Anda di halaman 1dari 37

BUKU PANDUAN

PRAKTIK KLINIK DARING/ONLINE

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH PALEMBANG

1
IDENTITAS PEMILIK
BUKU PANDUAN FIELD TRIP MANAJEMEN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKes MUHAMMADIYAH PALEMBANG

DEPARTMENT ( BAGIAN) :………………………………………………………………

NAME / NAMA :…………………………………………………….


STUDENT NUMBER / NIM :…………………………………………………….
GENDER / JENIS KELAMIN : L/P
PLACE & DATE OF BIRTH/ TTL :…………………………………………………….
ADDRESS/ ALAMAT :…………………………………………………….
:…………………………………………………….

SEMESTER :…………………………………………………….
HOSPITAL/ RUMAH SAKIT :…………………………………………………….
DATE/PERIODE PRAKTEK :…………………………………………………….

………………………………
COURSE COORDINATOR

………………………………

Kampus:
Jl. Jend. A. Yani 13 Ulu Palembang-30252
Telp. 0711-510673/516233/516231 Fax. 0711-513202

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga
Buku Panduan Praktik Klinik Manajemen Keperawatan pada Program Pendidikan Akademik
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan dan Teknologi
Muhammadiyah Palembang TA 202/2021 ini telah selesai disusun.

Penyusunan Buku Panduan Panduan Praktik Klinik Komunikasi Dalam Keperawatan bertujuan
untuk membantu mahasiswa mencapai kompetensi klinik yang telah ditetapkan sehingga
diharapkan mahasiswa memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk dapat menerapkan
Komunikasi Dalam Keperawatan sesuai aspek legal dan etik.

Buku Panduan Praktik Klinik Komunikasi Dalam Keperawatan ini merupakan panduan standar
sebagai arahan dalam melaksanakan Praktik klinik Komunikasi Dalam Keperawatan yang berisi
informasi tentang keadaan umum, materi, area kompetensi praktik, lampiran penilaian, dan format
pembuatan laporan praktik Manajemen Keperawatan. Selain itu buku panduan ini juga
diperuntukkan bagi pembimbing akademik sebagai pedoman selama pelaksanaan praktek klinik
Komunikasi Dalam Keperawatan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan akademik yang
profesional dan islami dan dapat berdaya saing secara nasional dan global.

Palembang, Januari 2021

Penyusun

3
MUQADDIMAH

Dan dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan
sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajad, untuk mengujimu tentang apa
yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaNya dan sesungguhnya
Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ….

… dan (ingatlah) ketika Alloh mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab
(yaitu): “Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan janganlah kamu
menyembunyikannya”. Lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan
mereka menukarkannya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruk tukaran yang mereka terima.
(QS. Ali Imran [3]: 187)

4
BAB I

INFORMASI UMUM MATA AJAR

A. Latar Belakang

Pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Keperawatan melalui pendidikan perlu
dilaksanakan secara terpadu agar lulusan memiliki keunggulan serta kreatifitas-kreatifitas cipta
karya yang bernilai tinggi. Program Studi Ilmu Keperawatan IKesT Muhammadiyah Palembang,
dalam upaya menyelenggarakan pendidikan profesi memilki system yang mampu memberikan
landasan kemampuan untuk menanamkan keunggulan terhadap lulusannya khususnya dalam
kaitan dengan penguasaan aspek Kognitif, Afektif dan Psikomotor dalam bidang keperawatan
maupun bidang lain yang terkait.

Program Studi Ilmu Keperawatan IKesT Muhammadiyah Palembang diselenggarakan dalam


rangka menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademik dan professional di bidang keperawatan yang mampu memenuhi tantangan kemajuan
global yang membawa berbagai dampak positif dan negatif, serta memiliki kemampuan untuk
menjadikan keperawatan sebagai profesi yang memiliki peran besar dalam pembangunan
kesehatan.

Pembelajaran ini merupakan bentuk aplikasi langsung praktikan terhadap situasi kehidupan
profesi dalam tatanan pelayanan keperawatan disamping mengembangkan kemampuan analisis
peserta didik terhadap situasi pelayanan keperawatan.
Berlandaskan pada beberapa pemikiran-pemikiran diatas PSIK IKesT Muhammadiyah
Palembang menyelenggarakan pendidikan tahap Akademik dengan mempedomani kurikulum
untuk melaksanakan salah satu mata ajar yaitu Komunikasi Dalam Keperawatan yang
diharapkan mampu memfasilitasi peserta didik untu terampil dalam pengelolaan pelayanan
keperawatan dan pengelolaan manajemen asuhan keperawatan pada klien di tingkat unit atau
ruang rawat pada suatu tatanan pelayanan kesehatan.

B. Deskripsi Mata Ajar


Mata Kuliah ini mempunyai bobot kredit 3 SKS. Mata Kuliah ini menjelaskan tentang
teori dan konsep komunikasi secara umum dan komunikasi terapeutik dalam keperawatan
serta penerapan komunikasi dalam proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada klien
(individu, keluarga, dan kelompok) pada berbagai tingkat usia dan kasus klinik dengan
menggunakan strategi komunikasi terapeutik. Mata Kuliah ini adalah mata kuliah yang
penting untuk mendasari sikap profesional perawat dalam melakukan tugas-tugas
keperawatan. Seluruh aktifitas keperawatan selalu menggunakan komunikasi.
Secara terperinci mata kuliah ini membahas tentang konsep komunikasi dan komunikasi
terapeutik, komunikasi berdasarkan tingkat usia mulai bayi, anak, remaja, dewasa dan lansia,

5
komunikasi terapeutik pada keluarga dan kelompok, penerapan komunikasi dalam asuhan
keperawatan meliputi penerapan komunikasi dalam setiap tahap proses keperawatan, penerapan
komunikasi pada pasien gangguan fisik dan jiwa (mental) dan pasien dengan kebutuhan khusus.

Praktik klinik Komunikasi dalam keperawatan yang ditempuh oleh mahasiswa pada
perkuliahan tahap Akademik di semester VI (enam). Pencapaian kompetensi Praktik manajemen
keperawatan yang dikerjakan oleh mahasiswa diklasifikasikan menjadi empat tingkat kemampuan
sebagai berikut:
1. Tingkat kemampuan 1 (Mengetahui dan Menjelaskan)
Mampu menjelaskan kepada teman sejawat, pasien mengenai konsep, teori, prinsip maupun
indikasi, komplikasi dan proses asuhan keperawatan dan sebagainya.
2. Tingkat kemampuan 2 (Pernah melihat atau didemonstrasikan)
Memiliki pengetahuan teoritis mengenai suatu keterampilan dan selama tahap praktik klinis
akademik, pernah melihat atau didemonstrasikan suatu keterampilan.
3. Tingkat kemampuan 3 (Pernah melakukan dengan supervisi)
Memiliki pengetahuan teoritis mengenai suatu keterampilan dan selama tahap praktik klinis
akademik, pernah melihat atau didemonstrasikan suatu keterampilan dan pernah beberapa kali
menerapkan keterampilan dengan supervisi.
4. Tingkat kemampuan 4 (Mampu melakukan secara mandiri)
Memiliki pengetahuan teoritis mengenai suatu keterampilan dan selama tahap praktik klinis
akademik, pernah melihat atau didemonstrasikan suatu keterampilan dan pernah beberapa kali
menerapkan keterampilan dengan supervisi serta memiliki pengalaman untuk menggunakan
dan menerapkan keterampilan secara mandiri.
Pada tahap aplikasi klinik akademik ini mahasiwa diharapkan mampu mencapai sampai dengan
pada tahap ke-2 yaitu pernah melihat atau didemonstrasikan baik dari perawat ruangan
ataupun supervisor serta CI dari RS terkait.

C. Kriteria Peserta Didik


Peserta Praktik Klinik adalah Mahasiswa Program Akademik Semester VI yang telah registrasi
dan dinyatakan aktif sebagai mahasiswa PSIK STIKes Muhammadiyah Palembang, dengan jumlah
Reguler A sebanyak 132 mahasiswa (Nama mahasiswa terlampir).

D. Bobot SKS dan Lama Praktik Klinik.


a. Bobot : 3 SKS (1T 1P 1K).
b. Lama Praktik Klinik :
Lama praktik klinik dilakukan selama lebih kurang 1 minggu
c. Tanggal Praktik: 11 – 15 Januari 2021

6
BAB II
TUJUAN DAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti Praktik Klinik ini mahasiswa mampu menerapkan komunikasi terapeutik
dalam asuhan keperawatan klien dalam rangka memberikan informasi yang akurat kepada
klien (individu, keluarga, dan kelompok), pendamping pasien tentang asuhan keperawatan
yang menjadi tanggungjawabnya.

2. Tujuan Khusus/Kompetensi Khusus


Secara khusus, setelah mengikuti praktik klinik ini mahasiswa diharapkan memiliki
kompetensi komunikasi dalam keperawatan yang harus dimiliki oleh seorang perawat yang
profesional yaitu mampu :
a. Melaksanakan program peningkatan mutu
b. Memahami Konsep Dasar Komunikasi dan Komunikasi Terapeutik dalam Keperawatan.
c. Menerapkan dan Mempraktikan Komunikasi berdasarkan Tingkat Usia dan Tingkat Sosial.
d. Menerapkan dan Mempraktikan Komunikasi Pada Setiap Tahap Proses Keperawatan,
Pasien Gangguan Fisik, Jiwa, dan Kebutuhan Khusus.
e. Menerapkan dan Mempraktikan komunikasi efektif : SBAR

B. Kompetensi
Kompetensi utama dalam pembelajaran praktik profesi manajemen diharapkan mahasiswa
mampu mengaplikasikan konsep Dasar Komunikasi dan Komunikasi Terapeutik dalam
Keperawatan, Komunikasi berdasarkan Tingkat Usia dan Tingkat Sosial, Komunikasi Pada
Setiap Tahap Proses Keperawatan, Pasien Gangguan Fisik, Jiwa, dan Kebutuhan Khusus,
serta komunikasi efektif : SBAR

Sub kompetensi dari proses pembelajaran mata kuliah ini adalah praktikan mampu:
1. Membuat Laporan Pendahuluan Tentang Komunikasi dalam Keperawatan yang yang
memuat konsep tentang:
a. Konsep Dasar Komunikasi dan Komunikasi Terapeutik dalam Keperawatan.
b. Penerapan Komunikasi berdasarkan Tingkat Usia dan Tingkat Sosial.
c. Penerapan Komunikasi Pada Setiap Tahap Proses Keperawatan, Pasien Gangguan
Fisik, Jiwa, dan Kebutuhan Khusus.
d. Penerapan Komunikasi Efektif : SBAR

2. Mempraktikan:
a. Penerapan Komunikasi Dasar : Tahapan (Fase) Hubungan dan Komunikasi Terapeutik

7
Perawat-Klien
b. Penerapan Komunikasi berdasarkan Tingkat Usia dan Tingkat Sosial
c. Penerapan Komunikasi Pada Setiap Tahap Proses Keperawatan pada Pasien masalah
umum, Pasien Gangguan Fisik, Pasien Gangguan Jiwa, dan Pasien Kebutuhan Khusus
3. Membuat Strategi Pelaksanaan (SP) Komunikasi

8
BAB III

PELSANAAN PRAKTEK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

A. Tempat Praktik
Praktik Klinik komunikasi dalam Keperawatan dilaksanakan secara daring melalui
Teleconference Zoom Meeting atau platform media pembelajaran online lainnya dan e-
learning IKes MP

B. Kegiatan Praktik
1. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Praktik klinik komunikasi dalam keperawatan ini dilaksanakan secara daring/online
selama 5 (lima) hari. Lama waktu pelaksanaan praktik sama dengan dengan lama waktu pada
saat dinas yaitu 8 jam/hari
2. Mekanisme Bimbingan dan Penugasan
Mekanisme bimbingan yang digunakan dalam proses praktik manajemen keperawatan secara
online yaitu dengan sistem blended learning yaitu tetap menekankan pada proses bimbingan
yang interaktif yang dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran online (Google
meeting / Zoom Meeting / VC WhatsApp / video youtube) dan e-learning, sehingga peserta
mampu mencapai kompetensi dan mengembangkan kemandirian dan tanggungan jawab. Cara
memberikan bimbingan tersebut juga mendorong penggunaan berbagai macam strategi kreatif.

Bentuk kegiatan bimbingan dan penugasan meliputi:


1. Pre Conference, mahasiswa diminta membuat membuat Laporan Pendahuluan Tentang
Komunikasi dalam Keperawatan yang isinya terdiri dari:
BAB 1 : Konsep Dasar Komunikasi dan Komunikasi Terapeutik dalam Keperawatan.
BAB 2 : Penerapan Komunikasi berdasarkan Tingkat Usia dan Tingkat Sosial.
BAB 3 : Penerapan Komunikasi Pada Setiap Tahap Proses Keperawatan, Pasien
Gangguan Fisik, Jiwa, dan Kebutuhan Khusus.
BAB 4 : Penerapan Komunikasi Efektif : SBAR
Kemudian melakukan responsive dengan pembimbing terkait dengan pemahaman
terhadap laporan pendahuluan yang dibuat

2. Mempraktekan secara langsung dihadapan pembimbing (Via Zoom, WA, atau platform
media pembelajaran daring lainnya) atau membuat video tentang 3 (tiga) jenis penerapan
komunikasi terapeutik;
a. Penerapan Komunikasi berdasarkan Tingkat Usia dan Tingkat Sosial (pilih salah
satu), diantaranya:
1) Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Anak
2) Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Remaja

9
3) Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Dewasa
4) Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Lansia
5) Penerapan Komunikasi pada Keluarga
6) Penerapan Komunikasi pada Kelompok

b. Penerapan Komunikasi Pada Setiap Tahap Proses Keperawatan (Tahap Pengkajian


atau Tahap Diagnosis) pada Pasien masalah umum, Pasien Gangguan Fisik, Pasien
Gangguan Jiwa, dan Pasien Kebutuhan Khusus (pilih salah satu), diantaranya:
1) Penerapan Komunikasi Terapeutik pada tahap pengkajian pada Pasien masalah
umum
2) Penerapan Komunikasi Terapeutik pada tahap diagnosis pada Pasien masalah
umum
3) Penerapan Komunikasi Terapeutik pada tahap pengkajian pada Pasien gangguan
fisik
4) Penerapan Komunikasi Terapeutik pada tahap diagnosis pada Pasien gangguan
fisik
5) Penerapan Komunikasi Terapeutik pada tahap pengkajian pada Pasien Gangguan
Jiwa
6) Penerapan Komunikasi Terapeutik pada tahap diagnosis pada Pasien Gangguan
Jiwa
7) Penerapan Komunikasi Terapeutik pada tahap pengkajian pada Pasien kebutuhan
khusus
8) Penerapan Komunikasi Terapeutik pada tahap diagnosis pada Pasien kebutuhan
khusus
c. Penerapan Komunikasi Efektif : SBAR

3. Membuat Strategi Pelaksanaan (SP) Komunikasi :


a. Penerapan Komunikasi berdasarkan Tingkat Usia dan Tingkat Sosial (sesuai yang
dipilih)
b. Penerapan Komunikasi Pada Setiap Tahap Proses Keperawatan (Tahap Pengkajian
atau Tahap Diagnosis) pada Pasien masalah umum, Pasien Gangguan Fisik, Pasien
Gangguan Jiwa, dan Pasien Kebutuhan Khusus (sesuai yang dipilih)

4. Mengumpulkan laporan, yang terdiri dari


a. Laporan Pendahuluan
b. Dokumentasi (foto) zoom atau media lainnya saat mempraktekan secara langsung
dihadapan pembimbing tentang penerapan komunikasi atau link video youtube (bagi
yang membuat dalam bentuk video)
c. Strategi Pelaksanaan (SP) Komunikasi

10
C. Metode / Pendekatan
1. Participant Observation ( PO )
2. Focus Group Discussion ( FGD )
3. In – Depth Interview ( II )

