Anda di halaman 1dari 57

GANGGUAN

KESEIMBANGANGAN CAIRAN,
ELEKTROLIT & ASAM BASA
Volume cairan tubuh
• Cairan tubuh  larutan yang terdiri dari air (pelarut)
dan zat tertentu (zat terlarut).

Total jumlah volume cairan tubuh (Total Body Water-


TBW)
• BBL : 75%
• Dewasa : 60 % dari berat badan (Lk) & 50 % dari berat
badan (Pr).
• Lansia : 45-50%

• Dalam kondisi normal Intake=output


• Cairan intraseluler  cairan yang berada di
dalam sel di seluruh tubuh.

• Cairan ekstraseluler  cairan yang berada di


luar sel, terdiri dari:
a. Cairan intravaskuler (plasma)  cairan di dalam
sistem vaskuler
b.Cairan interstitial  cairan yang terletak
diantara sel
c. Cairan transeluler  cairan sekresi khusus, Ex :
cairan serebrospinal
Fungsi cairan
1.  Mempertahankan panas tubuh dan
pengaturan temperatur tubuh
2.  Transport nutrien ke sel
3.  Transport hasil sisa metabolisme
4.  Transport hormon
5.  Pelumas antar organ
6.  Mempertahankan tekanan hidrostatik
dalam sistem kardiovaskuler
Sumber air tubuh

Sumber Jumlah
Air minum 1.500 – 2.000 ml/hari

Air dalam makanan 700 ml/hari

Air dari hasil metabolisme 200 ml/hari


tubuh
Jumlah 2.400 – 2.900 ml/hari
Elektrolit Utama Tubuh Manusia
 
• Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri
dari elektrolit dan nonelektrolit.
• Non elektrolit  zat terlarut yang tidak terurai
dalam larutan dan tidak bermuatan listrik, Ex:
protein,urea,glukosa,oksigen,karbon dioksida dan
asam-asam organik.
• Elektrolit  natrium (Na+),kalium (K+),
Kalsium (Ca++),magnesium (Mg++), Klorida
(Cl-), bikarbonat(HCO3-), fosfat (HPO42-),
sulfat (SO42-).
• Elektrolit  zat kimia yang menghasilkan
partikel-partikel bermuatan listrik (ion).

• +/(kation): Natrium (Na+), Kalium (K+),


Kalsium (Ca++), Magnesium (Mg ++)

• -/anion: Klorida (Cl-), Bikarbonat (HCO3-),


Fosfat (HPO42-), Sulfat (SO42-), Protein.
Nilai Normal
Jenis cairan dan Nilai normal dalam
elektrolit tubuh
3.5 – 5 mEq/L
-      Potasium [K+]
-      Sodium [Na+] 135 – 145 mEq/L
8.5 – 10.5 mg/dl (4.5 – 5.8
-      Kalsium [Ca2+]
-      Magnesium [Mg2+] mEq/L)
1.5 – 2.5 mEq/L
-      Fosfat [PO42-]
2.7 – 4.5 mg/dl
-      Klorida [Cl-]
98 – 106 mEq/L
-      Bikarbonat [HCO3]
24 – 28 mEq/L
Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit
Adanya distribusi yang normal dari air tubuh
total & elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
 Pengaturan keseimbangan cairan -->
mengontrol volume cairan ekstrasel
(mempertahankan keseimbangan garam) &
mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel
(mempertahankan keseimbangan cairan)
Ginjal mempertahankan keseimbangan dengan
mengatur keluaran garam & air dalam urine
sesuai kebutuhan u/ mengkompensasi asupan &
kehilangan abnormal dari air & garam tersebut.
Keseimbangan cairan
• Keseimbangan cairan  intake & output cairan
• Pemasukan cairan (intake) berasal dari minuman,
makanan, cairan intravena, & oksidasi selama proses
metabolisme & didistribusi ke seluruh bagian
tubuh.
• Kebutuhan cairan setiap hari antara 1.800-2.500
ml/hari. (1.200 ml berasal dari minuman dan 1.000 ml
dari makanan)
• Pengeluaran cairan (output) melalui:
- Ginjal(urine) 1.200 – 1.500 ml/hari atau 30-50 ml/jam
- Feses 100-200 ml/hari
- Paru-paru 300-500 ml/hari
- Kulit 600-800 ml/hari atau 15-20 ml/24 jam
Gangguan Keseimbangan Cairan
1. Hipovolemia
2. Hipervolemia
Gangguan Keseimbangan Elektrolit
1. Hiponatremia (< 135 mEq/lt) Ex: diare yang berkepanjangan
2. Hipernatremia (> 145 mEq/lt) Ex: dehidrasi
3. Hipokalemia (< 3,5 mEq/lt), Ex: Px yang tidak nafsu makan dan muntah-
muntah
4. Hiperkalemia (> 5 mEq/lt), Ex: luka bakar, penyakit ginjal
5. Hipokalsemia (< 4,3 mEq/lt), kehilangan sejumlah kalsium karena sekresi
intestinal.
6. Hiperkalsemia (> 4,3 mEq/lt), Ex: pasien yang mengalami pengangkatan
kelenjar gondok
7. Hipomagnesia (< 1,3 mEq/lt), Ex: hipertensi, tremor
8. Hipermagnesia (2,5 mEq/lt), Ex: Px koma
Hipovolemia/Dehidrasi
Ada tiga macam kekurangan volume cairan eksternal,
yaitu:
Dehidrasi isotonik, terjadi jika tubuh kehilangan
sejumlah cairan dan elektrolit secara seimbang.

Dehidrasi hipertonik, terjadi jika tubuh


kehilangan lebih banyak air daripada elektrolit

Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh


kehilangan lebih banyak elektrolit daripada air.
Dehidrasi
• Adalah gangguan keseimbangan air dimana
output melebihi intake sehingga jumlah air
dalam tubuh berkurang.
• Dehidrasi terbagi atas:
1.Dehidrasi primer (water depletion)
2.Dehidrasi sekunder (Sodium Depletion)
Dehidrasi Primer
Dehidrasi primer dapat terjadi akibat dari masuknya
air ke dalam tubuh sangat terbatas seperti pada:
a) Penyakit yang menghalangi masuknya air,
misalnya infeksi mulut d fraktur mandibula.
b) Penyakit mental yang disertai dengan menolak air
atau ketakutan akan air (hidrophobia)
c) Penyakit sedemikian rupa sehingga penderita
sangat lemah dan tidak dapat minum lagi seperti
yang dialami pasien yang menderita penyakit
terminal atau pasien usia lanjut
Sambungan
• Stadium awal dehidrasi ion natrium dan chlor
ikut menghilang bersama cairan tubuh.
• Terjadinya hipertonik ekstraseluler: ekstraseluler
mengandung natrium dan chlor berlebihan dan
terjadilah gangguan keseimbangan cairan.
• Untuk mengimbanginya maka terjadi reabsorpsi
ion dan air di tubulus ginjal, air akan keluar dari
sel masuk ke ekstraseluler keseimbangan
antara intra dan ektraseluler.
• Cairan dalam sel berkurang sehingga terjadi
dehidrasi intraseluler sehingga menimbulkan rasa
haus
Sambungan
Tanda dan Gejala Dehidrasi Primer
a) Haus
b) Air liur sedikit sehingga mulut kering
c) Oliguria
d) Lemas
e)Timbulnya gangguan mental seperti
halusinasi atau delirium
* Kehilangan 5% atau 22% total body water 
gangguan keseimbangan cairan
Dehidrasi Sekunder
• Adalah kehilangan cairan yang
mengandung elektrolit melalui saluran
pencernaan saat pasien muntah, dan
diare yang sangat berat.
• Terjadinya gangguan keseimbangan dan
elektrolit sehingga dapat mengganggu
metabolisme dan sirkulasi darah.
Sambungan
Tanda-Tanda Dehidrasi Sekunder
a) Haus
b) Muntah
c) Kejang
d) Sakit Kepala
e) Lesu dan lelah
KATEGORI DEHIDRASI

• Dehidrasi berat : Pengeluaran/kehilangan


cairan sebanyak 4-6 lt (> 10 % BB)

• Dehidrasi sedang : Kehilangan cairan 2-4 lt


(5-10% BB)

• Dehidrasi ringan : Kehilangan cairan 1,5-2


lt (5% BB)
Hipervolume/Overhidrasi
• Terdapat 2 manifestasi yang ditimbulkan
akibat kelebihan cairan yaitu
hipervolume (peningkatan volume
darah) dan edema (kelebihan cairan
pada interstisial)

• Edema anasarka adalah edema yang


terdapat di seluruh tubuh.
EDEMA
• Adalah perpindahan cairan vaskuler ke dalam
ekstra seluler menyebabkan volume
penimbunan cairan ekstra seluler tubuh
meningkat.
• Jika terjadi di satu bagian disebut edema
• jika terjadi di seluruh tubuh disebut edema
anasarka/dropsi
• Edema Anasarka : penimbunan cairan dalam
jaringan subkutis dan rongga tubuh
EDEMA
EDEMA ANASARKA
Penyebab Edema
a. Penurunan tekanan osmotik
Protein sebagai zat yang berfungsi
mempertahankan tekanan osmotik bila kadarnya
dalam plasma menurun yang berarti tekanan
osmotiknya menurun, maka akan menyebabkan
perpindahan cairan dari vaskuler menuju sel dalam
jaringan yang tekanan osmotiknya lebih tinggi
sehingga terjadi edema.
Ex: penyakit nefrotik syndrome
Sambungan
b. Peningkatan hidrostatik
Tekanan hidrostatik adalah tekanan
dalam cairan yang berasal dari
tekanan dalam vaskuler
Ex : Ibu hamil, Edema kardial
Patofisiologi Edema Kardial
c. Obstruksi portal
Pada penderita penyakit sirosis hepatis akan
mengalami peningkatan tekanan vena akibat aliran
darah ke liver terhambat. Akibatnya cairan dalam vena
portae akan keluar dari dan masuk rongga peritonium
dan terjadilah ascites.
d. Edema postural
Seseorang yang melakukan sikap tidak bergerak
seperti berdiri yang lama, duduk yang lama saat
naik mobil jarak jauh maka aliran limfe akan
melambat dan menyebabkan terjadinya udema
pada kaki dan pergelangannya. Jika orang
tersebut bergerak maka aktivitas otot dan aliran
limfe akan lancar sehingga edema akan hilang
dengan sendirinya.
e. Peningkatan permeabilitas kapiler
Endotel kapiler adalah membran yang bersifat
semipermeabel yang dapat dilalui air dan elektrolit,
namun untuk dilalui protein sangat sulit.
Pada kondisi dimana permeabilitas kapiler
meningkat seperti pada pengaruh adanya toksin
saat infeksi atau alergi maka protein akan keluar
melalui kapiler akibatnya tekanan osmotik darah
menurun dan cairan akan keluar kapiler dan masuk
dalam jaringan dan terjadilah edema.
Ex : reaksi anafilaksis
f. Obstruksi limfatik
• Pada penderita post mastektomi dan filariasis akan
mengalami bendungan aliran limfe yang
menyebabkan penimbunan cairan sehingga terjadi
edema yang disebut limfedama.
• Limfedema terjadi pada kaki dan skrotum
g. Kelebihan Natrium dan Cairan tubuh
•Natrium: zat yang berperan dalam pengaturan
volume cairan dalam tubuh bersama ginjal.
•Bila tubuh mengalami kelebihan natrium dan
ginjal tidak mampu mengeluarkannya melalui
urine maka terjadi ketidakseimbangan cairan.
•Cairan akan berpindah dari vaskuler dan sel
masuk ke dalam jaringan yang akibatnya terjadi
edema.
Keseimbangan Elektrolit
a. Natrium (Na+)
• Elektrolit paling utama di luar sel dan paling
berpengaruh dalam pengaturan air.
• Berdifusi dalam cairan ekstrasel.
• Pengaturan konsentrasi oleh ginjal
• Pengeluarannya dari tubuh melalui
pernapasan, saluran pencernaan, kulit dan
ginjal berupa urine
b. Kalium (K+)
•Paling utama di dalam sel
•Diperoleh dari sumber makanan spt: daging, buah-buahan dan sayuran
•Diperlukan dalam aktivitas neuromuskuler dan kontraksi otot
•Jika berlebihan dikeluarkan melalui ginjal, keringat dan saluran
pencernaan
c. Kalsium (Ca 2+)
•Berguna untuk menjaga integritas kulit dan struktur sel, konduksi
jantung, pembekuan darah, pembentukan tulang dan gigi.
•Pengaturan kalsium oleh paratiroid dan tiroid
•Pengeluaran kalsium dari tubuh melalui ginjal dan keringat
d. Magnesium (Mg 2+)
•Banyak ditemukan alam cairan intra sel
•Berperan penting dalam aktifasi enzim, persyarafan dan otot
•Banyak ditemukan dalam bahan makanan seperti sayuran yang
berwarna hijau, ikan dan daging
e. Klorida (Clˉ)
•Banyak dijumpai dalam cairan intra sel dan ekstra sel
•Pengatur osmolaritas serum, volume darah, keseimbangan
asam basa serta sebagai buffer dalam pertukaran antara oksigen
dan karbon dioksida dalam sel darah merah
•Pengaturan klorida dilakukan oleh hormon aldesteron di ginjal
bersama natrium
f. Bikarbonat (HCO 3ˉ )
•Diatur di ginjal
•Berperan sebagai buffer utama dalam tubuh
untuk menjaga keseimbangan asam dan basa
•Keberadaannya ada dalam cairan intra sel dan
cairan ekstra sel
g. Fosfat
•Fosfat memiliki peran dalam pengaturan
metabolisme, peningkatan aktivitas neuromukuler
dan keseimbangan asam basa
•Pengaturan fosfat dilakukan oleh hormon
paratiroid.
Gangguan Keseimbangan Elektrolit
• Fatique
• Nausea
• Pusing
• Kejang
• Muntah
• Mulut kering
• Bardikardi
• Hipotensi
Keseimbangan Asam & Basa
• Dalam aktivitas sel tubuh memerlukan
keseimbangan asam-basa.
• Keseimbangan asam-basa dapat diukur dengan
pH (derajat keasaman).
• pH normal cairan tubuh = 7,35-7,45
• Keseimbangan asam-basa dapat dipertahankan
melalui proses metabolisme dengan system buffer
pada seluruh cairan tubuh & oleh pernapasan
dengan sistem regulasi (pengaturan di ginjal).
KESEIMBANGAN ASAM-BASA
- Keseimbangan asam-basa cairan tubuh adlh
pengaturan konsentrasi ion2 hidrogen yg esensial
utk fungsi sel normal.
- Konsentrasi ion hidrogen (pH) mempengaruhi
aktivitas enzimatik, permeabilitas sel dan struktur sel
- pH normal darah arteri adlh 7,4
- pH normal darah vena dan cairan interstitial agak
lebih asam krn kandungan CO₂ yg membtk asam
karbonat
Definisi
- Asam : senyawa kimia yg melepas ion hidrogen
kesuatu larutan atau kesenyawa basa
- Basa : senyawa kimia yg menerima ion
hidrogen
- Asam (atau basa) kuat : senyawa yg terurai
secara keseluruhan saat dilarutkan dlm air dan
menghasilkan jumlah ion hidrogen
semaksimum mungkin
- Asam (atau basa) lemah : senyawa yg hanya
sedikit terurai saat dilarutkan dlm air dan
menghasilkan sedikit ion hidrogen perunit asam
- Bufer asam-basa : larutan yg tdd 2 atau lebih zat
kimia yg mencegah tjdnya perubahan yg signifikan
pd konsentrasi ion hidrogen jika asam atau basa
ditambahkan kedlm larutan
- Tujuan dari bufer adlh utk mengganti asam lemah
dgn asam kuat atau basa kuat dgn basa lemah
Sumber ion hidrogen
- Sebagian besar ion hidrogen yg dihasilkan
merupakan produk sampingan atau produk
akhir dari katabolisme KBH, lemak dan protein
- Sumber utama lain ion hidrogen adlh mll
produksi CO₂ oleh sel2 jaringan. CO₂ akan
berikatan dgn air yg utk membtk asam
karbonat (H₂CO₂) yg terurai mjd ion2 hidrogen
Keseimbangan Asam Basa
• Tubuh menggunakan 3 mekanisme utama
untuk mengendalikan keseimbangan asam
basa
1.Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal
(amonia)
2.Tubuh menggunakan penyangga pH dalam
darah (bikarbonat, fosfat dan proteinat)
3.Pembuangan karbondioksida
Pertahanan tubuh terhdp perubahan konsentrasi ion
hidrogen
- Sistem bufer asam basa
a.sistem asam karbonat-natrium bikarbonat adlh
bufer utama dlm CES yg berfungsi utk mencegah
perubahan rasio molekul asam karbonat dan basa
bikarbonat
b.sistem bufer fosfat yg bekerja secara intraseluler,
terutama dlm sel darah merah dan epitel tubulus ginjal
c.sistem bufer protein yg terkuat didlm tubuh
d.sistem bufer Hb dlm sel darah merah berfungsi
sbg bufer pembtkan H⁺ saat tjd transport CO₂ jaringan
dan paru2
- Pengaturan respiratorik terhdp pH
~ CO₂ secara terus menerus ditambah kedlm darah
vena akibat metabolisme sel dan ditransport ke
paru2 dan CO₂ terurai dlm plasma akan terbtk
asam karbonat yg akan terurai utk membtk ion
hidrogen dan ion bikarbonat
~ molekul CO₂ berlebih dlm darah berdifusi kedlm
sistem saraf pusat mencapai kemoreseptor sentral
dan akan berdifusi kedlm neuron membtk asam
karbonat kemudian melepas ion hidrogen
~ ion hidrogen menstimulasi kemoreseptor
sentral dan mengakibatkan peningkatan
frekuensi dan kedalaman ventilasi. Peningkatan
frekuensi pengeluaran CO₂ respiratorik
mengurangi asam karbonat dan meningkatkan
pH
~ jika frekuensi respiratorik berkurang utk
mengurangi pengeluaran CO₂ akan
menurunkan pH
Pengaturan ginjal terhdp pH
- Pengaturan ginjal terhdp pH berlangsung mll ekskresi urine asam
maupun basa
- Ginjal mengatur pH darah dgn mengeluarkan banyak ion hidrogen dan
mereabsorpsi lebih byk ion bikarbonat saat pH darah lebih asam, dan
mengeluarkan lebih sedikit ion hidrogen dan mereabsorpsi lebih
sedikit bikarbonat saat pH darah lebih basa
Mekanisme yg tjd diginjal :
- Sekresi tubular ion hidrogen
- Reabsorpsi dan ekskresi bikarbonat
- Sistem bufer yg memungkinkan ion hidrogen berlebih diekskresi dlm
urine
Masalah Keseimbangan Asam-Basa
Asidosis Respiratorik  suatu keadaan yang disebabkan oleh kegagalan
system pernapasan dalam membuang karbondioksida dari cairan tubuh
sehingga terjadi kerusakan pada pernapasan yang dapat disebabkan oleh
adanya penyakit obstruksi, trauma kepala, perdarahan.
Asidosis Metabolik  suatu keadaan kehilangan basa atau terjadinya
penumpukan asam.
Alkalosis Respiratorik  suatu keadaan kehilangan CO2 dari paru akibat
adanya hiperventilasi, kecemasan, emboli paru.
HCO3 Plasma
Alkalosis pH Plasma
Metabolik pCO2 Plasma
 suatu keadaan Gangguan
kehilangan Asam- atau
ion hidrogen
penambahan basa pada cairan. Basa
Asidosis Respiratorik
Asidosis Metabolik
Alkalosis Respiratorik
Alkalosis Metabolik
Sistem Buffer
Bikarbonat
Rongga udara di dalam
paru-paru
CO2 fase gas

CO2 (d) P

Asidosis L
H2 O H2O
respiratorik Alkalosis A
Alkalosis
respiratorik
respiratorik S
H2CO3
M
PCO2 naik PCO2 turun
A
pH rendah pH tinggi

Produk naik H+ + HCO3- Produk


Produk turun
turun
Hipoventilasi Hiperventilasi
Hiperventilasi
Sistem Buffer Bikarbonat
Rongga udara di dalam
paru-paru

CO2 fase gas

CO2 (d) P

Al taa
s i

me
ik

ka lka
Asidosis lo
me osis

k
H2O ka
o al

H2 O

los ab
metabolik l
A s o
ab A
tab

is
d

e t
Asi

m lik S
H2CO3

ol i
pH rendah M
pH tinggi
A
HCO3- turun HCO3- naik

H+ + HCO3-
1. Asidosis Respiratorik
• Hipoventilasi  retensi CO2  kadar H2CO3 (Asam
karbonat) naik
• HCO3 tetap  ratio < 20 : 1  pH < 7,4
H2CO3 naik
• Kompensasi: peningkatan reabsorbsi bikarbonat oleh
ginjal.
• Kasus : gangguan pernafasan seperti pneumonia,
emfisema, asma, keracunan morfin.
2. Alkalosis Respiratorik
• Pengeluaran CO2 naik  H2CO3 turun
• HCO3 tetap  ratio > 20:1  pH >7,4.
H2CO3 turun
• Kompensasi: reabsorpsi bikarbonat oleh ginjal
dikurangi  ekskresi bikarbonat melalui urin
ditingkatkan.
• Kasus : Depress SSP, hiperventilasi histeris,
koma hepatikum.
3. Asidosis Metabolik
• Penurunan kadar HCO3
• HCO3 turun  ratio < 20:1 pH < 7,4
H2CO3 tetap
• Kompensasi: pengeluaran CO2 melalui
pernafasan ditingkatkan (hiperventilasi).
• Kasus : Diabetes melitus, renal failure, diare.
4. Alkalosis Metabolik
• Peningkatan kadar HCO3 tdk diimbangi oleh
penurunan H2CO3
• HCO3 naik  ratio > 20:1  pH > 7,4
H2CO3 tetap
• Kompensasi: pengeluaran CO2 melalui
pernafasan ditekan atau retensi CO2
(hipoventilasi)

Anda mungkin juga menyukai