Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN IBU BERSALIN BERESIKO (DISTOCIA)

Disusun Oleh

Kelompok 8:

Riska Anggraeni (2114901045)


Riyanti Fadhilah Amalina (2114901046)
Riski Amelia (2114901047)
Riski Maulidina (2114901048)
Robi Hidayat (2114901049)
Putri Maharani (2114901050)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNGKARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat dan rahmat-Nya penyusun masih
diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Ibu Bersalin Beresiko (Distocia)”. Pada kesempatan ini
penyusun mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan dan semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan
makalah ini dimasa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa
dan dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa.

Lampung, Juli 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................1
C. Tujuan......................................................................................1

BAB IITINJAUAN TEORI

A. Definisi Distocia......................................................................3
B. Etiologi Distocia......................................................................3
C. Klasifikasi Distocia.................................................................3
D. Faktor Resiko Distocia............................................................5
E. Patofisiologi Distocia..............................................................6
F. Pemeriksaan Penunjang Distocia............................................6
G. Komplikasi..............................................................................6
H. Manifestasi Klinik dan Manajemen Terapeutik......................7
I. Asuhan Keperawatan Distocia................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................19
B. Saran........................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan memanjang dan sulit, atau abnormal disebut sebagai persalinan


disfungsional, atau distosia hal ini disebabkan oleh berbagai kondisi yang
berhubungan dengan lima faktor yang memengaruhi persalinan. Estimasi
memberikan bahwa persalinan disfungsional terjadi pada sekitar 8-11% dari seluruh
kelahiran (Gillbert, 2007). Distosia merupakan indikasi kedua terbanyak untuk
melahirkan cesar setelah kelahiran sebelumnya. (Nielsen, Galan, Kilpatrick, &
Garrison, 2007).

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan distocia?
2. Apa saja yang menjadi etiologi pada distocia?
3. Bagaimana klasifikasi distocia?
4. Apa saja yang menjadi faktor resiko distocia?
5. Bagaimana patofisiologi pada distocia?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang distocia?
7. Apa saja komplikasi yang terjadi pada distocia?
8. Apa saja manifestasi klinik & manajemen terapeutik?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada distocia?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui yang dimaksud dengan distocia.
2. Mahasiswa dapat mengetahui etiologi pada distocia.
3. Mahasiswa dapat memahami bagaimana klasifikasi pada distocia.
4. Mahasiswa dapat mengetahui faktor resiko pada distocia.

1
5. Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi pada distocia.
6. Mahasiswa dapat mengetahui penunjang distocia.
7. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja komplikasi yang terjadi pada distocia.
8. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja manifestasi klinik dan manajemen
terapeutik pada distocia.
9. Mahasiswa dapat memahami Asuhan Keperawatan pada distocia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Distocia
Distocia ialah kesulitan dalam jalannya persalinan.(Mochtar, 1989).Distocia
secara harfiah, berarti persalinan sulit, ditandai oleh kemajuan persalinan yang
terlalu lambat. Secara umum, persalinan abnormal sering terjadi jika terdapat
ketidakseimbangan ukuran antara bagian presentasi janin dan jalan lahir. Distosia
merupakan akibat dari beberapa kelainan berbeda yang dapat berdiri sendiri atau
kombinasi. (Leveno, 2009).
Distocia adalah tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan setelah
kepala janin dilahirkan. Selain itu distosia bahu juga dapat didefinisikan sebagai
ketidakmampuan melahirkan bahu dengan mekanisme atau cara biasa.
(Rusniawati, 2011).

B. Etiologi
Distocia disebabkan oleh deformitas panggul,kegagalan bahu untuk ‘melipat’ ke
dalam panggul (misal : pada makrosomia).Disebabkan oleh fase aktif dan
persalinan kala II yang pendek pada multipara sehingga penurunan kepala yang
terlalu cepat menyebabkan bahu tidak melipat pada saat melalui jalan lahir atau
kepala telah melalui pintu tengah panggul setela h mengalami pemanjangan kala
II sebelah bahu berhasil melipat masuk kedalam panggul. Faktor penyebab
distosia antara lain.

C. Klasifikasi
1. Kelainan His
His yang tidak normal baik kekuatan atau sifatnya sehingga menghambat
kelancaran persalinan. Jenis kelainan :
a. Inersia uteri : His yang sifatnya lebih lama, singkat dan jarang
dibandingkan his normal.

3
b. Inersia uteri pimer : Kelemahan his timbul sejak permulaan persalinan.
c. Inersia uteri sekunder : Kelemahan timbul sesudah adanya his yang kuat,
teratur dalam waktu yang lama.
d. Tetania uteri (hypertonic  uterin contraction : His yang terlalu kuat dan
terlalu sering sehingga tidak ada relaksasi rahim.
e. Incoordinate uterin action : Sifat his yang berubah dimana tidak ada
koordinasi dan sikronisasi antara kontraksi dan bagian-bagiannya.
2. Kelainan Janin
a. Kelainan letak kepala/ mal presentasi/ mal posisi diantaranya :
1) Letak sunsang
2) Letak lintang
b. Kelainan bentuk dan ukuran janin diklasifikasikan :
1) Distosia kepala pada hidrocepalus, kepala besar, higronoma koli
(tumor dileher)
2) Distosia bahu pada janin dengan bahu besar
3) Distosia perut pada hidropsfetalis, asites
4) Distosia bokong pada spina bifida dan tumor pada bokong janin
5) Kembar siam
3. Kelainan Jalan Lahir
a. Kelainan bentuk panggul
Perubahan bentuk karena kelainan pertumbuhan intra uterin
1) Panggul naegele
2) Panggul robert
3) Split pelvis
4) Panggul asimilasi
Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang panggul/ sendi panggul
1) Rakhitis
2) Osteomalasia
3) Neoplasma
4) Atrofi, karies, nekrosis
5) Penyakit pada sendi sakroiliaca dan sendi sakrokoksigea

4
Perubahan bentuk karena penyakit tulang belakang
1) Kiposis
2) Skoliosis
3) Spondilolitesis
4) Perubahan bentuk karena penyakit kaki
b. Kalainan traktus genitalia
1) Pada vulva terdapat edem, stenosis dan tumor yang dipengaruhi oleh
gangguan gizi, radang atau perlukaan dan infeksi
2) Pada vagina yang mengalami sektrum dan dapat memisahkan vagina
atau beberapa tumor
3) Pada serviks karena disfungsi uterin action atau karena parut/
karsinoma
4) Pada uterus terdapatnya mioma atau adanya kelainan bawaan seperti
letak uterus abnormal
5) Pada ovarium terdapat beberapa tumor

D. Faktor Resiko Distocia


1. Kehamilan primi gravida tua atau multi gravida
2. Herediter
3. Emosi dan kekuatan
4. Kelainan uterus
5. Kesalahan pemberian obat
6. Kesalahan pimpinan persalinan
7. Kehamilan kembar dan post matur
8. Letak lintang

5
E. Patofisiologi
Setelah keliharan kepala, akan terjadi putaran paksi luar yang menyebabkan
kepala berada pada sumbu normal dengan tulang belakang bahu pada umumnya
akanberada pada sumbu miring (oblique) di bawah ramus pubis. Dorongan pada
saat meneran akan menyebabkan bahu depan (anteriot) berada di bawah pubis,
bila bahu gagal untuk mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu miring
dan tetap berada pada posisi anteroposterior, pada bayi yang besar akan terjadi
benturan bahu depan terhadap simfisis sehingga bahu tidak bisa lahir mengikuti
kepala.

