FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
2020/2021
Kompartemen cairan tubuh: cairan intraseluler,
I. Latar belakang
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut) sedangkan elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkanpartikel-
partikelbermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan
elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan,minuman, dan cairan intravena
(IV) dan di distribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
saling bergantung satu dengan yang lainnya. Apabila terjadi gangguan
keseimbangan, baik cairan atau elektrolit dalam tubuh dapat mengakibatkan
overhidrasi, dehidrasi, hiponatremia, hipeanatremia, hipokalemia, hiperkalemia, dan
hipokalsemia. Dengan demikian, keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan
komponen atau unsur vital pada tubuh manusia.
Jumlah cairan dalam tubuh manusia adalah sekitar 60% dari rata-rata berat badan.
Di dalam tubuh,sel- sel yang mempunyai konsentrasi air paling tinggi antara lain
adalah sel-sel otot dan organ-organ pada rongga badan seperti paru-paru atau jantung
sedangkan sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling rendah adalah sel-sel
jaringan seperti tulang atau gigi.Cairan dan elektrolit sangat diperlukan agar menjaga
kondisi tubuh tetap sehat.Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh
merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis yang melibatkan komposisi
dan perpindahan berbagai cairan tubuh.
II. Pembahasan
Cairan dalam tubuh manusia memiliki beberapa fungsi, antara lain adalah
sebagai alat transportasi berbagai nutrisi, elektrolit dan sisa hasil metabolisme serta
sebagai pengatur suhu tubuh. Secara skematis Jenis dan jumlah cairan tubuh dapat
digambarkan sebagai berikut :
Cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel. Jumlah relatif
cairan ekstraselular menurun seiring dengan bertambahnya usia, yaitu
sampai sekitar sepertiga dari volume total pada dewasa. Cairan
ekstraselular terbagi menjadi cairan intravaskuler (plasma), cairan
interstitial dan cairan transeluler.
Cairan interstitial adalah cairan yang mengelilingi sel dan termasuk
cairan yang terkandung diantara rongga tubuh(transseluler)seperti
serebrospinal, perikardial, pleura, sendi sinovial, intraokular dan sekresi
saluran pencernaan. Sementara, cairan intravaskular merupakan cairan yang
terkandung dalam pembuluh darah, dalam hal ini plasma darah, sedangkan
cairan transeluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal,
cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Cairan ekstraseluler (CES) mengelilingi dan dapat masuk ke dalam
sel, membawa bahan-bahan yang diperlukan untuk metabolisme dan
pertumbuhan sel dari saluran pencernaan dan paru-paru, kemudian
mengangkat sampah bekas metabolisme ke paru-paru, hepar, ginjal untuk
dibuang. Sebagai contoh plasma membawa oksigen dalam hemoglobin sel
darah merah dari paru dan membawa glukosa dari gastrointestinal ke
kapiler. Oksigen dan glukosa berpindah melintasi membran kapiler ke
ruang interstisiel kemudian melintasi membran sel ke dalam sel. Plasma
juga akan membawa produk sampah seperti karbondioksida dari sel ke
paru dan sampah metabolik ke ginjal.
(a) Bila partikel tersebut cukup kecil untuk melewati pori – pori protein (misal
air dan urea), maka akan terjadi difusi sederhana
(b) Bila partikel tersebut larut dalam lemak (misal oksigen dan karbondioksida),
maka akan terjadi difusi sederhana
(c) Partikel tidak larut lemak seperti glukosa harus berdifusi ke dalam sel
melalui substansi pembawa, maka akan terjadi difusi dipermudah.
Faktor yang meningkatkan difusi:
(a) Peningkatan suhu
(b) Peningkatan konsentrasi partikel
(c) Penurunan ukuran atau berat molekul dari partikel
(d) Peningkatan area permukaan yang tersedia untuk difusi
(e) Penurunan jarak lintas di mana massa partikel harus berdifusi
Osmosis adalah perpindahan pelarut murni, seperti air, melalui membran
semipermeabel yang berpindah dari larutan yang memiliki konsentrasi solut rendah
ke larutan yang memiliki konsentrasi solut tinggi. Membran tersebut permeable
terhadap zat pelarut, tetapi tidak permeable terhadap solut (zat terlarut), yang berupa
materi partikel. Kecepatan osmosis tergantung pada konsentrasi solut di dalam
larutan, suhu larutan, muatan listrik solut, dan perbedaan antara tekanan osmosis yang
dikeluarkan oleh larutan. Konsentrasi larutan diukur dalam osmol, yang
mencerminkan jumlah substansi dalam larutan yang berbentuk molekul, ion atau
keduanya. Dalam osmosis ada tiga istilah penting, yaitu:
Tekanan osmotik merupakan tekanan dengan kekuatan untuk menarik air
dan kekuatan ini bergantung pada jumlah molekul di dalam larutan. Tekanan
ini diberikan melalui membran semipermiabel dan tekanan ini tergantung
kepada aktivitas solut yang dipisahkan oleh membran.
Tekanan onkotik merupakan tekanan osmotik yang dihasilkan oleh protein
(misal albumin), tekanan onkotik akan menjaga cairan tetap berada di dalam
kompartemen intravaskuler.
