Agnes Revita
Bayu Tri Utami
Badriatul Muniroh
Dayu Agista Inggidia Sharon
Dilla Ferdiniatasya
Mega Indriyani
Moh. Dhiya Najmi
Nisa Harsintania
Restu Kurnia
Zakaria
NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah
bahan/zat/obat jika masuk kedalam tubuh manusia akan
mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat, sehingga
menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi
sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan serta
ketergantungan terhadap NAPZA (BNP Jabar, 2010).
“Narkoba adalah semua zat padat, cair maupun gas yang dimasukan
kedalam tubuh yang dapat merubah fungsi dan struktur tubuh secara
fisik maupun psikis” (WHO, 1982)
NARKOTIKA
Menurut Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 Pasal 1 Narkotika adalah Obat atau zat
yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis Maupun bukan sintetis
yang menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakanya.
1. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan
dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi
2. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan
terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Amphetamine
3. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital.
4. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan
dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam ( BK,
DUM ).
Penandaan obat psikotropika yaitu lingkaran
berwarna merah, dengan huruf K berwarna
hitam menyentuh garis tepi berwarna hitam
Zat adiktif
Zat adiktif adalah bahan atau zat yang dapat menimbulkan kecanduan dan
ketergantungan bagi pemakainya. Yang dimaksud disini adalah bahan/zat yang
berpengaruh psikoaktif diluar yang disebut Narkotika dan Psikotropika
Untuk napza sendiri contohnya, jenis terapi tergantung dari jenis zat
yang dipakai paling banyak/paling menyebabkan ketergantungan.
Karena biasanya seorang dengan adiksi tak hanya menggunakan
satu jenis zat saja, tapi juga bersama dengan zat lainnya. Ada jenis
terapi yang menggunakan obat dan non obat. Yang obat biasanya
menggunakan zat pengganti/substitusi yang lebih aman seperti
metadon, buprenorfin, subokson (buprenorfin + nalokson) atau
penggunaan obat lain untuk mengurangi penderitaan selama proses
pengurangan penggunaan zat. Untuk non obat berupa terapi perilaku
(berkelompok) di mana pasien dibimbing untuk hidup normal tanpa
menggunakan zat (napza) dengan berbagai kegiatan yang
membangun. Kegiatan terapi untuk adiksi bisa dilakukan baik rawat
inap maupun rawat jalan.
Beberapa faktor risiko yang diduga mempengaruhi kerentanan
seseorang untuk mengalami kecanduan adalah sebagai berikut :
■ Genetika
■ Usia muda
■ Trauma masa kecil (kekerasan, seksual)
■ Gangguan ADD / ADHD
■ Gangguan mental seperti depresi dan psikosis