan Terapi Parenteral
Mengatur cairan tubuh:
• menjaga keseimbangan air dan elektrolit;
• menjaga keseimbangan asam basa.

Dukungan nutrisi:
• sumber energi;
• komposisi tubuh.

Akses vena:
• menjamin vena tetap terbuka untuk bisa
memberikan obat.
1. Pengkajian Keperawatan
a. Riwayat Keperawatan
Pengakajian keperawatan pada masalah kebutuhan
cairan dan elektrolit meliputi jumlah asupan cairan
yang dapat diukur melalui jumlah pemasukan secara
oral, parenteral atau enteral.
b. Faktor yang Berhubungan
Meliputi factor-faktor yang memepengaruhi masalah
kenutuhan cairan seperti sakit, diet, lingkungan,
c. Pengkajian Fisik
Meliputi system yang berhubungan dengan masalah
cairan dan elektrolit seperti system integument
(status turgor kulit dan edema), system
kardiovaskular (adanya distensi vena jugularis,
d. Pemeriksaan laboratorium atau diagnostik lainnya
2. Diagnosis Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan berhubungan
dengan:
Pengeluraran urine secara berlebihan akibat
penyakit diabetes mellitus atau lainnya;
b. Kelebihan volume cairan berhubungan
dengan:
Penurunan mekanisme regulator akibat
kelaiann pada ginjal; penurunan curah jantung
akibat penyakit jantung; gangguan aliran balik
vena akibat penyakit vascular perifer atau
thrombus; retensi natrium dan air akibat terapi
kostikosteroid serta tekanan osmotic koloid
yang rendah.
3. Perencanaan Keperawatan
a. Tujuan: mempertahankan volume cairan dalam keadaan seimbang.
Rencana tindakan:
1) Monitor jumlah asupan dan pengeluaran cairan serta perubahan status
keseimbangan cairan.
2) Pertahankan keseimbangan cairan. Bila kekurangan volume cairan lakukan:
a) Rehidrasi oral atau parenteral sesuia dengan kebutuhan
b) Monitor kadar elektrolit darah seperti urea nitrogen darah, urine, serum,
osmolaritas, kreatinin, hematokrit dan Hb.
c) Hilangkan factor penyebab kekurangan volume cairan, Bila kelebihan volume
cairan, lakukan:
1. Pengurangan asupan garam
2. Hilangkan factor penyebab kelebihan volume cairan dengan cara melihat
kondidi penyakit pasien terlebih dahul.
3. Kurangi konstriksi pembuluh darah seperti pada penggunaan kaos kaki yang
ketat.
b. Lakukan mobilisasi melalui pengaturan posisi
c. Anjurkan cara mempertahankan keseimbangan cairan.
4. Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan
1. Pemberian cairan melalui infuse
Merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan dengan cara memasukkan cairan melalui
intravena dengan abntuan infuse set, bertujuan
memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta
sebagai tindakan pengobatan dan pemberian
makan.
Alat dan bahan:
standar infuse, infuse set, cairan sesuai dengan
kebutuhan pasien, jarum infuse/abocath atau sejenisnya
sesuai dengan ukuran, pengalas, tourniquet/
pembendung, kapas alcohol 70%, plester, gunting, kasa
steril, betadineTM dan sarung tangan.
Prosedur kerja:
Cuci tangan; jelaskan prosedur yang akan dilakukan; hubungkan cairan dan
infuse set dengan menusukkan ke dalam botol infuse (cairan); isi cairan ke
dalam infuse set dengan menekan bagian ruang tetesan hingga ruangan tetesan
terisi sebagian dan buka penutup hingga selang terisi dan udaranya keluar;
letakkan pengalas; lakukan pembendungan dengan tourniquet; gunakan sarung
tangan; desinfeksi daerah yang akan ditusuk; lakukan penusukan dengan arah
jarum ke atas; cek apakah sudah mengenai vena (cirinya adalah darah keluar
melalui jarum infuse/abocath); tarik jarum infuse dan hubungkan dengan
selang infuse; buka tetesan; lakukan desinfeksi dengan betadineTM dan tutup
dengan kasa steril; beri tanggal dan jam pelaksanaan infuse pada plester; lalu
cuci tangan.
Cara Menghitung Tetesan Infuse

a. Dewasa:
1) Tetesan/Menit = Jumlah cairan yang masuk

2) Lamanya infuse (jam) x 3

Contoh: seorang pasien dewasa memerlukan rehidrasi dengan 1000 ml (2 botol) infuse
dalam waktu satu jam, maka tetesan permenit adalah:

Jumlah Tetesan/Menit = 1000 = 20 tetes/menit 1 x 3

b. Anak:
Tetesan/Menit = Jumlah cairan yang masuk

Lamanya infuse (jam)

Contoh: seorang pasien neonatus memerlukan rehidrasi dengan 250 ml infuse dalam
waktu 2 jam, maka tetesan permenit adalah:

Jumlah Tetesan/Menit = 250 = 125 tetes mikro/menit


Tranfusi Darah
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang

membutuhkan darah dengan cara memasukkan darah melalui vena dengan

menggunakan alat tranfusi set. Tujuannya adalah untuk memenuhi

kebutuhan darah dan memperbaiki perfusi jaringan.

Alat dan bahan: standar infuse, tranfusi set, NaCl 0,9 %, darah sesuai

dengan kebutuhan pasien, jarum infuse/abocath atau sejenisnya sesuai

dengan ukuran, pengalas, tourniquet/pembendung, kapas alcohol 70%,

plester, gunting, kasa steril, betadineTM dan sarung tangan.


KLASIFIKASI MANAJEMEN
NUTRISI
N. P. Perifer

Nutrisi Parenteral

MANAJEMEN N. P. Sentral / Total


NUTRISI

Oral Feeding

Nutrisi Enteral

Tube Feeding
RUMPLE LEAD TEST
• Pengertian ;
Pemeriksaan bidang hematologi dgn melakukan pembendungan aliran vena pd
lengan bag atas untuk uji diagnostic kerapuhan vaskuler dan fungsi
trombosit.
• Jika pembuluh darah kapiler tidak kuat krn bendungan tsb darah dari dalam
kapiler akan keluar dan merembes ke dlm jaringan sekitar, tampak seperti
bercak merah yg dikenal dgn peteki
• Peteki muncul pd hari pertama demam berlangsung selama 3=6hr
• Dilakukan pada kasus demam berdarah/DHF
Derajat laporan;
< 10 dinyatakan neg
>10 dinyatakan positip

Anda mungkin juga menyukai