Anda di halaman 1dari 7

PELAYANAN KESEHATAN JIWA KOMPREHENSIF

Pelayanan keperwatan komprehensif diberikan pada masyarakat pasca bencana


dengan kondisi masyarakat yang sangat beragam dalam rentang sehat-sakit yang
memerlukan pelayanan keperawatan pada tingkat pencegahan primer, sekunder,
dan tersier. Pelayanan keperawatan kesehatan jiwa yang komprehensif mencakup 3
tingkat pencegahan, yaitu :

1. PENCEGAHAN PRIMER
Fokus pelayanan keperawatan jiwa pada peningkatan kesehatan
pencegahan terjadinya gangguan jiwa
Tujuan pelayanan adalah mencegah terjadinya gangguan jiwa,
mempertahankan dan meningkatakan kesehatan jiwa.
Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang sehat jiwa dan belum
mengalami gangguan jiwa sesuai dengan kelompok umur yaitu anak-anak,
remaja dewasa, usia lanjut
Aktivitas pada pencegahan primer adalah :a
a. Program Pendidikan kesehatan, program stimulasi perkembangan,
program sosialisasi, manajemen stress, persiapan orang tua

Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah :

1) Pendidikan kesehatan orang tua


Pendidikan menjadi orang tua
Perkembangan anak sesuai usia
Memantau dan menstimulasi perkembangan
Mensosialisasikan anak dengan lingkungan
2) Cara mengatasi stress
Stress pekerjaan
Stress perkawinan
Stress sekolah
Stress pasca bencana
b. Program dukungan sosial diberikan pada anak yatim, kehilangan
pasangan, kehilangan pekerjaan, kehilnagan rumah/tempat tinggal,
yang semua ini memungkinkan terjadi akibat bencana

Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah :

1) Memberikan informasi cara nmengatasi kehilangan


2) Menggerakkan dukung masyarakat seperti menjadi orang tua
asuh bagi anak yatim piatu
3) Melatih keterampilan sesuai kehilngan masing- masing untuk
mendapatkan pekerjaan
4) Mendapatkan dukungan pemerintah dan LSM untuk memperoleh
tempat tinggal
c. Program pencegahan penyalahgunaan obat

Penyalahgunaan obat sering digunakan sebagai koping untuk


mengatasi masalah

Kegiatan yang dapat dilakukan :

1) Pendidikan kesehatan melatih koping positif untuk mengatasi


stress
2) Latihan asertif yaitu mengungkapan keingina dan perasaan
tanpa menyakiti orang lain
3) Latihan afirmasi dengan menggunakan aspek-aspek positif yang
ada pada diri seseorang
d. Program pencegahan Bunuh Diri

Bunuh diri merupakan salah satu cara menyelasaikan masalah oleh


individu yang mengalami keputusasaan. Oleh karena itu perlu dilakukan
nprogram :

1) Memberikan informasi untuk meningkatkan kesadaran


masyarakat tentang tanda-tanda bunuh diri
2) Menyedikan lingkungan yang aman untuk mencegah bunh diri
3) Melatih keterampilan koping yang adaptif
2. PENCEGAHAN SEKUNDER
Fokus pelayanan keperawatan jiwa pada tingkat pencegahan sekunder
adalah deteksi dini masalah psikososial dan gangguan jiwa serta
penanganan dengan segera
Tujuan pelayanan adalah mencegah dan menurunkan kejadian gangguan
jiwa
Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang berisiko/gangguan jiwa
(telah melakukan faktor risiko) dan memperlihatkan tanda-tanda masalah
psikososial dan gangguan jiwa.
Aktivitas pada pencegahan sekunder adalah :
a. Menemukan kasus sedini mungkin dengan cara memperoleh informasi
dari berbagai sumber seperti masyarakat, tim kesehatan lain,
penemuan langsung
b. Melakukan penjaringan kasus dengan melakukan langkah langkah
sebagai berikut ;
1) Melakukan pengkajian dua menit untuk memperoleh data fokus
pada semua pasien yang berobat ( pasien dengan keluhan fisik )
di puskesmas
2) Jika ditemukan tanda-tanda berkaitan dengan kecemasan, depresi
maka lanjutkan pengkajian dengan mengguinakan pengkajian
keperawatan kesehatan jiwa
3) Mengumumkan kepada masyarakat tentang gejala dini gangguan
jiwa (ditempat-tempat umum)
4) Memberikan perawatan dan pengobatan cepat terhadap kasus
baru yang ditemukan sesuai standar pendelegasian program
pengobatan (Bekerjasama dengan dokter) serta memonitor efek
samping obat, gejala dan kepatuhan pasien minum obat.
5) Bekerjasama dengan perawat komunitas dalam pemberian
perawatan dan pengobatan lain yang dibutuhkan pasien untuk
mengatsi gangguan fisik yang dialami ( jika ada gangguan fisik
yang memerlkan pengobatan bekerjasama dengan dokter)
6) Melibatkan keluarga dalam pemberian perawatan dan
pengobatan, mengajarkan keluarga agar melaporkan segera
kepada perawat jika ditemukan adnya tanda-tanda yang tidak
biasa, dan melakukan rujukan jika mengancam keselamatan jiwa
7) Penanganan kasus bunuh diri dengan menempatkan pasien
ditempat aman., melakukan pengawasan menguatkan koping, dan
melakukan rujukan jika mengancam keselamatn jiwa
8) Menempatkan pasien di tempat yang aman sebelum dirujuk
dengan menciptakan li ngkungan yang tenang , dan stimulus yang
minimal.
9) Melakukan terapi modalitas yaitu berbagai terapi keperawata jiwa
untuk membantu pemulihan pasien seperti terapi aktivitas,
kelompok, terapi keluarga , terapi lingkungan.
10) Memfasilitaskan self-help group (kelompok swabantu pasien,
keluarga atau kelompok masyarakat pemerhati) berupa kegitan
kelompok yang membahs masalah - masalah yang terkait dengan
kesehatan jiwa dan cara penyelesainnya .
11) Hotline service untuk intervensi krisi yaitu pelyana dalam 24 jam
melalui telepon berupa pelayanan konseling.
12) Melakukan tindak lanjut (foloow up) dan rujukan kasus.

3. PENCEGAHAN TERSIER
Fokus pelayanan keperawatan jiwa pada peningkatan fungsi dan
sosialisasi serta pencegahan kekambuhan pada pasien gangguan jiwa
Tujuan pelayanan adalah mengurangi kecacatan/ketidakmamopuan akibat
gangguan jiwa dan pemulihan optimal
Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang mengalami gangguan
jiwa pada tahap pemulihan
Aktivitas pada pencegahan tersier adalah :
a. Program dukungan sosial dengan menggerakkan sumber-sumber
dimasyarakat(tetangga, teman dekat, tokoh masyarakat),
pelayanan terdekat yang terjangkau masyarakat.

Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah:


1) Pendidikan kesehtan tentang prilaku dan sikap masyarakat
terhadap penerimaan pasien gangguan jiwa
2) Pentingnya pemanfaatan pelayanan kesehatan dan penanganan
pasien yang mengalami kekambuhan
b. Program rehabilitas dengan memberdayakan pasien dan keluarga
hingga madiri dan produktif. Fokus pada kekuatan dan
kemampuan pasien dan keluarga dengan cara :
1) Meningkatkan kemampuan koping yaitu belajar menungkapkan dan
meyelesaikan masalah dengan cara yang tepat
2) Mengembangkan sistem pendukung dengan memberdayakan
keluarga dan masyarakat
3) Menyedikan pelatihan kemampuan dan potensi yang
dikembangkan
4) Menyedikan lapangan kerja sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
5) Membantu pasien dan keluarga merencanakan masa depan
pasien
c. Program sosialisasi
1) Membuat tempat pertemuan untuk sosialisasi
2) Mengembangkan keterampilan hidup: kegiatan sehari-hari (ADL) ,
mengelola rumah tangga, mengembangkan hobi
3) Program rekreasi seperti nonton bersama, jalan santai, pergi
ketempat rekreasi
4) Kegiatan sosial dan keagamaan , contoh : arisan bersama,
pengajian, maajelis takhlim, legiatan adar
d. Program mencegah stigma

Stigma merupakan anggapan yang keliru dari masyarakat terhadap


gangguan jiwa. Oleh karena itu, perlu diberikan program mencegah
stigma untuk menghindari isolasi dan deskrimal terhadap gangguan
jiwa.

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan :


1) Melakukan pendidikan kesehtan kepda masyarakat tentang
kesehatan jiwa dan gangguan jiwa, serta sikap dan tindakan
menghargai pasien gangguan jiwa.
2) Pndekatan pada tokoh masyarakat atau orang berpengaruh
dalam rangka mensosialisasikan kesehatan jiwa dan gangguan
jiwa.
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI.2012. Modul Pelatihan Keperawatan jiwa


Masyarakat. Pusat pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan PPSDM Kesehatan kementrian Kesehtan RI.

Anda mungkin juga menyukai