Anda di halaman 1dari 26

KOMUNIKASI EFEKTIF

PADA LANSIA
FRANSISKA ERNA DAMAYANTI
KONTEN MATERI

1. Teknik Komunikasi pada lansia


2. Hambatan komunikasi pada lansia
3. Teknik perawatan lansia
4. Penerapan model komunikasi pada lansia
Teknik Komunikasi pada Lansia

• Teknik Asertif
Asertif adalah sikap dapat menerima, memahami pasangan bicara
dengan menunjukkan sikap peduli, sabar untuk mendengarkan dan
memperhatikan ketika pasangan bicara agar maksud komunikasi
atau pembicaraan dapat dimengerti.
• Responsif
Berespon artinya bersikap aktif, tidak menunggu permintaan
bantuan dari klien. Sikap aktif dari petugas kesehatan ini akan
menimbulkan perasaan tenang bagi pasien.
Lanjutan...

• Fokus
Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap
materi komunikasi yang diinginkan.
• Supportif
Sikap ini dapat menumbuhkan kepercayaan diri klien lansia sehingga
lansia tidak merasa menjadi beban bagi keluarganya, dengan
demikian diharapkan klien menjadi termotivasi untuk mandiri dan
dapat berkarya sesuai kemampuannya. Dukungan diberikan baik
secara materiil maupun moril.
Lanjutan

• Klarifikasi
Klarifikasi dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan ulang
dan memberi penjelasan lebih dari satu kali agar pembicaraan kita
dapat diterima dan dipersepsikan sama dengan klien.
• Sabar dan Ikhlas
Terkadang klien lansia mengalami perubahan yang merepotkan dan
kekanak – kanakan. Perubahan ini perlu disikapi dengan sabar dan
ikhlas agar perawat tidak menjadi jengkel dan tetap tercipta
komunikasi yang terapeutik dan juga tidak menimbulkan kerusakan
hubungan antara klien dengan perawat.
Komunikasi dengan lansia dapat
terganggu jika ada sikap agresif
dan nonasertif
1. Agresif

• Berusaha mengontrol & mendominasi orang lain.


• Meremehkan orang lain.
• Menonjolkan diri sendiri.
• Mempertahankan haknya dengan menyerang
orang lain.
• Mempermalukan orang lain di depan umum, baik
dengan perkataan maupun perbuatan.
2. Nonasertif

• Menarik diri bila diajak bicara.


• Merasa rendah diri.
• Merasa tidak berdaya.
• Tidak berani mengungkapkan keyakinan.
• Pasif.
• Mengikuti kehendak orang lain.
• Membiarkan orang lain membuat keputusan untuk dirinya.
• Mengorbankan kepentingan diri sendiri untuk menjaga hubungan baik
dengan orang lain.
Teknik agar komunikasi dapat berlangsung efektif,
antara lain:

• Mulai komunikasi dengan mengecek fungsi pendengaran


klien.
• Keraskan suara jika perlu.
• Dapankan perhatian klien sebelum berbicara. Pandanglah
klien sehingga klien dapat melihat mulut kita.
Lanjutan

• Atur lingkungan sehingga menjadi kondusif untuk


komunikasi yang baik. Kurangi gangguan visual
dan auditori. Pastikan pencahayaan cukup.
• Ketika merawat orang tua dengan gangguan
komunikasi, ingat kelemahannya.
Lanjutan

• Jangan berharap untuk berkomunikasi dengan cara yang sama


dengan orang yang tidak mengalami gangguan komunikasi
• Berbicara dengan pelan dan jelas saat menatap matanya, gunakan
kalimat pendek dan bahasa yang sederhana.
• Bantu kata – kata anda dengan isyarat visual.
• Ringkaslah hal – hal yang penting dari pembicaraan.
• Berikan klien waktu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
anda
Lanjutan

• Biarkan klien membuat kesalahan, jangan menegurnya secara


langsung, tahan keinginan untuk menyelesaikan kalimat.
• Jadilah pendengar yang baik.
• Arahkan ke suatu topic pada suatu saat.
• Ikutkan keluarga atau yang merawat dalam ruangan. Biasanya
orang terdekat paling akrab dengan pola komunikasi klien dan
dapat membantu proses komunikasi.
Teknik dalam perawatan Lansia pada reaksi
penolakan

• Penolakan adalah ungkapan ketidakmampuan


seseorang untuk mengakui secara sadar terhadap
pikiran, keinginan, perasaan atau kebutuhan
pada kejadian – kejadian nyata atau sesuatu yang
merupakan ancaman.
• Penolakan merupakan reaksi ketidaksiapan lansia
menerima perubahan yang terjadi pada dirinya
Langkah untuk menghadapi klien lansia dengan
penolakan, antara lain :

1. Kenali segera reaksi penolakan. Biarkan klien bertingkah laku pada


tenggang waktu tertentu untuk beradaptasi.
Kemudian lakukan :
• Identifikasi pikiran – pikiran yang paling membahayakan
dengan cara mengobservasi klien bila sedang dalam puncak
reaksi.
• Ungkapkan kenyataan yang dialami klien secara perlahan.
• Jangan menyokong penolakan klien
Lanjutan..

