Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :

Nama : IIN KHOIRIYAH


NIM : 12020007

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS
KURNIA JAYA PERSADA
PALOPO 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan ridho-Nya jugalah,
saya dapat menyusun serta dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul "
Sistem
InformasiKeperawatan". Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
individu yang diberikan oleh bapak Abri Hadi.S,Kom,M.Kom selaku dosen pengampu
mata kuliah Sistem informasi,saya menyadari, meskipun saya telah berusaha
dengan sebaik-baiknya dalammenyelesaikan makalah ini. Tetapi, saya menyadari
bahwa makalah ini jauh darikesempurnaan.Karena itu, saya mohon kritik serta
saran, yang kiranya dapat membangun bagi saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang lebihbaik lagi dan saya berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat bagiseluruh pembacanya. Aamiin Yarobbal alamin.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................. 1

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Pengertian system informasi keperawatan.................................... 3
2.2. Konsep system informasi keperawatan........................................ 3
2.3. Fungsi system informasi keperawatan.......................................... 4
2.4. Manfaat system informasi keperawatan....................................... 5
2.5. Kentungan dan kerugian system informasi keperawatan............. 6

BAB 3 PENUTUP............................................................................................ 8
3.1 Kesimpulan ................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tenaga keperawatan merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan,


karena memiliki proporsi yang paling besar dan melakukan asuhan secara
komperhensif kepada pasien selama 24 jam, karenanya seorang perawat harus
dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan standar
asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi. Salah satu
yang penting dilaksanakan adalah pendokumentasian asuhan keperawatan yang
telah dilaksanakan pada pasien.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat akhir – akhir ini,
sangat mempengaruhi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.

Hal ini karena dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut
maka masyarakat mudah mendapatkan informasi tentang kesehatan, sehingga
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan akan meningkat. Dengan semakin
pesatnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi bagi penyedia layanan
kesehatan maupun organisasi kesehatan, efektifitasnya justru mulai dipertanyakan.
Data dan informasi kesehatan tersebar membentuk pulau- pulau informasi yang
saling tertutup di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan dan organisasi kesehatan.
Pertukaran dan komunikasi data lintas organisasi terbentur kendala standarisasi dan
interoperabilitas system.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian system informasi keperawatan?


2. Bagaimana konsep system informasi keperawatan?
3. Apa manfaat system informasi keperawatan?
4. Apa keuntungan system informasi keperawatan?
5. Apa kerugian system informasi keperawatan?

1.3. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah diharapkan mahasiswa mampu menganalisis


perkembangan teknologi keperawatan atau teknologi kesehatan yang dapat
dimanfaatkan oleh keperawatan. Serta mempermudah bagi tenaga medis dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif dan dapat
memepermudah bagi perawat dalam memonitor klien.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian

Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam


organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi.
Sistem Informasi mempunyai komponen- komponen yaitu proses, prosedur, struktur
organisasi, sumber daya manusia, produk, pelanggan, supplier, dan rekanan.
(Eko,I. 2001).
Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi
dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses
pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung
pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea & Cococran,1989)
Sistem Informasi manajemen asuhan keperawatan sudah berkembang di luar
negri sekitar tahun 1992, di mana pada bulan September 1992, sistem informasi
diterapkan pada sistem pelayanan kesehatan Australia khususnya pada pencatatan
pasien. (Liaw, T.,1993).
Pemerintah Indonesia sudah mempunyai visi tentang sistem informasi kesehatan
nasional yaitu Informasi kesehatan andal 2010 (Reliable Health Information 2010).
(Depkes, 2001). Pada Informasi kesehatan anda tersebut telah direncanakan untuk
membangun system informasi di pelayanan kesehatan dalam hal ini Rumah sakit
dan dilanjutkan di pelayanan di masyarakat, namun pelaksanaannya belum optimal.

2.2. Konsep Sistem Informasi Keperawatan

Hasil penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan sistem informasi


keperawatan yang efektif dan teknologi tepat guna akan dapat mengurangi
kesalahan dalam memberikan perencanaan keperawatan pada pasien. Penggunaan
sistem informasi keperawatan juga akan meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan
keperawatan.

Pada pengkajian keperawatan, penerapan Standar Nursing Language (SNL)


berbasis TI (Teknologi Informasi) yang ada dalam sistem.Pada pengkajian data,
perawat tinggal memilih data yang tersedia. Setelah data dipilih secara lengkap,
komputer akan secara automatis menganalisa data yang telah dipilih perawat, dan
memunculkan masalah sesuai data yang dipilih. Komputer akan membantu
melakukan analisis data yang dimasukan oleh perawat saat melakukan pengkajian
kepada pasien. Dengan menggunakan sistem “pakar” maka perawat sedikit
terkurangi bebannya dalam melakukan analisis data untuk dijadikan diagnosa
keperawatan. Masalah yang munculpun menjadi semakin riil dan akurat, karena
masalah yang dimunculkan oleh komputer merupakan analisa baku.
Diagnosa Keperawatan dihasilkan dari analisa yang dilakukan oleh komputer,
berdasarkan data-data yang dimasukan saat pengkajian perawatan. Komputer akan
secara automatis menganalisa data yang ada dan memunculkan masalah
keperawatan. Perawat tinggal memilih etiologi yang ada disesuaikan dengan kondisi
pasien. Sehingga di sinilah, peran perawat tidak bisa digantikan oleh komputer,
karena judgment terakhir tetap di tangan perawat. Apakah masalah yang
dimunculkan oleh komputer diterima atau tidak oleh perawat (Maria, 2009).

Tujuan Keperawatan dalam sistem informasi keperawatan menggunakan Nursing


Outcome Clasification (NOC). Perawat tinggal memilih Label dari NOC yang telah
tersedia pada masing-masing diagnosa keperawatan yang ada, serta menentukan
batas waktu (dalam hari) masalah diperkirakan dapat terselesaikan.

Sedangkan intervensi keperawatan dalam sistem informasi keperawatan


menggunakan Nursing Intervention Clasification (NIC) dan sama dengan membuat
tujuan, perawat tinggal memilih label NIC yang tersedia pada masing-masing
diagnosa keperawatan (Maria, 2009).

Implementasi keperawatan dalam sistem informasi keperawatan menggunakan


label NIC dan aktifitas dalam NIC. Perawat tinggal mengetikan aktifitas-aktifitas
perawatan yang telah dilakukan, menambahkan jam pelaksanaan dan menuliskan
pelaksana dari aktifitas tersebut. Yang istimewa dalam sistem ini adalah
implementasi yang diinputkan oleh perawat dalam dokumentasi asuhan
keperawatan langsung diintegrasikan dengan billing system rumah sakit, sehingga
tidak ada double entry dalam keuangan pasien. Masing masing tindakan perawat
telah memiliki harga sendiri sendiri yang telah disahkan oleh rumah sakit, dan
perawat tinggal mendokumentasikan dalam sistem informasi keperawatan (Laurie,
2008). Sedangkan untuk evaluasi keperawatan menggunakan hasil penilaian
subyek, observasi, analisa, dan planning keperawatan.

2.3.Fungsi Sistem Informasi Keperawatan

Konseptual model dalam sistem informasi keperawatan berdasarkan 4 fungsi


utama dalam praktik keperawatan klinik dan administratif:

● Proses perawatan pasien


Proses perawatan pasien adalah apa yang telah dilakukan oleh perawat
kepada pasien yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, jadwal perawatan
dan pengobatan, catatan keperawatan, pola makan, prospektif, beban kerja ,
administrasi pasien.
● Proses managemen bangsal
Aktivitas yang berhubungan dengan fungsi bangsal untuk secara efektif
menggunakan menggunakan sumber dalam merencanakan objek secara
spesifik. Mentransformasikan informasi pada manajemen yang berorientasi
informasi dalam pengambilan keputusan: jaminan kualitas, sudut pandang
aktivitas di bangsal keperawatan, jadwal dinas karyawan, manajemen
perseorangan, perencanaan keperawatan, manajemen inventarisasi dan
penyediaan sarana dan prasarana, manajemen finansial, kontroling terhadap
infeksi.
● Proses Komunikasi
Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dan subjek
lain yang memiliki hubungan dengan subjek pengobatan, perjanjian dan
penjadwalan, review data, transformasi data, segala bentuk pesan.
● Proses Pendidikan dan Penelitian Pendokumentasian fungsi dan prosedural.

Manfaat System Informasi Keperawatan

Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat


dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan
keperawatan yang lebih baik. Metode pendokumentasian asuhan keperawatan saat
sudah mulai menunjukkan perkembangan, dari yang sebelumnya manual, bergeser
kearah komputerisasi. Metode pendokumentasian tersebut dengan menggunakan
Sistem Informasi Manajemen.

Sistem informasi manajemen berbasis komputer tidak hanya bermanfaat dalam


pendokumentasian asuhan keperawatan, namun juga dapat menjadi pendukung
pedoman bagi pengambil kebijakan/pengambil keputusan di keperawatan/Decision
Support System dan Executive Information System (Eko,I. 2001).

Manfaat sistem informasi dalam keperawatan (Malliarou & zyga, 2009):

1. Lebih banyak waktu dengan pasien dan lebih sedikit waktu di nurse station.
2. Mengurangi penggunaan kertas
3. Dokumentasi keperawatan secara automatis
4. Standar yang sama dalam perawatan (proses keperawatan)
5. Mengurangi biaya
6. Kualitas pelayanan keperawatan dapat di ukur

Kelebihan Dan Kekurangan System Informasi Keperawatan

A.Kelebihan System Informasi Keperawatan

1. Sistem Informasi manajemen asuhan keperawatan lebih efisien, dan


produktifitas.
2. Dengan sistem dokumentasi yang berbasis komputer pengumpulan data
dapat dilaksanakan dengan cepat dan lengkap.
3. Data yang telah disimpan juga dapat lebih efektive dan dapat menjadi sumber
dari penelitian
4. Dapat melihat kelanjutan dari edukasi ke pasien
5. Melihat epidemiologi penyakit serta dapat memperhitungkan biaya dari
pelayanan kesehatan.(Liaw,T. 1993).
6. Dokumentasi keperawatan juga dapat tersimpan dengan aman
7. Akses untuk mendapat data yang telah tersimpan dapat dilaksanakan lebih
cepat dibandingkan bila harus mencari lembaran kertas yang bertumpuk di
ruang penyimpanan
8. Menurut Herring dan Rochman (1990) diambil dalam Emilia, 2003: beberapa
institusi kesehatan yang menerapkan system komputer, setiap perawat dalam
tugasnya dapat menghemat sekitar 20-30 menit waktu yang dipakai untuk
dokmuntasi keperawatan dan meningkat keakuratan dalam dokumentasi
keperawatan
9. Dokumentasi keperawatan dengan menggunakan komputer seyogyanya
mengikuti prinsip-prinsip pendokumentasian, serta sesuai dengan standar
pendokumentasian internasional seperti: ANA, NANDA, NIC(Nursing
Interventions Classification, 2000).
10. Sistem informasi manajemen berbasis komputer dapat menjadi pendukung
pedoman bagi pengambil kebijakan/pengambil keputusan di
keperawatan/Decision Support System dan Executive Information System.
(Eko,I. 2001)
11. Informasi asuhan keperawatan dalam sistem informasi manajemen yang
berbasis komputer dapat digunakan dalam menghitung pemakaian tempat
tidur /BOR pasien, angka nosokomial, penghitungan budget keperawatan dan
sebagainya. Dengan adanya data yang akurat pada keperawatan maka data
ini juga dapat digunakan untuk informasi bagi tim kesehatan yang lain. Sistem
Informasi asuhan keperawatan
juga dapat menjadi sumber dalam pelaksanaan riset keperawatan secara
khususnya dan riset kesehatan pada umumnya. (Udin,and Martin, 1997)
12. Menghemat tempat karena dapat tersimpan dalam ruang yang kecil yang
berukuran 10 cm x 15 cm x 5 cm . Sistem ini sering dikenal dengan Sistem
informasi manjemen.

B. Kekurangan Sistem Informasi Keperawatan

1. Sistem informasi manajemen keperawatan sampai saat ini juga masih sangat
minim di rumah sakit Indonesia.
2. Komponen-komponen yang ada dalam sistem informasi yang dibutuhkan
dalam keperawatan masih banyak kelemahannya.
3. Kekahawatiran hilangnya data dalam satu hard-disk. Pada kondisi tersebut
hilangnya data telah diantisipasi sebagai perlindungan hukum atas dokumen
perusahaan yang diatur dalam UU No. 8 Tahun 1997. Undang-undang ini
mengatur tentang keamanan terhadap dokumentasi yang berupa lembaran
kertas, namun sesuai perkembangan tehnologi, lembaran yang sangat
penting dapat dialihkan dalam Compact Disk Read Only Memory (CD ROM).
CD ROM dapat dibuat kopinya dan disimpan di lain tempat yang aman .
Pengalihan ke CD ROM ini bertujuan untuk menghindari hilangnya dokumen
karena peristiwa tidak terduga seperti pencurian komputer, dan kebakaran.
4. Memutuskan untuk menerapkan sistem informasi manajemen berbasis
komputer ke dalam sistem praktek keperawatan di Indonesia tidak terlalu
mudah. Hal ini karena pihak manajemen harus memperhatikan beberapa
aspek yaitu struktur organisasi keperawatan di Indonesia, kemampuan
sumber daya keperawatan, sumber dana, proses dan prosedur informasi
serta penggunaan dan pemanfaatan bagi perawat dan tim kesehatan lain.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sistem Informasi merupakan sekumpulan sumber daya yang berguna untuk


menghasilkan informasi dan fungsi organisasi. Kualitas informasi (quality of
information) sangat dipengaruhi atau ditentukan tiga hal, yaitu relevan, akurat, dan
tepat waktu. Kelebihan sistem informasi manajemen salah satunya adalah membuat
dokumentasi keperawatan menjadi lebih efisien dan produktif, sedangkan
kelemahannya adalah dapat memberikan dampak terhadap lingkungan sosial

Latar belakang

Sistem informasi yang baik akan berguna dalam memajukan sistem kesehatan lokal.
Rekam medis merupakan bagian dalam sistem informasi rumah sakit. Menjadi
sangat penting dalam dunia kesehatan karena sistem informasi rumah sakit akan
memberikan data untuk menentukan keputusan guna meningkatkan kualitas
pelayanan. Mutu kelengkapan rekam medis sebagai salah satu sistem informasi
kesehatan masih banyak mengalami kekurangan karena berbagai macam kendala.
Untuk itu, peneliti tertarik untuk mengevaluasi faktor organisasi dalam unit rekam
medis dalam upaya peningkatan performa sistem informasi kesehatan.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik. Metode deskriptif analitik
dilakukan dengan pendekatan mix method. Tujuannya adalah untuk mengetahui
tentang faktor organisasi dalam unit sebagai bagian dari sistem informasi kesehatan.

Hasil

Konsep peningkatan mutu kelengkapan rekam medis di RS ini sudah cukup baik.
Namun, dari segi pelaksanaannya masih terdapat banyak kendala, seperti SDM
kurang, proses sosialisasi tidak efisien, belum bekerjanya panitia sesuai tupoksi dan
belum rutinnya proses pelaporan indikator mutu kepada direksi, serta belum adanya
tindak lanjut dari direksi kepada dokter yang belum bisa lengkap dalam pengisian
rekam medis.

Kesimpulan

Konsep peningkatan mutu sebenarnya sudah tertanam dalam proses rumah sakit ini,
tetapi dalam pelaksanaannya konsep ini masih menemui banyak permasalahan.
Perlu kerja yang lebih keras lagi dari staf rekam medis, panitia rekam medis, panitia
penjamin mutu, dan direksi dalam bersama-sama meningkatkan mutu kelengkapan
rekam medis supaya lebih terintegrasi.

EVALUASI FAKTOR ORGANISASI DALAM UPAYA PENINGKATAN PERFORMA


SISTEM
INFORMASI KESEHATAN : STUDI KASUS MUTU KELENGKAPAN PENGISIAN
REKAM
MEDIS PASIEN APPENDISITIS AKUT DI RS PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito. 1985. Nursing diagnosis application to clinical practice. J.B. Lippincott


Co.,.
Philadephia .
Departemen Kesehatan. 2001. Kebijakan dan strategi Pengembangan Sistem
Informasi
Kesehatan Nasional. Depkes. RI. Jakarta
Kasus informasi kesehatan

Anda mungkin juga menyukai