D. Pembimbing dan Peran dan Tanggung Jawab Pembimbing


1. Syarat Pembimbing
Pembimbing adalah seseorang yang menjadi fasilitator dalam pelaksanaan praktek
kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Pembimbing terdiri dari pembimbing
akademik dan klinik dengan persyaratan sebagai berikut :
- Magister Keperawatan (M.Kep)/Spesialis Keperawatan
- Magister kesehatan non keperawatan dengan basis S1 Keperawatan atau ners dengan
pengalaman minimal 6 bulan
- Sarjana keperawatan-Ners (S.Kep,Ners), Sarjana Keperawatan (SKp) yang telah
mempunyai pengalaman bekerja pada institusi pelayanan kesehatan minimal 1 tahun
2. Nama Pembimbing Akademik
No Praktik Klinik Pembimbing Akademik
1 Komunikasi dalam 1. Romiko, S.Kep.,Ns.,MNS
Keperawatan 2. Septi Ardianty, S.Kep.,Ns.,M.Kep
3. Yudi Abdul Majid, .,Ns.,MNS

3. Peran dan Tanggung Jawab Pembimbing


Seluruh pembimbing baik akademik maupun klinik juga diharuskan berkomitmen dalam
menjalankan peran dan tanggung jawab selaku pembimbing
a. Peran dan tanggung jawab pembimbing akademik :
1) Melakukan pre (pertemuan awal) dan post conference (pertemuan akhir).

2) Memfasilitasi praktikan dalam persiapan, pelaksanaan, dan pasca praktik


klinik komunikasi dalam keperawatan
3) Membimbing praktikan dalam penugasan dan pencapaian kompetensi
4) memfasilitasi mahasiswa dalam pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD).
5) Memberikan konsultasi individual atau kelompok
6) Memfasilitasi pelaksanaan kinerja project yang dilakukan oleh mahasiswa.
7) Memberikan penilaian terhadap kinerja project yang dilakukan oleh
praktikan
8) Memeriksa semua bentuk laporan yang ditugaskan kepada praktikan untuk
kemudian memberikan penilaian dan umpan balik.

11
E. Pola Bimbingan dan Monitoring
1. Pre dan Post Conference

2. Konsultasi Individual dan kelompok


4. Praktik langsung via daring atau Pembuatan Video
6. Responsive

12
BAB V
EVALUASI

Evaluasi hasil studi adalah penilaian terhadap pengetahuan, kemampuan dan


keterampilan serta perilaku dan sikap mahasiswa dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan
pendidikan yang ditetapkan pada stase yang bersangkutan.

A. Unsur Penilaian
Evaluasi hasil studi adalah penilaian terhadap pengetahuan serta perilaku dan sikap
mahasiswa dalam kaitannya dengan pencapaian tujuan pendidikan yang ditetapkan pada
kegiatan yang bersangkutan. Penilaian mencakup unsur (A) Kognitif, (B) Afektif, (C)
Psikomotor. Penilaian dan Bobot Evaluasi adalah sebagai berikut :
a. Unsur Penilaian Manajemen Keperawatan:
1. Kognitif
- Laporan Pendahuluan : 20%
- Strategi Pelaksanaan (SP) Komunikasi : 10%
2. Afektif
- Kedisiplinan : 10%
- Kondite : 10%
3. Psikomotorik
- Praktik Penerapan Komunikasi (langsung/video) : 40%
- Pengumpulan laporan : 10%
B. Kriteria Kelulusan
Mahasiswa dinyatakan lulus dari kegiatan praktik klinik jika mencapai nilai kelulusan sebagai
berikut :
Mutu Bobot Nilai Indikator Keterangan

A 4 80 – 100 Sangat Baik Lulus


B 3 70 – 79 Baik Lulus
C 2 56 -69 Cukup Mengulang ujian
D 1 40 - 55 Kurang Mengulang ujian dengan penugasan
E 0 < 40 Gagal Mengulang kepaniteraan dan mengulang
ujian
Kelulusan : Mahasiswa dinyatakan lulus bila telah mencapai nilai minimal 70 (B). Penilaian
mahasiswa dilakukan oleh pembimbing akademik maupun pembimbing lahan, apabila setelah
dilakukan perhitungan nilai akhir stase terdapat :
1. Nilai 56 - 69 (C) : mahasiswa harus mengulang ujian
2. Nilai 40 – 55 (D : mahasiswa harus mengulang ujian dan membuat tugas
3. Nilai < 40 (E) :mahasiswa wajib mengulang kepaniteraan dan mengulang ujian

13
BAB VI
TATA TERTIB

A. Kehadiran
1) Mahasiswa melaksanakan kegiatan praktik klinik sesuai jadwal yang telah ditentukan
2) Mahasiswa wajib mempersiapkan diri maksimal 10 menit sebelum pelaksanaan kegiatan
praktik klinik via online/daring
3) Mahasiswa wajib berkoordinasi dengan dosen pembimbing sebelum, selama dan
sesudah pelaksanaan praktik klinik
4) Mahasiswa wajib mematuhi peraturan akademik dan lahan praktik selama kegiatan
5) Mahasiswa mengumpulkan laporan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
6) Selama kegiatan praktik online mahasiswa wajib memakai seragam dinas lengkap yaitu
baju dinas, jilbab, sepatu hitam dan tanda pengenal mahasiswa.
7) Jika ada hal seperti: kegiatan pendidikan, sakit atau keperluan lainnya peserta didik tidak
melaksanakan kegiatan praktik, maka izin hanya diberikan oleh pendidikan, selanjutnya
pemberitahuan ke pembimbing.
8) Selama praktik mahasiswa harus mengisi absen yang diketahui oleh pembimbing institusi
dan lahan praktik

B. Pelanggaran Praktik
a. Teguran.
b. Pengisisan surat pelanggaran / Surat perjanjian.
c. Pengurangan nilai.

C. Izin Tidak Masuk


Mahasiswa yang tidak hadir karena sakit atau karena alasan lain, diwajibkan
melaporkan diri dan membuat surat ijin yang ditujukan kepada pembimbing akademik, disertai
alasan serta keterangan rencana waktu penggantian. Mahasiswa yang tidak masuk karena
sakit, wajib menyertakan surat keterangan dokter pada surat ijin.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anjaswarni, T. (2016). Komunikasi Dalam Keperawatan: KEMENKES RI. Jakarta.

Sarfika, R. Dkk. (2018). Buku Ajar Keperawatan Dasar 2 : Komunikasi Terapeutik dalam
Keperawatan. Andalas University Press: Padang

Kolaborasi Bidang Pendidikan Proyek P4K-RSP. (2015). Modul Pelatihan untuk Pelatih
Keselamatan Pasien. Kemenristekdikti: Jakarta

15
Lampiran 1

FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI

Kondisi Pasien : …………………………………………………………………………


…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Diagnosis Keperawatan : …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Rencana Keperawatan : …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Tujuan : …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

SP Komunikasi
Fase Orientasi : …………………………………………………………………………
Salam Terapeutik : …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Evaluasi dan Validasi : …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Kontrak : …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Fase Kerja : (Tuliskan kata-kata sesuai tujuan dan rencana yang
akan dicapai/dilakukan)
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

Fase Terminasi : …………………………………………………………………………


Evaluasi Subjektif/Objektif : …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Rencana Tindak Lanjut : …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Kontrak yang Akan Datang : …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

16
Lampiran 2

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI


PRAKTIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK

17
18
Lampiran 3

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI


PRAKTIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA REMAJA

19
20
Lampiran 4

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI


PRAKTIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA DEWASA

21
22
23
Lampiran 5

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI


PRAKTIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA

Kondisi Pasien
Seorang pasien lanjut usia, 78 tahun diantar keluarga ke rumah sakit karena tidak bisa tidur dan
marah-marah. Keluarga mengatakan pasien lansia tersebut menuduh anak-anaknya telah
menyembunyikan tongkat dan barang-barang kesayangannya.

24
Lampiran 6

CONTOH STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI


PRAKTIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KELUARGA

25
26
Lampiran 7

CONTOH STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI


PRAKTIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KELOMPOK

Ilustrasi Kasus:
Di Posyandu Lansia “Bunga Mawar”, banyak dijumpai lansia dengan tekanan darah tinggi. Salah
satu cara untuk memelihara tekanan darah dalam batas normal dilakukan senam. Anda
mendapatkan tugas melakukan promosi kesehatan dengan cara memberikan pelatihan pada
kelompok lansia tentang senam lansia. Hal ini dilakukan agar lansia mempunyai aktivitas kesehatan
yang positif, rileks, dan tekanan darahnya terkendali.

27
Lampiran 8

CONTOH STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI


PRAKTIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA TAHAP PENGKAJIAN
PADA PASIEN DENGAN MASALAH UMUM

28
29
Lampiran 9

CONTOH STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI


PRAKTIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA TAHAP DIAGNOSIS
PADA PASIEN DENGAN MASALAH UMUM

30
31
Lampiran 9

CONTOH STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI


PRAKTIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA TAHAP PENGKAJIAN
PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN FISIK

32
33
Lampiran 10

CONTOH STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI


PRAKTIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA TAHAP DIAGNOSIS
PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN FISIK

Ilustrasi Kasus
Berikut ini kasus terkait gangguan fisik yang berdampak pada tidak terpenuhinya kebutuhan oksigen
(gangguan kebutuhan oksigen). Seorang klien wanita bernama Ibu Neny, usia 40 tahun, diantar
keluarganya ke rumah sakit dengan keluhan sesak napas. Ibu Neny mengeluh batuk-batuk sudah
lebih dari satu minggu dan hari ini ditambah dengan sesak yang semakin berat disertai perasaan
tidak nyaman di dada. Kondisi klien: tampak pucat, ada pernapasan cuping hidung, respirasi rate
lebih dari 20x/menit.

34
Lampiran 11

CONTOH STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KOMUNIKASI


PRAKTIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA TAHAP PENGKAJIAN
PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA

35
36
Lampiran 12

CONTOH PENERAPAN KOMUNIKASI INTERPROFESIONAL YANG EFEKTIF

Keterampilan komunikasi yang baik merupakan inti dari kerjasama tim yang efektif untuk
keselamatan pasien. Berbagi informasi dalam tim dan konten dalam komunikasi menjadi hal yang
krusial untuk dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh tim.
Contoh bentuk implementasi komunikasi yang efektif pada tim kesehatan dalam konteks konsultasi
atau pelaporan kondisi kesehatan pasien dapat menggunakan metode ISBAR. ISBAR meliputi:

Ex: Perawat Melakukan opreran jaga ke perawat shift berikutnya

1. Introduction - Perkenalan singkat


“Selamat pagi rekan-rekan, Saya Perawat Andi, dari ruang perawatan umum pria, yang merawat Tn
Slamet (50 th) yang di ruangan 401 yang dokter diagnosis dengan DM tipe 2”

2. Situation - Apa yang terjadi pada pasien


“Melaporkan kondisi terkini pasien atas nama Tn. Slamet. Saat ini pasien mengeluh sesak napas
mendadak”

3. Background - Apa latar belakang klinis atau riwayat pasien yang ada?
“Pasien sebelumnya memiliki riwayat sakit jantung dan asma. Setelah saya kaji, pasien tidak rutin
mengonsumsi obat jantung dan sakit asmanya kambuh bila keadaan lelah atau suhu dingin, namun
sudah lama tidak muncul sesak. Terkadang pasien juga mengeluh nyeri dada sebelah kiri”

4. Assessment - Bagaimana penilaian terhadap pasien tersebut?


“Saat ini tanda vital pasien TD: 130/90 mmHg, Nadi: 96x/menit, RR: 30x/menit, suhu: 37oC,
terdengar suara napas mengi, ada napas cuping hidung. Tapi pasien tidak ada sianosis perifer dok..”

5. Recommendation - Apa yang harus dilakukan untuk masalah tersebut?


“Saat ini pasien sudah terpasang Oksigen 3 lpm, dan kondisi pasien masih terlihat sesak. Silahkan
nanti menghubungi Dokter yang merawat pasien tersebut, agar bisa melihat secara langsung
pasiennya, karena pasien sepertinya kondisi menurun perlu dilihat langsung oleh dokternhya”

37

Anda mungkin juga menyukai