DISUSUN OLEH :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang lagi maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah keperawatan maternitas dengan judul “PENKES INVOLUSI UTERUS”
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...............................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................3
C. TUJUAN ..................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................4
A. KONSEP TEORI INVOLUSI UTERI......................................................4
B. IBU POST PASTUM................................................................................8
C. MENYUSUI DINI....................................................................................9
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
A. KESIMPULAN.......................................................................................13
B. SARAN...................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu program
dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60
gram.Involusi uterus dapat juga dikatakan sebagai proses kembalinya uterus
pada keadaan semula atau keadaan sebelum hamil (Sukarni, 2013).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Involusi Uterus?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Involusi Uterus.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Lochea Rubra / Merah ( Kruenta ). Lochea ini muncul pada hari 1 sampai
hari ke 4 masa post partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena
berisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta,dinding rahim, lemak bayi,
lanugo, dan mekonium.
2
b. Lochea Sanguilenta Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan
berlendir. Berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 postpartum.
1. Pengertian
3
b. Atofi jaringan Jaringan yang berpoliferasi dengan adanya estogen dalam
jumlah besar, kemudian mengalami atrofi sebagai reaksi terhadap
penghentian produksi estrogen yang menyertai pelepasan plasenta. Selain
perubahan atrofi pada otot-otot uterus, lapisan desidua akan mengalami
atrofi dan terlepas dengan meninggalkan lapisan basal yang akan
beregenerasi menjadi endomaterium yang baru.
c. Efek Oksitoksin ( Kontraksi ) Intensitas kontraksi uterus meningkat secara
bermakna segera setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap
penurunan volume intrauterin yang sangat besar. Hormon oksitoksin yang
dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus,
mengompresi pembuluh darah dan membantu proses hemostasis.
Kontraksi dan retraksi otot uterin akan mengurangi suplai darah ke uterus.
Proses ini akan membantu mengurangi bekas luka implantasi.
d. Plasenta serta mengurangi perdarahan. Luka bekas perlekatan plasenta
memerlukan waktu 8 minggu untuk sembuh total. Selama 1 sampai 2 jam
pertama post partum intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan
menjadi teratur. Karena itu penting sekali menjaga dan mempertahankan
kontraksi uterus pada masa ini.Suntikan oksitoksin biasanya diberikan
secara intravena atau intramuskuler segera setelah kepala bayi
lahir.Pemberian ASI segera setelah bayi lahir akan merangsang pelepasan
oksitoksin karena isapan bayi pada payudara (Ginting et al., 2020)
a. Senam nifas merupakan senam yang dilakukan pada ibu yang sedang
menjalani masa nifas. Tujuan senam : mempercepat pemulihan kondisi
tubuh ibu setelah melahirkan, mencegah komplikasi yang mungkin
terjadiselama masa nifas, memperkuat otot perut,otot dasar panggul, dan
memmemperlancar sirkulasi pembuluh darah , membantu memperlancar
terjadinya proses Involusi uteri.
b. Mobilisasi dini ibu post partum Merupakan suatu gerakan yang dilakukan
bertujuan untuk merubah posisi semula ibu dari berbaring , miring-miring,
duduk sampai berdiri sendiri setelah beberapa jam melahirkan. Tujuan
mem perlancar pengeluaran lochea ( sisa darah nifas ), mempercepat
involusi, melancarkan fungsi organ gastrointestinal dan organ perkemihan,
memperlancar peredaran sirkulasi darah .
4
d. Gizi Merupakan proses organisme dengan menggunakan makanan yang
dikonsumsi, secara normal melalui proses digesti, transportasi,
penyimpanan metabolisme dan pengeluaran zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari
organ - organ, serta menghasilkan energi (Wardah, 2017)
f. Faktor usia Elastisitas otot uterus pada usia lebih 35 tahun keatas
berkurang.
5
Gambar 2.1. Tinggi fundus uteri masa nifas (Ginting et al., 2020)
Involusi dapat diamati dari luar dengan memeriksa fundus uteri sebagai
berikut : Segera setelah melahirkan, tinggi fundus uteri 2 cm dibawah pusat, 12
jam kemudian kembali 1cm diatas pusat dan menurun kira-kira 1cm setiap hari.
Pada hari ke dua setelah persalinan tinggi fundus uteri 1cm dibawah pusat. Pada
hari ke 3 - 4 tinggi fundus uteri 2 cm dibawah pusat. Pada hari 5 – 7 tinggi fundus
uteri setengah pusat sampai simpisis. Pada hari ke 10 tinggi fundus uteri tidak
teraba. Pemeriksaan uterus meliputi mencatat lokasi, ukuran, dan konsistensi:
6
a. Penentuan lokasi uterus Dilakukan dengan mencatat apakah fundus berada
diatas atau dibawah umbilikus dan apakah fundus berada pada garis tengah
abdomen atau bergeser kesalah satu sisi.
b. Penentuan ukuran uterus Dilakukan melalui palpasi dan mengukur TFU
pada puncak fundus dengan jumlah lebar jari dari umbilikus atas atau
bawah .
c. Penentuan konsistensi uterus Ada dua ciri konsistensi uterus yaitu uterus
keras teraba sekeras batu dan uterus lunak dapat dilekukkan , terasa
mengeras dibawah jari-jari ketika tangan melakukan masase pada uterus
(Icesmi, 2015)
7
banyak jumlahnya. Pada pemeriksaan bimanual, uterus menjadi lebih besar dan
lebih lunak daripada seharusnya. Baik retensi sisa plasenta maupun infeksi pelvis
dapat menyebabkan subinvolusi. Ergonovine atau methylergonovine
(methergine), 0,2 mg setiap 3 sampai 4 jam selama 48 jam, direkomendasikan
oleh beberapa kalangan untuk subinvolusi, namun mamfaatnya masih
dipertanyakan. Disisi lain metritis bacterial berespons terhadap terapi antibiotic
oral. Wager dkk (1980) melaporkan bahwa hamper sepertiga kasus infeksi uterus
pascapartum lanjut disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Jadi, terapi
azithromycin atau doxycycline merupakan terapi empiris yang sesuai. Andrew
dkk (1989) meneliti 25 kasus perdarahan antara ke-7 dan ke-40 pascapartum yang
disebabkan oleh arteri uteroplasenta yang tidak berinvolusi. Arteri abnormal ini
diisi oleh thrombus dan tidak memiliki lapisan endothelial. Trofoblas perivaskular
juga ditemukan di dinding pembuluh darah ini. Mereka menyatakan bahwa
subinvolusi, setidaknya pada pembuluh plasenta, dapat menunjukkan interaksi
yang menyimpang antara sel uterus dan trofoblas.
2. Faktor Penyebab Subinvolusi
1. Status gizi ibu nifas buruk ( kurang gizi)
2. Ibu tidak menyusui bayinya
3. Kurang mobilisasi
4. Usia
5. Parietas
6. Terdapat bekuan darah yang tidak keluar
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Involusi uterus adalah pengecilan yang normal dari suatu organ yang
memenuhi fungsinya,misalnya pengecilan uterus setelah melahirkan .Pengukuran
involusi dapat dilakukan dengan mengukur tinggi fundus uteri,dan juga dengan
pengeluaran lokia (cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam
masa nifas).Teknik pengukuran involusi uteri dilakukan dengan cara palpasi,yaitu
dengan mengumpulkan uterus,setelah itu diraba dan diukur dengan jari sebagai
jarak uterus antara pusat sampai simpisis.
B. SARAN
Perlu adanya penelitian lanjutan terkait factor lainnya yang berhubungan
dengan penurunan tinggi fundus uteri yaitu usia,paritas,senam nifas dan asupan
vitamin dan motivasi yang dapat dilakukan oleh bidan kepada ibu bersalin agar
mau dan mampu menyusukan bayinya setelah satu jam melahirkan.
9
DAFTAR PUSTAKA
10
LAMPIRAN
PETUNJUK :
Berikan nilai kinerja disetiap yang diamati dengan menggunakan skala penilaian
sebagai berikut :
0 : Tidak dikerjakan (langkah/ kegiatan yang seharusnya dilakukan tidak
dilakukan).
1 : Mampu dan cukup trampil (langkah/prosedur dilakukan dengan baik
dan benar serta urutan sesuai, tetapi kemajuan langkah demi langkah
belum dilakukan dengan efisien).
2 : Mahir/sangat trampil (langkah prosedur dilakukan dengan baik, benar
dan urutan sesuai, serta waktu yang digunakan pada setiap langkah
efisien).
SKOR/MAHASISWA
NO BUTIR YANG DINILAI BOBOT 2 3 4 5 6 7 8 9 1
1
0
A. TAHAP PRA INTERAKSI
1. Mengecek program terapi 2
2. Mencuci tangan 6 langkah 3
3. Mengidentifikasi pasien dengan benar 3
4. Menyiapkan dan mendekatkan alat ke dekat 2
pasien
B. TAHAP ORIENTASI
1. Salam, sapa, perkenalkan diri 5
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan 5
3. Menanyakan kesiapan dan kerjasama 3
pasien
C. TAHAP KERJA
1. Menjaga privasi klien, dengan ucapan dan 2
menutup sampiran
2. Menanyakan keluhan klien dengan jelas 5
dan sopan (apa yang dikeluhkan saat ini,
11
sejak kapan)
3. Melakukan apersepsi dengan menanyakan 5
pengetahuan ibu tentang pengertian
involusi uterus.
12