Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

SEJARAH PERKEMBANGAN KOMPUTER KEPERAWATAN

OLEH
NAMA : JURIAS
NIM : 21010067

AKADEMI KEPERAWATAN PANGKALPINANG


2021

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………….…….ii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………..……………1
A. Latar Belakang……………………………………………….………..…..1
B. Tujuan…………………………………………………………….….…….2
BAB II TINJAUAN TEORI………………………………………….………..3
A. Sejarah Perkembangan Komputer Keperawatan…………….…..….……..3
B. Manfaat Komputer Di Bidang Kesehatan…………………….………..….4
C. Pengaruh Komputer bagi Kesehatan………………………….……..……7
D. Teknologi Dan Informasi Di Bidang Keperawatan…………….….….….10
BAB III PEMBAHASAN
IMPLEMENTASI SYSTEM INFORMASI KEPERAWATAN
DI RSUD BANGKA SELATAN……………………………………………15
A. Tinjauan Teori Sistem Informasi Keperawatan……………….......….….15
B. Implementasi system informasi keperawatan
RSUD Bangka Selatan…………………………………………….…….21
BAB IV PENUTUP……………………………………………..…………..25
A. KESIMPULAN…………………………………………..………….…..25
B. SARAN………………………………………………………………….25
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sejarah perkembangan komputer diawali dengan penemuan penting dari
Charles Babbage berupa alat hitung. Berkat penemuannya itu, ia dikenal
sebagai ilmuwan yang paling berpengaruh dalam perkembangan komputer.
Kemudian, alat hitung tersebut dikembangkan lebih lanjut secara bertahap
hingga kini terciptalah perangkat canggih bernama komputer. Tahapan dalam
pengembangan komputer disebut generasi. Ada lima generasi komputer yang
masing-masing memiliki cerita tersendiri.
Perkembangan sejarah komputer telah mengalami masa-masa sulit.
Namun, berkat tangan-tangan andal dari para ilmuwan dan teknisi pada waktu
itu, perkembangan dari generasi ke generasi terasa begitu mudah dan
terorganisir. Komputer terus dikembangkan dengan menyisipkan inovasi-
inovasi terbaru. Hingga kini, beberapa perusahaan ternama tengah menggarap
komputer berteknologi tinggi dengan nama komputer masa depan.
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah
ke berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis)
merupakan bidang yang bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi
teknologi informasi relatif tertinggal. Sebagai contoh, ketika transaksi finansial
secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar dalam dunia
perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap
perencanaan pengembangan Billing System. Meskipun rumah sakit dikenal
sebagai organisasi yang padat modal - padat karya, tetapi investasi teknologi
informasi masih merupakan bagian kecil. Di AS, negara yang relatif maju baik
dari sisi anggaran kesehatan maupun teknologi informasinya, rumah
sakit hanya menginvestasinya 2% untuk teknologi informasi.
Oleh karena keistimewaannya ini berbagai bidang pekerjaan mulai
menggunakan system ini untuk memudahkan mereka dalam menyelesaikan

1
pekerjaan termasuk dalamnya bidang keperawatan. System komputer sangat
membantu tenaga perawat untuk memperoleh ilmu,,mencari data – data yang
terkait dengan pasien dan mendokumentasikan asuhan keperawatan dalam
suatu system komputer.

B. TUJUAN
Dalam pembuatan makalah ini bertujuan untuk:
1. Memberi informasi tentang peran dan manfaat komputer dalam
keperawatan
2. Mempermudah bagi tenaga medis dalam memberikan pelayanan kesehatan
yang efisien dan efektif

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Sejarah Perkembangan Komputer Dalam Keperawatan


Komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi sebuah institusi
keperawatan karena banyaknya departemen yang terlibat dalam proses
perawatan pasien. Pelayanan dan manajer keperawatan harus memasukkan
banyak informasi mengenai pasien mulai dari perawatan saat masuk hingga
pasien pulang. Saat ini komputer secara absolut penting untuk mengatur :
1. Makin kompleksnya masalah keuangan
2. Melaporkan permintaan beberapa departemen
3. Kebutuhan komunikasi dari tim perawtan kesehatan yang berbeda
4. Pengetahuan yang relevan untuk perawatan pasien
Computer telah dikenal sekitar lima puluh tahun yang lalu tetapi Rumah
Sakit lamban dalam menagkap revolusi computer. Saat ini hamper setiap
Rumah Sakit mengguanakan jasa computer setidaknya untuk manajemen
keuangan. Perawat lambat mendapatkan manfaat computer. Usaha pertama
dalam menggunakan computer oleh perawat pada akhir tahun 1960 -an dan
1970 –an mencakup :
1. Automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status dan perawatan
pasien.
2. Penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf keperawatan untuk analisa
kecenderungan masa depan staf.
Pada pertengahan tahun 1970 –an, ide dari system informasi manajemen
Rumah Sakit ( SIR ) diterapkan. Dan perawat mulai meraskan manfaat dari
system informasi manajemen. Pada akhir tahun 1980 –an, memunculkan mikro
computer yang berkekuatan besar sekali dan perangkat lunak untuk
pengetahuan keperawatan.

3
B. Manfaat Komputer di Bidang Kesehatan
Perkembangan dunia kesehatan di era modern telah memanfaatkan
komputer untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas di dunia kesehatan.
Teknologi informasi (dan komunikasi) dengan piranti computer, saat ini adalah
bagian penting dalam manajemen informasi. Selain memiliki potensi dalam
memfilter data dan mengolah menjadi informasi, komputer mampu
menyimpannya dengan jumlah kapasitas jauh lebih banyak dari cara-cara
manual. Komputer juga memungkinkan data kesehatan di-share secara mudah
dan cepat. Disamping itu, teknologi tersebut memiliki karakteristik
perkembangan yang sangat cepat. Setiap dua tahun, akan muncul produk baru
dengan kemampuan pengolahan yang dua kali lebih cepat dan kapasitas
penyimpanan dua kali lebih besar serta berbagai aplikasi inovatif terbaru.
Berikut adalah manfaat computer dalam bidang kesehatan:
1. Membangun Sistem informasi rumah sakit (SIR)
Membangun Sistem Informasi Rumah sakit secara luas, untuk
menolong komunikasi dan mengatur informasi yang dibutuhkan dari sebuah
rumah sakit. SIR dapat diaplikasikan untuk perijinan, catatan medis,
akuntansi, kantor, perawatan, laboratorium, radiologi, farmasi, pusat supali,
mutrisi/pelayanan makan, personel dan gaji. Jumlah aplikasi-aplikasi lain
dapat dimasukkan bagi beberapa bagian/departemen dan untuk beberapa
tujuan yang praktikal.
Manajer-manajer di Rumah Sakit, juga perawat perlu mengenal
komputer, yang mencakup mengenal istilah umum yang digunakan
komputer. Pada masa depan dapat diharapkan bahwa semua pekerjaan
perawat akan dipengaruhi oleh komputer, dan beberapa posisi baru akan
dikembangkan bagi perawat-perawat di bidang komputer.
Aplikasi teknologi informasi untuk mendukung manajemen informasi
kesehatan, antar lain :
a. Rekam medis berbasis komputer (Computer based patient record)
Pengertian rekam medis berbasis komputer bervariasi, akan
tetapi, secara prinsip adalah penggunaan database untuk mencatat

4
semua data medis, demografis serta setiap event dalam manajemen
pasien di rumah sakit. Rekam medis berbasis komputer akan
menghimpun berbagai data klinis pasien baik yang berasal dari hasil
pemeriksaan dokter, digitasi dari alat diagnosis (EKG, radiologi, dll),
konversi hasil pemeriksaan laboratorium maupun interpretasi klinis.
Rekam medis berbasis komputer yang lengkap biasanya disertai
dengan fasilitas sistem pendukung keputusan (SPK) yang
memungkinkan pemberian alert, reminder, bantuan diagnosis maupun
terapi agar dokter maupun klinisi dapat mematuhi protokol klinik. TIK
juga mempermudah Dokter dan Perawat dalam memonitor kesehatan
pasien monitor detak jantung pasien lewat monitor komputer, aliran
darah , memeriksa organ dalam pasien dengan sinar X.Dengan teknologi
modern bisa memonitor, bahkan menggantikan fungsi organ dalam
seperti jantung, paru-paru dan ginjal. Itu merupakan teknologi kesehatan
yang digabungkan dengan teknologi informasi dan komputer.
b. Pelayanan Non Medis
Pelayanan yang bersifat non-medis pun dengan adanya
perkembangan teknologi informasi seperi sekarang ini semakin terbantu
dalam menyediakan sebuah bentuk pelayanan yang semakin efisien dan
efektif, dimana para calon klien rumah sakit yang pernah berobat atau
dirawat di RS tidak perlu lagi menunggu dalam waktu yang cukup lama
saat mendaftarkan diri karena proses administrasi yang masih
terdokumentasi secara manual di atas kertas dan membutuhkan waktu
yang cukup lama mencari data klien yang sudah tersimpan, ataupun
setelah sekian lama mencari dan tidak ditemukan akhirnya klien tersebut
diharuskan mendaftar ulang kembali dan hal ini jelas menurunkan
efisiensi RS dalam hal penggunaan kertas yang tentunya membutuhkan
biaya. Bandingkan bila setiap klien didaftarkan secara digital dan semua
data mengenai klien dimasukkan ke dalam komputer sehingga ketika
data-data tersebut dibutuhkan kembali dapat diambil dengan waktu yang
relatif singkat dan akurat.

5
2. Penggunaan SIstem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK)
Pelayanan yang bersifat medis khususnya di pelayanan keperawatan
mengalami perkembangan teknologi informasi yang sangat membantu
dalam proses keperawatan dimulai dari pemasukan data secara digital ke
dalam komputer yang dapat memudahkan pengkajian selanjutnya,
intervensi apa yang sesuai dengan diagnosis yang sudah ditegakkan
sebelumnya, hingga hasil keluaran apa yang diharapkan oleh perawat.
Sebelum menerapkan sistem ini hal pertama yang dilakukan adalah
membakukan klasifikasi diagnosis keperawatan yang selama ini dirasa
masih rancu, hal ini dilakukan untuk menghilangkan ambiguitas
dokumentasi serta memberikan manfaat lebih lanjut terhadap sistem
kompensasi, penjadwalan, evaluasi efektifitas intervensi sampai kepada
upaya identifikasi error dalam manajemen keperawatan.
Sistem ini mempermudah perawat memonitor klien dan segera dapat
memasukkan data terkini dan intervensi apa yang telah dilakukan ke dalam
komputer yang sudah tersedia di setiap bangsal sehingga akan mengurangi
kesalahan dalam dokumentasi dan evaluasi hasil tindakan keperawatan yang
sudah dilakukan.
System informasi manajemen keperawatan (SIMK) merupakan
paket perangkat lunak yang dikembangkan secara khusus untuk divisi
pelayanan keperawatan. Paket perangkat lunak ini mempunyai program –
program atau modul – modul yang dapat membentuk berbagai fungsi
manajemen keperawatan. Modul – modul yang biasa digunakan dalam
system informasi manajemen keperawatan adalah sebagai berikut :
a. Mengklasifikasikan pasien
b. Penjadwalan
c. Catatan personal
d. Laporan bertahap
e. Pengembangan anggaran
f. Alokasi sumber dan pengendalian biaya

