Anda di halaman 1dari 31

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas karunia Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan limpahan berkahnya, saya dapat menyelesaikan Laporan Komprehensif
Asuhan Kebidanan Neonatus pada Bayi Baru Lahir dengan Bercak Mongol ini
dengan tepat waktu. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen
pembimbing institusi, pembimbing klinik, dan semua pihak yang telah membantu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan Asuhan


Kebidanan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran untuk perbaikan penyusunan yang akan datang.

Semoga Asuhan Kebidanan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis


khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Samarinda, 19 September 2017

Gita Fitrya
NIM. P07224316016

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI...............................................................................................3
A. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dengan Bercak
Mongol...........................................................................................................................3
1. Definisi...............................................................................................................3
2. Etiologi...............................................................................................................4
3. Tanda dan Gejala................................................................................................4
4. Patofisiologi.......................................................................................................5
5. Penatalaksanaan.................................................................................................6
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dengan Bercak
Mongol...........................................................................................................................7
I. PENGKAJIAN...................................................................................................7
II. INTERPRETASI DATA DASAR....................................................................17
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL...........................17
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA............................18
V. INTERVENSI..................................................................................................18
VI. IMPLEMENTASI........................................................................................18
VII. EVALUASI..................................................................................................19
BAB III TINJAUAN KASUS..........................................................................................20
Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dengan Bercak Mongol
.....................................................................................................................................20
PENGKAJIAN.............................................................................................................20
B. Data Objektif....................................................................................................21
C. Analisa Data.....................................................................................................24
D. Penatalaksanaan...............................................................................................25

ii
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................................26
BAB V PENUTUP...........................................................................................................27
A. KESIMPULAN....................................................................................................27
B. SARAN................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................28

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanda lahir atau naevus adalah tanda berwarna yang ditemukan pada kulit
bayi yang baru lahir. Tanda ini bisa terjadi dalam berbagai warna seperti biru,
biru-abu-abu, cokelat, cokelat, hitam, pink, putih, merah dan ungu. Defenisi
medis menyebutkan bahwa tanda lahir merupakan kelainan kulit pada anak baru
lahir (neonatus) dimana satu atau lebih komponen normal kulit dijumpai dalam
jumlah berlebih per unit area ; dapat berupa pembuluh darah, pembuluh limfa,
sel pigmen, folikel rambut, kelenjar keringat, epidermis, kolagen, elastin atau
komponen kulit lainnya. Disamping itu, istilah nevus yang sering disamakan
dengan tahi lalat juga sering digolongkan sebagai tanda lahir. Kata yang berasal
dari kata Latin ‘naevus’ memang berarti tanda dari ibu. Kasusnya sangat sering
dijumpai dan sangat umum, bahkan sebuah survei menyebutkan angka
insidensnya mencapai 99% pada neonatus. Mereka membagi tanda lahir ini atas
pembagian yang berbeda-beda, namun berdasarkan jenisnya ada banyak yang
sering dijumpai, antara lain yang disebut Mongolian spots yang sering dijumpai
pada bayi Asia dan kulit hitam, salmon patch, port-wine stain, strawberry marks,
nevus sebaseus, bercak café au lait dll.
Penyebab tanda lahir belum terbukti oleh ilmu pengetahuan. Banyak ahli
berpendapat bahwa tanda lahir diwarisi dari orang tua atau anggota keluarga
lainnya. Alasan lain yang diberikan adalah karena pertumbuhan pembuluh darah
yang berlebihan. Tetapi ada juga tentang cerita rakyat dan mitos yang terkait
dengan tanda lahir tetapi tidak satupun dari mereka telah terbukti untuk
menjelaskan penyebab tanda lahir. Beberapa mitos yang tanda lahir disebabkan
ketika wanita hamil melihat sesuatu yang aneh atau dia mengalami banyak

1
ketakutan. Terjadinya tanda lahir lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan
pada laki-laki. (Yeyeh Ai, 2010)
Secara lebih besar, penggolongan lain menggolongkannya dalam tanda
lahir sel pigmen dimana pigmen lebih berperan, tanda lahir epidermal, tanda lahir
jaringan ikat, saluran limfa serta tanda lahir vaskuler. Prognosisnya sendiri juga
bermacam-macam, ada yang menetap secara permanen, ada yang bisa menghilang
spontan atau malah ada yang berhubungan dengan kelainan organ atau sistem
tubuh. Karena itu tak semua tanda lahir pada hakikatnya harus dibiarkan saja,
melainkan harus mendapat penatalaksanaan yang benar berdasarkan jenisnya serta
berdasarkan pertimbangan estetis, fungsional serta psikologis.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Mendiskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru


lahir dengan bercak mongol menggunakan pola pikir ilmiah melalui
pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.
2. Tujuan Khusus

a. Menjelaskan konsep dasar teori bayi dengan bercak mongol


b. Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir dengan bercak mongol berdasarkan 7 langkah Varney.
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan bercak
mongol menggunakan pendekatan Varney, yang terdiri dari :
1) Melakukan pengkajian
2) Menginterpretasikan data dasar
3) Mengidentifikasi diagnosis masalah potensial
4) Mengidentifikasi diagnosis kebutuhan segera
5) Mengembangkan rencana intervensi
6) Melakukan tindakan sesuai rencana intervensi
7) Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan

2
d. Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir dengan bercak mongol dalam bentuk catatan SOAP.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir


dengan Bercak Mongol

1. Definisi
Bercak Mongol adalah bercak yang berwarna biru yang biasanya
terletak dibagian atau daerah sakral, walaupun kadang terlihat dibagian
tubuh yang lain. Bercak mongol biasanyaterjadi pada anak – anak yang
dilahirkan oleh orangtua Asia dan Afrika, kadang – kadang terjadi pada
anak- anak dengan orangtua mediterania.( Mayes Midfery Textbook )
Bercak mongol adalah bercak berwarna biru yang terlihat didaerah
lumbo sakral pada bayi yang memiliki pigmentasi kulit ( kulit berwarna
) , warnanya seperti memar. Bercak mongol dalah lesi – lesi muskular
berwana abu –abu atau biru dengan batas tepi bervariasi, paling sering
pada daerah prasakral, tapi dapat juga ditemukan didaerah posterior
paha , tungkai , punggung, dan bahu
Bintik mongolia daerah pigmentasi biru kehitaman, dapat terlihat
pada semua permukaan tubuh, termasu pada ektremitas. Bercak ini
lebih sering terlihat di punggung dan bokong. Daerah pigmentasi ini
terlihat pada bayi – bayi yang bersal dari Mediterania., Amerila Latin,
Asia Afrika atau beberapa daerah lain didunia. Bervcak – bercak ini
lebih sering terlihat pada individu berkulit lebih gelap tanpa
memperhatikan kebangsaannya. Bercak ini secara bertahap akan lenyap
denagan sendirinya dalam hitungan bulan atau tahun ( Dasar – dasar
keperawatan Maternitas Edisi 6, Persis Mary Hilton, ECG )

3
2. Etiologi
Bercak mongol adalah bawaan sejak lahir, warna khas dari bercak
mongol ditimbulkan oleh adanya melanosit yang menagandung melanin
pada dermis yang terhambat selama proses migrasi dari krista neuralis ke
epidermis.
Hampir 90% bayi dengan kulit berwarna atau kulit Asia (timur)
lahir dengan bercak ini, namun pada bayi kaum Asia hanya 5%. Lesi ini
biasanya berisi sel melanosit yang terletak di lapisan dermis sebelah dalam
atau di sekitar folikel rambut yang terkadang tersebar simetris, tetapi dapat
juga unilateral. Bercak ini hanya merupakan lesi jinak dan tidak
berhubungan dengan kelainan-kelainan sistemik.
Tanda lahir biasanya berwarna coklat tua, abu –abu batu, atau biru
kehitaman. Terkadang bintik mongol terlihat seperti memar. Biasanya
timbul pada punggung bagian bawah dan bokong, tetapi sering juga
ditemuka pada kaki, punggung, pinggang dan pundak. Bercak mongol juga
bervariasi dalam ukuran, dari sebesar peniti sampai berdiameter 6 inci.
Jadi penyebab tersering terjadinya bercak mongol adalah:
1) Kemunculan tanda lahir disebabkan oleh adanya hal-hal tertentu
yang terjadi dalam proses jalan lahir, misalnya trauma lahir atau
terjadi pembuluh darah yang melebar.
2) Adanya melanosit yang mengandung melanin pada dermis yang
terhambat selama proses migrasi dari krista neuralis ke epidermis
3) Keturunan genetik
4) Banyak terjadi pada ibu yang memiliki kulit gelap (memiliki
pigmentasi kulit)

3. Tanda dan Gejala


Tanda lahir ini biasanya berwarna cokelat tua, abu-abu batu, atau
biru kehitaman. Terkadang bintik mongol ini terlihat seperti memar.
Biasanya timbul pada bagian punggung bawah dan bokong tetapi sering

4
juga ditemukan pada kaki, punggung, pinggang, dan pundak. Bercak
mongol juga memiliki ukuran yang bervariasi, dari sebesar peniti sampai
berdiameter enam inchi.
Tanda dan gejala:
1) Bercak kebiru-biruan, kehitaman atau kecoklatan yang lebar,
2) Biasanya timbul didaerah bokong, tempat timbul lainnya yaitu
pada daerah pipi dan mata.
3) Bercak ini timbul pada kehamilan 38 minggu.
4) Bercak ini akan menghilang setelah beberapa bulan atau sekitar
satu tahun
Seorang anak bisa memiliki satu atau beberapa bercak mongol. Biasanya
bercak mongol terlihat sebagai :
1) Luka seperti pewarnaan
2) Daerah pigmentasi memiliki tekstur kulit yang normal
3) Area datar dengan bentuk yang tidak teratur
4) Biasanya akan menghilan dengan hitungan bulan atau tahun
5) Tdak ada komplikasi yang ditimbulkan

