Anda di halaman 1dari 7

SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

November 20, 2017

PERAN SISTEM INFORMASI DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

Banyak masyarakat mengeluh dengan


pelayanan kesehatan yang diterimanya dari perawat. Untuk itu kinerja perawat perlu ditingkatkan
sehingga kualitas pelayanan asuhan keperawatan bisa diberikan dengan baik. Salah satu ukuran
berkualitas atau tidaknya suatu pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat adalah
tingkat kepuasan bagi masyarakat penerima jasa pelayanan itu sendiri (Maria, 2009).

Pelayanan keperawatan di dalam lingkungan rumah sakit merupakan salah satu pelayanan di bidang
kesehatan yang mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan pelayanan yang
diberikan di rumah sakit. Dengan jumlah tenaga perawat yang paling besar di lingkungan rumah
sakit, keberadaan pelayanan keperawatan harus mampu dimanej dengan baik untuk menghasilkan
kualitas mutu pelayanan keperawatan yang diberikan. Peningkatan kualitas sistem informasi
keperawatan merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Tidak
dipungkiri bahwa selama ini perkembangan sistem informasi keperawatan di negeri ini belum
berjalan dengan baik.

Penggunaan sistem berbasis paper dibandingkan dengan sistem perekaman berbasis komputer
meskipun transisi dari manual ke dokumentasi elektronik telah berlangsung selama 15 tahun
terakhir. Hal ini mencerminkan sangat lambat proses adaptasi komputer dalam dokumentasi
keperawatan, sehingga perlunya penyegaran dalam penerapan sistem informasi keperawatan untuk
kelengkapan dokumentasi keperawatan.

Jasa pelayanan kesehatan sebagai bentuk industri pelayanan kesehatan akan menimbulkan
persaingan dalam memberikan jasa pelayanan perawatan di setiap pelayanan kesehatan. Rumah
sakitpun sebagai organisasi bergerak dibidang jasa pelayanan kesehatan dituntut untuk menyiapkan
diri menghadapi persaingan dari teknologi yang dimilikinya. Sistem informasi berbasis internet dan
teknologi sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi karena dapat meningkatkan
efisiensi dan efektivitas proses bisnis, dan dapat memfasilitasi pengambilan keputusan manajemen,
sehingga dapat memperkuat posisi kompetitif dalam pasar yang cepat sekali berubah termasuk
pelayanan rumah sakit (O’Brien, 2005).
Kesehatan pada masyarakat tidak terlepas dari peran petugas dalam hal ini tenaga perawat untuk
memberikan layanan secara optimal pada rumah sakit atau puskesmas. Menurut UU RI NO 23 tahun
1992 tentang Kesehatan, mendefinisikan Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan
kewenangan melakukan tindakkan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang diperoleh
melalui pendidikan keperawatan.

Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakkan


keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya, yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan.
Tugas perawat bukan hanya semata-mata pada proses layanan kepada masyarakat namun juga
berkewajiban melakukan proses asuhan keperawatan dengan standar NANDA, bukan hanya pada
kegiatan layanan tetapi juga dokumentasi ketika memberikan penanganan pasien di Puskesmas
ataupun Rumah Sakit. Tingginya layanan kepada pasien berdampak tidak sepenuhnya dokumentasi
dapat dilakukan oleh petugas perawat secara maksimal apalagi dokumentasi/pencatatan tersebut
dilakukan secara manual atau tulis tangan. Kurangnya penguasaan standar NANDA oleh petugas
perawat juga berdampak pada tidak tepatnya dalam melakukan analisa hasil pengkajian pasien
berdampak pada kesalahan dalam melakukan rencana tindakan.

Standar pengetahuan perawat yang harus dimiliki diantaranya ilmu biomedis, farmakologi, hukum,
manajemen dan yang lainnya,. Sehingga di lapangan perawat akhirnya harus memiliki kemampuan
melakukan analisa kebutuhan pasien dengan analisa keilmuan yang tepat dan benar. Perawat
melakukan interaksi di rumah sakit selama 24 jam, sehingga tahu pada setiap perubahan respon
pasien. Kebutuhan pengobatan yang dilakukan oleh dokter akan memberikan respon terhadap
pasien, sehingga perawat melakukan fungsi advocacy  pasien sehubungan dengan pengobatan yang
diberikan oleh dokter.

Sistem informasi adalah sistem komputer yang mengumpulkan, menyimpan, memproses,


memperoleh kembali, menunjukkan, dan mengkomunikasikan informasi yang dibutuhkan dalam
praktik, pendidikan, administrasi dan penelitian (Malliarou et al., 2007 dalam Malliarou & Zega,
2009). Banyak manfaat yang didapatkan dalam penggunaan system informasi. Manfaat tersebut
tidak hanya mengurangi kesalahan dan meningkatkan kecepatan serta keakuratan dalam perawatan,
tetapi tetapi juga menurunkan biaya kesehatan dengan koordinasi dan peningkatan kualitas
pelayanan.

Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi,
indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia yang saling berkaitan dan
dikelola secara terpadu yang menyediakan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan,
perencanaan program kesehatan, monitoring pelaksanaan dan evaluasi di setiap jenjang
administrasi kesehatan.

SIK bertujuan untuk mengatasi terfragmentasinya data kesehatan, mengurangi redudansi dan
inkonsistensi, mempercepat proses pengolahan data, serta memperbaiki mekanisme pelaporan,
kelengkapan dan integrasi data pada tingkat administrasi yang lebih tinggi.
Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu
keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan informasi dan
pengetahuan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan (Callie, 2010).

Sedangkan menurut ANA (Mcline, 2005) dalam Callie (2010) system informasi keperawatan
berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan
tentang standar dokumentasi, komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan,
mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan
efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang
diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar
komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna,
akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu organisasi.

System informasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dalam mencapai standar
mutu pelayanan. Indikator klinik mutu pelayanan antara lain: pengukuran angka pasien jatuh,angka
decubitus, pneumonia nosokomial, infeksi nosokomial, dan angka kejadian medical error  (Lewis,
2003).

System informasi berbasis computer ini akan mengidentifikasi berbagai macam kebutuhan pasien,
mulai dari dokumentasi asuhan keperawatan, dokumentasi pengobatan, sampai perhitungan
keuangan yang harus dibayar oleh pasien terhadap perawatan yang telah diterima (Callie, 2010).

Di luar negeri kasus hilangnya dokumentasi serta tidak tersedianya form pengisian tidak lagi menjadi
masalah. Hal ini karena pada rumah sakit yang sudah maju, seluruh dokumentasi yang berkaitan
dengan pasien termasuk dokumentasi asuhan keperawatan telah dimasukkan dalam komputer.
Sistem ini sering dikenal dengan Sistem Informasi Manjemen.

Dokumentasi yang cukup banyak mulai dari pencatatan data pasien, asuhan keperawatan,
administrasi keuangan, catatan medis, catatan data penunjang akan terasa ringan jika
dikomputerisasikan. Model komputerisasi yang digunakan saat ini sudah mulai berkembang dengan
kegiatan yang meminimalkan kerja perawat dalam mencatat manual dan memaksimalkan upaya
yang dilakukan untuk melakukan pelayanan keperawatan anak dengan memperhatikan prinsip-
prinsip perawatan anak. Modal awal untuk memulai kegiatan mungkin cukup besar antara lain
dengan persiapan software computer dan program yang dikerjakan bersama teman-teman dari
teknologi informatika; pelatihan SDM perawat yang akan melakukan kegiatan, pihak manajerial
sebagai pemegang keputusan akan sangat menentukan keberhasilan program. Namun untuk
kebutuhan jangka panjang akan sangat murah yaitu dengan kegiatan yang lebih banyak bisa
dilakukan untuk pasien, waktu dan tenaga perawat dapat lebih di hemat.

