Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Darah dan cairan tubuh berasal dari sumber sama dan memiliki fungsi yang sama.
Sehingga keduanya bisa diubah satu sama lain dan berkaitan erat satu sama lain. Darah dan
cairan berasal dari sari makanan sehingga disebut "sumber yang sama". Cairan tubuh adalah
komponen penting bagi darah, dan cairan dapat keluar dari pembuluh darah untuk
melengkapi cairan di dalam tubuh dan sebaliknya, sehingga darah dan cairan biasanya
mempengaruhi satu sama lain dalam kondisi patologis. Saat kehilangan darah banyak terjadi,
cairan tubuh di luar pembuluh akan masuk ke dalam pembuluh darah untuk menebus
kehilangan. Saat pemakaian cairan terlalu banyak, cairan di dalam pembuluh akan keluar dari
pembuluh untuk meningkatkan cairan tubuh. Sehingga, pasien dengan perdarahan
berlebihan, obat pengeluaran cairan harus dihindari. Saat pasien dengan defisiensi cairan
darah, praktek membersihkan darah statis dengan obat drastis tidak boleh dimasukkan.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat di tarik rumusan masalah di antaranya : Bagaimana
struktur anatomi, fisiologi, dan patofisiologi dari cairan tubuh darah pada manusia

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui struktur anatomi, fisiologi,
dan patofisiologi dari cairan tubuh dan darah pada manusia







BAB II
PEMBAHASAN
A.Cairan Tubuh

1. Anatomi Cairan Tubuh
Anatomi adalah ilmu mengenai struktur dalam tubuh. Sedangkan cairan tubuh
adalah air beserta unsur-unsur didalamnya yang diperlukan untuk kesehatan sel. Jadi
anatomi cairan tubuh adalah sususan atau struktur dari air beserta unsur-unsur yang di
perlukan dalam tubuh.
a. Struktur dan Susunan Cairan Tubuh

1) Cairan Intraselular (CIS)
40% dari BB total adalah CIS. Cairan Intraselular adalah cairan yang
terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari cairan tubuh
adalah cairan intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70 kg).
Sebaliknya, hanya dari cairan tubuh bayi yang merupakan cairan intraselular.
CIS juga mengandung elektrolit, kalium fosfat, dan bahan makananseperti glukosa
dan asam amino. Kerja enzim dalam sifatnya konstan, memcah dan membangun
kembali sebagaimana dalam semua metabolism untuk mempertahankan
keseimbangan cairan.
2) Cairan Ekstraselular (CES)
20% dari BB total adalah CES. Cairan Ekstraselular adalah cairan diluar sel.
Ukuran relatif dari (CES) dapat menurun seiring dengan bertambahnya usia. Pada
bayi baru lahir, kira-kir cairan tubuh terkandung didalam cairan ekstraselular
(CES). Setelah ber usia 1 tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai kira-kira
1/3 dari volume total. Ini hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria
dewasa (70 kg).CES dibagi menjadi:
a) Cairan interstisial (CIT) adalah cairan disekitar sel, pada orang dewasa volume
cairan interstisial kira-kira 8L Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial.
Volume Relatif (CIT) bergantung dengan ukuran tubuh, pada bayi baru lahir
volume cairan interstisial kira-kira 2 kali lebih besar dibanding orang dewasa.
b) Cairan intravaskular (CIV) adalah cairan yang terkandung di dalam pembuluh
darah. Volume relatif dari (CIV) sama pada orang dewasa dan anak-anak.
Rata-rata volume darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB).3 L (60%)
dari jumlah tersebut adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel darah
merah (SDM, atau eritrosit) yang mentranspor oksigen dan bekerja sebagai
bufer tubuh yang penting; sel darah putih (SDP, atau leukosit); dan trombosit.
Tapi nilai tersebut diatas dapat bervariasi pada orang yang berbeda-beda,
bergantung pada jenis kelamin, berat badan dan faktor-faktor lain. Adapun
fungsi dari darah adalah mencakup :
pengiriman nutrien (mis ; glokusa dan oksigen) ke jaringan
transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru
pengiriman antibodi dan SDP ke tempat infeksi
transpor hormon ke tempat aksinya
sirkulasi panas tubuh
c) Cairan Transelular (CTS) adalah cairan yang terkandung didalam rongga
khusus dari tubuh. Contoh (CTS) meliputi cairan serebrospinal, perikardial,
pleural, sinovial, dan cairan intraokular serta sekresi lambung. Pada waktu
tertentu volume (CTS) dapat mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah besar
cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular setiap
harinya. Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara normal
mensekresi dan mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.





