PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
mendapatkan bantuan penyelesaian masalahnya dari kelompok, perawat juga
adaptif menilai respon klien selama berada dalam kelompok.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Terapi Aktivitas Kelompok?
2. Apa Saja Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok?
3. Apa Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok?
4. Bagaimana Tahap-Tahap Dalam Terapi Aktivitas Kelompok?
5. Apa Saja Peran Perawat Dalam Terapi Aktivitas Kelompok?
6. Apa Macam-Macam Terapi Aktivitas Kelompok?
7. Apa Kerangka Teoritis Dalam Terapi Aktivitas Kelompok?
8. Siapa Saja Yang Bisa Menjadi Terapis?
C. Tujuan
1. Mampu Menjelaskan Definisi Terapi Aktivitas Kelompok
2. Mampu Menjelaskan Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok
3. Mampu Menjelaskan Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok
4. Mampu Menjelaskan Tahap-Tahap Dalam Terapi Aktivitas
Kelompok
5. Mampu Menjelaskan Peran Perawat Dalam Terapi Aktivitas
Kelompok
6. Mampu Menjelaskan Macam-Macam Terapi Aktivitas Kelompok
7. Mampu Menjelaskan Kerangka Teoritis Dalam Terapi Aktivitas
Kelompok
8. Mampu Menjelaskan Yang Bisa Menjadi Terapis
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3
Aktivitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target
asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung,
saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru
yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptif.
Tipe: biblioterapy
Tipe: relaksasi
Aktivitas: belajar teknik relaksasi dengan cara napas dalam, relaksasi otot, dan
imajinasi.
Aktivitas: focus pada orientasi waktu,tempat dan orang, benar, salah bantu
memenuhi kebutuhan.
4. Mengembangkan sosialisasi
4
Aktivitas: focus pada mengingatkan untuk menetapkan arti positif.
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
5
berkomunikasi yang memungkinkan peningkatan hubungan sosial dalam
kesehariannya. Gsgdggd
C. Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok
Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase
dalam terapi aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :
1. Pre kelompok
2. Fase awal
6
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik
atau kebersamaan.
a. Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan leader mulai
menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.
b. Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan siapa
yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan saling
ketergantungan yang akan terjadi.
c. Kebersamaan
3. Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif
dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk
mencapai tujuan yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih
stabil dan realistic, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas
kelompok, dan penyelesaian masalah yang kreatif.
4. Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin
mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.
7
a. Semua klien terutama klien rehabilitasi perlu memperoleh terapi aktifitas
kelompok kecuali mereka yang : psikopat dan sosiopat, selalu diam dan
autistic, delusi tak terkontrol, mudah bosan.
b. Ada berbagai persyaratan bagi klien untuk bisa mengikuti terapi aktifitas
kelompok antara lain : sudah ada observasi dan diagnosis yang jelas,
sudah tidak terlalu gelisah, agresif dan inkoheren dan wahamnya tidak
terlalu berat, sehingga bisa kooperatif dan tidak mengganggu terapi
aktifitas kelompok.
c. Untuk pelaksanaan terapi aktifitas kelompok di rumah sakit jiwa di
upayakan pertimbangan tertentu seperti : tidak terlalu ketat dalam tehnik
terapi, diagnosis klien dapat bersifat heterogen, tingkat kemampuan
berpikir dan pemahaman relatif setara, sebisa mungkin pengelompokan
berdasarkan
problem yang sama.
F. Komponen Kelompok
8
yang tinggi. Banyaknya sesi bergantung pada tujuan kelompok, dapat
satu kali/dua kali perminggu, atau dapat direncanakan sesuai dengan
kebutuhan
(Kelliat,2005).
G. Dampak Terapi Akitivitas Kelompok
9
g. Identifikasi, prilaku imitative dan modeling dapat dihasilkan dari
terapis atau anggota lainnya memberikan model peran yang baik.
h. Kekohesifan kelompok dan pemilikan dapat menjadi kekuatan dalam
kehidupan seseorang. Bila terapi kelompok menimbulkan
berkembangnya rasa kesatuan dan persatuan memberi pengaruh kuat
dan memberi perasaan memiliki dan menerima yang dapat menjadi
kekuatan dalam kehidupan seseorang.
i. Pengalaman antar pribadi mencakup pentingnya belajar berhubungan
antar pribadi, bagaimana memperoleh hubungan yang lebih baik, dan
mempunyai pengalaman memperbaiki hubungan menjadi lebih baik.
j. Atarsis dan pembagian emosi yang kuat tidak hanya membantu
mengurangi ketegangan emosi tetapi juga menguatkan perasaan
kedekatan dalam kelompok.
k. Pembagian eksisitensial memberikan masukan untuk mengakui
keterbatasan seseorang, keterbatasan lainnya, tanggung jawab terhadap
diri seseorang.
H. Proses Terapi Aktifitas Kelompok
Proses terapi aktifitas kelompok pada dasarnya lebih kompleks dari pada
terapi individual, oleh karena itu untuk memimpinnya memerlukan pengalaman
dalam psikoterapi individual. Dalam kelompok terapis akan kehilangan sebagian
otoritasnya dan menyerahkan kepada kelompok. Terapis sebaiknya mengawali
dengan mengusahakan terciptanya suasana yang tingkat kecemasannya sesuai,
sehingga klien terdorong untuik membuka diri dan tidak menimbulkan atau
mengembalikan mekanisme pertahanan diri. Setiap permulaan dari suatu terapi
aktifitas kelompok yang baru merupakan saat yang kritis karena prosedurnya
merupakan sesuatu yang belum pernah dialami oleh anggota kelompok dan
mereka dihadapkan dengan orang lain.
10
bila ada anggota yang tidak mampu maka terapis memperkenalkannya. Terapis
kemudian menjelaskan maksud dan tujuan serta prosedur terapi kelompok dan
juga masalah yang akan dibicarakan dalam kelompok. Topik atau masalah dapat
ditentukan oleh terapis atau usul klien. Ditetapkan bahwa anggota bebas
membicarakan apa saja, bebas mengkritik siapa saja termasuk terapis. Terapis
sebaiknya bersifat moderat dan menghindarkan kata-kata yang dapat diartikan
sebagai perintah.
11
pelaksanaan terapi aktivitas kelompok, komponen yang dapat disusun meliputi :
deskripsi, karakteristik klien, masalah keperawatan, tujuan dan landasan teori,
persiapan alat, jumlah perawat, waktu pelaksanaan, kondisi ruangan serta uraian
tugas terapis.
Sebagai fasilitator, perawat ikut serta dalam kegiatan kelompok sebagai anggota
kelompok dengan tujuan memberi stimulus pada anggota kelompok lain agar
dapat mengikuti jalannya kegiatan.
12
Merupakan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
keadaan yang bersifat darurat (emergensi dalam terapi) yang dapat mempengaruhi
proses pelaksanaan terapi aktivitas kelompok.
Dari rangkaian tugas diatas, peranan ahli terapi utamanya adalah sebagai
fasilitator. Idealnya anggota kelompok sendiri adalah sumber primer
penyembuhan dan perubahan.
Sedangkan menurut Depkes RFI 1998, di dalam suatu kelompok, baik itu
kelompok terapeutik atau non terapeutik tokoh pemimpin merupakan pribadi yang
paling penting dalam kelompok. Pemimpin kelompok lebih mempengaruhi
tingkat kecemasan dan pola tingkah laku anggota kelompok jika dibandingkan
dengan anggota kelompok itu sendiri. Karena peranan penting terapis ini, maka
diperlukan latihan dan keahlian yang betul-betul professional.
13
Tujuan :
Karakteristik :
Tujuan :
14
tempat. Teknik yang digunakan meliputi inspirasi represif, interaksi bebas
maupun secara didaktik.
Tujuan :
Karakteristik :
Tujuan umum :
15
Mampu meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota kelompok,
berkomunikasi, saling memperhatikan, memberi tanggapan terhadap orang lain,
mengekpresikan ide serta menerima stimulus eksternal.
Tujuan khusus :
Karakteristik :
a. Penderita kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan
ruangan
b. Penderita sering berada ditempat tidur
c. Penderita menarik diri, kontak sosial kurang
d. Penderita dengan harga diri rendah
e. Penderita gelisah, curiga, takut dan cemas
f. Tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya, jawaban
sesuai pertanyaan
g. Sudah dapat menerima trust, mau berinteraksi, sehat fisik
5. Penyaluran energy
Tujuan :
16
K. Kerangka Teoritis Terapi Aktivitas Kelompok
2. Model komunikasi
a. Perlu berkomunikasi
b. Anggota harus bertanggung jawab pada semua level, misalnya
komunikasi verbal, nonverbal, terbuka dan tertutup.
c. Pesan yang disampaikan dapat dipahami orang lain
d. Anggota dapat menggunakan teori komunikasi dalam membantu satu dan
yang lain untuk melakukan komunikasi efektif
17
Model ini bertujuan membantu meningkatkan keterampilan interpersonal dan
social anggota kelompok. Selain itu teori komunikasi membantu anggota
merealisasi bagaimana mereka berkomunikasi lebih efektif. Selanjutnya leader
juga perlu menjelaskan secara singkat prinsip-prinsip komunikasi dan bagaimana
menggunakan didalam kelompok serta menganalisa proses komunikasi tersebut.
3. Model interpersonal
Pada teori ini terapis bekerja dengan individu dan kelompok. Anggota
kelompok ini belajar dari interaksi antar anggota dan terapis. Melalui ini
kesalahan persepsi dapat dikoreksi dan perilaku social yang efektif dipelajari.
Perasaan cemas dan kesepian merupakan sasaran untuk mengidentifikasi dan
merubah tingkah laku/perilaku.
