Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif serta ditujukan kepada
individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat secara berkualitas (Kozier,
1995). Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi
pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan. Perkembangan Sistem Informasi Kesehatan yang kian hari kian meningkat
secara tidak langsung berdampak pula pada perkembangan sistem dokumentasi
keperawatan, mulai dari yang sederhana dengan pengelolaan manual hingga
terkomputerisasi dengan jaringan dalam suatu Rumah sakit besar. Hal ini tentu saja
membutuhkan suatu basis data yang lengkap, efektif dan efisien, dalam arti mampu
menjangkau bagian yang paling detil sekalipun. Selain itu juga harus dapat digunakan
atau dipahami oleh semua tenaga keperawatan dimanapun dan dari lulusan manapun
juga. Di beberapa negara maju sendiri saat ini sudah mulai mengembangkan basis data
keperawatan dengan mengacu pada pola diagnosa keperawatan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa itu asuhan keperawatan?
2. Apa itu asuhan keperawatan medical bedah?
3. Bagaiman asuhan keperawatan medical bedah kolostomi?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui asuhan keperawatan.
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan medical bedah.
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan medical bedah kolostomi.

1
1.4 MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Manfaat teoritis: Secara teoritis makalah ini bermanfaat untuk menambah wawasan
tentang materi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Kolostomi.
2. Manfaat praktis:
a. Bagi Mahasiswa
Mahasiwa dapat mengetahui dan memahami mengenai materi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah Kolostomi.
b. Bagi Dosen
Dosen dapat menilai kinerja mahasiwa dalam pembuatan makalah khususnya tentang
materi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Kolostomi, serta dosen dapat memberikan
materi bukan hanya dengan teori tetapi juga dengan pemecahan masalah yang di tuangkan
dalam bentuk makalah.

1.5 METODE PENULISAN


Adapun metode penulisan dalam penulisan makalah yang berjudul Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah Kolostomi ini berdasarkan informasi didapat dari jaringan
internet maupun buku.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengertian
Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan praktik
keperawatan langsung pada klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan yang
pelaksanaannya berdasarkan kaidah profesi keperawatan dan merupakan inti praktik
keperawatan (Ali, 2009).
Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan untuk klien
merupakan salah satu wujud tanggung jawab dan tanggung gugat perawat terhadap
klien. Pada akhirnya, penerapan proses keperawatan ini akan meningkatkan kualitas
layanan keperawatan pada klien (Asmadi, 2008).
Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan ilmiah yang
digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai atau
mempertahankan keadaan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang optimal,
melalui tahap pengkajian, identifikasi diagnosis keperawatan, penentuan rencana
keperawatan, serta evaluasi tindakan keperawatan (Suarli & Bahtiar, 2009).

2. Tujuan Proses Keperawatan


Menurut Asmadi (2008), proses keperawatan merupakan suatu upaya
pemecahan masalah yang tutjuan utamanya adalah membantu perawat menangani
klien secara komprehensif dengan dilandasi alasan ilmiah, keterampilan teknis, dan
keterampilan interpersonal. Penerapan proses keperawatan ini tidak hanya ditujukan
untuk kepentingan klien, tetapi juga profesi keperawatan itu sendiri.
A. Tujuan penerapan proses keperawatan bagi klien, antara lain :
a. Mempertahankan kesehatan klien.
b. Mencegah sakit yang lebih parah/penyebaran penyakit/komplikasi akibat
penyakit.
c. Membantu pemulihan kondisi klien setelah sakit.
d. Mengembalikan fungsi maksimal tubuh.
e. Membantu klien terminal meninggal dengan tenang.

B. Tujuan penerapan proses keperawatan bagi profesionalitas keperawatan, antara


lain :
a. Mempraktikkan metode pemecahan masalah dalam praktik keperawatan.
b. Menggunakan standar praktik keperawatan.
c. Memperoleh metode yang baku, rasional, dan sistematis.
d. Memperoleh hasil asuhan keperawatan dengan efektifitas yang tinggi.

3. Metode Asuhan Keperawatan


Terdapat beberapa metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu metode
kasus, metode fungsional, metode tim, dan metode keperawatan primer (Gillies, 1989
dalam Sitorus, 2006). Meskipun sebagian sistem pemberian asuhan ini disusun untuk
mengelola asuhan di Rumah Sakit, sebagian dapat diadaptasikan ke tempat lain.
Memilih model pengelolaan pemberian asuhan klien yang paling tepat untuk setiap
unit atau organisasi bergantung pada keterampilan dan keahlian staf, ketersediaan
perawat profesional yang terdaftar, sumber daya ekonomi dari organisasi tersebut,
keakutan klien, dan kerumitan tugas yang harus diselesaikan (Marquis & Huston,
2010).
A. Metode Kasus
Metode Kasus merupakan metode pemberian asuhan keperawatan
yang pertama kali digunakan. Pada metode ini satu perawat akan memberikan
asuhan keperawatan kepada seorang klien secara total dalam satu periode
dinas. Jumlah klien yang dirawat oleh satu perawat tergantung pada
kemampuan perawat tersebut dan kompleksnya kebutuhan klien.Setelah
perang Dunia II, jumlah pendidikan keperawatan dari berbagai jenis program
meningkat dan banyak lulusan bekerja di Rumah Sakit. Agar pemanfaatan
tenaga yang bervariasi tersebut dapat maksimal dan juga tuntutan peran yang
diharapkan dari perawat sesuai dengan perkembangan ilmu kedokteran,
kemudian dikembangkan metode fungsional (Sitorus, 2006).
B. Metode Fungsional
Pada Metode Fungsional, pemberian asuhan keperawatan ditekankan
pada penyelesaian tugas dan prosedur. Setiap perawat diberi satu atau
beberapa tugas untuk dilaksanakan kepada semua klien disuatu ruangan.
Komunikasi antar perawat sangat terbatas sehingga tidak ada satu perawat
yang mengetahui tentang satu klien secara komprehensif kecuali mungkin
kepala ruangan. Keterbatasan itu sering menyebabkan klien merasa kurang
puas terhadap layanan atau asuhan yang diberikan. Pada metode ini, kepala
ruangan menentukan tugas setiap perawat dalam suatu ruangan. Perawat akan
melaporkan tugas yang dikerjakannnya kepada kepala ruangan dan kepala
ruangan tersebut bertanggung jawab dalam membuat laporan klien (Sitorus,
2006).

C. Metode Tim
Metode Tim berkembang pada awal tahun 1950-an, saat berbagai
pemimpin keperawatan memutuskan bahwa pendekatan tim dapat menyatukan
perbedaan katagori perawat pelaksana. Tujuan dari keperawatan tim adalah
untuk memberikan perawatan yang berpusat pada klien. Keperawatan tim
melibatkan semua anggota tim dalam perencanaan asuhan keperawatan klien,
melalui penggunaan konferensi tim dan penulisan rencana asuhan keperawatan
(Swansburg, 2000).

D. Metode Keperawatan Primer


Metode penugasan yang paling dipuji dan dipraktikkan saat ini adalah
keperawatan primer. Tanggung jawab mencakup periode 24 jam, dengan
perawat kolega yang memberikan perawatan bila perawat primer tidak ada.
Perawatan yang diberikan direncanakan dan ditentukan secara total oleh
perawat primer (Swansburg, 2000). Perawat primer bertanggung-jawab untuk
mengadakan komunikasi dan koordinasi dan juga akan membuat rencana
pulang klien jika diperlukan. Jika perawat primer tidak bertugas, kelanjutan
asuhan akan didelegasikan kepada perawat lain (Sitorus, 2006).
4. Sifat-Sifat Proses Keperawatan
Proses keperawatan memiliki beberapa sifat yang membedakannya dengan
metode lain. Sifat pertama adalah dinamis, artinya setiap langkap dalam proses
keperawatan dapat kita perbarui jika situasi yang kita hadapi berubah. Sifat kedua
adalah siklus, artinya proses keperawatan berjalan menurut alur (siklus) tertentu :
pengkajian, penetapan diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Sifat
ketiga adalah saling ketergantungan, artinya masing-masing tahapan pada proses
keperawatan saling bergantung satu sama lain. Sifat terakhir adalah fleksibilitas,
artinya urutan pelaksanaan proses keperawatan dapat berubah sewaktu-waktu, sesuai
dengan situasi dan kondisi klien (Asmadi, 2008).

5. Komponen Proses Keperawatan


a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Disini, semua data
data dikumpulkan secara sistematis guna menentukan status kesehatan klien saat
ini. Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan asfek
biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual klien. Tujuan pengkajian adalah
untuk mengumpulkan informasi dan membuat data dasar klien. Metode utama
yang dapat digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara, observasi, dan
pemeriksaan fisik serta diagnostik (Asmadi, 2008).

b. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon aktual
atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin
dan berkompeten untuk mengatasinya. Respon aktualdan potensial klien
didapatkan dari data dasar pengkajian, tinjauan literatur yang berkaitan, catatan
medis klien masa lalu, dan konsultasi dengan profesional lain, yang kesemuanya
dikumpulkan selama pengkajian (Potter & Perry, 2005).

c. Perencanaan
Tahap perencanaan memberikan kesempatan kepada perawat, klien, keluarga
dan orang terdekat klien untuk merumuskan rencana tindakan keperawatan guna
mengatasi masalah yang dialami klien. Perencanaan ini merupakan suatu petunjuk
tertulis yang menggambarkan secara tepat rencana tindakan keperawatan yang
dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan diagnosis
keperawatan. Tahap perencanaan dapat disebut sebagai inti atau pokok dari proses
keperawatan sebab perencanaan merupakan keputusan awal yang memberi arah
bagi tujuan yang ingin dicapai, hal yang akan dilakukan, termasuk bagaimana,
kapan, dan siapa yang akan melakukan tindakan keperawatan. Karenanya, dalam
menyusun rencana tindakan keperawatan untuk klien, keluarga dan orang terdekat
perlu dilibatkan secara maksimal (Asmadi, 2008).

d. Implementasi
Implementasi yang merupakan komponen dari proses keperawatan adalah
katagori dari prilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan hasil yang dipekirakan dari asuhan keperawatan dilakukan
dan diselesaikan. Dalam teori, implementasi dari rencana asuhan keperawatan
mengikuti komponen perencanaan dari proses keperawatan. Namun demikian, di
banyak lingkungan perawatan kesehatan, implementasi mungkin dimulai secara
langsung setelah pengkajian (Potter & Perry, 2005).

e. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan
tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan
secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.
Jika hasil evaluasi menunjukkan tercapainya tujuan dan kriteria hasil, klien bisa
keluar dari siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya, klien akan masuk kembali
ke dalam siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang (reassessment). Secara
umum, evaluasi ditujukan untuk:
1) Melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan.
2) Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum.
3) Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai
(Asmadi, 2008).
2.2 ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

1. Pengertian
Keperawatan medical bedah adalah pelayanan profesional yang didasarkan
Ilmu dan teknik Keperawatan Medikal Bedah berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-
spiritual yg komprehensif ditujukan pada orang dewasa dgn atau yg cenderung
mengalami gangguan fisiologi dgn atau tanpa gangguan struktur akibat trauma.
Keperawatan medical bedah merupakan bagian dari keperawatan, dimana
keperawatan itu sendiri adalah : Bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-
spiritual yang komprihensif ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik
sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan
keperawatan berupa bantuan yang diberikan dengan alasan : kelemahan fisik, mental,
masalah psikososial, keterbatasan pengetahuan, dan ketidakmampuan dalam
melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri akibat gangguan patofisiologis,
(CHS,1992).

2. Keperawatan Medikal Bedah


Keperawatan medical bedah di lakukan dengan :
1) Pelayanan Profesional
Seorang perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada
klien, selalu memandang klien secara holistic/menyeluruh baik Bio-Psiko-
sosial-kultural-Spiritual. Dalam setiap tindakan, perawat dituntut untuk
memberikan asuhan keperawatan secara professional sesuai dengan
standarisasi profesi keperawatan.
Pelayanan ini diberikan oleh seorang perawat yang berkompetensi dan
telah menyelesaikan pendidikan profesi keperawatan pada jenjang yang lebih
tinggi. Dalam hal ini perawat harus bersikap Acceptance, Sensitif, Empati, dan
trust kepada klien. Selain itu perawat harus memahami dan mengaplikasikan
PrinsipPrinsip Moral dalam Praktek Keperawatan antara lain :
a. Autonomy
b. Beneficience
c. Justice
d. Fidelity
e. Veracity
f. Avoiding killing

2) Berdasarkan Ilmu Pengetahuan


Perawat dalam melaksanakan tugasnya sudah melalui jenjang
Pendidikan Formal yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah. Ilmu pengetahuan
terus berubah dari waktu ke waktu (dinamis), sehingga dalam memberikan
Asuhan keperawatan pada Klien berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan
terbaru. Dasar pengetahuan yang harus dimiliki perawat profesional antara
lain:
a. Konsep sehat-sakit
b. Konsep manusia dan kebutuhan dasar manusia
c. Patofisiologi penyakit
d. Konsep stress-adaptasi
e. Tugas perkembangan usia dewasa
f. Proses keperawatan dan penerapannya
g. Komunikasi terapeutik
h. Konsep kolaborasi dan manajemen keperawatan

3) Menggunakan scientific Metode


Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melaui tahap-tahap dalam
proses keperawatan berdasarkan pendekatan ilmiah. Dengan menggunakan
standarisasi asuhan keperawatan yang ada (NANDA, NIC, NOC).

4) Berlandaskan Etika Keperawatan


Perawat dalam melaksanakan tugasnya, dituntut untuk dapat
menerapkan asas etika keperawatan yang ada, meliputi asas Autonomy
(menghargai hak klien/ kebebasan klien), Beneficience (menguntungkan bagi
klien), Veracity (kejujuran), Justice (keadilan).
2.3 ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH KOLOSTOMI

1. Pengertian
Colostomi adalah membuat ostomi di kolon, dibentuk bila usus tersumbat oleh
tumor (Harahap, 2006). Kolostomi adalah Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh
dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen,
1991) Colostomi adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan buatan
antara colon dengan permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini dapat bersifat
sementara atau menetap selamanya. (llmu Bedah, Thiodorer Schrock, MD, 1983).
Colostomi merupakan Suatu tindakan membuat lubang pada kolon tranversum
kanan maupun kiri Atau kolonutaneustomi yang disebut juga anus prenaturalis yang
dibuat sementara atau menetap. Colostomy pada bayi dan anak hampir selalu
merupakan tindakan gawat darurat, sedang pada orang dewasa merupakan keadaan
yang pathologis. Colostomy pada bayi dan anak biasanya bersifat sementara.
Colostomi dapat menimbulkan komplikasi dan perubahan konsep diri klien.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa colostomi merupakan suatu
membuatan lubang di dinding perut dengan tujuan untuk mengeluarkan faces dapat
bersifat sementara ataupun permanen.

2. Indikasi Colostomi
a) Atresia Ani adalah kelainan congenital anus dimana anus tidak mempunyai lubang
untuk mengeluarkan feces karena terjadi gangguan pemisahan kloaka yang terjadi
saat kehamilan. Walaupun kelainan lubang anus akan mudah terbukti saat lahir,
tetapi kelainan bisa terlewatkan bila tidak ada pemeriksaan yang cermat atau
pemeriksaan perineum.
b) Penyakit peradangan usus akut, Terjadi karena kotoran menumpuk dan
menyumbat usus di bagian bawah yang membuat tak bisa BAB. Penumpukan
kotoran di usus besar ini akan membuat pembusukan yang akhirnya menjadi
radang usus.
c) Tidak memiliki anus (imperforata anus), Kelainan ini biasanya diketahui sejak
lahir. Diduga karena terjadi infeksi saat ibu hamil yang membuat konstruksi usus
ke anus tidak lengkap hingga atau karena kelainan genetik.
d) Hirschsprung, yaitu kelainan bawaan sejak lahir karena kondisi saraf di usus besar
yang tidak berfungsi normal. Akibatnya kotoran akan menumpuk di usus bawah
karena fungsi saraf yang mendorong kotoran keluar tidak berjalan. Kondisi ini
membuat penderitanya terutama bayi tidak bisa BAB selama berminggu-minggu
yang akhirnya timbul radang usus. Bagian usus yang tak ada persarafannya ini
harus dibuang lewat operasi.

