Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

METABOLISME ENERGI KELOMPOK 3

DISUSUN:
Tiksna Setya Waratmaja 101711233014
Soffie Herninda Putri R 101711233015
Evita Hasana Putri 101711233016
Khristina Dewi T 101711233017
Ketut Herlin Simanoah 101711233018
Elsa Rara Anggita 101711233019
Mawadatul Khoiroh 101711233020
Alya Pradnyaparamita 101711233057
Safirah Dina Ardiani 101711233058
Olivia Novita A.S 101711233059
Tezsa Leonyka Esther 101711233060
Azmy Mu’thia Hanum 101711233061
Priskila Kris Prafena 101711233063

Program S1 Ilmu Gizi 2017


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap asupan bahan makanan baik makronutrien maupun mikronutrien yang masuk
kedalam tubuh seseorang pasti akan melalui tahap metabolisme. Metabolisme meliputi
setiap proses kimiawi yang terjadi di dalam badan, hal tersebut bisa tergambar melalui
pembentukan dan penggunaan energi. Jadi saat melakukan aktivitaspun juga disebut
sebagai metabolisme tepatnya pada penggunaan energi yang ada dalam tubuh. Tingkat
aktivitas metabolisme seseorang dapat dinilai dengan melihat besarnya energi yang
digunakan yang dapat dilihat dari besarnya panas yang dilepaskan oleh badan atau
besarnya pemakaian oksigen. Dengan melakukan praktikum fisiologi mengenai
metabolisme energi dapat memberikan gambaran bagaimana dan berapa energi yang
diperlukan dalam kondisi tertentu berdasarkan yang telah disebutkan dalam metode dan
langkah kerja.

Dalam pengukuran tingkat metabolisme seseorang dinilai dan dibandingkan pada


keadaan basal, hal tersebut dilakukan untuk menghindari atau terbebas dari pengaruh
SDA (Spesific Dynamic Action). Keadaan basal sendiri merupakan suatu keadaan
dimana seseorang terjaga (terbangun/tidak tidur) akan tetapi orang yang bersangkutan
dalam keadaan istirahat baik fisik maupun mental dan berada dalam lingkungan dengan
suhu nyaman. Dengan melakukan pengukuran tingkat metabolisme, dapat diketahui besar
metabolisme "basal" dan metabolisme kerja seseorang. Keadaan basal diperoleh
berdasarkan beberapa syarat yang harus terpenuhi, sedangkan dalam praktik pada
umumnya keadaan tersebut sulit atau memerlukan usaha lebih untuk mendapatkannya.
Maka dari itu pada praktikum fisiologi yang dilakukan hanya berada dalam kondisi
istirahat dan tidak memenuhi keseluruhan syarat dari keadaan basal yang telah
ditentukan. Dengan kata lain pada praktikum yang dilakukan lebih baik disebut dengan
metabolisme dalam keadaan istirahat.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara menghitung laju metabolisme seseorang pada keadaan istirahat?


2. Bagaimana cara menghitung laju metabolisme kerja seseorang?

1.3 Tujuan

1. Menghitung dan menyimpulkan besar metabolisme “basal” dan metabolisme kerja


subjek.
2. Mempelajari perlunya menghitung BMR dan bukan hanya Metabolic Rate saja.
3. Menghitung dan membandingkan pengukuran BMR dengan rumus Reed:
B.M.R= 0,75{(frekuensi nadi) + (tekanan nadi)} – 72.
4. Mempelajari pengaruh faktor-faktor fisiologis yang mempengaruhi hasil pengukuran
BMR.

1.4 Manfaat
1. Mahasiswa mendapatkan ilmu pengetahuan lebih terkait metabolism energy didalam tubuh
2. Mahasiswa dapat mengeksplorasi lebih keterampilannya melalui praktikum yang
dilakukan di laboratorium
3. Mahasiswa dapat menggunakan pengalaman praktikum sebagai bahan untuk menyusun
skripsi
4. Melalui praktikum ini, mahasiswa dapat menyalurkan ilmu yang telah diperoleh untuk
meningkatkan pengetahuan dan kesejahteraan masyarakat setempat
BAB II

METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat


Waktu : Jumat, 18 april 2018
Tempat : Ruang Praktikum Metabolisme Energi, Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga Surabaya
2.2 Alat dan Bahan
1. Alat spirometer
2. Alat pencatat suhu ruangan
3. Alat pencatat tekanan udara (barometer)
4. Pipa mulut (mouth piece) dan penjepit hidung
5. Timbangan dan pengukur tinggi badan
6. Tabel nomogram Aub Du Bois
7. Cermin kecil
8. Beban
9. Metronom
10. Tempat tidur
11. Tensimeter
12. Alkohol
13. Termometer
2.3 Prosedur Kerja
2.3.1 Prosedur Metabolisme Istirahat/ Basal
1. Setelah istirahat, menjelang pemeriksaan ukurlah suhu tubuh, frekuensi nadi,
tekanan darah serta frekuensi pernapasan. Dan pastikan keadaan jiwa subjek
benar-benar tenang.
2. Pasang pipa mulut pada subjek kemudian jepit hidungnya dengan penjepit hidung.
Biarkan subjek mengatur dan membiasakan diri dengan alat.
3. Jalankan tromol penncatat, lalu buka kran pengatur aliran udara pada akhir
ekspirasi agar subjek dapat bernapas dengan udara dalam spirometer.
4. Periksa kembali kebocoran gas di pipa mulut atau hidung menggunakan cermin.
5. Mengukur kembali frekuensi nadi dan pernapasan ditengah percobaan
6. Catat suhu spirometer, suhu udara dalam spirometer.
7. Lakukan percobaan selama 6 menit sampai mendapatkan grafik yang teratur.
8. Setelah selesai, lepaskan semua alat pada subjek.
9. Jangan lupa menghitung kembali frekuensi nadi dan frekuensi pernapasan subjek
setelah percobaan.
10. Untuk menghitung pemakaian oksigen buatlah garis lurus yang banyak
menyinggung titik ujung akhir ekspirasi dari grafik yang didapat. Besar
pemakaian oksigen berdasarkan kenaikan grafik selama 6 menit

2.3.2 Prosedur Metabolisme Kerja


1. Prosedur persiapan dan pelaksanaan sama dengan pemeriksaan metabolisme basal
(BMR). Hanya saja selama pengukuran, mahasiswa relawan melakukan kerja dengan
kedua tangannya menggenggam beban di kanan dan kiri yang beratnya kurang lebih 500
gram.
2. Mahasiswa relawan melakukan gerakan fleksi lengan bawah sampai sudut sendi siku
kurang lebih 90o
3. Luruskan lagi kedua lengannya dengan frekuensi 20 kali per menit (ikuti irama
metronom) selama 2 menit saja
4. Pengukuran oksigen tetap diteruskan sampai 4 menit tanpa melakukan kerja sehingga
total keseluruhan adalah 6 menit.

5. juga memuat hasil, jawaban pertanyaan per topik, dan jawaban post-lab quiz

BAB III

HASIL PRAKTIKUM

Nama orang coba : Kristina


Umur : 19 th. Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Mahasiswa Tinggi Badan : 165 cm
Berat badan : 48 kg. Luas Badan : 1,54 m2
Suhu Tubuh : 37,3 °C Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Suhu Spirometer : 26 °C Tekanan Uap Jenuh : 25 mmHg
Tekanan Barometer ruangan : 759 mmHg.
3.1 Pemeriksaan Laju Metabolisme Istirahat

Frekuensi Nadi Frekuensi Pernapasan


permulaan : 88x/menit permulaan : 21x/menit
pertengahan : 86x/menit pertengahan : 22x/menit
akhir : 84x/menit akhir : 25x/menit

Hitungan
Diketahui :

V1=3,39 l

P1= Pbarometer- Puap jenuh =759 – 25= 734

T1= 273 + Tspirometer = 273 + 26 =299

P2= 760

T2= 273
V1.P1 V2.P2
=
𝑇1 𝑇2

3,39 .734 𝑉2.760


=
299 273

2488.26
=2,78V2
299

2,99 =V2

V2= 2,9 liter

Vdalam 1jam= 29 liter


𝑉.4,825 29 . 4,825
Met. Rate = =
𝑙𝑢𝑎𝑠 1,54

139,925
= 1,54

= 90,8 kkal/m2/jam
90,8−38,0
BMR = X100%
38,0

52,8
= 38,0X100%

= 1,38%

- Banyaknya pemakaian oksigen 6 menit = 3,39 liter ATPS


- Banyaknya pemakaian oksigen 6 menit = 2,9 liter STPD
- Benyaknya pemakaian oksigen 1 jam = 29 liter STPD
- Metabolisme rate = 90 kcal/m2/jam
- Metabolisme baku Aub Du Bois = 38,0 kcal/m2/jam
- Metabolisme baku Fleisch = 35,5 kcal/m2/jam
- BMR orang coba = 35 kcal/m2/jam = 1,36%

3.2 Hasil Pemeriksaan Laju Metabolisme Kerja

- Frekuensi Nadi - Frekuensi Pernapasan


 Permulaan : 85 1. Permulaan : 22
 Pertengahan : 81 2. Pertengahan : 25
 Akhir : 85 3. Akhir : 26

Hitungan :

1. Banyaknya pemakaian oksigen 2 menit kerja = 0,132 liter ATPS


2. Banyaknya pemakaian oksigen 4 menit pemulihan = 0,198 liter ATPS
3. Banyaknya pemakaian oksigen 1 jam kerja = 3,96 liter ATPS
= 349,2 liter STPD
4. Metabolic rate kerja = 1094,8 kkal/m2/jam
5. Banyaknya pemakaian oksigen 1 jam pemulihan = 2,97 liter ATPS
= 3,5 liter STPD
6. Metabolic rate pemulihan = 10,97 kkal/m2/jam

Pembahasan

Dimana frekuensi nadi yang didapat relatif stabil dari mulai permulaan hingga akhir,
sedangkan untuk frekuensi pernapasan dari permulaan hingga akhir mengalami kenaikan. Dalam
hitungan didapatkan hasil sebagai berikut : banyaknya pemakaian oksigen 2 menit kerja ;
banyaknya pemakaian oksigen 4 menit pemulihan ; banyaknya pemakaian oksigen 1 jam kerja
berturut-turut adalah 0,132 liter ATPS; 0,198 liter ATPS; 3,96 liter ATPS. Bila diubah menjadi
satuan STPD menjadi 349,2 liter STPD. Metabolic rate kerja; banyaknya pemakaian oksigen 1
jam pemulihan; metabolic rate pemulihan secara berturut-turut adalah 1094,8 kkal/m2/jam; 2,97
liter ATPS = 3,5 liter STPD; 10,97 kkal/m2/jam.

Meningkatnya volume gas yang digunakan subyek saat melakukan kerja memiliki kaitan
dengan metabolisme respirasi. Respirasi merupakan sekelompok reaksi kimia yang bertujuan
untuk melepaskan energi dari makanan. Bahan makanan utama yang digunakan dalam reaksi ini
adalah glukosa, tetapi gula lain, asam lemak, bahkan asam amino juga dapat digunakan. Untuk
mendapatkan energi dari makanan diperlukan adanya suplai oksigen. Produksi energi dengan
oksigen disebut sebagai respirasi aerobik.

Pemakaian oksigen pada saat pemulihan lebih besar daripada saat melakukan kerja. Ini
dapat dilihat pada perubahan banyaknya pemakaian oksigen saat 2 menit kerja dan saat 4 menit
pemulihan. Sesudah kerja, orang akan terus bernafas dengan kuat dan memakai oksigen dalam
jumlah yang berlebihan selama beberapa menit.

Soal dan Pembahasan :

1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan metabolic rate secara langsung dan
tidak langsung?
- Pemeriksaan metabolic rate secara langsung adalah pemeriksaan
menggunakan kalorimeter sehingga panas yang diproduksi dapat langsung
dilihat pada dinding kalorimeter. Alat ini pada dasarnya mengukur energi
yang dilepaskan oleh pembakaran bahan makanan diluar tubuh dengan
mengoksidasi senyawa-senyawa dalam alat kalorimeter.
- Pemeriksaan metabolic rate secara tidak langsung adalah pemeriksaan
menggunakan spirometer. Spirometer termsuk jenis kalorimeter tertutup
dimana hawa inspirasi dan ekspirasi ditampung dalam satu sungkup. CO2
dihilangkan dengan pengikat gas CO2 oleh soda lime. Penurunan tabung
sungkup dari awal menunjukan besarnya pemakaian oksigen, sehingga dapat
ditentukan kecepatan metabolisme.

2. Apa yang dimaksud dengan kalorimeter tertutup dan kalorimeter terbuka?


- Kalorimeter tertutup adalah alat pengukur kalori yang sirkulasi udaranya
tertutup (O2 yang didapatkan di dalam tabung gas)
- Kalorimeter terbuka adalah alat pengukur kalori yang sirkulasi udaranya
terbuka (O2 yang didapatkan dan udara disekitar ruangan tidak di dalam
tabung gas
3. Faktor apa saja yang nemengaruhi hasil pemeriksaan metabolic rate?
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Aktivitas
4. Asupan makanan
5. SDA
6. Hormon

4. Mengapakah perlu dilakukan perubahan pengukuran kondisi ATPS ke STPD

-Karena STPD merupakan standart satuan pengukuran basal metabolic rate

5. Apa pengaruh SDA terhadap hasil pemeriksaan metabolic rate?

Jawab:

Karena SDA adalah peningkatan produksi panas akibat pemasukan makanan,


sehingga mempengaruhi perubahan suhu tubuh saat pemeriksaan metabolic rate

6. Bagaimana pendapat saudara mengenai pengukuran metabolic rate menggunakan


rumus Reed?

Jawab:

Rumus Reed kurang akurat apabila digunakan untuk pengukuran metabolic rate
karena rumus Reed hanya mengukur frekuensi nadi dan tekanan darah tubuh
padahal frekuensi nadi dan tekanan darah dengan mudah berubah bila dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu posisi, aktifitas dan suhu tubuh.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Tingkat aktivitas metabolisme seseorang dapat dinilai dengan melihat


besarnya energi yang digunakan yang dapat dilihat dari besarnya panas yang
dilepaskan oleh badan yang berasal dari makanan atau besarnya pemakaian
oksigen. Untuk mendapatkan energi dari makanan diperlukan adanya suplai
oksigen. Produksi energi dengan oksigen disebut sebagai respirasi aerobik.
Pada praktikum kali ini pengaruh aktivitas yang hanya menangkat beban
selama 2 menit sangat mempengaruhi hasil dari metabolisme atau besarnya
pemakaian oksigen. Dan pemakaian oksigen lebih besar saat pemulihan setelah
aktivitas.

4.2 Saran

Untuk keberlangsungan metabolisme tubuh yang baik sebaiknya rutin


berolahraga terutama olahraga aerobik 30 menit per harinya. Tujuannya adalah
mengatur dan meningkatkan kemampuan bernafas mengambil oksigen. Lalu juga
disarankan makan makanan yang bergizi seimbang. Juga tidak ada salahnya
melakukan puasa agar regenerasi sel menunjang metabolisme semakin baik.

Anda mungkin juga menyukai