1. Tujuan
5) Pasien mampu melakukan dan menggunakan teknik relaksasi untukmengurangi atau mengatasi
ansietas
2. Tindakan Keperawatan
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman
dan nyaman pada saat berinteraksi. Tindakan yangharus dilakukan dalam membina hubungan saling
perrcaya sebagai berikut:
b. Berjabat tangan
5) Anjurkan latihan nafas dalam tiap dua jam, distraksi setiap saat (kecuali saat tidur)
3. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
Perawat : “Assalamu’alaikum, selamat pagi bapak/ibu, perkenalkan nama saya (…) panggil saja saya
perawat (...), saya perawat yang sedang bertugas pada pagi hari ini, nama bapak/ibu siapa pak/bu?”.
Pasien : “(…)”
Perawat : “Adakah yang bapak/ibu pikirkan? Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang perasaan
yang bapak/ibu rasakan saat ini?”.
Perawat : “Mau berapa lama pak/bu? Bagaimana kalau 15 menit? Kita bicaranya disini saja atau dimana
pak/bu?”.
2. Fase Kerja
Perawat : “Bagaimana perasaan bapak/ibu karsi saat ini? Apakah bapak/ibu bisa tidur semalam?”.
Pasien : “Saya tidak bisa tidur (menggerutukan gigi, ketakuatan dan gelisah)”.
Perawat : “Bapak/ibu gelisah, cemas dan takut kepada siapa? Nah, sekarang coba bapak/ibu ceritakan apa
yang bapak/ibu rasakan saat ini?:.
Pasien : “Saya takut sus, saya takut jika berada dirumah, saya takut di jahati oleh tetangga saya sendiri?”.
Perawat : “Oww, jadi bapak/ibu merasa takut jika tetangga bapak/ibu melakukan tindakan kejahatan
kepada bapak/ibu. Jika boleh saya tau apa yang bapak/ibu lakukan jika bapak/ibu merasa ketakutan?”.
Pasien : “Bisa hilang jika saya mengobrol dengan teman-teman saya atau menonton TV”.
Perawat : “Iya bu, itu sudah cukup bagus. Bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi kecemasan
bapak/ibu dengan latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam?”.
Perawat : “Silahkan bapak/ibu perhatikan saya terlebih dahulu lalu bapak/ibu bisa mengikuti cara yang
sudah saya ajarkakan. Kita mulai ya bu,tarik nafas dalam perlahan lahan melalui hidung setelah itutahan
nafas dalam hitungan tiga setelah itu bapak/ibu hembuskan melalui mulut. Sekarang coba bapak/ibu
praktikkan?”.
Perawat : “Wah bagus sekali bu, bapak/ibu sudah mampu melakukannya. Sekarang bapak/ibu ulangi
selama 5 kali ya bu”.
Perawat : “Apa yang biasanya bapak/ibu lakukan di sini selain menyendiri di kamar dan mencoret-coret
tembok?”.
Pasien : “Biasanya saya ngobrol dengan teman saya atau menoneton TV bersama-sama”.
Perawat : “Biasakan selalu melakukan kegiatan tersebut ya pak/bu, agar perasaan takut bapak/ibu dapat
terlupakan sejenak”.
Pasien : “ Ok Sus”.
3. Fase Terminasi
Perawat : “Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita berbincang-bincang sedikit tentang masalah yang
bapak/ibu rasakan dan latihan relaksasi dengan tarik nafas dalam?”.
Perawat : “Coba bapak/ibu ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari”.
Perawat : “Iya bu, Apabila nanti bapak/ibu merasa ketakutan dan cemas lagi,bapak/ibu bisa melakukan
tarik nafas dalam seperti yang saya ajarkantadi atau bapak/ibu berbincang-bincang dengan teman-teman
bapak/ibu,menonton TV atau membaca buku, yang terpenting kurangi menyendiri di kamar ya bu”.
Perawat : “Baik pak/bu, bagaimana jika besok kita berbincang-bincang kembali disini sekitar 15 menit
lagi?”.
Pasien : “wa’alaikumsalam”.
1. Tujuan
2) Keluarga mampu memahami penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala, serta akibat dari ansietas.
3) Keluarga mampu melatih pasien melakukan tarik nafas dalam dan distraksi.
4) Keluarga mampu memotivasi pasien melakukan tarik nafas dalam dan distraksi serta menjelaskan
untuk bersikap positif dan memberi semangat.
2. Tindakan Keperawatan
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman
dan nyaman pada saat berinteraksi. Tindakan yang harus dilakukan dalam membina hubungan saling
perrcaya sebagai berikut:
b. Berjabat tangan
3) Menjelaskan ansietas, penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala, serta akibatnya.
4) Menjelaskan cara merawat ansietas pasien : tidak menambah masalah pasien, selalu bersikap
positif dan memberi semangat.
5) Menyertartakan keluarga saat melatih pasien melakukan tarik nafas dalam dan distraksi.
6) Anjurkan keluarga memotivasi pasien melakukan tarik nafas dalamdan distraksi serta
menjelaskan kepada yang besuk untuk melakukan sikap yang positif.
3. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
Perawat : “Assalamu’alaikum selamat pagi bapak/ibu, perkenalkan saya perawat (...) yang sedang
bertugas pada pagi hari ini. Ini dengan bapak/ibu siapa?”.
2. Fase Kerja
Perawat : “Baik pak/bu, tujuan saya disini untuk menjelaskan tentang suami/istri bapak/ibu yaitu
bapak/ibu (…), masalah yang dialami bapak/ibu (...) saat ini beliau merasa cemas dan ketakutan yang
sangat menggangu aktifitasnya beliau sering terlihat gelisah bahkan tremor dan menyendiri di ruangan.
Masalah tersebut dikarenakan bapak/ibu (...) merasa bahwa tetangganya akan melakukan tindakan
kejahatan kepadanya lagi. Kalau boleh saya tau penyebab awalnya bagaimana ya pak/bu?”.
Keluarga : “Awalnya tetangga dekat rumah saya dan suami/istri saya dating ke rumah untuk meminjam
uang. Waktu itu suami/istri saya hanya berdua dengan anak saya di rumah karena saya sedang bekerja.
Karena kami sedang dalam kesusahan ekonomi suami/istri saya pun tidak meminjamkan uang kepada
tetangga saya, namun tetangga saya tidak terima karena tidak percaya dengan suami/istri saya yang
biasanya terlihat berkecukupan. Dia pun mulai emosi dan melakukan tindakan kekerasan dengan
memukul hingga beberapa kali hingga muka suami/istri saya lebam-lebam”.
Perawat : “Jadi seperti itu penyebabnya sehingga bapak/ibu (...)merasa ketakutan dan cemas”.
Keluarga : “Sebenarnya apa sih rasa cemas dan mengapa anak saya merasakan hal tersebut?”.
Perawat : “Baik pak/bu, yang dimaksud dengan kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau
kekhawatiran yang samar disertai reStrategi Pelaksanaanons otonom (sumber sering kali tidak Strategi
Pelaksanaanesifik atau tidak diketahui oleh individu) perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi
terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaStrategi Pelaksanaanadaan yang memperingatkan
individu akan adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman. Untuk
penyebab dari faktor biologis yaitu dari diri bapak/ibu (...) sendiri hanya selalu merasa cemas dan
ketakutan. Faktor psikologis yaitu keadaan emosional dan tidak sampai untuk mewujudka nkeinginannya,
dari faktor sosial budaya bisa dari perekonomian keluarga maupun dari latar belakang pendidikan
bapak/ibu (...) sendiri. Tanda gejala dari kecemasan meliputi gelisah, gerakan ekstra, kontak mata buruk,
mengekStrategi Pelaksanaanresikan kekhawatiran karena perubahan dalam peristiwa hidup, perilaku
mengintai, tampak waStrategi Pelaksanaanada, distres, gugup, ketakutan, menggemerutukkan gigi,
gemetar, tremor, wajah tegang, suara bergetar dan akibat kecemasan meliputi gangguan pernafasan,
jantung berdebar-debar, peningkatan denyut nadi, frekuensi pernafasan, mual, diare, gangguan pola tidur,
gangguan konsentrasi, dan gangguan perhatian”.
