Anda di halaman 1dari 23

Riska Anggraeni (2114901045)

Riyanti Fadhilah Amalina (2114901046)


Riski Amelia (2114901047)
Riski Maulidina (2114901048)
Robi Hidayat (2114901049)
Putri Maharani(2114901050)

ASUHAN
KEPERAWATAN
O M PO K 1 IBU BERSALIN
KE L
BERESIKO
(DISTOCIA)
Distocia ialah kesulitan dalam
jalannya persalinan. (Mochtar, 1989).
Distocia secara harfiah, berarti
persalinan sulit, ditandai oleh kemajuan
Definisi persalinan yang terlalu lambat.

Distocia Secara umum, persalinan abnormal


sering terjadi jika terdapat
ketidakseimbangan ukuran antara bagian
presentasi janin dan jalan lahir. Distosia
merupakan akibat dari beberapa
kelainan berbeda yang dapat berdiri
sendiri atau kombinasi. (Leveno, 2009).
Distocia disebabkan oleh deformitas
panggul, kegagalan bahu untuk ‘melipat’ ke
dalam panggul (misal : pada makrosomia).
Disebabkan oleh fase aktif dan persalinan
kala II yang pendek pada multipara sehingga
Etiologi penurunan kepala yang terlalu cepat
menyebabkan bahu tidak melipat pada saat
melalui jalan lahir atau kepala telah melalui
pintu tengah panggul setela h mengalami
pemanjangan kala II sebelah bahu berhasil
melipat masuk kedalam panggul.
Klasifikasi
1. Kelainan His

2. Kelainan Janin

3.Kelainan Jalan Lahir


01 Kehamilan primi gravida tua atau multi gravida

02 Herediter

03 Emosi dan kekuatan

Faktor 04 Kelainan uterus

Resiko 05 Kesalahan pemberian obat


Distocia 06 Kesalahan pimpinan persalinan

07 Kehamilan kembar dan post matur

08 Letak lintang
Patofisiologi
Setelah keliharan kepala, akan terjadi putaran paksi luar yang menyebabkan
kepala berada pada sumbu normal dengan tulang belakang bahu pada umumnya
akanberada pada sumbu miring (oblique) di bawah ramus pubis. Dorongan
pada saat meneran akan menyebabkan bahu depan (anteriot) berada di bawah
pubis, bila bahu gagal untuk mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu
miring dan tetap berada pada posisi anteroposterior, pada bayi yang besar akan
terjadi benturan bahu depan terhadap simfisis sehingga bahu tidak bisa lahir
mengikuti kepala.
6
Pemeriksaan Penunjang
Adapun untuk pemeriksaan penunjang dapat dilakukan seperti sebagai
berikut (Mochtar, 1989) :
• Pemeriksaan panggul: panggul luar dan panggul dalam.
• Pemeriksaan radiologik: untuk pelvimetri dibuat 2 foto yaitu
• Foto pintu atas panggul: ibu dalam posisi setengah duduk, sehingga tabung
Ro tegak lurus atas pintu atas panggul
• Foto lateral: ibu dalam posisi berdiri, tabung Ro diarahkan horizontal pada
trochanter major dari samping
• Pemeriksaan besarnya janin.
Komplikasi
Komplikasi Komplikasi
Maternal Fetal
• Perdarahan pasca persalinan. • Brachial plexus palsy
• Pistula rectovagina. • Kelumpuhan kaki tangan bagian atas (brachial plexus palsy
• Rectovagina pistula merupakan kondisi abnormal pada • Fraktura Clavicle
saluran antara bagian bawah usus besar atau rectum • Fraktur clavicula
dengan vagina.karena kondisi ini,isi usus bisa bocor
• Kematian Janin.
melalui pistula sehingga penderita dapat mengeluarkan
gas atau tinja lewat vagina. • Hipoksia janin, dengan atau tanpa kerusakan neurololgis
permanen.
• Simpisiolisis atau diathesis dengan atau tanpa transien
fermonal neuropathy. • Fraktura humerus
• Robekan perineum derajat III atau IV. • Fraktur humerus
• Rupture Uteri.
ASUHAN
KEPERAWATAN
DISTOCIA
Pengkajian

Identitas Pasien

Nama : N y. N ( i n i s i a l ) Ta n g g a l M R S : 2 2 - 0 3 - 2 0 1 4
Umur : 26 tahun Pukul : 15.00 WIB
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : I b u R u m a h Ta n g g a
A l a m a t : J l . P a n g e r a n A n t a s a r i , N o . 6 9 , RT. 3 , RW. 1 , K e c . K e c u b u n g , K e l .
Satumilyar Kab. Bojong.
No. RM : 25 18 96
Diagnosa Medis : Persalinan Distosia
Riwayat Penyakit
• Keluhan Utama
Nyeri karena kontraksi uterus
• Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan hamil anak ketiga usia kehamilan 9 bulan, mengeluh mulas dan nyeri dipinggang
dan ibu mengatakan sudah mengeluarkan air- air sejak tanggal 22 Maret 2014 pukul 07.00 WITA.
Ibu mengatakan masih merasakan gerakan janin, gerakan aktif sebanyak 20 kali dalam 24 jam.
• Riwayat Keluarga
Pasien tidak ada riwayat penyakit keluarga seperti DM, Hipertensi, TBC, dll.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Lemah Tidak ada pembendungan vena jugularis, kelenjar tiroid
Kesadaran : Compos mentis ataupun limfe yang membengkak.
Tanda-tanda vital : • Dada
Simetris, tidak ada benjolan yang abnormal, terdapat
• TD : 120/80 mmHg hyperpigmentasi pada areola mamae dan kolostrum sudah
• Nadi : 78 x/menit keluar. 
• RR : 22 x/menit • Abdomen
• Suhu : 370C Pembesaran perut sesuai usia kehamilan, terdapat linea nigra
Inspeksi dan strie gravidarum serta tidak ada luka bekas operasi.
• Kepala • Punggung dan pinggang
Bentuk simetris, tidak ada cloasme, konjungtiva anemis. Sklera Terdapat tanda michales yang simetris.
an ikterik, pulpil isokor, tidak ada nistagmus. Mulut dan Gigi • Vulva
bersih, bibir tampak pucat, tidak ada caries gigi, tidak ada
stomatitis, gigi lengkap, tidak ada gangguan menelan. Serviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uteris kanan dan
kiri.
• Leher
• Ekstremitas
Tidak ada udema, akral; hangat, tidak ada varises.
Lanjutan…….
• Palpasi Vulva / Vagina : Blood slym
Leopold 1 : TFU pertengahan pusat dan Px, pada fundus teraba Dinding Vagina : Teraba rugei
1 bagian yang lunak, tidak melenting dan kurang bundar yang Promontorium : Tidak teraba
berarti bokong
Portio : Lunak
Leopold 2 : Pada perut bagian sebekah kiri teraba ada tahanan
yang lebar yang berarti punggung dan sebelah kanan teraba Serviks : Tipis, pembukaan 9 cm , efficement : 90 %
bagian yang kecil- kecil yang berarti ekstrimitas Ketuban : Sudah pecah sejak pukul 01.00 WITA
Leopold 3 : Bagian terbawah janin teraba bulat, keras dan Presentasi : Kepala, UUK kiri depan
melenting yang berarti kepala
Penurunan : Hodge III (+), 1/5
Leopold 4 : Bagian yang terbawah janin sudah masuk PAP
(divergen) His : Ada
Mc Donald : 38 cm Frekuensi : 3x dalam 10 menit
TBJ : (TFU – 11) x 155 = (38 – 11) x 155 =4185 gram Lamanya : 20 – 40 detik
• Auskultasi
DJJ terdengar 140x/menit, punctum maximum dibawah pusat
sebelah kiri
• Perkusi
Reflek patela ada (+)
• Pemeriksaan Dalam, pukul 24.00 WITA
Pemeriksaan Penunjang

• Foto Ro p.a.p (22 Maret 2014)


• Hasil: Ukuran bayi yang lebih besar melebihi ksempatan ukuran panggul
No. Data (Sign & Symptom) Etiologi Problem

1. DS : Tekanan kepala Nyeri Akut


- Pasien mengatakan nyeri di pada servik
perut
DO :
- P : nyeri karena adanya
tekanan kepala janin pada
serviks
- Q : seperti ada dorongan dari
dalam
- R : daerah perut bagian bawah
- Pasien nampak meringis

Analisa Data
menahan nyeri
- S : skala nyeri 4
- T : sewaktu-waktu Tekanan
kepala pada serviks Nyeri

2. DS : - CPD Resiko tinggi


DO : cedera janin
- TBJ : 4185 gram
- Panggul ibu sempit CPD Resiko
tinggi cedera janin
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri Akut b/d tekanan kepala pada servik 1. Resiko tinggi cedera janin b/d CPD
Intervensi dan Rasional
No Dx Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Setelah dilakukan tindakan 1. Tentukan sifat, lokasi dan durasi 1. Membantu dalam mendiagnosa dan memilih
keperawatan Kebutuhan rasa nyeri, kaji kontraksi uterus, tindakan, penekanan kepala pada servik yang
nyaman terpenuhi/ nyeri hemiragic dan nyeri tekan berlangsung lama akan menyebabkan nyeri.
berkurang Dengan KH : abdomen. 2. Setiap individu mempunyai tingkat ambang nyeri
a. Pasien tidak merasakan 2. Kaji intensitas nyeri pasien yang berbeda, denga skala dapat diketahui intensitas
nyeri lagi. dengan skala nyeri. nyeri pasien.
b. Pasien tampak rilek 3. Kaji stress psikologis/ pasangan 3. Ansietas sebagai respon terhadap situasi darurat
c. Kontraksi uterus efektif dan respon emosional terhadap dapat memperberat derajat ketidaknyamanan
d. Kemajuan persalinan kejadian karena sindrom ketegangan takut nyeri.
baik. 4. Berikan lingkungan yang nyaman, 4. Teknik relaksasi dapat mengalihkan perhatian dan
tenang dan aktivitas untuk mengurangi rasa nyeri
mengalihkan nyeri, bantu pasien 5. Dengan kehadiran keluarga akan membuat pasien
dalam menggunakan metode nyaman, dan dapat mengurangi tingkat kecemasan
relaksasi dan jelaskan prosedur. dalam melewati persalinan, pasien merasa
5. Kuatkan dukungan social/ diperhatikan dan perhatian terhadap nyeri akan
dukungan keluarga. terhindari
2. Setelah dilakukan 1. Lakukan manuver Leopold 1. Untuk menentukan posis janin dan presentasi Berbaring
tindakan 2. Dapatkan data dasar DJJ secara manual dan tranfersal atau presensasi bokong memerlukan kelahiran sesarea.
keperawatan cedera atau elektronik, pantau dengan sering Abnormalitas lain seperti presentasi wajah, dagu, dan posterior
pada janin dapat perhatikan variasi DJJ dan perubahan juga dapat memerlukan intervensi khusus untuk mencegah
dihindari. periodic pada respon terhadap kontraksi persalinan yang lama
Dengan KH : uterus. 2. DJJ harus direntang dari 120-160 dengan variasi rata-rata
a. DJJ dalam batas 3. Catat kemajuan persalinan. percepatan dengan variasi rata-rata, percepatan dalam respon
normal 4. Infeksi perineum ibu terhadap kutil vagina, terhadap aktivitas maternal, gerakan janin dan kontraksi uterus.
b. Kemajuan lesi herpes atau rabas klamidial Penyakit 3. Persalinan lama/ disfungsional dengan perpanjangan fase laten
persalinan baik hubungan kelamin didapat oleh janin selama dapat menimbulkan masalah kelelahan ibu, stress berat, infeksi
  proses melahirkan karena itu persalinan berat, haemoragi karena atonia/ rupture uterus. Menempatkan
sesaria dapat diidentifikasi khususnya klien janin pada resiko lebih tinggi terhadap hipoksia dan cedera.
dengan virus herpes simplek tipe II 4. Perubahan pada tekanan caitan amnion dengan rupture atau
5. Catat DJJ bila ketuban pecah setiap 15 menit. variasi deselerasi DJJ setelah robek dapat menunjukkan kompresi
6. Posisi klien pada posisi punggung janin. tali pusat yang menurunkan transfer oksigen kejanin.
5. Meningkatkan perfusi plasenta/ mencegah sindrom hipotensif
telentang.
 
Catatan Perawatan Dan
Perkembangan
No Dx Tgl&Jam Implementasi Evaluasi TTD

1. 23/03/2014 1. Menentukan sifat, lokasi dan durasi nyeri, kaji S  : Rani


kontraksi uterus, hemiragic dan nyeri tekan Pasien masih mengeluh nyeri
abdomen. O:
2. Mengkaji intensitas nyeri klien dengan skala Wajah pasien masih tampak
nyeri meringis
3. Mengkaji stress psikologis/ pasangan dan A :
respon emosional terhadap kejadian Masalah belum teratasi.
4. Memberikan lingkungan yang nyaman, tenang P :
dan aktivitas untuk mengalihkan nyeri, Lanjutkan intervensi.
Membantu klien dalam menggunakan metode
relaksasi dan menjelaskan prosedur
Mengkuatkan dukungan social/ dukungan
keluarga.
2. 11/03/20 1. Dapatkan data dasar DJJ secara S: Rani
14 manual dan atau elektronik, pantau Nyeri pada pasien
dengan sering perhatikan variasi DJJ berkurang
dan perubahan periodic pada respon O:
terhadap kontraksi uterus. wajah pasien sudah tidak
2. Mencatat kemajuan persalinan. meringis lagi
3. Mencatat DJJ bila ketuban pecah A :
setiap 15 menit. Masalah teratasi
4. Memposisi klien pada posisi punggung P:
janin Hentikan intervensi.
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai