Anda di halaman 1dari 30

ASKEP IBU BERSALIN

& BBL
Oleh Kelompok 7
Persalinan normal adalah serangkaian kejadian secara spontan dimana
janin muncul melalui verteks berakhir dengan pengeluaran bayi cukup
bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta
dan selaput janin dari tubuh ibu dengan waktu yang cukup yaitu sekitar
24 jam tanpa disertai adanya koplikasi sebagai pengalaman yang unik,
menyenangkan, menakjubkan, dan kadang mencemaskan.

2
Etiologi

Penurunan kadar progesteron

Teori oksitosin Pengaruh janin

Keregangan otot Teori prostaglandin

3
Manifestasi klinis persalinan normal

Lightening atau settling atau dropping


yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada
primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara.

Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun .

Perasaan sering-sering atau susah kencing karena


kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin

Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya


kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang-kadang
disebut “false labor pains”.

Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya


bertambah bisa bercamput darah (bloody show).
Tahap Persalinan Normal
Kala I (Pembukaan)
1. Fase laten Kala IV (pengawasan)
2. Fase aktif Perhatikan tujuh hal penting sebelum
Kala II (Pengeluaran) meninggalkan ibu
a. Kontraksi (his) 1. Kontraksi uterus baik/tidak,
b. Uterus lakukan masase
c. Pergeseran organ dasar 2. Perdarahan: ada/tidak,
panggul banyak/biasa
d. Ekspulsi janis 3. Kandung kemih harus kosong
4. Luka : Jahitannya baik/tidak
5. Uri dan selaput ketuban harus
Kala III (pelepasan plasenta) lengkap
3 jenis pelepasan plasenta: 6. Keadaan umum ibu : TTV dan
a. Schultze rasa sakit
b. Mathews-Dunean 7. Bayi dalam keadaan baik
c. Pelepasan plasenta secara
serempak dari keduanya

5
Faktor yg mempengaruhi persalinan

Power (Tenaga/Kekuatan) 1 2 Passage (Jalan Lahir)

Passenger (Janin dan


Plasenta)
3 4 Psikis (Psikologis)
Komplikasi Persalinan Normal

1. Reaksi Hipotermi sebelum dan sesudah persalinan


2. Perdarahan Pascapartum
3. Persalinan Lama
4. Gawat Janin
5. Persalinan dengan parut uterus
6. Malpresentasi dan malposisi
7. Distosia bahu
8. Distensi uterus
9. Prolapsus tali pusat
Pemeriksaan Penunjang Persalinan Normal

Ultrasonografi Protein C-reaktif

Amniosintesis Histopatologi

Kertas Lakmus Pemantauan Janin


Penatalaksanaan Persalinan Normal

Penanganan Umum Penanganan Khusus

K
U

A
Penanganan Konservatif K Penanganan Aktif
PENGKAJIAN

IDENTITAS RIWAYAT PEMERIKSAAN


KEPERAWATAN FISIK
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ansietas b.d perubahan dalam status


01
kesehatan

Gangguan rasa nyaman nyeri b.d gejala


terkait penyakit
02
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d faktor psikologis 03
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Ansietas b.d perubahan dalam status kesehatan
a. Monitor TTV
b. Identifikasi tingkat kecemasan
c. Gunakan pendekatan yang menenangkan
d. Bantu pasien mengenali situasi yang menimbulkan kecemasan
e. Dorong keluarga dan suami untuk menemani ibu
f. Berikan obat untuk mengurangi kecemasan

2. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d gejala terkait penyakit


a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
b. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
c. Kontrol lingkungan yang 13dapat mempengaruhi nyeri
d. Ajarkan tengtang teknik non farmakologi misalnya mengubah
posisi ibu miring
e. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor
psikologis

a. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang


dibutuhkan
b. Berikan cairan IV
c. Berikan makan sedikit tapi sering
d. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
e. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien
Neonatus adalah bayi dari umur 4 minggu, lahir biasanya
dengan cara gestasi 38-42 minggu (Ilyas Jumani,1994).

Bayi Baru Lahir adalah seorang bayi yang dilahirkan setelah 37


minggu (menstrual) kehamilan lengkap sampai 42 minggu
kehamilan lengkap (260-294 hari) dianggap bayi cukup bulan
oleh kebanyakan ahli (Gary Cuningham, 1995).
Etiologi BBL

Kontraksi diafragma
Kontraksi otot dinding
pelvis atau kekuatan
perut
mengejan.

1 2 3 4

Ketegangan dan
His (Kontraksi otot
kontraksi ligamentum
rahim) retundum.

1
7
Manifestasi Klinis
BBL

01 Warna kulit
seluruhnya merah 04 Otot : Gerak Aktif,
Reflek Baik

02 Denyut Jantung >


100 x/ Menit 05 Reaksi terhadap
rangsangan :
Menangis

03 Pernapasan : Baik,
Menangis Kuat

1
8
Tahapan Bayi Baru Lahir
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri
secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam
lingkungan interna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2
dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya
memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.

Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya sendiri yang
baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur suhu
tubuh dan melawan setiap penyakit. Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut
Periode Transisi. Periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk
beberapa sistem tubuh. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan
dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan
glukosa.
Faktor yang berperan pada
rangsangan nafas pertama bayi

01 Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik


lingkungan luar rahim yang merangsang pusat
pernafasan di otak.

02
Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena
kompresi paru-paru selama persalinan yang
merangsang masuknya udara kedalam paru-paru
secara mekanis (Varney, 551-552).
Upaya pernafasan pertama seorang bayi
berfungsi untuk :

Mengeluarkan
cairan dalam paru-
paru.

Mengembangkan
jaringan alveolus
dalam paru-paru
untuk pertama kali.

21
Pemeriksaan Penunjang BBL
Sel Darah Putih 18000/mm, Neutropil
Essai Inhibisi guthriel tes untuk adanya
meningkat sampai 23.000-24.000/mm hari metabolit  fenillalanin, menandakan fenil
pertama setelah lahir (menurun bila ada ketonuria

sepsis)

Hemoglobin 15-20g/dl (kadar Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama


lebih rendah berhubungan kehidupan 8 mg/dl 1-2 hari dan 12 mg/dl
dengan anemia) pada 3-5 hari.

Detrosik :Tetes glukosa selama 4-6 jam


Hematokrit 43%-61% (peningkatan 65%
pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50
atau lebih menandakan polisitemia, mg/dl,meningkat 60-70 mg/dl pada hari ke
penurunan kadar gula menunjukan 3.

anemia/hemoraghi prenatal)
Penatalaksanaan

Pada klien dengan bayi baru lahir idealnya


harus diletakkan didalam incubator untuk
mengurangi hipotermi pada bayi baru lahir dan
merawat tali pusat dengan steril menggunakan
betadine. Bila tidak mendapatkan perawatan bayi
baru lahir dapat menyebabkan terjadinya
hipotermi dan infeksi bahkan sampai sepsis.

2
3
Pengkajian

Makanan/ Neuro Keamanan Seksualitas


Aktivitas Sirkulasi Eliminasi Pernapasan
minuman sensori
Diagnosa Keperawatan

Resiko tinggi pola nafas tidak efektif Resiko tinggi hypotermi Resiko tinggi infeksi tali
berhubungan dengan pusat berhubungan
berhubungan dengan gangguan jalan dengan terputusnya
usia ekstrem.
nafas kontinuitas jaringan
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan
Intervensi Rasionalisasi

1 Resiko tinggi pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi adanya pernafasan 1. pernafasan cuping hidung dan
berhubungan dengan gangguan jalan keperawatan 1x24 jam, cuping hidung, retraksi dada. retraksi dada dapat memicu
nafas diharapkan pola nafas bayi gagal nafas
2. Observasi pernafasan
kembali efektif.
mendengkur. 2. Bayi dapat mendengkur apabila
posisi tidur berada pada posisi
3. Auskultasi bunyi
yang tidak tepat
Krekels/Ronchi.
3. Krekels / ronchi merupakan
4. Bersihkan jalan nafas (hisap
bunyi nafas tidak normal
naso faring secara perlahan).
4. Jalan nafas yang tersumbat
5. Observasi warna kulit terhadap
dapat menyebabkan gagal nafas
sianosis.
5. Bayi yang kekurangan O2 akan
6. Tempatkan bayi pada posisi
menimbulkan warna kebiru-
Trendelemburg yang
biruan pada tubuh bayi
dimodifikasi pada sudut 10
derajat.
2 Resiko tinggi hypotermi brhubungan Setelah dilakukan 1. Ukur suhu inti neonatus. 1. Suhu tubuh bayi normal
dengan usia ekstrem. tindakan keperawatan (36- 37ºc)
2. Pantau suhu kulit secara
selama 2x24 jam
continue. 2. Menggunakan pakaian
diharapkan suhu tubuh
hangat/ selimut dapat
bayi dapat dipertahankan 3. Atur suhu ruangan.
mempertahankan suhu
dalam batas normal
4. Keringkan kepala bayi dan tubuh
dengan lingkungan
tubuh kemudian pakaikan
termonetral. 3. Dekapan ibu membuat bayi
baju dan popok serta
merasa lebih nyaman
dibedong dengan selimut
hangat. 4. Baby oil dapat memberikan
rasa hangat tehadap tubuh
5. Anjurkan kepada Ibu
bayi
untuk sering mendekap
bayinya.

6. Kaji suhu tubuh bayi.

7. Berikan baby oil/minyak


kayu putih kepada bayi
(perut dan punggung)
setelah bayi dimandikan.
3 Resiko tinggi infeksi tali pusat Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau tanda – tanda infeksi 1. Tanda- tanda infeksi (tumor.
berhubungan dengan terputusnya keperawatan 1x24 jam, pada tali pusat. Rubor, kalor, dolor, fungsialesa)
kontinuitas jaringan. diharapkan infeksi tidak
2. Balut tali pusat dengan kassa 2. Kassa kering menyerap cairan
terjadi.
kering. dan mempermudah proses
pengeringan tali pusat
3. Pertahankan penutup tali pusat
tetap kering. 3. Mencuci tangan akan
mengurangi kontaminasi bakteri
4. Observasi kulit dan tali pusat
setiap hari untuk tanda – tanda 4. Membantu untuk meminimalisasi
kemerahan, adanya cairan. kotaminasi bakteri

5. Cuci tangan sebelum dan


sesudah merawat bayi.

6. Ajarkan tekhnik mencuci


tangan yang tepat pada Ibu
sebelum memegang/merawat
bayi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai