Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH SISTEM

INFORMASI
KEPERAWATAN
Kelompok 3
.
Pengertian sistem informasi
keperawatan
Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu komputer, informasi dan keperawatan
yang disusun untuk mempermudah manajemen, proses pengambilan keputusan, dan pelaksanaan
asuhan keperawatan. Salah satu penggunaan sistem informasi keperawatan di kembangkan pada
tahun1960-1970-an adalah dengan pendokumentasian keperawatan terkomputerisasi.
ANA (Vestal,Khaterine,1995) sistem informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk
memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan tentang standar dokumentasi,
komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan
pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan
memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan.
Sejara Pada pertengahan tahun 1970-an ide dari sistem
informasi rumah sakit diterapkan dan perawat
mulai menerapkan sistem informasi manajemen
keperawatan. Pada akhir tahun 1980-an munculah

h
sistem mikro komputer yang semakin mendukung
pengembangan sistem informasi keperawatan. Di
Indonesia sistem informasi manajemen
keperawatan masih minim penerapannya,
pendokumentasian keperawatan umumnya masih
menggunakan pendokumentasian tertulis.
Pemerintah Indonesia sudah memiliki visi tentang
sistem informasi kesehatan nasional, yaitu
Reliable Health Information 2010 (Depkes,2001).
Pada perencanaannya sistem informasi kesehatan
akan di bangun di Rumah Sakit kemudian di
masyarakat, tetapi pelaksanaanya belum optimal.
Pada zaman dahulu kala, sekitar 3000 tahun sebelum masehi atau jika dihitung sudah lebih dari 5000
tahun yang lalu. Cara bertukar informasi pada masa-masa itu adalah dengan menuliskan informasi pada
batu, kayu, papirus atau tanah liat. Dari sinilah awal sejarah perkembangan sistem informasi dimulai.
Ada empat tahapan yang dilalui dalam perkembangan sistem informasi secara umum diantaranya:

1. Pra Mekanik
2. Mekanik
3. Elektromekanik
4. Elektronik
Pendokumentasian asuhan keperawatan yang berlaku di beberapa rumah sakit di Indonesia
umumnya masih menggunakan pendokumentasian tertulis. Pendokumentasian tertulis ini sering
membebani perawat karena perawat harus menuliskan dokumentasi pada form yang telah tersedia
dan membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya. Permasalahan lain yang sering muncul adalah
biaya pencetakan form mahal sehingga sering form pendokumentasian tidak tersedia.
Pendokumentasian secara tertulis dan manual juga mempunyai kelemahan diantaranya yaitu sering
hilang.
Sistem Informasi manajemen asuhan keperawatan sendiri sudah berkembang di luar negeri
sekitar tahun 1992, di mana pada bulan September 1992, sistem informasi diterapkan pada
sistem pelayanan kesehatan Australia khususnya pada pencatatan pasien. (Liaw, T.,1993
dalam Zainuddin.S.,2011) Dengan sistem dokumentasi yang berbasis komputer
pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan cepat dan lengkap. Selain itu dokumentasi
keperawatan juga dapat tersimpan dengan aman.
Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia telah dan akan mengalami 3 pembagian masa sebagai berikut:
1. Era manual (sebelum 2005)
Pada era manual ini dimulai sebelum tahun 2005. Pada era manual Aliran data terfragmentasi. Aliran
data dari sumber data (fasilitas kesehatan) ke pusat melalui berbagai jalan. Data dan informasi dikelola
dan disimpan oleh masing-masing unit di Departemen Kesehatan
2. Era Transisi (tahun 2005 – 2011)
Dimulai masa transisi pada tahun 2005 sampai 2011 Komunikasi data sudah mulai terintegrasi (mulai
mengenal prinsip 1 pintu, walau beberapa masih terfragmentasi). Peresebaran data Sebagian besar data
agregat dan sebagian kecil data individual. Sebagian data sudah terkomputerisasi dan sebagian masih
manual.
3. Era Komputerisasi (mulai 2012)
Baru pada 2012 era komputerisasi dimulai , pada era ini pemanfaatan data menjadi satu pintu
(terintegrasi). Data yang ada adalah individual (disagregat). Data dari Unit Pelayanan Kesehatan
langgsung diunggah (uploaded) ke bank data di pusat (e-Helath). Penerapan teknologi m-Health dimana
data dapat langsung diunggah ke bank data. Keamanan dan kerahasiaan data terjamin (memakai secure
login). Lebih cepat, tepat waktu dan efisien yang pastinya lebih ramah lingkungan.

 
Lanjutan...
Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) adalah sistem informasi yang berhubungan dengan
sistem-sistem informasi lain baik secara nasional maupun internasional dalam rangka kerjasama yang
saling mneguntungkan.  

Jaringan SIKNAS adalah sebuah koneksi/jaringan virtual sistem informasi kesehatan elektronik yang
dikelola oleh Kementrian Kesehatan dan hanya bisa diakses bila telah dihubungkan.  Jaringan SIKNAS
merupakan infrastruktur jaringan komunikasi data terintegrasi dengan menggunakan Wide Area Network
(WAN), jaringan telekomunikasi yang mencakup area yang luas serta digunakan untuk mengirim data jarak
jauh antara Local Area Network (LAN) yang berbeda, dan arsitektur jaringan lokal komputer lainnya.
Lanjutan...
Pada Model ini terdapat 7 komponen yang saling terhubug dan saling terkait yaitu :
1. Sumber Data Manual
2. Sumber Data Komputerisasi
3. Sumber Data Komputerisasi
4. Sistem Informsi Pemangku Kepentingan
5. Bank Data Kesehatan Nasional
6. Pengguna Data oleh Kementrian Kesehatan
7. Pengguna Data
RANCANGAN KERANGKA KERJA SIK DI INDONESIA
Fungsi sistem 1. Proses perawatan pasien
Proses perawatan pasien adalah apa yang telah dilakukan oleh perawat kepada
informasi pasien yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, jadwal perawatan dan
keperawatan pengobatan, catatan keperawatan, pola makan, prospektif, beban kerja ,
administrasi pasien.
2. Proses managemen bangsal
Aktivitas yang berhubungan dengan fungsi bangsal untuk secara efektif
menggunakan menggunakan sumber dalam merencanakan objek secara spesifik.
Mentransformasikan informasi pada manajemen yang berorientasi informasi
dalam pengambilan keputusan: jaminan kualitas, sudut pandang aktivitas di
bangsal keperawatan, jadwal dinas karyawan, manajemen perseorangan,
perencanaan keperawatan dll.
3. Proses Komunikasi
Seluruh aktivitas dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dan subjek lain
yang memiliki hubungan dengan subjek pengobatan, perjanjian dan penjadwalan,
review data, transformasi data, dan segala bentuk pesan.
Keuntungan
menggunakan sistem
informasi keperawatan
Menurut Holmes terdapat keuntungan utama dari dokumentasi berbasis komputer
yaitu:
1. Standarisisasi: terdapat pelaporan data klinik yang standar, mudah dan cepat
diketahui.
2. Kualitas: meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan
waktu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
3. Accessebility, legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik dari
pasien dalam satu lokasi.
Penerapan Sistem
Informasi Dalam
Asuahan Keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan bagian penting dari dokumentasi klinis.
Namun, dokumentasi proses keperawatan sering kurang berkualitas. Untuk
meningkatkan dokumentasi asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
maka perlu diterapkan sistem infomasi keperawatan dalam pendokumentasian
asuhan keperawatan. Ada harapan tinggi bahwa komputer dapat mendukung dalam
dokumentasi keperawatan akan membantu meningkatkan kualitas dokumentasi.
Dokumentasi keperawatan yang ada sekarang ini adalah dokumentasi keperawtan
yang berbasis kertas. Namun pada kenyataannya sering ditemukan bahwa proses
tersebut tidak terintegrasi ke dalam dokumentasi keperawatan.Sering kita
menemukan dokumentasi yang kurang lengkap, alasannya antara lain perlu waktu
yang banyak, kualitas catatan berbasis kertas masih rendah dan pemanfaatan
dokumentasi masih terbatas dari proses keperawatan.
Telenursing
Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan
pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara
fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat.
Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat untuk
meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel
elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video
komunikasi.
Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :
Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat
mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang
gawat darurat, rumah sakit dan nursing home) dengan sumber daya yang
minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan
keperawatan tanpa batas geografis. Telenursing dapat menurunkan
kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit Pasien dewasa
dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan monitoring
yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak.
Aplikasi Elenursing
Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat
telenursing dan melalui unit mobil. Telepon triase dan home care
berkembang sangat pesat dalam aplikasi telenursing. Di dalam home care
perawat menggunakan system memonitor parameter fisiologi seperti
tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui internet.
Melalui system interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap
waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah,
sebagai contoh bagaimana mengganti baju, memberikan injeksi insulin
atau diskusi tentang sesak nafas.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai