Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KELOMPOK KEPERAWATAN JIWA

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) DALAM ASUHAN


KEPERAWATAN JIWA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
Dosen Pengampu Ns. Nanang Khosim A, M.Kep

Disusun oleh:

1. Cindy Maharani Hesti R.P ( 20101440121013)


2. Desti Istiqomah Ramadani ( 20101440121015)
3. Dewi Arshanti Amelia W. ( 20101440121017)
4. Dwi Anggraeni (20101440121019)
5. Dyah Dewi Ayu Andini ( 20101440121021)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SEMARANG KESDAM


IV/DIPONEGORO PROGRAM DIII KEPERAWATAN

TAHUN 2023
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.............................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................3
B. MANFAAT...........................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................4
KONSEP TEORI.............................................................................................................4
A. PENGERTIAN TAK............................................................................................5
B. MANFAAT TAK..................................................................................................5
C. TUJUAN TAK......................................................................................................6
D. JENIS-JENIS TAK..............................................................................................6
E. TAHAPAN TAK..................................................................................................9
F. PERAN PERAWAT DALAM TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK...........11
BAB III...........................................................................................................................12
CONTOH Terapi Aktifitas Kelompok (TAK).............................................................12
A. PRE-PLANNING...............................................................................................12
BAB IV............................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................17
A. KESIMPULAN...................................................................................................17
B. SARAN................................................................................................................18

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai mahkluk sosial yang hidup berkelompok dimana
satu dengan yang lainnya saling behubungan untuk memenuhi kebutuhan
sosial.Kebutuhan sosial yang dimaksud antara lain : rasa menjadi milik
orang lainatau keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan
penghargaanorang lain dan kebutuhan pernyataan diri.Secara alamiah
individu selalu berada dalam kelompok, sebagai contoh individu berada
dalam satu keluarga.Dengan demikian pada dasarnya individu
memerlukan hubungan timbal balik, hal ini bisa melalui kelompok.

Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa


memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau
terapi serta pemulihan kesehatan seseorang. Meningkatnya penggunaan
kelompok terapeutik, modalitas merupakan bagian dan memberikan hasil
yang positif terhadap perubahan perilaku pasien atau klien, dan
meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi perilaku maladaptif.

Kelompok adalah sekumpulan individu yang mempunyai


hubungan satu sama lain,saling bergantung,dan mempunyai norma yang
sama (Stuart,2015).Umumnya,anggota kelompok merupakan individu
yang memiliki latar belakang yang berbeda.
Walaupun begitu,hal ini akan membuatantar individu dalam kelompok
dapat belajar satu sama lain melalui cerita atau pengalaman yang
diutarakan.Pada pasien dengan gangguan jiwa,kelompok dapat dijadikan
sebagai salah satu bentuk terapi yang dinamakan terapi aktivitas
kelompok.Terapi ini merupakan tanggung jawab penuh seorang perawat
(Keliat,B & Akemat,2015).Manfaat darusana & Sri,2015).

3
Terapi aktivitas kelompok dilakukan oleh 7-10 orang.Sebelum melakukan
terapi aktivitas kelompok,terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain lingkungan yang kondusif,rasa aman dan nyaman klien dengan
menjaga privasinya,serta dilakukan pada waktu yang tepat
(Direja,2014).Selanjutnya terdapat 4 macamterapi aktivitas kelompok
yaitu TAK stimulasi kognitif atau persepsi,TAK stimulasi sensori,TAK
orientasi realita,dan TAK sosialisasi.

B. MANFAAT
1. Untuk mengetahui pengertian dari Terapi Aktivitas Kelompk
2. Untuk mengetahui manfaat dari Terapi Aktivitas Kelompok
3. Untuk mengetahui tujuan dari Terapi Aktivitas Kelompok
4. Untuk mengetahui jenis-jenis Terapi Aktivitas Kelompok
5. Untuk mengetahui tahapan dari Terapi Aktivitas Kelompok
6. Untuk mengetahui salah satu contoh dari Terapi Aktivitas
Kelompok

4
BAB II

KONSEP TEORI

A. PENGERTIAN TAK
Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan antara
satu dengan yang lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai norma
yang sama. Sedangkan kelompok terapeutik memberi kesempatan untuk
saling bertukar (Sharing) tujuan, misalnya membantu individu yang
berperilaku destruktif dalam berhubungan dengan orang
lain,mengidentifikasi dan memberikan alternatif untuk membantu merubah
perilaku destruktif menjadi konstruktif.

Setiap kelompok mempunyai struktur dan identitas tersendiri. Kekuatan


kelompok memberikan kontribusi pada anggota dan pimpinan kelompok
untuk saling bertukar pengalaman dan memberi penjelasan untuk
mengatasi masalah anggota kelompok. Dengan demikian kelompok dapat
dijadikan sebagai wadah untuk praktek dan arena untuk uji coba
kemampuan berhubungan dan berperilaku terhadap orang lain.

Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat


kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang
sama. Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan
sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamikainteraksi yang
saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadilaboratorium tempat
klien berlatih perilaku baru yang adaptif untukmemperbaiki perilaku lama
yang maladaptif.

5
B. MANFAAT TAK
Manfaat dari Terapi Aktivitas Kelompok atau TAK adalah sebagai
berikut :
1. Meningkatkan kemampuan menilai dan menguji kenyataan (reality
testing) melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau dari
orang lain.
2. Meningkatkan kemampuan sosialisasi pasien.
3. Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya hubungan antara
reaksi emosional diri sendiri dengan perilaku defensi (bertahan
terhadap stress) dan adaptasi.
4. Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi
psikologis,seperti kognitif dan efektif.

C. TUJUAN TAK
Tujuan dari terapi aktivitas kelompok adalah :
1. Meningkatkan identitas diri pasien.
2. Menyalurkan emosi pasien secara konstruktif.
3. Meningkatkan keterampilan hubungan sosial yang akan membantu
pasien dalam kehidupan sehari-hari.
4. Bersifat rehabilitatif : meningkatkan kemampuan ekspresi
diri,keterempilan sosial,kepercayaan diri,kemampuan empati,dan
meningkatkan kemampuan tentang masalah-masalah kehidupan
dan pemecahannya.
Secara umum tujuan kelompok adalah :
1. Setiap anggota kelompok dapat bertukar pengalaman
2. Memberikan pengalaman dan penjelasan pada anggota lain
3. Merupakan proses menerima umpan balik

6
D. JENIS-JENIS TAK
1. Terapi aktifitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi
Terapi aktifitas kelompok stimulus kognitif/persepsi adalah terapi yang
bertujuan untuk membantu klien yang mengalami kemunduran
orientasi, menstimuli persepsi dalam upaya memotivasi proses berfikir
dan afektif serta mengurangi perilaku maladaptif.

Tujuan :
a. Meningkatkan kemampuan orientasi realita
b. Meningkatkan kemampuan memusatkan perhatian
c. Meningkatkan kemampuan intelektual
d. Mengemukakan pendapat dan menerima pendapat orang lain
e. Mengemukakan perasaanya

Karakteristik:
a. Penderita dengan gangguan persepsi yang berhubungan dengan
nilai-nilai
b. Menarik diri dari realitas
c. Inisiasi atau ide-ide negative
d. Kondisi fisik sehat, dapat dan mau mengikuti kegiatan
berkomunikasi verbal, kooperatif
2. Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensori
Terapi aktifitas kelompok untuk menstimulasi sensori pada penderita
yang mengalami kemunduran fungsi sensoris. Teknik yang digunakan
meliputi fasilitasi penggunaan panca indera dan kemampuan
mengekpresikan stimulus baik dari internal maupun eksternal.

Tujuan :
a. Meningkatkan kemampuan sensori
b. Meningkatkan upaya memusatkan perhatian
c. Meningkatkan kesegaran jasmani

7
d. Mengekspresikan perasaan
3. Terapi aktifitas kelompok orientasi
realitas Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas adalah pendekatan
untuk mengorientasikan klien terhadap situasi nyata (realitas).
Umumnya dilaksanakan pada kelompok yang menghalami gangguan
orientasi terhadap orang, waktu dan tempat. Teknik yang digunakan
meliputi inspirasi represif, interaksi bebas maupun secara didaktik.

Tujuan :
a. Penderita mampu mengidentifikasi stimulus internal (fikiran,
perasaan, sensasi somatik) dan stimulus eksternal (iklim, bunyi,
situasi alam sekitar)
b. Penderita dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan
c. Pembicaraan penderita sesuai realita
d. Penderita mampu mengenali diri sendiri
e. Penderita mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat

Karakteristik:
a. Penderita dengan gangguan orientasi realita (GOR); (halusinasi,
ilusi, waham, dan depresonalisasi ) yang sudah dapat berinteraksi
dengan orang lain
b. Penderita dengan GOR terhadap orang, waktu dan tempat yang
sudah dapat berinteraksi dengan orang lain
c. Penderita kooperatif
d. Dapat berkomunikasi verbal dengan baik
4. Terapi aktifitas kelompok sosialisasi Kegiatan sosialisasi adalah terapi
untuk meningkatkan kemampuan klien dalam melakukan interaksi
sosial maupun berperan dalam lingkungan social. Sosialisasi
dimaksudkan memfasilitasi psikoterapis untuk :
a. Memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal
b. Memberi tanggapan terhadap orang lain

8
c. Mengekspresikan ide dan tukar persepsi
d. Menerima stimulus eksternal yang berasal dari lingkungan

Tujuan umum :
Mampu meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota
kelompok, berkomunikasi, saling memperhatikan, memberi tanggapan
terhadap orang lain, mengekpresikan ide serta menerima stimulus
eksternal.

Tujuan khusus:
a. Penderita mampu menyebutkan identitasnya
b. Menyebutkan identitas penderita lain
c. Berespon terhadap penderita lain
d. Mengikuti aturan main
Karakteristik :
a. Penderita kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti
kegiatan ruangan
b. Penderita sering berada ditempat tidur
5. Penyaluran energy
Penyaluran energi merupakan teknik untuk menyalurkan energi secara
kontruktif dimana memungkinkan penembanghan pola-pola
penyaluran rasa batin secara tanpa energi seperti katarsis, peluapan
marah dan konstruktif dengan menimbulkan kerugian pada diri sendiri
maupun lingkungan.

Tujuan :
a. Menyalurkan energi; destruktif ke konstrukstif.
b. Mengekspresikan perasaan
c. Meningkatkan hubungan interpersonal

9
E. TAHAPAN TAK
Terapi aktivitas kelompok terdiri atas 4 fase,yaitu :

1. Fase Prakelompok
Fase ini dimulai dengan membuat tujuan terapi,menentukan
leader,jumlah anggita,kriteria anggota,tempat dan waktu kegiatan serta
media yang digunakan.Jumlah anggota pada terapi kelompok biasanya
7-8 orang. Sedangkan jumlah minimum 4 dan maksimum 10.Kriteria
anggota yang dapat mengikuti terapi kelompok aktivitas kelompok
adalah sudah terdiagnosa baik medis maupun keperawatan,tidak terlalu
gelisah,tidak agrsif,serta tidak terdiagnosa dengan waham.
2. Fase Awal Kelompok
Fase ini ditandai dengan timbulnya ansitas karna masuknya anggota
kelompok dan peran baru.Fase ini terbagi atas 3 fase,yaitu
orientasi,konflik,dan kohesif.
a) Tahap Orientasi
Pada fase ini anggota mulai mencoba mengembangkan sistem
sosial masing-masing,leader menunjukan rencana terapi dan
menyepakati kontrak dengan anggota.
b) Tahap Konflik
Merupakan masalah sulit dalm proses kelompok.Pemimpin perlu
memfasilitasi ungkapan perasaan,baik positif maupun negatif dan
membantu kelompok mengenali penyebab konflik,serta mencegah
perilaku yang tidak produktif.
c) Tahap Kohesif
Anggota kelompok merasa bebas membuka diri tentang informasi
dan lebih intim satu sama lain.
3. Fase Kerja Kelompok
Pada fase ini,kelompok sudah jadi tim.Kelompok menjadi stabil dan
realitas.Pada akhir fase ini,anggota kelompok menyadari produktivitas

10
dan kemampuan yang bertambah disertai percaya diri dan
kemandirian.
4. Fase Terminasi
Fase ini di tandai oleh perasaan puas dan pengalaman kelompok akan
digunakan secara individual pada kehidupan sehari-hari.Terminasi
dapat bersifat sementara (temporer) atau akhir.

F. PERAN PERAWAT DALAM TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


Peran perawat jiwa professional dalam pelaksanaan terapi aktivitas
kelompok adalah :
1. Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok Sebelum
melaksanakan terapi aktivitas kelompok, perawat harus terlebih
dahulu, membuat proposal. Proposal tersebut akan dijadikan panduan
dalam pelaksanaan terapi aktivitas kelompok, komponen yang dapat
disusun meliputi : deskripsi, karakteristik klien, masalah keperawatan,
tujuan dan landasan teori, persiapan alat, jumlah perawat, waktu
pelaksanaan, kondisi ruangan serta uraian tugas terapis.
2. Tugas sebagai leader dan coleader Meliputi tugas menganalisa dan
mengobservasi pola-pola komunikasi membantu anggota kelompok
untuk menjadi motivator, membantu kelompok menetapkan tujuan dan
membuat peraturan serta mengarahkan dan memimpin jalannya terapi
aktivitas kelompok.
3. Tugas sebagai fasilitator Sebagai fasilitator, perawat ikut serta dalam
kegiatan kelompok sebagai anggota kelompok dengan tujuan memberi
stimulus pada anggota kelompok lain agar dapat mengikuti jalannya
kegiatan.
4. Tugas sebagai observer Tugas seorang observer meliputi : mencatat
serta mengamati respon penderita, mengamati jalannya proses terapi
aktivitas dan menangani peserta/anggota kelompok yang drop out.

11
5. Tugas dalam mengatasi masalah yang timbul saat pelaksanaan terapi
Masalah yang mungkin timbul adalah kemungkinan timbulnya sub
kelompok, kurangnya keterbukaan, resistensi baik individu atau
kelompok dan adanya anggota kelompok yang drop out. Cara
mengatasi masalah tersebut tergantung pada jenis kelompok terapis,
kontrak dan kerangka teori yang tersebut. mendasari terapi aktivitas
6. Program antisipasi masalah Merupakan intervensi keperawatan yang
dilakukan untuk mengantisipasi keadaan yang bersifat darurat
(emergensi dalam terapi) yang dapat mempengaruhi proses
pelaksanaan terapi aktivitas kelompok. Dari rangkaian tugas diatas,
peranan ahli terapi utamanya adalah sebagai fasilitator. Idealnya
anggota kelompok sendiri adalah sumber primer penyembuhan dan
perubahan.

12
BAB III

CONTOH Terapi Aktifitas Kelompok (TAK)

A. PRE-PLANNING
PremPlanning Terapi Aktivitas Kelompok Halusinasi
I. Topik
Terapi aktivitas Kelompok Halusinasi : Stimulasi Persepsi dengan
tema Mengenal Halusinasi
II. Tujuan
a. Tujuan Umum
Klien dapat mengenal halusinasi
b. Tujuan Khusus
a) Klien dapat mengenal halusinasi
b) Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
c) Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi
d) Klien mengenal perasaannya saat terjadi halusinasi
III. Kriteria Klien
a. Klien kooperatif
b. Klien yang sehat secara fisik
c. Klien dengan halusinasi
IV. Struktur Kegiatan
a. Tempat :
b. Hari/tanggal :
c. Waktu :
d. Jumlah klien :
e. Setting tempat :
f. Metode TAK
Membuat “Kertas Ekspresi” untuk menggambarkan halusinasi
klien.
g. Pembagian Tugas

13
PERAN TUGAS
Leader - Memimpin pelaksanaan TAK
- Mengkoordinasi seluruh kegiatan
- Memimpin diskusi
Fasilitator - Memotivasi peserta dalam aktivitas
kelompok
- Mengatur posisi peserta untuk
melaksanakan kegiatan
- Membimbing peserta selama
permainan diskusi
- Membantu leader dalam
melaksanakan kegiatan
- Bertanggung jawab terhadap program
antisipasi masalah
- Memfasilitasi klien yang kurang aktif
- Menjadi contoh bagi klien selama
kegiatan TAK
Observer - Mengawasi dan mengamati semua
proses kegiatan yang berkaitan
dengan waktu,tempat,dan jalannya
acara.
- Melaporkan hasil pengamatan pada
leader dan semua anggota kelompok
dengan evaluasi kelompok.

