OLEH
NAMA : Mega Indriyani Putri
NIM : 2019.04.042
STASE JIWA
BANYUWANGI
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir. (Prawirohardjo, 2016).
Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan
lahir. (Prawirohardjo, 2016).
Pesalinan dan kelahiran normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada
letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri, tanpa alat
serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam
melalui jalan lahir.
Masa nifas ( puerperium ) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini
yaitu 6 – 8 minggu.(Rustam Mochtar,2015).
Masa nifas adalah periode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan anak, ketika alat
– alat reproduksi tengah kembali kepada kondisi normal.( Barbara F. weller 2015 )
Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan
alat – alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari
24 jam.(Abdul Bari Saifuddin, 2016)
Pesalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin. (Prawirohardjo, 2016).
1.2 Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2015)
e) Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi
pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus.
1.3 Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”.
Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi
dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh hormon laktogen dari
kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamae.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang
ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks
ialah segera post partum bentuk serviks agak menganga seperti corong, bentuk ini
disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang
terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis
ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-
5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput
janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai
waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang
merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur
kembali seperti sedia kala.
1.5 Tanda dan Gejela
1. Involusi uterus
Adalah proses kembalinya alat kandungan uterus dan jalan lahir setelah bayi
dilahirkan sehingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil. Setelah plasenta
lahir, uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi ini menyebabkan rasa
nyeri/mules-mules yang disebut after pain post partum terjadi pada hari ke – 2-
3 hari.
2. Kontraksi uterus
Intensistas kontraksi uterus meningkat setelah melahirkan berguna untuk
mengurangi volume cairan intra uteri. Setelah 1 – 2 jam post partum, kontraksi
menurun stabil berurutan, kontraksi uterus menjepit pembuluh darah pada uteri
sehingga perdarahan setelah plasenta lahir dapat berhenti.
3. After pain
Terjadi karena pengaruh kontraksi uterus, normal sampai hari ke -3. After pain
meningkat karena adanya sisa plasenta pada cavum uteri, dan gumpalan darah
(stoll cell) dalam cavum uteri .
4. Endometrium
Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding rahim terjadi pada stratum
spunglosum, bagian atas setelah 2 – 3 hari tampak bahwa lapisan atas dari
stratum sponglosum yang tinggal menjadi nekrosis keluar dari lochia.
Epitelisasi endometrium siap dalam 10 hari, dan setelah 8 minggu endometrium
tumbuh kembali.
Epitelisasi tempat plasenta + 3 minggu tidak menimbulkan jaringan parut, tetapi
endometrium baru, tumbuh di bawah permukaan dari pinggir luka.
5. Ovarium
Selama hamil tidak terjadi pematangan sel telur. Masa nifa terjadi pematangan
sel telur, ovulasi tidak dibuahi terjadi mentruasi, ibu menyusui mentruasinya
terlambat karena pengaruh hormon prolaktin.
6. Lochia
Adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas,
sifat lochia alkalis sehingga memudahkan kuman penyakit berkembang biak.
Jumlah lebih banyak dari pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi,
berbau anyir, tetapi tidak busuk.
Lochia dibagi dalam beberapa jenis :
a. Lochia rubra
Pada hari 1 – 2 berwarna merah, berisi lapisan decidua, sisa-sisa chorion,
liguor amni, rambut lanugo, verniks caseosa sel darah merah.
b. Lochia sanguinolenta
Dikeluarkan hari ke 3 – 7 warna merah kecoklatan bercampur lendir, banyak
serum selaput lendir, leukosit, dan kuman penyakit yang mati.
c. Lochia serosa
Dikeluarkan hari ke 7 – 10, setelah satu minggu berwarna agak kuning cair
dan tidak berdarah lagi.
d. Lochia alba
Setelah 2 minggu, berwarna putih jernih, berisi selaput lendir, mengandung
leukosit, sel epitel, mukosa serviks dan kuman penyakit yang telah mati.
7. Serviks dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan, osteum externum dapat dilalui oleh 2 jari dan
pinggirnya tidak rata (retak-retak). Pada akhir minggu pertama hanya dapat
dilalui oleh 1 jari saja. Vagina saat persalinan sangat diregang lambat laun
mencapai ukuran normal dan tonus otot kembali seperti biasa, pada minggu ke-
3 post partum, rugae mulai nampak kembali.
8. Perubahan pada dinding abdomen
Hari pertama post partum dinding perut melipat dan longgar karena diregang
begitu lama. Setelah 2 – 3 minggu dinding perut akan kembali kuat, terdapat
striae melipat, dastosis recti abdominalis (pelebaran otot rectus/perut) akibat
janin yang terlalu besar atau bayi kembar.
9. Perubahan Sistem kardiovaskuler
Volume darah tergantung pada jumlah kehilangan darah selama partus dan
eksresi cairan extra vasculer.
Curah jantung/cardiac output kembali normal setelah partus
10. Perubahan sistem urinaria
Fungsi ginjal normal, dinding kandung kemih memperlihatkan oedema dan
hiperemi karena desakan pada waktu janin dilahirkan. Kadang-kadang oedema
trigonum, menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga terjadi retensio urin.
Pengaruh laserasi/episiotomi yang menyebabkan refleks miksi menurun.
11. Perubahan sistem Gastro Intestina;
Terjadi gangguan rangsangan BAB atau konstipasi 2 – 3 hari post partum.
Penyebabnya karena penurunan tonus pencernaan, enema, kekakuan perineum
karena episiotomi, laserasi, haemorroid dan takut jahitan lepas
12. Perubahan pada mammae
Hari pertama bila mammae ditekan sudah mengeluarkan colustrum. Hari ketiga
produksi ASI sudah mulai dan jaringan mammae menjadi tegang,
membengkak, lebut, hangat dipermukaan kulit (vasokongesti vaskuler)
13. Laktasi
Pada waktu dua hari pertama nifas keadaan buah dada sama dengan kehamilan.
Buah dada belum mengandung susu melainkan colustrum yang dapat
dikeluarkan dengan memijat areola mammae.
Colustrum yaitu cairan kuning dengan berat jenis 1.030 – 1,035 reaksi alkalis
dan mengandung protein dan garam, juga euglobin yang mengandung antibodi.
bayi yang terbaik dan harus dianjurkan kalau tidak ada kontra indikasi
14. Temperatur
Temperatur pada post partum dapat mencapai 38 0C dan normal kembali dalam
24 jam. Kenaikan suhu ini disebabkan karena hilangnya cairan melalui vagina
ataupun keringat, dan infeksi yang disebabkan terkontaminasinya vagina.
15. Nadi
Umumnya denyut nadi pada masa nifas turun di bawah normal. Penurunan ini
akibat dari bertambahnya jumlah darah kembali pada sirkulasi seiring lepasnya
placenta. Bertambahnya volume darah menaikkan tekanan darah sebagai
mekanisme kompensasi dari jantung dan akan normal pada akhir minggu
pertama.
16. Tekanan Darah
Keadaan tensi dengan sistole 140 dan diastole 90 mmHg baik saat kehamilan
ataupun post partum merupakan tanda-tanda suatu keadaan yang harus
diperhatikan secara serius.
17. Hormon
Hormon kehamilan mulai berkurang dalam urine hampir tidak ada dalam 24
hari, setelah 1 minggu hormon kehamilan juga menurun sedangkan prolaktin
meningkat untuk proses laktasi
II. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada Post Partum
B. Diagnosa keperawatan
RENTANG RESPONS EMOSIONAL
Respons Adaptif Respons
Maladaptif
Kepekaan Reaksi berduka Penundaan reaksi
emosional takterkomplikasi Supresi emosi berduka Depresi/mani
Pengertian:
a. Kepekaan emosional
Respons emosional dipengaruhi oleh dunia internal dan eksternal dan
berperan aktif dalam dunia seseorang. Orang tersebut terbuka dan sadar
akan perasaannya sendiri.
b. Reaksi berduka tak terkomplikasi
Terjadi sebagai respons terhadap kehilangan dan tersirat bahwa seseorang
sedang menghadapi suatu kehilangan yang nyata serta larut dalam proses
berdukanya.
c. Supresi emosi
Tampak sebagai penyangkalan (denial) terhadap perasaan sendiri
d. Penundaan reaksi berkabung
respons emosional terhadap kehilangan . ini dapat terjadi pada awal proses
berkabung dan menjadi nyata pada kemunduran proses, mulai terjadi
beratahap atau sekaligus. Penundaan dan penolakan proses berduka
kadang terjadi bertahun-tahun.
e. Depresi atau melankolia
Suatu kesedihan atau perasaan berduka berkepanjangan. Digunakan untuk
menunjukkan berbagai fenomena, tanda, gejala, sindrom, keadaan
emosional, reaksi, penyakit atau klinik.
f. Mania
Ditandai dengan elevasi alam perasaan berkepanjangan dan mudah
tersinggung.
3. Konsep Diri
KD adalah Semua perasaan, kepercayaan dan nilai yang diketahui individu
tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang
lain. Berkembang secara bertahap, saat bayi mulai mengenal dan membedakan
diri dengan orang lain. Pembentukan KD dipengaruhi asuhan orang tua dan
lingkungan.
Komponen KD :
1. Body Image ( Citra tubuh)
a) Sikap terhadap tubuh secara sadar dan tidak sadar
b) Mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, dan fungsi
penampilan tubuh dulu dan sekarang
2. Ideal diri
a) Persepsi individu → bagaimana harus berprilaku sesuai standar
prilaku.
b) Akan mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi.
3. Harga diri (HD)
a) Penilaian terhadap hasil yang dicapai dengan analisis → sejauh mana
prilaku memenuhi ideal diri.
b) Sukses → HD tinggi, gagal → HD rendah
c) HD diperolah dari diri sendiri dan orang lain.
Subjektif Objektif
4) Penampilan peran
tidak efektif
a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang kosnep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima
b. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang
negatif dari dirinya.
c. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negatif
dan merasa lebih rendah dari orang lain.
d. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek
identitas masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikososial
kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
e. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap
diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak
dapat membedakan dirinya dengan orang lain.
D. Manifestasi klinis
Beberapa gangguan pada gambaran diri tersebut dapat menunjukan tanda
dan gejala, seperti:
a. Syok Psikologis
Syok Psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak
perubahan dan dapat terjadi pada saat pertamatindakan.syok psikologis
digunakan sebagai reaksi terhadap ansietas. Informasi yang terlalu
banyak dan kenyataan perubahan tubuh membuat klien menggunakan
mekanisme pertahanan diri seperti mengingkari, menolak dan proyeksi
untuk mempertahankan keseimbangan diri.
b. Menarik diri
Klien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan , tetapi
karena tidak mungkin maka klien lari atau menghindar secara emosional.
Klien menjadi pasif, tergantung , tidak ada motivasi dan keinginan untuk
berperan dalam perawatannya.
c. Penerimaan atau pengakuan secara bertahap
Setelah klien sadar akan kenyataan maka respon kehilangan atau berduka
muncul. Setelah fase ini klien mulai melakukan reintegrasi dengan
gambaran diri yang baru.
b) Identitas diri
Ketidak pastian memandang diri, sukar menetapkan
keinginan dan tidak mampu mengambil keputusan.
c) Peran
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit
, proses menua, putus sekolah, PHK
d) Ideal diri
Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya :
mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi.
e) Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalah terhadap
diri sendiri, gangguan hubungan sosial , merendahkan
martabat , mencederai diri, dan kurang percaya diri. Pasien
mempunyai gangguan / hambatan dalam melakukan hubunga
social dengan orang lain terdekat dalam kehidupan, kelempok
yang diikuti dalam masyarakat.
3) Hubungan Sosial
a) Orang yang berarti/terdekat
Hal yang perlu di kaji bagaimana pasien memiliki orang
terdekat untuk berkeluh kesah dan mencari solusi di setiap
masalah yang ada, dan membantu untuk memecahkan masalah
yang di alami oleh si pasien
b) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Dalam hal ini yang perlu di kaji bagaimana pasien aktif dalam
kegiatan kelompok maupun masyarakat sebagai bentuk
bersosialisasi
c) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Hal ini yang perlu di kaji bagaimana pasien mampu
berkomunikasi dengan orang lain, apakah pasien cenderung
menutup diri dan tidak terbuka terhadap orang lain
4) Masalah Psikososial pada lingkungan
Dalam hal ini beroientasi pada lingkungan seperti adanya masalah
dengan dukungan kelompok, dengan lingkungan, dengan
pendidikan, dengan pekerjaan, dengan perumahan atau keluarga,
dengan ekonimi, dan dengan pelayanan kesehatan.
5) Spiritual
a) Keyakinan
Keyakinan dalam hal ini dimaksud bagaimana pasien
memandang suatu penyakit tersebut apakah pandanganya
sebagai malapetaka, kutukan atau bahkan hukuman dari tuhan
b) Nilai
Nilai – nilai yang di pahami oleh pasien mengenai keyakinan
nya dalam hal ini bagaimana pasien memandang kejadian yang
di alaminya
c) Kegiatan ibadah
Dalam hal ini bagaimana pasien melakukan ibadah sesuai
dengan agamanya.
f. Pohon Masalah
Sejumlah masalah pasien akan saling berhubungan hingga menjadi
suatu pohon masalah meliputi :
Penyebab (Causa)
Masalah utama (Core Problem)
Akibat (Effect)
g. Prioritas Diagnosa Keperawatan
Gangguan Citra tubuh Berhububungan dengan perubahan
struktur/bentuk tubuh di buktikan dengan mengungkapkan kecacatan,
fungsi/struktur tubuh berubah
2. Rencana Tindakan Keperawatan
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menilai aspek dari
tindakan yang dilakukan secara terus menerus terhadap respon pasien
evaluasi adalah hasil yang dilihat dan perkembangan persepsi pasien
pertumbuhan perbandingan perilakunya dengan kepribadian yang
sehat.Evaluasi dilakukan dengan pendekatan SOAP:
S : Respon subyektif pasien terhadap keperawatan yang telah
dilaksanakan
O : Respon objektif pasien terhadap keperawatan yang dilaksanakan
A : Analisa ulang atas data subyektif dan objektif untuk menyimpulkan
apakah masih tetap atau masuk giliran baru.
P : Perencanaan untuk tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon
pasien.
BAB 3
PATOFISIOLOGI POST PARTUM DENGAN
MASALAH PSIKOSOSIL GANGGUAN CITRA TUBUH
3.1 Pohon Masalah
Butuh perlindungan
Nyeri akut
perut terasa mulas kurang baik dan pelayanan Belajar mengenai Kondisi tubuh
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny F Tanggal Pengkajian : 23-08-2020
Umur : 19thn
Alamat : jln. Krajan RT RW 02 04 Panji, Situbondo
Pendidikan : SMK
Agama : Islam
Status : kawin
Pekerjaan : IRT
Jenis Kel. : Perempuan
Jelaskan : ny f merupakan ibu post partum yang masih dalam masa nifas , ny f baru melahirkan anak
pertamanya yang masih berusia 25hari, dan pasien merasa tidak percaya diri karena
adanya perubahan anggota tubuh.
III. RIWAYAT TRAUMA YANG MENYERTAI
No Jenis Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
1 Aniaya fisik 18tahun Suami Ny f Orangtua
(2019) suami
2 Aniaya seksual ….. ….. ….. …..
3 Penolakan 18 tahun Bibi Ny f Suami
(2019) suami
4 Kekerasan dalam keluarga 16 tahun Kakak Ny f Orangtua
(2017) laki-laki
5 Tindakan kriminal ….. ….. ….. …..
Jelaskan : ny f pada tahun 2019 sempat mengalami aniaya fisik (ditampar) dengan suaminya Lantara
ada kesalah pahaman dalam berumah tangga
Ny f pada tahun 2019 sempat mengalami penolakan oleh bibi dari suami lantaran baru menikah tidak
setuju apabila ny f langsung memiliki momongan karena adik dari suami masih SD takut menambah
beban orangtua dari suami.
Ny f pada tahun 2017 sempat mengalami kekerasan dalam keluarga dipukul menggunakan sabuk
oleh kakak laki-laki lantaran keluyuran hingga larut malam.
N: 82x/mnt
S: 36,7 C°
RR:22 x/mnt
4. Keluhan fisik:
Tidak
Ya,
Jelaskan:
Ny f mengatakan setelah melahirkan dan menyusui ada perubahan terhadap anggota tubuh.
Ny f mengatakan setiap setelah mandi wajah pasien terasa muncul bintik-bintik kecil, pasien
beranggapan mungkin tidak cocok dengan sabun muka.
19
thn
Keterangan Gambar :
: perempuan : pasien
19
thn
: sangat dekat
Jelaskan: ny f merupakan anak ketiga dari empat bersaudara, pasien sangat dekat dengan
orangtuanya, suami, kakak laki-laki, kakak perempuan, adik perempuan. Dan pasien
mengatakan biasanya ketika ada permasalah pasien sering bercerita kepada suami dan
orangtuanya, dukungan yang di dapat oleh pasien dari seluruh anggota keluarga sangatlah
mendukung dan tidak adanya masalah dalam kelurga.
2. Konsep Diri
a. Citra tubuh :
Sebelum : Ny f mengatakan sebelum hamil dan melahirkan pasien sangat suka dengan
bentuk tubuhnya yang terlihat ideal sesuai dengan keinginannya.
b. Identitas :
Sebelum : Ny f mengatakan sebelum melahirkan status pasien menjadi seorang istri
Sesudah : Ny f mengatakan semenjak sudah melahirkan pasien menjadi ibu dan merasakan
ada permasalah dengan pola tidurnya yang sering begadang, menyusui setiap saat
bayinya bangun malam.
c. Peran :
Sebelum : Ny f mengatakan sebelum melahirkan berperan menjadi seorang istri yang patuh
terhadap perannya menjadi ibu rumah tangga.
e. Harga diri:
Sebelum : Ny f Mengatakan sebelum melahirkan hubungan/interaksi dirinya dengan orang
lain sangatlah baik-baik saja.
Sesudah : Ny f mengatakan merasa kurang percaya diri dengan perubahan bentuk tubuhnya
meskipun suami menerima apa adanya dan keluarga, pasien masih merasa malu bila
berkumpul dengan orang sekitar rumah.
Masalah / Diagnosa Keperawatan : gangguan citra tubuh
Asietas Keputusasaan
Gangguan citra tubuh Harga diri rendah situasional
Gangguan identitas pribadi Berduka
Ketidakberdayaan Lain-lain jelaskan
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat:
Sebelum : Ny f mengatakan orang terdekat ataupun yang berarti dalam hidupnya adalah
orangtua, suami, pasien sering mengadu, berbicara meminta bantuan kepada
orangtuanya.
Sesudah : Ny f mengatakan orang terdekat ataupun yang berarti dalam hidupnya adalah
orangtua, suami, saudara,saudarinya untuk bercerita keluh kesahnya dalam
menjali peran barunya menjadi ibu.
Sesudah : Ny f mengatakan tidak adanya pemasukan dari suami tiap minggunya, namun
masih ada uang di buku tabungan untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Sesudah : Ny f mengatakan tidak ada masalah dengan pelayanan kesehatan karena memiliki
jaminan kesehatan (KIS).
h. Masalah lainnya
Sebelum : Ny f mengatakan tidak ada masalah lainnya.
5. Spiritual
a. Keyakinan
Ny f mengatakan pasien dan keluarga meyakini bahwa apapun yang terjadi pada manusia
yang berupa penyakit atau lainnya itu semata-mata datangngnya dari Allah. Apalagi dengan
adanya bentuk tubuh seorang ibu yang berubah ketika setelah melahirkan pastinya Allah
membalas pahala untuk seorang ibu yang penting ikhlas.
b. Nilai
Ny f mengatakan nilai moral kepada manusia seharusnya berbuat kebaikan, dan jangan
berbuat buruk sebab bila melakukan kebaikan serta ikhlas inshaAllah dengan Allah diganti
dengan sebuah pahala, begitu pun sebaliknya bila melakukan keburukan kepada manusia
Allah akan menggantinya dengan dosa.
c. Kegiatan ibadah
Sebelum : Ny f mengatakan pasien sebelum melahirkan menunaikan ibadah sholat 5 waktu
dan mengaji dirumah.
Sesudah : Ny f mengatakan pasien masih dalam masa nifas dan tidak diperbolehkan untuk
melakukan ibadah sholat 5 waktu dan mengaji.
Distress spiritual
Lain-lain, jelaskan..........
Post partum
MASALAH / ETIOLOGI
N
DATA DIAGNOSA
O
KEPERAWATAN
Ny f mengatakan khawatir
adanya penolakan dari orang lain Kurangnya
(suami)
pengetahuan
NY f mengatakan masih tentang
merasamalu berkumpul dengan
orang sekitar. Perubahan
bentuk tubuh
RR:22 x/mnt
Khawatir
adanya
- menyembunyikan anggota
tubuh bagian perut. penolakan
Gangguan
citra tubuh
X. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Pukul
18. Identifikasi harapan citra tubuh dalam 2x pertemuan selama 2
Hari/ Tgl/
Dx Jam Implementasi Paraf Jam Evaluasi (SOAP) Paraf
Shift
Jum’at Gangguan 13.00 1. Mengidentifikasi harapan citra tubuh pada 15.30 S : pasien mengatakan mulai ada rasa percaya diri
28/08/20 citra tubuh pasien lagi meskipun masih ada perubahan bentuk
R/ Pasien merasa angota tubuhnya anggota tubuh bagian perutnya.
bagian perut masih bisa untuk kembali
O : k/u baik, kesadaran composmentis, gcs: 4,5,6
semula.