6
g. Analisa kelompok diagnose yang berhubungan dengan pengendalian
mutu, dan lain – lain
h. Catatan perkembangan pasien
i. Model dan simulasi untuk pengembalian keputusan
j. Rencana strategi
k. Rencana permintaan jangka pendek dan rencana kerja
l. Evaluasi program
3. Membantu dalam pembuatan system klasifikasi pasien
Dengan bantuan alat komputer, dapat membantu dalam menentukan
kebutuhan tenaga di ruang rawat, berguna juga untuk memantau klasifikasi
klien. Sistem klasifikasi pasien adalah pengelompokan pasien berdasarkan
kebutuhan perawatan yang secara klinis dapat diobservasikan oleh perawat.
4. Pengembangan E-health di Rumah Sakit.
Sebagai contoh, e-Health dapat diterapkan untuk membantu
pengembangkan program yang membantu dokter, perawat, dan tenaga
kesehatan lainnya saling bertukar infomasi secara elektronik, mengambil
data rekam medis pasien kapan dan dimana diperlukan, dan melakukan
kolaborasi dengan memberi layanan jasa kesehatan lainnya secara real time
melalui internet. Layanan kesehatan seperti ini akan memberikan banyak
sekali penghematan dari sisi biaya dokumen dan administrasi layanan dan
memberikan keuntungan pemberian keputusan layanan kesehatan yang
terbaik kepada pasien dengan lebih cepat.
C. Pengaruh Komputer bagi kesehatan
Pada prinsipnya teknologi ini berkembang untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan manusia agar dalam kehidupannya dapat lebih mudah
berkomunikasi ataupun melakukan sesuatu. Namun dari segala efek positif
yang diterima oleh manusia terdapat pula berbagai efek negatif, baik secara fisik
( kesehatan ) maupun mental / psikologis
1. Efek negative terhadap kesehehatan antara lain :
a. Radiasi Monitor

7
Mata adalah organ tubuh yang paling mudah mengalami penyakit akibat
kerja, karena terlalu sering memfokuskan bola mata ke layar monitor.
b. Terganggunya Saraf
Printer yang menggunakan sistim buble jet kebisingannya relatif
lebihrendah bila dibandingkan dengan printer sistim dot matrix. Saat ini
printer yang paling rendah kebisingannya adalah sistim laser printer.
Kebisingan yang tinggi dapat mempengaruhi syaraf manusia dan hal ini
dapat berakibat pada kelelahan maupun rasa nyeri.
c. Repetitive Strain Injury ( RSI )
RSI merupakan sebuah terminologi yang mengacu pada
beberapa variasi keluhan kerangka otot (musculoskeletal). Ini
menyangkut keluhan yang dikenal dengan sakit urat otot. RSI meliputi
gangguan lengan atas berkaitan dengan kerja (Work-Related Upper
Limb Disorders) dan luka penggunaan berlebihan yang berhubungan
dengan kerja (Occupational Overuse Injuries). Keluhan ini terutama
diderita oleh para pekerja dengan posisi duduk yang statis saat
menggunakan komputer atau menggunakan gerakan tangan yang
berulang (repetitive) setiap hari, beban kerja yang statis (seperti
menggenggam mouse), membiarkan lengan membengkok, dan
sejenisnya dalam waktu yang cukup lama.
Ini akan bertambah buruk jika tempat kerja tidak didesain secara
ergonomis, misalnya posisi keyboard dan layar monitor yang terlalu
tinggi atau terlampau rendah, kursi tidak menopang badan untuk duduk
tegak, dan sebagainya. Hal ini akan semakin parah bila ditambah
lingkungan kerja yang kurang bergerak, kurang istirahat, mengandung
stress tinggi dengan deadline dan laporan rutin serta lainnya. Apalagi
jika Anda perokok, menderita kegemukan (obesitas), lemah otot,
memiliki tangan yang terasa dingin serta kurang berolah
raga.
2. Efek negative terhadap psikologis / mental :
a. Anti social

8
Sikap dan perilaku anti sosial terbentuk dari terpaan isi program
dari fitur yang diciptakan dari media ini komputer. Salah satu fitur yang
banyak menghiasi isi softwarekomputer adalah permainan. Baik anak-
anak, remaja sampai orang dewasa menggunakan komputer untuk
memainkan permainan kesukaan mereka masing-masing
b. Computer anxiety ( kecemasan, ketakutan terhadap computer )
Ketakutan terhadap komputer ini menerpa hampir sepertiga
populasi pengguna dewasa komputer. Beberapa akibat dari kasus yang
paling menakutkan yang dirasakan terhadap komputer adalah mual-
mual, vertigo, dan keringat yang bercucuran. Penyebab ketakutan
mereka ada banyak hal dan salah satunya karena ketakutan mereka akan
mendapatkan bencana dengan menekan kunci yang salah. Dalam hal ini
ketakutan mereka dihubungkan dengan tingkat privasi yang dapat
ditembus karena kesalahan mereka menekan tombol misalnya saja
menekan gambar spam yang ada dalam internet. Penyebab lainnya
adalah perasaan lepas kendali yang dirasakan orang-orang non teknis
atau tidak memilki kemampuan teknis pada komputer ketika dihadapkan
pada sistem teknis yang kompleks dan menyulitkan. Biasanya ketakutan
tergadap komputer ini dialami oleh perempuan-perempuan dan orang
yang mempunyai kemampuan matematika yang rendah.
3. Adiksi terhadap internet
Komputer juga dapat membuat kecenderungan adiksi pada semua
orang yang menggunakan komputer. Perasaan ini mendorong orang untuk
terus-menerus menggunakan komputer layaknya orang yang mengidap
ketagihan narkotika. Komputer beserta fitur yang ditawarkannya secara
tidak sengaja membentuk komputer menjadi seperti obat yang harus
diminum dan jika tidak diminum akan menimbulkan rasa sakit tersendiri
yang dialami para penggunanya.
Situs-situs yang ada dalam internet dengan jasa dan layanan yang
ditawarkan dapat memenuhi kepuasan dan kebutuhan orang yang
memakainya. Situs permainan, layanan komunikasi interaktif membuat

9
komputer menjadi komoditi teknologi yang tidak bisa dilepaskan dari
kehidupan manusia sama seperti keberadaan telepon seluler saat ini. Rasa
ketagihan yang membuat orang terus menerus menggunakan komputer
menurut para ahli merupakan indikasi dari pembentukan kebiasaan media.
Dan yang mematikan adiksi ini dapat menghancurkan kehidupan manusia.
D. Teknologi Dan Informasi Di Bidang Keperawatan
Informatika dalam keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer dan
informasi dengan ilmu keperawatan. Informatika keperawatan adalah bagian
dari informatika perawatan kesehatan yang lebih besar. Perawat dipersiapkan
sebagai spesialis dalam bidang ini, yang pasti seorang perawat harus memahami
Teknologi Informasi.
1. Teknologi dan Informasi dalam Bidang Keperawatan
Pemanfaatan teknologi akan semakin meningkat seiring dengan
perkembangan kebutuhan manusia. Perkembangan teknologi mempunyai
peran penting terhadap kehidupan manusia termasuk di dalam pemenuhan
kebutuhan kesehatan. Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang ikut
serta berperan dalam pelayanan kesehatan merasakan dampaknya.
Perkembangan teknologi informasi khususnya internet memberi
peluang kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang salah
satu persoalan penting yang dihadapi sehari hari yaitu kesehatan.
Peningkatan pemahaman tentang kesehatan ini dapat membawa pengaruh
yang sangat besar terhadap cara pandang masyarakat terhadap kebiasaan
hidup sehari-hari yang dapat memberikan dampak terhadap kesehatan
manusia. Sebagai contoh konsumsi makanan yang menyehatkan dan
penjelasan berbagai alternatif bahan obat-obatan yang dapat membantu
mengobati penyakit yang sedang diderita.
Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut
menentukan menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga
keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan
yang ada, dimana keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap
bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif,

10
berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu
profesii menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai
dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga
pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.
Dalam melaksanakan praktik keperawatan, tentunya perawat
berhadapan dengan berbagai macam kondisi klien. Pengalaman merawat
klien ditatanan klinik menjadi sebuah pengalaman berharga sebagai bekal
dalam menjalankan pelayanan keperawatan yang professional. Namun hal
itu tentu tidak cukup, karena kondisi klien, pengetahuan klien yang
meningkat, dan mudahnya akses informasi melalui teknologi informasi
yang saat ini berkembang pesat, menutut perawat untuk juga
mengembangkan diri untuk meningkatkan profesionalis-nya.
2. TELENURSING
Pemanfaatan Teknologi dan Informasi dalam Bidang
Keperawatan Salah satu contoh pemanfaatan Teknologi Informasi yaitu
penggunaan TELENURSING. Telenursing adalah upaya penggunaan
teknologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam
bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara
perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari
telehealth dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan
non medis seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring.
Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh
perawat untuk meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan
channel elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk mengirim suara, data
dan sinyal video komunikasi. Dapat juga didefinisikan sebagai komunikasi
jarak jauh menggunakan transmisi elektrik atau optic antara manusia dan
atau komputer
Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk
memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya
saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara

11
fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video
conference. Telenursing bagian integral dari telemedicine atau telehealth.
Dengan penerapan telenursing dalam memberikan pelayanan
keperawatan akan meningkatkan kepuasan klien dan peningkatan
parstisipasi aktif keluarga. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara
jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum dari pemerintah untuk
mengatur praktek, SOP/standar operasional prosedur, etik dan
profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang
diberikan. Kegiatan telenursing membutuhkan integrasi antara startegi dan
kebijakan untuk mengembangkan praktek keperawatan, penyediaan
pelayanan asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan serta pelatihan
keperawatan.
Faktor dalam Menjalankan Telenursing Untuk dapat diaplikasikan
maka ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian :
a. Faktor legalitas
Dapat didefinisikan sebagai otonomi profesi keperawatan atau
institusi keperawatan yang mempunyai tanggung jawab dalam
pelaksanaan telenursing.
b. Faktor financial
Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar
karena sarana dan prasaranya sangat banyak. Perlu dukungan dari
pemerintah dan organisasi profesi dalam penyediaan aspek financial
dalam pelaksanaan telenursing
c. Faktor Skill
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan skill
tentang telenursing. Perawat dan pasien perlu dilakukan pelatihan tentang
aplikasi telenursing. Terlaksananya telenursing sangat tergantung dari
aspek pengetahuan dan skill antara pasien dan perawat. Pengetahuan
tentang telenursing harus didasari oleh pengetahuan tehnologi informasi.
d. Faktor Motivasi