4. Model psikodrama
18
L. Terapis
Terapis adalah orang yang dipercaya untuk memberikan terapi kepada klien yang
mengalami gangguan jiwa. Adapun terapis antara lain :
a. Dokter
b. Psikiater
c. Psikolog
d. Perawat
e. Fisioterapis
f. Speech teraphis
g. Occupational teraphis
h. Sosial worker
Menurut Globy, Kenneth Mark seperti yang dikutif Depkes RI menyatakan bahwa
persyaratan dan kualifikasi untuk terapi aktivitas kelompok adalah :
19
f. Harus mampu menerima pasien sebagai manusia utuh dengan segala
kekurangan dan kelebihannya.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
22
NOTULEN KELOMPOK 5
Anggota kelompok 5:
23
yang lalu. Anggota memainkan peran sesuai dengan yang
pernah dialami.
2. Penanya : Nuraini (kelompok 3)
Pertanyaan : Terapi aktivitas kelompok seperti apa yang dilakukan
kepada pasien
jiwa yang mengalami gangguan panca indera ?
24
dari pelaksanaan TAK sangatlah banyak , beberapa
keuntungan yang dapat diperoleh individu atau klien
melalui terapi aktivitas kelompok meliputi dintaranya
dukungan (support), pendidikan meningkatkan pemecahan
masalah, meningkatkan hubungan interpersonal dan juga
meningkatkan uji realitas (reality testing) pada klien dengan
gangguan orientasi realitas. Selain itu, kita juga dapat
langsung mengamati dan menilai perkembangan klisen
secara langsung dengan ketrampilan hubungan
interpersonal atau social yang dimilikinya, kemampuan
atau pengetahuan pemecahan masalah, kemampuan uji
realitas (reality testing) melalui komunikasi dan umpan
balik dengan atau dari orang lain, serta Membangkitkan
motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.
4. Penanya : Afellika Wirahma (Kelomopok 1)
Pertanyaan : Pada pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
terdapat fase konflik apa saja yang termasuk pada fase
konflik?
Penjawab : Widya Putri Okviriana (183110238)
Jawaban : Fase Konflik termasuk pada fase awal, dimana pada fase
ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu
orientasi, konflik atau kebersamaan. Fase Konflik
merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota
mulai memikirkan siapa yang berkuasa dalam kelompok,
bagaimana peran anggota, tugasnya dan saling
ketergantungan yang akan terjadi. Pada fase ini dependen
dan indenpen saling ingin memimpin atau bahkan ada yang
menjadi penetral. Kita sebagai fasilitator harus dapat
mengantisipasi agar dapat menghindari terjadinya hal yang
berkeseriusan antar klien.
25
5. Penanya : Revina Agustina
Pertanyaan : Memberikan terapi aktivitas kelompok kepada pasien
jiwa?
Penjawab : Sonia Vaindri
Jawaban : Pada pagi hari sebelum melakukan terapi aktivitas
kelompok, perawat dan Orang dengan gangguan jiwa
terlebih dahulu melakukan senam pagi, setelah itu mereka
baru pergi ke sebuah ruangan, disana ada Koran atau
majalah terbaru, disana mereka belajar bersama-sama,
setelah menulis apa yang mereka baca dan membacakan di
depan teman-emannya, lalu mereka berdiskusi dan mampu
menerima pendapat orang lain dan memberikan
pendapatnya pada diskusi tersebut.
26
8. Penanya : Innaya Nursafitri
Pertanyaan : Apa perbedaan dokter, psikiater psikolog dalam dalam
mengatasi ?
pasien gangguan jiwa dan kegunaan perawat dalam terapi
aktivitas
kelompok ?
Penjawab : Yesi Sepriyani
Jawaban : Psikiater adalah spesialis dari dokter jiwa atau gelar dari
Dokter, Jiwa sedangkan psikolog adalah ilmu yang
mempelajari tentang prilaku, fungsi mental dan proses
mental manusia melalui prosedur ilmiah. Peran perawat
dalam TAK, menpersiapkan program terapi aktivitas
kelompok Tugas sebagai leader dan coleader, tugas sebagai
fasilisator, tugas sebagai observer, tugas dalam mengatasi
masalah yang timbul saat pelaksanaan terapi, program
antisipasi masalah.
9. Penanya : Monicha Yuza Utami
Pertanyaa : Pengaruh aktivita skelompok terhadap sosialisasi pasien
Penjawab : Danil Hidayat
Jawaban : Dengan adanya TAK menbantu pasien untuk melakukan
interaksi social dan berperan katif dalam lingkungan
terutama sangat membantu pada pasien yang suka
menyendiri dan emnarik diri dari lingkungan sehingga
dengan adanya TAK pasien dapat berinteraksi
menyampaikan pendapat, meningkatkan kemampuan dalam
berinteraksi.
10. Penanya : Heksa Nadiandra Putri
Pertanyaan : Terapi apa yang efektif untuk pasien jiwa ?
27
Jawaban : Terapi aktifitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi
28
29