Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu bentuk kegiatan terapi psikologik
yang dilakukan dalam sebuah aktivitas dan diselenggarakan secara kolektif dalam rangka
pencapaian penyesuaian psikologis, perilaku dan pencapaian adaptasi optimal pasien.
Dalam kegiatan aktivitas kelompok, tujuan ditetapkan berdasarkan akan kebutuhan dan
masalah yang dihadapi oleh sebagian besar peserta dan sedikit baTnak dapat diatasi
dengan pendekatan terapi aktivitas kolektif.
Pemahaman akan jati diri pada seorang pasien akan sangat menentukan penentuan
terhadap citra diri positif pasien. Pengembangan dan eksplorasi mendalam terhadap
kekuatan dan kelemahan diri akan sangat penting artinya dalam pencapaian pemahaman
obyektif terhadap realitas diri dan sekaligus modal dasar pembangunan citra diri untuk
kemudian mengembangkan peran diri. Pemahaman yang benar dan realtistis terhadap
kekuatan dan kelemahan diri merupakan salah satu kunci peningkatan konsep diri positif
sebagai salah satu modal dalam pengelolaan gangguan jiwa, khususnya yang dipengaruhi
adanya citra diri negatif seperti rasa tidak mampu, kekurangan fisik, kekurangan
fisiologis, rasa minder dan sebagainya.
Dalam praktik klinik kali ini di Ruang Angsoka, rata-rata pasien sudah dalam
kondisi cukup dalam hal perawatan diri, namun masih ada sekitar 12 pasien yang malas
dalam melakukan perawatan diri, 10 diantaraTna kadang mandi kadang tidak, dan 2
sisanya mengalami gangguan kemampuan. Dari survey tersebut sangat jelas bahwa
kebanyakan pasien masih dalam kategori malas dalam melakukan perawatan diri.
Oleh karena itu, kami dari praktikkan kelompok IV Stikes Hamzar bermaksud
melakukan TAK (terapi aktivitas kelompok) tentang deficit perawatan diri sebagai
lanjutan dari penyuluhan yang sebelumnya telah diberikan dengan harapan setelah
melakukan kegiatan ini pasien bisa sadar akan kebutuhan personal hygiene-nya sendiri,
dan bila sudah sembuh, tidak menjadi beban lagi bagi keluarga dan lingkungannya.

B. Tujuan
1. Tujuan umum yaitu pasien mampu memahami pentingnya kebersihan diri dan
perawatan diri secara maksimal
2. Tujuan Khusus
a. Pasien mampu melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri
b. Pasien mampu memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri
c. Pasien mampu menunjukkan aktivitas makan
d. Pasien mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri

BAB II
TI NJAUAN TEORI

A. Konsep Defisit Perawatan Diri


1. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupanya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah
kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya
(Tarwoto dan Wartonah 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri seperti mandi, berhias, makan, dan toileting (Nurjannah, 2004).
Dari pendapat-pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa defisit perawatan diri
ialah ganguan pada pasien dalam memenuhi kebutuhan dasar melakukan perawatan diri
untuk memelihara kesehatan seseorang sebagai kesejahterakan fisik dan psikis.
2. Tanda dan gejala
a. Gangguan kebersihan diri seperti rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki, kuku
panjang dan kotor
b. Ketidakmampuan makan secara mandiri seperti tidak bisa mengambil makan
sendiri, berceceran, dan makan tidak pada tempatnya
c. Ketidakmampuan berhias atau berdandan seperti rambut acak-acakan, pakaian
kotor, dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai
d. Ketidakmampuan BAB dan BAK
3. Penyebab DPD
Menurut depmenkes (2000;59) faktor-faktor yang mempengaruhi personal
hygient adalah :
a. Body image
b. Praktik sosial
c. Status ekonomi
d. Pengatahuan
e. Budaya
f. Kebiasaan orang
g. Kondisi psikis dan fisik

4. Akibat
Defisit perawatan diri berdampak pada fisik maupun psikis pada diri
seseorang. Dampak tersebut antara lain :
a. Dampak fisik : gangguan intregitas kulit, ganguan mukosa, gatal-gatal, ketombean,
bau badan, bahkan bisa menjadi infeksi juga pada mata dan telinga
b. Dampak psikososial : gangguan rasa nyaman kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, dan ganguan interaksi sosial
5. Mekanisme Koping
a. Regresi : Kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari
suatu taraf perkembangan yang lebih dini.
b. Penyangkalan (Denial) : Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan
mengingkari realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana
dan primitif.
c. Isolasi diri, menarik diri : Sikap mengelompokkan orang / keadaan hanya sebagai
semuanya baik atau semuanya buruk, kegagalan untuk memadukan nilai-nilai
positif dan negatif di dalam diri sendiri.
d. Intelektualisasi
Pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang
mengganggu perasaannya.

B. Konsep Terapi Aktivitas Kelompok


Kelompok adalah sekumpulan orang yang saling berhubungan, saling bergantung
satu sama lain dan menyepakati suatu tatanan norma tertentu. Individu dalam kelompok
saling mempengaruhi dan bertukar informasi melalui komunikasi. Dinamika dalam
kelompok bahkan dapat memfasilitasi perubahan perilaku anggota kelompoknya sehingga
apabila kelompok ini di desain secara sistematis dapat menjadi sarana perubahan perilaku
maladaptif menjadi perilaku adaptif atau dapat difungsikan sebagai terapi. Terapi
menggunakan aktifitas dalam kelompok ini disebut sebagai Terapi Aktivitas Kelompok.

Pasien dengan gangguan jiwa mengalami perubahan perilaku yang ditandai dengan
perilaku pasien maladptif, tidak umum, aneh, tidak lazim, dan menimbulkan distres serta
gangguan dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Terapi menggunaksan aktivitas
dalam kelompok ini disebut sebagai Terapi Aktivitas Kelompok. Dengan demikian, terapi
aktivitas kelompok sebagai bagian dari terapi kelompok sangat penting diterapkan dalam
penanganan pasien gangguan jiwa dimasyarakat.
Terapi Aktivitas Kelompok adalah salah satu jenis terapi pada sekelompok pasien
(5-12 orang) yang bersama-sama melakukan aktivitas tertentu untuk mengubah perilaku
maladaptif menjadi adaptif. Lama pelaksanan TAK adalah 20-40 menit untuk kelompok
yang baru terbentuk. Untuk kelompok yang sudah kohesif, TAK dapat berlangsung selama
60-120 menit (Budi Ana Keliat, 2007).
Terapi Aktivitas Kelompok dibagi menjadi 4, yaitu terapi aktivitas kelompok
stimulasi kognitif/persepsi,terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas
stimulasi realita, dan terapi aktivitasi kelompok sosialisasi.
1. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Kognitif/Persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah
dialami. Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan dalam pada tiap sesi.
Dengan proses ini, diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus dalam
kehidupan menjadi adaptif.
Aktivitas berupa stimulus

dan

persepsi,

stimulus

yang

disediakan:

baca

artikel/majalah/buku/puisi, menonton acara TV (ini merupakan stimulus yang


disediakan), stimlulus dari pengalaman masa lalu yang menghasilkan proses persepsi
klien yang maladaptif atau distruktif, misalTna kemarahan, kebencian, putus
hubungan, pandangan negatif pada orang lain dan halusinasi. Kemudian dilatih
persepsi klien terhadap stimulus.
2. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori
Aktivitas digunakan sebagai stimulus pada stimulus sensori klien. Kemudian
diobservasi reaksi sensoris klien terhadap stimulus yang disediakan, berupa ekspresi
perasaan secara nonverbal (ekspresi wajah dan gerakan tubuh). Biasanya klien yang
tidak mau mengungkapkan komunikasi verbal akan terstimulasi emosi dan
perasaannya, serta menampilkan respon. Aktivitas yang digunakan sebagai stimulus