• Orientasikan klien lansia pada pelaksanaan perawatan diri sendiri


untuk mempermudah proses penerimaan klien terhadap
perawatan yang akan dilakukan serta upaya untuk memandirikan
klien dengan cara sbb:
• Libatkan klien dalam perawatan dirinya.
• Puji klien karena usahanya.
• Membantu klien untuk mengungkapkan keresahan atau perasaan
sedihnya dengan menggunakan pertanyaan terbuka,
mendengarkan dan meluangkan waktu bersama
Lanjutan...

• Libatkan keluarga atau pihak terdekat untuk membantu perawat


memperoleh sumber informasi atau data dan mengefektifkan
rencana / tindakan agar dapat terealisasi dengan baik. Dapat
dilakukan dengan cara :
• Melibatkan keluarga atau pihak terdekat dalam membantu klien
untuk menentukan perasaanya.
• Meluangkan waktu untuk menerangkan kepada mereka yang
bersangkutan tentang masalah klien dan hal – hal yang dapat
dilakukan dalam rangka membantu.
Lanjutan

• Hendaknya pihak lain memuji usaha klien dalam usaha untuk


menerima kenyataan.
• Menyadarkan pihak terkait akan pentingnya hukuman (bukan fisik)
apabila klien menggunakan penolakan.
PENERAPAN MODEL KOMUNIKASI PADA LANSIA

Model Komunikasi Shannon Weaver


• Diperlukan keterlibatan anggota keluarga sebagai transmitter
untuk mengenal lebih jauh tentang klien.
• Kelebihan : melibatkan anggota keluarga atau orang yang lain
yang berpengaruh.
• Kekurangan: memerlukan waktu yang cukup lama karena klien
dalam reaksi penolakan sehingga tidak dapat melakukan evaluasi
karena tidak ada feed back
Model Leary

• Antar individu saling mempengaruhi dan dipengaruhi,


dimana respon seseorang dipengaruhi oleh bagaimana
orang tersebut diperlakukan.
• Kelebihan : terjadinya interaksi atau relationship
antara perawat dengan klien sehingga masalah dapat
diselesaikan.
• Kekurangan : perawat lebih dominan dank lien patuh.
Model Terapiutik

• Membantu mendorong melaksanakan komunikasi dengan


empati, menghargai dan harmonis.
• Kelebihan : dengan teknik komunikasi yang baik lansia
akan lebih paham apa yang kita bicarakan; koping
efektif.
• Kekurangan : kondisi empati kurang cocok diterapkan
pada lansia dengan reaksi penolakan.
Model Keyakinan kesehatan

• Menekankan pada persepsi klien untuk mencari sehat,


menjauhi sakit, merasakan adanya ancaman/ manfaat
untuk mempertahankan kesehatannya.
• Kelebihan : lansia yang mengetahui akan adanya ancaman
akan dapat bermanfaat dan sebagai barier dalam
melaksanakan tindakan pencegahan penyakit.
• Kekurangan : tidak semua lansia merasakan adanya
ancaman kesehatan
6. Model Komunikasi Kesehatatan

• Komunikasi berfokus pada transaksi antara professional


kesehatan-klien yang sesuai dengan permasalahan
kesehatan klien. Mencakup 3 faktor :
a. Relationship
Perawat mengadakan komunikasi dengan klien
menggunakan ilmu psikososial dan tekhnik komunikasi.
Lanjutan..

• b. Transaksi
Dalam berkomunikasi hendaknya disepakati untuk
menyelesaikan masalah klien. Perawat harus berhati –
hati mencari informasi dari klien, memberikan feed
back (verbal/nonverbal)secara berkesinambunagn.
c. Konteks
Perawat harus mengetahui situasi dan permasalahan
yang dihadapi klien.
Lanjutan

• Kelebihan : dapat menyelesaikan masalah dengan tuntas. Klien


merasa dekat dengan perawat dan merasa diperhatikan.
• Kekurangan: membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan
permasalahan. Fasilitas pelayanan harus lengkap.
7. Model Interaksi King

• Pada model ini intinya adalah kesepakatan sebelum mengadakan


interaksi dengan klien lansia. Perawat harus mempunyai persepsi
secara ilmiah yang dikomunikasikan pada klien dan kemudian
disepakati dengan klien sehingga terjadi reaksi – interaksi dan
transaksi.
• Kelebihan : komunikasi sesuai dengan tujuan jika klien
kooperatif.
• Kekurangan: klien lansia dengan penolakan akan mengalami
kesulitan untuk dilakukan komunikasi model ini karena tidak
kooperatif.
• TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai