Anda di halaman 1dari 12

Organogenesis Sistem Urogenital Diposkan oleh Hatake Maslim di | Sunday, November 13, 2011 Label: Perkembangan Hewan BAB

I PENDAHULUAN

Dalam pembentukan organ tubuh mahluk hidup dikenal adanya istilah organogenesis.Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan manusia). Bukti pertama pembentukan organ adalah adanya tiga jenis perubahan morfogenik yaitu pelipatan, pemisahan, dan pengelompokan padat (kondensasi) sel. Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula. Ciri utama dari fase gastrula adalah terbentuknya tiga lapisan germinal embrio yaitu lapisan ektoderm, mesoderm dan endoderm, yang nantinya akan berkembang menjadi turunan organ tertentu. Lapisan-lapisan tersebut berkembang menjadi turunan jaringan dan organ masing-masing pada saat dewasa. Misalnya lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo. Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup. Contohnya : Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo. Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup. Contohnya : Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata.

BAB II SISTEM URINARIUS

A. PEMBENTUKAN GINJAL DAN SALURANNYA Dua minggu setelah fertilisasi akan terbentuk tiga lapisan germinal pada embrio, yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm. Pada hari ke-17, pelipatan secara lateral mengakibatkan mesoderm terbagi menjadi tiga bagian besar, yaitu mesoderm paraksial, mesoderm intermediat, dan mesoderm lateral. Dan pada minggu ke-4, mesoderm intermediat terputus hubungannya dengan somit (yang berasal dari mesoderm paraksial) dan membentuk kelompok sel yang disebut nefrotom di daerah servikal dankorda nefrogenik pada daerah toraks, lumbal, dan sakral. Nefrotom kelak tidak

berfungsi, sedangkan korda nefrogenik menghasilkan tubulus ekskresi pada sistem ginjal dan rigi urogenital pada dinding dorsal rongga selom.

Ada tiga pembentuk sistem ginjal selama fase organogenesis, berturut-turut dari kranial ke kaudal yaitu: 1. Pronefros (ginjal primordial), saluran transisional inkomplit dengan tubulus vestigial lateral, berkembang pada mesoderm posterior lateral selama minggu ketiga dan keempat. Saluran ini dapat membawa sedikit cairan selomik. Saluran ini sendiri bertahan menjadi duktus mesonefrikus (Wollfii). Pronefros akan menghilang pada akhir minggu ke-4.

2. Mesonefros (ginjal tengah) berasal dari mesoderm intermedial segmen dada hingga lumbal bagian atas (L3). Mesonefros di bagian kranial mengalami degenerasi pada akhir bulan ke-2, sehingga yang berkembang adalah mesonefros bagian kaudal. Mesonefros membentuksimpai Bowman. Simpai Bowman bersama-sama dengan glomerulus membentukkorpuskulum mesonefrikus (renalis). Mesonefros menyaring produk sampah dari darah dan cairan selomik. Saluran keluarnya bermuara ke duktus mesonefros (duktus Woff).Pertengahan bulan ke-2, mesonefros membentuk gonad (pada laki-laki akan menjadi epididimis dan vas deferens sedangkan pada wanita menjadi rudimenter). Bersama-sama dengan gonad, mesonefros membentuk rigi urogenital.

3. Metanefros adalah cikal-bakal ginjal sejati, mulai terbentuk sekitar minggu keempat, ketika tubulus mesonefros terbentuk dan berdegenerasi. Divertikulum mesonefros (tunas ureter) mulai tumbuh keluar dari duktus mesonefros sedikit kranial dari kloaka menjadi ureter dan metanefros atau ginjal permanen.

Saluran-saluran ginjal permanen berkembang dari tunas ureter, suatu tonjolan mesonefros di dekat muaranya ke kloaka. Tunas ini menembus metanefros (ginjal) dan membentuk pelvis renalis.Pelvis renalis akan bercabang-cabang banyak menjadi kaliks mayor, kaliks minor, dan saluran pengumpul. Kurang lebih terdapat satu hingga tiga juta saluran pengumpul.

Ujung-ujung saluran pengumpul yang sudah terbentuk (vesikel renalis) akan bertemu dengan glomerulus membentuk nefron. Selanjutnya, saluran yang sudah terhubung ini akan memanjang dan membentuk tubulus kontortus proksimal, loop of Henle, dan tubulus kontortus distal.Terbentuklah ginjal dan saluran-salurannya.

1.

Pembentukan kandung kemih

Kandung kemih terbentuk dari sinus urogenitalis, yang merupakan hasil pemisahan kloaka menjadi dua bagian: sinus anorektal dan sinus urogenital. Sinus urogenital sendiri terdiri dari tiga bagian: bagian atas membentuk kandung kemih, bagian berikutnya membentuk sinus urogenitalis bagian

panggul (pada pria membentuk uretra) dan bagian terakhir membentuk sinus urogenitalis (bagian penis). 2. Pembentukan uretra

Uretra terbentuk dari endoderm (bagian epitel) dan mesoderm spanknik (bagian jaringan penyambung dan otot polos). Akhir bulan ke-3, epitel uretra membentuk tonjolan keluar, yang pada laki-laki akan membentuk kelenjar prostat sedang pada perempuan membentuk kelenjar uretra danparauretra. 3. Posisi Ginjal

Awalnya ginjal berada di daerah panggul, namun seiring dengan pertumbuhan tumbuh di daerah lumbal dan sakral maka ginjal berangsur-angsur naik ke rongga perut. 4. Anomali Ginjal

Anomali-anomali kongenital yang sering terjadi pada sistem urinarius antara lain sebagai berikut: a. Ginjal polikistik, yaitu adanya kista-kista di ginjal yang menyebabkan insufisiensi. 2. Agenesis ginjal, yaitu kegagalan pembentukan ginjal dan dapat bersifat unilateral maupun bilateral. 3. Duplikasi ureter parsial atau lengkap.

4. Ureter ektopik, yaitu ureter yang ujungnya tidak bermuara ke kandung kemih melainkan organ-organ lain seperti uretra atau vagina. 5. 6. Ginjal pelvis, yaitu ginjal yang gagal naik ke rongga perut. Ginjal tapal kuda, yaitu ujung kaudal kedua ginjal mengalami penyatuan

7. Arteri renalis asesorius, yaitu menetapnya pembuluh-pembuluh darah embrional pada ginjal. 8. Fistula/kista/sinus urakus, yaitu fistula/kista/sinus yang terbentuk antara kandung kemih dan lumen allantois. 9. Ekstrofi kandung kemih, yaitu mukosa kandung kemih yang terpajan ke udara luar.

Gambar: Polikistik

Gambar: Gagal Ginjal

Gambar: Ureter Ektopik

Gambar: Ginjal Tapal Kuda B. PEMBENTUKAN GONAD

Gonad primitif dibentuk oleh rigi gonad yang merupakan hasil proliferasi epitel selom dan pemadatan mesenkim di bawahnya. Pada minggu ke-6 setelah pembuahan, sel-sel benih primordial datang dan mencapai gonad. Sel-sel benih primordial inilah yang akan menentukan apakah gonad indiferen primitif ini kelak berkembang menjadi testis (pada pria) atau ovarium (pada wanita). Duktus genitalis primitif terbentuk dari duktus mesonefros dan duktus paramesonefros. Genital eksterna primitif terbentuk dari sel-sel mesenkim yang bermigrasi ke daerah kloaka pada minggu ke-3, membentuk lipatan kloaka. Bagian kranial lipatan kloaka disebut tuberkulum genital (yang nantinya akan berkembang menjadi klitoris pada wanita, atau phallus pada pria). Selain itu lipatan kloaka terbagi dua menjadi lipatan uretra dan lipatan anus. Membran di antara lipatan uretra disebut membran urogenital, sedang membran di antara lipatan anus disebut membran analis. 1. a. Pembentukan Sistem Genitalis Pada Pria Pembentukan Testis