b. Komposisi

1) Komposisi kompartemen cairan
a) CES. Plasma darah dan cairan interstisial memiliki isi yang sama yaitu ion
Natrium dan klorida serta ion bikarbonat dalam jumlah besar, tetapi sedikit
ion kalium, kalsium, magnesium, fosfat, sulfat dan asam organik. Perbedaanya
adalah dalam hal protein; plasma mengandung lebih banyak protein dan
cairan interstisial mengandung sangat sedikit protein.
b) CIS. Akibat pompa Natrium-kalium dependen ATP, konsentrasi ion natrium
dan kalium Intraselular berlawanan dengan yang ada dalam CES. Dalam CIS
Ion kalium berkonsentrasi tinggi dan ion natrium berkonsentrasi rendah.
Konsentrasi protein dalam sel tinggi, yaitu sekitar empat kali konsentrasi
dalam plasma.
2) Komposisi cairan tubuh
a) Air. Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria Dewasa
hampir 60% dari berat badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung
55% air dari berat badannya.
b) Solut(terlarut). Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi
terlarut elektrolit dan non-elektrolit.
c) Elektrolit : Substansi yang berionisasi (terpisah) di dalam larutan dan akan
menghantarkan arus listrik. Elektrolit berionsasi menjadi ion positif dan
negatif dan diukur dengan kapasitasnya untuk saling berikatan satu sama lain
(miliekuivalen/liter) atau dengan berat molekul dalam garam
(milimol/litermEq/L ). Jumlah kation dan anion, yang diukur dalam
miliekuivalen, mol/L dalam larutan selalu sama.
Kation : ion-ion yang membentuk muatan positif dalam larutan. Kation
ekstraselular utama adalah natrium (Na+), sedangkan kation intraselular
utama adalah kalium (K+). Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh
yang memompa natrium ke luar dan kalium ke dalam
Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion
ekstraselular utama adalah klorida ( Cl ), sedangkan anion intraselular
utama adalah ion fosfat (PO4-).
Karena kandungan elektrolit dari palsma dan cairan interstisial
secara esensial sama, nilai elektrolit plasma menunjukkan komposisi
cairan ekstraselular, yang terdiri atas cairan intraselular dan interstisial.
Namun demikian, nilai elektrolit plasma tidak selalu menunjukkan
komposisi elektrolit dari cairan intraselular. Pemahaman perbedaan
antara dua kompartemen ini penting dalam mengantisipasi gangguan
seperti trauma jaringan atau ketidakseimbangan asam-basa. Pada situasi
ini, elektrolit dapat dilepaskan dari atau bergerak kedalam atau keluar
sel, secara bermakna mengubah nilai elektrolit palsma.
d) Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak berionisasi
dalam larutan dan diukur berdasarkan berat (miligram per 100 ml-mg/dl).
Non-elektrolit lainnya yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan
bilirubin

c. Pergerakan Cairan
Cairan tubuh dan zat yang terlarut di dalamnya berada dalam mobilitas konstan
dan proses menerima dan mengeluarkan cairan yang terus menerus. Perpindahan
cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu:
1) Fase I
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, nutrisi
dan oksigen diambil dari paru-paru dan dan saluran pencernaan.
2) Fase II
Cairan interselular beserta komponennya pindah dari darah kapiler dan sel.


3) Fase III
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan
interselular masuk ke dalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang
merupakan membran semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi
dan komponen cairan dalam tubuh ikut berpindah. Metode perpindahan cairan
dan elektrolit tubuh dilakukan dengan cara transpor pasif (difusi dan osmosis),
transpor aktif, dan filtrasi.









A. Fisiologi Cairan Tubuh

Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi alat tubuh manusia.Berikut adalah
fungsi cairan tubuh bagi manusia: sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel,
Mengeluarkan buangan-buangan sel,membentuk dalam metabolisme sel, sebagai
pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit, membantu memelihara suhu tubuh,
membantu pencernaan, mempemudah eliminasi dan membantu zat-zat seperti
(hormon, enzim, SDP, SDM).
Transport cairan dalam tubuh :
a. Difusi
Pergerakan molekul melintasi membrane semi premiabel dari kompartemen
berkonsentrasi tinggi menuju kompartemen rendah. Di fusi cairna berlangsung
melalui pori-pori tipis membrane kapiler. Laju difusi dipengaruhi oleh ukuran moleku,
konsentrasi larutan dan temperature larutan.

b. Filtrasi
Proses perpindahan cairan dan solut ( subtansi yang terlarut dalam cairan)
melintasi mebran bersama-sama dari kompartemen bertekanan tinggi menuju
kopartemen bertekanan rendah.

c. Osmosis
Pergerakan dari solven (pelarut) murni (air) melintasi membrane sel dari larutan
berkonsentrasi rendah (cairan) menuju konsentrasi tinggi (pekat)

d. Transport aktif
Proses transport aktif memerlukan energy metabolism. Proses transport
aktif penting untuk memertahankan keseimbangan natrium dan kalsium antara cairan
intraseluler dan ekstraseluler.








B. Patofisiologi Cairan Tubuh

Patofisiologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai fungsi-fungsi tubuh yang
mengalami gangguan atau fungsi-fungsi yang berubah akibat proses penyakit.
a. Ketidakseimbangan volume

Kekurangan volume cairan ekstraselular atau hipovolemia didefinisikan sebagai
kehilangan cairan tubuh isotonik yang disertai kehilangan natrium dan air dalam
jumlah yang relatif sama. Kekurangan volume isotonik seringkali diistilahkan dengan
dehidrasi yang seharusnya dipakai untuk kondisi kehilangan air murni yang relatif
mengakibatkan hipernatremia. Ada tiga macam kekurangan cairan eksternal yaitu:
dehidrasi isotonik, dehidrasi hipertonik, dan dehidrasi hipotonik.
Terdapat dua manifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan, yaitu
hipervolemia (peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan cairan pada
intersitisial).

b. Ketidakseimbangan osmolalitas dan perubahan komposisional

Ketidakseimbangan osmolalitas melibatkan kadar zat terlarut dalam cairan tubuh
karena natrium merupakan zat terlarut utama yang aktif secara osmotik dalam cairan
intraselular maka kebanyakan kasus hipoosmolalitas (overhidrasi) adalah
hiponatremia yaitu rendahnya kadar natrium di dalam plasma. Hipernatremia adalah
tingginya kadar natrium di dalam plasma. Hipokalemia yaitu keadaan dimana kadar
kalium serum kurang dari 3.5mEq/L dan Hiperkalemia yaitu keadaan dimana kadar
kalium serum lebih dari atau sama dengan 5.5mEq/L. Hiperkalemia akut adalah
keadaan gawat medik yang perlu segera dikenali dan ditangani untuk menghindari
disritmia dan gagal jantung yang fatal.

B.Darah

1. Anatomi Dan Fisiologi Darah
Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang mengandung
elektrolit. Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Komponen cair darah yang
disebut plasma yang terdiri dari 91 92 % air yang berperan sebagai medium transport
dan 7 9 % terdiri dari zat padat yaitu protein-protein (Albumin, Globulin, Fibrinogen).
Unsur Anorganik (natrium, kalsium, kalium, fosfor, besi, dan Iodium) dan unsur organik
(zat-zat nitrogen non protein, urea, asam urat, xantin, kreatinin, asam amino, fosfolipid,
kolesterol, glukosa, dll). Darah memiliki warna merah yang berasal dari kandungan
oksigen dan karbondioksida di dalamnya O
2
dalam darah di ambil dengan jalan nafas
dan zat ini berguna pada peristiwa pembakaran atau metabolism di dalam tubuh
temperature 38C dan pH 7,37 7,45 .
Fungsi Darah terdiri atas :
Fungsi transport
Fungsi regulasi
Fungsi pertahanan tubuh