TD: 120/80 mm/Hg
13.25 2. Mengidentifikasi Budaya , agama, jenis N: 80x/mnt
kelamin, dan usia terkait citra tubuh
S: 36,7 C°
R/ Pasien suku madura, agama islam,
RR:20 x/mnt
perempuan, berusia 19 Th
3. Memonitor pasien dapatkan melihat
13.30 - Ny f tampak mulai percaya diri
bagian tubuh yang berubah
R/ pasien dapat melihat bagian tubuhnya
- Ny f kooperatif saat dilakukan implementasi
Sabtu, 13.00 6. Mendiskusikan apakah adanya kejadian 15.00 S : pasien mengatakan semakin percaya diri lagi
29/08/20 stres terhadap konsidinya yang meskipun masih ada perubahan bentuk anggota
mempengaruhi citra tubuh tubuh bagian perutnya dan mulai berkumpul-
R/ pasien tidak merasa adanya tanda- kumpul dengan orang sekitar.
tanda bahwa pasien stres terhadap
O : k/u baik, kesadaran composmentis, gcs: 4,5,6
kondisinya.
13.25 7. Mendiskusikan presepsi pasien TD: 110/80 mm/Hg
mengenai perubahan fisik yang di alami.
R/ pasien merasa semua ibu yang baru N: 80x/mnt
melahirkan pasti memiliki perubahan S: 36,6 C°
yang sama dengan dirinya
RR:24 x/mnt
8. Menganjurkan mengungkapkan
gambaran diri terhadap citra tubuh
13.40 - Ny f tampak percaya diri
R/ pasien menjelaskan bahwa dirinya
- Ny f kooperatif saat dilakukan implementasi
berguna namun hanya saja merasa
- Ny f tidak menyembunyikan bagian anggota
kurang percaya diri dalam penampilan
tubuh bagian perutnya.
9. Menganjurkan menggunakan alat bantu
- Ny f tampak tenang
14.00 (misalnya pakaian, wig, kosmetik)
A : masalah teratasi
R/ pasien mengerti biasanya
menggunakan pakaian yang panjang di P : hentikan intervensi
bawah pinggang dan tidak ketat supaya
perutnya tidak terlalu terlihat besar.
A.Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien:
S : klien mengatakan tidak percaya diri terhadap adanya perubahan anggota
bentu tubuh bagian perutnya.
O : klien tampak menyembunyikan anggota tubuh bagian perut, Adanya
perubahan anggota tubuh bagian perut.
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan Citra Tubuh
3. Tujuan Keperawatan
Melaksanakan SP 1 yaitu : Mengidentifikasi identitas klien, harapan citra
tubuh pada klien, monitor perubahan tubuh klien, diskusi dengan klien terkait
kondisi fisik, diskusi mengenai perubahan fisik dengan harga diri klien.
4. Tindakan Keperawatan
1) Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan cara mengucapkan
salam terapeutik.
2) Identifikasi harapan citra tubuh pada pasien
3) Identifikasi Budaya , agama, jenis kelamin, dan usia terkait citra tubuh
4) Monitor pasien dapatkan melihat bagian tubuh yang berubah
5) Diskusikan dengan pasien terkait kondisi fisik dan fungsinya
6) Buat dan masukkan pada jadwal harian pasien
7) Kontrak untuk pertemuan berikutnya
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
2) Evaluasi :
3) Validasi : “ Apa yang mbak lakukan dengan perasaan yang dirasakan saat
ini “?R/: biasanya pakai korset siapa tahu bisa berubah .