adalah: musik, seni, menyanyi, menari. Jika hobi klien diketahui sebelumnya dapat
dipakai sebagai stimulus, misalnya lagu kesukaan klien, dapat digunakan sebagai
stimulus.
3. Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realitas
Aktivitas dapat berupa: orientasi orang, waktu, tempat, benda yang ada disekitar dan
semua kondisi nyata.
4. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar klien.
sosialisai dapat dilakukan seara bertahap dari interpersonal (satu dan satu), kelompok
dan massa. Aktivitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok (Budiana Keliat,
2005).
5. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi
Terapi aktivitas kelompok (TAK): sosialisasi (TAKS) adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial.

BAB III
PELAKSANAAN
A. SESI 1: Memperkenalkan diri
1. Tujuan
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan: nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi.
2. Kriteria Anggota
Kriteria klien sebagai anggota yang mengikuti Terapi Aktivitas Kelompok ini adalah :
a. Klien dengan riwayat gangguan jiwa disertai dengan gangguan perawatan diri:
defisit perawatan diri
b. Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami perilaku agresif
atau mengamuk, dalam keadaan tenang
c. Klien dapat diajak bekerjasama (cooperatif)
3. Waktu Pelaksanaan
Terapi aktivitas kelompok dilaksanakan pada :
Hari, tanggal
:
Jumat, 19 Februari 2016
Waktu
:
10:00 s/d 11:00 WITA

Tempat
:
Ruang Angsoka
4. Nama Klien dan ruangan
Klien yang mengikuti terapi aktivitas kelompok berjumlah 8 orang, sedangkan sisanya
sebagai klien cadangan jika klien yang ditunjuk berhalangan.
Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti terapi aktivitas kelompok ini sebagai
berikut :
Klien peserta TAK : Tn.
Tn.
Tn.
Tn.
Tn.
Tn.
Tn.
5. Susunan pelaksana
a. Leader
: Suharit Maxum
b. Co. Leader
: Nurhasyah
c. Fasilitator I
: Novian
d. Fasilitator II
: Nurhayati
e. Fasilitator III
: Nurdianti
f. Fasilitator IV
: Nova
g. Observer
: Zamroni
6. Uraian Tugas pelaksana
a. Tugas Leader
Memimpin berlangsungnya TAK
Merencanakan, mengontrol dan mengatur berlangsungnya TAK
Menyampaikan materi sesuai TAK
Memimpin diskusi kelompok
b. Tugas Co. Leader
Membuka acara
Mendampingi leader
Mengambil alih posisi leader jika leader bloking
Menyerahkan kembali kepada leader posisi leader
Menutup acara leader
c. Tugas fasilitator
Ikut serta dalam kegiatan kelompok
Memberikan stimulus dan motivasi kepada klien anggota kelompok untuk aktif
mengikuti berlangsungTna TAK
d. Tugas Observer
Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia)
Mengawasi berlangsungTna TAK dari mulai persiapan, proses hingga
penutupan

7. Setting
a. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
Denah Pelaksanaan TAK

Keterangan:
: Pasien

:Co-Leader

: Observer
:Fasilitator

8. Alat
a. Tape recorder
b. Bola tenis
c. Gelas arisan
d. Kertas
9. Metode

: Leader

a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan Tanya jawab
c. Bermain peran/ simulasi
10.Langkah Kegiatan
a. Persiapan
Memilih klien dengan indikasi, yaitu Defisit perawatan diri
Membuat kontrak dengan klien
Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
Memberi salam terapeutik: salam dari terapis
Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini
Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri
Menjelaskan aturan main berikut
Menjelaskan tujuan kegiatan, yang akan meninggalkan kelompok harus
meminta izin kepada terapis
Lama kegiatan 10 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
c. Tahap Kerja
Jelaskan kegiatan, yaitu kaset pada tape recorder akan dihidupkan serta bola
diedarkan berlawanan dengan arah jarum jam (yaitu kea rah kiri) dan pada saat
tape

dimatikan

maka

anggota

kelompok

yang

memegang

bola

memperkenalkan dirinya
Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis berlawanan dengan
arah jarum jam
Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok memegang bola mendapat giliran
untuk menyebutkan : salam, nama lengkap, nama panggilan, hobi, dan asal,
dimulai oleh terapis sebagai contoh
Tulis nama panggilan pada kertas/ papan nama dan temple/pakai
Ulangi b, c, dan d sampai semua anggota kelompok mendapat giliran
Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan
d. Tahap Terminasi
1) Evaluasi
Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
2) Rencana Tindak Lanjut
Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri
kepada orang lain di kehidupan sehari-hari
Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatan harian
klien

Kontrak yang akan dating


Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan anggota kelompok
Menyepakati waktu dan tempat
e. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja
yang menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 1, dievaluasi
kemampuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal dengan
menggunakan formulir evaluasi berikut :
Kemampuan verbal
No: Aspek yang Dinilai

Nama Klien

1.
Menyebutkan Nama Lengkap
2.
Menyebutkan nama panggilan
3.
Menyebutkan asal
4.
Menyebutkan hobi
Jumlah

Kemampuan Nonverbal
No: Aspek yang Dinilai
1.
2.
3.

Kontak mata
Duduk tegak
Menggunakan bahasa tubuh yang

4.

sesuai
Mengikuti kegiatan dari awal dan

Nama Klien

akhir
Jumlah

B. SESI II : Manfaat Perawatan Diri dan menjaga Kebersihan Diri

1. Tujuan :
Klien mampu menyebutkan manfaat pentingnya perawatan diri
Klien mampu menyebutkan cara menjaga kebersihan diri
Klien mampu menyebutkan akibat apabila tidak melakukan perawatan diri
2. Setting:
Klien dan Terapis duduk bersama dalam lingkaran
Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat:
Spidol
Buku catatan dan pulpen
Tape recorder
4. Metode
Dinamika kelompok
Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
Mengingatkan kontrak pada klien yang telah mengikuti sesi pertama
Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
Klien dan terapis pakai papan nama
c. Tahap Kerja
Terapis meminta klien menyebutkan manfaat perawatan diri, cara menjaga
kebersihan diri dan akibat apabila tidak melakukan perawatan diri. Ulangi sampai
semua klien mendapat giliran
Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
Terapis menjelaskan manfaat perawatan diri, cara menjaga kebersihan diri dan
akibat apabila tidak melakukan perawatan diri
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
2) Rencana Tindak Lanjut
Menganjurkan tiap anggota kelompok untuk menerapkan cara yang telah
dipelajari dalam perawatan diri
Memasukkan kegiatan manfaat perawatan diri pada jadwal kegiatan harian
klien
3) Kontrak yang akan datang
Menyepakati kegiatan berikut, yaitu tata cara makan dan minum yang baik
Menyepakati waktu dan tempat.
e. Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja
yang menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 2, dievaluasi
kemampuan klien menyebutkan manfaat pentingnya keperawatan diri, cara
menjaga kebersihan diri dan akibat apabila tidak melakukan perawatan diri dengan
menggunakan formulir evaluasi berikut.

No

Nama Klien

Menyebutkan
manfaat pentingnya
perawatan diri

Menyebutkan cara
menjaga kebersihan
diri

Menyebutkan
akibat apabila tidak
melakukan
perawatan diri

1
2
3
4
5
6
7
8

C. SESI III: Mengenal dan menyebutkan tata cara makan dan minum yang baik
1. Tujuan:
Klien mampu menyebutkan alat-alat makan dan minum
Klien mampu menjelaskan cara mempersiapkan makan dan minum
Klien mampu menjelaskan cara makan dan minum yang tertib
Klien mampu menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
2. Setting:
Klien dan Terapis duduk bersama dalam lingkaran
Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat:
Peralatan makan dan minum
4. Metode
Dinamika kelompok
Diskusi dan tanya jawab

Bermain peran dan simulasi


5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
Mengingatkan kontrak pada klien yang telah mengikuti sesi kedua
Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
Klien dan terapis pakai papan nama
Terapis menanyakan perasaan klien saat ini
Terapis menanyakan pengalaman klien tentang tata cara makan dan minum yang
dilakukan selama ini
Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu dengan latihan menyebutkan alat alat makan
dan minum, cara mempersiapkan makan dan minum, cara makan dan minum yang
tertib, cara merapikan peralatan makan setelah makan
Menjelaskan aturan main, yaitu:
Menjelaskan tujuan kegiatan, yang akan meninggalkan kelompok harus meminta

c.

izin kepada terapis.


Lama kegiatan 10 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
Tahap Kerja
Terapis meminta klien menyebutkan alat alat makan dan minum, cara
mempersiapkan makan dan minum, cara makan dan minum yang tertib, cara

merapikan peralatan makan setelah makan.


Ulangi sampai semua klien mendapat giliran
Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
Terapis menjelaskan alat alat makan dan minum dan mendemonstrasikancara
mempersiapkan makan dan minum, cara makan dan minum yang tertib, cara

d.

merapikan peralatan makan setelah makan.


Meminta klien secara bergilir untuk mendemonstrasikan ulang kegiatan tersebut
Memberikan pujian pada peran serta klien
Memberikan kesimpulan pada setiap kegiatan yang telah dipraktekkan.
Tahap terminasi
1) Evaluasi
Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
2) Rencana Tindak Lanjut
Menganjurkan tiap anggota kelompok untuk menerapkan cara yang telah
dipelajari dalam tata cara makan yang baik

Memasukkan kegiatan tata cara makan yang baik pada jadwal kegiatan harian
klien
Kontrak yang akan datang
Menyepakati kegiatan berikut, yaitu tata cara eliminasi yang baik
Menyepakati waktu dan tempat
e. Evaluasi dan dokumentasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja
yang menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS sesi 3, dievaluasi
kemampuan klien menyebutkan alat-alat makan dan minum, cara mempersiapkan
makan dan minum, tata cara makan dan minum yang baik serta cara merapikan
peralatan makan dan minum dengan menggunakan formulir evaluasi berikut.
No

Nama Klien

Menyebutkan
persiapan makan
dan minum

Menyebutkan cara
makan dan minum
yang baik

Menyebutkan
akibat bila tidak
makan minum
dengan baik

1
2
3
4
5
6
7
8

D. SESI IV: Tata cara toileting (BAB/BAK)


1. Tujuan
Klien dapat mengenal alat-alat yang digunakan untuk toileting dan menjelaskan
tata cara BAB/BAK secara mandiri
2. Setting
Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
Tempat tenang dan nyaman
3. Alat
Peralatan toileting
4. Metode

Diskusi dan tanya jawab


Bermain peran dan simulasi
5. Langkah Kegiatan:
A. Persiapan
Memilih klien sesuai indikasi, yaitu klien dengan defisit perawatan diri
Membuat kontrak dengan klien
Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
B. Orientasi
Salam teraupetik
Menanyakan pada klien cara melakukan dan membersihkan BAB/BAK
Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mengetahui

C.

cara melakukan dan membersihkan BAB/BAK


Terapis menjelaskan aturan main
Jika ada klien yang ingin maninggalkan kelompok, harus minta ijin kepada terapis
Lama kegiatan 10 menit
Setiap klien mengikuti kegitan dari awal sampai selesai
Tahap kerja
Terapis meminta klien menyebutkan alat-alat untuk BAK/BAB, tata cara

