DISUSUN OLEH :
TIM
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur tim penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya
Buku panduan Management Patient Safety. Buku panduan ini merupakan salah satu
bagian dari panduan pembelajaran laboratorium Management Patient Safety sebagai
pendekatan dalam pencapaian kompetensi lulusan D-III perawat dan profil lulusan D-III
Keperawatan yaitu sebagai perawat pelaksana, middle manager, interpreuner, dan
communicator
Kompetensi yang dicapai oleh mahasiswa tidak saja aspek hard skill, namun
demikian aspek soft skill sangat berperan menjadikan lulusan D-III perawat unggul.
Studi di lapangan menunjukkan aspek soft skill sangat menentukan keberhasilan
mahasiswa dalam dunia nyata. Mata Kuliah Management Patient Safety, khususnya
dalam pembelajaran laboratorium mencakup tentang ketrampilan dalam pemakaian
Alat Pelindung Diri, cara mensterilkan alat dan membuka menata paket steril, cara
pemeriksaan Bakteri, jamur dan virus, serta pemeriksaan darah dan urin.
Kami berharap buku panduan ini dapat dijadikan petunjuk dan dipergunakan
dengan sebaik-baiknya. Kami juga merasa masih banyak kekurangan dalam pembuatan
pedoman pembelajaran ini, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
peningkatan kualitas pedoman pembelajaran ini sangat kami harapkan. Semoga Buku
panduan ini dapat mengantarkan mahasiwa mencapai tujuan sebagai perawat
profesional.
Wassalamualaikum wr.wb.
Tim Penyusun
INSTRUKSIONAL KERJA
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
IK.APD.STIKESM.LAB.KLINIK Ketua
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 7
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Alat No. Dokumen:
Pelindung Diri x.x.xx.IK.APD.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja
untuk melindungi seluruh /sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya
potensi bahaya/ kecelakaan kerja
Universal precation adalah tindalakan pengendalian infeksi sederhana yang
digunakan oleh seluruh petugas kesehatan, untuk semua pasien, setiap saat pada
semua tempat, pelayanan dalam rangka pengurangi resiko penyebaran infeksi.
Ketua
2. TUJUAN
Melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari resiko pajanan darah , semua
jenis cairan tubuh , sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien
3. JENIS APD
a. TOPI/PENUTUP KEPALA
1) Tujuan :
Mencegah jatuhnya mikroorganisme yang ada di rambut dan kulit kepala
petugas terhadap alat-alat daerah steril dan juga sebaliknya untuk
melindungi kepala/rambut petugas dari percikan bahan bahan dari
pasien
2) Manfaat penutup kepala
Petugas
terhindar dari paparan/percikan darah dan cairan tubuh
Pasien
Mencegah jatuhnya mikroorganisme dari rambut dan kulit petugas
kepada pasien
3) Indikasi Pemakaian Tutup Kepala
Tindakan operasi
Tindakan invasif
Tindakan intubasi
Penghisapan lendir
Ketua
b. SARUNG TANGAN
1) Tujuan :
Melindungi tangan dari kontak dengan darah , cairan tubuh, sekret,
ekskreta, mukosa, kulit yang tidak utuh, dan benda yang terkontaminasi.
2) Jenis sarung tangan
Sarung tangan bersih
Sarung tangan steril
Sarung tangan rumah tangga
3) Indikasi
Tindakan yang kontak atau yang diperkirakan akan terjadi kontak dengan
darah , cairan tubuh , sekret, ekskreta , kulit yang tidak utuh , selaput lendir
pasien dan benda yang terkontaminasi
4) Manfaat pemakaian sarung tangan
Petugas : Mencegah kontak tangan dengan darah , cairan tubuh,
benda yang terkontaminasi
Pasien : Mencegah kontak mikroorganisme dari tangan petugas
memakai sarung tangan steril
Ketua
c. MASKER
1) Tujuan :
Untuk menahan cipratan sewaktu petugas kesehatan atau petugas
bedah berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan
darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas
kesehatan
2) Manfaat :
Petugas : mencegah membran mukosa petugas terkena kontak dgn
percikan darah dan cairan tubuh.
Pasien : mencegah kontak droplet dari mulut dan hidung petugas
yang mengandung mikroorganisme saat bicara , batuk ,bersin
Ketua
e. BAJU KERJA / CELEMEK / SKORT
1) Tujuan :
Melindungi petugas dari kemungkinan genangan / percikan darah
atau cairan tubuh lainnya yang dpt mencemari baju petugas
2) Jenis
Tidak kedap air
Kedap air
Steril
Non steril
Ketua
4. PERSIAPAN ALAT
a. Baju pelindung/skort
b. Masker
c. Penutup mata/kaca mata
d. Penutup kepala
e. Sarung tangan panjang
f. Tempat pakaian kotor
g. Bengkok
h. Sepatu karet/bot
5. PERSIAPAN PASIEN
a. Fase Orientasi
1) Memberi tahu pasien
2) Mencuci tangan
PEMAKAIAN APD
3) Memakai baju pelindung :
Baju dipegang pada bagian bahu sebelah dalam, leher teratas, depan
leher.
Biarkan posisi tersebut sehingga anda menghadap bagian belakang yang
terbuka
Kemudian kedua tangan dan lengan dimasukkan bersama-sama kedalam
lengan baju
Tali diikatkan mulai dari bagian leher kemudian pinggang bagian
belakang
4) Memakai masker dengan benar (tepi atas diatas batang hidung, tepi bawah
dibawah dagu) :
Temukan tepi atas masker (masker biasanya mempunyai strip logam
tipis ditepinya)
Ketua
Pegang masker pada kedua tali atau pita bagian atasnya
Ikatkan kedua tali tersebut diatas puncak belakang kepala dengan tali
diatas telinga
Ikat kedua tali bawah dengan kuat sekitar leher dengan masker tepat
bawah dagu
5) Memakai penutup mata (tepi atas masker ikut tertutup)
6) Memakai penutup kepala (menutup seluruh rambut)
7) Memakai sarung tangan sampai menutup lengan baju
PELEPASAN APD :
8) Melepas sarung tangan dengan tehnik yang benar (dengan dibalik bagian
luar kedalam) dan membuang ke tempatnya
Melepas masker mulai dari tali bagian bawah dan membuang ke
tempatnya.
Lipat masker menjadi setengahnya dengan permukaan dalam saling
berhadapan
9) Lepaskan ikatan baju bagian pinggang kemudian bagian leher
10) Melepas baju dengan cara menggulung dari bagian leher, posisi terbalik
11) Membuka penutup mata dan meletakkan ditempatnya
12) Membuka penutup kepala dan membuang ketempatnya
13) Mencuci tangan
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
Ketua
IK.CTBS.STIKESM.LAB.KLINIK
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Cuci Tangan Bersih dan No. Dokumen:
Steril x.x.xx.IK.CTBS.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Membersihkan tangan dari segala kotoran dimulai dari ujung jari sampai siku
dan lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan.
2. TUJUAN
a. Mencegah terjadinya infeksi silang melalui tangan
b. Menjaga kebersihan perorangan
3. MACAM-MACAM CARA MENCUCI TANGAN
a. MENCUCI TANGAN BERSIH
1) Tujuan :
Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 15
Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 2 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Cuci Tangan Bersih dan No. Dokumen:
Steril x.x.xx.IK.CTBS.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
a) Membebaskan tangan dari kuman dan mencegah kontaminasi.
b) Memindahkan angka maksimum kulit dari kemungkinan adanya
organisme patogen.
c) Mencegah atau mengurangi peristiwa infeksi.
d) Memelihara tekstur dan integritas kulit tangan dengan tepat.
