Anda di halaman 1dari 114

BUKU PANDUAN PRAKTIK LABORATORIUM

MANAGEMENT PATIENT SAFETY

DISUSUN OLEH :
TIM

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
Jln. Ganesha 1, Purwosari, Kudus Telp/Fax. 0291-442993/437218

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 1


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur tim penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya
Buku panduan Management Patient Safety. Buku panduan ini merupakan salah satu
bagian dari panduan pembelajaran laboratorium Management Patient Safety sebagai
pendekatan dalam pencapaian kompetensi lulusan D-III perawat dan profil lulusan D-III
Keperawatan yaitu sebagai perawat pelaksana, middle manager, interpreuner, dan
communicator
Kompetensi yang dicapai oleh mahasiswa tidak saja aspek hard skill, namun
demikian aspek soft skill sangat berperan menjadikan lulusan D-III perawat unggul.
Studi di lapangan menunjukkan aspek soft skill sangat menentukan keberhasilan
mahasiswa dalam dunia nyata. Mata Kuliah Management Patient Safety, khususnya
dalam pembelajaran laboratorium mencakup tentang ketrampilan dalam pemakaian
Alat Pelindung Diri, cara mensterilkan alat dan membuka menata paket steril, cara
pemeriksaan Bakteri, jamur dan virus, serta pemeriksaan darah dan urin.
Kami berharap buku panduan ini dapat dijadikan petunjuk dan dipergunakan
dengan sebaik-baiknya. Kami juga merasa masih banyak kekurangan dalam pembuatan
pedoman pembelajaran ini, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
peningkatan kualitas pedoman pembelajaran ini sangat kami harapkan. Semoga Buku
panduan ini dapat mengantarkan mahasiwa mencapai tujuan sebagai perawat
profesional.
Wassalamualaikum wr.wb.

Kudus, Mei 2017

Tim Penyusun

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 2


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................................... 1


KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. VISI DAN MISI STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS ........................................... 4
B. PROFIL PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN .............................................. 4
C. PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN ......................... 5
BAB II RANCANGAN PEMBELAJARAN
A. IDENTITAS MATA KULIAH ....................................................................................... 6
B. DESKRIPSI MATA AJAR .............................................................................................. 6
C. CAPAIAN PEMBELAJARAN ....................................................................................... 6
D. ALOKASI WAKTU .......................................................................................................... 7
E. METODE PEMBELAJARAAN ..................................................................................... 7
F. EVALUASI ........................................................................................................................ 7
G. DAFTAR REFERENSI ...................................................................................................
BAB III PETUNJUK PRAKTIKUM
A. APD ...................................................................................................................................... 8
B. Cuci tangan bersih dan steril ..................................................................................... 15
C. Cara membuka dan menata paket steril ............................................................... 20
D. Tehnik mensterilkan alat ............................................................................................ 26
E. Tehnik memakai sarung tangan bersih dan steril ............................................ 33
F. Cara pemeriksaan bakteri .......................................................................................... 38
G. Cara pemeriksaan jamur............................................................................................. 52
H. Cara pemeriksaan virus .............................................................................................. 60
I. Pemeriksaan darah (Hb, LED) .................................................................................. 68
J. Golongan darah A, B, AB, O ........................................................................................ 77
K. Pemeriksaan darah leokosit ...................................................................................... 82
L. Pemeriksaan darah (waktu perdarahan, waktu pembekuan) ..................... 90
M. Pemeriksaan urin (protein urin, bilirubin, pH urin) ........................................ 99
N. Pemeriksaan Tes Kehamilan ..................................................................................... 108
O. Pemeriksaan Reduksi Urine ...................................................................................... 112
Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 3
Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. VISI dan MISI STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS


VISI
Menjadi sekolah tinggi kesehatan yang unggul, menghasilkan lulusan dengan
penguasaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Keterampilan dan Seni (IPTEKS), di
tingkat regional dan nasional berlandaskan nilai nilai luhur bangsa dan
keislaman pada tahun 2020.
MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dengan cara mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, terpadu, dan mampu memenuhi kebutuhan serta
tuntutan ketenagaan kesehatan pada tingkat regional dan nasional.
2. Mengembangkan kegiatan yang mendorong terwujudnya pendidikan
berbasis research bagi pendidikan melalui pelatihan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat
3. Merealisasikan pendidikan dengan menerapkan nilai-nilai Keislaman
untuk menghasilkan lulusan kesehatan yang islami dengan keteladanan
Kemuhammadiyahan dan berwawasan kebangsaan
4. Mengembangkan organisasi sekolah tinggi yang sesuai dengan
perkembangan zaman dan meningkatkan manajemen yang transparan,
berkualitas serta bertanggungjawab
5. Menjalin kerjasama secara sinergi dan berkelanjutan dengan stakeholders,
instansi pemerintah maupun swasta.

B. PROFIL PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN


VISI
Menjadi program studi D-3 Keperawatan yang menghasilkan ahli madya
keperawatan yang unggul, berkepribadian islami, menguasai IPTEKS dan
berwawasan global Pada tahun 2020.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 4


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
MISI
1. Menyelenggarakan proses pendidikan dan pengajaran dengan memanfaatkan
pengembangan kemajuan IPTEKS
2. Menyelenggarakan penelitian dasar aplikatif dibidang keperawatan.
3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat berbasis kesehatan dengan
menerapkan nilai- nilai keislaman.
4. Mengembangkan jejaring dan kemitraan dengan institusi
pemerintah/swasta/lembaga swadaya masyarakat/profesi kesehatan dan
perguruan tinggi tingkat ASEAN.

C. PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI D-3 KEPERAWATAN


1. Care Provider (perawat pelaksana)
2. Middle manager
3. Enterpreuner
4. Communicator

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 5


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
BAB II
RANCANGAN PEMBELAJARAN

A. IDENTITAS MATA KULIAH


1. Nama Mata kuliah : Management Patient Safety
2. Kode Mata kuliah : 1E2206
3. Bobot SKS Laborat :1P
4. Penempatan Semester : SEMESTER II
5. Tim Pembelajaran Laborat :
1) Dewi Hartinah, S.Kep., Ns., M.Si. Med. (0,5)
2) Sukesih, S.Kep., Ns., M.Kep., (0,25)
3) Sri Siska Mardiana, S.Kep., Ns., (0,25)
B. DESKRIPSI MATA KULIAH
Mata kuliah Management Patient Safety ini di tempuh di semester II pada
program studi D-III keperawatan dengan beban 2 SKS (1 SKS Teori dan 1 SKS
Praktik). Mata kuliah ini membahas tentang Menguasai Konsep dan prinsip
Patient Safety, menguasai konsep anatomi fisiologi tubuh manusia, patologi
dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh, gizi, mikrobiologi,
parasitologi, dan farmakologi, menguasai konsep dan prinsip sterilitas dan
desinfeksi alat.
C. CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Ketrampilan
A. APD
B. Cuci tangan bersih dan steril
C. Tehnik mensterilkan alat
D. Cara membuka dan menata paket steril
E. Tehnik memakai sarung tangan bersih dan steril
F. Cara pemeriksaan bakteri
G. Cara pemeriksaan jamur
H. Cara pemeriksaan virus
I. Pemeriksaan darah (Hb, LED)
J. Golongan darah A, B, AB, O
Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 6
Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
K. Pemeriksaan darah leokosit
L. Pemeriksaan darah (waktu perdarahan, waktu pembekuan)
M. Pemeriksaan urin (tes kehamilan, protein urin, urin reduksi, bilirubin, pH
urin)
D. ALOKASI WAKTU DAN EVALUASI
Waktu Pembelajaran Laborat :
P = 1 SKS x 170 menit x 14 minggu efektif x 2 kelas = 4.760 menit
E. EVALUASI
Praktik
a. Ujian kompetensi = 70%
b. Nilai observasi/PROJECT/Partisipasi kuliah = 30%
F. METODE PEMBELAJARAN
1. Simulasi Lab (SL)
2. Project
G. DAFTAR REFERENSI
Joint commission international accreditation standard for hospital (2011).
International patient safety goals, 3rd edition.
Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan RSUP
Dr. Sardjito (2013). Buku Saku keselamatan Pasien. RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta.
KKP RS. (2006). Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (Patient
Safety), Departemen Kesehatan RI.
WHO. (2008). World Alliance for Patient Safety forward Programme: 2008-
2009. Geneva.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 7


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
BAB III
PETUNJUK PRAKTIKUM

INSTRUKSIONAL KERJA
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

IK.APD STIKES LAB. KLINIK KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

STIKES MUHAMMADIYAH, 2017 All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Alat Pelindung Diri Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH
Revisi Tanggal

IK.APD.STIKESM.LAB.KLINIK Ketua

STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 7
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Alat No. Dokumen:
Pelindung Diri x.x.xx.IK.APD.STIKESM/2017
Berlaku:

Ketua
1. DEFINISI
Alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja
untuk melindungi seluruh /sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya
potensi bahaya/ kecelakaan kerja
Universal precation adalah tindalakan pengendalian infeksi sederhana yang
digunakan oleh seluruh petugas kesehatan, untuk semua pasien, setiap saat pada
semua tempat, pelayanan dalam rangka pengurangi resiko penyebaran infeksi.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 8


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 2 dari 7
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Alat No. Dokumen:
Pelindung Diri x.x.xx.IK.APD.STIKESM/2017
Berlaku:

Ketua
2. TUJUAN
Melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari resiko pajanan darah , semua
jenis cairan tubuh , sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien
3. JENIS APD
a. TOPI/PENUTUP KEPALA
1) Tujuan :
Mencegah jatuhnya mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala
petugas terhadap alat-alat daerah steril dan juga sebaliknya untuk
melindungi kepala/rambut petugas dari percikan bahan bahan dari
pasien
2) Manfaat penutup kepala
Petugas
terhindar dari paparan/percikan darah dan cairan tubuh
Pasien
Mencegah jatuhnya mikroorganisme dari rambut dan kulit petugas
kepada pasien
3) Indikasi Pemakaian Tutup Kepala
Tindakan operasi
Tindakan invasif
Tindakan intubasi
Penghisapan lendir

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 9


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 3 dari 7
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Alat No. Dokumen:
Pelindung Diri x.x.xx.IK.APD.STIKESM/2017
Berlaku:

Ketua
b. SARUNG TANGAN
1) Tujuan :
Melindungi tangan dari kontak dengan darah , cairan tubuh, sekret,
ekskreta, mukosa, kulit yang tidak utuh, dan benda yang terkontaminasi.
2) Jenis sarung tangan
Sarung tangan bersih
Sarung tangan steril
Sarung tangan rumah tangga
3) Indikasi
Tindakan yang kontak atau yang diperkirakan akan terjadi kontak dengan
darah , cairan tubuh , sekret, ekskreta , kulit yang tidak utuh , selaput lendir
pasien dan benda yang terkontaminasi
4) Manfaat pemakaian sarung tangan
Petugas : Mencegah kontak tangan dengan darah , cairan tubuh,
benda yang terkontaminasi
Pasien : Mencegah kontak mikroorganisme dari tangan petugas
memakai sarung tangan steril

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 10


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 4 dari 7
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Alat No. Dokumen:
Pelindung Diri x.x.xx.IK.APD.STIKESM/2017
Berlaku:

Ketua
c. MASKER
1) Tujuan :
Untuk menahan cipratan sewaktu petugas kesehatan atau petugas
bedah berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan
darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas
kesehatan
2) Manfaat :
Petugas : mencegah membran mukosa petugas terkena kontak dgn
percikan darah dan cairan tubuh.
Pasien : mencegah kontak droplet dari mulut dan hidung petugas
yang mengandung mikroorganisme saat bicara , batuk ,bersin

d. KACA MATA/ PELINDUNG WAJAH


1) Tujuan :
Melindungi petugas dari percikan darah atau cairan tubuh lainnya
dengan cara melindungi mata.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 11


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 5 dari 7
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Alat No. Dokumen:
Pelindung Diri x.x.xx.IK.APD.STIKESM/2017
Berlaku:

Ketua
e. BAJU KERJA / CELEMEK / SKORT
1) Tujuan :
Melindungi petugas dari kemungkinan genangan / percikan darah
atau cairan tubuh lainnya yang dpt mencemari baju petugas
2) Jenis
Tidak kedap air
Kedap air
Steril
Non steril

Non steril steril


f. SEPATU KARET / BOT
1) Tujuan :
Melindungi kaki petugas dari tumpahan / percikan darah , cairan
tubuh lainnya dan mencegah dari kemungkinan tudukan benda tajam
/ kejatuhan alat kesehatan

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 12


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 6 dari 7
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Alat No. Dokumen:
Pelindung Diri x.x.xx.IK.APD.STIKESM/2017
Berlaku:

Ketua
4. PERSIAPAN ALAT
a. Baju pelindung/skort
b. Masker
c. Penutup mata/kaca mata
d. Penutup kepala
e. Sarung tangan panjang
f. Tempat pakaian kotor
g. Bengkok
h. Sepatu karet/bot
5. PERSIAPAN PASIEN
a. Fase Orientasi
1) Memberi tahu pasien
2) Mencuci tangan
PEMAKAIAN APD
3) Memakai baju pelindung :
Baju dipegang pada bagian bahu sebelah dalam, leher teratas, depan
leher.
Biarkan posisi tersebut sehingga anda menghadap bagian belakang yang
terbuka
Kemudian kedua tangan dan lengan dimasukkan bersama-sama kedalam
lengan baju
Tali diikatkan mulai dari bagian leher kemudian pinggang bagian
belakang
4) Memakai masker dengan benar (tepi atas diatas batang hidung, tepi bawah
dibawah dagu) :
Temukan tepi atas masker (masker biasanya mempunyai strip logam
tipis ditepinya)

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 13


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 7 dari 7
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Alat No. Dokumen:
Pelindung Diri x.x.xx.IK.APD.STIKESM/2017
Berlaku:

Ketua
Pegang masker pada kedua tali atau pita bagian atasnya
Ikatkan kedua tali tersebut diatas puncak belakang kepala dengan tali
diatas telinga
Ikat kedua tali bawah dengan kuat sekitar leher dengan masker tepat
bawah dagu
5) Memakai penutup mata (tepi atas masker ikut tertutup)
6) Memakai penutup kepala (menutup seluruh rambut)
7) Memakai sarung tangan sampai menutup lengan baju
PELEPASAN APD :
8) Melepas sarung tangan dengan tehnik yang benar (dengan dibalik bagian
luar kedalam) dan membuang ke tempatnya
Melepas masker mulai dari tali bagian bawah dan membuang ke
tempatnya.
Lipat masker menjadi setengahnya dengan permukaan dalam saling
berhadapan
9) Lepaskan ikatan baju bagian pinggang kemudian bagian leher
10) Melepas baju dengan cara menggulung dari bagian leher, posisi terbalik
11) Membuka penutup mata dan meletakkan ditempatnya
12) Membuka penutup kepala dan membuang ketempatnya
13) Mencuci tangan

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 14


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
INSTRUKSIONAL KERJA
CUCI TANGAN BERSIH DAN STERIL

IK.CTBS STIKES LAB. KLINIK KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

STIKES MUHAMMADIYAH, 2017 All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Cuci Tangan Bersih Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH dan Steril
Revisi Tanggal

Ketua
IK.CTBS.STIKESM.LAB.KLINIK

STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Cuci Tangan Bersih dan No. Dokumen:
Steril x.x.xx.IK.CTBS.STIKESM/2017
Berlaku:

Ketua

1. DEFINISI
Membersihkan tangan dari segala kotoran dimulai dari ujung jari sampai siku
dan lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan.
2. TUJUAN
a. Mencegah terjadinya infeksi silang melalui tangan
b. Menjaga kebersihan perorangan
3. MACAM-MACAM CARA MENCUCI TANGAN
a. MENCUCI TANGAN BERSIH
1) Tujuan :
Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 15
Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 2 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Cuci Tangan Bersih dan No. Dokumen:
Steril x.x.xx.IK.CTBS.STIKESM/2017
Berlaku:

Ketua
a) Membebaskan tangan dari kuman dan mencegah kontaminasi.
b) Memindahkan angka maksimum kulit dari kemungkinan adanya
organisme patogen.
c) Mencegah atau mengurangi peristiwa infeksi.
d) Memelihara tekstur dan integritas kulit tangan dengan tepat.
2) Persiapan Alat
a) Bak cuci dengan keran air hangat mengalir (sesuaikan dengan kondisi
yang ada)
b) Sabun atau desinfektan
c) Handuk kerja
d) Sikat kuku (jika perlu)
e) Tempat untuk handuk kotor
3) Instruksional Kerja
a) Menyingsingkan lengan baju seragam yang panjang di atas pergelangan
tangan Anda. Lepaskan perhiasan dan jam tangan.
b) Mempertahankan kuku jari Anda pendek dan terkikir
c) Mempertahankan permukaan tangan Anda dan jari-jari terhadap
adanya luka goresan atau potongan pada kulit. Laporkan jika terdapat
lesi ketika merawat klien dengan kerentanan tinggi.
d) Berdiri didepan bak cuci, jaga agar tangan dan seragam Anda tidak
menyentuh permukaan bak cuci. Jika tangan menyentuh bak cuci
selama mencuci tangan, ulangi proses mencuci tangan dari awal.
Gunakan bak cuci dengan keran yang mudah dijangkau.
e) Membuka keran yang dioperasikan dengan tangan.
f) Menghindari memercikkan air ke seragam Anda.
g) Mengatur aliran air sehingga suhunya hangat (sesuaikan dengan
kondisi yang ada).
h) Membasuh tangan dengan air.
Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 16
Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 3 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Cuci Tangan Bersih dan No. Dokumen:
Steril x.x.xx.IK.CTBS.STIKESM/2017
Berlaku:

Ketua
i) Menuangkan sabun secukupnya.
j) Meratakan dengan kedua telapak tangan.
k) Menggosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan
kanan dan sebaliknya.
l) Menggosok kedua telapak dan sela-sela jari.
m) Jari-jari dalam dari kedua tangan saling mengunci.
n) Menggosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kenan dan
letakkan sebaliknya.
o) Menggosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan di telapak
tangan kiri dan sebaliknya.
p) Membilas kedua tangan dengan air.
q) Mengeringkan dengan handuk/tissue sekali pakai sampai benar-benar
kering.
r) Menggunakan handuk/tissue tersebut untuk menutup kran.
s) Mempertahankan tangan tetap bersih.
4) Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
a) Jika perawat mempunyai luka terbuka atau luka ditangan, beberapa
institusi mempunyai kebijakan melarang perawat kontak dengan klien.
b) Cuci tangan untuk semua personel medis pada saat datang dan
sebelum pergi.
c) Cuci tangan sangat penting sebelum dan setelah membawa pasien.
d) Personel kesehatan seharusnya tidak memakai perhiasan.
b. MENCUCI TANGAN STERIL
Mencuci tangan secara steril (bersih dari hama) khususnya jika melakukan
tindakan steril.
1) Tujuan
a) Mencegah infeksi silang.
b) Membebaskan kuman dan mencegah kontaminasi tangan.
Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 17
Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 4 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Cuci Tangan Bersih dan No. Dokumen:
Steril x.x.xx.IK.CTBS.STIKESM/2017
Berlaku:

Ketua
2) Persiapan Alat
a) Bak cuci tangan dengan keran tangkai
b) Sabun antimikrobial (misalnya savlon atau iodofor)
c) Sikat tangan steril sekali pakai dan pengikir kuku
3) Instruksional Kerja
a) Memeriksa tangan dan jari terhadap luka atau abrasi.
b) Melepaskan semua perhiasan.
c) Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan
d) Mengenakan masker wajah, pastikan bahwa masker tersebut menutupi
hidung dan mulut dengan baik.
e) Mengatur aliran air pada suhu hangat.
f) Basahi kedua tangan dengan menggunakan air mengalir sampai siku.
Gunakan sabun kearah lengan bawah, lakukan hal yang sama pada
sebelah tangan.
g) Bersihkan kuku dengan pembersih kuku atur sikat lembut kearah luar,
kemudian bersihkan jari hingga siku dengan gerakan sirkular dengan
spon. Ulangi hal yang sama pada lengan yang lain. Lakukan selama
minimal 2 menit.
h) Membilas tangan dan lengan secara terpisah dengan air yang mengalir,
setelah bersih tahan kedua tangan mengarah ke atas sebatas siku.
Jangan biarkan air bilasan mengalir ke area bersih.
i) Menggosok seluruh permukaan kedua belah tangan, jari dan lengan
bawah dengan antiseptik minimal selama 2 menit.
j) Membilas setiap tangan dan lengan secara terpisah dengan air yang
mengalir, setelah bersih tahan kedua tangan mengarah ke atas sebatas
siku. Jangan biarkan air bilasan mengalir ke area tangan.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 18


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 5 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Cuci Tangan Bersih dan No. Dokumen:
Steril x.x.xx.IK.CTBS.STIKESM/2017
Berlaku:

Ketua
k) Menegakkan kedua tangan ke arah atas dan jauhkan dari badan, jangan
sentuh permukaan atau benda apapun.
l) Mengeringkan tangan menggunakan handuk steril atau diangin-
anginkan. Seka tangan dimulai dari ujung jari hingga siku. Untuk
tangan yang berbeda gunakan sisi handuk yang berbeda.
m) Pakai sarung tangan bedah yang steril atau DTT pada kedua tangan.
4) Hal-hal yang perlu diperhatikan
a) Jika Anda menggunakan sarung tangan steril di area klinik biasa, Anda
tidak harus menyikat atau mengeringkan tangan Anda dengan handuk
steril. Penyabunan dan gosokan yang dilakukan dua kali sesuai
prosedur akan menjamin tangan bersih. Pada situasi ini, Anda dapat
menggunakan handuk kertas untuk mengeringkan tangan.
b) Selama prosedur dan setelah prosedur, perawat jangan membiarkan
objek yang tidak steril menyentuh tangannya atau lengan bawah.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 19


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
INSTRUKSIONAL KERJA
MEMBUKA DAN MENATA PAKET STERIL

IK.MMPS STIKES LAB. KLINIK KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

STIKES MUHAMMADIYAH, 2017 All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Membuka dan Menata Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Paket Steril
Revisi Tanggal

Ketua
IK.MMPS.STIKESM.LAB.KLINIK

STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 6
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Membuka dan Menata No. Dokumen:
Paket Steril x.x.xx.IK.MMPS.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Membuka bungkusan steril dan menyediakan area steril yang berisi alat-alat
steril dapat berupa alat ganti balutan atau baki kateter yang dibungkus dengan
menggunakan kertas atau kain yang disterilisasi.
Membuka dan menata paket steril terdiri atas:
a. Membuka paket steril
Membuka paket biasa
Membuka paket komersial siap pakai
b. Membuat bidang/daerah steil dengan kain

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 20


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 2 dari 6
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Membuka dan Menata No. Dokumen:
Paket Steril x.x.xx.IK.MMPS.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
2. TUJUAN
Mempertahankan sterilisasi persediaan dan peralatan.
Persiapan alat
Paket berisi pembungkus steril
Peralatan steril yang diperlukan
3. INSTRUKSIONAL KERJA
Membuka paket steril
Membuka paket biasa
Membuka pembungkus karpet pada permukaan
a. Letakkan paket ditengah sehingga penutup atas pembungkus jauh dari
Anda.Posisis ini mencegah agar tidak tersentuh secara langsung di atas isi
steril yang dapat mengontaminasinya.
b. Sentuh paket (tidak di atasnya) sambil apit penutup pertama pada
pembungkus luar di antara ibu jari, dan jari telunjuk (Gambar 6.3)
menyentuh pembungkus luar untuk mempertahankan sterilisasi
pembungkus dalamnya.
c. Tarik penutup, buka, dan letakkan dipermukaan.
d. Ulangi lagi untuk sisi penutup satunya, buka penutup atas yang pertama.
Gunakan sarung tangan kanan untuk penutup sebelah kanan dan tangan kiri
untuk penutup sebelah kiri (Gambar 6.4) Hindari menyentuh isi steril.
e. Tarik penutup keempat kea rah Anda dengan menggenggam sudutnya yang
ada di bawah (Gambar 6.5) Pastikan penutupnya tidak menyentuh objek
lain. Jika permukaan bagian dalam menyentuh bahan tidak steril maka
permukaan tersebut terkontaminasi.

Gambar 6.3 Membuka pembungkus paket steril pada penutup pertama.


Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 21
Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 3 dari 6
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Membuka dan Menata No. Dokumen:
Paket Steril x.x.xx.IK.MMPS.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua

Gambar 6.4 Membuka penutup kedua ke sisis samping.

Gambar 6.5 Menarik tutup terakhir menuju kea rah Anda dengan
memegang ujungnya.(mbuka penutup kedua ke sisi samping.
Membuka penutup paket sambil memegangnya
a. Pegang paket dengan satu tangan dengan penutup atasnya terbuka dan
jauh dari Anda.
b. Gunakan tangan yang satunya, buka paket seperti Gambar 6.5, tarik sudut
dari penutupnya ke belakang dan jangan menyentuh isi dari paket itu
(Gambar 6.6)

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 22


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 4 dari 6
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Membuka dan Menata No. Dokumen:
Paket Steril x.x.xx.IK.MMPS.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua

Gambar 6.6 Membuka penutup paket sambil memegangnya.


Membuka paket komersial siap pakai
Paket komersial siap pakai dan kontainer biasanya mempunyai petunjuk
dari pabrik untuk membukanya.
a. Jika penutup dari paket mempunyai sudut untuk membuka segel, pegang
sudutnya dengan satu tangan dan tarik ke belakang penutupnya dengan
tangan yang satunya lagi (Gambar 6.7)

Gambar 6.7 Membuka paket steril yang telah memiliki sudut pembuka
sagel.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 23


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 5 dari 6
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Membuka dan Menata No. Dokumen:
Paket Steril x.x.xx.IK.MMPS.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
b. Jika paket tersebut mempunyai ujung pembuka segel sebagian, pegang
kedua sisi dari ujungnya satu dengan setiap tangan dan pisahkan secara
hati-hati. (Gambar 6.8).

Gambar 6.8 Membuka paket steril yang memiliki sebagian sudut


pembuka segel.
Membuat bidang/daerah steril dengan kain
a. Buka paket yang berisi kain seperti yang digambarkan pada langkah kedua
membuka paket steril (di atas)
b. Dengan saru tangan, tarik sudut dari kain yang membalik pada atasnya.
c. Angkat kain dari tutupnya dan biarkan terbuka tanpa menyentuh beberapa objek.
Jika kain menyentuh sisi luar paket atau beberapa permukaan atau objek tidak
steril, ini dianggap terkontaminasi (gambar 6.9).

Gambar 6.9 Mengambil kain tanpa menyentuh


permukaan/objek.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 24


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
Halaman 6 dari 6
STIKES
Instruksional Kerja No. Dokumen:
MUHAMMADIYAH
x.x.xx.IK.MMPS.STIKESM/2017
Disetujui Oleh Membuka dan Menata Paket Berlaku:
Steril

Ketua
d. Buang tutupnya.
e. Dengan tangan yang satunya, pilih secara hati-hati sudut lain dari kain, peganglah
jauh dari diri Anda.
f. Letakkan kain pada permukaan yang bersih dan kering, letakkan bagian bawahnya
jauh dari Anda dengan meletakkannya pada sisi paling bawah, perawat
menghindari kecenderungannya berada di atas steril dan mengontaminasi area
tersebut (Gambar 6.10)

Gambar 6.10 Meletakkan kain di atas permukaan.


4. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
Paket harus dijamin bersih dan kering, jika lembab, anggaplah paket terkontaminasi
dan harus dibuang.
Cek tanggal kadaluarsa kesterilan alat pada paket dan lihat beberapa indikasi yang
mengarah pada terbukanya segel alat.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 25


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
INSTRUKSIONAL KERJA
TEHNIK MENSTERILKAN ALAT

IK.TMS STIKES LAB. KLINIK KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

STIKES MUHAMMADIYAH, 2017 All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Tehnik Mensterilkan Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Alat
Revisi Tanggal

Ketua
IK.TMS.STIKESM.LAB.KLINIK

STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Tehnik Mensterilkan Alat No. Dokumen:
x.x.xx.IK.TMS.STIKESM/2017
Berlaku:

Ketua
5. DEFINISI
Tehnik mensterilkan alat adalah suatu tindakan membunuh kuman patogen
dan apatogen beserta sporanya pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan
cara merebus, stoom, panas tinggi, atau menggunakan bahan kimia.
6. TUJUAN
a. Mencegah terjadinya infeksi silang
b. Memelihara peralatan dalam keadaan siap pakai
7. JENIS PERALATAN YANG DISTERILKAN
a. Peralatan yang terbuat dari logam, misalnya pinset, gunting, spekulum, dll.
b. Peralatan yang terbuat dari kaca, misalnya spuit, tabung kimia, dll.
Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 26
Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 2 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Tehnik Mensterilkan Alat No. Dokumen:
x.x.xx.IK.TMS.STIKESM/2017
Berlaku:

Ketua
c. Peralatan yang terbuat dari karet, misalnya kateter, sarung tangan, pipa
penduga lambung, drain, dll
d. Peralatan yang terbuat dari ebonit, misalnya kanul rektum, kanul trakea, dll.
e. Peralatan yang terbuat dari email, misalnya bengkok, baskom, dll.
f. Peralatan yang terbuat dari porselen, misalnya mangkok, piring, cangkir, dll.
g. Peralatan yang terbuat dari plastik, misalnya slang infus, dll
h. Peralatan yang terbuat dari tenun, misalnya kain kasa, tampon, duk operasi,
sprei, sarung bantal, dll.
8. INSTRUKSIONAL KERJA
Macam Tehnik Sterilisasi
a. Sterilisasi dengan cara merebus
Sterilkan peralatan dengan cara merebusnya di dalam air hingga mendidih
(100C) dan tunggu 15-20 menit. Misalnya, peralatan dari logam, kaca, dan
karet.
b. Sterilisasi dengan cara stoom
Sterilkan peralatan dengan uap panas di dalam autoklaf dengan waktu,
suhu, dan tekanan tertentu. Misalnya, alat tenun, obat-obatan dll.
c. Sterilisasi dengan cara panas kering
Sterilkan peralatan dalam oven dengan panas tinggi. Misalnya, peralatan
logam, benda tajam, peralatan dari kaca, dan obat tertentu.
d. Sterilisasi dengan cara menggunakna bahan kimia
Sterilkan peralatan dengan menggunakan bahan kimia, seperti alkohol,
sublimat, dan uap formalin-khususnya untuk peralatan yang cepat rusak
jika terkena panas, misalnya sarung tangan, kateter, dll.
Pengelolaan Alat dan Bahan Terkontaminasi
a. Membersihkan dan Mensterilkan Sarung Tangan
Persiapan Alat
Sarung tangan
Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 27
Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 3 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Tehnik Mensterilkan Alat No. Dokumen:
x.x.xx.IK.TMS.STIKESM/2017
Berlaku:

Ketua
Sabun
Kain pengering
Talk
Tablet-tablet formalin
Tromol/stoples
Prosedur Pelaksanaan
9. PENGELOLAAN ALAT DAN BAHAN TERKONTAMINASI
Membersihkan dan Mensterilkan Sarung Tangan
Persiapan Alat
a. Sarung Tangan
b. Sabun
c. Kain pengering
d. Talk
e. Tablet-tablet formalin
f. Tromol/stoples
Prosedur Pelaksanaan
a. Bersihkan sarung tangan dan periksa apakah ada kebocoran, yaitu dengan
memasukkan udara ke dalam sarung tangan, kemudian celupkan ke dalam
air bersih. Jika ditemukan kebocoran, pisahkan.
b. Keringkan dengan menggantungkan dulu sarung tangan, lalu lap dengan
kain pengering pada kedua sisinya dengan hati-hati jagan sampai sobek.
c. Bedaki tipis-tipis pada kedua sisinya, kemudian atur sarung tangan
sepasang-sepasang.
d. Sterilkan sarung tangan di dalam tromol/stoples tertutup yang berisi
formalin selama 24 jam (dihitung mulai dari jam di masukkan).
e. Selesaikan, bereskan alat-alat, dan simpan di tempat semula.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 28


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 4 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Tehnik Mensterilkan Alat No. Dokumen:
x.x.xx.IK.TMS.STIKESM/2017
Berlaku:

Ketua
Vlamberen (Mensterilkan dengan Cara Membakar)
Persiapan Alat :
a. Lampu spiritus
b. Spiritus bakar (brand spiritus)
c. Korek api
d. Bengkok berisi air
e. Beberapa buah kapas bulat
f. Korentang steril
g. Tromol yang berisi kasa steril
h. Lap biru
Prosedur Pelaksanaan :
a. Cuci terlebih dahulu alat-alat yang disterilkan, kemudian keringkan hingga
kering.
b. Letakkan alat-alat keperluan di atas meja.
c. Basahi bola kapas dengan spiritus bakar, jangan terlalu basah, kemudian
letakkan di dalam alat yang akan disterilkan.
d. Nyalakan lampu.
e. Ambil dengan korentang steril, kapas bulat yang telah dibasahi dengan
spiritus bakar dan nyalakan. Setelah itu, sterilkan bagian dalam dan tutup
alat-alat di vlamber.
f. Setelah selesai, buang kapas dalam bengkok berisi air. Setelah steril, segera
tutup alat-alat, kemudian bersihkan bagian yang telah disterilkan dengan
kassa/stuffer steril.
g. Selesaikan, bersihkan alat-alat, dan kembalikan ke tempatnya masing-
masing.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 29


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 5 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Tehnik Mensterilkan Alat No. Dokumen:
x.x.xx.IK.TMS.STIKESM/2017
Berlaku:

Ketua
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan :
a. Pada waktu lampu dinyalakan dan selama vlamberen, alkohol, bensin,
korek api, dan spiritus bakar harus diletakkan jauh dari api (untuk
mencegah kebakaran).
b. Vlamberen sebaiknya dilakukan di atas meja kayu/aanrecht, jangan sekali-
kali di atas kaca dan kain.
c. Perhatikan lingkungan tempat dilakukannya vlamberen, jangan pada saat
berdebu dan banyak angin serta jangan ditiup.
Mendesinfeksi dan Mensterilkan Alat-alat dari Logam
Persiapan Alat :
a. Menyediakan kom berisi air bersih atau air mengalir
b. Bengkok
c. Sabun
d. Lap
e. Sterilisator
f. Kain kasa
Prosedur Pelaksanaan :
a. Setelah dipergunakan, bilas semua alat dibawah air mengalir, kemudian
rendam dalam larutan lisol 2% selama 2 jam (bekas penyakit menular
direndam selama 24 jam).
b. Kemudian, cuci setiap alat dengan sabun, bilas sampai bersih.
c. Setelah dibersihkan, masukkan ke dalam sterilisator setelah air di
dalamnya mendidih selama 15-20 menit, sedangkan untuk alat-alat logam,
seperti pisau (bistouri), gunting, dsb., masukkan setelah air mendidih
selama 3-5 menit.
d. Setelah alat-alat steril, angkat dengan korentang steril, lalu simpan dan atur
da;am baki steril atau masukkan ke dalam instrumen vloistof.
e. Bereskan alat-alat dan simpan di tempat semula.
Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 30
Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 6 dari 7
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Tehnik Mensterilkan Alat No. Dokumen:
x.x.xx.IK.TMS.STIKESM/2017
Berlaku:

Ketua
Mendesimfeksi dan Mensterilkan Alat-alat dari Gelas
Persiapan Alat :
a. Menyediakan kom berisi air bersih atau air mengalir
b. Bengkok
c. Sabun
d. Lap
e. Sterilisator
f. Kain kasa
g. Lidi kapas
Prosedur Pelaksanaan
a. Bilas alat-alat dengan air bersih
b. Bersihkan pengisap dan tabung bagian dalam dengan lidi kapas atau sikat
dengan sabun.
c. Bilas dengan air bersih.
d. Bersihkan jarum (dengan cara disemprotkan atau jika perlu dengan
manderin).
e. Pada sterilisator, letakkan spuit dan pengisapnya berdampingan, begitu
juga jarum, kemudian biarkan dalam sterilisator dengan air mendidih
selama 15-20 menit.
f. Setelah steril, simpan alat-alat dalam baki steril.
g. Bereskan alat-alat dan simpan ditempat semula.
Mendesinfeksi dan Mensterilkan Alat-Alat dari Karet
Persiapan Alat :
a. Bensin
b. Spuit
c. Kapas
Prosedur Pelaksanaan :
a. Bersihkan alat-alat, dan bersihkan bekas plester dengan bensin.
Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 31
Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 7 dari 7
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Tehnik Mensterilkan Alat No. Dokumen:
x.x.xx.IK.TMS.STIKESM/2017
Berlaku:

Ketua
b. Setelah direndam dalam larutan lisol 2% selama 2 jam, bilas kateter,
sonde/maag slang dan cuci sabun. Bersihkan bagian dalamnya dengan
spuit/semprit atau dengan air mengalir sambil dipijit sampai bersih.
c. Setelah itu, rebus selama 3-5 menit dalam air mendidih (masukkan alat-alat
setelah air mendidih).
d. Bereskan alat-alat dan simpan di tempat semula.
10. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
a. Sterilisator harus dalam keadaan siap pakai.
b. Peralatan harus bersih dan masih berfungsi.
c. Peralatan yang dibungkus harus diberi label yang dengan jelas mencantumkan
nama, jenis, peralatan, tanggal, dan jam sterilkan.
d. Menyusun peralatan di dalam sterilisator sehingga seluruh bagian dapat di
sterilkan.
e. Waktu yang diperlukan untuk mensterilkan setiap jenis peralatan harus tepat
(dihitung sejak peralatan disterilkan).
f. Dilarang memasukkan atau menambahkan peralatan lain ke dalam sterilisator
sebelum pensterilan selesai.
g. Memindahkan peralatan yang sudah steril ke tempatnya harus dengan
korentang steril.
h. Untuk mendinginkan peralatan steril, dilarang membuka bungkus maupun
tutupnya.
i. Jika peralatan yang baru disterilkan terbuka, peralatan tersebut harus
disterilkan kembali.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 32


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
INSTRUKSIONAL KERJA
TEHNIK MEMAKAI SARUNG TANGAN BERSIH DAN STERIL

IK.TMSTBS STIKES LAB. KLINIK KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

STIKES MUHAMMADIYAH, 2017 All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Tehnik Memakai Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Sarung Tangan Bersih dan Steril
Revisi Tanggal

IK. TMSTBS.STIKESM.LAB.KLINIK Ketua

STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Tehnik Memakai No. Dokumen:
Sarung Tangan Bersih x.x.xx.IK. TMSTBS.STIKESM/2016
dan Steril Berlaku:
Ketua
1. LANDASAN TEORI
Menggunakan sarung tangan (handscoon) merupakan komponen kunci
dalam meminimalkan penularan penyakit serta mempertahankan lingkungan bebas
infeksi.
Handscoon itu adalah sarung tangan yang biasa di pakai oleh tenaga medis
agar terhindar dari droplet pasien.
Tindakan ini sangat diperlukan karena penggunaan sarung tangan adalah
salah satu cara untuk mengurangi risiko transmisi patogen yang dapat ditularkan
melalui darah. Dengan menggunakan sarung tangan akan melindungi pemakai

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 33


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 2 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Tehnik Memakai No. Dokumen:
Sarung Tangan Bersih x.x.xx.IK. TMSTBS.STIKESM/2016
dan Steril Berlaku:
Ketua
sarung tangan dari risiko tersebut. Penggunaan tersebut juga diperlukan untuk
prosedur diagnostik atau terpautik.
Dalam metode penggunaan sarung tangan terdapat dua cara, yaitu steril
dan tidak steril. Sarung tangan steril dipakai bila prosedur steril (misal, mengganti
balutan dan memasang kateter), sedangkan sarung tangan tidak steril digunakan
apabila prosedur tidak steril.