2. Fase Kerja
a) Mengidentifikasi harapan citra tubuh pada pasien
“ mbak saya ingin mengerti harapan citra tubuh yang bagaimana menurut
mbak dengan kondisi yang saat ini terjadi”? R/: ya seperti sediakala
sebelum melahirkan bentuk badan yang ideal,kadang pasa suami juga
merasa kurang percaya diri.
b) Mengidentifikasi Budaya , agama, jenis kelamin, dan usia terkait citra
tubuh
“ mbak boleh saya bertanya soal identitas mbak meliputi budaya, agama,
dan usia”? R/: Madura disini, 20 tahun jalan”.
c) Memonitor pasien dapatkan melihat bagian tubuh yang berubah
“ mbak anggota tubuh bagian mana yang menurut mbak untuk saat ini
mengalami perubahan setelah melahirkan “? R/: seperti yang saya tadi
cerita dibagian perut, ingin berubah seperti sebelum melahirkan”.
d) Mendiskusikan dengan pasien terkait kondisi fisik dan fungsinya
“ mbak mari kita saling sharing bertukar cerita terkait perubahan fisik
maupun fungsinya terlebih dulu saya juga pernah mengalami hal yang
sama seperti mbak”.R/: iya mbak”.
e) Mendiskusikan dengan pasien mengenai perubahan fisiknya dengan harga
dirinya
“ begini mbak, saat saya belum mengetahui jikalau mengalami
perubahan bentuk tubuh setelah melahirkan adalah hal yang lumrah
mbak dan dapat diatasi dengan menjaga pola makan, istirahat,
beraktivitas dan berolahraga dengan teratur saya dapat merubah kondisi
tubuh menjadi sediakala mbak dulu saat hamil BB saya naik hingga
tembus 70kg dan Alhamdulillah mbak dengan usaha bisa kembali seperti
sebelum hamil, begitupun mbak tidak perlu merasa tidak percaya diri
lagi ya mbak…”.R/: iya mbak”.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif : “Bagaimana perasaan mbak sekarang setelah kita
berbincang-bincang dan saling bertukar cerita”? R/: ya alhamdulilah saya
mulai ada rasa percaya diri lagi setelah mbak berbincang-bincang
meskipun masih ada perubahan bentuk anggota tubuh bagian perutnya.
b. Evaluasi Objektif :
- Klien tampak mulai percaya diri
- Klien kooperatif saat dilakukan implementasi
- Klien tidak menyembunyikan bagian anggota tubuh bagian perutnya.
- Klien tampak tenang
c) Validasi :
“ bagaimana mbak sudah bisa menyimpulkan perbincangan hari
ini?”coba di ulangi bagaimana cara supaya perubahan bentuk tubuh
dapat kembali sediakala dan siapa saja yang dapat memiliki perubahan
yang sama seperti mbak “?.R/: seperti berolahraga, pakai korset tidak
serat,rutin minum air”.ya pada umumnya setiap seorang melahirkan pasti
mengalami perubahan”.
A.Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien:
S: klien mengatakan semakin percaya diri meskipun terhadap adanya
perubahan anggota bentu tubuh bagian perutnya.
O: klien tampak percaya diri
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Citra Tubuh
3. Tujuan Keperawatan :
Melaksanakan SP 2 yaitu menjelaskan dan bertanya-tanya diskusi apakah
adanya kejadian stres terhadap konsidinya yang mempengaruhi citra tubuh,
presepsi pasien mengenai perubahan fisik yang di alami, anjurkan
mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh, anjurkan menggunakan
alat bantu (misalnya pakaian, wig, kosmetik), dan latihan peningkatan
penampilan diri.
4. Tindakan Keperawatan
1) Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan cara mengucapkan
salam terapeutik.
2) Evaluasi dan validasi pertemuan 1
3) Diskusikan apakah adanya kejadian stres terhadap konsidinya yang
mempengaruhi citra tubuh
4) Diskusikan presepsi pasien mengenai perubahan fisik yang di alami.
5) Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh
6) Anjurkan menggunakan alat bantu (misalnya pakaian, wig, kosmetik)
7) Latih peningkatan penampilan diri
B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
4. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
“ masih ingat dengan saya mbak,”?R/: iya masih ingat mbak mega kan
ya?”.
2) Evaluasi :
3) Validasi :
“ apa yang mbak lakukan dengan perasaan yang dirasakan hari ini”? R/
saya mencoba berkumpul-kumpul kembali bersosialisasi dengan orang
sekitar”.
“ coba mbak sebutkan apa saja yang kemarin kita perbincangkan”? R/:
iya mbak, kita kemarin berdiskusi tentang sharing perubahan bentuk tubuh
setelah melahirkan, cara mengatasi seperti berolahraga ringan teratur
tiap hari ± 15 menit”.
“ iya mbak betul sekali, wah daya ingat mbak tajam sekali ya”. R/ iya mb
5. Fase Kerja
a. Mendiskusikan apakah adanya kejadian stres terhadap konsidinya yang
mempengaruhi citra tubuh
“ apa yang mbak rasakan pada saat mengalami perubahan bentuk
anggota tubuh bagian perut, merasa stress kah sampai-sampai muncullah
perasaan adanya gangguan citra tubuh”?R/: tidak si biasa saja tidak
sampek stress hanya merasa malu dan kurang percaya diri”.
b. Mendiskusikan presepsi pasien mengenai perubahan fisik yang di alami.
“ apa menurut pandangan mbak mengenai perubahan fisik yang saat ini
sedang di alami”? apa mbak merasa tidak bisa mengalami perubahan
kembali seperti kesediakala dan apa mbak beranggapan hanya mbak saja
yang mengalami perubahan bentuk tubuh “?adanya ketidakgunaan mbak
untuk orang sekitar mbak”?.R/:ya biasalah namanya juga orang baru
melahirkan kayak gitu sudah biasa,bisa asalkan ada usaha dan olahraga
pasti bisa,tidaklah pasti semua orang yang melahirkan pasti
merasakan,tidak begitu tidak berguna biasa aja”.
c. Menganjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh
“ coba mbak ungkapkan dengan keadaan mb yang saat ini terjadi, apakah
mbak merasa terasingkan oleh orang sekitar”? atau merasa adanya
ketidakgunaan mbak berapa di antara anggota keluarga atau orang
sekitar “? R/: tidak sih bukan merasa terasingkan apalagi sudah menjadi
seorang ibu pasti saya dibutuhkan anak saya,tidaklah pasti ada gunanya
“.
d. Menganjurkan menggunakan alat bantu (misalnya pakaian, wig, kosmetik)
“ saya ingin tahu apa solusi mbak terhadap kondisi mbak saat ini,
dapatkah mbak meminimalisir keadaan untuk sementara ini “?R/:ya
seperti menjaga penampilan bersolet,menjaga penampilan,bersolek
setelah mandi ya seperti itu”.
e. Melatih peningkatan penampilan diri
“ apa yang biasanya mbak lakukan untuk menambah keelokan penampilan
sehingga mbak juga merasa bahwa tidak ada yang perlu di khawatirkan
meski memiliki perubahan terhadap anggota tubuh bagian perut”? R/:ya
seperti memakai sabuk korset,terus memakai pakaian yang pas ke badan
supaya tidak terlalu ketat untuk mempercaya diri”.
6. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif :
“Apa Ibu sudah mengerti mengenai hasil diskusi tadi?” R/: saya semakin
percaya diri lagi meskipun masih ada perubahan bentuk anggota tubuh
bagian perutnya .
b. Evaluasi objektif :
- Klien tampak percaya diri
- Klien kooperatif saat dilakukan implementasi
- Klien tidak menyembunyikan bagian anggota tubuh bagian perutnya.
- Klien tampak tenang
c. Validasi :
“Bagaimana mbak sudah merasa lega dan mengerti?” coba di ulangi
seperti apa cara meningkatakn penampilan supaya terlihat menarik”?
R/:seperti bersolek,berpenampilan menarik”.
http://www.slideshare.net/septianraha/asuhan-keperawatan-pada-ny-d-dengan-post-
partum-normal-di-wilayah-kerja-puskesmas-delanggu-klaten diakses pada
tanggal 23 agustus 2020
http://serangkai-bacaan.blogspot.co.id/2014/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html
diakses pada tanggal 23 agustus 2020
Brunner, Suddarth. 2011. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol.3. EGC.
Jakarta
DPP PPNI, Tim Pokja SIKI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP PPNI
DPP PPNI, Tim Pokja SLKI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP PPNI
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler (2000), Rencana
Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien Edisi 3, Peneribit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Smeltzer, S.C., 2010, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.
Stuart dan Sundeen. 1995. Buku Keperawatan (Ahli Bahasa) Achir Yani S.Hamid,
Edisi 3. Jakarta : EGC.