12
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam
pelaksanaan telenursing. Tanpa ada motivasi dari perawat dan pasien,
telenursing tidak akan bisa berjalan dengan baik.
Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan dengan baik
disebabkan oleh karena keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan
sarana dan prasarana serta kurangnya dukungan
pelaksanaan telenursing dari pemerintah.
Untuk mensiasati keterbatasan pelaksanaan telenursing bisa
dimulai dengan peralatan yang sederhana seperti pesawat telepon yang
sudah banyak dimiliki oleh masyarakat tetapi masih belum banyak
dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan kesehatan atau pelayanan
keperawatan. Telenursing menggunakan telepon ini dapat diaplikasikan
di unit gawat darurat dan home care.
Tujuan dari telenursing adalah tidak untuk membentuk diagnosis
medis, melainkan difokuskan pada dimensi dari urgensi. Sehingga para
perawat akan lebih terfokus pada informasi, dukungan, dan meningkatkan
pengetahuan. Untuk mencapai hasil yang positif dari konsultasi melalui
telephone maka sangat dibutuhkan cara berkomunikasi yang baik.
Komunikasi yang baik akan berdampak pada perasaan sehingga setiap
perkataan akan mudah untuk didengar dan dipahami. Dengan demikian
klien dan keluarganya akan termotivasi untuk mengikuti saran perawat
Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan
telenursing yaitu :
a. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat
mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang
gawat darurat, rumah sakit dan nursing home)
b. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan
jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
c. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu
tinggal di rumah sakit

13
d. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian
yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing
dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan
biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi.
e. Berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan
meningkatkan akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak
memerlukan sumber.
Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam
bidang pendidikan keperawatan ( model distance learning) dan
perkembangan riset keperawatan berbasis informatika
kesehatan. Telenursing dapat juga digunakan dikampus dengan video
conference, pembelajaran on line dan Multimedia Distance
Learning Pada akhirnya telenursing dapat meningkatkan partisipasi
aktif pasien dan keluarga, terutama dalam manajemen pribadi penyakit
kronik. Dapat memberikan pelayanan akurat, cepat dan dukungan
online, perawatan yang berkelanjutan dan kontak antara perawat dan
pasien yang tidak terbatas.

14
BAB III
PEMBAHASAN
IMPLEMENTASI SYSTEM INFORMASI KEPERAWATAN DI RSUD
BANGKA SELATAN

A. Tinjauan Teori Sistem Informasi Keperawatan


Pelayanan keperawatan di dalam lingkungan rumah sakit merupakan salah
satu pelayanan di bidang kesehatan yang mempunyai peranan penting dalam
menentukan keberhasilan pelayanan yang diberikan di rumah sakit. Dengan
jumlah tenaganya yang paling besar di lingkungan rumah sakit, keberadaan
pelayanan keperawatan harus mampu dimanej dengan baik untuk menghasilkan
kualitas mutu pelayanan keperawatan yang diberikan. Peningkatan kualitas sistem
informasi keperawatan merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan. Tidak dipungkiri bahwa selama ini perkembangan sistem
informasi keperawatan di negeri ini belum berjalan dengan baik.
Manfaat penerapan sistem informasi keperawatan di lingkungan rumah
sakit salah satunya adalah membantu perawat dalam melakukan pendokumentasian
asuhan keperawatan Dengan memanfaatkan sistem informasi keperawatan
tersebut perawat dapat menghemat waktu untuk melakukan pencatatan
dibandingkan bila dilakukan pencatatan secara manual. Di samping itu, data yang
tercatat dengan menggunakan sistem informasi keperawatan akan lebih terjamin
keberadaannya. Resiko data yang dicatat akan hilang sangat kecil. Berbeda dengan
pencatatan yang berdasarkan paper base, dimana kemungkinan untuk hilangnya
data sangat mungkin untuk terjadi. Selain itu keberadaan sistem informasi
keperawatan juga akan meningkatkan keefektifan dan efisien kerja dari tenaga
keperawatan.
Sebenamya untuk menerapkan sistem informasi keperawatan di lingkungan
rumah sakit tidaklah terlalu sulit untuk diterapkan, tinggal komitmen untuk
menerapkannya saja yang diperlukan. Dalam masa serba teknologi seperti saat ini,
kiranya hampir semua perawat dapat mengoperasikan komputer sebagai sebuah

15
perangkat dalam penerapan sistem informasi keperawatan. Ini merupakan sebuah
modal yang sangat besar yang sangat mendukung penerapan sistem informasi
keperawatan. Tinggal masalahnya sekarang adalah bagaimana komitmen kita
bersama, mulai dari manajemen level atas sampai dengan manajemen level paling
bawah untuk memperjuangkan penerapan sistem informasi keperawatan di setiap
unit pelayanan keperawatan. Alasan kurangnya ketersediaan dana untuk
mengembangkan sistem informasi keperawatan merupakan sebuah alasan klasik
yang tidak boleh ada lagi. Apalagi melihat akan pentingnya sistem informasi
keperawatan bagi peningkatan kualitas pelayanan keperawatan khususnya dan
pelayanan kesehatan pada umumnya (Cornelia, 2007).
Mengkombinasikan ilmu komputer, ilmu informasi, dan ilmu keperawatan
yang didesain untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan data,
informasi, dan pengetahuan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan
(Davis, 2002). Sistem informasi keperawatan sedang dikembangkan secara terns
menerus dimasa depan ilmu keperawatan akan bersandar pada kemampuan sistem
informasi untuk memudahkan hasil diagnosa, manajemen, riset, pendidikan,
pertukaran informasi, dan kerja sama/kolaborasi.
Saba dan McCormick (2001) mengatakan bahwa integrasi ilmu
keperawatan, ilmu komputer dapat digunakan untuk mengidentifikasi,
mengumpulkan, memproses, mengatur data dan informasi untuk menyokong
praktek keperawatan, administrasi, pendidikan, penelitian, dan pengembangan ilmu
keperawatan. Kebutuhan akan sistem informasi manajemen mendukung perawat
dalam membantu pengambilan keputusan. Kemajuan teknologi di rumah sakit
memungkinkan perawat menggunakan sistem informasi manajemen untuk
mendukung dalam pemberian asuhan keperawatan, sehingga tercapainya mutu
asuhan keperawatan yang lebih baik.
Informasi keperawatan adalah integrasi dari ilmu keperawatan, ilmu
komputer, dan ilmu informasi untuk mengolah data, informasi, dan pengetahuan
dalam praktik keperawatan guna mendukung pasien, perawat, dan pengguna lain
dalam berperan mengambil keputusan (Davis, 2002). Pendapat lain juga
menyatakan bahwa informasi keperawatan adalah untulc menganalisa,

16
mengumpulkan, mengolah data, dan memproses data ke dalam bentuk informasi
dan pengetahuan, membuat pengetahuan sebagai dasar keputusan dan pemberian
pelayanan keperawatan pasien dan meningkatkan kualitas dalam praktik
profesional keperawatan (Maria, 2009).
Manfaat yang diperoleh bila rumah sakit menggunakan sistem informasi
keperawatan, yaitu: 1) manajemen lebih efisien, 2) penggunaan sumber biaya lebih
efektif, 3) meningkatkan program perencanaan, 4) meningkatkan pendayagunaan
perawat (Cornelia, 2007). Menurut American Association of Nurse Executive
(1993) dalam Saba & McCormick (2001) mengemukakan manfaat penting dalam
penggunaan informasi teknologi, yaitu: 1) meningkatkan pemanfaatan sumber
daya staf perawat, 2) meningkatkan pelayanan dalam memonitoring pasien, 3)
meningkatkan dokmnentasi, 4) meningkatkan komunikasi, 5) meningkatkan
perencanaan, 6) meningkatkan standar praktik keperawatan, 7) kemampuan
menetapkan masalah, 8) meningkatkan evaluasi keperawatan, dan 9) mendukung
organisasi yang dinamik.
Menurut Maria, (2009) mengemukakan bahwa pelayanan keperawatan
terdiri dari 1) diagnosa keperawatan ; 2) perencanaan keperawatan, merupakan
perencanaan tindakan yang diberikan kepada pasien; 3) implementasi keperawatan
atau hasil perencanaan, merupakan tindakan yang diberikan kepada pasien
berdasarkan perencanaan keperawatan; dan 4) intensitas pelayanan keperawatan,
mempakan frekuensi dan durasi pelayanan keperawatan yang diberikan oleh
perawat terhadap pasien. Dokumentasi keperawatan adalah salah satu alat yang
digunakan dalam komunikasi keperawatan dalam memvalidasi asuhan
keperawatan, sarana komunikasi antar tim kesehatan lainnya dan merupakan
dokumen paten dalam pemberian asuhan keperawatan (Nursalam, 2002).
Dokmnentasi perawatan merupakan bagian penting dari dokmnentasi klinis.
Namun, dokumentasi proses keperawatan sering kurang berkualitas. Harapan yang
tinggi bahwa komputer mendukung di dalam dokumentasi keperawatan akan
membantu meningkatkan kualitas dokumentasi.
Dokumentasi keperawatan adalah salah satu alat yang digunakan dalam
komunikasi keperawatan dalam memvalidasi asuhan keperawatan, sarana

17
komunikasi antar tim kesehatan lainnya dan merupakan dokumen paten
dalam pemberian asuhan keperawatan (Nursalam, 2002). Menurut Iyer dan Champ
(1995) dokumentasi adalah bagian dari pertanggung jawaban perawat secara utuh
terhadap klien yang dirawat. Dokmnentasi perawatan merupakan bagian penting
dari dokmnentasi klinis. Namun, dokmnentasi proses keperawatan sering kurang
berkualitas. Harapan yang tinggi bahwa komputer mendukung di dalam
dokumentasi keperawatan akan membantu meningkatkan kualitas dokumentasi.
Hasil penelitian Cornelia (2007) menunjukkan peningkatan signifikan
kuantitas dan kualitas dokumentasi pada tiga dari empat ruangan rawat nginap
dari 240 dokumentasi keperawatan (= 60 dokumen per bangsal), dipilih
secara acak dari registri rawat inap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengenalan berbasis komputer dalam sistem dokumentasi keperawatan dapat
membantu meningkatkan dokumentasi keperawatan. Kualitas dokumentasi
keperawatan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor manusia seperti aspek motivasi
dan sikap perawat terhadap dokmnentasi, melainkan juga relevan dengan organisasi
dalam lingkungan rumah sakit serta teknologi tentang aspek kinerja dan
pemenuhan tugas. Intervensi untuk meningkatkan kualitas dokumentasi perlu
direncanakan terns menerus dan merupakan tantangan konstan. Tinjauan
dokumentasi keperawatan menurut Kozier dan Wilkinson (1995) adalah 1)
komunikasi, sebagai sarana koordinasi dan mencegah pembiasan informasi pada
klien secara berulang; 2) aspek legal, dapat disajikan alat bukti di pengadilan bila
ada gugatan klien/keluarga; 3) penelitian, berisi informasi yang dapat disajikan alat
bukti di pengadilan bila ada gugatan dari klien/keluarga; 4) pendidikan, dapat
dijadikan alat pendidikan bagi siswa/calon perawat; 5) monitoring kualitas, 6)
statistik, dari catatan klien sebagai informasi bagi institusi dalam membuat
antisipasi kebutuhan masyarakat yang akan datang; 7) akreditasi, dokumentasi
adalah komponen yang dinilai dalam akreditasi rumah sakit; dan 8) pembayaran,
dapat dijadikan alat/bantuan untuk menerima pembayaran/anggaran dari
pemerintah.
Aturan dalam membuat dokumentasi yang efektif menurut Alimul (2002),
yaitu: 1) simplicity (kesederhanaan), pendokumentasi menggunakan kata-kata yang

18
sederhana, mudah dibaca, dimengerti dan perlu dihindari istilah-istilah yang dibuat-
buat sehingga mudah dibaca; 2) conservatism (akurat), pendokumentasi
berdasarkan informasi dari data pasien yang dikumpulkan; 3) kesabaran, 4)
precision (ketepatan), pendokumentasian yang tepat perlu pemeriksaaan dengan
menggunakan teknologi yang lebih tinggi; 5) irrefutability (jelas dan objektif), dan
6) dampak/manfaat penerapan dokumentasi keperawatan.
Hasil penelitian Kaija & Ulla ( 2008) yang diambil dari tiga database:
CINAHL, PubMed dan Cochrane dengan menggunakan kata kunci dokumentasi
keperawatan, rencana keperawatan, evaluasi dan penilaian keperawatan
menghasilkan standar dokumentasi menunjukkan efek lebih positif daripada efek
negatif terhadap kualitas proses keperawatan dan menggunakan terminologi,
tingkat pengetahuan dan penerimaan komputer dalam dokumentasi.
Hasil penelitian Daly, et al. (2002) dalam Kaija & Ulla ( 2 008) percaya
setelah belajar menggunakan sistem informasi berbasis komputer dan perangkat
lunak dari waktu ke waktu, jumlah waktu yang dihabiskan pada perencanaan
perawatan akan berkurang. Dokumentasi keperawatan merupakan area
penting penelitian intemasional. Namun, dalam kajian ini, tidak ada satupun studi
kolaboratif intemasional menilai dokumentasi keperawatan menggunakan
instrumen audit yang sama. Instrumen audit terutama dikembangkan untuk tujuan
lokal atau regional dan digunakan untuk mengevaluasi secara retrospektif
dokumentasi keperawatan pada tingkat organisasi.
Penggunaan sistem berbasis paper dibandingkan dengan sistem perekaman
berbasis komputer meskipun transisi dari manual ke dokumentasi elektronik telah
berlangsung selama 15 tahun terakhir. Hal ini mencerminkan sangat lambat proses
adaptasi komputer dalam dokumentasi keperawatan. Penggunaan istilah
keperawatan terstruktur mendorong standarisasi dokumentasi keperawatan. Ini juga
akan membuka jalan untuk memperluas ruang lingkup penelitian dokumentasi
dengan menilai kualitas dokumentasi untuk mengukur hasil pasien.
Data juga harus dikumpulkan dari pasien dan anggota keluarga ketika
mengevaluasi dokumentasi keperawatan.

19
Menurut Cheryl (2007) penggunaan proses perbaikan yang berkelanjutan
untuk memastikan program pendidikan dokumentasi yang akurat untuk
pengembangan pengetahuan dan profesional staf keperawatan. Proses empat tahap
sebagai berikut: (1) mulai sebuah tim dan identifikasi masalah; (2)
menganalisis proses saat ini dan menentukan lingkup dan akar penyebab, (3)
meningkatkan proses, mencari altematif, merancang dan menerapkan solusi; dan
(4) mengukur dampak dan mempertahankan hasilnya. Hasil penelitian telah
membuktikan bahwa penggunaan sistem informasi keperawatan yang efektif dan
teknologi tepat guna akan dapat mengurangi kesalahan dalam memberikan
perencanaan keperawatan pada pasien. Penggunaan sistem informasi keperawatan
juga akan meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan.
Pada pengkajian keperawatan, penerapan Standar Nursing Language (SNL)
berbasis TI (Teknologi Informasi) yang ada dalam sistem. Pada pengkajian data,
perawat tinggal memilih data yang tersedia. Setelah data dipilih secara lengkap,
komputer akan secara automatis menganalisa data yang telah dipilih perawat, dan
memunculkan masalah sesuai data yang dipilih. Komputer akan membantu
melakukan analisis data yang dimasukan oleh perawat saat melakukan pengkajian
kepada pasien. Dengan menggunakan sistem "pakar" maka perawat sedikit
terkurangi bebannya dalam melakukan analisis data untuk dijadikan diagnosa
keperawatan. Masalah yang munculpun menjadi semakin riil dan akurat, karena
masalah yang dimunculkan oleh komputer merupakan analisa baku.
Diagnosa Keperawatan dihasilkan dari analisa yang dilakukan oleh
komputer, berdasarkan data-data yang dimasukan saat pengkajian perawatan.
Komputer akan secara automatis menganalisa data yang ada dan memunculkan
masalah keperawatan. Perawat tinggal memilih etiologi yang ada disesuaikan
dengan kondisi pasien. Sehingga di sinilah, peran perawat tidak bisa digantikan oleh
komputer, karenajudgment terakhir tetap di tangan perawat. Apakah masalah yang
dimunculkan oleh komputer diterima atau tidak oleh perawat (Maria, 2009).
Tujuan Keperawatan dalam sistem informasi keperawatan menggunakan
Nursing Outcome Clasification (NOC). Perawat tinggal memilih Label dari NOC
yang telah tersedia pada masing-masing diagnosa keperawatan yang ada, serta

20
menentukan batas waktu (dalam hari) masalah diperkirakan dapat terselesaikan.
Sedangkan intervensi keperawatan dalam system informasi keperawatan
menggunakan Nursing Intervention Clasification (NIC) dan sama dengan
membuat tujuan, perawat tinggal memilih label NIC yang tersedia pada masing-
masing diagnosa keperawatan (Maria, 2009).
Implementasi keperawatan dalam sistem informasi keperawatan
menggunakan label NIC dan aktifitas dalam NIC. Perawat tinggal mengetikan
aktifitas-aktifitas perawatan yang telah dilakukan, menambahkan jam pelaksanaan
dan menuliskan pelaksana dari aktifitas tersebut. Yang istimewa dalam sistem ini
adalah implementasi yang diinputkan oleh perawat dalam dokumentasi asuhan
keperawatan langsung diintegrasikan dengan billing system rumah sakit, sehingga
tidak ada double entry dalam keuangan pasien. Masing masing tindakan perawat
telah memiliki harga sendiri sendiri yang telah disahkan oleh rumah sakit, dan
perawat tinggal mendokumentasikan dalam sistem informasi keperawatan (Laurie,
2008). Sedangkan untuk evaluasi keperawatan menggunakan hasil penilaian
subyek, observasi, analisa, dan planning keperawatan.

B. Implementasi system informasi keperawatan RSUD Bangka Selatan


System informasi di RSUD Bangka Selatan yang di gunakan dalam
komunikasi antara profesi masih mengisi data secara manual dalam status
pasien. RSUD belum menjalankan SIMRS sehingga penginputan data masih
secara manual, mulai dari pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Pengisian form yang dalam status pasien yang diberikan oleh petugas
RM pada saat pasien pendaftaran untuk dilakukan rawat inap.

21
Format Pengkajian UGD

Format Pengkajian Rawat Inap

22
Format Rencana Keperawatan

Format Catatan Perkembangan

23
Format Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi

24
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perkembangan teknologi informasi sangat membantu dalam proses
keperawatan dimulai dari pemasukan data secara digital ke dalam komputer
yang dapat memudahkan pengkajian selanjutnya, intervensi apa yang sesuai
dengan diagnosis yang sudah ditegakkan sebelumnya, hingga hasil keluaran apa
yang diharapkan oleh perawat.
Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat
penting,terutama dalam memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi seakan
telah membuat standar baru yang harus di penuhi. Hal tersebut membuat
keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus mengembangkan
kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi.
Dalam penggunaan TI terutama computer dapat berpengaruh negative
juga bagi kesehatan penggunanya apabila dalam penggunaannya tidak baik,
yaitu dari posisi duduk, jarak pandang monitor dengan mata, intensitas cahaya
monitor, sirkulasi udara ruangan, keamanan kabel jaringan, dan cara
menggunakan computer. Apabila hal ini tidak diperhatikan dapat mngakibatkan
gangguan kesehatan.

B. SARAN
Kiranya setiap perawat dapat mengembangkan potensi diri dengan
meningkatkan pengetahuan, mengenal computer dan aplikasi didalamnya
sehingga mempermudah dan mempercepat pelayanan keperawatan di
lingkungan perawat dan Rumah Sakit.

25
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Hidayat, A.A. (2002). Dokumentasi proses keperawatan. Cetakan I.


Jakarta: EGC.
Aplikasi Komputer dalam bidang. html. (2011).
http://mycocochips.blogspot.com/2011/01.
Davis, G.B. (2002). Kerangka dasar system informasi manajemen bagian II:
struktur dan pengembangannya. Cetakan ke 10, terjemahan oleh Bob
Widyahartono. Jakarta: Gramedia
Djunaidi, dkk. 2018. Teknologi Informasi Kesehatan I. Jakarta : BPPSDMK
Hariyanti, R.T. S. (2010). S istem informasi keperawatan berbasis komputer
sebagai salah satu solusi meningkatkan profesionalisme keperawatan.
Diakses 16 november 2021 dari bttp·ljwww poltekestn jau ac jd/n
ode/30Iyer and Ghamp. (1995). Nursing documentation a nursing process
approach. St.Louise: Mosby

Anda mungkin juga menyukai