0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
102 tayangan16 halaman
Program dukungan terhadap pelaku rawat lansia bertujuan membantu mengurangi beban psikologis dan fisik yang dialami pelaku rawat akibat tanggung jawab merawat lansia. Dukungan dapat berupa informasi, evaluasi, bantuan praktis, dan dukungan emosional dari keluarga dan tenaga kesehatan.
Program dukungan terhadap pelaku rawat lansia bertujuan membantu mengurangi beban psikologis dan fisik yang dialami pelaku rawat akibat tanggung jawab merawat lansia. Dukungan dapat berupa informasi, evaluasi, bantuan praktis, dan dukungan emosional dari keluarga dan tenaga kesehatan.
Program dukungan terhadap pelaku rawat lansia bertujuan membantu mengurangi beban psikologis dan fisik yang dialami pelaku rawat akibat tanggung jawab merawat lansia. Dukungan dapat berupa informasi, evaluasi, bantuan praktis, dan dukungan emosional dari keluarga dan tenaga kesehatan.
TERLIBAT MERAWAT LANSIA (PELAKU RAWAT LANSIA) KELOMPOK 7: YUNITA EKA P ARNY QURIATUZ Z DESI PUTRI UTAMI WIDIYA NINGSIH AINA NUR MAZIDAH JOSUE DA CONCIACAO NINDYA NURULIA ADITYA FANDI A. RIYANTOKO LATAR BELAKANG Menurut survey masyarakat di Indonesia, lansia atau elderly memiliki tingkat ketergantungan 3 kali lipat dari orang yang bukan lansia. Itu semua disebabkan oleh karena pada lansia terjadi perubahan secara fisiologis pada semua system yang menyebabkan gangguan pada fungsi fisik dan psikologisnya. Perlu ada peran yang besar dari keluarga sebagai orang-orang yang sangat dekat dengan klien untuk bagaimana bisa merawat dengan baik dan bahkan membuat lansia tersebut menjadi mandiri serta sejahtera di masa tuanya Kelelahan selama masa perawatan memberikan pengaruh munculnya respon negatif selama perawatan lansia. Perubahan perilaku keluarga (caregiver) yang merawat akan memberikan dampak pada kesehatan fisik dan mentalnya. Melihat dampak yang terjadi pada keluarga (caregiver) maka perlu dilakukan tindakan pencegahan yang bermanfaat bagi caregiver, khususnya dengan memberikan program dukungan terhadap orang yang terlibat merawat lansia. PENGERTIAN LANSIA Menurut WHO, lansia merupakan mereka yang berusia 65 tahun ke atas untuk Amerika Serikat dan Eropa Barat. Sedangkan di Negara-negara Asia, lansia adalah mereka yang berusia 60 tahun ke atas. TEORI TERJADINYA PROSES MENUA 1. Teori kesinambungan (Continuity Theory) 2. Teori Aktivitas (Activity Theory) 3. Teori Pelepasan (Disengagement Theory) 4. Teori Perkembangan PERAWAT LANSIA (CAREGIVER) Caregiver adalah seorang Individu yang secara umum merawat dan mendukung individu lain (pasien) dalam kehidupannya, caregiver mempunyai tugas sebagai emotional support, merawat pasien (memandikan, memakaikan baju, menyiapkan makan, mempersiapkan obat), mengatur keuangan, membuat keputusan tentang perawatan dan berkomunikasi dengan pelayanan kesehatan formal. Caregiver lansia dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Caregiver formal: perawatan yang disediakan oleh rumah sakit, psikiater, pusat perawatan ataupun tenaga profesional lainnya yang diberikan dan melakukan pembayaran 2. Caregiver non formal: perawatan yang dilakukan di rumah dan tidak profesional dan tanpa melakukan pembayaran seperti keluarga penderita yaitu istri/suami, anak perempuan/laki-laki, dan anggota keluarga lainnya KEBUTUHAN DASAR MERAWAT LANSIA Kebutuhan yang mendasar yang dibutuhkan lansia yang harus dipenuhi adalah kebutuhan kebersihan diri, nutrisi, istirahat, mobilisasi atau aktifitas fisik, kebutuhan dukungan sosial dan juga jika lansia mengalami masalah kesehatan dukungan pengobatan harus diberikan oleh keluarga atau pemberi perawatan. TUJUAN MERAWAT LANSIA Tujuan merawat lansia yang dilakukan oleh caregiver adalah membantu lansia dalam memenuhi kebutuhannya dan menjaga lansia agar tidak mengalami masalah karena sakit atau kecelakaan HAMBATAN YANG DIALAMI CAREGIVER SELAMA MERAWAT LANSIA Hambatan dan tuntutan yang dirasakan oleh caregiver dalam perawatan lansia berupa pemenuhan nutrisi (klien tidak suka makan, sulit makan, melanggar pantangan makan dan lupa aktivitas makannya), pemenuhan istirahat (tidak mau tidur dan pola tidur yang tidak teratur), pemenuhan eliminasi (pemakaian pampers, BAK dan BAB sembarangan), serta pemenuhan kebersihan diri (mandi). BEBAN YANG DIRASAKAN CAREGIVER DALAM MERAWAT LANSIA
Beban caregiver dalam perawatan lansia dapat
berasal dari internal dan eksternal. Beban internal dapat berupa beban fisik (capek dan pegal) dan beban psikologis (marah) sedangkan beban eksternal berasal dari perilaku lansia dan pekerjaan ganda yang harus dilakukan caregiver DUKUNGAN SOSIAL DALAM MERAWAT LANSIA
Keluarga yang berperan sebagai caregiver
mendapatkan dukungan dari internal yaitu suami/ istri, dan juga dari eksternal yang berasal dari luar keluarga seperti: kader lansia, dan tenaga kesehatan yang ada. Bentuk dukungan yang didapat berupa dukungan informal yang berasal dari kader posyandu, tenaga kesehatan baik itu perawat maupun dokter. MANFAAT DUKUNGAN KELUARGA Dukungan sosial keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial berbeda-beda dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Secara lebih spesifik, keberadaan dukungan sosial yang adekuat terbukti berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit dan dikalangan kaum tua, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi Ikatan kekeluargaan yang kuat sangat membantu ketika lansia menghadapi masalah, karena keluarga adalah orang yang paling dekat hubunganya dengan lansia. Dukungan keluarga memainkan peran penting dalam mengintensifkan perasaan sejahtera. Orang yang hidup dalam lingkungan yang bersikap suportif, kondisinya jauh lebih baik dari pada mereka yang tidak memilikinya. BENTUK DUKUNGAN LANSIA 1. Dukungan Informasional Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar) informasi. 2. Dukungan Penilaian Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah. 3. Dukungan Instrumental Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat serta terhindarnya penderita dari kelelahan. 4. Dukungan Emosional Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.