PASIEN TERMINAL
KELOMPOK 3
NAMA NIM
Aldin S.0019.P.004
Israwati S.0019.P.013
Nova Putri Dewi Cahyani S.0019.P.016
Nur Israwati S.0019.P.017
Nurlinda S.0019.P.018
selpin S.0019.P.025
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES KARYA KESEHATAN KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya
makalah dengan judul “ keperawatan menjelang ajal dan paliatif ” ini dapat diselesaikan.
Pembuatan makalah ini dimaksudkan sebagai tugas semester 5. Maka dari pada itu, makalah
ini akan menjelaskan semua yang berhubungan dengan keperawatan menjelang ajal dan
paliatif.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan baik dalam bentuk penyajian , kelengkapan isi, dan lain-lainnya. Untuk itu
dengan senang hati kami akan menerima segala saran, kritik dari para pembaca guna
memperbaikan makalah ini di kemudian hari.Pembuatan makalah ini diharapkan dapat
berguna bagi pembaca yang ingin mempelajari tentang keperawatan menjelang ajal dan
paliatif lebih dalam. Saya mengharapkan partisipasi dari para pembaca. Semoga makalah ini
bermanfaat dan berguna bagi setiap orang yang membacanya.
Penulis
i|Page
DAFTAR ISI
Kata pengantar i
Daftar isi ii
BAB I pendahuluan
A. Latar belakang 1
B. Tujuan 1
C. Rumusan masalah 2
DAFTAR PUSTAKA
ii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oleh karena itu dibutuhkan dokter dan terutama perawat untuk memenuhi
kebutuhan spritual pasien. Karena peran perawat yang komprehensif tersebut pasien
senantiasa mendudukan perawat dalam tugas mulia mengantarkan pasien diakhir
hayatnya sesuai dengan Sabda Rasulullah yang menyatakan bahwa amalan yang
terakhir sangat menentukan, sehingga perawat dapat bertindak sebagai fasilisator
(memfasilitasi) agar pasien tetap melakukan yang terbaik seoptimal mungkin sesuai
dengan kondisinya. Namun peran spiritual ini sering kali diabaikan oleh perawat.
Padahal aspek spiritual ini sangat penting terutama untuk pasien terminal yang
didiagnose harapan sembuhnya sangat tipis dan mendekati sakaratul maut.
B. Tujuan
1. Mendefinisikan bagaimana kondisi seseorang yang berada pada tahap terminal
2. Mengetahui konsep teori dari kebutuhan terminal atau menjelang ajal.
3. Mengkaji dan memaparkan diagnosa dari kebutuhan terminal.
4. Memberi intervensi serta mengevaluasi pada klien yang menjelang ajal.
1|Page
C. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Penyakit Terminal?
2. Apa Jenis-jenis Penyakit Terminal?
3. Bagaimana Manifestasi Klinik Fisik?
4. Bagaimana Tahap Berduka?
5. Bagaimana Rentang Respon Kehilangan?
6. Apa Tipe-tipe Perjalanan Menjelang Kematian?
7. Apa Tanda-tanda Meninggal secara klinis Secara tradisional?
8. Macam Tingkat Kesadaran atau Pengertian Pasien dan Keluarganya Terhadap
Kematian?
9. Bagaimana Bantuan yang Dapat Diberikan Saat Tahap Berduka?
2|Page
BAB II
PEMBAHASAN
Keadaan Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tidak
ada harapan lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh
suatu penyakit atau suatu kecelakaan. Kondisi terminal adalah suatu proses yang
progresif menuju kematian berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik,
psikososial dan spiritual bagi individu (Kubler-Rosa, 1969).
Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan
melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu
(Carpenito, 1999).
3|Page
7. Nafas berbunyi, keras dan cepat ngorok.
8. Penglihatan mulai kabur.
9. Klien kadang-kadang kelihatan rasa nyeri
10. Klien dapat tidak sadarkan diri.
D. Tahap Berduka
4|Page
2. Fase anger / marah
a. Mulai sadar akan kenyataan.
b. Marah diproyeksikan pada orang lain
c. Reaksi fisik; muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal
d. Perilaku agresif.
3. Fase bergaining / tawar- menawar.
Verbalisasi; “ kenapa harus terjadi pada saya ? “ kalau saja yang sakit bukan saya
“ seandainya saya hati-hati “.
4. Fase depresi
a. Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus asa.
b. Gejala ; menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido menurun.
5. Fase acceptance
a. Pikiran pada objek yang hilang berkurang.
b. Verbalisasi ;” apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat sembuh”, “ yah,
akhirnya saya harus operasi “
5|Page
3. Tidak ada reflek.
4. Gambaran mendatar pada EKG.
6|Page
dipercaya, memberikan ras aman dan akan menerima kemarahan tersebut, serta
meneruskan asuhan sehingga membantu pasien dalam menumbuhkan rasa aman.
3. Pada Fase Menawar
Pada fase ini perawat perlu mendengarkan segala keluhannya dan mendorong
pasien untuk dapat berbicara karena akan mengurangi rasa bersalah dan takut
yang tidak masuk akal.
4. Pada Fase Depresi
Pada fase ini perawat selalu hadir di dekatnya dan mendengarkan apa yang
dikeluhkan oleh pasien. Akan lebih baik jika berkomunikasi secara non verbal
yaitu duduk dengan tenang disampingnya dan mengamati reaksi-reaksi non verbal
dari pasien sehingga menumbuhkan rasa aman bagi pasien.
5. Pada Fase Penerimaan
Fase ini ditandai pasien dengan perasaan tenang, damai. Kepada keluarga dan
teman-temannya dibutuhkan pengertian bahwa pasien telah menerima keadaanya
dan perlu dilibatkan seoptimal mungkin dalam program pengobatan dan mampu
untuk menolong dirinya sendiri sebatas kemampuannya.
7|Page
BAB III
A. PengkajianRiwayat Kesehatan
B. Diagnosa Keperawatan
8|Page
4. Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari system
pendukung keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam
menghadapi ancaman kematian.
C. Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa 1
Ansietas / ketakutan ( individu , keluarga ) yang berhubungan dengan situasi yang
tak dikenal. Sifat kondisi yang tak dapat diperkirakan takut akan kematian dan
efek negative pada gaya hidup.
Criteria Hasil:
Klien atau keluarga akan :
a. Mengungkapkan ketakutannya yang berhubungan dengan gangguan
b. Menceritakan tentang efek gangguan pada fungsi normal, tanggung jawab,
peran dan gaya hidup
No Intervensi Rasional
Bantu klien untuk mengurangi ansietasnya : Klien yang cemas mempunbyai penyempitan
1. berikan kepastian dan kenyamanan lapang persepsi denagn penurunan
2. tunjukkan perasaan tentang kemampuan untuk belajar. Ansietas cendrung
pemahman dan empti, jangan menghindari untuk memperburuk masalah. Menjebak klien
1 pertanyaan pada lingkaran peningkatan ansietas tegang,
3. dorong klien untuk mengungkapkan emosional dan nyeri fisik
setiap ketakutan permasalahan yang
berhubungan dengan pengobtannya
4. identifikasi dan dukung mekaniosme
koping efektif
Kaji tingkat ansietas klien : rencanakan Beberapa rasa takut didasari oleh informasi
pernyuluhan bila tingkatnya rendah atau yang tidak akurat dan dapat dihilangkan
2
sedang denga memberikan informasi akurat. Klien
dengan ansietas berat atauparah tidak
menyerap pelajaran
9|Page
Dorong keluarga dan teman untuk Pengungkapan memungkinkan untuk saling
3
mengungkapkan ketakutan-ketakutan mereka berbagi dan memberiakn kesempatan untuk
memperbaiki konsep yang tidak benar
Berika klien dan keluarga kesempatan dan Menghargai klien untuk koping efektif dapat
4
penguatan koping positif menguatkan renson koping positif yang akan
dating
2. Diagnosa 2
Berduka yang berhubungan penyakit terminal dan kematian yang akan dihadapi
penurunan fungsi, perubahan konsep diri dan menark diri dari orang lain
No Intervensi Rasional
Berikan kesempatan pada klien da Pengetahuan bahwa tidak ada lagi pengobatan yang
keluarga untuk mengungkapkan dibutuhkan dan bahwa kematian sedang menanti
perasaan, didiskusikan kehilangan dapat menyebabkan menimbulkan perasaan ketidak
secara terbuka , dan gali makna pribadi berdayaan, marah dan kesedihan yang dalam dan
1
dari kehilangan.jelaskan bahwa respon berduka yang lainnya. Diskusi terbuka dan
berduka adalah reaksi yang umum dan jujur dapat membantu klien dan anggota keluarga
sehat menerima dan mengatasi situasi dan respon mereka
terhdap situasi tersebut
Berikan dorongan penggunaan strategi Stategi koping fositif membantu penerimaan dan
koping positif yang terbukti yang pemecahan masalah
2
memberikan keberhasilan pada masa
lalu
Berikan dorongan pada klien untuk Memfokuskan pada atribut yang positif
3 mengekpresikan atribut diri yang meningkatkan penerimaan diri dan penerimaan
positif kematian yang terjadi
Bantu klien mengatakan dan menerima Proses berduka, proses berkabung adaptif tidak
4 kematian yang akan terjadi, jawab dapat dimulai sampai kematian yang akan terjadi di
semua pertanyaan dengan jujur terima
10 | P a g e
Tingkatkan harapan dengan perawatan Penelitian menunjukkan bahwa klien sakit terminal
penuh perhatian, menghilangkan paling menghargai tindakan keperawatan berikut :
ketidak nyamanan dan dukungan a. Membantu berdandan
b. Mendukung fungsi kemandirian
5 c. Memberikan obat nyeri saat diperlukandan
d. meningkatkan kenyamanan fisik ( skoruka
dan bonet 1982 )
3. Diagnosa 3
Perubahan proses keluarga yang berhubunga dengan gangguan kehidupan takut
akan hasil ( kematian ) dan lingkungannya penuh stres ( tempat perawatan )
No Intervensi Rasional
Luangkan waktu bersama keluarga atau Kontak yang sering dan me ngkmuikasikan sikap
orang terdekat klien dan tunjukkan perhatian dan peduli dapat membantu mengurangi
1 pengertian yang empati kecemasan dan meningkatkan pembelajaran
Izinkan keluarga klien atau orang terdekat Saling berbagi memungkinkan perawat untuk
untuk mengekspresikan perasaan, mengintifikasi ketakutan dan kekhawatiran
2 ketakutan dan kekawatiran. kemudian merencanakan intervensi untuk
mengatasinya
11 | P a g e
Jelaskan tindakan keperawatan dan
kemajuan postoperasi yang dipikirkan dan
4 berikan informasi spesifik tentang
kemajuan klien
Anjurkan untuk sering berkunjung dan Kunjungan dan partisipasi yang sering dapat
5
berpartisipasi dalam tindakan perawan meningakatkan interaksi keluarga berkelanjutan
Konsul dengan atau berikan rujukan Keluarga denagan masalah-masalh seperti
kesumber komunitas dan sumber lainnya kebutuhan financial , koping yang tidak berhasil
6 atau konflik yang tidak selesai memerlukan
sumber-sumber tambahan untuk membantu
mempertahankankan fungsi keluarga
4. Diagnosa 4
Terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari system
pendukung keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam
menghadapi ancaman kematia.
No Intervensi Rasional
Gali apakah klien menginginkan untuk Bagi klien yang mendapatkan nilai tinggi
melaksanakan praktek atau ritual pada do,a atau praktek spiritual lainnya ,
keagamaan atau spiritual yang diinginkan praktek ini dapat memberikan arti dan
1 bila yang memberi kesemptan pada klien tujuan dan dapat menjadi sumber
untuk melakukannya kenyamanan dan kekuatan
12 | P a g e
Berikan prifasi dan ketenangan untuk ritual Privasi dan ketenangan memberikan
3 spiritual sesuai kebutuhan klien dapat lingkungan yang memudahkan refresi dan
dilaksanakan perenungan
Bila anda menginginkan tawarkan untuk Perawat meskipun yang tidak menganut
berdo,a bersama klien lainnya atau agama atau keyakinan yang sama dengan
4
membaca buku ke agamaan klien dapat membantu klien memenuhi
kebutuhan spritualnya
Tawarkan untuk menghubungkan pemimpin Tindakan ini dapat membantu klien
religius atau rohaniwan rumah sakit untuk mempertahankan ikatan spiritual dan
5
mengatur kunjungan. Jelaskan ketidak mempraktikkan ritual yang penting ( Carson
setiaan pelayanan ( kapel dan injil RS ) 1989 )
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
13 | P a g e
Orang yang telah lama hidup sendiri, terisolasi akibat kondisi terminal dan
menderita penyakit kronis yang lama dapat memaknai kematian sebagai kondisi
peredaan terhadap penderitaan. Atau sebagian beranggapan bahwa kematian sebagai
jalan menuju kehidupan kekal yang akan mempersatukannya dengan orang-orang
yang dicintai. Sedangkan yang lain beranggapan takut akan perpisahan, dikuncilkan,
ditelantarkan, kesepian, atau mengalami penderitaan sepanjang hidup.
B. Saran
1. Perawat harus memahami apa yang dialami klien dengan kondisi terminal,
tujuannya untuk dapat menyiapkan dukungan dan bantuan bagi klien sehingga
pada saat-saat terakhir dalam hidup bisa bermakna dan akhirnya dapat meninggal
dengan tenang dan damai.
2. Ketika merawat klien menjelang ajal atau terminal, tanggung jawab perawat harus
mempertimbangkan kebutuhan fisik, psikologis, dan social yang unik.
3. Perawat harus lebih toleran dan rela meluangkan waktu lebih banyak dengan klien
menjelang ajal, untuk mendengarkan klien mengekspresikan duka citanya dan
untuk mempertahankan kualitas hidup pasien
14 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Doenges E. Marilynn, Moorhouse Frances Mary, Geisster C Alice. 1999. Rencana Asuhan
Keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien jiwa
Edisi 3. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan jiwa Edisi 8. Jakarta: EGC
Depkes RI Pusdiknakes. 995. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan dan Penyakit
kronik dan terminal Jakarta: Depkes RI
Smith, Sandra F, Smith Donna J with Barbara C Martin. Clinical Nursing Skills. Basic to
Advanced Skills, Fourth Ed, 1996. Appleton&Lange, USA.
15 | P a g e
16 | P a g e