Oleh :
KELOMPOK D
1. Yahya Afisena
2. Weni Desiana
3. Ni Kadek Heni
4. Fredha Adi Wardhana
5. Dhino Kharisma Putra
6. Bayu Tri Utami
7. Ika Setyarini
Penggunaan Jelly Dan Air Pada Pemeriksaan EKG Di Ruang ICCU RSUD
Blambangan
P (Problem) Dalam hal ini, Problem atau masalah yang ditemukan adalah
efektifitas penggunaan jelly dan air pada pemeriksaan EKG
I (Intervensi) Intervensi yang diberikan pada pasien yaitu penggunaan jelly dan air
pada saat pemeriksaan EKG
C
1. Efektifitas hasil perekaman ekg dengan menggunakan konduktor jeli dan
(comparator air pada pasien penyakit jantung koroner (pjk) di ruang intensive cardio
) vascular care unit (icvcu) rsud dr. Moewardi
2. Pengaruh penggunaan jelly dan air ledeng Terhadap potensial
aksi elektrokardiogram
O (outcome) Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa lebih efektif penggunaan
jelly sebagi konduktor dalam pemeriksaan EKG karena dapat
mencegah peningkatan potensial aksi pada EKG dan meminimalisir
kejadian artefak pada hasil perekaman EKG
Data Pasien
D. Evaluasi
E. Dokumentasi
1. Catat hasil tindakan di catatan perawat (tanggal, jam, paraf, nama terang, kegiatan
dan hasil pengamatan)
DAFTAR PUSTAKA
Mawarti, Retno., Trisetiyaningsih, Yanita., Nazila, Zuzun. 2012. Buku Panduan
Praktek Laboratorium Keperawatan kritis. PSIK STIKES A. Yani Yogyakarta :
Yogyakarta.
Gambaran artefak dapat terjadi karena beberapa hal seperti rambut dada berlebihan,
kulit berkeringat khususnya ditempat elektroda melekat, elektroda kehilangan kontak
dengan kulit klien dan klien menyentuh objek metal atau kawat penghantar menyentuh
objek metal selama perekaman EKG berlangsung. Selain sebab diatas, artefak dapat
juga disebabkan oleh pemberian jeli penghantar yang sangat kurang, atau kering dan
penggunaan media penghantar yang tidak sesuai seperti penggunaan air ledeng
(Atwood. S, Stanton. C & Storey. J, 1996; poernomo. H, Basuki. M & Widjaja. D,
2003).
Guna mengatasi kejadian artefak, ada beberapa cara yang dapat dilakukan yakni ;
saat dilakukan perekaman EKG sebaiknya bersihkan dada klien dari kotoran dengan
menggunakan alkohol, pada klien yang memiliki bulu dada lebat lakukan pencukuran
(bila memungkinkan), bersihkan kulit klien dari keringat terutama tempat meletakkan
elektroda EKG, berikan jelly yang cukup antara kulit dengan elektroda, pasang kabel
ground pada alat EKG (bila ada), jauhkan alat eletronik yang ada didekat klien,
anjurkan klien untuk tidak menyentuh besi tempat tidur selama perekaman.
Jeli elektrode merupakan jeli khusus yang biasa digunakan untuk perekaman
EKG. Jeli elektrode berisi hydroxyethylcellulose, keseimbangan pH dan tidak
menyebabkan iritasi pada kulit. Hydroxyethylcellulose adalah jeli yang berasal dari
selulosa. Hydroxyethylcellulose dapat menyebabkan retensi air dan adhesi.Selain itu
jeli elektrode juga mengandung salin untuk meningkatkan konduktivitas listrik. Namun
penggunaan konduktor EKG yg berupa jeli ini juga mempunyai beberapa kekurangan,
diantaranya adalah jeli bersifat lengket, sehingga elektroda menjadi kotor dan pasien
merasa kurang nyaman. Selain itu jeli elektroda harganya juga relatif mahal (James,
2008).
Air murni dalam keadaan normal merupakan konduktor yang buruk. Akan
tetapi bila air ditambahakan elektrolit, maka akan menjadi konduktor yang baik. Oleh
karena itu, larutan salin (natrium klorida dalam air) atau air ledeng yang mengandung
berbagai elektrolit adalah konduktor yang baik (James, 2008). Sifatsifat air diantaranya
adalah air memiliki konduktivitas listrik spesifik (25 ° C) 1x1017 /ohm — cm dan
konduktivitas listrik pada air paling sedikit 1000 kali lebih besar daripada cairan non
metalik pada suhu ruangan (Gabriel, 2002).
Fungsi jeli sebagai konduktor untuk meningkatkan konduksi listrik antara kulit
dan elektrode. Pemberian jeli juga dapat menurunkan resistensi antara elektrode dan
kulit sehingga diperoleh gambaran EKG yang jelas.