F. Pemeriksaan Penunjang
Adapun untuk pemeriksaan penunjang dapat dilakukan seperti sebagai berikut
(Mochtar, 1989) :
1. Pemeriksaan panggul: panggul luar dan panggul dalam.
2. Pemeriksaan radiologik: untuk pelvimetri dibuat 2 foto yaitu
a. Foto pintu atas panggul: ibu dalam posisi setengah duduk, sehingga
tabung Ro tegak lurus atas pintu atas panggul
b. Foto lateral: ibu dalam posisi berdiri, tabung Ro diarahkan horizontal
pada trochanter major dari samping
3. Pemeriksaan besarnya janin.

G. Komplikasi
1. Komplikasi Maternal
a. Perdarahan pasca persalinan.
b. Pistula rectovagina.
Rectovagina pistula merupakan kondisi abnormal pada saluran antara
bagian bawah usus besar atau rectum dengan vagina.karena kondisi
ini,isi usus bisa bocor melalui pistula sehingga penderita dapat
mengeluarkan gas atau tinja lewat vagina.
c. Simpisiolisis atau diathesis dengan atau tanpa transien fermonal
neuropathy.

6
d. Robekan perineum derajat III atau IV.
e. Rupture Uteri.
2. Komplikasi Fetal
a. Brachial plexus palsy
Kelumpuhan kaki tangan bagian atas (brachial plexus palsy) disebabkan
oleh luka regangan (stretch injury) pada syaraf-syarat yang memenuhi
otot-otot kaki tangan bagian atas(brachial plexus)selama proses
kelahiran.
b. Fraktura Clavicle
Fraktur clavicula bisa disebabkan oleh benturan ataupun kompressi yang
berkekuatan rendah sampai yang berkekuatan tinggi yang bisa
menyebabkan terjadinyafraktur tertutup ataupun multiple trauma.
c. Kematian Janin.
d. Hipoksia janin, dengan atau tanpa kerusakan neurololgis permanen.
e. Fraktura humerus
Fraktur humerus adalah kelainan yang terjadi pada kesalahan teknik
dalam melahirkan lengan pada presentasi puncak kepala atau letak
sungsang dengan lengan membumbung ke atas.pada keadaan ini
biasanya sisi yang terkena tidak dapat diperakkan dan refleks moro
pada sisi tersebut menghilang.

H. Manifestasi Klinik Dan Manajemen Terapeutik Pada Distocia


1. Manifestasi Klinik
a. Pada Ibu :
1) Gelisah
2) Letih
3) Suhu tubuh meningkat
4) Nadi dan pernafasan cepat
5) Edem pada vulva dan servik
6) Bisa jadi ketuban berbau
b. Pada Janin : DJJ cepat dan tidak teratur

7
2. Manajemen Terapeutik
a. Penanganan Umum
1) Nilai dengan segera keadaan umum ibu dan janin
2)  Lakukan penilaian kondisi janin : DJJ
3) Kolaborasi dalam pemberian Infus RL dan larutan NaCL isotanik
(IV)
4) Berikan analgesiaberupa tramandol/ peptidin 25 mg (IM) atau
morvin 10 mg (IM)
5)  Berikan dukungan emosional dan perubahan posisi
b. Penanganan Khusus
1) Kelainan HIS
a) TD diukur tiap 4 jam
b) DJJ tiap 1/2 jam pada kala I dan tingkatkan pada kala II
c) Infus RL 5% dan larutan NaCL isotonic (IV)
d) Berikan analgetik seperti petidin, morfin
e) Pemberian oksitosin untuk memperbaiki his
2) Kelainan Janin
a) Pemeriksaan dalam
b) Pemeriksaan luar
c) MRI
d) Jika sampai kala II tidak ada kemajuan dapat dilakukan
seksiosesaria baik primer pada awal persalinan maupun
sekunder pada akhir persalinan
3) Kelainan Jalan Lahir
a) Kalau konjungata vera <8 (pada VT terba promontorium)
persalinan dengan SC

8
I. Contoh Askep Ibu Bersalin Beresiko (Distocia)

ASUHAN KEPERAWATAN DISTOCIA


A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. N (inisial) Tanggal MRS: 22-03-2014
Umur : 26 tahun Pukul : 15.00 WIB
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Pangeran Antasari, No. 69, RT.3, RW. 1, Kec.
Kecubung, Kel. Satumilyar Kab. Bojong.
No. RM : 25 18 96
Diagnosa Medis : Persalinan Distosia

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. K
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku : Banjar/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Pangeran Antasari, No. 69, RT. 3, RW. 1, Kec.
Kecubung, Kel. Satumilyar Kab. Bojong.
Status dengan pasien : Suami

3. Riwayat Penyakit
a) Keluhan Utama
Nyeri karena kontraksi uterus

9
b) Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan hamil anak ketiga usia kehamilan 9 bulan, mengeluh
mulas dan nyeri dipinggang dan ibu mengatakan sudah mengeluarkan air-
air sejak tanggal 22 Maret 2014 pukul 07.00 WITA. Ibu mengatakan
masih merasakan gerakan janin, gerakan aktif sebanyak 20 kali dalam 24
jam.
c) Riwayat Keluarga
Pasien tidak ada riwayat penyakit keluarga seperti DM, Hipertensi, TBC,
dll.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Compos mentis
2. Tanda-tanda vital :
a. TD : 120/80 mmHg
b. Nadi : 78 x/menit
c. RR : 22 x/menit
d. Suhu : 370C
3. Inspeksi
a. Kepala
Bentuk simetris, tidak ada cloasme, konjungtiva anemis. Sklera an ikterik,
pulpil isokor, tidak ada nistagmus. Mulut dan Gigi bersih, bibir tampak pucat,
tidak ada caries gigi, tidak ada stomatitis, gigi lengkap, tidak ada gangguan
menelan.
b. Leher
Tidak ada pembendungan vena jugularis, kelenjar tiroid ataupun limfe yang
membengkak.
c. Dada
Simetris, tidak ada benjolan yang abnormal, terdapat hyperpigmentasi pada
areola mamae dan kolostrum sudah keluar.

10
d. Abdomen
Pembesaran perut sesuai usia kehamilan, terdapat linea nigra dan strie
gravidarum serta tidak ada luka bekas operasi.
e. Punggung dan pinggang
Terdapat tanda michales yang simetris.
f. Vulva
Serviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uteris kanan dan kiri.
g. Ekstremitas
Tidak ada udema, akral; hangat, tidak ada varises.
4. Palpasi
a. Leopold 1 : TFU pertengahan pusat dan Px, pada fundus teraba 1 bagian yang
lunak, tidak melenting dan kurang bundar yang berarti bokong
b. Leopold 2 : Pada perut bagian sebekah kiri teraba ada tahanan yang lebar
yang berarti punggung dan sebelah kanan teraba bagian yang kecil- kecil
yang berarti ekstrimitas
c. Leopold 3 : Bagian terbawah janin teraba bulat, keras dan melenting yang
berarti kepala
d. Leopold 4 : Bagian yang terbawah janin sudah masuk PAP (divergen)
e. Mc Donald : 38 cm
f. TBJ : (TFU – 11) x 155 = (38 – 11) x 155 =4185 gram
5. Auskultasi
DJJ terdengar 140x/menit, punctum maximum dibawah pusat sebelah kiri
6. Perkusi
Reflek patela ada (+)
7. Pemeriksaan Dalam, pukul 24.00 WITA
a. Vulva / Vagina : Blood slym
b. Dinding Vagina : Teraba rugei
c. Promontorium : Tidak teraba
d. Portio : Lunak
e. Serviks : Tipis, pembukaan 9 cm , efficement : 90 %
f. Ketuban : Sudah pecah sejak pukul 01.00 WITA

11
g. Presentasi : Kepala, UUK kiri depan
h. Penurunan : Hodge III (+), 1/5
i. His : Ada
j. Frekuensi : 3x dalam 10 menit
k. Lamanya : 20 – 40 detik

C. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto Ro p.a.p (22 Maret 2014)
2. Hasil: Ukuran bayi yang lebih besar melebihi ksempatan ukuran panggul

D. Analisa Data
No Data (Sign & Symptom) Etiologi Problem
.
1. DS : Tekanan kepala Nyeri Akut
- Pasien mengatakan nyeri di pada servik
perut
DO :
- P : nyeri karena adanya
tekanan kepala janin pada
serviks
- Q : seperti ada dorongan dari
dalam
- R : daerah perut bagian bawah
- Pasien nampak meringis
menahan nyeri
- S : skala nyeri 4
- T : sewaktu-waktu Tekanan
kepala pada serviks Nyeri

2. DS : - CPD Resiko tinggi


DO : cedera janin
- TBJ : 4185 gram

12
- Panggul ibu sempit CPD
Resiko tinggi cedera janin

E. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b/d tekanan kepala pada servik
2. Resiko tinggi cedera janin b/d CPD

F. Intervensi dan Rasional


No Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Dx
1. Setelah dilakukan 1. Tentukan sifat, 1. Membantu dalam
tindakan lokasi dan durasi mendiagnosa dan
keperawatan nyeri, kaji kontraksi memilih tindakan,
Kebutuhan rasa uterus, hemiragic penekanan kepala
nyaman terpenuhi/ dan nyeri tekan pada servik yang
nyeri berkurang abdomen. berlangsung lama
Dengan KH : 2. Kaji intensitas nyeri akan menyebabkan
a. Pasien tidak pasien dengan skala nyeri.
merasakan nyeri. 2. Setiap individu
nyeri lagi. 3. Kaji stress mempunyai tingkat
b. Pasien tampak psikologis/ ambang nyeri yang
rilek pasangan dan berbeda, denga skala
c. Kontraksi respon emosional dapat diketahui
uterus efektif terhadap kejadian intensitas nyeri
d. Kemajuan 4. Berikan lingkungan pasien.
persalinan baik. yang nyaman, 3. Ansietas sebagai
tenang dan aktivitas respon terhadap
untuk mengalihkan situasi darurat dapat
nyeri, bantu pasien memperberat derajat
dalam ketidaknyamanan
menggunakan karena sindrom
13
metode relaksasi ketegangan takut
dan jelaskan nyeri.
prosedur. 4. Teknik relaksasi
5. Kuatkan dukungan dapat mengalihkan
social/ dukungan perhatian dan
keluarga. mengurangi rasa
nyeri
5. Dengan kehadiran
keluarga akan
membuat pasien
nyaman, dan dapat
mengurangi tingkat
kecemasan dalam
melewati persalinan,
pasien merasa
diperhatikan dan
perhatian terhadap
nyeri akan terhindari

2. Setelah dilakukan 1. Lakukan 1. Untuk


tindakan manuver menentukan posis
keperawatan cedera Leopold janin dan
pada janin dapat 2. Dapatkan data presentasi
dihindari. dasar DJJ secara Berbaring
Dengan KH : manual dan atau tranfersal atau
a. DJJ dalam elektronik, presensasi
batas normal pantau dengan bokong
b. Kemajuan sering perhatikan memerlukan
persalinan variasi DJJ dan kelahiran sesarea.
baik perubahan Abnormalitas lain
periodic pada seperti presentasi
respon terhadap wajah, dagu, dan
14
kontraksi uterus. posterior juga
3. Catat kemajuan dapat
persalinan. memerlukan
4. Infeksi perineum intervensi khusus
ibu terhadap untuk mencegah
kutil vagina, lesi persalinan yang
herpes atau rabas lama
klamidial 2. DJJ harus
Penyakit direntang dari
hubungan 120-160 dengan
kelamin didapat variasi rata-rata
oleh janin selama percepatan
proses dengan variasi
melahirkan rata-rata,
karena itu percepatan dalam
persalinan respon terhadap
sesaria dapat aktivitas
diidentifikasi maternal, gerakan
khususnya klien janin dan
dengan virus kontraksi uterus.
herpes simplek 3. Persalinan lama/
tipe II disfungsional
5. Catat DJJ bila dengan
ketuban pecah perpanjangan fase
setiap 15 menit. laten dapat
6. Posisi klien pada menimbulkan
posisi punggung masalah
janin. kelelahan ibu,
stress berat,
infeksi berat,
haemoragi karena

15
atonia/ rupture
uterus.
Menempatkan
janin pada resiko
lebih tinggi
terhadap hipoksia
dan cedera.
4. Perubahan pada
tekanan caitan
amnion dengan
rupture atau
variasi deselerasi
DJJ setelah robek
dapat
menunjukkan
kompresi tali
pusat yang
menurunkan
transfer oksigen
kejanin.
5. Meningkatkan
perfusi plasenta/
mencegah
sindrom
hipotensif
telentang.

G. Catatan Perawatan Dan Perkembangan

No Tgl&Jam Implementasi Evaluasi TTD


16
Dx
1. 23/03/2014 1. Menentukan sifat, lokasi S  : Rani
dan durasi nyeri, kaji Pasien masih mengeluh nyeri
kontraksi uterus, O:
hemiragic dan nyeri tekan Wajah pasien masih tampak
abdomen. meringis
2. Mengkaji intensitas nyeri A :
klien dengan skala nyeri Masalah belum teratasi.
3. Mengkaji stress P :
psikologis/ pasangan dan Lanjutkan intervensi.
respon emosional
terhadap kejadian
4. Memberikan lingkungan
yang nyaman, tenang dan
aktivitas untuk
mengalihkan nyeri,
Membantu klien dalam
menggunakan metode
relaksasi dan menjelaskan
prosedur Mengkuatkan
dukungan social/
dukungan keluarga.

2. 11/03/2014 1. Dapatkan data dasar DJJ S : Rani


secara manual dan atau Nyeri pada pasien berkurang
elektronik, pantau dengan O :
sering perhatikan variasi wajah pasien sudah tidak
DJJ dan perubahan meringis lagi
periodic pada respon A :
terhadap kontraksi uterus. Masalah teratasi
17
2. Mencatat kemajuan P:
persalinan. Hentikan intervensi.
3. Mencatat DJJ bila
ketuban pecah setiap 15
menit.
4. Memposisi klien pada
posisi punggung janin

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Distocia ialah kesulitan dalam jalannya persalinan. Distocia secara harfiah, berarti
persalinan sulit, ditandai oleh kemajuan persalinan yang terlalu lambat. Secara
umum, persalinan abnormal sering terjadi jika terdapat ketidakseimbangan ukuran
antara bagian presentasi janin dan jalan lahir. Distocia merupakan akibat dari
beberapa kelainan berbeda yang dapat berdiri sendiri atau kombinasi.
B. Saran
1. Diharapkan mahasiswa mampu memahami dan memperhatikan perawatan
maternitas pada pasien distocia.
2. Mahasiswa mampu memahami dan memperhatikan perawatan dukungan
keluarga dan lingkungan terhadap pasien distocia.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://amrilaril.blogspot.com/2010/12/askep-distosia.html
http://railgunn.blogspot.com/2014/05/asuhan-keperawatan-dengan-klien.html?m=1
Buku Keperawatan Maternitas Edisi 8 oleh Deitra Leonard
Lowdermilk,RNC,PhD,FAAN,Shannonn E. Perry, RN, CNS,PhD, FAAN dan Kitty
Cashion, RN, BC, MSN yang terdiri atas Bab 13 sampai dengan 24 diterbitkan atas
persetujuan Elsevier Inc.

20

Anda mungkin juga menyukai