2) Persiapan Alat
a) Bak cuci dengan keran air hangat mengalir (sesuaikan dengan kondisi
yang ada)
b) Sabun atau desinfektan
c) Handuk kerja
d) Sikat kuku (jika perlu)
e) Tempat untuk handuk kotor
3) Instruksional Kerja
a) Menyingsingkan lengan baju seragam yang panjang di atas pergelangan
tangan Anda. Lepaskan perhiasan dan jam tangan.
b) Mempertahankan kuku jari Anda pendek dan terkikir
c) Mempertahankan permukaan tangan Anda dan jari-jari terhadap
adanya luka goresan atau potongan pada kulit. Laporkan jika terdapat
lesi ketika merawat klien dengan kerentanan tinggi.
d) Berdiri didepan bak cuci, jaga agar tangan dan seragam Anda tidak
menyentuh permukaan bak cuci. Jika tangan menyentuh bak cuci
selama mencuci tangan, ulangi proses mencuci tangan dari awal.
Gunakan bak cuci dengan keran yang mudah dijangkau.
e) Membuka keran yang dioperasikan dengan tangan.
f) Menghindari memercikkan air ke seragam Anda.
g) Mengatur aliran air sehingga suhunya hangat (sesuaikan dengan
kondisi yang ada).
h) Membasuh tangan dengan air.
Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 16
Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 3 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Cuci Tangan Bersih dan No. Dokumen:
Steril x.x.xx.IK.CTBS.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
i) Menuangkan sabun secukupnya.
j) Meratakan dengan kedua telapak tangan.
k) Menggosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan
kanan dan sebaliknya.
l) Menggosok kedua telapak dan sela-sela jari.
m) Jari-jari dalam dari kedua tangan saling mengunci.
n) Menggosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kenan dan
letakkan sebaliknya.
o) Menggosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan di telapak
tangan kiri dan sebaliknya.
p) Membilas kedua tangan dengan air.
q) Mengeringkan dengan handuk/tissue sekali pakai sampai benar-benar
kering.
r) Menggunakan handuk/tissue tersebut untuk menutup kran.
s) Mempertahankan tangan tetap bersih.
4) Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
a) Jika perawat mempunyai luka terbuka atau luka ditangan, beberapa
institusi mempunyai kebijakan melarang perawat kontak dengan klien.
b) Cuci tangan untuk semua personel medis pada saat datang dan
sebelum pergi.
c) Cuci tangan sangat penting sebelum dan setelah membawa pasien.
d) Personel kesehatan seharusnya tidak memakai perhiasan.
b. MENCUCI TANGAN STERIL
Mencuci tangan secara steril (bersih dari hama) khususnya jika melakukan
tindakan steril.
1) Tujuan
a) Mencegah infeksi silang.
b) Membebaskan kuman dan mencegah kontaminasi tangan.
Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 17
Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 4 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Cuci Tangan Bersih dan No. Dokumen:
Steril x.x.xx.IK.CTBS.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
2) Persiapan Alat
a) Bak cuci tangan dengan keran tangkai
b) Sabun antimikrobial (misalnya savlon atau iodofor)
c) Sikat tangan steril sekali pakai dan pengikir kuku
3) Instruksional Kerja
a) Memeriksa tangan dan jari terhadap luka atau abrasi.
b) Melepaskan semua perhiasan.
c) Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan
d) Mengenakan masker wajah, pastikan bahwa masker tersebut menutupi
hidung dan mulut dengan baik.
e) Mengatur aliran air pada suhu hangat.
f) Basahi kedua tangan dengan menggunakan air mengalir sampai siku.
Gunakan sabun kearah lengan bawah, lakukan hal yang sama pada
sebelah tangan.
g) Bersihkan kuku dengan pembersih kuku atur sikat lembut kearah luar,
kemudian bersihkan jari hingga siku dengan gerakan sirkular dengan
spon. Ulangi hal yang sama pada lengan yang lain. Lakukan selama
minimal 2 menit.
h) Membilas tangan dan lengan secara terpisah dengan air yang mengalir,
setelah bersih tahan kedua tangan mengarah ke atas sebatas siku.
Jangan biarkan air bilasan mengalir ke area bersih.
i) Menggosok seluruh permukaan kedua belah tangan, jari dan lengan
bawah dengan antiseptik minimal selama 2 menit.
j) Membilas setiap tangan dan lengan secara terpisah dengan air yang
mengalir, setelah bersih tahan kedua tangan mengarah ke atas sebatas
siku. Jangan biarkan air bilasan mengalir ke area tangan.
Ketua
k) Menegakkan kedua tangan ke arah atas dan jauhkan dari badan, jangan
sentuh permukaan atau benda apapun.
l) Mengeringkan tangan menggunakan handuk steril atau diangin-
anginkan. Seka tangan dimulai dari ujung jari hingga siku. Untuk
tangan yang berbeda gunakan sisi handuk yang berbeda.
m) Pakai sarung tangan bedah yang steril atau DTT pada kedua tangan.
4) Hal-hal yang perlu diperhatikan
a) Jika Anda menggunakan sarung tangan steril di area klinik biasa, Anda
tidak harus menyikat atau mengeringkan tangan Anda dengan handuk
steril. Penyabunan dan gosokan yang dilakukan dua kali sesuai
prosedur akan menjamin tangan bersih. Pada situasi ini, Anda dapat
menggunakan handuk kertas untuk mengeringkan tangan.
b) Selama prosedur dan setelah prosedur, perawat jangan membiarkan
objek yang tidak steril menyentuh tangannya atau lengan bawah.
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
Ketua
IK.MMPS.STIKESM.LAB.KLINIK
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 6
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Membuka dan Menata No. Dokumen:
Paket Steril x.x.xx.IK.MMPS.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Membuka bungkusan steril dan menyediakan area steril yang berisi alat-alat
steril dapat berupa alat ganti balutan atau baki kateter yang dibungkus dengan
menggunakan kertas atau kain yang disterilisasi.
Membuka dan menata paket steril terdiri atas:
a. Membuka paket steril
Membuka paket biasa
Membuka paket komersial siap pakai
b. Membuat bidang/daerah steil dengan kain
Gambar 6.5 Menarik tutup terakhir menuju kea rah Anda dengan
memegang ujungnya.(mbuka penutup kedua ke sisi samping.
Membuka penutup paket sambil memegangnya
a. Pegang paket dengan satu tangan dengan penutup atasnya terbuka dan
jauh dari Anda.
b. Gunakan tangan yang satunya, buka paket seperti Gambar 6.5, tarik sudut
dari penutupnya ke belakang dan jangan menyentuh isi dari paket itu
(Gambar 6.6)
Gambar 6.7 Membuka paket steril yang telah memiliki sudut pembuka
sagel.
Ketua
d. Buang tutupnya.
e. Dengan tangan yang satunya, pilih secara hati-hati sudut lain dari kain, peganglah
jauh dari diri Anda.
f. Letakkan kain pada permukaan yang bersih dan kering, letakkan bagian bawahnya
jauh dari Anda dengan meletakkannya pada sisi paling bawah, perawat
menghindari kecenderungannya berada di atas steril dan mengontaminasi area
tersebut (Gambar 6.10)
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
Ketua
IK.TMS.STIKESM.LAB.KLINIK
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Tehnik Mensterilkan Alat No. Dokumen:
x.x.xx.IK.TMS.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
5. DEFINISI
Tehnik mensterilkan alat adalah suatu tindakan membunuh kuman patogen
dan apatogen beserta sporanya pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan
cara merebus, stoom, panas tinggi, atau menggunakan bahan kimia.
6. TUJUAN
a. Mencegah terjadinya infeksi silang
b. Memelihara peralatan dalam keadaan siap pakai
7. JENIS PERALATAN YANG DISTERILKAN
a. Peralatan yang terbuat dari logam, misalnya pinset, gunting, spekulum, dll.
b. Peralatan yang terbuat dari kaca, misalnya spuit, tabung kimia, dll.
Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 26
Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 2 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Tehnik Mensterilkan Alat No. Dokumen:
x.x.xx.IK.TMS.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
c. Peralatan yang terbuat dari karet, misalnya kateter, sarung tangan, pipa
penduga lambung, drain, dll
d. Peralatan yang terbuat dari ebonit, misalnya kanul rektum, kanul trakea, dll.
e. Peralatan yang terbuat dari email, misalnya bengkok, baskom, dll.
f. Peralatan yang terbuat dari porselen, misalnya mangkok, piring, cangkir, dll.
g. Peralatan yang terbuat dari plastik, misalnya slang infus, dll
h. Peralatan yang terbuat dari tenun, misalnya kain kasa, tampon, duk operasi,
sprei, sarung bantal, dll.
8. INSTRUKSIONAL KERJA
Macam Tehnik Sterilisasi
a. Sterilisasi dengan cara merebus
Sterilkan peralatan dengan cara merebusnya di dalam air hingga mendidih
(100C) dan tunggu 15-20 menit. Misalnya, peralatan dari logam, kaca, dan
karet.
b. Sterilisasi dengan cara stoom
Sterilkan peralatan dengan uap panas di dalam autoklaf dengan waktu,
suhu, dan tekanan tertentu. Misalnya, alat tenun, obat-obatan dll.
c. Sterilisasi dengan cara panas kering
Sterilkan peralatan dalam oven dengan panas tinggi. Misalnya, peralatan
logam, benda tajam, peralatan dari kaca, dan obat tertentu.
d. Sterilisasi dengan cara menggunakna bahan kimia
Sterilkan peralatan dengan menggunakan bahan kimia, seperti alkohol,
sublimat, dan uap formalin-khususnya untuk peralatan yang cepat rusak
jika terkena panas, misalnya sarung tangan, kateter, dll.
Pengelolaan Alat dan Bahan Terkontaminasi
a. Membersihkan dan Mensterilkan Sarung Tangan
Persiapan Alat
Sarung tangan
Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 27
Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 3 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Tehnik Mensterilkan Alat No. Dokumen:
x.x.xx.IK.TMS.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
Sabun
Kain pengering
Talk
Tablet-tablet formalin
Tromol/stoples
Prosedur Pelaksanaan
9. PENGELOLAAN ALAT DAN BAHAN TERKONTAMINASI
Membersihkan dan Mensterilkan Sarung Tangan
Persiapan Alat
a. Sarung Tangan
b. Sabun
c. Kain pengering
d. Talk
e. Tablet-tablet formalin
f. Tromol/stoples
Prosedur Pelaksanaan
a. Bersihkan sarung tangan dan periksa apakah ada kebocoran, yaitu dengan
memasukkan udara ke dalam sarung tangan, kemudian celupkan ke dalam
air bersih. Jika ditemukan kebocoran, pisahkan.
b. Keringkan dengan menggantungkan dulu sarung tangan, lalu lap dengan
kain pengering pada kedua sisinya dengan hati-hati jagan sampai sobek.
c. Bedaki tipis-tipis pada kedua sisinya, kemudian atur sarung tangan
sepasang-sepasang.
d. Sterilkan sarung tangan di dalam tromol/stoples tertutup yang berisi
formalin selama 24 jam (dihitung mulai dari jam di masukkan).
e. Selesaikan, bereskan alat-alat, dan simpan di tempat semula.
Ketua
Vlamberen (Mensterilkan dengan Cara Membakar)
Persiapan Alat :
a. Lampu spiritus
b. Spiritus bakar (brand spiritus)
c. Korek api
d. Bengkok berisi air
e. Beberapa buah kapas bulat
f. Korentang steril
g. Tromol yang berisi kasa steril
h. Lap biru
Prosedur Pelaksanaan :
a. Cuci terlebih dahulu alat-alat yang disterilkan, kemudian keringkan hingga
kering.
b. Letakkan alat-alat keperluan di atas meja.
c. Basahi bola kapas dengan spiritus bakar, jangan terlalu basah, kemudian
letakkan di dalam alat yang akan disterilkan.
d. Nyalakan lampu.
e. Ambil dengan korentang steril, kapas bulat yang telah dibasahi dengan
spiritus bakar dan nyalakan. Setelah itu, sterilkan bagian dalam dan tutup
alat-alat di vlamber.
f. Setelah selesai, buang kapas dalam bengkok berisi air. Setelah steril, segera
tutup alat-alat, kemudian bersihkan bagian yang telah disterilkan dengan
kassa/stuffer steril.
g. Selesaikan, bersihkan alat-alat, dan kembalikan ke tempatnya masing-
masing.
Ketua
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan :
a. Pada waktu lampu dinyalakan dan selama vlamberen, alkohol, bensin,
korek api, dan spiritus bakar harus diletakkan jauh dari api (untuk
mencegah kebakaran).
b. Vlamberen sebaiknya dilakukan di atas meja kayu/aanrecht, jangan sekali-
kali di atas kaca dan kain.
c. Perhatikan lingkungan tempat dilakukannya vlamberen, jangan pada saat
berdebu dan banyak angin serta jangan ditiup.
Mendesinfeksi dan Mensterilkan Alat-alat dari Logam
Persiapan Alat :
a. Menyediakan kom berisi air bersih atau air mengalir
b. Bengkok
c. Sabun
d. Lap
e. Sterilisator
f. Kain kasa
Prosedur Pelaksanaan :
a. Setelah dipergunakan, bilas semua alat dibawah air mengalir, kemudian
rendam dalam larutan lisol 2% selama 2 jam (bekas penyakit menular
direndam selama 24 jam).
b. Kemudian, cuci setiap alat dengan sabun, bilas sampai bersih.
c. Setelah dibersihkan, masukkan ke dalam sterilisator setelah air di
dalamnya mendidih selama 15-20 menit, sedangkan untuk alat-alat logam,
seperti pisau (bistouri), gunting, dsb., masukkan setelah air mendidih
selama 3-5 menit.
d. Setelah alat-alat steril, angkat dengan korentang steril, lalu simpan dan atur
da;am baki steril atau masukkan ke dalam instrumen vloistof.
e. Bereskan alat-alat dan simpan di tempat semula.
Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 30
Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 6 dari 7
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Tehnik Mensterilkan Alat No. Dokumen:
x.x.xx.IK.TMS.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
Mendesimfeksi dan Mensterilkan Alat-alat dari Gelas
Persiapan Alat :
a. Menyediakan kom berisi air bersih atau air mengalir
b. Bengkok
c. Sabun
d. Lap
e. Sterilisator
f. Kain kasa
g. Lidi kapas
Prosedur Pelaksanaan
a. Bilas alat-alat dengan air bersih
b. Bersihkan pengisap dan tabung bagian dalam dengan lidi kapas atau sikat
dengan sabun.
c. Bilas dengan air bersih.
d. Bersihkan jarum (dengan cara disemprotkan atau jika perlu dengan
manderin).
e. Pada sterilisator, letakkan spuit dan pengisapnya berdampingan, begitu
juga jarum, kemudian biarkan dalam sterilisator dengan air mendidih
selama 15-20 menit.
f. Setelah steril, simpan alat-alat dalam baki steril.
g. Bereskan alat-alat dan simpan ditempat semula.
Mendesinfeksi dan Mensterilkan Alat-Alat dari Karet
Persiapan Alat :
a. Bensin
b. Spuit
c. Kapas
Prosedur Pelaksanaan :
a. Bersihkan alat-alat, dan bersihkan bekas plester dengan bensin.
Buku Panduan Praktik Laboratorium Manajemen Pasien Safety 31
Prodi D-III Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus. TA. 2016/2017
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 7 dari 7
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Tehnik Mensterilkan Alat No. Dokumen:
x.x.xx.IK.TMS.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
b. Setelah direndam dalam larutan lisol 2% selama 2 jam, bilas kateter,
sonde/maag slang dan cuci sabun. Bersihkan bagian dalamnya dengan
spuit/semprit atau dengan air mengalir sambil dipijit sampai bersih.
c. Setelah itu, rebus selama 3-5 menit dalam air mendidih (masukkan alat-alat
setelah air mendidih).
d. Bereskan alat-alat dan simpan di tempat semula.
10. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
a. Sterilisator harus dalam keadaan siap pakai.
b. Peralatan harus bersih dan masih berfungsi.
c. Peralatan yang dibungkus harus diberi label yang dengan jelas mencantumkan
nama, jenis, peralatan, tanggal, dan jam sterilkan.
d. Menyusun peralatan di dalam sterilisator sehingga seluruh bagian dapat di
sterilkan.
e. Waktu yang diperlukan untuk mensterilkan setiap jenis peralatan harus tepat
(dihitung sejak peralatan disterilkan).
f. Dilarang memasukkan atau menambahkan peralatan lain ke dalam sterilisator
sebelum pensterilan selesai.
g. Memindahkan peralatan yang sudah steril ke tempatnya harus dengan
korentang steril.
h. Untuk mendinginkan peralatan steril, dilarang membuka bungkus maupun
tutupnya.
i. Jika peralatan yang baru disterilkan terbuka, peralatan tersebut harus
disterilkan kembali.
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Tehnik Memakai No. Dokumen:
Sarung Tangan Bersih x.x.xx.IK. TMSTBS.STIKESM/2016
dan Steril Berlaku:
Ketua
1. LANDASAN TEORI
Menggunakan sarung tangan (handscoon) merupakan komponen kunci
dalam meminimalkan penularan penyakit serta mempertahankan lingkungan bebas
infeksi.
Handscoon itu adalah sarung tangan yang biasa di pakai oleh tenaga medis
agar terhindar dari droplet pasien.
Tindakan ini sangat diperlukan karena penggunaan sarung tangan adalah
salah satu cara untuk mengurangi risiko transmisi patogen yang dapat ditularkan
melalui darah. Dengan menggunakan sarung tangan akan melindungi pemakai
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
IK.PB.STIKESM.LAB.KLINIK Ketua
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 11
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Bakteri No. Dokumen:
x.x.xx.IK.PB.STIKESM/2016
Berlaku:
Ketua
1. LANDASAN TEORI
Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan
(nutrien) yang digunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme.
Mikroorganisme juga merupakan makhluk hidup, untuk memeliharanya
dibutuhkan medium yang harus mengandung semua zat yang dibutuhkan untuk
pertumbuhannya, yaitu senyawa-senyawa organik yang terdiri atas protein,
karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin. Medium digunakan untuk melihat gerakan
dari suatu mikrooranisme apakah bersifat motil atau nonmotil, medium ini
ditambahkan bahan pemadat 50% (Ratna, 1990).
A. PEMBUATAN MEDIA
Data penimbangan media :
Pengukuran pH media :
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
IK.PKKA.STIKESM.LAB.KLINIK Ketua
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 6
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Kapang, No. Dokumen:
Khamir Dan ALT x.x.xx.IK.PKKA.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
1. DESKRIPSI
Pertumbuhan kuman merupakan peningkatan jumlah sel kuman yang terjadi
akibat peningkatan biomassa kuman yang teratur, pertumbuhan kuman
memerlukan lingkungan nutrisi yang cocok sehingga dapat mendukung proses
perkembangbiakan kuman. Konsentrasi sel kuman dapat diukur dengan
perhitungan jumlah sel hidup dengan cara pengenceran yang diikuti dengan
penentuan unit pembentukan koloni pada permukaan media agar (Arthur, 1993).
Kapang adalah kelompok mikroba yang tergolong dalam fungi. Kapang adalah fungi
yang mempunyai filamen (miselium). Sedangkan khamir adalah juga termasuk
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
IK.PGPN.STIKESM.LAB.KLINIK Ketua
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 6
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Gram Positif No. Dokumen:
Dan Negatif x.x.xx.IK.PGPN.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), kokus, dan spirilum.
Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam.
Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil.
Sedangkan pada kokus dibagi monokokus (satu buah bakteri berbentuk kotak),
diplococcus, sampai staphylococcus (bentuknya mirip buah anggur. Khusus pada
spirul hanya dibagi 2 yaitu setengah melengkung dan tidak melengkung.
Bakteri juga dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik
pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri
RISA 64
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 6 dari 6
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Gram Positif No. Dokumen:
Dan Negatif x.x.xx.IK.PGPN.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
b. Pengamatan Jamur
1) Sampel jamur diambil pada roti yang sudah terkontaminasi jamur.
2) Bersihkan kaca objek dengan menggunakan alkohol dan kapas bebas lemak,
kering anginkan di atas pembakar spirtus sampai bebas lemak.
3) Ambil biakkan jamur dengan menggunakan ose, ratakan di atas kaca objek.
4) Teteskan methylene blue, tutup dengan cover glass, hindari terbentuknya
gelembung
5) Amati di bawah mkroskop perbesaran 10x
4. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Bakteri juga dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik
pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu.
Bakteri gram negatif ditandai dengan pewarnaan ungu sedangkan yang positif
berwarna merah.
65
Buku Panduan Ilmu Dasar Keperawatan II
Jurusan S-1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah
LEMBAR KERJA
A. Pewarnaan Gram
Gambar :
Nama Bakteri
Bentuk Bakteri
Warna Bakteri
Kesimpulan
66
Buku Panduan Ilmu Dasar Keperawatan II
Jurusan S-1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah
B. Pengamatan Jamur
Gambar:
Nama Sampel
Bentuk Jamur
Kesimpulan
67
Buku Panduan Ilmu Dasar Keperawatan II
Jurusan S-1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah
INSTRUKSIONAL KERJA
PEMERIKSAAN DARAH HEMOGLOBIN DAN LAJU ENDAP DARAH
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 9
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Hemoglobin dan Laju x.x.xx.IK.PDH.STIKESM/2017
Endap Darah Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Hemoglobin adalah suatu substansi protein dalam sel-sel darah merah yang
terdiri dari zat besi, yang merupakan pembawa oksigen. Nilai hemoglobin tinggi
dapat disebabkan karena hemokonsentrasi akibat dehidrasi. Nilai hemoglobin yang
rendah berhubungan dengan masalah klinis seperti anemia.
Nilai-nilai rujukan :
Dewasa ; Pria : 13.5 18 g/dl; wanita : 12-16 g/dl
Anak ; Bayi baru lahir : 12-24 g/dl ; 6 bulan sampai 1 tahun : 10-15 g/dl ; 5
tahun sampai 14 tahun : 11-16 g/dl
68
Buku Panduan Ilmu Dasar Keperawatan II
Jurusan S-1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 2 dari 9
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Hemoglobin dan Laju x.x.xx.IK.PDH.STIKESM/2017
Endap Darah Berlaku:
Ketua
Pemeriksaan laju endap darah (ESR) mengukur kecepatan dimana sel-sel
darah merah mengendapkan darah yang tidak membeku dalam millimeter per jam
(mm/jam). Pemeriksaan ini tidak spesifik.
Pemeriksaan protein reaktif-C (CRP) dianggap lebih berguna dari LED karena
kenaikan CRP lebih cepat selama proses inflamasi akut dan lebih cepat kembali
normal.
2. TUJUAN
Pemeriksaan hemoglobin dilakukan untuk mendeteksi adanya anemiadan
penyakit ginjal. Peningkatan hemoglobin dapat menunjukan indikasi adanya
dehidrasi penyakit paru-paru obstruksi menahun, gagal jantung kongestif dan lain-
lain.
Tujuan umum pemeriksaan LED adalah untuk mengetahui nilai laju endap
darah seseorang yang diperiksa dalam mm/ jam.
Manfaat dari pemeriksaan Laju Endap Darah yaitu :
a. Untuk menunjang diagnosis : infeksi akut, inflamasi menahun pada fase aktif,
kerusakan jaringan.
b. Memantau perjalanan penyakit.
c. Respon terhadap pengobatan.
3. INDIKASI
Hemoglobin
a. Penurunan kadar : anemia, kanker, penyakit-penyakit ginjal, pemberian
cairan intravena yang berlebihan, penyakit Hodgkins.
b. Obat-obat yang dapat menurunkan hasil hemoglobin : Antibiotika, aspirin,
obat-obat antineoplasma, doksapram (Dopram) , indometasin (Indocin),
sulfonamide, primaquin, rifampin, trimetadion (Tridiione)
c. Peningkatan Kadar : Dehidrasi/ hemokonsentrasi, polisitemia, tempat yang
tinggi, penyakit paru obstruksi menahun (PPOM) seperti emfisema dan asma,
gagal jantung kongestif (GJK), luka bakar yang hebat
69
Buku Panduan Ilmu Dasar Keperawatan II
Jurusan S-1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 3 dari 9
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Hemoglobin dan Laju x.x.xx.IK.PDH.STIKESM/2017
Endap Darah Berlaku:
Ketua
d. Obat-obatan yang dapat meningkatkan hasil hemoglobin : metildopa
(Aldomet), gentamisin.
Laju Endap Darah
a. Penurunan Kadar : polisitemia vera, gagal jantung kongestif (GJK), anemia sel
sabit, infeksi mononucleosis, defisiensi faktor V, arthritis degenerative, angina
pectoris.
b. Obat-obat yang dapat menurunkan nilai LED :Etambutol (Myambutol),
quinine, aspirin, golongan kortison.
c. Peningkatan kadar : Arthritis rematoid, demam, IMA, kanker lambung, kolon,
payudara, hepar dan ginjal, penyakit Hodgkins, myeloma multiple,
limfosarkoma, infeksi bakteri, gout, penyakit radang pelvis akut, SLE,
eritroblastosis fetalis, kehamilan trimester kedua dan ketiga, operasi, luka
bakar.
d. Obat-obat yang dapat meningkatkan nilai LED :Dekstran, meetildopa
(Aldomet), penicillamin (Cuprimine), teofilin, pil KB, prokainamid (pronestil),
vitamin A.
4. PERSIAPAN ALAT
Persiapan Alat Pemeriksaan Hemoglobin
Haemometer set terdiri dari :
a. Tabung pengukur k. Handscoon steril
b. tabung standar warna l. Kapas kering
c. Pipet Hb dengan pipa karetnya m. Bengkok
d. Pipet HCl
e. Batang pengaduk
f. Botol tempat HCl dan aquadest
g. Sikat pembersih
h. Perlak kecil dan pengalas
i. Kapas alkohol 70%
j. Jarum/Lancet
70
Buku Panduan Ilmu Dasar Keperawatan II
Jurusan S-1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 4 dari 9
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Hemoglobin dan Laju x.x.xx.IK.PDH.STIKESM/2017
Endap Darah Berlaku:
Ketua
Persiapan Pemeriksaan Laju Endap Darah
a. Tabung LED Westergreen : diameterdalam 2,5 mm; skala dari 0 sampai 200 mm
mm (seringnya diberi tanda 1 sampai 20, 1 mewakili 10 mm, 2 mewakili 20 mm,
dll )
b. Penyangga tabung wetergreen
c. Tabung reaksi
d. Spuit berskala, 5 ml
e. Pipet berskala, 5 ml
f. Timer
g. Antikoagulan; larutan trinatrium sitrat 3,2% (reagen no. 60) yang disimpan di
kulkas atau larutan garam dikalium EDTA 10% (reagen no. 22).
5. INSTRUKSIONAL KERJA
Hemoglobin
a. Persiapan sebelum dilakukan pengambilan sampel pemeriksaan hemoglobin
1) Memberikan salam terapeutik dan menanyakan nama pasien
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan tindakan
4) Menjelaskan langkah prosedur pemeriksaan kepada klien
5) Tidak perlu pembatas makanan dan cairan
6) Tourniquet sebaiknya kurang dari 1 menit
7) Jangan mengambil darah pada ekstremitas yang ada infus
b. Fase Kerja
1) Masukan larutan HCl 0,1N dengan pipet HCl kedalam tabung pengencer
sampai pada angka 2
2) Memberitahu pasien dan menjelaskan tujuan dan langkah prosedur
pemeriksaan
3) Membawa alat-alat ke dekat pasien
4) Mencuci tangan
Hasil
Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan millimeter/ jam (mm/jam)
Kisaran Normal
Tabel. Kisaran normal LED berdasarkan kelompok usia
Kelompok Usia LED (mm/jam)
Dewasa (<50 tahun)
Laki-laki < 15
Perempuan < 20
Dewasa (> 50 tahun)
Laki-laki 20
Perempuan 30
Nilai yang tinggi
Peningkatan LED terjadi pada penyakit-penyakit yang disertai dengan
perubahan komposisi protein plasma, antara lain pada infeksi akut dan kronis,
infark miokardium, serta arthritis rheumatoid. Pada pasien dengan anemia,
LED juga bisa meningkat.
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
IK.PGD.STIKESM.LAB.KLINIK Ketua
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Hemoglobin dan Laju x.x.xx.IK.PDH.STIKESM/2017
Endap Darah Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Golongan Darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah
merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan
ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis
antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi
darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi
imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Penggolongan darah menurut sistem A, B, O dapat dibedakan atas 4 macam yaitu :
1. Golongan darah A, bila dalam sel darah merahnya terdapat antigen A. Adanya
antigen tersebut dikendalikan oleh gen IA
2. TUJUAN
Untuk mengetahui golongan darah yang ada dalam tubuh manusia sehingga
dapat digunakan untuk memilih golongan darah yang dcocok apabila orang
tersebut memerlukan donor darah.
3. PERSIAPAN ALAT
a. Handscound (sarung tangan)
b. Object Glass
Lancet
Pengaduk
Darah Kapiler
Serum anti-A biasanya berwarna biru atau hijau
Serum anti-B biasanya berwarna kuning
Serum anti-AB biasanya berwarna merah muda/tak berwarna
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
IK.PDL.STIKESM.LAB.KLINIK Ketua
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 8
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Leukosit x.x.xx.IK.PDL..STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Leukosit dibagi dalam 2 kelompok, leukosit polimorfonuklear (neutrofil,
eosinofil dan basofil) dan leukosit mononuclear (monosit dan limfosit).
Leukosit adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh; leukosit akan segera
bereaksi terhadap benda asing yang masuk dan membuat mekanisme pertahanan.
Peningkatan jumlah leukosit disebut leucopenia.
Nilai normal :
Dewasa : SDP total : 4.500 10.000L
Anak : Bayi baru lahir : 9.000 30.000 L; 2 tahun : 6.000 17.000 L
5. PROSEDUR
a. Persiapan sebelum tindakan pemeriksaan leukosit
1) Memberikan salam terapeutik dan menanyakan nama pasien
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan tindakan
4) Menjelaskan langkah prosedur pemeriksaan kepada klien
5) Tidak perlu pembatas makanan dan cairan
b. Fase Kerja
1) Dengan pipet 1 ml, teteskan 0,95 ml larutan pengencer ke dalam botol kecil
2) Dengan pipet darah (pipet sahli), isap sampel darah vena atau kapiler
sampai tanda batas 0,05 ml. tidak boleh terdapat gelembung udara
didalamnya. Kalau memakai darah vena,sebelum memipet, pastikan bahwa
darah sudah tercampur rata dengan membolak-balikkan botol (berisi darah
dan antikoagulan) berulang kali selama 1 menit.
3) Seka bagian luar pipet dengan kertas yang menyerap cairan, pastikan
bahwa darah masih tetap pada tanda batas 0,005 ml, dan semprotkan
darah ke dalam botol yang berisi larutan pengencer. Bilas pipet dengan
menghisap larutan pengencer dan menyemprotkannya kembali sebanyak
tiga kali. Dengan begitu, pengenceran darah bisa tepat 1:20. Labeli botol
dengan menuliskan nama dan/ atau nomor pasien.
8) Hitung leukosit pada bidang seluas 4 mm2, jumlah luas bidang nomor 1,3,7
dan 9 dikeempat sudut bilik hitung, seperti pada Gbr. 9.4.3. Leukosit yang
terdapat pada garis-garis batas bidang tersebut juga ikut dihitung,seperti
tampak pada Gbr. 9.44; bidang yang ditunjukkan pada gambar adalah salah
satu dari keempat bidang diatas.
9) Kalau jumlah leukosit total pada keempat bidang tersebut dikali 0,05
diperoleh jumlah leukosit per liter darah. Laporkan dengan jumlah sel
x109/l.
Contoh :
Jumlah leukosit total yang ditemukan = 188
Jumlah leukosit per liter = (188 x 0,05) x 109
Hasilnya dilaporkan : 9,4 x 109/l
Penjelasan perhitungan
Keempat bidang pada bilik-hitung leukosit masing-masingnya memiliki luas 1
mm2; jadi luas seluruh bidang adalah 4 mm2. Karena kedalaman setiap bilik-
hitung leukosit adalah 0,1 mm, volume seluruh bilik-hitung leukosit adalah 4 x
0,1 = 0,4 mm3. Jadi kalau jumlah leukosit yang ditemukan dibagi 4 dan dikali
10, diperoleh jumlah leukosit per 1 mm3 darah (tanpa pengeceran) sama
dengan hasil diatas dikali 20. Karena 1 liter sama dengan 1 juta (106) militer
kubik, jumlah leukosit per liter darah (tanpa pengeceran) sama dengan nilai
tersebut dikali 106.
Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 86
Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 6 dari 8
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Darah No. Dokumen:
Leukosit x.x.xx.IK.PDL..STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
Singkatnya, perhitungan di atas dapat dijelaskan dengan rumus berikut.
10 20
Jumlah leukosit per liter = x 106
4
= jumlah leukosit yang ditemukan x 50 x 106
= jumlah leukosit yang ditemukan x 50 x 106
Contoh :
Kalau jumlah leukosit total yang ditemukan pada keempat bidang adalah 188
sel, jumlah leukosit per millimeter kubik darah (tanpa pengencer) adalah :
188 10 20
= 188 50 = 9400
Dan jumlah leukosit per liter darah adalah 9400 x 106 = 9,4 x 109
Hasil
Kisaran normal konsentrasi jumlah leukosit berdasarkan kelompok usia
Kelompok usia Konsentrasi jumlah leukosit (per liter)3
Bayi baru lahir 10 2O X 109
Bayi ( 3-9 bulan ) 4 5 X 109
Anak anak (3 tahun) 4 11 X 109
Anak anak (10 tahun) 4 10 X 109
Dewasa 4 10 X 109
Nilai yang tinggi
Peningkatan jumlah leukosit total dalam darah disebut leukositosis. Hal ini
dapat terjadi pada infeksi bacterial tertentu. Pada leukemia, konsentrasi
jumlah leukosit bisa sangat meningkat, berkisar antara 50 x 109/l hingga 400
x 109/l, atau bahkan lebih. Pada kasus leukemia, darah yang dipakai untuk
estimasi konsentrasi jumlah leukosit harus lebih encer, misal dengan
mencampurkan 0,05 ml darah 1,95 ml larutan pengencer, menghasilkan
pengencer 1:40. Dengan pengencernya sebesar ini, jumlah sel (x109) per liter
darah diperoleh dari jumlah jumlah sel yang ditemukan dikali 0,1, bukan 0,05.
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
IK.PPMP.STIKESM.LAB.KLINIK Ketua
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Pengukuran No. Dokumen:
Masa Perdarahan x.x.xx.IK.PPMP.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Ada dua metode yaitu metode Ivy dan Duke yang biasa digunakan untuk
menentukan apakah masa perdarahan itu normal atau memanjang. Masa
perdarahan memanjang, terjadi pada trombositopenia (jumlah trombosit <50.000).
Pemeriksaan ini sering dilakukan bila ada riwayat perdarahan (mudah terjadi
memar), riwayat perdarahan dalam keluarga atau skrining praoperatif.
Teknik Ivy, dimana dilakukan insisi pada satu lengan, merupakan metode
yang sangat populer. Aspirin dan obat-obat antiinflamasi dapat memperpanjang
masa perdarahan.
d. Implikasi Keperawatan
1) Jelaskan prosedur ini langkah demi langkah
2) Beri waktu bagi klien untuk mengajukan pertanyaan
3) Kaji riwayat minum aspirin atau antikoagulan terakhir kali (tanggal).
Aspirin mencegah agregasi trombosit, dan memperpanjang waktu
perdarahan walaupun hanya minum 1 tablet (5 grain atau 325 mg) 3 hari
sebelum pemeriksaan. Catat riwayat penggunaan obat-obat flu,
mengandung salisilat. Anjurkan klien untuk tidak minum aspirin dan tidak
menggunakan obat flu selama 3 hari sebelum pemeriksaan. Beritahu pula
dokter dan/ atau petugas laboratorium, jika klien sedang menggunakan
obat-obat yang mengandung aspirin.
6. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Laporkan masa perdarahan dalam satuan menit, dengan pembulatan pada
setengah menit terdekat.
Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 93
Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 5 dari 5
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Pengukuran No. Dokumen:
Masa Perdarahan x.x.xx.IK.PPMP.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
Laporkan juga kisaran normal masa perdarahan untuk metode bersangkutan.
Contoh : masa perdarahan 3,5 menit (kisaran normal, metode duke : 1-5 menit)
Kalau masa perdarahan memanjang, lakukan pemeriksaan apusan-darah tipis
yang dipulas dengan pewarna Romanowsky, untuk mengetahui apakah jumlah
trombosit dibawah normal (harus memakai sampel darah vena)
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
IK.PRB.STIKESM.LAB.KLINIK Ketua
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Pemeriksaan No. Dokumen:
Retraksi Bekuan x.x.xx.IK.PRB.STIKESM/2016
Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Retraksi bekuan merupakan pemeriksaan untuk menguji fungsi trombosit.
Darah yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah darah vena. Dalam beberapa
menit setelah terbentuk, bekuan darah mulai menciut dan biasanya memeras
keluar hampir seluruh cairan dari bekuan itu dalam,30 sampai 60 menit.
2. TUJUAN
Tabung yang berisi bekuan darah diperiksa untuk :
Mengamati terjadinya retraksi bekuan
Mengukur lamanya pencairan bekuaan (masa lisis)
3. INDIKASI
Pemeriksaan ini dilakukan untuk diagnosis gangguan perdarahan tertentu.
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
IK.PU.STIKESM.LAB.KLINIK Ketua
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 9
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Dan No. Dokumen:
Pembacaan Kimia Urine x.x.xx.IK.PDPKU.STIKESM/2016
Berlaku:
Ketua
1. PENGERTIAN
Pemeriksaan makroskopik adalah pemeriksaan urin yang dilakukan dengan
cara visual.
2. TUJUAN
Tes ini bertujuan mengetahui pH, berat jenis (BJ), glukosa, protein, bilirubin,
urobilinogen, darah, keton, nitrit dan lekosit esterase. Urinalisis berguna untuk
mendiagnosa penyakit ginjal dan infeksi saluran kemih dan untuk mendeteksi
penyakit gangguan metabolism yang tidak berhubungan dengan ginjal.
Analisis makroskopik dimulai dengan warna dan kekeruhan. Urine normal
yang baru dikeluarkan tampak jernih sampai sedikit berkabut dan berwarna
Ketua
kuning oleh pigmen urokrom dan urobilin. Intensitas warna sesuai dengan
konsentrasi urine; urine encer hampir tidak berwarna, urine pekat berwarna
kuning tua atau sawo matang. Kekeruhan biasanya terjadi karena kristalisasi atau
pengendapan urat (dalam urine asam) atau fosfat (dalam urine basa). Kekeruhan
juga bisa disebabkan oleh bahan selular berlebihan atau protein dalam urin.
3. PERSIAPAN ALAT
a. Handscoon
b. Masker
c. Tabung urine
d. Urine
4. INSTRUKSIONAL KERJA
a. Ambil urine baru 50 ml, masukkan kedalam tabung urine yang bersih dan
kering, dan antar ke laboratorium dalam waktu 30 menit
b. Pengambilan urine saat pagi hari harus dilakukan sebelum klien makan pagi.
Urine specimen dapat disimpan dalam lemari es selama 6-8 jam
c. Pengambilan urine midstream dapat dilakukan apabila diduga terdapat bakteri
atau leukosit . ikuti petunjuk penggunaan tabung bebas kuman/ tidak
terkontaminasi
d. Tidak perlu pembatasan makanan dan cairan. Kecuali dilakukan padasaat
pengambilan specimen pagi sesuai prmintaan dokter
e. Pastikan bahwa urine tidak tercemmar feses atau kertas tisu
5. INTERPRETASI
a. WARNA URINE
Nilai normal: kekuningan jernih.
Dalam keadaan normal, warna urin pagi (yang diambil sesaat setelah bangun
pagi) sedikit lebih gelap dibanding urin di waktu lainnya. Perubahan warna
urin dapat terjadi karena beberapa hal.
Ketua
1) Hitam: baru mengkonsumsi tablet besi (ferri sulfat), sedang minum obat
parkinson (levodopa), methemoglobunuria.
2) Biru: mengkonsumsi obat antidepresi (amitriptilin), antibiotik saluran
kemih (nitrofurantoin), atau karena infeksi Pseudomonas pada saluran
kemih.
3) Coklat: gangguan fungsi ginjal, mengkonsumsi antibiotik (sulfonamid atau
metronidazol), dan konsumsi obat parkinson (levodopa).
4) Kuning gelap (seperti teh): hepatitis fase akut, ikterus obstruktif,
kelebihan vitamin B2 / riboflavin, antibiotika (nitrofurantoin dan
kuinakrin).
5) Oranye-merah: dehidrasi sedang, demam, konsumsi antikoagulan oral,
trauma ginjal, konsumsi deferoksamin mesilat, rifampisin, sulfasalazin,
laksatif (fenolftalein).
6) Hijau: infeksi bakteri, kelebihan biliverdin, konsumsi vitamin tertentu.
7) Bening (tidak berwarna sama sekali): terlalu banyak minum, sedang
minum obat diuretik, minum alkohol, atau diabetes insipidus.
8) Seperti susu (disebut juga chyluria): filariasis atau tumor jaringan limfatik
b. PENAMPILAN
Kabur atau keruh : bakteri, pus, eritrosit, leukosit, fosfat, cairan sperma
prostat, asam urat; cairan seperti susu, lemak piuria
c. BAU
Bau urine normal disebabkan oleh asam organik yang mudah
menguap. Bau urine dipengaruhi pula oleh jenis makanan dan obat-obat
tertentu. Bau busuk dapat disebabkan oleh perombakan protein, bau
amoniak oleh perombakan ureum, dan bau aseton pada ketonuria. Bau urine
normal disebabkan oleh asam organik yang mudah menguap. Bau yang
berlainan dapat disebabkan oleh makanan seperti jengkol, petai, obat-obatan
seperti mentol, bau buah-buahan seperti pada ketonuria. Bau amoniak
Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 101
Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 4 dari 9
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Dan No. Dokumen:
Pembacaan Kimia Urine x.x.xx.IK.PDPKU.STIKESM/2016
Berlaku:
Ketua
disebabkan perombakan ureum oleh bakteri dan biasanya terjadi pada urine
yang dibiarkan tanpa pengawet. Adanya urin yang berbau busuk dari semula
dapat berasal dari perombakan protein dalam saluran kemih umpamanya pada
karsinoma saluran kemih.
Berikut adalah bau abnolmal urine terdiri dari :
1. Ammonia : pecahan urea oleh bakteri
2. Busuk atau tengik: bakteri (infeksi saluran kemih)
3. Mousey : fenilketonuria
4. Manis atau berbuah : asidosis metabolic, kelaparan
d. VOLUME
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi volume urine seperti umur,
berat badan, jenis kelamin, makanan dan minuman, suhu badan, iklim dan
aktivitas orang yang bersangkutan. Rata-rata didaerah tropik volume urine
dalam 24 jam antara 800 1300 ml untuk orang dewasa. Bila didapatkan
volume urin selama 24 jam lebih dari 2000 ml maka keadaan itu disebut
poliuria. Poliuria ini mungkin terjadi pada keadaan fisiologik seperti
pemasukan cairan yang berlebihan, nervositas, minuman yang mempunyai efek
diuretika. Selain itu poliuri dapat pula disebabkan oleh perubahan patologik
seperti diabetes mellitus, diabetes insipidus, hipertensi, pengeluaran cairan
dari edema. Bila volume urine selama 24 jam 300-750 ml maka keadaan ini
dikatakan oliguri. Keadaan ini mungkin didapat pada diare, muntah - muntah,
deman edema, nefritis menahun. Anuria adalah suatu keadaan dimana jumlah
urine selama 24 jam kurang dari 300 ml. Hal ini mungkin dijumpai pada shock
dan kegagalan ginjal. Jumlah urin siang 12 jam dalam keadaan normal 2 sampai
4 kali lebih banyak dari urin malam 12 jam. Bila perbandingan tersebut terbalik
disebut nokturia, seperti didapat pada diabetes mellitus.
Ketua
e. BERAT JENIS
Berat jenis (BJ) atau specific gravity (SG) dipengaruhi oleh tingkat
keenceran air seni. Seberapa banyak Anda minum atau berkemih akan
mempengaruhi BJ urine; semakin banyak berkemih, akan semakin rendah BJ,
demikian sebaliknya. Adanya protein atau glukosa dalam urine akan
meningkatkan BJ urine. Jika ada protein dalam urine, maka setiap 1%
proteinuria BJ bertambah 0,003. Jika ada glukosa dalam urine, maka setiap 1%
glukosuria BJ bertambah 0,004.
Nilai normal: 1.003 s/d 1.030 g/mL
Nilai ini dipengaruhi sejumlah variasi, antara lain umur. Berat jenis urin
dewasa berkisar pada 1.016-1.022, neonatus (bayi baru lahir) berkisar pada
1.012, dan bayi antara 1.002 sampai 1.006. Urin pagi memiliki berat jenis lebih
tinggi daripada urin di waktu lain, yaitu sekitar 1.026. Abnormalitas berat jenis:
1) Berat jenis urin yang lebih dari normal menunjukkan gangguan fungsi
ginjal, infeksi saluran kemih, kelebihan hormon anti diuretik, demam,
diabetes melitus, diare / dehidrasi, kurang minum, penggunaan zat kontras
pada sinar x.
2) Berat jenis urin yang kurang dari normal menunjukkan gangguan fungsi
ginjal berat, diabetes insipidus, atau konsumsi antibiotika (aminoglikosida),
banyak minum, kelebihan cairan, kekurangan dan kelebihan kalium.
f. PH
Nilai normal: 5.0-6.0 (urin pagi), 4.5-8.0 (urin sewaktu)
pH lebih basa (>8,0): habis muntah-muntah, infeksi atau batu saluran
kemih, dan penurunan fungsi ginjal. Dari faktor obat-obatan: natrium
bikarbonat, antibiotic (neomisin, namisin), sulfonamide, asetazolamid
(diamox), kalium sitrat dan amfoterisin B.
pH lebih asam (< 4, 5): diet tinggi protein atau diet tanpa kalori, diabetes
melitus, asidosis tuberkulosis ginjal,asidosisrespiratorik, diare berat dan
Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 103
Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 6 dari 9
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Dan No. Dokumen:
Pembacaan Kimia Urine x.x.xx.IK.PDPKU.STIKESM/2016
Berlaku:
Ketua
fenilketonuria. Dari faktor obat-obatan: diazoksid dan vitamin C, ammonium
klorida, asam mandelik.
g. GLUKOSA
Nilai normal: negatif
Di Indonesia, glukosa urin biasanya diuji secara semikuantitatif dengan uji
reduktor (Benedict).
Warna Hasil
Biru Negatif
Hijau Sangat sedikit
Hijau kekuningan +1
Kuning kehijauan +2
Coklat +3
Merah bata +4
15 mg/dL atau + 4 : diabetes meilitus , gangguan sistem saraf pusat
(stroke), sindrom cushings, anesthesia, infuse glukosa, stress berat,
infeksi ; obat : asam askorbat, aspirin, sefaloporin, dan epineprin.
h. PROTEIN
Nilai normal: negatif (uji semikuantitatif), 0.03-0.15 mg/24 jam (uji
kuantitatif). Protein dapat diuji dengan asam sulfosalisilat 20%, asam sulfat
6%, atau dengan reagen strip. Pemeriksaan dengan reagen strip lebih banyak
digunakan saat ini. Untuk anak-anak di bawah 10 tahun nilai kuantitatif normal
protein dalam urin sedikit lebih rendah daripada dewasa, yaitu <100 mg/24
jam.
Ketua
Reagen strip Hasil Asam sulfosalisilat
0-0.05 gram/L Negatif Jernih
0.05-0.2 gram/L Sangat sedikit
Keruh, tanpa butiran
0.3 gram/L +1 Keruh, butiran halus
1.0 gram/L +2 Keruh, butiran
sedang
3.0 gram/L +3 Keruh, berkepingan
10.0 gram/L +4 Bergumpalan
Hasil abnormal (positif) dalam uji proteinuria dapat berarti:
Masalah nonginjal (gagal jantung kongestif, asites, infeksi bakteri,
keracunan).
Keganasan (leukemia dan keganasan tulang yang bermetastasis).
Proteinuria sementara (pada dehidrasi, diet tinggi protein, stres, demam,
post-pendarahan).
Penyakit ginjal (lupus, infeksi saluran kemih, nekrosis tubular ginjal).
Pada anak-anak sering karena sindroma nefrotik atau penyakit bawaan
(ginjal polikistik).
Faktor farmakologis (amfoterisin B, semua aminoglikosida, fenilbutazon,
sulfonamid).
i. KETON
Nilai normal: negatif
Uji ketonuria dimaksudkan untuk mendeteksi adanya produk sampingan
penguraian karbohidrat dalam urin. Ketonuria dulu diperiksa dengan metode
Rothera, dan sekarang digunakan dipstik. Hasil positif ( +1 sampai +3 ) dapat
ditemukan pada ketoasidosis diabetik, kelaparan, diit tinggi protein,
alkoholisme, diet tinggi lemak, penyakit glikogen, dan konsumsi obat-obatan
tertentu (levodopa dan obat-obat anestetik).
j. UROBILINOGEN
Nilai normal: 0.1-1 Ehrlich U/dL (dipstik), atau positif s/d pengenceran
1/20 (Wallace-Diamond)
Ketua
Urobilinogen klasik diperiksa dengan uji pengenceran Wallace-Diamond.
Cara ini sudah banyak digantikan oleh uji dipstik modern yang bersifat
kualitatif.
Warna Hasil kualitatif
Kuning sampai kuning Normal (negatif)
kehijauan
Kuning oranye Positif
Oranye kecoklatan Positif
Ketua
Lekosit netrofil mensekresi esterase yang dapat dideteksi secara kimiawi.
Hasil tes lekosit esterase positif mengindikasikan kehadiran sel-sel lekosit
(granulosit), baik secara utuh atau sebagai sel yang lisis. Limfosit tidak memiliki
memiliki aktivitas esterase sehingga tidak akan memberikan hasil positif. Hal
ini memungkinkan hasil mikroskopik tidak sesuai dengan hasil pemeriksaan
carik celup.
Temuan laboratorium negatif palsu dapat terjadi bila kadar glukosa urine
tinggi (>500mg/dl), protein urine tinggi (>300mg/dl), berat jenis urine tinggi,
kadar asam oksalat tinggi, dan urine mengandung cephaloxin, cephalothin,
tetrasiklin. Temuan positif palsu pada penggunaan pengawet formaldehid.
Urine basi dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
IK.PHCG.STIKESM.LAB.KLINIK Ketua
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 4
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Human No. Dokumen:
Chorionic Gonadotropin x.x.xx.IK.PHCG.STIKESM/2017
(HCG) Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
HCG (Human Chorionic Gonadotropin) merupakan suatu hormone yang
diproduksi oleh jaringan placenta pada awal kehamilan, hormone ini akan
dikeluarkan melalui urine dan juga dihasilkan bila terdapat proliferasi yang
abnormal pada jaringan epitel korion seperti molahidatidosa (hamil anggur) atau
choriocarsinoma. Adanya HCG dalam urine dapat digunakan untuk deteksi
kehamilan dini.
Menurut Frandson (1993) Human Chorinic Gonadotropin (HCG) adalah suatau
glikoprotein yang mengandung galaktosa dan heksosamin. Kadar HCG meningkat
dalam darah dan urine segera setelah implantasi ovum yang sudah dibuahi. Dengan
Revisi :
Tanggal :
Dikaji ulang oleh :
Dikendalikan oleh : Pusat Laboratorium
Disetujui oleh : Ketua
IK.PRU.STIKESM.LAB.KLINIK Ketua
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 1 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Reduksi Urin No. Dokumen:
x.x.xx.IK.PRU.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
1. DEFINISI
Pemeriksaan terhadap adanya glukosa dalam urine termasuk pemeriksaan
penyaring. Menyatakan adanya glukosa dapat dilakukan dengan cara yang berbeda-
beda. Caranya yang tidak spesifik menggunakan suatu zat dalam reagen yang
berubah sifat dan warnanya jika direduksi oleh glukosa. Diantaranya reagen yang
dapat dipakai untuk mnyatakan adanya reduksi yang mengandung garam cupri.
Glukosuria dapat dibuktikan dngan cara spesifik menggunakan enzim glukosa
oxidase.
2. TUJUAN
Untuk mencurigai atau mengetahui apakah klien mengalami positif penaikan gula
darah atau negatif.
Buku Panduan Praktik Klinik Management Patient Safety 112
Prodi D-III Keperawatan Kelas Reguler STIKES Muhammadiyah Kudus
STIKES
Instruksional Kerja Halaman 2 dari 3
MUHAMMADIYAH
Disetujui oleh: Pemeriksaan Reduksi Urin No. Dokumen:
x.x.xx.IK.PRU.STIKESM/2017
Berlaku:
Ketua
3. PERSIAPAN ALAT
Alat :
a 1 Tabung reaksi
b Penjepit tabung reaksi
c Rak tabung
d Pipet tetes
e Corong
f Pipet volume
g Lampu spiritus/ bunsen
h Beker glass
Bahan :
a. 5 cc larutan benedict
b. Urine patologis
4. PERSIAPAN PASIEN
a. Fase Orientasi
1) Memberikan salam terapeutik dan menanyakan nama pasien
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan tindakan
4) Menjelaskan langkah prosedur pemeriksaan kepada klien
5) Tidak perlu pembatas makanan dan cairan
5. INSTRUKSIONAL KERJA
b. Fase Kerja
1. Masukkan larutan benedict ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 c
2. Campurkan urin patologis 5 8 tetes ke dalam tabung yang telah berisi
benedict
3. Panaskan tabung di atas spritus/Bunsen dan sambil dikocok perlahan
sampai mendidih
INTERPRETASI HASIL
Negatif (-) Tetap biru atau sedikit kehijau-hijauan
Positif (+) Hijau kekuning-kuningan dan keruh (0,5-1% glukosa)
Positif (++) Kuning keruh (1-1,5% glukosa)
Positif (+++) Jingga atau warna lumpur keruh (2-3,5% glukosa)
Positif (++++) Positif (++++) : Merah keruh ( > dari 3,5 % glukosa)
c. Fase Terminasi
1) Merapikan alat dan pasien
2) Melakukan evaluasi hasil tindakan
3) Berpamitan
4) Mencuci tangan
5) Dokumentasi tindakan