BAK/BAB yang baik. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran


Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
Terapis menjelaskan alat-alat yang digunakan untuk BAK/BAB.
Menanyakan perasaan klien setelah mengenal tata cara BAK/BAB.
Memberikan pujian kepada klien.
Upayakan semua klien mampu mengenal tata cara BAK/BAB.
D. Tahap Terminasi
1) Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengenal tata cara BAK/BAB.
Menanyakan ulang cara baru yang baik dan benar tata cara BAK/BAB.
2) Tindak lanjut
Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.
E. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
No

Nama

Menyebutkan

klien

secara

Menyebutkan

mandiri tempat BAB/BA

cara BAB/BAK

Menyebutkan Menyebutkan cara


Cara

membersihkan

melakukan

BAB/BAK

BAB/BAK
1
2
3
4

5
6

E. SESI V: Tata cara Berhias


a. Tujuan
Klien dapat mengenal dan menyebutkan alat-alat yang berhias
Klien mampu menyebutkan cara berhias
Klien mampu menggunakan alat-alat yang diberikan untuk berhias
Klien mampu menjelaskan manfaat berhias
b. Setting
Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
Tempat tenang dan nyaman.
c. Alat:
Peralatan berhias dan bercukur
d. Metode:
Diskusi dan Tanya jawab
Bermain peran/ simulasi
e. Langkah Kegiatan
a. Persiapan
Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi sebelumnya
Membuat kontrak dengan klien
Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
Salam Terapeutik
Menanyakan perasaan klien saat ini
Menanyakan pengalaman klien tentang berhias dan bercukur untuk pria yang

c.

dilakukan selama ini


Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara berhias untuk memperindah diri
Menjelaskan cara main
Lama kegiatan 10 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
Tahap Kerja
Terapis meminta klien menyebutkan alat-alat yang digunakan untuk berhias,

manfaat dan tata cara berhias dan bercukur untuk pria


Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
Terapis menjelaskan alat-alat yang digunakan untuk berhias, manfaat dan
mendemonstrasikan tata cara berhias dan bercukur untuk pria.

Meminta klien untuk mendemonstrasikan kembali tata cara berhias


Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikkan cara berhias
Memberikan pujian kepada klien
Tahap Terminasi
1) Evaluasi
Terapis menanyakan perasaan klien setelah berhias
2) Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari untuk berhias
Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien
e. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.

d.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien yang diharapkan adalah cara
berhias yang benar dan baik, Keuntungan berhias dan akibat tidak berhias.
Kemampuan berhias untuk mencegah defisit perawatan diri
No

Nama Klien

Menyebutkan alat
untuk berhias

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

BAB IV
PENUTUP

Menyebutkan tata
cara berhias

Menyebutkan
akibat tidak
berhias

A. Kesimpulan
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu bentuk kegiatan terapi psikologik
yang dilakukan dalam sebuah aktivitas dan diselenggarakan secara kolektif dalam rangka
pencapaian penyesuaian psikologis, perilaku dan pencapaian adaptasi optimal pasien.
Dalam kegiatan aktivitas kelompok; tujuan ditetapkan berdasarkan akan kebutuhan dan
masalah yang dihadapi oleh sebagian besar peserta dan sedikit banyak dapat diatasi
dengan pendekatan terapi aktivitas kolektif.
Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting). Kurang perawatan diri adalah kondisi
dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya. Sesi yang
digunakan untuk terapi aktivitas kelompok pada defisit perawatan diri yaitu sesi
memperkenalkan diri, sesi manfaat pentingnya perawatan diri, sesi tata cara makan dan
minum, sesi toileting dan sesi tata cara berhias

DAFTAR PUSTAKA

DepKes (2000). Standar Pedoman Keperawatan Jiwa. Jakarta: DepKes


Nurhasanah. J. dkk, (2006). Ilmu Komunikasi dalam Konteks Keperawatan. Jakarta: TBK
Tarwoto & Wartonah (2000). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC
Keliat, Budi Anna. Dkk, (2007). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC
Keliat, Akemat, (2004). Keperawatan Jiwa Teori Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai