Ginjal merupakan organ turunan mesoderm yang berasal dari mesodermal intermediet.
Perkembangan ginjal mamalia melalui 3 tahap. Tahap pertama merupakan tahap
perkembangan yang bersifat sementara sedangkan 2 tahap selanjutnya merupakan tahap ginjal
yang fungsional. Ketiga tahap tersebut antara lain : tahap pronefros, tahap mesonefros dan
tahap metanefros.
Perkembangan ginjal pada vertebrata (khususnya mamalia) dimulai saat tubulus ginjal
awal masih berupa pronefros yang merupakan hasil induksi sel-sel duktus pronefros yang
bermigrasi ke arah kaudal terhadap mesenkim nefrogenik (A). Selanjutnya pronefros
berdegenerasi dan terbentuk tubulus mesonefros (B). Ginjal metanefros mamalia terbentuk dari
induksi tunas ureter yang merupakan cabang dari duktus nefrogenik (C). Kode D merupakan
gambar ginjal mesonefros embrio mencit umur 13 hari yang menampakkan inisiasi terhadap
pembentukan metanefros. Jaringan duktus yang diwarnai dengan antibodi fluorescens terhadap
sitokeratin yang ditemukan juga pada duktus pronefros.
Gambar diatas merupakan irisan melintang gonad embrio pada mamilia. Pada minggu
ke-4 terbentuk pematang genital (A). Pada minggu ke-6 epitelium pematang genital
berpoliferasi (B). Perkembangan pada minggu ke-8 ditunjukkan dengan pita seks terlepas dari
epitel kortikal dan terbentuk rete testis, korda testis dan tunika albuginia (C). Pada minggu ke-
16 pita testis terhubung dengan rete testis dan duktus Wolffian melalui duktus eferen yang
berasal dari duktus mesonefros, (D). Sedangkan tahap perkembangan ovarium relatif sama
pada tahap (A) dan (B) namun pada saat minggu ke-8 terjadi pemisahan pita seks dari epitel
kortikal tanpa terbentuk spesifikasi tertentu (E) dan berlanjut pada minggu ke-20 ovarium
sudah tidak terhubung oleh duktus Wolffian dan pita seks kortikal mengelilingi bakal sel
kelamin (F).
Organogenesis Turunan Endoderm
Pembentukan Faring
Formasi glandular primordia membentuk kantong faringeal. Ujung dari setiap kantong
faringeal pertama menjadi lubang timpani pada daerah tengah telinga dan tabung eustacius.
Kantong kedua menerima kumpulan dari jaringan limfoid dan menjadi tonsil. Bagian dorsal
dari kantong ketiga membentuk bagian dari glandula paratiroid, sementara bagian ventral
membentuk thymus. Keduanya bermigrasi ke arah kaudal dan bertemu dengan jaringan yang
berasal dari kantong faringeal keempat untuk membentuk sisa paratiroid dan tubuh
postbranchial. Tiroid yang berada pada garis tengah faring bermigrasi pada daerah leher.
Sistem pencernaan berkembang dari bumbung endoderm atau bakal saluran percernaan
yang terbentuk pada saat neurulasi. Bumbung endoderm ini akan terbagi menjadi tiga wilayah,
yaitu usus depan, usus tengah dan usus belakang. Usus depan yang berada di daerah posterior
dan farinks akan berkembang membentuk oesofagus, ventriculus (lambung), duodenum (usus
12 jari), hati, kantung empedu, dan pancreas. Lapisan permukaan dalam dari saluran
percernaan ini serta kelenjar-kelenjarnya berasal dari endoderm, tetapi otot pada dinding
saluran, jaringan ikat, pembuluh darah, mesenterium, dan epitel yang menutupi permukaan luar
usus yang berbatasan dengan coelom berasal dari mesoderm splanknik.
Pada embrio awal, saluran pencernaan merupakan suatu saluran sederhana, lebih ke
kaudal terbentuk usus, dan bagian tengah saluran pencernaan ini berhubungan dengan kantung
yolk. Pada ujung kaudal dari usus terbentuk suatu lekukan tempat pertemuan endoderm dengan
ektoderm yang disebut proctodeum. Kedua lapisan ini dibatasi oleh membrane kloaka yang
kemudian akan pecah untuk membentuk anus.
Di bagian kaudal lambung (masih wilayah usus depan) terbentuk tiga organ yang
merupakan turunan saluran pencernaan, yaitu hati, pancreas, dan duodenum. Perkembangan
awal hati di wilayah usus depan adalah berupa penggembungan atau disebut divertikulum hati.
Divertikulum hati (corda hepatic) merupakan tonjolan yang keluar dari usus depan, masuk ke
mesenkim (mesoderm hepatic) yang ada di sekeliling lambung. Mesenkim menginduksi
endoderm diverticulum hati untuk berproliferasi, bercabang, dan membentuk sel-sel hati.
Sebagian dari diverticulum hati (bagian yang terdekat dengan saluran pencernaan) akan
berfungsi sebagai saluran hati dan cabangnya akan membentuk kantung empedu.
Awalnya, pancreas berkembang juga berupa diverticulum yang muncul pada bagian
dorsal dan vebtral usus depan. Kemudian, diverticulum yang berasal dari sebelah dorsal dan
vebtral saluran pencernaan tepat di sebelah kaudal kantung empedu berfusi membentuk
pancreas. Saluran pencernaan yang berasal dari usus depan adalah : farinks, oesofagus,
ventriculus, dan duodenum.
Dalam perkembangannya, usus tengah akan menjadi usus halus lanjutan duodenum,
yaitu jejunum dan ileum dan sebagian dari usus besar, yaitu colon ascenden. Selanjutnya, usus
belakang akan berkembang menjadi sebagian besar usus besar, yaitu colon transversum dan
colon descenden serta kantung alantois. Sebagian dari kantung alantois yaitu pangkalnya kelak
akan berkembang menjadi vesica urinaria (kantung kemih).
Pembentukan Pankreas
Perkembangan pankreas pada mamalia dimulai saat hari ke-30 pada ventral pancreatic bud
(ujung pankreas) mendekati primordium liver (A). Pada hari ke-35 pancreatic bud bermirasi
ke arah posterior (B) dan berhubungan dengan pancreatic bud bagian dorsal selama 6 minggu
perkembangannya (C). Kebanyakan, pancreatic dorsal bagian posterior duktusnya menjadi
duodenum (D).
Pembentukan Tabung Pernafasan dan Perkembangan Paru-paru
Penyekatan foregut menjadi esofagus dan divertikulum respiratori selama 3-4 minggu
kehamilan. Paru-paru juga merupakan perkembangan dan tabung pencernaan, meskipun tidak
berfungsi dalam pencernaan. Pada tengah atas faring, diantara keempat paangan kantung
faring, alur laryngtrakea meluas secara ventral. Alur ini keudian membawa ke cabang-cabang
yang membentuk bronkus dan paru-paru. Endoderm laryngotrakeal menjadi lapisan trakea, dua
bronkus, dan alveoli paru-paru. Proses pembentukan saluran pernapasan juga didukung oleh
asam retinoad.