Sarung tangan Steril Sarung tangan Nonsteril


2. TUJUAN
a. Pencegahan infeksi yang di sebabkan oleh pasien ke tenaga medis atau pun
sebaliknya (mengurangi resiko petugas terkena infeksi bakterial dari klien).
b. Mencegah terjadinya penularan kuman (mencegah penularan flora kulit petugas
pada klien).
c. Untuk mencegah terjadinya infeksi silang (mengurangi kontaminasi tangan
petugas dengan mikroorganisme yang dapat berpindah dari klien satu ke klien
yang lainnya)
3. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
a. Handscon steril (bila digunakan untuk prosedur steril)
b. Wastafel/air mengalir untuk cuci tangan
c. Handuk bersih
d. Sabun
e. Bedak untuk ditaburkan ke tangan

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 34


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 3 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Tehnik Memakai No. Dokumen:
Sarung Tangan Bersih x.x.xx.IK. TMSTBS.STIKESM/2016
dan Steril Berlaku:
Ketua
f. Bengkok (tempat barang-barang kotor)
g. Korentang
h. Tromol
4. INSTRUKSIONAL KERJA
Sarung Tangan Bersih
a. Ambil handscoon yang masih dalam kemasaan, buka kemasan bagian atas nya
saja dan letakkan di tempat yang datar dan bersih
b. Lakukan cuci tangan dengan menggunakan 7 langkah
c. Mengidentifikasi handscoon dengan mengeluarkan handscoon dari kemasan
nya, tempatkan pada tempat yang datar dan bersih, buka kemasannya sentuh
bagian kemasan hanya bagian yang luar, bagian dalam dilarang di sentuh.
Pastikan handscoon untuk tangan kiri berada di kiri dan untuk tangan kanan
berada di kanan.
d. Memakai handscoon pakai untuk tangan yang lebih dominan terlebih dahulu
pada orang yang bukan kidal tangan dominannya adalah tangan kanan. Jepit
handscoon untuk tangan kanan menggunakan tangan kiri dan pakaikan
handscoon ke tangan kanan.
e. Setelah nomor D selesai pakai sarung tangan untuk yang sebelah kiri, pegang
menggunakan tangan kanan yang sudah memakai sarung tangan.
f. Ada dua cara memegang sarung tangan yang belum di pakai dengan sarung
tangan yang sudah di pakai :
Cara 1
Pakai tiga jari untuk menyentuh bagian dalam manset, tekan sedikit jari
kelinkingnya memakai jempol tangan.
Cara 2
Pakai empat jari dengan syarat ibu jarinya di arah kan ke arah luar (cara ini
di lakukan agar tangan yang sudah memakai sarung tangan medis tidak
menyentuh bagian sarung tangan luar agar tetap steril).

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 35


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 4 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Tehnik Memakai No. Dokumen:
Sarung Tangan Bersih x.x.xx.IK. TMSTBS.STIKESM/2016
dan Steril Berlaku:
Ketua
Sarung Tangan Steril
a. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan
b. Lepaskan cincin, jam tangan dan gelang
c. Cuci tangan sesuai prosedur cuci tangan
d. Keringkan tangan hingga betul-betul kering
e. Taburkan bedak ke tangan (apabila diperlukan sebelum memasang handscon)
f. Pemasangan handscoon steril
1) Buka pembungkus kemasan bagian luar dengan hati-hati menyibakkannya
ke samping
2) Pegang kemasan bagian dalam dan taruh pada permukaan datar yang
bersih tepat diatas ketinggian pergelangan tangan.
3) Buka kemasan, pertahankan sarung tangan pada permukaan dalam
pembungkus.
4) Identifikasi sarung tangan kanan dan kiri.
5) Pegang tepi sarung tangan dan masukkan jari tangan yang sesuai, pastikan
ibu jari dan jari-jari lain tepat pada posisinya (sentuh hanya pada
permukaan dalam sarung tangan).
6) Tarik handscoon, lebarkan manset, pastikan manset tidak menggulung
pada tangan
7) Ulangi pada tangan kiri
g. Pemasangan handscoon steril di dalam tromol
1) Buka tutup tromol dengan meletakkan tutup disamping tromol dalam
keadaan menghadap ke atas.
2) Ambil handscoon pada tromol menggunakan korentang dan ambil tepi
sarung tangan
3) Pegang tepi handscoon dan masukkan jari tangan yang sesuai, pastikan ibu
jari dan jari-jari lain tepat pada posisinya

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 36


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 5 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Tehnik Memakai No. Dokumen:
Sarung Tangan Bersih x.x.xx.IK. TMSTBS.STIKESM/2016
dan Steril Berlaku:
Ketua
4) Kembalikan korentang ke tempatnya menggunakan tangan yang belum
mengenakan handscoon.
5) Pegang tepi sarung tangan (menggunakan tangan yang sudah mengenakan
handscoon) dan masukkan jari tangan yang sesuai, pastikan ibu jari dan
jari-jari lain tepat pada posisinya (sentuh hanya pada permukaan dalam
handscoon).
h. Setelah terpasang, kedua tangan saling ditelungkupkan
i. Melepas handscoon
1) Dengan menggunakan tangan yang dominan, ambil ujung handscone dan
lepaskan dengan cara menarik handscoon hingga terlepas dari tangan.
2) Genggam handscone yang telah terlepas menggunakan tangan yang masih
mengenakan handscoon.
3) Pegang dan tarik bagian dalam handscoon menggunakan tangan yang tidak
mengenakan handscoon hingga terlepas.
4) Letakkan handscoon pada bengkok / tempat sampah
5) Cuci tangan kembali sesuai prosedur cuci tangan (menggunakan air
mengalir)
5. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
a. Sarung tangan terpakai dengan baik
b. Tidak terjadi kontaminasi
c. Sarung tangan sesuai ukuran
d. Sarung tangan tidak robek
e. Lingkungan rapih dan bersih

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 37


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
INSTRUKSIONAL KERJA
PEMERIKSAAN BAKTERI

IK.PB STIKES LAB. KLINIK KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

STIKES MUHAMMADIYAH, 2017 All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Pemeriksaan Bakteri Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH
Revisi Tanggal

IK.PB.STIKESM.LAB.KLINIK Ketua

STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 11
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Bakteri No. Dokumen:
x.x.xx.IK.PB.STIKESM/2016
Berlaku:
Ketua
1. LANDASAN TEORI
Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan
(nutrien) yang digunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme.
Mikroorganisme juga merupakan makhluk hidup, untuk memeliharanya
dibutuhkan medium yang harus mengandung semua zat yang dibutuhkan untuk
pertumbuhannya, yaitu senyawa-senyawa organik yang terdiri atas protein,
karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin. Medium digunakan untuk melihat gerakan
dari suatu mikrooranisme apakah bersifat motil atau nonmotil, medium ini
ditambahkan bahan pemadat 50% (Ratna, 1990).

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 38


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 2 dari 11
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pembuatan Media Bakteri No. Dokumen:
x.x.xx.IK.PMB.STIKESM/2016
Berlaku:
Ketua
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel
dan sebagai akseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang
menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari
air, sumber energi, sumber karbon, sumber akseptor elektron, sumber mineral,
faktor pertumbuhan dan nitrogen. Selai itu, secra umum nutrien dalam media
pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis
biologik organisme baru (Arfiandi, 2009).
Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat dan
dapat pula hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan.
Mikroorganisme yang menggunakan makanannya dalam bentuk padat tergolong
tipe holozoik. Mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam
bentuk cairan atau larutan disebut holofitik. Ada beberapa mikroorganisme yang
dapat menggunakan makanannya dalam bentuk padatan, tetapi makanan tersebut
sebelumnya harus dicerna di luar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler (Iptek,
2009).
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan
mikroorganisme harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis
mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik
pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di
tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya
memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium
ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk, 1993).
Memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya harus memperhatikan berbagai
macam ketentuan seperti jika yang ingin kita membuat medium untuk organisme
bersel tunggal, biasanya air sangat penting sebagai komponen utama
protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium
agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika agar merupakan media

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 39


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 3 dari 11
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pembuatan Media Bakteri No. Dokumen:
x.x.xx.IK.PMB.STIKESM/2016
Berlaku:
Ketua
tumbuh yang ideal yang diperkenalkan melalui metode bacteriaological
(Hadioetomo, 1993).
Medium dapat diklasifikasikan berdasar atas susunan kimia, konsistensi dan
fungsinya. Klasifikasi medium berdasarkan susunan kimianya, yakni medium
organik, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan organik; medium
anorganik, yaitu medium yang tersusun dari bahan-bahan anorganik; medium
sintetik, yaitu medium yang susunan kimiawinya dapat diketahui dengan pasti; dan
medium nonsintetik, yaitu medium yang susunan kimiawinya tidak dapat diketahui
dengan pasti (Anonim, 2011).
Menurut Anonim (2011), supaya mikroba dapat tumbuh dengan baik, dalam
suat medium perlu dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Medium harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba;
Medium harus mempunyai tekanan osmosis;
Medium tidak mengandung zat-zat yang menghambat;
Medium harus steril, tidak ada kontaminan dari mikroorganisme yang tidak
diinginkan.
Inokulasi adalah menanam inokula secara aseptik ke dalam media steril baik pada
media padat maupun media cair. Inokula adalah bahan yang mengandung mikroba
baik dalam keadaan cair maupun padat. Tujuan inokulasi adalah untuk
memurnikan, mengidentifikasi, meremajakan, dan menyimpan mikroba. Biakan
murni dilakukan untuk keperluan diagnostik, karakterisasi mikroorganisme,
industri farmasi dan kegiatan lain yang berkaitan dengan mikroorganisme. Nutrisi
dan lingkungan yang menunjang pertumbuhan mikroorganisme serta suatu teknik
kerja aseptis yang dapat mencegah adanya kontaminan dalam biakan diperlukan
untuk mendapatkan kultur yang murni. Untuk meningkatkan keberhasilan
inokulasi mikroba diperlukan beberapa media yaitu media tumbuh, peralatan, dan
metode inokulasi.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 40


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 4 dari 11
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pembuatan Media Bakteri No. Dokumen:
x.x.xx.IK.PMB.STIKESM/2016
Berlaku:
Ketua
Media Tumbuh
Media ini merupakan media yang dipersiapkan untuk digunakan
menumbuhkan mikroba. Komposisi media tumbuh disesuaikan dengan mikroba
yang akan ditumbuhkan. Berdasarkan bentuknya, media tumbuh dapat dibagi
menjadi cair (broth) dan media padat (agar). Perbedaan dari kedua media ini yaitu
penambahan tepung adalah untuk memadatkan media. Sedangkan media padat
dibagi menjadi tiga macam, yaitu media agar tegak (deep agar), agar miring (slants
agar), dan lempeng agar (plate agar).
Peralatan
Peralatan utama yang diperlukan dalam melaksanakan inokulasi dan
peremajaan biakan dalam media padat dan media cair ini adalah peralatan
sterilisasi, inokulasi, dan inkubasi. Peralatan sterilisasi meliputi oven, alkohol, dan
Bunsen. Macam-macam peralatan inokulasi adalah jarum ose, swab stick, blend
glass, tabung reaksi, dan cawan petri. Peralatan inkubasi adalah inkubator.
Metode Inokulasi
Metode-metode yang dilakukan saat inokulasi adalah media cair dan media padat.
Media Cair
Pada media cair prinsip utama dalam menginokulasikan mikroba atau biakan
adalah menumbuhkan mikroba tersebut dan mengamati pola pertumbuhannya.
Media Padat
Pada media padat prinsip utama dalam menginokulasikan mikroba atau
biakan adalah menumbuhkan mikroba yang sudah ditentukan dalam praktikum
dan mengamati karakteristik morfologisnya. Inokulasi pada media padat dilakukan
dengan teknik agar miring, teknik agar tegak, dan teknik lempeng agar.
Inokulasi mikroba dengan teknik lempeng agar dapat dilakukan dengan
beberapa metode, yaitu :
a. Metode Gores (Streak Plate)

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 41


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 5 dari 11
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pembuatan Media Bakteri No. Dokumen:
x.x.xx.IK.PMB.STIKESM/2016
Berlaku:
Ketua
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu,
tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang di peroleh dengan
latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah.
Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawan petri
dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan
terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.
Cara penggarisan ini di lakukan pada medium pembiakan padat bentuk
lempeng. Bila di lakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam
pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi
tujuannya sama yaitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada
lempeng medium pembiakan. Ada beberapa teknik dalam metode goresan,
yakni :
1) Goresan seperti huruf T
2) Goresan kuadran
3) Goresan radian
4) Goresan sinambung
Metode gores ini termasuk ke dalam media plat agar dan media miring.
b. Metode Tuang (Pour Plate)
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran untuk penurunan
jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di
dalam tabung.
c. Metode Tusuk
Metode Tusuk ini yaitu dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum
ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam
media. Metode Tusuk ini termasuk kedalam media agar tegak dan media cair.
d. Metode Sebar (Spread plate)
Pada Metode Sebar ini dapat dilakukan dengan cara pemipetan (pipetting
method), dan cara hapus (swab method). Sebelum diinokulasi, sumber

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 42


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 6 dari 11
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pembuatan Media Bakteri No. Dokumen:
x.x.xx.IK.PMB.STIKESM/2016
Berlaku:
Ketua
mikroba diencerkan (dilution) terlebih dahulu agar populasinya tidak terlalu
padat. Apabila tidak dilakukan pengenceran, maka populasi mikroba yang
tumbuh pada media tumbuh menjadi terlalu padat sehingga akan sulit untuk
mengidentifikasinya. Setelah diinokulasi, mikroba yang diinokulasi dengan
benar akan tumbuh baik. Sumber mikroba yang masih padat dapat dilakukan
inokulasi kembali, sehingga mikroba dapat diidentifikasi dengan tepat.
Identifikasi dapat dilakukan secara langsung atau menggunakan buku
panduan.
Teknik aseptis sangat diperlukan pada saat memindahkan biakan dari
satu tempat ke tempat lainnya. Penggunaan teknik aseptis mencegah
terjadinya kontaminasi dengan biakan yang mungkin bersifat patogen. Teknik
kerja aseptis, teknik dekontaminasi, serta penyelesaian pekerjaan secara
cepat dan efisien perlu dipahami untuk menunjang pekerjaan yang berkaitan
dengan mikroorganisme. Semua pekerjaan yang dilakukan pada praktikum
inokulasi dan peremajaan biakan dalam media padat dan cair dilakukan
berdasarkan prosedur teknik aseptis. Teknik aseptis atau steril adalah suatu
sistem cara bekerja yang menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan
mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi terhadap kultur
mikroorganisme yang diinginkan. Dasar digunakannya teknik aseptik adalah
adanya banyak partikel debu yang mengandung mikroorganisme (bakteri
atau spora) yang mungkin dapat masuk ke dalam cawan, mulut erlenmeyer,
atau mengendap di area kerja.
Aturan prosedur secara umum pada teknik aseptis adalah mencuci
tangan dahulu dengan sabun sebelum dan sesudah bekerja, gunakan masker
dan sarung tangan, semprotkan alkohol pada sarung tangan, meja kerja
sebaiknya jauh dari sesuatu yang dapat menciptakan aliran, usap meja kerja
dengan alkohol atau antiseptik, semua peralatan yang digunakan harus steril,
atur peralatan di meja kerja sedemikian rupa sehingga meminimalisir

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 43


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 7 dari 11
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pembuatan Media Bakteri No. Dokumen:
x.x.xx.IK.PMB.STIKESM/2016
Berlaku:
Ketua
pergerakan tangan, menyalakan bunsen, membakar mulut atau bagian tepi
dari suatu alat (flambir), telah siap dengan segala peralatan dan bahan yang
dibutuhkan.
2. PERSIAPAN ALAT
Alat :
- Cawan petri
- Tabung reaksi
- Ose/Jarum inokulum
- Pembakar bunsen
- Hot plate dan stirer
- Autoklaf
- Beaker glass
Bahan :
- Trypstic Soy Agar medium
- Trypstic Soy Broth
3. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Pembuatan Media
1) Timbang media Trypstic Soy Agar dan Trypstic Soy Broth sesuai dengan
kebutuhan
2) Larutkan dengan aquades dengan volume yang diperhitungkan dengan
berat yang ditimbang
3) Untuk media TSA, Panaskan media di atas hot plate dengan menggunakan
stirer sampai hampir mendidih
4) Ukur pH media sesuaikan dengan pH standar pada media
5) Masukkan ke dalam erlenmeyer, tutup dengan kapas berkassa yang
dilapisi aluminium foil
6) Untuk pembuatan agar miring, masukan 15 mL media ke dalam tabung
rekasi, buat sesuai kebutuhan

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 44


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 8 dari 11
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pembuatan Media Bakteri No. Dokumen:
x.x.xx.IK.PMB.STIKESM/2016
Berlaku:
Ketua
7) Untuk media TSB, media tidak perlu dipanaskan cukup dilarutkan dalam
beaker glass dan masukan ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 ml.
8) Sterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 1210C, tekanan 1,5 atm,
selama 15 menit.
9) Setelah steril, biarkan media dalam keadaan hangat ( 450C), lalu tuangkan
ke dalam cawan petri yang sudah steril.
10) Biarkan membeku
11) Untuk pembuatan agar miring, media dalam tabung reaksi yang sudah
disterilkan dibekukan dalam posisi miring hampir horizontal.
12) Untuk pembuatan agar tegak, media dalam tabung reaksi cukup dibiarkan
beku dalam posisi tegak
b. Peremajaan Mikroba
1) Pada Lempeng agar
Sampel bakteri diambil dengan ujung kawat ose, kemudian digoreskan di
atas media padat dalam cawan petri. Teknik penggoresan dapat
menggunakan beberapa teknik yaitu dengan :
Goresan T
Bagi cawan petri menjadi 3 bagian mengguakan spidol marker,
inokulasi daerah 1 dengan streak zig zag. Panaskan jarum ose dan
tunggu dingin, kemudian lanjutkan streak zig zag pada daerah 2 dan
daerah 3.
Goresan Kuadran
Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda
yaitu dibagi 4. Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih
mengandung banyak se mikroorganisme. Goresan selanutnya

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 45


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 9 dari 11
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pembuatan Media Bakteri No. Dokumen:
x.x.xx.IK.PMB.STIKESM/2016
Berlaku:
Ketua
dipotongkan atau disilangan dari goresan pertam sehingga jumlah
semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal.

2) Pada agar miring


Ujung kawat ose yang berisi bakteri digesekkan satu kali dari ujung bawah
ke ujung atas sehingga garis itu merupakan diameter memanjang dari
permukaan medium.
3) Pada agar tegak
Tusukkan ujung ose lurus yang membawa bakteri , lurus ke dalam medium
melalui tengah-tengah medium.
4) Pada medium cair
Inokulasikan menggunakan ose bulat sejumlah tertentu bakteri, masukka
ke dalm medium cair, kocok ose dalam medium padat secara halus.
Inkubasi pada suhu 30-350C , amati kekeruhan yang terbentuk.
c. Pemantauan Udara Ruang
Siapkan Cawan petri yang berisi cawan padat. Letakkan cawan petri tersebut di
setiap sudut ruangan yang akan diperiksa dalam posisi terbuka. Biarkan cawan

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 46


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 10 dari 11
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pembuatan Media Bakteri No. Dokumen:
x.x.xx.IK.PMB.STIKESM/2016
Berlaku:
Ketua
terpapar selama 4 jam, setelah itu inkubasi pada suhu 30-350 C selama 24-48
jam.
d. Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri
1) Sifat-sifat Umum suatu Koloni
Besar kecilnya koloni, Ada koloni yang seruapa suatu titik, ada pula
yang melebar sampai menutup permukaan medium
Bentuk. Ada yang bulat, ada yang memanjang, ada yang tepinya rata,
dan ada yang tepinya tidak rata.
Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata saja dengan permukaan
medium, ada yang timbul, yaitu menjulang tebal di atas permukaan
medium.
Halus-kasarnya permukaan. Ada koloni yang prmukaannya halus saja,
ada yang permukaannya kasar dan tidak rata
Wajah permukaan. Ada yang koloni permukaannya mengkilat, ada
yang suram.
Warna. Kebanyakan koloni bakteri itu berwarna keputihan atau
kekuning-kuningan, akan tetapi ada juga koloni yang kemerah-merahan,
coklat, jingga, bir, hijau, dan ungu.
Kepekatan. Ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang lunak seperti
mentega, ada yang keras dan kering
2) Sifat-sifat khusus suatu koloni dalam medium padat
Sifat koloni pada agar lempeng mengenai bentuk, permukaan, dan
tepi. Bentuk koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat, benang, tak
teratur, serupa akar, serupa kumparan. Permukaan koloni dapat datar,
timbul mendatar, timbul melengkung, timbul mencembung, timbul
membukit, timbul berkawah. Tepi koloni ada yang utuh, ada yang
berombak, ada yang berbelah-belah, ada yang bergerigi, ada yang
berbenang-benang, ada yang keriting.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 47


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 11 dari 11
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pembuatan Media Bakteri No. Dokumen:
x.x.xx.IK.PMB.STIKESM/2016
Berlaku:
Ketua
Sifat koloni pada agar miring. Sifat-sifat ini berkisar pada bentuk dan
tepi koloni, dan sifat-sifat itu dinyatakan dengan kata seperti berikut :
serupa pedang, serupa tasbih, serupa titik-titik, serupa batang, serupa
akar.
Sifat koloni pada agar tegak. Koloni dapat serupa pedang, tasbih,
bertonjol-tonjol, berjonjot, serupa batang.
Sifat koloni pada medium cair
Permukaan medium dapat memperlihatkan adanya serabut, cincin,
langit-langit, atau selaput. Dapat terlihat jika sumbat kapas dilepas

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 48


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
PEMBUATAN MEDIA, PEREMAJAAN MIKROBA, PEMANTAUAN UDARA RUANG, DAN
PENGAMATAN MORFOLOGI KOLONI BAKTERI

A. PEMBUATAN MEDIA
Data penimbangan media :

Pengukuran pH media :

B. PEMANTAUAN UDARA RUANG


Nama Ruangan Titik Sampling Jumlah Koloni

C. PENGAMATAN MORFOLOGI KOLONI BAKTERI


a. Koloni pada lempeng

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 49


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
b. Koloni pada agar miring

c. Koloni pada agar tegak

d. Koloni pada medium cair

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 50


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
LAPORAN PRAKTIKUM
PERBEDAAN KARAKTERISTIK BAKTERI GRAM POSITIF DAN NEGATIF

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 51


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
INSTRUKSIONAL KERJA
PEMERIKSAAN KAPANG, KHAMIR DAN ALT

IKP PKKA STIKES LAB. KLINIK KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

STIKES MUHAMMADIYAH, 2017 All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Pemeriksaan Kapang, Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Khamir Dan ALT
Revisi Tanggal

IK.PKKA.STIKESM.LAB.KLINIK Ketua

STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 6
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Kapang, No. Dokumen:
Khamir Dan ALT x.x.xx.IK.PKKA.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
1. DESKRIPSI
Pertumbuhan kuman merupakan peningkatan jumlah sel kuman yang terjadi
akibat peningkatan biomassa kuman yang teratur, pertumbuhan kuman
memerlukan lingkungan nutrisi yang cocok sehingga dapat mendukung proses
perkembangbiakan kuman. Konsentrasi sel kuman dapat diukur dengan
perhitungan jumlah sel hidup dengan cara pengenceran yang diikuti dengan
penentuan unit pembentukan koloni pada permukaan media agar (Arthur, 1993).
Kapang adalah kelompok mikroba yang tergolong dalam fungi. Kapang adalah fungi
yang mempunyai filamen (miselium). Sedangkan khamir adalah juga termasuk

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 52


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 2 dari 6
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Kapang, No. Dokumen:
Khamir Dan ALT x.x.xx.IK.PKKA.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
fungi, tapi yang dibedakan dari kapang karena bentuknya yang terutama uniseluler.
Reproduksi vegetatif khamir dengan pertunasan dan dapat tumbuh lebih cepat
daripada kapang. Khamir lebih efektif memecah komponen kimia dibandingkan
kapang karena mempunyai perbandingan luas permukaan dengan volume yang
lebih besar.
Angka Lempeng Total (ALT) adalah pertumbuhan bakteri mesofil aerob
setelah sampel diinkubasi dalam perbenihan yang cocok selama 24-48 jam pada
suhu 37C (SNI,1992). Uji ALT (Angka Lempeng Total) mengandung prinsip yaitu
pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah cuplikan diinokulasikan pada
lempeng agar dengan cara tuang dan diinkubasi pada suhu yang sesuai. Pengujian
dilakukan secara duplo. Setelah inkubasi, dipilih cawan petri dari satu pengenceran
yang menunjukkan jumlah koloni antara 30-300 koloni. Jumlah koloni rata-rata dari
kedua cawan dihitung lalu dikalikan dengan faktor pengencerannya. Hasil
dinyatakan sebagai Angka Lempeng Total (ALT) dalam tiap gram contoh bahan
(Anonim, 1992; Anonim, 2000).
Angka kapang/khamir adalah jumlah koloni kapang dan khamir yang
ditumbuhkan dalam media yang sesuai selama 5 hari pada suhu 20-250 C dan
dinyatakan dalam satuan koloni./mL (Soekarto, 2008). Uji AKK (Angka Kapang
Khamir)mengandung prinsip yaitu pertumbuhan kapang dan khamir setelah
cuplikan diinokulasikan pada media yang sesuai dan diinkubasikan pada suhu 20-
25oC. Setelah inkubasi, dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang
menunjukkan jumlah koloni antara 10-150 koloni. Jumlah koloni rata-rata dari
kedua cawan dihitung lalu dikalikan dengan faktor pengencerannya. (Anonim,
1992; Anonim, 2002).
Jamur
Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel
tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, berproduksi seksual atau
aseksual. Dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 53


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 3 dari 6
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Kapang, No. Dokumen:
Khamir Dan ALT x.x.xx.IK.PKKA.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
mendapatkan makanannya berbeda dengan organisme eukariotik lainnya yaitu
melalui absorpsi (Gandjar. 1999).
Sebagian besar tubuh fungi terdiri dari atas benang benang yang disebut
hifa, yang saling berhubungan menjalin semacam jala yaitu miselium. Miselium
dapat dibedakan atas miselium vegetative yang berfungsi meresap menyerap
nutrient dari lingkungan , dan miselium fertile yang berfungsi dalam reproduksi
(Gandjar. 1999).
Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai cirri khas yaitu
berupa benang tunggal atau bercabang cabang yang disebut hifa. Fungi dibedakan
menjadi dua golongan yaitu kapang dan khamir. Kapang merupakan fungi yang
berfilamen atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi bersel
tunggal da tidak berfilamen. Fungi merupakan organisme yang menyerupai
tanaman, tetapi mempunyai beberapa perbedaan yaitu :
a. Tidak mempunyai kolorofil
b. Mempunyai dinding sel dengan komposisi berbeda
c. Berkembang biak dengan spora
d. Tidak mempunyai batang , cabang, akas dan daun
e. Tidak mempunyai system vesicular seperti pada tanaman
f. Bersifat multiseluler tidak mempunyai pembagian fungi masing - masing
bagian seperti pada tanaman.
Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula yang bersifat saprofit. Parasit
apabila dalam memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda
hidup yang ditumpanginya, sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh
makanan dari benda mati dan tidak merugikan benda itu sendiri. Fungi dapat
mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon dari karbohidrat (misalnya
glukosa,sukrosa,atau maltose), sumber nitrogen dari bahan organic atau anorganik,
dan mineral dari substratnya. Ada juga beberapa fungi yang dapat mensintesis
vitamin vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan biakan sendiri, tetapi ada

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 54


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 4 dari 6
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Kapang, No. Dokumen:
Khamir Dan ALT x.x.xx.IK.PKKA.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
juga yang tidak dapat mensintesis sendiri sehingga harus mendapatkan dari
substrat, misalkan tiamin dan biotin (Dwidjoseputro, 2005).
2. PERSIAPAN ALAT
Alat :
- Cawan petri - Oven
- Tabung reaksi - Erlenmeyer
- Mikropipet - Beaker glass
- Labtip steril - Hot plate dan stirer
- Autoklaf - Waterbath
Bahan
- Trypstic Soy
- Agar (TSA)
- Trypstic Soy Broth (TSB)
- Sarboroud Dextrose Agar (SDA)
- Mac Conkey Agar (MCA)
- Mac Conkey Broth (MCB)
- XLD Agar
- Rappaport Vassiliadis Salmonella Enrichment Broth (RVSE)
- Cetrimide Agar (CA)
- Mannitol Salt Agar (MSA)
- Sampel Sirup
3. INSTRUKSIONAL KERJA
1) Sterilkan cawan petri yang akan digunakan dengan menggunakan oven pada
suhu 180 0C selama 1 jam.
2) Pembuatan media
a) Timbang sejumlah tertentu media yang akan digunakan sesuai dengan
kebutuhan.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 55


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 5 dari 6
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Kapang, No. Dokumen:
Khamir Dan ALT x.x.xx.IK.PKKA.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
b) Larutkan dengan sejumlah volume yang sesuai dengan jumlah
penimbangan
c) Untuk media padat panaskan dengan menggunakan hot plate dan stirer.
Khusus untuk media XLD agar karena tidak di autoklaf pada saat
pemanasan harus dalam keadaan tertutup. Panaskan hingga hampir
mendidih.
d) Untuk medium cair cukup dilarutkan dalam beaker glass. Masukkan
masing-masing 9 ml ke dalam tabung reaksi
e) Sterilisasi semua media kecuali XLD, dengan autoclave pada suhu 121 0C,
tekanan 1,5 atm, selama 15 menit
f) Setelah media steril, di dalam LAF atau engkas tuangkan media ke dalam
cawan petri steril sebanyak 15-20 ml untuk media MCA, MSA, XLD, dan CA.
Biarkan membeku.
3) Pengujian Sampel ALT dan AKK
a) Sterilkan Laminar Air Flow atau enkas dengan menggunakan alkohol 70%,
semprotkan pada dinding dan meja, kemudian di lap secara searah,
bersihkan sebanyak 3x putaran
b) Siapkan media TSB steril sebanyak 4 buah dan cawan petri yang sudah
disterilkan
c) Siapkan juga media cair MCB dan RVSE untuk pengujian bakteri patogen
d) Pipet 1 ml sampel sirup masukkan ke dalam 2 tabung reaksi yang berisi
media TSB steril, homogenkan dengan cara mengocok perlahan tabung
tersebut. (pengenceran pertama). 1 tabung lagi diinkubasi untuk pengujian
bakteri patogen (inkubasi pada suhu 30-350C selama 18-24 jam).
e) pipet 1 ml dari tabung 1 masukkan ke dalam cawan petri (masing-masing
duplo untuk bakteri dan jamur), masukkan 1 ml lg ke dalam TSB pada
tabung ke dua (Pengenceran pertama). Beri identitas pada masing-masing
cawan petri.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 56


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 5 dari 6
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Kapang, No. Dokumen:
Khamir Dan ALT x.x.xx.IK.PKKA.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
f) pipet 1 ml dari tabung 1 masukkan ke dalam cawan petri (masing-masing
duplo untuk bakteri dan jamur), masukkan 1 ml lg ke dalam TSB pada
tabung ke dua (Pengenceran kedua). Beri identitas pada masing-masing
cawan petri.
g) Pipet 1 ml dari tabung 1 masukkan ke dalam cawan petri (masing-masing
duplo untuk bakteri dan jamur), masukkan 1 ml lg ke dalam TSB pada
tabung ke dua (Pengenceran ketiga). Beri identitas pada masing-masing
cawan petri.
h) Tuangkan media TSA pada cawan petri yang diberi identitas untuk
pengujian bakteri, dan media SDA pada cawan petri yang diberi identitas
untuk pengujian jamur.
i) Biarkan media agar membeku
j) Untuk pengujian bakteri (Angka Lempeng Total), bungkus masing-masing
cawan petri, inkubasi dalam posisi tutup terbalik (menghadap ke bawah),
inkubasi pada suhu 30-350C selama 24-48 jam.
k) Untuk pengujian jamur (Angka Kapang Khamir), bungkus masing-masing
cawan petri, inkubasi pada suhu 20-250C, selama 5-7 hari.
4) Pengujian Bakteri Patogen
a) TSB yang sudah diinkubasi (Pada point 3.d), diinokulasikan ke dalam
tabung yang berisi media MCB dan RVSE steril masing-masing sebanyak 1
ml.
b) Untuk media MCB diinkubasi pada suhu 40-440C selama 18-24 jam, dan
untuk RVSE diinkubasi pada suhu 30-350C selama 18-24 jam.
Interpretasi :
Pada media MCB terbentuk perubahan warna dari ungu jernih
menjadi kuning keruh menandakan positif E. coli.
Pada media RVSE terbentuk perubahan warna dari hijau toska
jernih menjadi hijau keruh.
c) Ambil 1 mata ose dari TSB tadi, goreskan secara zigzag ke dalam cawan
petri yang berisi media CA dan MSA. Inkubasi pada suhu 30-350C, selama
24-48 jam.
Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 57
Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 6 dari 6
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Kapang, No. Dokumen:
Khamir Dan ALT x.x.xx.IK.PKKA.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
d) Ambil satu mata ose dari media MCB yang telah diinkubasi, goreskan
secara zigzag ke dalam cawan petri yang berisi media MCA. inkubasi pada
suhu 30-350C, selama 24-48 jam.
e) Ambil satu masa ose dari media RVSE yang telah diinkubasi, goreskan
secara zigzag ke dalam cawan petri yang berisi media XLD. Inkubasi pada
suhu 30-350C, selama 24-48 jam.
4. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Interpretasi :
Pada media CA terbentuk pertumbuhan morfologi koloni berwarna hijau
menandakan hasil positif terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa.
Pada media MSA terbentuk pertumbuhan morfologi koloni berwarna kuning
dikelilingi zona kuning menandakan hasil positif terhadap bakteri Staphylococcus
aureus.
Pada media MCA terbentuk pertumbuhan morfologi koloni berwarna merah bata
dengan atau tanpa dikelilingi endapan empedu menandakan hasil positif
terhadap bakteri E. coli.
pada media XLD terbentuk pertumbuhan morologi koloni berwarna merah muda
dengan atau tanpa pusat berwarna hitam menandakan hasil positif terhadap
bakteri Salmonella sp.

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 58


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
PENGUJIAN ANGKA LEMPENG TOTAL, ANGKA KAPANG KHAMIR, DAN BAKTERI
PATOGEN

A. Pengamatann Pengujian angka lempeng total

10-1 10-2 10-3 Jumlah Bakteri


ALT 1
ALT 2
AKK 1
AKK 2

B. Pengujian Bakteri Patogen

Media Pengamatan Hasil / Kesimpulan


TSB
CA
MSA
MCB
RVSE
MCA
XLD

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 59


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
INSTRUKSIONAL KERJA
PEMERIKSAAN GRAM POSITIF DAN NEGATIF

IKP PGPN STIKES LAB. KLINIK KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

STIKES MUHAMMADIYAH, 2017 All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Pemeriksaan Gram Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Positif Dan Negatif
Revisi Tanggal

IK.PGPN.STIKESM.LAB.KLINIK Ketua

STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 6
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Gram Positif No. Dokumen:
Dan Negatif x.x.xx.IK.PGPN.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), kokus, dan spirilum.
Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam.
Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil.
Sedangkan pada kokus dibagi monokokus (satu buah bakteri berbentuk kotak),
diplococcus, sampai staphylococcus (bentuknya mirip buah anggur. Khusus pada
spirul hanya dibagi 2 yaitu setengah melengkung dan tidak melengkung.
Bakteri juga dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik
pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 60


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 2 dari 6
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Gram Positif No. Dokumen:
Dan Negatif x.x.xx.IK.PGPN.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
gram negatif ditandai dengan pewarnaan ungu sedangkan yang positif berwarna
merah. Hal ini bertujuan untuk memberikan warna pada bakteri pada akhirnya
dapat diidentifikasi dengan mudah. Selain itu, ada endospore yang bisa diwarnai.
Endospora adalah organisme yang dibentuk dalam kondisi yang stres karena
kurang nutrisi, yang memiliki kemungkinan untuk tetap berlanjut di lingkungan
sampai kondisi menjadi baik (Jawetz, 2005).
Teknik pewarnaan gram haruslah sesuai prosedur karena dapat
mengakibatkan kesalahan identifikasi data apakah gram positif atau gram negatif
sehingga diperlukan adanya praktikum ini dilakukan agar mengetahui jalannya
mekanisme pewarnaan gram.
Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh Christian gram pada tahun
1884. Dengan metode ini, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri
gram positif dan gram negatif yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri
terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi
dinding selnya sehingga pengecatan gram tidak bisa dilakukan pada
mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp. (Tryana, S.T,
2008).
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula
penyimpanan.
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
Staphylococcus adalah bakteri Gram-positif yang berbentuk bola. Bakteri ini
ada yang berkoloni dan berbentu seperti buah buah anggur. Pada tahun 1884,
Rosenbach menjelaskan ada dua jenis warna staphylococci yaitu: Staphylococcus
Aureus yang berwarna kuning dan Staphylococcus albus yang berwarna putih.
Beberapa karakterististik yang dimiliki Staphylococcus Aureus diantaranya

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 61


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 3 dari 6
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Gram Positif No. Dokumen:
Dan Negatif x.x.xx.IK.PGPN.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
hemolytic pada darah agar, catalase-oxidase-positif dan negatif, dapat tumbuh pada
suhu berkisar 15 sampai 45 derajat dan lingkungan NaCl pada konsentrasi tinggi
hingga 15 persen dan menghasilkan enzim coagulase. Selain itu,biasanya S. Aureus
merupakan patogen seperti bisul, styes dan furunculosis beberapa infeksi (radang
paru-paru, radang kelenjar dada, radang urat darah, meningitis, saluran kencing osteomyelitis
dan endocarditis serta menyebabkan keracunan makanan yaitu dengan melepakan enterotoxins
menjadi makanan sehingga menjadi toksik dengan melepasan superantigens ke dalam aliran
darah (Lubis, 2007).
Bacillus subtilis merupakan bakteri gram-positif yang berbentuk batang, dan secara alami
sering ditemukan di tanah dan vegetasi. Bacillus subtilis tumbuh di berbagai mesophilic suhu
berkisar 25-35 derajat Celsius. Bacillus subtilis juga telah berevolusi sehingga dapat hidup
walaupun di bawah kondisi keras dan lebih cepat mendapatkan perlindungan terhadap stres
situasi seperti kondisi pH rendah (asam), bersifat alkali, osmosa, atau oxidative kondisi, dan
panas atau etanol Bakteri ini hanya memilikin satu molekul DNA yang berisi seperangkat set
kromosom. DNAnya berukuran BP 4214814 (4,2 Mbp) (TIGR CMR). 4,100 kode gen protein.
Beberapa keunggulan dari bakteri ini adalah mampu mensekresikan antibiotik dalam jumlah
besar ke luar dari sel (Scetzer, 2006).
Menurut Kenneath tahun (2008), Escherichia coli termasuk dalam famili
Enterobacteraceae yang termasuk gram negatif dan berbentuk batang yang fermentatif. E. coli
hidup dalam jumlah besar di dalam usus manusia, yaitu membantu sistem pencernaan manusia
dan melindunginya dari bakteri patogen. Akan tetapi pada strain baru dari E.coli merupakan
patogen berbahaya yang menyebabkan penyakit diare dan sindrom diare lanjutan serta hemolitik
uremic (hus). Peranan yang mengguntungkan adalah dapat dijadikan percobaan limbah di air,
indikator pada level pencemaran air serta mendeteksi patogen pada feses manusia yang
disebabkan oleh Salmonella typhi. (Mc. Clenny, 2008). Endospore adalah organisme yang
dibentuk dalam kondisi yang stres karena kurang nutrisi, yang memiliki kemungkinan untuk
tetap berlanjut di lingkungan sampai kondisi menjadi baik (Ncbi, 2008). Bakteri
juga dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram
tersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri gram negatif ditandai
dengan pewarnaan ungu sedangkan yang positif berwarna merah (Textbook, 2008).

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 62


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 4 dari 6
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Gram Positif No. Dokumen:
Dan Negatif x.x.xx.IK.PGPN.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
Pengenalan bentuk mikroba (morfologi), kecuali mikroalgae harus dilakukan
pewarnaan terlebih dahulu agar dapat diamati dengan jelas (Lubis dkk, 2007). Pada
umumnya bakteri bersifat tembus cahaya, hal ini disebabkan karena banyak bakteri
yang tidak mempunyai zat warna (Waluyo, 2004). Tujuan dari pewarnaan adalah
untuk mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri, memperluas ukuran jazad,
mengamati struktur dalam dan luar sel bakteri, dan melihat reaksi jazad terhadap
pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik atau kimia jazad dapat diketahui (Lubis
dkk, 2007). Berhasil tidaknya suatu pewarnaan sangat ditentukan oleh waktu
pemberian warna dan umur biakan yang diwarnai (umur biakan yang baik adalah
24 jam). Umumnya zat warna yang digunakan adalah garam-garam yang dibangun
oleh ion-ion yang bermuatan positif dan negatif dimana salah satu ion tersebut
berwarna. Zat warna dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat pewarna yang bersifat
asam dan basa. Jika ion yang mengandung warna adalah ion positif maka zat warna
tersebut disebut pewarna basa. Dan bila ion yang mengandung warna adalah ion
negatif maka zat warna tersebut disebut pewarna negatif (Ramona, 2008).
2. PERSIAPAN ALAT
Alat
- Mikroskop cahaya atau elektrik
- Kaca objek
- Pipet tetes
- Pembakar spirtus
- Botol semprot
Bahan
- Kristal violet - Minyak imersi
- Lugol - Methylen blue
- Etanol 96% atau aseton - Bakteri Gram positif dan
- Safranin Negatif
- Aquadest - Jamur

Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 63


Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 5 dari 6
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Gram Positif No. Dokumen:
Dan Negatif x.x.xx.IK.PGPN.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
3. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Pewarnaan Gram
1) Bersihkan kaca objek dengan menggunakan alkohol dan kapas bebas
lemak, kering anginkan di atas pembakar spirtus sampai bebas lemak.
2) Buat lingkaran kecil ditengah kaca objek dengan spidol permanen
3) Pada lingkaran tersebut masukan satu mata ose aqudest ratakan sesuai
diameter lingkaran.
4) Ambil biakan bakteri yang diuji degan menggunakan ose, ratakan dengan
aquadest yang sudah di ratakan dalam lingkaran kaca objek. Hindari
pengambilan bakteri yang terlalu banyak, karena akan menumpuk pada
pengamatan dengan mikroskop.
5) Fiksasi di atas pembakar spirtus sampai kering, untuk memastikan bakteri
menempel pada kaca objek. Jangn terlalu dekat api karena akan membuat
bakteri mati.
6) Setelah kering, teteskan 3 tetes kristal violet ke atas suspsensi yang sudah kering
tersebut, tunggu selama 1 menit.
7) Cuci dengan aquades mengalir, kering anginkan pinggiran kaca objek dengan tisu
halus, dan kering anginkan kembali
8) Setelah kering teteskan larutan lugol, tunggu selama 1 menit
9) Cuci dengan aquades mengalir, kering anginkan pinggiran kaca objek dengan tisu
halus, dan kering anginkan kembali
10) Setelah kering, teteskan etanol, tunggu selama 30 detik
11) Cuci dengan aquades mengalir, kering anginkan pinggiran kaca objek dengan tisu
halus, dan kering anginkan kembali
12) Setelah kering, teteskan safranin, tunggu selama 1,5 menit
13) Cuci dengan aquades mengalir, kering anginkan pinggiran kaca objek dengan tisu
halus, dan kering anginkan kembali
14) Setelah kering, tetesi dengan minyak imersi
15) Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x.

RISA 64
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 6 dari 6
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Gram Positif No. Dokumen:
Dan Negatif x.x.xx.IK.PGPN.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
b. Pengamatan Jamur
1) Sampel jamur diambil pada roti yang sudah terkontaminasi jamur.
2) Bersihkan kaca objek dengan menggunakan alkohol dan kapas bebas lemak,
kering anginkan di atas pembakar spirtus sampai bebas lemak.
3) Ambil biakkan jamur dengan menggunakan ose, ratakan di atas kaca objek.
4) Teteskan methylene blue, tutup dengan cover glass, hindari terbentuknya
gelembung
5) Amati di bawah mkroskop perbesaran 10x
4. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Bakteri juga dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik
pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu.
Bakteri gram negatif ditandai dengan pewarnaan ungu sedangkan yang positif
berwarna merah.

65
Buku Panduan Ilmu Dasar Keperawatan II
Jurusan S-1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah
LEMBAR KERJA

PEWARNAAN GRAM DAN PENGAMATAN JAMUR

A. Pewarnaan Gram
Gambar :

Nama Bakteri
Bentuk Bakteri
Warna Bakteri
Kesimpulan

66
Buku Panduan Ilmu Dasar Keperawatan II
Jurusan S-1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah
B. Pengamatan Jamur
Gambar:

Nama Sampel
Bentuk Jamur
Kesimpulan

67
Buku Panduan Ilmu Dasar Keperawatan II
Jurusan S-1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah
INSTRUKSIONAL KERJA
PEMERIKSAAN DARAH HEMOGLOBIN DAN LAJU ENDAP DARAH

IK.PDHLED STIKES LAB. KLINIK KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

STIKES MUHAMMADIYAH, 2017 All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Pemeriksaan Darah Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Hemoglobin dan Laju Endap Darah
Revisi Tanggal

IK. PDHLED.STIKESM.LAB.KLINIK Ketua

STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 9
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Hemoglobin dan Laju x.x.xx.IK.PDH.STIKESM/2017
Endap Darah Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Hemoglobin adalah suatu substansi protein dalam sel-sel darah merah yang
terdiri dari zat besi, yang merupakan pembawa oksigen. Nilai hemoglobin tinggi
dapat disebabkan karena hemokonsentrasi akibat dehidrasi. Nilai hemoglobin yang
rendah berhubungan dengan masalah klinis seperti anemia.
Nilai-nilai rujukan :
Dewasa ; Pria : 13.5 18 g/dl; wanita : 12-16 g/dl
Anak ; Bayi baru lahir : 12-24 g/dl ; 6 bulan sampai 1 tahun : 10-15 g/dl ; 5
tahun sampai 14 tahun : 11-16 g/dl

68
Buku Panduan Ilmu Dasar Keperawatan II
Jurusan S-1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 2 dari 9
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Hemoglobin dan Laju x.x.xx.IK.PDH.STIKESM/2017
Endap Darah Berlaku:
Ketua
Pemeriksaan laju endap darah (ESR) mengukur kecepatan dimana sel-sel
darah merah mengendapkan darah yang tidak membeku dalam millimeter per jam
(mm/jam). Pemeriksaan ini tidak spesifik.
Pemeriksaan protein reaktif-C (CRP) dianggap lebih berguna dari LED karena
kenaikan CRP lebih cepat selama proses inflamasi akut dan lebih cepat kembali
normal.
2. TUJUAN
Pemeriksaan hemoglobin dilakukan untuk mendeteksi adanya anemiadan
penyakit ginjal. Peningkatan hemoglobin dapat menunjukan indikasi adanya
dehidrasi penyakit paru-paru obstruksi menahun, gagal jantung kongestif dan lain-
lain.
Tujuan umum pemeriksaan LED adalah untuk mengetahui nilai laju endap
darah seseorang yang diperiksa dalam mm/ jam.
Manfaat dari pemeriksaan Laju Endap Darah yaitu :
a. Untuk menunjang diagnosis : infeksi akut, inflamasi menahun pada fase aktif,
kerusakan jaringan.
b. Memantau perjalanan penyakit.
c. Respon terhadap pengobatan.
3. INDIKASI
Hemoglobin
a. Penurunan kadar : anemia, kanker, penyakit-penyakit ginjal, pemberian
cairan intravena yang berlebihan, penyakit Hodgkins.
b. Obat-obat yang dapat menurunkan hasil hemoglobin : Antibiotika, aspirin,
obat-obat antineoplasma, doksapram (Dopram) , indometasin (Indocin),
sulfonamide, primaquin, rifampin, trimetadion (Tridiione)
c. Peningkatan Kadar : Dehidrasi/ hemokonsentrasi, polisitemia, tempat yang
tinggi, penyakit paru obstruksi menahun (PPOM) seperti emfisema dan asma,
gagal jantung kongestif (GJK), luka bakar yang hebat

69
Buku Panduan Ilmu Dasar Keperawatan II
Jurusan S-1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 3 dari 9
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Hemoglobin dan Laju x.x.xx.IK.PDH.STIKESM/2017
Endap Darah Berlaku:
Ketua
d. Obat-obatan yang dapat meningkatkan hasil hemoglobin : metildopa
(Aldomet), gentamisin.
Laju Endap Darah
a. Penurunan Kadar : polisitemia vera, gagal jantung kongestif (GJK), anemia sel
sabit, infeksi mononucleosis, defisiensi faktor V, arthritis degenerative, angina
pectoris.
b. Obat-obat yang dapat menurunkan nilai LED :Etambutol (Myambutol),
quinine, aspirin, golongan kortison.
c. Peningkatan kadar : Arthritis rematoid, demam, IMA, kanker lambung, kolon,
payudara, hepar dan ginjal, penyakit Hodgkins, myeloma multiple,
limfosarkoma, infeksi bakteri, gout, penyakit radang pelvis akut, SLE,
eritroblastosis fetalis, kehamilan trimester kedua dan ketiga, operasi, luka
bakar.
d. Obat-obat yang dapat meningkatkan nilai LED :Dekstran, meetildopa
(Aldomet), penicillamin (Cuprimine), teofilin, pil KB, prokainamid (pronestil),
vitamin A.
4. PERSIAPAN ALAT
Persiapan Alat Pemeriksaan Hemoglobin
Haemometer set terdiri dari :
a. Tabung pengukur k. Handscoon steril
b. tabung standar warna l. Kapas kering
c. Pipet Hb dengan pipa karetnya m. Bengkok
d. Pipet HCl
e. Batang pengaduk
f. Botol tempat HCl dan aquadest
g. Sikat pembersih
h. Perlak kecil dan pengalas
i. Kapas alkohol 70%
j. Jarum/Lancet
70
Buku Panduan Ilmu Dasar Keperawatan II
Jurusan S-1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 4 dari 9
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Hemoglobin dan Laju x.x.xx.IK.PDH.STIKESM/2017
Endap Darah Berlaku:
Ketua
Persiapan Pemeriksaan Laju Endap Darah
a. Tabung LED Westergreen : diameterdalam 2,5 mm; skala dari 0 sampai 200 mm
mm (seringnya diberi tanda 1 sampai 20, 1 mewakili 10 mm, 2 mewakili 20 mm,
dll )
b. Penyangga tabung wetergreen
c. Tabung reaksi
d. Spuit berskala, 5 ml
e. Pipet berskala, 5 ml
f. Timer
g. Antikoagulan; larutan trinatrium sitrat 3,2% (reagen no. 60) yang disimpan di
kulkas atau larutan garam dikalium EDTA 10% (reagen no. 22).
5. INSTRUKSIONAL KERJA
Hemoglobin
a. Persiapan sebelum dilakukan pengambilan sampel pemeriksaan hemoglobin
1) Memberikan salam terapeutik dan menanyakan nama pasien
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan tindakan
4) Menjelaskan langkah prosedur pemeriksaan kepada klien
5) Tidak perlu pembatas makanan dan cairan
6) Tourniquet sebaiknya kurang dari 1 menit
7) Jangan mengambil darah pada ekstremitas yang ada infus
b. Fase Kerja
1) Masukan larutan HCl 0,1N dengan pipet HCl kedalam tabung pengencer
sampai pada angka 2
2) Memberitahu pasien dan menjelaskan tujuan dan langkah prosedur
pemeriksaan
3) Membawa alat-alat ke dekat pasien
4) Mencuci tangan

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 71


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 5 dari 9
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Hemoglobin dan Laju x.x.xx.IK.PDH.STIKESM/2017
Endap Darah Berlaku:
Ketua
5) Memasang perlak dan pengalas dibawah tangan pasien yang akan diambil
darahnya
6) Menyiapkan bengkok
7) Memakai handscoon steril
8) Menyiapkan jari klien dan mengumpulkan darah ke bagian jari tangan
dengan cara memijat
9) Menghapus hamakan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan
alkohol
10) Menusukan jarum pada ujung jari sebelah tepi sampai darah keluar
11) Menghapus darah yang pertama kali keluar dengan kapas kering
12) Dengan pipet Hb menghisap darah sampai angka 20 cm, jangan sammpai
ada gelembung udara yang sampai ikut terhisap
13) Hapus darah yang melekat pada ujung pipet dengan menggunakan kapas
kering
14) Menuangkan darah tersebut ke dalam tabung pengencer yang sudah berisi
HCl
15) 0,1 N dengan posisi tegak lurus dan hindarkan darah mengenai dinding
tabung
16) Sisa darah yang mungkin masih melekat di dalam lumen pipet Hb di bilas
dengan jalan meniup dan menyedotnya.
17) Tunggu sampai 1 menit
18) Tambahkan aquadest sedikit demi sedikit, pada setiap kali penambahan
warna dari larutan asam hematin yang terjadi, bandingkan dengan warna
dari larutan standar
19) Pada saat warna tersebut sama, maka penambahan aquadest dihentikan
dan kadar Hb dibaca skala itu dengan satuan pembacaan gr %
c. Fase Terminasi
1) Merapikan alat dan pasien

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 72


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 6 dari 9
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Hemoglobin dan Laju x.x.xx.IK.PDH.STIKESM/2017
Endap Darah Berlaku:
Ketua
2) Melakukan evaluasi hasil tindakan
3) Berpamitan
4) Mencuci tangan
d. Implikasi Keperawatan
1) Penurunan kadar
a) Kenali masalah-masalah klinis dan obat-obat yang dapat menyebabkan
nilai hemoglobin menurun (misal; anemia dengan Hb < 10,5 g/dl)
b) Observasi tanda-tanda dan gejala-gejala anemia (misal; pusing,
takikardia, lemah, dispnea pada saat istirahat). Gejala-gejala berbeda-
beda tergantung dengan nilai hemoglobin yang menurun.
c) Periksa hematokrit jika nilai hemoglobin rendah
2) Peningkatan kadar
a) Observasi tanda-tanda dan gejala-gejala dehidrasi (misal; haus, turgor
kulit jelek, membrane mukosa kering, gejala-gejala seperti syok,
takikardia, takipnea dan kemudian tekanan darah menurun).
b) Anjurkan klien untuk mempertahankan masukan cairan yang adekuat.
Laju Endap Darah
a. Persiapan sebelum tindakan pemeriksaan LED
1) Memberikan salam terapeutik dan menanyakan nama pasien
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan tindakan
4) Menjelaskan langkah prosedur pemeriksaan kepada klien
5) Tidak perlu pembatas makanan dan cairan
b. Fase Kerja
1) Dengan pipet , teteskan 0,4 ml larutan trinatrium sitrat ke dalam tabung
reaksi atau botol.

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 73


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 7 dari 9
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Hemoglobin dan Laju x.x.xx.IK.PDH.STIKESM/2017
Endap Darah Berlaku:
Ketua
2) Lakukan pengambilan specimen darah vena. Pasang tourniquet selonggar
mungkin, lakukan pungsi vena sambil melepas tourniquet tersebut. Tarik 2
ml darah ke dalam spuit.
3) Lepas bevel sari spuitnya dan masukkan darah pada spuit tersebut, sebanyak
1,6 ml, kedalam tabung reaksi yang mengandung antikoagulan (isi tabung
sampai tanda batas 2,0 ml) (Gbr. 9.46). Goyang-goyangkan tabung perlahan-
lahan. Pengukuran LED harus dilakukan paling lama 2 jam setelah
pengambilan spesimen.

4) Pipetkan darah sitrat ke dalam tabung Westergren (memakai karet


pengisap) sampai tanda batas 0-mm (Gbr 9.47).
5) Letakkan tabung Westergren pada penyangganya dan pastikan bahwa posisi
tabung benar-benar tegak. Pastikan bahwa tidak ada gelembung udara
didalam tabung. Pastikan juga bahwa penyangga tabung dalam posisi stabil
diatas permukaan meja yang datar.
6) Diamkan tabung beserta penyangganya diatas meja yang jauh dari getaran
(misal, jangan menaruhnya di meja bersama-sama dengan centrifuge), bebas
Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 74
Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 8 dari 9
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Hemoglobin dan Laju x.x.xx.IK.PDH.STIKESM/2017
Endap Darah Berlaku:
Ketua
angin, tidak berdekatan dengan radiator-pemanas sentral, dan tidak terpajan
cahaya matahari secara langsung.
7) Tunggu selama 1 jam (atur timer), selanjutnya, ukur tinggi kolom plasma
(dalam mm); baca skala mulai dari tanda batas 0-mm, pada puncak tabung,
kebawah (Gbr. 9.49).

Hasil
Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan millimeter/ jam (mm/jam)
Kisaran Normal
Tabel. Kisaran normal LED berdasarkan kelompok usia
Kelompok Usia LED (mm/jam)
Dewasa (<50 tahun)
Laki-laki < 15
Perempuan < 20
Dewasa (> 50 tahun)
Laki-laki 20
Perempuan 30
Nilai yang tinggi
Peningkatan LED terjadi pada penyakit-penyakit yang disertai dengan
perubahan komposisi protein plasma, antara lain pada infeksi akut dan kronis,
infark miokardium, serta arthritis rheumatoid. Pada pasien dengan anemia,
LED juga bisa meningkat.

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 75


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 9 dari 9
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Hemoglobin dan Laju x.x.xx.IK.PDH.STIKESM/2017
Endap Darah Berlaku:
Ketua
Nilai LED yang sangat tinggi ditemukan pada tuberculosis, tripanosomiasis dan
keganasan. Peningkatan LED juga terjadi pada kehamilan.
c. Implikasi Keperawatan
1) Jawab pertanyaan klien mengenai makna kenaikan nilai LED. Jawaban juga
mengenai pemeriksaan lain yang biasa dilakukan yang berhubungan
dengan pemeriksaan LED untuk menegakkan diagnose yang adekuat dari
masalah
2) Bandingkan hasil LED dan CRP
6. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Darah vena
Ambil 5-7 ml darah vena dan masukkan ke dalam tabung bertutup jingga
muda. Hindari hemolisis. Tabung pediatrik juga dapat digunakan.
Darah Kapiler
Tusuk daun telinga, jari atau tungkai dengan jarum steril. Jangan menekan
daerah yang ditusuk kuat-kuat karena cairan dan darah akan diambil. Buang
tetesan darah pertama. Kumpulkan tetesan darah dalam pipet kecil yang
bertutup karet kecil atau tabung mikrohematokrit. Masukkan darah dalam
tabung dengan pelarut.

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 76


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
INSTRUKSIONAL KERJA
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH (A,B,AB,O)

IK.PGD STIKES LAB. KLINIK KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

STIKES MUHAMMADIYAH, 2017 All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Pemeriksaan Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Golongan Darah (A,B,AB,O)
Revisi Tanggal

IK.PGD.STIKESM.LAB.KLINIK Ketua

STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Hemoglobin dan Laju x.x.xx.IK.PDH.STIKESM/2017
Endap Darah Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Golongan Darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah
merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan
ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis
antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi
darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi
imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Penggolongan darah menurut sistem A, B, O dapat dibedakan atas 4 macam yaitu :
1. Golongan darah A, bila dalam sel darah merahnya terdapat antigen A. Adanya
antigen tersebut dikendalikan oleh gen IA

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 77


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 2 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Hemoglobin dan Laju x.x.xx.IK.PDH.STIKESM/2017
Endap Darah Berlaku:
Ketua
2. Golongan darah B, bila dalam sel darah merahnya terdapat antigen B. Adanya
antigen tersebut dikendalikan oleh gen IB
3. Golongan darah AB, bila dalam sel darah merahnya terdapat antigen A dan B,
yang masing masing munculnya dikendalikan oleh gen IA dan IB.
4. Golongan darah O, bila dalam sel darah merahnya tidak terdapat antigen A
dan/atau B. Keadaan ini timbul karena dikendalikan oleh gen IO yang bersifat
resesif baik terhadap antigen IA maupun IB.
Golongan Sel Darah Merah Plasma Rumus
A Antigen A Antibodi A (A,b)
B Antigen B Antibodi B (B,a)
AB Antigen A & B Tidak ada antibody (AB,-)
O Tidak ada antigen Antibodi Anti A dan Anti B (-,ab)

Tabel Pewaris Golongan Darah


Ibu Ayah
O A B AB
O O, A O, A O, B A, B
A O, A O, A O, A, B, AB A, B, AB
B O, B O, A, B, AB O, B A, B, AB
AB A, B A, B, AB A, B, AB A, B, AB

Tabel Kecocokan Darah RBC


Golong donor
an O- O+ A- A+ B- B AB AB
Darah + - +
Resipie
n
O- X x x X x x x
O+ x x X x x x
A- X x X x x x
A+ X x x x
B- X x x x x x
B+ x x x x
AB- X v x x v x
AB+

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 78


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 3 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Hemoglobin dan Laju x.x.xx.IK.PDH.STIKESM/2017
Endap Darah Berlaku:
Ketua
Kecocokan Plasma
Kecocokan plasma darah terbalik dengan kecocokan sel darah merah. Hal ini
disebabkan karena antibodi yang mampu untuk bereaksi dibawa di dalam plasma:
plasma tipe AB membawa antibodi anti-A maupun anti-B dan bisa ditranfusikan
pada individu dari grup manapun; tetapi pasien tipe AB hanya bisa menerima
plasma tipe AB. Sebaliknya, plasma tipe O membawa antibodi keduanya, sehingga
individu dengan golongan darah O bisa menerima plasma darah dari grup
manapun, tetapi plasma tipe O hanya bisa digunakan untuk pasien dengan golongan
darah O.
Tabel Kecocokan Plasma
Donor
Resipien
O A B AB
O
A x X
B x x
AB x

2. TUJUAN
Untuk mengetahui golongan darah yang ada dalam tubuh manusia sehingga
dapat digunakan untuk memilih golongan darah yang dcocok apabila orang
tersebut memerlukan donor darah.
3. PERSIAPAN ALAT
a. Handscound (sarung tangan)
b. Object Glass
Lancet
Pengaduk
Darah Kapiler
Serum anti-A biasanya berwarna biru atau hijau
Serum anti-B biasanya berwarna kuning
Serum anti-AB biasanya berwarna merah muda/tak berwarna

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 79


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 4 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Hemoglobin dan Laju x.x.xx.IK.PDH.STIKESM/2017
Endap Darah Berlaku:
Ketua
4. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Mengatur posisi klien senyaman mungkin
b. Mendekatkan alat
c. Mencuci tangan dan mengeringkan
d. Memakai sarung tangan
e. Menyiapkan reagen disuhu kamar
f. Memijit-mijit ujung jari manis/tengah donor dan kemudian melakukan
desinfeksi dengan alkohol 70%
g. Menusuk jari manis/tengah dengan posisi vertical, mengggunakan blood lancet
h. Mengusap darah yang pertama kali keluar dari jari donor dengan kapas kering
i. Meneteskan 1 tetes darah yang keluar pada objek glass
j. Meneteskan 1 tetes (50 ) anti-A, anti-B, anti-AB, pada objek glass
k. Mengaduk dengan batang pengaduk masing-masing campuran darah donor
dengan antiserum dan menggoyang-goyangkan
l. Mengamati ada tidaknya aglutinasi secara makroskopis
m. Merapikan alat
n. Mencuci tangan
o. Melepaskan sarung tangan
p. Pendokumentasian
5. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
Interpretasi Hasil Pembacaan Golongan Darah Cell Typing
Golongan Darah A : darah di anti serum A mengumpal, anti serum AB
mengumpal sedangkan di anti serum B tidak. Aglutinasi pada anti-A karena
golongan darah A mempunyai antigen A dan antibodi B
Golongan Darah B : darah di anti serum A tidak mengumpal, anti serum AB
mengumpal sedangkan di anti serum B mengumpal. Aglutinasi pada anti-B
karena golongan darah B mempunyai antigen B dan antibodi A

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 80


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 5 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Hemoglobin dan Laju x.x.xx.IK.PDH.STIKESM/2017
Endap Darah Berlaku:
Ketua
Golongan Darah AB : darah di anti serum A dan B mengumpal, anti serum AB
mengumpal. Aglutinasi pada anti-A dan anti-B karena golongan darah AB
mempunyai antigen A dan B tetapi tidak mempunyai antibodi
Golongan Darah O : darah di anti serum A, B, dan AB tidak mengumpal. Tidak
terjadi aglutinasi karena golongan darah O tidak mempunyai antigen A dan B
tetapi mempunyai antibodi A dan B

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 81


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
INSTRUKSIONAL KERJA
PEMERIKSAAN DARAH LEUKOSIT

IK PDL STIKES LAB. KLINIK KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

STIKES MUHAMMADIYAH, 2017 All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Pemeriksaan Darah Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Leukosit
Revisi Tanggal

IK.PDL.STIKESM.LAB.KLINIK Ketua

STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 8
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Leukosit x.x.xx.IK.PDL..STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Leukosit dibagi dalam 2 kelompok, leukosit polimorfonuklear (neutrofil,
eosinofil dan basofil) dan leukosit mononuclear (monosit dan limfosit).
Leukosit adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh; leukosit akan segera
bereaksi terhadap benda asing yang masuk dan membuat mekanisme pertahanan.
Peningkatan jumlah leukosit disebut leucopenia.
Nilai normal :
Dewasa : SDP total : 4.500 10.000L
Anak : Bayi baru lahir : 9.000 30.000 L; 2 tahun : 6.000 17.000 L

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 82


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 2 dari 8
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Leukosit x.x.xx.IK.PDL..STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
2. TUJUAN
Untuk menghitung jumlah leukosit dalam darah.
3. INDIKASI
Penurunan Kadar : penyakit hematopoetik (anemia aplastik, anemia pernisiosa,
hipersplenisme, penyakitGauchers), infeksi virus, malaria, agranulositosis,
alkoholik, SLE, RA (arthritis rematoid).
Obat-obat yang dapat menurunkan leukosit : antibiotik (penicillin, sefalotin,
kloramfenikol), asetaminofen (Tylenol), sulfonalium), diuretic (furosemide/ lasix),
asam etakrinik, (edecrin), klordiazepoksid (Librium), agen hipoglikemioral,
indometasin (indocin), metildopa (Aldomet), rifampin, fenotiazin.
Peningkatan kadar : infeksi akut (pneumonia, meningitis, apendiksitis, colitis,
peritonitis, pancreatitis, pielonefritis, tuberculosis, tonsillitis, di vertikulitis,
septicemia, reumatik (demam), nekrosis jaringan (infark miokard, sirosis hepatis,
luka bakar, kanker, emfisema, ulkus peptikum), leukemia, penyakit kolagen, anemia
hemolitik, anemia sel sabit, penyakit parasitik, stress (pembedahan, demam,
gangguan emosi), histamin
Obat-obat yang dapat meningkatkan nilai leukosit:aspirin, antibiotik (ampicilin,
eritromisin, kanasimin, metisillin, tetrasiklin, vankomisin, streptomisin), komponen
emas, prokainamid (pronestil), triamteren (dyrenium), alopurinol, kalium yodin,
hidantoin deviratif, sulfonamide (kerja lama), heparin, digitalis, epinefrin, litium.
4. PERSIAPAN ALAT
Alat dan Bahan :
a. Mikroskop
b. Bilik hitung, sebaiknya memakai bilik hitung Neubauer yang disempurnakan
(Gbr.9.40; bilik hitung burker jarang dipakai)
c. Pipet darah (pipet sahli) dengan skala 50 l (0,005 ml)
d. Pipet berskala 1 ml
e. Pipet Pasteur atau tabung kapiler

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 83


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 3 dari 8
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Leukosit x.x.xx.IK.PDL..STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua

f. Alat hitung manual (Tally counter atau bead counter)


g. Larutan pengencer (dibuat dengan menambahkan 2 ml asam asetat glacial ke
dalam 1 ml larutan ungu gentian 1%; tambahkan air suling sampai 100 ml)
Ukuran bilik hitung Neubauer :
- Luas = 9 mm2
- Tinggi = 0,1 mm

5. PROSEDUR
a. Persiapan sebelum tindakan pemeriksaan leukosit
1) Memberikan salam terapeutik dan menanyakan nama pasien
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan tindakan
4) Menjelaskan langkah prosedur pemeriksaan kepada klien
5) Tidak perlu pembatas makanan dan cairan
b. Fase Kerja
1) Dengan pipet 1 ml, teteskan 0,95 ml larutan pengencer ke dalam botol kecil
2) Dengan pipet darah (pipet sahli), isap sampel darah vena atau kapiler
sampai tanda batas 0,05 ml. tidak boleh terdapat gelembung udara
didalamnya. Kalau memakai darah vena,sebelum memipet, pastikan bahwa
darah sudah tercampur rata dengan membolak-balikkan botol (berisi darah
dan antikoagulan) berulang kali selama 1 menit.
3) Seka bagian luar pipet dengan kertas yang menyerap cairan, pastikan
bahwa darah masih tetap pada tanda batas 0,005 ml, dan semprotkan
darah ke dalam botol yang berisi larutan pengencer. Bilas pipet dengan
menghisap larutan pengencer dan menyemprotkannya kembali sebanyak
tiga kali. Dengan begitu, pengenceran darah bisa tepat 1:20. Labeli botol
dengan menuliskan nama dan/ atau nomor pasien.

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 84


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 4 dari 8
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Leukosit x.x.xx.IK.PDL..STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
4) Tutup dan tekan sampel dengan penutup kaca objek (tersedia satu set
bersama bilik-hitungnya); hati-hati ketika menekan sampel. Kalau penutup
kaca objek sudah pada posisi yang tepat, akan tampak pita berwarna
dibawahnya, disebut cincin newton.
5) Kocok darah yang sudah diencerkan tersebut hingga homogen. Dengan
pipet Pasteur atau tabung kapiler, teteskan darah tersebut pada bilik-
hitung (Gbr. 9.42). Hati-hati meneteskannya, jangan sampai melampaui
garis batas.
Catatan : kalau darah merembes keluar menuju celah antar-bilik, anda
harus mengulang penetesan. Pertama-tama, angkat dan bersihkan dulu
penutup kaca objek; selanjutnya bersihkan bilik-hitung dan teteskan lagi
sampel darah ke atasnya.
6) Diamkan bilik-hitung tersebut diatas meja periksa sel-sel darah
mengendap, kira-kira selama 3 menit.
7) Letakkan bilik-hitung pada meja mikroskop. Pakai objektif x 10 dan okuler
x10 sewaktu memeriksanya. Kurangi cahaya yang masuk dengan
mengecilkan diafragma. Fokuskan pengamatan anda pada bidang-bidang
bergaris dalam bilik-hitung tersebut dan carilah leukosit. Partikel-partikel
debu jangan disalah tafsirkan sebagai leukosit.

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 85


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 5 dari 8
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Leukosit x.x.xx.IK.PDL..STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua

8) Hitung leukosit pada bidang seluas 4 mm2, jumlah luas bidang nomor 1,3,7
dan 9 dikeempat sudut bilik hitung, seperti pada Gbr. 9.4.3. Leukosit yang
terdapat pada garis-garis batas bidang tersebut juga ikut dihitung,seperti
tampak pada Gbr. 9.44; bidang yang ditunjukkan pada gambar adalah salah
satu dari keempat bidang diatas.
9) Kalau jumlah leukosit total pada keempat bidang tersebut dikali 0,05
diperoleh jumlah leukosit per liter darah. Laporkan dengan jumlah sel
x109/l.
Contoh :
Jumlah leukosit total yang ditemukan = 188
Jumlah leukosit per liter = (188 x 0,05) x 109
Hasilnya dilaporkan : 9,4 x 109/l
Penjelasan perhitungan
Keempat bidang pada bilik-hitung leukosit masing-masingnya memiliki luas 1
mm2; jadi luas seluruh bidang adalah 4 mm2. Karena kedalaman setiap bilik-
hitung leukosit adalah 0,1 mm, volume seluruh bilik-hitung leukosit adalah 4 x
0,1 = 0,4 mm3. Jadi kalau jumlah leukosit yang ditemukan dibagi 4 dan dikali
10, diperoleh jumlah leukosit per 1 mm3 darah (tanpa pengeceran) sama
dengan hasil diatas dikali 20. Karena 1 liter sama dengan 1 juta (106) militer
kubik, jumlah leukosit per liter darah (tanpa pengeceran) sama dengan nilai
tersebut dikali 106.
Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 86
Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 6 dari 8
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Leukosit x.x.xx.IK.PDL..STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
Singkatnya, perhitungan di atas dapat dijelaskan dengan rumus berikut.
10 20
Jumlah leukosit per liter = x 106
4
= jumlah leukosit yang ditemukan x 50 x 106
= jumlah leukosit yang ditemukan x 50 x 106
Contoh :
Kalau jumlah leukosit total yang ditemukan pada keempat bidang adalah 188
sel, jumlah leukosit per millimeter kubik darah (tanpa pengencer) adalah :
188 10 20
= 188 50 = 9400

Dan jumlah leukosit per liter darah adalah 9400 x 106 = 9,4 x 109
Hasil
Kisaran normal konsentrasi jumlah leukosit berdasarkan kelompok usia
Kelompok usia Konsentrasi jumlah leukosit (per liter)3
Bayi baru lahir 10 2O X 109
Bayi ( 3-9 bulan ) 4 5 X 109
Anak anak (3 tahun) 4 11 X 109
Anak anak (10 tahun) 4 10 X 109
Dewasa 4 10 X 109
Nilai yang tinggi
Peningkatan jumlah leukosit total dalam darah disebut leukositosis. Hal ini
dapat terjadi pada infeksi bacterial tertentu. Pada leukemia, konsentrasi
jumlah leukosit bisa sangat meningkat, berkisar antara 50 x 109/l hingga 400
x 109/l, atau bahkan lebih. Pada kasus leukemia, darah yang dipakai untuk
estimasi konsentrasi jumlah leukosit harus lebih encer, misal dengan
mencampurkan 0,05 ml darah 1,95 ml larutan pengencer, menghasilkan
pengencer 1:40. Dengan pengencernya sebesar ini, jumlah sel (x109) per liter
darah diperoleh dari jumlah jumlah sel yang ditemukan dikali 0,1, bukan 0,05.

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 87


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 7 dari 8
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Leukosit x.x.xx.IK.PDL..STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
(kalau dipakai satuan konvensional, jumlah sel per millimeter kubik darah
diperoleh dari jumlah sel yang ditemukan dikali 100, bukan 50).
Nilai yang rendah
Penurunan jumlah leukosit total dalam darah disebut leucopenia. Hal ini dapat
terjadi pada infeksi tertentu, termasuk pada demam tifoid dan malaria.
Leucopenia juga dapat terjadi akibat terapi medikamentosa tertentu. Kalau
konsentrasi jumlah leukosit sangat rendah, pengenceran darah perlu
diperkecil, misalnya dengan mencampurkan 0,05 ml darah dan 0,45 ml
larutan pengencer , meghasilkan pengenceran 1:10. Dengan pengenceran
sebesar ini, jumlah sel (x109) per liter darah diperoleh dari jumlah sel yang
ditemukan dikali 0,25 bukan 0,05.
Koreksi jumlah leukosit akibat adanya eritrosit berinti
Eritrosit berinti atau normoblas merupakan bentuk eritrosit dini.
Normalnya, sel ini tidak terdapat dalam darah, tetapi bisa saja ditemukan
pada penyakit-penyakit tertentu, seperti anemia sel sabit atau jenis anemia
hemolitik lainnya. Normoblas tidak lisis dalam larutan pengencer sehingga
ikut terhitung sebagai leukosit. Adanya normoblas ini, apalagi kalau
jumlahnya banyak, membuat penghitungan leukosit (terutama yang memakai
alat-hitung sel automatic atau semi-automatik) harus dikoreksi sebagai
berikut.
Amati apusan darah tipis yang dipulas dengan pewarna Romanowsky
dan hitung banyaknya normoblas yang tampak per 100 leukosit.
Penghitungan :
Konsentrasi jumlah normoblas (per liter) adalah :


100 +
Contoh :
Kalau ditemukan 50 normoblas dan konsentrasi jumlah leukosit adalah 16 x
109/l, konsentrasi jumlah normoblas tersebut adalah:
Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 88
Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 8 dari 8
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Leukosit x.x.xx.IK.PDL..STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
50
16 = 5.3 109 /
100 + 50
jadi, konsentrasi jumlah leukosit terkoreksi adalah : (16 5,3) x 109/l = 10,7 x
109/l.
c. Implikasi Keperawatan
1) Jelaskan klien untuk memperhatikan efek-efek samping dari obat seperti
obat-obat influenza karena dapat menyebabkan agranulositosis,
leucopenia berat.
2) Anjurkan klien dengan leucopenia untuk menghindar dari orang-orang
yang menderita penyakit menular. Daya tahan tubuhnya menurun dan
rentan terhadap penyakit influenza berat atau infeksi
3) Periksa tanda-tanda vital dan tanda-tanda dan gejala-gejala dari
peradangan dan infeksi
4) Ingatkan dokter mengenai perubahan kondisi klien seperti demam,
peningkatan denyut nadi dan irama pernafasan dan leukositosis

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 89


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
INSTRUKSIONAL KERJA
PEMERIKSAAN PENGUKURAN MASA PERDARAHAN (Metode Duke)

IK.PPMP STIKES LAB. KLINIK KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

STIKES MUHAMMADIYAH, 2017 All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Pemeriksaan Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Pengukuran Masa Perdarahan
Revisi Tanggal

IK.PPMP.STIKESM.LAB.KLINIK Ketua

STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Pengukuran No. Dokumen:
Masa Perdarahan x.x.xx.IK.PPMP.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Ada dua metode yaitu metode Ivy dan Duke yang biasa digunakan untuk
menentukan apakah masa perdarahan itu normal atau memanjang. Masa
perdarahan memanjang, terjadi pada trombositopenia (jumlah trombosit <50.000).
Pemeriksaan ini sering dilakukan bila ada riwayat perdarahan (mudah terjadi
memar), riwayat perdarahan dalam keluarga atau skrining praoperatif.
Teknik Ivy, dimana dilakukan insisi pada satu lengan, merupakan metode
yang sangat populer. Aspirin dan obat-obat antiinflamasi dapat memperpanjang
masa perdarahan.

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 90


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 2 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Pengukuran No. Dokumen:
Masa Perdarahan x.x.xx.IK.PPMP.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
2. TUJUAN
Untuk mendiagnosis gangguan perdarahan tertentu,
Sebelum pembedahan
Sebelum pungsi hepar atau limpa
3. INDIKASI
Waktu memanjang : Trombositopenia purpura, abnormalitas dari fungsi
trombosit, ketidaknormalan vascular, penyakit hati berat, disseminated
intravascular coagulation (DIC), anemia aplastik, defisiensi faktor pembekuan (V,
VII, XI), penyakit Christmas, hemophilia, leukemia.
Obat-obat yang dapat meningkatkan waktu perdarahan : Salisilat (aspirin dan
lainnya), warfarin (Coumadin), dekstran, streptokinase (agen fibrinolitik).
4. PERSIAPAN ALAT
Lanset steril
Kaca objek
Kertas saring (atau kertas blotting)
Timer
5. PROSEDUR
a. Persiapan sebelum tindakan pemeriksaan Masa Perdarahan
1) Memberikan salam terapeutik dan menanyakan nama pasien
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan tindakan
4) Menjelaskan langkah prosedur pemeriksaan kepada klien
5) Tidak perlu pembatas makanan dan cairan
b. Fase Kerja
1) Mencuci tangan
2) Bersihkan cuping telinga, usap pelan-pelan dengan kapas yang dibasahi
eter (Gbr.9.50), jangan digosok. Biarkan hingga kering

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 91


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 3 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Pengukuran No. Dokumen:
Masa Perdarahan x.x.xx.IK.PPMP.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
3) Tusuk cuping telinga dengan lanset (Gbr. 951). Normalnya darah akan
segera mengalir spontan, tanpa perlu memijat cuping telinga. Hidupkan
stopwatch.
4) Setelah 30 detik, tampung tetesan darah yang keluar dengan kertas-saring
(atau kertas blotting), pada salah satu ujungnya (Gbr. 952). Kertas ini
jangan sampai menyentuh kulit.
5) Tunggu sampai 30 detik. Tampung tetesan darah kedua dengan cara yang
sama, disamping tetesan pertama pada kertas-saring; usahakan jaraknya
berdekatan (Gbr.9.53).
6) Tampung lagi tetesan-tetesan darah berikutnya setiap 30 detik. Normalnya
ukuran tetesan makin lama makin kecil (Gbr. 9.54).
7) Ketika darah tidak lagi menetes, matikan stopwatch (atau catat waktu yang
ditunjukkan arloji). Alternatifnya, hitung banyaknya tetesan darah pada
kertas saring (atau kertas blotting), lalu kali 30 detik (Gbr. 9.55).
Sebagai contoh: kalau terdapat 7 tetesan darah, masa perdarahan adalah 7 x 30
detik = 3,5 menit.
c. Fase Terminasi
1) Merapikan alat dan pasien
2) Melakukan evaluasi hasil tindakan
3) Berpamitan
4) Mencuci tangan
5) Dokumentasi tindakan

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 92


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 4 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Pengukuran No. Dokumen:
Masa Perdarahan x.x.xx.IK.PPMP.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua

d. Implikasi Keperawatan
1) Jelaskan prosedur ini langkah demi langkah
2) Beri waktu bagi klien untuk mengajukan pertanyaan
3) Kaji riwayat minum aspirin atau antikoagulan terakhir kali (tanggal).
Aspirin mencegah agregasi trombosit, dan memperpanjang waktu
perdarahan walaupun hanya minum 1 tablet (5 grain atau 325 mg) 3 hari
sebelum pemeriksaan. Catat riwayat penggunaan obat-obat flu,
mengandung salisilat. Anjurkan klien untuk tidak minum aspirin dan tidak
menggunakan obat flu selama 3 hari sebelum pemeriksaan. Beritahu pula
dokter dan/ atau petugas laboratorium, jika klien sedang menggunakan
obat-obat yang mengandung aspirin.
6. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Laporkan masa perdarahan dalam satuan menit, dengan pembulatan pada
setengah menit terdekat.
Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 93
Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 5 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Pengukuran No. Dokumen:
Masa Perdarahan x.x.xx.IK.PPMP.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
Laporkan juga kisaran normal masa perdarahan untuk metode bersangkutan.
Contoh : masa perdarahan 3,5 menit (kisaran normal, metode duke : 1-5 menit)
Kalau masa perdarahan memanjang, lakukan pemeriksaan apusan-darah tipis
yang dipulas dengan pewarna Romanowsky, untuk mengetahui apakah jumlah
trombosit dibawah normal (harus memakai sampel darah vena)

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 94


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
INSTRUKSIONAL KERJA
PEMERIKSAAN RETRAKSI BEKUAN DAN PENGUKURAN MASA LISIS BEKUAN

IK.PRB STIKES LAB. KLINIK KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

STIKES MUHAMMADIYAH, 2017 All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Pemeriksaan Retraksi Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Bekuan
Revisi Tanggal

IK.PRB.STIKESM.LAB.KLINIK Ketua

STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Pemeriksaan No. Dokumen:
Retraksi Bekuan x.x.xx.IK.PRB.STIKESM/2016
Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Retraksi bekuan merupakan pemeriksaan untuk menguji fungsi trombosit.
Darah yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah darah vena. Dalam beberapa
menit setelah terbentuk, bekuan darah mulai menciut dan biasanya memeras
keluar hampir seluruh cairan dari bekuan itu dalam,30 sampai 60 menit.
2. TUJUAN
Tabung yang berisi bekuan darah diperiksa untuk :
Mengamati terjadinya retraksi bekuan
Mengukur lamanya pencairan bekuaan (masa lisis)
3. INDIKASI
Pemeriksaan ini dilakukan untuk diagnosis gangguan perdarahan tertentu.

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 95


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 2 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Pemeriksaan No. Dokumen:
Retraksi Bekuan x.x.xx.IK.PRB.STIKESM/2016
Berlaku:
Ketua
4. PERSIAPAN ALAT
tabung reaksi kaca 75 mm x 10 mm, berkapasitas 1 ml
timer
rak tabung reaksi, terbuat dari logam
penangas air
peralatan untuk pungsi vena
5. PROSEDUR
a. Metode Pengambilan Spesimen
Lakukan pengambilan specimen darah vena penderita, jangan menampung
darah pada tabung yang berisi antikoagulan
b. Pemeriksaan Retraksi Bekuan
1) Dengan penangas air, panaskan tabung yang berisi darah pada 230C (atau
diamkan pada suhu kamar)
2) Setelah 1,2,3 dan 4 jam, amati bekuan yang terbentuk. Normalnya, bekuan
ini tetap solid selama 4 jam pertama. Namun pada 1 jam pertama bekuan
mengalami retraksi. Setelah 4 jam, bekuan akan mengalami retraksi
sempurna dan massa eritrosit akan terpisah dengan serum yang berwarna
kuning. (Gbr.9.56).
c. Pengukuran Masa Lisis
1) Dengan penangas air, panaskan tabung berisi darah pada 370C (atau
diamkan pada suhu kamar)
2) Setelah ini 12, 24, 48, dan 72 jam, amati bekuan tersebut; normalnya bekuan
tersebut akan lisis setelah 72 jam, bekuan akan mencair seluruhnya dan
semua eritrosit mengumpul di dasar tabung. (Gbr. 9.57)
6. HASIL
a. Retraksi bekuan yang normal
Pada retraksi bekuan yang normal, akan tampak bekuan-merah yang terpisah
sempurna dan sebagian permukaannya menempel pada dinding tabung

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 96


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 3 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Pemeriksaan No. Dokumen:
Retraksi Bekuan x.x.xx.IK.PRB.STIKESM/2016
Berlaku:
Ketua
(Gbr.9.58). Sedikit endapan eritrosit mungkin tampak di dasar tabung;
normalnya, ketebalannya tidak melebihi 5 mm.
b. Darah yang kekurangan fibrinogen
Kalau darah kekurangan fibrinogen, akan tampak bekuan-kecil berwarna
merah didasar tabung; permukaannya mungkin menempel pada dinding
tabung., mungkin juga tidak. Bekuan ini dikelilingi oleh endapan eritrosit dan
ketutupan cairan supernatant (9.59).
c. Darah yang kekurangan trombosit
kalau darah kekurangan trombosit, akan tampak bekuan-merah yang hampir
seluruhnya menempel pada dinding tabung dan retraksi yang terjadi, pada
keseluruhan bekuan sedikit sekali (Gbr.9.60). Serum hampir tidak tampak
sama sekali. (Periksa apusan-darah tipis yang dipulas dengan pewarna
Romanowsky, memakai sampel darah vena.
d. Darah yang mengandung protein plasma abnormal
Terdapatnya protein-plasma abnormal dalam darah akan menyebabkan
koagulasi plasma. Bekuan berwarna kuning akan tampak dalam darah bekuan
plasma. Di bawahnya, tampak bekuan-merah yang hampir tidak mengalami
retraksi sama sekali (Gbr. 9.61).
e. Hemophilia
Tidak terbentuknya bekuan sama sekali atau terbentuknya bekuan kuning di
atas endapan eritrosit, tetapi prosesnya sangat lama (Gbr.9.62), biasanya
disebabkan oleh kekurangan faktor pembekuan secara bermakna, seperti pada
hemophilia. Hemophilia merupakan penyakit perdarahan herediter, yang
mengenai laki-laki.
Laporkan retraksi bekuan :
Normal
Abnormal, deskripsikan bekuan yang tampak

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 97


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 4 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Pemeriksaan No. Dokumen:
Retraksi Bekuan x.x.xx.IK.PRB.STIKESM/2016
Berlaku:
Ketua

7. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


Masa Lisis Bekuan
Normalnya, bekuan darah akan mencair seluruhnya setelah 48 jam. Namun,
lisis bekuan bisa lebih cepat terjadi pada kondisi-kondisi tertentu. Sebagai contoh,
pada pasien dengan penyakit fibrinolitik akut, bekuan dapat mencair seluruhnya
dalam waktu 1-4 jam.
Laporkan masa lisis bekuan dalam jam

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 98


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
INSTRUKSIONAL KERJA
PEMERIKSAAN URIN (PROTEIN URINE, BILIRUBIN, PH URIN)

IK.PU STIKES LAB. KLINIK KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

STIKES MUHAMMADIYAH, 2017 All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Pemeriksaan Urine
Revisi Tanggal

IK.PU.STIKESM.LAB.KLINIK Ketua

STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 9
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Dan No. Dokumen:
Pembacaan Kimia Urine x.x.xx.IK.PDPKU.STIKESM/2016
Berlaku:

Ketua
1. PENGERTIAN
Pemeriksaan makroskopik adalah pemeriksaan urin yang dilakukan dengan
cara visual.
2. TUJUAN
Tes ini bertujuan mengetahui pH, berat jenis (BJ), glukosa, protein, bilirubin,
urobilinogen, darah, keton, nitrit dan lekosit esterase. Urinalisis berguna untuk
mendiagnosa penyakit ginjal dan infeksi saluran kemih dan untuk mendeteksi
penyakit gangguan metabolism yang tidak berhubungan dengan ginjal.
Analisis makroskopik dimulai dengan warna dan kekeruhan. Urine normal
yang baru dikeluarkan tampak jernih sampai sedikit berkabut dan berwarna

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 99


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 2 dari 9
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Dan No. Dokumen:
Pembacaan Kimia Urine x.x.xx.IK.PDPKU.STIKESM/2016
Berlaku:

Ketua
kuning oleh pigmen urokrom dan urobilin. Intensitas warna sesuai dengan
konsentrasi urine; urine encer hampir tidak berwarna, urine pekat berwarna
kuning tua atau sawo matang. Kekeruhan biasanya terjadi karena kristalisasi atau
pengendapan urat (dalam urine asam) atau fosfat (dalam urine basa). Kekeruhan
juga bisa disebabkan oleh bahan selular berlebihan atau protein dalam urin.
3. PERSIAPAN ALAT
a. Handscoon
b. Masker
c. Tabung urine
d. Urine
4. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Ambil urine baru 50 ml, masukkan kedalam tabung urine yang bersih dan
kering, dan antar ke laboratorium dalam waktu 30 menit
b. Pengambilan urine saat pagi hari harus dilakukan sebelum klien makan pagi.
Urine specimen dapat disimpan dalam lemari es selama 6-8 jam
c. Pengambilan urine midstream dapat dilakukan apabila diduga terdapat bakteri
atau leukosit . ikuti petunjuk penggunaan tabung bebas kuman/ tidak
terkontaminasi
d. Tidak perlu pembatasan makanan dan cairan. Kecuali dilakukan padasaat
pengambilan specimen pagi sesuai prmintaan dokter
e. Pastikan bahwa urine tidak tercemmar feses atau kertas tisu
5. INTERPRETASI
a. WARNA URINE
Nilai normal: kekuningan jernih.
Dalam keadaan normal, warna urin pagi (yang diambil sesaat setelah bangun
pagi) sedikit lebih gelap dibanding urin di waktu lainnya. Perubahan warna
urin dapat terjadi karena beberapa hal.

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 100


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 3 dari 9
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Dan No. Dokumen:
Pembacaan Kimia Urine x.x.xx.IK.PDPKU.STIKESM/2016
Berlaku:

Ketua
1) Hitam: baru mengkonsumsi tablet besi (ferri sulfat), sedang minum obat
parkinson (levodopa), methemoglobunuria.
2) Biru: mengkonsumsi obat antidepresi (amitriptilin), antibiotik saluran
kemih (nitrofurantoin), atau karena infeksi Pseudomonas pada saluran
kemih.
3) Coklat: gangguan fungsi ginjal, mengkonsumsi antibiotik (sulfonamid atau
metronidazol), dan konsumsi obat parkinson (levodopa).
4) Kuning gelap (seperti teh): hepatitis fase akut, ikterus obstruktif,
kelebihan vitamin B2 / riboflavin, antibiotika (nitrofurantoin dan
kuinakrin).
5) Oranye-merah: dehidrasi sedang, demam, konsumsi antikoagulan oral,
trauma ginjal, konsumsi deferoksamin mesilat, rifampisin, sulfasalazin,
laksatif (fenolftalein).
6) Hijau: infeksi bakteri, kelebihan biliverdin, konsumsi vitamin tertentu.
7) Bening (tidak berwarna sama sekali): terlalu banyak minum, sedang
minum obat diuretik, minum alkohol, atau diabetes insipidus.
8) Seperti susu (disebut juga chyluria): filariasis atau tumor jaringan limfatik
b. PENAMPILAN
Kabur atau keruh : bakteri, pus, eritrosit, leukosit, fosfat, cairan sperma
prostat, asam urat; cairan seperti susu, lemak piuria
c. BAU
Bau urine normal disebabkan oleh asam organik yang mudah
menguap. Bau urine dipengaruhi pula oleh jenis makanan dan obat-obat
tertentu. Bau busuk dapat disebabkan oleh perombakan protein, bau
amoniak oleh perombakan ureum, dan bau aseton pada ketonuria. Bau urine
normal disebabkan oleh asam organik yang mudah menguap. Bau yang
berlainan dapat disebabkan oleh makanan seperti jengkol, petai, obat-obatan
seperti mentol, bau buah-buahan seperti pada ketonuria. Bau amoniak
Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 101
Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 4 dari 9
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Dan No. Dokumen:
Pembacaan Kimia Urine x.x.xx.IK.PDPKU.STIKESM/2016
Berlaku:

Ketua
disebabkan perombakan ureum oleh bakteri dan biasanya terjadi pada urine
yang dibiarkan tanpa pengawet. Adanya urin yang berbau busuk dari semula
dapat berasal dari perombakan protein dalam saluran kemih umpamanya pada
karsinoma saluran kemih.
Berikut adalah bau abnolmal urine terdiri dari :
1. Ammonia : pecahan urea oleh bakteri
2. Busuk atau tengik: bakteri (infeksi saluran kemih)
3. Mousey : fenilketonuria
4. Manis atau berbuah : asidosis metabolic, kelaparan
d. VOLUME
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi volume urine seperti umur,
berat badan, jenis kelamin, makanan dan minuman, suhu badan, iklim dan
aktivitas orang yang bersangkutan. Rata-rata didaerah tropik volume urine
dalam 24 jam antara 800 1300 ml untuk orang dewasa. Bila didapatkan
volume urin selama 24 jam lebih dari 2000 ml maka keadaan itu disebut
poliuria. Poliuria ini mungkin terjadi pada keadaan fisiologik seperti
pemasukan cairan yang berlebihan, nervositas, minuman yang mempunyai efek
diuretika. Selain itu poliuri dapat pula disebabkan oleh perubahan patologik
seperti diabetes mellitus, diabetes insipidus, hipertensi, pengeluaran cairan
dari edema. Bila volume urine selama 24 jam 300-750 ml maka keadaan ini
dikatakan oliguri. Keadaan ini mungkin didapat pada diare, muntah - muntah,
deman edema, nefritis menahun. Anuria adalah suatu keadaan dimana jumlah
urine selama 24 jam kurang dari 300 ml. Hal ini mungkin dijumpai pada shock
dan kegagalan ginjal. Jumlah urin siang 12 jam dalam keadaan normal 2 sampai
4 kali lebih banyak dari urin malam 12 jam. Bila perbandingan tersebut terbalik
disebut nokturia, seperti didapat pada diabetes mellitus.

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 102


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 5 dari 9
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Dan No. Dokumen:
Pembacaan Kimia Urine x.x.xx.IK.PDPKU.STIKESM/2016
Berlaku:

Ketua
e. BERAT JENIS
Berat jenis (BJ) atau specific gravity (SG) dipengaruhi oleh tingkat
keenceran air seni. Seberapa banyak Anda minum atau berkemih akan
mempengaruhi BJ urine; semakin banyak berkemih, akan semakin rendah BJ,
demikian sebaliknya. Adanya protein atau glukosa dalam urine akan
meningkatkan BJ urine. Jika ada protein dalam urine, maka setiap 1%
proteinuria BJ bertambah 0,003. Jika ada glukosa dalam urine, maka setiap 1%
glukosuria BJ bertambah 0,004.
Nilai normal: 1.003 s/d 1.030 g/mL
Nilai ini dipengaruhi sejumlah variasi, antara lain umur. Berat jenis urin
dewasa berkisar pada 1.016-1.022, neonatus (bayi baru lahir) berkisar pada
1.012, dan bayi antara 1.002 sampai 1.006. Urin pagi memiliki berat jenis lebih
tinggi daripada urin di waktu lain, yaitu sekitar 1.026. Abnormalitas berat jenis:
1) Berat jenis urin yang lebih dari normal menunjukkan gangguan fungsi
ginjal, infeksi saluran kemih, kelebihan hormon anti diuretik, demam,
diabetes melitus, diare / dehidrasi, kurang minum, penggunaan zat kontras
pada sinar x.
2) Berat jenis urin yang kurang dari normal menunjukkan gangguan fungsi
ginjal berat, diabetes insipidus, atau konsumsi antibiotika (aminoglikosida),
banyak minum, kelebihan cairan, kekurangan dan kelebihan kalium.
f. PH
Nilai normal: 5.0-6.0 (urin pagi), 4.5-8.0 (urin sewaktu)
pH lebih basa (>8,0): habis muntah-muntah, infeksi atau batu saluran
kemih, dan penurunan fungsi ginjal. Dari faktor obat-obatan: natrium
bikarbonat, antibiotic (neomisin, namisin), sulfonamide, asetazolamid
(diamox), kalium sitrat dan amfoterisin B.
pH lebih asam (< 4, 5): diet tinggi protein atau diet tanpa kalori, diabetes
melitus, asidosis tuberkulosis ginjal,asidosisrespiratorik, diare berat dan
Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 103
Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 6 dari 9
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Dan No. Dokumen:
Pembacaan Kimia Urine x.x.xx.IK.PDPKU.STIKESM/2016
Berlaku:

Ketua
fenilketonuria. Dari faktor obat-obatan: diazoksid dan vitamin C, ammonium
klorida, asam mandelik.
g. GLUKOSA
Nilai normal: negatif
Di Indonesia, glukosa urin biasanya diuji secara semikuantitatif dengan uji
reduktor (Benedict).
Warna Hasil
Biru Negatif
Hijau Sangat sedikit
Hijau kekuningan +1
Kuning kehijauan +2
Coklat +3
Merah bata +4
15 mg/dL atau + 4 : diabetes meilitus , gangguan sistem saraf pusat
(stroke), sindrom cushings, anesthesia, infuse glukosa, stress berat,
infeksi ; obat : asam askorbat, aspirin, sefaloporin, dan epineprin.
h. PROTEIN
Nilai normal: negatif (uji semikuantitatif), 0.03-0.15 mg/24 jam (uji
kuantitatif). Protein dapat diuji dengan asam sulfosalisilat 20%, asam sulfat
6%, atau dengan reagen strip. Pemeriksaan dengan reagen strip lebih banyak
digunakan saat ini. Untuk anak-anak di bawah 10 tahun nilai kuantitatif normal
protein dalam urin sedikit lebih rendah daripada dewasa, yaitu <100 mg/24
jam.

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 104


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 7 dari 9
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Dan No. Dokumen:
Pembacaan Kimia Urine x.x.xx.IK.PDPKU.STIKESM/2016
Berlaku:

Ketua
Reagen strip Hasil Asam sulfosalisilat
0-0.05 gram/L Negatif Jernih
0.05-0.2 gram/L Sangat sedikit
Keruh, tanpa butiran
0.3 gram/L +1 Keruh, butiran halus
1.0 gram/L +2 Keruh, butiran
sedang
3.0 gram/L +3 Keruh, berkepingan
10.0 gram/L +4 Bergumpalan
Hasil abnormal (positif) dalam uji proteinuria dapat berarti:
Masalah nonginjal (gagal jantung kongestif, asites, infeksi bakteri,
keracunan).
Keganasan (leukemia dan keganasan tulang yang bermetastasis).
Proteinuria sementara (pada dehidrasi, diet tinggi protein, stres, demam,
post-pendarahan).
Penyakit ginjal (lupus, infeksi saluran kemih, nekrosis tubular ginjal).
Pada anak-anak sering karena sindroma nefrotik atau penyakit bawaan
(ginjal polikistik).
Faktor farmakologis (amfoterisin B, semua aminoglikosida, fenilbutazon,
sulfonamid).
i. KETON
Nilai normal: negatif
Uji ketonuria dimaksudkan untuk mendeteksi adanya produk sampingan
penguraian karbohidrat dalam urin. Ketonuria dulu diperiksa dengan metode
Rothera, dan sekarang digunakan dipstik. Hasil positif ( +1 sampai +3 ) dapat
ditemukan pada ketoasidosis diabetik, kelaparan, diit tinggi protein,
alkoholisme, diet tinggi lemak, penyakit glikogen, dan konsumsi obat-obatan
tertentu (levodopa dan obat-obat anestetik).
j. UROBILINOGEN
Nilai normal: 0.1-1 Ehrlich U/dL (dipstik), atau positif s/d pengenceran
1/20 (Wallace-Diamond)

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 105


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 8 dari 9
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Dan No. Dokumen:
Pembacaan Kimia Urine x.x.xx.IK.PDPKU.STIKESM/2016
Berlaku:

Ketua
Urobilinogen klasik diperiksa dengan uji pengenceran Wallace-Diamond.
Cara ini sudah banyak digantikan oleh uji dipstik modern yang bersifat
kualitatif.
Warna Hasil kualitatif
Kuning sampai kuning Normal (negatif)
kehijauan
Kuning oranye Positif
Oranye kecoklatan Positif

Urobilinogenuria dapat disebabkan oleh


Penyakit hepar dan empedu (hepatitis akut, sirosis, kolangitis)
Infeksi tertentu (malaria, mononukleosis)
Polisitemia vera ataupun anemia
Keracunan timah hitam
Tidak ada urobilinogen sama sekali dalam urin bermakna ada obstruksi
komplit pada saluran empedu (kolelitiasis atau karsinoma pankreas). Dari
faktor farmakologis: kloramfenikol dan vitamin C menyebabkan urobilinogen
urin berkurang.
k. BILIRUBIN
Nilai normal: negatif, maksimal 0.34 mol/L.
Bilirubinuria dapat disebabkan oleh:
1) Penyakit hepar (sirosis, hepatitis alkoholik), termasuk efek
hepatotoksisitas.
2) Infeksi atau sepsis.
3) Keganasan (terutama hepatoma dan karsinoma saluran empedu).
l. NITRIT
Nilai normal: negatif (kurang dari 0.1 mg/dL, atau kurang dari 100.000
mikroorganisme/Ml. Nitrit urin digunakan untuk skrining infeksi saluran
kemih.
m. LEKOSIT ESTERASE
Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 106
Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 9 dari 9
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Dan No. Dokumen:
Pembacaan Kimia Urine x.x.xx.IK.PDPKU.STIKESM/2016
Berlaku:

Ketua
Lekosit netrofil mensekresi esterase yang dapat dideteksi secara kimiawi.
Hasil tes lekosit esterase positif mengindikasikan kehadiran sel-sel lekosit
(granulosit), baik secara utuh atau sebagai sel yang lisis. Limfosit tidak memiliki
memiliki aktivitas esterase sehingga tidak akan memberikan hasil positif. Hal
ini memungkinkan hasil mikroskopik tidak sesuai dengan hasil pemeriksaan
carik celup.
Temuan laboratorium negatif palsu dapat terjadi bila kadar glukosa urine
tinggi (>500mg/dl), protein urine tinggi (>300mg/dl), berat jenis urine tinggi,
kadar asam oksalat tinggi, dan urine mengandung cephaloxin, cephalothin,
tetrasiklin. Temuan positif palsu pada penggunaan pengawet formaldehid.
Urine basi dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 107


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
INSTRUKSIONAL KERJA
PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN/HUMAN CHORIONIC GONADOTROPIN (HCG)

IK PHCG STIKES LAB. KLINIK KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

STIKES MUHAMMADIYAH, 2016 All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Pemeriksaan Human Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Chorionic Gonadotropin (HCG)
Revisi Tanggal

IK.PHCG.STIKESM.LAB.KLINIK Ketua

STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Human No. Dokumen:
Chorionic Gonadotropin x.x.xx.IK.PHCG.STIKESM/2017
(HCG) Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
HCG (Human Chorionic Gonadotropin) merupakan suatu hormone yang
diproduksi oleh jaringan placenta pada awal kehamilan, hormone ini akan
dikeluarkan melalui urine dan juga dihasilkan bila terdapat proliferasi yang
abnormal pada jaringan epitel korion seperti molahidatidosa (hamil anggur) atau
choriocarsinoma. Adanya HCG dalam urine dapat digunakan untuk deteksi
kehamilan dini.
Menurut Frandson (1993) Human Chorinic Gonadotropin (HCG) adalah suatau
glikoprotein yang mengandung galaktosa dan heksosamin. Kadar HCG meningkat
dalam darah dan urine segera setelah implantasi ovum yang sudah dibuahi. Dengan

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 108


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 2 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Human No. Dokumen:
Chorionic Gonadotropin x.x.xx.IK.PHCG.STIKESM/2017
(HCG) Berlaku:
Ketua
demikian ditemukannya HCG merupakan dasar bagi banyak tes kehamilan (Murray
et al, 1999).
Tes kehamilan menggunakan urine, ,karena dalam wanita hamil mengadung
HCG (Human Chorionic Gonadotropin). HCG yaitu suatau hormon glikoprotein yang
mempertahankan system reproduksi wanita dalam keadaan cocok untuk
kehamilan. HCG disentesa pada retikulum endoplasma kasar, glikosilasi
disempurnakan apparatus golgi (Johnson,1994). HCG dapat juga digunakan dalam
upaya mersinkronkan ovulasi dan perkawinan yang diperlukan agar terjadi suatu
konsepsi (Frandson,1993). Bila terdapat HCG dalam urine , HCG terikat pada
antibodi dan dengan demikian akan mencegah aglutinasi partikel lateks yang
dilapisi HCG yang diperlihatkan oleh antibodi tersebut. Dengan demikian uji
kehamilan positif apabila tidak terjadi aglutinasi, dan kehamilan negatif jika terjadi
aglutinasi (Pearce , 1997).
2. TUJUAN
Untuk mengetahui adanya hormone HCG di dalam urin untuk tes kehamilan
dengan teknik imunologik
3. INDIKASI
Pada wanita hamil
4. PERSIAPAN ALAT
Alat dan Bahan
Lempeng uji
Batang pengaduk, lidi atau rotator
Tabung reaksi, 75 mm x 12 mm
Rak tabung reaksi
Antibody anti--human chorionic gonadotropin (-hCG)
Reagen Lateks hCG (suspnsi partikel lateks yang dilapisi dengan hCG)
Kontrol negatif
Kontrol positif (positif kuat dan positif lemah)

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 109


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 3 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Human No. Dokumen:
Chorionic Gonadotropin x.x.xx.IK.PHCG.STIKESM/2017
(HCG) Berlaku:
Ketua
5. PROSEDUR
a Memberikan salam terapeutik dan menanyakan nama pasien
b Memperkenalkan diri
c Menjelaskan tujuan tindakan
d Menjelaskan langkah prosedur pemeriksaan kepada klien
e Tidak perlu pembatas makanan dan cairan
f Siapkan beberapa sampel urin dan semua bahan diata, taruh didalam ruangan
pada suhu kamar
g Teteskan sampel urin dan larutan kontrol, masing-masingnya setetes pada
lempeng uji yang berbeda
h Tambahkan setetes antibody anti--hCG pada masing-masing uji lempeng
i Kocok reagen lateks hCG hingga terbentuk suspensi yang homogen; dengan
batang pengaduk atau lidi (satu untuk tiap sampel), aduk sampel hingga
tercampur rata atau putar-putar lempeng.
j Setelah 3 menit, amati reaksi yang terjadi pada tiap-tiap sampel uji da
bandingkan dengan kontrol. Kalau tidak terjadi aglutinasi, berarti hasilnya positif
(hamil atau ditemukan -hCG). Kalau terjadi aglutinasi, berarti hasilnya negative
(tidak hamil atau tidak ditemukan -hCG).
6. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Analisis semi-kuantitatif
Analisis semi-kuantitatif perlu dilakukan pada beberapa kondisi patologis yang
menghasilkan -hCG. Hal ini dapat terjadi pada pasien yang hamil maupun yang
tidak hamil.
Setiap sampel-urine yang positif diencerkan sampai volumenya dua kali
semula dan diuji dengan metode yang sama dengan metode di atas. Titer ditentukan
berdasarkan pengenceran yang tertinggi dan belum memperlihatkan aglutinasi.
Hasil analisis semi-kuantitatif ini dilaporkan dalam satuan IU/ml; kadar -hCG
sama dengan faktor pengenceran yang tertinggi dan belum memperlihatkan

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 110


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 4 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Human No. Dokumen:
Chorionic Gonadotropin x.x.xx.IK.PHCG.STIKESM/2017
(HCG) Berlaku:
Ketua
aglunitasi dikali sensitivitas atau batas-deteksi metode bersangkutan, yang
tercantum pada petunjuk yang diberikan.

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 111


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
INSTRUKSIONAL KERJA
PEMERIKSAAN REDUKSI URIN

IKP PRU STIKES LAB. KLINIK KODE NO. URUT


MUHAMMADIYAH
KUDUS

Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua

STIKES MUHAMMADIYAH, 2017 All Right Reserved


STIKES Instruksional Kerja Pemeriksaan Disetujui oleh:
MUHAMMADIYAH Reduksi Urin
Revisi Tanggal

IK.PRU.STIKESM.LAB.KLINIK Ketua

STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Reduksi Urin No. Dokumen:
x.x.xx.IK.PRU.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Pemeriksaan terhadap adanya glukosa dalam urine termasuk pemeriksaan
penyaring. Menyatakan adanya glukosa dapat dilakukan dengan cara yang berbeda-
beda. Caranya yang tidak spesifik menggunakan suatu zat dalam reagen yang
berubah sifat dan warnanya jika direduksi oleh glukosa. Diantaranya reagen yang
dapat dipakai untuk mnyatakan adanya reduksi yang mengandung garam cupri.
Glukosuria dapat dibuktikan dngan cara spesifik menggunakan enzim glukosa
oxidase.
2. TUJUAN
Untuk mencurigai atau mengetahui apakah klien mengalami positif penaikan gula
darah atau negatif.
Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 112
Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 2 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Reduksi Urin No. Dokumen:
x.x.xx.IK.PRU.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
3. PERSIAPAN ALAT
Alat :
a 1 Tabung reaksi
b Penjepit tabung reaksi
c Rak tabung
d Pipet tetes
e Corong
f Pipet volume
g Lampu spiritus/ bunsen
h Beker glass
Bahan :
a. 5 cc larutan benedict
b. Urine patologis
4. PERSIAPAN PASIEN
a. Fase Orientasi
1) Memberikan salam terapeutik dan menanyakan nama pasien
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan tindakan
4) Menjelaskan langkah prosedur pemeriksaan kepada klien
5) Tidak perlu pembatas makanan dan cairan
5. INSTRUKSIONAL KERJA
b. Fase Kerja
1. Masukkan larutan benedict ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 c
2. Campurkan urin patologis 5 8 tetes ke dalam tabung yang telah berisi
benedict
3. Panaskan tabung di atas spritus/Bunsen dan sambil dikocok perlahan
sampai mendidih

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 113


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 2 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Reduksi Urin No. Dokumen:
x.x.xx.IK.PRU.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
4. Dinginkan dan amati terjadi perubahan warna atau tidak

INTERPRETASI HASIL
Negatif (-) Tetap biru atau sedikit kehijau-hijauan
Positif (+) Hijau kekuning-kuningan dan keruh (0,5-1% glukosa)
Positif (++) Kuning keruh (1-1,5% glukosa)
Positif (+++) Jingga atau warna lumpur keruh (2-3,5% glukosa)
Positif (++++) Positif (++++) : Merah keruh ( > dari 3,5 % glukosa)
c. Fase Terminasi
1) Merapikan alat dan pasien
2) Melakukan evaluasi hasil tindakan
3) Berpamitan
4) Mencuci tangan
5) Dokumentasi tindakan

Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 114


Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus

Anda mungkin juga menyukai