Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Siklus Reproduksi dan Siklus Estrus

Oleh ;
WIDIYA YULININGSIH : 201710070311087
FARHANA PRAGITA W : 201710070311090
ENDAH SEKAR MIRAH : 201710070311095
VIOLITA ISDHA AWALIYAH :201710070311096
BIMA DEMOS MAHENDRA : 201710070311117

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayahnya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat
dan salam juga kami limpahkan kepada Junjugan kita Nabi Muhammad SAW,
yang mana beliaulah yang membawa kita dari alam kegelapan menuju alam terang
benderang yakni agama Islam.
Pembuatan makalah ini, penulis tidak sendiri menyelesaikannya, namun
banyak menerima bimbingan dan bantuan dari semua pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penyusunan makalah ini tentu masih banyak kekurangannya, maka kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca yang sifatnya membangun
agar dapat mempernbaiki makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat. Atas perhatian pembaca semua, kami
ucapkan terima kasih.

Malang, 19 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
BAB I .............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................1
1.3 Tujuan ...................................................................................................................1
1.4 Manfaat .................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 2
2.1 Konsep Siklus Reproduksi....................................................................................2
2.2 Konsep Siklus Estrus ............................................................................................4
2.3 Perbedaan dan Persamaan Siklus Esrus dan Siklus Menstruasi ...........................5
BAB III ........................................................................................................................... 7
PENUTUP ....................................................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................7
3.2 Saran .....................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 8
LAMPIRAN .................................................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Siklus reproduksi merupakan rangkaian kejadian biologik kelamin yang
berlangsung secara sambung-menyambung hingga terlahir generasi baru dari
suatu makhluk hidup. Siklus reproduksi meliputi pubertas, musim kelamin, siklus
birahi dan aktivitas seksual post partum.
Siklus estrus adalah suatu siklus yang merupakan tahapan-tahapan mulai dari
estrus yang ertama ke estrus berikutnya yang meliputi pro-estrus, estrus,
met-estrus, dan di-estrus. Definisi estrus atau birahi adalah fase dimana seekor
betina ingin dikawini oleh pejantan
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa konsep konsep pada siklus reproduksi ?
1.2.2 Apa konsep konsep pada siklus estrus ?
1.2.3 Bagaimana perbedaan dan persamaan siklus estrus dan menstruasi
1.3 Tujuan
1.3.1 Memahami konsep konsep pada siklus reproduksi
1.3.2 Memahami konsep konsep pada siklus estrus
1.3.3 Mengetahui perbedaan dan persamaan siklus estrus dan menstruasi
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Pembaca
Menambah wawasan dan kajian literatur mengenai siklus reproduksi
dan siklus estrus secara rinci.
1.4.2 Bagi Penulis
Menambah wawasan dan kajian literatur siklus reprodukksi dan siklus
estrus secara rinci baik secara lengkap dan . Mengasah kepenulisan
ilmiah dan kerja sama kelompok

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Siklus Reproduksi


Siklus reproduksi merupakan rangkaian kejadian biologik kelamin yang
berlangsung secara sambung-menyambung hingga terlahir generasi baru dari
suatu makhluk hidup. Siklus reproduksi meliputi pubertas, musim kelamin,
siklus birahi dan aktivitas seksual post partum. Beberapa faktor yang
mempengaruhi siklus reproduksi adalah lingkungan, genetik, fisiologik,
hormonal, dan psikososial. Tingkat fertilitas suatu individu dimulai pada
waktu pubertas dan dipertahankan selama beberapa tahun sebelum kemudian
menurun selama proses menopause (Lestari & Ismudiono, 2014).
1. Fisiologi Prenatal dan neonatal:
1) Gonadotropin
Sekresi hormon gonadotropin adalah FSH dan LH serta
pelepasan hormon (LH-RH) dari hipotalamus dimulai sejak
kehidupan fetus. Pada beberapa hewan seperti domba dan sapi
dimulai lebih dini setelah terjadi deferensiasi seks (umur
kebuntingan 1 atau 2 bulan) sedangkan pada babi pada akhir
kehidupan fetus (1,5 bulan setelah deferensiasi seks). Sekresi
ini secara berkala menurun dan agak berkurang 2 bulan
sebelum kelahiran pada sapi, dekat dengan kelahiran pada
domba. Pada saat dimulai pubertas maka gonadotropin akan
meningkat (Lestari & Ismudiono, 2014).
2) Gonad
Kehidupan prenatal dan neonatal, gametogenesis dan
steroidogenesis tampak independen sementara itu pada waktu
pubertas dimulai, kedua proses berhubungan erat.
2. Pubertas

Sebelum masa pubertas terjadi sekreesi androgen dari kelenjar


adrenal, androstendion, dehidroepianandrosteron sulfat. Pada saat
dimulai pubertas konsentrasi gonodotropin dalam sirkulasi meningkat

2
baik dalam peningkatan amplitudo maupun frekuensi dari implus
periodik dari gonadotropin. Umur pubertas dipengaruhi oleh
lingkungan fisik, fotopperiod, umur, heterosis.
3. Siklus Birahi

Siklus birahi merupakan fungsi saat tertentu dari sistem kelamin


yang terjadi setelah masa pubertas. Pada hewan ternak perkawinan
terbatas hanya pada waktu birahi yang kemudian diikuti dengan adanya
ovulasi. Pada manusia dan primata, perkawinan tidak terbatas selama
siklus menstruasi, sedangkan ovulasi terjadi pada pertengahan siklus.
Berikut adalah siklus birahi pada beberapa hewan:

Gambar 1. Beberapa Siklus Birahi Hewan

Siklus birahi terbagi menjadi empat periode menurut perubahan yang


tampak maupun yang tidak tampak dari luar selama siklus birahi yaitu:
proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus. Periode proestrus merupakan
periode persiapan yang ditandai dengan pemacuan pertumbuhan folikel
dan FSH. Folikel pada masa ini mengandung hormon estrogen yang
lebih banyak. Hormon estrogen ini mempengaruhi suplai darah ke
saluran alat kelamin dan meningkatkan pertumbuhan kelamin. Pada
masa estrus merupakan masa ingin kawin, pada periode ini maka akan
ada tanda-tanda dari perilaku seperti tidak tenang dan vulva
membengkak. Periode metestrus ditandai dengan berhentinya birahi
yang tiba-tiba dan terjadi ovulasi dengan pecahnya folikel dan rongga
folikel secara berangsur-angsur akan mengecil, pengeluaran lendir, dan

3
serviks berhenti. Masa diestrus merupakan masa dimana akan terjadi
pematangan korpus luteum dan progesteron (Ismudiono, Srianto, &
Dkk, 2010).
4. Ovulasi
Ovulasi merupakan masa pevcahnya folikel yang telah dimasak
dengan ditandai dengan keluarnya ovum dan folikel tersebut. Ovulasi
terjadi di permukaan ovarium. Mekanisme ovulasi merupakan
serangkaian mekanisme fisiologik, biokemikal dan biofisikal. Kadar
hormon gonodotropin sebelum ovulasi akan meningkatkan produksi
prostaglandin pada folikel yang diproduksi sel granulosa.
Prostaglandin akan merangsang kontraksi ovarium dan mengaktifkan
fibroblast sel theca kemudian mengeluarkan enzim proteolitik yang
akan melunakan didnding folikel. Hormon steroid terutama
progesteron sangat berperan dalam masa ovulasi (Ismudiono, Srianto,
& Dkk, 2010).

2.2 Konsep Siklus Estrus


Siklus estrus adalah suatu siklus yang merupakan tahapan-tahapan mulai dari
estrus yang ertama ke estrus berikutnya yang meliputi pro-estrus, estrus,
met-estrus, dan di-estrus. Definisi estrus atau birahi adalah fase dimana seekor
betina ingin dikawini oleh pejantan (Susilawati, Kuswati & Winarto, 2010).
1. Proestrus
Proestrus adalah fase sebelum estrus yaitu periode pada saat folikel
de graaf tumbuh di bawah pengaruh FSH dan menghasilkan sejumlah
estradiol yang semakin bertambah (Marawali, dkk, 2001). Estradiol
meningkatkan jumlah suplai darah ke saluran alat kelamin dan
meningkatkan perkembangan estrus, vagina, tuba fallopi, folikel ovarium
Pada fase ini akan terlihat perubahan pada alat kelamin luar dan terjadi
perubahan-perubahan tingkah laku dimana hewan betina gelisah dan
sering mengeluarkan suara-suara yang tidak biasa terdengar
2. Estrus
Estrus adalah periode yang ditandai dengan penerimaan pejantan
oleh hewan betina untuk berkopulasi. Pada umumnya memperlihatkan
4
tanda-tanda gelisah, nafsu makan turun atau hilang sama sekali,
menghampiri pejantan dan tidak lari bila pejantan menungganginya. Pada
saat itu, keseimbangan hormon hipofisa bergeser dari FSH ke LH yang
mengakibatkan peningkatan LH, hormon ini akan membantu terjadinya
ovulasi dan pembentukan korpus luteum yang terlihat pada masa sesudah
estrus. Proses ovulasi akan diulang kembali secara teratur setiap jangka
waktu yang tetap yaitu satu siklus birahi.
3. Matestrus
Pada saat itu, keseimbangan hormon hipofisa bergeser dari FSH ke
LH yang mengakibatkan peningkatan LH, hormon ini akan membantu
terjadinya ovulasi dan pembentukan korpus luteum yang terlihat pada
masa sesudah estrus. Proses ovulasi akan diulang kembali secara teratur
setiap jangka waktu yang tetap yaitu satu siklus birahi. rogesteron
menghambat sekeresi FSH oleh pituitari anterior sehingga menghambat
pertumbuhan folikel ovarium dan mencegah terjadinya estrus. Pada
masa ini terjadi ovulasi, kurang lebih 10-12 jam sesudah estrus,
kira-kira 24 sampai 48 jam sesudah birahi.
4. Diestrus
Diestrus adalah periode terakhir dan terlama pada siklus berahi,
korpus luteum menjadi matang dan pengaruh progesteron terhadap
saluran reproduksi menjadi nyata (Marawali, dkk, 2001).

2.3 Perbedaan dan Persamaan Siklus Esrus dan Siklus Menstruasi


Siklus reproduksi pada makhluk hidup ada dua macam, siklus estrus dan
siklus menstruasi. Siklus estrus terjadi pada mamalia non primata sedangkan
siklus menstruasi terjadi pada hewan primata dan pada manusia. Perbedaan antara
siklus estreus dan siklus menstruasi adalah:
1.Perubahan perilaku, pada siklus estrus terlihat adanya perubahan perilaku pada
setiap tahapannya namun pada siklus menstruasi perubahan perilaku tidak terlalu
terlihat.
2.External Bleeding, atau disebut juga dengan pendarahan keluar. Pada siklus
menstruasi

5
pendarahan keluar terjadi akibat adanya arteri spiral yang mengalami konstriksi
bersamaan dengan luruhnya endometrium bagian (pars) fungsionalis. Pars basalis
tidak meluruh dan permukaannya yang berbatasan pars fungsionalis akan
diperbaiki pada fase reparasi, sehingga pars fungsionalis beserta arteri spiral akan
utuh kembali (Rusmiati,2007). Pada fase estrus tidak terjadi pendarahan keluar
karena tidak adanya arteri spiral jadi yang terjadi adalah adanya perobakan
endometrium dan sel-sel yang sudah tidak dibutuhkan akan dimakan oleh sel-sel
darah putih pada tubuhnya sendiri. Peluruhan sel endometrium ini disebabkan
karena adanya pengurangan jumlah hormon progesteron yang dihasilkan oleh
korpus leteum.
3.Waktu kawin, Pada hewan yang mengalami siklus estrue perkawinan hanya
terjadi pada fase estrus saja sedangkan pada primata dan manusia yang mengalami
siklus menstruasi perkawinan dapat terjadi kapan saja

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Siklus reproduksi merupakan rangkaian kejadian biologik kelamin yang


berlangsung secara sambung-menyambung hingga terlahir generasi baru
dari suatu makhluk hidup.
2. Siklus estrus adalah suatu siklus yang merupakan tahapan-tahapan mulai
dari estrus yang ertama ke estrus berikutnya yang meliputi pro-estrus,
estrus, met-estrus, dan di-estrus.
3. Perbedaan antara siklus estreus dan siklus menstruasi adalah perubahan
perilaku, pada siklus estrus terlihat adanya perubahan perilaku pada setiap
tahapannya namun pada siklus menstruasi perubahan perilaku tidak terlalu
terlihat

3.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini adalah kepada
setiap perempuan, agar selalu memperhatikan siklus haidnya, untuk
menghindari terjadinya gangguan-gangguan yang berhubungan dengan
haid dan diperlukan perbaikan pada makalah agar lebih lengkap
penjelasannya dan lebih banyak yang membaca.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ismudiono, Srianto, P., & Dkk. (2010). Buku ajar fisiologi reproduksi pada ternak.
Surabaya: Airlangga University Press. Ismudiono, Srianto, P., & Dkk. (2010).
Buku ajar fisiologi reproduksi pada ternak. Surabaya: Airlangga University
Press.

Lestari, T. D., & Ismudiono. (2014). Ilmu reproduksi ternak. Surabaya: Aurlangga
University Press.
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=wPuCDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA97&dq
=fisiologi+prenatal+dan+neonatal&ots=i9EJFDxCrl&sig=Zhe6ts4sZlkY3vp7op8IPV8D_3k
&redir_esc=y#v=onepage&q=prenatal%20neonatal&f=true

Marawali, A., M.T. Hine, Burhanuddin, H.L.L. Belli. 2001. Dasar-dasar ilmu
reproduksi ternak. Departemen pendidikan nasional direktorat pendidikan
tinggi badan kerjasama perguruan tinggi negeri Indonesia timur. Jakarta.
Rusmiati. 2007. Pengaruh Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia Sappan L)
Terhadap Viabilitas Spermatozoa Mencit Jantan (Mus Musculus L).
Jurnal Bioscientiae. Vol 4. No 2. Hal63-67.

Salisbury, R.E. dan W.L. Vandemark. 1985. Fisiologi Reproduksi Dan Inseminasi
Buatan Pada Sapi. Edisi terjemahan oleh R. Djanuar. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.

Susilawati, T., Kuswati., dan Winarto, P. S. 2010. Agribisnis Kambing. Malang :


Universitas Brawijaya Press.

8
LAMPIRAN

9
10

Anda mungkin juga menyukai