Anda di halaman 1dari 146

MAKALAH PERKEMBANGAN EMBRIO PADA MANUSIA

Makalah Praktikum Struktur Perkembangan Hewan

PERKEMBANGAN EMBRIO PADA MANUSIA

Disusun Oleh :

YULI HARDIYANTI
4122220013
BIOLOGI NONDIK A 2012

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan hidayah-Nya kepada
kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul, “Perkembangan Embrio
pada Manusia” dalam kajian Biologi sebagai bentuk pengajuan tugas dari mata kuliah
Praktikum Struktur Perkembangan Hewan oleh Ibu Dra. Meida Nugrahalia, M.Sc
Adapun makalah ini berisi 3 Bab yakni Bab 1 berupa pendahuluan dari pembuatan
makalah, Bab 2 beupa pembahasan mengenai perkembangan embrio pada manusia mulai dari
organ reproduksi pada jantan dan betina, fertilisasi, gametogenesis, organogenesis, kembar siam,
kembar normal dan kelainan perkembangan embrio, dan Bab 3 yang berisi kesimpulan berupa
ringkasan dari makalah ini.
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini. Akhir
kata, semoga segala informasi yang terdapat di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Medan, 30 April 2014

Penulis

DAFTAR ISI
1
ii 1
iii 1
iv 1
Halaman

1
4
7
7
8
11
15
15
16
17
18
19
22

27
29

DAFTAR GAMBAR

1
2
3
4
6
8
8
9 Halaman
10
11
12
13
15
16
17
18
22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada hampir semua makhluk hidup suatu generasi baru dimulai dari suatu telur yang
telah difertilisasi (dibuahi) atau zigot yaitu suatu sel yang dibentuk sebagai hasil bersatunya sel
telur induk betina dengan spermatozoa dari yang jantan. Perkembangan merupakan suatu
totalitas proses dimana sifat ini akan dicapai dan perubahan-perubahannya menjelang dan
sepanjang fase dewasa, tua dan akhirnya mati. Struktur utama yang dicpai oleh organisme ini
adalah yang berhubungan dengan ukuran, bentuk dan konstruksi sel-sel, jaringan-jaringan, dan
organ-organnya secara keseluruhan membangun bentuk dari organisme yang bersangkutan.
Makalah ini akan membicarakan masalah perkembangan embrio khususnya pada
manusia, dimulai dari sistem reproduksi, gametogenesis dan sampai ke perkembangan embrio
mulai dari 0 hari sampai menjadi embrio dan beberapa kelainan pada embrio.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana organ reproduksi manusia baik pria maupun wanita?
2. Bagaimana mekanisme gametogenesis pada manusia?
3. Bagaimana tahapan perkembangan embrio pada manusia?
4. Bagaimana kelainan – kelainan yang terjadi pada embrio?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui organ reproduksi manusia baik pria maupun wanita.
2. Mengetahui mekanisme gametogenesis pada manusia.
3. Mengetahui tahapan perkembangan embrio pada manusia.
4. Mengetahui kelainan – kelainan yang terjadi pada embrio.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Organ Reproduksi
Kerja sistem reproduksi pada manusia, erat kaitannya dengan proses kedewasaan, baik
pada manusia atau organisme lainnya. Anda juga dapat mengamati perubahan yang terjadi pada
diri Anda sendiri, yaitu perubahan yang terjadi pada saat Anda memasuki masa kematangan
seksual. Masyarakat umum menyebut hal ini sebagai pubertas. Pubertas merupakan kejadian
yang normal pada manusia. Ketika memasuki tahap ini, Anda diberi isyarat bahwa Anda telah
memasuki masa subur atau aktif reproduksi. Adapun sistem reproduksi terdiri atas organ
reproduksi baik pria maupun wanita.

2.1.1 Organ Reproduksi pada Pria


Organ reprduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan luar. Sel sperma diproduksi
di bagian testis yang terlindung oleh sebuah jaringan ikat berbentuk kantung yang disebut
skrotum. Tempat tersebut cukup nyaman bagi testis untuk melakukan perkembangan sel sperma.

Gambar 2.1 Organ Reroduksi Pria

Di dalam testis, terdapat kumparan tempat sel sperma diproduksi yang disebut tubulus
seminiferus. Jika direntangkan, panjang saluran tersebut dapat mencapai 20 meter. Di antara
tubulus-tubulus tersebut, terdapat sel interstitial (sel Leydig) yang menyintesis hormon
testosteron. Di dalam dinding tubulus seminiferus terdapat bakal sel sperma yang disebut
spermatogonia. Selain itu, terdapat juga sel yang berukuran lebih besar yang disebut dengan sel
sertoli. Sel ini bertugas memberikan pasokan nutrisi untuk pertumbuhan spermatogonia. Untuk
menjadi sel sperma, spermatogonia yang diploid harus mengalami beberapa kali pembelahan sel
hingga akhirnya menghasilkan 4 sel sperma yang haploid, proses ini disebut spermatogenesis

Gambar 2.2 Saluran Reproduksi Pria

Dalam perjalanan keluarnya sperma dari dalam tubuh pria, terdapat beberapa struktur
saluran. Struktur dimulai dari epididimis yang merupakan gabungan dari beberapa tubulus
seminiferus. Epididimis akan bemuara di sebuah saluran yang disebut vas deferens. Saluran vas
deferens membawa sel sperma keluar dari skrotum ke rongga perut. Epididimis dan vas deferens
ini merupakan salah satu kantung cadangan yang menyimpan sel sperma sementara waktu dan
tempat pendewasan sel sperma sebelum dikeluarkan. Vas deferens akan berlanjut di saluran yang
sama dengan saluran ekskresi, yaitu uretra di kandung kemih. Di pertemuan dua saluran tersebut,
terdapat mekanisme yang mengatur pembuangan urine dan berfungsi juga dalam penyaluran sel
sperma. Uretra berujung di penis. Proses keluarnya sel sperma dari penis disebut ejakulasi. Penis
merupakan organ reproduksi eksternal yang berfungsi dalam senggama untuk mengantarkan
sperma ke dalam tubuh wanita.

Gambar 2.3 Sebuah Sperma

Sperma keluar tidak hanya dalam bentuk sel sperma saja, tetapi diikuti cairan yang
mengakomodasi pergerakan sel sperma di dalam saluran reproduksi pria ataupun saluran
reproduksi wanita. Sel sperma dan cairan yang diejakulasikan ini disebut semen. Terdapat tiga
buah kelenjar aksesoris yang berfungsi dalam pembentukan cairan dalam semen, yaitu sebagai
berikut.
a. Vesikula seminalis, menghasilkan cairan sebagai sumber energi untuk sperma.
b. Kelenjar prostat, memberikan suasana basa pada cairan semen.
c. Kelenjar bulbo-uretralis, menyekresikan cairan seperti lendir yang berfungsi melicinkan
(lubrikasi) dalam pergerakan sel sperma. Bagi sperma, cairan semen yang dihasilkan mempunyai
fungsi memberikan media dan energi bagi sperma untuk pergerakannya di saluran vagina.
Semen juga akan menetralkan cairan asam vagina yang dapat membunuh bakteri.

2.1.2 Organ Reproduksi pada Wanita


Organ reproduksi wanita terdiri dari organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
Organ reproduksi dalam wanita terdiri dari ovarium dan saluran reproduksi (saluran kelamin).
Saluran reproduksi (saluran kelamin) terdiri dari oviduk, uterus dan vagina. Sedangkan organ
reproduksi luar pada wanita berupa vulva.
Gambar 2.4 Organ Reproduksi Wanita

Organ reproduksi wanita dimulai dari tempat pembentukan sel telur yang disebut
ovarium. Ovarium ada sepasang dan setiap bulannya bergantian menghasilkan sel telur. Pada
manusia, sel telur berkembang di sebuah kantung khusus yang disebut folikel de Graaf. Di
kantung ini, sel telur mengalami pertumbuhan hingga akhirnya dikeluarkan dari ovarium. Proses
keluarnya sel telur dari ovarium disebut ovulasi.
Sel telur yang diovulasikan akan bergerak menuju dinding rahim melalui sebuah saluran
yang dinamakan tuba Fallopi. Di saluran inilah umumnya fertilisasi oleh sperma terjadi. Sel telur
yang dibuahi atau yang tidak dibuahi akan mencapai uterus dalam jangka waktu satu minggu.
Dinding uterus mengandung banyak pembuluh darah yang menyediakan suplai makanan dan
oksigen bagi calon bayi. Rahim mempunyai ukuran panjang sekitar 7 cm dan lebar sekitar 4–5
cm. Namun, akan mampu menampung bayi dengan panjang 45 cm dan berat hingga 4 kg. Jika
tidak terjadi pembuahan, dinding endometrium rahim akan meluruh sehingga terjadilah
menstruasi pada wanita. Proses tersebut dipengaruhi oleh hormon-hormon yang saling bekerja
sama untuk mempersiapkan kehamilan.
Vagina merupakan saluran dengan dinding tebal, tempat masuknya sperma dan keluarnya
bayi ketika dilahirkan. Proses masuknya sel sperma didahului dengan masuknya penis pada
lubang vagina. Proses ini dinamakan dengan coitus atau senggama. Vagina memiliki beberapa
aksesoris yang terdiri atas klitoris, bagian kulit penutup vagina, serta selaput dara (hymen).
Bagian kulit penutup bagian luar dengan kulit yang lebih tebal dinamakan labia mayor dan
bagian kulit penutup di bagian dalam disebut labia minor. Selaput dara merupakan jaringan kulit
tipis yang melindungi vagina pada saat membuka. Bagian tersebut mudah sekali terkoyak oleh
gesekan, baik oleh benda keras maupun proses senggama. Sebelum memasuki rahim, terdapat
saluran reproduksi yang disebut leher rahim (cervix). Pada bagian ini, disekresikan cairan yang
berguna mencegah masuknya bakteri dan kuman lainnya penyebab infeksi. Pada masa ovulasi,
cairan ini akan sangat kondusif terhadap pergerakan sperma. Namun, setelah masa ovulasi cairan
tersebut biasanya akan mengental untuk mencegah masuknya sel sperma.

Menstruasi
Pada siklus ovulasi, sel telur yang tidak dibuahi harus dikeluarkan dari dalam tubuh
bersamaan dengan pendukung implantasi bayi di dinding rahim, yaitu endometrium. Proses
peluruhan dinding rahim dan dibuangnya sel telur yang tidak dibuahi ini, disebut menstruasi.
Secara hormonal, proses ini diawali dengan diproduksinya hormone gonadotropin
(gonadotropin releasing hormone) yang akan memerintahkan pituitari untuk menghasilkan
hormon FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone). FSH dan LH ini akan
menginisiasi (merangsang) pembentukan folikel tempat pematangan sel telur di dalam ovarium.
Folikel yang berkembang akan menghasilkan hormon estrogen. FSH, LH, dan hormon estrogen
akan berpengaruh terhadap pematangan sel telur selama lebih kurang dua minggu hingga tiba
waktu ovulasi. Estrogen yang dihasilkan akan berpengaruh pada perkembangan folikel,
merangsang pembentukan endometrium, serta merangsang diproduksinya FSH dan LH lebih
banyak. Hormon FSH dan LH yang melimpah di hari ke-12 siklus menstruasi akan memengaruhi
masa meiosis II hingga terjadi ovulasi. Ovulasi terjadi di hari ke-14 dan pada waktu ini seorang
wanita dikatakan berada dalam keadaan subur. Masa subur tersebut berlangsung selama lebih
kurang 24 jam saja. Folikel yang telah ditinggalkan oleh sel telur disebut badan kuning atau
corpus luteum yang menghasilkan hormon estrogen serta progesteron. Kedua hormon ini
bekerja menghambat sintesis FSH dan LH sehingga jumlahnya menjadi lebih sedikit. Selain itu,
mengakibatkan penghambatan pematangan folikel lain di ovarium. Estrogen dan progesteron
bersama-sama mempersiapkan kehamilan dengan mempertebal dinding endometrium hingga
mencapai ketebalan 5 mm. Jika tidak terjadi kehamilan atau fertilisasi, corpus luteum akan
berdegenerasi sehingga produksi estrogen dan progesteron menurun. Jika kedua hormon ini
menurun, tidak ada lagi yang mempertahankan keberadaan endometrium sehingga endometrium
mengalami degenerasi. Proses ini terjadi di hari ke-27 atau 28 dan terjadilah menstruasi.
Gambar 2.5 Siklus Menstruasi
2.2 Gametogenesis
Gametogenesis adalah suatu proses yang mengubah plasma germinal menjadi sel-sel
kelamin yang sangat terspesialisasi sehingga mampu melakukan fertilisasi untuk kemudian
menjadi individu baru. Proses ini pada individu jantan disebut spermatogenesis dan pada betina
disebut oogenesis.
Secara umum gametogenesis terdiri atas 4 tahapan yakni :
 Asal dan migrasi bakal sel kelamin ke gonad.
 Perbanyakan bakal sel kelamin secara mitosis didalam gonad.
 Reduksi jumlah kromosom sel kelamin menjadi setengah secara meiosis di dalam gonad.
 Pemasakan dan differensiasi gamet menjadi sperma atau ovum.

2.2.1 Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses sel sperma di dalam testis. Sel sperma yang berfungsi
dalam reproduksi, harus mengalami perkembangan dan pembelahan. Proses pembelahan tersebut
terjadi secara mitosis dan meiosis. Sebagai alat reproduksi, sel sperma harus haploid sehingga
setelah pembuahan, akan tetap dihasilkan individu yang diploid. Begitu juga halnya dengan
pembentukan sel telur yang haploid. Pembelahan mitosis hanya terjadi pada spermatogonia
untuk memperbanyak bakal sel sperma menjadi spermatosit primer. Mulai dari spermatosit,
terjadi pembelahan meiosis yang pertama dan menghasilkan sel anak haploid yang disebut
spermatosit sekunder. Selanjutnya, terjadi pembelahan meiosis yang kedua dan menghasilkan sel
spermatid. Setelah mengalami pematangan, sel spermatid akan menjadi sel sperma. Produksi sel
sperma di tubuh pria dilakukan sepanjang hidupnya, siklus waktunya adalah tiga hari. Proses
pematangan sel sperma dipicu oleh hadirnya hormon testosteron di testis, tepatnya di bagian sel
interstitial. Setiap hari, seorang pria dewasa memproduksi 100 juta sel spermatid yang disimpan
di duktus epididimis, lalu menuju vas deferens untuk mengalami pematangan. Pematangan sel
spermatid pada manusia, umumnya terjadi dalam waktu sekitar dua minggu.

Gambar 2.6 Spermatogenesis

2.2.2 Oogenesis
Oogenesis merupakan awal dari proses ovulasi. Oogenesis adalah proses pembentukan
ovum di dalam ovarium dan di dalam ovarium terdapat oogonium atau sel indung telur.
Oogonium bersifat diploid dengan 46 kromosom atau 23 pasang kromosom. Oogonium akan
memperbanyak diri dengan cara mitosis membentuk oosit primer. Kemudian oosit primer
mengalami meiosis I, yang akan menghasilkan oosit sekunder dan badan polar I (polosit primer).
Selanjutnya, oosit sekunder meneruskan tahap meiosis II dan menghasilkan satu sel besar yang
disebut ootid dan satu sel kecil yang disebut badan polar kedua (polosit sekunder). Badan polar
pertama juga membelah menjadi dua badan polar kedua. Akhirnya, ada tiga badan polar dan satu
ootid yang akan tumbuh menjadi ovum dari oogenesis setiap satu oogonium.
Gambar 2.7 Oogenesis pada Manusia
Ovulasi terbagi atas 3 fase yaitu:
a. Fase pra-ovulasi
Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur. Folikel juga mengalami
perubahan seiring dengan perubahan oosit primer menjadi oosit sekunder hingga terjadi ovulasi.
Sebelumnya, Hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin yang merangsang hipofisis untuk
mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium
yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer akan tumbuh sampai hari
ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de Graaf dengan ovum di dalamnya.
Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen. Adanya estrogen
menyebabkan pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam uterus dan
endometrium. Karena itulah fase pra-ovulasi juga di sebut sebagai fase poliferasi.
Gambar 2.8 Tahapan Pra-Ovulasi
b. Fase ovulasi
Ovulasi merupakan proses pelepasan sel telur yang telah matang dari ovarium dan
kemudian berjalan menuju tuba fallopi untuk di buahi. Pada saat mendekati fase ovulasi atau
mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi egativ. Peningkatan kadar estrogen selama fase
pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik egative atau penghambatan terhadap pelepasan
FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskan
LH. Dan LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf. Pada saat inilah disebut
ovulasi dan umumnya ovulasi terjadi pada hari ke-14.

Gambar 2.9 Ovulasi

c. Fase pasca-ovulasi
Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder karena
pengaruh LH dan FSH akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap
memproduksi estrogen (namun tidak sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan
hormon lainnya, yaitu progesteron. Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan
dinding dalam uterus atau endometrium dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada
endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan
kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi progesteron (juga estrogen) tersebut berguna
untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada uterus bila terjadi pembuahan atau
kehamilan. Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila
sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan.
Korpus albikan memiliki kemampuan produksi estrogen dan progesteron yang rendah, sehingga
konsentrasi estrogen dan progesteron akan menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi aktif
untuk melepaskan FSH dan selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi akan tersambung
kembali dengan fase menstruasi berikutnya.

Gambar 2.10 Pasca Ovulasi

2.3 Fertilisasi
Fertilisasi peleburan dua gamet yang dapat berupa nukleus atau sel-sel bernukleus
untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau peleburan nukleus. Biasanya melibatkan
penggabungan sitoplasma (plasmogami) dan penyatuan bahan nukleus (kariogami). Fertilisasi
atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh sperma.
Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder memasuki oviduk.
Namun, pada fertilisasi mencakup 3 fase yakni sebagai berikut :
o Fase 1: Penembusan korona radiata. Dari 200-300 juta spermatozoa yang dicurahkan ke
dalam saluran kelamin wanita, hanya 300-500 yang mencapai tempat pembuahan. Hanya satu
diantaranya yang diperlukan untuk pembuahan, dan diduga bahwa sperma-sperma lainnya
membantu sperma yang akan membuahi untuk menembus sawar-sawar yang melindungi gamet
wanita. Sperma yang mengalami kapasitasi dengan bebas menembus sel korona.
o Fase 2: Penembusan zona pelusida. Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein di
sekeliling telur yang mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi
reaksi akrosom. Pelepasan enzim-enzim akrosom memungkinkan sperma menembus zona
pelusida, sehingga akan bertemu dengan membrane plasma oosit. Permeabilitas zona pelusida
berubah ketika kepala sperma menyentuh permukaan oosit. Hal ini mengakibatkan pembebasan
enzim-enzim lisosom dari granul-granul korteks yang melapisi membrane plasma oosit. Pada
gilirannya, enzim-enzim ini menyebabkan perubahan sifat zona pelusida (reaksi zona) untuk
menghambat penetrasi sperma dan membuat tak aktif tempat tempat reseptor bagi spermatozoa
pada permukaan zona yang spesifik spesies. Spermatozoa lain ternyata bisa menempel di zona
pelusida tetapi hanya satu yang menembus oosit.

Gambar 2.11 Fase Penembusan Zona Pelusida


o Fase 3: Penyatuan oosit dan membrane sel sperma setelah spermatozoa menyentuh membrane
sel oosit, kedua selaput plasma sel tersebut menyatu. Karena selaput plasma yang menbungkus
kepala akrosom telah hilang pada saat reaksi akrosom, penyatuan yang sebenarnya terjadi adalah
antara selaput oosit dan selaput yang meliputi bagian belakang kepala sperma. Pada manusia,
baik kepala dan ekor spermatozoa memasuki sitoplasma oosit, tetapi selaput plasma tertingal di
permukaan oosit.

Gambar 2.12 Penyatuan Oosit dan Membran Sel Sperma

Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit sekunder
saling mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu, sehingga terjadi aktivitas yang saling
mendukung.
Pada sperma, bagian kromosom mengeluarkan:
 Hialuronidase
Enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid pada korona radiata.
 Akrosin
Protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida.
 Antifertilizin
Antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit sekunder. Oosit
sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu, yaitu fertilizin yang tersusun dari glikoprotein
dengan fungsi :
a. Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.
b. Menarik sperma secara kemotaksis positif.
c. Mengumpulkan sperma di sekeliling oosit sekunder.
Setelah spermatozoa memasuki oosit, sel telur menanggapinya dengan 3 cara yang
berbeda :
1. Reaksi kortikal dan zona : sebagai akibat terlepasnya butir-butir kortikal oosit.
a. Selaput oosit tidak dapat ditembus lagi oleh spermatozoa lain
b. Zona pelusida mengubah struktur dan komposisinya untuk mencegah penambatan dan penetrasi
sperma dengan cara ini terjadinya polispermi dapat dicegah.
2. Melanjutkan pembelahan meiosis kedua. Oosit menyelesaikan pembelahan meiosis keduanya
segera setelah spermatozoa masuk. Salah satu dari sel anaknya hamper tidak mendapatkan
sitoplasma dan dikenal sebagai badan kutub kedua, sel anak lainnya adalah oosit definitive.
Kromosomnya (22 + X) tersusun di dalam sebuah inti vesikuler yang dikenal sebagai pronukleus
wanita.
3. Penggiatan metabolik sel telur. Faktor penggiat diperkirakan dibawa oleh spermatozoa.
Penggiatan setelah penyatuan diperkirakan untuk mengulangi kembali peristiwa permulaan
seluler dan molekuler yang berhubungan dengan awal embriogenesis.
Sementara itu, spermatozoa bergerak maju terus hingga dekat sekali dengan pronukleus
wanita. Intinya membengkak dan membentuk pronukleus pria sedangkan ekornya terlepas dan
berdegenerasi. Secara morfologis, pronukleus wanita dan pria tidak dapat dibedakan dan sesudah
itu mereka saling rapat erat dan kehilangan selaput inti mereka. Salama masa pertumbuhan, baik
pronukleus wanita maupun pria (keduanya haploid) harus menggandakan DNA-nya. Jika tidak,
masing-masing sel dalam zigot tahap 2 sel tersebut akan mempunyai DNA separuh dari jumlah
DNA normal. Segera sesudah sintesis DNA, kromosom tersusun dalam gelendong untuk
mempersiapkan pembelahan mitosis yang normal. 23 kromosom ibu dan 23 kromosom ayah
membelah memanjang pada sentromer, dan kromatid-kromatid yang berpasangan tersebut saling
bergerak kearah kutub yang berlawanan, sehingga menyiapkan sel zigot yang masing-masing
mempunyai jumlah kromosom dan DNA yang normal. Sementara kromatid-kromatid
berpasangan bergerak kearah kutub yang berlawanan, muncullah satu alur yang dalam pada
permukaan sel, berangsur-angsur membagi sitoplasma menjadi 2 bagian.

2.4 Perkembangan Embrio


Pertumbuhan dan perkembangan embrionik adalah fase pertumbuhan dan perkembangan
makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan
terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina.

2.4.1 Morula
2.13 Morula
Morula merupakan pembelahan sel yang terjadi setelah sel berjumlah 32 sel dan berakhir
bila sel sudah menghasilkan sejumlah blastomer yang berukuran sama akan tetapi ukurannya
lebih kecil. Sel tersebut memadat untuk menjadi blastodik kecil yang membentuk dua lapisan sel.
Pada saat ini ukuran sel mulai beragam. Sel membelah secara melintang dan mulai membentuk
formasi lapisan kedua secara samar pada kutup anima. Stadium morula berakhir
apabila pembelahan sel sudah menghasilkan blastomer. Blastomer kemudian memadat menjadi
blastodisk kecil membentuk dua lapis sel.
Pada akhir pembelahan akan dihasilkan dua kelompok sel. Pertama kelompok sel-sel
utama (blastoderm), yang meliputi sel-sel formatik atau gumpalan sel-sel dalam (inner mass
cells),fungsinya membentuk tubuh embrio. Kedua adalah kelompok sel-sel pelengkap, yang
meliputi trophoblast, periblast, dan eepingu cells. Fungsinya melindungi dan menghubungi
antara embryo dengan induk atau lingkungan luas.
Tropoblast melekat pada dinding uterus. Sel-selnya memperbanyak diri dengan cepat dan
memasuki eepingum uterus pada tahap awal implantasi. Setelah 9 hari, seluruh blastokista
tertahan dalam dinding uterus. Sewaktu ini berlangsung, sel-sel yang berada disebelah bawah
dari masa sel dalam menyusun diri menjadi suatu lapisan yang disebut endoderm primer yang
akan membentuk saluran pencernaan makanan. Sel-sel sisa dari masa sel dalam
memipihmembentuk suatu eeping yaitu eeping embrio.Antara eeping embrio dantropoblast yang
menutupi timbulnya suatu rongga (rongga amnion) berisi carian.Dinding rongga yaitu amnion,
menyebar mengelilingi embrio dan dikelilingi bantalan yaitu cairan amnion.

2.4.2 Blastula

Gambar 2.14 Blastula dan Bagian-bagiannya

Blastulasi adalah proses yang menghasilkan blastula yaitu campuran sel-sel blastoderm
yang membentuk rongga penuh cairan sebagai blastocoel. Pada akhir blastulasi, sel-sel
blastoderm akan terdiri dari neural, epidermal, notochordal,mesodermal, dan endodermal yang
merupakan bakal pembentuk organ-organ.Dicirikan dua lapisan yang sangat nyata dari sel-sel
datar membentuk blastocoeldan blastodisk berada di lubang vegetal berpindah menutupi
sebagian besar kuning telur. Pada blastula sudah terdapat daerah yang berdifferensiasi
membentuk organ-organ tertentu seperti sel saluran pencernaan, notochord syaraf eksoderm,
ectoderm, mesoderm, dan endoderm.
Pada manusia, hasil pembelahan berbentuk suatu bola padat (morulla).Lapisan luar dari
blastula ini membentuk lapisan yang mengelilingi embriosebenarnya, sedangkan embrio
dibentuk dari bagian morulla (inner cells mass ataumasa sel dalam)./lapisan luar (tropoblast)
pada satu sisi masa sel dalammelepaskan diri, membentuk suatu bentuk yang mirip suatu blastula
dan struktur ini disebut sebagai blastokista embrio akan menempel dan menetap pada
dinding uterus untuk periode waktu tertentu, ditempat dimana embrio akan
mendapatkan makanan sampai dilahirkan

2.4.3 Gastrula

Gambar 2.15 Gastrula

Gastrulasi merupakan proses dimana sel-sel berkembang dan bermigrasi dalam embrio
untuk mengubah masa sel dalam tahap blastokista menjadi embrio yang berisi tiga lapisan
germinal primer. Migrasi sel-sel tersebut terjadi secara terintegrasi yang dilakukan melalui
berbagai macam gerakan-gerakan morfogenik. Hasil penting gastrulasi adalah bahwa beberapa
sel pada atau dekat permukaan blastula berpindah ke lokasi baru yang lebih dalam.hal ini akan
mentransformasikan blastula menjadi embrio berlapis tiga yang disebut dengan gastrula. Saat
blastula terimplantasi di uterus, masa sel bagian dalam membentuk cakram pipih dengan lapisan
sel bagian atas (epiblast) dan lapisan sel bagian bawah (hipoblast). Lapisan-lapisan ini homolog
dengan lapisan pada cakram embrio burung.
Seperti pada burung, embrio manusia akan berkembang secara keseluruhan dari sel-sel
epiblast, sementara sel-sel hipoblast membentuk kuning telur (yolk sac). Gastrulasi terjadi
melalui pergerakan ke arah dalam sel-sel lapisan atas melalui primitive streak untuk membentuk
mesoderm dan endoderm.

Gambar 2.16 Lapisan pada Gastrula

2.4.4 Organogenesis
Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup
(hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding
tubuh embrio pada fase gastrula.
Contohnya :
a. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen
(kulit), rambut dan alat indera.
b. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi
(testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
c. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat
respirasi seperti pulmo.

Pada mammalia, embrionya memiliki selaput embrio, yaitu amnion, korion, sakus
vitelinus, dan alantois. Selaput embrio berfungsi melindungi embrio terhadap kekeringan,
goncangan, membantu pernapasan, ekskresi, serta fungsi penting lainnya selama berada di dalam
rahim induknya.

2.5 Kembar Normal dan Kembar Siam


Kehamilan multifetus atau ganda atau kembar adalah suatu kehamilan dengan dua janin
atau embrio atau lebih dalam satu gestasi. Kehamilan dengan dua janin disebut kehamilan
kembar, tiga janin disebut triplet, empat janin disebut kuadriplet dan lima janin disebut
quintuplet.
Janin yang kembar lebih sering terjadi akibat fertilisasi dua buah ovum yang terpisah
(ovum ganda, kembar dizigot atau kembar "fraternal"). Sekitar sepertiga di antara kehamilan
kembar berasal dari ovum tunggal yang dibuahi, dan selanjutnya membagi diri menjadi dua buah
struktur serupa, masing-masing dengan kemampuan untuk berkembang menjadi ovum tunggal
tersendiri (kehamilan monozigot atau kembar "identik"). Salah satu atau kedua proses dapat
terlibat dalam pembentukan fetus dengan jumlah yang lebih besar. Faktor resiko untuk
kemungkinan terjadinya kehamilan kembar dapat dibagi menjadi secara natural dan hasil
induksi. Secara natural faktor resiko tersebut adalah riwayat keluarga yang merupakan kembar
dizigotik, ras, bertambahnya paritas dan usia maternal, dan ukuran fisik ibu. Sedangkan yang
secara induksi adalah induksi ovulasi dan fertilisasi in vitro.
Pada wanita dengan faktor risiko tertentu dapat dicurigai sebagai kehamilan kembar.
Sebagai faktbor penentu kehamilan kembar, genotip ibu jauh lebih penting daripada genotip
ayah. Kehamilan kembar lebih sering terjadi sebagai akibat fertilisasi dua ovum yang terpisah,
yang dikenal dengan kembar dizigot. Walaupun beberapa ahli mengatakan bahwa kembar dizigot
bukanlah kembar sejati oleh karena berasal dari maturasi dan fertilisasi dua buah ovum selama
siklus ovulatoir tunggal. Sedangkan sekitar sepertiga diantara kehamilan kembar berasal dari
ovum tunggal yang dibuahi, dan selanjutnya membagi diri menjadi dua buah struktur serupa,
masing-masing dengan kemampuan untuk berkembang menjadi ovum tunggal tersendiri
(kehamilan monozigot atau kembar identik).
Kembar identik atau kembar monozigot terjadi saat 1 telur yang dibuahi membelah
selama 2 minggu pertama setelah konsepsi yang akan menghasilkan bayi dengan rupa yang sama
atau bayangan cermin dimana mata, kuping, gigi, rambut, kulit dan ukuran antropologik pun
sama. Satu bayi kembar mungkin kidal dan yang lainnya kanan karena lokasi daerah motorik di
korteks serebri pada kedua bayi berlawanan. Jenis kembar monozigotik berhubungan dengan
waktu terjadinya faktor penghambat dalam segmentasi atau pembelahan, misalnya hambatan
dalam tingkat segmentasi (2-4 hari), hambatan dalam tingkat blastula (4-7 hari)serta hambatan
setelah amnion dibentuk tapi sebelum primitif streak.
Kembar identik atau kembar monozigot timbul dari pembelahan ovum yang sudah
dibuahi pada berbagai tahap perkembangan awal sebagai berikut :
1. Bila pembelahan terjadi sebelum inner cell mass terbentuk. dan lapisan luar blastokist belum
berubah menjadi korion, yaitu dalam 72 jam pertama setelah fertilisasi, maka akan terbentuk dua
embrio dengan dua amnion dan dua korion. Keadaan ini menghasilkan kehamilan kembar
monozigot dengan diamnion dan dikorion. Bisa terdapat dua plasenta yang berbeda atau satu
plasenta. Sekitar sepertiga dari kembar monozigotik memiliki 2 amnion 2 korion dan 2 plasenta
yang kadangkadang 2 plasenta tersebut menjadi satu. Keadaan ini tidak dapat dibedakan dengan
kembar dizigotik.
2. Jika pembelahan terjadi antara hari keempat dan kedelapan setelah inner cell mass dibentuk dan
sel-sel yang akan menjadi korion sudah mengalami differensiasi namun sel-sel yang akan
menjadi amnion belum, maka akan terbentuk dua buah embrio, masing-masing dalam kantong
ketuban yang terpisah. Kedua kantong ketuban akhirnya akan diseubungi oleh satu karion
bersama, sehingga terjadi kehamilan kembar identik diamnion, monokorion. Sekitar 70% kembar
indentik seperti itu cara pembelahannya.
3. Namun, jika amnion sudah terbentuk, yang terjadi sekitar hari ke 8 sesudah fertilisasi,
pembelahan akan menghasilkan dua embrio di dalam satu kantong ketuban bersama atau
mengakibatkan kehamilan kembar identik monoamnion, monokarion.
4. Bila pembelahan terjadi lebih belakangan lagi yaitu sesudah diskus embrionik terbentuk, pada
hari ke 9 sampai 12 setelah fertilisasi maka akan timbul 1 korion 1 amnion. Pembelahan
berlangsung tidak lengkap dan akan terbentuk kembar siam. Kembar siam dapat dibagi atas
beberapa jenis sesuai dengan lokasi anatomis menjadi satu bagian tubuh yakni torakopagus
(40%), sifoomfalopagus (34%), pigopagus (18%), iskiopagus (6%) dan kraniopagus (2%).

Kembar siam biasanya diklasifikasikan berdasarkan pada bagian tubuh yang menyatu
dengan penambahan akhiran pagus.5,6 Berdasarkan dari sisi tubuh dimana penyatuan terjadi,
maka secara garis besar kembar siam dibagi menjadi tiga:
1. Penyatuan dari bagian ventral, misalnya thoracopagus (menyatu dibagian dada).
2. Penyatuan dari bagian lateral, misalnya parapagus (menyatu dibagian pelvis).
3. Penyatuan dari bagian dorsal, misalnya pygopagus (menyatu dibagian bokong).

Gambar 2.17 Kembar Siam cephalothoraco omphalophagus

Pada kasus ini bayi menyatu dari bagian kepala, thorax dan abdomen. Ada satu kepala
yang menyatu dengan 2 pasang telinga (Sepasang dibagian belakang kepala, gambar 6A),
sepasang ekstremitas superior dan sepasang ekstremitas inferior. Pada literatur, disebutkan
kembar siam yang terjadi pada kepala dan thorax dapat disebut dengan janiceps. Kasus ini
berdasarkan anatomi bersatunya bagian tubuh yang menyatu maka ini adalah kembar siam
cephalothoraco omphalophagus. Placenta pada kasus ini satu placenta, dengan 2 tali pusat,
dimana salah satunya dengan insersi velamentosa, dan pada bagian umbilicus janin ada 2,
dengan letak yang bersebelahan.

2.6 Kelainan pada Embrio


Tidak semua janin dapat berkembang dengan sempurna, ada kalanya terjadi kelainan-
kelainan pada janin, Kelainan-kelainan pada janin dapat terjadi melalui tiga cara yaitu:
a. Pengaruh bahan berbahaya dari lingkungan luar selama periode awal perkembangan
b. Penerusan abnormalitas genetik dari induknya.
c. Aberasi kromosom yang terdapat pada salah satu gamet atau yang timbul pada
pembelahan pertama.

Kelainan-kelainan pada janin diantaranya adalah :


a. Teratoma
Teratoma adalah tumor yang mengandung jaringan derivat dua, tiga lapis benih. Terjadi
saat janin masih embrio. Terjadinya teratoma adalah karena embrio awal (tingkat clivage,
blastula, awal grastula) lepas dari kontrol organizer. Ia seperti tubuh yang kembar tidak seimbang
yang satu dapat tumbuh normal yang lain hanya gumpalan jaringan yang tidak utuh atau tidak
wajar. Teratoma disebut juga fetus in fetu atau bayi dalam bayi.

b. Sindrom Down
Sindrom down merupakan kelainan fisik janin dengan ciri - ciri yang khas seperti retardsi
mental, kelainan jantung bawaan, otot-otot melemah (hypotonia), leukimia, hingga gangguan
penglihatan dan pendengaran,. Kelainan ini terjadi karena kelainan pada kromosom yaitu pada
kromosom 21. Pada penderita ini memiliki tiga unting kromosom 21 (Corebima, 1997).

c. Sindrom Edward
Sindrom Edward adalah kelainan pada janin karena kromosom janin mengalami kelainan.
Kelainan ini terjadi karena kromosom 18 nya mengalami kelebihan yaitu terdapat tiga untai
kromosom 18. ciri kelaian janin ini adalah retardasi mental berat, gangguan pertumbuhan,
ukuran kepala dan pinggul kecil, kelaianan pada tangan dan kaki.

d. Sindrom Patau
Nama lain dari kelaianan janin ini adalah trisomi 13. hal ini karena terjadi kelainan pada
kromosom ke13 dari pendeita tersebut, yaitu memiliki tiga untai kromosom 13. Ciri dari kelainan
ini adalah bibir sumbing, ganggaun berat pada perkembangan otak, jantung, ginjal, tangan dan
kaki.biasanya jika gejalanya sangat berat janin akan mati setelah beberapa saat dari kelahiran.

e. Talasemia
Talasemia adalah salah satu kelainan pada janin. Talasemia ini memiliki ciri dimana
tubuh kekurangan salah satu zat pembentuk hemoglobin (Hb) sehingga penderita mengalami
anemia berat akibatnya harus transfusi darah seumur hidup.

f. Fenilketinoria
Fenilketinoria adalah gangguan metabolisme salah satu jenis asam amino pembentuk
protein yaitu fenilalanin yang menyebabkan hambatan atau radiasi mental. Kelainan ini jika
dideteksi sejak dini dapat diminimalkan dengan cara memberi asupan fenilalanin yang banyak
terdapat pada keju, susu, telur, ikan, daging, pemberian obat atau vitamin tertentu.

g. Hipotiroid Konginetal
Merupakan penyakit yang dibawa sejak janin atau bisa disebut dengan kelainan janin.
Hal ni karena tubuh tidak mampu atau hanya mampu sedikit memproduksi hormon tiroid.
Karena hormon tiroid adalah hormon petumbuhan maka jika kekurangan hormon ini maka
pertumbuhan fisik dan mental akan terganggu. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberi
suplemen tiroid sejak dini.

h. Fokomelia
Cacat pada lengan, merupakan cacat yang disebabkan oleh Thalidomide. 10 % dari
wanita hamil yang memakan obat ini periode sensitive akan melahirkan bayi cacat

i. Selosomi
Kelainan pada waktu menutupnya dinding perut. Organ-organ visceral dan terdapat di
luar rongga perut

j. Kraniorakiskisis
Kegagalan bumbung neural untuk menutup. Tidak ada rongga kepala, tidak berbentuk
lengkung vertebra.

Faktor-Faktor Penyebab Kelainan pada Janin


1. Faktor Internal
a. Faktor genetic :
Mutasi : Perubahan pada susunan nukleutida gen (DNA). Mutasi menimbulkan allel
cacat, yang mungkin dominant, kodominan atau resesif. Ada allel cacat yang rangkai kelamin
artinya diturunkan bersama-sama dengan karakter jenis kelamin. Contoh : Polydactil, hemofili
Aberasi : Perubahan pada susunan kromosom. Contoh : Sindrom Turner, Sindrom Down.

b. Faktor umur ibu


Telah diketahui bahwa mongolisme lebih sering ditemukan pada bayi-bayi yang
dilahirkan oleh ibu yang mendekati masa menopause. Di bangsal bayi baru lahir Rumah Sakit Dr
Cipto Mangunkusumo pada tahun 1975-1979, secara klinis ditemukan angka kejadian
mongolisme 1,08 per 100 kelahiran hidup dan ditemukan resiko relatif sebesar 26,93 untuk
kelompok ibu berumur 35 tahun atau lebih; angka keadaan yang ditemukan ialah 1: 5500 untuk
kelompok ibu berumur < 35 tahun, 1: 600 untuk kelompok ibu berumur 35-39 tahun, 1 : 75
untuk kelompok ibu berumur 40 - 44 tahun dan 1 : 15 untuk kelompok ibu berumur 45 tahun
atau lebih. c. Faktor hormonal Faktor hormonal diduga mempunyai hubungan pula dengan
kejadian kelainan kongenital. Bayi yang dilahirkan oleh ibu hipotiroidisme atau ibu penderita
diabetes mellitus kemungkinan untuk mengalami gangguan pertumbuhan lebih besar bila
dibandingkan dengan bayi yang normal.

2. Faktor Eksternal
a. Infeksi Cacat dapat terjadi pada janin induk yang terkena penyakit infeksi terutama oleh virus.
Contoh cacar air dan campak. Dikenal pula sitomegalovirus (CMV) yang menginveksi ibu yang
sedang hamil yang menyebabkan bayinya menjadi tuli, gangguan hati dan mental terbelakang.
b. Obat Berbagai macam obat yang diminum oleh ibu hamil dapat menimbulkan cacat pada
janinnya. Contoh obat yaitu aminopterin yang mempunyai sifat antagonis terhadap asam
folat.
c. Radiasi Ibu hamil yang diradiasi sinar x akan melahirkan bayi cacat pada otak. Ini
disebabkan karena mineral radioaktif tanah sekeliling berhubungan erat dengan lahoir cacat
bayi di daerah yang bersangkutan.
d. Defisiensi Ibu yang defisiensi vitamin atau hormone dapat menimbulkan cacat pada janin.
Contohnya devisiensi vit. A akan menimbulkan cacat mata.
e. Emosi Sumbing dan Labio palatosciziz (ada celah di langit – langit mulut), kalau terjadi
pada minggu ke-7 sampai ke 10 kehamilan orang, dapat disebabkan emosi ibu. Emosi itu
mungkkin lewat system hormone. Stress psikis ibu membuat cortex adrenal hyperactive,
sehingga penggetahan hydrocortisone tinggi, hormone ini, dapat menginduksi terjadinya langit-
langit pecah. Pengaruh emosi itu mungkin juga lewat otak dulu, terus ke hypothalamus, dan ini
merangsang penggetahan adrenocoriticotropin dari hipofisa, yang akan mendorong korteks
adrenal menggetahkan hormon tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Organ reprroduksi jantan terdiri atas penis, yang merupakan organ reproduksi eksternal
yang berfungsi dalam senggama untuk mengantarkan sperma ke dalam tubuh wanita. Organ
repduksi lainnya adalah skrotum, testis, epididimis, vas deferens, urethra.
Organ reproduksi wanita terdiri dari organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
Organ reproduksi dalam wanita terdiri dari ovarium dan saluran reproduksi (saluran kelamin).
Saluran reproduksi (saluran kelamin) terdiri dari oviduk, uterus dan vagina. Sedangkan organ
reproduksi luar pada wanita berupa vulva.
Gametogenesis adalah suatu proses yang mengubah plasma germinal menjadi sel-sel
kelamin yang sangat terspesialisasi sehingga mampu melakukan fertilisasi untuk kemudian
menjadi individu baru, yang terdiri atas oogenesis dan spermatogenesis.
Fertilisasi merupakan proses peleburan dua gamet, antara gamet jantan dan gamet betina.
Beberapa fase dalam fertlisisasi adalah penembusan corona radiata, penembusan zona pellusida,
dan terakhir adalah penyautuan ovum dan sel sperma.
Adapun tahapan perkembangan embrio setelah fertilisasi adalah :
Morula – Blastula – Gastrula –Fetus
Kembar adalah suatu kehamilan dengan dua janin atau embrio atau lebih dalam satu
gestasi. Janin yang kembar lebih sering terjadi akibat fertilisasi dua buah ovum yang terpisah
(ovum ganda, kembar dizigot atau kembar "fraternal"). Sekitar sepertiga di antara kehamilan
kembar berasal dari ovum tunggal yang dibuahi, dan selanjutnya membagi diri menjadi dua buah
struktur serupa, masing-masing dengan kemampuan untuk berkembang menjadi ovum tunggal
tersendiri. Apabila pembelahan berlangsung tidak lengkap dan akan terbentuk kembar siam.
Kembar siam dapat dibagi atas beberapa jenis sesuai dengan lokasi anatomis menjadi satu bagian
tubuh yakni torakopagus (40%), sifoomfalopagus (34%), pigopagus (18%), iskiopagus (6%) dan
kraniopagus (2%).
Beberapa kelainan pada janin yakni : Teratoma, Sindrom Down, Sindrom Edward,
Sindrom Patau, Talasemia, Fenilketinoria, Hipotiroid konginetal, Fokomelia, Selosomi dan
Kraniorakiskisis.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Embriologi. Medan : Universitas Sumatera Utara


Kurniawan, Harry. 2010. Bayi Kembar Siam Cephalothoraco Omphalophagus. Denpasar : Fakultas
Kedokteran Udayana
Sagi, Mammed. 1999. Embriologi dalam Model Biologi Terapan. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada
Tim Dosen. 2013. Perkembangan Hewan. Medan : FMIPA Unimed
Yudiarti, Turrini, dkk. 2004. Buku Ajar Biologi. Semarang : Universitas Diponegoro

Embriologi Manusia dan Sistem Reproduksi


Socialize It → Tweet 0

MAKALAH

Embriologi Manusia dan Sistem Reproduksi


Disusun Oleh :

1. Indah Puspa Pratiwi


2. Yuliyanita
3. Rima Wulandari
4. Eneng Firasati Lailiya
5. Widya Marwah
6. Lisnawati
7. Elya Nuraeni
8. Nurmalia
9. Aida Fitria Qisti

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI

Jalan Babakan Sirna No. 25 Kota Sukabumi

2013

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat berkat dan
rahmatnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini
terdiri dari pokok pembahasan mengenai konsep dasar “Embriologi Manusia dan
Sistem Reproduksi”. Setiap pembahasan di bahas secara sederhana sehingga
mudah dimengerti.

Makalah ini membahas tentang pengertian embriologi, teori tentang


embriologi, tahapan embrio, reproduksi pria dan wanita, proses pembentukan
ovum dan sperma, dan penyakit yang menyerang sistem reproduksi.

Kami sadar, sebagai mahasiswi yang masih dalam proses pembelajaran,


penulisan dalam makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan
makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Sukabumi, 20 September 2013

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
Judul ................................................................................................................ 1
Kata
Pengantar ...............................................................................................................
. 2

Daftar
Isi ..........................................................................................................................
3

BAB I
Pendahuluan..............................................................................................................4

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................


4
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................
5
1.3 Maksud dan Tujuan..................................................................................................5

BAB II
Pembahasan............................................................................................................... 6

2.1 Pengertian Embriologi ...................................................................................


6

2.2 Teori Tentang Embriologi ..................................................................................


6

2.3 Tahapan
Embriologi ........................................................................................... 9

2.4 Kelainan Pada


Embrio ........................................................................................ 13

2.5 Pengertian Sistem


Reproduksi ............................................................................ 14

2.6 Reproduksi Pria Dan Pembentukan


Sperma ....................................................... 14

2.7 Reproduksi Wanita Dan Pembentukan Ovum ....................................................


18
2.8 Penyakit Pada Sistem
Reproduksi ...................................................................... 22

BAB III
Penutup...................................................................................................................24

3.1 Kesimpulan dan


Saran ........................................................................................ 24

Daftar
Pustaka ..................................................................................................................
25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu ciri makhluk hidup adalah memiliki kemampuan untuk melakukan
reproduksi atau berkembang biak. Reproduksi adalah upaya makhluk hidup untuk
mempertahankan kelestarian jenisnya.
Pada manusia, alat dan sistem reproduksinya telah berkembang sedemikian
kompleks dan sempurna. Pada reproduksi manusia, pria akan menghasilkan
sperma dan wanita akan menghasilkan ovum. Jika sperma dan ovum bertemu akan
terjadi fertilisasai atau pembuahan. Dari pembuahan tersebut akan terbentuk satu
sel yang di sebut zigot yang akan terus membelah menjadi embrio dan akhirnya
menjadi individu baru.

Terjadinya peleburan sperma dan ovum untuk dapat berlangsungya proses


pembiakan bukanlah akhir proses reproduksi seksual namun sebenarnya
merupakan permulaan serangkaian perubahan yag dikerjakan dengan seksama
dan teratur rapi yang akhirnya menghasilkan spesies yang dewasa. Istilah
perkembangan digunakan untuk menjelaskan perubahan–perubahan ini. Walau
pola yang sebenarnya dari perkembangan tersebut beragam antara spesies-
spesies
maka biasanya dapat dibedakan tahapan-tahapan berikut, 1.Pembelahan
(Cleavage) selama tahapan perkembangan ini nukleus zigot menjalani
serangkaian pembelahan mitotik. Nukleus anak yang dihasilkan biasanya
dipisahkan dalam sel- sel terpisah yang berasal dari sitoplasma zigotnya. Selama
tahapan ini tidak ada atau hanya sedikit pertumbuhan. 2.Morfogenesis. Selama
tahapan ini sejumlah sel-sel yang dihasilkan terus membelah diri, bergerak-gerak
dan menata dirinya menjadi lapisan-lapisan dan kumpulan yang berbeda.
Akibatnya terbentuklah pola. Perkembangan pola inilah yang disebut morfogenesis.
3.Diferensiasi. Akan tetapi, tidak lama kemudian sel-sel embrio yang sedang
berkembang itu mulai mengambil bentuk struktur dan fungsi khusus yang akan
dipunyainya pada saat menjadi dewasa. Proses ini disebut diferensiasi. Sel-sel
yang terdeferensiasi itu tersusun menjadi jaringan, jaringan menjadi organ dan
organ menjadi sistem.

Organisme yang melalui tiga tahapan diatas disebut embrio. Dan lingkup
ilmu yang mempelajari tahapan diatas disebut embriologi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dan teori tentang embriologi?

2. Bagaimana tahapan embrio?

3. Sebutkan organ reproduksi pada manusia?

4. Bagaimana proses pembentukan sperma dan ovum?

5. Apa sajakah penyakit tentang sistem reproduksi?

1.3 Tujuan

1. Dapat mengetahui pengertian dan tahapan embrio

2. Mengetahui manfaat embriologi

3. Dapat mengidentifikasi struktur dan fungsi sistem reproduksi laki-laki dan wanita

4. Menjelaskan proses pembentukan sperma dan ovum serta peristiwa ovulasi


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Embriologi

Embriologi ialah ilmu tentang embrio. Embrio atau mudigah ialah makhluk
yang sedang dalam tingkat tumbuh dalam kandungan. Kandungan itu berada dalam
tubuh induk (dalam rahim) atau di luar tubuh induk (dalam telur). Tumbuh, ialah
perubahan dari bentuk sederhana dan muda sampai jadi bentuk kompleks dan
dewasa. Makhluk yang asalnya terdiri dari satu sel dan hidupnya tergantung kepada
parent menjadi makhluk yang terdiri dari banyak sel yang tersusun atas berbagai
jaringan dan alat yang kompleks, dan yang dapat berdiri sendiri dan sanggup
bereproduksi. Jadi Embriologi ialah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang
mengkaji perkembangan embrio (janin).

Ada 2 fase utama pertumbuhan, yaitu prenatal dan postnatal. Prenatal


adalah pertumbuhan sejak telur matang dan dibuahi sampai lahir, sedangkan
postnatal adalah pertumbuhan sejak lahir sampai dewasa. Gabungan pertumbuhan
pre- dan post- disebut ontogeny, sedang fase prenatal diliputi oleh ilmu
Embriologi.

2.2 Teori Tentang Embriologi

Teori pertumbuhan ada 2 yaitu:

1. Teori preformasi

Berbagai embrio sudah ada dalam telur telah dan terbentuk sempurna,
sebagai miniatur yang terkandung dalam biji. Teori ini diperkenalkan Marcello
Malpighi (1628 – 1694). Teorinya itu dimuat berupa karangan dimajalah
“Proceeding” yang diterbitkan oleh The Royal Society of London, dengan judul :
“De Ovo Incubato” (perkembangan embrio ayam). Katanya setiap organ dalam
embrio ayam itu sudah terbentuk sempurna dalam telur yang sudah dibuahi.

Ada dua aliran kemudian tumbuh dari teori preformasi ini, yaitu:

a. Aliran ovulisme

Aliran ini berpendapat bahwa pada ovum terkandung alat-alat dalam bentuk
mini, sedangkan spermatozoa itu hanya untuk merangsang pertumbuhan embrio.

b. Aliran animalculisme.

Aliran ini berpendapat bahwa pada spermatozoon terkandung alat mini, dan
tubuh wanita hanyalah sebagai tempat tumbuh.

Terlepas dari kedua aliran di atas, sesungguhnya Aristoteles (384 – 322


Sebelum Masehi), dalam dua bukunya berjudul “De Generatione Animalium” dan
“De Historia Animalium” sudah lebih maju dari Malpighi dan agak memenuhi teori
modern. Dari pengamatannya terhadap embrio ayam juga, Aristoteles menarik
kesimpulan, bahwa pada embrio sudah ada jantung dan pembuluh darah; tapi
belum ada alat-alat lain seperti paru-paru. Alat-alat ini tumbuh kemudian.

2. Teori Epigenesis

Teori ini menyatakan, bahwa dalam telur tidak ada miniatur alat-alat.
Alat-alat itu tumbuh secara berangsur. Yang memperkenalkan teori ini ialah Caspar
Friedrich Wolff (1733 – 1794) Ia mendasarkan teorinya kepada penelitian
embriologi. Katanya teori preformasi tak bisa diakui, karena terbukti usus ayam
tidak terbentuk berupa tabung yang sudah jadi, tapi mula-mula berupa lipatan dari
lapisan gepeng yang masih suatu jaringan pada awal pengeraman. Ia menulis
teorinya dalam bukunya yang berjudul “Theoria Generationis”

3. Ayat- ayat dari Al Qur’an

a. Surah Shad ayat 71

Artinya : “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat:


"Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah".

b. Surah Al Hajj ayat 5

Artinya :“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur),
Maka (ketahuilah) Sesungguhnya kami Telah menjadikan kamu dari tanah,
Kemudian dari setetes mani, Kemudian dari segumpal darah, Kemudian dari
segumpal daging yang Sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami
jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki
sampai waktu yang sudah ditentukan, Kemudian kami keluarkan kamu sebagai
bayi, Kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan,
dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang
dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun
yang dahulunya Telah diketahuinya. dan kamu lihat bumi Ini kering, Kemudian
apabila Telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan
menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.”

c. Surah Az Zumar ayat 6

Artinya : “Dia menciptakan kamu dari seorang diri Kemudian dia jadikan
daripadanya isterinya dan dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang
berpasangan dari binatang ternak. dia menjadikan kamu dalam perut ibumu
kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan[1306]. yang (berbuat) demikian itu
adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. tidak ada Tuhan
selain Dia; Maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?”

d. Surah Al Mu’minun ayat 12-14

Artinya : “Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah.Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim).Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus
dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik”

e. Surah Al Insan ayat 2

Artinya :”Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari setetes mani yang
bercampur[1535] yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan),
Karena itu kami jadikan dia mendengar dan Melihat”.

Dari kelima ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penciptaan manusia
berasal dari setetes mani yang berisi sperma yang kemudian membuahi ovum.
Ketika sperma bergabung dengan sel telur intisari bayi yang akan lahir terbentuk.
Sel tunggal yang dikenal sebagai “zigot” akan segera berkembang biak dengan
membelah diri hingga akhirnya menjadi “segumpal daging”. Dan dalam Al qur’an
disebutkan, mulanya tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah otot
yang membungkus tulang-tulang ini. Kemudian terbentuklah seorang manusia.
Singkatnya, tahap-tahap pembentukan manusia sebagaimana digambarkan dalam
Al Qur’an, benar-benar sesuai dengan penemuan embriologi modern.

2.3 Tahapan Embriologi

Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk


hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai
dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Tahap awal
perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel
sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi.

Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote
dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju
pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio. Fase embrionik terbagi menjadi 3
fase, yaitu:
1. Fase Murola

Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel
terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.
Morulasi yaitu proses terbentuknya morula. Dalam fase ini zigot membelah secara
mitosis berturut-turut sehingga menjadi 2, 4, 8, 16 dan akhirnya 32 buah sel.
2. Fase Blastula

Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami


pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan
mengadakan pelekukan yang tidak beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel
yang disebut dengan Blastosoel.Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula. Pada
fase blastulla ditandainya dengan terjadinya pembentukan rongga tubuh dan
jaringannya.
3. Fase Gastula

Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya


sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga
tubuh. Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan
hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya.
Pada fase ini terjadi pembentukan 3 lapisan pada dinding rahim, yaitu ektoderm,
mesoderm, dan endoderm.

Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai tiga lapisan dinding tubuh


embrio, berupa ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan
tingkat tinggi seperti Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua
Vertebrata. Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh
embrio, berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah
seperti Porifera dan Coelenterata.Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.

Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk


hidup. Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh
embrio pada fase gastrula.
1. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak
(sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera.
2. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon),
alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi
seperti ren.
3. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan,
kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo

Ciri Tahap Perkembangan Embrio

Pada bulan pertama (minggu ke-4) perkembangan embrio manusia ditandai


dengan alat-alat tubuh yang cukup penting telah mulai terbentuk dan sudah mulai
berfungsi walaupun belum sempurna. Kaki dan tangan belum terbentuk pada bulan
pertama usia kehamilan. Demikian pula otak janin masih berupa gumpalan darah.
Panjang embrio pada usia kandungan satu bulan sekitar 2.5 sampai 6 mm.

Berikutnya, pada bulan kedua terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm,


mesoderm dan endoderm embrio yang telah terbentuk kaki dan tangan, alat-alat
kelamin bagian dalam, rangka yang masih berupa tulang rawan, alat-alat bagian
muka dan beberapa alat penting yang lain. Panjang embrio pada usia kandungan
2 bulan adalah antara 25 sampai 40 mm.

Pada bulan ketiga usia kehamilanan, hampir seluruh alat tubuh secara
lengkap telah terbentuk, termasuk alat kelamin luar. Panjang janin pada fase ini
sekitar 70 sampai 100 mm dan dapat dibedakan antara janin laki-laki atau
perempuan. Lalu pada bulan keempat kehamilan seorang wanita, kondisi janin
mulai terbentuk kulit, rambut, kelenjar keringat dan kelopak mata. Gerakan janin
sudah terasa oleh ibunya. Panjang janin saat itu sekitar 145 mm.

Sejak minggu ke-12 usia kehamilan seorang wanita, janin hanya


mengalami pertumbuhan ke arah membesar dan memanjang hingga menjelang
kelahirannya. Pada akhir trimester pertama, plasenta berkembang untuk
menyediakan oksigen, nutrisi dan pembuangan sampah bayi. Kelopak mata bayi
merapat untuk melindungi mata yang sedang berkembang. Janin mencapai
panjang 76 mm dan beratnya 19 gram.Kepala bayi membesar dengan lebih
cepat daripada yang lain. Badannya juga semakin membesar untuk mengejar
pembesaran kepala.

Minggu ke-24, paru-paru mulai mengambil oksigen meski bayi masih


menerima oksigen dari plasenta. Untuk persiapan hidup di luar rahim, paru-paru
bayi mulai menghasilkan surfaktan yang menjaga kantung udara tetap
mengembang. Kulit bayi mulai menebal.

Minggu ke-25, bayi cegukan. Ini tandanya ia sedang latihan bernafas. Ia


menghirup dan mengeluarkan air ketuban. Jika air ketuban yang tertelan terlalu
banyak, ia akan cegukan. Tulang bayi semakin mengeras dan bayi menjadi bayi
yang semakin kuat. Saluran darah di paru-paru bayi sudah semakin berkembang.
Garis disekitar mulut bayi sudah mulai membentuk dan fungsi menelan sudah
semakin membaik. Indera penciuman bayi sudah semakin membaik karena di
minggu ini bagian hidung bayi (nostrils) sudah mulai berfungsi. Berat bayi sudah
mencapai 650-670 gram dengan tinggi badan 34-37 cm.

Minggu ke-26, bayi sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina
matanya telah mulai terbentuk. Aktifitas otaknya yang berkaitan dengan
pendengarannya dan pengelihatannya sudah berfungsi, bunda dapat memulai
memperdengarkan lagu yang ringan dan mencoba untuk memberi cahaya lebih
disekitar perut, mungkin bunda akan merasakan anggukan kepala si kecil. Berat
badan bayi sudah mencapai 750-780gram, sedangkan tingginya 35-38 cm.
Minggu pertama trimester ketiga (Minggu ke-27), paru-paru, hati dan sistem
kekebalan tubuh masih harus dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan, memiliki
peluang 85% untuk bertahan. Indra perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai
mengisap ibu jari dan menelan air ketuban yang mengelilinginya. Berat umum bayi
870-890 gram dengan tinggi badan 36-38 cm.

Minggu ke-28 beratnya 1100 gram dan panjangnya 25 cm. Otak bayi semakin
berkembang dan meluas. Lapisan lemak pun semakin berkembang dan rambutnya
terus tumbuh. Lemak dalam badan mulai bertambah. Walaupun gerakan bayi sudah
mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah
mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya
sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia
terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup.

Minggu ke-29 kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon seperti


androgen dan estrogen. Hormon ini akan menyetimulasi hormon prolaktin di dalam
tubuh ibu sehingga membuat kolostrum (air susu yang pertama kali keluar saat
menyusui). Sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa mengidentifikasi
perubahan suara, cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa
mengendalikan nafas dan mengatur suhu badan dari bayi. Postur dari bayi sudah
semakin sempurna sebagai seorang manusia, berat badannya 1100-1200 gram,
dengan tinggi badan 37-39 cm.

Minggu ke-30 lemak dan berat badan bayi terus bertambah sehingga bobot
bayi sekarang sekitar 1400 gram dan panjangnya 27 cm. Karena ia semakin besar,
gerakannya semakin terasa. Mata indah bayi sudah mulai bergerak dari satu sisi ke
sisi yang lain dan dia sudah mulai belajar untuk membuka dan menutup matanya.
Saat ini waktu yang terbaik bagi bunda untuk menyenteri perut dan menggerak-
gerakan senter tersebut maka mata bayi sudah bisa mengikuti ke arah mana senter
tersebut bersinar.cairan ketuban (amniotic fluid) di rahim bunda semakin berkurang.
Kini si kecil pun sudah mulai memproduksi air mata. Berat badan bayi 1510-1550
gram, dengan tinggi 39-40 cm.

Minggu ke-31, plasenta masih memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi.


Aliran darah di plasenta memungkinkan bayi menghasilkan air seni. Ia
berkemih hampir sebanyak 500 ml sehari di dalam air ketuban. Perkembangan
fisik bayi sudah mulai melambat pada fase ini, hanya berat badan bayilah yang
akan bertambah. Selain itu lapisan lemak akan semakin bertambah dibawah
jaringan kulitnya. Tulang pada tubuh bayi sudah mulai mengeras, berkembang
dan mulai memadat dengan zat-zat penting seperti kalsium, zat besi, fosfor.
Berkebalikan dengan perkembangan fisiknya, pada fase ini perkembangan
otaknyalah yang berkembang dengan sangat pesat dengan menghasilkan
bermilyar sel. Apabila diperdengarkan musik, bayi akan bergerak. Berat badan
bayi 1550-1560 gram dengan tinggi 41-43 cm.

Minggu ke-32, jari tangan dan kaki telah tumbuh sempurna, begitu pula
dengan bulu mata, alis dan rambut di kepala bayi yang semakin jelas. Lanugo yang
menutupi tubuh bayi mulai rontok tetapi sebagian masih ada di bahu dan punggung
saat dilahirkan. Dengan berat 1800 gram dan panjang 29 cm, kemampuan untuk
bertahan hidup di luar rahim sudah lebih baik apabila di dilahirkan pada minggu ini.
Kulit bayi semakin merah, kelopak matanya juga telah terbuka dan system
pendengaran telah terbentuk dengan sempurna. Kuku dari jari mungil tangan dan
kaki si kecil sudah lengkap dan sempurna. Rambutnya pun semakin banyak dan
semakin panjang. Bayi sudah mulai bisa bermimpi,

Minggu ke-33, bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan
ibunya. Otak bayi semakin pesat berkembang. Pada saat ini juga otak bayi sudah
mulai bisa berkoordinasi antara lain, bayi sudah menghisap jempolnya dan sudah
bisa menelan. Walaupun tulang-tulang bayi sudah semakin mengeras tetapi otot-
otot bayi belum benar-benar bersatu. Berat badan bayi 1800-1900 gram, dengan
tinggi badan sekitar 43-45 cm.
Minggu ke-34, bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka dan
menutup mata apabila mengantuk dan tidur, bayi juga sudah mulai mengedipkan
matanya. Tubuh bunda sedang mengirimkan antibodi melalui darah bunda ke dalam
darah bayi yang berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuhnya dan proses ini akan
tetap terus berlangsung bahkan lebih rinci pada saat bunda mulai menyusui.

Minggu ke-35, pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak


dari tubuh bayi sudah mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan
lemak ini berfungsi untuk memberikan kehangatan pada tubuhnya. Apabila bayi
bunda laki-laki maka di bulan ini testisnya telah sempurna. Berat badan bayi 2300-
2350 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-47 cm.

Minggu ke-36, kulit bayi sudah semakin halus dan sudah menjadi kulit bayi.
Lapisan lemak sudah mulai mengisi bagian lengan dan betis dari bayi. Ginjal dari
bayi sudah bekerja dengan baik dan livernya pun telah memproduksi kotoran.
Saat ini paru-paru bayi sudah bekerja baik bahkan sudah siap bertemu dengan
mama dan papa. Berat badan bayi 2400-2450 gram, dengan tinggi badan 47-48
cm

Minggu ke-37, kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin
membulat dan kulitnya menjadi merah jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat
dan bertambah 5cm. Kuku terbentuk dengan sempurna. Bayi sudah bisa melihat
adanya cahaya diluar rahim. Bayi sedang belajar untuk melakukan pernafasan
walaupun pernafasannya masih dilakukan di dalam air. Berat badan bayi di
minggu ini 2700-2800 gram, dengan tinggi 48-49 cm
Minggu ke-38 hingga minggu ke-40, proses pembentukan telah berakhir dan
bayi siap dilahirkan. Secara normal, lama masa kandungan manusia adalah 9
bulan lebih 10 hari. Pada waktu bayi lahir, ia segera bernafas dengan paru-paru
sehingga aliran darah dari plasenta terhenti. Pernafasan tersebut biasanya diawali
dengan tangisan.

2.4 Kelainan Pada Embrio


Kelainan Perkembangan Embrio
Pada saat proses perkembangan embrio juga sering terdapat kelainan yang
disebut kelainan perkembangan. Orang yang memiliki kelainan biasanya akan
terlihat sejak lahir sehingga disebut juga kelainan bawaan atau anomaly congenital
ataupun malformasi congenital.
a). Definisi Malformasi congenital adalah abnormalitas (kelainan) anatomi
pada waktu di lahirkan.
b). Definisi Aneuploidi yaitu berkurang atau bertambahnya jumlah kromosom
dari 46, yaitu hipodiplodi (biasanya 45) atau hiperdiplodi (biasanya 47-49).
c). Definisi Poliplodi yaitu perubahan jumlah kromosom yang kelipatan dari N.
B. Kelainan Struktur Kromosom
Kebanyakan kelainan struktur kromosom di sebabkan factor lingkungan seperti oleh
radiasi, bahan kimia, virus. Berbagai kelainan yang dikenal sebagai berikut:
a) Kromosom cincin tipe lain dari dilesi yaitu jedua ujung kromosom yang
berlawanan patah, dan ujung-ujung yang tersisa bersatu dan membentuk
cincin.
b) Mosaik terjadi bila pada seseorang di dalam tubuhnya mengandung
berbagai campuran kariotip baik autosom maupun kromosom seks.
c) Malformasi disebabkan mutasi gen di perkiraan 10-15% malformasi
kongenital disebabkan adanya gen-gen mutan (Nelson, 1969). Walaupun banyak
gen yang mengalalmi mutasi, kebanyakan gen ini tidak menyebabkan kelainan
kongenita, seperti misalnya fenilketonuria, yang bersifat di turunkan secara
resesif autosom.

Kelainan juga dapat terjadi pada umumnya oleh karena terjadi kelainan pada
pembentukan selaput atau kantung embrio. Bila pemisahan discus embrio
(blastodisk) tidak sempurna atau masih muda ada bagian yang bersatu, yang
kemudian berkembang lebih lanjut menjadi kembar melekat atau dikenal pula
sebagai kembar siam.

2.5 Pengertian Sistem Reproduksi

Sistem reproduksi adalah sekelompok struktur terorganisir yang


memungkinkan penciptaan, atau reproduksi, kehidupan baru bagi kelanjutan
spesies. Reproduksi manusia adalah seksual, yang berarti bahwa baik laki-laki dan
seorang perempuan memberikan kontribusi materi genetik dalam pembentukan
individu baru. Selama pubertas, biasanya terjadi antara usia sembilan dan empat
belas, sistem reproduksi
dari kedua jenis kelamin dewasa. Ovarium melepaskan sel telur dari perempuan
(sel kelamin perempuan) dan testis laki-laki memproduksi sperma (sel kelamin laki-
laki). Reproduksi terjadi ketika sperma bertemu dengan telur, proses yang disebut
pembuahan

2.6 Reproduksi Pria dan Pembentukan Sperma

Pria memiliki serangkaian alat reproduksi dan di dalam alat ini berlangsung pula
proses pembentukan sperma. Dalam proses pembentukan sperma tidak lepas dari
peran hormon-hormon seksual.
A. Alat Reproduksi Pria

Alat reproduksi pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat kelamin bagian luar dan
alat kelamin bagian dalam. Alat kelamin bagian luarterdiri atas penis dan skrotum.
Di dalam skrotum terdapat testis yang merupakan alat kelamin bagian dalam dan
tidak tampak dari luar.

Penis berfungsi sebagai alat koitus (persetubuhan). Pada alat ini terdapat
saluran ejakulasi yang berperan menyemprotkan semen hingga masuk dalam
uretra dan disalurkan ke luar. Saluran uretra juga berfungsi menyalurkan urine dan
dikeluarkan melalui lubang kecil di ujung penis.

Pada saat ejakulasi, otot yang terdapat pada tempat keluarnya urine menutup
sehingga urine tidak keluar bersama semen.

Skrotum merupakan kulit luar pembungkus testis. Skrotum berfungsi menjaga


temperatur testis saat pembentukan sperma. Apabila temperatur terlalu tinggi,
skrotum akan mengendor dan apabila temperatur menurun, skrotum mengerut.

Di dalam testis terdapat saluran halus yang merupakan tempat pembentukan


sperma, disebut tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari
jaringan epitelium dan jaringan ikat. Di dalam jaringan epitelium terdapat sel induk
spermatozoa (spermatogen) dan sel sertoli. Sel sertoli berfungsi memberi nutrisi
pada sperma. Di antara tubulus seminiferus terdapat sel-sel interstisiil yang
menghasilkan hormon testosteron dan hormon kelamin jantan lainnya.
B. Proses Pembentukan Sperma

Pembentukan sperma berlangsung di dalam testis. Proses pembentukan atau


pemasakan sperma ini disebut spermatogenesis.

Spermatogenesis berawal dari sel spermatogonia yang terdapat pada dinding


tubulus seminiferus. Setiap spermatogonia yang mengandung 23 pasang
kromosom, mengalami pembelahan mitosis menghasilkan spermatosit primer yang
juga mengandung 23 pasang kromosom. Spermatosit primer ini kemudian
mengalami pembelahan meiosis pertama menghasilkan 2 spermatosit sekunder
yang haploid. Kemudian tiap spermatosit sekunder membelah lagi secara meiosis
(meiosis kedua) menghasilkan 2 spermatid yang juga haploid. Spermatid kemudian
berdiferensiasi menjadi sperma yang telah masak. Sperma ini bersifat haploid.

Sperma yang telah masak mempunyai sifat motil, karena sperma dilengkapi
mikrotubulus. Sperma yang matang ini mempunyai tiga bagian, yaitu bagian
kepala, bagian tengah (mid piece), dan bagian ekor.
1) Bagian kepala mengandung inti sel (nukleus) yang haploid dan bagian
ujungnya mengandung akrosom yang berisi enzim hialuronidase dan
proteinase yang berperan membantu menembus lapisan yang melindungi sel
telur.
2) Bagian tengah mengandung mitokondria yang berperan dalam
pembentukan energi yang digunakan untuk pergerakan ekor sperma.

3) Bagian ekor, sebagai alat gerak sperma agar dapat mencapai ovum

Produksi sperma dipengaruhi hormon Follicle Stimulating Hormon (FSH)


dan Luteinizing Hormon (LH). Produksi sperma bersamaan dengan produksi
hormon testosteron. Hormon inilah yang mengendalikan produksi FSH dan LH.

Hormon yang Dihasilkan Oleh Kelenjar Endokrin

Kelenjar Endokrin Jaringan Fungsi


dan Hormon-Hormon yang
yang Dihasilkan Dituju
Hipotalamus

- Hormon gonadotropin HipofisiMs erMerangsang pengeluaran FSH


(Follicle anterior Stimulating Hormone),LH
(LuteinizingHormone), dan hormon
tumbuh (GrowthHormone).

Hipofisis anterior

a) FSH Testis MeMerangsang sel-sel sertoli pada tubulus


seminiferus pada testis untuk mengubah
sel- sel spermatid menjadi sperma (proses
spermatogenesis).

b) LH Testis Merangsang sel-sel leydig (sel-sel


interstisiil) untuk menghasilkan testosteron.

c) Hormon tumbuh Testis MeMemacu agar memulai pembelahan


spermatogonia.

Testis

- Testosteron Seluruh Pada janin merangsang perkembangan


tubuh organ seks primer.

Masa pubertas mempengaruhi pertumbuhan


alat reproduksi dan ciri-ciri kelamin
sekunder(suara, kejantanan, pertumbuhan
rambut, dan kematangan seksual).

Dewasa berperan dalam memelihara ciri-


ciri kelamin sekunder dan mendorong
terjadinya spermatogenesis.

Seorang pria mulai memproduksi sperma apabila testisnya telah menghasilkan


hormon testosteron. Hormon inilah yang akan memacu testis untuk memproduksi
sperma. Dimulainya produksi hormon testosteron menandakan pria tersebut
mengalami pubertas. Pubertas ditandai dengan munculnya ciri-ciri sekunder pada
pria. Seperti pada wajah tumbuh kumis, jambang, tumbuh rambut di ketiak dan di
sekitar alat kelamin.

Selain fisik, pubertas juga mempengaruhi psikologi seorang pria. Secara


psikologis seorang pria menunjukkan sifat-sifat maskulin, di antaranya mempunyai
kecenderungan untuk melindungi, cenderung berpikir logis, tidak mengedepankan
perasaan, cenderung cuek, dan cenderung diam dan menarik diri dari lingkungan
apabila sedang menghadapi masalah.

Secara biologis seorang pria yang telah puber akan mengalami "mimpi basah".
Mimpi basah dapat terjadi karena pria memproduksi sperma setiap harinya. Sperma
ini tidak harus selalu dikeluarkan, sebagian sperma akan diserap oleh tubuh dan
dikeluarkan melalui cairan keringat, kotoran cair, dan kotoran padat. Sperma bisa
dikeluarkan melalui proses yang disebut ejakulasi, yaitu keluarnya sperma melalui
penis. Ejakulasi terjadi secara alami (tidak disadari oleh remaja pria) melalui mimpi
basah.

Seorang pria yang telah pubertas harus mampu memelihara kesehatan dengan
menjaga kebersihan pribadi dan alat reproduksinya. Demikian juga secara religius
seorang yang sudah mengalami pubertas harus semakin meningkatkan
pemahaman agamanya serta mendekatkan diri kepada Tuhan agar tidak terjerumus
kepada pergaulan bebas yang akan merugikan masa depannya.

2.7 Reproduksi Wanita dan Pembentukan Ovum

Sistem reproduksi wanita tersusun atas serangkaian alat reproduksi yang juga
menjadi tempat berlangsungnya pembentukan ovum, fertilisasi, kehamilan, dan
persalinan. Simak materi berikut untuk memahami lebih lanjut.

A. Alat Reproduksi Wanita

Seperti halnya pria, alat reproduksi wanita terdiri atas alat kelamin luar dan alat
kelamin dalam. Bagian luar alat kelamin terdiri atas labia mayora yang merupakan
bibir luar vagina berukuran besar tampak tebal berlapis lemak. Pertemuan antara
kedua labia mayora dibagian atas disebut mons veneris. Di dalam labia mayora
terdapat tonjolan kecil yang disebut klitoris. Sebelah dalam labia mayora terdapat
labia minora yang merupakan lipatan kulit yang halus, tipis, dan tidak dilapisi
lemak. Tepat di bawah klitoris terdapat orificium urethrae yang merupakan muara
saluran kencing. Di bawah saluran kencing ini terdapat himen (selaput dara) yang
mengelilingi lubang masuk ke vagina.

Alat kelamin wanita bagian dalam terdiri atas ovarium (indung telur),
oviduk (tuba fallopii), rahim (uterus), dan vagina. Ovarium berjumlah
sepasang yang terletak di rongga perut kanan dan kiri. Di dalam ovarium
terdapat folikel-folikel. Tiap folikel terdapat satu sel telur. Folikel ini berfungsi
menyediakan nutrisi dan melindungi perkembangan sel telur.

Oviduk merupakan saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim


(uterus). Saluran ini berjumlah sepasang. Ujungnya berbentuk corong berjumbai-
jumbai (fimbriae) yang berfungsi menangkap ovum. Setelah ovum ditangkap oleh
fimbriae, kemudian diangkut oleh tuba fallopii (bagian oviduk yang menyempit)
dengan gerak peristaltik sepanjang dinding tuba yang bersilia menuju uterus.

Uterus merupakan ruangan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.


Uterus hanya terdiri atas satu ruang (simpleks) yang berotot tebal. Pada wanita
yang belum pernah melahirkan, ukuran uterus biasanya memiliki panjang 7 cm dan
lebar 4-5 cm. Uterus bagian bawah menyempit disebut serviks uteri, sedangkan
bagian tengah yang berukuran lebar disebut corpus uteri (badan rahim).

Uterus tersusun atas tiga lapisan, yaitu perimetrium, miometrium, dan


endometrium. Endometrium menghasilkan banyaklendirdan mengandung
banyakpembuluh darah. Lapisan inilah yang mengalami penebalan dan akan
mengelupas setiap bulannya apabila tidak ada implantasi zigot di dalam uterus.

Vagina merupakan sebuah tabung berlapiskan otot yang membujur ke


arah belakang dan atas. Dinding vagina lebih tipis dari dinding uterus dan
lebih banyak terdapat lipatan-lipatan. Keadaan ini bermanfaat untuk
mempermudah jalannya kelahiran bayi. Di dalam vagina terdapat lendiryang
dihasilkan oleh dinding vagina serta kelenjar bartholini.
B. Proses Pembentukan Ovum

Proses pembentukan ovum disebut oogenesis. Perhatikan Gambar 10.9.


Proses ini terjadi di dalam ovarium. Sejak masa embrio hingga dewasa, oogonia
(sel induk telur) di dalam ovarium mengalami perkembangan. Oogonium pada
masa embrio ini memperbanyak diri secara mitosis membentuk oosit primer. Saat
embrio berusia 6 bulan, oosit primer mengalami meiosis I dan berhenti pada fase
profase.
Kemudian oosit primer ini berhenti membelah hingga masa pubertas.

Saat wanita mengalami pubertas, hipofisis akan menghasilkan Follicle


Stimulating Hormone (FSH) dan oosit primer melanjutkan proses meiosis I.
Pembelahan meiosis ini menghasilkan dua sel yang ukurannya tidak sama. Sel yang
berukuran besar disebut oosit sekunder dan yang kecil disebut badan polarpertama.
Perhatikan Gambar10.8. Oosit sekunder dikelilingi oleh folikel. Di bawah pengaruh
FSH, folikel-folikel ini membelah berkali-kali dan membentuk folikelde Graaf (folikel
yang sudah masak) yang di antaranya mempunyai rongga. Selanjutnya, sel-sel
folikel memproduksi estrogen yang merangsang hipofisis untuk menyekresikan
Luteinizing Hormone (LH). LH berfungsi memacu terjadinya ovulasi. Saat menjelang
ovulasi ini, meiosis I selesai. Oosit sekunderdan badan polarpertama melanjutkan
pembelahan dengan melakukan meiosis II dan berhenti pada metafase II.
Selanjutnya, oosit sekunder dilepas dari ovarium dan ditangkap oleh fimbriae dan
dibawa ke oviduk. Pelepasan oosit sekunder di ovarium dikenal dengan istilah
ovulasi. LH membuat sel-sel folikel berkembang menjadi korpus luteum.

Korpus luteum memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Hormon


progesteron akan menghambat LH yang memungkinkan bertahannya korpus
luteum. Jadi, pada saat ovulasi, yang dilepas bukan ovum tetapi oosit sekunder
pada tahap metafase II.

Jika terjadi pembuahan oleh spermatozoa, oosit sekunder dan badan polar
pertama akan melanjutkan tahapan meiosis II. Pembelahan oosit sekunder
menghasilkan 1 ootid dan 1 badan polar kedua, sedangkan badan polar pertama
akan menghasilkan dua badan polar kedua. Saat akan terjadi pembuahan, ootid
berdiferensiasi membentuk ovum, dan tiga badan polar yang menempel pada ovum
akan mengalami degenerasi.
Sel telur yang dibuahi dan yang tidak dibuahi akan menuju uterus. Sementara
itu, hormon progesteron dihasilkan dan akan mempengaruhi penebalan dinding
uterus sehingga siap terjadi implantasi. Jika sel telur ini tidak dibuahi akan luruh dan
dikeluarkan sebagai menstruasi (haid) bersama jaringan yang terbentuk pada
dinding uterus.

Terjadinya menstruasi pertama menandakan seorang wanita mengalami


pubertas. Pubertas selain ditandai dengan menstruasi juga ditandai dengan
aktifnya hormon seksual pada wanita. Hormon inilah yang memacu perubahan fisik
pada wanita dan terjadinya menstruasi. Perubahan fisik tersebut di antaranya
tumbuhnya payudara, pinggul mulai melebar dan membesar, serta tumbuh rambut
di ketiak dan kemaluan.

Selain fisik, pubertas juga mempengaruhi psikologi wanita. Secara psikologis


seorang wanita yang sudah memasuki masa pubertas akan menunjukkan sifat
feminin, di antaranya senang berdandan, cenderung mengedepankan perasaan,
sehingga perasaannya mudah tersentuh. Apabila sedang menghadapi suatu
masalah, wanita akan cenderung mencari seorang teman untuk mencurahkan
permasalahannya.

Pada wanita terdapat siklus menstruasi.

Siklus ini berkaitan dengan pembentukan sel telur dan pembentukan


endometrium. Siklus menstruasi pada umumnya berlangsung selama 28 hari, tetapi
ada juga yang berlangsung 21 hari bahkan 30 hari. Perbedaan siklus ini dipengaruhi
oleh hormon-hormon reproduksi. Siklus menstruasi pada wanita terdiri dari
empat fase sebagai berikut.

1-5 hari
Fase Menstruasi

Menurunnya progesteron dan estrogen menyebabkan pembuluh darah pada


endometrium menegang, sehingga menyebabkan suplai oksigen menurun. Karena
tidak terjadi kehamilan maka endometrium mengalami degenerasi yang ditandai
dengan luruhnya sel-sel pada dinding uterus, pecahnya pembuluh darah dalam
endometrium, menyebabkan darah dan sel-sel tersebut keluar melalui vagina.
Peristiwa ini disebut menstruasi. Menstruasi berlangsung antara 5-7 hari.

6-10 hari
Fase Folikuler (Fase Reperasi)

Terjadi proses penyembuhan akibat pecahnya pembuluh darah. Fase ini


dipengaruhi oleh hormon estrogen yang dihasilkan oleh folikel. Hormon ini
merangsang pertumbuhan endometrium yaitu dengan mempertebal lapisan
endometrium dan membentuk pembuluh darah serta kelenjar.

11-18 hari
Fase Fertil

Meningkatnya hormon estrogen dapat memacu dihasilkannya LH. Apabila LH


meningkat, maka folikel memproduksi progesteron. Hormon-hormon ini berperan
mematangkan folikel dan merangsang terjadinya ovulasi yaitu lepasnya ovum dari
ovarium. Ovum ini bergerak sepanjang tuba fallopii. Pada saat seperti ini, wanita
tersebut dalam masa fertil atau subur sehingga ovum siap dibuahi.

19-28 hari
Fase Luteal

Pada saat ovulasi, folikel Graaf pecah berubah menjadi korpus rubrum yang
mengandung banyak darah. Adanya LH menyebabkan korpus rubrum berubah
menjadi korpus luteum (badan kuning) untuk menghasilkan hormon progesteron
yang berfungsi mempersiapkan endometrium menerima embrio. Pada saat ini
endometrium menjadi tebal dan lembut, serta dilengkapi banyak pembuluh darah.
Jika tidakada kehamilan, korpus luteum berdegenerasi menjadi korpus albikans
sehingga progesteron dan estrogen menurun bahkan hilang.
2.8 Penyakit Pada Sistem Reproduksi

1. Gonorea

Penyakit ini lazim disebut dengan kencing nanah. Penyebabnya adalah bakteri
Neisseria Gonorrheae. Ia ditularkan melalui prilaku seks yang bebas dan
menyimpang. Gejalanya adalah keluarnya cairan berwarna putih yang disertai
dengan rasa yang nyeri pada saat buang air kecil

2. Sifilis (Rasa Singa)

Penyakit ini disebabkan bakteri bernama Treponema Pallium yang didapatkan


seseorang melalui hubungan seksual, luka mikroskopis dan juga trasfusi darah.

3. Herpes Genital

Genital herpes biasanya menyebabkan sakit, benjolan pada kulit, mucous


membranes (misalnya mulut atau bibir), atau alat kelamin. Lokasi ini tergantung
pada tempat kontak dilakukan pada saat transmisi. Menyembuhkan luka-crust
dengan pembentukan berkeropeng, yang menunjukan dari herpes. Banyak orang
dengan penyakit berulang sakit di daerah infeksi bahkan sebelum blisters atau
ulcers dapat dilihat. Sakit ini disebabkan oleh iritasi dan peradangan pada saraf
yang mengarah ke daerah kulit yang terkena. Ini adalah tanda bahwa penyakit
untuk memulai. Seseorang pada saat ini sangat menular, meskipun kulit masih
tampak normal.

4. Klamidia

Klamidia adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia


trachomatis yang ditularkan melalui kontak seksual. Ini adalah penyakit menular
seksual yang paling umum. Klamidia dapat menginfeksi penis, vagina, leher
rahim, dubur, saluran kencing, mata, atau tenggorokan

5. Trikoniasis

Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh serangan


protozoa parasit Trichomonas vaginalis. Trichomoniasis merupakan infeksi yang
biasanya menyerang saluran genitourinari; uretra adalah tempat infeksi yang paling
umum pada laki-laki, dan vagina adalah tempat infeksi yang paling umum pada
wanita. Penggunaan kondom dapat menolong mencegah penyebaran trikomoniasis.

6. Kutil Kelamin

Penyakit ini disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV) hanya menyerang


bagian genital, anus dan mulut. Kutil kelamin memiliki bentuk seperti kutil lain yang
biasa tumbuh pada bagian tubuh. Kering, memiliki tekstur yang kasar, berwarna
ungu atau merah muda. Kutil yang tidak ditangani di dengan benar bisa mekar dan
berkembang.

7. HIV/AIDS

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency


Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom)
yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus
HIV;[1] atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV,
FIV, dan lain-lain).

Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat


HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang
terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah
terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju
perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan dan Saran

Reproduksi manusia secara vivipar (melahirkan anak) dan


fertilisasinya secara internal (di dalam tubuh), oleh karena itu memiliki alat-alat
reproduksi yang mendukung fungsi tersebut. Alat-alat reproduksi tersebut dibagi
menjadi alat reproduksi bagian dalam dan alat reproduksi bagian luar yang masing-
masing alat reproduksi tersebut telah disebutkan dan dijelaskan dalam makalah ini.
Selain itu dalam makalah ini juga membahas sedikit tentang proses terjadinya
gametosis dan oogenesis. Maka kesimpulan akhir dari makalah ini adalah
reproduksi bertujuan untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar
tidak punah.

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

Kami banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

- http://kusmandanuunindra4.blogspot.com/2009/12/proses-perkembangan-
embrio.html

- http://id.wikipedia.org/wiki/AIDS

- http://majalahkesehatan.com/klamidia/

- http://id.wikipedia.org/wiki/Genital_herpes

- http://id.wikipedia.org/wiki/Trikomoniasis

- http://indonesiaindonesia.com/f/7302-mengenal-jauh-kutil-kelamin/

- http://kelasbiologiku.blogspot.com/2013/03/beberapa-penyakit-pada-sistem.html

- http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/alat-reproduksi-pria-dan-proses.html

- http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/alat-reproduksi-wanita-dan-proses.html
- http://mediaindonesia45.blogspot.com/2013/01/pengertian-sistem-reproduksi-
pada.html

- http://annidasaima.blogspot.com/2012/09/definisi-teori-dan-konsep-
embriologi.html

- http://biologi.fst.unair.ac.id/matkul_S1bio/Semester%20Gasal/Semester
%20Gasal/Emb%20Vert/Definisi,%20Teori%20dan%20Sejarah
%20Embriologi_dono_2010.ppt

- http://embriostarsgurls.blogspot.com/2010/11/pengertian-ruang-lingkup-dan-
manfaat.html

- http://smartbiojoe.blogspot.com/2011/10/sistem-reproduksi-manusia-paket-
blog.html

MAKALAH EMBRYO MANUSIA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pada hampir semua mahluk hidup suatu generasi baru dimulai dari suatu
telur yang telah difertilisasi (dibuahi), atau zigot yaitu
s u a t u s e l h a s i l penggabungan dari sel induk betina dan sel induk jantan, dimana masing-
masinginduk be rp er an dal am m e n e n t u k a n s i f a t s i f a t i ndiv i du baru yakni
dal am h a l u k u r a n , bentuk, per l en gk ap an f i s i o l og i s dan pola peri l
akunya. P ada pros es perkembangan manusia melalui berbagai tahap yang dimulai dari
gametogenesis pada masingmasing induk, dimana induk jantan mengalami
spermatogenesis(proses pembentukan sperma), dan induk betina mengalami
oogenesis ( proses p em be nt uk an ovum). S e t e l ah t e r j ad i vert i l i s as i ( pros
es pel eburan dua gamet s e h i n g g a t e r b e n t u k i n d i v i d u d e n g a n s i f a t g
enetikyang berasal dari keduainduknya) maka akan terben
tuk z i g o t . Z i g o t a k a n m u l a i m e m b e n t u k s u a t u organisme yang
multiseluler yang dilakukan dengan prosesproses pembelahan. P embe l ahan aw a l
yang t e r j adi
d i s ebut s ebagai blastulasi d i m a n a s e l y a n g merupakan hasil fertilisasi antara dua induk
mengalami pembelahan menjadi 2, 4,8, 16, 32, 64, 128, 256, dsb

Gambar 1.1 Proses Perkembangan Janin Manusia


Setelah beberapa kali mengalami pembelahan sinkron, embrio
kemudianmembentuk suatu bola yang disebut morulla. Setelah embrio menjalani
tahap pembel ahan dan pe mb en tu k an b l as t u l a , embr i o akan mas uk keda l
am s uatu tahapan yang paling kritis selama masa perkembangannya, yaitu stadium grastula.
Grastulasi (proses pembentukan grastula) ditandai dengan perubahan susunan y a n g
sangat besar dan sangat rapi dari sel sel embrio. Grastulasi a
k a n menghasilkan suatu embrio yang mempunyai tiga lapisan lembaga yaitu lapisan
endoderm disebelah dalam, mesoderm disebelah tengah dan ektoderm disebelah luar.
Dalam perkembangan selanjutnya, ketiga lapisan lembaga akan membentuk j a r i ngan j
a r i ngan khus us dan organ organ t ubuh, d i mana pros es i n i d i s ebut
organogenesis . O rgan pert ama yang t e rben t uk adal ah j an t ung.
P e rkebang an e m b r i o m a n u s i a s a n g a t l a h k o m p l e k s d i m a n a p
a d a a w a l n y a h a n y a s a t u s e l k em ud ia n berkemb ang menj adi i ndividu
yang t e rd i r i dari mi l i a r an s e l . O l eh karena itu, perlu suatu pembelajaran khusus
mengenai perkembangan manusia

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dibuat makalah ini adalah:
1..Untuk mengetahui lebih jelas proses perkembangan embrio manusia setelah terjadi fertilisasi
antara sel telur dan sel sperma
2.Untuk lebih memahami halhal yang terjadi disetiap tahapan yang terjadi pada perkembangan
embrio

1.3.Manfaat Makalah S e t e l ah m embac a maka l ah i n i


mak a pemba ca akan mendapa t beber apa
manfaat

1 . S ebaga i b a h a n r u j u k a n b a g i p a r a p e n e l i t i y a n g a k a n m e n e l i t
i pros es perkembangan embrio manusia

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Fertilisasi
Sel telur mamalia di kelilingi oleh lapisan ekstra seluler tebal yang deisebutzona
pelus i d a . Langkah perta ma f e r t i l i s as i adalah per l ekat an
sperm a s ecara longgar di permukaan zona pelusida. Peristiwa itu diikuti oleh pengikatan
spermadengan zona pelusida. Ikatan yang terbentuk sangat spesifik dan erat.
Reseptor pengikatan sperma ada di zona pelusida sedang protein spesifik
pengikatan seltelur t e rdapa t dala m me mbran p l as ma s perma. Ribuan s perma
dapa t melek a t kes a t u s e l t e l ur yang s ama. S perma yang me l ekat lalu
meny e l es a i k an r eaks i akros om yang merup akan pros es pers i apan
pe ny at ua n s perma dan s e l t e l ur. Membran terluar dari struktur dua lapis
akrosomal melekat dan berfusi denganmembran plasma sperma di tempattempat
sepanjang bagian tepi kepala sperma.R e a k s i akrosomal melepaskan
e n z i m e n z i m h i d r o l i t i k ( a k r o s i n ) y a n g memungkinkan sperma bergerak
melalui zona pelusida ke sel telur. Terowonganyang sangat sempit dihasilkan oleh sperma
selama perjalanannya menembus zona tersebut.
Setelah berhasil melewati zona pelusida sperma tiba
diterowongan perivitelin yang memisahkan sel telur dengan
z o n a p e l u s i d a . S a t u s p e r m a menjalani fusi dengan sel telur melalui penyatuan
membran akrosomal posterior sperma dengan membran plasma sel telur. Halangan
yang terbentuk secara cepatdapat mencegah polispermi (fertilisasi satu sel telur oleh
lebih dari satu sperma) kemuungkinan terjadi akibat perubahanperubahan potensial listrik
pada membransel telur setelah masuknya sperma. Masuknya sperma mengaktifasi sel
telur dannukleusnya. Pronukleus sperma menyatu dengan pronukleus sel telur.
Granulakortikal di bagian tepi sitoplasma sel telur berfusi dengan membran plasma,
dan berbagai enzim dilepaskan ke dalam rongga perivitelin. Enzimenzim itulah
yangmenyebabk an zona pelus i da m enjadi kaku dan h i l ang kem a mp ua nn y a
untuk mengikat sperma. Sehingga dengan adanya zona pelusida yang menjadi kaku inidapat
mencegah polispermi.Fertilisasi mamalia berlangsung dalam oviduk.

2.2. 2 . Tah apan P e rkemb angan E mbrio


Perkembangan embrio dimulai dari pembelahan zygote (cleavage), stadiummorula (morulasi),
stadium blastula (blastulasi), stadium gastrula (gastrulasi), danstadium organogenesis.
2.2.1 Stadium Cleavage (Pembelahan)
Cleavage adalah pembelahan zygote secara cepat menjadi unitunit yanglebih kecil yang di sebut
blastomer. Stadium cleavage merupakan rangkaianmitosis yang berlangsung berturutturut segera
setelah terjadi pembuahan yangmenghasilkan morula dan blastomer

.Gambar 2.1.

Proses Awal Pembelahan Embrio pada manusia, berlangsung seiring dengan perangkat
perangkat pelekatan dari embrio kepada dinding uterus induknya. Telur manusia pada umumnya
tidak memiliki yolk, dibuahi disaluran telur sewaktu bergerak kearahuterus dan pembelahan
pembelahan awalnya berlangsung kurang dari 24 jam.Pembelahannya adalah meridional tidak
ekual. Pembelahan berikutnya agak tidak teratur, tetapi dengan cepat membentuk suatu bola
padat berisi sel, yang disebutmorulla.

2.2.2. Stadium Morula


Morula merupakan pembelahan sel yang terjadi setelah sel berjumlah 32 seldan berakhir
bila sel sudah menghasilkan sejumlah blastomer yang berukuran s ama akan t e t api
uk ur an ny a l eb i h kecil. S e l t e r s ebu t memada t untuk menjad i blastodik kecil
yang membentuk dua lapisan sel. Pada saat ini ukuran sel mulai beragam. Sel
membelah secara melintang dan mulai membentuk formasi lapisan k e d u a s e c a r a
samar pada kutup anima. Stadium morula berak
h i r a p a b i l a pembelahan sel sudah menghasilkan blastomer. Blastomer kemudian
memadat menjadi blastodisk kecil membentuk dua lapis sel.
Pada akhir pembelahan akandihasilkan dua kelompok sel. Pertama kelompok selsel
utama (blastoderm), yangm e l i p u t i s e l s e l f o r m a t i k a t a u g u m p a l a n s e l s
e l d a l a m ( i n n e r m a s s c e l l s ) , fungsinya membentuk tubuh embrio. Kedua adalah
kelompok selsel pelengkap,yang meliputi trophoblast, periblast, dan auxilliary cells.
Fungsinya melindungi dan menghubungi antara embryo dengan induk atau
lingkungan luas.

Gambar 2.3 Bentuk Morulla pada Embrio Manusia


Tropoblast melekat pada dinding uterus. Selselnya memperbanyak diri dengan cepat dan
memasuki epitelium uterus pada tahap awal implantasi. Setelah 9 h a r i , s e l u r u h b l a s
tokista tertahan dalam dinding uterus. Sewaktuini
berlangsung, selsel yang berada disebelah bawah dari masa sel dalam menyusun diri menjadi
suatu lapisan yang disebut endoderm primer yang akan membentuk s a l u r a n pencer
naan makanan. Sel sel sisa dari masa sel dalam memipih
memben t uk s uatu keping yai t u keping embrio. A n t a r a k e p i n g e m b r i o d a
n tropoblast yang menutupi timbulnya suatu rongga (rongga amnion) berisi carian.D i nding
rongga yaitu amn i on, me ny eb ar meng e l i l i ngi embr i o dan d i ke l i l i ngi
bantalan yaitu cairan amnion.

2.2.3. Stadium Blastula


Blastulasi adalah proses yang menghasilkan blastula yaitu campuran selsel blastoderm
yang membentuk rongga penuh cairan sebagai blastocoel. Pada akhir blastulasi, selsel
blastoderm akan terdiri dari neural, epidermal, notochordal,mesodermal, dan
endodermal yang merupakan bakal pembentuk organorgan.Dicirikan dua lapisan yang
sangat nyata dari selsel datar membentuk blastocoel dan b l as t odis k berada d i l
ubang vege t a l be rp in da h m enutupi s ebagian bes a r k u n i n g t e l u r . P a d a
b l a s t u l a s u d a h t e r d a p a t d a e r a h y a n g b e r d i f f e r e n s i a s i me mbentuk
organ organ t e r t entu s epert i s e l s a l uran penc e rnaan, n ot oc ho rd s yaraf
eks oderm, ectoder m, mes oder m, dan endoder m.
P ada manus i a , has i l pembe l ahan be rb en tu k s uatu bola
pada t ( morul l a ) . L apis an l uar dari b l as t u l a i n i me mbentuk l apis an
yang meng e l i l i ngi embr i o sebenarnya, sedangkan embrio dibentuk dari bagian morulla
(inner cells mass ataum a s a s e l d a l a m ) . / l a p i s a n l u a r ( t r o p o b l a s t ) p a d a s
a t u s i s i m a s a s e l d a l a m melepaskan diri, membentuk suatu bentuk yang mirip suatu
blastula dan struktur ini disebut sebagai blastokista embrio akan menempel dan menetap pada
dinding uterus untuk periode waktu tertentu, ditempat dimana embrio akan
mendapatkan makanan sampai dilahirkan.

2.2.4. Stadium Gastrula


Setelah embrio menjalani tahap pembelahan dan tahap blastula, embrio akan masuk
kedalam tahapan yang paling kritis selama tahap perkembangannya, yaitu stadium grastula.
Grastulasi ditandai dengan terjadinya perubahan susunan yang sangat besar serta
sangat rapi dari selsel didalam embrio. Salah satu perubahan u t a m a d a l a m y
ang terjadi selama masa grastulasi adalah bahwa sel selme
mperoleh dan mencapai suatu kemampuan untuk melakuka
n g e r a k a n morfogentik, sehingga terjadi reorganisasi seluruh atau sebagian didaerah
kecil didalam embrio.
Gastrulasi adalah proses perkembangan embrio, di mana sel bakal organ yang
telah terbentuk pada stadium blastula mengalami perkembanganlebih l anjut. P ros es
perke mbangan s e l bakal organ ada dua, yaitu epibo l i dan emboli. Ep i boli
ada l ah pros es p er tu mb uh an s e l yang be rg er ak ke a r ah depan, belakang,
dan ke samping dari sumbu embrio dan akan membentuk epidermal, sedangkan emboli
adalah proses pertumbuhan sel yang bergerak ke arah dalam Embrio akan menempel
dan menetap pada dinding uterus untuk periode waktu tertentu, ditempat dimana embrio
akan mendapatkan makanan sampai dilahirkan,sedangkan emboli adalah proses
pertumbuhan sel yang bergerak ke arah dalam t e r u t a m a di ujung sumb
u e m b r i o . S t a d i u m g a s t r u l a i n i m e r u p a k a n p r o s e s pembentukan ketiga
daun kecambah yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm. Pada proses gastrula ini terjadi
perpindahan ektoderm, mesoderm, endoderm, dannotochord menu j u t empa t
yang defin i t i f . P ada periode i n i e r a t h u b u n g a n n y a dengan
proses pembentukan susunan syaraf. Gastrulasi berakhir pada saat kuningtelur telah tertutupi
oleh lapisan sel. Beberapa jaringan mesoderm yang berada disepanjang kedua sisi notochord
disusun menjadi segmen segmen yang disebut Proses Grastulasi
Manusia.
Grastulasi pada manusia terjadi pada blastokista yang terdiri atas tropoblastdan masa sel
dalam yang merupakan bakal tumbuh embrio. Pemisahan pertama dari s e l s e l pada
mas a s e l dala m ada l ah untuk pe mb en tu k an h i poblas t , yang membatasi
rongga blastula dan yang akan mejadi endoderm kantung yolk. Sisadari masa sel
dalam yang terletak diatas hipoblast terbentu suatu keping, yangdis ebut keping e
mbrio. Epib l as t memis ahkan d i r i , dengan me mbentuk suatu rongga yang
disebut amnion, dari epiblast yang mengandung semua bahan untuk pembentukan tubuhnya,
jadi identik dengan epiblast pada burung.Sambil epiblastmengalami grastulasi. Selsel ekstra
embrio mulai membentuk jaringan khususagar embrio dapat hidup dalam uterus induk. Sel-
sel tropoblast membentuk suatu p o p u l a s i sel dan memb
entuk sinsistropoblast.
Sinsitropoblast m e m a s u k i permuk aan u t e rus s ehingg ut
e rus t e r t ana m dalam u t e rus . U t e rus s ebal i knya membentuk banyak
pembuluh darah yang berhubungan dengan sinsitropoblast. T i d a k lama s
esudah ini,mesoderm meluaskeluar embrio. Pembuluh ini
merupakan pembuluh darah dari tali puasat dan berda pada tangkai penyokong.
Jaringan tropoblast dengan mesoderm yang mengandung pembuluh darah dari tali pusat berada
pada tangki penyokong.
Diposkan oleh SRI SUMIARSIH di 05.29

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN EMBRIO MANUSIA Dipengaruhi oleh beberapa


faktor dan subfaktor antara lain : 1. Faktor ibu 2. Faktor janin 3. Faktor plasenta Faktor ibu
Keadaan kesehatan ibu saat hamil Penyakit yang menyertai kehamilan Penyulit kehamilan
Kelainan pada uterus Kehamilan tunggal atau ganda atau triplet Kebiasaan ibu, merokok,
alkohol, kecanduan Faktor janin Jenis kelamin janin Penyimpangan genetik : kelainan
kongenital, pertumbuhan abnormal Infeksi intrauterine Faktor Plasenta Plasenta adalah akarnya
janin untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam rahim. Karena itu plasenta sangat
penting artinya untuk menjamin kesehatan janin dalam rahim, yang ditetapkan dengan indeks
plasenta Indeks plasenta = Berat plasenta Berat bayi TAHAP PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN EMBRIO Minggu ke-1 : Minggu ini sebenarnya masih periode menstruasi,
bahkan pembuahan pun belum terjadi. Sebab tanggal perkiraan kelahiran si kecil dihitung
berdasarkan hari pertama haid terakhir Proses pembentukan antara sperma dan telur yang
memberikan informasi kepada tubuh bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Saat ini janin
sudah memiliki segala bekal genetik, sebuah kombinasi unik berupa 46 jenis kromosom manusia.
Selama masa ini, yang dibutuhkan hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan oksigen. Sel-sel telur yang
berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar yg mengelilingi matahari Sel ini akan
bertemu dengan sel-sel sperma dan memulai proses pembuahan 5 juta sel sperma sekaligus
berenang menuju tujuan akhir mereka yaitu menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran sel
telur. Walaupun pasukan sel sperma ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel saja yang
bisa menembus indung telur. Pada saat ini kepala sel sperma telah hampir masuk. Kita dapat
melihat bagian tengah dan belakang sel sperma yang tidak henti-hentinya berusaha secara tekun
menerobos dinding indung telur Minggu ke-2 : Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel
telur yang telah dibuahi membelah dua 30 jam setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel telur
bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim. Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut
morula. Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari yang
ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu blastocyst terpaut pada endometrium Minggu
3: Sampai usia kehamilan 3 minggu, Ibu mungkin belum sadar jika sedang mengandung. Sel
telur yang telah membelah menjadi ratusan akan menempel pada dinding rahim disebut blastosit.
Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm. Minggu ke 4 : Kini, bayi berbentuk embrio.
Embrio memproduksi hormon kehamilan (Chorionic Gonadotropin - HCG), sehingga apabila
Anda melakukan test kehamilan, hasilnya positif. Janin mulai membentuk struktur manusia. Saat
ini telah terjadi pembentukan otak dan tulang belakang serta jantung dan aorta (urat besar yang
membawa darah ke jantung). Minggu ke-5 : Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan
endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang paling atas yang akan membentuk system saraf pada
janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan
Mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan membentuk organ jantung, buah pinggang,
tulang dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan
membentuk usus, hati, pankreas dan pundi kencing. Minggu ke-6 : Ukuran embrio rata-rata 2-4
mm yang diukur dari puncak kepala hingga bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah
menutup. pada minggu ini. Sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, Pucuk-pucuk
kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak Minggu ke-7 : Akhir
minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram, kira-kira sebesar biji
kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil.
Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran udara yang
terdapat di dalam paru-paru Minggu ke 8 Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang
terjadi pada bayi Ujung hidung dan kelopak mata mulai berkembang, begitu pula telinga.
Bronchi, saluran yang menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan, mulai bercabang. Lengan
semakin membesar dan ia memiliki siku bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan
lubang hidung, bibir, mulut serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran
kulit yang tipis. Anggota tangan serta kaki juga terbentuk walaupun belum sempurna Minggu ke-
9 : Telinga bagian luar mulai terbentuk, Kaki dan tangan terus berkembang berikut jari kaki dan
tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak Dengan Doppler bisa mendengar detak jantungnya.
Minggu ini, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram. Minggu ke-10 : Semua
organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan otak meningkat dengan
cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Ia mulai tampak seperti manusia
kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram. Minggu ke-11 : Panjang tubuhnya mencapai
sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini
janin sudah menguap. Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat,
meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Janin kini sudah bisa
mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap
terasa menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan tersendiri Minggu ke-12 : Bentuk
wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan kaki yang mungil terpisah
penuh. Usus bayi telah berada di dalam rongga perut. Akibat meningkatnya volume darah ibu,
detak jantung janin bisa jadi meningkat. Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14 gram. Mulai
proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa millimeter setiap hari. Jari
kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk telinga dan kelopak mata. PERKEMBANGAN
JANIN TRIMESTER KEDUA Ditandai dengan percepatan pertumbuhan dan pematangan
fungsi seluruh jaringan dan organ tubuh. Namun waspadai pertambahan berat badan yang
berlebih.
Agar proses tumbuh kembang janin tak terganggu hindari penyakit kronis sebelum kehamilan
maupun penyakit infeksi yang mungkin terjadi saat kehamilan. Seperti asma, jantung, TBC,
ginjal dan diabetes serta infeksi TORCH-KM (Toksoplasma, Rubella, Citomegalovirus, Herpes,
Klamidia, Mikoplasma). Gangguan penyakit-penyakit tersebut berpeluang menimbulkan
ketidaksempurnaan pada tumbuh kembang tulang belulang janin, klep paru-paru, lever, ataupun
gangguan perkembangan otak dan ginjal. Bahkan, demam yang merupakan gejala
infeksi/penyakit, seringan apa pun, bisa menyebabkan gangguan pada air ketuban maupun fungsi
lain akibat ada gangguan metabolisme tubuh janin. MINGGU KE-13 Panjang janin (dari puncak
kepala sampai sakrum/bokong) ditaksir sekitar 65-78 mm Berat kira-kira 20 gram. Rahim dapat
teraba kira-kira 10 cm di bawah pusar. Pertumbuhan kepala bayi yang saat ini kira-kira separuh
panjang janin mengalami perlambatan dibanding bagian tubuh lainnya. Perlambatan ini
berlangsung terus, hingga di akhir kehamilan akan tampak proporsional, yakni kira-kira tinggal
sepertiga panjang tubuhnya Kedua cikal bakal matanya makin hari kian bergeser ke bagian depan
wajah meski masih terpisah jauh satu sama lain. Sementara telinga bagian luar terus berkembang
dan menyerupai telinga normal. Kulit janin yang masih sangat tipis membuat pembuluh darah
terlihat jelas di bawah kulitnya. Seluruh tubuh janin ditutupi rambut-rambut halus yang disebut
lanugo. Kerangka/tulang belulangnya sudah terbentuk di minggu-minggu sebelumnya dan di
minggu-minggu selanjutnya akan berosifikasi/menahan kalsium dengan sangat cepat, hingga
tulangnya jadi lebih keras. MINGGU KE-14 Panjang mencapai kisaran 80-an mm atau 8 cm
Berat sekitar 25 gram. Telinga janin menempati posisi normal di sisi kiri dan kanan kepala. Mata
mengarah ke posisi sebenarnya. Leher terus memanjang sementara dagu tak lagi menyatu ke
dada. Alat-alat kelamin bagian luar juga berkembang lebih nyata, hingga lebih mudah
membedakan jenis kelaminnya. MINGGU KE-15 Panjang janin sekitar 10-11 cm Berat kira-kira
80 gram. Kehamilan makin terlihat Dianjurkan untuk tidak menggunakan jeans Diperkenankan
menggunakan lotion untuk strie namun dianjurkan tak memakai krim jenis steroid semisal
hidrokortison yang dikhawatirkan bakal terserap ke dalam sistem peredaran darah ibu dan bisa
mengacaukan kerja hormonal. MINGGU KE-16 Kini panjangnya mencapai taksiran 12 cm Berat
kira-kira 100 gram. Refleks gerak bisa dirasakan ibu, meski masih amat sederhana yang biasanya
terasa sebagai kedutan. Rambut halus di atas bibir atas dan alis mata juga tampak melengkapi
lanugo yang memenuhi seluruh tubuhnya. Bahkan, jari-jemari kaki dan tangannya dilengkapi
dengan sebentuk kuku. Tungkai kaki yang di awal pembentukannya muncul belakangan, kini
lebih panjang daripada lengan. Pada usia ini janin memproduksi alfafetoprotein, yaitu protein
yang hanya dijumpai pada darah ibu hamil. Bila kadar protein ini berlebih bisa merupakan
pertanda ada masalah serius pada janin, seperti spina bifida. Sebaliknya, kadar alfafetoprotein
yang rendah bersignifikasi dengan Sindrom Down. Jumlah alfafetoprotein ini sendiri dapat
diukur dengan pemeriksaan air ketuban/amniosentesis dengan menyuntikkan jarum khusus lewat
dinding perut ibu. MINGGU KE-17 Panjang tubuh janin meningkat lebih pesat ketimbang
lebarnya, menjadi 13 cm Berat sekitar 120 gram, hingga bentuk rahim terlihat oval dan bukan
membulat. Akibatnya, rahim terdorong dari rongga panggul mengarah ke rongga perut. Otomatis
usus ibu terdorong nyaris mencapai daerah hati, hingga kerap terasa menusuk ulu hati.
Pertumbuhan rahim yang pesat ini pun membuat ligamen-ligamen meregang, terutama bila ada
gerakan mendadak. Rasa nyeri atau tak nyaman ini disebut nyeri ligamen rotundum. Oleh karena
itu amat disarankan menjaga sikap tubuh dan tak melakukan gerakan-gerakan mendadak atau
yang menimbulkan peregangan. Lemak yang juga sering disebut jaringan adiposa mulai
terbentuk di bawah kulit bayi yang semula sedemikian tipis pada minggu ini dan minggu-minggu
berikutnya. Lemak ini berperan penting untuk menjaga kestabilan suhu dan metabolisme tubuh.
Pada beberapa ibu yang pernah hamil, gerakan bayi mulai bisa dirasakan di minggu ini. Kendati
masih samar dan tak selalu bisa dirasakan setiap saat sepanjang hari. Sedangkan bila kehamilan
tersebut merupakan kehamilan pertama, gerakan yang sama umumnya baru mulai bisa dirasakan
pada minggu ke-20. MINGGU KE-18 Taksiran panjang janin adalah 14 cm Berat sekitar 150
gram. Rahim dapat diraba tepat di bawah pusar, ukurannya kira-kira sebesar buah semangka.
Pertumbuhan rahim ke depan akan mengubah keseimbangan tubuh ibu. Peningkatan mobilitas
persendian ikut mempengaruhi perubahaan postur tubuh sekaligus menyebabkan keluhan
punggung. Keluhan ini makin bertambah bila kenaikan berat badan tak terkendali. Untuk
mengatasinya, biasakan berbaring miring ke kiri, hindari berdiri terlalu lama dan mengangkat
beban berat. Selain itu, sempatkan sesering mungkin mengistirahatkan kaki dengan
mengangkat/mengganjalnya pakai bantal. Mulai usia ini hubungan interaktif antara ibu dan
janinnya kian terjalin erat. Tak mengherankan setiap kali si ibu gembira, sedih, lapar atau
merasakan hal lain, janin pun merasakan hal sama. MINGGU KE-19 Panjang janin diperkirakan
13-15 cm taksiran berat 200 gram. Sistem saraf janin yang terbentuk di minggu ke-4, di minggu
ini makin sempurna perkembangannya, yakni dengan diproduksi cairan serebrospinalis yang
mestinya bersirkulasi di otak dan saraf tulang belakang tanpa hambatan. Jika lubang yang ada
tersumbat atau aliran cairan tersebut terhalang oleh penyebab apa pun, kemungkinan besar
terjadi hidrosefalus/penumpukan cairan di otak. Jumlah cairan yang terakumulasi biasanya
sekitar 500-1500 ml, namun bisa mencapai 5 liter, Penumpukan ini jelas berdampak fatal
mengingat betapa banyak jumlah jaringan otak janin yang tertekan oleh cairan tadi. MINGGU
KE-20 Panjang janin mencapai kisaran 14-16 cm Berat sekitar 260 gram. Kulit yang menutupi
tubuh janin mulai bisa dibedakan menjadi dua lapisan, yakni lapisan epidermis yang terletak di
permukaan dan lapisan dermis yang merupakan lapisan dalam. Epidermis selanjutnya akan
membentuk pola-pola tertentu pada ujung jari, telapak tangan maupun telapak kaki. Sedangkan
lapisan dermis mengandung pembuluh-pembuluh darah kecil, saraf dan sejumlah besar lemak.
Seiring perkembangannya yang pesat, kebutuhan darah janin pun meningkat tajam. Agar anemia
tak mengancam kehamilan, ibu harus mencukupi kebutuhannya akan asupan zat besi, baik lewat
konsumsi makanan bergizi seimbang maupun suplemen yang dianjurkan dokter. MINGGU KE-
21 Beratnya sekitar 350 gram Panjang kira-kira 18 cm. Pada minggu ini, berbagai sistem organ
tubuh mengalami pematangan fungsi dan perkembangan. Dengan perut yang kian membuncit
dan keseimbangan tubuh yang terganggu, bukan saatnya lagi melakukan olahraga kontak seperti
basket yang kemungkinan terjatuhnya besar. Hindari pula olahraga peregangan ataupun yang
bersikap kompetitif, semisal golf atau bahkan lomba lari. MINGGU KE-22 Berat mencapai
taksiran 400-500 gram Panjang sekitar 19 cm Ibu kian mampu beradaptasi dengan
kehamilannya. Kekhawatiran bakal terjadi keguguran juga sudah pupus. Keluhan mual-muntah
sudah berlalu dan kini nafsu makannya justru sedang menggebu Mesti berhati-hati agar tak
terjadi pertambahan berat badan yang berlebih. Ciri khas usia kehamilan ini adalah substansi
putih mirip pasta penutup kulit tubuh janin yang disebut vernix caseosa. Fungsinya melindungi
kulit janin terhadap cairan ketuban maupun kelak saat berada di jalan lahir. Di usia ini pula
kelopak mata mulai menjalankan fungsinya untuk melindungi mata dengan gerakan menutup dan
membuka. Jantung janin yang terbentuk di minggu ke-5 pun mengalami “modifikasi”
sedemikian rupa dan mulai menjalankan fungsinya memompa darah sebagai persiapannya kelak
saat lahir ke dunia. MINGGU KE-23 Tubuh janin tak lagi terlihat kelewat ringkih karena
bertambah montok dengan berat hampir mencapai 550 gram Panjang sekitar 20 cm. Kulitnya
masih tampak keriput karena kandungan lemak di bawah kulitnya tak sebanyak saat ia dilahirkan
kelak. Wajah dan tubuhnya secara keseluruhan amat mirip dengan penampilannya sewaktu
dilahirkan nanti. Rambut lanugo yang menutup sekujur tubuhnya kadang berwarna lebih gelap di
usia kehamilan ini. MINGGU KE-24 Janin makin terlihat berisi dengan berat yang diperkirakan
mencapai 600 gram Panjang sekitar 21 cm. Rahim terletak sekitar 5 cm di atas pusar atau sekitar
24 cm di atas simfisis pubis/tulang kemaluan. Kelopak-kelopak matanya kian sempurna
dilengkapi bulu mata. Pendengarannya berfungsi penuh. Terbukti, janin mulai bereaksi dengan
menggerakkan tubuhnya secara lembut jika mendengar irama musik yang disukainya. Begitu
juga ia akan menunjukkan respon khas saat mendengar suara-suara bising atau teriakan yang tak
disukainya. MINGGU KE-25 Berat bayi kini mencapai sekitar 700 gram Panjang dari puncak
kepala sampai bokong kira-kira 22 cm. Jarak dari puncak rahim ke simfisis pubis sekitar 25 cm.
Bila ada indikasi medis, umumnya akan dilakukan USG berseri seminggu 2 kali untuk melihat
apakah perkembangan bayi terganggu atau tidak. Di antaranya hipertensi ataupun preeklampsia
yang membuat pembuluh darah menguncup, hingga suplai nutrisi jadi terhambat. Akibatnya,
terjadi IUGR (Intra Uterin Growth Retardation atau perkembangan janin terhambat). Begitu juga
bila semula tidak ada, tiba-tiba muncul gangguan asma selama kehamilan. Jika dari hasil
pantauan ternyata tak terjadi perkembangan semestinya, akan dipertimbangkan untuk
membesarkan janin di luar rahim dengan mengakhiri kehamilan. Dengan sejumlah syarat ketat
yang mengikuti. MINGGU KE-26 Di usia ini berat bayi diperkirakan hampir mencapai 850 gram
Panjang dari bokong dan puncak kepala sekitar 23 cm. Denyut jantung sudah jelas-jelas
terdengar, normalnya 120-160 denyut per menit. Ketidaknormalan seputar denyut jantung harus
dicermati karena bukan tak mungkin merupakan gejala ada keluhan serius. Sementara rasa tak
nyaman berupa keluhan nyeri pinggang, kram kaki dan sakit kepala akan lebih sering dirasakan
si ibu. Keluhan nyeri di bawah tulang rusuk dan perut bagian bawah, terutama saat bayi
bergerak. Sebab, rahim jadi makin besar yang akan memberi tekanan pada semua organ tubuh.
Termasuk usus kecil, kantung kemih dan rektum yang menyebabkan ibu hamil jadi terkena
sembelit, namun terpaksa bolak-balik ke kamar mandi karena beser. MINGGU KE-27 Bayi kini
beratnya melebihi 1000 gram. Panjang totalnya mencapai 34 cm dengan panjang bokong ke
puncak kepala sekitar 24 cm. Di minggu ini kelopak mata mulai membuka. Sementara retina
yang berada di bagian belakang mata, membentuk lapisan-lapisan yang berfungsi menerima
cahaya dan informasi mengenai pencahayaan itu sekaligus meneruskannya ke otak. Jika terjadi
“kesalahan” pembentukan lapisan-lapisan inilah yang kelak memunculkan katarak
kongenital/bawaan saat bayi dilahirkan. Lensa jadi berkabut atau keputihan. Walaupun dipicu
oleh faktor genetik, katarak bawaan ini ditemukan pada anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang
terserang rubella pada usia kehamilan di minggu-minggu akhir trimester dua. MINGGU KE-28
Puncak rahim berada kira-kira 8 cm di atas pusar. Gerakan janin makin kuat dengan intensitas
yang makin sering, sementara denyut jantungnya pun kian mudah didengar. Tubuhnya masih
terlihat kurus meski mencapai berat sekitar 1100 gram dengan kisaran panjang 35-38 cm.
Kendati dibanding minggu-minggu sebelumnya lebih berisi dengan bertambah jumlah lemak di
bawah kulitnya yang terlihat kemerahan. Jumlah jaringan otak di usia kehamilan ini meningkat.
Begitu juga rambut kepalanya terus bertumbuh makin panjang. Alis dan kelopak matanya pun
terbentuk, sementara selaput yang semula menutupi bola matanya sudah hilang. MINGGU KE-
29 Beratnya sekitar 1250 gram Panjang rata-rata 37 cm. Kelahiran prematur mesti diwaspadai
karena umumnya meningkatkan keterlambatan perkembangan fisik maupun mentalnya. Bila
dilahirkan di minggu ini, ia mampu bernapas meski dengan susah payah. Ia pun bisa menangis,
kendati masih terdengar lirih. Kemampuannya bertahan untuk hidup pun masih tipis karena
perkembangan paru-parunya belum sempurna. Meski dengan perawatan yang baik dan
terkoordinasi dengan ahli lain yang terkait, kemungkinan hidup bayi prematur pun cukup besar.
MINGGU KE-30 Beratnya mencapai 1400 gram Kisaran panjang 38 cm. Puncak rahim yang
berada sekitar 10 cm di atas pusar memperbesar rasa tak nyaman, terutama pada panggul dan
perut seiring bertambah besar kehamilan. Mulai denyutan halus, sikutan/tendangan sampai gerak
cepat meliuk-liuk yang menimbulkan rasa nyeri. Aktifnya gerakan ini tak mustahil akan
membentuk simpul-simpul pada tali pusat. Bila sampai membentuk simpul mati tentu sangat
membahayakan karena suplai gizi dan oksigen dari ibu jadi terhenti atau paling tidak terhambat.
MINGGU KE-31 Berat bayi sekitar 1600 gram Taksiran panjang 40 cm. Waspadai bila pada ibu
muncul gejala nyeri di bawah tulang iga sebelah kanan, sakit kepala maupun penglihatan
berkunang-kunang. Terutama bila disertai tekanan darah tinggi yang mencapai peningkatan lebih
dari 30 ml/Hg. Itu sebab, pemeriksaan tekanan darah rutin dilakukan pada setiap kunjungan ke
bidan/dokter. Cermati pula gangguan aliran darah ke anggota tubuh bawah yang membuat kaki
jadi bengkak. Pada gangguan ringan, anjuran untuk lebih banyak beristirahat dengan berbaring
miring sekaligus mengurangi aktivitas, bisa membantu. MINGGU KE-32 Pada usia ini berat
bayi harus berkisar 1800-2000 gram Panjang tubuh 42 cm. Kunjungan rutin diperketat/lebih
intensif dari sebulan sekali menjadi 2 minggu sekali. MINGGU KE-33 Beratnya lebih dari 2000
gram Panjangnya sekitar 43 cm. Di minggu ini mesti diwaspadai terjadi abrupsio plasenta atau
plasenta lepas dari dinding rahim. MINGGU KE-34 Berat bayi hampir 2275 gram Taksiran
panjang sekitar 44 cm. Idealnya, di minggu ini dilakukan tes untuk menilai kondisi kesehatan si
bayi secara umum. Penggunaan USG bisa dimanfaatkan untuk pemeriksaan ini, terutama
evaluasi terhadap otak, jantung dan organ lain. Sedangkan pemeriksaan lain yang biasa
dilakukan adalah tes non-stres dan profil biofisik. MINGGU KE-35 Secara fisik bayi berukuran
sekitar 45 cm Berat 2450 gram. Mulai minggu ini bayi umumnya sudah matang fungsi paru-
parunya. Ini sangat penting karena kematangan paru-paru sangat menentukan life viabilitas atau
kemampuan si bayi untuk bertahan hidup. Kematangan fungsi paru-paru ini sendiri akan
dilakukan lewat pengambilan cairan amnion untuk menilai lesitin spingomyelin atau selaput tipis
yang menyelubungi paru-paru. MINGGU KE-36 Berat bayi harusnya mencapai 2500 gram
Panjang 46 cm. Pemeriksaan rutin diperketat jadi seminggu sekali. MINGGU KE-37 Dengan
panjang 47 cm Berat 2950 gram, Di usia ini bayi dikatakan aterm atau siap lahir karena seluruh
fungsi organ-organ tubuhnya bisa matang untuk bekerja sendiri. Kepala bayi biasanya masuk ke
jalan lahir dengan posisi siap lahir. Kendati sebagian kecil di antaranyadengan posisi sungsang.
Di minggu ini biasanya dilakukan pula pemeriksaan dalam untuk mengevaluasi kondisi kepala
bayi, perlunakan jalan lahir guna mengetahui sudah mencapai pembukaan berapa. MINGGU
KE-38 Berat bayi sekitar 3100 gram Panjang 48 cm. Rasa cemas menanti-nantikan saat
melahirkan yang mendebarkan bisa membuat ibu mengalami puncak gangguan emosional. ibu
dapat melakukan relaksasi dengan melatih pernapasan sebagai bekal menjelang persalinan.
Meski biasanya akan ditunggu sampai usia kehamilan 40 minggu, bayi rata-rata akan lahir di
usia kehamilan 38 minggu. MINGGU KE-39 Di usia kehamilan ini bayi mencapai berat sekitar
3250 gram Panjang sekitar 49 cm. Di minggu ini perlu siaga menjaga agar kehamilan jangan
sampai postmatur atau lewat waktu. Karena bila terjadi hal demikian, plasenta tak mampu lagi
menjalani fungsinya untuk menyerap suplai makanan dari ibu ke bayi, hingga kekurangan gizi.
Penurunan fungsi plasenta bisa diketahui berdasarkan evaluasi terhadap fungsi dinamik janin,
arus darah, napas dan gerak bayi serta denyut jantungnya lewat pemeriksaan CTG
(kardiotokografi), USG maupun doppler. Dari hasil evaluasi tersebut akan dinilai apakah
memungkinkan dan memang saatnya untuk memberi induksi persalinan. Kalau fungsi arus
darahnya tak baik, tentu tak dianjurkan lahir per vaginam yang justru berisiko bayi mengalami
hipoksia. MINGGU KE-40 Panjangnya mencapai kisaran 45-55 cm Berat sekitar 3300 gram.
Betul-betul cukup bulan dan siap dilahirkan. Jika laki-laki, testisnya sudah turun ke skrotum,
Pada wanita, labia mayora (bibir kemaluan bagian luar) sudah berkembang baik dan menutupi
labia minora (bibir kemaluan bagian dalam). Diposkan oleh Ditha Rizky Oktavianti pukul 8:49
AM Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ

Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ


Embriologi Manusia dan Sistem Reproduksi
Socialize It → Tweet 0

MAKALAH

Embriologi Manusia dan Sistem Reproduksi

Disusun Oleh :

1. Indah Puspa Pratiwi


2. Yuliyanita
3. Rima Wulandari
4. Eneng Firasati Lailiya
5. Widya Marwah
6. Lisnawati
7. Elya Nuraeni
8. Nurmalia
9. Aida Fitria Qisti

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI

Jalan Babakan Sirna No. 25 Kota Sukabumi

2013
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat berkat dan
rahmatnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini
terdiri dari pokok pembahasan mengenai konsep dasar “Embriologi Manusia dan
Sistem Reproduksi”. Setiap pembahasan di bahas secara sederhana sehingga
mudah dimengerti.

Makalah ini membahas tentang pengertian embriologi, teori tentang


embriologi, tahapan embrio, reproduksi pria dan wanita, proses pembentukan
ovum dan sperma, dan penyakit yang menyerang sistem reproduksi.

Kami sadar, sebagai mahasiswi yang masih dalam proses pembelajaran,


penulisan dalam makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan
makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Sukabumi, 20 September 2013

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
Judul ................................................................................................................ 1

Kata
Pengantar ...............................................................................................................
. 2

Daftar
Isi ..........................................................................................................................
3

BAB I
Pendahuluan..............................................................................................................4

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................


4
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................
5
1.3 Maksud dan Tujuan.................................................................................................5

BAB II
Pembahasan................................................................................................................ 6

2.1 Pengertian Embriologi ...................................................................................


6

2.2 Teori Tentang Embriologi ..................................................................................


6

2.3 Tahapan
Embriologi ........................................................................................... 9

2.4 Kelainan Pada


Embrio ........................................................................................ 13
2.5 Pengertian Sistem
Reproduksi ............................................................................ 14

2.6 Reproduksi Pria Dan Pembentukan


Sperma ....................................................... 14

2.7 Reproduksi Wanita Dan Pembentukan Ovum ....................................................


18

2.8 Penyakit Pada Sistem


Reproduksi ...................................................................... 22

BAB III
Penutup...................................................................................................................24

3.1 Kesimpulan dan


Saran ........................................................................................ 24

Daftar
Pustaka ..................................................................................................................
25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu ciri makhluk hidup adalah memiliki kemampuan untuk melakukan
reproduksi atau berkembang biak. Reproduksi adalah upaya makhluk hidup untuk
mempertahankan kelestarian jenisnya.
Pada manusia, alat dan sistem reproduksinya telah berkembang sedemikian
kompleks dan sempurna. Pada reproduksi manusia, pria akan menghasilkan
sperma dan wanita akan menghasilkan ovum. Jika sperma dan ovum bertemu akan
terjadi fertilisasai atau pembuahan. Dari pembuahan tersebut akan terbentuk satu
sel yang
di sebut zigot yang akan terus membelah menjadi embrio dan akhirnya menjadi
individu baru.

Terjadinya peleburan sperma dan ovum untuk dapat berlangsungya proses


pembiakan bukanlah akhir proses reproduksi seksual namun sebenarnya
merupakan permulaan serangkaian perubahan yag dikerjakan dengan seksama
dan teratur rapi yang akhirnya menghasilkan spesies
yang dewasa. Istilah perkembangan digunakan untuk menjelaskan
perubahan–perubahan ini. Walau pola yang sebenarnya dari perkembangan
tersebut beragam antara spesies-spesies maka biasanya dapat dibedakan
tahapan-tahapan berikut, 1.Pembelahan (Cleavage) selama
tahapan perkembangan ini nukleus zigot menjalani serangkaian pembelahan
mitotik. Nukleus anak yang dihasilkan biasanya dipisahkan dalam sel- sel terpisah
yang berasal dari sitoplasma zigotnya. Selama tahapan ini tidak ada atau hanya
sedikit pertumbuhan. 2.Morfogenesis. Selama tahapan ini sejumlah sel-sel yang
dihasilkan terus membelah diri, bergerak-gerak dan menata dirinya menjadi
lapisan-lapisan dan kumpulan yang berbeda. Akibatnya terbentuklah pola.
Perkembangan pola inilah yang disebut morfogenesis. 3.Diferensiasi. Akan tetapi,
tidak lama kemudian sel-sel embrio yang sedang berkembang itu mulai mengambil
bentuk struktur dan fungsi khusus yang akan dipunyainya pada saat menjadi
dewasa. Proses ini disebut diferensiasi. Sel-sel yang terdeferensiasi itu tersusun
menjadi jaringan, jaringan menjadi organ dan organ menjadi sistem.

Organisme yang melalui tiga tahapan diatas disebut embrio. Dan lingkup
ilmu yang mempelajari tahapan diatas disebut embriologi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dan teori tentang embriologi?

2. Bagaimana tahapan embrio?

3. Sebutkan organ reproduksi pada manusia?

4. Bagaimana proses pembentukan sperma dan ovum?

5. Apa sajakah penyakit tentang sistem reproduksi?


1.3 Tujuan

1. Dapat mengetahui pengertian dan tahapan embrio

2. Mengetahui manfaat embriologi

3. Dapat mengidentifikasi struktur dan fungsi sistem reproduksi laki-laki dan wanita

4. Menjelaskan proses pembentukan sperma dan ovum serta peristiwa ovulasi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Embriologi


Embriologi ialah ilmu tentang embrio. Embrio atau mudigah ialah makhluk
yang sedang dalam tingkat tumbuh dalam kandungan. Kandungan itu berada dalam
tubuh induk (dalam rahim) atau di luar tubuh induk (dalam telur). Tumbuh, ialah
perubahan dari bentuk sederhana dan muda sampai jadi bentuk kompleks dan
dewasa. Makhluk yang asalnya terdiri dari satu sel dan hidupnya tergantung kepada
parent menjadi makhluk yang terdiri dari banyak sel yang tersusun atas berbagai
jaringan dan alat yang kompleks, dan yang dapat berdiri sendiri dan sanggup
bereproduksi. Jadi Embriologi ialah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang
mengkaji perkembangan embrio (janin).

Ada 2 fase utama pertumbuhan, yaitu prenatal dan postnatal. Prenatal


adalah pertumbuhan sejak telur matang dan dibuahi sampai lahir, sedangkan
postnatal adalah pertumbuhan sejak lahir sampai dewasa. Gabungan pertumbuhan
pre- dan post- disebut ontogeny, sedang fase prenatal diliputi oleh ilmu
Embriologi.

2.2 Teori Tentang Embriologi

Teori pertumbuhan ada 2 yaitu:

1. Teori preformasi

Berbagai embrio sudah ada dalam telur telah dan terbentuk sempurna,
sebagai miniatur yang terkandung dalam biji. Teori ini diperkenalkan Marcello
Malpighi (1628 – 1694). Teorinya itu dimuat berupa karangan dimajalah
“Proceeding” yang diterbitkan oleh The Royal Society of London, dengan judul :
“De Ovo Incubato” (perkembangan embrio ayam). Katanya setiap organ dalam
embrio ayam itu sudah terbentuk sempurna dalam telur yang sudah dibuahi.

Ada dua aliran kemudian tumbuh dari teori preformasi ini, yaitu:

a. Aliran ovulisme

Aliran ini berpendapat bahwa pada ovum terkandung alat-alat dalam bentuk
mini, sedangkan spermatozoa itu hanya untuk merangsang pertumbuhan embrio.
b. Aliran animalculisme.

Aliran ini berpendapat bahwa pada spermatozoon terkandung alat mini, dan
tubuh wanita hanyalah sebagai tempat tumbuh.

Terlepas dari kedua aliran di atas, sesungguhnya Aristoteles (384 – 322


Sebelum Masehi), dalam dua bukunya berjudul “De Generatione Animalium” dan
“De Historia Animalium” sudah lebih maju dari Malpighi dan agak memenuhi teori
modern. Dari pengamatannya terhadap embrio ayam juga, Aristoteles menarik
kesimpulan, bahwa pada embrio sudah ada jantung dan pembuluh darah; tapi
belum ada alat-alat lain seperti paru-paru. Alat-alat ini tumbuh kemudian.

2. Teori Epigenesis

Teori ini menyatakan, bahwa dalam telur tidak ada miniatur alat-alat.
Alat-alat itu tumbuh secara berangsur. Yang memperkenalkan teori ini ialah Caspar
Friedrich Wolff (1733 – 1794) Ia mendasarkan teorinya kepada penelitian
embriologi. Katanya teori preformasi tak bisa diakui, karena terbukti usus ayam
tidak terbentuk berupa tabung yang sudah jadi, tapi mula-mula berupa lipatan dari
lapisan gepeng yang masih suatu jaringan pada awal pengeraman. Ia menulis
teorinya dalam bukunya yang berjudul “Theoria Generationis”

3. Ayat- ayat dari Al Qur’an

a. Surah Shad ayat 71

Artinya : “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat:


"Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah".

b. Surah Al Hajj ayat 5

Artinya :“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur),
Maka (ketahuilah) Sesungguhnya kami Telah menjadikan kamu dari
tanah,
Kemudian dari setetes mani, Kemudian dari segumpal darah, Kemudian dari
segumpal daging yang Sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami
jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki
sampai waktu yang sudah ditentukan, Kemudian kami keluarkan kamu sebagai
bayi, Kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan,
dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang
dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun
yang dahulunya Telah diketahuinya. dan kamu lihat bumi Ini kering, Kemudian
apabila Telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan
menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.”

c. Surah Az Zumar ayat 6

Artinya : “Dia menciptakan kamu dari seorang diri Kemudian dia jadikan
daripadanya isterinya dan dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang
berpasangan dari binatang ternak. dia menjadikan kamu dalam perut ibumu
kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan[1306]. yang (berbuat) demikian itu
adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. tidak ada Tuhan
selain Dia; Maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?”

d. Surah Al Mu’minun ayat 12-14

Artinya : “Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah.Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim).Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus
dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik”

e. Surah Al Insan ayat 2


Artinya :”Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari setetes mani yang
bercampur[1535] yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan),
Karena itu kami jadikan dia mendengar dan Melihat”.

Dari kelima ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penciptaan


manusia berasal dari setetes mani yang berisi sperma yang kemudian membuahi
ovum. Ketika sperma bergabung dengan sel telur intisari bayi yang akan lahir
terbentuk. Sel tunggal yang dikenal sebagai “zigot” akan segera berkembang biak
dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi “segumpal daging”. Dan dalam Al
qur’an disebutkan, mulanya tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah
otot yang membungkus tulang-tulang ini. Kemudian terbentuklah seorang manusia.
Singkatnya, tahap-tahap pembentukan manusia sebagaimana digambarkan dalam
Al Qur’an, benar-benar sesuai dengan penemuan embriologi modern.

2.3 Tahapan Embriologi

Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk


hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai
dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Tahap awal
perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel
sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi.

Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote
dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju
pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio. Fase embrionik terbagi menjadi 3
fase, yaitu:
1. Fase Murola

Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel
terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat. Morulasi
yaitu proses terbentuknya morula. Dalam fase ini zigot membelah secara mitosis
berturut-turut sehingga menjadi 2, 4, 8, 16 dan akhirnya 32 buah sel.
2. Fase Blastula

Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami


pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan
mengadakan pelekukan yang tidak beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel
yang disebut dengan Blastosoel.Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula. Pada
fase blastulla ditandainya dengan terjadinya pembentukan rongga tubuh dan
jaringannya.
3. Fase Gastula

Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya


sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga
tubuh. Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan
hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya.
Pada fase ini terjadi pembentukan 3 lapisan pada dinding rahim, yaitu ektoderm,
mesoderm, dan endoderm.

Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai tiga lapisan dinding tubuh


embrio, berupa ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan
tingkat tinggi seperti Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua
Vertebrata. Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh
embrio, berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah
seperti Porifera dan Coelenterata.Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.

Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk


hidup. Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh
embrio pada fase gastrula.
1. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak
(sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera.
2. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon),
alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi
seperti ren.
3. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan,
kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo
Ciri Tahap Perkembangan Embrio

Pada bulan pertama (minggu ke-4) perkembangan embrio manusia ditandai


dengan alat-alat tubuh yang cukup penting telah mulai terbentuk dan sudah mulai
berfungsi walaupun belum sempurna. Kaki dan tangan belum terbentuk pada bulan
pertama usia kehamilan. Demikian pula otak janin masih berupa gumpalan darah.
Panjang embrio pada usia kandungan satu bulan sekitar 2.5 sampai 6 mm.

Berikutnya, pada bulan kedua terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm,


mesoderm dan endoderm embrio yang telah terbentuk kaki dan tangan, alat-alat
kelamin bagian dalam, rangka yang masih berupa tulang rawan, alat-alat bagian
muka dan beberapa alat penting yang lain. Panjang embrio pada usia kandungan
2 bulan adalah antara 25 sampai 40 mm.

Pada bulan ketiga usia kehamilanan, hampir seluruh alat tubuh secara
lengkap telah terbentuk, termasuk alat kelamin luar. Panjang janin pada fase ini
sekitar 70 sampai 100 mm dan dapat dibedakan antara janin laki-laki atau
perempuan. Lalu pada bulan keempat kehamilan seorang wanita, kondisi janin
mulai terbentuk kulit, rambut, kelenjar keringat dan kelopak mata. Gerakan janin
sudah terasa oleh ibunya. Panjang janin saat itu sekitar 145 mm.

Sejak minggu ke-12 usia kehamilan seorang wanita, janin hanya


mengalami pertumbuhan ke arah membesar dan memanjang hingga menjelang
kelahirannya. Pada akhir trimester pertama, plasenta berkembang untuk
menyediakan oksigen, nutrisi dan pembuangan sampah bayi. Kelopak mata bayi
merapat untuk melindungi mata yang sedang berkembang. Janin mencapai
panjang 76 mm dan beratnya 19 gram.Kepala bayi membesar dengan lebih
cepat daripada yang lain. Badannya juga semakin membesar untuk mengejar
pembesaran kepala.

Minggu ke-24, paru-paru mulai mengambil oksigen meski bayi masih


menerima oksigen dari plasenta. Untuk persiapan hidup di luar rahim, paru-paru
bayi mulai menghasilkan surfaktan yang menjaga kantung udara tetap
mengembang. Kulit bayi mulai menebal.
Minggu ke-25, bayi cegukan. Ini tandanya ia sedang latihan bernafas. Ia
menghirup dan mengeluarkan air ketuban. Jika air ketuban yang tertelan terlalu
banyak, ia akan cegukan. Tulang bayi semakin mengeras dan bayi menjadi bayi
yang semakin kuat. Saluran darah di paru-paru bayi sudah semakin berkembang.
Garis disekitar mulut bayi sudah mulai membentuk dan fungsi menelan sudah
semakin membaik. Indera penciuman bayi sudah semakin membaik karena di
minggu ini bagian hidung bayi (nostrils) sudah mulai berfungsi. Berat bayi sudah
mencapai 650-670 gram dengan tinggi badan 34-37 cm.

Minggu ke-26, bayi sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina
matanya telah mulai terbentuk. Aktifitas otaknya yang berkaitan dengan
pendengarannya dan pengelihatannya sudah berfungsi, bunda dapat memulai
memperdengarkan lagu yang ringan dan mencoba untuk memberi cahaya lebih
disekitar perut, mungkin bunda akan merasakan anggukan kepala si kecil. Berat
badan bayi sudah mencapai 750-780gram, sedangkan tingginya 35-38 cm.
Minggu pertama trimester ketiga (Minggu ke-27), paru-paru, hati dan sistem
kekebalan tubuh masih harus dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan, memiliki
peluang 85% untuk bertahan. Indra perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai
mengisap ibu jari dan menelan air ketuban yang mengelilinginya. Berat umum bayi
870-890 gram dengan tinggi badan 36-38 cm.

Minggu ke-28 beratnya 1100 gram dan panjangnya 25 cm. Otak bayi semakin
berkembang dan meluas. Lapisan lemak pun semakin berkembang dan rambutnya
terus tumbuh. Lemak dalam badan mulai bertambah. Walaupun gerakan bayi sudah
mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah
mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya
sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia
terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup.

Minggu ke-29 kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon seperti


androgen dan estrogen. Hormon ini akan menyetimulasi hormon prolaktin di dalam
tubuh ibu sehingga membuat kolostrum (air susu yang pertama kali keluar saat
menyusui). Sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa mengidentifikasi
perubahan suara, cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa
mengendalikan nafas dan mengatur suhu badan dari bayi. Postur dari bayi sudah
semakin sempurna sebagai seorang manusia, berat badannya 1100-1200 gram,
dengan tinggi badan 37-39 cm.

Minggu ke-30 lemak dan berat badan bayi terus bertambah sehingga bobot
bayi sekarang sekitar 1400 gram dan panjangnya 27 cm. Karena ia semakin besar,
gerakannya semakin terasa. Mata indah bayi sudah mulai bergerak dari satu sisi ke
sisi yang lain dan dia sudah mulai belajar untuk membuka dan menutup matanya.
Saat ini waktu yang terbaik bagi bunda untuk menyenteri perut dan menggerak-
gerakan senter tersebut maka mata bayi sudah bisa mengikuti ke arah mana senter
tersebut bersinar.cairan ketuban (amniotic fluid) di rahim bunda semakin
berkurang. Kini si kecil pun sudah mulai memproduksi air mata. Berat badan bayi
1510-1550 gram, dengan tinggi 39-40 cm.

Minggu ke-31, plasenta masih memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi.


Aliran darah di plasenta memungkinkan bayi menghasilkan air seni. Ia
berkemih hampir sebanyak 500 ml sehari di dalam air ketuban. Perkembangan
fisik bayi sudah mulai melambat pada fase ini, hanya berat badan bayilah yang
akan bertambah. Selain itu lapisan lemak akan semakin bertambah dibawah
jaringan kulitnya. Tulang pada tubuh bayi sudah mulai mengeras, berkembang
dan mulai memadat dengan zat-zat penting seperti kalsium, zat besi, fosfor.
Berkebalikan dengan perkembangan fisiknya, pada fase ini perkembangan
otaknyalah yang berkembang dengan sangat pesat dengan menghasilkan
bermilyar sel. Apabila diperdengarkan musik, bayi akan bergerak. Berat badan
bayi 1550-1560 gram dengan tinggi 41-43 cm.

Minggu ke-32, jari tangan dan kaki telah tumbuh sempurna, begitu pula
dengan bulu mata, alis dan rambut di kepala bayi yang semakin jelas. Lanugo yang
menutupi tubuh bayi mulai rontok tetapi sebagian masih ada di bahu dan punggung
saat dilahirkan. Dengan berat 1800 gram dan panjang 29 cm, kemampuan untuk
bertahan hidup di luar rahim sudah lebih baik apabila di dilahirkan pada minggu ini.
Kulit bayi semakin merah, kelopak matanya juga telah terbuka dan system
pendengaran telah terbentuk dengan sempurna. Kuku dari jari mungil tangan dan
kaki si kecil sudah lengkap dan sempurna. Rambutnya pun semakin banyak dan
semakin panjang. Bayi sudah mulai bisa bermimpi,
Minggu ke-33, bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan
ibunya. Otak bayi semakin pesat berkembang. Pada saat ini juga otak bayi sudah
mulai bisa berkoordinasi antara lain, bayi sudah menghisap jempolnya dan sudah
bisa menelan. Walaupun tulang-tulang bayi sudah semakin mengeras tetapi otot-
otot bayi belum benar-benar bersatu. Berat badan bayi 1800-1900 gram, dengan
tinggi badan sekitar 43-45 cm.

Minggu ke-34, bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka dan
menutup mata apabila mengantuk dan tidur, bayi juga sudah mulai mengedipkan
matanya. Tubuh bunda sedang mengirimkan antibodi melalui darah bunda ke dalam
darah bayi yang berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuhnya dan proses ini akan
tetap terus berlangsung bahkan lebih rinci pada saat bunda mulai menyusui.

Minggu ke-35, pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak


dari tubuh bayi sudah mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan
lemak ini berfungsi untuk memberikan kehangatan pada tubuhnya. Apabila bayi
bunda laki-laki maka di bulan ini testisnya telah sempurna. Berat badan bayi 2300-
2350 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-47 cm.

Minggu ke-36, kulit bayi sudah semakin halus dan sudah menjadi kulit bayi.
Lapisan lemak sudah mulai mengisi bagian lengan dan betis dari bayi. Ginjal dari
bayi sudah bekerja dengan baik dan livernya pun telah memproduksi kotoran.
Saat ini paru-paru bayi sudah bekerja baik bahkan sudah siap bertemu dengan
mama dan papa. Berat badan bayi 2400-2450 gram, dengan tinggi badan 47-48
cm

Minggu ke-37, kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin
membulat dan kulitnya menjadi merah jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat
dan bertambah 5cm. Kuku terbentuk dengan sempurna. Bayi sudah bisa melihat
adanya cahaya diluar rahim. Bayi sedang belajar untuk melakukan pernafasan
walaupun pernafasannya masih dilakukan di dalam air. Berat badan bayi di
minggu ini 2700-2800 gram, dengan tinggi 48-49 cm
Minggu ke-38 hingga minggu ke-40, proses pembentukan telah berakhir dan
bayi siap dilahirkan. Secara normal, lama masa kandungan manusia adalah 9
bulan lebih 10 hari. Pada waktu bayi lahir, ia segera bernafas dengan paru-paru
sehingga aliran
darah dari plasenta terhenti. Pernafasan tersebut biasanya diawali dengan tangisan.

2.4 Kelainan Pada Embrio

Kelainan Perkembangan Embrio


Pada saat proses perkembangan embrio juga sering terdapat kelainan yang
disebut kelainan perkembangan. Orang yang memiliki kelainan biasanya akan
terlihat sejak lahir sehingga disebut juga kelainan bawaan atau anomaly congenital
ataupun malformasi congenital.
a). Definisi Malformasi congenital adalah abnormalitas (kelainan) anatomi
pada waktu di lahirkan.
b). Definisi Aneuploidi yaitu berkurang atau bertambahnya jumlah kromosom
dari 46, yaitu hipodiplodi (biasanya 45) atau hiperdiplodi (biasanya 47-49).
c). Definisi Poliplodi yaitu perubahan jumlah kromosom yang kelipatan dari N.
B. Kelainan Struktur Kromosom
Kebanyakan kelainan struktur kromosom di sebabkan factor lingkungan seperti oleh
radiasi, bahan kimia, virus. Berbagai kelainan yang dikenal sebagai berikut:
a) Kromosom cincin tipe lain dari dilesi yaitu jedua ujung kromosom yang
berlawanan patah, dan ujung-ujung yang tersisa bersatu dan membentuk
cincin.
b) Mosaik terjadi bila pada seseorang di dalam tubuhnya mengandung
berbagai campuran kariotip baik autosom maupun kromosom seks.
c) Malformasi disebabkan mutasi gen di perkiraan 10-15% malformasi
kongenital disebabkan adanya gen-gen mutan (Nelson, 1969). Walaupun banyak
gen yang mengalalmi mutasi, kebanyakan gen ini tidak menyebabkan kelainan
kongenita, seperti misalnya fenilketonuria, yang bersifat di turunkan secara
resesif autosom.

Kelainan juga dapat terjadi pada umumnya oleh karena terjadi kelainan pada
pembentukan selaput atau kantung embrio. Bila pemisahan discus embrio
(blastodisk) tidak sempurna atau masih muda ada bagian yang bersatu, yang
kemudian berkembang lebih lanjut menjadi kembar melekat atau dikenal pula
sebagai kembar siam.

2.5 Pengertian Sistem Reproduksi


Sistem reproduksi adalah sekelompok struktur terorganisir yang
memungkinkan penciptaan, atau reproduksi, kehidupan baru bagi kelanjutan
spesies. Reproduksi manusia adalah seksual, yang berarti bahwa baik laki-laki dan
seorang perempuan memberikan kontribusi materi genetik dalam pembentukan
individu baru. Selama pubertas, biasanya terjadi antara usia sembilan dan empat
belas, sistem reproduksi dari kedua jenis kelamin dewasa. Ovarium melepaskan
sel telur dari perempuan (sel kelamin perempuan) dan testis laki-laki memproduksi
sperma (sel kelamin laki-laki). Reproduksi terjadi ketika sperma bertemu dengan
telur, proses yang disebut pembuahan

2.6 Reproduksi Pria dan Pembentukan Sperma

Pria memiliki serangkaian alat reproduksi dan di dalam alat ini berlangsung pula
proses pembentukan sperma. Dalam proses pembentukan sperma tidak lepas dari
peran hormon-hormon seksual.
A. Alat Reproduksi Pria

Alat reproduksi pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat kelamin bagian luar dan
alat kelamin bagian dalam. Alat kelamin bagian luarterdiri atas penis dan skrotum.
Di dalam skrotum terdapat testis yang merupakan alat kelamin bagian dalam dan
tidak tampak dari luar.

Penis berfungsi sebagai alat koitus (persetubuhan). Pada alat ini terdapat
saluran ejakulasi yang berperan menyemprotkan semen hingga masuk dalam
uretra dan disalurkan ke luar. Saluran uretra juga berfungsi menyalurkan urine dan
dikeluarkan melalui lubang kecil di ujung penis.

Pada saat ejakulasi, otot yang terdapat pada tempat keluarnya urine menutup
sehingga urine tidak keluar bersama semen.

Skrotum merupakan kulit luar pembungkus testis. Skrotum berfungsi menjaga


temperatur testis saat pembentukan sperma. Apabila temperatur terlalu tinggi,
skrotum akan mengendor dan apabila temperatur menurun, skrotum mengerut.
Di dalam testis terdapat saluran halus yang merupakan tempat pembentukan
sperma, disebut tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari
jaringan epitelium dan jaringan ikat. Di dalam jaringan epitelium terdapat sel induk
spermatozoa (spermatogen) dan sel sertoli. Sel sertoli berfungsi memberi nutrisi
pada sperma. Di antara tubulus seminiferus terdapat sel-sel interstisiil yang
menghasilkan hormon testosteron dan hormon kelamin jantan lainnya.
B. Proses Pembentukan Sperma

Pembentukan sperma berlangsung di dalam testis. Proses pembentukan atau


pemasakan sperma ini disebut spermatogenesis.

Spermatogenesis berawal dari sel spermatogonia yang terdapat pada dinding


tubulus seminiferus. Setiap spermatogonia yang mengandung 23 pasang
kromosom, mengalami pembelahan mitosis menghasilkan spermatosit primer yang
juga mengandung 23 pasang kromosom. Spermatosit primer ini kemudian
mengalami pembelahan meiosis pertama menghasilkan 2 spermatosit sekunder
yang haploid. Kemudian tiap spermatosit sekunder membelah lagi secara meiosis
(meiosis kedua) menghasilkan 2 spermatid yang juga haploid. Spermatid kemudian
berdiferensiasi menjadi sperma yang telah masak. Sperma ini bersifat haploid.

Sperma yang telah masak mempunyai sifat motil, karena sperma dilengkapi
mikrotubulus. Sperma yang matang ini mempunyai tiga bagian, yaitu bagian
kepala, bagian tengah (mid piece), dan bagian ekor.
1) Bagian kepala mengandung inti sel (nukleus) yang haploid dan bagian
ujungnya mengandung akrosom yang berisi enzim hialuronidase dan
proteinase yang berperan membantu menembus lapisan yang melindungi sel
telur.
2) Bagian tengah mengandung mitokondria yang berperan dalam
pembentukan energi yang digunakan untuk pergerakan ekor sperma.

3) Bagian ekor, sebagai alat gerak sperma agar dapat mencapai ovum

Produksi sperma dipengaruhi hormon Follicle Stimulating Hormon (FSH)


dan Luteinizing Hormon (LH). Produksi sperma bersamaan dengan produksi
hormon testosteron. Hormon inilah yang mengendalikan produksi FSH dan LH.

Hormon yang Dihasilkan Oleh Kelenjar Endokrin


Kelenjar Endokrin Jaringan Fungsi
dan Hormon-Hormon yang
yang Dihasilkan Dituju

Hipotalamus

- Hormon gonadotropin HipofisiMs erMerangsang pengeluaran FSH


(Follicle anterior Stimulating Hormone),LH
(LuteinizingHormone), dan hormon
tumbuh (GrowthHormone).

Hipofisis anterior

a) FSH Testis MeMerangsang sel-sel sertoli pada tubulus


seminiferus pada testis untuk mengubah
sel- sel spermatid menjadi sperma (proses
spermatogenesis).

b) LH Testis Merangsang sel-sel leydig (sel-sel


interstisiil) untuk menghasilkan testosteron.

c) Hormon tumbuh Testis MeMemacu agar memulai pembelahan


spermatogonia.

Testis

- Testosteron Seluruh Pada janin merangsang perkembangan


tubuh organ seks primer.

Masa pubertas mempengaruhi pertumbuhan


alat reproduksi dan ciri-ciri kelamin
sekunder(suara, kejantanan, pertumbuhan
rambut, dan kematangan seksual).

Dewasa berperan dalam memelihara ciri-


ciri kelamin sekunder dan mendorong
terjadinya spermatogenesis.
Seorang pria mulai memproduksi sperma apabila testisnya telah
menghasilkan hormon testosteron. Hormon inilah yang akan memacu testis untuk
memproduksi sperma. Dimulainya produksi hormon testosteron menandakan pria
tersebut mengalami pubertas. Pubertas ditandai dengan munculnya ciri-ciri
sekunder pada pria. Seperti pada wajah tumbuh kumis, jambang, tumbuh rambut
di ketiak dan di sekitar alat kelamin.

Selain fisik, pubertas juga mempengaruhi psikologi seorang pria. Secara


psikologis seorang pria menunjukkan sifat-sifat maskulin, di antaranya mempunyai
kecenderungan untuk melindungi, cenderung berpikir logis, tidak mengedepankan
perasaan, cenderung cuek, dan cenderung diam dan menarik diri dari lingkungan
apabila sedang menghadapi masalah.

Secara biologis seorang pria yang telah puber akan mengalami "mimpi basah".
Mimpi basah dapat terjadi karena pria memproduksi sperma setiap harinya. Sperma
ini tidak harus selalu dikeluarkan, sebagian sperma akan diserap oleh tubuh dan
dikeluarkan melalui cairan keringat, kotoran cair, dan kotoran padat. Sperma bisa
dikeluarkan melalui proses yang disebut ejakulasi, yaitu keluarnya sperma melalui
penis. Ejakulasi terjadi secara alami (tidak disadari oleh remaja pria) melalui mimpi
basah.

Seorang pria yang telah pubertas harus mampu memelihara kesehatan dengan
menjaga kebersihan pribadi dan alat reproduksinya. Demikian juga secara religius
seorang yang sudah mengalami pubertas harus semakin meningkatkan
pemahaman agamanya serta mendekatkan diri kepada Tuhan agar tidak terjerumus
kepada pergaulan bebas yang akan merugikan masa depannya.

2.7 Reproduksi Wanita dan Pembentukan Ovum

Sistem reproduksi wanita tersusun atas serangkaian alat reproduksi yang juga
menjadi tempat berlangsungnya pembentukan ovum, fertilisasi, kehamilan, dan
persalinan. Simak materi berikut untuk memahami lebih lanjut.
A. Alat Reproduksi Wanita

Seperti halnya pria, alat reproduksi wanita terdiri atas alat kelamin luar dan
alat kelamin dalam. Bagian luar alat kelamin terdiri atas labia mayora yang
merupakan bibir luar vagina berukuran besar tampak tebal berlapis lemak.
Pertemuan antara kedua labia mayora dibagian atas disebut mons veneris. Di
dalam labia mayora terdapat tonjolan kecil yang disebut klitoris. Sebelah dalam
labia mayora terdapat labia minora yang merupakan lipatan kulit yang halus,
tipis, dan tidak dilapisi lemak. Tepat di bawah klitoris terdapat orificium urethrae
yang merupakan muara saluran kencing. Di bawah saluran kencing ini terdapat
himen (selaput dara) yang mengelilingi lubang masuk ke vagina.

Alat kelamin wanita bagian dalam terdiri atas ovarium (indung telur),
oviduk (tuba fallopii), rahim (uterus), dan vagina. Ovarium berjumlah
sepasang yang terletak di rongga perut kanan dan kiri. Di dalam ovarium
terdapat folikel-folikel. Tiap folikel terdapat satu sel telur. Folikel ini berfungsi
menyediakan nutrisi dan melindungi perkembangan sel telur.

Oviduk merupakan saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim


(uterus). Saluran ini berjumlah sepasang. Ujungnya berbentuk corong berjumbai-
jumbai (fimbriae) yang berfungsi menangkap ovum. Setelah ovum ditangkap oleh
fimbriae, kemudian diangkut oleh tuba fallopii (bagian oviduk yang menyempit)
dengan gerak peristaltik sepanjang dinding tuba yang bersilia menuju uterus.

Uterus merupakan ruangan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.


Uterus hanya terdiri atas satu ruang (simpleks) yang berotot tebal. Pada wanita
yang belum pernah melahirkan, ukuran uterus biasanya memiliki panjang 7 cm dan
lebar 4-5 cm. Uterus bagian bawah menyempit disebut serviks uteri, sedangkan
bagian tengah yang berukuran lebar disebut corpus uteri (badan rahim).

Uterus tersusun atas tiga lapisan, yaitu perimetrium, miometrium, dan


endometrium. Endometrium menghasilkan banyaklendirdan mengandung
banyakpembuluh darah. Lapisan inilah yang mengalami penebalan dan akan
mengelupas setiap bulannya apabila tidak ada implantasi zigot di dalam uterus.
Vagina merupakan sebuah tabung berlapiskan otot yang membujur ke
arah belakang dan atas. Dinding vagina lebih tipis dari dinding uterus dan
lebih banyak terdapat lipatan-lipatan. Keadaan ini bermanfaat untuk
mempermudah jalannya kelahiran bayi. Di dalam vagina terdapat lendiryang
dihasilkan oleh dinding vagina serta kelenjar bartholini.

B. Proses Pembentukan Ovum

Proses pembentukan ovum disebut oogenesis. Perhatikan Gambar 10.9.


Proses ini terjadi di dalam ovarium. Sejak masa embrio hingga dewasa, oogonia
(sel induk telur) di dalam ovarium mengalami perkembangan. Oogonium pada
masa embrio ini memperbanyak diri secara mitosis membentuk oosit primer. Saat
embrio berusia 6 bulan, oosit primer mengalami meiosis I dan berhenti pada fase
profase.
Kemudian oosit primer ini berhenti membelah hingga masa pubertas.

Saat wanita mengalami pubertas, hipofisis akan menghasilkan Follicle


Stimulating Hormone (FSH) dan oosit primer melanjutkan proses meiosis I.
Pembelahan meiosis ini menghasilkan dua sel yang ukurannya tidak sama. Sel yang
berukuran besar disebut oosit sekunder dan yang kecil disebut badan polarpertama.
Perhatikan Gambar10.8. Oosit sekunder dikelilingi oleh folikel. Di bawah pengaruh
FSH, folikel-folikel ini membelah berkali-kali dan membentuk folikelde Graaf (folikel
yang sudah masak) yang di antaranya mempunyai rongga. Selanjutnya, sel-sel
folikel memproduksi estrogen yang merangsang hipofisis untuk menyekresikan
Luteinizing Hormone (LH). LH berfungsi memacu terjadinya ovulasi. Saat menjelang
ovulasi ini, meiosis I selesai. Oosit sekunderdan badan polarpertama melanjutkan
pembelahan dengan melakukan meiosis II dan berhenti pada metafase II.
Selanjutnya, oosit sekunder dilepas dari ovarium dan ditangkap oleh fimbriae dan
dibawa ke oviduk. Pelepasan oosit sekunder di ovarium dikenal dengan istilah
ovulasi. LH membuat sel-sel folikel berkembang menjadi korpus luteum.

Korpus luteum memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Hormon


progesteron akan menghambat LH yang memungkinkan bertahannya korpus
luteum. Jadi, pada saat ovulasi, yang dilepas bukan ovum tetapi oosit sekunder
pada tahap metafase II.
Jika terjadi pembuahan oleh spermatozoa, oosit sekunder dan badan polar
pertama akan melanjutkan tahapan meiosis II. Pembelahan oosit sekunder
menghasilkan 1 ootid dan 1 badan polar kedua, sedangkan badan polar pertama
akan menghasilkan dua badan polar kedua. Saat akan terjadi pembuahan, ootid
berdiferensiasi membentuk ovum, dan tiga badan polar yang menempel pada ovum
akan mengalami degenerasi.

Sel telur yang dibuahi dan yang tidak dibuahi akan menuju uterus. Sementara
itu, hormon progesteron dihasilkan dan akan mempengaruhi penebalan dinding
uterus sehingga siap terjadi implantasi. Jika sel telur ini tidak dibuahi akan luruh dan
dikeluarkan sebagai menstruasi (haid) bersama jaringan yang terbentuk pada
dinding uterus.

Terjadinya menstruasi pertama menandakan seorang wanita mengalami


pubertas. Pubertas selain ditandai dengan menstruasi juga ditandai dengan
aktifnya hormon seksual pada wanita. Hormon inilah yang memacu perubahan fisik
pada wanita dan terjadinya menstruasi. Perubahan fisik tersebut di antaranya
tumbuhnya payudara, pinggul mulai melebar dan membesar, serta tumbuh rambut
di ketiak dan kemaluan.

Selain fisik, pubertas juga mempengaruhi psikologi wanita. Secara psikologis


seorang wanita yang sudah memasuki masa pubertas akan menunjukkan sifat
feminin, di antaranya senang berdandan, cenderung mengedepankan perasaan,
sehingga perasaannya mudah tersentuh. Apabila sedang menghadapi suatu
masalah, wanita akan cenderung mencari seorang teman untuk mencurahkan
permasalahannya.

Pada wanita terdapat siklus menstruasi.

Siklus ini berkaitan dengan pembentukan sel telur dan pembentukan


endometrium. Siklus menstruasi pada umumnya berlangsung selama 28 hari, tetapi
ada juga yang berlangsung 21 hari bahkan 30 hari. Perbedaan siklus ini dipengaruhi
oleh hormon-hormon reproduksi. Siklus menstruasi pada wanita terdiri dari
empat fase sebagai berikut.
1-5 hari
Fase Menstruasi

Menurunnya progesteron dan estrogen menyebabkan pembuluh darah pada


endometrium menegang, sehingga menyebabkan suplai oksigen menurun. Karena
tidak terjadi kehamilan maka endometrium mengalami degenerasi yang ditandai
dengan luruhnya sel-sel pada dinding uterus, pecahnya pembuluh darah dalam
endometrium, menyebabkan darah dan sel-sel tersebut keluar melalui vagina.
Peristiwa ini disebut menstruasi. Menstruasi berlangsung antara 5-7 hari.

6-10 hari
Fase Folikuler (Fase Reperasi)

Terjadi proses penyembuhan akibat pecahnya pembuluh darah. Fase ini


dipengaruhi oleh hormon estrogen yang dihasilkan oleh folikel. Hormon ini
merangsang pertumbuhan endometrium yaitu dengan mempertebal lapisan
endometrium dan membentuk pembuluh darah serta kelenjar.

11-18 hari
Fase Fertil

Meningkatnya hormon estrogen dapat memacu dihasilkannya LH. Apabila LH


meningkat, maka folikel memproduksi progesteron. Hormon-hormon ini berperan
mematangkan folikel dan merangsang terjadinya ovulasi yaitu lepasnya ovum dari
ovarium. Ovum ini bergerak sepanjang tuba fallopii. Pada saat seperti ini, wanita
tersebut dalam masa fertil atau subur sehingga ovum siap dibuahi.

19-28 hari
Fase Luteal

Pada saat ovulasi, folikel Graaf pecah berubah menjadi korpus rubrum yang
mengandung banyak darah. Adanya LH menyebabkan korpus rubrum berubah
menjadi korpus luteum (badan kuning) untuk menghasilkan hormon progesteron
yang berfungsi mempersiapkan endometrium menerima embrio. Pada saat ini
endometrium menjadi tebal dan lembut, serta dilengkapi banyak pembuluh darah.
Jika tidakada kehamilan, korpus luteum berdegenerasi menjadi korpus albikans
sehingga progesteron dan estrogen menurun bahkan hilang.

2.8 Penyakit Pada Sistem Reproduksi

1. Gonorea

Penyakit ini lazim disebut dengan kencing nanah. Penyebabnya adalah bakteri
Neisseria Gonorrheae. Ia ditularkan melalui prilaku seks yang bebas dan
menyimpang. Gejalanya adalah keluarnya cairan berwarna putih yang disertai
dengan rasa yang nyeri pada saat buang air kecil

2. Sifilis (Rasa Singa)

Penyakit ini disebabkan bakteri bernama Treponema Pallium yang didapatkan


seseorang melalui hubungan seksual, luka mikroskopis dan juga trasfusi darah.

3. Herpes Genital

Genital herpes biasanya menyebabkan sakit, benjolan pada kulit, mucous


membranes (misalnya mulut atau bibir), atau alat kelamin. Lokasi ini tergantung
pada tempat kontak dilakukan pada saat transmisi. Menyembuhkan luka-crust
dengan pembentukan berkeropeng, yang menunjukan dari herpes. Banyak orang
dengan penyakit berulang sakit di daerah infeksi bahkan sebelum blisters atau
ulcers dapat dilihat. Sakit ini disebabkan oleh iritasi dan peradangan pada saraf
yang mengarah ke daerah kulit yang terkena. Ini adalah tanda bahwa penyakit
untuk memulai. Seseorang pada saat ini sangat menular, meskipun kulit masih
tampak normal.

4. Klamidia

Klamidia adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis


yang ditularkan melalui kontak seksual. Ini adalah penyakit menular seksual yang
paling umum. Klamidia dapat menginfeksi penis, vagina, leher rahim, dubur,
saluran kencing, mata, atau tenggorokan

5. Trikoniasis

Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh serangan


protozoa parasit Trichomonas vaginalis. Trichomoniasis merupakan infeksi yang
biasanya menyerang saluran genitourinari; uretra adalah tempat infeksi yang paling
umum pada laki-laki, dan vagina adalah tempat infeksi yang paling umum pada
wanita. Penggunaan kondom dapat menolong mencegah penyebaran trikomoniasis.

6. Kutil Kelamin

Penyakit ini disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV) hanya menyerang


bagian genital, anus dan mulut. Kutil kelamin memiliki bentuk seperti kutil lain yang
biasa tumbuh pada bagian tubuh. Kering, memiliki tekstur yang kasar, berwarna
ungu atau merah muda. Kutil yang tidak ditangani di dengan benar bisa mekar dan
berkembang.

7. HIV/AIDS

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency


Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom)
yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus
HIV;[1] atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV,
FIV, dan lain-lain).

Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat


HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang
terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah
terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju
perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan dan Saran

Reproduksi manusia secara vivipar (melahirkan anak) dan


fertilisasinya secara internal (di dalam tubuh), oleh karena itu memiliki alat-alat
reproduksi yang mendukung fungsi tersebut. Alat-alat reproduksi tersebut dibagi
menjadi alat reproduksi bagian dalam dan alat reproduksi bagian luar yang masing-
masing alat reproduksi tersebut telah disebutkan dan dijelaskan dalam makalah ini.
Selain itu dalam makalah ini juga membahas sedikit tentang proses terjadinya
gametosis dan oogenesis. Maka kesimpulan akhir dari makalah ini adalah
reproduksi bertujuan untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar
tidak punah.

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

- http://kusmandanuunindra4.blogspot.com/2009/12/proses-perkembangan-
embrio.html

- http://id.wikipedia.org/wiki/AIDS

- http://majalahkesehatan.com/klamidia/

- http://id.wikipedia.org/wiki/Genital_herpes

- http://id.wikipedia.org/wiki/Trikomoniasis
- http://indonesiaindonesia.com/f/7302-mengenal-jauh-kutil-kelamin/

- http://kelasbiologiku.blogspot.com/2013/03/beberapa-penyakit-pada-sistem.html

- http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/alat-reproduksi-pria-dan-proses.html

- http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/alat-reproduksi-wanita-dan-proses.html

- http://mediaindonesia45.blogspot.com/2013/01/pengertian-sistem-reproduksi-
pada.html

- http://annidasaima.blogspot.com/2012/09/definisi-teori-dan-konsep-
embriologi.html

- http://biologi.fst.unair.ac.id/matkul_S1bio/Semester%20Gasal/Semester
%20Gasal/Emb%20Vert/Definisi,%20Teori%20dan%20Sejarah
%20Embriologi_dono_2010.ppt

- http://embriostarsgurls.blogspot.com/2010/11/pengertian-ruang-lingkup-dan-
manfaat.html

- http://smartbiojoe.blogspot.com/2011/10/sistem-reproduksi-manusia-paket-
blog.html

makalah PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA KATA PENGANTAR P uji


dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT , Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan
karunia-Nya , kami dapat menyelesaikan tugas Konsep Dasar IPA . Tanpa ridha dan kasih sayang
serta petunjuk dari-Nya mustahil tugas ini dapat terselesaikan . Kami tidak hanya bersyukur
kepada-Nya saja tetapi kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
membantu kami . Kami membuat makalah ini bertujuan untuk menyelasaikan tugas yang
diberikan oleh dosen . Dari pembuatan makalah ini tidak hanya menyelesaikan tugas , tetapi
bertujuan menambah pengetahuan dan wawasan kita yang berkaitan dengan Pertumbuhan dan
Perkembangan Manusia . Kiranya makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi pembaca .
Meski begitu , penulis sadar bahwa makalah ini perlu untuk dilakukan perbaikan dan
penyempurnaan . Untuk itu , saran dan kritik yang membangun dari pembaca akan kami terima
dengan senang hati. Semarang, Oktober 2010 Penulis MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto :
Ø Sabar dan tabah adalah kunci kebahagiaan Ø Orang besar ialah yang berhasil bangkit kembali
sesudah mengalami kegagalan Ø Sesungguhnya sesudah ada kesulitan itu ada kemudahan Ø
Manusia adalah makhluk sosial Persembahan Ø Bapak Muchamad Nur Arifin Ø Teman – teman
PGSD Kelas IF Ø Mahasiswa/i IKIP PGRI Semarang Ø Pembaca yang budiman DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................I
Pengesahan..................................................................................................................II Kata
Pengantar...........................................................................................................III Motto dan
Persembahan.............................................................................................IV Daftar
Isi....................................................................................................................V Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang.......................................................................................................1 B.
Tujuan..................................................................................................................1 C.
Metode..................................................................................................................2 Bab II Isi A.
Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan...........................................................B. Ciri-ciri
tumbuh kembang.....................................................................................2 C. Prinsip-prinsip
tumbuh kembang.......................................................................... 3 D. Faktor Perkembangan 1.
Faktor Genetik............................................................................................4 2. Fakror Eksternal/
lingkungan.......................................................................5 E. Tahap-tahap Pertumbuhan dan
Perkembangan I. Reproduksi...................................................................................................7 II.
Neonatus (lahir – 28 hari).............................................................................18 III. Bayi (1 bulan –
1 tahun............................................................................... 18 IV. Todler (1-3
tahun)....................................................................................... 18 V. Pre sekolah (3-6
tahun)............................................................................... 18 VI. Usia sekolah (6-12
tahun)........................................................................... 19 VII. Remaja (12-18/20
tahun)............................................................................. 20 VIII. Dewasa muda (20-40
tahun) ...................................................................... 20 IX. Dewasa menengah (40-65
tahun).................................................................21 X. Dewasa
tua...................................................................................................21 Bab III Penutup A.
Kesimpulan...........................................................................................................22 B. Saran –
saran.........................................................................................................22 Daftar
Pustaka.................................................................................................................BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makhluk hidup mengalami penambahan tinggi,
penambahan besar diameter. Begitu juga manusia juga mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Bayi yang baru lahir tentu berbeda dengan orang dewasa. Seiring waktu
pertumbuhannya, bukan hanya ukuran tubuh saja yang menjadi lebih besar namun hal-hal lain
juga menjadi semakin matang. Tidak seperti pada makhluk hidup lainnya, pada manusia
perkembangan bukan hanya menyangkut masalah kemampuan berkembang biak, namun juga
banyak aspek lainnya. Misalnya kemampuan berfikir dan kemampuan emosional. Pada makalah
ini kami menjelaskan bagaimana pertumbuhan dan perkembangan pada manusia. B. Tujuan
Setelah membaca dan mempelajari isi makalah ini, maka pembaca mampu : Ø Menjelaskan
definisi pertumbuhan dan perkembangan Ø Menjelaskan ciri-ciri tumbuh kembang Ø
Menyebutkan dan menjelaskan prinsip-prinsip tumbuh kembang Ø Menyebutkan dan
menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang Ø Menyebutkan dan
menjelaskan tahap-tahap tumbuh kembang manusia C. Metode Kami membuat makalah ini
dengan menggunakan metode study pustaka. Maksud dari study pustaka adalah mengumpulkan
data – data atau bahan dari internet dan buku – buku pedoman lainnya BAB II ISI A. Pengertian
Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan adalah proses bertambahnya jumlah atau ukuran
sel dan tidak dapat kembali ke bentuk semula (irrevesibel) dapat diukur dan dapat dinyatakan
dengan angka, grafik, dsb. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju ketingkat
kedewasaan atau pematangan, tidak dapat diukur tetapi hanya dapat dinikmati . B. Ciri-ciri
tumbuh kembang Tumbuh kembang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Perubahan dalam
aspek fisik dan psikis 2. Perubahan dalam proporsi 3. Lenyapnya tanda-tanda yang lama 4.
Diperoleh tanda-tanda baru C. Prinsip-prinsip tumbuh kembang Proses yang teratur, berurutan,
rapi dan kontinyu --- maturasi, lingkungan dan faktor genetik Pola yang sama, konsisten dan
kronologis, dapat diprediksi Variasi waktu muncul (onset), lama, dan efek dari tiap tahapan
tukemb Mempunyai ciri khas Never ending process --seumur hidup dan meliputi seluruh aspek
Cephalocaudal Proximodistal Differensiasi Hal yang unik -- setiap individu cenderung mencapai
potensi maksimum perkembangannya Tugas perkembangan Perkembangan suatu aspek dapat
dipercepat atau diperlambat Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi
dengan aspek lainnya Perkembangan terjadi dalam tempo yang berlainan D. Faktor
Perkembangan 1. Faktor genetik - faktor keturunan -- masa konsepsi - bersifat tetap atau tidak
berubah sepanjang kehidupan - menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras,
rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti
temperamen - Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan
secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. 2. Faktor eksternal / lingkungan •
mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat
menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan • faktor eksternal yang cukup baik akan
memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya
a. Keluarga • nilai, kepercayaan, adat istiadat, dan pola interaksi dan komunikasi. • Fungsi
:bertahan hidup, rasa aman, perkembangan emosi dan sosial, penjelasan mengenai masyarakat
dan dunia, dan membantu mempelajari peran dan perilaku b. Kelompok teman sebaya *
lingkungan yang baru dan berbeda, memberi pola dan struktur yang berbeda dalam interaksi dan
komunikasi, dan memerlukan gaya perilaku yang berbeda. * fungsi: belajar kesuksesan dan
kegagalan, memvalidasi dan menantang pemikiran dan perasaan, mendapatkan penerimaan,
dukungan dan penolakan sebagai manusia unik yang merupakan bagian dari keluarga; dan untuk
mencapai tujuan kelompok dengan memenuhi kebutuhan dan harapan. c. Pengalaman hidup
pengalaman hidup dan proses pembelajaran membiarkan individu berkembang dengan
mengaplikasikan apa yang telah dipelajari Tahapan proses pembelajaran ü mengenali kebutuhan
ü penguasaan ketrampilan ü menjalankan tugas ü integrasi ke dalam seluruh fungsi ü
mengembangkan penampilan perilaku yang efektif. d. Kesehatan ¨ Tingkat kesehatan --- respon
individu terhadap lingkungan dan respon orang lain pada individu ¨ Kesehatan prenatal (sebelum
bayi lahir) mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari fetal (janin) ¨ Nutrisi adekuat ¨
Keseimbangan antara istirahat, tidur dan olahraga ¨ Kondisi sakit --- ketidakmampuan untuk
melaksanakan tugas-tugas perkembangan --- tumbuh kembang terganggu e. Lingkungan tempat
tinggal Musim, iklim, kehidupan sehari-hari dan status sosial ekonomi E. Tahap- tahap
Pertumbuhan dan Perkembangan I. Reproduksi Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup
untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya
dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru
diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia
dilakukan dengan cara generatif atau seksual. Untuk dapat mengetahui reproduksi pada manusia,
kita harus mengetahui terlebih dahulu organ-organ kelamin yang terlibat serta proses yang
berlangsung di dalamnya. ORGAN REPRODUKSI MANUSIA a. PRIA Dibedakan menjadi
organ kelamin luar dan organ kelamin dalam. Organ reproduksi luar terdiri dari : 1) Penis
merupakan organ kopulasi yaitu hubungan antara alat kelamin jantan dan betina untuk
memindahkan semen ke dalam organ reproduksi betina. Penis diselimuti oleh selaput tipis yang
nantinya akan dioperasi pada saat dikhitan/sunat. 2) Scrotum merupakan selaput pembungkus
testis yang merupakan pelindung testis serta mengatur suhu yang sesuai bagi spermatozoa.
Organ
reproduksi dalam terdiri dari : 1) Testis merupakan kelenjar kelamin yang berjumlah sepasang
dan akan menghasilkan sel-sel sperma serta hormone testosterone. Dalam testis banyak terdapat
saluran halus yang disebut tubulus seminiferus. 2) Epididimis merupakan saluran panjang yang
berkelok yang keluar dari testis. Berfungsi untuk menyimpan sperma sementara dan
mematangkan sperma. 3) Vas deferens merupakan saluran panjang dan lurus yang mengarah ke
atas dan berujung di kelenjar prostat. Berfungsi untuk mengangkut sperma menuju vesikula
seminalis. 4) Saluran ejakulasi merupakan saluran yang pendek dana menghubungkan vesikula
seminalis dengan urethra. 5) Urethra merupakan saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi
dan terdapat di penis. Kelenjar pada organ reproduksi pria 1) Vesikula seminalis merupakan
tempat untuk menampung sperma sehingga disebut dengan kantung semen, berjumlah sepasang.
Menghasilkan getah berwarna kekuningan yang kaya akan nutrisi bagi sperma dan bersifat
alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran reproduksi wanita. 2) Kelenjar
Prostat merupakan kelenjar yang terbesar dan menghasilkan getah putih yang bersifat asam. 3)
Kelenjar Cowper’s/Cowpery/Bulbourethra merupakan kelenjar yang menghasilkan getah berupa
lender yang bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran urethra. b.
WANITA Dibedakana menjadi organ kelamin luar dan organ kelamin dalam. Organ reproduksi
luar terdiri dari : 1) Vagina merupakan saluran yang menghubungkan organ uterus dengan tubuh
bagian luar. Berfungsi sebagai organ kopulasi dan saluran persalinan keluarnya bayi sehingga
sering disebut dengan liang peranakan. Di dalam vagina ditemukan selaput dara. 2) Vulva
merupakan suatu celah yang terdapat di bagian luar dan terbagi menjadi 2 bagian yaitu : a.
Labium mayor merupakan sepasang bibir besar yang terletak di bagian luas dan membatasi
vulva. b. Labium minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak di bagian dalam dan
membatasi vulva Organ reproduksi dalam terdiri dari : 1) Ovarium merupakan organ utama pada
wanita. Berjumlah sepasang dan terletak di dalam rongga perut pada daerah pinggang sebelah
kiri dan kanan. Berfungsi untuk menghasilkan sel ovum dan hormon wanita seperti : a. Estrogen
yang berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder pada wanita, serta juga membantu dalam
prosers pematangan sel ovum. b. Progesterone yang berfungsi dalam memelihara masa
kehamilan. 2) Fimbriae merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian pangkal ovarium
berdekatan dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel ovum yang telah
matang yang dikeluarkan oleh ovarium. 3) Infundibulum merupakan bagian ujung oviduct yang
berbentuk corong/membesar dan berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi menampung sel ovum
yang telah ditangkap oleh fimbriae. 4) Tuba fallopi merupakan saluran memanjang setelah
infundibulum yang bertugas sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus
dengan bantuan silia pada dindingnya. 5) Oviduct merupakan saluran panjang kelanjutan dari
tuba fallopi. Berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan
bantuan silia pada dindingnya. 6) Uterus merupakan organ yang berongga dan berotot.
Berbentuk seperti buah pir dengan bagian bawah yang mengecil. Berfungsi sebagai tempat
pertumbuhan embrio. Tipe uterus pada manusia adalah simpleks yaitu dengan satu ruangan yang
hanya untuk satu janin. Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding yaitu : a. Perimetrium yaitu
lapisanyang terluar yang berfungsi sebagai pelindung uterus. b. Miometrium yaitu lapisan yang
kaya akan sel otot dan berfungsi untuk kontraksi dan relaksasi uterus dengan melebar dan
kembali ke bentuk semula setiap bulannya. c. Endometrium merupakan lapisan terdalam yang
kaya akan sel darah merah. Bila tidak terjadi pembuahanmaka dinding endometrium inilah yang
akan meluruh bersamaan dengan sel ovum matang. 7) Cervix merupakan bagian dasar dari uterus
yang bentuknya menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus
dengan saluran vagina dan sebagai jalan keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina. 8)
Saluran vagina merupakan saluran lanjutan dari cervic dan sampai pada vagina. 9) Klitoris
merupakan tonjolan kecil yang terletak di depan vulva. Sering disebut dengan klentit.
GAMETOGENESIS Merupakan peristiwa pembentukan sel gamet, baik gamet jantan/sel
spermatozoa (spermatogenesis) dan juga gamet betina/sel ovum. a. Spermatogenesis merupakan
proses pembentukan sel spermatozoa. Dibentuk di dalam tubula seminiferus. Dipengaruhi oleh
beberapa hormon yaitu : 1. Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pembentukan
sperma secara langsung. Serta merangsang sel sertoli untuk meghasilkan ABP (Androgen
Binding Protein) untuk memacu spermatogonium untuk melakukan spermatogenesis. 2. Hormon
LH yang berfungsi merangsang sel Leydig untuk memperoleh sekresi testosterone (yaitu suatu
hormone sex yang penting untuk perkembangan sperma). a. Berlangsung selama 74 hari sampai
terbentuknya sperma yang fungsional. Sperma ini dapat dihasilkan sepanjang usia. Sehingga
tidak ada batasan waktu, kecuali bila terjadi suatu kelainan yang menghambat penghasilan
sperma pada pria. b. Oogenesis merupakan proses pembentukan dan perkembangan sel ovum.
Proses oogenensis dipengaruhi oleh beberapa hormon yaitu : 1. Hormon FSH yang berfungsi
untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar sel ovum. 2. Hormon Estrogen yang
berfungsi merangsang sekresi hormone LH. 3. Hormon LH yang berfungsi merangsang
terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel ovum). 4. Hormon progesteron yang berfungsi
untuk menghambat sekresi FSH dan LH Selama 28 hari sekali sel ovum dikeluarkan oleh
ovarium. Sel telur ini telah matang (mengalami peristiwa ovulasi). Selama hidupnya seorang
wanita hanya dapat menghasilkan 400 buah sel ovum setelah masa menopause yaitu berhentinya
seorang wanita untuk menghasilkan sel ovum yang matang Karena sudah tidak dihasilkannya
hormon, sehingga berhentinya siklus menstruasi sekitar usia 45-50 tahun. Setelah ovulasi maka
sel ovum akan mengalami 2 kemungkinan yaitu : a. Tidak terjadi fertilisasi maka sel ovum akan
mengalami MENSTRUASI yaitu luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan
dengan dinding endometrium yang robek. Terjadi secara periodic/sikus. Mempunyai kisaran
waktu tiap siklus sekitar 28-35 hari setiap bulannya. Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase yaitu :
1) Fase Menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan
dengan dinding endometrium yang robek. Dapat diakibatkan juga karena berhentinya sekresi
hormone estrogen dan progresteron sehingga kandungan hormon dalam darah menjadi tidaka
ada. 2) Fase Proliferasi/fase Folikuler ditandai dengan menurunnya hormon progesteron
sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang folikel dalam
ovarium, serta dapat membuat hormone estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang
menjadi folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan hormone estrogern yang merangsangnya
keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekersei FSH tetapi dapat memperbaiki
dinding endometrium yang robek. 3) Fase Ovulasi/fase Luteal ditandai dengan sekresi LH yang
memacu matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah mentruasi 1. Sel ovum yang matang akan
meninggalkan folikel dan folikel aka mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum. Corpus
luteum erfungsi untuk menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi untuk mempertebal
dinding endometrium yang kaya akan pembuluh darah. 4) Fase pasca ovulasi/fase Sekresi
ditandai dengan Corpus luteum yang mengecil dan menghilang dan berubah menjadi Corpus
albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi hormone estrogen dan progesteron sehingga
hipofisis aktif mensekresikan FSH dan LH. Dengan terhentinya sekresi progesteron maka
penebalan dinding endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering
dan robek. Terjadilah fase pendarahan/menstruasi. b. Terjadi FERTILISASI yaitu peleburan
antara sel sperma dengan sel ovum yang telah matang dan menghasilkan zygote. Zygote akan
menempel/implantasi pada dinding uterus dan tumbuh berkembang menjadi embrio dan janin.
Keadaan demikian disebut dengan masa kehamilan/gestasi/nidasi. Janin akan keluar dari uterus
setelah berusia 40 minggu/288 hari/9 bulan 10 hari. Peristiwa ini disebut dengan kelahiran.
Tahapan waktu dalam fertilisasi : 1) Beberapa jam setelah fertilisasi zygote akan membelah
secara mitosis menjadi 2 sel, 4, 8, 16 sel. 2) Pada hari ke-3 atau ke-4 terbentuk kelompok sel
yang disebut morula. Morula akan berkembang menjadi blastula. Rongga blastosoel berisi cairan
dari tuba fallopi dan membentuk blastosit. Lapisan dalam balstosit membentuk inner cell mass.
Blastosit dilapisi oleh throhpoblast (lapisan terluar blastosit) yang berfungsi untuk menyerap
makanan dan merupakan calon tembuni/plasenta/ari-ari. Blastosit akan bergerak menuju uterus
dengan waktu 3-4 hari. 3) Pada hari ke-6 setelah fertilisasi throphoblast akan menempel pada
dinding uterus/proses implantasi dan akan mengeluarkan hormone HCG (hormone Chorionik
gonadotrophin). Hormon ini melindungi kehamilan dengan menstimulasi produksi hormone
progesteron dan estrogen sehingga mencegah menstruasi. 4) Pada hari ke-12 setelah fertilisasi
embrio telah kuat menempel pada dinding uterus. 5) Dilanjutkan dengan fase gastrula, yaitu hari
ke-21 palsenta akan terus berkembang dari throphoblast. Mulai terbentuk 3 lapisan dinding
embrio. Lapisan dinding embrio inilah yang akan berdiferensisai menjadi organ-organ tubuh.
Organ tubuh akan berkembang semakin sempurna seiring bertambahnya usia kandungan. Tahap
Perkembangan Embrio 1) Usia 4 minggu Sudah tampak pertumbuhan mata dan telinga. 2) Usia 8
minggu Sudah terbentuk janin yang mirip dengan bayi, mulai tampak tangan, jari tangan, hidung,
dan kaki. 3) Usia 10 minggu Panjang janin lebih kurang 6 cm dan sudah terlihat seperti bayi.
Ukuran kepalanya lebih besar dari pada ukuran badan 4) Usia 16 minggu Panjang janin telah
mencapai 40 cm dan memiliki organ yang lengkap 5) Usia 40 minggu Janin sudah siap untuk
dilahirkan Hormon yang berperanan dalam kehamilan a. Progesteron dan estrogen, merupakan
hormon yang berperanan dalam masa kehamilan 3-4 bulan pertama masa kehamilan. Setelah itu
fungsinya diambil alih oleh plasenta. Hormone estrogen makin banyak dihasilkan seiring dengan
bertambahnya usia kandungan karena fungsinya yang merangsang kontraksi uterus. Sedangkan
hormon progesterone semakin sedikit karena fungsinya yang menghambat kontraksi uterus. b.
Prolaktin merupakan hormon yang disekresikan oleh plasenta dan berfungsi untuk memacu
glandula mamae untuk memproduksi air susu. Serta untuk mengatur metabolisme tubuh ibu agar
janin (fetus) tetap mendapatkan nutrisi. c. HCG (hormone chorionic gonadotrophin) merupakan
hormone untuk mendeteksi adanya kehamilan. Bekerja padahari ke-8 hingga minggu ke-8 pada
masa kehamilan. Hormon ini ditemukan pada urine wania pada uji kehamilan. d. Hormon
oksitosin merupakan hormone yang berperan dalam kontraksi uterus menjelang persalinan.
Hormon yang berperanan dalam kelahiran/persalinan a. Relaksin merupakan hormon yang
mempengaruhi peregangan otot simfisis pubis. b. Estrogen merupakan hormon yang
mempengaruhi hormon progesteron yang menghambat kontraksi uterus. c. Oksitosin merupakan
hormon yang mempengaruhi kontraksi dinding uterus. II. Neonatus (lahir – 28 hari) Pada tahap
ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai keinginan. III.
Bayi (1 bulan – 1 tahun\ Bayi usia 1-3 bulan : mengangkat kepala mengikuti obyek dengan mata
melihat dengan tersenyum bereaksi terhadap suara atau bunyi mengenal ibunya dengan
penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak menahan barang yang dipegangnya mengoceh
spontan atau bereaksi dengan mengoceh IV. Todler (1-3 tahun) peningkatan kemampuan
psikososial dan perkembangan motorik Anak usia 12-18 bulan : mulai mampu berjalan dan
mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah menyusun 2 atau 3 kotak dapat mengatakan 5-10
kata memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing V. Pre sekolah (3-6 tahun) Dunia pre
sekolah berkembang. Selama bermain, anak mencoba pengalaman baru dan peran sosial.
Pertumbuhan fisik lebih lambat. Anak usia 3-4 tahun: * berjalan-jalan sendiri mengunjungi
tetangga * berjalan pada jari kaki * belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri *
menggambar garis silang * menggambar orang (hanya kepala dan badan) * mengenal 2 atau 3
warna * bicara dengan baik * bertanya bagaimana anak dilahirkan * mendengarkan cerita-cerita
* bermain dengan anak lain * menunjukkan rasa sayang kepada saudara-saudaranya * dapat
melaksanakan tugas-tugas sederhana. VI. Usia sekolah (6-12 tahun) Kelompok teman sebaya
mempengaruhi perilaku anak. Perkembangan fisik, kognitif dan sosial meningkat. Anak
meningkatkan kemampuan komunikasi. Anak usia 6-7 tahun : Ø membaca seperti mesin Ø
mengulangi tiga angka mengurut ke belakang Ø membaca waktu untuk seperempat jam Ø anak
wanita bermain dengan wanita Ø anak laki-laki bermain dengan laki-laki Ø cemas terhadap
kegagalan Ø kadang malu atau sedih Ø peningkatan minat pada bidang spiritual VII. Remaja
(12-18/20 tahun) * Konsep diri berubah sesuai dengan perkembangan biologi * Mencoba nilai-
nilai yang berlaku * Pertambahan maksimum pada tinggi,berat badan * Stres meningkat terutama
saat terjadi konflik * Anak wanita mulai mendapat haid, tampak lebih gemuk * Berbicara lama di
telepon, suasana hati berubah-ubah (emosi labil), kesukaan seksual mulai terlihat *
menyesuaikan diri dengan standar kelompok * anak laki-laki lebih menyukai olahraga, anak
wanita suka bicara tentang pakaian, make-up * hubungan anak-orang tua mencapai titik
terendah, mulai melepaskan diri dari orang tua * takut ditolak oleh teman sebaya * Pada akhir
masa remaja : mencapai maturitas fisik, mengejar karir, identitas seksual terbentuk, lebih
nyaman dengan diri sendiri, kelompok sebaya kurang begitu penting, emosi lebih terkontrol,
membentuk hubungan yang menetap. VIII. Dewasa muda (20-40 tahun) ® Gaya hidup personal
berkembang.
® Membina hubungan dengan orang lain ® ada komitmen dan kompetensi ® membuat
keputusan tentang karir, pernikahan dan peran sebagai orang tua ® Individu berusaha mencapai
dan menguasai dunia, kebiasaan berpikir rasional meningkat ® pengalaman pendidikan,
pengalaman hidup dan kesempatan dalam pekerjaan meningkat IX. Dewasa menengah (40-65
tahun) * Gaya hidup mulai berubah karena perubahan-perubahan yang lain, seperti anak
meninggalkan rumah * anak-anaknya telah tumbuh dewasa dan mulai meninggalkan rumah *
dapat terjadi perubahan fisik seperti muncul rambut uban, garis lipatan pada muka, dan lain-lain
* waktu untuk bersama lebih banyak Istri menopause, pria ingin merasakan kehidupan seks
dengan cara menikah lagi (dangerous age). X. Dewasa tua Young-old (tua-muda), 65-74 tahun :
beradaptasi dengan masa pensiun (penurunan penghasilan), beradaptasi dengan perubahan fisik,
dapat berkembang penyakit kronik. Middle-old (tua-menengah), 75-84 tahun : diperlukan
adaptasi terhadap penurunan kecepatan dalam pergerakan, kemampuan sensori dan peningkatan
ketergantungan terhadap orang lain. Old-old (tua-tua), 85 tahun keatas : terjadi peningkatan
gangguan kesehatan fisik. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Adanya penambahan jumlah dan
ukuran sel-sel penyusun makhluk hidup, makhluk hidup akan bertambah besar ukurannya .
Bertambah tidak dapat kembali lagi disebut pertumbuhan . Selama pertumbuhan makhluk hidup
juga mengalami pematangan organ-organ reproduksi sehinagga siap untuk berkembang biak .
Proses pematangan organ-organ reproduksi ini dikenal dengan istilah perkembangan .
Pertumbuhan dan perkembangan dapat jelas diamati pada makhluk hidup yang mengalami
metamorfosis dalam tahapan hidupnya . Pada manusia pematangan organ reproduksi pada
umumnya terjadi pada usia remaja . Tanda pematangan organ reproduksi pada anak laki-laki bisa
diamati dari perubahan suara dan tumbuhnya rambut di beberapa bagian tubuh . Pada anak
perempuan tanda pematangan organ reproduksi adalah pembesaran buah dada dan menstruasi .
B. Saran 1. Memperbanyak membaca buku referensi tentang pertumbuhan dan perkembangan
manusia . 2. Mempelajari tentang pertumbuhan dan perkembangan manusia melalui kehidupan
sehari-hari . Daftar Pustaka - Aryulina, Diah, dkk. 2004. Biologi SMA. Jakarta : Esis - Karin,
Saeful, dkk. 2008. Belajar IPA Untuk Kelas VIII. Jakarta : Pusat Perbukuan - Sudibyo, Elok, dkk.
2008. Mari Belajar IPA 3 Untuk SMP/MTs kelas IX. Jakarta : Pusat Perbukuan - Wahyuni, Sri.
2009. Rajin Berlatih Untuk SMP/MTs. Klaten : Sekawan Klaten -
http://images.googlr.co.id/images?gbv=2&hl+id&q=hormon - http://images.googlr.co.id/images?
hl=id&q=BIOLOGY&GBV=2 - http://konseppertumbuhan.com -
http://mercusuarqolbu_files.com Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ

Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ

PERKEMBANGAN EMBRIO AMPHIBI

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Hewan tumbuh dari
sel zigot menjadi embrio, kemudian berkembang menjadi satu individu yang mempunyai
tangan, kaki, kepala dan organ tubuh yang lain. Pertumbuhan adalah pertambahan
jumlah atau ukuran yang bersifat kuantitatif, karena mudah di amati dan bersifat
irreversible atau tidak dapat kembali seperti semula. Serta dapat dinyatakan dengan
angka, grafik, dsb. Perkembangan adalah semua perubahan dalam menuju kedewasaan
yang terjadi pada makhluk hidup yang sedang tumbuh dan bersifat kualitatif.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan secara
bersamaan ( Simultan ). Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi
antara faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam adalah faktor yang terdapat dalam
tubuh organisme antara lain gentik yang ada di dalam gen, dan hormon yang
merangsang pertumbuhan. Faktor luar adalah faktor lingkungan misalnya nutrien, air,
cahaya, suhu, kelembapan / pH dan oksigen. Potensi genetik hanya akan berkembang
jika ditunjang oleh lingkungan yang cocok. Dengan demikian, karakteristik yangmpilkan
oleh hewan di tentukan oleh faktor genetik dan lingkungan secara bersama-sama.
Katak merupakan hewan vetebrata yang termasuk dalam kelas amphibi.
Kelompok ampibi ini merupakan jenis hewan ovivar. Katak jantan dan katak betina tidak
memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin
katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan
menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian
katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air dengan menyemprotkan sel-sel
gametnya keluar tubuh (frandson rd,1992). Setiap ovum yang keluar akan dilapisi
selaput telur (membrane vitelin). Sebelumnya ovum katak yang telah matang dan
berjumlah sepsang akan ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovun dilanjutkan
melalui oviduk. Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat kantung yang
mengembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan
ureter. Oviduknya berkelok-kelok dan bermuara pada kantong kloaka.
Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses
ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau
fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel
pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik.Secara umum, sel embriogenik
tumbuh dan berkembang melalui beberapa fase.
Oleh karena itu, yang menjadi latar belakang praktikan dalam pembuatan laporan
ini yaitu agar praktikan bisa tahu mengenai apa artinya sebuah perkembangan embrio
dan bagaimana proses pembelahan dari embrio pada hewan khususnya pembelahan
pada embrio katak.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perkembangan embrio pada hewan ?
2. Apa yang dimaksud dengan fase embriogenesis pada amphibi ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan embrio pada
amphibi ?
4. Apa yang dimaksud dengan fase pasca embrionik ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui perkembangan embrio pada hewan.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan embrio pada
amphibi.
3. Mengetahui fase embriogenesis pada amphibi.
4. Mengetahui fase pasca embrionik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Embrio Pada Hewan

Salah satu ciri makhluk hidup adalah bereproduksi (berkembang biak). Reproduksi
bertujuan untuk melestarikan dan mempertahankan keberadaan atau eksistensi suatu sepesies
tersebut. Ada dua cara perkembangbiakan secara umum yaitu vegetatif dan generatif.Setelah
terjadi perkawinan (sperma berhasil masuk kedalam ovum) terbentuklah zigot.
Dalam tahapan normal setelah terjadi pembuahan maka akan terbentuk morula, Setelah sel-
sel morula mengalami pembelahan terus-menerus maka akan terbentuk rongga di tengah.
Rongga ini makin lama makin besar dan berisi cairan. Embrio yang memiliki rongga disebut
blastula, rongganya disebut blastocoel, proses pembentukan blastula disebut
blastulasi.Pembelahan hingga terbentuk blastula ini terjadi di oviduk dan berlangsung selama 5
hari. Selanjutnya blastula akan mengalir ke dalam uterus. Setelah memasuki uterus, mula-mula
blastosis terapung-apung di dalam lumen uteus. Kemudian, 6-7 hari setelah fertilisasi embryo
akan mengadakan pertautan dengan dinding uterus untuk dapat berkembang ke tahap
selanjutnya. Peristiwa terpautnya antara embryo pada endometrium uterus disebut implantasi
atau nidasi. Implantasi ini telah lengkap pada 12 hari setelah fertilisasi.

Setelah tahap blastula selesai dilanjutkan dengan tahap gastrulasi. Gastrula berlangsung
pada hari ke 15. Tahap gastrula ini merupakan tahap atau stadium paling kritis bagi embryo. Pada
gastrulasi terjadi perkembangan embryo yang dinamis karena terjadi perpindahan sel, perubahan
bentuk sel dan pengorganisasian embryo dalam suatu sistem sumbu. Kumpulan sel yang semula
terletak berjauhan, sekarang terletak cukup dekat untuk melakukan interkasi yang bersifat
merangsang dalam pembentukan sistem organ-organ tbuh. Gastrulasi ini menghasilkan 3 lapisan
lembaga yaitu laisan endoderm di sebelah dalam, mesoderm disebelah tengah dan ectoderm di
sebelah luar. Dalam proses gastrulasi disamping terus menerus terjadi pembelahan dan
perbanyakan sel, terjadi pula berbagai macam gerakan sel di dalam usaha mengatur dan
menyusun sesuai dengan bentuk dan susunan tubuh individu dari spesies yang bersangkutan.
Katak merupakan hewan vetebrata yang termasuk dalam kelas amphibi. Kelompok
amphibi ini merupakan jenis hewan ovivar. Katak jantan dan katak betina tidak memiliki alat
kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin katak jantan dan katak
betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak
betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke
dalam air dengan menyemprotkan sel-sel gametnya keluar tubuh. Setiap ovum yang keluar akan
dilapisi selaput telur (membrane vitelin). Sebelumnya ovum katak yang telah matang dan
berjumlah sepasang akan ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui
oviduk. Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat kantung yang mengembung
yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduknya
berkelok-kelok dan bermuara pada kantong kloaka.
Amphibia mempunyai ciri-ciri yaitu tubuh diselubungi kulit yang berlendir, merupakan
hewan berdarah dingin (poikiloterm), mempuyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua
serambi dan satu bilik, mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput
renang yang terdapat diantara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan
berenang, matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membran niktitans yang sangat
berfungsi waktu menyelam, pernafasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa
alat pernafasannya berupa paru-paru dan kulit yang hidungnya mempunyai katup yang mencegah
air masuk kedalam rongga mulut ketika menyelam, dan berkembang biak dengan cara
melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan diluar tubuh induknya atau pembuahan
eksternal.
Habitat utama amphibia adalah hutan primer yaitu hutan yang masih belum terganggu oleh
campur tangan manusia, beberapa hidup di hutan primer seperti Philautus sp, di hutan rawa
biasanya banyak ditemukan spesies tumbuhan jelutung Dyera cotulata, di sungai besar, adanya
air mengalir secara terus-menerus, dasar sungai batu-batu dan berpasir. Biasanya ditemukan
Bufo asper, Rana hosii, di sungai sedang juga ditemukan Bufo asper. Selain itu juga terdapat di
anak sungai seperti Rana signata dan ada juga pada kolam serta danau seperti Rana erythraea.
Katak memiliki beberapa kelenjar endokrin yang menghasilkan sekresi internal yang di
sebut hormon. Fungsinya mengatur dan mengontrol fungsi-fingsi tubuh, merangsang baik yang
bersifat mengaktifkan pertumbuhan. Pada dasar otak terdapat glandula pituitaria, bagian anterior
ini pada larva menghasilkan hormon pertumbuhan. Hormon ini mengontrol pertumbuhan tubuh
terutama panjang tulang. Pada katak dewasa bagian anterior glandula pituitaria ini menghasilkan
hormon yang merangsang gonad untuk menghasilkan sel kelamin. Bagian tengah akan
menghasilkan hormone intermedine yang mempunyai pebufon dalam pengaturan kromotofora
dalam kulit. Bagian posterior pituitaria menghasilkan suatu hormone yang mengatur
paengambilan air. Glandulae piroydea yang terdapat di belakang tulang rawan hyoid
menghasilkan hormone thyroid yang mengatur metabolisme secara umum. Kelenjar pancreas
menghasilkan hormone insulin yang mengatur metabolisme (memacu pengubahan glukosa
menjadi glikogen) pada permukaan ginjal terdapat glandula suprarenalis atau glandula adrenalis
yang kerjanya berlawanan dengan insulin (mengubah glikogen menjadi glukosa).
Sistem syaraf pada katak terdiri atas syaraf pusat dan syaraf tepi. Syaraf pusat tersusun atas
otak dan tali spinal. Sedangkan saraf tepi terdiri atas syaraf cranial, syaraf spinal. Otak dan tali
spinal dibungkus oleh dua membrane yang tebal yaitu durameter yang berbatasan dengan tulang
dan pipiameter yang batasan dengan jaringan syaraf.
B. Fase embriogenesis Pada Amphibi
1. Proses Morula
Pembelahan zigot (mitosis) menjadi banyak blastomer yang kemudian blastomer-blastomer
tersebut berkumpul membentuk seperti buah arbei yang di namakan morula. Morula memiliki
dua macam kutub yaitu kutub animal dan kutub vegetal.
Seperti yang sudah kita ketahui masuknya sperma katak ke dalam telur katak memprakarsai
beberapa kejadian. Ketika meosis telur sudah selesai (sempurna) maka sabit abu-abu muncul
bersebrangan dengan titik sperma itu memasuki telur, dan nukleus sperma dan nukleus
telurmelebur. Segera setelah bagian vital dalam proses pembuahan sudah sempurna maka
terjadilah pembelahan pertama. Nukleus zigot berbelah melalui mitosis dan muncullah sebuah
telur yang memanjang secara membujur melalui kutub telur tersebut, maka segeralah telur
membelah menjadi dua paruhan.
Sekitar satu jam dari pembelahan pertama dalam telur katak juga melalui kutub tapi tegak
lurus pada yang pertama. Empat sel yang terbentuk kemudian secara serempak membelah lagi
dalam bidang horizontal. Bidang ini terletak lebih dekat dengan kutub animal daripada kutub
vegetal, sehingga akibatnya sel-sel kutub hewan lebih kecil daripada sel-sel yang berisi kuning
telur pada kutub vegetal. Pembelahan akan terus berlanjut sehingga akan membentuk kumpulan-
kumpulan seperti buah arbei.
Fase Morula
2. Proses Blastula
Blastula adalah bentuk lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan, bentuk
blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak
beraturan, di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan blastosoel. Adapun proses
pembentukan blastula di sebut blastulasi. Blastulasi (proses pembentukan blastula) menunjukan
perbedaan pada tingkat takson masing-masing. Sebagai contoh blastulasi pada amphioxus, katak,
ayam, dan babi memiliki tahap pembentukan alat yang berbeda-beda dari tiap daerah bakalnya
sendiri-sendiri.
Hanya sedikit yang dapat diketahui dalam proses blastula untuk amphibi ini. Blastula
akan terbentuk ketika sel embrio amphibian (stuktur blastomere) terus mengalami pembelahan,
bergerak dan akhirnya akan membentuk rongga-rongga pada bagian dalam (membentuk stuktur
berongga) yang sering atau biasa disebut dengan blastocels. Pada blastosol ini berisi cairan
internal yang dibatasi oleh sel epitel. Blastulasi ( proses pembentukan blastula ) menunjukan
perbedaan pada tingkatan takson masing-masing. Proses blastulasi akan diiringi oleh suatu
proses berikutnya yaitu gastrulasi. Pada tingkat gastrula ini akan terjadi proses dinamisasi
daerah-daerah bakal pembentuk alat pada blastula, diatur dan dideretkan sesuai bentuk dan
susunan tubuh spesies yang bersangkutan. Dalam gastrulasi sel masih terus membelah dan
memperbanyak sel. Selain terjadi perbanyakan sel, di dalam proses gastrulasi juga terjadi
berbagai gerakan untuk mengatur dan menyusun deretan sesuai dengan bentuk dan susunan
tubuh dari individu spesies masing-masing.
Dalam hal ini ada dua kelompok gerakan :
a. Epiboli
Epiboli adalah gerakan melingkup yang berlangsung disebelah luar embrio. Kegiatan ini
berlangsung pada bakal ectoderm epidermis dan saraf. Gerakan berlangsung
berdasarkan poros bakal anterior dan posterior tubuh. Bersamaan dengan terus
bergeraknya bakal mesoderm dan endoderm, epiboli menyesuaikan diri sehingga
ectoderm terus menyelaputi seluruh embrio.
b. Emboli
Emboli merupakan gerakan menyusup, gerakan ini berlangsung disebelah dalam embrio
yaitu pada daerah-daerah bakal mesoderm, notochord, pre-chorda dan endoderm.
Gerakan-gerakan tersebut mengarah ke blastocoel. Ada 7 macam pergerakan pada
emboli yaitu involusi (gerakan membelok kedalam),konvergensi(gerakan
menyempit),invaginasi(gerakan mencekuk dan melipat suatu lapisan),evaginasi(gerakan
menjulur),delaminasi( gerakan memisahkan diri),divergensi(gerakan
memencar),extensi(gerakan meluas).
Hanya sedikit yang dapat diketahui dalam proses blastula untuk amphibi ini.
Blastula akan terbentuk ketika sel embrio amphibian (stuktur blastomere) terus
mengalami pembelahan, bergerak dan akhirnya akan membentuk rongga-rongga pada
bagian dalam (membentuk stuktur berongga) yang sering atau biasa disebut dengan
blastocels. Pada blastosol ini berisi cairan internal yang dibatasi oleh sel epitel.
3. Proses Gastrula
Gastrulasi adalah proses perubahan blastula menjadi gastrula. Dalam gastrulasi sel masih
terus membelah dan memperbanyak diri. Selain terjadi perbanyakan sel, di dalam gastrulasi juga
terjadi berbagai gerakan untuk mengatur dan menyusun deretan sesuai dengan bentuk dan
susunan tubuh dari individu spesies masing-masing, yaitu gerakan epiboli dan gerakan emboli.
Gastrulasi pada katak juga melibatkan beberapa gerakan yang di mulai dengan
berinvaginasinya hypoblast pada celah yang terbentuk pada awal proses. Invaginasi ini disertai
oleh pre-chorda di daerah dorso-median bibir dorsal yang bergerak ke arah anterior bakal
embrio. Gerakan ini di ikuti oleh bakal notochord yang bergerak ke posterior ke arah bibir dorsal
yang kemudian berinvolusi di daerah dorso-median menyertakan pre-chorda. Sel-sel notochord
yang terletak di bibir lateral berkonvergensi secara perlahan menuju bibir dorsal. Notochord akan
berada persis di bawah bakal actoderm saraf dorsal-median.
Bakal mesoderm yang terletak pada ke dua sisi bakal notochord bekonvergensi ke bibir
dorsal kemudian berinvolusi ke celah antara ectoderm dan endoderm. Di kedua sisi embrio dan
juga ke arah ventral.
4. Neurulasi
Neurulasi adalah proses penempatan jaringan yang akan tumbuh menjadi saraf, jaringan
ini berasal dari diferensiasi ectoderm, sehingga disebut neural ectoderm. Sebagai inducer pada
proses neurulasi adalah chorda mesoderm yang terletak di bawah neural ectoderm.
Neurulasi sering juga disebut dengan proses awal pembentukan sistem saraf yang
melibatkan perubahan sel-sel ektoderm bakal neural, dimulai dengan pembentukan keping neural
(neural plate), lipatan neural (neural folds) serta penutupan lipatan ini untuk membentuk neural
tube, yang terbenam dalam dinding tubuh dan berdesiferensiasi menjadi otak dan korda spinalis
dan berakhir dengan terbentuknya bumbung neural atau neural tube.
Pada amphibi berupa katak saat neurulasi diawali dengan terbentuknya notochord dari
mesoderm bagian dorsal yang berkondensi persis diatas arkenteron. Yang kemudian bumbung
neuron berawal sebagai lempengan ectoderm dorsal, tepat diatas notochord yang sedang
berkembang. Setelah notocord terbentuk,lempeng neuron melipat kearah dalam dan menggulung
menjadi bumbung neuron (neural tube).
Setelah terbentuk jaringan pada daerah pertemuan pinggur-pinggir bumbung atau tabung
memisah dari tabung sebagai pial neuron (neural cest) yang bertujuan membentuk banyak
stuktur, yang nantinya akan membentuk tulang dan otot tengkorak, sel-sel pigmen kulit dan
adrenal,dan ganglia peripheral system saraf.Akhirnya embrio dengan tabung neuron (bumbung
neuron) yang sudah selesai terbentuk, kemudian membentuk somit atau ruas-ruas yang nantinya
akan terisi sel-sel saraf.
5. Organogenesis
Setelah semua tahapan telah mengalami ketiga tahapan tersebut maka tahapan yang
terahir adalah pada tahapan organogenesis. Dalam tahapan organogenesis ini berarti embrio telah
mengalami yang namanya kesempurnaan dalam pertumbuhanya. Tahapan yang akan dilalui
dalam organogenesis ini adalah:
1. Perubahan polaritas, dari kutub animal-vegetal menjadi arah anterior-posterior dari tubuh
embrio.
2. Tiga lapisan germinal (ektoderm, endoderm, mesoderm) mulai menempatkan diri untuk
berkembang menjadi jaringan yang akan menjadi organ dewasa (histogenesis).
3. Ketiga lapisan germinal tersebut saling berinteraksi untuk membentuk organ dari jaringan yang
sudah terbentuk (organogenesis).
Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat
tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya. Jumlah lapisan yang ada
adalah pada hewan-hewan sebagai berikut:
a) Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio berupa ektoderm,
mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti Vermes, Mollusca,
Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata.
b) Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm
dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan Coelenterata. Setelah
ketiga tahapan tersebut telah selesai dalam urutanya, maka tahapan selanjutnya akan terjadi yang
namanya organogenesis. Organogenesis adalah proses pembentukan organ-organ tubuh pada
makhluk hidup (hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing
lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula.
Contohnya :
1. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen
(kulit), rambut dan alat indera.
2. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi
(testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
3. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat
respirasi seperti pulmo.
Pada dasarnya proses organogenesis pada semua hewan sama, semuanya melalui tahapan-
tahapan di atas, yaitu adanya transformasi dan diferensiasi sel ataupun jaringan yang akan
berkembang dari bentuk primitif menjafi bentuk yang definitif. Namun, yang berbeda hanyalah
hasil dari tahapan tersebut akan membentuk organ-organ yang memiliki struktur dan fungsi yang
berbeda.
Organogenesis adalah proses pembentukan organ. Setelah semua tahapan telah mengalami
ketiga tahapan tersebut maka tahapan yang terahir adalah pada tahaan organogenesis. Daalm
tahapan organogenesis ini berarti embrio telah mengalami yang namanya kesempurnaan dalm
pertumbuhanya. Tahapan yang akan dilalui dalm organogenesis ini adalah perubahan polaritas,
dari kutub animal-vegetal menjadi arah anterior-posterior dari tubuh embrio. Tiga lapisan
germinal (ektoderm, endoderm, mesoderm) mulai menempatkan diri untuk berkembang menjadi
jaringan yang akan menjadi organ dewasa (histogenesis). Ketiga lapisan germinal tersebut saling
berinteraksi untuk membentuk organ dari jaringan yang sudah terbentuk (organogenesis).
Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi,
berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya.
C. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Dan Pertumbuhan Pada Amphibi
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada hewan amphibi yaitu :
1. Faktor luar (eksternal):
a.) Makanan Zat makanan yang diperlukan oleh tubuh hewan termasuk manusia adalah

karbohidrat, lemak, protein,vitamin dan mineral. Zat makanan yang paling penting dalam
pertumbuhan hewan dan manusia adalah protein. Protein selain berfungsi sebagai zat
pembangun tubuh juga berfungsi sebagai pembentuk hormon yang nantinya juga
berperan dalam pertumbuhan.
b.) Air Air merupakan medium paling baik untuk proses-proses kimia di dalam tubuh. Dari

proses" kimia tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan dihasilkan energi.
Energi tersebut kemudian untuk membantu pembentukan sel-sel baru atau perbaikan
jaringan tubuh.
c.) Aktifitas tubuh Aktifitas tubuh dapat mempengaruhi pertumbuhan apabila dilakukan

dalam jangka waktu yang lama. d.Cahaya Matahari Peranan cahaya matahari terhadap
pertumbuhan adalah dalam proses pembentukkkan tulang. kamu pasti ingat kalo untuk
ngubah provitamin D menjadi vitamin D diperlukan cahaya matahari. kemudian vitamin D
yg terbentuk digunakan untuk membantu pembentukan tulang.

2. Faktor dalam (Internal):


a.) Genetis atau Gen.
b.) Hormon Hormon berasal dari kata Yunani hormon yang berarti menggerakan. hormon

pertama kali ditemukan pada tahun 1902 oleh William Baylis dan Ernest Starling. ada
beberapa hormon yang hanya bekerja pada jaringan tertentu, ada juga yang bekerja di
seluruh tubuh. pengendali utama seluruh kelenjar tsb adalah hipotalamus yang terletak
pada salah satu bagian otak. pengendali kedua adalah kelenjar hipofisis. khusus
mengenai kelenjar hipofisis, bukan hanya langsung mempengaruhi pertumbuhan tetapi
juga meningkatkan kegiatan kelenjar-kelenjar lainnya.
D. Fase pasca embrionik
Fase pasca embrionik adalah fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup setelah masa embrio. Dalam fase ini terjadi adanya penyempurnaan alat-alat
reproduksi setelah dilahirkan. Pada fase ini pertumbuhan dan perkembangan yang
terjadi biasanya hanya peningkatan ukuran bagian-bagian (organ) tubuh dari makhluk
hidup itu sendiri. Kecepatan pertumbuhan dari masing-masing makhluk hidup berbeda-
beda satu dengan yang lain. Banyak faktor yang mempengaruhi dalm kecepetan
pertumbuhan. Salah satu faktornya adalah kebutuhan nutrisi atau kecukupan nutrisi
yang masuk kedalm tubuh, lingkungan atau habitat dari mkhluk hidup itu sendiri sesuai
atau tidak, dan masih banyak lagi faktor yang berpengaruh di dalam pertumbuhan.

TAHAP PERKEMBANGAN EMBRIO

I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Reproduksi merupakan proses yang majemuk pada setiap individu ternak. Reproduksi
merupakan proses perkembangan suatu makhluk hidup yang dimulai sejak bersatunya sel telur
dan sel mani menjadi individu baru yang disebut zigot yang disusul dengan kebuntingan dan
diakhiri dengan kelahiran. Usaha peternakan di Indonesia sampai saat ini masih banyak
menghadapi kendala yang mengakibatkan produktivitas ternak yang rendah. Hal ini ditengarai
dengan banyaknya laporan dari peternak mengenai kasus gangguan reproduksi yang
mengakibatkan kerugian yang besar terhadap pemilik ternak.
Seekor ternak membutuhkan perkembangbiakan untuk mempertahankan keturunan dan
keberlangsungan kehidupan spesiesnya. Perkembangbiakan adalah proses perkawinan dua ekor
ternak, yakni jantan dan betina yang biasa juga disebut sifat reproduksi ternak. Dalam proses
reproduksinya seekor ternak membutuhkan sel kelamin (gonad) sebagai substansi yang akan
membentuk individu baru, pada ternak dikenal ada dua jenis sel kelamin yakni ovum dan
spermatozoa. Proses reproduksi betina dalam menghasilkan ovum (oogenesis) merupakan proses
yang kompleks, dimana proses tersebut dimulai pada fase prenatal kemudian dilanjutkan sampai
individu tersebut mengalami pubertas.
Perkembangan individu ternak postnatal dalam segi reproduksinya mengalami tahapan
yang bertingkat-tingkat, dimana pada ternak betina terjadi proses folikulogenesis yakni proses
perkembangan folikel yang terjadi di dalam ovari. Tahapan folikulogenesis berakhir dengan
ditandai terjadinya proses ovulasi, yang menghasilkan ovum yang siap untuk tahapan fertilisasi.
Pertemuan antara sel ovum dari ternak betina dengan sel spermatozoa dari ternak jantan
secara fisologis disebut fertilisasi yang pada akhirnya akan membentuk embrio (individu baru).
Proses reproduksi tersebut berlangsung pada oviduk ternak betina. Kondisi fisiologis ternak
berpengaruh pada tahapan ini, setiap ternak yang berbeda spesiesnya akan tahapan
folikulogenesisnya, namun pada prinsipnya hampir sama pada beberapa spesies ternak. Pengaruh
fisiologis setiap ternak terkait pada kondisi dan pengaruh hormonal dan genetis. Setiap tahapan
reproduksi (oogenesis, folikulogenesis dan maturasi oosit) ternak terkait oleh pengaturan gen,
dimana pengaturan gen terekspresikan mulai pada fase prenatal sampai postnatal seekor individu.
Dalam makalah ini selain akan menjelaskan tentang tahapan-tahapan embrio, periode
perkembngan embrio, serta pengaruh hormonal dalam setiap tahapan reproduksi seekor ternak.
Melihat betapa pentingnya proses reproduksi bagi suatu usaha peternakan bila mengingat
bahwa tanpa adanya reproduksi, mustahil produksi ternak dapat diharapakan menjadi maksimal.
Oleh sebab itu pengelolaan reproduksi merupakan bagian yang amat
penting dalam suatu usaha peternakan.

B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang fase perkembangan
embrio, periode perkembangan embrio, pembentukan embrio atau organogenesis, tahap-tahap
embriogenik, serta hormon yang berpengaruh dalam perkembangan embrio.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah diketahuinya fase perkembangan embrio,
periode perkembangan embrio, pembentukan embrio atau organogenesis, tahap-tahap
embriogenik, serta hormon yang berpengaruh dalam perkembangan embrio pada sapi.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada makalah ini adalah


1. Bagaimana fase perkembangan embrio pada sapi ?
2. Bagaimana periode perkembangan embrio pada sapi?
3. Bagaimana pembentukan embrio atau organogenesis pada sapi ?
4. Bagaimana tahap-tahap embriogenik pada sapi ?
5. Apa hormon yang berperan dalam perkembangan embrio pada sapi ?

II TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan dan perkembangan hewan dimulai sejak terbentuknya zigot. Satu sel zigot
akan tumbuh dan berkembang dengan tahap "zigot-morula-blastula-gastrula" hingga terbentuk
embrio. Embrio akan berdiferensi sehingga terbentuk berbagai macam jaringan dan organ.
Organ-organ akan menyatu dan bergabung menjadi organisme. Kemudian, organisme tumbuh
dan berkembang menjadi organisme dewasa (Wikipedia, 2012).
Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel
sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa FERTILISASI. Fertilisasi akan
menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan
diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio. Setelah
peristiwa fertilisasi, zygote akan berkembang menjadi embrio yang sempurna dan embrio akan
tertanam pada dinding uterus ibu. Hal ini terjadi masa 6 – 12 hari setelah proses fertilisasi. Sel-
sel embrio yang sedang tumbuh mulai memproduksi hormon yang disebut dengan hCG atau
human chorionic gonadotropin, yaitu bahan yang terdeteksi oleh kebanyakan tes kehamilan.
HCG membuat hormon keibuan untuk mengganggu siklus menstruasi normal, membuat proses
kehamilan jadi berlanjut (Kusmandanu, 2009).
Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini
merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi.
Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis
disebut sebagai sel embriogenik (Anonim, 2010).
Hafez (2000) menyatakan bahwa kebuntingan adalah suatu periode fisiologis pasca
perkawinan ternak betina yang menghasilkan konsepsi yang diikuti proses perkembangan embrio
kemudian fetus hingga terjadinya proses partus yang berlangsung sekitar 278 hari.
Perkembangan individu baru selama periode kebuntingan dibagi dalam (1) periode ovum yaitu
periode dari sejak terbentuknya zigote, morula dan blastula hingga implantasi yang berlangsung
antara 0-13 hari, (2) periode embrio yaitu periode dari perkembangan blastula hingga
pembentukan sistem organ termasuk plasenta yang berlangsung antara 13-45 hari dan (3) periode
fetus yaitu periode dari pembentukan sistem organ dan plasenta hingga partus yang berlangsung
dari 45 hari hingga partus (McDonald, 1975; Peters dan Ball 1987).
Keberhasilan kebuntingan sangat ditentukan oleh beberapa proses penting di antaranya
(1) folikel harus memiliki kemampuan menghasilkan sel telur yang mampu dibuahi dan
mengalami perkembangan embrionik, (2) lingkungan oviduk dan uterus harus memiliki
kelayakan untuk pengangkutan gamet, fertilisasi dan perkembangan embrio dan (3) corpus
luteum harus mampu memelihara kebuntingan (Breuel, dkk., 1993). Sesaat setelah ovulasi maka
sel telur akan segera masuk ke tuba fallopii melalui infundibulum. Secara berangsur-angsur
perubahan fisiologi akan terjadi yaitu 8 jam setelah ovum mengalami fertilisasi dan embrio akan
menuju uterus untuk menyiapkan perkembangan selanjutnya. Pembentukan membran plasenta
sudah mulai terbentuk pada 15-17 hari setelah fertilisasi yang merupakan periode Maternal
Recognation of Pregnancy dan bertujuan untuk mencegah pelepasan prostaglandin F2α dalam
melisiskan corpus luteum sehingga keberadaan progesteron dapat dipertahankan dalam
memelihara kebuntingan (Call, 1989; Beverly dan Sprott, 2004).
Beverly dan Sprott (2004) menyatakan bahwa kebuntingan dapat ditentukan dalam tiga
tahap. Tahap pertama meliputi tahap kebuntingan 30-35 hari; 45 hari; 60 hari dan 90 hari.
Kondisi embrio 30-35 hari kebuntingan memiliki panjang sekitar ½ inchi dan terdapat
gelembung seperti balon yang berisi cairan dengan diameter ¾ inchi menyelimuti embrio. Usia
kebuntingan 45 hari, cornua uteri berisi fetus yang memiliki panjang sekitar 1 inchi. Membran
luar dari dinding uterus berisi cairan dan adanya pertautan antara karunkula dengan kotiledon
dari membran fetus. Usia kebuntingan 60 hari, cornua uteri yang dihuni oleh fetus nampak
membesar hingga mencapai diameter 2½-3½ inchi dan panjang 8-10 inchi. Hal tersebut akan
menarik uterus ke dalam rongga tubuh hingga mencapai bagian pinggir dari pelvis.
Saat kepala sperma menembus dinding telur, dan ekornya tertinggal di luar, dan
selanjutnya inti telur dan inti sperma bersatu. Setelah bersatu inilah ovum telah menjadi zigot.
Zigot merupakan sel diploid (2n) dengan jumlah kromosom 23 pasang. Sambil zigot bergerak
kearah uterus, zigot membelah secara mitosis berkali-kali. Zigot akan membelah diri menjadi
dua, empat, delapan, enambelas, dan seterusnya, Pada saat embrio mencpai 32 sel disebut
morula. Morula ini nanti akan berkembang menjadi blastula. Pada blastula, sel-sel bagian dalam
akan membentuk bakal janin atau embrioblas, sedangkan bagian luarnya membentuk trofoblas.
Trofoblas ini merupakan dinding yang berfungsi untuk menyerap makanan dan yang pada
nantinya akan membentuk plasenta. Selanjutnya blastula bergerak menuju ke uterus, pada dan
selama proses ini korpus luteum menghasilakn hormone progesterone. Hormon ini berfungsi
untuk implantasi atau perlekatan embrio dengan merangsang pertumbuhan endometrium.
Blastula setelah melakukan implantasi juga akan meleoaskan hormone korionik gonadotropin,
hormone ini akan melindungi kebuntingan dengan cara menstimulasi hormone estrogen dan
progesterone sehingga menstruasi pada primate tidak dapat terjadi. Proses selanjutnya adalah
membentuk gastrula atau disebut gastrulasi, yaitu proses proses dimana bagian embrioblas
membentuk dua lapisan, yaitu lapisan luar atau ektodermis dan lapisan dalam atau endodermis.
Dan pada bagian permukaan dari lapisan ektodermis melakukan invaginasai kedalam
membentuk lapisan mesodermis ( Imamabror, 2010).
Proses yang selanjutnya adalah organogenesis atau pembentukan organ. Pembentukan
terjadi dari ketiga lapisan dasar. yang akan membentuk organ, jaringan, dan sistem organ.
(Syamsuri, 2003).
Setalah proses embryogenesis selesai, maka setelah ini adalah masa fetus perkembangan
fetus. Masa ini ditandai dengan penyempurnaan jaringan-jaringan dan organ-organ dalam, serta
pertumbuhan tubuh yang pesat. Perkembangan fetus ada tiga tahapan. Tahapan pertama akan
terpusat pada perkembnagan fungsi-fungsi organ seperti otak, jantung dan paru-paru. Tahapan
kedua adalah pertumbuhan yang terpusat pada alat-alat gerak, dan pada tahapan ketiga bias
dikatakan pertumbuhan sudah lengkap (Syamsuri, 2003).

III PEMBAHASAN

A. Fase Perkembangan Embrio

Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini


merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi.
Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis
disebut sebagai sel embriogenik.
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu :
a. Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio
yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh
induk betina.
b. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan
akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage).
Secara umum, sel embriogenik tumbuh dan berkembang melalui beberapa fase, antara
lain:
1. Sel tunggal (yang telah dibuahi)
2. Blastomer
3. Blastula
4. Gastrula
5. Neurula
6. Embrio / Janin
Tahapan fase embrionik yaitu :
a. Morula
Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel
terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat. Morulasi yaitu proses
terbentuknya morula
b. Blastula
Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk
blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak
beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel. Blastulasi yaitu
proses terbentuknya blastula.
c. Gastrula
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin
nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh. Gastrula pada beberapa
hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah
lapisan dinding tubuh embrionya. Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding
tubuh embrio, berupa ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat
tinggi page 1 /seperti Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua
Vertebrata. Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio,
berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera
dan Coelenterata. Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.
Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan
dan manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio
pada fase gastrula.
Contohnya :
a. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen
(kulit), rambut dan alat indera.
b. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon) alat reproduksi
(testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
c. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar
pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo. Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan
dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup.
Contohnya :
a. Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan
kelopak mata. Pertumbuhan dan perkembangan manusia. Setelah peristiwa fertilisasi, zygote
akan berkembang menjadi embrio yang sempurna dan embrio akan tertanam pada dinding uterus
ibu. Hal ini terjadi masa 6 – 12 hari setelah proses fertilisasi. Sel-sel embrio yang sedang tumbuh
mulai memproduksi hormon yang disebut dengan hCG atau human chorionic gonadotropin, yaitu
bahan yang terdeteksi oleh kebanyakan tes kehamilan. HCG membuat hormon keibuan untuk
mengganggu siklus menstruasi normal,membuat proses kehamilan jadi berlanjut.
Janin akan mendapatkan nutrisi melalui plasenta/ ari-ari. Embrio dilindungi oleh selaput-
selaput yaitu:
1. Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan embrio dan menghasilkan cairan
ketuban. Berfungsi untuk melindungi embrio dari guncangan.
2.
Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan membentuk jonjot yang menghubungkan d
engan dinding utama uterus. Bagian dalamnya terdapat pembuluh darah.
3. Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan jaringan epithel menghilang page 2 /3 dan
pembuluh darah tetap. Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi embrio dengan plasenta, mengangkut
sari makanan dan O2, termasuk zat sisa dan CO2.
4. Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara plasenta dan amnion.merupakn tempat
munculnya pembuluhdarah yang pertama.

B. Periode Perkembangan Embrio

Periode Embrio / organogenesis merupakan suatu periode ketika sel-sel berada dalam
proses pembentukan organ-organ spesifik dalam tubuh embrio. Merupakan periode dimulainya
implantasi sampai saat dimulainya pembentukan organ tubuh bagian dalam. Pada sapi berkisar
hari ke 12-45, kucing 6-24, dan kuda 12-50 setelah fertilisasi. Selama periode ini akan terbentuk
lamina germinativa selaput embrionik dan organ tubuh (Toelihere,1979).
Periode perkembangan embrio adalah sebagai berikut:
a. Periode Persiapan
Kedua parent disiapkan untuk melakukan perkawinan. Gamet mengalami proses
pematangan sehingga mampu melakukan pembuahan.
b. Periode Pembuahan
Kedua parent kawin, gamet melakukan perjalanan ke tempat pembuahan, kemudian
kedua jenis gamet pun melakukan pembuahan.
c. Periode Pertumbuhan Awal
Pertumbuhan sejak zigot mengalami pembelahan berulang kali sampai saat embrio
memiliki bentuk primitif yaitu bentuk dan susunan tubuh embrio masih sederhana dan kasar.
Periode ini terdiri dari empat tingkat:
1) Tingkat Pembelahan
Cleavage atau disebut juga segmentasi terjadi setelah pembuahan. Zigot membelah
berulang kali samapai terdiri dari berpuluh sel kecil yang disebut blastomere. Pembelahan itu
bisa meliputi seluruh bagian, bisa pula hanya pada sebagian kecil zigot. Pada umumnya
pembelahan itu secara mitosis. Pada akhir pembelahan akan terbentuk morula yang masif,
dalamnya tidak berongga.
2) Tingkat Blastula
Sementara sel-sel morula mengalami pembelahan terus-menerus, terbentuklah rongga di
tengah, atau pada ayam di bawah germinal disc. Rongga ini makin lama makin besar, berisi
cairan. Embrio yang memiliki rongga itu kini disebut blastula, rongganya disebut blastocoel.
Pasa Eutheria ini blastula memiliki dua kelompok sel atau jaringan yang jelas dapat
dibedakan:
a) Embrioblast atau gumpalan sel dalam (inner cell mass), akan tumbuh menjadi embrio.
b) Tropoblast, akan menyalurkan makanan dari uterus induk.
Ada pula yang memberi nama dua daerah utama blastula, yaitu:
a) Epiblast, bagi blastomere yang terletak sebelah atas atau daerah kutub animalus. Sebagian besar
akan menumbuhkan ectoderm.
b) Hypoblast, bagi blastomere yang terletak sebelah bawah atau daerah kutub vegetativus. Sebagian
besar menumbuhkan endoderm.
Blastula memiliki daerah-daerah sel yang akan menjadi bakal pembentuk alat. Pada
embryogenesis berikutnya daerah-daerah itu akan bergerak menyusun diri untuk menjadi
lapisan-lapisan atau jejeran sel tersendiri. Dikenal lima daerah bakal pembentuk alat, yaitu:
 Bakal ectoderm epidermis,
 Bakal ectoderm saraf,
 Bakal notochord,
 Bakal mesoderm, dan
 Bakal endoderm (entoderm).
3) Tingkat Gastrula
Pada gastrula akan terbentuk tiga lapisan: ectoderm, endoderm, dan mesoderm. Dalam
proses gastrulasi disamping terus terjadi pembelahan dan perbanyakan sel terjadi pula berbagai
macam gerakan sel dalam usaha untuk mengatur dan menderetkan sesuai dengan bentuk dan
susunan tubuh individu dari spesies yang bersangkutan. Ada dua kelompok gerakan, yaiu:
a) Epiboli
Gerakan melingkup, terjadi di sebelah luar embrio. Berlangsung pada bakal ectoderm
epidermis dan saraf. Sementara bakal endoderm dan mesoderm bergerak, epiboli menyesuaikan
diri sehinggak ectoderm terus menyelaputi seluruh embrio.
b) Emboli
Gerakan menyusup, terjadi di sebelah dalam embrio. Berlangsung pada daerah-daerah
bakal mesoderm, notochord, pre-chorda, dan endoderm. Daerah-daerah itu bergerak kea rah
blastocoel. Dibagi atas tujuh macam, yaitu:
 Involusi, gerakan membelok ke dalam,
 Konvergensi, gerakan menyempit,
 Invaginasi, gerakan melipat suatu lapisan,
 Evaginasi, gerakan menjulur suatu lapisan,
 Delaminasi, gerakan memisahkan diri sekelmpok sel dari kelompok utama atau lapiasan asal,
 Divergensi, gerakan memencar,
 Extensi, gerakan meluas.
4) Tingkat Tubulasi
a) Pertumbuhan panjang dan lebar di bagian kepala, sehingga terangkat dari bagian bawahnya,
b) ertumbuhan panjang dan besar bagian badan embrio,
c) Pertumbuhan bagian ekor,
d) Pertumbuhan melengkung bagian dorsal embrio, sehingga terangkat dari bawahnya,
e) Periode antara (transisi)
Perantara periode awal dan akhir. Di sini embrio mengalami transformasi bentuk dan
susunan tubuh secara berangsur sehingga akhirnya mencapai bentuk efinitive yaitu embrio sudah
seperti bentuk dewasa, bentuk dan susunan tubuh merupakan efinitiv setiap spesies hewan.
Bagian-bagian tubuh embrio dari bentuk efinitiv mengalami deferensiasi terperinci dan lengkap
(Yatim, 1990).
f) Periode pertumbuhan akhir
Pertumbuhan penyempurnaan bentuk efinitive sampai kelahiran. Bagi hewan yang tidak
berberudu sukar membuat batas antara periode antara dengan periode akhir sehingga digabung
menjadi tingkat organogenesis, yakni proses pembentukan alat tubuh serat
mengkoordinasikannya dalam berbagai sistem (Yatim, 1990).
Periode Kebuntingan Tiap spesies, yaitu
Spesies Lama Kebuntingan
Kuda 11 bulan
Sapi 9 bulan 10 hari
Domba 5 bulan
Babi 3 bulan 3 minggu dan 3 hari
Anjing 2 bulan

C. Pembentukan Embrio atau Organogenesis

Pada periode embrio/organogenesis ini meliputi pembentukan:


1) Lapisan-lapisan lembaga (germ layer)
a) Endoderm (Lapisan germ yang paling dalam)
Pertama tampak ketika suatu lapisan sel tunggal terdorong keluar dari inner
cell mass dan tumbuh mengelilingi blastokul merupakan awal/origo dari sistem digesti, hepar,
pulmo, organ internal lain
b) Mesoderm (Lapisan germ/lembaga tengah)
Lapisan sel2 inner cell mass, yang terdorong di antara endoderm dan ektoderm origo dari
sistem skelet, otot, sistem sirkulasi dan sistem reproduksi
c) Ektoderm (Lapisan germ yang paling luar)
Origo dari sistem syaraf, organ indera, rambut, gl.mamme (Toelihere,1979).
2) Trofoblast akan menjadi:
a) Amnion
Non-vaskuler, berisi cairan yang dihasilkan fetus bantalan untuk proteksi Robek saat
kelahiran
b) Yolk sac
Sebagai cadangan makanan. Mammalia: atropi
c) Allantois
Penuh dengan pembuluh darah menyatu dengan chorion (Allantochorion) membawa
darah ke chorion
d) Chorion
Membran fetus terluar melekat pada induk (Toelihere,1979).

D. Tahapan Perkembangan pada Masa Embrio

Tahap – tahap proses perkembangan embrio yaitu melalui tahap awal perkembangan
manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang
dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut
dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/ pembelahan sel (cleavage) menuju
pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.
 Bulan pertama: Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti jantung yang
berbentuk pipa, system saraf pusat (otak yang berupa gumpalan darah) serta kulit embrio
berukuran 0,6 cm.
 Bulan kedua : Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian dalam, tulang rawan
(cartilago). Embrio berukuran 4 cm.
 Bulan ketiga : Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ kelamin luar.
Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram.
 Bulan keempat : Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif. Janinmencapai
berat 100 gram dengan panjang 14 cm.
 Bulan kelima : Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon terhadap suara keras
dan menendang. Alat kelamin janin sudah lebih nyata dan akan terlihat bila dilakukan USG
(Ultra Sonographi).
 Bulan keenam : Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan memutarkan
badan (posisi).
 Bulan ketujuh : Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina.
 Bulan kedelapan : Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan panjang janin
semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat 2500 –
3000m.
 Bulan kesembilan : Posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina. Bayi siap untuk
dilahirkan.

E. Hormon yang Berperan dalam Perlembangan Embrio

Mekanisme kerja hormon yang sangat berperan dalam kebuntingan salah satunya adalah
progesterone yang berfungsi menormalkan/ menekan kerja hormon estrogen sehingga semua
organ bekerja dalam keadaan seimbang (menjaga kebuntingan) (Toelihere,1979).
Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium, sedangkan progesteron
mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini merupakan
tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi.
2. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Yang disebut sebagai sel
embriogenik.
3. Tahapan fase embrionik yaitu morula, blastula, dan gastrula.
4. Periode perkembangan embrio terdiri dari periode persiapan, periode pembuahan, dan periode
pertumbuhan awal.
5. Pembentukan embrio atau organogenesis terdiri dari lapisan-lapisan lembaga? germ layer
(endoderm, mesoderm, dan ektoderm), trofoblast (amnion, yolk sac,allantois dan korion).
6. Hormon progesterone berfungsi menormalkan/ menekan kerja hormon estrogen sehingga
semua organ bekerja dalam keadaan seimbang (menjaga kebuntingan).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012. http://diary-veteriner.blogspot.com/2012/02/perkembangan-embrio-sampai-partus.html


copyright parany riyad@webmail.umm.ac.id.

Anonim, 2010. http://parany.student.umm.ac.id/2010/10/08/proses-perkembangan -embrio.

Hafez, B. 2000. Reproduction in Farm Animals. 7ed.. Philadelphia : Lippincott Williams &
Wilkins.

McDonald, L.E. 1971. Veterinary Endocrinology and Reproduction. Philadelphia : Lea &
Febiger.

Wikipedia, 2012. / http://id.wikipedia.org/wiki/Hewan.

PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM

LAPORAN PRATIKUM
“PERKEMBANGAN EMBRIO
AYAM”

Oleh :

Kelompok I

RAMA JUWITA FITRI


PUTRI DEWI

ANA FARIDA

NELLY
KARTIKA DEBY
NOVITA A CUT
ERIKA
TRIMARSIDAH
AHLUL KARMI

FAKULTAS KEDOKTERAN
HEWAN UNIVERSITAS SYIAH
KUALA BANDA ACEH

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan terhadap kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga berkat karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan paratikum "PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM" tanpa ada
halangan yang berarti dan selesai tepat pada waktunya.
Dalam Penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih
kepada
1. Drh. Dian masyitah,M.P sebagai kepala laboratorium embriologi
2. Awaluddin sebagai coordinator asisten laboratorium embriologi
3. Ira khubaira sebagai asisten laboratorium embriologi
4. Teman-teman yng telah berpatisiasi dalam prtaikum embriologi
Penulis sadar laporan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis berharap
kritik dan saran semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan seluruh pembaca
pada umumnya.

Banda Aceh, 12 Mei 2013

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Embrio adalah tahapan awal dari pertumbuhan vertebrata (hewan bertulang

punggung). Pada embrio pratikum III kami mengamati proses perkembangan embrio

ayam. Ayam termasuk merupakan hewan yang termasuk jenis unggas, yang

perkembangbiakannya dilakukan dengan bertelur. Perkembangan embrio ayam terjadi

diluar tubuh induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh makanan dan

perlindungan dari telur berupa kuning telur, albumen dan kerabang telur. Itulah

penyebab telur unggas relatif besar. Perkembangan embrio ayam tidak dapat

seluruhnya dilihat.
Dalam perkembangannya, embrio dibantu kantung oleh kuning telur, amnion dan

alantois. Pola dasar perkembangan embrio ayam yaitu melalui tahapan pembelahan,

morula, blastula,gastrula

1.2 Tujuan

1. Mempelajari lapisan embrional ayam yang membentuk bakal organ.

2. Mempelajari tahap pembentukan organ pada berbagai umur embrio.

1.3 Manfaat

1. Agar kita dapat mengetahui lapisan embrional yang membentuk bakal organ.

2. Agar kita dapat mengetahui tahap-tahap perkembangan atau pembentuan

organ pada berbagai umur embrio ayam.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ovarium adalah tempat sintesis hormon steroid seksual, gametogenesis, dan


perkembangan serta pemasakan kuning telur (folikel). Oviduk adalah tempat menerima
kuning telur masak, sekresi putih telur, dan pembentukan kerabang telur. Pada unggas
umumnya dan pada ayam khususnya, hanya ovarium kiri yang berkembang dan
berfungsi, sedangkan yang bagian kanan mengalami rudimenter (Anonim, 2010).
Ovarium pada ayam dinamakan juga folikel. Bentuk ovarium seperti buah anggur
dan terletak pada rongga perut berdekatan dengan ginjal kiri dan bergantung pada
ligamentum meso-ovarium. Besar ovarium pada saat ayam menetas 0,3 g kemudian
mencapai panjang 1,5 cm pada ayam betina umur 12 minggu dan mempunyai berat 60
g pada tiga minggu sebelum dewasa kelamin. Ovarium terbagi dalam dua bagian, yaitu
cortex pada bagian luar dan medulla pada bagian dalam. Cortex mengandung folikel
dan pada folikel terdapat sel-sel telur. Jumlah sel telur dapat mencapai lebih dari
12.000 buah. Namun, sel telur yang mampu masak hanya beberapa buah saja (pada
ayam dara dapat mencapai jutaan buah). Folikel akan masak pada 9-10 hari sebelum
ovulasi. Karena pengaruh karotenoid pakan ataupun karotenoid yang tersimpan di
tubuh ayam yang tidak homogen maka penimbunan materi penyusun folikel menjadikan
lapisan konsentris tidak seragam. Proses pembentukan ovum dinamakan vitelogeni
(vitelogenesis), yang merupakan sintesis asam lemak di hati yang dikontrol oleh
hormon estrogen, kemudian oleh darah diakumulasikan di ovarium sebagai volikel atau
ovum yang dinamakan yolk (kuning telur) (Anonim, 2010).

Dikenal tiga fase perkembangan yolk, yaitu fase cepat antara 4-7 hari sebelum
ovulasi dan fase lambat pada 10-8 hari sebelum ovulasi, serta pada 1-2 hari sebelum
ovulasi. Akibat perkembangan cepat tersebut maka akan terbentuk gambaran
konsentris pada kuning telur. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kadar xantofil dan
karotenoid pada pakan yang dibelah oleh latebra yang menghubungkan antara inti yolk
dan diskus germinalis. Folikel dikelilingi oleh pembuluh darah, kecuali pada bagian
stigma. Apabila ovum masak, stigma akan robek sehingga terjadi ovulasi. Robeknya
stigma ini dikontrol oleh hormon LH. Melalui pembuluh darah ini, ovarium mendapat
suplai makanan dari aorta dorsalis. Material kimiawi yang diangkut melalui sistem
vaskularisasi ke dalam ovarium harus melalui beberapa lapisan, antara lain theca layer
yang merupakan lapisan terluar yang bersifat permeabel sehingga memungkinkan
cairan plasma dalam menembus ke jaringan di sekelilingnya. Lapisan kedua berupa
lamina basalis yang berfungsi sebagai filter untuk menyaring komponen cairan plasma
yang lebih besar. Lapisan ketiga sebelum sampai pada oocyte adalah lapisan
perivitellin yang berupa material protein bersifat fibrous (berongga) (Anonim, 2010).
Dalam membran plasma, oocyte (calon folikel) berikatan dengan sejumlah
reseptor yang akan membentuk endocitic sehingga terbentuklah material penyusun
kuning telur. Sehingga besar penyusutan kuning telur adalah material granuler berupa
high density lipoprotein (HDL) dan lipovitelin. Senyawa ini dengan ion kuat dan pH
tinggi akan membentuk kompleks fosfoprotein, fosvitin, ion kalsium, dan ion besi.
Senyawa-senyawa ini membentuk vitelogenin, yaitu prekursor protein yang disintesis di
dalam hati sebagai respon terhadap estradiol. Komponen vitelogenin lebih mudah larut
dalam darah dalam bentuk kompleks lipida kalsium dan besi. Oleh adanya reseptor
pada oocyte, akan terbentuk material kuning telur. proses pembentukan vitelogenin ini
dinamakan vitelogenesis (Anonim 2010).

Dalam perkembangannya, embrio dibantu kantung oleh kuning telur, amnion,


dan alantois. Kantung kuning yang telur dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim
ini mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi
sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi pembawa sebagai ke oksigen embrio,
menyerap zat asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat
dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu alantois, serta
membantu mencerna albumen (Aspan, 2009).

Penyusun utama kuning telur adalah air, lipoprotein, protein, mineral, dan pigmen.
Protein kuning telur diklasifikasikan menjadi dua kategori:
1. Livetin, yakni protein plasmatik yang terakumulasi pada kuning telur dan disintesis di
hati hampir 60% dari total kuning telur.
2. Phosvitin dan lipoprotein yang terdiri dari high density lipoprotein (HDL) dan low
density lipoprotein (LDL) yang disebut pula dengan granuler dan keduanya disintesis
dalam hati. Pada ayam dewasa bertelur setiap hari disintesis 2,5 g protein/hari melalui
hati. Sintesis ini dikontrol oleh hormon estrogen. Hasil sintesis bersama-sama dengan
ion kalsium, besi dan zinc membentuk molekul kompleks yang mudah larut kemudian
masuk ke dalam kuning telur.
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

1. Incubator

2. Scalpel

3. Bak kaca / plastic

4. Pinset

5. Cawan Petri

6. Telur ayam yang sedang dieramkan dengan incubator

3.2 Cara Kerja

1. Sediakan telur ayam yang akan ditetaskan secukupnya, guna melihat perbedaan

diantaranya. Dimasukkan kedalam incubator dengan suhu 101ºF

2. Pada waktu pengamatan, telur dipecahkan 2 sampai 3 butir untuk melihat perbedaan

embrio telur tersebut.

3. Telur yang akan diamati, dipecahkan dengan scalpel dan dituangkan isinya kedalam

cawan Petri. Diamati perubahan yang terjadi setiap hari yang ditentukan.

Pada hari selanjutnya perhatikan perubahan atau pembentukan telur tersebut mulai hari
pertama sampai menetas.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL

Pengamatan yang kami lakukan pada embrio ayam 1,2,3,4,5,6,7,8,101,13,14,17 dan


20.
hari pertama

hari kedua
hari ketiga

hari keempat

hari kelima
hari keenam

hari ketujuh

kedelapan
kesepuluh

ketiga belas
keempat belas

ketujuhbelas

kedua puluh
keterangan

hari pertama

hari kedua
hari ketiga

hari keempat

hari kelima
keenam

ketujuh

kedelapan

kesembilan
kesepuluh

kesebelas

keduabelas
ketiga belas

keempatbelas

kelimabelas

keenambelas
ketujuh belas

kedelapan belas

kesembilan belas
keduapuluh

keduapuluhsatu

4. 2 PEMBAHASAN

Perkembangan embrio ayam terjadi di luar tubuh induknya. Selama


berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur berupa
kuning telur, albumen, dankerabang telur. Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif
besar.
Dalam perkembangannya, embrio dibantu kantung oleh kuning telur, amnion,
dan alantois. Kantung kuning yang telur dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim
ini mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio.Amnion berfungsi
sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi pembawa sebagai ke oksigen
embrio,menyerap zat asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang
terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu alantois,
serta membantu mencerna albumen.
· Umur 1 hari
Bentuk awal embrio pada hari pertama belum jelas terlihat ,sel benih berkembang
menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap, sedangkan bagian
tengahnya agak terang. Bagian tengah ini merupakan sel benih betina yang sudah
dibuahi yang dinamakan zygot blastoder . setelah lebih kurang 15 menit setelah
pembuahan, mulailah terjadi pembiakan sel-sel bagian awal perkembangan embrio.
Jadi didalam tubuh induk sudah terjadi perkembangan embrio.
· Umur 2 hari
Bentuk awal embrio hari kedua mulai terlihat jelas. Pada umur ini sudah terlihat
primitive streake – suatu bentuk memanjang dari pusat blastoderm – yang kelak akan
berkembang menjadi embrio. Pada blastoderm terdapat garis-garis warna merah yang
merupakan petunjuk mulainya sistem sirkulasi darah.
· Umur 3 hari
Pada jantung hari ke 3 ini sudah ulai terbentuk dan berdenyut serta bentuk embrio
sudah mulai tampak . dengan menggunakan alat khusus seperti mikroskop gelembung
dapat dilihat gelembung bening , kantung amnion , dan awal perkembangan alantois.
Gelembung-gelembung bening tersebut nantinya akan menjadi otak. Sementara
kantong
amnion yang berisi cairan warna putih berfungsi melindungi embrio dari goncangan dan
membuat embrio bergerak bebas.
· Umur 4 hari
Dihari ini, mata sudah mulai kelihatan,. Mata tersebut tampak sebagai bintik gelap
yang terletak disebelah kanan jantung . selain itu jantung sudah membesar. Dengan
menggunakan mikroskop, dapat dilihat otaknya. Otak ini terbagi menjadi tiga bagian,
yaitu otak depan, otak tengah dan otak belakang.
· Umur 5 hari
Pada hari kelima ini, embrionya sudah mulai tampak lebih jelas. Kuncup-kuncup
anggota badan sudah mulai terbentuk. Ekor dan kepala embrio sudah berdekatan
sehingga tampak seperti huruf C. Dengan menggunakan mikroskop, dapat dilihat
bahwa telah terjadi perkembangan alat reproduksi dan sudah terbentuk jenis
kelaminnya. Sementara amnion dan alantois sudah kelihatan.
· Umur 6 hari
Pada hari keenam ini kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai terbentuk. Mata
sudah tampak menonjol. Dengan mikroskop dapat dilihat bahwa rongga dada sudah
mulai berkembang dan jantung sudah membesar. Selain itu, dapat dilihat otak, amnion
dan alantois, kantong kuning telur, seta paruhnya.
· Umur 7 hari
Pada umur tujuh hari, paruhnya sudah tampak seperti bintik gelap pada dasar mata.
Dengan menggunakan mikroskop dapat dilihat bahagian tubuh lainnya sudah mulai
terbentuk, yaitu otak dan leher.
· Umur 8 hari
pada hari kedelapan ini, mata embrio sudah jelas terlihat.

· Umur 9 hari
Umur sembilan hari ini lipatan dan pembuluh darahnya sudah bertambah seta jari
kakinya mulai terbentuk.

· Umur 10 hari
Umur sepuluh hari ini biasanya paruhnya sudah mulai keras. Dengan menggunakan
mikroskop dapat dilihat folikel bulu embrio yang mulai terbentuk.
· Umur 11 hari
Embrio pada hari kesebelas sudah tampak seperti ayam. embrio ini menjadi
semakin besar sehingga yolk akan menyusut dan paruhnya sudah mulai terlihat jelas.
· Umur 12 hari
Embrio umur dua belas hari sudah semakin besar dan mulai masuk ke yolk
sehingga yolk semakin kecil. Mata sebelah kanan mulai membuka sedikit, sedangkan
telinganya sudah terbentuk dan sudah tampak permulaan pertumbuhan bulu bagian
bawah.
· Umur 13 hari
Pada hari ke 13, sisik dan cakar sudah mulai tampak jelas.
· Umur 14 hari
Perkembahan embrio pada hari keempat belas ini, punggung telah tampak
meringkuk atau melengkung. Sementara bulu hampir menutupi seluruh tubuhnya
· Umur 15 hari
Pada umur 15 hari , biasanya kepala embrio sudah mengarah kebagian tumpul
bagian telur .

· Umur 16 hari
Embrio pada umur enam belas hari sudah mengambil posisi yang baik didalam
kerabang. Sisik, cakar dan paruh sudah mulai mengeras dan bertanduk.

· Umur 17 hari
Pada umur tujuh belas hari ini, paruh embrio sudah mengarah kekantung udara.

· Umur 18 hari
Pada umur delapan belas hari ini, embrio yang sudah tampak jelas seperti ayam
akan mempersiapkan diri akan menetas. Jari kaki, sayap, dan bulunya berkembang
dengan baik.

· Umur 19 hari
Pada umur 19 hari , biasanya paruh ayam sudah siap mematuk dan menusuk
selaput kerabang dalam.

· Umur 20 hari
Pada umur 20 hari, kantong kuning telur sudah masuk seluruhnya kedalam rongga
perut . embrio ayam ini hampir menempati seluruh rongga di dalam telur, kecuali
kantung udara. Pada hari kedua puluh ini terjadi serangkaian proses penetasan yang
dimulai dengan kerabang mulai terbuka. Untuk membuka kerabang ini, ayam
menggunakan paruhnya dengan cara mematuk. Semakin lama, kerabang akan
semakin besar membuka, sehingga ayam dapat bernafas. Pada saat ini kelembaban
sangat penting agar pengeringan selaput kerabang dan penempelan perut pada
kerabang dapat dicegah. Selanjutnya ayam memutar tubuhnya dengan bantuan
dorongan kakinya. Dengan bantuan sayapnya, keadaan pecahnya kerabang semakin
besar.

· Umur 21 hari

Dihari ke dua puluh satu ini, ayam sudah membuka kerabangnya walaupun belum
seluruhnya. Dari keadaan ini biasanya tubuh ayam memerlukan waktu 12 – 18 jam
untuk keluar dari kerabang. Setelah keluar dari kerabang, tubuh masih basah. Agar
kering, diperlukan waktu sekitar 6 – 12 jam, bila sudahkering, ayam tersebut dapat
dikeluarkan dari dalam ruang mesin penetas.

BAB V
PENUTUP

Kesimpulan

· Masa normal waktu perkembangan embrio ayam sejak keluar dari tubuh induknya

sampai menetas yaitu 21 hari.

· Embrio itu akan mengalami rangsangan gerak ketika mendengar suara ayam

dewasa berkotek-kotek yang itu merupakan induknya.


· Peta takdir, merupakan bagian yang akan terbentuk menjadi jantung embrio.

· Pada hari ke-20 paru-paru sudah berkerja bagaimana semestinya.

· Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan lanjut embrio telur ayam yaitu: o

Suhu lingkungan

o Intensitas cahaya

o Medium

o Jarak lampu terhadap embrio

DAFTAR PUSTAKA

Admin, Ludi, dkk. 2010. Pengetesan Fertilisasi Telur. Jakarta: Gramedia

Sudarwati. 1990. Dasar-dasar struktur dan perkembangan hewan. Bandung: ITB

Surjono. 2001. Proses perkembangan embrio. Jakarta: UniversitasTerbuka


Wijayanti, Gratiana E., dan Sorta Basar Ida Simanjuntak. 2005. Viabilitas dan Perkembangan

Embrio serta Larva Ikan Nilem (Osteochilus hasselti C.V.) Pasca Chorion Puncture.

Jurnal Biologi Indonesia. Vol. III, No. 10 : 411-419

Wikipedia. 2012. Embrio. (http://id.wikipedia.org/wiki/Embrio., di akses 22 Mei 2013)

Anda mungkin juga menyukai