Pendahuluan
• Dengan minum dan makan, tubuh kita
mendapatkan: air, trace element, vitamin dan
nutrient-nutrien lain (protein, karbohidrat,
lemak).
• Zat ini digunakan sebagai sumber energi,
• Dalam jumlah yang kira-kira sama, air dan
elektrolit yang masuk kedalam tubuh kita
akan dikeluarkan melalui urine, keringat dan
pernafasan.
• Fenomena fisiologis dimana tubuh
memelihara keseimbangan ini dikenal dengan
nama homeostasis.
KONSEP DASAR
• Cairan dan elektrolit diperlukan untuk menjaga keseimbangan
tubuh
• Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang
normal dr air tubuh total dn elektrolit ke dlm seluruh bag tubuh
• Cairan tubuh adalah:
Larutan yang terdiri dari AIR sebagai (pelarut/solven) dan zat
terlarut (solut)
Elektrolit adalah :
• Zat kimia yang menghasilksan partikel partikel bermuatan listrik
yang disebut ION
1. Ginjal
Pengatur air, konsentrasi garam dalam darah,
keseimbangan asam basa darah, ekskresi bahan
buangan atau kelebihan garam.
3. Paru
Proses pengeluaran cairan terkait respons
akibat perubahan upaya kemampuan
bernapas.
4. Gastrointestinal
Mengeluarkan cairan melalui proses
penyerapan dan pengeluaran air dlm
mukosa usus besar.
• Penilaian klinis
• Dehidrasi menyebabkan mulut
dan membrane mukosa
menjadi kering, dan bibir
menjadi pecah-pecah, jadi
penilaian oral dan mukosa
mulut dapat digunakan dalam
pemeriksaan klinis (McMillen
and Pitcher, 2010; Scales and
Pilsworth, 2008).
Urine output
• Ketika mencatat urine output pada diagram keseimbangan cairan, tidak
diperbolehkan mencatat “urine kurang lebih” atau “ke toilet” atau “1x BAK”.
• Catatan seperti ini tidak informative dan tidak memberikan indikasi yang jelas dari
jumlah urine yang keluar (Mooney, 2007).
• Pemeriksaan kimia darah
Dukungan nutrisi:
• sumber energi;
• komposisi tubuh.
Akses vena:
• menjamin vena tetap terbuka untuk bisa
memberikan obat.
1. Pengkajian Keperawatan
a. Riwayat Keperawatan
Pengakajian keperawatan pada masalah kebutuhan
cairan dan elektrolit meliputi jumlah asupan cairan
yang dapat diukur melalui jumlah pemasukan secara
oral, parenteral atau enteral.
b. Faktor yang Berhubungan
Meliputi factor-faktor yang memepengaruhi masalah
kenutuhan cairan seperti sakit, diet, lingkungan,
c. Pengkajian Fisik
Meliputi system yang berhubungan dengan masalah
cairan dan elektrolit seperti system integument
(status turgor kulit dan edema), system
kardiovaskular (adanya distensi vena jugularis,
d. Pemeriksaan laboratorium atau diagnostik lainnya
2. Diagnosis Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan berhubungan
dengan:
Pengeluraran urine secara berlebihan akibat
penyakit diabetes mellitus atau lainnya;
b. Kelebihan volume cairan berhubungan
dengan:
Penurunan mekanisme regulator akibat
kelaiann pada ginjal; penurunan curah jantung
akibat penyakit jantung; gangguan aliran balik
vena akibat penyakit vascular perifer atau
thrombus; retensi natrium dan air akibat terapi
kostikosteroid serta tekanan osmotic koloid
yang rendah.
3. Perencanaan Keperawatan
a. Tujuan: mempertahankan volume cairan dalam keadaan seimbang.
Rencana tindakan:
1) Monitor jumlah asupan dan pengeluaran cairan serta perubahan status
keseimbangan cairan.
2) Pertahankan keseimbangan cairan. Bila kekurangan volume cairan lakukan:
a) Rehidrasi oral atau parenteral sesuia dengan kebutuhan
b) Monitor kadar elektrolit darah seperti urea nitrogen darah, urine, serum,
osmolaritas, kreatinin, hematokrit dan Hb.
c) Hilangkan factor penyebab kekurangan volume cairan, Bila kelebihan volume
cairan, lakukan:
1. Pengurangan asupan garam
2. Hilangkan factor penyebab kelebihan volume cairan dengan cara melihat
kondidi penyakit pasien terlebih dahul.
3. Kurangi konstriksi pembuluh darah seperti pada penggunaan kaos kaki yang
ketat.
b. Lakukan mobilisasi melalui pengaturan posisi
c. Anjurkan cara mempertahankan keseimbangan cairan.
4. Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan
1. Pemberian cairan melalui infuse
Merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan dengan cara memasukkan cairan melalui
intravena dengan abntuan infuse set, bertujuan
memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta
sebagai tindakan pengobatan dan pemberian
makan.
Alat dan bahan:
standar infuse, infuse set, cairan sesuai dengan
kebutuhan pasien, jarum infuse/abocath atau sejenisnya
sesuai dengan ukuran, pengalas, tourniquet/
pembendung, kapas alcohol 70%, plester, gunting, kasa
steril, betadineTM dan sarung tangan.
Prosedur kerja:
Cuci tangan; jelaskan prosedur yang akan dilakukan; hubungkan cairan dan
infuse set dengan menusukkan ke dalam botol infuse (cairan); isi cairan ke
dalam infuse set dengan menekan bagian ruang tetesan hingga ruangan tetesan
terisi sebagian dan buka penutup hingga selang terisi dan udaranya keluar;
letakkan pengalas; lakukan pembendungan dengan tourniquet; gunakan sarung
tangan; desinfeksi daerah yang akan ditusuk; lakukan penusukan dengan arah
jarum ke atas; cek apakah sudah mengenai vena (cirinya adalah darah keluar
melalui jarum infuse/abocath); tarik jarum infuse dan hubungkan dengan
selang infuse; buka tetesan; lakukan desinfeksi dengan betadineTM dan tutup
dengan kasa steril; beri tanggal dan jam pelaksanaan infuse pada plester; lalu
cuci tangan.
Cara Menghitung Tetesan Infuse
a. Dewasa:
1) Tetesan/Menit = Jumlah cairan yang masuk
Contoh: seorang pasien dewasa memerlukan rehidrasi dengan 1000 ml (2 botol) infuse
dalam waktu satu jam, maka tetesan permenit adalah:
b. Anak:
Tetesan/Menit = Jumlah cairan yang masuk
Contoh: seorang pasien neonatus memerlukan rehidrasi dengan 250 ml infuse dalam
waktu 2 jam, maka tetesan permenit adalah:
Alat dan bahan: standar infuse, tranfusi set, NaCl 0,9 %, darah sesuai
Nutrisi Parenteral
Oral Feeding
Nutrisi Enteral
Tube Feeding
RUMPLE LEAD TEST
• Pengertian ;
Pemeriksaan bidang hematologi dgn melakukan pembendungan aliran vena pd
lengan bag atas untuk uji diagnostic kerapuhan vaskuler dan fungsi
trombosit.
• Jika pembuluh darah kapiler tidak kuat krn bendungan tsb darah dari dalam
kapiler akan keluar dan merembes ke dlm jaringan sekitar, tampak seperti
bercak merah yg dikenal dgn peteki
• Peteki muncul pd hari pertama demam berlangsung selama 3=6hr
• Dilakukan pada kasus demam berdarah/DHF
Derajat laporan;
< 10 dinyatakan neg
>10 dinyatakan positip