NIM : P05120319033
1. Studi kasus persepsi sehat-sakit serta peran perilaku pasien dan respon sakit/nyeri
pasien terhadap suatu budaya.
Seseorang yang sakit atau pernah melihat orang sakit, tergantung pada
ketertarikannya, akan memasukkan pengalaman tidak sehatnya itu ke dalam
memorinya. Hal inilah yang mengakibatkan penyakit atau gejala yang sama bisa
ditafsirkan secara berbeda oleh dua orang pasien dari budaya yang berbeda. Bila
diperluas, keadaan ini juga memengaruhi perilaku pencarian bantuan selanjutnya.
Mengalami sakit adalah sesuatu yang pasti dialami setiap orang dari waktu ke
waktu, kesakitan tidak hanya menyerang orang yang sakit tetapi juga lingkungan,
keluarga, teman, pekerjaan dan seluruh jaringan perawatan kesehatan. Kesakitan
juga dapat dikatakan sebagai fenomena sosial.
Untuk menyatakan seorang menjadi sakit harus ada persamaan persepsi antara
orang yang tidak sehat dengan orang di sekitarnya, pengaruh keluarga memegang
peran penting, menganggap orang itu sakit serta memutuskan bagaimana
pengobatannya merupakan urusan keluarga. Penilaian medis bukan satu-satunya
kriteria yang menentukan tingkat kesehatan seseorang. Saat sehat, individu akan
bertindak untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, misal: pencegahan
penyakit, personal hygiene, penjagaan kebugaran dan mengkonsumsi makanan
bergizi. Perbedaan kemampuan fungsional terdiri dari tiga aspek (Bush):
Kemampuan menggerakkan tubuh, mobilitas, dan kemampuan menjalankan
kegiatan-kegiatan utamanya.
Batasan analisis kondisi tubuh dapat dilihat berdasarkan batasan sakit menurut
orang lain dan batasan sakit menurut diri sendiri. Batasan sakit menurut orang
lain bahwa orang-orang di sekitar mengatakan bahwa dia sakit dan perlu
mendapat pengobatan. Batasan sakit menurut diri sendiri bahwa individu itu
sendiri mengenali gejala penyakitnya dan menentukan apakah dia akan mencari
pengobatan atau tidak. Analisis orang lain bisa bertentangan dengan analisa
individu.
Kebiasaan orang tua yang masih sering mengompres anaknya dengan air
dingin saat demam.
Mengompres masih menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan untuk
menurunkan demam tinggi pada anak. Namun sayang, banyak orangtua masih
keliru saat melakukan langkah pertolongan pertama pada demam ini. Misalnya
saja, orangtua masih menggunakan air dingin atau alkohol untuk mengompres
demam anak.
Padahal, air yang dianjurkan untuk mengompres anak demam, yakni air hangat
karena dapat membuka pori-pori, sehingga panas pada tubuh bisa keluar lewat
pori-pori tersebut. Penggunaan air hangat juga berguna untuk merangsang tubuh
agar menurunkan kontrol pengatur suhu tubuh lagi. Dokter RS PKU
Muhammadiyah Surakarta, dr. Dien Kalbu Ady, menjelaskan jika kompres anak
dilakukan dengan air yang terlalu dingin, maka pembuluh darahnya bisa
mengecil, sehingga panas tubuh malah tidak keluar. Anak yang demam juga bisa
semakin menggigil untuk mempertahankan kesimbangan suhu tubuhnya saat
dikompres air dingin.
Cara mengompres anak yang benar Berikut ini beberapa saran mengenai cara
mengompres yang benar agar demam anak cepat turun:
Air hangat yang diperlukan untuk mengompres anak demam yakni air yang
memiliki suhu tidak melebihi suhu tubuh anak. Dengan demikian, menurut dia,
suhu air yang paling baik untuk mengompres anak demam biasa adalah 27-34
derajat Celsius. Sementara, apabila anak mengalami demam dengan suhu tubuh
mencapai lebih dari 39 derajal Celsius, akan lebih baik jika dikompres dengan air
hangat yang lebih panas mencapai 34-37 derajat Celcius.
Kompres air hangat tidak efektif jika hanya diletakkan pada dahi atau kening. Dia
menerangkan, panas tubuh akan keluar melalui pembuluh-pembuluh darah besar
yang dekat dengan kulit yang berada di leher, ketiak, dan selangkangan. Maka
dari itu, pemberian kompres sebaiknya dilakukan di sekitar pembuluh-pembuluh
darah besar, seperti di ketiak dan lipatan paha selama kurang lebih 15-20 menit.
Kompres sekali pakai boleh digunakan tetapi tidak direkomendasikan untuk anak
di bawah 2 tahun. Hal itu dikarenakan, kulit bayi masih sensitif. Lagi pula,
kompres sekali pakai hanya bisa mengompres sebagian kecil permukaan tubuh.
Padahal prinsip mengompres anak demam adalah membasahi seluruh permukaan
tubuh.
4) Mengompres boleh dengan cara menyeka
5) Boleh memandikan anak Saat anak demam, beberapa orangtua memilih untuk
tidak memandikan mereka dengan beragam alasan. Padahal, menurut dr. Dien,
anak-anak boleh saja dimandikan asal menggunakan air hangat dengan suhu 30-
32 derajat Celsius. Untuk mengukur ketepatan suhu tersebut, orangtua bisa
memanfaatkan termometer air yang kini sudah banyak tersedia di pasaran. Selain
berfungsi untuk mengompres, mandi dengan air hangat juga bermanfaat guna
membersihkan tubuh anak dari kuman yang ada di kulit. Sebagai catatan, setelah
mandi, tubuh anak harus segera dikeringkan dan cepat menggunakan pakaian
agar mereka tidak sampai kedinginan.
2. Peran masyarakat dlam upaya kesehatan dan peran tenaga kesehatan dalam upaya
kesehatan di masyarakat