Diuretik osmotik Terjadi ketika terdapat peningkatan keluaran urine yang
diakibatkan oleh ekskresi substansi seperti glukosa, manitol, atau agen kontras
dalam urin.
Osmolalitas merupakan pengukuran kemampuan larutan untuk menciptakan
tekanan osmotik dan dengan demikian akan mempengaruhi gerakan cairan.
Osmolalitas juga menggambarkan konsentrasi larutan, menunjukkan jumlah partikel
dalam satu liter larutan dan diukur dengan miliosmol per liter (mOsm/L). Suatu
larutan yang osmolalitasnya sama dengan plasma disebut isotonik. Pemberian larutan
isotonik melalui IV akan mencegah perpindahan cairan dan elektrolit dari
kompartemen intrasel. Larutan hipotonik IV memiliki osmolalitas lebih rendah
daripada plasma, larutan ini akan mengakibatkan air berpindah ke dalam sel. Larutan
hipertonik memiliki osmolalitas lebih tinggi dari plasma, sehingga membuat air
keluar dari sel.
Perubahan osmolalitas ekstraseluler dapat mengakibatkan perubahan pada
volume cairan ekstraseluler dan intraseluler.
a. Penurunan osmolalitas CES ------gerakan air dari CES ke CIS
b. Peningkaan osmolalitas CES-----gerakan air dari CIS ke CES
Air akan terus bergerak sampai osmolalitas dari kedua kompartemen mencapai
ekuilbrium.
Transport aktif memerlukan aktivitas metabolik dan pengeluaran energi untuk
menggerakkan berbagai materi guna menembus membran sel. Hal ini memungkinkan
sel menerima molekul yang lebih besar dari sel tersebut, selain itu sel dapat menerima
atau memindahkan molekul dari daerah berkonsentrasi tinggi. Pada transport aktif,
substansi dapat berpindah dari larutan dengan konsentrasi rendah ke konsentrasi
tinggi. Transport aktif ditingkatkan oleh molekul pembawa (carrier molecule) yang
berada di antara sel, yang akan mengikat diri mereka sendiri dengan molekul yang
masuk ke dalam sel. Transport aktif merupakan mekanisme sel-sel yang
mengabsorbsi glukosa dan substansi-substansi lain untuk melakukan aktivitas
metabolik. Contoh transport aktif adalah pompa natrium dan kalium. Natrium
dipompa keluar dari sel dan kalium dipompa masuk ke dalam sel, melawan gradien
konsentrasi.
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :
Fase I :
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi dan
oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
Fase II :
Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel
Fase III :
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial
masuk ke dalam sel pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan
membrane semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan
komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah.
Filtrasi merupakan suatu proses pemindahan air dari substansi yang dapat larut
secara bersamaan sebagai respon terhadap adanya tekanan cairan. Proses ini
berlangsung aktif di bantalan kapiler, tempat perbedaan tekanan hidrostatik atau
gradien yang menentukan perpindahan air, elektrolit, dan substansi terlarut lain yang
berada di antara cairan kapiler dan cairan interstisiel. Perpindahan terjadi dari area
dengan tekanan tinggi ke area dengan tekanan rendah.
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang dihasilkan oleh suatu liquid di dalam
sebuah ruangan. Darah dan cairan arteri akan memasuki ruang kapiler jika tekanan
hidrostatik lebih tinggi dari tekanan interstisiel, sehingga cairan dan solut berpindah
dari kapiler menuju sel. Pada ujung bantalan vena kapiler, cairan dan produk-produk
sisa metabolisme berpindah dari sel menuju kapiler , karena tekanan hidrostatiknya
lebih kecil dari tekanan interstisiel.
III. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa cairan tubuh normalnya
berpindah antara kedua kompartemen atau ruang utama dalam upaya untuk
mempertahankan keseimbangan antara kedua ruang tersebut. Kehilangan cairan tubuh
dapat mengganggu keseimbangan ini.
Secara ringkas kompartemen cairan dibagi menjadi dua kompartemen utama,
yaitu:
1) Cairan intraseluler (CIS)
CIS adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa, kira-
kira dua per tiga dari cairan tubuh adalah intraseluler, sama kira-kira 25 L
pada rata-rata pria dewasa (70 Kg). sebaliknya, hanya setengah dari cairan
tubuh bayi adalah cairan intraseluler.
2) Cairan ekstraseluler (CES)
CES adalah cairan di luar sel. Ukuran relatif dari CES menurun dengan
meningkatnya usia. Pada bayi baru lahir, kira-kira setengah cairan tubuh
terkandung di dalam CES. Setelah usia satu tahun, volume relatif CES
menurun sampai kira-kira sepertiga dari volume total. CES dibagi menjadi:
a) Cairan interstisiel (CIT)
Cairan ini berada di sekitar sel. Cairan limfe termasuk dalam volume
interstisial. Volume CIT kira-kira sebesar dua kali lebih besar pada bayi
baru lahir dibanding orang dewasa.
b) Cairan intravaskuler (CIV)
Cairan yang terkandung dalam pembuluh darah. Volume relatif dari CIV
sama pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume darah orang
dewasa kira-kira 5-6 L, 3 L dari jumlah itu adalah plasma, sisanya 2-3 L
terdiri dari sel darah merah (SDM), sel darah putih (SDP) dan trombosit.
Referensi