PEKALONGAN 2019
KONSEP PENATALAKSANAAN TERAPI MODALITAS
A. PENGERTIAN
Terapi modalitas adalah terapi yang utama dalam keperawatan jiwa. Terapi ini
diberikan dalam upaya mengubah perilaku pasien dan perilaku yang maladaptive menjadi
perilaku adaptif ( Kusumawati dan Hartono, 2010).
Terapi modalitas keperawatan jiwa dilakukan untuk memperbaiki dan mempertahankan
sikap klien agar mampu bertahan dan bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat sekitar
dengan harapan klien dapat terus bekerja dan tetap berhubungan dengan keluarga, teman, dan
system pendukung yang ada ketika menjalani terapi. (Nasir dan Muhits, 2011).
Terapi modalitas bertujuan agar pola perilaku dan kepribadian seperti ketrampilan
coping gaya komunikasi dan tingkat harga diri secara bertahap dan berkembang. Mengingat
bahwa klien dengan gangguan jiwa membutuhkan pengawasan yang ketat dan lingkungan
suffortif yang aman. Beberapa terapi keperawatan didasarkan ilmu dan seni keperawatan jiwa.
Terapi keperawatan jiwa adalah berbagai alternative terapi yang dapat diberikan pada
klien dengan gangguan jiwa.
- Dapat dimodifikasi
6) Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan dalam terapi okupasi antara lain olahraga, permainan, kerajinan
tangan, seni, rekreasi, diskusi dan perawatan kebersihan diri
6. Terapi Lingkungan
1) Pendahuluan
Terapi lingkungan “Milieu terapi” adalah suatu manipulasi ilmiah pada
lingkungan yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan pada perilaku pasien dan
untuk mengembangkan ketrampilan emosional dan sosial (Stuart-sundeen,1991)
sedangkan Sedangkan menurut Suliswati (2005) dalam Direja 2011, terapi lingkungan
merupakan keadaan lingkungan yang ditata untuk menunjang proses terapi, baik fisik,
mental maupun sosial agar dapat membantu penyembuhan dan pemulihan klien.
b. Assetation
c. Accupation
Kemampuan klien untuk dapat memupuk percaya diri dan berprestasi melalui
ketrampilan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan aktifitas dalam
bentuk yg positif dan disukai klien, misalnya melukis,main musik, merangkai
bunga dan lain sebagainya.
d. Recreation
d. Aspek Emosional
e. Aspek Spiritual
Aktivitas: Fokus pada orientasi waktu, tempat dan orang, benar, salah.
- Mengembangkan sosialisai
Tipe: Kelompok remotivasi
Aktivitas: Mengorientasikan klien yang menarik diri, regresi.
Tipe: Kelompok mengingatkan
Aktivitas: Fokus pada mengingatkan untuk menetapkan arti positif
e. Kerangka Teoritis Terapi Aktivitas Kelompok
Model fokal konflik
Menurut Whiteaker dan Liebermen’s terapi kelompok berfokus pada
kelompok daripada individu.
Prinsipnya:
Model komunikasi
Model komunikasi menggunkan prinsip-prinsip teori komunikasi dan
komunikasi terapeutik. Diasumsikan bahwa disfungsi atau komunikasi tak
efektif dalam kelompok akan menyebabkan ketidakpuasan anggota
kelompok, umpan balik tidak sekuat dari kohesi atau keterpaduan kelompok
menurun.
Leader mengajarkan kepada kelompok bahwa :
- Perlu berkomunikasi
- Anggota harus bertanggung jawab pada semua level, misalnya
komunikasi verbal, nonverbal, terbuka dan tertutup.
- Pesan yang disampaikan dapat dipahami orang lain
- Anggota dapat menggunakan teori komunikasi dalam membantu satu
dan yang lain untuk melakukan komunikasi efektif.
Model ini bertujuan membantu meningkatkan keterampilan interpersonal
dan sosial anggota kelompok. Selain itu teori komunikasi membantu
anggota merealisasikan bagaimana mereka berkomunikasi lebih efektif.
Model interpersonal
Sullivan mengemukakan bahwa tingkah laku (pikiran, perasaan,
tindakan) digambarkan melalui hubungan interpersonal.
Contoh: Interaksi dalam kelompok dipandang sebagai proses sebab akibat
dari tingkah laku anggota lain.
Pada teori ini terapis bekerja dengan individu dan kelompok.
Anggota kelompok ini belajar dari interaksi antar anggota dan terapis.
Melalui ini kesalahan persepsi dapat dikoreksi dan perilaku social yang
efektif dipelajari.
Perasaan cemas dan kesepian merupakan sasaran untuk
mengidentifikasi dan merubah tingkah laku/perilaku.
Contoh: tujuan salah satu aktifitas kelompok untuk meningkatkan
hubungan interpersonal. Pada saat konflik interpersonal muncul, leader
menggunakan situasi tersebut untuk mendorong anggota mendiskusikan
perasaan mereka dan mempelajari konflik apa yang membuat anggota
merasa cemas dan menentukan perilaku apa yang digunakan untuk
menghindari atau menurunkan cemas pada saat terjadi konflik
Model psikodrama
Dengan model ini memotivasi anggota kelompok untuk berakting
sesuai dengan peristiwa yang baru terjadi atau peristiwa yang pernah lalu.
Anggota memainkan peran sesuai dengan yang pernah dialami.
Contoh: Klien memerankan ayahnya yang dominan atau keras.
f. Jenis Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi Aktivitas kelompok Stimulasi Kognitif/Persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus
yang pernah dialami. Terapi aktivitas kelompok stimulus kognitif/persepsi
adalah terapi yang bertujuan untuk membantu klien yang mengalami
kemunduran orientasi, menstimuli persepsi dalam upaya memotivasi proses
berfikir dan afektif serta mengurangi perilaku maladaftif.
Tujuan:
Karakteristik:
Tujuan :
Tujuan:
Karakteristik:
Untuk :
Tujuan khusus:
Karakteristik:
- Penderita kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan
ruangan
- Penderita sering berada ditempat tidur
- Penderita menarik diri, kontak social kurang
- Penderita dengan harga diri rendah
- Penderita gelisah, curiga, takut, dan cemas.
- Tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya, jawaban
sesuai pertanyaan
- Sudah dapat menerima trust, mau berinteraksi, sehat fisik.
Penyaluran Energi
Penyaluran energy merupakan teknik untuk menyalurkan energy secara
konstruktif dimana memungkinkan pengembangan pola-pola penyaluran energy
seperti katarsis, peluapan marah dan rasa batin secara konstruktif dengan tanpa
menimbulkan kerugian pada diri sendiri maupun lingkungan.
Tujuan:
- Menyalurkan energy, destruktif ke konstruktif.
- Mengekpresikan perasaan
- Meningkatkan hubungan interpersonal
a) Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan siapa yang menjadi leader,
anggota tempat dan waktu kegiatan kelompok akan dilaksanakan serta membuat
proposal lengkap dengan media yang akan digunakan beserta dana yang dibutuhkan.
b) Fase Awal
Pada fase ini terdapat 3 tahapan yang terjadi,yaitu orientasi,konflik atau
kebersamaan
Orientasi :
Anggota mulai mencoba mengembangkan system social masing-masing,lender
mulai menunjukan rencana terapi dan mengambil kontrak dan anggota.
Konflik :
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok,anggota mulai memikirkan siapa
yang berkuasa dalam kelompok,bagaimana peran anggota,tugasnya dan saling
ketergantungan yang akan terjadi.
Kebersamaan :
Anggota mulai bekerjasama untuk mengatasi masalah,anggota mulai
menemukan siapa dirinya.
c) Fase Kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim :
d) Fase Terminasi
Ada 2 jenis terminasi akhir dan terminasi sementara.Anggota kelompok
mungkin mengalami terminasi premature,tidak sukses atau sukses.Terminasi dapat
menyebabkan kecemasan,regresi, dan kecewa.Untuk menghindari hal ini terapis perlu
mengevaluasi kegiatan dan menunjukan sikap betapa bermaknanya kegiatan
tersebut,mengajurkan anggota untuk member umpan balik pada tiap
anggota.Terminasi tidak boleh disangkai,tetapi harus tuntas didiskusikan.Akhir terapi
aktivitas kelompok harus di evaluasi,bias melalui pre dan post test
h. Terapis
Terapis adalah orang yang dipercaya untuk memberikan terapi kepada klien yang
mengalami ganguan jiwa. Adapun terapis antara lain :
- Perawat
- Psikoater
- Psikolog
- Dokter
- Fisioterapis
- Speech terapis
- Occupationl terapis
- Social worker
Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayati. 2015. Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika
Depkes RI. 2000. Keperawatan Jiwa: teori dan Tindakan Keperawatan Jiwa. Jakarta: Depkes
RI.
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Kusumawati, Faridan dan Yudi Hartono. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
Nasir , Abdul dan Abdul Muhith. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa: Pengantar Teori.
Jakarta: Salemba Medika.
Stuart, G.W. dan Sudden, S.J. 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Terjemahan dari Pocket
Guide to Psyciatric Nursing, oleh Achir Yani S. Hamid. 3rd end. Jakarta: EGC.
Videbeck, S.L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.