V. Alat yang digunakan


Alat terapi yang digunakan yaitu :
- Kertas
- Gambar
- Doubel tip
- Gunting

14
- Bolpoin
VI. Tahap Pelaksanaan TAK
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan
perubahan sensori presepsi : halusinasi.
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Tahap Orientasi
a. Salam Terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis
3) Menanyakan nama dan pangilan semua klien.
b. Evaluasi/Validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan
dilaksanakan yaitu mengenal suara-suara yang di
dengar.
2) Terapis menjelaskan aturan main sebagai berikut :
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompok,harus minta ijin kepada terapis.
- Lama kegiatan 30 menit.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai.
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu
mengenal suara-suara yang didengar (halusinasi) tentang
isinya,waktu terjadinya,situasi terjadinya,dan perasaan
klien pada saat terjadi.
b. Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi kapan
terjadinya,situasi yang membuat terjadi,dan perasaan klien

15
saat terjadi halusinasi.Mulai dari klien yang sebelah kanan
secara berurutan sampai semua klien mendapat
giliran.Hasilnya ditempel di kertas yang disediakan.
c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.
d. Simpulkan isi,waktu terjadi,situasi terjadi,dan perasaan
klien dari suara yang biasa didengar.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok.
b. Tindak Lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan
isi,waktu,situasi,dan perasaannya jika terjadi hlusinasi.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang yaitu cara
mengontrol halusinasi.
2) Menyepakati waktu dan tempat.
VII. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
- Pre planning sudah disiapkan dan dikonsultasikan
sebelumnya.
- Media dan alat yang dipilih sudah tepat sesuai tindakan
yang akan dilakukan.
- Pelaksanaan terapi aktivitas dilaksanakan sesuai dngan
waktu yang telah dikontrak.
b. Evaluasi Proses
- Kegiatan berlangsung ditempat dan waktu yang sudah
disepakati.

16
- Peserta berpartisipasi secara aktif dari awal sampai
akhir kegiatan TAK.
- Peserta TAK sudah diseleksi sesuai dengan kriteria
yang ditentukan.
- Leader,observer,dan fasilitator melakukan peran
masing-masing.
- Pada akhir kegiatan dilakukan evaluasi jalannya
kegiatan serta melakukan kontrak tindakan yang akan
datang.
c. Evaluasi Hasil
- Peserta dapat memilih gambar sesuai dan menempelkan
pada lembar ekspresi.
- Peserta mampu menceritakan isi,situasi,perasaan,dan
waktu halusinasi yang dialami.
- Peserta dapat mengenali dan mengidentifikasi
halusinasi yang dialami.

17
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan
antara satu dengan yang lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai
norma yang sama. Sedangkan kelompok terapeutik memberi kesempatan
untuk saling bertukar (Sharing) tujuan, misalnya membantu individu yang
berperilaku destruktif dalam berhubungan dengan orang lain,
mengidentifikasi dan memberikan alternatif untuk membantu merubah
perilaku destruktif menjadi konstruktif. Terapi aktivitas kelompok adalah
terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang
mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas yang digunakan
sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam
kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling
membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku
baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.

B. SARAN
Sebagai perawat haruslah mengetahui tentang terapi aktivitas kelompok
serta dapat mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ruswadi Indra.(2021).Keperawatan Jiwa:Panduan Praktis Untuk


Mahasiswa Keperawatan.Indramayu Jawa Barat:CV Adanu Abimata.

Purwaningsih, Wahyu & Karlina Ina.(2010).Asuhan Keperawatan


Jiwa.Jogjakarta:Nuha Medika.

Surya Efendia, Atih Rahayuningsihb, Wan Muharyati. 2012. “Pengaruh


Pemberian Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Terhadap Perubahan
Perilaku Klien Isolasi Sosial” 8 NO 2: 105– 114.

19

Anda mungkin juga menyukai