Kromosom Y yang terdapat pada embrio (pria) akan mengubah gonad primitif menjadi testis.Ciri khas dari pembentukan testis adalah perkembangan bagian medula yang lebih pesat dibandingkan dengan bagian korteks yang menghilang. Bagian medula akan berkembang menjadi tubulus seminiferus, sedangkan di bagian perifernya akan muncul tunika albuginea yang merupakan suatu jaringan ikat fibrosa. Selain itu terdapat sel Sertoli (berasal dari epitel permukaan kelenjar) dan sel Leydig (berasal dari rigi kelamin) pada korda testis. Tubulus seminiferus akan terhubung ke duktus mesonefros melalui saluran duktus eferens. Kemudian pada akhir bulan ke-2 akan terjadi perubahan posisi testis menjadi lebih turun (mendekati posisi phallus/penis). Penyebab penurunan (desensus) testis ini masih belum jelas, namun diperkirakan perkembangan organ-organ abdomen yang begitu pesat akan mendorong turun testis.Pembentukan duktus genitalis.

Gambar: Testis Primitif

Gambar: Tunika Albuginea

Duktus genitalis pada pria terbentuk dari duktus mesonefros, sedangkan duktus paramesonefros menghilang. Duktus mesonefros akan berhubungan dengan tubulus seminiferus (testis) melalui duktus eferens, sedangkan bagian duktus mesonefros yang masih melekat di testis namun tidak membentuk hubungan dengan testis disebut epididimis. Bagian selanjutnya dari duktus mesonefros berbentuk panjang dan disebut duktus deferens yang berujung ke vesikula seminalis. Daerah duktus lain di luar vesikula seminalis disebut duktus ejakulotorius. b. Pembentukan Genital Eksternal

Pembentukan genital eksternal pria (phallus/penis) merupakan hasil pemanjangan tuberkulum genital di bawah pengaruh hormon androgen. Lipatan uretra akan menutup membentuk uretra pars kavernosa, sehingga bagian uretra harus memanjang hingga ke ujung penis dan keluar melaluiorifisium uretra eksternum.

Gambar: Uretra Pars Kavernosa

Gambar: Pembentukan Penis

2. a.

Pembentukan Sistem Genitalis Pada Wanita Pembentukan Ovarium

Berbeda pada pembentukan testis dari gonad primitif, pada pembentukan ovarium akan terjadi perkembangan (penebalan) bagian korteks yang pesat membentuk korda korteks sedangkan bagian medulanya menghilang dan digantikan oleh medula ovarium. Pada bulan ke-4 telah terdapat oogonia dan sel folikuler pada ovarium. Selanjutnya ovarium akan mengalami perubahan posisi menjadi sedikit lebih turun (desensus) hingga terletak di bawah tepi pelvis sejati. b. Pembentukan Duktus Genitalis dan Vagina

Pada pembentukan duktus genitalis wanita, bagian yang berkembang menjadi duktus adalahduktus paramesonefros, sedangkan duktus mesonefros akan menghilang. Tuba uterina terbentuk dari bagian kranial duktus paramesonefros, sedangkan bagian kaudalnya akan bertemu dengan duktus paramesonefros lain dari sisi ipsilateral, menyatu dan mengalami penebalan-penebalan sehingga terbentuklah korpus uteri dan serviks. Ujung padat duktus paramesonefros ini akan mengalami penojolan yang disebut bulbus sinovaginalis yang berproliferasi membentuk lempeng vagina.Pelebaran pada lempeng vagina akan membentuk forniks vagina yang terdapat lumen di tengahnya, kelak berkembang menjadi selaput dara (himen).

Gambar: Pembentukan Duktus Genitalis

Gambar: Bulbus Sinovaginalis

c.