Medium padat darah atau unsur selular darah terdiri dari sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan trombosit.
1) Sel darah merah (eritrosit)
Fungsi eritrosit adalah menyangkut dan melakukan pertukaran O
2
dan
CO
2
. jumlah eritrosit 5 juta per mm
3
atau 5.000/mm
3
darah. Pada orang
dewasa umur eritrosit rata-rata 120 hari. Pembentukan eritrosit dirangsang oleh
glikoprotein, dan eritropoetin dari ginjal.


2) Sel darah putih (leukosit)
Pertahanan tubuh melawan infeksi adalah peranan utama leukosit.
Jumlah normal adalah 4.000 10.000/mm
3
.
5 jenis sel darah putih, yaitu:
Neutrofil 55%
Eosinofil 2%
Bosofil 0,5-1%
Monosit 6%
Limfosit 36%

3) Trombosit

Trombosit atau platelet bukan merupakan sel melainkan pecahan
granular sel, berbentuk piringan dan tidak berinti, berdiameter 1-4 mm dan
berumur kira-kira 10 hari. 1/3 berada dalam limpa sebagai cadangan dan sisanya
berada dalam sirkulasi. Jumlah normal antara 150.000-400.000/mm
3
. Trombosit
sangat penting peranannya dalam hemostatis dan pembekuan.Trombositopenia
didefinisikan sebagai jumlah trombosit kurang dari 100.000/mm
3
.




2. Patofisiologi Darah

1) Penyakit darah genetik (Hemofilia)
Hemofilia merupakan penyakit darah genetik, yaitu penyakit darah darah
yang di turunkan dari ibu kepada anaknya pada saat anak tersebut di lahirkan.
Masalah yang terjadi pada penderita hemophilia adalah pembekuan darah yang
tidak normal.gangguan pendarahan biasanya terjadi di bawah kulit, seperti luka
memar meskipun sedikit mendapat benturan.
2) Ambien (Hemeroid)
Ambien atau biasanya juga di sebut wasir merupakan penyakit gangguan
sirkulasi darah yang terjadi pada anus. Bibir anus pada penderita ambien
memiliki bengkak yang biasanya di sertai pendarahan.

3) Penyakit kurang darah (Anemia)
Anemia merupakan penyakir kekurangan hemoglobin (Hb) . Hemoglobin
atau sel darah merah berfungsi untuk mengantarkan oksige dari paru-paru ke
seluruh tubuh manusia. Penderita anemia berada dalam kondisi dimana sel
darah merah berada di bawah normal. Ia kekurangan hemoglobin sehingga
darah pun tidak bias mengantarkan oksigen dalam jumlah yang di butuhkan.
Faktor utama yang menyebabkan munculnya anemia adalah karena tubuh
manusia yang tidak dapat membuat sel darah merah yang cukup. Bisa juga
karena tubuh manusia yang kehilangan atau kerusakan pada sel tersebut.

4) Penyakit Darah Tinggi (Hipertensi)
Pada penyakit darah ini, tekanan darah berada di atas rata-rata tekanan
darah normal (120/80). Penyakit ini sering terjadi pada orang dewasa atau tua;
terutama mereka yang tidak menjaga gaya hidup dan pola makan. Hipertensi
dapat mengarah pada gagal ginjal, stroke dan serangan jantung.

5) Hipotensi
Pada penyakit hipotensi, pasien cenderung memiliki tekanan darah lebih
rendah daripada rata-rata tekanan darah normal. Bahaya pada penyakit darah
ini adalah tidakmaksimalnya pemompaan dan peredaran darah ke seluruh
tubuh. Akibatnya organ-organ penting seperti jantung dan otak tidak mendapat
suplai darah sesuai jumlah yang di butuhkannya. Hipotensi erat kaitannya
dengan anemia. Karena itu, menambah kadar zat besi dalam tubuh dapat
membantu menaikkan tekanan darah.

6) Leukimia
Leukemia adalah jenis kanker darah yang menyerang darah atau sumsum
tulang belakang. Ciri khas penyakit ini adalah jumlah sel darah putih yang
membludak, jauh lebih banyak dari jumlah normal. Sel darah putih jika
jumlahnya berlebihan dapat mengganggu fungsi sel-sel lainnya dalam tubuh.
Salah satu faktor yang berpengaruh mencetuskan leukemia adalah faktor radiasi

7) Talasemia
Talasemia adalah salah satu jenis anemia yang berbahaya. Ini merupakan
penyakit turunan dimana terjadi kelainan pada gen yang membentuk rantai
globin. Akibatnya, produksi rantai globin terganggu sehingga sel darah merah
menjadi rusak, bahkan pecah.

8) Polisitemia
Polisitemia di tandai dengan meningkatnya eritrosit melebihi normal,
sehingga darah menjadi kental. Menaikan viskonsitas dan menurunkan
kecepatan aliran darah .

9) Varises
Varises merupakan pelebaran atau pembesaran vena akibat tidak
lancarnya aliran darah menuju jantung, akibatnya darah terkumpul di vena.


























BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cairan tubuh adalah air beserta unsur-unsur didalamnya diperlukan untuk
kesehatan sel yang sebagian berada di luar sel (ekstraselular) dan yang sebagian lagi
berada di dalam sel (intraselular) yang mempunyai fungsi sebagai sarana untuk
mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel, mengeluarkan buangan-buangan
sel,membentuk dalam metabolisme sel, sebagai pelarut untuk elektrolit dan non
elektrolit, membantu memelihara suhu tubuh, membantu pencernaan, mempemudah
eliminasi dan membantu zat-zat.Sedangkan darah adalah cairan jaringan tubuh dimana
fungsi utamanya mengangkut oksigen yang di perlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh
yang unsur selular darahnya terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit) dan trombosit.
Gangguan-gangguan yang terdapat pada cairan tubuh dapat berupa
ketidakseimbangan volume dan ketidakseimbangan osmolalitas dan perubahan
komposisional. Sedangkan, gangguan yang terdapat darah dapat berupa penyakit darah
genetik (hemofilia),ambien (hemeroid),penyakit kurang darah (anemia), penyakit darah
tinggi (hipertensi), hipotensi,leukimia, dan talasemia.
B. Saran

Dalam kehidupan kita menjalani berbagai aktifitas yang cukup padat, semakin
padatnya aktifitas tersebut sebagian orang jarang memerhatikan kesehatan tubuh dan
pola makannya. Maka dari itu kami menyarankan untuk mulai menyadari betapa
pentingnya kesehatan tubuh bagi manusia, dan sebaiknya jangan mengabaikan hal-hal
kecil yang dapat mengganggu kesehatan tubuh.








DAFTAR PUSAKA


Dian., 2011., Cairan Tubuh. http://sayaitudian.blogspot.com . Di akses pada tanggal 19
September 2014
Suparyanto.,2010., Fisiologi Cairan Tubuh. http://dr-suparyanto.blogspot.com. Di akses pada
tanggal 20 September 2014
Christiandwi., 2013., Patofisiologi Darah. http://christiandwi2427.wordpress.com . Di akses pada
tanggal 20 September 2014
Anne Ahira., Penyakit pada Darah. http://www.anneahira.com . Di akses pada tanggal 20
September 2014
Rio Pranata.,2013., Patofisiologi darah. http://pendidikans1-keperawatan.blogspot.com. Di akses
pada tanggal 20 September 2014
Sloane,ethel,2003,Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula,EGC,Jakarta.
Annisaus Suroya., 2012., Anatomi dan Fisiologi darah. http://simplenotannisa.blogspot.com .
Diakses tanggal 21 september 2014
Sylvia A.Price & Larracne M.Wilson (2003) Patofisologi Konsep Klinis Proses-proses penyakit,
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai