Anda di halaman 1dari 17

[Type here]

MAKALAH
SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 3

NAMA KELOMPOK:
 AQILAH
 NURJANNAH M.S
 DESAK NYOMAN PUTRIANI

STIKES BATARA GURU SOROWAKO


TAHUN AJARAN 2019

1
[Type here]

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan tugas “SISTEM
INFORMASI KEPERAWATAN” ke dalam bentuk makalah.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah selanjutnya.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Wotu, 11 Oktober 2019

2
[Type here]

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang............................................................................

1.2 Rumusan masalah.......................................................................

1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................

BAB II. ISI

2.1 APLIKASI SMART CARD DALAM DUNIA KESEHATAN

2.2 APLIKASI SMART CARD DALAM DUNIA KEPERAWATAN

2.3 SPESIFIKASI UMUM SMART CARD

2.4 MEMORI DARI DATA SMART CARD

2.5KEAMANAN DAN OTENTIKASI SMART CARD

2.6 KEUNTUNGAN SMART CARD

2.7 AKTIVITAS DARI SMART CARD

BAB III. PENUTUP

Kesimpulan .......................................................................................
Saran.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

3
[Type here]

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem informasi adalah sekumpulan fungsi yang bekerja secara bersamasama
didalam mengelola, mengumpulkan, menyimpan, memproses, serta melakukan
pendistribusian informasi. Sejalan dengan perkembangan teknologi komputer maka
mempunyai kesan bahwa seluruh sistem terkomputerisasi dianggap sebagai sistem
informasi, dan sebaliknya bahwa sistem informasi harus selalu berbasis pada sistem
pengolahan data berbantuan komputer. Namun bertolak dari pengertian tersebut,
beberapa ahli berpendapat bahwa sistem informasi tidak harus selalu dikaitkan dengan
pengolahan data berdasarkan komputer. Hal ini didukung oleh Simkin Mark G yang
mendefinisikan sistem informasi sebagai sekumpulan elemen yang bekerja secara
bersama-sama baik secara manual ataupun berbasis komputer dalam melaksanakan
pengolahan data yang berupa pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan data untuk
menghasilkan informasi.
Sejak ditetapkannya Indonesia Sehat 2010 sebagai visi Kesehatan, maka
Indonesia telah menetapkan pembaharuan kebijakan dalam pembangunan kesehatan,
yaitu paradigma sehat yang inti pokoknya adalah menekankan pentingnya kesehatan
sebagai hak asasi manusia, kesehatan sebagai investasi bangsa dan kesehatan sebagai titik
sentral pembangunan nasional (Budiharto,dkk , 2006). Sehubungan dengan hal ini maka
perlu dikembangkan sistem informasi kesehatan nasional dan kesehatan daerah yang
terpadu yang mampu menghasilkan data/informasi yang akurat, tepat waktu dan lengkap,
sehingga mampu menjadi bagian utama dari pengambilan keputusan, khususnya bagi
institusi pelayanan kesehatan yaitu rumah sakit dan puskesmas.
Smart card merupakan salah satu pengembangan sistem informasi kesehatan yang
telah dikembangkan di negara-negara maju seperti negara-negara di Eropah. Smart card,
seperti artinya yaitu sebuah kartu cerdas yang di pegang oleh klien dan tenaga kesehatan
untuk dapat mengakses dengan mudah data kesehatan klien secara akurat. Pelayanan
kesehatan yang bervisi maju serta mengedepankan kenyamanan, dilakukan
pengembangan “Aplikasi Pelayanan Kesehatan” dengan berbasis pada smart card. Studi
yang dilakukan kali ini merupakan upaya untuk mengembangkan pendayagunaan salah

4
[Type here]