Pembentukan Genital Eksternal

Pada wanita, tuberkulum genital primitif akan sedikit memanjang membentuk klitoris,sedangkan lipatan uretra tetap terbuka membentuk labia minor. Tonjol kelamin membesar dan membentuk labia minor, sedang alur urogenital terbuka dan membentuk vestibulum. 3. Anomali Sistem Genitalia

a. Duplikasi uterus, yang disebabkan oleh kegagalan penyatuan kedua duktus paramesonefros dari sisi yang berlawanan sehingga terbentuklah dua uterus dan dua vagina. 2. Uterus didelfis, yaitu jumlah rahim ganda. 3. 4. 5. Uterus arkuatus, yaitu lekukan fundus uteri ke dalam di garis tengahnya. Uterus bikornis, yaitu uterus memiliki dua tanduk yang masuk ke satu rahim yang sama. Atresia serviks atau atresia vagina, yaitu penyumbatan uterus atau vagina.

6. Epispadia, yaitu muara uretra yang berada di dorsum penis, bukan di orifisium uretra eksternum. 7. Ekstrofi kandung kemih, yaitu apabila mukosa kandung kemih terpapar ke dunia luar.

8. Mikropenis, yaitu perangsangan androgen yang tidak cukup sehingga genitalia eksterna kurang bertumbuh dengan baik. 9. Penis bifida dan penis dupleks, terjadi apabila tuberkulum genital membelah.

BAB III KELAINAN PADA ORGANOGENESIS UROGENITALIA A. SINDROM FEMINISASI (KLINEFELTER) Ini adalah suatu kelainan pada seseorang dengan genotype pria dan fenotipe wanita, dan dengan genetalia eksterna seperti wanita. Kelainan ini sering ditemnukan pada suatu keluarga. Dewasa ini diketahui bahwa penyebabnya adalah gangguan dalam metabolisme endokrin pada janin, dimana tidak ada kepekaan jaringan alat-alat genetalia terhadap androgen yng dihasilkan secara normal oleh testis janin. Berhubungan dengan hal tersebut meskipun tidak ada kelainan

kromosom penderita mempunyai cirri khas wanita akan tetapi tidak mempunyai genetalia interna wanita wanita dan terdapat testis, yang kurang tumbuh, dan ditemukan dirongga abdomen, di kanalis inguinalis atau di labium mayus. Testis tidak menunjukan adanya spermatgenesis .Sebagian besar dari penderita mempunyai wajah wanita tinggi yang normal, pertumbuhan pannukulus adaposus yang normal dan mamae yang baik. Rambut pubis kurang atau tidak ada, demikian pula rambut aksilanya, genetal;ia eksterna ada akan tetapi vagina pendek dan tertutup. Kelenjar kelamin yang hanya mengandung jaringan testis rudimeter yang tidak memungkinkan terjadinya spermatogenesis, mengandung kemungkinan adanya neoplasma. Maka dari itu testis harus diangkat, khususnya sudah dewasa. Duktus mulleri dan wolffiisama sekali tidak berkembang, walaupun mungkin masih ditemukan sisasisanya yang rudimeter. Pada tahun-tahun terakhir analisis steroid dalam darah menunjukan bahwa testis mengeluarkan androgen dan eksterogen dan bahwa kadar androgen sama tinggi dengan kadar yang ditermukan pada pria norma. Lagi pula tidak berkembangnya gduktus mulleri pada mudigah memberi petujuk bahwa testis janin itu dari permulaan tidak hanya mengeluarkan androgen akan tetapi juga polipeptida yang dikenal sebagai factor yang menekan duktus mulleri. Polipeptida tersebut yang kerjanya tidak tergantung androgen, rupanya penting sekali untuk menekan duktus mulleri. Dalam hubungan ini dikemukakan, bahwa sindrom fenimisasi testikuler adalah ketidak pekaan alat-alat genitalia terhadap androgen, bukan oleh karena tidak adanya androgen. Mwngapa tidak ada respon jaringan-jaringan itu tidak jelas sebab-sebabnya. Dikemukakan kemungkinan tidak mempunyai sel-sel setempat mengubah testosterone menjdi hormone yang lebih biologic aktif yakni di hidrotestosteron. Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak adfanya 17 kestoteroid reductase enzyme.

Gambar: Penderita Sindrom Feminisasi

B.

SINDROM TURNER

Sindrom Turner adalah munculnya kelainan akibat dari abnormalitas kromosom seks pada perempuan (yakni kromosom X), dimana hanya terdapat satu kromosom X. Sementara orang pada umumnya lahir dengan 2 kromosom seks, yakni : 1. Anak laki-laki diwariskan kromosom X dari Ibunya, dan kromosom Y dari Ayahnya, hasilnya kromosom (XY). 2. Anak perempuan diwariskan 2 kromosom X, dari Ayah dan Ibunya, hasilnya kromosom (XX).

Ciri-ciri yang terluhat adalah: a. b. c. d. e. f. g. h. i. Tubuh pendek Kelopak mata yang jatuh Kulit leher kendur dan mudah ditarik Dada lebar dengan puting payudara yang saling berjauhan Tangan pendek disertai pergelangan tangan yang mengarah keluar dan kuku yang kecil Ovarium tidak berfungsi yang berakibat pada tidak terjadinya perubahan fisik saat masa puberitas dan tidak mengalami menstruasi Kesulitan dalam belajar (mengenal ruang dan matematika) Kesulitan memahami situasi sosial (emosi dan reaksi orang lain)

Gambar: Sindrom Turner

C. HERMAFRODIT GONAD

Hermafrodit adalah istilah umum yang di kenal untuk menggambarkan keadaan ini. Kasus ini termasuk kasus interseksual. Kasus semacam ini di bagi menjadi tiga : Hermafrodit sejati, Pseudo Hermafrodit wanita, dan Pseudo Hermafrodit pria. Hermafrodit sejati merupakan masalah terjarang dan menggambarkan satu manusia yang mempunyai ovarium dan testis yang lengkap. Sedangkan Pseudo Hermafrodit wanita lebih banyak terjadi, rata-rata disebabkan akibat sekunder ibu menelan senyawa androgen, adanya tumor pensekresi androgen dalam ibu atau hyperplasia adrenalis congenital dengan produksi androgen adrenalis fetus yang berlebihan karena defisiensi enzim dalam jalur produksi kortisol. Pseudo Hermafrodit pria biasanya terdapat pada wanita dengan ketidaksensitivitas androgen yang lengkap, yang reseptor androgennya tidak ada. Pengetahuan menyeluruh tentang masalah ini perlu pembelajaran secara mendalam. Yang terpenting adalah evaluasi adekuat dan penatalaksanaan masalah klinis. Efek psikologis pada orang tua, kemungkinan perubahan anatomi tubuh setelah pembedahan, jenis kelamin yang timbul, efek pubertas yang di antisipasi dan identitas jenis kelamin anak, semua harus dipertimbangkan sebelum dibuat keputusan yang tidak dapat dibatalkan. Inilah peran terpenting dan tersulit sebagai orang tua sebagai patner dokter untuk mendapatkan hasil kerjasama fisik dan psikis yang bagus.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil materi yang telah di uraikan pada pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan manusia). 2. Ada tiga pembentuk sistem ginjal selama fase organogenesis, berturut-turut dari kranial ke kaudal yaitu: pronefros, mesonefros, dan metanefros. 3. Kandung kemih terbentuk dari sinus urogenitalis.

4. Uretra terbentuk dari endoderm (bagian epitel) dan mesoderm spanknik (bagian jaringan penyambung dan otot polos).

DAFTAR PUSTAKA Campbell, N. A, Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. 2004. Biologi Jilid 3. Terj. Wasmen Manalu. Jakarta: Erlangga Olympiade, Tim. 2007. Biologi. Jakarta: Erlangga. Sadler, T. W. 2000. Embriologi Kedokteran Langman. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai