TERAPI MODALITAS
KEPERAWATAN JIWA
Disusun Oleh :
S.0019.P.015
S1 KEPERAWATAN
2022
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah “Terapi modalitas keperawatan jiwa”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah bahasa Indonesia di Stikes Karya Kesehatan
Kendari.
3
DAFTAR ISI
KATA PENANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
C. Konsep Psikofarmaka 8
BAB III PENUTUP 15
A. Kesimpulan 15
B. Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
5
evaluasi pemberian obat psikofarmaka. Agar kemampuan anda
mengingat dalam melaksanakan peran sebagai perawat, maka
pelajarilah kegiatan belajar 3 dengan baik. Karena tujuan dari kegiatan
belajar ini adalah anda mampu memahami peran perawat dalam
pemberian obat psikofarmaka dan menerapkan prinsip 5 benar
pemberian obat golongan psikofarmaka.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
1. Terapi Individu
Adalah suatu hubungan yang terstruktur yang terjalin antara perawat dan
klien untuk mengubah perilaku klien. Hubungan terstruktur dalam terapi
individual ini,bertujuan agar klien mampu menyelesaikan konflik yang
dialaminya. Selai itu klien juga diharapkan mampu meredakan penderitaan
(disttress) emosional, serta mengembangkan cara yang sesuai dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya.
2. Terapi Lingkungan
7
dilakukan dengan mengubah seluruh lingkungan menjadi lingkungan yang
terapeutik untuk klien. Dengan lingkungan yang terapeutik akan
memberikan kesempatan klien untuk belajar dan mengubah perilaku
dengan memfokuskan pada nilai terapeutik dalam aktivitas dan interaksi.
3. Terapi Biologis
4. Terapi Kognitif
5. Terapi Keluarga
8
jiwa yang telah terlatih.
1. Manfaat TAK:
9
persepsi adalah membantu pasien yang mengalami kemunduran
orientasi.Terapi ini sangat efektif untuk pasien yang mengalami
gangguan persepsi; halusinasi, menarik diri, gangguan orientasi
realitas, kurang inisiatif atau ide. Pasien yang mengikuti kegiatan
terapi ini merupakan pasien yang kooperaktif, sehat fisik, dan
dapat berkomunikasi verbal. Silahkan saudara membaca langka-
langka tersebut.
10
4) Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak sedang
mengidap penyakit fisik tertentu seperti diare, thypoid dan lain-lain)
a. Tahap orientasi
b. Tahap konflik
11
c. Tahap kohesif
4) Fase Terminasi
C. Konsep Psikofarmaka
1. Pengertian psikofarmaka
Obat psikofarmaka adalah obat yang bekerja pada susunan saraf pusat
(SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan
perilaku (mind and behavior altering drugs),digunakan untuk terapi
12
gangguan psikiatrik (psychotherapeutic medication).
a. Obat anti-psikosis
b. Obat anti-depresi
13
Indikasi primer pengunaan obat-obat anti-depresi adalah sinrom depresi
yang dapat terjadi pada:
c. Obat anti-ansietas
14
2) Sindrom ansietas penyerta seperti ganguan jiwa dengan
ansietas (skizofernia ,gangguan paranoid, dan sebagainya)/
Penyakit fisik dengan ansietas seperti pada klien stoke ,
Myocard Cardio Infas (MCI) ,Kanker dan lain-lain.
15
dimana tidak ada atau perlambatan gerakan , sikap tubuh klien
kaku seperti layaknya sebatang kayu yang padat, cara berjalan
inkling dengan ciri berjalan dengan posisi tubuh kaku kedepan,
langkah kecil dan cepat dan waja seperti topeng. Pada pemeriksaan
fisik terjadi rigiditas/kekakuan pada otot, tremor halus bilateral di
seluruh tubuh serta gerakan “memutar pil” dari jari-jari tangan.
16
1) Efek samping jangka panjang yang umum terjadi gejala-gejala
eksrapimidal. Diskinesia tardif merupakan efek samping jangka
panjang yang umum terjadi yaitu adanya protusi
lidah/kekakuan lidah, mengecapkan bibir, merengut,
menghisap, mengunyah, berkedip , gerakan rahang lateral,
meringis; anggota gerak, bahu melorot, “pelvic thrusting”,
rotasi atau fleksi pergerangan kaki , telapak kaki geplek,
gerakan ibu jari kaki.
17
c. Pemberian terapi psikofarmakologik. Perawat memiliki peran yang
saat besar untuk memastikan bahwa program terapi psikofarmaka
di berikan secara benar. Benar klien, benar obat, benar dosis, benar
cara pemberian, dan benar waktu.
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
19
B. Saran
20
21
22
.
23
.
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
DAFTAR PUSTAKA
Ralph S.S., Rosenberg, M.C., Scroggins, L., Vassallo, B., Warren, J., 2005,
Nursing Diagnoses : Definitions & Classification, NANDA International,
Philadelphia
Stuart, G.W., Laraia, M.T., 1998, Principles and Practice of Psychiatric Nursing,
6th Edition, Mosby, St. Loui
34
Stuat, G.W., Sundeen, S.J., 1998, Keperawatan Jiwa, Buku Saku, Terjemahan
Hamid, A.S., Edisi 3, EGC, Jakarta
Stuart, Gall Wiscart and Sundeen, Sandra J. Pocket guide to Psychiatric nursing
(2 nd.Ed) Mosby Year Book, St. Louis, baltimore. Boston Chicago. London.
Sydney. Toronto.
35
36