a. Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan tergantung
beberapa hal antara lain :
1) Umur
Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibanding pada pria, kerena jumlah
lemak dalam tubuh wanita dewasa lebih banyak dibandingkan dengan pria.
Fungsi Cairan
c. Pelicin
2) Membentuk protein
e. Pelindung
d. Ion-ion yang merupakan bagian dari senyawa atau molekul yang disebut juga elektrolit.
Seperti misalnya sodium klorida dipecah menjadi satu ion Natrium atau sodium (Na+) dan satu
ion klorida (Cl-). Ion yang bermuatan positif disebut kation, sedangkan yang bermuatan negatif
disebut anion
Cairan tubuh berada pada dua kompartemen yaitu Cairan Intraselular (CIS) dan Cairan
Ektraselular (CES)
Cairan ekstrasel merupakan cairan yang berada diluar sel, jumlahnya sekitar 1/3 dari total cairan
tubuh atau sekita 20% dari berat badan. Cairan ekstrasel berperan dalam transportnutrient,
elektrolit dan okseigen ke sel dan membersihkan hasil metabolisme untuk kemudian
dikeluluarkan dari tubuh, regulasi panas, sebagai pelumas pada persendian dan membran mukosa,
penghancuran makanan dalam proses pencernaan.
Cairan Interstisial merupakan cairan yang berada disekitar sel misalnya cairan limfe, jumlahnya
sekitar 10%-15% dari cairan ekstrasel. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume ISF adalah sekitar
2 kali lipat pada bayi baru lahir dibandingkan orang dewasa.
Cairan Intravaskuler adalah cairan yang terkandung dalam pembuluh darah misalnyaplasma,
jumlahnya sekitar 5% dari cairan ekstrasel. Hingga saat ini belum ada alat yang tepat/pasti untuk
mengukur jumlah darah seseorang, tetapi jumlah darah tersebut dapat diperkirakan sesuai dengan
jenis kelamin dan usia, komposisi darah terdiri dari kurang lebih 55%plasma, dan 45% sisanya
terdiri dari komponen darah seperti sel darah merah, sel darah putih dan platelet.
Cairan Transelular merupakan cairan yang berada pada ruang khusus seperti cairan
serebrospinalis, perikardium, pleura, sinova, air mata, intaokuler dan sekresi lambung, jumlahnya
sekitar 1%-3%.
Didalam cairan ekstrasel terdapat elektrolit kation terbanyak Na+,sedikit K+, Ca2+, Mg2+serta
elektrolit anion terbanyak Cl- , HCO3-, protein pada plasma, sedikit HPO42-SO42-.
†Kuntarti, S.Kp
Pendahuluan
Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar (milieu exterior) dan
sel-selnya pun hidup dalam milieu interior yang berupa darah dan cairan tubuh lainnya. Cairan
dalam tubuh, termasuk darah, meliputi lebih kurang 60% dari total berat badan laki-laki
dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang diperlukan oleh sel
Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik sangat dipengaruhi oleh lingkungan di
volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan
keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urin sesuai kebutuhan untuk
.mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut
Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur
keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urin sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang
turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan mengekskresi ion
.hidrogen dan CO2, dan sistem dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh
*
Disampaikan pada “Pelatihan Perawat Ginjal Intensif” di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo 14-13 Juni
2005
Telah disampaikan pada pendahuluan di atas bahwa cairan dalam tubuh meliputi lebih kurang
total berat badan laki-laki dewasa. Prosentase cairan tubuh ini bervariasi antara individu 60%
sesuai dengan jenis kelamin dan umur individu tersebut. Pada wanita dewasa, cairan tubuh
meliputi 50% dati total berat badan. Pada bayi dan anak-anak, prosentase ini relative lebih
Cairan tubuh menempati kompartmen intrasel dan ekstrasel. Dua pertiga bagian (67%) dari
cairan tubuh berada di dalam sel (cairan intrasel/CIS) dan sepertiganya (33%) berada di luar
sel (cairan ekstrasel/ CES). CES dibagi cairan intravaskuler atau plasma darah yang meliputi
CES atau 15% dari total berat badan, dan cairan intersisial yang mencapai 80% CES atau 20%
dari total berat badan. Selain kedua kompartmen tersebut, ada kompartmen lain yang 5%
ditempati cairan tubuh, yaitu cairan transel. Namun, volumenya diabaikan karena kecil, yaitu
+cairan sendi, cairan otak, cairan perikard, liur pencernaan, dll. Ion Na
-dan Cl
terutama
dalam cairan intersisial karena jumlahnya paling sedikit dibandingkan dengan intrasel dan
.plasma
Perbedaan komposisi cairan tubuh berbagai kompartmen terjadi karena adanya barier yang
,memisahkan mereka. Membran sel memisahkan cairan intrasel dengan cairan intersisial
sedangkan dinding kapiler memisahkan cairan intersisial dengan plasma. Dalam keadaan
.normal, terjadi keseimbangan susunan dan volume cairan dan elektrolit antar kompartmen
Bila terjadi perubahan konsentrasi atau tekanan di salah satu kompartmen, maka akan terjadi
.perpindahan cairan atau ion antar kompartmen sehingga terjadi keseimbangan kembali
Setiap kompartmen dipisahkan oleh barier atau membran yang membatasi mereka. Setiap zat
yang akan pindah harus dapat menembus barier atan membran tersebut. Bila substansi zat 3
.tersebut dapat melalui membran, maka membran tersebut permeabel terhadap zat tersebut
Jika tidak dapat menembusnya, maka membran tersebut tidak permeable untuk substansi
tersebut. Membran disebut semipermeabel (permeabel selektif) bila beberapa partikel dapat
Perpindahan substansi melalui membran ada yang secara aktif atau pasif. Transport aktif
Difusi
Partikel (ion atau molekul) suatu substansi yang terlarut selalu bergerak dan cenderung
menyebar dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah sehingga
.konsentrasi substansi partikel tersebut merata. Perpindahan partikel seperti ini disebut difusi
Beberapa faktor yang mempengaruhi laju difusi ditentukan sesuai dengan hukum Fick (Fick’s
Osmosis
Bila suatu substansi larut dalam air, konsentrasi air dalam larutan tersebut lebih rendah
dibandingkan konsentrasi air dalam larutan air murni dengan volume yang sama. Hal ini
karena tempat molekul air telah ditempati oleh molekul substansi tersebut. Jadi bila
Bila suatu larutan dipisahkan oleh suatu membran yang semipermeabel dengan larutan yang
/volumenya sama namun berbeda konsentrasi zat yang terlarut, maka terjadi perpindahan air
zat pelarut dari larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang rendah ke larutan dengan
.konsentrasi zat terlarut lebih tinggi. Perpindahan seperti ini disebut dengan osmosis
Filtrasi
Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang yang dibatasi oleh
.membran. Cairan akan keluar dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah
Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan besar perbedaan tekanan, luas permukaan
membran, dan permeabilitas membran. Tekanan yang mempengaruhi filtrasi ini disebut
.tekanan hidrostatik
Transport aktif
Transport aktif diperlukan untuk mengembalikan partikel yang telah berdifusi secara pasif dari
daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang konsentrasinya lebih tinggi. Perpindahan
seperti ini membutuhkan energi (ATP) untuk melawan perbedaan konsentrasi. Contoh: Pompa
.Na-K
volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan
keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urin sesuai kebutuhan untuk
.mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut
Penurunan volume cairan ekstrasel menyebabkan penurunan tekanan darah arteri dengan
Pengontrolan volume cairan ekstrasel penting untuk pengaturan tekanan darah jangka
.panjang
Untuk mempertahankan volume cairan tubuh kurang lebih tetap, maka harus ada
keseimbangan antara air yang ke luar dan yang masuk ke dalam tubuh. Hal ini terjadi
karena adanya pertukaran cairan antar kompartmen dan antara tubuh dengan lingkungan
External fluid exchange, pertukaran antara tubuh dengan lingkungan luar. (Gambar 3) .1
Pemasukan air melalui makanan dan minuman 2200 ml .1.1
-------------
ml 2500
Pengeluaran air melalui insensible loss (paru-paru & kulit) 900 ml .1.2
urin 1500 ml
feses 100 ml
-------------
ml 2500
Internal fluid exchange, pertukaran cairan antar pelbagai kompartmen, seperti proses .2
hampir tidak pernah memperhatikan jumlah garam yang ia konsumsi sehingga sesuai
Mengontrol jumlah garam (natrium) yang difiltrasi dengan pengaturan Laju Filtrasi .1
+Jumlah Na
. arteri
hormon atriopeptin menurunkan reabsorbsi natrium dan air. Hormon ini disekresi oleh
.sel atrium jantung jika mengalami distensi akibat peningkatan volume plasma
Penurunan reabsorbsi natrium dan air di tubulus ginjal meningkatkan eksresi urin
Osmolaritas cairan adalah ukuran konsentrasi partikel solut (zat terlarut) dalam suatu
larutan. Semakin tinggi osmolaritas, semakin tinggi konsentrasi solute atau semakin
rendah konsentrasi air dalam larutan tersebut. Air akan berpindah dengan cara osmosis
dari area yang konsentrasi solutnya lebih rendah (konsentrasi air lebih tinggi) ke area yang
Osmosis hanya terjadi jika terjadi perbedaan konsentrasi solut yang tidak dapat menembus
membran plasma di intrasel dan ekstrasel. Ion natrium merupakan solut yang banyak
ditemukan di cairan ekstrasel, dan ion utama yang berperan penting dalam menentukan
aktivitas osmotik cairan ekstrasel. Sedangkan di dalam cairan intrasel, ion kalium
bertanggung jawab dalam menentukan aktivitas osmotik cairan intrasel. Distribusi yang
tidak merata dari ion natrium dan kalium ini menyebabkan perubahan kadar kedua ion ini
yang pada akhirnya akan membentuk urin yang sesuai dengan keadaan cairan tubuh
di tubulus proksimal (± 300 mOsm). Dinding tubulus ansa Henle pars desending sangat
permeable terhadap air, sehingga di bagian ini terjadi reabsorbsi cairan ke kapiler
peritubular atau vasa recta. Hal ini menyebabkan cairan di dalam lumen tubulus menjadi
.hiperosmotik
Dinding tubulus ansa henle pars asenden tidak permeable terhadap air dan secara aktif
memindahkan NaCl keluar tubulus. Hal ini menyebabkan reabsorbsi garam tanpa
osmosis air. Sehingga cairan yang sampai ke tubulus distal dan duktus koligen menjadi
bergantung pada ada tidaknya vasopresin (ADH). Sehingga urin yang dibentuk di
duktus koligen dan akhirnya di keluarkan ke pelvis ginjal dan ureter juga bergantung
Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (> 280 mOsm) akan merangsang osmoreseptor
darah dan akan berikatan dengan reseptornya di duktus koligen. Ikatan vasopressin
dengan resptornya di duktus koligen memicu terbentuknya aquaporin, yaitu kanal air di
terjadinya reabsorbsi cairan ke vasa recta. Hal ini menyebabkan urin yang terbentuk di
duktus koligen menjadi sedikit dan hiperosmotik atau pekat, sehingga cairan di dalam
sehingga terbentuk perilaku untuk mengatasi haus, dan cairan di dalam tubuh kembali
normal. 8
system saraf dan sistem endokrin. Sistem saraf mendapat informasi adanya perubahan
,keseimbangan cairan dan elektrolit melali baroreseptor di arkus aorta dan sinus karotiikus
Sedangkan dalam sistem endokrin, hormon-hormon yang berperan saat tubuh mengalami
kekurangan cairan adalah Angiotensin II, Aldosteron, dan Vasopresin/ ADH dengan
meningkatkan reabsorbsi natrium dan air. Sementara, jika terjadi peningkatan volume
cairan tubuh, maka hormone atripeptin (ANP) akan meningkatkan ekskresi volume
Perubahan volume dan osmolaritas cairan dapat terjadi pada beberapa keadaan. Sebagai
contoh
Keseimbangan Asam-Basa
Jika pH darah < 7,35 dikatakan asidosis, dan jika pH darah > 7,45 dikatakan alkalosis. Ion H
terutama diperoleh dari aktivitas metabolik dalam tubuh. Ion H secara normal dan kontinyu
pembentukan asam karbonat dan sebagian akan berdisosiasi menjadi ion H dan .1
bikarbonat
lemak terbentuk asam lemak dan asam laktat, sebagian asam ini akan berdisosiasi
.melepaskan ion H
:Fluktuasi konsentrasi ion h dalam tubuh akan mempengaruhi fungsi normal sel, antara lain
,perubahan eksitabilitas saraf dan otot; pada asidosis terjadi depresi susunan saraf pusat .1
Bila terjadi perubahan konsentrasi ion H maka tubuh berusaha mempertahankan ion H seperti
.karbonat
.Dapar fosfat; merupakan sistem dapar di sistem perkemihan dan cairan intrasel .4
Sistem dapar kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan asam-basa sementera. Jika dengan
dilanjutkan oleh paru-paru yang berespons secara cepat terhadap perubahan kadar ion H dalam
darah akibat rangsangan pada kemoreseptor dan pusat pernapasan, kemudian mempertahankan
.bikarbonat baru ke dalam darah karena memiliki dapar fosfat dan ammonia
10
Ketidakseimbangan asam-basa
.H2CO3 meningkat, dan disosiasi asam ini akan meningkatkan konsentrasi ion H
.Asidosis metabolik, asidosis yang bukan disebabkan oleh gangguan ventilasi paru .3
Diare akut, diabetes mellitus, olahraga yang terlalu berat, dan asidosis uremia akibat
gagal ginjal akan menyebabkan penurunan kadar bikarbonat sehingga kadar ion H
.bebas meningkat
Alkalosis metabolik, terjadi penurunan kadar ion H dalam plasma karena defisiensi .4
Kesimpulan
volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan
keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urin sesuai kebutuhan untuk
.mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut
11
Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur
keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urin sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang
turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan mengekskresi ion
.hidrogen dan CO2, dan sistem dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh
Daftar Pustaka
Kedua, darah masuk kedalam Tubulus Kontortus Proksimal. Pada Tubulus Kontortus Proksimal ini
darah akan mengalami Reabsorpsi atau penyarapan kembali zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh.
Proses Reabsorpsi ini mengahasilkan Urin Sekunder yang mengandung air, gram-garam,urea, dan
.pigmen
Ketiga, darah akan masuk ke dalam Tubulus Kontortus Distal untuk ditambahkan zat-zat yang sudah
tidak diperlukan oleh tubuh. proses ini disebut Augmentasi. Pada proses ketiga ini dihasilkan Urin
Normal yang mengandung 95% air, urea, amoniak, asam urat, garam mineral (NaCl), zat warna
empedu, dan zat-zat yang berlebih (vitamin,obat,dll)
Urin Normal akan ditampung sementara di Pelvis Ginjal. setelah itu urin akan melewati Ureterdan
akan disimpan kembali di Kantung Kemih. setelah kantung kemih penuh, dinding kantung kemih akan
.tertekan dan menyebabkan rasa ingin buang air kecil. dan urin pun dibuang melaluiUretra
« KUNCI SUKSES
SISTEM KOORDINASI »
SISTEM PENGELUARAN
March 4, 2011 by dewisudarto
1. GINJAL
Mekanisme Kerja Ginjal Berdasarkan Tahapan Filtrasi, Reabsorpsi Dan
Sekresi.
By. DIDI RASIDIN, S.Kep
I.1 Anatomi Fungsional Ginjal
Unit fungsional terkecil dari ginjal adalah nefron. Nefron tersebut terdiri dari struktur vaskuler
yaitu glomerlurus dan struktur non vaskuler yaitu capsula bowman, tubulus proximal, ansa henle
pars desendens dan pars asendens, tubulus distal, dan duktus koligentes. Tiap ginjal mengandung
Darah yang masuk ke dalam nefron melalui arteriol aferen dan selanjutnya menuju glomerulus
akan mengalami filtrasi, tekanan darah pada arteriol aferen relatif cukup tinggi sedangkan pada
arteriol eferen relatif lebih rendah, sehingga keadaan ini menimbulkan filtrasi pada glomerulus.
Cairan filtrasi dari glomerulus akan masuk menuju tubulus, dari tubulus masuk kedalam ansa
henle, tubulus distal, duktus koligentes, pelvis ginjal, ureter, vesica urinaria, dan akhirnya keluar
berupa urine. Membran glomerulus mempunyai ciri khas yang berbeda dengan lapisan pembuluh
darah lain, yaitu terdiri dari: lapisan endotel kapiler, membrane basalis, lapisan epitel yang
melapisi permukaan capsula bowman. Permiabilitas membarana glomerulus 100-1000 kali lebih
Laju filtrasi glomerulus (GFR= Glomerulus Filtration Rate) dapat diukur dengan menggunakan zat-
zat yang dapat difiltrasi glomerulus, akan tetapi tidak disekresi maupu direabsorpsi oleh tubulus.
Kemudian jumlah zat yang terdapat dalam urin diukur persatuan waktu dan dibandingkan dengan
Rata-rata GFR normal pada laki-laki sekitar 125 ml/menit. GFR pada wnita lebih rendah
dibandingkan pada pria. Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya GFR antara lain ukuran
anyaman kapiler, permiabilitas kapiler, tekanan hidrostatik, dan tekanan osmotik yang terdapat di
dalam atau diluar lumen kapiler. Proses terjadinya filtrasi tersebut dipengaruhi oleh adanya
Ketiga factor diatas berperan penting dalam laju peningkatan filtrasi. Semakin tinggi tekanan
kapiler pada glomerulus semakin meningkat filtrasi dan sebaliknya semakin tinggi tekanan pada
capsula bowman. serta tekanan osmotic koloid plasma akan menyebabkan semakin rendahnya
plasma). Jumlah elektrolit dan zat-zat terlarut lainya sama dengan yang terdapat dalam cairan
interstitisl pada umunya. Dengan demikian komposisi cairan filtrate glomerulus hampir sama
dengan plasma kecuali jumlah protein yang terlarut. Sekitar 99% cairan filtrate tersebut
a. Tekanan glomerulus: semakin tinggi tekanan glomerulus semakin tinggi laju filtrasi, semakin
tinggi tekanan osmotic koloid plasmasemakin menurun laju filtrasi, dan semakin tinggi tekanan
c. Perubahan arteriol aferen: apabial terjadi vasokontriksi arteriol aferen akan menyebabakan
aliran darah ke glomerulus menurun. Keadaan ini akan menyebabakan laju filtrasi glomerulus
d. Perubahan arteriol efferent: pada kedaan vasokontriksi arteriol eferen akan terjadi peningkatan
e. Pengaruh perangsangan simpatis, rangsangan simpatis ringan dan sedang akan menyebabkan
f. Perubahan tekanan arteri, peningkatan tekanan arteri melalui autoregulasi akan menyebabkan
vasokontriksi pembuluh darah arteriol aferen sehinnga menyebabkan penurunan laju filtrasi
glomerulus.
1.3
Reabsorpsi Dan Sekresi Dalam Tubulus
Hampir 99% dari cairan filtrate direabsorpsi kembali bersama zat-zat yang terlarut didalam cairan
filtrate tersebut. Akan tetapi tidak semua zat-zat yang terlarut dapat direabsorpsi dengan
sempurna, antara lain glukosa dan asamamino. Mekanisme terjadinya reabsorpsi pada tubulus
Zat-zat yang mengalami transfort aktif pada tubulus proksimal yaitu ion Na+, K+, PO4-, NO3-,
glukosa dan asam amino. Terjadinya difusi ion-ion khususnya ion Na+, melalui sel tubulus
kedalam pembuluh kapiler peritubuler disebabkan perbedaan ptensial listrik didalam ep-itel
tubulus (-70mvolt) dan diluar sel (-3m volt). Perbedaan electrochemical gradient ini membentu
terjadinya proses difusi. Selain itu perbedaan konsentrasi ion Na+ didalam dan diluar sel tubulus
permiabilitas sel tubuler terhadap ion natrium relative tinggi. Keadaan ini dimungkinkan karena
terdapat banyak mikrovilli yang memperluas permukaan tubulus. Proses ini memerlukan energi
Terjadinya transport pasif ditentukan oleh jumlah konsentrasi air yang ada pada lumen tubulus,
permiabilitas membrane tubulus terhadap zat yang terlarut dalam cairan filtrate dan perbedaan
muatan listrikpada
dinding sel tubulus. Zat yang mengalami transfor pasif, misalnya ureum,
sedangkan air keluar dari lumen tubulusmelalui prosese osmosis.
Perbedan potensial listrik didalam lumen tubulus dibandingkan diluar lumen tubulus menyebabkan
terjadinya proses dipusi ion Na+ dari lumen tubulus kedalam sel epitel tubulus dan selanjutnya
menuju kedalam sel peritubulus. Bersamaan dengan perpindahan ion Na+ diikuti pula terbawanya
ion Cl-, HCO3- kedalam kapiler peritubuler. Kecepatan reabsorsi ini ditentukan pula oleh
perbedaan potensial listrik yang terdapat didalam dan diluar lumen tubulus. Untuk menjelaska
Sedangkan sekresi tubulus melalui proses: sekresi aktif dan sekresi pasif. Sekresi aktif merupakan
kebalikan dari transpor aktif. Dalam proses ini terjadi sekresi dari kapiler peritubuler kelumen
tubulus. Sedangkan sekresi pasif melalui proses difusi. Ion NH3- yang disintesa dalam sel tubulus
selanjutnya masuk kedalam lumen tubulus melalui proses difusi. Dengan masuknya ion NH3-
kedalam lumen tubulus akan membantu mengatur tingkat keasaman cairan tubulus. Kemampuan
3.Tekanan Hidrostatik dan tekanan osmotik yang terdapat di dalam atau diluar lumen kapiler.
Proses terjadinya filtrasi tersebut dipengaruhi oleh adanya berbagai tekanan seperti :
1.Tekanan kapiler pada glomerulus 50 mm Hg,
2.Tekanan pada capsula bowman 10 mm Hg,
3.Perubahan Arteriol Aferen, apabila terjadi vasokontriksi arteriol aferen akan menyebabkan
tekanan darah ke glomerulus menurun keadaan ini akan menyebabkan laju filtrasi menurun
begitu pun sebaliknya.
4.Perubahan Arteriol Aferen pada keadaan vasokontriksi arteriol aferen akan terjadi peningkatan
laju filtrasi glomerulus begitupun sebaliknya.
5.Pengaruh perangsangan simpatis rangsangan simpatis ringan dan sedang akan menyebabkan
vasokontriksi arteriol aferen sehingga menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus.
6.Perubahan tekanan arteri peningkatan tekanan arteri melalui autoregulasi akan menyebabkan
vasokontriksi pembuluh darah arteriol aferen sehingga menyebabkan penurunan laju filtrasi
glomerulus.
A. Letak
Ginjal terletak dibelakang peritoneum pada bagian belakang rongga abdomen, mulai
dari vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke 3. Ginjal kanan lebih
rendah daripada ginjal kiri karena adanya hati. Saat inspirasi, kedua ginjal tertekan ke
bawah karena kontraksi diafragma. Setiap ginjal diselubungi oleh kapsul fibrosa, lalu
dikelilingi oleh lemak perinefrik, kemudian oleh fascia perinefrik yang juga
menyelubungi kelenjar adrenal. Korteks ginjal merupakan zona luar ginjal dan
medulla ginjal merupakan zona dalam yang terdiri dari piramida-piramida ginjal.
Korteks terdiri dari semua glomerulus dan medulla terdiri dari ansa henle, fasa rekta,
dan bagian akhir dari duktus kolektivus.
B. Struktur detail
Berat dan besar ginjal bervariasi; hal ini tergantung jenis kelamin, umur, serta ada
tidaknya ginjal pada sisi lain.Pada orang dewasa, rata-rata ginjal memiliki ukuran
panjang sekitar 11,5 cm, lebar sekitar 6 cm dan ketebalan 3,5 cm dengan berat sekitar
120-170 gram atau kurang lebih 0,4% dari berat badan. Ginjal memiliki bentuk seperti
kacang dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan
yang disebut hilus yang menghubungkan arteri renal, venarenal, dan ureter.
C. Vaskularisasi
Pada pelvis ginjal metanefrik menerima suplay darah dari cabang pelvis aorta. Seiring
ginjal bergerak ke atas ke posisi terakhir di abdomen posterior, arteri ini mengalami
regresi dan ginjal diperdarahi oleh arteri renalis, yang berasal dari aorta pada level
yang lebih tinggi. Sering terjadi arteri awal tetap persisten sebagai arteri renalis
tambahan. Dapat terjadi juga satu atau kedua ginjal tetap berada di pelvis. Jika kedua
ginjal tetap berada di pelvis, keduanya dapat salingberdekatan dan berfusi pada
bagian bawah, membentuk ginjal tapal kuda yang tidak dapat bergerak naik karena
adanya arteri mesentrika inferior di atasnya. Jika tonjolan ureter membelah dapat
terbentuk dua ureter atau dua pelvis ginjal yang bermuara pada satu ureter.
D. Bagian-bagian Ginjal
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi
disebut medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla ginjal
manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan saluran
pengumpul. Ginjal dibungkus oleh jaringan fibros tipis dan mengkilap yang
disebutkapsula fibrosa ginjal dan diluar kapsul ini terdapat jaringan lemak perirenal.
Di sebelah atas ginjal terdapat kelenjar adrenal. Ginjal dan kelenjar adrenal dibungkus
oleh fasia gerota. Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat
berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron
berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh
dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih
diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan
pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan
kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urine. Sebuah nefron
terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula(atau badan
Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus). Setiap korpuskula
mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada
dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen.
Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan.
Darah dapat disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan
kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma darah.
Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring
akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.
Di antara darah dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan dalam kapsula Bowman
terdapat tiga lapisan:
1. kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus
2. lapisan kaya protein sebagai membran dasar
3. selapis sel epitel melapisi dinding kapsula Bowman (podosit)
Dengan bantuan tekanan, cairan dalan darah didorong keluar dari glomerulus,
melewati ketiga lapisan tersebut dan masuk ke dalam ruangan dalam kapsula
Bowman dalam bentuk filtrat glomerular. Filtrat plasma darah tidak mengandung sel
darah atau pun molekul protein yang besar. Protein dalam bentuk molekul kecil dapat
ditemukan dalam filtrat ini. Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap
hari dengan laju 1,2 liter per menit, menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per
menitnya. Laju penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes diagnosa fungsi
ginjal.
1. FILTRASI GLOMERULUS
Filtrasi adalah proses pasif yang terjadi melalui dinding semipermeabel glomerulus
dan kapsul glomerulus. Semua zat dengan massa molekul kurang dari 68 kilodalton
(kDa) terdorong keluar dari kapiler glomerulus untuk masuk ke kapsul Bowman. Jadi,
air dan molekul kecil masuk ke nefron, sedangkan sel darah, protein plasma, dan
molekul besar lainnya bertahan di darah. Isi kapsul Bowman disebut sebagai ”filtrat
glomerulus” dan kecepatan pembentukan cairan ini disebut sebagai “laju filtrasi
glomerulus” (glomerular filtration rate, GFR). Ginjal membentuk sekitar 180 liter
cairan encer setiap hari (GFR sekitar 125ml/mnt). Sebagian besar cairan ini secara
selektif direabsorpsi sehingga volume akhir urine yang dibentuk adalah sekitar 1
sampai 1,5 liter per hari.
2. TUBULUS
a. Tubulus Kontortus Proksimal
Tubulus kontortus proksimal berjalan berkelok-kelok dan berakhir sebagai saluran
yang lurus di medula ginjal (pars desendens Ansa Henle). Dindingnya disusun oleh
selapis sel kuboid dengan batas-batas yang sukar dilihat. Inti sel bulat, bundar, biru
dan biasanya
terletak agak berjauhan satu sama lain. Sitoplasmanya bewarna asidofili (kemerahan).
Permukaan sel yang menghadap ke lumen mempunyai paras sikat (brush border).
Tubulus ini terletak di korteks ginjal. Fungsi tubulus kontortus proksimal adalah
mengurangi isi filtrat glomerulus 80-85
persen dengan cara reabsorpsi via transport dan pompa natrium. Glukosa, asam amino
dan protein seperti bikarbonat, akan diresorpsi
Jaringan ginjal. Warna biru menunjukkan satu tubulus
a. Tubulus kontortus distal
Tubulus kontortus distal berjalan berkelok-kelok. Dindingnya disusun oleh selapis sel
kuboid dengan batas antar sel yang lebih jelas dibandingkan tubulus kontortus
proksimal. Inti sel bundar dan bewarna biru. Jarak antar inti sel berdekatan.
Sitoplasma sel berwarna basofil (kebiruan) dan permukaan sel yang mengahadap
lumen tidak mempunyai paras sikat. Bagian ini terletak di korteks ginjal. Fungsi
bagian ini juga berperan dalam pemekatan urin.
1. Ansa Henle
Ansa henle terbagi atas 3 bagian yaitu bagian tebal turun (pars asendens), bagian tipis
(segmen tipis) dan bagian tebal naik (pars asendens). Segmen tebal turun mempunyai
gambaran mirip dengan tubulus kontortus proksimal, sedangkan segmen tebal naik
mempunyai gambaran mirip tubulus kontortus distal. Segmen tipis ansa henle
mempunyai tampilan mirip pembuluh kapiler darah, tetapi epitelnya sekalipun hanya
terdiri atas selapis sel gepeng, sedikit lebih tebal sehingga sitoplasmanya lebih jelas
terlihat. Selain itu lumennya tampak kosong. Ansa henle terletak di medula ginjal.
Fungsi ansa henle adalah untuk memekatkan atau mengencerkan urin.
2. Nefron
Setiap ginjal memiliki sekitar sejuta nefron, yang masing-masing panjangnya sekitar 3
cm. nefron adalah tubulus yang tertutup di satu ujung dan terbuka ke duktus
koligentes (collecting duct) di ujung yang lain. Nefron memiliki enam region
tersendiri, masing-masing beradaptasi untuk melakukan fungsi spesifik. Terdapat dua
jenis nefron. Sebagian besar nefron (90%) adalah nefron korteks; nefron ini memiliki
ansa Henle (loops of Henle) yang pendek dan terutama berperan dalam pengendalian
volume plasma pada kondisi normal. Nefron jukstaglomerulus, yang memiliki ansa
(lengkung) Henle yang lebih panjang, dapat meningkatkan retensi air apabila
persediaan air kurang.
Korpustel ginjal terdiri atas kapsul Bowman, suatu tabung buntu, dan
glomerulus, suatu susunan kapiler membentuk kumparan yang dikelilingi oleh
invaginasi kapsul Bowman. Glomerulus membentuk kapiler dengan luas permukaan
yang besar tempat lewatnya berbagai substansi menembus sel epitel gepeng khusus
untuk masuk ke kapsul nefron. Terdapat susunan kapiler ganda yang arterior aferen
memasok kapiler glomerulus dan arterior eferen berjalan dari glomerulus kejaringan
kapiler kedua yang memperdarah bagian nefronsisanya.Vasokonstriksi diferensial
arterior aferen dan eferen mempertahankan tekanan darah di dalam glomerulus agar
konstan sehingga laju filtrasi konstan. Produksi urine bergantung pada tiga tahap:
filtrasi sederhana, reabsopsi selektif, dan sekresi.
A. HORMON PADA GINJAL
Hormon yang bekerja pada ginjal
o Hormon antidiuretik ( ADH atau vasopressin )
Merupakan peptida yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior, hormon ini
menngkatkan reabsorbsi air pada duktus kolektifus.
o Aldosteron
Merupakan hormon steroid yang diproduksi oleh korteks adrenal, hormon ini
meningkatkan reabsorbsi natrium pada duktus kolektivus.
o Peptida Natriuretik ( NP )
Diproduksi oleh sel jantung dan meningatkan ekskresi natrium pada duktus
kolektivus.
o Hormon paratiroid
Merupakan protein yang diproduksi oleh kelenjar paratiroid, hormon ini
meningkatkan ekskresi fosfat, reabsorbsi kalsium dan produksi vitamin D pada ginjal.
Hormon yang dihasilkan oleh ginjal
o Renin
Merupakan protein yang dihasilkan oleh apparatus jukstaglomerular, hormon ini
menyebabkan pembentukan angiotensin II. Angiotensin II berfungsi langsung pada
tubulus proximal dan bekerja melalui aldosteron ada tubulus distal. Hormon ini juga
merupakan vasokonstriktor kuat.
o Vitamin D
Merupakan hormon steroid yang dimetabolisme di ginjal, berperan meningkatkan
absorbsi kalsium dan fosfat dari usus.
o Eritropoeitein
Merupakan protein yang diproduksi di ginjal, hormon ini meningkatkan pembentukan
sel darah merah di sumsum tulang.
o Prostaglandin
Diproduksi di ginjal, memiliki berbagai efek terutama pada tonus pembuluh darah
ginjal.
Filtrasi adalah proses pasif yang terjadi melalui dinding semipermeabel glomerulus
dan kapsul glomerulus. Semua zat dengan massa molekul kurang dari 68 kilodalton (kDa)
terdorong keluar dari kapiler glomerulus untuk masuk ke kapsul Bowman. Jadi, air dan
molekul kecil masuk ke nefron, sedangkan sel darah, protein plasma, dan molekul besar
lainnya bertahan di darah. Isi kapsul Bowman disebut sebagai “filtrat glomerulus” dan
kecepatan pembentukan cairan ini disebut sebagai “laju filtrasi glomerulus”
(glomerularfiltration rate, GFR). Ginjal membentuk sekitar 180 liter cairan encer setiap hari
(GFR sekitar 125 ml/mnt). Sebagian besar cairan ini secara selektif direabsorpsi sehingga
volume akhir urine yang dibentuk adalah sekitar 1 sampai 1,5 liter per hari.
Proses Absorpsi
Proses Sekresi
Tubulus ginjal dapat mensekresi atau menambah zat-zat ke dalam cairan. Filtrasi
selama metabolisme sel-sel membentuk asam dalam jumlah besar. Namun, pH darah dan
cairan tubuh dapat dipertahankan sekitar 7,4 (alkalis). Sel tubuh membentuk amoniak yang
bersenyawa dengan asam kemudian disekresi sebagai amonium supaya pH darah dan cairan
tubuh tetap alkalis
AFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Buono MJ. Yeager JE.1991. Increases in aldosterone precede those of cortisol during graded exercise. J.
sports Med Phys Fitness.
Garret William E. 2000. Exercise and Sport Science. Lippicott Williams and wilkins.
Guyton AC and Hall JE. 2006. Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Elsevier Inc, Philadelphia.
Hernawati, Sistem renin-angiotensin-aldosteron : perannya dalam pengaturan tekanan darah dan
hipertensi. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. Artikel tidak dipublikasi.