Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DUKUNGAN BIDAN
DALAM PEMBERIAN ASI

DOSEN: Andi Sufiani,S.ST, M.Keb


Mata Kuliah: Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui

Disusun oleh:
Christy Charolin Tegeg (022020004)

PRODI DIII KEBIDANAN


INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS
KURNIA JAYA PERSADA
PALOPO
2022

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa.Atas izin dan karunia-Nya,
saya dapat menyelesaikan makalah DUKUNGAN BIDAN DALAM PEMBERIAN ASI
tepat waktu. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi. Semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan penganlam bagi pembanca

Bagi kami sebagai penyusun merasa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Palopo,12 maret 2022

Christy charolin Tegeg

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1. Latar belakang.................................................................................................................1
2. Rumusan masalah............................................................................................................2
3. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. Dukungan bidan dalam pemberian ASI..........................................................................3
BAB III.......................................................................................................................................6
PENUTUP..................................................................................................................................6
Kesimpulan.............................................................................................................................6
Saran.......................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Beberapa kendala dalam hal pemberian ASI eksklusif karena ibu merasa tidak
percaya diri bahwa dirinya mampu menyusui dengan baik sehingga dapat mencukupi
seluruh kebutuhan gizi bayinyayang disebabkan karena kurangnya dukungan tenaga
kesehatan. Berdasarkan Permenkes 1464/Menkes/Per/X/2010 menjelaskan bidan
dalam menjalankan praktiknya berwenang untuk memberikan pelayanan ibu
menyusui dengan memfasilitasi atau memberi bimbingan inisiasi menyusui dini dan
promosi ASI eksklusif. Tujuan:Untuk mengetahui hubungan dukungan bidan dengan
keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
Terdapat hubungan antara dukungan bidan dengan keberhasilan pemberian ASI
Eksklusif. Bagi bidan agar lebih meningkatkan motivasi dalam pemberian ASI
Eksklusif dan memberikan edukasi kepada ibu beserta keluarga ibu agar dukungan
bidan terhadap pemberian ASI Eksklusif dapat berjalan dengan lebih baik lagi dari
sebelumnya yang dimulai dari masa kehamilan.
Menurut WHO ASI eksklusif merupakan pemberian ASI saja pada
bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI
dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pemberian ASI eksklusif selama
6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan pada bukti
ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga, maupun negara.
Menurut penelitian yang dilakukan di Dhaka pada 1.667 bayi selama 12
bulan menyimpulkan bahwa Air Susu Ibu (ASI) eksklusif dapat menurunkan
risiko kematian akibat infeksi saluran nafas akut dan diare. WHO dan
UNICEF merekomendasikan kepada para ibu, bila memungkinkan ASI
eksklusif diberikan sampai 6 bulan dengan menerapkan hal-hal sebagai
berikut : (1). Inisiasi Menyusui Dini (IMD) selama 1 jam setelah kelahiran
bayi. (2). ASI eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan
tambahan atau minuman. (3). ASI diberikan secara on-demand atau sesuai
kebutuhan bayi, setiap hari setiap malam. (4). ASI diberikan tidak
menggunakan botol, cangkir, maupun dot.
Pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya IMD pada bayi baru
lahir menjadi suatu kebutuhan bagi semua petugas kesehatan dan masyarakat
luas terutama ibu-ibu yang sedang hamil. Rendahnya cakupan ASI ekslusif di
Indonesia disebabkan karena kurangnya informasi pelaksanaan IMD kepada [13.38,
12/3/2022] Crity Kebidanan: masyarakat dari pihak instansi kesehatan. Demikian juga
persepsi dan pendapat masyarakat yang salah tentang IMD juga menjadi penghambat
suksesnya program pemerintah ini, sehingga informasi yang benar tentang

1
program IMD hendaknya terus disosialisasikan pada masyarakat luas agar apa
yang menjadi tujuan program pemerintah ini dapat tercapai dengan baik.

2. Rumusan masalah
Bagaimana dukungan bidan dalam pemberian ASI?

3. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana dukungan bidan dalam pemberian ASI

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dukungan bidan dalam pemberian ASI


Air susu ibu merupakan makanan yang ideal untuk bayi terutama pada bulan-bulan
pertama, air susu ibu mengandung semua zat gizi untuk membangun dan
menyediakan energi dalam susunan yang diperlukanStatus gjzi ibu memberikan
peranan yang penting terhadap kuantitas dan kualitas produksai ASI. Misalnya jika
ibu kekurangan kalsium akan menyebabkan kebutuhan kalsium bayi diambil dari
cabang kalsium pada jaringan ibu. Status gizi ibu menyusui dijelaskan oleh 3
komponenyaitu prinsip, pengaruh dan faktor yang mestidiperhatikan dalam
pemenuhannya.
Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan :
1. Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam
pertama.
2. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah
masalah umum yang timbul.
3. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
4. Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung)
5. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin
6. Memberikan kolustrum dan ASI saja
7. Menghindari susu botol dan “dot empeng”

1. Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam
pertama
Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan inisiasi
menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan
peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan
ibunya dengan tujuan dapat memberikan kehangatan.Selain itu, dapat
membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian ASI seawal
mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah lahir.
2. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah
masalah umum yang timbul
Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah
tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar.Perawatan payudara
dilakukan sedini mungkin, bahkan tidak menutup kemungkinan perawatan
payudara sebelum hamil sudah mulai dilakukan.Sebelum menyentuh puting susu,

3
pastikan tangan ibu selalu bersih dan cuci tangan sebelum menyusui. Kebersihan
payudara paling tidak dilakukan minimal satu kali dalam sehari, dan tidak
diperkenankan mengoleskan krim, minyak, alkohol ataupun sabun pada puting
susunya.
3. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI
Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah penting.
Semakin sering bayi menghisap puting susu ibu, maka pengeluaran ASI juga
semakin lancar. Hal ini disebabkan, isapan bayi akan memberikan rangsangan
pada hipofisis untuk segera mengeluarkan hormon oksitosin yang bekerja
merangsang otot polos untuk memeras ASI.
Pemberian ASI tidak terlepas dengan teknik atau posisi ibu dalam
menyusui.Posisi menyusui dapat dilakukan dengan :
a. Posisi berbaring miring
b. Posisi duduk
c. Posisi ibu tidur telentang

4. Rawat gabung adalah merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi
yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam
ruangan selama 24 jam penuh. Manfaat rawat gabung dalam proses laktasi dapat
dilihat dari aspek fisik, fisiologis, psikologis, edukatif, ekonomi maupun medis.
a. Aspek fisik
Kedekatan ibu dengan bayinya dapat mempermudah bayi menyusu setiap saat,
tanpa terjadwal (nir-jadwal). Dengan demikian, semakin sering bayi menyusu
maka ASI segera keluar.
b. Aspek fisiologis
Bila ibu selalu dekat dengan bayinya, maka bayi lebih sering disusui.
Sehingga bayi mendapat nutrisi alami dan kecukupan ASI. Refleks oksitosin
yang ditimbulkan dari proses menyusui akan membantu involusio uteri dan
produksi ASI akan dipacu oleh refleks prolaktin. Selain itu, berbagai
penelitian menyatakan bahwa dengan ASI eksklusif dapat menjarangkan
kehamilan atau dapat digunakan sebagai KB alami.
c. Aspek psikologis
Rawat gabung dapat menjalin hubungan batin antara ibu dan bayi atau proses
lekat (early infant mother bounding). Hal ini disebabkan oleh adanya sentuhan
badaniah ibu dan bayi. Kehangatan tubuh ibu memberikan stimulasi mental
yang diperlukan bayi, sehingga mempengaruhi kelanjutan perkembangan
psikologis bayi. Ibu yang dapat memberikan ASI secara eksklusif, merupakan
kepuasan tersendiri.
d. Aspek edukatif
Rawat gabung memberikan pengalaman bagi ibu dalam hal cara merawat bayi
dan merawat dirinya sendiri pasca melahirkan. Pada saat inilah, dorongan
suami dan keluarga sangat dibutuhkan oleh ibu.
e. Aspek ekonomi

4
Rawat gabung tidak hanya memberikan manfaat pada ibu maupun keluarga,
tetapi juga untuk rumah sakit maupun pemerintah. Hal ini merupakan suatu
penghematan dalam pembelian susu buatan dan peralatan lain yang
dibutuhkan.

f. Aspek medis
Pelaksanaan rawat gabung dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
Selain itu, ibu dapat melihat perubahan fisik atau perilaku bayinya yang
menyimpang dengan cepat. Sehingga dapat segera menanyakan kepada
petugas kesehatan sekiranya ada hal-hal yang dianggap tidak wajar.

5. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin


Pemberian ASI sebaiknya sesering mungkin tidak perlu dijadwal, bayi disusui
sesuai dengan keinginannya (on demand). Bayi dapat menentukan sendiri
kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7
menit dan ASI dalam lambung akan kosong dalam 2 jam.
Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi
sangat berpengaruh pada rangsangan produksi berikutnya.

6. Memberikan kolustrum dan ASI saja


ASI dan kolustrum merupakan makanan yang terbaik untuk bayi. Kandungan dan
komposisi ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bayi pada keadaan masing-
masing. ASI dari ibu yang melahirkan prematur sesuai dengan kebutuhan
prematur dan juga sebaliknya ASI dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan
maka sesuai dengan kebutuhan bayi cukup bulan juga.

7. Menghindari susu botol dan “dot empeng”


Pemberian susu dengan botol dan kempengan dapat membuat bayi bingung puting
dan menolak menyusu atau hisapan bayi kurang baik. Hal ini disebabkan,
mekanisme menghisap dari puting susu ibu dengan botol jauh berbeda.

5
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Dukungan bidan dalam pemberian ASI sangat di butuhkan oleh ibu pada masa menyusui.
Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang pemberian ASI. Bidan
dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalah-masalah
umum yang terjadi. Seperti meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi
dari payudara ibunya, membantu ibu sedemikian sehingga ia mampuh menyusui bayinya
sendiri.

6
Saran
Diharapkan dukungan bidan dalam pemberian ASI semakin di tinggkatkan serta pelayanan
penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu menyusui di buat menarik sehingga tingkat kesadaran
ibu untuk memberikan ASI semakin tinggi.

7
DAFTAR PUSTAKA

Rochmawati, L. (2007, September 29). Dukungan Bidan Dalam Pemberian ASI. Retrieved
Maret 12, 2022, from LUSA: https://lusa.afkar.id/dukungan-bidan-dalam-pemberian-
asi#:~:text=Bidan%20dapat%20memberikan%20dukungan%20dalam,waktu%20pertama
%20kali%20memberi%20ASI

Anda mungkin juga menyukai