Upaya penerapan model-model pendokumentasian terkomputerisasi tentu saja bisa dilakukan di


Indonesia tergantung dari pengetahuan perawat, kemampuan perawat setelah mengetahui, dan
kemauan perawat untuk sama-sama bekerja keras mensukseskan program. Perawat-perawat anak
yang terjerat di dalam rutinitas umumnya sulit untuk diajak berkembang, dan keadaan ini harus
diimbangi dengan upaya managerial untuk mensupport terlaksananya program melalui program
pelatihan, reward and punishment, keterlibatan aktif manager, dan program evaluasi periodik.
Teknologi sistem informasi keperawatan yang digunakan hendaknya selalu dievaluasi untuk merevisi
yang kurang dan mengembangkan yang sudah ada sesuai kebutuhan program dan pengguna
(Larry,2003).

Manfaat Sistem Informasi Keperawatan

Manfaat penerapan sistem informasi keperawatan di lingkungan rumah sakit salah satunya adalah
membantu perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan. Asuhan
keperawatan dalam memenuhi kebutuhan dasar pasien diberikan oleh perawat diberbagai tatanan
pelayanan kesehatan dengan menggunakan proses keperawatan.

Perawat menggunakan sistem informasi keperawatan dengan tujuan untuk mengkaji pasien secara
jelas, menyiapkan rencana keperawatan, mendokumentasikan asuhan keperawatan, dan untuk
mengontrol kualitas asuhan keperawatan. Perawat dapat memiliki pandangan terhadap data secara
terintegrasi (misalnya integrasi antara perawat dan dokter dalam rencana perawatan pasien).

Dengan memanfaatkan sistem informasi keperawatan tersebut perawat dapat menghemat waktu
untuk melakukan pencatatan dibandingkan bila dilakukan pencatatan secara manual. Di samping itu,
data yang tercatat dengan menggunakan sistem informasi keperawatan akan lebih terjamin
keberadaannya. Resiko data yang dicatat akan hilang sangat kecil. Berbeda dengan pencatatan yang
berdasarkan paper base, dimana kemungkinan untuk hilangnya data sangat mungkin untuk terjadi.
Selain itu keberadaan sistem informasi keperawatan juga akan meningkatkan keefektifan dan efisien
kerja dari tenaga keperawatan (Cheryl, 2007).

Manfaat yang diperoleh bila rumah sakit menggunakan sistem informasi keperawatan, yaitu:

1) Manajemen lebih efisien,

2) Penggunaan sumber biaya lebih efektif,

3) Meningkatkan program perencanaan,

4) Meningkatkan pendayagunaan perawat (Cornelia, 2007).

Manfaat sistem informasi dalam keperawatan (Malliarou & zyga, 2009):

1) Lebih banyak waktu dengan pasien dan lebih sedikit waktu di nurse station

2) Mengurangi penggunaan kertas

3) Dokumentasi keperawatan secara automatis

4) Standar yang sama dalam perawatan (proses keperawatan)


5) Mengurangi biaya

6) Kualitas pelayanan keperawatan dapat di ukur

Menurut American Association of Nurse Executive (1993) dalam Saba & McCormick (2001)
mengemukakan manfaat penting dalam penggunaan informasi teknologi, yaitu:

1) Meningkatkan pemanfaatan sumber daya staf perawat,

2) Meningkatkan pelayanan dalam memonitoring pasien,

3) Meningkatkan dokumentasi,

4) Meningkatkan komunikasi,

5) Meningkatkan perencanaan,

6) Meningkatkan standar praktik keperawatan,

7) Kemampuan menetapkan masalah,

8) Meningkatkan evaluasi keperawatan, dan

9) Mendukung organisasi yang dinamik.