3. Jenis Colostomi Berdasarkan Lubang dan Lama Penggunaannya


1) Berdasarkan lubang, colostomy dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Single barreled stoma
Yaitu dibuat dari bagian proksimal usus. Segmen distal dapat dibuang atau
ditutup.
b. Double barreled
Biasanya meliputi kolon transversum. Kedua ujung kolon yang direksesi
dikeluarkan melalui dinding abdominal mengakibatkan dua stoma.Stoma distal
hanya mengalirkan mukus dan stoma proksimal mengalirkan feses.
c. Kolostomi lop-lop
Yaitu kolon transversum dikeluarkan melalui dinding abdomen dan diikat
ditempat dengan glass rod.Kemudian 5-10 hari usus membentuk adesi pada
dinding abdomen, lubang dibuat dipermukaan terpajan dari usus dengan
menggunakan pemotong.

2) Berdasarkan lama penggunaannya, kolostomi dibagi menjadi 2, yaitu:


a) Kolostomi Permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila klien sudah
tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya
keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum
sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen
biasanya berupa kolostomi single barrel (dengan satu ujung lubang).
b) Kolostomi temporer/ sementara
Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau
untuk mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan
dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi
temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui
abdomen yang disebut colostomy double barrel.
4. Komplikasi Colostomi
Insidens komplikasi untuk klien dengan kolostomi sedikit lebih tinggi
dibandingkan klien ileostomi. Beberapa komplikasi umum adalah prolaps stoma,
perforasi, retraksi stoma, impaksi fekal dan iritasi kulit. Kebocoran dari sisi
anastomotik dapat terjadi bila sisa segmen usus mengalami sakit atau lemah.
Kebocoran dari anastomotik usus menyebabkan distensi abdomen dan kekakuan,
peningkatan suhu, serta tanda shock. Perbaikan pembedahan diperlukan (Brunner dan
Suddarth, 2000).
Klien dengan kolostomi harus menghubungi dokter/perawat bila ditemukan
komplikasi seperti:
a. Bau yang tidak biasa berlangsung lebih dari seminggu.
b. Perubahan ukurandan bentuk dari stoma yang tidak biasa.
c. Obstruksi pada stoma dan / atau prolapse dari stoma tersebut.
d. Perdarahan yang berlebihan dari pembukaan stoma, jumlah sedang dalam
kantong.
e. Cedera yang parah dari stoma.
f. Perdarahan terus-menerus di peralihan antara stoma dan kulit.
g. Iritasi kulit kronis.
h. Stenosis dari stoma (penyempitan).
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Klien Kolostomi

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KOLOSTOMI

Di Ruang KENANGA RSUD KARANGASEM

Tanggal 28 Maret 2017

Waktu Pengkajian : 28 Maret 2017

Sumber Data : Keluarga, Klien dan Rekan Medis

Teknik Pengumpulan Data : Wawancara/Anamnesa, Observasi, dan Pemeriksaan Fisik

A. Pengkajian
1) Identitas Klien Penanggung

Nama : Sri Parwati Ny. KD

Usia : 19 Tahun 30 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan Perempuan

Suku Bangsa : Indonesia Indonesia

Pekerjaan : Mahasiswa Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : Perguruan Tinggi SMA

Status : Belum Menikah Sudah Menikah

Alamat : Br. Penebel, Tabanan Br. Penebel, Tabanan

Diagnosa Medis : Kolostomi -

Sumber Biaya : JKBM -

Tanggal MRS : 28 Maret 2017 -

Hubungan dengan Klien : - Orang Tua


2) Alasan Dirawat
1. Keluhan Utama
Klien mengatakan tidak nafsu makan, mual (+), muntah (-), Klien merasa
berat badannya menurun. Klien mengatakan kulit di area selangkangan menghitam
dan kering, terkadang nyeri di area tersebut. Klien juga mengeluhkan dirinya sering
bolak-balik ke kamar mandi untuk BAK, Klien bingung mengapa ia menjadi sering
BAK. Klien mengeluhkan sering BAB tiba-tiba dengan waktu yang tak teratur
melalui lubang kolostominya. Klien saat ini sedang mendapat terapi radiasi hari ke-20
dan kemoterapi oral hari pertama.

2. Alasan Klien masuk Rumh Sakit


Klien merupakan klien rujukan dari rumah sakit lain. Klien mengeluhkan ada
benjolan yang pecah pada area bokong hingga keluar nanah dan lendir yang berbau.
Klien mengeluhkan BAB campur darah 1 bulan SMRS.

3. Riwayat Penyakit Sebelumnya


Klien mengatakan 2 bulan SMRS merasakan ada benjolan (polip) pada area
bokong dan anus, kemudian atas saran orang tua, dioleskan benjolan tersebut dengan
kentang, akhirnya benjolan tersebut pecah. Penyakit penyerta HT, DM, Asma
disangkal. Tidak ada keluarga yang menderita sakit tumor atau sejenisnya.
Klien sebelum masuk rumah sakit tidak begitu suka mengkonsumsi sayuran
dan buah. Klien merasa dulu sering mengalami susah BAB atau konsistensi feses
yang terlalu padat, namun tidak sampai nyeri atau tegang pada abdomen. Klien suka
mengkonsumsi aneka olahan daging. Klien tidak ada kegemaran terhadap olahraga.

3) Data Pendekatan dengan Tubuh


a. Aktivitas/Istirahat
Klien sebagai mahasiswa. Klien senang bercakap-cakap. Aktivitas di waktu
senggang meliputi membaca, mengobrol dengan orang sekitar. Waktu tidur tidak
tentu, Klien merasa cukup dengan tidurnya, dan tidak merasa sulit tidur. Namun
akhir-akhir ini Klien tidak dapat tidur kurang lebih sejak pukul 2 dini hari hingga
subuh karena sakit pada area selangkangan. Klien terlihat sedikit lemas, dan
sering merasa bosan karena sudah berada di RS sejak lama. Keadaan umum baik,
kesadaran compos mentis, rentang gerak baik, deformitas (-), tremor (-), postur
saat berdiri kaki agak mengangkang. Makan dan Minum klien tidak pernah
mengalami masalah dalam makan dan minum, dan biasanya menghabiskan 1
porsi makan, saat pengkajian klien hanya makan dan minum dari porsi yang
diberikan.
b. Sirkulasi
Tidak ada riwayat hipertensi / sakit jantung pada Klien. Edema periorbital (-),
edema ekstremitas (-), kesemutan (-), kebas (-). TD: 100/70 mmHg, MAP: 80
mmHg, Frekuensi nadi: 80x/menit, Suhu: 36C. Bunyi jantung S1 & S2, murmur
(-), gallop (-). Warna kulit pada telapak tangan pink kemerahan, pengisian kapiler
< 2detik, konjungtiva an anemis, membran mukosa oral pink, sklera an ikterik.
c. Eliminasi
Pola BAB 4-5x sehari, tertampung dalam kantong kolostomi pada kuadran kiri
bawah abdomen, flatus (+). Karakter feses coklat muda, konsistensi (saat
pengkajian) lunak, namun Klien mengatakan konsistensi kadang tidak tentu,
kadang cair, kadang lunak. Kantong kolostomi diganti hampir setiap ada feses
karena klien merasa tidak nyaman. Klien merasa masih belum terbiasa dengan
pola BAB saat ini, Klien ingin frekuensi BAB seperti orang normal, 1-2x sehari.
Klien mengatakan malu terkadang flatusnya keluar tiba-tiba. Kantong kolostomi
yang dimiliki klien terdapat 3 jenis, salah satunya adalah buatan klien sendiri
dengan menggunakan plastik bening, dibuat lubang sesuai ukuran stoma (40-
45mm), kemudian diberi double-tip untuk merekatkan ke abdomen. Kondisi
stoma: pink kemerahan, lembap, stoma menonjol 0,5 cm, tidak terjadi iritasi
pada kulit sekitar stoma. Kulit peristomal tampak kering sedikit kehitaman, tidak
ada kemerahan, tidak ada benjolan, tidak ada bentukan jaringan scar. Luka pada
kulit di pinggir stoma 0,3 cm, pus (-), darah (-). Pola BAK 5-6x/hari, dilakukan
secara mandiri di kamar mandi. Urin berwarna kuning jernih. Klien mendapat
pantangan untuk membasuhkan air di area selangkangan karena Klien sedang
mendapat terapi radiasi (mengenai area tersebut), namun sering dilanggar karena
Klien merasa tidak bersih hanya dengan tissue yang dibasahkan
d. Makanan/Cairan
Diet yang diberikan adalah diet Makan Biasa (MB) pantang pedas 1700
kkal/hari. Klien mengatakan jika tidak sedang mual ia dapat menghabiskan
seluruh porsi makanannya, namun jika mualnya kambuh, ia bisa tidak makan
sama sekali di pagi hari, hanya habis setengah porsi di siang hari, dan 3/4 porsi
pada malam hari. Klien mengatakan tidak suka makan yang manis-manis saat ini
karena merasa mual. Klien mengatakan dalam satu hari dapat minum 1800
hingga 2640 cc air putih (hitungan 1 botol air minum). Berat badan klien SMRS
51 kg, 1 minggu sebelum pengkajian 44 kg, berat saat ini 41 kg. TB: 160 cm.
IMT: 16,20kg/m2. LILA: 20 cm. Klien sedang mendapat terapi radiasi, hari ke 20.
e. Hygiene
Klien mandi 2x sehari di kamar mandi, namun hanya mengelap badan (karena
area selangkangan dan lateral kanan abdomen tidak boleh dibasuh air). Klien
menggunakan pembalut karena terkadang keluar cairan dan lendir dari anusnya.
Klien menggosok gigi setiap mandi pagi dan sebelum tidur, serta mengganti
pakaiannya setiap hari.
f. Neurosensori
Klien tidak mengeluhkan sakit kepala, status mental baik, kesadaran compus
mentis, orientasi waktu, tempat dan orang: baik, Klien kooperatif, memori saat ini
dan masa lalu baik, penggunaan alat bantu baca (-), lensa kontak (-), alat bantu
dengar (-), pupil isokor, reaksi pupil 2mm/2mm.
g. Nyeri
Klien mengeluhkan nyeri pada area selangkangan, dengan skala 2-3. Biasanya
terasa lebih sakit di malam hari, menyebabkan Klien terbangun dini hari. Klien
terlihat mengerutkan muka saat nyeri datang. Klien tampak berjalan perlahan dan
mengangkang, dan melindungi area yang sakit saat berbaring di tempat tidur.
h. Pernapasan
Klien tidak mengeluhkan sesak, Klien tidak sedang batuk, bunyi napas
vesikuler, wheezing (-), ronki (-), krekels (-), RR:18x/menit, tidak ada penggunaan
otot bantu napas, Klien asianosis.
i. Keamanan
Klien tidak memiliki riwayat alergi, suhu badan 36C, integritas kulit baik,
hanya pada bokong, perut dan selangkangan tampak kering, dan kehitaman. Kulit
pada area selangkangan tampak mengelupas dan kemerahan.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Analisa Data
No. Data Fokus Data Standar Normal Masalah
Keperawatan
DS : Integritas kulit membaik: Kerusakan
Klien menyatakan kulit dalam kondisi lembap Integritas
Sakit pada kulit dekat stoma dan tidak kering, Kulit
dan selangkangan, kulit juga Tidak terjadi lecet atau luka
terasa kering baru pada kulit
kadang tetap membasuh
selangkangan dengan air
karena merasa kurang bersih
jika hanya dengan tisu basah

DO :
Kulit pada area perut dan
selangkangan tampak
kehitaman dan kering
Tampak luka pada kulit
pinggiran stoma berukuran
0,3 cm, pus (-), darah (-)
Terdapat kulit yang
kemerahan dan mengelupas
pada area selangkangan
Klien mendapat terapi
radiasi, hari ke 20
Klien tampak berjalan
perlahan dan mengangkang

DS : Klien tidak mengalami nyeri Nyeri Akut


Klien mengatakan: pada area selangkangan, serta
nyeri pada area selangkangan, nyeri pada area luka di
serta nyeri pada area luka di pinggiran stoma jika
pinggiran stoma jika dipegang atau terkena
dipegang atau terkena gesekan
gesekan

DO : Skala nyeri berkurang


Skala nyeri 2 pada Klien bisa berjalan normal
selangkangan jika dan tidak mengangkang
menggerakkan kaki
Skala nyeri 2-3 pada luka di
pinggiran stoma jika
dipegang, ditekan atau
terkena gesekan
Klien tampak berjalan
perlahan dan mengangkang
Klien tampak melindungi
area yang sakit saat berbaring
di tempat tidur
DS : BAB teratur Inkontinensia
Klien mengatakan: Frekuensi BAB normal alvi
Sering BAB tiba-tiba dengan Tidak merasa terganggu (Gangguan
waktu yang tidak tentu dengan pola eliminasi eliminasi
Frekuensi BAB dalam sehari fekal)
4-5x
Ingin BAB hanya 1-2x sehari
seperti orang normal
Merasa terganggu dengan
pola eliminasinya saat ini

DO : Klien tidak memiliki stoma


Klien memiliki pada abdomen kuadran kiri
stoma/kolostomi pada bawah
abdomen kuadran kiri bawah Bising usus normal
Bising usus 5x/menit

2) Rumusan Masalah
1. P : Kerusakan Integritas Kulit
E : Pemasangan kolostom
S : Klien mengatakan Sakit pada kulit dekat stoma dan selangkangan,
kulit juga terasa kering, kadang tetap membasuh selangkangan dengan air
karena merasa kurang bersih jika hanya dengan tisu basah, Kulit pada area
perut dan selangkangan tampak kehitaman dan kering, Tampak luka pada kulit
pinggiran stoma berukuran 0,3 cm, pus (-), darah (-), Terdapat kulit yang
kemerahan dan mengelupas pada area selangkangan, Kien mendapat terapi
radiasi, hari ke 20, Klien tampak berjalan perlahan dan mengangkang

2. P : Nyeri Akut
E : Trauma jaringan.
S : klien mengatakan nyeri pada area selangkangan, serta nyeri pada area
luka di pinggiran stoma jika dipegang atau terkena gesekan, Skala nyeri 2
pada selangkangan jika menggerakkan kaki, Skala nyeri 2-3 pada luka di
pinggiran stoma jika dipegang, ditekan atau terkena gesekan, Klien tampak
berjalan perlahan dan mengangkang, Klien tampak melindungi area yang sakit
saat berbaring ditempat tidur

3. P : Inkontinensia alvi (Gangguan eliminasi fekal)


E : luka insisi akibat tindakan colostomy
S : Klien mengatakan Sering BAB tiba-tiba dengan waktu yang tidak tentu,
Frekuensi BAB dalam sehari 4-5x, Ingin BAB hanya 1-2x sehari seperti orang
normal, Merasa terganggu dengan pola eliminasinya saat ini, Klien memiliki
stoma/kolostomi pada abdomen kuadran kiri bawah, Bising usus 5x/menit

3) Rumusan Diagnosa
a. Kerusakan Integritas Kulit yang berhubungan dengan Pemasangan kolostom yang
ditandai dengan klien mengatakan nyeri pada area selangkangan, serta nyeri pada
area luka di pinggiran stoma jika dipegang atau terkena gesekan, Skala nyeri 2
pada selangkangan jika menggerakkan kaki, Skala nyeri 2-3 pada luka di
pinggiran stoma jika dipegang, ditekan atau terkena gesekan, Klien tampak
berjalan perlahan dan mengangkang, Klien tampak melindungi area yang sakit
saat berbaring ditempat tidur.
b. Nyeri Akut yang berhubungan dengan trauma jaringan. Yang ditandai dengan
klien mengatakan nyeri pada area selangkangan, serta nyeri pada area luka di
pinggiran stoma jika dipegang atau terkena gesekan, Skala nyeri 2 pada
selangkangan jika menggerakkan kaki, Skala nyeri 2-3 pada luka di pinggiran
stoma jika dipegang, ditekan atau terkena gesekan, Klien tampak berjalan
perlahan dan mengangkang, Klien tampak melindungi area yang sakit saat
berbaring ditempat tidur
c. Inkontinensia alvi (Gangguan eliminasi fekal) yang berhubungan dengan luka
insisi akibat tindakan colostomy yang ditandai dengan klien mengatakan Klien
mengatakan Sering BAB tiba-tiba dengan waktu yang tidak tentu, Frekuensi BAB
dalam sehari 4-5x, Ingin BAB hanya 1-2x sehari seperti orang normal, Merasa
terganggu dengan pola eliminasinya saat ini, Klien memiliki stoma/kolostomi
pada abdomen kuadran kiri bawah, Bising usus 5x/menit

C. INTERVENSI

No Hari/ Diagnosa Tujuan Implementasi Rasional


. tanggal/ keperawatan
jam
1. Kerusakan Setelah dilakukan Pantau kondisi Mengidentifikasi
Integritas Kulit asuhan kulit, area yang kondisi integritas
yang keperawatan terkena terapi kulit
berhubungan selama 2x24 jam. radiasi serta kulit di untuk
dengan Dengan kriteria sekitar menentukan
Pemasangan hasil : kantong kolostomi terapi yang
kolostom yang Integritas kulit Beri perawatan diberikan.
ditandai dengan membaik: kulit kulit dengan sering, terlalu kering
klien dalam kondisi minimalkan atau lembap,
mengatakan lembap dan tidak kelembapan akibat dapat merusak
nyeri pada area kering, ekskresi dari kulit dan
selangkangan, Tidak terjadi lecet stoma. menciptakan
serta nyeri pada atau luka baru Pantau kondisi kondisi bagi
area luka di pada kulit stoma, edukasi mikroorganise
pinggiran stoma Klien terkait untuk
jika dipegang karakteristik stoma mempercepat
atau terkena yang sehat dan kerusakan
gesekan, Skala tidak sehat, dan (terutama dalam
nyeri 2 pada cara membersihka- kondisi lembap)
selangkangan nya. Membantu Klien
jika mengenali tanda
menggerakkan awal luka atau
kaki, Skala infeksi, infeksi
nyeri 2-3 pada pada stoma akan
luka di berpengaruh pada
pinggiran stoma kulit di sekitar
jika dipegang, stoma
ditekan atau
terkena
gesekan, Klien
tampak berjalan
perlahan dan
mengangkang,
Klien tampak
melindungi area
yang sakit saat
berbaring
ditempat tidur

2. Nyeri Akut Setelah dilakukan Observasi dan catat Membantu


yang asuhan lokasi nyeri, berat membedakan
berhubungan keperawatan (skala 0-10), penyebab nyeri
dengan trauma selama 2x24 jam. frekuensi dan dan memeberikan
jaringan. Yang Dengan kriteria presipitasi nyeri. informasi tentang
ditandai dengan hasil : Ciptakan kemajuan/
klien Skala nyeri lingkungan yang perbaian luka,
mengatakan berkurang kondusif untuk terjadinya
nyeri pada area menjadi 0-1 pada relaksasi dengan komplikasi, dan
selangkangan, area meredupkan lampu, keefektifan
serta nyeri pada selangkangan, mengurangi tingkat intervensi.
area luka di skala 0-1 pada kebisingan, Memberikan rasa
pinggiran stoma luka di pinggiran membatasi nyaman pada
jika dipegang stoma pengunjung, Klien.
atau terkena Klien dapat anjurkan Klien Menggunakan
gesekan, Skala melakukan teknik untuk istirahat istirahat,
nyeri 2 pada relaksasi tarik dengan posisi yang memusatkan
selangkangan napas dalam nyaman menurut kembali perhatian
jika dengan baik dan Klien. dapat
menggerakkan benar Anjurkan meningkatkan
kaki, Skala menggunakan koping
nyeri 2-3 pada teknik relaksasi
luka di latihan napas dalam
pinggiran stoma
jika dipegang,
ditekan atau
terkena
gesekan, Klien
tampak berjalan
perlahan dan
mengangkang,
Klien tampak
melindungi area
yang sakit saat
berbaring
ditempat tidur

3. Inkontinensia Setelah dilakukan Kaji pola BAB mengetahui pola


alvi (Gangguan asuhan klien setiap hari. eleminasi Klien
eliminasi fekal) keperawatan Edukasi dan serta respon
yang selama 2x24 jam. demonstrasi cara Klien
berhubungan Dengan kriteria irigasi kolostomi mengajarkan cara
dengan luka hasil : sederhana. melakukan irigasi
insisi akibat Pengeluaran feses Evaluasi respon sederhana, agar
tindakan dapat klien setelah Klien dapat
colostomy yang dikendalikan, 1- dilakukannya melakukan irigasi
ditandai dengan 2x sehari irigasi sederhana meskipun tidak
klien Terbentuknya Bantu lakukan berada di RS
mengatakan kebiasaan irigasi kolostomi mengetahui
Klien defekasi rutin teratur setiap hari perasaan Klien
mengatakan yang teratur jika terhadap proses
Sering BAB memungkinkan. irigasi dan tindak
tiba-tiba dengan lanjut selanjutnya
waktu yang yang diinginkan
tidak tentu, Klien
Frekuensi BAB membantu Klien
dalam sehari 4- dalam
5x, Ingin BAB membiasakan diri
hanya 1-2x melakukan irigasi
sehari seperti kolostomi
orang normal, sebelum dirinya
Merasa mampu secara
terganggu mandiri
dengan pola
eliminasinya
saat ini, Klien
memiliki
stoma/kolostom
i pada abdomen
kuadran kiri
bawah, Bising
usus 5x/menit

D. IMPLEMENTASI

No. Hari/tang Tindakan Keperawatan Respon Paraf


gal/jam
Selasa 28 Mengobservasi kondisi Selain perawat, keluarga
Maret kulit di sekitar stom klien juga ikut membantu
2017 Memberikan menjaga kebersihan area luka
Pukul reinforcement positif atas klien
08.00 kemampuan Klien Diah

wita menjaga kelembapan kulit


dengan mengoleskan salep
bila kering
Mengingatkan kembali
kepada Klien menjaga
kebersihan tangan dan
kuku serta tidak
menggaruk area yang gatal
pada luka dan sekitarnya
Pukul Mengkaji pola BAB Klien Klien kooperatif
10.00 hari ini
wita Menanyakan kembali
perasaan dan keinginan
Klien terhadap pola BAB Diah

Menghitung BU dalam
satu menit
Membuat kontrak &
menjelaskan tentang
tujuan dan prosedur irigasi
kolostomi sederhana
Pukul Mengobservasi TTV Klien TD : 100/90 mmhg
12.00 N : 84x/menit
wita S : 36,50C
P : 20x/menit
Diah

Pukul Mengajarkan teknik Klien mau mengikuti


13.00 distraksi relaksasi dan tuntunan dari perawat
wita visualisasi

Diah

Pukul Mencegah gangguan dan Keluarga turut serta Perawat


15.00 member periode istirahat menciptakan suasana yang jaga
wita kepada klien nyaman bagi klien
Pukul Mengobservasi TTV klien TD : 100/80 mmHg Perawat
17.00 N : 82x/menit jaga
wita S : 36,20C
P : 20x/menit
Pukul Memberikan posisi yang Klien kooperatif Perawat
20.00 nyaman kepada klien jaga
wita
Pukul Menganjurkan klien untuk Klien merasakan kedinginan Perawat
20.30 memakai selimut tidur dan mau memakai selimut jaga
wita tidur
Pukul Mengobservasi TTV klien TD : 100/80 mmHg Perawat
23.00 N : 82x/menit jaga
wita S : 36,20C
P : 20x/menit

E. EVALUASI
No. Hari/tanggal/jam Evaluasi Sumatif paraf
1. Selasa 28 Maret S: Klien mengatakan luka di pinggiran stoma
2017 sedikit sakit skala 1-2, kulit di selangkangan
Pukul 08.00 juga agak sakit namun sudah berkurang
wita disbanding sebelumnya
O: luka pada kulit di pinggir stoma 0,3 Diah
cm,pus (-), darah (-), berwarna pink
kemerahan,. Kulit di selangkangan tidak ada
kemerahan, deskuamosa (-), tidak kering,
tampak epitalisasi
A: Kerusakan integritas kulit masih terjadi
P: bantu perawatan kulit, followup salep yang
sudah diresepkan
2. S: Klien mengatakan ingin BAB hanya
12x/hari, klien mengatakan BAB hari ini baru
1x dengan konsistensi lunak, klien setuju
untuk irigasi hari
rabu pagi Diah

O: tidak ada feses pada kantong kolostomi,


BU:4x/menit, klien tampak antusias
mendengar
tentang irigasi kolostomi
A: Inkontinensia alvi masih terjadi
P: Irigasi kolostomi sederhana hari
BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan praktik
keperawatan langsung pada klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan yang
pelaksanaannya berdasarkan kaidah profesi keperawatan dan merupakan inti praktik
keperawatan (Ali, 2009).
Keperawatan medical bedah adalah : Pelayanan profesional yang didasarkan
Ilmu dan teknik Keperawatan Medikal Bedah berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-
spiritual yg komprehensif ditujukan pada orang dewasa dgn atau yg cenderung
mengalami gangguan fisiologi dgn atau tanpa gangguan struktur akibat trauma.
Dimana keperawatan medical bedah di lakukan dengan : pelayanan pofesional,
berdasarkan ilmu pengetahuan, menggunakan scientific metode, dan berlandaskan
etika keperawatan.
Kolostomi merupakan salah satu pilihan tindakan pembedahan pada kanker.
kolorektal yang dapat menimbulkan komplikasi dan perubahan konsep diri klien.
Colostomi dibagi menjadi dua yaitu permanen dan sementara.

3.2 SARAN
Dalam penyusunan makalah ini belum begitu sempurna karena kami dalam
tahap belajar, maka dari itu kami berharap bagi kawan-kawan semua bisa memberi
saran dan usul serta kritikan yang baik dan membangun sehingga makalah ini menjadi
sederhana dan bermanfaat dan apabila ada kesalahan dan kejanggalan kami mohon
maaf sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/44074/4/Chapter%20II.pdf

(diakses pada tanggal 28 Maret 2017)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24516/4/Chapter%20II.pdf

(diakses pada tanggal 28 Maret 2017)

http://eprints.ums.ac.id/25932/11/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf

(diakses pada tanggal 28 Maret 2017)

Anda mungkin juga menyukai