satu aplikasi teknologi informasi, khususnya smart card ke dalam sistem pelayanan
kesehatan yang ada di Indonesia. Sistem Aplikasi yang dikembangkan ini diproyeksikan
untuk mendayagunakan penggunaan smart card dalam manajemen sumber daya di sebuah
unit pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit atau Klinik baik yang berdiri sendiri atau
yang berada di dalam suatu institusi, serta untuk memberikan pelayanan yang lebih cepat,
tepat dan berfungsi tinggi, yang membuat suasana suatu unit pelayanan kesehatan lebih
maju dan terkontrol dalam sistem informasi yang memadai (Sarinanto, dkk, 2002).
Dalam pengelolaan Rumah Sakit misalnya, telah umum digunakan kartu rumah
sakit yang lebih merupakan kartu pengenal pasien yang terdiri atas informasi umum yang
sangat dasar meliputi identitas pasien yang merupakan media verifikasi terhadap catatan
pasien di database suatu rumah sakit. Akan tetapi selama ini yang dapat disimpan di kartu
adalah catatan secara manual (tampilan visual pada kartu) atau kode pasien yang biasanya
statis, dan hanya berisi informasi singkat. Seiring dengan kemajuan Teknologi informasi,
pengelolaan informasi di dalam suatu institusi seperti Rumah Sakit, khususnya dengan
skala besar sudah semakin berkembang. Jika jumlah pasien dan transaksi (baik mengenai
perawatan kesehatan maupun finansial) semakin membesar maka untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan diperlukan efisiensi dan efektifitas di berbagai sendi.
Berkaitan dengan hal ini, jika ada kartu yang dapat langsung mengisikan data / informasi
pasien ke komputer dan langsung dapat mengadakan transaksi secara elektronis untuk
mengisikan data-data penting maka akan lebih memudahkan pengelola Rumah Sakit
untuk memberikan pelayanan. Disamping itu juga memberi keuntungan bagi pasien
rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan dengan data yang berkesinambungan pada
rumah sakit yang dirujuk (Sarinanto, dkk, 2002) .

5
[Type here]

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana aplikasi smart card dalam dunia kesehatan?
2. Bagaimana aplikasi smart card dalam dunia keperawatan?
3. Apakah spesifikasi umum smart card yang digunakan pada pelayanan kesehatan?
4. Bagaimanakah memori dari data card yang digunakan pada pelayanan kesehatan?
5. Bagaimana keamanan dan otentikasi dari card yang digunakan pada pelayanan
kesehatan?
6. Apa saja keuntungan dari smart card yang digunakan pada pelayanan kesehatan?
7. Bagaimana aktivitas dari smart card yang digunakan pada pelayanan kesehatan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan aplikasi smart card dalam dunia kesehatan?
2. Mahasiswa mampu mendeskripsikan aplikasi smart card dalam dunia keperawatan?
3. Mahasiswa mampu spesifikasi umum smart card yang digunakan pada pelayanan
kesehatan?
4. Mahasiswa mampu mendeskripsikan memori dari data card yang digunakan pada
pelayanan kesehatan?
5. Mahasiswa mampu mendeskripsikan keamanan dan otentikasi dari card yang
digunakan pada pelayanan kesehatan?
6. Mahasiswa mampu menjelaskan keuntungan dari smart card yang digunakan pada
pelayanan kesehatan?
7. Mahasiswa mampu mendeskripsikan aktivitas dari smart card yang digunakan pada
pelayanan kesehatan?

6
[Type here]

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aplikasi Smart Card Dalam Dunia Kesehatan
Aplikasi sistem smartcard di Indonesia sudah dilakukan. Hal ini terlihat pada
berbagai aktivitas sehari-hari, khususnya aktivitas bisnis. Banyak orang memakai
smartcard untuk berbagai kebutuhan finansial dengan berbagai aplikasi yang ditawarkan
oleh penyedia jasa tersebut, misalnya dunia perbankan. Bidang pendidikan juga tidak
tidak mau ketinggalan, dalam rangka lebih meningkatkan pelayanan kepada perserta
didik beberapa perguruan tinggi negeri atau swasta terkemuka sudah melaunching
pemakaian smartcard ini.
Pemakaian smartcard di Indonesia pada bidang kesehatan masih sangat terbatas.
Menurut beberapa media, Rumah Sakit Fatmawati Jakarta merupakan salah satu
pengguna teknilogi ini meskipun pengguanaannya masih dalam tahap trial dan fitur yang
masih sangat sederhana.
Alur transaksi untuk proses rawat jalan pada kelima sistem tersebut berjalan sebagai
berikut (Sariasih,1999) :
1. Pasien datang ke tempat pelayanan kesehatan dengan membawa smartcard.
2. Pasien memasukkan smartcard miliknya ke card reader (CAD) yang terhubung ke
komputer. Kemudian ia memasukkan nilai PIN yang hanya diketahui oleh pemilik
smartcard tersebut.
3. Dokter yang memeriksa akan memasukkan juga smartcard profesionalnya ke dalam
card reader yang terhubung ke komputer. Dokter itu juga memasukkan nilai PIN yang
hanya diketahui olehnya.
4. Perangkat lunak aplikasi akan melakukan otentikasi pengguna dengan mengecek
apakah nilai PIN yang ada pada smartcard sama dengan nilai PIN yang
dimasukkannya.
5. Jika nilai PIN benar maka dokter dapat membaca ringkasan sejarah rekam medis
pasien dan keterangan alergi terhadap beberapa obat tertentu. Untuk beberapa dengan
menggunakan kunci publik perangkat lunak aplikasi kesehatan, atau dengan
menggunakan kunci simetris perangkat lunak aplikasi kesehatan. Sehingga ketika data
tertentu akan dibaca maka data tersebut didekripsi dahulu dengan menggunakan kunci

7
[Type here]

privat perangkat lunak aplikasi kesehatan bagi yang menggunakan mekanisme enkripsi
kunci asimetris, atau kunci simetris perangkat lunak aplikasi kesehatan bagi yang
menggunakan mekanisme enkripsi kunci simetris. Kemudian data hasil dekripsi
ditampilkan pada layar. Tetapi terdapat juga sistem yang tidak melakukan enkripsi
terlebih dahulu terhadap data reka medis yang disimpan di dalam smartcard.
6. Dokter melakukan pemeriksaan. Setelah melakukan pemeriksaan dokter akan
menambahkan data rekam medis dan tindakan medis lain (misalkan pemeriksaan
darah, rontgen, pemeriksaan radiologi, dan sebagainya) ke dalam smartcard. Sebelum
data disimpan, data tersebut dapat dienkripsi dahulu dengan kunci yang dimiliki oleh
perangkat lunak aplikasi kesehatan atau data rekam medis tersebut dapat juga tidak
dienkripsi.
7. Setelah menambah data rekam medis, dokter menandatangani data rekam medis
tersebut dan time stamp penambahan data, kemudian tanda tangan tersebut disimpan
di dalam smart card (tetapi ada beberapa sistem juga yang tidak mendukung tanda
tangan digital).
8. Penambahan data rekam medis dicatat dan disimpan dalam basis data rumah sakit.
9. Proses pengobatan selesai, pasien meninggalkan tempat pemeriksaan dengan
membawa serta smartcard miliknya.

Berdasarkan perbandingan beberapa teknologi sistem smartcard kesehatan di luar


negeri yang disesuaikan dengan kondisi sistem rekam medis di Indonesia, diperoleh hasil
bahwa sistem smartcard kesehatan di luar negeri dapat memenuhi hampir sebagian besar
kebutuhan sistem rekam medis di Indonesia. Untuk mengimplementasikan teknologi
sistem smartcard kesehatan di Indonesia, maka beberapa hal yang harus diasumsikan
adalah sebagai berikut (Sariasih,1999) :
1. Masyarakat yang menggunakan smartcard kesehatan adalah masyarakat golongan
menengah ke atas karena harga smartcard yang termurah sekalipun lebih mahal dari
kertas dan untuk mengimplementasikan teknologi sistem rekam medis berbasis
smartcard tidaklah murah. Selain itu, golongan masyarakat menengah ke atas lebih
menginginkan kerahasiaan data rekam medis miliknya dan kemudahankemudahan
yang ditawarkan oleh sistem smartcard kesehatan ini, walaupun untuk kedua hal

8
[Type here]

tersebut mereka harus mengeluarkan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan
sistem rekam medis berbasis kertas yang ada sekarang.
2. Rumah sakit yang mengimplementasikan sistem smartcard kesehatan adalah rumah
sakit yang memiliki kondisi :
a) Sudah terhubung ke jaringan komputer.
b) Memiliki PC dan card reader yang terhubung dengan PC tersebut untuk membaca
dan menulis data ke/dari smartcard.
c) Sumber daya manusia yang dapat menggunakan aplikasi komputer.
d) Memiliki modal keuangan yang cukup untuk mengimplementasikan sistem
smartcard kesehatan.
Kebutuhan-kebutuhan umum smartcard kesehatan yang sesuai dengan kondisi di
Indonesia, yang dapat didefinisikan dari sistem smartcard kesehatan yang telah
dibandingkan dan kondisi sistem rekam medis Indonesia, adalah sebagai berikut :
1. Hal-hal yang harus didukung oleh sistem smartcard kesehatan :
a) Terdapat card centre sebagai pihak yang mengeluarkan smartcard dan menyimpan
data-data sebagai berikut : identitas smartcard, identitas pemilik, data rekam medis
dan sertifikat digital. Informasi ini bersifat rahasia dan digunakan jika smartcard
kesehatan hilang. Card centre merupakan basis data terpusat berisi data rekam
medis seumur hidup setiap pemilik smartcard. Pihak-pihak yang membaca
informasi dalam smartcard dapat diyakini keabsahannya (authenticity).
b) Informasi dalam smartcard hanya boleh diketahui oleh pihak-pihak yang
berkepentingan (yaitu pemilik smartcard, dokter yang merawat, staf rumah sakit,
apoteker), sehingga kerahasiaannya (confidentiality) terjamin.
c) Pengubahan informasi dalam smartcard harus ditandatangani oleh pihak yang dapat
melakukan pengubahan yaitu dokter yang merawat. Artinya orang itu adalah benar-
benar pihak yang berwenang (authenticity) untuk melakukan pengubahan.
d) Informasi dalam smartcard tidak bisa diubah-ubah oleh pihak-pihak yang tidak
berwenang contoh : pemilik smartcard, perusahaan asuransi, staf rumah sakit yang
tidak berwewenang), sehingga keutuhannya (integrity) terjamin.
e) Ada bukti sah yang tidak dapat disangkal (non-repudiation) untuk pihak-pihak yang
menambah, membuat, atau melakukan koreksi terhadap informasi dalam smartcard.

9
[Type here]

f) Dalam keadaan darurat, data rekam medis dalam smartcard pasien dapat langsung
terbaca.
g) Boleh atau tidaknya pasien mengerti akan isi dari pada rekam medis adalah amat
tergantung pada kesanggupan pasien untuk mendengar informasi mengenai
penyakit yang dijelaskan oleh dokter yang merawatnya, oleh sebab itu tidak semua
informasi dalam smartcard dapat diakses oleh si pemilik smartcard.
h) Dokter dari suatu poliklinik tertentu tidak dapat mengakses informasi rekam medis
milik poliklinik-poliklinik lain, kecuali apabila informasi rekam medis poliklinik-
poliklinik lain tersebut memiliki status dapat dibaca oleh dokter yang merawat dari
poliklinik tertentu tersebut. Sebagai contoh : dokter dari poliklinik THT tidak boleh
membaca data rekam medis poliklinik ginekologi yang tidak berhubungan dengan
kebutuhannya.
i) Pasien yang kehilangan smartcard kesehatannya dapat dengan mudah memperoleh
kembali smartcard kesehatan baru lengkap dengan data rekam medis yang disimpan
dalam smartcard yang lama.
j) Rumah sakit yang sedang melakukan pengobatan dapat meminta data rekam medis
pasiennya kepada rumah sakit lain
k) Dokter dapat mendiagnosa ulang data rekam medis yang dibuatnya secara online
dari mana saja.

2.2 Aplikasi Smart Card Dalam Dunia Keperawatan


Keperawatan merupakan bagian intergral dari layanan kesehatan. Itu berarti
bahwa aktivitas keperawatan di semua ruang lingkupnya adalah merupakan elemen dari
keberhasilan pelayanan kesehatan. Sebagai salah satu elemen penting, keperawatan terus
meningkatkan diri mengikuti perkembangan teknologi global dalam meningkatkan
derajat kesehatan melalui peningkatan mutu layanan kesehatan yang salah satunya adalah
melalui teknologi informasi, khususnya sistem informasi manajemen keperawatan (SIM
Keperawatan). SIM Keperawatan merupakan bagian dari SIM Kesehatan yang mencakup
aspek keperawatan termasuk didalamnya mengenai peningkatan dokumentasi
keperawatan (Telemark College, 2001 dalam Sulistyowati, 2010 ).

10
[Type here]

Aplikasi pengguanaan smartcard pada sistem pelayanan keperawatan sangat


memungkinkan karena memang lingkup layanan keperawatan sangat luas dan perawat
merupakan salah tenaga profesional kesehatan (Kardas & Tunali, 2006). Smartcard dapat
digunakan dalam aktivitas pemberian asuhan keperawatan. Mulai dari pengkajian sampai
dengan proses evaluasi keperawatan, smartcard dapat digunakan dalam setiap fase proses
keperawatan.
Perawat dapat menggunakan smartcard untuk memasukkan data hasil pengkajian
misalnya pemeriksaan fisik dan anamnesa, kemudian menegakkan diagnosa, intervensi
sampai evaluasi, semua dapat diinput kedalam smartcard. Data ini kemudian disimpan
dalam database yang ada dalam institusi layanan kesehatan dengan sistem proteksi yang
sangat kuat. Akumulasi data asuhan keperawatan pasien kemuadian dapat dimamfaatkan
juga dalam proses riset dan penelitian.
Aplikasi smartcard bukan hanya dalam lingkup pelayanan di rumah sakit atau
klinik, tapi juga dapat digunakan dalam pelayanan keperawatan komunitas. Misalnya
dalam hal rehabilitasi ketika pasien keluar dari perawatan rumah sakit. Perawat
komunitas dapat melakukan kunjungan rumah berdasarkan data discarge planning pasien.
Hal ini karena smartcard juga memuat data tentang diet, pemakaian obat, dan lain-lain
(Kardas & Tunali, 2006).
Akhirnya, walaupun sangat memungkinkan penggunaan smartcard dalam layanan
keperawatan kenyataannya hampir tidak pernah / belum digunakan dalam lingkup
layanan keperawatan, khususnya asuhan keperawatan. Banyaknya keterbatasan, baik
dilihat dari sisi SDM, sarana dan prasarana, serta kebijakan dan pendanaan lagi-lagi
menjadi penyebab yang paling dominan. Perlu kiranya perawat terus meningkatkan
kemampuan diri dalam memberikan asuhan keperawatan melalui teknologi informasi.

2.3 Spesifikasi Umum Smart Card


Chip merupakan integrated circuit yang terdiri dari prosesor dan memori. Chip,
seperti layaknya CPU (Central Processing Unit) di komputer, bertugas melaksanakan
perintah dan menyediakan power ke smartcard. Smartcard merupakan pengembangan
dari kartu magnetis, namun berbeda dengan kartu magnetis yang hanya dipakai sebagai
tempat penyimpanan data, smartcard mempunyai kemampuan untuk memproses dan

11
[Type here]

menginterpretasikan data, serta menyimpan data tersebut secara aman. Apalagi dengan
perkembangan algoritma kriptografi, data yang disimpan akan dienkripsi terlebih dahulu,
sehingga tidak mudah dibaca oleh pihak yang tidak berwenang/berhak (Sariasih, 1999).
Sistem yang dikembangkan ini disebut Smart Card Health System (SCHS),
(Kardas & Tunali, 2006). Mempunyai dua kartu cerdas yaitu untuk pasien dan
profesional kesehatan. Dokter menggunakan kartu mereka untuk disahkan di sistem
sedangkan kartu pasien meliputi kesehatan umum pemilik informasi yang dapat diakses
tanpa koneksi database. Pusat database di rumah sakit / institusi layanan kesehatan
lainnya untuk menyimpan data kesehatan yang mempunyai interkoneksi pada tiap
ruangan, sehingga dapat menjadi input data pasien ketika berada dalam ruangan tersebut.

2.4 Memori Data Smart Card


Seperti yang telah dijelaskan, ada dua jenis smart card yang ada dalam sistem ini
yaitu kartu pasien dan kartu dokter. Pada kartu pasien, informasi pribadi pemilik
disimpan, seperti, nama pasien, nama, tanggal lahir, jenis darah, jenis kelamin, alamat,
rumah, kantor dan nomor telepon seluler. Kontak untuk keadaan darurat (nama, nama
keluarga, rumah, pekerjaan dan nomor ponsel orang yang akan dihubungi dan
hubungannya dengan pasien) dan informasi asuransi (Nama perusahaan asuransi pasien
dan SSN yang relevan) yang juga disimpan di kartu. Kedua informasi pribadi pasien dan
kontak darurat informasi tidak dilindungi PIN. Terutama dalam keadaan darurat, hal itu
tidak mungkin untuk mendapatkan PIN dari pasien. Namun, semua data lainnya pada
kartu dilindungi dengan PIN dan kartu dapat memblokir dirinya sendiri terhadap
kesalahan barulang memasukkan PIN. Informasi kesehatan pasien yang tersimpan dalam
kartu tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut: penyakit kronis dan keadaan
penting dengan tanggal diagnosis, obat-obatan yang digunakan secara permanen beserta
dosisnya, alergi dengan tanggal diagnosis, imunisasi dengan tanggalnya, operasi bedah
termasuk tanggal operasi, nama klinik dan ringkasan informasi. Data tambahan disimpan
sebagai memo pada kartu. Pemeriksaan terakhir pasien dan informasi resep juga disimpan
pada kartu. Informasi pemeriksaan terakhir termasuk tanggal pemeriksaan terakhir, klinik
dan dokter Data (dokter ID, nama dan nama keluarga) dan ringkasan pemeriksaan. Resep

12
[Type here]

informasi termasuk tanggal resep itu, klinik, daftar obat-obatan, persetujuan negara
informasi dan data yang dokter lagi terkait yang (Dokter ID, nama dan nama keluarga).
Selain data pasien, dokter juga mempunyai kartu pasangan dari kartu pasien
tersebut dimana ia uga mempunyai ID, PIN kartu, nama, nama pasien, departemen di
rumah sakit, alamat, rumah, kantor dan nomor telepon mobile disimpan sebagai informasi
pribadi.

2.5 Keamanan Dan Otentikasi


Setiap desain sistem yang berbasis elektronik, keamanan dianggap sebagai fitur
yang sangat diperlukan. Sebuah saluran yang aman harus dibuat antara terminal di kamar
pemeriksaan dan perangkat penerima kartu (CAD) yang terhubung ke terminal tersebut.
Ketika seorang dokter atau kartu cerdas pasien dimasukkan dalam CAD, otentikasi
terjamin antara kartu dan perangkat lunak komputer host oleh pertukaran kunci. Kartu ini
dilengkapi dengan PIN sebagai penguat sistem keamanan pada kartu ini. Ketika PIN telah
dimasukkan dengan benar, maka data akan dapat diakses dengan mudah dan cepat. Untuk
menyediakan otentikasi dokter pada sistem dan akses ke server digunakan tanda tangan
digital pribadi yang disimpan dokter pada smart card (R.Das, 2006).

2.6 Keuntungan Dari Smart Card


1. Lebih handal daripada kartu magnetik (kartu magnetik)
Kehandalan dari smartcard disebabkan oleh proteksi terhadap keamanan data yang
disimpan. Keamanannya tidak hanya tergantung pada chip, namun juga keseluruhan
system termasuk aplikasi serta proses pembuatan dari smartcard itu sendiri. Chip
menjamin keamanan data yang disimpan di dalam smartcard disebabkan adanya
mekanisme enkripsi sehingga tidak mudah dibaca oleh pihak yang tidak berwenang.
Lebih banyak menyimpan informasi daripada kartu magnetik.
2. Kapasitas memori dari smartcard lebih besar dibanding kartu magnetik. Smartcard
mempunyai ukuran memory bermacam-macam, misalnya dari 1 Kbyte (CP1 dari
ASE(Alladin Smartcard Environment)), 2 Kbyte (CC1 dari ASE(Alladin Smartcard
Environment)), 22 Kbyte (JavaCard) dan 31 Kbyte(MSC0402 dari Motorola). Selain

13
[Type here]

berisi informasi, smartcard juga berisi sistem operasi yang mengendalikan seluruh
proses yang terjadi di smartcard.
3. Lebih sulit untuk ditiru daripada kartu magnetik
Kartu magnetik mempunyai pita magnetik pada permukaaannya. Peng-copy-an
terhadap kartu magnetik dilakukan dengan meng-copy pita magnetik tersebut ke
kartu lain. Pada smartcard peng-copy-an terhadap kartu sulit dilakukan, ini
disebabkan karena setiap kartu memiliki nomor seri yang unik, tidak ada 2 buah
kartu yang memiliki nomor seri yang sama. Jika pengaman dari kartu dilakukan
dengan menghitung hash dari nomor seri kartu, maka peng-copy-an kartu tidak
mungkin dilakukan.
4. Dapat melakukan banyak fungsi di berbagai area industri
Walapun kartu magnetik telah banyak dimanfaatkan di berbagai sektor, misalnya
sektor perbankan dan sektor telekomunikasi, tetapi fungsi yang dapat dilakukan
terbatas atau disebut single function. Karena keistimewaan yang dimiliki oleh
smartcard, yaitu dalam hal kapasitas simpan dan kemampuan untuk melakukan
proses, smartcard menawarkan skema multi-function, yaitu satu kartu untuk berbagai
layanan.
5. Selalu mengalami evolusi (sesuai dengan perkembangan chip komputer dan
memori).
Smartcard mempunyai standar mikroprosesor 8-bit, namun saat ini mulai
dikembangkan mikroprosesor 32-bit yang mempunyai keuntungan, yaitu
memungkinkan melakukan pemrograman dengan menggunakan bahasa tingkat tinggi
dan meningkatkan kekuatan komputasi untuk fungsi matematika yang kompleks.
Dan yang paling penting, peningkatan MIPS (million instruction per second)
memungkinkan industri smartcard memanfaatkan kemajuan teknologi biometri dan
kriptografi.

14
[Type here]

2.7 Aktivasi Smart Card


Komputer yang terletak di kamar pemeriksaan adalah sebagai sistem terminal
klien. Setiap terminal memiliki CAD terhubung ke server sistem tertentu untuk
mengakses database. Perangkat lunak yang berjalan pada terminal dapat membuka sesi
dokter dan pasien. Harus ada aktivitas online ketika dokter melakukan pemeriksaan pada
pasien untuk memasukkan data hasil pemeriksaan. Aktivitas ini hanya bisa dibuka oleh
smart card dokter. Bila kartu dokter dimasukkan dalam CAD, lalu dimasukkan PIN smart
card dokter. Jika PIN masih berlaku, sesi kartu akan berhasil dibuka dan aplikasi
terminal berkomunikasi dengan server jauh melalui protokol sistem untuk mendapatkan
pesan dokter terkait. Satu pendekatan adalah untuk menjaga sesi terbuka dokter hanya
ketika kartu dokter dimasukkan pada CAD. Jadi, kartu pasien hanya dapat diterima bila
kartu dokter juga hadir di pembaca. Namun, ini hanya mungkin dapat dilakukan di CADs
dengan dua slot kartu canggih.
Ketika kondisi dokter membuka sesi puas, aplikasi dapat menerima kartu pintar
pasien dan pasien sesi terbuka. Seperti sesi dokter, saluran aman didirikan dan otentikasi
saling menyadari ketika kartu pasien dimasukkan pada CAD. PIN yang dimasukkan
divalidasi dan pesan jarak jauh pasien diterima dengan cara yang sama.

15
[Type here]

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Smartcard merupakan salah satu aplikasi teknologi informasi yang paling diminati
di masa mendatang pada berbagai bidang kehidupan, khususnya bidang kesehatan. Selain
mempunyai fungsi menyimpan, transfer dan pengolahan data dengan akurat, ia juga
mempunyai sisi praktis dan efisien sehingga dapat dibawa kemana-mana. Smartcard juga
dilindungi sebuah sistem yang dapat menjamin keamanan dari data di dalamnya.
Pemakaian smartcard di Indonesia masih terbatas, khususnya dibidang kesehatan
dan keperawatan walaupun sangat memungkinkan dapat digunakan dalam proses
pelayanan kesehatan. Selain SDM yang kurang, sarana dan prasarana serta pendanaan
belum menunjang untuk dilakukannya sistem ini.

3.2 Saran
Sangat penting menciptakan kondisi dimana sistem informasi kesehatan berbasis
teknologi sangat diperlukan sabagai alat yang tepat pada pengambilan keputusan yang
tepat dan akurat bagi pemegang kebijakan, untuk itu perlu kiranya sosialisasi yang
berkelanjutan melalui media yang paling akontabel yaitu riset dan penelitian tentang
teknologi ini, khususnya smartcard.
Penelitian berkelanjutan yang bersifat eksperimen pada aplikasi smartcard
dibidang keperawatan dapat dijadikan sebagai pilot projek untuk menilai tingkat
keberhasilan dan efektivitas pemakaian di lapangan. Tentunya ditambah dengan sistem
evaluasi yang valid dan reliabel sebagai alat koreksi bagi penyempurnaan aplikasi sistem
ini di masa-masa mendatang pada dunia keperawatan.

16
[Type here]

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Taufik. 2011. Aplikasi Smartcard Berbasis Sistem Pelayanan Kesehatan Di


Indonesia.(diakses pada tanggal 29 oktober 2017

Alfitri, Nadia, dkk. 2007. Aplikasi Smart Card Untuk Electronic Medical Record (EMR) Smart
Card Application for Electronic Medical Record diakses tanggal 29 oktober 2017

Nanda, Arya, dkk. 2012. System informasi kesehatan Smart card.


(http://sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/)diakses tanggal 30 oktober 2017

17

Anda mungkin juga menyukai