Sebenarnya untuk menerapkan sistem informasi keperawatan di lingkungan rumah sakit tidaklah
terlalu sulit untuk diterapkan, tinggal komitmen untuk menerapkannya saja yang diperlukan. Dalam
masa serba teknologi seperti saat ini, kiranya hampir semua perawat dapat mengoperasikan
komputer sebagai sebuah perangkat dalam penerapan sistem informasi keperawatan. Ini merupakan
sebuah modal yang sangat besar yang sangat mendukung penerapan sistem informasi keperawatan.
Tinggal masalahnya sekarang adalah bagaimana komitmen kita bersama, mulai dari manajemen
level atas sampai dengan manajemen level paling bawah untuk memperjuangkan penerapan sistem
informasi keperawatan di setiap unit pelayanan keperawatan. Alasan kurangnya ketersediaan dana
untuk mengembangkan sistem informasi keperawatan merupakan sebuah alasan klasik yang tidak
boleh ada lagi. Apalagi melihat akan pentingnya sistem informasi keperawatan bagi peningkatan
kualitas pelayanan keperawatan khususnya dan pelayanan kesehatan pada umumnya (Cornelia,
2007).

Pendapat diatas didukung juga oleh hasil penelitian Laurie (2008) yang mengatakan penerapan
sistem informasi manajemen terkomputerisasi atau ORMIS (of an or management information
system) memerlukan signifikan komitmen sumber daya manusia. Kemampuan perawat dituntut
untuk bisa menggunakan keahliannya secara efektif untuk menggunakan teknologi dimana
mengubah bentuk data informasi ke dalam pengetahuan untuk praktek klinis, riset, dan pendidikan.
Keinginan dalam membuat sistem informasi di rumah sakit sangat diharapkan oleh tenaga
profesional untuk membantu pemecahan masalah yang ada.
Pelaksanaan sistem informasi keperawatan di rumah sakit, yakni mengkombinasikan ilmu komputer,
ilmu informasi, dan ilmu keperawatan yang didesain untuk memudahkan manajemen dan proses
pengambilan data, informasi, dan pengetahuan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperawatan
(Davis, 2002). Sistem informasi keperawatan sedang dikembangkan secara terus menerus dimasa
depan ilmu keperawatan akan bersandar pada kemampuan sistem informasi untuk memudahkan
hasil diagnosa, manajemen, riset, pendidikan, pertukaran informasi, dan kerja sama/kolaborasi.

Saba dan McCormick (2001), mengatakan bahwa integrasi ilmu keperawatan, ilmu komputer dapat
digunakan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, memproses, mengatur data dan informasi untuk
menyokong praktek keperawatan, administrasi, pendidikan, penelitian, dan pengembangan ilmu
keperawatan. Kebutuhan akan sistem informasi manajemen mendukung perawat dalam membantu
pengambilan keputusan. Kemajuan teknologi di rumah sakit memungkinkan perawat menggunakan
sistem informasi manajemen untuk mendukung dalam pemberian asuhan keperawatan, sehingga
tercapainya mutu asuhan keperawatan yang lebih baik.

Menurut Anita (2008) yang melakukan penelitian difokuskan pada eksplorasi Computerized Provider
Order Entry (CPOE)  dan dampaknya terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh perawat. Hasilnya CPOE
adalah teknologi yang dirancang mengganti paperbased proses order entry, komunikasi, dan
koordinasi dengan metode otomatis, salah satunya dalam implementasi kolaborasi untuk pemberian
resep obat di perawatan akut. CPOE terbukti dapat meningkatkan efisiensi komunikasi dan
mengurangi kesalahan transkripsi obat-obatan serta mengurangi waktu perawatan pada pasien,
sehingga angka kesakitan dan kematian pasien menurun.

Menurut Cheryl (2007) penggunaan proses perbaikan yang berkelanjutan untuk memastikan
program pendidikan dokumentasi yang akurat untuk pengembangan pengetahuan dan profesional
staf keperawatan. Proses empat tahap sebagai berikut:

(1) mulai sebuah tim dan identifikasi masalah;  

(2) menganalisis proses saat ini dan menentukan lingkup dan akar penyebab,

(3) meningkatkan proses, mencari alternatif, merancang dan menerapkan solusi; dan

(4) mengukur dampak dan mempertahankan hasilnya.

Sistem Informasi dalam Asuhan Keperawatan

Hasil penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan sistem informasi keperawatan yang efektif
dan teknologi tepat guna akan dapat mengurangi kesalahan dalam memberikan perencanaan
keperawatan pada pasien. Penggunaan sistem informasi keperawatan juga akan meningkatkan mutu
pelayanan dan asuhan keperawatan.
Pada pengkajian keperawatan, penerapan Standar Nursing Language (SNL) berbasis TI (Teknologi
Informasi) yang ada dalam sistem. Pada pengkajian data, perawat tinggal memilih data yang
tersedia. Setelah data dipilih secara lengkap, komputer akan secara automatis menganalisa data
yang telah dipilih perawat, dan memunculkan masalah sesuai data yang dipilih. Komputer akan
membantu melakukan analisis data yang dimasukan oleh perawat saat melakukan pengkajian
kepada pasien. Dengan menggunakan sistem “pakar” maka perawat sedikit terkurangi bebannya
dalam melakukan analisis data untuk dijadikan diagnosa keperawatan. Masalah yang munculpun
menjadi semakin riil dan akurat, karena masalah yang dimunculkan oleh komputer merupakan
analisa baku.

Diagnosa Keperawatan dihasilkan dari analisa yang dilakukan oleh komputer, berdasarkan data-data
yang dimasukan saat pengkajian perawatan. Komputer akan secara automatis menganalisa data
yang ada dan memunculkan masalah keperawatan. Perawat tinggal memilih etiologi yang ada
disesuaikan dengan kondisi pasien. Sehingga di sinilah, peran perawat tidak bisa digantikan oleh
komputer, karena judgment terakhir tetap di tangan perawat. Apakah masalah yang dimunculkan
oleh komputer diterima atau tidak oleh perawat (Maria, 2009).

Tujuan Keperawatan dalam sistem informasi keperawatan menggunakan Nursing Outcome


Clasification (NOC). Perawat tinggal memilih Label dari NOC yang telah tersedia pada masing-masing
diagnosa keperawatan yang ada, serta menentukan batas waktu (dalam hari) masalah diperkirakan
dapat terselesaikan.

Sedangkan intervensi keperawatan dalam sistem informasi keperawatan menggunakan Nursing


Intervention Clasification (NIC) dan sama dengan membuat tujuan, perawat tinggal memilih label
NIC yang tersedia pada masing-masing diagnosa keperawatan (Maria, 2009).

Implementasi keperawatan dalam sistem informasi keperawatan menggunakan label NIC dan
aktifitas dalam NIC. Perawat tinggal mengetikan aktifitas-aktifitas perawatan yang telah dilakukan,
menambahkan jam pelaksanaan dan menuliskan pelaksana dari aktifitas tersebut. Yang istimewa
dalam sistem ini adalah implementasi yang diinputkan oleh perawat dalam dokumentasi asuhan
keperawatan langsung diintegrasikan dengan billing system rumah sakit, sehingga tidak ada double
entry dalam keuangan pasien. Masing masing tindakan perawat telah memiliki harga sendiri sendiri
yang telah disahkan oleh rumah sakit, dan perawat tinggal mendokumentasikan dalam sistem
informasi keperawatan (Laurie, 2008). Sedangkan untuk evaluasi keperawatan menggunakan hasil
penilaian subyek, observasi, analisa, dan planning keperawatan.

Contoh Aplikasi Asuhan Keperawatan

Aplikasi merupakan aplikasi berbasis web dan untuk dapat mengakses aplikasi dibutuhkan browser
(Mozilla firefox atau Google Chrome). Dalam uji coba aplikasi ini aplikasi pada webserver dengan
mengetikkan pada browser : http://localhost/askeppneumonia. Pada halaman browser akan muncul
seperti pada gambar

Anda mungkin juga menyukai