4. Patofisiologi
Bercak mongol rata-rata muncul pada umur kehamilan 38 minggu.
Mula-mula terbatas di fossa koksigea lalu menjalar ke regio lumbosakral.
Tempat lain yaitu didaerah orbita : sclera atau fundus mata dan daerah
zigomaticus (nevus ota), daerah deltotrapezeus (nevus ito). Nevus ota dan
nevus ito biasanya menetap, tidak perlu diberikan pengobatan, cukup
dengan tindakan konservatif saja. Namun bila penderita telah dewasa,
pengobatan dapat diberikan dengan alasan estetika. Akhir-akhir ini
dianjurkan pengobatan dengan sinar laser.

5
5. Penatalaksanaan
Bercak mongol biasanya menghilang dalam beberapa tahun pertama,
atau 1 – 4 tahun tahun pertama sehingga tidak memerlukan perlindungan
khusus. Namun bercak mongol yang multipel yang tersebar luas terutama
pada tempat – tempat biasa cenderung tidak akan hilang, tapi dapat menetap
sampai dewasa. Bercak mongol ini biasanya tidak berbahaya dan tidak
memerlukan perawatan khusus tetapi pengobatan dapat juga dilakukan dengan
alasan estetika. Akhir – akhir ini anjurkan pengobatan dengan menggunakan
sinar laser.

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh bidan dalam hal ini adalah
dengan memberikan konseling pada orang tua bayi. Bidan menjelaskan
mengenai apa yang dimaksud dengan bintik mongol, menjelaskan bahwa
bintik mongol ini akan menghilang dalam hitungan bulan atau tahun dan tidak
berbahaya serta tidak memerlukan penanganan khusus sehingga orang tua bayi
tidak merasa cemas.

Asuhan yang diberikan oleh bidan diantaranya :

1) Melakukan deteksi dini pada pemeriksaan fisik BBL


2) Menjelaskan kepada orang tua bayi mengenai bercak mongol.
3) Bidan menjelaskan bahwa bercak mongol biasanya akan menghilang
setelah beberapa pekan atau pada 1-4 tahun pertama sehingga tidak
memerlukan penanganan khusus dan tidak akan berbahaya serta tidak
memerlukan pengobatan hanya cukup dilakukan tindakan konservatif.
4) Bidan memberika informasi kepada keluarga untuk mengurangi
kekhawatiran/kecemasan dan berikan dukungan moral
5) Namun, bila penderita telah dewasa, pengobatan dapat dilakukan dengan
alasan estetik. Akhir-akhir ini dianjurkan pengobatan dengan
menggunakan sinar laser.

6
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
dengan Bercak Mongol

I. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian :
Waktu :
Tempat :
Oleh :

Data Subyektif
1. Identitas
Nama :

Umur/tanggal lahir : 0 – 24 jam

Nama ayah :

Nama ibu :

Usia ayah/ibu :

Pendidikan ayah/ibu :

Pekerjaan ayah/ibu :

Agama :

Suku/bangsa : Bercak mongol biasanyaterjadi pada anak – anak


yang dilahirkan oleh orangtua Asia dan Afrika,
kadang – kadang terjadi pada anak- anak dengan
orangtua mediterania.( Mayes Midfery Textbook )
Alamat :

7
2. Keluhan utama
Paling sering pada daerah punggung, bokong, tapi dapat
pula ditemukan pada bagian tubuh lain. Memiliki bermacam
ukuran dan bentuk, tidak memiliki hubungan dengan penyakit
tertentu. Kebanyakan akan memudar pada usia 2 atau 3
tahun,walaupun bekasnya akan bertahap sampai dewasa
(Marmi, Rahardjo, 2014).
 Riwayat Kehamilan dan Kelahiran:
a) Riwayat Antenatal
(1) Pemeriksaan kehamilan: teratur/tidak
(2) Frekuensi kunjungan:
Kunjungan antenalatal sebaiknya dilakukan secara
berkala dan teratur. Bila kehamilan normal, jumlah
kunjungan minimal 4x: 1x pada trimester I, 1x pada
trimester II dan 2x pada trimester III (Sarwono ,2010)
Setiap kunjungan ulang terdiri dari atas peninjauan
ulang catatan, riwayat dan pemeriksaan fisik yang
dilakukan untuk mengevaluasi kesejahteraan ibu dan
janin (varney, 2006)
(3) Komplikasi kehamilan:
Faktor predisposisi dan adanya penyakit penyerta
sebaiknya juga dikenali sejak awal sehingga dapat
dilakukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah
gangguan yang berat, baik terhadap kehamilan dan
keselamatan bayi yang dikandungnya (Sarwono, 2006)
b) Riwayat Intranatal
(1) Jenis persalinan : spontan/SC
(2) Komplikasi persalinan :
Ibu :
Persalinan lama : disebabkan oleh kelainan

