Anda di halaman 1dari 62

FISIOLOGI cairan

tubuh manusia

dr. Ringgo Alfarisi, M.Kes

DEPARTEMEN FISIOLOGI
FK UNIMAL
Air
 Air → peranan penting.
 Tanpa air → †
 Peran: fisiologis dan biokimia, sebagai
pelarut & transport utama →
mendukung fungsi vital kehidupan.
 60-70% berat tubuh (dewasa) → air
Distribusi Air Tubuh Orang Dewasa
•Cairan intrasel (30 – 40%)
•Cairan ekstrasel (20 – 25%)
-15% intersisial (limfe, cairan jaringan)
-5% intravaskuler (plasma)
-Cairan transeluler (1 – 3%)
 Dewasa : air ± 60-70% BB

 Bayi : air ± 80% BB

rawan dehidrasi

rentan gangguan
keseimbangan
air dan elektrolit
Air merupakan bagian terbesar pada tubuh
manusia, persentasenya dapat berubah
tergantung pada
 umur,
 jeniskelamin
 derajat obesitas (IMT) seseorang.
Sumber air dalam tubuh:
 Air minum 1500-2000 ml/hari
 Makanan 700 ml/hari
 Proses metabolisme 200 ml/hari
Jumlah 2400-2900 ml/hari
Air Yang Keluar Tubuh
 Ekskresi ginjal (urine) 1400-1900ml/hari
 Ekspirasi pernapasan 350 ml/hari
 Melalui kulit: - Keringat 100 ml/hari
- penguapan 350 ml/hari
 Air dalam feses (tinja) 200ml/hari
Jumlah 2400-2900ml/hari
Cairan Tubuh
 Cairan tubuh merupakan sarana untuk
transpor zat makanan maupun sisa-sisa
metabolisme
 Cairan interstisial: cairan yg berada di antara sel
jaringan.
 Cairan intravaskular (plasma): cairan yg berada dlm
pembuluh darah. Cairan ini berisi cairan darah yg
membawa O2 masuk ke dlm jaringan & CO2 keluar
dari jaringan.
 Cairan limfe: cairan yg berada di dlm pembuluh
limfe. Cairan ini beredar di seluruh tubuh yg
berfungsi mengangkut partikel protein masuk ke
dalam pembuluh darah. Cairan limfe termasuk
dalam cairan intersisial.
 Cairan transeluler merupakan cairan yang berada di
tempat-tempat khusus misalnya cairan otak, cairan
sendi, cairan dalam bola mata, rongga pleura, dan
peritoneum, perikardial.
Perbedaan kandungan cairan
ekstraselular dan intraselular
Cairan ekstraselular Cairan intraselular
Mengandung sejumlah besar ion Mengandung
natrium, klorida dan ion bikarbonat, sejumlah besar ion
kalium, magnesium
dan ion fosfat
Mengandung bahan makanan
untuk sel seperti oksigen, glukosa,
as.lemak, dan as.amino.
Mengandung CO2 yang ditransport
dari sel ke paru-paru untuk
diekskresikan.
Komposisi cairan tubuh
 Zat yang terlarut dalam cairan tubuh
terdiri atas nonelektrolit dan elektrolit.
 Zat nonelektrolit →zat terlarut yg tdk
terurai dlm larutan & tdk bermuatan
listrik
 Elektrolit → substansi berupa ion-ion yg
mampu menghantar listrik.
 ion-ion bermuatan positif disebut kation
& yg bermuatan negatif disebut anion.
Komposisi elektrolit plasma
Kation (+) mEq/L Anion (-) mEq/L
Na 142 HCO3 27
K 5 Cl 103
Ca 5 HPO4 2
Mg 3 SO4 1
Asam Organik 6
Protein 16
Zat non elektrolit

 H2O (air)
 Dekstrose
 Ureum
 Kreatinin
 Kation utama pada CES adalah natrium,
sedangkan anion utamanya adalah klorida
dan bikarbonat.
 Pada CIS, kalium adalah kation utama dan
fosfat (HPO4=asam metafosfat) adalah
anion utama
Natrium dan Kalium
 Na memegang peranan penting dlm
mengendalikan volume cairan tubuh total,
sedangkan K penting dlm pengendalian
vol sel.
 Perbedaan konsentrasi K & Na di dlm / di
luar membran sel penting utk
mempertahankan perbedaan muatan
listrik.
 Perbedaan muatan listrik di dlm &di luar
membran sel penting utk menghasilkan
kerja saraf & otot
Beberapa fungsi elektrolit adalah
sebagai berikut :
 Membantu dalam perpindahan cairan antara
ruangan dalam sel dan di luar sel terutama
dengan adanya natrium. Apabila jumlah
natrium dalam CES meningkat maka
sejumlah cairan akan perpindahan menuju
CES untuk keseimbangan cairan.
 Mengatur keseimbangan asam basa dan
menentukan pH darah dengan adanya
sistem Buffer
 Dengan adanya perbedaan komposisi elektrolit
di CES dan CIS maka akan terjadi perpindahan
yang –menghasilkan listrik (potensial aksi)
impuls-impuls saraf (perintah) mengakibatkan
terjadinya kontraksi otot.
Edema (udema)
 Terkumpulnya cairan di dalam jaringan
interstisial atau di dalam berbagai rongga
tubuh lebih dari jumlah yang biasa akibat
gangguan pertukaran cairan dan elektrolit
antara plasma dengan jaringan interstisial.

 Edema yang terjadi di seluruh tubuh


dinamakan anasarka.
Pemeriksaan oedema
Edema (penumpukan cairan)
 Fisiologi → ekstraseluler
 Patologi → intraseluler (edema sel) dan
ekstraseluler
Faktor Penyebab Edema
1. Tekanan darah kapiler
 Tekanan darah meningkat sehingga darah
seperti “diperas” ke jaringan. Hal ini dapat
terjadi pada:
 bendungan vena cava inferior & vena dalam panggul
yg menyebabkan edema pd kaki misalnya pd ibu
hamil. Pada kasus decompensatio cordis, bendungan
bersifat menyeluruh akibat kegagalan ventrikel
jantung memompakan darah dgn baik shg darah
terkumpul pd pembuluh vena / kapiler & cairan
diperas ke jaringan interstisial
 dilatasi / pelebaran arteriola: darah dari arteri
langsung mengisi kapiler dlm jumlah yg banyak, dan
merembes ke interstisial. Pelebaran arteriola
setempat spt pd alergi & gigitan nyamuk.
Alergi
2. Berkurangnya jumlah protein plasma
 Hal ini menyebabkan tekanan osmotik koloid
plasma berkurang sehingga daya tarik cairan
ke arah lumen pembuluh darah berkurang.
Keseimbangan cairan bergeser ke arah
jaringan.
 Contoh yang sesuai dengan keadaan ini
adalah edema pada penyakit ginjal nefrotik di
mana protein banyak terbuang lewat ginjal
yang rusak, juga pada pasien diet yang kurang
protein dalam jangka lama atau PCM (Protein
Calorie Malnutrition).
Kwasiorkor
3. Bendungan aliran limfe
 Sistem limfe merupakan bagian dari sistem
intersisial, yang berfungsi sebagai jalan / jalur
tambahan untuk mengalirkan kelebihan
protein di intersisial menuju darah darah.
 Bila aliran limfe terbendung pada bagian tubuh
maka mekanisme pengembalian molekul-
molekul besar (protein) yang lolos ke jaringan
ke aliran darah (melalui vena subklavia) tidak
terjadi. Akibatnya molekul-molekul protein
tersebut makin lama makin banyak terkumpul
di jaringan interstisial, tentu saja akan
meningkatkan tekanan koloid osmotik jaringan,
kemudian terjadi penggeseran cairan ke arah
jaringan interstisial lebih banyak dari biasanya
disebut udem (edema).
4. Permeabilitas kapiler yang meningkat
 Dinding kapiler bisa berubah menjadi sangat
permeabel pada keadaan tertentu seperti:
 pada bagian tubuh yang mengalami luka bakar,
 penderita syok dimana secara tiba-tiba
permeabilitas sangat meningkat, plasma
berpindah cepat ke jaringan, volume vaskular
menjadi kurang, darah yang kembali ke jantung
berkurang, dan akhirnya organ-organ vital
kekurangan darah;
 terkena toksin infeksi kuman sehingga
meningkatkan permeabilitas dinding pembuluh
darah.
Luka bakar
5. Ginjal gagal membuang air
 Jumlah air yang masuk seperti biasa, tetapi
pengeluaran air berkurang sehingga
mengakibatkan air terkumpul dalam badan.
Ginjal terlalu banyak mengabsorpsi natrium
dan air karena tingginya hormon aldosteron
yang dikeluarkan oleh korteks adrenal.
Tempat-tempat khusus penumpukan
cairan
 Hydrosefalus: penumpukan cairan dalam rongga
kepala.
 Glaucoma: cairan dalam rongga mata.
 Efusi pleural: tertumpuknya cairan dalam rongga
pleura.
 Efusi perikardial: tertumpuknya cairan dalam
lapisan jantung.
 Asites: tertumpuknya cairan dalam rongga perut.
 Hidrocel: tertumpuknya cairan abnormal dalam
kantong testis.
 Kista ovarium: terkumpulnya cairan abnormal
berlebih dalam rongga ovarium.
Hideosefalus
Efusi perikardial, hidrokel,
kista ovarium
 Efusi perikardial adalah penumpukan
cairan abnormal pada lapisan pembungkus
jantung (perikardium).
 Penyebabnya antara lain : Hipoalbumin,
perikarditis, trauma.
 Salah satu terapi: pericardiaocentesis
 Hidrokel, hydroceles adalah penumpukan
cairan yang berlebihan di antara lapisan
parietalis dan viseralis tunika vaginalis.
 Dalam keadaan normal, cairan yang berada
di dalam rongga itu memang ada dan
berada dalam keseimbangan antara
produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik
di sekitarnya.
 hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer)
dan sekunder.
 Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan
kelainan pada testis atau epididimis yang
menyebabkan terganggunya sistem sekresi
atau reabsorbsi cairan di kantong hidrokel.
 Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor,
infeksi, atau trauma pada testis/epididimis.
 Kista ovarium terbentuk oleh bermacam
sebab. Penyebab inilah yang nantinya akan
menentukan tipe dari kista.
 Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe
folikuler merupakan tipe kista yang paling
banyak ditemukan.
 Kista jenis ini terbentuk oleh karena
pertumbuhan folikel ovarium yang tidak
terkontrol.
 Folikel adalah suatu rongga cairan yang
normal terdapat dalam ovarium.
 Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel
telur ini akan terbuka saat siklus menstruasi
untuk melepaskan sel telur.
 Namun pada beberapa kasus, folikel ini
tidak terbuka sehingga menimbulkan
bendungan carian yang nantinya akan
menjadi kista.
Dehidrasi
 Dehidrasi berarti tubuh terlalu banyak
kehilangan air dan elektrolit (cairan tubuh)
dan biasanya keadaan ini sering kurang
disadari.
 Istilah dehidrasi pada pengertiannya
mengatakan hanya kekurangan air, padahal
hilangnya air selalu disertai hilangnya
elektrolit.
 Hal inilah yang mendasari dibutuhkannya
tindakan yang tepat.
Derajat dehidrasi
○ Dehidrasi ringan : BB turun smp 5%
○ Dehidrasi sedang: BB turun smp 15%
○ Dehidrasi berat : BB turun smp >15%
Penyebab terjadinya dehidrasi

 Berkeringat terlalu banyak: spt di tempat panas


yg tinggi (padang pasir) tanpa pemasukan cairan
tambahan sbg pengganti krn keringat
mengandung banyak natrium & klorida.
 Vomiting
 Diare
 Diuresis (jumlah air kemih berlebihan): misalnya
karena obat-obat diuretika & beberapa penyakit
ginjal.
Keseimbangan Asam Basa

 Keseimbangan asam basa adalah


pengaturan konsentrasi ion-ion hidrogen
yang esensial untuk fungsi normal sel.
 Konsentrasi ion hidrogen dinyatakan
sebagai pH yang memengaruhi enzimatik,
permeabilitas sel, dan struktur sel.
 Gangguan keseimbangan air – elektrolit →
gangguan keseimbangan asam basa
 Sistem Buffer: zat yang dapat mencegah
perubahan kadar ion hidrogen bebas dlm
larutan, bila mendapat tambahan asam/
basa. → Zat yang dapat mempertahankan ph
darah.
Istilah

 Asidemia = pH darah < 7.35


 Alkalemia = pH darah > 7.45
 Asidosis = kadar bikarbonat serum ↓
 Alkalosis = kadar bikarbonat serum ↑
Tubuh melindungi diri dari
perubahan pH dengan:
 Mengencerkan produk asam
 Sistem buffer
 Regulasi pernapasan – mengatur kadar
pCO2 plasma
 Reabsorbsi bikarbonat yang difiltrasi di
ginjal, ekskresi H+ & NH4+
GANGGUAN KESEIMBANGAN
ASAM BASA
❖ pH darah adalah resultan 2 komponen: komponen
metabolik dan komponen respiratorik
❖ pH darah normal: 7.35 – 7.45
❖ BE (base akses) merupakan komponen
metabolik yaitu jumlah basa yg perlu dikoreksi
▪ Normal = ± 2.3 mEq/ L
▪ BE (+)  kelebihan basa
▪ BE (–)  kekurangan basa/ kelebihan asam
❖ pCO2 = merupakan komponen respiratorik status
asam basa
❖ Normal = 35 – 45 mmHg
 Asidosis (pH 6.8 – 7.35):
 Metabolik: BE (-)
 Respiratorik: pCO2 ≥ 45 mmHg
 Alkalosis (pH 7.45 – 7.8):
 Metabolik: BE (+)
 Respiratorik pCO2 < 35 mmHg
 Perkiraan gangguan asam basa dpt diketahui
dg memeriksa darah arteri (pemeriksaan
AGDA = Analisa Gas Darah)
 Yang dinilai adalah: pH, pCO2, HCO3, BE
 Selain itu ada faktor penting lain: pO2, O2
saturation
Asidosis Metabolik
pH ↓, bikarbonat ↓, BE (-)
Sebab:
 Produksi ion H+ berlebihan, misalnya:
➢ Meningkatnya metabolisme (demam, kejang, dll)
➢ Meningkatknya asam organik (dehidrasi)
➢ Ketosis (DM, kelaparan yg panjang)
 Kehilangan bikarbonat berlebihan, misalnya: diare
 Pemberian asam (HCl, asam amino)
 Kegagalan ginjal untuk mengeluarkan asam yg
berlebihan
Alkalosis Metabolik
Konsentrasi H+ turun
Sebab:
▪ Muntah (HCl, K+ hilang)
▪ K+ hilang berlebihan (melalui urin, GIT)
▪ Penambahan HCO3 ke dalam CES (misalnya
th/ IV (infus intravena))
▪ ↑ reabsorbsi HCO3.
 Kompensasi: hipoventilasi → hipoksemia
 Lab: pH ↑, CO ↑, BE (+), pO2 ↓, HCO3 ↑
Asidosis Respiratorik
Akibat dr hipoventilasi alveolar sehingga
produksi CO2 > ekskresi CO2
Terjadi pada:
Penyakit paru berat: bronchopneumonia
Penyakit neuromuskuler: overdosis obat
sedatif
Obstruksi jalan napas: bronchospasme

Laboratorium: pH ↓ , pCO2 ↑ , HCO3 ↑ , BE (+)


Alkalosis Respiratorik

 EkskresiCO2 melalui paru-paru berlebihan


sehingga pCO2 ↓
 Sebab:
 hiperventilasi (kerusakan otak, emosi);
keracunan salisilat
 Lab: pH ↑ - pCO2 ↓ – bikarbonat ↓ - BE (-)
Asidosis dan Alkalosis Respiratorik
Tabel kelainan Asam Basa
Asidosis pH pCO2 Ion Bikarbonat
 Resp
 Met

Alkalosis
 Resp
 Met

Keterangan: Panah berwarna kuning adalah sebagai kompensasinya


“TERIMA KASIH”

Sumber Bacaan : Guyton and Hall , Ganong,Silverthorn, Erin


Hansen,pHd, www.pnas.org,
McDermott AY & Mernitz H, American Family Physician 2006

Anda mungkin juga menyukai