Keluarga : “Jadi itu yang dimaksud dengan kecemasan yah sus, lalu apa yang seharusnya saya lakukan
agar kecemasan suami/istri saya dapat berkurang?”.
Perawat : “Bapak/ibu hanya perlu melatih bapak/ibu (...) untuk tarik nafas dalam dengan menarik nafas
dalam perlahan lahan melalui hidung setelah itu tahan nafas dalam hitungan tiga setelah itu bapak/ibu
hembuskan melalui mulut, latihlah hal tersebut setiap saat terutama pada saat bapak/ibu (...) merasa
kecemasan”.
Keluarga : “Baik sus, apakah hanya itu yang harus saya lakukan?”.
Perawat : “Selain itu bapak juga harus selalu mengajak bapak/ibu (...) berbincang-bincang agar rasa
cemas dan takutnya dapat teralihkan sejenak, dan selalu memberikan motivasi kepada bapak/ibu (...)
misalnya mengatakan bahwa bapak/ibu tidak perlu takut dan cemas akan disakiti oleh tetangga bapak/ibu,
karena suami/istri dan keluarga bapak/ibu akan melindungi bapak/ibu dengan segenap hati, selain itu
jelaskan kepada yang besuk untuk melakukan sikap yang positif”.
3. Fase Terminasi
Perawat : “Baik pak/bu, demikian yang dapat saya sampaikan pada hari ini, apakah bapak sudah mengerti
dengan apa yang saya katakan?
Perawat : “Baik pak/bu, apakah besok bapak ada waktu, bisakah kitamelanjutkan perbincangan ini?”
2) Pasien mampu melakukan hipnotis diri sendiri (teknik lima jari) dankegiatan Strategi
Pelaksanaaniritual.
2. Tindakan Keperawatan
1) Evaluasi ansietas dan kemampuan pasien melakukan tarik nafas dalamdan distraksi dan berikan
pujian.
2) Latihan hipnotis diri sendiri (teknik lima jari) dan kegitan Strategi Pelaksanaaniritual.
3) Anjurkan pasien melakukan tarik nafas dalam (setiap dua jam),distraksi (setiap saat), teknik lima
jari (lima kali sehari) dan kegiatanStrategi Pelaksanaaniritual (disesuaikan).
1. Tujuan
2) Keluarga mampu melatih pasien hipnotis diri sendiri (lima jari) dan kegiatan Strategi
Pelaksanaaniritual.
2. Tindakan Keperawatan
1) Evaluasi masalah yang dirasakan keluarga dan kemampuan keluarga merawat pasien dan berikan
pujian.
2) Menyertakan keluarga saat melatih pasien hipnotis diri sendiri (lima jari) dan kegiatan Strategi
Pelaksanaan spiritual.
1. Tujuan
1) Pasien mampu tarik nafas dalam, distraksi, teknik lima jari, Strategi Pelaksanaaniritual.
2. Tindakan Keperawatan
1) Evaluasi ansietas dan kemampuan tarik nafas dalam, distraksi, teknik lima jari, Strategi
Pelaksanaaniritual. Beri pujian.
1. Tujuan
1) Keluarga mampu merawat/melatih pasien tarik nafas dalam, distraksi, teknik lima jari dan
kegiatan Strategi Pelaksanaaniritual.
2. Tindakan Keperawatan
1) Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien tarik nafasdalam, distraksi, teknik lima
jari dan kegiatan Strategi Pelaksanaaniritual.