Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BATASAN TEKNOLOGI INFORMASI UMUM

DENGAN LAYANAN KEPERAWATAN

Untuk Memenuhi Tugas Dari Mata Kuliah Sistem Informasi Keperawatan


Dosen Pengampu : Ns. Ahmad Syarifudin, M.Kep

Disusun Oleh:

1. Dedi irpan Subangun


2. Deti Purnama
3. Endra Saputra
4. Ivena Radella
5. Neneng Sri Yani
6. Nida Fauziyah
7. Nur’azijah Anjelita
8. Nurfitriyah
9. Rezq Dwi Andini
10. Yudi Supriyadi

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES MAHARDIKA CIREBON
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
tugas Keperawatan menjelang ajal dan Paliatif dengan judul “Batasan Teknologi
Informasi Umum dengan Layanan Keperawatan”. Kami sangat berharap makalah
ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Cirebon, 01 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2

BAB II POKOK BAHASAN..........................................................................3


2.1 Pengertian Sistem Informasi......................................................................3

2.2 Konsep Sistem Informasi Keperawatan....................................................3


2.3 Fungsi Sistem Informasi Keperawatan......................................................5
2.4 Manfaat Sistem Informasi Keperawatan...................................................6
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Informasi Keperawatan.....................7

BAB III Kajian Literatur dan Hasil Riset....................................................10


3.1 Batasan Teknologi Informasi Umum dengan Layanan Keperawatan.......10

BAB IV KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan................................................................................................11
3.2 Saran..........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tenaga keperawatan merupakan ujung tombak dalam pelayanan


kesehatan, karena memiliki proporsi yang paling besar dan melakukan asuhan
secara komperhensif kepada pasien selama 24 jam, karenanya seorang
perawat harus dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai
dengan standar asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi. Salah satu yang penting dilaksanakan adalah pendokumentasian
asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan pada pasien. Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat akhir – akhir ini, sangat
mempengaruhi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.

Hal ini karena dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan


teknologi tersebut maka masyarakat mudah mendapatkan informasi tentang
kesehatan, sehingga pengetahuan masyarakat tentang kesehatan akan
meningkat. Dengan semakin pesatnya penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi bagi penyedia layanan kesehatan maupun organisasi kesehatan,
efektifitasnya justru mulai dipertanyakan. Data dan informasi kesehatan
tersebar membentuk pulau- pulau informasi yang saling tertutup di berbagai
fasilitas pelayanan kesehatan dan organisasi kesehatan. Pertukaran dan
komunikasi data lintas organisasi terbentur kendala standarisasi dan
interoperabilitas system.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian system informasi keperawatan?
2. Bagaimana konsep system informasi keperawatan?
3. Bagaimana batasan teknologi umum dengan layanan keperawatan?

1
1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah diharapkan mahasiswa


mampu menganalisis perkembangan teknologi keperawatan atau teknologi
kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh keperawatan. Serta mempermudah
bagi tenaga medis dalam memberikan pelayanan kesehatan yang efisien
dan efektif dan dapat memepermudah bagi perawat dalam memonitor klien.

2
BAB II
POKOK BAHASAN

2.1   Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-


komponen dalam organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan
dan pengaliran informasi. Sistem Informasi mempunyai komponen-
komponen yaitu proses, prosedur, struktur organisasi, sumber daya manusia,
produk, pelanggan, supplier, dan rekanan.  (Eko,I. 2001).
Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu
informasi dan ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan
manajemen dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang
digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea &
Cococran,1989)
Sistem Informasi manajemen asuhan keperawatan sudah berkembang
di luar negri sekitar tahun 1992, di mana pada bulan September 1992, sistem
informasi diterapkan pada sistem pelayanan  kesehatan Australia khususnya
pada pencatatan pasien.  (Liaw, T.,1993).
Pemerintah Indonesia sudah mempunyai visi tentang sistem informasi
kesehatan nasional yaitu Informasi kesehatan andal 2010 (Reliable Health
Information 2010). (Depkes, 2001). Pada Informasi kesehatan anda tersebut
telah direncanakan untuk membangun system informasi di pelayanan
kesehatan dalam hal ini Rumah sakit dan dilanjutkan di pelayanan di
masyarakat, namun pelaksanaannya belum optimal.

2.2 Konsep Sistem Informasi Keperawatan

Hasil penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan sistem


informasi keperawatan yang efektif dan teknologi tepat guna akan dapat
mengurangi kesalahan dalam memberikan perencanaan keperawatan pada

3
pasien. Penggunaan sistem informasi keperawatan juga akan meningkatkan
mutu pelayanan dan asuhan keperawatan.

Pada pengkajian keperawatan, penerapan Standar Nursing Language


(SNL) berbasis TI (Teknologi Informasi) yang ada dalam sistem. Pada
pengkajian data, perawat tinggal memilih data yang tersedia. Setelah data
dipilih secara lengkap, komputer akan secara automatis menganalisa data
yang telah dipilih perawat, dan memunculkan masalah sesuai data yang
dipilih. Komputer akan membantu melakukan analisis data yang dimasukan
oleh perawat saat melakukan pengkajian kepada pasien. Dengan
menggunakan sistem “pakar” maka perawat sedikit terkurangi bebannya
dalam melakukan analisis data untuk dijadikan diagnosa keperawatan.
Masalah yang munculpun menjadi semakin riil dan akurat, karena masalah
yang dimunculkan oleh komputer merupakan analisa baku.

Diagnosa Keperawatan dihasilkan dari analisa yang dilakukan oleh


komputer, berdasarkan data-data yang dimasukan saat pengkajian
perawatan. Komputer akan secara automatis menganalisa data yang ada dan
memunculkan masalah keperawatan. Perawat tinggal memilih etiologi yang
ada disesuaikan dengan kondisi pasien. Sehingga di sinilah, peran perawat
tidak bisa digantikan oleh komputer, karena judgment terakhir tetap di
tangan perawat. Apakah masalah yang dimunculkan oleh komputer diterima
atau tidak oleh perawat (Maria, 2009).

Tujuan Keperawatan dalam sistem informasi keperawatan


menggunakan Nursing Outcome Clasification (NOC). Perawat tinggal
memilih Label dari NOC yang telah tersedia pada masing-masing diagnosa
keperawatan yang ada, serta menentukan batas waktu (dalam hari) masalah
diperkirakan dapat terselesaikan.

Sedangkan intervensi keperawatan dalam sistem informasi


keperawatan menggunakan Nursing Intervention Clasification (NIC) dan
sama dengan membuat tujuan, perawat tinggal memilih label NIC yang
tersedia pada masing-masing diagnosa keperawatan (Maria, 2009).

4
Implementasi keperawatan dalam sistem informasi keperawatan
menggunakan label NIC dan aktifitas dalam NIC. Perawat tinggal
mengetikan aktifitas-aktifitas perawatan yang telah dilakukan,
menambahkan jam pelaksanaan dan menuliskan pelaksana dari aktifitas
tersebut. Yang istimewa dalam sistem ini adalah implementasi yang
diinputkan oleh perawat dalam dokumentasi asuhan keperawatan langsung
diintegrasikan dengan billing system rumah sakit, sehingga tidak ada double
entry dalam keuangan pasien. Masing masing tindakan perawat telah
memiliki harga sendiri sendiri yang telah disahkan oleh rumah sakit, dan
perawat tinggal mendokumentasikan dalam sistem informasi keperawatan
(Laurie, 2008). Sedangkan untuk evaluasi keperawatan menggunakan hasil
penilaian subyek, observasi, analisa, dan planning keperawatan.

2.3 Fungsi Sistem Informasi Keperawatan

Konseptual model dalam sistem informasi keperawatan berdasarkan 4


fungsi utama dalam praktik keperawatan klinik dan administratif:

1. Proses perawatan pasien

Proses perawatan pasien adalah apa yang telah dilakukan oleh perawat
kepada pasien yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, jadwal
perawatan dan pengobatan, catatan keperawatan, pola makan,
prospektif, beban kerja , administrasi pasien.
2. Proses managemen bangsal
Aktivitas yang berhubungan dengan fungsi bangsal untuk secara efektif
menggunakan  menggunakan sumber dalam merencanakan objek secara
spesifik. Mentransformasikan informasi pada manajemen yang
berorientasi informasi dalam pengambilan keputusan: jaminan kualitas,
sudut pandang aktivitas di bangsal keperawatan, jadwal dinas
karyawan, manajemen perseorangan, perencanaan keperawatan,
manajemen inventarisasi dan penyediaan sarana dan prasarana,
manajemen finansial, kontroling terhadap infeksi.

5
3. Proses Komunikasi
Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dan
subjek lain yang memiliki hubungan dengan subjek pengobatan,
perjanjian dan penjadwalan, review data, transformasi data,  segala
bentuk pesan.

4. Proses Pendidikan dan Penelitian


Pendokumentasian fungsi dan prosedural.

2.4 Manfaat Sistem Informasi Keperawatan

Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka


sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem
pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik.  Metode
pendokumentasian asuhan keperawatan saat sudah mulai menunjukkan
perkembangan, dari yang sebelumnya manual, bergeser kearah
komputerisasi. Metode pendokumentasian tersebut dengan menggunakan
Sistem Informasi Manajemen.
Sistem informasi manajemen berbasis komputer tidak hanya
bermanfaat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan, namun juga
dapat menjadi pendukung pedoman bagi pengambil kebijakan/pengambil
keputusan  di keperawatan/Decision Support System dan Executive
Information System (Eko,I. 2001).
Manfaat sistem informasi dalam keperawatan (Malliarou & zyga,
2009):
1) Lebih banyak waktu dengan pasien dan lebih sedikit waktu di nurse
station.
2) Mengurangi penggunaan kertas
3) Dokumentasi keperawatan secara automatis
4) Standar yang sama dalam perawatan (proses keperawatan)

6
5) Mengurangi biaya
6) Kualitas pelayanan keperawatan dapat di ukur

2.5 Kelebihan Dan Kekurangan System Informasi Keperawatan


A. Kelebihan System Informasi Keperawatan
1. Sistem Informasi manajemen asuhan keperawatan lebih efisien, dan
produktifitas.
2. Dengan sistem dokumentasi  yang berbasis komputer pengumpulan
data dapat dilaksanakan dengan cepat dan lengkap.
3. Data yang telah disimpan juga dapat lebih efektive dan dapat menjadi
sumber dari penelitian
4. Dapat melihat kelanjutan dari  edukasi ke pasien
5. Melihat epidemiologi penyakit serta dapat memperhitungkan biaya
dari pelayanan kesehatan.(Liaw,T. 1993).
6. Dokumentasi keperawatan juga dapat tersimpan dengan aman
7. Akses untuk mendapat data yang telah tersimpan dapat dilaksanakan
lebih cepat dibandingkan bila harus mencari lembaran kertas yang
bertumpuk di ruang penyimpanan
8. Menurut Herring dan Rochman (1990) diambil dalam Emilia, 2003:
beberapa institusi kesehatan yang menerapkan system komputer,
setiap perawat dalam tugasnya dapat menghemat sekitar 20-30 menit
waktu  yang dipakai untuk dokmuntasi keperawatan dan meningkat
keakuratan dalam dokumentasi keperawatan
9. Dokumentasi keperawatan dengan menggunakan komputer
seyogyanya mengikuti prinsip-prinsip pendokumentasian, serta sesuai
dengan standar pendokumentasian internasional seperti: ANA,
NANDA, NIC(Nursing Interventions Classification, 2000).
10. Sistem informasi manajemen berbasis komputer dapat menjadi
pendukung pedoman bagi pengambil kebijakan/pengambil keputusan 
di keperawatan/Decision Support System dan Executive Information
System.(Eko,I. 2001)

7
11. Informasi asuhan keperawatan dalam sistem informasi manajemen
yang berbasis komputer dapat digunakan  dalam menghitung
pemakaian tempat tidur /BOR pasien, angka nosokomial,
penghitungan budget keperawatan dan sebagainya. Dengan adanya
data yang akurat pada keperawatan maka data ini juga dapat
digunakan untuk informasi bagi tim kesehatan yang lain. Sistem
Informasi asuhan keperawatan juga dapat menjadi sumber dalam
pelaksanaan riset keperawatan secara khususnya dan riset kesehatan
pada umumnya. (Udin,and Martin, 1997)
12. Menghemat tempat karena dapat tersimpan dalam ruang yang kecil
yang berukuran 10 cm x 15 cm x 5  cm . Sistem ini sering dikenal
dengan Sistem informasi manjemen.

B. Kekurangan Sistem Informasi Keperawatan


1. Sistem informasi manajemen keperawatan  sampai saat ini juga masih
sangat minim di rumah sakit Indonesia.
2. Komponen-komponen yang ada dalam sistem informasi yang
dibutuhkan dalam keperawatan masih banyak kelemahannya.
3. Kekahawatiran hilangnya data dalam satu hard-disk. Pada kondisi
tersebut hilangnya data telah diantisipasi sebagai  perlindungan
hukum atas dokumen perusahaan yang diatur dalam UU No. 8 Tahun
1997. Undang-undang ini mengatur tentang keamanan terhadap
dokumentasi yang berupa lembaran kertas, namun sesuai
perkembangan tehnologi,  lembaran yang sangat penting dapat
dialihkan dalam   Compact Disk Read Only Memory (CD ROM). CD
ROM dapat dibuat kopinya dan disimpan di lain tempat yang aman .
Pengalihan ke CD ROM ini bertujuan untuk menghindari hilangnya
dokumen karena peristiwa tidak terduga seperti pencurian komputer,
dan kebakaran.
4. Memutuskan untuk menerapkan sistem informasi manajemen
berbasis komputer ke dalam sistem praktek keperawatan di Indonesia

8
tidak terlalu mudah. Hal ini karena pihak manajemen harus 
memperhatikan beberapa aspek yaitu struktur organisasi keperawatan
di Indonesia, kemampuan sumber daya keperawatan, sumber dana,
proses dan prosedur informasi serta penggunaan dan pemanfaatan
bagi perawat dan tim kesehatan lain.

9
BAB III

KAJIAN LITERATUR DAN HASIL RISET

3.1 Batasan Teknologi Informasi Umum dengan Layanan Keperawatan


Diatur dalam undang-undang No.11 tahun 2008 tentang informasi dan
transaksi elektronik terutama BAB VII tanpa perbuatan yang dilarang. Salah
satu perkembangan teknologi dibidang informasi yang sudah mulai
dipergunakan oleh kalangan perawat didunia internasional adalah teknologi
PDA ( personal digital assistance). Penerapan sistem informasi dalam
dokumentasi asuhan keperawatan tujuannya untuk:
1. Untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dokumentasi asuhan
keperawatan.
2. Penggunaan kembali data keperawatan untuk manejemen keperawatan
dan penelitian keperawatan
3. Untuk meningkatkan kualitas dokumentasi, perawat membutuhkan
dukungan melalui pendidikan agar mengetahui langkah-langkah untuk
menghubungkan diagnosa dengan intervensi, spesifik ke etiologi di
identifikasi, dan untuk mengidentifikasi hasil asuhan keperawatan.

Contoh dokumentasi keperawatan menggunakan komputer :


1. Menghitung pemakaiann tempat tidur/BOR pasien
2. Angka nosokomial.
3. Penghitungan budget keperawatan dan sebagainya.

10
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Tenaga keperawatan merupakan ujung tombak dalam pelayanan
kesehatan, karena memiliki proporsi yang paling besar dan melakukan asuhan
secara komperhensif kepada pasien selama 24 jam, karenanya seorang
perawat harus dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai
dengan standar asuhan keperawatan, mulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi.

4.2 Saran
Sebagai penyusun kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah
ini masih banyak kekurangan dalam penyusunannya. Oleh karena itu, kami
harapkan semua pihak dapat memberikan kritik yang membangun untuk kami
kedepannya agar lebih baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito.  1985.  Nursing diagnosis application to clinical practice. J.B.


Lippincott Co.,. Philadephia .

Departemen Kesehatan. 2001. Kebijakan dan strategi Pengembangan Sistem


Informasi  Kesehatan Nasional.  Depkes. RI. Jakarta

Jalil, S.A. (2005). Teknologi informasi untuk kesehtan sebagai komunikasi


informasi efektif bagi daerah. Disampaikan pada symposium nasional
membangun era informasi melalui sistem rekam elektronik dalam
manajemen sistem informasi kesehatan di Indonesia. Jakarta.
https://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/3309.pdf

Sabarguna. (2012). Hospital Development Health System. Materi kuliah SIM.


Jakarta: FIK UI

Soepardi, E.J. (200-11). SIKDA eletronik akan diimplementasikan di seluruh


Indonesia. https://sik.dinkes-kabpemalang.net/?p=304

Utoyo (2011). Telkom Tawarkan Solusi Teknologi Informasi Bagi Peningkatan


Layanan Kesehatan di Indonesia.

Wang, S. J., Middleton, B., Prosser, L. A., Bardon, C. G., Spurr, C. D., Carchidi,
P. J., et al. (2003). A cost-benefit analysis of electronic medical records in
primary care. American Journal of Medicine, 114(5), 397-403.

12

Anda mungkin juga menyukai