8
tenaga, kelainan janin, atau kelainan jalan lahir (Sarwono,
2009).
Kala Persalinan Primigravida Multigravida

I 10-12 jam 6-8 jam

II 1-1,5jam 0,5-1 jam

III 10 menit 10 menit

IV 2 jam 2 jam

Jumlah (tanpa
memasukan kala
10-12 jam 8-10 jam
IV yang bersifat
observasi)

(3) Keadaan ketuban :Utuh/pecah


(4) Lama ketuban pecah :Pecah ketuban secara
spontan paling sering terjadi sewaktu-waktu pada
persalinan kala aktif (Sarwono, 2009)

9
(5) Kondisi ketuban :
jernih/keruh/mekonium/darah
Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu
menunjukkan adanya gawat janin. Tanda-tanda gawat
janin jika DJJ <100 atau >180x/menit. Tapi jika terdapat
mekonium kental, segera rujuk ibu ketempat yang
memiliki kemampuan penatalaksanaan gawatdaruratan
obstetri dan bayi baru lahir. (JNPK-KR,2008)

3. Riawayat Kesehatan Keluarga


a. Riwayat Penyakit Menular
1) Penyakit Paru-paru : ibu hamil dengan riwayat TBC aktif
kemungkinan bisa menyebabkan kuman saat persalinan dan
bisa menular pada bayi. (Sarwono,1999)
2) Penyakit Hati :Penularan terjadi secara transplasenta, dari
serum ke serum, dan melalui kontak dengan urin, feses, saliva,
semen, atau sekresi vagina yang terkontaminasi selama proses
persalinan. Angka transmisi tertinggi ialah ibu terkena virus
sesaat sebelum persalinan. (Bobak, Lowdermilk, Jensen :
2005)
3) Varisela zoster : Cacar air yang diderita ibu dari gestasi 20
minggu hingga hampir masapersalinan dapat mengakibatkan
bentuk varisela neonates yang lebih ringan yang tidak
mengakibatkan gejala sisa negative bagi neonatus. (Myles,
2009)
4) Infeksi Menular Seksual : Kematian janin, baik dalam
bentuk abortus spontan atau lahir mati ditemukan pada 20 –
25% perempuan yang menderita sifilis atau pun herpes. BBLR
dapat dijumpai pada vaginosis bacterial, trikomoniasis, sifilis
atau herpes prime. infeksi congenital pada infeksi klamida,
gonore, sifilis dini, dan herpes genital.

10
b. Riwayat Penyakit Menurun
Penyakit DM kebanyakan adalah penyakit keturunan, bukan
penyakit menular (Misnadiarly,2006:14)
Beberapa ibu yang secara genetic selalu melahirkan bayi besar,
seperti ibu dengan diabetes mellitus yang menyebabkan penyulit
dalam persalinan akibat janin besar yang merupakan kelanjutan dari
penyulit kehamilan dengan janin besar, Implikasi makrosomia bagi ibu
melibatkan distensi uterus, menyebabkan peregangan yang berlebihan pada
serat-serat uterus.

4. Keadaan Bayi Saat Lahir


Berisi tentang kondisi bayi saat lahir dan tindakan yang telah
dilakukan
5. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi Pada hari – hari pertama kelahiran bayi,
apabila pengisapan putting susu cukup
adekuat maka akan dihasilkan secara
bertahap 10 – 100 ml ASI. Produksi ASI
akan optimal setelah hari 10 – 14 usia
bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi 700
– 800 ml ASI per hari (kisaran 600 –
1000 ml) untuk tumbuh kembang bayi
(JNPK-KR, 2008)
Eliminasi BAK: 24 jam pertama 15-60 ml dengan
frekuensi lebih dari 20 x
BAB: turun 5-13% pada hari ke 4-5
diakibatkan karena intake minimal dan
metabolism meningkat
Istrahat  BBL tidur nyenyak: bayi jarang

11
bergerak dan pernafasan lambat dan
teratur
 BBL tidur dengan gerakan mata yang
cepat (REM): bayi bernafas tidak
teratur dan meringis atau membuat
ekspresi wajah lainnya serta gerakan
mata yang cepat dapat terlihat melalui
kelopak mata
Pesonal Hygiene BBL perlu mandi setiap hari. Kepala dan
popok BBL perlu di bersihkan / diganti
setiap kali area tersebut kotor dan
perawatan tali pusat yang sesuai dapat
mencegah infeksi neonatorum (varney,
2007)
Aktivitas BBL mengeluarkan aktivitas motorik
yang tidak jelas dan aktif menangis,
menangis disebabkan oleh letih, kolik,
rasa tidak nyaman, lapar dan kesepian

6. Riwayat psikososiokultural spritual


a. Komposisi ,fungsi dan hubungan keluarga(genogram)
Genogram untuk memantau komposisi, fungsi dan hubungan
keluarga serta untuk mengetahui penyakit keluarga yang dapat
mempengaruhi kesehatan klien.
b. Keadaan lingkungan rumah dan sekitar
c. Kultur dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
1) Bagaiman keadaan Psiko ibu dalam menerima bayinya.
2) Bagaimana sosial ibu dalam perawatan BBL ,bagaimana
dukungan keluarga khusunya suami.
3) Bagaimana kultural (adat istiadat) ibu dalam perawatan
BBL adakah yang merugikan.

12
4) Bagaiman keadaan spiritual ibu dalam perawatan BBL.

Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum :

Kesadaran : Compos mentis


Tanda Vital :
Nadi : 100-160 x/menit (Varney : 2007)
Pernafasan : 40-60 x/menit (varney,2007)
Suhu : 35,5-36,5 oC (Varney : 2007)

Antropometri :
Panjang Badan : ≤46 cm (Surasmi, 2009).
Berat badan : ≤ 2500 gram (Surasmi, 2009).
Lila : <9,5 cm (Hidayat, 2009).
Lingkaran kepala :
- Circum ferensia Suboccipito Bregmatica : 32 cm
- Circum ferensia Fronto Oksipito : 34 cm
- Circum ferensia Mento Oksipito Bregmatica: 35 cm
(obstetri fisiologis,1983: 135)
Lingkaran dada : ≤30 cm (Surasmi, 2009).
Lingkar perut : 28 – 30 cm

2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : Simetris atau tidak, adanya kelainan-kelaian atau tidak
seperti (keadaan ubun-ubun, molase, caput succedanium,
cepal hematoma, hydrochephalus, anensefalus dan
meningokel)

Mata : Segaris dengan telinga; hidung di garis tengah; Sclera

13
jernih; konjungtiva jernih; iris berwarna merata, bilateral;
pupil sama bilateral dan reaktif; terhadap cahaya; kornea
jernih; retina transparan; reflex mengedip reaktif
(varney,2007)
Hidung : posisi garis tengah; nares ada di kedua sisi;
menyeringai atau menangis sebagai respons
terhadap bau yang kuat; tidak tampak pengeluaran
cairan ,tidak tampak pernafasan cuping
hidung(varney, 2007)
Telinga : berada di garis lurus dengan mata, sudut vertical
lebih besar dari pada garis vertical lurus; tidak
miring; pembentukkan tulang rawan pinna terbentuk
dengan baik, kokoh, tulang rawan kaku, kembali ke
bentuk semula dengan cepat(varney, 2007)
Mulut : garis tengah wajah ; simetri; bentuk dan ukuran
proposional dengan wajah; membrane mukosa:
lembab, merah muda; palatum tidak membentuk
arkus; utuh; lidah proposional dengan mulut; uvula :
garis tengah naik ketika menangis(varney, 2007)
Leher : Tampak pergerakan leher, vena jugularis tampak
normal(varney, 2007)
Dada : Ekskursi diafragma di kedua sisi sama; tulang iga
simetris; payudara: jarak antar puting pada garis
sejajar tanpa ada puting tambahan; aerola tegak dan
tidak ada rabas. Usaha napas; mudah, berirama
tanpa usaha tambahan, dapat tidak teratur tetapi
periode apnea lebih dari 15’’ adalah abnormal.
(varney, 2007)
Abdomen : bundar memiliki kontur, simetris, tali pusat
memiliki 3 pembuluh darah (2 arteri dan 1 vena),

14
putih kebiruan, tidak tampak perdarahan tali
pusat(varney, 2007)
Punggung : Tampak simetris, tidak tampak spina bifida
Genetalia : - Perempuan : Labia mayora : ada dan menutupi
labia minora; Labia minora : ada dan terbentuk
sempurna; Klitoris ada dan mungkin membesar;
Meatus uretra : ada di depan orifisum uretra;
Vagina: paten dengan atau tanpa rabas putih
Laki-laki : Penis ; lurus, proposional terhadap
tubuh (panjang 2,8 – 4,3 cm); Meatus urinarius: di
tengah dan di ujung glans ; Aliran urin: lancer dari
penis dan berkemih tidak lebih dari 24 jam pasca
natal; Testis dan skrotum: penuh banyak rugae;
pigmentasi gelap(varney, 2007)
Anus : Tampak lubang anus
Kulit : Bercak berwarna biru yang terlihat didaerah
lumbo sakral pada bayi yang memiliki
pigmentasi kulit ( kulit berwarna ) , warnanya
seperti memar. Bercak mongol dalah lesi – lesi
muskular berwana abu –abu atau biru dengan
batas tepi bervariasi, paling sering pada daerah
prasakral, tapi dapat juga ditemukan didaerah
posterior paha , tungkai , punggung, dan bahu
(Nelso )
Ekstremitas : proposional; terdapat 10 jari tanpa selaput, jarak
antar jari sama; kuku: panjang melebihi bantalan
kuku(varney, 2007)
Palpasi
Kepala :.Ubun-ubun berdenyut dan tidak ada cekungan
(Prawirohardjo, 2008)

15
Mata : Tidak teraba oedem; kelopak mata tanpa ptosis
atau edema(varney, 2007)
Hidung : Tidak teraba fraktur
Leher : Tidak teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar
tiroid dan kelenjar getah bening
Toraks : Prosesus xifoideus ada; tulang iga tanpa massa
Abdomen : Abdomen lunak dan tidak nyeri tekan, tanpa
massa; Ginjal : panjang 4 – 5 cm, ginjal kanan
lebih rendah dari ginjal kiri; Hati : sisi pinggir
tajam tepat di atas batas kosta kanan; berbatas
tegas; Limpa : 1 cm di bawah batas kosta kiri;
Kandung kemih : tidak distensi kecuali tepat
sebelum berkemih; Tidak ada hernia atau massa di
lipatan inguinalis(varney, 2007)
Genitalia : Perineum halus, anus: di tengah, paten (uji
dengan menginsersi jari kelingking); tonus sfingter
ani : ada (usapan ringan di area anus
mengakibatkan konstriksi sfingter) (varney, 2007)
Ekstremitas : Tidak teraba oedema; Bantalan kuku : merah
muda, pengisian ulang kapiler cepat (3 detik), sama
di kedua sisi; lavikula : tanpa fraktur atau nyeri,
simetris; nadi: brakialis dan radialis kuat dan sama
di kedua sisi, sebanding dengan nadi femoralis
(varney, 2007)
Auskultasi
Dada :Suara napas jernih, sama di kedua sisi pada anterior
dan posterior; beberapa kali ronkhi basah muncul
beberapa jam pertama setelah lahir akibat cairan
yang tersisa di paru janin (varney, 2007)
Abdomen : Bising Usus : 5 – 35 x/mnt;
Perkusi

16
Toraks : Tidak ada peningkatan timpani pada lapang paru
(varney, 2007)
Abdomen : timpani kecuali redup pada hati, limpa dan
kandung kemih (varney, 2007)

3. Pemeriksaan Neurologis/Refleks
a. Refleks Morro :Positif, terkejut saat ada suara (Asuhan
Persalinan Normal,2008)
b. Refleks Rooting :Positif, membuka mulut jika ada yang
menyentuh bibir(Asuhan Persalinan
Normal,2008)
c. Refleks Sucking :Positif, dapat menghisap putting susu
d. Refleks Swallowing :Positif, dapat menelan(JNPK-KR,2008)
e. Refleks Babinsky :Positif, jari kaki menekuk ke bawah
f. Refleks Graft :Positif, dapat menggenggam dengan baik
(Sitiava, 2012)

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosis :

NCB/ NKB, KMK/ BMK/ SMK, Usia 0 – 24 jam dengan bercak mongol

Keterangan : NCB : Neonatus Cukup Bulan


NKB : Neonatus Kurang Bulan
KMK : Kecil Masa Kehamilan
SMK : Sesuai Masa Kehamilan
BMK : Besar Masa Kehamilan

Masalah : Tidak Ada

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL


Diagnosa Potensial :
1. Lesi primer
17
2. Lesi sekunder
Masalah Potensial :
1. Masalah estetika

Bercak mongol biasanya menghilang dalam beberapa tahun pertama, atau 1-4
tahun tahun pertama sehingga tidak memerlukan perlindungan khusus. Namun
bercak mongol yang multipel yang tersebar luas terutama pada tempat – tempat
biasa cenderung tidak akan hilang, tapi dapat menetap sampai dewasa. Bercak
mongol ini biasanya tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan khusus
tetapi pengobatan dapat juga dilakukan dengan alasan estetika.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Bervcak – bercak ini lebih sering terlihat pada individu berkulit lebih
gelap tanpa memperhatikan kebangsaannya. Bercak ini secara bertahap
akan lenyap denagan sendirinya dalam hitungan bulan atau tahun ( Dasar –
dasar keperawatan Maternitas Edisi 6, Persis Mary Hilton, ECG )

V. INTERVENSI
1. Memberitahukan kepada orang tua klien mengenai kondisi klien dari
hasil pemeriksaan.
Rasional : Penjelasan mengenai hasil pemeriksaan merupakan hak klien
dan keluarga (Varney, 2007).
2. Memberikan penjelasan mengenai kondisi klien kepada orang tua bahwa
hal tersebut dapat hilang dalam beberapa waktu tertentu

Rasional : Bercak mongol biasanya menghilang dalam beberapa tahun


pertama, atau 1-4 tahun tahun pertama sehingga tidak memerlukan
perlindungan khusus. Namun bercak mongol yang multipel yang
tersebar luas terutama pada tempat – tempat biasa cenderung tidak akan
hilang, tapi dapat menetap sampai dewasa. Bercak mongol ini biasanya

18
tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan khusus tetapi
pengobatan dapat juga dilakukan dengan alasan estetika. (Yeyeh
Ai,2010)

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.

19
BAB III

TINJAUAN KASUS

Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dengan


Bercak Mongol

PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 19 September 2017
Waktu : 15.39 WITA
Tempat : RSIA Herawaty
Oleh : Gita Fitrya

A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama : By.Ny M

Umur/tanggal lahir/jam lahir : 0 hari / 29 November 2014 / 15.11 WITA

Nama ayah : Tn.S

Nama ibu : Ny.M

Usia ayah/ibu : 30 th / 28 th

Pendidikan ayah/ibu : SMA / SMA

Pekerjaan ayah/ibu : Swasta / IRT

Agama : Islam / Islam

20
Suku/bangsa : Jawa / Jawa, Indonesia

Alamat : Jl. Jakarta No.3 Blok G, Loa Bakung

No Telp : 081277788135 / 082345765265

2. Riwayat Kesehatan Klien


1. Keluhan : Ibu mengatakan cemas dengan keadaan bayinya yang
terdapat warna kebiruan di punggung bayinya yang mirip dengan tanda
lebam.
2. Riwayat penyakit kehamilan
Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit
kehamilan

3. Kebiasaan waktu hamil


Ibu mengatatan tidak memiliki kebiasaan waktu hamil yang dapat
memperburuk kesehatan dan kehamilan

4. Riwayat persalinan sekarang


Usia kehamilan : 38 minggu

Jenis persalinan : Spontan / Normal

Ditolong oleh : Bidan

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum bayi baru lahir
Suhu : 36, 5

Pernapasan : 54 x/ i

Nadi : 130 x/ i

BB sekarang : 3200 gram

Keadaan sekarang : Baik

21
2. Antropometri
Panjang badan : 45 cm

Lingkaran kepala : 30 cm

Lingkaran dada : 43 cm

Lingkaran lengan atas : 12 cm

3. Pemeriksaan fisik
Kepala : Bulat,besarnya normal tidak ada tanda
mikro/makrosefal, rambut warna hitam,tidak ada
benjolan dan ubun-ubun datar

Muka : Tidak pucat, tidak sindrom down ( mond face )

Mata : Simetris dan tidak ikterik

Hidung : Lobang hidung ada dan tidak ada keluar sekret dari
kedua lobang, tidak ada pernafasan cuping hidung

Telinga : Posisi simetris kiri dan kanan, bersih, terdapat satu


lobang pada masing- masing telinga, kartilago
menggantung.

Mulut : Tidak ada labioskizis dan labioplatoskizis.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.

Dada : Simetris, pernafasan normal, bunyi jantung


regular,puttingcsusu menonjol keluar, tidak ada
retraksi dinding dada.

Abdomen : Perut sintal / tidak kembung, abdomen simetris,


tidak ada penonjolan sekitar umbilikal, tidak ada
omfalokel.

22
Tali pusat : Tali pusat tidak merah dan tidak bernanah dan
tidak ada tanda- tanda infeksi.

Punggung : Simetris, tidak ada penonjolan spina bifida,


terdapat warna kebiruan di punggung bayi.

4. Ekstremitas
a.Atas : Tangan sama panjang keduanya, pergerakan aktif,
tidak ada fraktur kalvikula, fraktur humerus, dan
fleksus brakhialis, kuku jari tangan tidak sianosis,
jumlah jari-jari lengkap.

b.Bawah : Kaki sama panjang keduanya, pergerakan aktif dan


jumlah jari lengkap, kuku jari tidak sianosis.

c.Genetalia : Labia mayora sudah menutupi labia minora,


terdapat uretra.

d.Anus : Berlubang

5. Refeks
Refleks Moro : Ada, bayi melengkungkan punggunya setelah
dikejutkan

Refleks Rooting : Ada, bayi menghisap puting susu ibu

Refleks Graps : Ada, bayi menggenggap benda-benda yang


disentuhkan kebayi

6. Eliminasi
BAB : 1x

BAK : 1x

7. Pemenriksaan Penunjang
Lama persalinan :

23
Kala I : 10 jam

Kala II : 5 jam

Kala III : 10 menit

Kala IV : 2 jam

Ketuban:

Warna : Jernih seperti air cucian beras

Bau : Amis

Jumlah : 350 cc

Panjang tali pusat : 45 cm

Plasenta : Lengkap

Komplikasi:

Ibu : Tidak ada

Bayi : Bercak mongol

Keadaan BBL : Baik

Resusitasi : Tidak ada

Pengisapan Lendir : Ada

Ambulasi : Tidak ada

Indubasi endotrakealheal: Tidak ada

Oksigen : Tidak ada

Terapi : Tidak ada

24
C. Analisa Data
Diagnosa : NCB Usia 4 jam dengan bercak mongol

D. Penatalaksanaan
Jam Penatalaksanaan Paraf
16.02 WITA 1.Memberikan informasi kepada ibu tentang
kondisi bayinya; Ibu mengetahui kondisi
bayinya.
16.07 WITA 2.Menjelaskan kepada ibu tentang bercak
mongol pada bayi baru lahir; Ibu dapat
menjelaskan kembali penjelasan yang telah
diberikan
16.13 WITA 3. Menjelaskan kepada ibu proses hilangnya
bercak mongol pada usia 2-3 tahun; Ibu
mengetahui kapan bercak mongol pada bayi baru
lahir akan hilang.
16.18 WITA
4.Menjelaskan kepada ibu bahwa bercak mongol
tidak memerlukan perawatan khusus karena dia
akan memudar dengan sendirinya; Ibu tidak
khawatir setelah mendengar penjelasan bidan.
16.20 WITA 5.Memantau keadaan umum bayi dan TTV; Ibu
bersedia melakukan.
16.22 WITA 6.Menjelaskan kepada ibu tentang ASI eklusif;
Ibu mengetahui pentinya ASI eklusif

25
BAB IV

PEMBAHASAN

Ibu pasien mengatakan cemas dengan keadaan bayinya yang terdaat warna
kebiruan di punggung bayinya yang mirip dengan tanda lebam. Untuk
memastikan diagnosa pasien tersebut perlu dilakukan pemeriksaan fisik pada bayi
tersebut. Pada bokong: terdapat warna kebiruan, berukuran sangat besar dan mirip
dengan tanda lebam.

Bercak Mongol terlihat seperti bercak rata berwarna biru, biru hitam, atau
abu –abu dengan batas tegas, bisa berukuran sangat besar dan mirip dengan tanda
lebam. Umumnya terdapat pada sisi punggung bawah, juga paha belakang, kaki,
punggung atas dan bahu.

Penyebab bercak mongol ditimbulkan oleh adanya melanosit yang


mengandung melanin pada dermis yang terhambat selama proses migrasi dari
krista neuralis ke epidermis.

Pada kasus diatas Bayi tersebut mengalami Bercak mongol (Mongolian spot).

26
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bercak mongol adalah terperangkapnya sel melanosit (pigmen) di
bagian belakang tubuh bayi pada saat pembentukan sistem saraf. Bercak
Mongol adalah bercak berwarna biru yang biasanya terlihat di bagian atau
daerah sacral, kadang terlihat di bagian tubuh yang lain. Tanda lahir yang
tergolong normal dan tidak berbahaya ini dialami hampir semua bayi,
terutama anak Asia Timur. Biasanya terjadi pada anak – anak yang
dilahirkan oleh orang tua Asia dan Afrika kadang juga terjadi pada anak –
anak dengan orang tua mediterania.

Bercak – bercak ini sering terlihat pada individu berkulit lebih


gelap tanpa memperhatikan kebangsaanya. Bercak ini secara bertahap
akan lenyap dengan sendirinya dalam hitungan bulan atau tahun. Bercak
mongol seperti terlihat bercak rata berwarna biru, biru hitam atau abu-abu
dengan batas tegas, bias berukuran sangat besar dan mirip dengan tanda
lebam. Bercak mongol tidak berhubungan dengan memar atau kondisi
medis lainnya bercak mongol tidak menjurus pada kanker.

B. SARAN
Bila terdapat bercak mongol ibu maupun bayi sebaiknya percaya
diri karena bercak mongol adalah.bawaan sejak lahir, warnanya khas dari
bercak mongol di timbulkan oleh adanya melanosit yang mengandung
melanin pada dermis yang terhambat selama proses migrasi dari Krista
nuralis ke epidermis

27
DAFTAR PUSTAKA

Yeyeh Ai, SSiT.2010.Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : CV.
Trans Info Medika

Dewi Vivian Nanny Lia, SST.2010. Asuhan Neonatus bayi dan Balita. Jakarta:
Salemba Medika

Martanti dwi S.Si.T dkk. 2011. Buku Ajar Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta :

CV. Trans Info Media

Kosim Sholeh.M, Yunanto Ari, Dewi Rizalya, Sarosa Irawan Gatot, Usman Ali.

2009. Buku Ajar Neonatologi. Pepustakaan Nasional.

Rahardjo Kukuh, Marmi.2014. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita,dan Anak

Prasekolah.Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Daisy Widiastuti, Rini Sekartini September 2010 “Deteksi Dini, Faktor Risiko,

dan Dampak Perlakuan Salah pada Anak”.Saripediatri.Vol. 7, No. 2,


saripediatri.idai.or.id/pdfile/7-2-9.pdf, 20 November 2015

digilib.stikeskusumahusada.ac.id/download.php?id=888

Purwati, tahun 2012 “ Asuhan kebidanan neonatus bayi & balita”

digilib.ump.ac.id/download.php?id=30, 20 November 2015

28

Anda mungkin juga menyukai