Anda di halaman 1dari 57

.

1
VISI DAN MISI PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS

Visi:
Menghasilkan Ners yang unggul dalam bidang asuhan keperawatan medikal bedah dengan
penyakit degeneratif tingkat nasional tahun 2027

Misi:
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang unggul dan berkualitas dalam
bidang asuhan keperawatan medikal bedah dengan penyakit degeneratif dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang keperawatan.
2. Menyelenggarakan penelitian keperawatan berbasis iptek yang berfokus pada masalah
penyakit degeneratif dan dampak terhadap kesehatan.
3. Melaksanakan dan mengembangkan pengabdian di bidang keperawatan kepada
masyarakat dengan memanfaatkan hasil penelitian di bidang medikal bedah dengan
penyakit degeneratif.

2
MODUL PRAKTIK

KEPERAWATAN KRITIS

Penyusun:
Ns. Derison Marsinova Bakara, S.Sos., S.Kep., M.Kep

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN

3
LEMBAR PENGESAHAN

MATA KULIAH : KEPERAWATAN KRITIS


BEBAN SKS PRAKTIK : 1 SKS PRAKTIK
PENEMPATAN : TINGKAT III SEMESTER VI

Bengkulu, Januari 2019

Penyusun,

Ns. Derison Marsinova, S.Kep., M.Kep


NIP. 197112171991021001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan


Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu,

Ns. Hermansyah, S.Kep, M.Kep


NIP. 197507161997031002

MODUL PRAKTIK MATA KULIAH KEPERAWATAN KRITIS


PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

4
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur disampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena pada akhirnya
modul praktikum keperawatan kritis ini dapat terselesaikan. Modul praktikum ini disusun
untuk memberikan mahasiswa berbagai gambaran kasus pada keperawatan kritis,
menstimulasi mahasiswa untuk berfikir kritis dalam melaksanakan asuhan keperawatan
mulai dari pengkajian, analisis data, merumuskan diagnosa keperawatan, menentukan
intervensi keperawatan dan melakukan tindakan keperawatan pada berbagai kasus kritis serta
memberikan gambaran perawatan dalam manajemen kasus pada kegawat daruratan dan kasus
kritis. Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan belajar bagi mahasiswa untuk pencapaian
kompetensi kegawat daruratan dan keperawatan kritis.

Modul ini tentunya masih banyak memiliki kekurangan, oleh sebab itu saran dan masukan
yang positif sangat kami harapkan demi perbaikan modul ini.

Terima kasih

Tim Keperawatan Kritis II

5
KEPERAWATAN KRITIS

1. Deskripsi Mata Ajaran


Keperawatan Kritis merupakan bagian mata kuliah Clinical Nursing yang
mempelajari tentang keperawatan kritis yang meliputi perawatan pasien dengan
kondisi darurat dan kondisi kritis, sehingga mahasiswa keperawatan mampu
memahami perawatan pada pasien dengan kondisi yang mengancam jiwa dengan
pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual. Pemahaman ilmu tersebut sebagai acuan dalam
memberikan asuhan keperawatan professional secara komprehensif berdasarkan kiat
dan ilmu keperawatan.

2. Kompetensi Umum

Pada akhir pembelajaran keperawatan kritis ini diharapkan mahasiswa prodi


Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan dapat menentukan asuhan keperawatan yang
tepat dan mengaplikasikan asuhan keperawatan tersebut pada klien dengan kondisi
kritis dengan prinsip proses asuhan keperawatan yang benar.

3. Peta Kompetensi Keperawatan Kritis

No Level Kemampuan Pengalaman Belajar Profesi


Praktika P3N

Modul
1 2 3 4 1 2 3 4
A Hemodinamik (ICP, CVP), EKG

B Syringe pump dan infuse pump

C Ventilator

D Balance Cairan
E Parenteral Nutrisi

Keterangan

Level Kemampuan :

1. Kemampuan kognitif sangat kurang (belum menguasai teori dasar) dan belum pernah
melakukan tindakan
2. Kemampuan Kognitif kurang (belum mampu mengintegrasikan teori dalam praktik),
komunikasi minimal, pernah melakukan 1 kali tindakan, perlu bimbingan dan
supervisi lebih lanjut.
6
3. Kemampuan kognitif cukup (mampu mengintegrasikan teori dalam praktik dengan
pemberian kata kunci), komunikasi cukup baik, melakukan tindakan lebih dari 1 kali
(tindakan terkoordinasi dengan baik dan mahasiswa percaya diri), perlu bantuan
minimal dan supervisi seperlunya.
4. Kemampuan kognitif baik (mampu mengintegrasikan teori dalam praktik),
komunikasi efektif, kompeten dalam melakukan tindakan (terkoordinasi, percaya diri,
caring), tidak perlu bantuan dan dapat membantu mengajarkan ke yang lain

Keterangan

Pencapaian kompetensi kognitif

1. Mahasiswa diwajibkan untuk melakukan pembelajaran mandiri (SCL) untuk


mencapai kompetensi kognitif yang diharapkan.
2. Pertanyaan yang ada di kompetensi kognitif wajib sudah diisi sebelum praktikum
dimulai.
3. Mahasiswa wajib menuliskan secara jelas sumber atau referensi yang dipergunakan
pada bagian isian kompetensi kognitif.
4. Apabila lembar isian pada kompetensi kognitif dirasakan belum mewakili jawaban
yang lengkap, maka mahasiswa diperkenankan untuk menambah pada lembar
jawaban lain, dengan catatan : kerapian dalam ukuran kertas dan peletakan lembar
jawaban tambahan.
5. Segala bentuk plagiarism yang dilakukan oleh mahasiswa akan memperoleh tindakan
tegas yaitu pengurangan nilai
6. Evaluasi dari pencapaian ini akan dilakukan oleh fasilitator dan PJMA
7. Setiap modul yang telah selesai dilaksanakan harus memperoleh bukti dari fasilitator
berupa tanda tangan pada hari dan jam dimana modul tersebut terselesaikan, untuk
dilakukan penilaian dan evaluasi oleh PJMA
8. Mahasiswa dapat memperoleh detil jawaban dari setiap pertanyaan yang ada pada
kompetensi kognitif apabila seluruh kelompok telah menyelesaikan praktikum pada
modul tersebut.

Pencapaian kompetensi Afektif


1. penilaian pada aspek afektif akan dilakukan oleh fasilitator secara terintegrasi pada
setiap kegiatan pencapaian kompetensi kognitif maupun pencapaian kompetensi
psikomotor
2. matriks atribut soft skill yang digunakan pada pencapaian kompetensi efektif sebagai
berikut:

7
No ATRIBUT DEFINISI INDIKATOR SKOR
SOFT 1 2 3 4
SKILLS
1 disiplin Ketepatan Kehadiran Tidak Datang Datang Datang
waktu dalam dilaboratorium hadir di terlamb terlambat tepat
mengikuti laborat at > 5-15mnt waktu
kegiatan orium 15menit
praktikum
Ketaatan dan Penyerahan Terlam Terlam Terlambat Tepat
kepatuhan tugas dan patuh bat >2 bat 2 1hr & waktu&
dalam terhadap tata hari & hari & jarang tdk pernah
melaksanakan tertib selalu sering melanggar melangga
tugas dan tata melang melang
tertib gar gar
praktikum
2. Etika Perilaku Perilaku dan Tidak jarang Sering selalu
sesuai norma ucapan yang pernah
dalam sopan & santun
kegiatan
praktikum
3. Partisipasi Keikutsertaan Penyampaian Tidak jarang Sering selalu
aktif secara aktif pendapat baik pernah
dalam setiap lisan maupun
kegiatan tulisan
praktikum tanya,melalui
bertanya,
memberikan
jawaban,
penyampaian
ide)
4. Komunika Kemampuan Penyampaian Tidak jarang Sering selalu
tif mengemukaka pendapat atau pernah
n pendapat gagasan dengan
atau gagasan penuh percaya
baik lisan diri, berani
maupun dengan kalimat
tulisan yang mudah
dipahami dan
asertif

Pencapaian Kompetensi Psikomotor

1. Pelaksanaan tindakan kompetensi psikomotor ini tergantung pada topic yang akan
dipelajari. Fasilitator akan menjelaskan bagaimana prosedur tindakan dilakukan.
Khusus topik “review” maka mahasiswa harus langsung melakukan dengan media
phantom atau teman dalam tim praktikum, fasilitator akan memberikan justifikasi dan
arahan apabila pada saat pelaksanaan mahasiswa belum benar atau belum sesuai
prosedur

8
2. Pada pencapaian kompetensi psikomotor setiap mahasiswa wajib melakukan
kompetensi psikomotor sesuai dengan materi praktikum yang dilakukan
3. Apabila waktu praktikum tidak mencukupi bagi mahasiswa untuk melakukan tindakan
sesuai kompetensi psikomotor yang diharapkan dengan pendampingan fasilitator,
maka mahsiswa wajib melakukan secara individual tiindakan tersebut. Penilaian dapat
dilakukan pada saat pendalaman praktikum .

PETUNJUK PRAKTIKUM

1. Materi praktikum ada 4 yaitu :


a. Hemodinamik (ICP, CVP), EKG
b. Syringe pump dan infuse pump
c. Pemasangan Ventilator
d. Balance Cairan
e. Parenteral Nutrisi
2. Setiap mahasiswa wajib mengikuti kegiatan praktikum (100% kehadiran) sesuai dengan
jadwal kelompoknya, apabila berhalangan hadir diharapkan mencari pengganti pada hari
tersebut dengan melapor pada PJMA dan fasilitator
3. Setiap kelompok mengingatkan ke masing-masing fasilitator pelaksanaan praktikum
minimal 2 hari seblumnya
4. Setiap mahasiswa wajib mentaati tata tertib praktikum
5. Ketentuan ujian praktikum akan dijelaskan lebih lanjut pada akhir pelaksanaan praktikum
6. Daftar nama kelompok dapat di akses di www.ners.unair.ac.id

9
MODUL A

PEMANTAUAN HEMODINAMIK (CVP, EKG, ICP)

ISI MODUL :

1. Kompeensi yang diharapkan ( kognitif, afektif, dan psikomotor)


2. Trigger case
3. Prosedur tindakan
4. Daftar refrensi

KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN

A. KOGNITIF & AFEKTIF (TERINTEGRASI)


Mahasiswa mampu :
1. Menyebutkan definisi dari pemantauan hemodinamik (CVP, EKG dan ICP)
2. Menyebutkan tujuan dari tindakan pemantauan hemodinamik (CVP, EKG dan ICP)
3. Menyebutkan dan mempersiapkanan alat dari tindakan pemantauan hemodinamik
(CVP, EKG,ICP)
4. Menyebutkan tahapan tindakan pemantauan hemodinamik (CVP, EKG dan ICP)
5. Menjelaskan intepretasi dari temuan pemantauan hemodinamik (CVP, EKG dan ICP)

B. PSIKOMOTOR & AFEKTIF ( TERINTEGRASI)

Kegiatan Tugas Fasilitator Pencapaian Penilaian


Mahasiswa Hard skill Soft skill
PBL Fasilitator Mahasiswa - Kemampuan - Disiplin
mengarahkan melakukan analisis sintesis analisis - Etika
mahasiswa untuk terhadap trigger kasus - Partisipasi
menganalisis case yang - Kemampuan dalam - Aktif
memahami konsep - Komunikatif
trigger case sesuai ditunjukkan dengan dan aplikasi SOP
dengan modul mampu menjawab keperawatan
praktikum yang dan menjelaskan - Kemampuan dalam
menjadi acuan bagi pengkajian fokus critical point SOP
mahasiswa yang harus keperawatan
dilakukan untuk - Kemampuan
mengaplikasikan
masalah sesuai
SOP keperawatan
trigger case, dalam asuhan
menentukan keperawatan
masalah pasien dengan
keperawatan dan pneomothorax
intervensi
keperawatan yang

10
tepat

Fasilitator Mahasiswa mampu


mendemonstrasika melakukan
n keterampilan redemonstrasi
pemantauan terkait ketrampilan
hemodinamik yang telah
(CVP, EKG dan ditunjukkan
ICP)yang akan fasilitator
dipelajari
PBP* Fasilitator Mahasiswa mampu
melakukan melakukan
observasi dan pengkajian pada
penilaian terhadap pasien dengan
hasil pengkajian masalah gangguan
hemodinamik
Failitator Mahasiswa mampu
melakukan melakukan analisis
observasi dan data dan menyusun
penilaian terhadap intervensi
hasil analisis data keperawatan pada
dan penentuan pasien dengan
intervensi masalah gangguan
keperawatan hemodinamik
Fasilitator Mahasiswa mampu
melakukan melakukan
observasi dan tindakan
pendampingan keperawatan (baik
terhadap tindakan mandiri maupun
yang dilakukan. kolaboratif) dalam
manajemen pada
pasien dengan
masalah gangguan
hemodinamik
menyusun materi
edukasi dan
pemberian edukasi.

11
Kompetensi 2.1

Pemantauan Hemodinamik: CVP

1. DEFINISI PENGUKURAN CVP:


Melakukan pengukuran tekanan pada pembuluh vena sentral.

2. TUJUAN PENGUKURAN CVP:


1. Mengetahui status volume intravaskuler dan menunjukkan volume sirkulasi darah (status
hidrasi tubuh): normovolemik, hipervolemik, hipovolemik atau dehidrasi.
2. Mengetahui tonus pembuluh darah: hipotonus atau hipertonus
3. Mengetahui fungsi ventrikel kanan sebagai pompa: indikasi gagal jantung kanan

3. PERSIAPAN ALAT UNTUK PENGUKURAN CVP:


1. Cairan isotonis (NaCl 0,9%).
2. 2 buah infus set:
- 1 buah untuk dipasang pada manometer.
- 1 buah untuk cairan isotonis.
3. Manometer.
4. Waterpass atau pipa U.
5. Threeway stopcock
6. Sarung tangan bersih

4. PROSEDUR PENGUKURAN CVP:


Pengukuran CVP dapat dilakukan dengan menggunakan:
- Manometer manual

Prosedur Pengukuran CVP secara manual:


1. Jelaskan prosedur tindakan kepada pasien atau keluarga.
2. Persiapkan alat.
3. Mencuci tangan dan gunakan sarung tangan bersih.
4. Persiapkan pasien dengan memposisikan pasien datar (supine position) bila
memungkinkan. Bila pengukuran tidak dapat dilakukan dengan supine position, maka
pengukuran dapat dilakukan dengan posisi kepala pasien ditinggikan 30-40o. Posisikan
lengan pasien ke atas kepala atau menjauhi dada pasien.

12
Note:
- Prinsipnya tiap pengukuran pada satu pasien sebaiknya menggunakan satu posisi
yang sama. Catat posisi pasien pada awal pengukuran untuk menjaga konsistensi
hasil pengukuran.
5. Cek cairan yang saat ini dipergunakan pasien. Pergunakan cairan isotonis (NaCl 0,9%)
untuk melakukan pengukuran.
Note:
- Apabila infus set untuk pengukuran CVP tidak memungkinkan untuk diganti, maka
ganti cairan yang terpasang pada pasien dengan cairan isotonis (NaCl 0,9%) dan
alirkan terlebih dahulu untuk mendorong cairan sebelumnya masuk ke tubuh.
6. Pastikan kepatenan kateter dengan melihat kelancaran tetesan cairan infus dan aliran
threeway stopcock.
7. Tentukan zero point (titik nol) dengan waterpass atau pipa u setinggi ICS IV mid
axillary line (posisi ini menggambarkan setinggi atrium kanan). Titik ini merupakan
“Phlebostatic Axis” (lihat gambar 1). Pasang manometer pada tiang infus sesuai zero
point yang telah ditentukan.

Gambar 1: The Phlebostatic Axis (Emil Vernarec & Sally Beattie Dulak, 2003)

8. Tutup aliran threeway dari cairan infus yang ke arah jantung.


Note:
- Apabila pasien mendapatkan obat-obat emergency (infusion pump/syringe pump),
biarkan obat tersebut tetap mengalir.
9. Buka aliran threeway dari cairan isotonis yang ke arah manometer. Isi manometer
dengan cairan isotonis tersebut secukupnya (bila menggunakan infus set usahakan

13
chamber infus terisi) lalu tutup lagi alirann
10. Buka aliran threeway dari cairan manometer dan alirkan ke jantung.
11. Perhatikan cairan dalam manometer akan turun perlahan sesuai irama nafas pasien
hingga berhenti pada satu titik ketinggian tertentu.
12. Angka pada manometer yang sejajar dengan tinggi permukaan air tersebut adalah nilai
CVP.
13. Kembalikan threeway pada aliran semula.
Note:
- Pasang dan alirkan kembali cairan infus sebelumnya, apabila cairan infus tersebut
selama pengukuran dilepas.
14. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan.
15. Dokumentasikan hasil pengukuran CVP.

INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN CVP:


1. Nilai normal CVP:
 5 – 15 cmH2O (menggunakan manometer manual)
 4 – 11 mmHg (menggunakan monitor dan transducer)
Note : Pada pengukuran dengan electronic pressure transducer, hasil pengukuran
satuannya adalah mmHg.

Kompetensi 2.2
Pemantauan Hemodinamik: EKG

1. DEFINISI
Suatu tindakan untuk merekam aktifitas elektroda jantung yang dilakukan
dipermukaan dada

2. TUJUAN PEREKAMAN EKG


1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan dari irrama jantung (aritmia)
2. untuk mengetaui adanya kelainan-kelainan miokardium seperti infark, hipertropi
atrial dan ventrikel.
3. Untuk mengetahui pengaruh / effek obat-obatjantung terutama digitalis dan

14
quinidine
4. Untuk mengqatahui adanya gangguan-gangguan elektrolit
5. Untuk mengetahui adanya perikarditis.

CARA MEREKAM EKG


A. Persiapan alat
1. EKG yang dilengkapi :
 Kabel untuk sumber listrik
 Kabel elektroda :Ekstremitas & Dada
 Plat elektroda ekstremitas / karet pengikat
 Balon penghisap elektroda
2. Jelly electrode
3. kertas EKG
4. Kertas tissue
5. Kapas alkohol
B. Persiapan pasien
 Penjelasan : tujuan pemeriksaan & hal-hal yang harus diperhatikan saat
perekaman
 Dinding dada harus terbuka

Cara menempatkan electrode


1. Elektrode extremitas diatas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan kiri
searah dengan telapak tangan
2. Pada extremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam
3. Posisi pada pergelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapat dipasang
sampai ke bahu kiri atau kanan dan pangkal paha kiri atau kanan. Kemudian
kabel-kabel dihubungkan.
4. Elektrode dada harus selalu terpasang dengan benar

CARA KERJA
1. Perawat cuci tangan
2. Jelaskan prosedur tindakan pada pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Bersihkan area yang akan dipasang electrode
15
5. Beri jelli dan pasang elektrode
6. Hidupkan mesin EKG (power on)
7. Lakukan kalibrasi. Kalibrasi 1mV, kecepatan 25 mm/detik.
8. Lakukan perekaman
9. Semua elektroda di lepas, jelly dibersihkan dari tubuh pasien.
10. Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai
11. Setelah itu matikan mesin EKG.
12. Catat : nama pasien, umur
 tanggal jam, identitas perekam
 lead diberi tanda dibawah tiap lead.

Kompetensi 2.3
Pemantauan Hemodinamik: ICP

1. DEFINISI
Suatu prosedur pemantauan untuk mengetahui nilai dari tekanan intra kranial (Intra
Cranial Pressure) dengan cara melakukan pengukuran secara berkala.
Normal ICP: 5-15 Cm H20

2. TUJUAN
a. pemantauan/ observasi tekanan intrakranial dengan benar
b. melaporkan secara dini terjadinya PTIK

3. PERSIAPAN ALAT
1. Infus Set : 2 buah (1 untuk manometer, 1 dihubungkan dengan drain)
2. Drain bag : 1 buah
3. Tree Way stop Cock: 1 buah
4. Standart infus
5. Manometer
6. Water pass
7. Sarung tangan

4. PROSEDUR TINDAKAN

16
a. Beri tahu pasien atau keluarga pasien tentang prosedure yang akan dilaksanakan
b. Jaga privasi pasien
c. Cuci Tangan
d. Gunakan sarung tangan
e. Posisikan pasien slight head up (sesuai indikasi)
f. Gunakan tree way stopcock untuk menghubungkan antara otak, bag (drain) dan
manometer.
g. Tutup drain ke arah ICP selama 5 menit
h. Tentukan titik nol dari MAE
i. Tree way stop cock posisi stop ke arah drain bag
j. Infus set yang kearah ICP tetap terbuka
k. Perhatikan pergeseran CSF (Cerebro Spinal Fluid) pada manometer pengukur,
tunggu sampai berhenti, lihat pada manometer angka yang menunjukkan tingginya
cairan.
l. Kembalikan posisi tree way stop cock mengalir kea rah drain bag.
m. Alat-alat dibereskan, lepas sarung tangan dan cuci tangan.
n. Catat dalam lembar observasi.

5. CATATAN
a. Bila terjadi kenaikan TIK/ ICP yang melebihi harga normal segera kolaborasikan
dengan dokter.
b. Infus set yang menuju ke arah drain bag posisikan naik lebih kurang 10 cm di atas
kepala/ MAE dan terbuka, supaya CSF terjaga dalam batas normal
c. Posisi drain bag ditempatkan sejajar posisi kepala agar drainage tidak terlalu deras.

17
TRIGGER CASE

Seorang laki laki dirawat di Ruang Burn Unit dengan luka bakar grade III 30% hari kedua
setelah mendapatkan resusitasi cairan.

1. Lengkapi data pengkajian pada kasus diatas


2. Buatlah asuhan keperawatan berdasarkan data tambahan yang sudah saudara susun.

Jawaban:

18
19
20
21
PROSEDUR TINDAKAN

Pemantauan Hemodinamik: CVP

No Kegiatan Dikerjakan Tidak


Dikerjakan
1. Perkenalkan diri dan identifikasi identitas pasien serta
kebutuhan untuk pengukuran CVP
2. Pertahankan Universal Precaution
3. Tindakan Pembebatan
A. Persiapan Alat
1. Cairan isotonis (NaCl
0,9%).
2. 2 buah infus set:
a. 1 buah untuk dipasang pada manometer.
b. 1 buah untuk cairan isotonis.
3. Manometer.
4. Waterpass atau pipa U.
5. Threeway stopcock
6. Sarung tangan bersih
B. Prosedur Kerja
Prosedur Pengukuran CVP secara manual:

1. Jelaskan prosedur tindakan kepada pasien atau


keluarga.
2. Persiapkan alat.
3. Mencuci tangan dan gunakan sarung tangan bersih.
4. Jaga Privasi pasien
5. Persiapkan pasien dengan memposisikan pasien datar
(supine position) bila memungkinkan. Bila
pengukuran tidak dapat dilakukan dengan supine
position, maka pengukuran dapat dilakukan dengan
posisi kepala pasien ditinggikan 30-40o. Posisikan
lengan pasien ke atas kepala atau menjauhi dada
pasien.
Note:
- Prinsipnya tiap pengukuran pada satu pasien
sebaiknya menggunakan satu posisi yang sama.
Catat posisi pasien pada awal pengukuran untuk
menjaga konsistensi hasil pengukuran.
6. Cek cairan yang saat ini dipergunakan pasien.
Pergunakan cairan isotonis (NaCl 0,9%) untuk
melakukan pengukuran.
Note:
- Apabila infus set untuk pengukuran CVP tidak
memungkinkan untuk diganti, maka ganti cairan

22
yang terpasang pada pasien dengan cairan isotonis
(NaCl 0,9%) dan alirkan terlebih dahulu untuk
mendorong cairan sebelumnya masuk ke tubuh.
7. Pastikan kepatenan kateter dengan melihat kelancaran
tetesan cairan infus dan aliran threeway stopcock.
8. Tentukan zero point (titik nol) dengan waterpass
atau pipa u setinggi ICS IV mid axillary line (posisi
ini menggambarkan setinggi atrium kanan). Titik ini
merupakan “Phlebostatic Axis” (lihat gambar 1).
Pasang manometer pada tiang infus sesuai zero point
yang telah ditentukan.

Gambar 1: The Phlebostatic Axis (Emil Vernarec &


Sally Beattie Dulak, 2003)
9. Tutup aliran threeway dari cairan infus yang ke arah
jantung.
Note:
- Apabila pasien mendapatkan obat-obat emergency
(infusion pump/syringe pump), biarkan obat
tersebut tetap mengalir.
10. Buka aliran threeway dari cairan isotonis yang ke
arah manometer. Isi manometer dengan cairan
isotonis tersebut secukupnya (bila menggunakan
infus set usahakan chamber infus terisi) lalu tutup lagi
alirann
11. Buka aliran threeway dari cairan manometer dan
alirkan ke jantung.
12. Perhatikan cairan dalam manometer akan turun
perlahan sesuai irama nafas pasien hingga berhenti
pada satu titik ketinggian tertentu.
13. Angka pada manometer yang sejajar dengan tinggi
permukaan air tersebut adalah nilai CVP.
14. Kembalikan threeway pada aliran semula.
Note:

23
- Pasang dan alirkan kembali cairan infus
sebelumnya, apabila cairan infus tersebut selama
pengukuran dilepas.

4. Akhiri tindakan, rapikan klien lepas sarung tangan dan


cuci tangan
5. Dokumentasikan pada setiap aspek yang diperoleh baik
secara subyektif maupun obyektif.

PROSEDUR TINDAKAN

Pemantauan Hemodinamik: ECG

No Kegiatan Dikerjakan Tidak


Dikerjakan
1. Perkenalkan diri dan identifikasi identitas pasien serta
kebutuhan untuk perekaman ECG
2. Pertahankan Universal Precaution
3. Tindakan Pembebatan
A. Persiapan Alat
1. EKG yang dilengkapi :
 Kabel untuk sumber listrik
 Kabel elektroda :Ekstremitas & Dada
 Plat elektroda ekstremitas / karet pengikat
 Balon penghisap elektroda
2. Jelly electrode
3. kertas EKG
4. Kertas tissue
5. Kapas alcohol
B. Persiapan pasien
 Penjelasan : tujuan pemeriksaan & hal-hal yang
harus diperhatikan saat perekaman
 Dinding dada harus terbuka

Cara menempatkan electrode


a. Elektrode extremitas diatas dipasang pada
pergelangan tangan kanan dan kiri searah dengan
telapak tangan
b. Pada extremitas bawah pada pergelangan kaki
kanan dan kiri sebelah dala
c. Posisi pada pergelangan bukanlah mutlak, bila
diperlukan dapat dipasang sampai ke bahu kiri
atau kanan dan pangkal paha kiri atau kanan.
Kemudian kabel-kabel dihubungkan.
d. Elektrode dada harus selalu terpasang dengan
benar

24
C. Prosedur Kerja
1. Perawat cuci tangan
2. Jelaskan prosedur tindakan pada pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Bersihkan area yang akan dipasang electrode
5. Beri jelli dan pasang elektrode
6. Hidupkan mesin EKG (power on)
7. Lakukan kalibrasi. Kalibrasi 1mV, kecepatan 25
mm/detik.
8. Lakukan perekaman
9. Semua elektroda di lepas, jelly dibersihkan dari
tubuh pasien.
10. Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai
11. Setelah itu matikan mesin EKG.
12. Catat : nama pasien, umur
 tanggal jam, identitas perekam
 lead diberi tanda dibawah tiap lead

4. Akhiri tindakan, rapikan klien, lepas sarung tangan dan


cuci tangan
5. Dokumentasikan pada setiap aspek yang diperoleh baik
secara subyektif maupun obyektif.

PROSEDUR TINDAKAN

Pemantauan Hemodinamik: ICP

No Kegiatan Dikerjakan Tidak


Dikerjakan
1. Perkenalkan diri dan identifikasi identitas pasien serta
kebutuhan untuk pengukuran ICP
2. Pertahankan Universal Precaution
3. Tindakan Pembebatan
A. Persiapan Alat
1. Infus Set : 2 buah
(1 untuk manometer, 1 dihubungkan dengan drain)
2. Drain bag : 1 buah
3. Tree Way stop Cock: 1 buah
4. Standart infus
5. Manometer
6. Water pass
7. Sarung tangan

B. Prosedur Kerja
1. Beri tahu pasien atau keluarga pasien tentang
prosedure yang akan dilaksanakan
2. Jaga privasi pasien
3. Cuci Tangan
4. Gunakan sarung tangan

25
5. Posisikan pasien slight head up (sesuai indikasi)
6. Gunakan tree way stopcock untuk menghubungkan
antara otak, bag (drain) dan manometer.
7. Tutup drain ke arah ICP selama 5 menit
8. Tentukan titik nol dari MAE
9. Tree way stop cock posisi stop ke arah drain bag
10. Infus set yang kearah ICP tetap terbuka
11. Perhatikan pergeseran CSF (Cerebro Spinal Fluid)
pada manometer pengukur, tunggu sampai berhenti,
lihat pada manometer angka yang menunjukkan
tingginya cairan.
12. Kembalikan posisi tree way stop cock mengalir kea
rah drain bag.

4. Akhiri tindakan, bereska alat-alat, rapikan klien dan lepas


sarung tangan serta cuci tangan
5. Dokumentasikan pada setiap aspek yang diperoleh baik
secara subyektif maupun obyektif.

DAFTAR PENCAPAIAN

No. Kegiatan Kesempatan ke

1 2 3 4 5

Catatan :

 Berikan angka (1-4) sesuai dengan level kompetensi yang dicapai mahasiswa pada
setiap kesempatan

 Daftar tilik ini dapat dipergunakan selama dilaboratorium maupun selama PBP

26
 Mahasiswa diharapkan aktif dalam berlatih untuk melakukan tindakan ( baik PBL
maupun PBP)

MAHASISWA DINYATAKAN *: REKOMENDASI :

*dinyatakan dengan terampil, kurang terampil atau belum terampil

NILAI :
PJMA FASILITATOR

( ) ( )

TANDA TANGAN DAN NAMA LENGKAP

27
Modul B
SYRINGE PUMP DAN INFUSE PUMP

ISI MODUL :

1. Kompetensi yang diharapkan (kognitif, afektif, dan psikomotor)


2. Trigger case
3. Prosedur tindakan
4. Daftar referensi

Kompetensi yang diharapkan

A. KOGNITIF & AFEKTIF (TERINTEGRASI)


Mahasiswa mampu :
1. Menyebutkan definisi dari syringe pump dan infuse pump
2. Menyebutkan tujuan dari syringe pump dan infuse pump
3. Menyebutkan dan mempersiapkanan alat syringe pump dan infuse pump
4. Menyebutkan tahapan pengoperasian syringe pump dan infuse pump
5. Menjelaskan penentuan dosis obat dengan menggunakan syringe pump dan
infuse pump.

B. PSIKOMOTOR & AFEKTIF ( TERINTEGRASI)

Kegiatan Tugas Fasilitator Pencapaian Penilaian


Mahasiswa
Hard skill Soft skill
PBL Fasilitator Mahasiswa - Kemampuan - Disiplin
mengarahkan melakukan sintesis analisis - Etika
mahasiswa untuk analisis kasus - Partisipasi
menganalisis terhadap - Kemampuan - Aktif
trigger case sesuai trigger case dalam - Komunikatif
dengan modul yang memahami
praktikum yang ditunjukkan konsep dan
menjadi acuan bagi dengan mampu aplikasi SOP
mahasiswa menjelaskan keperawatan
pengkajian - Kemampuan
fokus yang dalam critical
harus point SOP
dilakukan keperawatan
untuk masalah - Kemampuan
sesuai trigger mengaplikasikan
case, SOP
menentukan keperawatan
masalah dalam asuhan
keperawatan keperawatan
dan intervensi pasien dengan

28
keperawatan obat emergency
yang tepat yang
menggunakan
syringe pump
dan infuse pump
Fasilitator Mahasiswa
mendemonstrasikan mampu
keterampilan melakukan
(syringe pump dan redemonstrasi
infuse pump) yang terkait
akan dipelajari ketrampilan
yang telah
ditunjukkan
fasilitator
PBP* Fasilitator Mahasiswa
melakukan mampu
observasi dan melakukan
penilaian terhadap pengkajian
hasil pengkajian pada pasien
dengan obat
emergency
yang
menggunakan
syringe pump
dan infuse
pump
Failitator Mahasiswa
melakukan mampu
observasi dan melakukan
penilaian terhadap analisis data
hasil analisis data dan menyusun
dan penentuan intervensi
intervensi keperawatan
keperawatan pada pasien
dengan Obat
Emergency
yang
menggunakan
syringe pump
dan infuse
pump
Fasilitator Mahasiswa
melakukan mampu
observasi dan melakukan
pendampingan tindakan
terhadap tindakan keperawatan
yang dilakukan. (baik mandiri
maupun
kolaboratif)
dalam

29
manajemen
pada pasien
dengan obat-
obat
emergency,
menyusun
materi edukasi
dan pemberian
edukasi.

KOMPETENSI 3.1 :

syringe pump

1. DEFINISI
Syringe pump adalah suatu alat yang digunakan untuk mengatur pemberian
medikasi intravena dengan dosis yang sangat kecil dalam jangka waktu yang lama
dan berkelanjutan.

2. TUJUAN
- Untuk menjaga pemberian medikasi intravena sesuai kebutuhan klien.
- Untuk memberikan medikasi dengan dosis kecil dan waktu pemberian yang
lama.

3. PERSIAPAN ALAT
1. Syringe pump
2. Standart infus
3. Spuit sesuai kebutuhan (20 cc/ 50 cc) dan medikasi klien.
4. Perfusor, Extentiom tube
5. Three way
6. Needle

4. PROSEDUR KERJA
1. Bawa alat-alat ke dekat klien.
2. Cuci tangan
3. Siapkan spuit dan medikasi klien.
4. Pasangkan spuit pada syringe pump dan hubungkan spuit dengan akses
intravena.
5. Nyalakan syringe pump.
6. Atur jumlah medikasi yang akan diberikan dalam cc/jam.
7. Tekan start untuk memulai pemberian medikasi.
8. Jika ada hal yang kurang tepat, alat akan memberikan peringatan dengan suara
dan lampu yang menyala merah. Alarm sign  hampir habis, terisi udara,
occlusion (clot/tube tertekuk), low batt, penempatan syringe tidak tepat
9. Tekan PURGE untuk pemberian sekali sewaktu
10. Cuci tangan

30
11. Evaluasi respon klien terhadap pemberian cairan Observasi Nadi,
Tekanan darah, Perfusi perifer, urine output

CATATAN :
1. Observasi pasien selama pemberian
2. Catat tindakan yang sudah dilakukan

Rumus perhitungan dosis :


Konversikan dosis gamma ( 1 γ = 1 mcg = 1/1000 mg ) atau nanogram (1 ng =
1/1000000 mg)

Dosis (....) x BB x 60 = cc / jam


Sediaan (... .)/cc

31
KOMPETENSI 3.2

Infuse Pump
1. DEFINISI
Infuse pump adalah suatu alat yang digunakan untuk mengatur pemberia cairan pada
klien.

2. TUJUAN
- Untuk menjaga pemberian cairan parenteral sesuai kebutuhan klien.
- Mencegah kelebihan volume cairan yang diberikan karena ketidakstabilan
tetesan cairan infus.

3. PERSIAPAN ALAT
1. Infuse pump dan tiang penyangga
2. Cairan infus
3. Infus set sesuai dengan kebutuhan alat infuse pump

4. PROSEDUR KERJA
1. Bawa alat-alat ke dekat klien.
2. Siapkan cairan infus dan infuse set dan gantungkan di tiang penyangga infuse
pump.
3. Pasangkan bagian selang pada infus set pada infuse pump, pastikan tidak ada
udara pada selang.
4. Pasang drip sensor pada tempat tetesan infus set.
5. Nyalakan infuse pump.
6. Atur infus set pada infuse pump sesuai infuse set yang digunakan.
7. Atur jumlah cairan yang akan diberikan pada klien tiap jam.
8. Tekan start untuk memulai pemberian cairan.
9. Jika ada hal yang kurang tepat, alat akan memberikan peringatan dengan suara
dan lampu yang menyala merah pada tulisan air, occlusion, flow err, empty, door,
completion.
10. Evaluasi respon klien terhadap pemberian cairan.

5. CATATAN

32
1. Observasi respon pasien selama pemberian infus
2. Pencatatan dan pelaporan setelah tindakan

33
TRIGGER CASE

Seorang laki-laki dirawat di ruang ICU dengan penurunan kesadaran, Tensi 90/60 mmHg,
Nadi: 98 x/m, RR bedside monitor 28 x/m, suhu 37,5 C. BB: 50 kg. Pada saat ini pasien
direncanakan untuk mendapatkan dopamine 5 mcg.

Pertanyaan:

1. Lengkapi data pada kasus diatas

2. Buatlah asuhan keperawatan sesuai data tambahan

3. Hitung kebutuhan pemberian dopamine pada pasin bila diberikan dengan syringe pump,
infuse pump dan pemberian manual melalui hitung tetesan

Jawaban:

34
35
36
37
38
PROSEDUR TINDAKAN

Syringe Pump
No Kegiatan Dikerjakan Tidak
Dikerjakan
1. Perkenalkan diri dan identifikasi identitas pasien
2. Pertahankan Universal Precaution
3. Tindakan Pembebatan
A. Persiapan Alat
1. Syringe pump
2. Standart infus
3. Spuit sesuai kebutuhan (20 cc/ 50 cc) dan medikasi
klien.
4. Perfusor, Extentiom tube
5. Three way
6. Needle

B. Prosedur Kerja
1. Bawa alat-alat ke dekat klien.
2. Cuci tangan
3. Siapkan spuit dan medikasi klien.
4. Pasangkan spuit pada syringe pump dan
hubungkan spuit dengan akses intravena.
5. Nyalakan syringe pump.
6. Atur jumlah medikasi yang akan diberikan dalam
cc/jam (hitung)
7. Tekan start untuk memulai pemberian medikasi.
8. Jika ada hal yang kurang tepat, alat akan
memberikan peringatan dengan suara dan lampu
yang menyala merah. Alarm sign  hampir
habis, terisi udara, occlusion (clot/tube
tertekuk), low batt, penempatan syringe tidak
tepat
9. Tekan PURGE untuk pemberian sekali sewaktu
10. Evaluasi respon klien terhadap pemberian cairan
Observasi Nadi, Tekanan darah, Perfusi perifer,
urine output

CATATAN :
1. Observasi pasien selama pemberian
2. Catat tindakan yang sudah dilakukan

4. Akhiri tindakan, rapikan klien dan lepas sarung tangan


serta cuci tangan
5. Dokumentasikan pada setiap aspek yang diperoleh baik
secara subyektif maupun obyektif.
PROSEDUR TINDAKAN
Infuse Pump

39
No Kegiatan Dikerjakan Tidak
Dikerjakan
1. Perkenalkan diri dan identifikasi identitas pasien
2. Pertahankan Universal Precaution
3. Tindakan Pembebatan
B. Persiapan Alat
1. Infuse pump dan tiang penyangga
2. Cairan infus
3. Infus set sesuai dengan kebutuhan alat infuse
pump

C. Prosedur Kerja
1. Bawa alat-alat ke dekat klien.
2. Siapkan cairan infus dan infuse set dan
gantungkan di tiang penyangga infuse pump.
3. Pasangkan bagian selang pada infus set pada
infuse pump, pastikan tidak ada udara pada selang.
4. Pasang drip sensor pada tempat tetesan infus set.
5. Nyalakan infuse pump.
6. Atur infus set pada infuse pump sesuai infuse set
yang digunakan.
7. Atur jumlah cairan yang akan diberikan pada
klien tiap jam.
8. Tekan start untuk memulai pemberian cairan.
9. Jika ada hal yang kurang tepat, alat akan
memberikan peringatan dengan suara dan lampu
yang menyala merah pada tulisan air, occlusion,
flow err, empty, door, completion.
10. Evaluasi respon klien terhadap pemberian cairan.

CATATAN
1. Observasi respon pasien selama pemberian infus
2. Pencatatan dan pelaporan setelah tindakan

4. Akhiri tindakan, rapikan klien dan lepas sarung tangan


serta cuci tangan
5. Dokumentasikan pada setiap aspek yang diperoleh baik
secara subyektif maupun obyektif.

DAFTAR PENCAPAIAN

No. Kegiatan Kesempatan ke

40
1 2 3 4 5

Catatan :

 Berikan angka (1-4) sesuai dengan level kompetensi yang dicapai mahasiswa pada
setiap kesempatan

 Daftar tilik ini dapat dipergunakan selama dilaboratorium maupun selama PBP

 Mahasiswa diharapkan aktif dalam berlatih untuk melakukan tindakan ( baik PBL
maupun PBP)

MAHASISWA DINYATAKAN *: REKOMENDASI :

*dinyatakan dengan terampil, kurang terampil atau belum terampil

NILAI :
PJMA FASILITATOR

( ) ( )

TANDA TANGAN DAN NAMA LENGKAP

41
Modul C
PEMASANGAN VENTILATOR

ISI MODUL :

5. Kompetensi yang diharapkan (kognitif, afektif, dan psikomotor)


6. Prosedur tindakan

Kompetensi yang diharapkan

A. KOGNITIF & AFEKTIF (TERINTEGRASI)


Mahasiswa mampu :
1. Menyebutkan definisi dari ventilator
2. Menyebutkan tujuan dari ventilator
3. Menyebutkan dan mempersiapkanan alat pemasangan ventilator
4. Menyebutkan tahapan pengoperasian ventilator

B. PSIKOMOTOR & AFEKTIF ( TERINTEGRASI)

Kegiatan Tugas Fasilitator Pencapaian Penilaian


Mahasiswa
Hard skill Soft skill
PBL Fasilitator Mahasiswa - Kemampuan - Disiplin
mengarahkan melakukan sintesis analisis - Etika
mahasiswa untuk analisis kasus - Partisipasi
menganalisis terhadap - Kemampuan - Aktif
trigger case sesuai trigger case dalam - Komunikatif
dengan modul yang memahami
praktikum yang ditunjukkan konsep dan
menjadi acuan bagi dengan mampu aplikasi SOP
mahasiswa menjelaskan keperawatan
pengkajian - Kemampuan
fokus yang dalam critical
harus point SOP
dilakukan keperawatan
untuk masalah
sesuai trigger
case,
menentukan
masalah
keperawatan
dan intervensi
keperawatan
yang tepat

Fasilitator Mahasiswa

42
mendemonstrasikan mampu
keterampilan melakukan
(pemasangan redemonstrasi
ventilator) yang terkait
akan dipelajari ketrampilan
yang telah
ditunjukkan
fasilitator
PBP* Fasilitator Mahasiswa
melakukan mampu
observasi dan melakukan
penilaian terhadap pengkajian
hasil pengkajian pada pasien
dengan
ventilator
Failitator Mahasiswa
melakukan mampu
observasi dan melakukan
penilaian terhadap analisis data
hasil analisis data dan menyusun
dan penentuan intervensi
intervensi keperawatan
keperawatan pada pasien
dengan
ventilator
Fasilitator Mahasiswa
melakukan mampu
observasi dan melakukan
pendampingan tindakan
terhadap tindakan keperawatan
yang dilakukan. (baik mandiri
maupun
kolaboratif)
dalam
manajemen
pada pasien
dengan
ventilator

C. Prosedur Pemasangan Ventilator

a. Persiapan :

1) Alat

a. Outlet ; Oksigen, compressore, vaccum/ suction.

b. 1 unit ventilator Servo 900 C / sircuit tube dan humidifier

c. Conector tube dan test lungs

43
d. Suction cateter steril.

e. Emergency trolley.

f. Pasien

g. Posisi tidur supinasi,telah terpasang ETT dan mayo dengan baik

h. Pasien dan keluarga diberitahu.

i. Pasang monitor EKG, saturasi oksigen, NIBP.

j. Apabila diperlukan, gunakan obat musculorelaxan / penenang sesuai indikasi

b. Cara kerja :

1) Pre – Set Ventilator

a. Hubungkan kabel stop kontak listrik

b. Tekan tombol power ventilator ( ada di bagian belakang alat

c. Hubungkan slang ventilator ke outlet oksigen dan compressore.

d. Putar working pressure searah jarum jam sampai jarum bergerak ke 60 cmH2O.

e. Mode ventilator di atur pada posisi Volume Control.

f. Tentukan Minute Volume 7,5 – RR 20- pause time 30- inspirasi time 25.

g. Cek ekspirasi minute volume pada display ; 0.00 = 0,2

h. Upper limit alarm, ubah ke minimal, trigger sensitivity ubah ke 20.

i. Upper pressure limir ubah ke 80.

j. Lihat display ekspirasi minute volume 7,5 L = 0,5 , pause time kebalikan ke 10.

k. Cek upper dan lower alarm sampai alarm berbunyi kemudian kembali ke posisi
semula.

l. Cek bila ada kebocoran di dalam, buka tube inspirasi bagian atas lalu tutup. Bila
tidak ada kebocoran, pressure akan naik hongga 60.

m. Cek PEEP. Tentukan PEEP 5 atau 10, lihat airway pressure, jarum akan bergerak
melalui batas angka 5 atau 10, jarum tidak kembali ke angka nol.

n. Cek trigger sensitivity, naikkan PEEP sampai 10, sirkuit di buka ,ubah trigger
dari –8 sampai – 10, perlahan dan akan bunyi alarm.

o. Apabila akan dihubungkan dengan pasien, alat harus di seting kembali.

44
p. Tentukan mode sesuai indikasi : Control, Assisted, IMV/ PEEP/ CPAP

2) Set Volume Control

a. Tentukan frekuensi pernafasan.

b. Tentukan tidal volume, minute volume.

c. Set lower limit alarm 20 / di bawah dan upper limit alarm 20/ di atas.

d. Tentukan PEEP yang dibutuhkan

e. Cek display/ lihat ekspirasi minute volume.

f. FiO2 100 % selama 15 menit kemudian turunkan sesuai hasil AGD

g. Pemantauan tanda vital dan keselarasan ventilator setiap saat / jam.

h. Lakukan isap lendir aseptik periodic

3) Set Assisted

a. Mode tetap Volume Control

b. Rubah respirasi rate

c. Tentukan tidal volume dan minute volume

d. Expirasi minute volume ditentukan sesudah pasien bernafas satu menit untuk
mengetahui minute volumeyang dikeluarkan oleh pasien

e. Putar Trigger kearah T

f. Yang lain tetap pada posisi normal

g. Fi O2 ditentukan sesuai hasil AGD

h. Pemantauan terhadap keadaan umum / tanda vital, keselarasan bantu nafas tiap
saat / jam.

i. Set Mode IMV / Intermitten Mandatory Ventilator

j. Pasien bernafas secara assisted , Trigger pada posisi T

k. Tentukan ; Tidal volume, minute volume.

l. Respirasi rate ditentukan sesuai dengan kebutuhan IMV.

m. Upper dan lower limit alarm ditentukan setelah pasien bernafas satu menit.

n. Knop yang lain pada posisi normal.

o. Fi O2 ditentukan sesuai kebutuhan.

45
4) Set Mode IMV / Intermitten Mandatory Ventilator

a. Pasien bernafas secara assisted , Trigger pada posisi T

b. Tentukan ; Tidal volume, minute volume.

c. Respirasi rate ditentukan sesuai dengan kebutuhan IMV.

d. Upper dan lower limit alarm ditentukan setelah pasien bernafas satu menit

e. Knop yang lain pada posisi normal

f. Fi O2 ditentukan sesuai kebutuhan

5) Set PEEP / Positif End Expiratory Pressure

a. Mode volume control

1. Trigger dirubah kerarah - 20

1) Frekuensi nafas diatur sesuai normal

2) Tentukan ; Tidal Volume, Minute Volume, Atur Upper / Lower limit


alarm

3) Sigh putar kearah off

4) Lain-lain knop posisi normal

5) Tentukan PEEP 2,5 s/d 10

b. Mode Assisted

1) Trigger diubah kearah positif.

2) Tentukan Tidal Volume, Minute Volume.

3) Tentukan respirasi rate lebih rendah dari pasien.

4) Sigh pada posisi off

5) Atur upper dan lower limit alarm, setelah pasien bernafas satu menit

6) Posisi lain tetap dalam posisi normal

DAFTAR PENCAPAIAN

No. Kegiatan Kesempatan ke

1 2 3 4 5

46
Catatan :

 Berikan angka (1-4) sesuai dengan level kompetensi yang dicapai mahasiswa pada
setiap kesempatan

 Daftar tilik ini dapat dipergunakan selama dilaboratorium maupun selama PBP

 Mahasiswa diharapkan aktif dalam berlatih untuk melakukan tindakan ( baik PBL
maupun PBP)

MAHASISWA DINYATAKAN *: REKOMENDASI :

*dinyatakan dengan terampil, kurang terampil atau belum terampil

NILAI :
PJMA FASILITATOR

( ) ( )

TANDA TANGAN DAN NAMA LENGKAP

47
Modul D

BALANCE CAIRAN

ISI MODUL:

1. Kompetensi yang diharapkan (kognitif, efektif, psikomotor)


2. Trigger case
3. Prosedur tindakan
4. Daftar referensi

Kompetensi yang diharapkan:

A. KOGNITIF & AFEKTIF (TERINTEGRASI)


Mahasiswa mampu :
1. Menyebutkan definisi dari balance cairan
2. Menyebutkan tujuan dari balance cairan
3. Menyebutkan dan mempersiapkanan alat pemasangan balance cairan
4. Menyebutkan tahapan pengoperasian balance cairan

B. PSIKOMOTOR & AFEKTIF ( TERINTEGRASI)

Kegiatan Tugas Fasilitator Pencapaian Penilaian


Mahasiswa
Hard skill Soft skill
PBL Fasilitator Mahasiswa - Kemampuan - Disiplin
mengarahkan melakukan sintesis - Etika
mahasiswa untuk analisis analisis - Partisipasi
menganalisis terhadap kasus - Aktif
trigger case sesuai trigger case - Kemampuan - Komunikatif
dengan modul yang dalam
praktikum yang ditunjukkan memahami
menjadi acuan bagi dengan konsep dan
mahasiswa mampu aplikasi SOP
menjelaskan keperawatan
pengkajian - Kemampuan
fokus yang dalam critical
harus point SOP
dilakukan keperawatan
untuk

48
masalah
sesuai trigger
case,
menentukan
masalah
keperawatan
dan intervensi
keperawatan
yang tepat

Fasilitator Mahasiswa
mendemonstrasikan mampu
keterampilan melakukan
(pemasangan redemonstrasi
ventilator) yang terkait
akan dipelajari ketrampilan
yang telah
ditunjukkan
fasilitator
PBP* Fasilitator Mahasiswa
melakukan mampu
observasi dan melakukan
penilaian terhadap pengkajian
hasil pengkajian pada pasien
Failitator Mahasiswa
melakukan mampu
observasi dan melakukan
penilaian terhadap analisis data
hasil analisis data dan
dan penentuan menyusun
intervensi intervensi
keperawatan keperawatan
pada pasien
Fasilitator Mahasiswa
melakukan mampu
observasi dan melakukan
pendampingan tindakan
terhadap tindakan keperawatan
yang dilakukan. (baik mandiri
maupun
kolaboratif)
dalam
manajemen
balance cairan

49
C. PROSEDUR PENGGUNAAN BALANCE CAIRAN

Persiapan :

1) Alat

1.Gelas ukur

2.Alas tulis

2) Cara kerja:

A. Tahap pra interaksi

1. Melakukan pengecekan program terapi

2. Mencuci tangan

B. Tahap orientasi

1. Memberikan salam dan sapa nama pasien

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan

C. Tahap kerja

1. Menghitung intake oral (minum)

2. Menghitung intake oral (makan)

3. Menghitung intake perinatal

4. Menghitung cairan metabolism

5. Menghitung output urine

6. Menghitung output feses

7. Menghitung output abnormal (muntah, drain, perdarahan dll.)

8. Menghitung output IWL

9. Menghitung balance cairan

50
D. Tahap terminasi

1. Berpamitan dengan klien

2. Membereskan alat

3. Mencuci tangan

4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

DAFTAR PENCAPAIAN

No. Kegiatan Kesempatan ke

1 2 3 4 5

Catatan :

 Berikan angka (1-4) sesuai dengan level kompetensi yang dicapai mahasiswa pada
setiap kesempatan

 Daftar tilik ini dapat dipergunakan selama dilaboratorium maupun selama PBP

 Mahasiswa diharapkan aktif dalam berlatih untuk melakukan tindakan ( baik PBL
maupun PBP)

MAHASISWA DINYATAKAN *: REKOMENDASI :

51
*dinyatakan dengan terampil, kurang terampil atau belum terampil

NILAI :
PJMA FASILITATOR

( ) ( )

TANDA TANGAN DAN NAMA LENGKAP

52
Modul E

PARENTAL NUTRISI

ISI MODUL:

ISI MODUL:

1. Kompetensi yang diharapkan (kognitif, efektif, psikomotor)


2. Trigger case
3. Prosedur tindakan

Kompetensi yang diharapkan:

D. KOGNITIF & AFEKTIF (TERINTEGRASI)


Mahasiswa mampu :
1. Menyebutkan definisi dari parental nutrisi
2. Menyebutkan tujuan sari parental nutrisi
3. Menyebutkan dan mempersiapkanan alat dari parental nutrisi
4. Menyebutkan tahapan pengoperasian parental nutrisi

1. DEFINISI
Nutrisi parenteral adalah metode memasukkan nutrisi ke dalam tubuh lewat
pembuluh darah, tanpa melalui saluran pencernaan. Umumnya, metode pemberian
nutrisi parenteral diterapkan kepada penderita kanker, Crohn’s disease, sindrom usus
pendek, dan sindrom iskemia usus.
2.TUJUAN
Untuk mempertahankan kebutuhan nutrisi
3.PERSIAPAN ALAT
Alat-alat :

a.Alat steril

1.Bak instrument berisi handscoon dan kasa steril

2.Infus set steril

3.Jarum/wingnedle/abocath dengan nomer yang sesuai

4.Korentang dan tempatnya

53
5.Kom tutup berisi kapas alcohol

b.Alat tidak steril

1.Standart infuse

2.Perlak dan alasnya

3.Pembendung (tourniquet)

4.Plester

5.Gunting verban

6.Bengkok

7.Jam tangan

c.Obat-obatan

1.Alcohol 70%

2.Cairan sesuai anjuran dokter

4.PROSEDUR KERJA
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan
3. Gunakan cara aseptik dalam perawatan kateter
4. Ganti balutan tiap 24 - 48 jam
5. Ganti set infus maksimal 2 x 24 jam
6. Ganti posisi pemasangan infus maksimal 3 x 24 jam (perifer)
7. Perhatikan tanda phlebitis, inflamasi, dan thrombosis
8. Jangan gunakan untuk pengambilan sampel darah dan pemberian obat
9. Lakukan pemantauan selama pemberian nutrisi parenteral, antara lain:

- Pemeriksaan laboratorium seperti BUN, kreatinin, gula darah, elektrolit dan faal
hepar
- Timbang berat badan pasien
- Periksa reduksi urine
- Observasi jumlah cairan yang masuk dan keluar
- Cairan jangan di gantuk lebih dari 24 jam
- Pemberian asam amino harus bersamaan dengan karbohidrat dengan harapan
kalori yang di butuhkan akan di penuhi karbohidrat
10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

54
5. CATATAN
Pencatatan dan pelaporan setelah tindakan

DAFTAR PENCAPAIAN

No. Kegiatan Kesempatan ke

1 2 3 4 5

Catatan :

 Berikan angka (1-4) sesuai dengan level kompetensi yang dicapai mahasiswa pada
setiap kesempatan

 Daftar tilik ini dapat dipergunakan selama dilaboratorium maupun selama PBP

 Mahasiswa diharapkan aktif dalam berlatih untuk melakukan tindakan ( baik PBL
maupun PBP)

MAHASISWA DINYATAKAN *: REKOMENDASI :

*dinyatakan dengan terampil, kurang terampil atau belum terampil

NILAI :
PJMA FASILITATOR

55
( ) ( )

TANDA TANGAN DAN NAMA LENGKAP

56
57

Anda mungkin juga menyukai